TERAPI BERMAIN
-
Upload
ditya-thiditz -
Category
Documents
-
view
105 -
download
1
description
Transcript of TERAPI BERMAIN
TERAPI BERMAIN
Oleh :
Kelompok VIIProgram Khusus B5-A
1. DEWA PUTU SUARTA 19.901.0566
2. I NYOMAN JENDRA 19.901.0583
3. NI KMG SRI PUSPARIANI 19.901.0606
4. NI WYN SINTIA RAHAYU 19.901.0626
5. ANI WEDHA LESTARI 19.901.0613
PROGRAM PROFESI (NERS)
STIKes WIRA MEDIKA PPNI BALI
TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bermain merupakan kebutuhan anak seperti halnya kasih sayang, makanan,
perawatan, dan lain-lainnya, karena dapat memberi kesenangan dan pengalaman hidup
yang nyata. Bermain juga merupakan unsur penting untuk perkembangan anak baik
fisik, emosi, mental, sosial, kreativitas serta intelektual. Oleh karena itu bermain
merupakan stimulasi untuk tumbuh kembang anak.
Terapi bermain adalah suatu bentuk permainan yang direncanakan untuk
membantu anak mengungkapkan perasaannya dalam menghadapi kecemasan dan
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan baginya. Bermain pada masa pra
sekolah adalah kegiatan serius, yang merupakan bagian penting dalam perkembangan
tahun-tahun pertama masa kanak-kanak. Hampir sebagian besar dari waktu mereka
dihabiskan untuk bermain (Elizabeth B Hurlock, 1999: 121). Dalam bermain di rumah
sakit mempunyai fungsi penting yaitu menghilangkan kecemasan, dimana lingkungan
rumah sakit membangkitkan ketakutan yang tidak dapat dihindarkan (Sacharin, 1993:
78).
Hospitalisasi biasanya memberikan pengalaman yang menakutkan bagi anak.
Semakin muda usia anak, semakin kurang kemampuannya beradaptasi, sehingga timbul
hal yang menakutkan. Semakin muda usia anak dan semakin lama anak mengalami
hospitalisasi maka dampak psikologis yang terjadi salah satunya adalah peningkatan
kecemasan yanng berhubungan erat dengan perpisahan dengan saudara atau teman-
temannya dan akibat pemindahan dari lingkungan yang sudah akrab dan sesuai
dengannya (Whaley and Wong, 1995).
Anak-anak dapat merasakan tekanan (stress) pada saat sebelum hospitalisasi,
selama hospitalisasi, bahkan setelah hospitalisasi, karena tidak dapat melakukan
kebiasaannya bermain bersama teman-temannnya, lingkungan dan orang-orang yang
asing baginya serta perawatan dengan berbagai prosedur yang harus dijalaninya
terutama bagi anak yang baru pertama kali di rawat menjadi sumber utama stress dan
kecemasan / ketakutan (Carson, dkk, 1992: 1139). Hospitalisasi merupakan masalah
yang dapat menyebabkan terjadinya kecemasan bagi anak. Dengan demikian berarti
menambah permasalahan baru yang bila tidak ditanggulangi akan menghambat
pelaksanaan terapi di rumah sakit.
Pemberian terapi bermain ini dapat menunjang tumbuh kembang anak dengan
baik. Pada kenyataannya tidak semua anak dapat melewati masa kanak-kanaknya
dengan baik, ada sebagian yang dalam proses tumbuh kembangnya mengalami
gangguan kesehatan. Dengan memperhatikan hal-hal tersebut diatas, maka perlu adanya
program terapi bermain di rumah sakit khususnya di ruang perawatan anak, sehingga
diharapkan asuhan keperawatan dapat menunjang proses penyembuhan.
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Bermain usia pra-sekolah
Aktivitas :
Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan fisik :
Memberikan ruang untuk anak untuk berlari, melonjat, dan memanjat
Ajarkan anak untuk berenang
Ajarkan olah raga dan aktivitas yang sederhana
Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan sosial :
Anjurkan berinteraksi dengan anak-anak tetangga
Halangi anak bila ia menjadi destruktif
Daftarkan anak ke sekolah khusus untuk anak-anak pra-sekolah
Aktivitas yang dianjurkan untuk perkembangan mental dan kreativitas :
Anjurkan usaha yang kreatif dengan bahan mentah
Membaca cerita
Pantau tontonan tv
Hadirkan theater dan budaya lainnya yang sesuai dengan usia anak
Ajak anak berjalan-jalan sejenak ke taman, pantai, dan museum
Mainan :
Mainan yang dianjurkan untuk perkembangan fisik :
Papan jungkat-jungkit
Prosotan dengan tinggi sedang
Ayunan yang dapat diatur
Kendaraan untuk dikendarai
Sepeda roda tiga
Mengarungi kolam
Kereta sorong
Kereta luncur
Wagon
Rollers skates
Mainan yang dianjurkan perkembangan sosial :
Rumah mainan yang berukuran anak
Piring dan meja
Papan setrika dan setrikanya
Mesin kasir dan mesin tulis mainan
Truk, mobil, kereta, pesawat
Baju-baju mainan untuk berdandan
Peralatan dokter dan perawat
Paku, palu, gergaji mainan
Alat-alat berdandan, alat tata rias dan alat cukur mainan
Mainan yang dianjurkan untuk perkembangan mental dan kreativitas :
Buku-buku
Puzzle-jigsaw
Mainan bermusik (xylophone, piano, drum, terompet)
Mewarnai gambar
Gunting tumpul, lem, dan kertas tempel
Kertas koran, krayon, cat poster, kuas besar
Mainan bermusik dan berirama
Papan flannel dan secarik kain yang berwarna dan berbentuk
Fregumed berbentuk geometrik (berwarna)
Rekaman dan tape
Papan tulis dan kapur berwarna
Rangkaian konstruksi kayu dan plastik
Kaca pembesar dan magnet
2. Fungsi bermain
Bermain / aktifitas fisik secara umum berfungsi :
a. Merangsang hormon pertumbuhan, nafsu makan, metabolisme karbohidrat, lemak,
dan protein
b. Merangsang pertumbuhan otot dan tulang
c. Merangsang perkembangan
d. Mempengaruhi pengetahuan anak
e. Menghibur anak-anak
f. Menghilangkan kebosanan
Fungsi bermain sesuai tumbuh kembang anak :
a. Perkembangan sensori motorik
Memperbaiki keterampilan motorik kasar dan halus serta koordinasi
Meningkatkan perkembangan semua indera
Mendorong perkembangan pada sifat fisik
Memberikan pelampiasan kelebihan energi
b. Perkembangan Intelektual
Memberikan sumber-sumber yang beraneka ragam untuk pembelajaran
Eksplorasi dan manipulasi bentuk, ukuran, tekstur, warna
Pengalaman dengan angka
Kesempatan untuk mempraktekkan dan memperluas keterampilan berbahasa
Memberikan kesempatan untuk melatih pengalaman masa lalu dalam upaya
mengasimilasinya kedalam persepsi hubungan baru
Membantu anak untuk memahami dunia dimana mereka hidup dan
membedakan antara fantasi dan realita
c. Perkembangan sosialisasi dan moral
Mengajarkan peran orang dewasa, termasuk perilaku peran seks
Memberikan kesempatan untuk menguji hubungan
Mengembangkan keterampilan sosial
Mendorong interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang lain
Menguatkan pola perilaku yang telah disetujui
d. Kreativitas
Memberikan saluran ekspresif untuk ide dan minat yang kreatif
Memungkinkan fantasi dan imajinasi
Mengembangkan minat dan bakat
e. Kesadaran diri
Memudahkan perkembangan identitas diri
Mendorong pengaturan perilaku sendiri
Memungkinkan pengujian pada kemampuan sendiri (keahlian sendiri)
memberikan perbandingan antara kemampuan sendiri dengan kemampuan orang
lain
Memungkinkan kesempatan untuk belajar bagaimana perilaku sendiri dapat
mempengaruhi orang lain
f. Nilai Terapeutik
Memberikan pelepasan stress dan ketegangan
Memungkinkan ekspresi emosi dan pelepasan impuls yang tidak dapat diterima
dalam bentuk yang secara sosial dapat diterima
Mendorong percobaan dan pengujian situasi yang menakutkan dengan cara yang
aman
Memudahkan komunikasi verbal tidak langsung dan non verbal tentang
kebutuhan, rasa takut dan keinginan
BAB III
SATUAN ACARA BERMAIN
Topik : Bermain
Sub topik : Bermain puzzle sederhana
Sasaran : Anak usia 3-5 tahun
Tempat : Ruang bermain anak di ruangan Pudak RSUP Sanglah Denpasar
Hari/Tangal : Rabu, 03 September 2014
Waktu : Pkl. 10.30-11.00 Wita (1 x 30 menit)
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan terapi bermain, diharapkan kreativitas anak-anak berkembang baik
dan dapat membantu mengurangi tingkat kecemasan atau ketakutan yang dirasakan
oleh anak-anak akibat hospitalisasi
B. Tujuan Khusus
Setelah diberikan waktu selama 30 menit untuk merangkai puzzle diharapkan
anak akan mampu untuk :
Melatih motorik halus
Membina tingkah laku positif
Meningkatkan daya kreativitas dan keterampilan anak
Menimbulkan rasa kerjasama
Mengembangkan aspek sosialisasi dengan teman sebaya / orang lain
Melakukan komunikasi dengan perawat
C. Tempat
Dilaksanakan di ruang bermain anak di ruang Pudak RSUP Sanglah Denpasar
D. Waktu
Pukul 10.30 s/d 11.00 Wita (30 menit)
Saat anak mempunyai waktu luang
Sedang tidak ada tindakan keperawatan / pengobatan
E. Sasaran
1. Peserta : Anak usia 3-5 tahun
2. Jumlah : sebanyak 3-5 orang dengan kondisi anak memungkinkan untuk dilakukan
terapi bermain
F. Metoda
Agar tujuan khusus tercapai, metoda yang dipergunakan adalah :
Anak akan diberikan bahan untuk bermain puzzle sederhana
Anak akan dipersilahkan untuk mengambil posisi yang nyaman
Anak akan mencoba merangkai puzzle sesuai dengan bentuknya
Tidak banyak mengeluarkan energi, singkat, sederhana dan tidak bertentangan
dengan pengobatan
Mempertimbangkan keamanan
Kelompok umur / usia klien sama
Melibatkan orang tua
G. Media
Puzzle sederhana
H. Pengorganisasian
Leader : Dewa Putu Suarta
Co leader : I Nyoman Jendra
Fasilitator : - Ni Kmg Sri Puspariani
- Ni Wayan Sintia Rahayu
- Ani Wedha Lestari
I. Desain Bermain
1.Persiapan
Ruang :Ruang bermain di ruangan Pudak RSUP Sanglah Denpasar
Setting tempat : Duduk melingkar berdampingan dengan anak-anak
Alat bermain : Puzzle sederhana
Aturan permainan :
- Leader memperkenalkan diri untuk menarik perhatian anak
- Leader menjelaskan aturan permainnan. Dimana aturan permainnan
adalah anak – anak akan dibagikan puzzel. Setelah itu anak – anak akan
diinstruksikan untuk menyusun puzzel tadi.
- Fasilitator membagi puzzel kepada masing – masing anak
- Leader memulai waktu permainan
- Anak mulai menyusun puzzel yang diinstruksikan.
- Leader memberikan reward bagi anak yang sudah menyelesaikan bentuk
dengan puzzel, fasilitator memotifasi anak yang belum menyelesaikan
bentuk dengan puzzel.
- Masing – masing anak menyusun dan menyelesaikannya untuk mencapai
waktu tercepat
- Fasilitator memberi motivasi pada semua peserta
- Leader menentukan dan mencatat anak yang mencapai waktu tercepat dan
dianggap sebagai pemenang. Demikian juga untuk pemenang ke 2 dan
ke 3.
- Leader memberikan hadiah kepada pemenang 1, 2 dan 3.
- Leader memberikan reward kepada semua peserta dan leader menutup
acara.
- Leader melakukan kontrak waktu, tempat dan topik untuk kegaiatan
bermain selanjutnya.
2.Pelaksanaan
No. Tahap Waktu Kegiatan Terapis Kegiatan peserta Media
1. Pembukaan 5 menit a. Salam
b. Perkenalan
c. Menjelaskantujuan dari
pertemuan
d. Menjelaskan aturan
bermain
Menjawab salam
Mendengarkan
-
2. Isi materi 20 menit a. Membagikan puzzle
kepada masing-masing
peserta
b. Memulai waktu
permainan
c. Fasilitator memberi
motivasi pada semua
peserta
d. Mengakhiri permainan
dan menentukan anak
yang mencapai waktu
tercepat dan dianggap
sebagai pemenang
Menerima puzzle
dan mulai
merangkai puzzle
Mengerjakan
/merangkai puzzle
yang diberikan
Menikmati
permainan
Puzzle
sederhana
3. Penutup 5 menit a. Leader memberikan
reward kepada semua
peserta
b. Leader memberikan
hadiah kepada
pemenang 1, 2, dan 3
c. Menyimpulkan
kegiatan yang telah
Menikmati
permainan
Menerima
hadiah/kenang-
kenangan dari
perawat
-
disampaikan.
d. Memberikan salam
penutup
Menjawab salam
J. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
Penentuan Pasien
Memilih pasien yang berumur 3-5 tahun sebanyak 3-5 orang dengan kondisi
anak memungkinkan untuk dilakukan terapi bermain peserta yang hadir
adalah minimal sebanyak 3 orang
Pre Penyuluhan
Alat dan bahan telah disediakan berupa puzzle sederhana
Tempat
Terapi bermain dilakukan di Ruang Bermain di Ruangan Pudak RSUP Sanglah
Denpasar
Kepanitiaan
- Leader bertugas memberikan penjelasan mengenai permainan yang diberikan
dan membagikan hadiah untuk peserta
- Co.Leader bertugas membantu leader untuk menjelaskan waktu dan cara
membuat permainan
- Fasilitator bertugas mengajarkan dan membimbing tiap peserta untuk
membuat permainan dengan benar dan menilai hasil permainan yang dibuat
oleh peserta
2) Evaluasi Proses
Kegiatan terapi bermain yang diberikan, berjalan lancar dan anak-anak dapat
menikmatinyan dengan riang gembira
Dalam proses terapi bermain,anak-anakdapat berinteraksi dengan teman
sebayanya, orang tua, dan perawat
Selama proses terapi bermain, anak/peserta tidak ada yang meninggalkan
permaian
Selama proses terapi bermain, anak yang sebelumnya kurang aktif dalam
bermain (menyusun puzzle) dapat berubah (lebih aktif) setelah dibimbing dan
diajak berinteraksi dalam untuk bermain
3) Evaluasi Hasil
Anak dapat menikmati permainan yang diberikan dan mampu mengurangi
trauma hospitalisasi
Anak-anak terlihat senang setelah diberikan terapi bermain dan mereka tampak
lebih dapat berinteraksi (mengenal) teman-teman sebayanya dan perawat.
DAFTAR PUSTAKA
Markum, A.H, 1991. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid I. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI
Scactarin, Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatric. Jakarta: EGC