Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

20
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan bab yang dijadikan bahan laporan penulis berjudul Teori-Teori Sosiologi Pendidikan. Alasan penulis memilih judul buku ini karena buku ini merupakan buku yang telah ditentukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sosiologi Antopologi Pendidikan berupa laporan buku. Buku ini dijadikan materi untuk pembelajaran. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang terjadi dalam masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya kadangkala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat perbedaan cara pandang mengenai fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. Teori- teori 1

Transcript of Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Page 1: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laporan bab yang dijadikan bahan laporan penulis berjudul Teori-Teori

Sosiologi Pendidikan. Alasan penulis memilih judul buku ini karena buku ini

merupakan buku yang telah ditentukan untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Sosiologi Antopologi Pendidikan berupa laporan buku. Buku ini dijadikan

materi untuk pembelajaran.

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fenomena sosial yang

terjadi dalam masyarakat. Fenomena sosial dalam masyarakat banyak ragamnya

kadangkala fenomena sosial berkembang menjadi suatu masalah sosial akibat

perbedaan cara pandang mengenai fenomena tersebut. Dalam menyelesaikan

masalah sosial dibutuhkan suatu teori untuk menyelesaikannya. Teori- teori

tersebut lahir dari pengalaman- pengalaman yang terjadi dalam kehidupan sehari-

hari. Karena setiap individu mengalami pengalaman yang berbeda maka teori

yang muncul juga akan berbeda pula antara satu individu dengan individu lainnya.

Perspektif teori digunakan ilmuwan mendasari penjelasan logika tentang

suatu hal atau objek kajian, disamping menjadi guide dalam alur kerja secara

sistematik dalam mebahasa gejala yang terdapat dalam objek kajian tersebut.

Terdapatnya keanekaragaman intrepretasi terhadap suatu gejala menunjukkan

keanekaragaman teori yang digunakan dalam membahas objek kajian, karena

1

Page 2: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

setiap teori memiliki implikasi yang berbeda dalam penekanan kajian dan

penjabarannya.

1.2 Ruang Lingkup

Laporan ini membahas mengenai teori-teori sosiologi pendidikan. Dengan

sub bahasan sebagai berikut: Teori Fungsionalisme, Teori Konflik, dan Teori

Interaksi.

2

Page 3: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Teori Fungsionalisme

Parelius (1978) mengemukakan dua teori terhadap penggunaan perspektif

konflik dalam mengkaji pendidikan, yaitu teori konsensus dan teori konflik.

Sedangkan Ballentine mengemukakan tiga teori diantaranya teori fungsionalisme,

konflik dan interaksi.

Teori fungsionalisme yang merujuk teori struktural-fungsionalisme,

konsensus, atau teori equilibrium. Didasari oleh asumsi bahwa lembaga-lembaga

sosial yang ada di masyarakat merupakan bagian dari masyarakat dan memiliki

ketergantungan satu sama lain, masing-masing memberikan konstribusinya

kepada yang lainnya dalam mengoperasikan kegiatan sesuai dengan fungsi yang

dimiliki dalam masyarakat.

Teori konsensus meyakini bahwa masyarakat terdiri dari berbagai macam

aspek yang memiliki jenis, dan fungsi yang berlainan, akan tetapi setiap aspek

mempunyai ketergantungan dan saling memberikan sumbangan atau dukungan

menjaga keseimbangan dan ketangguhan sistem sosial secara menyeluruh.

Manakala ditemukan gangguan satu aspek/bagian dari sistem sosial tersebut, atau

bahkan mengancam untuk menghancurkannya, maka aspek lainnya memberikan

reaksi yang membawa sistem kembali kepada keseimbngan semula.

3

Page 4: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Teori fungsional memfokuskan studinya pada pertanyaan pokok tentang

struktur dan fungsi organisasi. Sebagai contoh, ahli sosiologi menggunakan

pendekatan teori ini mengkaji sistem pendidikan yang memusatkan perhatian pada

struktur organisasi, seperti; sub-sistem dan tujuan pokok pendidikan. Ahli

sosiologi mengkaji kejadian tersebut dari persepektif teori dan mengandung hal

tersebut sebagai fungsi pendidikan pada masyarakat. Sejak anak belajar menjadi

anggota masyarakat dan mengembangkan nilai sosial untuk berhubungan dengan

yang lainnya, sekolah merupakan tempat latihan bagi anak. Mengikuti pendapat

Durkheim, ahli sosiologi memandang sekolah merupakan lembaga transmisi

moral, pendidikan persiapan kerja, disiplin, serta nilai-nilai penting untuk menjaga

kelangsungan hidup masyarakat.

Ann Parker Parelius dan Robert J Parelius (1978) mengungkapkan bahwa

terdapat kunci pokok secara formal dari teori ini, yaitu berkaitan dengan: Sruktur

dan Fungsi, Integrasi, Stabilitas, dan Konsensus. Cakupan maksud dari hal-hal

tersebut dapat diikuti dalam pembahasan berikut.

a. Sruktur dan Fungsi

Teori konsensus melihat bahwa masyarakat memiliki bagian-bagian yang

terwujudkan adanya struktur sosial dalam kehidupan masyarakat, walaupun

terdapat ketidaksetujuan dalam memandang bagian ini. Teori ini berbeda dari

teori lainnya dalam penekanannya terhadapkontribusi masing-masing bagian

pada masyarakat untuk membuat ajeg secara keseluruhan. Kontribusi-

kontribusi tersebut sebagai fungsi, dan teori ini pula memusatkan

perhatiannya tentang bagaimana mengembalikan kontribusi positif seperti

4

Page 5: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

keanekaragaman bagian pada masyarakat dalam membuat berfungsinya

keseluruhan dan mengabaikannya akibat merusak bagian lain.

b. Integrasi

Teori Konsensus menekankan bahwa keanekaragaman bagian pada

masyarakat saling mengintegrasikan satu sama lainnya. Perubahan yang

terjadi dalam satu bagian masyarakat akan berpengaruh kepada keseluruh

bagian lainnya. Bahkan bagian-bagian ini tidak hanya saling

berketergantungan, tetapi mereka saling berkoordinasi dan melengkapi.

Mereka jarang berada dalam kondisi oposisi atau konflik satu sama lain.

Setiap bagian memberikan dukungan dalam penyelesaian pekerjaannya

masing-masing pada keseluruhan fungsi yang dimilikinya dalam masyarakat.

Teori ini mengakui pula bahwa integrasi tak pernah lengkap, beberapa bagian

mungkin saling tumpang tindih atau saling bertautan secara menyeluruh. Pada

umumnya, teori ini menekankan cara keanekaragaman elemen pada sruktur

sosial dalam bekerja sama untuk memelihara keseluruhan sistemsosial.

c. Stabilitas

Tidak ada sekelompok masyarakat yang statis secara keseluruhan, dan teori

konsensus tidak dapat dielakan. Walaupun, teori konsensus menekankan

perlu adanya kekuatan yang memelihara masyarakat dalam kondisi yang

relatif stabil daripada terjadinya perubahan radikal dan kasar.

Teori konsensus mengakui pula bahwa sekuat-kuatnya fondasi lembaga dasar,

seperti: keluarga dan kesepakatan nilai dan tingkah laku yang

beranekaragaman tetapi tetap memiliki pertumbuhan dan perkembangan dari

5

Page 6: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

satu masa ke masa lainnya. Hal ini merupakan bukti bahwa masyarakat yang

lamban pun mengalami perubahan. Tetapi perubahan yang terjadi diharapkan

tidak merubah sruktur secara cepat dan menyeluruh sehingga perubahan

tersebut tidak menimbulkan resiko yang fatal bagi kelangsungan sistemsosial.

d. Konsensus

Masyarakat mengalami perubahan, dan itu menunjukan hal yang bersifat

alami, tetapi selalu disesuaikan dengan kepentingannya dan dipertimbangkan

resikonya. Konsensus mudah dilakukan dalam kelompok masyarakat kecil

dibanding dalam masyarakat industri modern yang luas.

Teori konsensus menyatakan bahwa dalam setiap masyakat modern atau

rakyat biasa, luas terdapat seperangkat sumbangan pemikiran secara abstrak

dan kompleks tentang dunia kehidupan bermasyarakat. Konsensus ini

diperoleh dari keseluruhan proses sosialisasi, dan di dalam masyarakat

modern fungsi sosialisasi ini pada dasarnya dibentuk oleh keluarga dan

sekolah. Kritikan yang dilontarkan untuk hal ini adalah menyangkut

penekanan teori ini pada kesamaan di antara masyarakat dan mengabaikan

perbedaan kepentingan, nilai, dan kepercayaan yang terdapat dalam

masyarakat pluralistik yang kompleks.

2.2 Teori Konflik

Teori konflik didasari asumsi bahwa ketegangan yang terdapat di dalam

masyarakat diciptakan oleh adanya kompetisi kepentingan individu dan

kelompok.(Ballantine). Memusatkan perhatian pada paksaan yang terjadi pada

6

Page 7: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

masyarakat dan berpengaruh pada perubahan sosial. Pada teori konflik, kekuatan

perjuangan merupakan dinamik pokok dalam kehidupan sosial. Pada satu sisi,

masyarakat disatukan oleh kelompok sosial yang menuntut kerjasama dari pihak

yang memiliki kekuatan, pada sisi lain masyarakat tak henti-hentinya berubah

dalam situasi yang membahayakan kemudian diintegrasikan.

Melalui usaha integrasi lahirlah kelompok elit baru untuk menggantikan

kelompok lama. Teori konflik memandang sistem sosial terbagi kedalam

kelompok dominan dan kelompok bawahan. Kelompok bawah dieksploitasi oleh

kelompok dominan dalam menentukan keseluruhan atau kebanyakan nilai-nilai

kehidupan bermasyarakat.

Para teoritis konflik memandang konflik dan pertentangan kepentingan dan

perhatian dari berbagai individu dan kelompok yang saling bertentangan, sebagai

penentu utama dalam pengorganisasian kehidupan sosial.

Weber mengungkapkan dua tipe dari konflik, yaitu: pertama, konflik di arena

politik yang sangat fundamental. Hal ini dilandasi oleh keinginan memperoleh

kekuasaan dan dominasi oleh sebagian individu terhadap yang lainnya, dan ini

terjadi pada lingkungan penyelenggara pendidikan. Kedua, konflik dalam hal

gagasan dan cita-cita.

Kunci pokok teori konflik terdiri dari;

a. Konflik

Teori konflik memiliki ciri bahwa setiap lembaga sosial dan kelompok

biasanya bekerja sama menurut tujuan yang berlawanan satu sama lainnya.

Tujuan dan program pada suatu kelompok sering mendapat tujuan tambahan

7

Page 8: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

dari tujuan dan program yang lain. Kepentingan kelompok yang memegang

kekuatan memperuncing pertentangan dengan minat kelompok bawah.

Konflik kemudian mempengaruhi usaha kelompok kuat untuk menguasai,

walaupun kadangkala konflik ini relatif secara diam-diam tetapi sering pula

muncul secara terbuka dan kasar.

b. Perubahan

Kelanjutan perjuangan kekuatan diantara kelompok menghasilkan keadaan

yang terus menerus berubah secara konstan. Waktu yang relatif tenang dan

stabil dengan jelasterjadi, tetapi selalu diselingi masa perubahan cepat dan

terjadi pergolakan.Masa tenang mungkin terwujud dalam kondisi

tergabungnya keseluruhan kekuatan perlawanan dengan kekuatan pertahanan.

Apabila terjadi perubahan dalam kekuatan maka dapat menimbulkan

kerusuhan, pemberontakan dan revolusi.

c. Paksaan

Pada kelompok yang memiliki kekuatan yang cukup maka selalu

menggunakan kekuatannya untuk memobilisasi kelompok yang lemah,

bahkan sering dilakukan melalui paksaan-paksaan untuk memenuhi

kepentingan dan menjaga kestabilan kelompoknya. Paksaan ini dilakukan dari

dominasi cita-cita, gagasan dan ide sampai kepada paksaan secara fisik.

Bahkan kelompok dominan akan propaganda dan menindoktrinasikan

tekanan dalam usaha untuk meyakinkan eksistensi dari kelompoknya.

8

Page 9: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Paksaan ini mungkin dilakukan secara positif ataupun negatif, tetapi

kelompok yang dominan menggunakan cara-cara tesebut sebagai alat untuk

menguasai atau mempengaruhi kelompok bawah.

2.3 Teori Interaksi

Padapendekatanteoriketigainimemandangbahwasosiologimempunyaiperhatianpad

ainteraksi yang

terjadidiantaraindividudenganindividulainnya.Setiapindividumemberikansumbang

anbudayadalamusahamenjabarkandanmenetapkanlembaga-

lembagasosialdalamcara-cara yang

samaakibatdarikesamaansosialisasipengalamandanharapan. Olehkarenaitu,

kesepakatannormamenjadidasarbagisetiapindividuuntukmengembangkandanmem

bimbingpelahirantingkahlaku, meskipadakenyataansehari-

harikitadapatmemungkiriadanyaperbedaan individual mendasaripadapengalaman,

kelassosial, dan status.

Pendekatanteoriinteraksitelahberkembangsejak PD II,

danmenekankanpadaperkawinanpendekatansosialpsikologi. Para

ahlisosiologipendidikanmenggunakanpendekataninidalammemperhatikaninteraksi

individudalamkelompok; kelompokberteman, guru siswa, guru dankepalasekolah,

yang memilikidampakterhadapsikapdankemampuansiswa, padanilaisiswa,

padakonsepdirisiswadanpengaruhnyaterhadapaspirasi; danpada status

sosialekonomi yang berkaitandengankemampuansiswa.

9

Page 10: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Pemahamansosiologipendidikan yang baruinitelahmenjadiperhatianahli-

ahlisosiologi di Inggrissejakawaltahun 1970,

dantumbuhsertamendapatdukungandariahli-ahlisosiologi di Amerikaserta di

tempatlainnya.Padatanggapannyaterhadappendekatan "makrokosmik" yang

hanyamempunyaiperhatiansedikitpadainteraksi.Teoriinimemandangbahwapendek

atanmakromempelajarimasyarakatberdasarkankarakteristiksecarakeseluruhannya,

padahal di dalamnyaterdapatkeanekaragaman individual,

baikdarisegidoronganmaupunharapan.

Teoriinteraksimenekankanperlunyadilakukananalisis di tingkatmikro,

karenasegalamacamkeputusandalammenetapkanpandangandipengaruhiolehberbag

aimacamaspekatau unit-unit

dalaminteraksisosial.Asumsidasarteoriinidilandasiolehpemikiranbahwakehidupan

social hanyabermaknapadatingkatindividuatauinteraksisosial.Padakenyataansosial,

tidakmungkinadanyarealitassosial yang obyektifterhadapsuatueksistensi yang

subyektif, setiapindividuakanmemilikipandangan yang

berbedaterhadapsesuatuobyek yang dihadapinya.

Lebihjauh lagi,

teoriinimenekankanpadapemahamanpandanganpikiransehatterhadaprealitas,

pandangan kitaterhadap peristiwadansituasi di

sekitarkitadanmereaksinyasebagaimanakitaperbuat.Aplikasinyapadapendidikandi

wujudkandalambentukkajian proses interaksi di dalamkelas,

pengelolaandanpenggunaanpengetahuan, pertanyaantentangapakahhalitudiajarkan,

materikurikulum, danhallainnya.

10

Page 11: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

Teoriinididasariolehpemikirantentanginteraksisimbolik, ethnomethodology,

dan phenomenology, danberpendapatbahwa alternative secararadikaldalam

sociology of education dibutuhkanapabilakitamengharapkanpemahaman system

pendidikansesuaidenganrealitas .

Interaksisimbolistelahdiperhalusuntukdijadikansalahsatupendekatansosiologis

oleh Herbert Blumerdan George Herbert

Mead.Pandanganbahwamanusiasebagaiindividu yang bepikir, berperasaan,

memberikanpengertiankepadasetiapkeadaan,

danmelahirkanreaksidanintrepetasiterhadapsetiaprangsangan yang dihadapinya.

Kejadian-kejadiantersebutdilakukanmelaluiintrepretasisimbol-

simbolataukomunikasi yang dilakukanmelaluibahasa, gerak, rasa simpati, empati,

danpelahirantingkahlakulainnya yang

menunjukkanreaksiatauresponterhadaprangsangan-rangsangan yang dating

kepadadirinya. Bentuk symbol

inimenunjukkanpenolakanataupersetujuanterhadappihak di luardirinya.

Kadangkalarespon yang diberikandipengaruhiolehberbagaikarakteristik yang

dimilikiindividu, seperti status sosial, situasirelasi, danmotivasi.

Fenomenologi memiliki kesamaan dengan interaksionalisme simbolis.

Murphy mengungkapkan pandangan para fenomenologi bahwa kita tak akan

pernah mengenal realita secara langsung akan tetapi mengenalnya melalui

penafsiran dari kesadaran kita. penafsiran ini banyak diwarnai oleh pengetahuan

yang dimiliki oleh individu itu sendiri. Fenomenologi mempelajari perolehan,

11

Page 12: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

makna dan interpretasi pengetahuan atas kesadaran, serta interaksi individu yang

diakibatkan oleh hal-hal tersebut.

Syamsir (2006, hal 11), Alfred de eschutz berpendapat bahwa teori

fenomenologi adalah tindakan manusia menjadi suatu hubungan sosial bila

manusia memberikan arti atau makna tertentu terhadap tindakan tertentu dan

manusia lain memahami pula tindakannya itu sebagai sesuatu yang penuh arti.

Pemahaman secara subjektif terhadap suatu tindakan sangat menentukan

kelangsungan interaksi sosial.

Etnometodologi merupakan kajian yang berkaitan dengan metode-metode

yang dipakai individu dalam melahirkan interaksi dengan individu lainnya. Oleh

karena itu, setiap individu selalu memikirkan tentang bagaimana interaksi itu bisa

terjadi sesuai dengan motivasi dan harapannya. Untuk kepentingan ini lahirlah

berbagai macam cara atau pendekatan dalam mewujudkan interaksi individu

dengan individu lainnya.

Etnometodologi adalah cabang dari fenomenologi yang mempelajari dan

berusaha menangkap arti dan makna kehidupan sosial suatu masyarakat

berdasarkan ungkapan-ungkapan atau perkataan-perkataan yang mereka ucapkan

atau ungkapkan secara eksplisit maupun implisit. Pendidikan tidak hanya akan

mengubah kehidupan seseorang melalui ilmu yang diberikan tetapi juga cara

pemikiran seseorang melalui semua hal yang ia dapat baik dari manusia itu sendiri

(guru) tetapi juga alam.

BAB III

12

Page 13: Teori-Teori Sosiologi Pendidikan

PENUTUP

3.1 Simpulan

Dalam membahas pendidikan melalui sosiologi digunakan beberapa teori

diantaranya, teori fungsionalisme, teori konflik, dan teori

interaksi.TeoriFungsionalisme didasari oleh asumsi bahwa lembaga-lembaga

sosial yang ada di masyarakat merupakan bagian dari masyarakat dan memiliki

ketergantungan satu sama lain, masing-masing memberikan konstribusinya

kepada yang lainnya dalam mengoperasikan kegiatan sesuai dengan fungsi yang

dimiliki dalam masyarakat.Teori konflik didasari asumsi bahwa ketegangan yang

terdapat di dalam masyarakat diciptakan oleh adanya kompetisi kepentingan

individu dan

kelompok

.Sedangkanteoriinteraksididasariolehasumsibahwasosiologimempunyaiperhatianp

adainteraksi yang terjadidiantaraindividudenganindividulainnya.

3.2 Kelebihan dan Kekurangan Isi Buku

Secara keseluruhan buku ini baik digunakan untuk materi pembelajaran mata

kuliah terkait. Namun masihmemiliki banyak kekurangan, diantaranya bahasa

yang digunakan sulit dipahami, materi yang disajikan terlalu singkat dan kurang

jelas.

13