Teori Kepribadian Erich Fromm

15
TEORI KEPRIBADIAN ERICH FROMM A. Sejarah Singkat Erich Fromm lahir di Frankfrut, Jerman, pada tanggal 23 Maret 1900 dan belajar psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg, Frankfrut dan Munich. Setelah meraih gelar Ph.D dari Heidelberg tahun 1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan Institut Psikoanalisis di Munich dan Institut Psikoanalisis Berlin yang terkenal. Ia pergi ke Amerika Serikat tahun1933 sebagai lector di Institut Psikoanalisis di Chicago kemudian ia melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada sejumlah universitas dan institut di negara ini dan meksiko. Buku-bukunya mendapat perhatian yang luar biasa, tidak hanya oleh ahli-ahli dalam bidang psikologi, sosiologi, filsafat, dan agama tetapi juga oleh masyarakat umum. Fromm sangat di pengaruhi oleh tulisan karya Karl Marx, terutama oleh karyanya yang pertama, The economic and philoshophical manuscripts yang di tulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini di terjemahkan dalam bahasa Inggris oleh T.B. Bottomore termuat dalam Marx’s concept of man karangan Fromm (1961). Dalam Beyond the chains of illusion (1962), Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx, menyelidiki kontradiksi- kontradiksinya dan mencoba melakukan sintesis. Kontradiksi yang di maksud adalah bahwa seorang pribadi merupakan bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang dan sekaligus manusia.Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan- kebutuhan fisiologis tertentu yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki kesadaran diri, pikiran, dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-sikap perhatian tanggung jawab, identitas, integritas, bisa norma (1968).

description

Salah satu tokoh psikologi kepribadian yaitu Erich Fromm. Teori yang paling dikenal yaitu mengenai Kebebasan (Freedom).

Transcript of Teori Kepribadian Erich Fromm

Page 1: Teori Kepribadian Erich Fromm

TEORI KEPRIBADIAN

ERICH FROMM

A. Sejarah Singkat

Erich Fromm lahir di Frankfrut, Jerman, pada tanggal 23 Maret

1900 dan belajar psikologi dan sosiologi di Universitas Heidelberg,

Frankfrut dan Munich. Setelah meraih gelar Ph.D dari Heidelberg tahun

1922, ia belajar psikoanalisis di Munich dan Institut Psikoanalisis di Munich

dan Institut Psikoanalisis Berlin yang terkenal. Ia pergi ke Amerika Serikat

tahun1933 sebagai lector di Institut Psikoanalisis di Chicago kemudian ia

melakukan praktik privat di New York City. Ia pernah mengajar pada

sejumlah universitas dan institut di negara ini dan meksiko. Buku-bukunya

mendapat perhatian yang luar biasa, tidak hanya oleh ahli-ahli dalam bidang

psikologi, sosiologi, filsafat, dan agama tetapi juga oleh masyarakat umum.

Fromm sangat di pengaruhi oleh tulisan karya Karl Marx, terutama

oleh karyanya yang pertama, The economic and philoshophical

manuscripts yang di tulis pada tahun 1844. Karya Karl Marx ini di

terjemahkan dalam bahasa Inggris oleh T.B. Bottomore termuat dalam

Marx’s concept of man karangan Fromm (1961). Dalam Beyond the chains of

illusion (1962), Fromm membandingkan ide-ide Freud dan Marx,

menyelidiki kontradiksi-kontradiksinya dan mencoba melakukan sintesis.

Kontradiksi yang di maksud adalah bahwa seorang pribadi merupakan

bagian tetapi sekaligus terpisah dari alam, merupakan binatang dan

sekaligus manusia.Sebagai binatang, orang memiliki kebutuhan-kebutuhan

fisiologis tertentu yang harus dipuaskan. Sebagai manusia, orang memiliki

kesadaran diri, pikiran, dan daya khayal. Pengalaman-pengalaman khas

manusia meliputi perasaan lemah lembut, cinta, perasaan kasihan, sikap-

sikap perhatian tanggung jawab, identitas, integritas, bisa norma (1968).

Kedua aspek individu, yakni aspek binatang dan aspek manusia, merupakan

kondisi-kondisi dasar eksistensi manusia. “Pemahaman tentang psikhe manusia

harus berdasarkan analisis tentang kebutuhan-kebutuhan manusia yang berasal dari

kondisi-kondisi eksistensinya” (1955, hlm. 25).

Fromm memandang Marx sebagai pemikir yang lebih unggul

daripada Freud dan menggunakan psikoanalisis terutama untuk mengisi

celah-celah dalam pemikiran Marx. Fromm (1959) menulis analisis yang

sangat kritis bahkan polemis tentang kepribadian Freud dan pengaruhnya,

berbeda sekali dengan kata-kata pujian yang diberikannya bagi Marx (1961).

Meskipun Fromm dapat disebut dengan tepat sebagai seorang teoritikus

kepribadian Marxian, namun ia sendiri lebih suka disebut humanis dialetik.

Tema dasar dari semua tulisan Fromm adalah orang yang merasa

kesepian dan terisolasi karena ia dipisahkan dari alam dan orang-orang lain.

Keadaan isolasi ini tidak ditentukan dalam semua spesies binatang; itu

adalah situasi khas manusia. Anak misalnya, bebas dari ikatan-ikatan primer

dengan orangtuanya, tetapi dengan akibat bahwa ia merasa terisolasi dan tak

berdaya. Seorang anak akhirnya terkatung-katung dalam suatu dunia yang

sama sekali asing. Anak kecil ia adalah milik seseorang dan memiliki

perasaan berhubungan dengan dunia dan orang-orang lain, meskipun ia tidak

bebas. Dengan latar belakang pendidikan ajaran psikoanalisis Freud dan

Page 2: Teori Kepribadian Erich Fromm

dipengaruhi oleh Karl Marx, Karen Horney, dan teoritikus berorientasi

sosial lainnya, Fromm mengembangkan teori kepribadian yang menekankan

pengaruh factor sosiobiologis, sejarah, ekonomi, dan struktur kelas. Dalam

bukunya, Escape from freedom (1941), Fromm mengembangkan tesis bahwa

karena manusia menjadi semakin bebas dari abad ke abad, maka mereka

juga makin merasa kesepian. Jadi kebebasan menjadi keadaan negative dari

mana manusia melarikan diri.

B. Asumsi-Asumsi Dasar Fromm

Asumsi paling dasar Fromm adalah kepribadian individu dapat

dipahami hanya dalam tentang sejarah manusia. Fromm meyakini bahwa

manusia tidak memiliki insting-insting yang kuat untuk beradaptasi dengan

dunia yang sedang berubah, tetapi mereka sanggup mengembangkan

kemampuan rasionya-sebuah kondisi yang disebut Fromm dilema manusia.

Manusia mengalami dilema dasar ini karena sudah menjadi terpisah dari

alam tetapi memiliki kemampuan untuk menjadi sadar akan diri mereka

sebagai makhluk-makhluk yang terisolasi. Kemampuan manusia untuk

menalar merupakan berkah sekaligus kutukan. Disatu sisi mengizinkan

manusia untuk bertahan namun, disisi lain memaksa mereka untuk

memecahkan dikotomi dasar yang tak terpecahkan yang disebut “dikotomi-

dikotomi eksistensial”, karena mereka berakar dalam eksistensial terdalam

manusia. Manusia tidak dapat menghilangkan dikotomi-dikotomi

eksistensial ini selain hanya bereaksi kepada dikotomi-dikotomi ini yang

sifatnya relative karena berkaitan dengan budaya dan kepribadian individu

masing-masing.

Dikotomi pertama dan yang paling fundamental berkenaan dengan

hidup dan mati. kesadaran diri dan rasio menyatakan pada kita bahwa kita

pasti akan mati. namun kita berusaha mati-matian menegasikan dikotomi ini

dengan mempostulasikan hidup sesudah mati.

Dikotomi eksistensial kedua adalah manusia sanggup

mengonsepsikan tujuan realisasi diri yang seutuhnya namun kita juga sadar

bahwa hidup terlalu singkat untuk mencapai tujuan tersebut. “Hanya jika

masa hidup individu sama panjangnya dengan usia kemanusiaan, barulah dia

dapat berpartisipasi sepenuhnya dalam perkembangan manusia yang

berlangsung dalam proses historis”.

Dikotomi eksistensial ketiga adalah manusia pada akhirnya

sendirian saja meskipun kita tidak bisa menoleransikan pengisolasian.

Manusia menyadari diri mereka sebagai individu yang berbeda, dan diwaktu

yang sama percaya bahwa kebahagiaan mereka bergantung pada perasaan

bersatu dengan sesama manusia lainnya.

C. Kebutuhan-Kebutuhan Manusia

Umumnya kata “kebutuhan” diartikan sebagai kebutuhan fisik,

yang oleh Fromm dipandang sebagai kebutuhan aspek kebinatangan dari

manusia yakni kebutuhan makan, minum, seks, dan bebas dari rasa sakit.

Kebutuhan manusia dalam arti kebutuhan sesuai dengan eksistensinya

sebagai manusia, menurut Fromm meliputi dua kelompok kebutuhan;

pertama kebutuhan untuk menjadi bagian dari sesuatu dan menjadi otonom,

yang terdiri dari kebutuhan Relatedness, Rootedness, Transcendence, Unity,

dan Identity. Kedua, kebutuhan memahami dunia, mempunyai tujuan dan

Page 3: Teori Kepribadian Erich Fromm

memanfaatkan sifat unik manusia, yang terdiri dari kebutuhan Frame of

orientation, frame of devotion, Excitation-stimulation, dan Effectiveness.

Adapun kebutuhan kebebasan dan keterikatan manusia yaitu:

1) Keterhubungan (Relatedness)

Kebutuhan mengatasi perasaan kesendirian. Kebutuhan

untuk bergabung dg makhluk lain yang dicintai dan menjadi bagian

dari sesuatu. Dan hubungan itu akan bernilai positif bila hubungan

tersebut didasarkan pada cinta, perhatian, tanggungjawab, dan juga

bernilai negatif bila hubungan tersebut didasarkan pada kepatuhan

atau kekuasaan.

2) Keberakaran (rootedness)

Kebutuhan untuk memiliki ikatan-ikatan yang membuatnya

merasa nyaman didunia (layaknya dirumah). Setiap saat orang

dihadapkan pada dunia baru yang mengharuskan dia tetap aktif dan

kreatif mengembangkan perasaan menjadi bagian yang integral dari

dunia.

3) Menjadi pencipta (transcendency)

Karena individu menyadari diri sendiri dari lingkungannya,

mereka kemudian mengenali begitu kuat dan menakutkan alam

semesta itu, yang membuatnya merasa tak berdaya. Transendensi

bisa positif (kreatifitas) atau negatif (identity) .

4) Rasa identitas (identity)

Kebutuhan untuk sadar kepada dirinya sendiri sebagai

sesuatu yang terpisah manusia harus bisa membuat keputusan, dan

merasa bahwa disisinya nyata miliknya sendiri. Kita perlu

membentuk konsep tentang diri kita agar sanggup berkata “aku

adalah aku”

5) Kerangka orientasi (frame of orientation)

Seperangkat keyakinan mengenai eksitensi hidup,

perjalanan hidup tingkahlaku bagaimana yang harus dikerjakannya

yang mutlak dibutuhkan untuk memperoleh kesehatan jiwa.

Komponen negatif adalah tujuan-tujuan irasional, dan komponen-

komponen positifnya adalah tujuan-tujuan rasional

D. Beban Kebebasan

Menurut sejarah, seiring manusia semakin memperoleh kebebasan

ekonomi dan poltik, mereka semakin terasing. Contohnya, selama abad

pertengahan manusia memiliki kebebasan pribadi yang terbatas. Mereka

terkurung peran yang diberikan oleh masyarakat, peran yang menyediakan

rasa aman, tempat bergantung, dan kepastian. Kemudian, setelah mereka

mendapatkan kebebasan untuk bergerak secara sosial dan geografis, mereka

paham bahwa mereka bebas dari rasa aman pada tempat tertentu di dunia.

Mereka tidak lagi terikat pada wilayah geografis, suatu urutan sosial, atau

suatu pekerjaan. Mereka menjadi terpisah dari asal (akar) mereka dan

terasingkan dari satu sama lain.

Sejalan dengan anak menjadi lebih mandiri dan tidak

membutuhkan ibunya, mereka menjadi lebih mandiri dan tidak

membutuhkan ibunya, mereka mendapat kebebasan lebih untuk

mengungkapkan individualitas mereka, bergearak tanpa diawasi, memilih

Page 4: Teori Kepribadian Erich Fromm

teman, pakaian, dan seterunya.di saat berasamaan, mereka merasakan beban

dari kebebasan, yaitu mereka bebas dari rasa aman saat berada dekat ibunya.

Di tingkat sosial dan individu, beban ini menciptakan kecemasan dasar

(basic anxiety), yaitu perasaan kita sendiran di dunia.

E. Mekanisme Pelarian

Kabur dari kebebasan (escape from freedom), Fromm (1941)

menyebutkan tiga mekanisme dasar dari pelarian– authoritarianism,

merusak, dan komformitas. Berbeda dengan kecenderungan neurotic

Horney, mekanisme pelarian Fromm adalah kekuatan yang mendorong

manusia, baik secara individu maupun kolektif.

1. Authoritarianism

Fromm (1941) mendefinisikan authoritarianism sebagai

“kecenderungan untuk menyerahkan kemandirian seseorang secara

individu dan meleburkannya dengan seseorang atau sesuatu di luar

dirinya demi mendapatkan kekuatan yang tidak dimilikinya”.

Kebutuhan untuk bersatu dengan mitra yang kuat ini dapat berupa

dua hal yaitu masokisme atau sadisme. Masokisme timbul dari rasa

ketidakberdayaan, lemah, serta rendah diri dan bertujuan untuk

menggabungkan diri dengan orang atau institusi yang lebih kuat.

Sedangkan sadisme bertujuan mengurangi kecemasan dasar dengan

mencapai kesatuan dengan satu orang atau lebih. Fromm (1941)

memperkenalkan tiga jenis kecenderungan sadisme yang semuanya

lebih kurang tergolong sama, antara lain:

a. Kebutuhan untuk membuat orang lain bergantungan pada dirinya

dan berkuasa akan mereka yang lemah.

b. Keinginan untuk mengeksploitasi orang lain, memanfaatkan

mereka, dan menggunakan mereka untuk keuntungan dan

kesenangan dirinya sendiri.

c. Keinginan untuk melihat orang lain menderita, baik secara fisik

maupun psikologis.

2. Sifat merusak

Sifat merusak (destructiveness) berasal dari perasaan

kesendirian, keterasingan, dan ketidakberdayaan. Namun berbeda

dengan sadisme dan masokisme, sifat merusak tidak bergantung

pada hubungan berkesinambungan dengan orang lain; melainkan

mencari jalan untuk menghilangkan orang lain. Baik individu

maupun bangsa dapat merusak sebagai sebagai mekanisme pelarian.

Dengan menghancurkan objek atau orang, seseorang atau sebuah

bangsa berusaha untuk mendapatkan kembali rasa kekuasaan yang

hilang.

3. Konformitas

Orang yang melakukan konformitas berusaha melarikan diri

dari rasa kesendirian dan keterasingan dengan menyerahkan

individualitas mereka dan menjadi apapun yang orang lain inginkan.

Dengan demikian, mereka jadi seperti robot, memberikan reaksi

yang dapat diperkirakan secara otomatis sesuai dengan olah orang

lain. Mereka jarang mengungkapkan pendapat mereka sendiri,

Page 5: Teori Kepribadian Erich Fromm

berpegangan erat pada patokan perilaku, dan sering tampak kaku

dan terpogram.

4. Kebebasan Positif

Munculnya kebebasan politik dan ekonomi mau tidak mau

mendorong kita kearah perbudakan akan keterasingan dan

ketidakberdayaan. Seseorang “dapat bebas dan tidak sendiri, kritis

namun tidak dipenuhi keraguan, mandiri namun tetap menjadi bagian

dari kesatuan umat manusia” (Fromm, 1941, hlm127). Manusia bisa

mendapatkan kebebasan positif dengan pengungkapan spontan dari

potensi rasional maupun emosionalnya.

F. Orientasi-Orientasi Karakter

Menurut Fromm, orientasi karakter dapat mencerminkan

kepribadian manusia. Orientasi yang dimaksud yakni cara yang yang relatif

tetap dari seseorang dalam berhubungan dengan orang atau hal-hal lain.

Fromm juga berpendapat bahwa karakter adalah pengganti dari minimnya

insting manusia. Manusia bertindak berdasarkan karakter bukan insting.

Secara umum, manusia dapat berhubungan dengan orang atau hal-

hal lain dengan cara-cara produktif atau non-produktif.

G. Orientasi-orientasi Non-produktif

Dalam mencapai suatu hal, manusia dapat melalui salah satu dari

empat orientasi nonproduktif, yaitu :

1) Menerima hal-hal secara pasif,

2) Mengeksploitasi atau merampas hal-hal dengan paksa,

3) Menimbun objek-objek,

4) Memasarkan atau menukarkan hal-hal.

Istilah non-produktif ini digunakan untuk menunjukkan bahwa

strategi-strategi tersebut akan gagal ketika digunakan untuk mencapai

kebebasan positif atau realisasi diri. Orientasi nonproduktif tidak selalu

negatif, karena masing-masing memiliki sisi positif dan negatif. Kepribadian

merupakan percampuran dari berbagai orientasi, meskipun salah satu

orientasi lebih dominan.

Reseptif (Receptive)

Pada karakter ini, menganggap sumber semua kebaikan berada

diluar diri mereka, juga bahwa satu-satunya cara berhubungan dengan dunia

adalah dengan menerima semua hal termasuk cinta, pengetahuan dan

kepemilikan material. Karakter ini lebih berfokus pada menerima daripada

memberi.

Kualitas negatif dari karakter ini diantaranya kepasifan, ketundukan

dan kurang percaya diri. Adapun sifat positif mereka adalah kebalikan dari

sifat negatif, yaitu kesetiaan, penerimaan, dan kepercayaan terhadap orang

lain.

Eksploitatif (Eksploitative)

Meskipun karakter eksploitatif sama dengan karakter reseptif dalam

hal mempercayai bahwa sumber kebaikan terletak pada luar diri mereka,

namun pribadi eksploitatif bersifat agresif dalam mengambil apa yang

diinginkan daripada menunggu dan menerima dengan pasif.

Sisi negatif dari karakter eksploitatif, yaitu mereka lebih cenderung

egosentris, penuh tipu daya, arogan, dan penuh bujuk rayu. Sedangkan sisi

Page 6: Teori Kepribadian Erich Fromm

positifnya, mereka bersifat impulsif, bangga, memikat dan penuh percaya

diri.

Penimbun (Hoarding)

Karakter penimbun berusaha menyelamatkan apa yang

diperolehnya. Mereka mempertahankan apa yang ada dalam dirinya dan

tidak membiarkan satupun yang lepas.

Sisi negatif dari karakter penimbun diantaranya mencakup regiditas,

sterilitas, keraskepalaan, kompulsif, dan tidak kreatif. Sebaliknya, sisi

positifnya mencakup suka kerapihan, suka kebersihan, dan hemat.

Marketing (Marketing)

Karakter marketing melihat diri mereka sebagai komoditas, dimana

nilai pribadi mereka bergantung kepada nilai tukar mereka, yaitu

kemampuan untuk menjual diri mereka sendiri dalam hal kompetensi.

Mereka harus membuat orang lain percaya bahwa mereka memiliki

kecakapan khusus dan pandai menjual. Mereka memainkan banyak peran

dan berpegang pada motto “Aku adalah apa yang kamu inginkan”.

Ciri negatif dari karakter marketing adalah tidak memiliki tujuan,

oportunis, tidak konsisten dan menyia-nyiakan diri sendiri. Sedangkan cirri

positifnya diantaranya kesediaan untuk berubah berpikir terbuka, adaptif dan

murah hati.

H. Orientasi Produktif

Tiga dimensi dalam orientasi produktif yaitu kerja, cinta dan

penalaran. Dengan melalui orientasi klasik, manusia dapat menjawab dilema

dasar manusia yakni menyatu dengan dunia dan orang lain dengan tetap

mempertahankan keunikan dan individualitasnya.

Manusia dianggap sehat ketika mereka dapat menilai kerja bukan

sebagai akhir, melainkan sebagai bentuk pengekspresian diri secara kreatif.

Mereka bekerja bukan untuk mengeksploitasi orang lain, memasarkan diri

sendiri, menarik diri dari orang lain, atau mengakumulasi kepemilikan

material yang tidak dibutuhkan. Meraka tidak malas atau aktif namun

kompulsif, melainkan menggunakan kerja sebagai cara memproduksi hal-hal

yang dibutuhkan hidup.

Empat kualitas cinta yang mencirikan cinta yang produktif yaitu

perhatian, tanggung jawab, penghargaan dan pengenalan. Manusia yang

sehat memiliki Biofilia sebagai tambahan empat karakter. Biofilia yaitu

cinta yang menggebu terhadap kehidupan dan semua yang hidup. Individu

biofilia ingin mempengaruhi manusia melalui cinta, rasio, dan keteladanan,

bukan dengan kekuatan pemaksaan.

Menurut Fromm, cinta pada orang lain dan pada diri sendiri tidak

dapat dipisahkan, namun cinta pada diri harus datang lebih dulu. Semua

orang berkemampuan melakukan cinta yang produktif namun sebagian besar

tidak mampu mencapainya karena ketidak mampuan mereka dalam

mencintai diri sendiri apa adanya.

Pemikiran yang produktif tidak dapat dipisahkan dari kerja dan cinta

yang produktif, didorong oleh minat besar kepada orang atau objek lain.

Manusia yang sehat melihat orang lain sebagaimana adanya dan bukan

bukan seperti yang mereka inginkan terhadap orang-orang itu. Dengan cara

Page 7: Teori Kepribadian Erich Fromm

yang sama, mereka mengenal diri mereka apa adanya, tidak perlu menipu

diri sendiri.

Fromm percaya bahwa manusia yang sehat berpegang pada

sejumlah kombinasi dari kelima kombinasi karakter tersebut. Perjuangan

bertahan hidup sebagai individu yang sehat bergantung pada kemampuan

mereka dalam menerima hal-hal dari orang lain secara terbuka, mengambil

hal-hal dengan tepat, menjaga hal-hal dengan baik, menukar hal-hal dengan

benar, dan bekerja, mencintai, dan berpikir secara produktif.

Manusia dapat berhubungan dengan orang atau hal-hal lain melalui

cara produktif dan non-produktif. Masing-masing diuraikan menjadi lima

pasangan yang berkombinasi. Tidak ada orang yang murni produktif ata

non-produktif, semua orang berada di tengah-tengahnya.

PRODUCTIVE NON-PRODUCTIVE

Page 8: Teori Kepribadian Erich Fromm

Acc

epti

ng

Yakin dengan kemampuan dirinya sendiri, independen, aktif, berpikir

positif, menerima keberadaan diri & orang lain apa adanya.

Contoh : Psikoterapis ketika menerima dan merespon klien

Keyakinan bahwa semua yang baik itu datang dari ‘atas’. Orang yang dependen,

pasif, tidak mampu melihat antara hubungan perbuatannya dengan hasinya, senang

merengek.

Contoh : Pegawai negeri yang kurang inisiatif, terus menerus minta bantuan

dan saran.

Recep

tive

Pre

serv

ing

Kreatif mencari dunia baru untuk ditaklukkan, memanfaatkan segala

sesuatu untuk terus menerus dapat memberi keuntungan bagi diri sendiri

dan orang lain.

Contoh : pengusaha yang terus menerus mendirikan perusahaan

baru di ranah ynag berbeda.

Menarik diri dari dunia eksternal, menyimpan hasil kerja untuk diri sendiri,

mementingkan diri sendiri, curiga, kikir, semaunya sendiri.

Contoh : mengumpulkan harta dan tidak menginvestasikan dalam ekonomi

umum.

Hoard

ing

Tak

ing

Bekerja sama dengan orang lain berdasarkan tujuan bersama, kejujuran,

dan sikap rasional.

Contoh : Wiraswasta yang mengembangkan waralaba, memberi

keuntungan pada orang lain.

Mengambil kekuatan dari orang lain dengan kekuatan atau tipu muslihat. Mereka

tidak menghasilkan sesuatu dengan keringatnya sendiri tetapi memanfaatkan orang

lain. Orang yang suka memaksa orang lain.

Contoh : Petambang yang mengambil mineral tanpa bisa memperbarui

sumber alam itu.

Ek

sploitative

Exc

han

gin

g

Kepribadian pedagang yang memperoleh keuntungan tanpa merugikan

orang lain. Memberi kepuasan dari layanan dari produk yang dijual.

Contoh : Marketing yang mampu menyesuaikan diri sehingga

mampu menjual kepada konsumen yang berbeda sifat dan

kebuthannya.

Kepribadian jual beli, menjaga pemimpin tetap menarik agar layak jual. Tidak benar-

benar peduli dengan orang lain yang hanya dipandang sebagai sumber potensial yang

memberi keuntungan.

Contoh : Aktor yang menjual penampilannya kepada penontonnya.

Mark

eting

Page 9: Teori Kepribadian Erich Fromm

Bio

ph

ilou

sMencintai kehidupan dan sangat mempedulikan kesejahteraan orang lain.

Tidak mengambil jarak, selalu bersama dengan orang lain.

Contoh : Pekerja sosial pengasuh anak jalanan.

Orang yang tertarik dengan kematian, kesakitan, kerusakan, dan kehancuran.

Menyelesaikan masalah dengan kekerasan.

Contoh : Perampok yang minum sampai mabuk sebelum melakukan

kejahatan.

Necrop

hilou

s

I. Gangguan-Gangguan Kepribadian

Berikut ini jenis-jenis gangguan kepribadian yang lebih khusus menurut

Fromm, yaitu necrophilia (nekrofilia), malignant narcissism, incestuous symbiosis

(IS). Kita perlu menyadari bentuk gangguan kepribadian ini, terutama yang

berpengaruh besar di masyarakat. Kita juga perlu menyadari kemungkinan kita

memiliki andil membentuk kepribadian tidak sehat ini dalam lingkungan kita.

1. Nekrofilia (necrophilia).

Istilah ini artinya mencintai yang mati dan biasanya merujuk pada

penyimpangan seksual dengan mayat. Individu dengan gangguan ini benci

kemanusiaan, suka berselisih, dan memperoleh kepuasan dari barang-

barang yang jorok. Mereka tidak memilih untuk bersikap destruktif, karena

perilaku destruktif itu merupakan cerminan karakter dasar mereka.

2. Narsisisme sadistik (Malignant Narcissism).

Narsisme dalam bentuk sadis dapat menghalangi persepsi

mengenai realitas sehingga menganggap segala sesuatu pada dirinya

memiliki nilai sangat tinggi dan yang dimiliki orang lain nilainya sangat

rendah. Mereka yakin akan kualitas personal mereka yang luar biasa

sehingga berpikir tidak perlu membuktikannya.

3. Simbiosis Insestik (Incestuous Symbiosis).

Gangguan ini ditandai dengan adanya ketergantungan ekstrem

pada ibu atau bayangan ibu. Simbiosis insestik ini adalah bentuk

berlebihan dari fiksasi ibu (orang yang tetap bergantung pada ibu). Erich

Fromm setuju pada pendapat Harry Stack Sullivan yang mengatakan

bahwa kemelekatan pada ibu lebih diakibatkan oleh kebutuhan akan rasa

aman, bukannya seks. Mereka cemas dan takut apabila hubungan dengan

ibu terancam. Mereka bahkan yakin tidak dapat hidup tanpa pengganti ibu.

Erich Fromm menyebutkan adanya sindrom kemerosotan (syndrome of

decay) dan sindrom pertumbuhan (syndrome of growth). Sindrom kemerosotan

ditandai dengan munculnya tiga gangguan kepribadian di atas, yaitu nekrofilia,

narsisme sadistik, sekaligus simbiosis insestik. Sebaliknya sindrom pertumbuhan

ditandai oleh adanya biofilia, cinta, serta kebebasan positif.

J. Kesimpulan

1. Orientasi-orientasi karakter akan menjadi ciri khas dari seorang individu.

2. Orientasi karakter terbagi atas dua yaitu orientasi nonprodukif dan

orientasi produktif.

Page 10: Teori Kepribadian Erich Fromm

3. Orientasi nonproduktif terdiri atas Reseptif (receptive), Eksploitatif

(explotative), Penimbun (Hoarding), dan Marketing (marketing).

4. Terdapat beberapa gangguan kepribadian yang sangat kritis, yaitu

Nekrofilia (Necrophilia), Narsisme Berat, dan Simbiosis Insestik

(Incentuous Symbiosis).

5. Psikoterapi merupakan jenis terapi yang memfokuskan pada keterikatan

atu hubungan yang sangat dekat antara terapis dan pasien terapi.

6. Hasil tulisan Fromm tidak menghasilakan penelitian Empiris yang banyak.