PDF Skripsi Erich FC

92
i ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET, DEBT RATIO, DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008 SKRIPSI OLEH : ERICH FEDRICH CARLOUS 21077210 SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA 2008/2009

Transcript of PDF Skripsi Erich FC

i

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN,

RETURN ON ASSET, DEBT RATIO, DAN PRICE TO

BOOK VALUE TERHADAP HARGA SAHAM PADA

PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

SKRIPSI

OLEH :

ERICH FEDRICH CARLOUS

21077210

SKRIPSI INI DIAJUKAN UNTUK MELENGKAPI SEBAGIAN

PERSYARATAN MENJADI SARJANA EKONOMI

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA 2008/2009

ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul :

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET,

DEBT RATIO, DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

yang disusun untuk melengkapi sebagian dari persyaratan menjadi Sarjana

Ekonomi (SE) pada Program Studi Strata-1 Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi

Ilmu Ekonomi (STIE) Indonesia – Jakarta, sejauh yang saya ketahui bukan

merupakan tiruan, duplikasi ataupun plagiat dari skripsi yang sudah

dipublikasikan dan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar kesarjanaan di

lingkungan STIE Indonesia dan Perguruan Tinggi lainnya, kecuali bagian yang

sumber informasinya dicantumkan sebagaimana mestinya.

Jakarta, Agustus 2009

Erich Fedrich Carlous

NPK 21077210

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul :

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON

ASSET, DEBT RATIO, DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP

HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL

ESTAT DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

dibuat untuk melengkapi sebagian dari persyaratan menjadi Sarjana Ekonomi (SE)

di Program Studi Strata-1 Manajemen Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu

Ekonomi Indonesia. Skripsi ini ditulis dibawah bimbingan Drs. Imron H.R., MM.

dan diketahui oleh Ketua Jurusan Manajemen serta dinyatakan memenuhi syarat

sebagai skripsi di Jurusan Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Jakarta, Agustus 2009

Pembimbing Ketua Jurusan Manajemen Drs. Imron H.R., M.M. Drs. Sumitro, M.Sc.

iv

PANITIA PENGUJI SKRIPSI Skripsi dengan judul :

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET,

DEBT RATIO, DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

telah diuji dalam suatu sidang skripsi yang diselenggarakan oleh Jurusan

Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi pada tanggal 18 Agustus 2009

dengan nilai A.

Panitia Ujian Skripsi

1. ...........................; Drs. Sumitro, M.Sc. (Ketua Jurusan Manajemen)

2. ...........................; Doddi Prastuti, SE., MBA. (Ka. Program S-1 Manajemen)

3. .......................... ; Drs. Imron H.R., M.M. (Pembimbing)

4. ......................... ; Drs. Zulkarnaen Dj., MM. (Dosen Penguji)

5. ......................... ; Dra. Lilik Trianah, ME. (Dosen Penguji)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas keajaiban kecilnya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan sebagian

persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Jurusan Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

Dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu dalam

penyusunannya sehingga penulis, dengan segala kerendahan hati, ingin

mengucapkan terima kasih dan penghormatan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Drs. Imron, M.M. selaku dosen pembimbing yang banyak memberikan

masukan dan saran selama proses penyusunan skripsi.

2. Bapak Drs. Sumitro, M.Sc. dan Bapak Doddi Prastuti, SE., MBA., selaku

Ketua Jurusan Manajemen dan Kepala Program Studi S-1 Manajemen

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia.

3. Segenap dosen di Jurusan Manajemen, atas arahan dan bimbingannya selama

proses belajar-mengajar.

4. Kedua Orang Tua dan Adik-adik Penulis, terima kasih atas doa dan

semangatnya, kalianlah lilin kecil yang tak pernah padam.

5. Mama Niti dan Eyang Theo, atas teladan dan semangat nasionalismenya.

6. Vidya Anggriani, atas dorongan dan semangatnya, untuk itu apapun takkan

pernah cukup menggambarkan yang sesungguhnya.

7. Rekan-rekan Prodip III Kepabeanan dan Cukai angkatan XVIII atas

kerjasama dan persahabatan yang begitu indah, maaf sering absen futsal.

8. Rekan-rekan Pelaksana P2 Posko UTPK Koja, atas semangat dan waktu kerja

yang fleksibel.

9. Perpustakaan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia; Toko Buku Gramedia

dan fotokopi samping kampus, teruslah bertahan demi mahasiswa ekonomis.

vi

10. Yamaha V-ixion Biru BG 4811 RN dan Laptop DELL XPS M1330, karena

peralatan inilah yang selalu setia menemani penulis dalam penyelesaian

skripsi ini.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuannya

selama penulis mengenyam pendidikannya hingga sekarang.

Penulis mencoba mengintrospeksi diri dan menyadari bahwa skripsi ini

masih jauh dari sempurna mengingat keterbatasan waktu, sarana dan kemampuan

penulis dalam penyusunannya. Oleh karena itu, segenap saran, kritik, dan

masukan dari semua pihak merupakan hal yang sangat dihargai oleh penulis guna

penyempurnaan skripsi ini.

Jakarta, Agustus 2009

Erich Fedrich Carlous

NPK 21077210

vii

Erich Fedrich Carlous Dosen Pembimbing:

NPK 21077210 Drs. Imron H.R., MM.

Program Studi S-1 Manajemen

ANALISIS PENGARUH NET PROFIT MARGIN, RETURN ON ASSET,

DEBT RATIO, DAN PRICE TO BOOK VALUE TERHADAP HARGA

SAHAM PADA PERUSAHAAN PROPERTI DAN REAL ESTAT DI

BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2004 – 2008

ABSTRAK Investasi merupakan kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih sektor produktif yang terdapat pada pasar modal selama periode tertentu dengan harapan dapat memperoleh return investasi yang tinggi. Salah satu bentuk investasi di pasar modal adalah dalam bentuk saham. Dalam melakukan investasi, investor akan menganalisis berapa tingkat return yang dihasilkan dari investasinya untuk periode tertentu di masa yang akan datang, salah satunya melalui analisis rasio keuangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham pada perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2004 sampai dengan 2008 dengan menganalisis penggunaan hutang, informasi arus kas dan informasi laba yang dipublikasikan oleh emiten melalui laporan keuangan secara periodik. Adapun faktor penggunaan hutang, informasi arus kas dan informasi laba diproyeksikan dengan rasio Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), Debt Ratio (DR), dan Price to Book Value (PBV). Analisis yang dilakukan adalah dengan menghitung seberapa kuat pengaruh yang terjadi antara rasio NPM, ROA, DR, dan PBV dengan harga saham baik secara parsial dalam model regresi maupun secara simultan. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian ex post facto dengan menggunkan panel cross section data. Untuk pengolahan data digunakan Microsoft Excel 2007 dan software SPSS 17.0 melalui analisis korelasi linear sederhana, korelasi berganda dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rasio NPM, ROA, DR, dan PBV secara parsial dalam model regresi tidak berpengaruh terhadap harga saham. Sedangkan secara simultan rasio NPM, ROA, DR, dan PBV mempunyai pengaruh yang sedang sebesar 22,60% terhadap harga saham. Diharapkan dengan adanya penelitian ini masyarakat, Manajer Investasi, dan emiten dapat mengetahui seberapa besar pengaruh rasio keuangan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia.

Kata Kunci : Harga Saham, Net Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio,

Price to Book Value

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .................................................. ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ iii

PANITIA PENGUJI SKRIPSI ................................................................. iv

KATA PENGANTAR .............................................................................. v

ABSTRAK SKRIPSI ............................................................................... vii

DAFTAR ISI ............................................................................................ viii

DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1. Masalah Penelitian ............................................................. 1

1.1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian ......................... 1

1.1.2. Perumusan Masalah Pokok Penelitian ..................... 4

1.1.3. Pertanyaan-Pertanyaan Penelitian ........................... 5

1.2. Kerangka Teori ................................................................. 5

1.2.1. Identifikasi Variabel-Variabel Penelitian ................ 5

1.2.2. Uraian Konsepsional Tentang Variabel ................... 6

ix

1.2.2.1. Variabel X1 Net Profit Margin ...................... 6

1.2.2.2. Variabel X2 Return on Assets ...................... 6

1.2.2.3. Variabel X3 Debt Ratio ................................ 7

1.2.2.4. Variabel X4 Price to Book Value ................. 8

1.2.2.5. Variabel Y Nilai Aktiva Bersih Per Unit ... 9

1.2.3. Hipotesis Penelitian ................................................ 9

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ....................................... 10

1.3.1. Tujuan Penelitian ..................................................... 10

1.3.2. Kegunaan Penelitian ................................................ 11

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ................................................. 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ...............................................................

12

2.1. Review Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ......................... 12

2.2. Pasar Modal ........................................................................ 13

2.2.1. Pengertian Pasar Modal ............................................. 13

2.2.2. Pelaku Pasar Modal ................................................... 14

2.2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan

Pasar Modal .............................................................

2.2.4. Tujuan Pasar Modal ................................................

15

15

2.3. Saham ................................................................................ 16

2.3.1. Pengertian Saham ................................................... 16

2.3.2. Jenis-Jenis Saham ..................................................... 16

2.3.3. Pengertian Harga Saham ........................................... 19

2.3.4. Keuntungan Investasi Saham .................................. 20

x

2.3.5. Risiko Investasi Saham .............................................. 20

2.3.6. Nilai Saham .............................................................. 21

2.3.7. Analisis Penilaian Saham ......................................... 22

2.3.7.1. Analisis Fundamental ...................................

2.3.7.2. Analisis Teknikal .........................................

22

25

2.3.8. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pergerakan

Harga Saham ............................................................

26

2.4. Hubungan Antarvariabel Penelitian .................................. 28

2.4.1. Net Profit Margin .................................................... 28

2.4.2. Return on Assets ...................................................... 29

2.4.3. Debt Ratio ............................................................... 29

2.4.4. Price to Book Value ................................................. 31

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 32

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................. 32

3.2. Strategi dan Metode Penelitian ......................................... 32

3.2.1. Strategi Penelitian ................................................... 32

3.2.2. Metode Penelitian .................................................... 33

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ......................................... 33

3.4. Metode dan Alat Pengumpulan Data ................................ 34

3.5. Metode Analisis Data .......................................................

3.5.1. Uji prasyarat analisis statistik parametrik ..............

3.5.2. Pengujian Hipotesis Penelitian ..............................

35

36

37

xi

BAB IV HASIL-HASIL PENELITIAN ................................................. 43

4.1. Data dan Sampel Penelitian yang Diperoleh .................... 43

4.1.1. Perkembangan Bursa Efek Indonesia ....................... 43

4.1.2. Sampel penelitian ................................................... 46

4.1.3. Data harga saham (Variabel Y) ............................. 46

4.1.4. Data rasio net profit margin (Variabel X1) .............. 47

4.1.5. Data rasio return on assets (Variabel X2) ............... 47

4.1.6. Data rasio debt ratio (Variabel X3) ......................... 48

4.1.7. Data rasio price to book value (variabel X4) ............ 48

4.2. Pengolahan Data Penelitian ............................................... 48

4.2.1. Pengolahan awal data penelitian .............................. 48

4.2.2. Pengujian prasyarat analisis statistik parametrik ... 49

4.2.2.1. Uji asumsi dasar ...................................... 49

4.2.2.2. Uji penyimpangan asumsi klasik .............. 50

4.2.3. Pengujian hipotesis penelitian ................................ 52

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian ........................................... 62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 65

5.1. Kesimpulan ........................................................................ 65

5.2. Saran ................................................................................. 66

DAFTAR KUTIPAN

DAFTAR PUSTAKA

xii

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Gambaran Perekonomian Indonesia ............................ 44

Tabel 4.2. Sampel Perusahaan Properti dan Real Estat ............... 46

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov .. 49

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas .......................................... 50

Tabel 4.5. Hasil Uji Durbin-Watson ............................................ 52

Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda .................... 53

Tabel 4.7. Hasil Analisis Korelasi Ganda ................................... 55

Tabel 4.8. Hasil Analisis Determinasi ........................................ 55

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Secara Parsial ............................... 56

Tabel 4.10. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Sederhana NPM,

ROA, DR dan PBV dengan Harga Saham .............. 57

Tabel 4.11. Hasil Uji F 61

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Struktur Pasar Modal Indonesia.................................. 14

Gambar 4.1. Tren Volume Perdagangan dan Nilai Saham mulai

tahun 1999 s.d. Kuartal I tahun 2009..........................

44

Gambar 4.2. Grafik Indeks Harga Saham Perusahaan Properti dan

Real Estat .....................................................................

45

Gambar 4.3. Grafik Regresi dalam Uji Heteroskedastisitas ......... 51

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Resume Data Penelitian

Lampiran II Surat Keterangan Penelitian

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Masalah Penelitian

1.1.1. Latar belakang masalah penelitian

Pasar modal saat ini dipandang sebagai sarana efektif untuk mempercepat

pembangunan suatu negara. Melalui pasar modal dimungkinkan terciptanya

usahawan yang dapat menggalang penyerahan dana jangka panjang dari

masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif dalam bentuk investasi.

Hal ini sejalan dengan fungsi pasar modal yaitu meningkatkan dan

menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan kriteria pasarnya secara

efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.1

Investasi merupakan kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih

sektor produktif yang terdapat pada pasar modal selama periode tertentu dengan

harapan dapat memperoleh penghasilan dan meningkatkan nilai investasi.

Menurut Ahmad pada Supriyaningsih (2007), alasan seseorang melakukan

investasi, antara lain mendapatkan kehidupan yang lebih layak di masa yang akan

datang, mengurangi tekanan inflasi dan dorongan untuk menghemat pajak.2

Syarat utama bagi para investor untuk menyalurkan dananya melalui pasar

modal adalah perasaan aman akan investasinya. Perasaan aman ini diperoleh

diantaranya karena para investor memperoleh informasi yang jelas, wajar dan

tepat waktu mengenai kondisi keuangan perusahaan yang terdaftar di pasar modal

sebagai dasar pengambilan keputusan investasinya. Dalam melakukan investasi,

investor akan melakukan perkiraan tentang berapa tingkat penghasilan yang

diharapkan dari investasinya untuk periode tertentu di masa yang akan datang.

2

Keputusan investasi akan dilakukan investor apabila mereka menganggap bahwa

prospek dari suatu investasi akan menguntungkan, karena masa yang akan datang

penuh dengan ketidakpastian. Ketidakpastian akan tingkat penghasilan ini

merupakan inti dari investasi, yaitu bahwa pemodal harus selalu

mempertimbangkan unsur ketidakpastian yang merupakan risiko investasi.

Dalam menganalisis dan menilai kondisi keuangan perusahaan serta

prospek perubahan harga sahamnya, terdapat beberapa teknik analisis yang dapat

digunakan. Salah satu alternatif untuk mengetahui apakah informasi keuangan

yang dihasilkan dapat bermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba, termasuk

kondisi keuangan di masa depan adalah dengan melakukan analisis rasio

keuangan. Rasio keuangan menurut James C. Van Horne dalam Kasmir (2008:

104) adalah indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh

dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.3 Penman dalam Maurin

Sitorus (2005) menyatakan bahwa seperangkat laporan keuangan utama dalam

bentuk neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal, dan laporan arus kas

belum dapat memberi manfaat maksimal bagi pemakai sebelum pemakai

menganalisis laporan keuangan tersebut dalam bentuk analisis laporan keuangan,

termasuk analisis terhadap rasio-rasio keuangan.4 Menurut James C. Van Horne

dalam Agnes Sawir (2001), analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio

dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan

prestasi perusahaan bagi para analis yang ahli dan berpengalaman dibandingkan

analisis yang hanya didasarkan atas data keuangan sendiri-sendiri yang tidak

berbentuk rasio.5 Horrigan dalam I.G.K.A. Ulupui (2007) menyatakan bahwa

rasio keuangan berguna untuk memprediksi kesulitan keuangan perusahaan, hasil

operasi, kondisi keuangan perusahaan saat ini dan pada masa mendatang, serta

sebagai pedoman bagi investor mengenai kinerja masa lalu dan masa mendatang.6

Hasil penelitian Suad Husnan, Mahduh M. Hanafi, dan Ari Wibowo

menunjukkan bahwa pengumuman laporan keuangan perusahaan emiten juga

mempunyai pengaruh terhadap kegiatan perdagangan saham dan variabilitas

tingkat keuntungan. Dari hasil penelitian tersebut bisa disimpulkan sebagai

berikut :

3

1. Laporan keuangan yang diumumkan tampaknya dipergunakan oleh investor

dalam kegiatan di bursa, ini terlihat dari relatif tingginya perdagangan di hari

pengumuman dibanding dengan kegiatan diluar hari pengumuman tersebut.

2. Terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara perdagangan pada saat

sebelum dan sesudah pengumuman laporan keuangan.

3. Laporan keuangan Desember mempunyai dampak yang lebih besar dibanding

dengan bulan Maret.7

Dari hasil penelitian ini bisa dikatakan bahwa peranan laporan keuangan sudah

sangat penting, dan investor sudah sangat sadar untuk memperhatikan faktor

fundamental perusahaan. Hasil penelitian ini juga didukung dengan hasil

penelitian lainnya oleh Hanafi (1997) yang tetap menyatakan bahwa pengumuman

informasi laporan keuangan perusahaan emiten menunjukkan dampak yang besar

terhadap aktivitas perdagangan saham di pasar modal Indonesia.8

Permasalahan yang timbul adalah sejauh mana laporan keuangan

perusahaan publik tersebut mempengaruhi harga saham di pasar modal dan

variabel apa saja yang menjadi indikator perubahan harga saham.

J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham menyatakan bahwa perubahan

harga saham dipengaruhi oleh: (1) proyeksi laba per saham; (2) ketepatan waktu

aliran laba; (3) tingkat risiko dari laba yang diproyeksi; (4) penggunaan hutang;

dan (5) kebijakan dividen.9 Kelima faktor yang mempengaruhi perubahan harga

saham tersebut terlihat pada kinerja keuangan perusahaan dan sangat tergantung

pada kebijakan manajemen.

Selain itu, Budi Sutrisno menyatakan bahwa perubahan harga saham juga

dipengaruhi oleh faktor-faktor internal maupun eksternal perusahaan. Faktor

internal perusahaan meliputi informasi arus kas, informasi laba dan informasi

akuntansi lainnya yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan. Faktor

eksternal meliputi transaksi saham, tingkat bunga deposito, kepercayaan

masyarakat terhadap pasar modal, kondisi sosial politik dan kebijakasanaan

perekonomian makro lainnya.10

Ada dua pendekatan untuk melakukan analisis investasi yang berkaitan

dengan harga saham yaitu analisis fundamental dan analisis taktikal. Analisis

fundamental mempelajari hubungan antara harga saham dengan kondisi

4

perusahaan yang tercermin pada laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Peningkatan laba perusahaan dari tahun sebelumnya cenderung menyebabkan

peningkatan harga saham. Berdasarkan analisis teknikal, perubahan harga saham

dipengaruhi oleh penawaran dan permintaan pasar. Para analis teknikal lebih

banyak menggunakan informasi yang timbul dari luar perusahaan yang memiliki

dampak terhadap perusahaan dari pada informasi intern perusahaan.

Melihat kenyataan bahwa analisis fundamental cenderung memiliki

kemampuan memprediksi yang lebih terukur karena menggunakan informasi dari

laporan keuangan sebagai alat analisis maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan menggunakan analisis fundamental dalam bentuk rasio

keuangan untuk memperkirakan harga saham.

Pendapat dari J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham di atas mengenai

faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham, diantaranya mengenai

faktor penggunaan hutang, memberikan inspirasi bagi penulis untuk meneliti

hubungan rasio keuangan, yakni Debt Ratio, yang diduga berpengaruh terhadap

perubahan harga saham. Sedangkan pendapat Budi Sutrisno mengenai faktor

internal yang mempengaruhi harga saham, diantaranya informasi arus kas dan

informasi laba, serta faktor eksternal yakni transaksi saham memberikan inspirasi

penulis untuk meneliti hubungan rasio keuangan yakni Net Profit Margin, Return

on Asset, dan Price to Book Value terhadap harga saham. Untuk keseragaman data

perusahaan yang diteliti, penulis memilih jenis perusahaan properti dan real estat

yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sebagai sampel penelitian. Oleh karena

itu penulis mengambil judul penelitian “Analisis Pengaruh Net Profit Margin,

Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to Book Value terhadap Harga

Saham pada Perusahaan Properti dan Real Estat di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2004 – 2008”.

1.1.2. Perumusan masalah pokok penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah penelitian tersebut di atas maka

perumusan masalah pokok penelitian yang diambil adalah sebagai berikut:

5

“Bagaimana pengaruh net profit margin, return on asset, debt ratio,

dan price to book value terhadap harga saham perusahaan properti dan real

estat yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia tahun 2004 - 2008”.

1.1.3. Pertanyaan-pertanyaan penelitian

Berdasarkan perumusan Masalah Pokok Penelitian diatas, maka masalah-

masalah penelitian dapat dispesifikasi sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh net profit margin secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat pada Bursa Efek Indonesia?

2. Bagaimana pengaruh return on asset secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat pada Bursa Efek Indonesia?

3. Bagaimana pengaruh debt ratio secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat pada Bursa Efek Indonesia?

4. Bagaimana pengaruh price to book value secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat pada Bursa Efek Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh net profit margin, return on asset, debt ratio, dan price to

book value secara simultan terhadap harga saham perusahaan properti dan real

estat pada Bursa Efek Indonesia?

Daftar pertanyaan ini merupakan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya

akan coba diberikan oleh peneliti melalui pengumpulan dan analisis data

penelitian.

1.2. Kerangka Teori

1.2.1. Identifikasi variabel-variabel penelitian

Dengan memperhatikan uraian masalah pokok penelitian maka variabel

dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:

6

a. Variabel Bebas (x)

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel

lain. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel bebas adalah (1) net profit

margin; (2) return on asset; (3) debt ratio; dan (5) price to book value.

Variabel bebas tersebut secara berturut-turut diberi simbol x1, x2, x3, dan x4.

b. Variabel Terikat (y)

Variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel

bebas. Dalam penelitian ini yang merupakan variabel terikat adalah harga

saham yang diberi simbol y.

1.2.2. Uraian konsepsional tentang variabel penelitian

1.2.2.1.Variabel X1 Net Profit Margin

Kasmir mendefinisikan Net Profit Margin (NPM) sebagai ukuran

keuntungan dengan membandingkan antara laba setelah pajak dengan penjualan.11

Rasio Net Profit Margin termasuk salah satu rasio profitabilitas. Rasio ini dapat

digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang dapat diperoleh dari

setiap rupiah penjualan perusahaan.

Bagi para pemodal (investor), rasio ini juga menjadi bahan pertimbangan

dalam penilaian kondisi perusahaan, karena semakin besar emitmen dalam

menghasilkan laba, maka secara teoritis harga saham perusahaan tersebut di pasar

modal juga akan meningkat.

Adapun definisi operasional dari Net Profit Margin adalah sebagai berikut:

NPM = SalesNet

IncomeNet x 100% ...........................................................(1.1)

1.2.2.2.Variabel X2 Return on Assets

James C. Van Horne menyatakan bahwa Return on Assets (ROA)

digunakan untuk mengukur efektivitas keseluruhan aktiva dalam meningkatkan

keuntungan atau kemampuan dari modal tertanam.12 Eduardus Tandelilin

menyatakan bahwa ROA menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset

7

yang dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba.13 Rasio ini menggambarkan

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang

dimiliki oleh perusahaan. Rasio ini dapat diperoleh dengan membagi laba bersih

setelah pajak dengan total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi

rasio ROA maka semakin baik kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba

sehingga harga saham perusahaan juga meningkat.

Tinggi rendahnya ROA perusahaan selain tergantung pada keputusan

perusahaan dalam alokasi dana yang mereka miliki pada berbagai bentuk investasi

atau aktiva (keputusan investasi), juga tergantung pada tingkat efisiensi

penggunaan aktiva perusahaan. Penggunaan aktiva yang tidak efisien seperti

banyaknya dana menganggur dalam persediaan, lamanya dana tertanam dalam

piutang, berlebihnya uang kas, aktiva tetap beroperasi dibawah kapasitas normal,

dan lain sebagainya akan berakibat pada rendahnya rasio ini, demikian pula

sebaliknya.

Nilai ROA yang positif menunjukkan bahwa total aktiva yang digunakan

untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya,

Nilai ROA yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan,

perusahaan mendapatkan kerugian.

Bagi para pemodal yang akan melakukan transaksi pembelian saham suatu

perusahaan, penilaian terhadap kemampuan emiten dalam menghasilkan laba

merupakan suatu hal yang sangat penting. Hal ini dikarenakan apabila laba

perusahaan meningkat maka harga saham perusahaan tersebut juga akan

meningkat. Dengan kata lain, profitabilitas akan mempengaruhi harga saham

secara tidak langsung.

Adapun definisi operasional dari Return on Asset adalah sebagai berikut:14

ROA = Aktiva Total

IncomeNet x 100% ..............................................................(1.2)

1.2.2.3.Variabel X3 Debt Ratio

J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham mendefinisikan Debt Ratio sebagai

rasio total hutang terhadap aktiva yang pada umumnya disebut rasio hutang,

8

menghitung persentase total dana yang disediakan oleh para kreditor.15 James C.

Van Horne menyatakan bahwa Debt Ratio merupakan rasio yang menunjukkan

batasan dimana perusahaan didanai oleh hutangnya.16 Rasio DR kurang dari satu

menunjukkan bahwa aset perusahaan banyak dibiayai dengan modal, sedangkan

DR lebih dari satu menunjukkan aset perusahaan banyak dibiayai dengan hutang.

Jika rasio ini tinggi pada masa ekonomi sulit maka dapat diindikasikan

perusahaan sedang mengalami masalah keuangan. Jika rasio ini tinggi pada

tingkat perekonomian baik dan suku bunga rendah maka dapat menunjukkan

perusahaan sedang mengalami perkembangan yang baik dan mengalami

peningkatan keuntungan. Dengan membuat perhitungan rasio DR maka dapat

diketahui apakah perusahaan sedang mengalami peningkatan ataupun penurunan

kegiatan usaha sehingga perubahan harga saham dapat diperkirakan.

Adapun definisi operasional dari Debt Ratio adalah sebagai berikut:

DR = Assets TotalsLiabilitie Total .............................................................. (1.3)

1.2.2.4.Variabel X4 Price to Book Value

Price to Book Value (PBV) merupakan perbandingan total nilai saham

perusahaan dengan nilai buku per lembar saham perusahaan. PBV menunjukkan

jumlah rupiah yang dibayarkan untuk setiap lembar saham. Apabila rasio PBV

lebih kecil dari 1, artinya saham suatu perusahaan dijual lebih rendah daripada

nilainya sehingga saham tersebut masih layak dibeli. Sebaliknya, apabila rasio

PBV lebih besar dari 1 artinya saham perusahaan dijual lebih tinggi daripada nilai

perusahaan sehingga saham seperti ini praktis dianggap kemahalan.

Adapun definisi operasional dari Price to Book Value adalah sebagai

berikut:

PBV = SharePer Equity ValueBook

Price Closing ............................ (1.4)

9

1.2.2.5.Variabel X5 Harga Saham

Harga saham didefinisikan oleh J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham

sebagai harga dimana suatu saham dijual di bursa.17 Harga saham sering dicatat

berdasarkan perdagangan terakhir pada hari bursa sehingga sering disebut harga

penutupan. Oleh karena itu harga saham diukur dari harga resmi berdasarkan

transaksi penutupan terakhir pada hari bursa. Menurut J. Fred Weston dan Eugene

F. Brigham, perubahan harga saham dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni: (1)

proyeksi laba per saham, (2) ketepatan waktu aliran laba, (3) tingkat risiko dari

laba yang diproyeksi, (4) penggunaan hutang, dan (5) kebijakan dividen.18

Pada penelitian ini harga saham yang digunakan adalah harga saham yang

tercantum pada website www.idx.co.id dan www.yahoo.com. Data ini merupakan

hasil rekapitulasi yang dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia. Meskipun tingkat

sampling error tidak dapat diketahui namun peneliti menganggap data ini akurat

untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut dalam penelitian karena sudah banyak

para analis, tim riset dan peneliti menggunakan data ini untuk analisis, riset dan

penelitian mereka.

1.2.3. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teori diatas, dapat diajukan hipotesis sebagai

berikut:

1. Hipotesis I

H0 : ρ = 0. Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

2. Hipotesis II

H0 : ρ = 0. Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

10

3. Hipotesis III

H0 : ρ = 0. Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Debt Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

4. Hipotesis IV

H0 : ρ = 0. Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap

harga saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Price to Book Value secara parsial berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

5. Hipotesis V

H0 : ρ = 0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to Book

Value secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to

Book Value secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

properti dan real estat.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan penelitian

Penelitian terhadap beberapa rasio keuangan terhadap perubahan harga

saham ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui dan menganalisis: (1)

hubungan net profit margin secara parsial terhadap harga saham perusahaan

properti dan real estat; (2) hubungan return on asset secara parsial terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat; (3) hubungan debt ratio secara parsial

terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat; (4) hubungan price to

book value secara parsial terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat;

dan (5) hubungan net profit margin, return on asset, debt ratio, dan price to book

value secara simultan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

11

1.3.2. Kegunaan penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Peneliti

Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan peneliti mengenai gambaran

praktis tentang pengaruh beberapa rasio keuangan yakni net profit margin, return

on asset, debt ratio, dan price to book value terhadap harga saham perusahaan

properti dan real estat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2004 sampai dengan

tahun 2008.

2. Bagi Investor dan manajer investasi

Sebagai bahan kajian dan pemberian masukan dalam melakukan investasi

saham dengan mempertimbangkan beberapa rasio keuangan dalam memprediksi

harga saham sehingga diperoleh keputusan investasi yang paling baik.

1.4. Ruang Lingkup Penelitian

Penulis membatasi penelitian ini hanya terhadap perusahaan properti dan

real estat yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia sejak Januari 2004 sampai

dengan Desember 2008. Alasan pembatasan ruang lingkup penelitian ini adalah

untuk keseragaman data serta persamaan latar belakang sampel penelitian

sehingga hasil penelitian diharapkan dapat digeneralisasikan dan mewakili

subsektor usaha properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Review Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya mengenai perubahan harga saham dilakukan oleh

Njo Anastasia, Yanny Widiastuty, dan Imelda Wijiyanti (2003), yang merupakan

staf pengajar dan mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Petra

Surabaya, dalam Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 nomor 2 bulan November

2003 Universitas Kristen Petra Surabaya, dengan judul penelitian “Analisis Faktor

Fundamentalis dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di Bursa

Efek Jakarta”.19 Faktor fundamental yang digunakan sebagai variabel bebas

adalah Return on Asset (ROA), Return on Equity (ROE), Book Value (BV), Debt

Equity Ratio (DER), dan Required Rate of Return (r). Faktor-faktor tersebut

digunakan sebagai variabel bebas didasarkan pada pemikiran bahwa faktor

tersebut menggambarkan risiko dan return yang akan diterima para pemodal atas

investasinya pada saham. Model yang dikembangkan adalah pendekatan Gordon

yaitu Devidend Discount Model (DDM) yang constant growth. Dengan

menggunakan teknik purposive sampling method, diperoleh 13 perusahaan

properti yang memiliki data laporan keuangan secara lengkap mulai tahun 1996

s.d. 2001. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya faktor fundamental BV

yang mempengaruhi harga saham secara parsial, sedangkan faktor fundamental

yang lainnya tidak berpengaruh. Selanjutnya, masing-masing variabel bebas

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Namun

pada penelitian ini, pola hubungan faktor fundamental dan risiko sistematik

terhadap perubahan harga saham terlihat lemah dikarenakan nilai adjusted R

square sebesar 0,244. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas pada model

regresi hanya mampu menjelaskan 24,4% pola pergerakan saham pada perusahaan

properti, sedangkan 75,6% dipengaruhi faktor-faktor lain di luar model.

13

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Joko Prayitno (2007), mahasiswa

Pasca Sarjana Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA Jakarta, dalam tesisnya

yang berjudul “Analisis Pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book Value, dan

Return on Equity terhadap Return Saham pada Industri Real Estat dan Properti di

Bursa Efek Jakarta”.20 Penelitian ini dilakukan terhadap 7 perusahaan properti dan

real estat yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta untuk mengetahui pengaruh Price

Earning Ratio (PER), Price to Book Value (PBV), dan Return on Equity (ROE)

secara parsial terhadap return saham. Penelitian ini menggunakan teknik analisis

regresi linear berganda dengan mengambil periode penelitian mulai tahun 2001

sampai dengan 2006. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel PER

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, variabel PBV

berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan variabel

ROE tidak berpengaruh signifikan. Pada penelitian ini, pola hubungan antara

PER, PBV, dan ROE terhadap return saham terlihat kuat dikarenakan nilai

adjusted R square sebesar 0,616. Hal ini menunjukkan bahwa variabel bebas pada

model regresi mampu menjelaskan 61,6% pola pergerakan return saham pada

perusahaan properti dan real estat, sedangkan 38,4% dipengaruhi faktor-faktor

lain di luar model.

2.2. Pasar Modal

2.2.1 Pengertian pasar modal

Sesuai Pasal 1 angka (13) Undang-Undang RI nomor 8 tahun 1995 tentang

Pasar Modal, pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran

umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang

diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.21 Menurut

Suad Husnan, pasar modal secara formal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk

berbagai instrumen keuangan (atau sekuritas) jangka panjang yang bisa

diperjualbelikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri.22 Sedangkan

Eduardus Tandelilin merumuskan pasar modal sebagai pertemuan antara pihak

yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara

memperjualbelikan sekuritas.23

14

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah

suatu lembaga yang dapat menggalang pengerahan dana-dana jangka panjang

dalam bentuk surat-surat berharga yang bersifat hutang (obligasi) maupun yang

bersifat kepemilikan (saham).

2.2.2. Pelaku pasar modal

Pelaku pasar modal menurut Eduardus Tandelilin dapat dikategorikan

sebagai berikut:24

1. Menteri Keuangan.

2. Lembaga pengawas pasar modal, yaitu Bapepam.

3. Lembaga pelaksana kegiatan pasar modal, yakni bursa efek, lembaga kliring

dan penjaminan, dan lembaga penyimpanan dan penyelesaian.

4. Perusahaan Efek, yakni penjamin emisi, perantara pedagang efek, dan

manager investasi.

5. Lembaga penunjang kegiatan pasar modal, yakni biro administrasi efek, bank

kustodian, wali amanat, penasehat investasi, dan pemeringkat efek.

6. Lembaga profesi penunjang, yakni akuntan, konsultan hukum, penilai, dan

notaris.

7. Pihak pemodal, yakni investor domestik dan investor asing.

8. Emiten, yakni perusahaan publik dan reksadana.

Gambar 2.1. Sctruktur Pasar Modal Indonesia

15

2.2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal

Suad Husnan mengemukakan lima faktor yang mempengaruhi

keberhasilan pasar modal, yakni:25

1. Supply sekuritas

Banyaknya perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal

merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pasar modal.

2. Demand akan sekuritas

Hal ini berarti bahwa diperlukan ketersediaan dana yang cukup besar dari

anggota masyarakat untuk diperdagangkan membeli sekuritas-sekuritas yang

ditawarkan.

3. Kondisi politik dan ekonomi

Kondisi politik yang stabil akan mempengaruhi supply dan demand akan

sekuritas sehingga membantu pertumbuhan ekonomi.

4. Masalah hukum dan peraturan

Peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar dan

menyesatkan menjadi mutlak diperlukan. Justru pada aspek inilah negara-

negara dunia ketiga lemah.

5. Keberadaan lembaga yang mengatur dan mengawasi kegiatan pasar modal

dan berbagai lembaga yang yang memungkinkan dilakukan transaksi secara

efisien.

2.2.4. Tujuan pasar modal

Menurut Eduardus Tandelilin, tujuan pasar modal di Indonesia adalah

berusaha untuk menjalankan perekonomian yang berasaskan kekeluargaan. Oleh

karena itu, terdapat tiga aspek untuk mencapai tujuan tersebut, yaitu:

1. Mempercepat proses perluasan partisipasi masyarakat dalam pemilikan

saham-saham perusahaan.

2. Pemerataan pendapatan masyarakat melalui pemilikan saham.

3. Menggairahkan masyarakat dalam mengerahkan dan penghimpunan dana

untuk digunakan secara produktif.26

16

Alternatif pembiayaan melalui pasar modal banyak menarik minat

masyarakat bisnis karena dalam beberapa hal pasar modal mempunyai daya tarik

tersendiri di bandingkan dengan jenis – jenis pembiayaan lainnya. Ada beberapa

daya tarik pasar modal. Pertama, pasar modal diharapkan mampu menjadi

alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Kedua, pasar modal

memungkinkan para investor mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai

dengan preferensi risiko mereka, dan investasi pada sekuritas mempunyai daya

tarik pada bidang likuiditasnya. Oleh sebab itu pasar modal memungkinkan

terjadinya alokasi dana yang efisien.27

2.3. Saham

2.3.1. Pengertian saham

Menurut Bambang Riyanto, saham merupakan tanda bukti pengambilan

bagian atau peserta dalam suatu perseroan terbatas.28

Menurut Suad Husnan, saham adalah:29

Secarik kertas yang menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas terebut) untuk memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan sekuritas tersebut, dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut menjalankan haknya. Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa saham

adalah sebuah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang

berbentuk perseroan terbatas (emiten) yang menyatakan bahwa pemilik saham

tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu.

2.3.2. Jenis-jenis saham

Saham dapat dikelompokkan berdasarkan cara peralihan hak, kemampuan

dalam hak tagih, dan kinerja perdagangan.30

1. Cara peralihan hak

Ditinjau dari cara peralihannya saham dibedakan menjadi saham atas unjuk

dan saham atas nama.

17

a. Saham atas unjuk (bearer stock). Diatas sertifikat saham atas unjuk tidak

dituliskan nama pemiliknya. Dengan pemilikan saham ini, seorang pemilik

sangat mudah untuk mengalihkan atau memindahkannya kepada orang lain

karena sifatnya mirip dengan uang.

b. Saham atas nama (registered stock). Diatas sertifikat saham ini ditulis nama

pemiliknya. Cara pemindahannya harus memenuhi prosedur tertentu yaitu

dengan dokumen peralihan, kemudian nama pemiliknya dicatat dalam buku

perusahaan yang khusus memuat daftar nama pemegang saham.

2. Kemampuan dalam hak tagih

Berdasarkan kemampuan dalam hak tagih atau kalim, saham dapat

digolongkan menjadi saham biasa dan saham preferen.

a. Saham biasa (common stock)

Pemegang saham ini memperoleh dividen setelah pembagian dividen untuk

pemegang saham preferen dilakukan. Jika perusahaan dilikuidasi maka

pemegang saham biasa memperoleh sebagian kekayaan perusahaan setelah

semua kewajiban dilunasi, baik untuk kreditur maupun pemegang saham

preferen.

b. Saham preferen (preferred stock)

Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk mendapatkan dividen

terlebih dahulu dibandingkan pemegang saham biasa.

3. Berdasarkan kinerja perdagangan saham

Berdasarkan kinerja perdagangan saham, saham dapat dibagi menjadi:

a. Blue Chip Stock

Yaitu saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi

sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil dan

konsisten dalam membayar deviden.

b. Income Stock

Merupakan saham dari suatu emiten yang memiliki kemampuan membayar

deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden yang dibayarkan pada tahun

sebelumnya.

18

c. Growth Stock

Saham ini merupakan saham-saham dari emiten yang memiliki pertumbuhan

pendapatan yang tinggi, sebagai leader di industri sejenis yang mempunyai

reputasi tinggi.

d. Speculative Stock

Adalah saham suatu perusahaan yang tidak bisa secara konsisten memperoleh

penghasilan dari tahun ke tahun, akan tetapi mempunyai kemungkinan

penghasilan yang tinggi di masa mendatang meskipun belum pasti.

e. Counter Cyclical Stock

Saham ini merupakan saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi ekonomi

makro maupun situasi bisnis secara umum.

Pada umumnya, saham dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yakni:

1. Saham Biasa, yakni saham yang tidak mencantumkan nama pemilik dan

kepemilikannya melekat pada pemegang sertifikat tersebut.

2. Saham Preferen, yakni saham yang memberikan hak untuk mendapatkan

dividen terlebih dahulu dari saham biasa yang besarnya tetap.

Perbedaan saham biasa dengan saham preferen dapat dijelaskan sebagai

berikut:

1. Pada saham biasa, dividen dibayarkan kepada pemegang saham sepanjang

perusahaan memperoleh laba. Sedangkan pada saham preferen, pemilik

saham memiliki hak paling dahulu untuk memperoleh dividen.

2. Pemegang saham biasa memperoleh hak suara, sedangkan pemegang saham

preferen tidak memiliki hak suara.

3. Apabila perusahaan dilikuidasi, pemegang saham biasa memperoleh

pembagian kekayaan perusahaan setelah semua kewajiban perusahaan

dilunasi. Sedangkan pemegang saham preferen mendapatkan hak pembayaran

maksimum sebesar nilai nominal saham terlebih dahulu setelah kreditor

apabila perusahaan dilikuidasi.

19

4. Pemegang saham preferen kemungkinan dapat memperoleh tambahan dari

pembagian laba perusahaan di samping penghasilan yang diterima secara

tetap, sedangkan pemegang saham biasa tidak.

Berkaitan dengan perbedaan saham biasa dan saham preferen tersebut di

atas, berikut dapat dijelaskan lebih jauh kelebihan dan kelemahan saham preferen:

1. Saham preferen lebih aman dari saham biasa karena memiliki hak klaim

terhadap pembagian kekayaan perusahaan dan pembagian dividen terlebih

dahulu.

2. Dibandingkan dengan investasi dalam bentuk pinjaman, saham preferen

kurang aman karena dividen secara hukum bukan merupakan kewajiban

perusahaan.

3. Pembayaran dividen secara tetap sulit dinaikkan.

4. Pemegang saham preferen tidak memiliki hak voting.

5. Saham preferen tidak memiliki jatuh waktu.

6. Saham preferen sulit diperjualbelikan dibanding saham biasa karena biasanya

saham preferen jauh lebih sedikit.

2.3.3. Pengertian harga saham

Harga saham didefinisikan oleh J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham

sebagai harga dimana suatu saham dijual di bursa.31 Johar Arifin dan Muhammad

Fakhruddin mendefinisikan harga saham sebagai harga jual beli yang sedang

berlaku di pasar atau harga suatu efek yang terjadi di bursa efek.32 Sedangkan

Kontien menyatakan bahwa harga saham adalah sutau angka yang secara

sederhana menggambarkan naik turunnya harga pasar saham pada suatu saat

tertentu.33 Bapepam mendefinisikan harga saham sebagai harga yang terjadi di

bursa selama satu tahun yang menunjukkan harga tertinggi dan terendah.34

Berdasarkan uraian di atas, dapt disimpulkan bahwa harga saham adalah

harga suatu saham dijual di bursa yang ditentukan oleh kekuatan permintaan dan

penawaran pasar.

20

2.3.4. Keuntungan investasi saham

Terdapat dua keuntungan atau manfaat utama yang dapat diterima oleh

investor dari berinvestasi dalam saham, yakni:

1. Dividen

Yaitu bagian keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang

saham. Jumlah dividen yang akan dibagikan diusulkan oleh dewan direksi

dan disetujui dalam RUPS.

2. Capital Gain

Investor dapat menikmati capital gain jika harga jual melebihi harga beli

saham tersebut.

2.3.5. Risiko investasi saham

Disamping memperoleh keuntungan dari berinvestasi saham, saham biasa

juga memiliki beberapa risiko. Risiko tersebut adalah:

1. Tidak ada pembagian dividen

Jika emiten tidak membukukan laba pada tahun berjalan, atau RUPS

memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham

karena laba yang diperoleh akan dipergunakan untuk ekspansi usaha.

2. Capital Loss

Investor akan mengalami capital loss jika harga beli saham lebih besar dari

harga jual saham.

3. Risiko likuidasi

Jika emiten bangkrut atau dilikuidasi para pemegang saham memiliki hak

klaim terakhir terhadap aktiva perusahaan setelah seluruh kewajiban emiten

dibayar.

4. Saham delisting dari bursa

Karena beberapa alasan tertentu misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak

pernah diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, dan berbagai

kondisi lainnya sesuai dengan peraturan pencatatan efek di bursa, saham

dapat dihapus pencatatannya (delisting) di bursa sehingga pada akhirnya

saham tersebut tidak dapat diperdagangkan.

21

2.3.6. Nilai saham

Nilai saham secara umum dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

a. Nilai buku

Menurut James C. Van Horne, nilai buku adalah nilai akuntansi dari aktiva-

aktiva dikurang akumulasi penyusutannya.35 Arthur J. Keown et al

mendefinisikan nilai buku sebagai nilai suatu aset yang ditunjukkan pada

laporan neraca perusahaan, yang menunjukkan biaya historis aset daripada

ongkos nilainya sekarang.36 Sedangkan Eduardus Tandelilin mendefinisikan

nilai buku sebagai nilai yang dihitung berdasarkan pembukuan perusahaan

penerbit saham (emiten).37 Nilai buku per lembar saham menunjukkan aktiva

bersih (net assets) per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham.

b. Nilai pasar

James C. Van Horne mendefinisikan nilai pasar sebagai harga pasar dimana

aktiva diperdagangkan di pasar bebas.38 Sedangkan Arthur J. Keown et al

menyatakan bahwa nilai pasar dari aset adalah nilai yang teramati atas aset

yang ada di pasaran yang ditentukan oleh kekuatan pemasaran dan

permintaan dimana pembeli menegosiasikan harga yang bisa diterima untuk

aset itu.39 Eduardus Tandelilin mendefinisikan nilai pasar sebagai nilai saham

di pasar yang ditunjukkan oleh harga saham tersebut di pasar.40 Nilai pasar

tidak lagi dipengaruhi oleh emiten atau pihak pinjaman emisi, sehingga boleh

jadi harga inilah yang sebenarnya mewakili nilai suatu perusahaan.

c. Nilai intrinsik

James C. Van Horne mendefinisikan nilai intrinsik sebagai nilai sekuritas

yang seharusnya dimiliki berdasarkan seluruh faktor penilaian.41 Sedangkan

Arthur J. Keown et al mendefinisikan nilai intrinsik atau ekonomi dari suatu

aset, yang juga disebut nilai wajar, adalah nilai sekarang arus kas masa depan

yang diharapkan dari asset.42 Eduardus tandelilin mendefinisikan nilai

intrinsik, atau dikenal sebagai nilai teoritis sebagai nilai saham yang

sebenarnya atau seharusnya terjadi.43 Perhitungan nilai intrinsik ini adalah

mencari nilai sekarang dari semua aliran kas di masa mendatang baik yang

berasal dari dividen maupun capital gain. Pada prinsipnya, analisis harga

saham merupakan perhitungan untuk mencari nilai intrinsik saham.

22

2.3.7. Analisis penilaian saham

Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar

menyadari bahwa disamping memperoleh keuntungan, mungkin juga akan

mengalami kerugian. Analisis investasi saham merupakan hal yang mendasar

untuk diketahui para investor, mengingat tanpa analisis yang baik dan rasional

para investor akan mengalami kerugian. Keputusan membeli saham terjadi bila

nilai perkiraan suatu saham diatas harga pasar. Sebaliknya, keputusan menjual

saham terjadi bila nilai perkiraan suatu saham dibawah harga pasar.

Penilaian harga saham bertujuan untuk menaksir nilai intrinsik suatu

saham dan kemudian membandingkannya dengan harga pasar saham tersebut.

Apabila nilai intrinsik saham lebih besar dari harga pasar maka saham tersebut

dinilai undervalued sehingga dapat dibeli atau ditahan jika telah dimiliki. Apabila

nilai intrinsik saham lebih kecil dari harga pasar maka saham tersebut dinilai

overvalued sehingga dapat dijual untuk mendapatkan keuntungan maksimal.

Namun, jika nilai intrinsik saham sama dengan harga pasar maka saham tersebut

dinilai wajar harganya dan berada dalam kondisi keseimbangan.

Analisis saham merupakan salah satu dari sekian tahapan dalam proses

investasi yang berarti melakukan analisis terhadap individual atau sekelompok

sekuritas. Analisis yang sering digunakan untuk menilai suatu saham yaitu

analisis fundamental dan analisis teknikal.

2.3.7.1.Analisis fundamental

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa yang

akan datang dengan:

a. mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga

saham dimasa yang akan datang.

b. menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran

harga saham.

Analisis fundamental merupakan analisis historis atas kekuatan keuangan

dari suatu perusahaan yang sering disebut company analysis. Data yang digunakan

adalah data historis, artinya data yang telah terjadi dan mencerminkan keadaan

23

keuangan yang telah lewat dan bukan mencerminkan keadaan keuangan yang

sebenarnya pada saat analisis. Dalam company analysis, para pemodal (investor)

akan mempelajari laporan keuangan perusahaan yang salah satunya dengan

menggunakan analisis rasio keuangan, mengidentifikasi kecenderungan atau

pertumbuhan yang mungkin ada, mengevaluasi efisisensi operasional dan

memahami sifat dasar dan karakteristik operasional dari perusahaan tersebut.

Para analis fundamental mencoba memperkirakan harga saham dimasa

datang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktor fundamental yang

mempengaruhi harga saham dimasa datang, dan menempatkan hubungan faktor-

faktor tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.

Terdapat dua pendekatan yang sering digunakan dalam analisis

fundamental, yakni pendekatan nilai sekarang (Present Value Approach) dan

pendekatan laba (Price Earning Ratio Approach).

1. Pendekatan Nilai Sekarang (Present Value Approach)

Dalam pendekatan ini, nilai suatu saham diestimasikan dengan cara

mengkapitalisasi pendapatan, atau disebut capitalization income methode. Nilai

sekarang suatu saham adalah sama dengan nilai sekarang dari arus kas di masa

yang akan datang yang investor harapkan diterima dari investasi atas saham

tersebut. Secara matematis, Eduardus Tandelilin memformulasikan model

diskonto arus kas sebagai berikut:44

V0 = ∑= +

n

tt

t

tkCF

1 )1( ................................................................................(2.1)

Keterangan:

V0 = nilai sekarang dari suatu saham

CFt = aliran kas yang diharapkan pada periode t

kt = return yang disyaratkan pada periode t

n = jumlah periode aliran kas

Arus kas merupakan komponen dalam penentuan nilai perusahaan. Arus

kas merupakan kas yang diterima oleh perusahaan. Sebagai alternatif dari arus

kas, laba perusahaan (earnings) juga dapat digunakan untuk menghitung nilai

perusahaan. Arus dividen dapat dianggap sebagai arus kas yang diterima oleh

24

investor. Dengan alasan bahwa dividen merupakan satu-satunya arus pendapatan

yang diterima oleh investor, model diskonto dividen dapat digunakan sebagai

pengganti model diskonto arus kas untuk menghitung nilai saham. Berikut ini

formula model diskonto dividen untuk menghitung nilai intrinsik saham menurut

Eduardus Tandelilin:45

P0 = ∑= +

n

tt

t

kD

1 )1( .....................................................................................(2.2)

Keterangan:

P0 = nilai intrinsik saham dengan model diskonto dividen

D1, D2, ..., D∞ = dividen yang dibayarkan untuk saham ke-t

k = tingkat return yang disyaratkan

Penghitungan nilai sekarang dari perusahaan (nilai saham) dengan

menggunakan model diskonto dividen terbagi menjadi tiga jenis dengan

mengasumsikan nilai saham tanpa pertumbuhan dividen, nilai saham dengan

pertumbuhan dividen konstan, dan nilai saham dengan pertumbuhan dividen tidak

konstan (ganda).

a. Nilai saham tanpa pertumbuhan dividen

P0 = k

D0 ...............................................................................(2.3)

b. Nilai saham dengan pertumbuhan dividen konstan

P0 = gk

D−

1 ...........................................................................(2.4)

c. Nilai saham dengan pertumbuhan dividen tidak konstan (ganda)

P0 = ( )( )

( )( )n

c

cnn

tt

tt

kgkgD

kgD

+−+

++

+∑= 1

1111

1

0 ............................(2.5)

Keterangan:

P0 = nilai intrinsik saham dengan model pertumbuhan tidak konstan

n = jumlah tahun selama pembayaran dividen supernormal

D0 = dividen saat ini (tahun pertama)

gt = pertumbuhan dividen supernormal

25

2. Pendekatan Laba (Price Earning Ratio Approach)

Alternatif selain menggunakan arus kas atau arus dividen dalam

menghitung nilai fundamental atau nilai intrinsik saham adalah menggunakan

nilai laba perusahaan (earning). Pendekatan yang paling sering digunakan adalah

pendekatan Price Earning Ratio (PER) atau disebut juga pendekatan earnings

multiplier. Pendekatan ini digunakan untuk mengukur berapa kali (multiplier)

nilai earning yang tercermin dalam harga suatu saham. PER memberikan

informasi berapa rupiah harga yang harus dibayar investor untuk memperoleh

setiap Rp. 1,00 earning perusahaan.

Eduardus Tandelilin menyatakan bahwa perhitungan nilai saham dengan

pendekatan ini menggunakan constant growth model sehingga PER dapat

dimodifikasi sebagai berikut:46

EP =

)(1

1

gkED

− ........................................................................(2.6)

Keterangan:

EP = Price Earning Ratio

1

1

ED

= Dividend Payout Ratio

k = tingkat return yang disyaratkan

g = tingkat pertumbuhan dividend yang diharapkan

2.3.7.2.Analisis teknikal

Suad Husnan menyatakan bahwa analisis teknikal merupakan:47

Suatu teknik yang menggunakan data atau catatan pasar untuk berusaha mengakses permintaan dan penawaran suatu saham, volume perdagangan, indeks harga saham baik individual maupun gabungan, serta faktor-faktor lain yang bersifat teknis. Model analisis teknikal lebih menekankan pada perilaku pasar modal

dimasa datang berdasarkan kebiasaan dimasa lalu. Analisis ini berupaya untuk

memperkirakan harga saham (kondisi pasar) di masa datang dengan mengamati

26

data-data pasar di masa lalu seperti data harga saham dan volume penjualan

saham.

Para analis teknikal merekam data atau membuat grafik pergerakan harga

saham dan volume perdagangan. Dari grafik yang telah dibuat tersebut, mereka

akan mencari pola pergerakan harga saham maupun volume perdagangan dan

mencari celah-celah keuntungan dari pola tersebut.

2.3.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham

Lingkungan mikro yang mempengaruhi pergerakan harga saham antara

lain:

1. Pengumuman tentang aktivitas operasional perusahaan, seperti pengumuman

produk baru. Pengumuman produk baru memberikan gambaran bahwa

perusahaan selalu berinovasi dalam menciptakan output. Inovasi perusahaan

merupakan salah satu hal yang sangat disukai investor dan pada akhirnya

meningkatkan permintaan dan harga saham di bursa.

2. Pengumuman pendanaan dan investasi, seperti pengumuman ekspansi pabrik.

Secara tidak langsung, pengumuman ekspansi pabrik menunjukkan bahwa

perusahaan mengalami peningkatan dalam produksi dan penjualan sehingga

grafik pertumbuhan perusahaan naik. Naiknya grafik tersebut menyebabkan

peningkatan permintaan akan saham karena investor menilai saham

perusahaan tersebut menjanjikan expected return yang tinggi dan pada

akhirnya meningatkan harga saham.

3. Pengumuman badan direksi manajemen, seperti perubahan dan penggantian

manajemen. Hal ini sangat berpengaruh terhadap keputusan investor untuk

kembali menginvestasikan dananya pada perusahaan, mempertahankan

investasinya, atau menjual investasinya dalam bentuk saham. Penjualan

saham dalam jumlah besar oleh investor akan menurunkan harga saham di

pasar bursa. Sebaliknya, permintaan saham dalam jumlah besar akan

meningkatkan harga saham.

4. Pengumuman laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan perusahaan

memuat informasi laba yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu.

27

Pengumuman ini menunjukkan kinerja perusahaan selama periode amatan

yang merupakan salah satu variabel yang digunakan investor untuk membuat

keputusan investasinya. Semakin baik rasio profitabilitas perusahaan maka

semakin tinggi harga saham dinilai di bursa.

Lingkungan ekonomi makro yang mempengaruhi pergerakan harga saham

antara lain:

1. Pengumuman dari pemerintah, seperti penurunan suku bunga Bank Indonesia.

Turunnya suku bunga Bank Indonesia akan menyebabkan menurunnya suku

bunga kredit perbankan. Hal ini mendorong emiten mengembangkan

usahanya, misalnya melakukan ekspansi pabrik dengan menggunakan dana

kredit dari bank. Perusahaan yang berkembang secara konstan memberikan

harapan cerah bagi investor untuk menanamkan investasinya sehingga harga

saham ikut meningkat seiring dengan tingginya permintaan akan saham.

2. Pengumuman industri sekuritas, seperti pengumuman laporan pertemuan

tahunan. Pembagian dividen yang disepakati dalam pertemuan tahunan

pemegang saham (RUPS) akan mendorong investor untuk menambah nilai

investasinya sehingga permintaan akan saham meningkat dan berakibat pada

peningkatan harga saham.

3. Gejolak sosial politik dalam negeri, seperti adanya perang saudara. Salah satu

syarat investor mau menanamkan investasinya adalah perasaan aman akan

investasinya. Jika politik dalam negeri sedang tidak stabil maka investor

mengalihkan investasinya pada sektor/negara lain sehingga permintaan saham

menurun, yang selanjutnya menurunkan harga saham.

4. Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri yang berpengaruh terhadap

perilaku investor, seperti isu pelanggaran hak asasi manusia.

Abdul Halim menyatakan bahwa kemampuan perusahaan dalam

memperoleh profit dapat mempengaruhi fluktuasi harga saham:48

Fluktuasi harga saham ditentukan oleh kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit. Apabila profit yang diperoleh perusahaan relatif tinggi maka sangat dimungkinkan bahwa dividen yang dibayarkan juga tinggi. Apabila dividen yang dibayarkan tinggi akan berpengaruh positif terhadap harga saham di bursa dan investor akan tertarik untuk

28

membelinya. Akibatnya permintaan akan harga saham tersebut meningkat dan akhirnya harga saham akan meningkat. Peningkatan harga saham ini akan menimbulkan capital gain bagi para pemegangnya. Sementara itu, kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit tersebut tidak hanya ditentukan oleh kemampuan manajemen dalam mengelola sumber daya yang ada tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lain di luar perusahaan seperti kondisi sosial masyarakat, politik dan keamanan. Semua itu akan berpengaruh terhadap kemampuan perusahaan dalam memperoleh profit yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap fluktuasi harga saham.

2.4. Hubungan Antarvariabel Penelitian

2.4.1. Net profit margin

Menurut James C. Van Horne, margin laba bersih (Net Profit Margin)

digunakan untuk mengukur keuntungan berkenaan dengan peningkatan penjualan

atau pendapatan bersih dari 1 dollar penjualan.49 Ridwan S. Sundjaja dan Inge

Barlian, margin laba bersih (Net Profit Margin) adalah ukuran persentase dari

setiap hasil sisa penjualan setelah dikurangi semua biaya dan pengeluaran,

termasuk bunga dan pajak.50 Margin ini menunjukkan perbandingan laba bersih

setelah pajak dengan penjualan.

Dari kedua pendapat di atas maka Net Profit Margin dapat dirumuskan

sebagai berikut:

NPM = NetSales

EAT ……………………………………………… (2.7)

Berdasarkan konsep di atas, dapat disimpulkan bahwa NPM dipengaruhi

oleh laba perusahaan yang didapat dari setiap rupiah penjualannya. Oleh karena

itu, semakin besar rasio NPM maka semakin besar pula laba bersih yang

dibukukan perusahaan. Dari sisi pemegang saham, perusahaan emiten yang

membukukan laba bersih yang tinggi akan menimbulkan kepercayaan terhadap

tingkat pengembalian yang akan diperoleh apabila berinvestasi pada saham

perusahaan tersebut. Timbulnya kepercayaan dari pelaku pasar modal akan

meningkatkan permintaan terhadap saham, dan pada akhirnya juga meningkatkan

harga saham di bursa.

29

2.4.2. Return on assets

Return on Assets (ROA) sering disebut sebagai rentabilitas ekonomi yang

memberikan informasi seberapa efisien suatu perusahaan dalam melakukan

kegiatan usahanya. Rasio ini menunjukan kemampuan dari modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan bagi

semua investor. James C. Van Horne menyatakan bahwa ROA digunakan untuk

mengukur efektivitas keseluruhan aktiva dalam meningkatkan keuntungan atau

kemampuan dari modal tertanam.51 Eduardus Tandelilin menyatakan bahwa ROA

menggambarkan sejauh mana kemampuan aset-aset yang dimiliki perusahaan bisa

menghasilkan laba.52 Rasio ini mengukur tingkat pengembalian investasi yang

telah dilakukan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimilikinya.

ROA merupakan salah satu rasio keuangan yang sering digunakan untuk

menilai kinerja keuangan suatu perusahaan. Dari sisi pemegang saham, rasio ROA

yang tinggi memberikan gambaran bahwa berinvestasi di perusahaan tersebut

memberikan tingkat pengembalian yang tinggi dan meminimalisasi risiko

investasi. Para pemegang saham seringkali juga menggunakan rasio ini sebagai

bahan pertimbangan untuk melanjutkan atau tidak menanamkan kembali

investasinya pada perusahaan yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio ROA

menggambarkan semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

keuntungan dengan semua asset yang dimilikinya. Akibatnya, semakin tinggi

keuntungan yang dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan

nilai saham sehingga permintaan akan saham meningkat sekaligus menaikkan

harga saham.

2.4.3. Debt ratio

Solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan untuk membayar

semua hutang-hutangnya. Para kreditor dan pemegang saham menggunakan

analisis solvabilitas untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar semua

hutang baik pokok pinjaman beserta bunganya pada saat jatuh tempo. Dalam

tahun-tahun terakhir, kreditor dan pemegang saham semakin peduli dengan

penilaian solvensi suatu perusahaan. Sebagian besar kepedulian ini berasal dari

30

kegagalan perusahaan yang menyebabkan kalangan kreditor dan pemegang saham

menelan kerugian yang besar, yang sebenarnya dapat dicegah apabila tersedia

informasi yang lebih baik menyangkut solvensi perusahaan.

Debt Ratio adalah salah satu rasio solvabilitas yang memberikan informasi

perihal kemampuan perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya. James C. Van

Horne menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan batasan dimana perusahaan

didanai oleh hutangnya.53

Menurut K. Fred Skousen (1997:66):54

Perbandingan jumlah hutang dengan jumlah asset menunjukkan seberapa banyak uang yang dipinjam perusahaan untuk meningkatkan investasi pemilik dan meningkatkan kapasitas perusahaan. Rasio hutang dihitung sebagai jumlah hutang dibagi dengan jumlah asset. Sedangkan menurut J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, rasio total

hutang terhadap aktiva yang pada umumnya disebut rasio hutang, menghitung

persentase total dana yang disediakan oleh para kreditor.55

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa rasio hutang (Debt

Ratio) memperlihatkan besarnya persentase hutang, baik hutang jangka pendek

maupun jangka panjang yang digunakan untuk mendanai aktivitas perusahaan.

Dengan kata lain, Debt Ratio dapat digunakan untuk menganalisis kinerja

perusahaan.

Debt Ratio yang tinggi dapat mengindikasikan bahwa hutang yang

dimanfaatkan perusahaan lebih besar dari asset yang tersedia untuk menutupnya.

Semakin tinggi Debt Ratio maka proporsi beban hutang yang ditanggung oleh

perusahaan akan semakin meningkat. Beban hutang yang tinggi menyebabkan

perusahaan harus mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk

membayar beban bunga sebagai akibat dari pinjaman yang dilakukan. Hal tersebut

pada akhirnya akan menurunkan laba bersih perusahaan. Semakin rendah laba

bersih yang dibukukan perusahaan maka tingkat return dari investasi juga semakin

menurun yang dapat berakibat investor menjual sahamnya karena tingkat return

dari investasi rendah. Apabila sebagian besar investor menjual sahamnya secara

bersamaan maka harga saham di bursa cenderung menurun. Dengan kata lain,

semakin tinggi Debt Ratio maka harga saham cenderung menurun.

31

2.4.4. Price to book value

Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Price to Book

Value (PBV) menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai buku saham

suatu perusahaan.56 Makin tinggi rasio ini, berarti pasar percaya akan prospek

perusahaan tersebut. PBV dihitung dengan formula:

PBV = SharePer Equity ValueBook

Price Closing ………………….......…… (2.8)

Untuk perusahaan yang berjalan baik, umumnya ratio PBV mencapai di

atas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari pada nilai

bukunya.57 Semakin tinggi rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh

pemodal dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Oleh

karena itu, dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi rasio PBV maka semakin

tinggi tingkat kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. Hal ini akan

menambah daya tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, yang berakibat

permintaan akan saham tersebut naik dan kemudian mendorong peningkatan

harga saham.

32

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Berdasarkan objek penelitian maka lokasi penelitian ini dilakukan di Bursa

Efek Indonesia. Namun, mengingat data yang akan diteliti merupakan data

sekunder maka penulis akan banyak melakukan penelitian mulai dari awal hingga

akhir melalui pengumpulan data dari internet dan kunjungan langsung untuk data-

data yang kurang lengkap ataupun untuk verifikasi data. Sedangkan jangka waktu

penelitian mulai dari usulan penelitian sampai penyerahan versi akhir laporan

penelitian diperkirakan akan memerlukan waktu sekitar 16 pekan, yaitu antara

bulan Maret hingga bulan Juni tahun 2009.

3.2. Strategi dan Metode Penelitian

3.2.1. Strategi penelitian

Penelitian ini berdasarkan tujuan termasuk kategori penelitian terapan

(applied research) yang secara spesifik ditujukan untuk mengidentifikasi

permasalahan perubahan harga saham yang dipengaruhi oleh beberapa rasio

keuangan.58 Oleh karena itu dalam konteks sebagai penelitian terapan, penelitian

ini termasuk penelitian evaluasi (evaluation research), karena penelitian ini

digunakan untuk mendukung pemilihan terhadap beberapa alternatif tindakan

dalam proses pembuatan keputusan bisnis.59

Berdasarkan metodenya, penelitian ini termasuk penelitian ex post facto,

karena dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian

melihat faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya peristiwa tersebut.60 Dalam

hal ini, peristiwa yang diteliti adalah perubahan harga saham perusahaan properti

33

dan real estat di Bursa Efek Indonesia yang disebabkan salah satunya dengan

pengumuman laporan keuangan emiten.

Berdasarkan tingkat ekplanasi, penelitian ini termasuk kategori penelitian

asosiatif/ hubungan, yakni penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan

antara dua variabel atau lebih.61 Dalam hal ini, hubungan yang diteliti adalah

hubungan antara variabel net profit margin, return on asset, debt ratio, dan price to

book value terhadap variabel harga saham perusahaan properti dan real estat pada

Bursa Efek Indonesia.

3.2.2. Metode penelitian

Dalam penelitian deskriptif terdapat beberapa tipe data yang digunakan

yaitu data runtut waktu (time series) dan data antar tempat atau ruang (cross

section data). Data time series adalah data yang diambil secara berkala dalam

satuan waktu tertentu dan cenderung pada satu obyek saja serta bertujuan mencari

pola suatu data dan memperkirakannya untuk masa depan. Sedangkan data cross

section adalah sebaliknya diamana data ini hanya diambil pada satu waktu tertentu

dan bisa untuk banyak obyek serta bertujuan untuk mencari hubungan antara

beberapa variabel dan perbedaan antara varabel.

Untuk data cross section sendiri terbagi lagi menjadi dua jenis yaitu data

longitudinal cross section dan panel cross section. Keduanya adalah data yang

diambil dari beberapa obyek secara berkala. Namun data longitudinal adalah data

cross section yang diambil dari beberapa obyek berbeda dalam suatu rentang

waktu tertentu, sedangkan data panel dari obyek yang sama.62 Adapun metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah panel cross section data sehingga

diperoleh data rasio keuangan dan harga saham dengan periode waktu tertentu

pada perusahaan properti dan real estat yang listing di Bursa Efek Indonesia.

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian

Saat ini terdapat 396 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

dan terbagi ke dalam 9 (sembilan) sektor usaha, yakni: (1) Pertanian; (2)

Pertambangan; (3) Industri Dasar dan Kimia; (4) Aneka Industri; (5) Industri

34

Barang Konsumsi; (6) Properti dan Real Estat; (7) Infrastruktur, Utilitas dan

Transportasi; (8) Keuangan; dan (9) Perdagangan, Jasa dan Investasi. Dari

sembilan sektor usaha yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, peneliti

menetapkan sektor usaha properti dan real estat sebagai populasi penelitian

dengan jumlah perusahaan sebanyak 38 perusahaan.

Untuk penetapan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling

method, yaitu pengambilan sampel dengan kriteria-kriteria tertentu. Sampel

diperoleh dari perusahaan-perusahaan yang sahamnya diperdagangkan di Bursa

Efek Indonesia yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan properti dan real estat yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak

tahun 2004 sampai dengan 2008. Penggolongan perusahaan-perusahaan

tersebut didasarkan pada publikasi Indonesian Capital Market Directory 2007

dan 2008.

b. Perusahaan-perusahaan tersebut secara teratur memublikasikan laporan

keuangan setiap tiga bulan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik.

c. Perusahaan-perusahaan tersebut selama periode amatan tidak melakukan stock

split.

d. Perusahaan-perusahaan tersebut selalu membukukan laba bersih pada setiap

akhir periode laporan keuangan tahunan.

Dari populasi penelitian tersebut, diperoleh sebanyak 6 perusahaan yang

memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebagai sampel penelitian.

3.4. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terkini mengenai variabel-

variabel penelitian, penulis akan melaksanakan penelitian ini dengan

menggunakan metode pengambilan data dokumenter sekunder, yang berupa data

akuntansi dan data saham. Data akuntansi yang dibutuhkan berupa laporan

keuangan perusahaan properti dan real estat per 31 Desember mulai dari tahun

2004 sampai dengan tahun 2008 yang didapatkan dari Pusat Informasi Pasar

Modal Bursa Efek Indonesia serta data-data rasio keuangan dari sampel penelitian

yang didapatkan dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD) 2007 dan

2008. Sedangkan data saham yang digunakan adalah data harga saham

35

berdasarkan rekapitulasi harga saham perbulan mulai bulan Januari tahun 2004

sampai dengan bulan Desember tahun 2008 yang diunduh dari website resmi

Bursa efek Indonesia www.idx.co.id dan www.yahoo.com.

Selain itu, peneliti juga melakukan pengumpulan data dan referensi

melalui studi pustaka, yang diperoleh dengan mencari dan membaca literatur yang

berhubungan dengan judul penelitian untuk dijadikan referensi dan data

tambahan.

3.5. Metode Analisis Data

Untuk melakukan pengolahan dan analisis data pada penelitian ini, peneliti

menggunakan software SPSS 17.0 dengan tetap dibantu Microsoft Office Excel

untuk tahap persiapan maupun penyajian. Untuk penyajian data, penulis

kebanyakan menyajikan data dalam bentuk tabel sehingga mempermudah dalam

melakukan analisis data.

Metode analisis data ini menggunakan statistik inferensial, yakni statistik

yang digunakan untuk menganalisis sampel dan hasilnya akan digeneralisasikan

untuk populasi dimana sampel diperoleh.63 Statistik inferensial terbagi menjadi

statistik parametrik dan statistik nonparametrik. Statistik parametrik digunakan

untuk menguji parameter populasi melalui statistik, atau menguji ukuran populasi

melalui data sampel. Statistik parametris menganalisis data interval atau rasio,

yang diambil dari populasi yang berdistribusi normal. Sedangkan statistik non

parametris digunakan untuk data nominal dan ordinal dari populasi bebas

distribusi. Penelitian ini menggunakan statistik parametrik karena data yang

dianalisis mempunyai jarak data yang sama.

Analisis statistik parametrik memerlukan pengujian pendahuluan sebagai

prasyarat analisis. Jogiyanto menyatakan bahwa:64

Pengujian parametrik selain menggunakan data dengan skala pengukuran interval dan rasio, pengujian ini harus memenuhi asumsi-asumsi berikut ini: 1. observasi-observasi harus independen, yaitu pemilihan dari sebuah

kasus tidak akan mempengaruhi kesempatan kasus-kasus lain untuk dipilih di dalam sampel.

2. observasi-observasi harus diambil dari populasi yang berdistribusi normal dan mempunyai varian-varian yang sama.

36

3.5.1. Uji prasyarat analisis statistik parametrik

Pengujian yang umumnya digunakan sebagai prasyarat analisis untuk

statistik parametrik dikelompokkan menjadi dua, yakni uji asumsi dasar dan uji

penyimpangan asumsi klasik.

a. Uji Asumsi Dasar

Uji asumsi dasar dilakukan dengan melakukan uji normalitas data dengan

Kolmogorov-Smirnov. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah

populasi data berdistribusi normal atau tidak. Jika data tidak berdistribusi

normal atau jumlah sampel sedikit dan jenis data adalah nominal atau ordinal

maka untuk selanjutnya data penelitian akan diperlakukan sebagai data non

parametrik. Dalam penelitian ini akan digunakan uji One Sample

Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05 atau

5%.

b. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi.

Persyaratan yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya

multikolinearitas. Sebenarnya terdapat beberapa metode pengujian yang

bisa digunakan, namun dalam penelitian ini akan digunakan pengujian

multikolinearitas dengan melihat nilai inflation-factor (VIF) pada model

regresi. Menurut Santoso (2001), pada umumnya jika VIF lebih besar dari

5 maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan

variabel bebas lainnya.65

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model

regresi sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Persyaratan

yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala

heteroskedastisitas. Sebenarnya ada beberapa metode pengujian ini, tapi

dalam penelitian ini akan dilakukan pungujian heteroskedastisitas dengan

37

menggunakan pola grafik regresi dimana apabila diagram pancar residual

membentuk pola tertentu maka dikatakan terdeteksi heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi

yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain

pada model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya

autokorelasi dalam model regresi. Autokorelasi dapat menyebabkan

biasnya interval kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan uji F dan uji t.

Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Uji

Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut :

a. Jika DW > dU, maka tidak ada autokorelasi.

b. Jika DW < dL, maka terjadi autokorelasi.

c. Jika dl < DW < dU, maka tidak dapat dideteksi adanya autokorelasi.

Keterangan: dL = batas bawah

dU = batas atas

3.5.2. Pengujian hipotesis penelitian

Sesuai dengan hipotesis-hipotesis penelitian yang telah dikemukakan pada

sub-sub-bab 1.2.3. terdapat lima hipotesis penelitian dimana masing-masing

hipotesis harus dilakukan analisis sesuai dengan model perumusan hipotesisnya.

Pada penelitian ini pengujian hipotesis akan dilakukan dengan menggunakan

analisis korelasi sederhana, korelasi berganda, dan regresi linear berganda untuk

melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap variabel dependen, baik

secara parsial maupun secara simultan.

Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara beberapa variabel independen (X1, X2, X3, dan X4) terhadap variabel

dependen (Y), apakah berpengaruh positif atau negative, serta untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan.66 Adapun persamaan regresi berganda, analisis korelasi

38

ganda, analisis determinasi serta uji koefisien regresi secara bersama-sama akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Persamaan regresi linear berganda:

Ŷ = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 …................……......…….. (3.1)

Keterangan:

Ŷ = Variabel dependen (Perubahan Harga Saham)

X1, X2, X3, dan X4 = Variabel independen

a = Konstanta (nilai Ŷ apabila X1, X2, X3, dan X4 = 0)

b = Koefisien regresi (menunjukkan nilai peningkatan

atau penurunan)

Konstanta dan koefisien regresi berganda (nilai a dan b) dapat dicari dengan

software SPSS 17.0 sehingga dapat ditemukan persamaan regresinya.

b. Analisis korelasi ganda ( R )

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara empat variabel

independen (X1, X2, X3, dan X4) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel

independen dengan variabel independen.67 Nilai R berkisar antara 0 sampai 1.

Semakin mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat, sebaliknya nilai

semakin mendekati 0 maka hubungan yang terjadi semakin lemah. Nilai R dapat

dicari dengan menggunakan software SPSS 17.0.

c. Analisis determinasi ( R square atau R2 )

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, dan

X4) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan

seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam

model persamaan regresi berganda mampu menjelaskan variasi variabel

dependen.68 Melalui “Model Summary” yang ada dalam software SPSS dapat

dijelaskan seberapa besar nilai R2 (R square). Selain itu melalui model summary

juga dapat dijelaskan Adjusted R Square. Adjusted R Square adalah nilai R2 yang

39

telah disesuaikan, nilai ini selalu lebih kecil dari R square dan angka ini bisa

memilki harga negative. Menurut Santoso (2001) bahwa untuk regresi dengan

lebih dari dua variabel bebas digunakan adjusted R2 sebagai koefisien

determinasi.69

d. Uji koefisien Regresi secara parsial (uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

independen (X1, X2, X3, dan X4) secara parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen (Y). Rumus t hitung pada analisis regresi adalah:70

t hitung = 21

1rknr

−− ........................................................................... (3.2)

Keterangan:

r = Koefisien korelasi parsial

k = jumlah variabel independen

n = jumlah data

Dari hasil output analisis regresi memalui software SPSS 17.0 dapat diketahui

nilai t. Adapun tahap-tahap uji t adalah sebagai berikut:

i. Menentukan hipotesis

Hipotesis I

H0 : Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Net Profit Margin berpengaruh secara parsial terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Hipotesis II

H0 : Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

40

Hipotesis III

H0 : Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Ha : Debt Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Hipotesis IV

H0 : Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Price to Book Value secara parsial berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

ii. Menentukan tingkat signifikansi

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan tingkat signifikansi a = 5% (uji

dilakukan dua sisi karena untuk menguji signifikansi, satu sisi untuk melihat

hubungan lebih kecil atau lebih besar).

iii. Menentukan t hitung (Uji t digunakan pada sampel kurang dari 30 buah)

Besarnya t hitung didapatkan melalui SPSS 17.0.

iv. Menentukan t tabel

T tabel dapat dicari menggunakan tabel yang telah tersedia.

v. Kriteria pengujian71

Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

Ho ditolak jika –t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

vi. Melakukan uji koefisien korelasi sederhana

Uji ini dilakukan dengan metode Korelasi Pearson Product Moment untuk

mengetahui kuat atau rendahnya hubungan antara satu variabel bebas dengan

variabel terikat.

vii.Membuat kesimpulan.

Setelah mendapat persamaan regresi dan menguji signifikansi dari

koefisien regresi maka langkah selanjutnya adalah mengukur seberapa kuat atau

lemah hubungan yang terjadi diantara dua variabel yang berkorelasi. Untuk

mengetahui koefisien korelasi yang terjadi diantara kedua variabel diatas

41

diggunakan koefisien korelasi dengan metode Pearson melalui software SPSS

17.0.

Koefisien korelasi akan dicari dengan menggunakan software SPSS 17.0.

Nilai korelasi (r) berkisar antara 1 sampai -1, nilai semakin mendekati 1 atau -1

berarti hubungan antara dua variabel semakin kuat, sebaliknya nilai mendekati 0

berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah. Nilai positif menunjukkan

hubungan searah (X naik maka Y naik) dan nilai negatif menunjukkan hubungan

terbalik (X naik Y turun). Menurut Sugiyono, pedoman untuk memberikan

interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut:72

0,00 – 0,199 = sangat rendah

0,20 – 0,399 = rendah

0,40 – 0,599 = sedang

0,60 – 0,799 = kuat

0,80 – 1,000 = sangat kuat.

Adapun uji signifikansi atas koefisien korelasi sederhana diatas dilakukan

dengan dasar probabilitas, yaitu :

• Korelasi sederhana tidak signifikan jika P value > 0,05

• Korelasi sederhana signifikan jika P value < 0,05.

e. Uji koefisien Regresi secara bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independent secara

bersama-sama (simultan) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

dependen atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk

memprediksi variabel dependen atau tidak. Signifikansi berarti hubungan yang

terjadi dapat berlaku untuk populasi (dapat digeneralisasikan).

F hitung dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:73

F hitung = )1/()1(

/2

2

−−− knRkR ............................................................(3.3)

Keterangan:

R2 = koefisien determinasi

42

n = jumlah data atau kasus

k = jumlah variabel independen

Dari hasil output analisis regresi memalui software SPSS 17.0 dapat

diketahui nilai F. Adapun tahap-tahap uji F adalah sebagai berikut:

i. Merumuskan hipotesis

Ho : Net Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio, dan Price to Book

Value secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Ha : Net Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio, dan Price to Book

Value secara simultan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan

properti dan real estat.

ii. Menentukan tingkat signifikansi

Tingkat signifikansi yang digunakan a = 5 %.

iii. Menentukan F hitung

Berdasar tabel F hitung dengan menggunakan SPSS 17.0.

iv. Menentukan F tabel

Hal ini didapat dengan tabel.

v. Kriteria Pengujian

Ho diterima bila F hitung ≤ F tabel

Ho ditolak bila F hitung > F tabel

vi. Membandingkan F hitung dengan F tabel

43

BAB IV

HASIL-HASIL PENELITIAN

4.1. Data dan Sampel Penelitian yang Diperoleh

Penelitian yang termasuk ex post facto ini dilakukan selama kurang lebih

16 pekan. Data penelitian diperoleh dengan cara mengunduh (download) dari

website resmi Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan website

www.yahoo.finance.com. Kedua website ini menurut penulis mempunyai tingkat

error yang rendah karena data yang dicantumkan memberikan informasi tahunan,

bulanan, mingguan, harian, bahkan up to date mengenai perkembangan harga

saham perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia beserta

laporan keuangan yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik. Selain itu, data-

data yang dipublikasikan telah banyak digunakan oleh peneliti dan analis

keuangan baik nasional maupun internasional untuk menganalisis tren harga

saham. Secara rinci hasil penelitian akan dipaparkan melalui sub-bab-sub-bab di

bawah ini.

4.1.1. Perkembangan Bursa Efek Indonesia

Bursa Efek Indonesia merupakan penggabungan dari Bursa Efek Jakarta

dan Bursa Efek Surabaya yang dilakukan setelah tercapainya kata sepakat pada

Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 30 Oktober

2007. Sejak dilakukan penggabungan ini, terjadi peningkatan yang cukup

signifikan untuk volume perdagangan saham di bursa dibandingkan tahun

sebelumnya. Sebelumnya pada tahun 2006, volume perdagangan saham berjumlah

436.936.000.000 lembar dengan nilai Rp. 445.708.000.000.000,00. Namun,

44

setelah penggabungan pada tahun 2007, volume perdagangan saham mencapai

1.039.542.000.000 lembar dengan nilai Rp. 1.050.154.000.000.000,00. Kemudian

pada tahun 2008 volume perdagangan menurun hingga 789.645.000.000 lembar

dengan nilai Rp. 1.073.835.000.000.000,00. Penurunan volume perdagangan salah

satunya disebabkan oleh tingkat inflasi yang bergerak naik dari 6,59 pada tahun

2007 menjadi 11,03 pada tahun 2008. Tren volume perdagangan dan nilai saham

mulai tahun 1999 sampai dengan 2009 serta perkembangan inflasi secara jelas

dapat dilihat pada gambar 4.1. serta tabel 4.1.

Sumber: IDX Statistics 1st Quarter 2009

Gambar 4.1. Tren Volume Perdagangan dan Nilai Saham mulai tahun 1999 s.d.

Kuartal I tahun 2009

Tabel 4.1. Gambaran Perekonomian Indonesia

Saat ini emiten yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia berjumlah 402

perusahaan yang dikelompokkan ke dalam 9 sektor, yakni (1) Agriculture; (2)

Mining; (3) Basic Industry and Chemicals; (4) Miscellaneous Industry; (5)

45

Consumer Goods Industry; (6) Property, Real Estate, and Building Construction;

(7) Infrastructure, Utilities, dan Transportation; (8) Finance; (9) Trade, Service

and Investment. Khusus untuk subsektor properti dan real estat, terdapat 38 emiten

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sejak bulan Januari tahun 2008 hingga bulan Januari tahun 2009 grafik

indeks pergerakan harga saham perusahaan properti dan real estat di Indonesia

cenderung menurun seperti digambarkan pada gambar 4.2. Keadaan ini

disebabkan oleh krisis ekonomi global yang melanda dunia hingga berpengaruh

terhadap kepercayaan investor untuk menginvestasikan dananya dalam bentuk

saham. Hal tersebut menyebabkan menurunnya tingkat investasi karena investor

menjual sahamnya dan tidak tertarik untuk menginvestasikan kembali hingga

keadaan ekonomi pulih.

Sumber: IDX Statistics 1st Quarter 2009

Gambar 4.2. Grafik Indeks Harga Saham Perusahaan Properti dan Real Estat

Berdasarkan IDX Statistics 1st Quarter 2009 yang diterbitkan oleh Bursa

Efek Indonesia, volume perdagangan saham untuk saham perusahaan properti dan

real estat mulai Januari 2009 hingga Maret 2009 sebesar 25.678.087.296 lembar

dengan nilai sebesar Rp. 5.133.397.517.239,00. Volume tersebut menempati

urutan kedua terbesar setelah sektor Mining dengan 32.242.631.342 lembar dan

46

nilai Rp. 27.071.908.767.929,00. Sedangkan untuk perusahaan yang tercatat

sebagai emiten dengan volume perdagangan saham terbesar di sektor properti dan

real estat adalah PT. Lippo Karawaci, Tbk. dengan volume 3.640.148.341 lembar

dan nilai Rp. 2.935.591.723.070,00. PT. Lippo Karawaci Tbk. juga tercatat

memiliki market capital terbesar dengan jumlah Rp. 14.534.000.000,00.

4.1.2. Sampel penelitian

Sampel penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estat yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia mulai dari tahun 2004 sampai dengan 2008. Dari

kriteria yang telah ditetapkan pada sub-bab 3.3. penulis telah mendapatkan 6

perusahaan yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Pemilihan sampel ini

dirasakan penulis sudah cukup mewakili semua perusahaan properti dan real estat

yang ada karena perusahaan yang dijadikan sebagai sampel merupakan

perusahaan-perusahaan besar dan cukup berpengaruh pada pasar properti di

Indonesia. Berikut disajikan data sampel penelitian pada tabel 4.2.

Tabel 4.2. Sampel Perusahaan Properti dan Real Estat

No. Nama Perusahaan Kode Saham

1. PT. Gowa Makassar Tourism Development, Tbk. GMTD

2. PT. Jaya Real Property, Tbk. JRPT

3. PT. Kawasan Industri Jababeka, Tbk. KIJA

4. PT. Lippo Cikarang, Tbk. LPCK

5. PT. Lippo Karawaci, Tbk. LPKR

6. PT. Summarecon Agung, Tbk. SMRA

4.1.3. Data harga saham (variabel Y)

Melalui data sekunder yang diperoleh dari website Yahoo pada bagian

Finance (http://finance.yahoo.com) telah didapatkan data rata-rata harga saham

per tahun sebagai sampel penelitian. Sebelum dilakukan perhitungan, data ini

telah dibandingkan dengan data yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia

pada bagian Emiten (www.idx.co.id) dan disimpulkan bahwa data tersebut

47

terjamin validitasnya karena data harga saham yang tercantum sama di kedua

website. Data ini didapatkan dengan menjumlahkan data harga penutupan saham

(closing price) setiap bulannya kemudian dibagi dengan 12 bulan. Dari hasil

perhitungan untuk 6 sampel penelitian tersebut diperoleh 30 seri data harga saham

yang akan digunakan untuk perhitungan dalam model regresi. Data harga

penutupan saham dalam rata-rata tahunan secara jelas dapat dilihat pada Lampiran

I.

4.1.4. Data rasio net profit margin (variabel X1)

Data NPM ini diperoleh dari data ringkasan kinerja keuangan pada website

Bursa Efek Indonesia pada bagian Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya.

Data ini merupakan data sekunder yang tidak memerlukan pengolahan lagi

sehingga dapat langsung digunakan untuk perhitungan model regresi. Pemilihan

data ini disesuaikan dengan kriteria pemilihan sampel penelitian sehingga data

yang diperoleh menggambarkan laba bersih perusahaan setiap tahunnya. Sebelum

dilakukan perhitungan, penulis telah membandingkan secara acak terhadap data

NPM yang tersaji pada website Bursa Efek Indonesia tersebut dengan data NPM

hasil perhitungan manual berdasarkan data laporan keuangan emiten yang

diterbitkan setiap akhir tahun dan dapat disimpulkan bahwa data yang tersaji

terjamin validitasnya. Data rasio NPM ini secara jelas dapat dilihat pada Lampiran

I.

4.1.5. Data rasio return on assets (variabel X2)

Data ini juga diperoleh dari data ringkasan kinerja keuangan pada website

Bursa Efek Indonesia pada bagian Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya.

Data ini merupakan data sekunder yang tidak memerlukan pengolahan lagi

sehingga dapat langsung digunakan untuk perhitungan model regresi. Sebelumnya

penulis juga telah membandingkan secara acak data ROA yang telah tersaji

dengan data ROA hasil perhitungan manual berdasarkan data laporan keuangan

emiten yang diterbitkan setiap tahun dan dapat disimpulkan bahwa data yang

tersaji terjamin validitasnya. Data rasio ROA ini secara jelas dapat dilihat pada

Lampiran I.

48

4.1.6. Data rasio debt ratio (variabel X3)

Data rasio DR ini diperoleh penulis dengan melakukan perhitungan

manual menggunakan Microsoft Excel berdasarkan data laporan keuangan emiten

yang diterbitkan setiap akhir tahun dan dipublikasikan pada website Bursa Efek

Indonesia (www.idx.co.id), dengan membagi total liabilities dengan total assets.

Hasil perhitungan tersebut dapat langsung digunakan pada perhitungan dalam

model regresi. Data rasio DR ini secara jelas dapat dilihat pada Lampiran I.

4.1.7. Data rasio price to book value (variabel X4)

Sama seperti data rasio NPM dan rasio ROA, data PBV juga diperoleh dari

data ringkasan kinerja keuangan pada website Bursa Efek Indonesia pada bagian

Emiten (www.idx.co.id) untuk setiap tahunnya. Data ini merupakan data sekunder

yang tidak memerlukan pengolahan lagi sehingga dapat langsung digunakan untuk

perhitungan model regresi. Sebelumnya penulis juga telah membandingkan secara

acak data PBV yang telah tersaji dengan data PBV hasil perhitungan manual

berdasarkan data laporan keuangan emiten yang diterbitkan setiap tahun dan dapat

disimpulkan bahwa data yang tersaji terjamin validitasnya. Data rasio PBV ini

secara jelas dapat dilihat pada Lampiran I.

4.2. Pengolahan Data Penelitian

4.2.1. Pengolahan awal data penelitian

Data yang terkumpul dalam penelitian sesuai sub-bab 4.1. akan diolah

terlebih dahulu menjadi data operasional sesuai dengan sub-sub-bab 1.2.2.

Dengan menggunakan Microsoft Excel maka didapatkan rekapitulasi data

penelitian sebanyak 30 seri dengan perubahan secara periodik mulai dari Januari

tahun 2004 sampai dengan Desember 2008. Data penelitian ini secara rinci

dijabarkan penulis pada Lampiran 1.

49

4.2.2. Uji prasyarat analisis statistik parametrik

4.2.2.1.Uji asumsi dasar

Pengujian prasyarat analisis statistik parametrik dengan uji normalitas data

ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah populasi data berdisribusi normal

atau tidak. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari

0,05 atau 5 %.74 Adapun hasilnya sebagai berikut:

Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

NPM .103 30 .200* .948 30 .150

ROA .116 30 .200* .926 30 .039

DR .154 30 .069 .947 30 .141

PBV .212 30 .001 .886 30 .004

HARGA SAHAM .133 30 .184 .916 30 .021

a. Lilliefors Significance Correction

*. This is a lower bound of the true significance.

Dari hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov di atas dapat dilihat

bahwa nilai signifikansi untuk NPM sebesar 0,200; untuk ROA sebesar 0,200;

untuk DR sebesar 0,69; untuk PBV sebesar 0,001; dan untuk harga saham sebesar

0,184. Karena tingkat signifikansi untuk empat dari lima variabel (NPM, ROA,

DR, dan Harga Saham) lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data

berasal dari distribusi yang normal. Sedangkan untuk variabel PBV tidak

terdistribusi normal karena gejolak resesi ekonomi dunia sepanjang tahun 2008

menyebabkan harga penutupan (closing price) saham secara umum mengalami

penurunan.

50

4.2.2.2.Uji penyimpangan asumsi klasik

1. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Persyaratan yang

harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Jika

nilai Variance Inflation Factor (VIF) lebih besar dari 5 maka variabel tersebut

mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.

Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 79.739 460.197 .173 .864

NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627

ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741

DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101

PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Hasil pengujian di atas memperlihatkan bahwa nilai VIF untuk variabel

NPM sebesar 1,627; ROA sebesar 1,741; DR sebesar 1,101; dan PBV sebesar

1,309. Dari hasil pengujian tersebut dapat dilihat bahwa Nilai VIF keempat

variabel bebas lebih kecil dari 5 sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat

persoalan multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

kesamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi

sehingga akurasi hasil prediksi menjadi meragukan. Persyaratan yang harus

terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya gejala heteroskedastisitas.

51

Pengujian ini dilakukan dengan melihat pola grafik regresi, dimana apabila

diagram pancar residual membentuk pola tertentu maka dikatakan terdeteksi

heteroskedastisitas. Adapun hasil pengujian sebagai berikut:

Gambar 4.3. Grafik Regresi dalam Uji Heteroskedastisitas

Hasil pengujian di atas memperlihatkan bahwa gambar diagram pancar

residual tidak membentuk suatu pola tertentu. Berdasarkan hasil pengujian

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa model model regresi terbebas dari gejala

heteroskedastisitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi

yang terjadi antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada

model regresi. Persyaratan yang harus terpenuhi adalah tidak adanya autokorelasi

dalam model regresi. Autokorelasi dapat menyebabkan biasnya interval

kepercayaan dan ketidaktepatan penerapan uji F dan uji t. Metode pengujian yang

52

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan Uji Durbin Watson (DW) dengan

ketentuan sebagai berikut :

1. Jika DW > dU, maka tidak ada autokorelasi.

2. Jika DW < dL, maka terjadi autokorelasi.

3. Jika dl < DW < dU, maka tidak dapat dideteksi adanya autokorelasi.

Adapun hasil penelitiannya sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil Uji Durbin-Watson

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .577a .333 .226 540.93016 2.732

a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA

b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Dari hasil pengujian di atas didapatkan nilai perhitungan Durbin-Watson

dari model regresi sebesar 2,732. Sedangkan tabel DW dengan signifikansi 0,05;

jumlah data (n) = 30 dan jumlah variabel independen (k’) = 4 didapatkan nilai dL

sebesar 1,143 dan dU sebesar 1,739. Karena nilai DW > dU (2,732 > 1,739) maka

dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam model regresi.

4.2.3. Pengujian hipotesis penelitian

Berdasarkan hasil pengujian prasyarat analisis parametrik di atas maka

dapat disimpulkan bahwa data memenuhi syarat untuk dilakukan pengujian

hipotesis penelitian seperti dipaparkan pada sub-bab 1.2.3. Untuk melakukan

pengujian hipotesis tersebut perlu dilakukan pengujian-pengujian dengan

menggunakan analisis regresi linear berganda sebagaimana telah dijelaskan pada

sub-bab 3.5.2.

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

antara beberapa variabel independen (X1, X2, X3, dan X4) terhadap variabel

53

dependen (Y), apakah berpengaruh positif atau negative, serta untuk memprediksi

nilai dari variabel dependen apabila nilai dari variabel independen mengalami

kenaikan atau penurunan. Adapun persamaan regresi berganda, analisis korelasi

ganda, analisis determinasi serta uji koefisien regresi secara bersama-sama akan

diuraikan sebagai berikut:

a. Persamaan Regresi Linear Berganda

Dengan menggunakan software SPSS 17.0 maka didapatkan perhitungan

sebagai berikut:

Tabel 4.6. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 79.739 460.197 .173 .864

NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627

ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741

DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101

PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Berdasarkan tabel 4.6. di atas maka persamaan regresi linear berganda dapat

dirumuskan sebagai berikut :

Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4

Y = 460,197 + 24,239 X1 + 14,132 X2 + 56,357 X3 + 203,238 X4 ……….(4.1)

Persamaan regresi tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

• Konstanta sebesar 460,197; artinya jika NPM (X1), ROA (X2), DR (X3)

serta PBV (X4) masing-masing nilainya adalah 0 maka Harga Saham (Y)

nilainya adalah Rp. 460,197 (terjadi peningkatan sebesar Rp. 460,197 dari

bulan sebelumnya).

54

• Koefisien regresi variabel NPM (X1) sebesar 24,239; artinya jika variabel

independen yang lain (X2, X3, X4) tetap dan NPM mengalami kenaikan

sebesar 1 kali (100 %), maka harga saham akan mengalami kenaikan

sebesar Rp. 24,239 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan

NPM dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan NPM

maka harga saham semakin bergerak naik.

• Koefisien regresi variabel ROA (X2) sebesar 14,132; artinya jika variabel

independen yang lain (X1, X3, X4) tetap dan ROA mengalami kenaikan

sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan

sebesar Rp. 14,132 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan

ROA dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan ROA

maka harga saham semakin bergerak naik.

• Koefisien regresi variabel DR (X3) sebesar 56,357; artinya jika variabel

independen yang lain (X1, X2, X4) tetap dan DR mengalami kenaikan

sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan

sebesar Rp. 56,357 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan

DR dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan DR maka

harga saham semakin bergerak naik.

• Koefisien regresi variabel PBV (X4) sebesar 203,238; artinya jika variabel

independen yang lain (X1, X2, X3) tetap dan PBV mengalami kenaikan

sebesar 1 kali (100 %) maka harga saham akan mengalami kenaikan

sebesar Rp. 203,238 dari bulan sebelumnya sebelum ditambah konstanta.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara perubahan

PBV dengan pergerakan harga saham. Semakin naik perubahan PBV maka

harga saham semakin bergerak naik.

b. Analisis korelasi ganda (R)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara empat variabel

independen (X1, X2, X3, dan X4) terhadap variabel dependen (Y) secara serentak.

55

Koefisien ini menunjukkan seberapa besar hubungan yang terjadi antara variabel

independen dengan variabel independen.

Tabel 4.7. Hasil Analisis Korelasi Ganda

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .577a .333 .226 540.93016 2.732

a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA

b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka R sebesar 0,577. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara variabel NPM, ROA,

DR dan PBV terhadap harga saham.

c. Analisis determinasi (R square atau R2)

Analisis determinasi dalam regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X1, X2, X3, dan

X4) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Koefisien ini menunjukkan

seberapa besar persentase variasi variabel independen yang digunakan dalam

model persamaan regresi berganda mampu menjelaskan variasi variabel

dependen.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .577a .333 .226 540.93016 2.732

a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA

b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

56

Mengingat dalam penelitian ini terdapat lebih dari dua variabel independen

maka digunakan Adujsted R square, yang merupakan R square yang telah

disesuaikan. Berdasarkan tabel diatas diperoleh angka Adjusted R square sebesar

0,226 atau (22,60%). Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan

pengaruh variabel independen (NPM, ROA, DR dan PBV) terhadap variabel

dependen (Harga Saham) sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang

digunakan dalam model (NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar

22,60% variasi variabel dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar

77,40 % dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan

dalam model penelitian ini.

d. Uji koefisien Regresi secara parsial (uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel

independen (X1, X2, X3, dan X4) secara parsial berpengaruh terhadap variabel

dependen (Y).

Tabel 4.9. Hasil Uji Regresi Secara Parsial

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 79.739 460.197 .173 .864

NPM 24.239 17.187 .294 1.410 .171 .615 1.627

ROA 14.132 41.222 .074 .343 .735 .574 1.741

DR 56.357 672.338 .014 .084 .934 .908 1.101

PBV 203.238 107.571 .353 1.889 .070 .764 1.309

a. Dependent Variable: HARGA SAHAM

57

Tabel 4.10. Hasil Analisis Koefisien Korelasi Sederhana NPM, ROA, DR dan

PBV dengan Harga Saham

Correlations

NPM ROA DR PBV

HARGA

SAHAM

NPM Pearson Correlation 1 .569** -.270 .340 .452*

Sig. (2-tailed) .001 .149 .066 .012

N 30 30 30 30 30

ROA Pearson Correlation .569** 1 -.052 .475** .408*

Sig. (2-tailed) .001 .785 .008 .025

N 30 30 30 30 30

DR Pearson Correlation -.270 -.052 1 -.102 -.105

Sig. (2-tailed) .149 .785 .592 .582

N 30 30 30 30 30

PBV Pearson Correlation .340 .475** -.102 1 .486**

Sig. (2-tailed) .066 .008 .592 .006

N 30 30 30 30 30

HARGA

SAHAM

Pearson Correlation .452* .408* -.105 .486** 1

Sig. (2-tailed) .012 .025 .582 .006

N 30 30 30 30 30

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Pengujian Hipotesis

• Hipotesis I

H0 : Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

58

Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t hitung untuk variabel NPM sebesar

1,410 dengan tingkat signifikansi 0,171. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan

dengan t tabel yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji

dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t tabel sebesar 2,060 pada jumlah data (n) = 30

dan jumlah variabel independen (k’) = 4. Karena t hitung < t tabel (1,410 < 2,060)

maka Ho diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa NPM secara parsial tidak

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara

NPM dengan Harga Saham adalah 0,452. Hal ini menunjukkan hubungan yang

sedang antara NPM dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah

positif, artinya semakin tinggi rasio NPM maka harga saham semakin tinggi.

Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,012.

Artinya p value < 0,05 (0,012 < 0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.

Kesimpulan: Rasio NPM secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

• Hipotesis II

H0 : Return on Asset secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Return on Asset secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t hitung untuk variabel ROA sebesar

0,343 dengan tingkat signifikansi 0,735. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan

dengan t tabel yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji

dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t tabel sebesar 2,060 pada jumlah data (n) = 30

dan jumlah variabel independen (k’) = 4. Karena t hitung < t tabel (0,343 < 2,060)

maka Ho diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa ROA secara parsial tidak

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara

ROA dengan Harga Saham adalah 0,408. Hal ini menunjukkan hubungan yang

sedang antara ROA dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah

59

positif, artinya semakin tinggi rasio ROA maka harga saham semakin tinggi.

Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,025.

Artinya p value < 0,05 (0,025 < 0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.

Kesimpulan: Rasio ROA secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

• Hipotesis III

H0 : Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Ha : Debt Ratio secara parsial berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t hitung untuk variabel DR sebesar

0,084 dengan tingkat signifikansi 0,934. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan

dengan t tabel yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji

dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t tabel sebesar 2,060 pada jumlah data (n) = 30

dan jumlah variabel independen (k’) = 4. Karena t hitung < t tabel (0,084 < 2,060)

maka Ho diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa DR secara parsial tidak

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara

DR dengan Harga Saham adalah -0,105. Hal ini menunjukkan hubungan yang

sangat rendah antara DR dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah

negatif, artinya semakin tinggi rasio DR maka harga saham semakin rendah.

Adapun hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,528.

Artinya p value > 0,05 (0,528 > 0,05) atau tidak terdapat hubungan yang

signifikan.

Kesimpulan: Rasio DR secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

60

• Hipotesis IV

H0 : Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : Price to Book Value secara parsial berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Berdasarkan tabel 4.9. didapatkan nilai t hitung untuk variabel PBV sebesar

1,889 dengan tingkat signifikansi 0,070. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan

dengan t tabel yang diperoleh dari tabel t dengan tingkat signifikansi 0,05 pada uji

dua sisi. Dari tabel t didapatkan nilai t tabel sebesar 2,060 pada jumlah data (n) = 30

dan jumlah variabel independen (k’) = 4. Karena t hitung < t tabel (1,889 < 2,060)

maka Ho diterima dan didapatkan kesimpulan bahwa PBV secara parsial tidak

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

Dari tabel 4.10. di atas didapatkan koefisien korelasi sederhana (r) antara

PBV dengan Harga Saham adalah 0,486. Hal ini menunjukkan hubungan yang

sedang antara PBV dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah

positif, artinya semakin tinggi rasio PBV maka harga saham akan tinggi. Adapun

hasil uji signifikansi melalui probability menunjukkan angka 0,006. Artinya p

value < 0,05 (0,006 < 0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.

Kesimpulan: Rasio PBV secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

e. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara

simultan/ bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen atau untuk

mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel

dependen atau tidak.

61

• Hipotesis V

H0 : ρ = 0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to

Book Value secara simultan tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Ha : ρ ≠ 0. Net Profit Margin, Return on Asset, Debt Ratio, dan Price to

Book Value secara simultan berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat.

Tabel 4.11. Hasil uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 3654615.259 4 913653.815 3.122 .033a

Residual 7315136.062 25 292605.442

Total 1.097E7 29

a. Predictors: (Constant), PBV, DR, NPM, ROA

b. Dependent Variable: HARGA SAHAM

Berdasarkan tabel 4.11. didapatkan nilai Fhitung sebesar 3,122 dengan

tingkat signifikansi 0,033. Hasil perhitungan ini akan dibandingkan dengan Ftabel

yang diperoleh dari tabel F dengan tingkat signifikansi 0,05. Dari tabel F

didapatkan nilai Ftabel sebesar 2,759 pada df 1 (jumlah variabel – 1) = 4 dan df 2

(jumlah data (n) – jumlah variabel independen (k’) – 1) = 25. Karena Fhitung >

Ftabel (3,122 > 2,759) maka Ho ditolak dan didapatkan kesimpulan bahwa variabel

NPM, ROA, DR dan PBV secara simultan berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat.

Berdasarkan tabel 4.7. diperoleh perhitungan korelasi ganda (R) sebesar

0,577. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang antara variabel

NPM, ROA, DR dan PBV terhadap harga saham. Adapun hasil uji signifikansi

melalui probability menunjukkan angka 0,033. Artinya p value < 0,05 (0,033 <

0,05) atau terdapat hubungan yang signifikan.

62

Berdasarkan tabel 4.8 diketahui bahwa persentase sumbangan pengaruh

variabel independen (NPM, ROA, DR dan PBV) terhadap variabel dependen

(Harga Saham) sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang digunakan

dalam model (NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar 22,60%

variasi variabel dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar 77,40 %

dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam

model penelitian ini.

Kesimpulan: Rasio NPM, ROA, DR, dan PBV secara simultan

berpengaruh terhadap harga saham perusahaan properti dan real estat.

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil uji hipotesis I, II, III, dan IV membuktikan bahwa berdasarkan uji t

secara parsial, variabel NPM, ROA, DR, dan PBV secara parsial tidak

berpengaruh terhadap pergerakan harga saham. Hal ini menggambarkan bahwa

harga saham banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar variabel penelitian.

Untuk hasil uji hipotesis I, II, dan IV, koefisien korelasi sederhana (r) antara

NPM, ROA, dan PBV dengan Harga Saham berturut-turut sebesar 0,452; 0,408;

dan 0,486 yang menunjukkan hubungan yang sedang (tidak terlalu kuat) antara

NPM dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan antara rasio NPM dan

harga saham adalah positif, artinya semakin tinggi perubahan NPM, ROA, dan

PBV maka harga saham semakin bergerak naik. Pembahasan sebelumnya pada

sub-bab 2.4. menyatakan bahwa rasio NPM yang tinggi menggambarkan semakin

besar laba bersih yang dibukukan perusahaan yang menimbulkan tingkat

kepercayaan yang tinggi terhadap return saham dan pada akhirnya meningkatkan

harga saham di bursa. Sedangkan rasio ROA yang tinggi menggambarkan

semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan

semua asset yang dimilikinya. Akibatnya, semakin tinggi keuntungan yang

dihasilkan perusahaan akan menjadikan investor tertarik akan nilai saham

sehingga permintaan akan saham meningkat sekaligus menaikkan harga saham.

Untuk rasio PBV, semakin tinggi rasio PBV maka semakin tinggi tingkat

kepercayaan pasar terhadap prospek perusahaan. Hal ini akan menambah daya

63

tarik bagi investor untuk membeli saham tersebut, yang berakibat permintaan akan

saham tersebut naik dan kemudian mendorong peningkatan harga saham. Dari

uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kajian teori yang ada sudah sejalan

dengan realita pergerakan harga saham, namun rasio NPM, ROA dan PBV tidak

dapat dijadikan sebagai pertimbangan utama dalam memprediksi pergerakan

harga saham di bursa.

Hasil uji hipotesis III menunjukkan bahwa secara parsial variabel DR tidak

berpengaruh terhadap harga saham. Koefisien korelasi sederhana (r) antara DR

dengan Harga Saham adalah -0,105. Hal ini menunjukkan hubungan yang sangat

rendah antara DR dengan Harga Saham. Sedangkan arah hubungan adalah negatif,

artinya semakin naik perubahan DR maka harga saham semakin bergerak turun.

Semakin tinggi rasio DR maka proporsi beban hutang yang ditanggung oleh

perusahaan semakin meningkat. Beban hutang yang tinggi menyebabkan

perusahaan harus mengalokasikan sebagian keuntungan yang diperoleh untuk

membayar beban bunga sebagai akibat dari pinjaman yang dilakukan. Hal tersebut

pada akhirnya akan menurunkan laba bersih perusahaan. Semakin rendah laba

bersih yang dibukukan perusahaan maka tingkat return dari investasi juga semakin

menurun yang dapat berakibat investor menjual sahamnya karena tingkat return

dari investasi rendah. Apabila sebagian besar investor menjual sahamnya secara

bersamaan maka harga saham di bursa cenderung menurun. Kajian teori pada sub-

bab 2.4. menyatakan bahwa rasio DR yang tinggi cenderung menyebabkan harga

saham menjadi turun. Dari uraian tersebut maka dapat disimpulkan bahwa kajian

teori yang ada sudah sesuai dengan realita pergerakan harga saham karena pada

kenyataannya semakin tinggi rasio DR maka harga saham akan semakin bergerak

turun.

Selanjutnya, hasil uji F secara simultan yang digunakan untuk menguji

hipotesis V menunjukkan bahwa rasio NPM, ROA, DR, dan PBV jika digunakan

secara bersama-sama berpengaruh terhadap harga saham. Nilai koefisien korelasi

ganda sebesar 0,577 yang menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sedang

(tidak terlalu kuat) antara variabel NPM, ROA, DR dan PBV terhadap harga

saham. Sedangkan hasil uji determinasi menunjukkan bahwa persentase

64

sumbangan pengaruh variabel NPM, ROA, DR dan PBV terhadap Harga Saham

sebesar 22,60%. Atau variasi variabel independen yang digunakan dalam model

(NPM, ROA, DR dan PBV) mampu menjelaskan sebesar 22,60% variasi variabel

dependen (Harga Saham). Sedangkan sisanya sebesar 77,40% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini. Berdasarkan hasil uji F

tersebut maka dapat dibuktikan bahwa penggunaan beberapa variabel dalam

laporan keuangan secara bersama-sama dapat memberikan pengaruh dalam

memprediksi pergerakan harga saham, namun tetap tidak dapat dijadikan

pertimbangan utama.

65

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang disampaikan dalam bab ini seluruhnya didasarkan pada

hasil analisis data dan pengujian hipotesis. Adapun kesimpulan penelitian adalah

sebagai berikut:

1. Rasio Net Profit Margin secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio

Net Profit Margin dengan harga saham menunjukkan hubungan yang

sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio

Net Profit Margin maka harga saham semakin tinggi.

2. Rasio Return on Assets secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio

Return on Assets dengan harga saham menunjukkan hubungan yang

sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio

Return on Assets maka harga saham semakin tinggi.

3. Rasio Debt Ratio secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga saham

perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio Debt

Ratio dengan harga saham menunjukkan hubungan yang sangat rendah

dengan arah hubungan adalah negatif, artinya semakin tinggi rasio Debt

Ratio maka harga saham semakin rendah.

4. Rasio Price to Book Value secara parsial tidak berpengaruh terhadap harga

saham perusahaan properti dan real estat. Adapun hubungan antara rasio

66

Price to Book Value dengan harga saham menunjukkan hubungan yang

sedang dengan arah hubungan adalah positif, artinya semakin tinggi rasio

Price to Book Value maka harga saham semakin tinggi.

5.2. Saran

Melalui penelitian ini, penulis memberikan saran kepada pihak yang

terkait dengan hasil penelitian sebagai masukan dalam melakukan kebijakan

investasi maupun untuk telaah penelitian selanjutnya, yakni sebagai berikut:

1. Agar perusahaan properti dan real estat yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia lebih memperhatikan tingkat penggunaan hutang dan lebih fokus

pada informasi arus kas dan informasi laba yang tercermin dalam rasio Net

Profit Margin, Return on Assets, Debt Ratio dan Price to Book Value

untuk meningkatkan harga saham dan menjaga kepercayaan investor.

2. Keenam perusahaan yang menjadi sampel penelitian dapat dijadikan

referensi sekaligus rekomendasi bagi masyarakat yang akan

menginvestasikan dananya dalam bentuk saham karena kinerja keuangan

keenam sampel tersebut menurut penulis berjalan baik dan cukup

menjanjikan tingkat return saham yang cukup tinggi.

3. Meskipun penelitian ini membuktikan bahwa rasio Net Profit Margin dan

rasio Return on Assets yang digunakan sebagai ukuran kinerja keuangan

perusahaan ternyata tidak berpengaruh secara parsial terhadap harga

saham, namun peneliti tetap menyarankan agar manajer investasi tetap

mempertimbangkan kedua rasio tersebut sebelum membuat keputusan

investasi. Hal ini tetap diperlukan karena kedua rasio tersebut

menggambarkan kinerja keuangan perusahaan sebagai dasar dalam

pembuatan keputusan investasi.

4. Penelitian ini hanya dilakukan terhadap enam sampel perusahaan properti

dan real estat dengan jangka waktu penelitian mulai tahun 2004 sampai

67

dengan tahun 2008. Untuk itu, agar peneliti selanjutnya lebih

memperbanyak sampel penelitian dengan jangka waktu penelitian yang

lebih lama sehingga hasil penelitian lebih akurat untuk menggambarkan

keadaan pasar properti dan real estat dengan lebih baik.

68

DAFTAR KUTIPAN

[1] Ahmad Zubaidi Indra (2006), “Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Risiko Saham”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No. 3, Hal. 239, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga Penelitian Universitas lampung, http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.

[2] Endah Supriyaningsih, “Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Perubahan Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur di BEJ Periode 2003 – 2005)”, Skripsi Strata-1 Akuntansi Universitas Muhamadiyah Magelang, Magelang, 2007, Hal. 9.

[3] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Hal. 104.

[4] Maurin Sitorus, (2005) Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat dalam Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur, Diakses 23 Maret 2009, www.yai.ac.id/upi/penelitian/makalah27.doc.

[5] Agnes Sawir, Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), Hal. 32.

[6] I.G.K.A. Ulupui, Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi Di BEJ). Diakses tanggal 25 Maret 2009, http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i%20g%20k%20a% 20ulupui(1).pdf.

[7] Ahmad Zubaidi Indra (2006), “Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Risiko Saham”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No. 3, Hal. 240, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga Penelitian Universitas lampung, http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.

[8] Ahmad Zubaidi Indra (2006), “Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang Mempengaruhi Risiko Saham”. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No. 3, Hal. 240, Universitas Lampung. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga Penelitian Universitas lampung, http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3Mei2006.pdf.

[9] Mudji Utami dan Mudjilah Rahayu (2003), Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi, dan Nilai tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5 No. 2., Hal. 125, Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25

69

Maret 2009, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewPDFInterstitial/15639/15631.

[10] Budi Sutrisno dan Retno (2003), “Informasi Laba Perusahaan Hubungannya Dengan Dinamika Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001 (Suatu tinjauan aspek informasi laba perusahaan)”, diakses 25 Maret 2009, http://eprints.ums.ac.id.

[11] Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2008), Hal. 200.

[12] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 157.

[13] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 240.

[14] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Salemba Empat, 1990), Hal. 109.

[15] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Salemba Empat, 1990), Hal. 301.

[16] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 137.

[17] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Salemba Empat, 1990), Hal. 309.

[18] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Salemba Empat, 1990), Hal. 316.

[19] Anastasia, Njo, Yanny Widiastuty Gunawan, dan Imelda Wijayanti (2003), Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 No. 2. Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/16146/16138.

[20] Joko Prayitno, “Analisis Pengaruh Price Earning Ratio, Price to Book Value, dan Return on Equity terhadap Return Saham pada Industri Real Estat dan Properti di Bursa Efek Jakarta”, Tesis Strata-2 Magister Manajemen Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWIJA, Jakarta, 2007.

[21] Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.

70

[22] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 3.

[23] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 13.

[24] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 32.

[25] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 8.

[26] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 26.

[27] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 4.

[28] Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, (Yogyakarta: BPFE UGM, 2001), Hal. 240.

[29] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 29.

[30] Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Hal. 6.

[31] J. Fred Weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Salemba Empat, 1990), Hal. 314.

[32] Johar Arifin dan Muhammad Fakhrudin, Kamus Istilah Pasar Modal, Akuntansi, Keuangan dan Perbankan, (Jakarta: Elex Media Komputindo, 1999), Hal 169.

[33] Kontien, Suatu pedoman investasi dalam efek indonesia, (Jakarta: US Agency, 1994), Hal. 25.

[34] Bapepam, Ringkasan Data-Data Perusahaan, (Jakarta: Bapepam, 1990), Hal. 14.

[35] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 70.

[36] Arthur J. Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), Hal. 247.

[37] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.

[38] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 70.

71

[39] Arthur J. Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), Hal. 248.

[40] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.

[41] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 71.

[42] Arthur J. Keown et al., Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini, (Jakarta: Salemba Empat, 2004), Hal. 248.

[43] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 183.

[44] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 185.

[45] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 186-189.

[46] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 193.

[47] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 338.

[48] Abdul Halim, Analisis investasi, (Jakarta: Salemba Empat, 2003), Hal. 8.

[49] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 156.

[50] Ridwan S. Sundjaja dan Inge Barlian, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenhallindo, 2002), Hal. 121.

[51] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 157.

[52] Eduardus Tandelilin, Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2001), Hal. 240.

[53] James C. Van Horne dan John M. Machowicz, Jr., Prinsip-Prinsip Manajemen Keuangan. Alih Bahasa: Heru Sutojo, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 137.

[54] K. Fred Skousen et al., Akuntansi Keuangan 1 : Konsep dan Aplikasi, Alih Bahasa: Rosi L. Simamora, (Jakarta: Salemba Empat, 1997), Hal. 66.

[55] J. fred weston dan Eugene F. Brigham, Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Alih Bahasa: Alfonsus Sirait, (Jakarta: Erlangga, 1990), Hal. 301.

72

[56] Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab, (Jakarta: Salemba Empat, 2001), Hal. 141.

[57] Suad Husnan, Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas, (Yogyakarta: AMP YKPN, 2001), Hal. 287.

[58] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal. 5.

[59] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal. 5.

[60] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal. 7.

[61] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal. 11.

[62] Irfan Wahyu Utomo, “Analisis Pengaruh Kurs Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku Bunga SBI, Indeks Harga Saham Gabungan serta Tingkat Inflasi Terhadap Nilai Aktiva Bersih Per Unit Pada Reksa Dana Campuran di Indonesia (Studi Empiris Januari 2004 – Juni 2008)”, Skripsi Strata-1 Akuntansi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia, Jakarta, Hal. 36.

[63] Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), Hal. 143.

[64] Jogiyanto, Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-Pengalaman, (Yogyakarta: BPFE Yogyakarta, 2007), Hal. 171.

[65] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 39.

[66] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 73.

[67] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 78.

[68] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 79.

[69] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 81.

[70] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 83-84.

[71] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 58.

[72] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 54.

[73] Dwi Priyanto, Mandiri Belajar SPSS, (Jakarta: Mediakom, 2008), Hal. 81.

73

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, Njo, Yanny Widiastuty Gunawan, dan Imelda Wijayanti. 2003.

Analisis Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Harga Saham Properti di BEJ. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5 No. 2. Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewFile/16146/16138.

Anonimous. 1990. Ringkasan Data-Data Perusahaan. Jakarta: Bapepam. Arifin, Johar dan Muhammad Fakhrudin. 1999. Kamus Istilah Pasar Modal,

Akuntansi, Keuangan dan Perbankan. Jakarta: Elex Media Komputindo. Darmadji, Tjiptono dan Hendy M. Fakhruddin. 2001. Pasar Modal di Indonesia:

Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat. Halim, Abdul. 2003. Analisis investasi. Jakarta: Salemba Empat. Horne, James C. Van dan John M. Machowicz, Jr. 1997. Prinsip-Prinsip

Manajemen Keuangan. Buku Satu. Edisi Sembilan. Alih Bahasa: Heru Sutojo. Jakarta:Salemba Empat. Hal. 137.

Husnan, Suad. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.

Yogyakarta: AMP YKPN. Indra, A. Zubaidi. 2006. Faktor-Faktor Fundamental Keuangan yang

Mempengaruhi Risiko Saham. Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 2 No. 3 Universitas Lampung. Hal. 239-256. Diakses 23 Maret 2009 dari Lembaga Penelitian Universitas lampung, http://lemlit.unila.ac.id/file/Vol2No3 Mei2006.pdf.

Jogiyanto. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Salah Kaprah dan Pengalaman-

Pengalaman. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Keown, Arthur J. (et.al). 2000. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Jilid 1 Edisi

7. Alih Bahasa: Chaerul D. Djakman dan Dwi Sulistyorini. Jakarta: Salemba Empat.

Priyanto, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Jakarta: Mediakom. Republik Indonesia, Undang-Undang tentang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995.

74

Riyanto, Bambang. 1994. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta:

Yayasan Badan Penerbit Gadjah Mada. Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan: Teori dan Aplikasi. Edisi

Keempat. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Sasongko, Noer, dan Nila Wulandari. 2006. Pengaruh EVA dan Rasio-Rasio

Profitabilitas terhadap Harga Saham. Empirika, Vol 19. Hal 64-70. Diakses 25 Maret 2009 dari Balai Penelitian dan Pengembangan Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta, http://eprints.ums.ac.id/173/1/Aulia.pdf.

Siaputra, Lani. 2006. Pengaruh Pengumuman Dividen Terhadap Perubahan

Harga Saham Sebelum dan Sesudah Ex-Dividend Date di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 8 No. 1. Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009, http://puslit2.petra. ac.id/ejournal/index.php/aku/article/viewPDFInterstitial/16645/16637.

Sitorus, Maurin. 2005. Peranan Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat dalam

Memprediksi Laba Perusahaan pada Bisnis Jasa dan Manufaktur. Diakses 25 Maret 2009, www.yai.ac.id/upi/penelitian/makalah27.doc.

Skousen, K. Fred et al. 1997. Akuntansi Keuangan 1: Konsep dan Aplikasi. Alih

Bahasa: Rosi L. Simamora. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. CV. Alfabeta. Bandung. Sunariyah. 2000. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi II. Yogyakarta:

UPP AMP YKPN. Sundjaja, Ridwan S. Dan Inge Barlian. 2002. Manajemen Keuangan Jilid 2 Edisi

3. Jakarta: Prenhallindo. Supranto, Johanes. 2001. Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta: Erlangga. Sutrisno, Budi dan Retno. 2003. Informasi Laba Perusahaan Hubungannya

Dengan Dinamika Perubahan Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2001 (Suatu tinjauan aspek informasi laba perusahaan). Diakses 25 Maret 2009, http://eprints.ums.ac.id.

Syahib, Natarsyah. 2000. Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko

Sistematik terhadap Harga Saham (Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go-Public Di Pasar Modal Indonesia). Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.15 No. 3.

75

Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi Pertama. Yoyakarta: BPFE Yogyakarta.

Tryfino. 2009. Cara Cerdas Berinvestasi Saham. Jakarta: Transmedia.

Ulupui, I.G.K.A. Analisis Pengaruh Rasio Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profitabilitas terhadap Return Saham (Studi Pada Perusahaan Makanan dan Minuman dengan Kategori Industri Barang Konsumsi di BEJ). Diakses tanggal 25 Maret 2009, http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/i% 20g%20k%20a%20ulupui(1).pdf.

Utami, Mudji dan Mudjilah Rahayu. 2003. Peranan Profitabilitas, Suku Bunga,

Inflasi, dan Nilai tukar dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 5 No. 2., Hal. 125, Universitas Kristen Petra Surabaya. Diakses 25 Maret 2009, http://puslit2.petra.ac.id/ejournal/index.php/man/article/viewPDFInterstitial/15639/15631.

Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Yogyakarta:

Graha Ilmu. Weston, J. Fred dan Eugene F. Brigham. 1990. Dasar-Dasar Manjemen

Keuangan Jilid 2 Edisi 9. Alih Bahasa: Alfonsus Sirait. Jakarta: Erlangga. www.investopedia.com www.idx.co.id www.yahoo.com

76

Lampiran I

No. NPM (X1)

ROA (X2)

DR (X3)

PBV (X4)

HARGA SAHAM

(Y)1 12,63 3,17 0,73 0,61 620,832 17,27 4,23 0,40 0,91 1.985,423 11,28 0,43 0,26 1,08 93,754 15,44 2,65 0,61 0,62 310,005 17,51 6,06 0,69 2,31 1.130,006 23,25 12,70 0,56 1,81 560,427 12,91 3,22 0,72 0,49 317,508 19,72 6,03 0,28 1,05 2.251,679 23,62 7,52 0,19 0,78 112,08

10 2,65 0,43 0,60 0,4 314,1711 17,90 6,06 0,52 1,91 1.575,0012 18,95 10,40 0,55 1,76 850,8313 12,61 3,83 0,70 0,53 384,5814 20,61 6,85 0,34 2,7 1.999,5815 8,61 2,24 0,15 1,32 127,0816 2,71 0,02 0,61 0,44 274,1717 17,05 5,47 0,61 2,12 1.393,3018 17,42 9,78 0,55 3,3 1.068,3319 13,08 2,82 0,69 0,53 426,2520 20,88 5,77 0,38 3,82 1.410,8321 8,22 1,29 0,34 1,97 219,5022 6,97 0,86 0,64 0,98 505,4223 16,88 4,60 0,57 3,69 1.405,8324 15,56 5,28 0,50 2,61 1.308,3325 13,35 2,80 0,68 0,16 260,8326 22,79 6,68 0,42 1,07 885,8327 9,07 1,09 0,42 0,41 113,9228 5,12 1,01 0,66 0,15 412,9229 16,04 2,62 0,56 3,26 737,5030 7,43 2,59 0,57 0,78 454,25

RESUME DATA PENELITIAN

77

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Erich Fedrich Carlous

NPK : 21077210

Tempat dan Tanggal Lahir : Palembang, 1 Maret 1985

Agama : Islam

Kewarganegaraan : WNI

Alamat : Komplek AL-PAM, Jl.Kakap E 117 RT/RW

05/13 Jatiasih, Pondok Gede, Bekasi

Telp : 08170103185

Pendidikan Formal

SD Xaverius IX Palembang : Lulus Tahun 1996

SLTP Xaverius 1 Palembang : Lulus Tahun 1999

SMA Xaverius 1 Palembang : Lulus Tahun 2002

Sekolah Tinggi Akuntansi Negara : Lulus Tahun 2005

Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia : Tahun 2007 sampai sekarang

Pekerjaan

Pelaksana Pemeriksa pada Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Tipe A

Tanjung Priok.