TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

24
TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Transcript of TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Page 1: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVI

SME

Page 2: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

RIA OKVILIA LETRI SEFTRIANI DEVI MULYANTI SEPTI KURNIASIH EUIS HERAWATI LIA APRIYANI DESMANIAR NURLIAHARNI ULFA DWI MENTARI

DISUSUN OLEH:

Page 3: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Kata konstruktivistik secara harafiah berasal dari kata konstruksi. Kontruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan, Konstruktivistik adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup yang berbudaya modern. Konstruktivistik merupakan landasan berfikir (filosofi) pembelajaran konstektual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-konyong.

PENGERTIAN KONRUKTIVISTIK

Page 4: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

konstruktivistik memandang subyek aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya dengan lingkungan

Yang terpenting dalam teori konstruktivisme adalah bahwa dalam proses pembelajaran, si belajarlah yang harus mendapatkan penekanan.

mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan, mengutamakan proses,menanamkan pembelajaran dalam konteks pengalaman social, pembelajaran dilakukan dalam upaya mengkonstruksi pengalaman

HAKIKAT PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME

Page 5: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Hakikat pembelajaran konstruktivistik oleh Brooks & Brooks dalam Degeng mengatakan bahwa pengetahuan adalah non-objective, bersifat temporer, selalu berubah, dan tidak menentu.Belajar dilihat sebagai penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, dan refleksi serta interpretasi.

Mengajar berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki pemahaman yang berbeda terhadap pengetahuan tergentung pada pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya.

Page 6: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Pengetahuan dibangun oleh siswa sendiri. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan dari guru

ke murid, kecuali hanya dengan keaktifan murid sendiri untuk menalar.

Murid aktif megkontruksi secara terus menerus, sehingga selalu terjadi perubahan konsep ilmiah

Guru sekedar membantu menyediakan saran dan situasi agar proses kontruksi berjalan lancar.

Struktur pembalajaran seputar konsep utama pentingnya sebuah pertanyaan

CIRI-CIRI PEMBELAJARANKONSTRUKTIVISTIK

Page 7: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

mengutamakan pembelajaran yang bersifat nyata dalam konteks yang relevan,

mengutamakan proses, menanamkan pembelajaran dalam konteks

pengalaman social, pembelajaran dilakukan dalam upaya

mengkonstruksi pengalaman.

HAL YANG MENDAPAT PERHATIAN PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Page 8: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Asimilasi

Asimilasi adalah proses kognitif dimana seseorang mengintegrasikan persepsi, konsep ataupun pengalaman baru ke dalam skema atau pola yang sudah ada dalam pikirannya. Asimilasi dipandang sebagai suatu proses kognitif yang menempatkan dan mengklasifikasikan kejadian atau rangsangan baru dalam skema yang telah ada. Proses asimilasi ini berjalan terus.

ASPEK-ASPEK PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISTIK

Page 9: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Akomodasi

Akomodasi, dalam menghadapi rangsangan atau pengalaman baru seseorang tidak dapat mengasimilasikan pengalaman yang baru dengan skemata yang telah dipunyai. Pengalaman yang baru itu bias jadi sama sekali tidak cocok dengan skema yang telah ada. Dalam keadaan demikian orang akan mengadakan akomodasi. Akomodasi terjadi untuk membentuk skema baru yang cocok dengan rangsangan yang baru atau memodifikasi skema yang telah ada sehingga cocok dengan rangsangan itu

Page 10: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Setiap guru akan pernah mengalami bahwa suatu materi telah dibahas dengan jelas-jelasnya namun masih ada sebagian siswa yang belum mengerti ataupun tidak mengerti materi yang diajarkan sama sekali. Hal ini menunjukkan bahwa seorang guru dapat mengajar suatu materi kepada sisiwa dengan baik, namun seluruh atau sebagian siswanya tidak belajar sama sekali. Usaha keras seorang guru dalam mengajar tidak harus diikuti dengan hasil yang baik pada siswanya. Karena, hanya dengan usaha yangkeras para sisiwa sedirilah para siswa akan betul-betul memahami suatu materi yang diajarkan.

APLIKASI DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Page 11: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Tugas setiap guru dalam memfasilitasi siswanya, sehingga pengetahuan materi yang dibangun atau dikonstruksi para siswa sendirisan bukan ditanamkan oleh guru. Para siswa harus dapat secara aktif mengasimilasikan dan mengakomodasi pengalaman baru kedalam kerangka kognitifnya

Untuk mengajar dengan baik, guru harus memahami model-model mental yang digunakan para siswa untuk mengenal dunia mereka dan penalaran yang dikembangkandan yang dibuat para sisiwa untuk mendukung model-model itu.

APLIKASI DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Page 12: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Siswa perlu mengkonstruksi pemahaman yang mereka sendiri untuk masing-masing konsep materi sehingga guru dalam mengajar bukannya “menguliahi”, menerangkan atau upaya-upaya sejenis untuk memindahkan pengetahuan pada siswa tetapi menciptakan situasi bagi siswa yang membantu perkembangan mereka membuat konstruksi-konstruksi mental yang diperlukan.

APLIKASI DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Page 13: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Latihan memecahkan masalah seringkali dilakukan melalui belajar kelompok dengan menganalisis masalah dalam kehidupan sehari-hari.

Peserta didik diharapkan selalu aktif dan dapat menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Guru hanya sebagai fasilitator, mediator, dan teman yang membuat situasi kondusif untuk terjadinya konstruksi engetahuan pada diri peserta didik.

APLIKASI DAN IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN

Page 14: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

1. Kondisi alamiah pembelajar Pembelajar adalah individu yang unik

setiap pembelajar sebagai individu yang unik dengan keunikan kebutuhan dan latar belakang. Pembelajar juga dipandang secara kompleks dan multidimensional.

Pentingnya latar belakang dan budaya pembelajar

membangkitkan keberanian pembelajar untuk sampai pada kebenaran versi masing-masing, yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, budaya atau lingkungannya.

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 15: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Tanggung jawab belajartanggung jawab belajar seharusnya

berangsur-angsur diberikan kepada pembelajar karenanya menekankan pentingnya keterlibatan aktif pembelajar dalam proses belajar, tidak seperti pandangan dunia pendidikan sebelumnya yang meletakkan tanggung jawab belajar pada guru untuk mengajar sehingga peran pembelajar pasif, bersifat hanya menerima

Motivasi belajarmotivasi yang paling cocok untuk belajar

secara kuat bergantung pada kepercayaan diri siswa yang ada dalam potensinya untuk belajar

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 16: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

2. Peran guru sebagai fasilitatorguru harus menyesuaikan perannya dari sebagai instruktur ke peran sebagai fasilitator (Steffe dan Gale 1995). Ketika seorang guru memberikan pembelajaran dalam suatu mata pelajaran, perannnya sebagai fasilitator membantu pembelajar untuk memperoleh pemahamannya sendiri tentang materi.

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 17: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

3. Kondisi alamiah proses pembelajaran Belajar merupakan proses sosial yang aktif

pembelajar seharusnya belajar untuk menemukan sendiri prinsip, konsep, dan fakta sehingga sebaiknya diberikan teka-teki yang menantang dan cara berpikir intuitif dari pembelajar

Interaksi dinamis antara tugas, guru, dan pembelajarpengalaman belajar di samping objektif juga subjektif dan membutuhkan kondisi di mana budaya, nilai, dan latar belakang guru menjadi bagian esensial sebagai penghubung antara pembelajar dan tugasnya dalam mengkonstruksi makna

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 18: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

4. Kolaborasi di antara pembelajar Pentingnya konteks

konteks dari terjadinya pembelajaran sebagai pusat dari pembelajaran itu sendiri

Asesmen (penilaian)Kondisi belajar alamiah yang esensial diperluas

sampai ke proses asesmen. Peranan guru sebagai asesor melakukan dialog dengan siswa yang diases untuk menemukan tingkatan performansnya dalam melakukan tugas pada saat itu dan curah pendapat dengannya tentang cara yang mungkin bisa ditempuh dalam memperbaiki performansnya pada kesempatan berikutnya. Dengan demikian, asesmen dan pembelajaran dipandang sebagai jalinan proses yang tak terpisahkan

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 19: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

5. Pemilihan, cakupan, dan tata urutan materi). Pengetahuan seharusnya ditemukan sebagai keseluruhan

terpaduPengetahuan seharusnya tidak dipisahkan ke dalam

subjek-subjek yang berbeda (kompartementalisasi), tetapi seharusnya ditemukan sebagai keseluruhan yang terpadu.Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya konteks bagaimana pembelajaran dilangsungkan.

Keasyikan dan tantangan bagi pembelajarPembelajar seharusnya secara konstan diberi tantangan

dengan tugas-tugas yang berhubungan dengan keterampilan dan pengetahuan sedikit di atas tingkat ketuntasannya pada saat itu. Hal ini akan menimbulkan motivasi dan membangun lagi keberhasilan sebagaimana yang telah diraih sebelumnya dalam rangka mempertahankan kepercayaan diri pembelajar.

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 20: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Penstrukturan proses belajarmendapatkan keseimbangan yang benar antara

tingkatan struktur dan fleksibilitas yang dibangun dalam proses pembelajaran. semakin lebih terstruktur lingkungan pembelajaran, semakin sulit bagi pembelajar dalam mengkonstruksi arti berdasarkan pemahaman konseptual mereka sendiri

Catatan akhirkegiatan kontekstual (tugas-tugas) digunakan untuk

menyediakan pembelajar peluang untuk menemukan dan secara kolabortif mengkonstruksi arti sebagaimana yang diungkap dalam intervensi. Pembelajar dihormati sebagai individual yang unik, dan guru lebih cenderung berperan sebagai fasilitator daripada instruktur.

INTERVENSI KONSTRUKTIVISTIK DALAM PEMBELAJARAN

Page 21: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Kelebihan Murid berfikir untuk menyelesaikan masalah,

menjana idea dan membuat keputusan. Faham kerana murid terlibat secara langsung

dalam mebina pengetahuan baru, mereka akan lebih faham dan boleh mengapliksikannya dalam semua situasi

Kemahiran sosial diperoleh apabila berinteraksi dengan rekan dan guru dalam membina pengetahuan baru

Adanya motivasi untuk siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSTRUKTIVISME

Page 22: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengejukan pertanyaan dan mencari sendiri pertanyaannya

Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian dan pemahaman konsep secara lengkap

Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri

Lebih menekankan pada proses belajar bagaimana belajar itu

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSTRUKTIVISME

Page 23: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

Kelemahan

dalam proses belajarnya dimana peran guru sebagai pendidik itu sepertinya kurang begitu mendukung

siswa berbeda persepsi satu dengan yang lainnya.

KELEBIHAN DAN KEKURANGAN KONSTRUKTIVISME

Page 24: TEORI BELAJAR KONSTRUKTIVISME

TERIMA KASIH