PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY...

59
1 PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI MEGANG SAKTI TAHUN PELAJARAN 2015/2016. MONICA AGUSTINA JURUSAN PENDIDIKAN MIPA PROGRAM STUDI FISIKA STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU ABSTRAK Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016”. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016?. Penelitian ini menggunakan desain berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri Megang Sakti yang berjumlah 270 orang. Sampelnya siswa kelas 8 dan 6 yang berjumlah 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan soal berbentuk essay sebanyak 8 soal. Rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah 81,07 dan standar deviasi 14,71, dan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol adalah 61 dan standar deviasi 17,79. Berdasarkan uji-t pada taraf signifikan α = 0,05 terhadap data pre-test dan post-test diperoleh > yaitu 5,12 > 1,67. Serta berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer setelah dilakukan pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan diperoleh hasil skor rata-rata 71 % dengan kategori baik. Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMA Negeri Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Pendekatan Konstruktivisme, Pengukuran, Hasil Belajar.

Transcript of PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY...

Page 1: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

1

PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP HASIL

BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X SMA NEGERI MEGANG SAKTI

TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

MONICA AGUSTINA

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI FISIKA

STKIP-PGRI LUBUKLINGGAU

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul “Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas X SMA Negeri Megang Sakti Tahun Pelajaran

2015/2016”. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa kelas X SMAN

Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016?. Penelitian ini menggunakan desain

berbentuk Pretest-Postest Control Group Design atau desain kelompok kontrol

eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA

Negeri Megang Sakti yang berjumlah 270 orang. Sampelnya siswa kelas 𝑋8 dan

𝑋6 yang berjumlah 60 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan soal berbentuk

essay sebanyak 8 soal. Rata-rata hasil belajar pada kelompok eksperimen adalah

81,07 dan standar deviasi 14,71, dan rata-rata hasil belajar pada kelompok kontrol

adalah 61 dan standar deviasi 17,79. Berdasarkan uji-t pada taraf signifikan α =

0,05 terhadap data pre-test dan post-test diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 5,12 >

1,67. Serta berdasarkan hasil observasi yang dilakukan observer setelah dilakukan

pembelajaran sebanyak dua kali pertemuan diperoleh hasil skor rata-rata 71 %

dengan kategori baik. Jadi berdasarkan perhitungan tersebut maka dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar fisika

siswa kelas X SMA Negeri Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016.

Kata Kunci : Pendekatan Konstruktivisme, Pengukuran, Hasil Belajar.

Page 2: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar

bagi pembangunan suatu Negara. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam

meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia, agar menjadi manusia

Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi

pekerti luhur, mandiri, bertanggung jawab, maju, cerdas, terampil, kreatif,

produktif, sehat jasmani dan rohani. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

yang sangat penting sehingga hampir semua aspek kehidupan memerlukan

pendidikan (Agus Taufiq, 2010:13).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006,

Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi

peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mengacu pada cita-cita dan tujuan pendidikan, maka inovasi dalam

proses pembelajaran yang sangat diperlukan agar dapat meningkatkan prestasi

kearah yang optimal. Model mengajar merupakan salah satu cara yang

dipergunakan guru dalam mengadakan hubungan siswa pada saat berlangsungnya

Page 3: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

3

proses belajar mengajar. Dengan menggunakan model-model pembelajaran

diharapkan akan mampu menciptakan interaksi edukatif. Proses interaksi ini akan

berjalan dengan baik jika siswa lebih aktif dibandingkan dengan pendidiknya.

Menurut Buchori (dalam Trianto, 2007:1), bahwa: “Pendidikan yang baik adalah

pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswanya untuk sesuatu profesi atau

jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapinya dalam

kehidupan sehari-hari”.

Proses pembelajaran yang dilakukan oleh tenaga pendidik saat ini

cenderung pada pencapaian target materi kurikulum, serta lebih mementingkan

pada penghapalan materi bukan pada pemahaman konsep. Berdasarkan hasil

observasi proses pembelajaran fisika di SMAN Megang Sakti, diperoleh

gambaran mengenai kegiatan pembelajaran fisika di SMAN Megang Sakti. Dari

kegiatan pembelajaran tersebut, muncul beberapa kendala dalam pelaksanaan

pembelajaran fisika yaitu pembelajaran selalu di dominasi oleh guru, dan guru

menyampaikan informasi secara detail pada siswa. Guru cenderung tidak

memvariasi model atau metode yang ada pada saat proses belajar mengajar

berlangsung, sehingga pembelajaran yang terjadi terkesan tekstual yang tidak

banyak melibatkan siswa untuk mengekplorasi alam sekitar mereka, namun lebih

banyak membaca buku.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti

pada tanggal 16 Maret 2015 dengan salah satu guru mata pelajaran fisika yang

mengajar fisika kelas X SMAN Megang Sakti. Beliau mengatakan bahwa rata-rata

hasil belajar siswa kelas X tahun pelajaran 2014/2015 masih tergolong rendah.

Sebagai gambaran, hasil belajar pada mata pelajaran fisika dalam satu kelas (𝑋1)

Page 4: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

4

yang berjumlah 38 orang terdapat 20 orang yang belum mencapai kriteria

ketuntasan minimum (KKM), jika dipersentasekan hanya 47,37% yang tuntas dan

52,63% belum tuntas sehingga siswa tersebut harus mengikuti remedial.

Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran fisika yang diterapkan

selama ini kurang bervariasi, dan pembelajaran konvensional yang diterapkan

selama ini membuat siswa kurang aktif di kelas. Kekurangaktifan siswa ini

disebabkan karena siswa hanya menerima saja apa yang disampaikan oleh guru

tanpa bertanya ketika mereka tidak mengerti atau mengalami kesulitan dalam

belajar. Sehingga membuat siswa kurang menyukai mata pelajaran fisika dan

menganggap mata pelajaran fisika merupakan mata pelajaran yang sangat sulit.

Hasil belajar siswa pada pelajaran fisika juga belum sesuai dengan apa yang

diharapkan. Serta jarangnya guru mengajak siswa melakukan eksperimen

(percobaan), padahal tidak jarang siswa salah paham atau salah mengerti ketika

menyimak penjelasan dari guru pada saat mengikuti proses pembelajaran. Oleh

karena itu, proses pembelajaran akan berlangsung lebih efektif jika siswa

berhubungan langsung dengan objek yang sedang dipelajari dan ada dilingkungan

sekitar.

Untuk mengatasi masalah tersebut, guru harus bisa membuat kondisi

belajar yang menarik. Kondisi belajar yang menarik ini dapat dilakukan dengan

cara menciptakan kondisi belajar yang memberikan kesempatan siswa untuk

berperan lebih aktif sehingga dengan kondisi tersebut siswa dapat membangun

pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman sendiri.

Berdasarkan permasalahan tersebut, menurut peneliti pendekatan

konstruktivisme cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran yang ingin

Page 5: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

5

melibatkan keaktifan siswa, karena pendekatan konstruktivisme menekankan pada

keterlibatan siswa dalam belajar aktif. Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan oleh Risti Ayu Desliani (2014:37) tentang pengaruh pendekatan

konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa menyatakan bahwa ada pengaruh

yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika.

Hal inilah yang kemudian memotivasi peneliti untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil

Belajar Fisika Siswa Kelas X SMAN Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah ada pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika

siswa kelas X SMAN Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016?

2. Bagaimana aktivitas belajar siswa kelas X SMAN Megang Sakti pada

pembelajaran fisika selama menggunakan pendekatan konstruktivisme?

C. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian serta untuk

membuat penelitian ini lebih terarah, maka masalah yang akan dikaji dibatasi pada

hal-hal berikut:

1. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa setelah

diterapkannya pendekatan konstruktivisme. Dalam penelitian ini hasil belajar

yang akan dianalisis hanya pada ranah kognitif C1, C2, dan C3.

2. Aktivitas belajar yang diamati adalah aktivitas belajar siswa dikelas

eksperimen.

Page 6: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

6

3. Materi pada penelitian ini adalah pengukuran.

4. Kelas kontrol diajarkan dengan metode pembelajaran konvensional (ceramah

dan demonstrasi)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil

belajar fisika siswa kelas X SMAN Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016.

2. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa kelas X SMAN Megang Sakti pada

pembelajaran fisika selama menggunakan pendekatan konstruktivisme.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Siswa

Siswa dapat lebih mudah dalam memahami materi yang diajarkan karena

siswa dituntut untuk lebih aktif.

2. Bagi Guru

Dengan diterapkannya pendekatan konstruktivisme dalam penelitian ini dapat

menjadi masukan bagi guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran

yang dapat digunakan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa,

sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat membantu sekolah berupa perbaikan proses pembelajaran

yang bisa meningkatkan kualitas lulusan dan citra sekolah.

Page 7: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

7

4. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman dan memberi sumbangan pemikiran serta informasi

bagi peneliti yang ingin meneliti masalah ini lebih lanjut.

5. Definisi Operasional

Menghindari salah penafsiran dari istilah-istilah yang digunakan dalam

penelitian ini, maka perlu dijelaskan sebagai berikut:

1. Pengaruh yang dimaksud adalah akibat yang ditimbulkan atau yang akan

terjadi setelah diberikan treatment dengan pendekatan konstruktivisme

terhadap hasil belajar siswa.

2. Pendekatan Konstruktivisme yaitu pendekatan pembelajaran yang berpusat

pada kegiatan siswa dan menekankan pentingnya proses pembentukan

pengetahuan oleh siswa itu sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah

dimiliki sebelumnya.

3. Hasil belajar adalah kemampuan kognitif atau penguasaan siswa terhadap

materi pelajaran yang diukur dengan nilai hasil tes yang diperoleh setelah

pembelajaran berlangsung.

Page 8: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teoritik

1. Tinjauan Tentang Belajar

Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan

disekolah. Bila proses mengajar terjadi maka bersama itu pula terjadi proses

belajar. Dalam proses pembelajaran, belajar mengajar adalah suatu kegiatan

yang bernilai edukatif. Nilai edukatif ini akan mewarnai antara anak didik

dengan guru. Belajar bukanlah tujuan pendidikan namun merupakan suatu

proses dan prosedur yang harus ditempuh agar tercapai tujuan pendidikan.

Menurut Slameto dalam Syaiful Bahri Djamarah (2008:13) “Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”.

Sedangkan menurut Syaiful Bahri Djamarah sendiri “Belajar adalah

serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan

lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik”. Serta

Skinner (dalam Dimyati dan Mudjiono 2006:9) juga mengemukakan: “Belajar

merupakan hubungan antara stimulus dan respon yang terjadi melalui interaksi

dalam lingkungannya yang kemudian akan menimbulkan perubahan tingkah

laku”.

Dari beberapa teori yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa

Page 9: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

9

belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku yang tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu tetapi berbentuk kecakapan, keterampilan,

sikap, minat, serta penyesuaian diri dari ketidaktahuan menjadi tahu. Dengan

kata lain perubahan-perubahan yang dihasilkan dapat menuju kearah yang

lebih baik, sehingga dapat berinteraksi dengan lingkungannya sebagai suatu

proses pengalaman serta dapat membuktikan pengetahuan tentang fakta-fakta

sehingga dapat melakukan sesuatu yang sebelumnya tidak dapat dilakukan.

2. Tinjauan Tentang Aktivitas Belajar

Pada proses pembelajaran akan terjadi berbagai kegiatan yang

dilakukan siswa. Kegiatan itulah yang disebut sebagai aktivitas belajar.

Aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan siswa saat proses pembelajaran

berlangsung yang dapat meningkatkan hasil belajar.

Syaiful Bahri Djamarah (2008:38) mengemukakan bahwa belajar

bukanlah berproses dalam kehampaan, tidak pula pernah sepi dari berbagai

aktivitas. Tidak pernah terlihat orang yang belajar tanpa melibatkan

aktivitasnya raganya. Dalam belajar, seseorang tidak akan dapat

menghindarkan diri dari situasi. Situasi akan menentukan aktivitas apa yang

akan dilakukan dalam rangka belajar. Bahkan situasi itulah yang akan

mempengaruhi dan menentukan aktivitas belajar yang akan dilakukan. Setiap

situasi dimana dan kapanpun memberikan kesempatan belajar kepada

seseorang.

Dierich dalam Nanang Hanafiah (2009:24) menyatakan, aktivitas

belajar dibagi menjadi delapan kelompok, yaitu sebagai berikut:

Page 10: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

10

1) Kegiatan visual, yaitu membaca, melihat gambar-gambar, mengamati

eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja.

2) Kegiatan lisan, yaitu mengemukan suatu fakta atau prinsip,

menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, member saran,

mengemukakan pendapat, berwawancara, diskusi dan interupsi.

3) Kegiatan mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan,

mendengarkan, yaitu mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan

percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, atau

mendengar radio.

4) Kegiatan menulis, yaitu menulis cerita, menulis laporan, memeriksa

karangan, bahan-bahan copy, membuat outline atau rangkuman, dan

mengerjakan tes, serta mengisi angket.

5) Kegiatan menggambar, yaitu menggambar, membuat grafik, chart,

diagram, peta, dan pola.

6) Kegiatan metrik, yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat,

melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan,

serta menari dan berkebun.

7) Kegiatan mental, yaitu merenungkan, mengingat, memecahkan masalah,

menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat

keputusan.

8) Kegiatan emosional, yaitu minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-

lain.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan suatu kegiatan siswa saat

proses pembelajaran berlangsung dan aktif dalam pembelajaran dikelas

sehingga kelas diwarnai oleh student centered bukan teaching centered. Pada

penelitian ini aktivitas belajar yang peneliti amati adalah aktifitas saat

percobaan berlangsung, menggunakan semua alat sesuai dengan percobaan

yang ada di petunjuk di lembar kerja siswa (LKS), diskusi dengan teman

kelompok , dan membuat suatu kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah

Page 11: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

11

disusun sesuai dengan tujuan yang ada di dalam LKS.

3. Tinjauan tentang Hasil Belajar

a. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang

membentuknya, yaitu “hasil” dan “belajar”. Hasil menunjukkan pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas/proses yang mengakibatkan

input secara fungsional. Misalkan hasil produksi, perolehan yang didapatkan

karena adanya proses mengubah bahan menjadi barang jadi. Begitu juga

dengan proses belajar mengajar, setelah mengalami proses belajar perilaku

siswa berubah dibandingkan sebelumnya yang sesuai dengan tujuan

pembelajaran. Perubahan inilah yang menjadi hasil belajar.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:3), hasil belajar merupakan

hasil dari suatu tindak belajar dan tindak mengajar. Hal ini berarti bahwa hasil

belajar tidak hanya dipengaruhi oleh faktor belajar yang merupakan kegiatan

siswa dalam memperoleh pengetahuan umum namun juga dipengaruhi oleh

faktor mengajar oleh guru. Apabila kedua proses tersebut dapat berjalan

dengan lancer maka diharapkan hasil belajar yang diperoleh oleh siswa akan

lebih baik, sedangkan menurut winkel (dalam Purwanto. 2011:45) mengatakan

bahwa,”hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah

dalam sikap dan tingkah lakunya yang mengacu pada taksonomi pengajaran

mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik”.

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan atau hasil yang dimiliki

siswa setelah melakukan proses belajar, yang meliputi beberapa aspek yakni

Page 12: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

12

aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimana perubahan yang terjadi

tersebut dipengaruhi oleh kegiatan belajar siswa dan kegiatan mengajar oleh

guru.

b. Hasil Belajar pada Ranah Kognitif

Menurut Jihat dan Haris (2009:16) hasil belajar pada aspek kognitif

berawal dari tingkat pengetahuan hafalan, pemahaman, penerapan, analisa,

sintesa dan yang terakhir adalah evaluasi. Adapun penjelasannya adalah

sebagai berikut:

1) Pengetahuan (C1)

Jenjang yang paling rendah dalam kemampuan kognitif meliputi

pengingatan tentang hal-hal yang bersifat khusus atau universal,

mengetahui metode dan proses, pengingatan terhadap suatu pola, struktur

atau seting. Dalam hal ini tekanan utama pada pengenalan kembali fakta,

prinsip. Kata-kata yang dipakai: definisikan, ulang, laporkan, ingat, garis

bawahi, sebutkan.

2) Pemahaman (C2)

Jenjang setingkat diatas pengetahuan ini akan meliputi penerimaan dalam

komunikasi secara akurat, menempatkan hasil komunikasi dalam bentuk

penyajian yang berbeda, mengorganisasikannya secara setingkat tanpa

merubah pengertian dan dapat mengeksplorasikan. Kata-kata yang dapat

dipakai: menterjemah, nyatakan kembali, diskusikan, gambarkan,

reorganisasikan, jelaskan, identifikasi, tempatkan, review, ceritakan,

paparkan.

3) Aplikasi atau penerapan (C3)

Penggunaan prinsip atau metode pada situasi yang baru. Kata-kata yang

dapat dipakai antara lain: interprestasikan, terapkan, hitunglah, gunakan,

demonstrasikan, praktekan, ilustrasikan, operasikan, jadwalkan, sketsa,

kerjakan.

4) Analisa (C4)

Jenjang yang keempat ini akan menyangkut terutama kemampuan anak

dalam memisah-misah terhadap suatu materi menjadi bagian-bagian yang

membentuknya, mendeteksi hubungan diantara bagian-bagian dan cara

materi itu diorganisir. Kata-kata yang digunakan: pisahkan, analisa,

bedakan, hitung, cobakan, tes bandingkan, kritik, teliti, debatkan, pecah

kan, inventarisasikan, hubungkan, kategorikan.

Page 13: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

13

5) Sintesa (C5)

Jenjang yang sudah satu tingkat lebih sulit dari analisa ini adalah meliputi

anak untuk menaruhkan atau menempatkan bagian-bagian atau elemen

satu sehingga membentuk satu keseluruhan yang koheren. Kata-kata

yang dipakai: komposisi, desain, formulasi, atur, rakit, kumpulkan,

ciptakan, susun, organisasikan, siapkan, rancang, sederhanakan.

6) Evaluasi (C6)

Jenjang ini adalah yang paling atas atau yang dianggap paling sulit dalam

kemampuan pengetahuan anak didik. Disini akan meliputi kemampuan

anak didik dalam pengambilan keputusan, atau dalam menyatakan

pendapat tentang nilai sesuatu tujuan, ide, pekerjaan, pemecahan

masalah, metode, materi dan lain-lain. Kata-kata yang dapat dipakai:

putuskan, hargai, nilai, skala, bandingkan, revisi, skor, perkiraan.

c. Hasil Belajar pada Ranah Afektif

Menurut Jihat dan Haris (2009:17) hasil belajar pada aspek afektif

berawal dari tingkat menerima atau memperhatikan, merespon, penghargaan,

mengorganisasikan, dan terakhir mempribadi (mewatak). Adapun

penjelasannya adalah sebagai berikut:

1) Menerima atau memperhatikan.

Jenjang pertama ini akan meliputi sifat sensitif terhadap adanya

eksistensi suatu fenomena tertentu atau suatu stimulus dan kesadaran

yang merupakan perilaku kognitif. Termasuk didalamnya juga

keinginan untuk menerima atau memperhatikan. Kata-kata yang

dipakai: dengar, lihat, raba, rasa, pandang, pilih, kontrol, waspada,

hindari, suka, perhatian.

2) Merespon.

Dalam jenjang ini anak didik dilibatkan secara puas dalam suatu subjek

tertentu, fenomena atau suatu kegiatan sehingga ia akan mencari-cari

dan menambah kepuasan dari bekerja dengannya atau terlibat

didalamnya. Kata-kata yang dapat dipakai: persetujuan, minat, reaksi,

membantu, menolong, partisipasi, melibatkan diri, menyenangi,

menyukai, gemar, cinta, puas, menikmati.

3) Penghargaan.

Pada level ini perilaku anak didik adalah konsisten dan stabil, tidak

hanya dalam persetujuan terhadap suatu nilai tetapi juga pemilihan

terhadapnya dan keterikatannya pada suatu pandangan atau ide tertentu.

Kata-kata yang dapat dipakai: mengakui dengan tulus, mengidentifikasi

diri, mempercayai, menyatukan diri, menginginkan, mengkehendaki,

beritikad, mencitakan ambisi, disiplin, dedikasi diri, rela berkorban,

tanggung jawab, yakin, pasrah.

Page 14: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

14

4) Mengorganisasikan.

Dalam jenjang ini anak didik membentuk suatu sistem nilai yang dapat

menuntun perilaku. Ini meliputi konseptualisasi dan

mengorganisasikan. Kata-kata yang dapat dipakai: menimbang-

nimbang, menjalin, mengkristalisasikan, mengidentifikasikan,

menyusum sistem, menyelaraskan, mengimbangkan membentuk filsafat

hidup.

5) Mempribadi (mewatak).

Pada tingkat terakhir sudah ada internalisasi, nilai-nilai telah

mendapatkan tempat pada diri individu, diorganisir kedalam suatu

sistem yang bersifat internal, memliki kontrol perilaku. Kata-kata yang

dapat dipakai: bersifat obyektif, bijaksana, adil, teguh dalam pendirian,

percaya diri, berkepribadian.

d. Hasil Belajar pada Ranah Psikomotorik

Menurut Jihat dan Haris (2009:18) hasil belajar pada aspek

psikomotorik berawal dari tingkat menirukan, memanifulasi, keseksamaan,

artikulasi, dan terakhir naturalisasi. Adapun penjelasannya adalah sebagai

berikut:

1) Menirukan.

Apabila ditunjukkan kepada anak didik suatu action yang dapat diamati

maka ia akan mulai membuat suatu tiruan terhadap action itu sampai

pada tingkat sistem otot-ototnya dan dituntun oleh dorongan kata hari

untuk menirukan. Kata-kata yang dapat dipakai: menirukan,

pengulangan, coba lakukan, berketetapan hati, mau, minat.

2) Memanipulasi.

Pada tingkat ini anak didik dapat menampilkan suatu action seperti yang

diajarkan dan juga tidak hanya seperti yang diamati, dia mulai dapat

membedakan antara satu set action dengan yang lain, menjadi mampu

memilih action yang diperlukan dan mulai memiliki keterampilan dalam

memanipulasi. Kata-kata yang dapat dipakai: ikuti petunjuk, tetapkan

mencoba-coba, mengutakatik, perbaikan tindakan.

3) Keseksamaan.

Ini meliputi kemampuan anak didik dalam penampilan yang telah

sampai pada tingkat perbaikan yang lebih tinggi dalam mereproduksi

suatu kegiatan tertentu. Kata-kata yang pakai dipakai: lakukan kembali,

kerjakan kembali, hasilkan, teliti

4) Artikulasi.

Yang utama disini anak didik telah dapat mengkoordinasikan serentetan

action dengan menetapkan urutan secara tepat diantara action yang

berbeda-beda. Kata-kata yang dapat dipakai: lakukakan secara harmonis,

lakukan secara unit.

Page 15: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

15

5) Naturalisasi.

Tingkat terakhir dalam kemampuan psikomotorik adalah apabila anak

telah dapat melakukan secara alami satu action atau sejumlah action

yang urut. Keterampilan penampilan ini telah sampai pada kemampuan

yang paling tinggi dan action tersebut ditampilkan dengan pengeluaran

energi yang minimum.

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, terdapat banyak faktor

yang dapat mempengaruhi siswa dalam mencapai hasil belajar. Menurut

Slameto (2010:54) faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar dapat

digolongkan menjadi dua yaitu:

a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu.

Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor jasmani, seperti kesehatan dan cacat tubuh

b) Faktor psikolog, seperti intellegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi,

kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor kelelahan jasmani dan rohani.

b. Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar individu. Faktor

eksternal terdiri dari:

a) Faktor keluarga, seperti cara orang tua mendidik, relasi antar anggota

keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang

tua, latar belakang kebudayaan.

b) Faktor sekolah, seperi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan

siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran.

c) Faktor masyarakat, seperti kegiatan siswa dalam masyarakat, media,

teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat.

4. Tinjauan Tentang Pendekatan Konstruktivisme dan Metode Eksperimen

a. Pendekatan Konstruktivisme

Salah satu prinsip pendidikan yaitu guru tidak begitu saja memberikan

pengetahuan kepada siswa, tetapi siswa yang harus aktif membangun

pengetahuan dalam diri mereka sendiri. Konstruktivisme berasal dari kata “to

construct” yang artinya “membentuk”. Menurut Benny (2009:157)

konstruktivisme adalah salah satu aliran filsafat yang mempunyai pandangan

Page 16: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

16

bahwa pengetahuan yang kita miliki adalah hasil konstruksi atau bentukan diri

kita sendiri. Dengan kata lain, kita akan memiliki pengetahuan apabila terlibat

aktif dalam proses penemuan pengetahuan dan pembentukannya dalam diri

kita. Konstruktivisme berpandangan bahwa pengetahuan merupakan perolehan

individu melalui keterlibatan aktif dalam menempuh proses belajar.

Konstruktivisme adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang

diterapkan untuk ilmu-ilmu eksak seperti matematika, fisika, kimia, dan lain-

lain. Pendekatan pembelajaran konstruktivisme yaitu pendekatan pembelajaran

yang berpusat pada kegiatan peserta didik dan menekankan pentingnya proses

pembentukan pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri beerdasarkan

pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya.

Menurut Budiningsih (2005:59-60) pendekatan konstruktivisme

menekankan bahwa peranan utama dalam kegiatan belajar adalah aktivitas

siswa dalam mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu

seperti bahan, media, peralatan, lingkungan, dan fasilitas lainnya disediakan

untuk membantu pembentukan tersebut. Siswa diberi kebebasan untuk

mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya.

Dengan cara demikian, siswa akan terbiasa dan terlatih untuk berpikir sendiri,

memecahkan masalah yang dihadapinya, mandiri, kritis, kreatif, dan mampu

mempertanggung jawabkan pemikirannya secara rasional.

Menurut teori konstruktivis, pengetahuan tidak dapat dipindahkan

begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa. Satu prinsip yang paling penting

dalam psikologi pendidikan yaitu guru tidak hanya sekedar memberikan

pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan

Page 17: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

17

dialam benaknya. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini,

dengan memberi kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan

secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Nur (dalam

Trianto 2007:13-14) mengemukakan bahwa guru dapat memberi siswa anak

tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan

siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut.

Saekhan Muchith (2008:71-72) mengemukan bahwa belajar bukanlah

proses teknologisasi (robot) bagi siswa, melainkan proses untuk membangun

penghayatan terhadap suatu materi yang disampaikan. Sehingga proses

pembelajaran tidak hanya menyampaikan materi yang bersifat normatif

(tekstual) tetapi harus juga menyampaikan materi yang bersifat kontekstual,

contoh ketika guru menyampaikan/mengajar materi sholat, tidak cukup hanya

menjelaskan materi norma-norma tentang sholat semacam syarat dan rukun

sholat, tetapi juga harus menjelaskan dan membangun penghayatan makna

sholat dalam kehidupan. Sehingga akhirnya siswa dan masyarakat benar-benar

mampu memberikan jawaban secara akademik tentang bunyi ayat: inna shalata

tanha ‘anil fakhsa’ wal mungkar (shalat dapat mencegah perbuatan yang keji

dan mungkar).

Gagnon dan Collay (dalam Benny: 163-165) mengemukakan sebuah

desain sistem pembelajaran yang menggunakan pendekatan konstruktivistik.

Ada beberapa desain yang dikemukan, yaitu:

1) Situasi

Komponen ini menggambarkan secara komprehensif tentang maksud

atau tujuan dilaksanakannya aktivitas pembelajaran. Selain itu, dalam

Page 18: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

18

komponen situasi juga tergambar tugas-tugas yang perlu diselesaikan

oleh siswa agar memiliki makna dari pengalaman belajar.

2) Pengelompokan

Komponen pengelompokan dalam aktivitas pembelajaran berbasis

pendekatan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk

melakukan interaksi dengan sejawat.

3) Pengaitan

Komponen pengaitan dilakukan untuk menghubungkan pengetahuan

yang telah dimiliki oleh siswa dengan pengetahuan yang baru.

4) Pertanyaan

Pengajuan pertanyaan merupakan hal penting dalam aktivitas

pembelajaran. Pertanyaan akan memunculkan gagasan asli yang

merupakan inti dari pendekatan pembelajaran konstruktivisme.

Dengan munculnya gagasan-gagasan yang bersifat orisinil, siswa bisa

membangun pengetahuan dalam dirinya.

5) Eksibisi

Komponen eksibisi dalam pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konstruktivis memberi kesempatan kepada siswa untuk

dapat menunjukkan hasil belajar setelah mengikuti suatu pengalaman

belajar.

6) Refleksi

Komponen ini pada dasarnya memberi kesempatan kepada guru dan

siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman belajar yang telah

mereka tempuh baik personal maupun kolektif.

Adapun ciri-ciri pembelajaran konstruktivisme adalah sebagai berikut :

a. Pembelajaran berpusat pada siswa

b. Pengetahuan dibangun oleh peserta didik sendiri, baik secara personal

maupun sosial.

c. Guru sebagai fasilitator.

d. Bahan pengajaran dirancang sedemikian rupa sehingga memberi peluang

kepada murid membina pengetahuan baru

e. Pendidik atau pembelajar sekedar membantu menyediakan sarana dan

situasi agar proses konstruksi peserta didik dapat terlaksana.

Page 19: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

19

b. Metode Eksperimen

Metode merupakan kerangka konseptual yang digunakan sebagai

pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Metode eksperimen adalah

pemberian kesempatan kepada siswa perorangan atau kelompok untuk dilatih

melakukan suatu proses atau percobaan. Penggunakan metode eksperimen ini

bertujuan agar siswa mampu mencari dan menemukan sendiri berbagai

jawaban atay persoalan-persoalan yang dihadapinya dengan mengadakan

percobaan serta siswa juga dapat terlatih dalam cara berpikir ilmiah. Langkah-

langkah pembelajaran yang menggunakan metode eksperimen (Sumiati,

2009:102), yaitu:

1. Merumuskan tujuan yang jelas tentang kemampuan apa yang akan

dicapai siswa.

2. Mempersiapkan semua peralatan yang dibutuhkan.

3. Memeriksa apakah semua peralatan itu dalam keadaan berfungsi

atau tidak.

4. Menetapkan langkah dan alokasi waktu pelaksanaan agar efisien.

5. Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus

dilakukan dalam eksperimen.

6. Membicarakan dengan siswa tentang langkah yang ditempuh,

materi pembelajaran yang diperlukan, variabel yang perlu diamati

dan hal yang perlu dicatat.

7. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa

selama eksperimen.

8. Menetapkan apa follow-up (tindak lanjut) eksperimen.

Adapun langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode

eksperimen menurut Ramyulis (2005:250) sebagai berikut:

1. Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus

dilakukan dalam eksperimen.

2. Menentukan langkah-langkah pokok dalam membantu siswa pada

saat eksperimen.

3. Sebelum eksperimen dilaksanakan terlebih dahulu guru harus

menetapkan:

a. Alat-alat yang diperlukan.

b. Langkah-langkah yang harus ditempuh.

Page 20: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

20

c. Hal-hal yang harus dicatat.

d. Variabel-variabel mana yang harus dikontrol.

4. Setelah eksperimen dilakukan, guru harus menentukan apakah

tindak lanjut dari eksperimen tersebut, contohnya:

a. Mengumpul laporan mengenai eksperimen yang telah

dilakukan.

b. Mengadakan Tanya jawab tentang proses.

c. Melaksanakan teks untuk menguji kepahaman siswa.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran yang menggunakan metode

eksperimen adalah:

1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai dari percobaan.

2. Memberikan penjelasan secukupnya tentang apa yang harus dilakukan

dalam percobaan.

3. Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk percobaan.

4. Menentukan langkah-langkah yang harus ditempuh siswa saat

percobaan, hal-hal yang harus dicatat dalam percobaan, dan variabel

yang harus diamati dalam percobaan.

5. Menetapkan tindak lanjut (follow-up) eksperimen.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan maka dapat

disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran pendekatan konstruktivisme

dengan metode eksperimen, sebagai berikut:

a. Guru memberikan penjelasan secukupnya tentang materi yang akan

dipelajari dan hal-hal yang harus dilakukan dalam percobaan.

b. Siswa dibagi menjadi kelompok belajar. Kemudian setiap siswa

dipersilakan berkumpul dengan kelompoknya masing-masing. Lalu setiap

kelompok dibagikan LKS dan alat/bahan praktikum oleh guru.

c. Guru memberikan pertanyaan dan menghubungkan pembelajaran yang

akan dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Misalnya

mengapa orang mengukur panjang pintu menggunakan meteran?

Mengapa tidak menggunakan jangka sorong atau micrometer sekrup?

Page 21: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

21

d. Siswa melakukan praktikum. Dari hasil pengukuran praktikum, siswa

menganalisis dan menghitung data yang diperoleh dengan teman

sekelompok.

e. Diskusi dan refleksi. Pada tahap ini siswa mengkomunikasikan hasil

pengukuran dan penjelasannya. Kemudian siswa membuat kesimpulan

melalui bimbingan guru. Dengan diterapkannya pembelajaran dengan

pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran fisika, diharapkan dapat

membantu siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih

memahami konsep sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

5. Tinjauan Tentang Materi Pengukuran

Pengukuran merupakan kegiatan membandingkan suatu besaran yang

diukur dengan alat yang digunakan sebagai satuan (Giancoli, 2001:07).

1) Alat Ukur

Alat ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran

(Giancoli, 2001:07). Berbagai alat ukur memiliki tingkat ketelitian

tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut.

Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi

ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan

besarannya, yaitu:

a) Alat ukur panjang

a. Mistar (penggaris)

Mistar adalah alat yang digunakan untuk mengukur benda yang

berukuran sedang dan berukuran besar. Mistar mempunyai

ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm, seperti pada gambar 2.1.

Page 22: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

22

Gambar 2.1 Mistar

Sumber: Gurumuda.net (14 Agustus 2015)

b. Jangka sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan

panjang yang kurang dari 1 mm. skala terkecil atau tingkat

ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.

umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang

suatu benda, diameter bola, tebal uang logam, dan diameter

bagian dalam tabung. Jangka sorong memiliki dua skala

pembacaan, yaitu:

a) Skala utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka

sorong.

b) Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong

yang dapat bergeser/digerakkan.

Gambar 2.2 Jangka sorong

Sumber: Gurumuda.net (14 Agustus 2015)

c. Mikrometer sekrup

Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan tingkat

ketelitian terkecil yaitu 0,01 mm atau 0,001 cm. skala terkecil

Page 23: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

23

(skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang

geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.

Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda

bundar dan plat yang sangat tipis, seperti pada gambar 2.3.

Gambar 2.3 Mikrometer sekrup

Sumber: Gurumuda.net (14 Agustus 2015)

b) Alat ukur massa

Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda

adalah neraca. Salah satu neraca yang digunakan untuk mengukur

massa benda adalah neraca/timbangan, seperti pada gambar 2.4.

Gambar 2.4 Neraca/timbangan

Sumber: Gurumuda.net (24 Juni 2015)

Page 24: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

24

c) Alat ukur waktu

Satuan internasional untuk waktu adalah sekon atau detik. Alat yang

digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam

dinding, arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (dengan

ketelitian 0,1 sekon), seperti pada gambar 2.5.

Gambar 2.5 Stopwatch

Sumber: Gurumuda.net (14 Agustus 2015)

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang berkaitan dengan pendekatan konstruktivisme terhadap

hasil belajar telah dilakukan oleh beberapa orang terdahulu sebelumnya.

Diantara peneliti tersebut yakni:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Palupi Purnamawati (2010) yang berjudul

“Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa”. Dengan hasil penelitian

yang berdasarkan hasil analisis nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 7,92 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

sebesar 2,00 pada taraf signifikan α = 0,05. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (7,92 >

2,00) yang berarti bahwa ada pengaruh pendekatan konstruktivisme dalam

pembelajaran kimia terhadap kemampuan berpikir kreatif siswa.

Page 25: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

25

2. Penelitian yang dilakukan oleh Risti Ayu Desliani (2014) dengan judul

“Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

X SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajaran 2013/2014”. Dengan hasil

penelitian yang berdasarkan hasil analisis post-test kelas eksperimen dan

kelas kontrol, maka diperoleh n ilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 4,95 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar

1,68 pada taraf signifikan α = 0,05. Jadi 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (4,95 > 1,68)

yang berarti bahwa ada pengaruh yang signifikan pendekatan

konstruktivisme dengan metode eksperimen terhadap hasil belajar fisika

pada materi listrik dinamis siswa kelas X SMA Negeri 2 Muara Beliti tahun

pelajaran 2013/2014.

C. Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2011:60-61), kerangka berpikir merupakan sintesa

tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah

dideskripsikan. Kerangka berpikir merupakan gambaran secara umum tentang

pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan variabel penelitian

yang diteliti.

Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti bahwa hasil belajar

siswa kelas X SMA Negeri Megang Sakti masih tergolong rendah. Hal ini

dapat dilihat dari ketuntasan siswa yang sebagai gambaran kelas 𝑋1 berjumlah

38 orang terdapat 20 orang yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimum

(KKM), jika dipersentasekan hanya 47,37 % yang tuntas dan 52,63 % yang

belum tuntas sehingga siswa tersebut harus mengikuti remedial. Dan jarangnya

guru mengajak siswa untuk melakukan eksperimen padahal tidak jarang siswa

salah paham atau salah mengerti ketika menyimak penjelasan guru saat

Page 26: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

26

mengikuti proses pembelajaran. Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti

menerapkan pendekatan konstruktivisme dengan metode eksperimen.

Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu komponen dalam

proses belajar mengajar agar siswa tertarik untuk belajar fisika. Oleh karena itu

guru harus tepat dalam memilih pendekatan pembelajaran yang dapat

memberikan kesempatan siswa lebih aktif dan kreatif serta siswa dapat

membangun pengetahuan dan pemahamannya sendiri dari lingkungan

belajarnya. Salah satu pendekatan pembelajaran yang dapat digunakan pada

pembelajaran fisika adalah pendekatan konstruktivisme dengan metode

eksperimen (praktikum).

Pendekatan konstruktivisme adalah salah satu pendekatan yang

mengutamakan aktivitas siswa. Siswa diharapkan mampu membangun

pengetahuannya sendiri melalui keterlibatan langsung dalam pembelajaran.

Siswa dibagi menjadi kelompok belajar. Pembelajaran dengan pendekatan

konstruktivisme dengan metode eksperimen dilakukan dilaboratorium sehingga

siswa mampu membangun pengetahuaanya, menemukan konsep, bekerja sama

dengan teman sekelompok dan mampu berkomunikasi dengan baik.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan yaitu sebelum penelitian

dilaksanakan terlebih dahulu peneliti melakukan uji instrumen soal yang diuji

kepada kelas XI. Ada 8 soal yang akan diuji dan kelas yang terpilih untuk

melakukan uji instrument yaitu kelas XI IPA 1. Setelah uji instrumen

dilaksanakan data-data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji validitas, uji

reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Setelah data tersbut

dianalisis diperoleh hasil yang menyatakan bahwa 8 soal yang diuji semuanya

Page 27: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

27

layak digunakan untuk mengumpulkan data pre-test dan post-test. Selanjutnya

menentukan sampel penelitian, dalam penelitian ini sampel diambil dengan

teknik simple random sampling yaitu dengan cara pengundian lalu terpilih

kelas 𝑋8 sebagai kelas eksperimen dan kelas 𝑋6 sebagai kelas kontrol. Setelah

itu siswa diberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum

treatment pembelajaran menggunakan pendekatan konstruktivisme dan metode

pembelajaran konvensional, adapun materi yang diberikan adalah pengukuran.

Selanjutnya pada akhir pembelajaran diberikan post-test untuk mengetahui

sejauh mana tingkat penyerapan dan keberhasilan siswa setelah diberikan

treatment menggunakan pendekatan konstruktivisme dan metode pembelajaran

konvensional.

Melalui pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran diharapkan

dapat meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Setelah hasil post-test dianalisis dan data juga

berdistribusi normal serta uji hipotesis yang dilakukan diperoleh data barulah

penarikan kesimpulan.

D. Hipotesis Penelitian

Menurut Arikunto (2010:110) hipotesis adalah suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui

data yang terkumpul. Hipotesis penelitian ini adalah: “Ada pengaruh yang

signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar siswa pada materi

pengukuran di kelas X SMAN Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016”.

Page 28: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (Arikunto, 2010:192). Sedangkan menurut

Sugiyono (2013:6), metode penelitian dapat diartikan sebagai cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dikembangkan, dan dibuktikannya suatu pengetahuan tertentu sehingga pada

gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan

mengantisipasi masalah dalam bidang pendidikan. Dari pendapat para ahli

dapat disimpulkan bahawa metode penelitian adalah suatu cara yang

digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data penelitian yang valid

sehingga dapat digunakan untuk memecahakan suatu permasalahan.

Pada bagian ini peneliti perlu memilih metode yang sesuai. Dalam

penelitian ini diharapkan dapat mengetahui pengaruh hasil belajar yang diajar

menggunakan pendekatan konstruktivisme. Namun, sebelum mengetahui

pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan pendekatan pembelajaran,

maka pendekatan pembelajaran tersebut harus dieksperimenkan terlebih

dahulu kepada siswa. Dalam hal ini ini kelas yang digunakan untuk

eksperimen menggunakan pendekatan konstruktivisme sedangkan kelas

lainnya menggunakan metode konvensional sebagai kelas kontrol. Hal ini

dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh hasil belajar siswa setelah

diajar dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme dan hasil belajar

siswa setelah diajar dengan metode konvensional.

Page 29: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

29

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan

metode penelitian eksperimen. Menurut Arikunto (2010:19), penelitian

eksperimen merupakan penelitian untuk mengetahui akibat atau dampak

sesuatu kejadian atau variabel yang dihadirkan oleh peneliti. Dalam penelitian

ini terdapat dua variabel yang digunakan yaitu variabel bebas dan variabel

terikat. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah pendekatan

konstruktivisme, sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas belajar dan

hasil belajar siswa.

Pada penelitian ini menggunakan desain berbentuk Pretest-Postest

Control Group Design atau desain kelompok kontrol eksperimen. Dalam hal

ini peneliti akan membagi kelompok menjadi dua yakni kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol. Dimana kelompok eksperimen akan

menggunakan pendekatan konstruktivisme, sedangkan kelompok kontrol

akan mengunakan metode konvensional. Desain penelitian dapat ditunjukkan

pada tabel 3.1 dibawah ini:

Tabel 3.1

Pretest-Posttest Control Group Design

Group Pretest Treatment Posttest

Eksperimen 𝑂1 X 𝑂2

Kontrol 𝑂3 - 𝑂4

Sumber : Arikunto (2010:125)

dengan 𝑂1 merupakan tes awal (pretest) pada kelas eksperimen, 𝑂2 adalah

tes akhir (posttest) pada kelas eksperimen, 𝑂3 adalah tes awal (pretest) pada

kelas kontrol, 𝑂4 adalah tes akhir (posttest) pada kelas kontrol, X adalah

perlakuan pendekatan konstruktivisme, dan - adalah perlakuan metode

konvensional.

Page 30: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

30

B. Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian (Arikunto, 2010:173).

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa

kelas X SMAN Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016 yang terdiri dari 9

kelas. Secara rinci populasi penelitian dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Populasi Penelitian

No Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

1

2

3

4

5

6

7

8

9

𝑋1

𝑋2

𝑋3

𝑋4

𝑋5

𝑋6

𝑋7

𝑋8

𝑋9

10

12

10

12

10

11

10

10

13

20

18

20

18

20

19

20

20

17

30

30

30

30

30

30

31

30

30

Jumlah 98 172 270

Sumber: Tata Usaha SMAN Megang Sakti

C. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti

(Arikunto, 2010:174). Dalam penelitian ini sampel yang diambil secara acak

dengan teknik simple random sampling. Peneliti menganggap subjek-subjek

dalam populasi sama, dengan demikian maka peneliti memberi hak yang

sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan dipilih menjadi

sampel. Oleh karena hak setiap subjek sama maka peneliti terlepas dari

perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan

sampel. Sampel diambil dengan cara guru membuat gulungan kertas dengan

nomor masing- masing kelas X1 sampai X9, kemudian diambillah dua

Page 31: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

31

gulungan kertas tersebut sebagai sampel penelitian. Satu gulungan kertas

sebagai kelas kontrol dan satu gulungan kertas sebagai kelas eksperimen.

Tabel 3.3

Sampel Penelitian

No Kelas Treatment Jumlah Siswa

1 𝑋8 Eksperimen 30

2 𝑋6 Kontrol 30

Jumlah 60

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam penelitian ini

digunakanlah teknik pengumpulan data berupa:

1. Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk

mengukur keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat

yang dimiliki individu atau kelompok (Arikunto, 2010:193). Materi tes yang

digunakan adalah materi tentang pengukuran. Tes yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk soal essay.

Tes bentuk essay adalah semua bentuk tes yang pertanyaannya

membutuhkan jawaban dalam bentuk uraian dan menuntut kemampuan siswa

untuk mengorganisasi dan merumuskan jawabannya dengan kata-kata sendiri

(Djamarah, 2010:256). Instrumen tes dalam penelitian ini sebanyak 8

(delapan) soal tes yang sebelumnya telah menjalani uji coba terlebih dahulu

di kelas XI IPA 1 SMAN Megang Sakti tahun 2015/2016.

2. Observasi

Arikunto (2010:199), Observasi adalah pengamatan yang meliputi

kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan

Page 32: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

32

seluruh alat indera. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan pada kelas

eksperimen untuk memperoleh data aktivitas siswa selama kegiatan

pembelajaran dengan pendekatan konstruktivisme berlangsung menggunakan

lembar observasi. Teknik ini digunakan sebagai pelengkap dan untuk

memperkuat data hasil penelitian.

Observasi digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa

selama pembelajaran berlangsung, lembar observasi sebagai pendukung data

hasil belajar. Pengumpulan data melalui observasi ini dilakukan sendiri oleh

peneliti dan oleh teman peneliti yakni Pintaria pada kelas eksperimen untuk

mendapat gambaran secara langsung penerapan pendekatan konstruktivisme

di kelas.

Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini telah divalidasi

oleh dosen ahli. Indikator yang digunakan pada lembar observasi siswa untuk

pendekatan konstruktivisme adalah sebagai berikut:

a. Aktifitas saat percobaan berlangsung

b. Menggunakan semua alat sesuai dengan percobaan yang ada di petunjuk

di lembar kerja siswa (LKS)

c. Diskusi dengan teman satu kelompok

d. Membuat suatu kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah disusun

sesuai dengan tujuan yang ada di dalam LKS

E. Teknik Analisis Data

Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

analisis data observasi terhadap aktivitas siswa dan tes terhadap hasil

belajar.

Page 33: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

33

1. Analisis data tes

Data yang telah terkumpul setelah melakukan penelitian, baik dari

kelas eksperimen maupun kelas kontrol akan dianalisis dengan mencari

nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data, kemudian

melakukan uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis. Adapun

teknik analisis data hasil tes dalam penelitian ini adalah:

a. Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku

Mencari nilai rata-rata dan varians dari masing-masing kelompok data

dengan menggunakan rumus:

�̅� = ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖

𝑓𝑖 (Sugiyono, 2011:49)

s =√∑𝒇𝒊( 𝑥𝑖 − �̅�)2

𝑛−1 (Sugiyono, 2011:57)

dengan �̅� adalah nilai rata-rata sampel, 𝑥𝑖 adalah titik tengah nilai tes, s

adalah simpangan baku, dan n adalah banyaknya siswa dalam sampel.

b. Uji Normalitas untuk Masing-masing Kelompok Data.

Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui kenormalan data.

Rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah uji kecocokan chi

kuadrat (χ²) yaitu:

χ² = ∑ (𝑓0−𝑓ℎ)2

𝑓ℎ (Sugiyono, 2010:82)

dengan χ² adalah harga Chi-kuadrat yang dicari, 𝑓0 adalah frekuensi dari

hasil observasi, dan 𝑓ℎ adalah frekuensi yang diharapkan. Dan kriteria

pengujian sebagai berikut: Jika χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

dibandingkan dengan χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

dengan derajat kebebasan (dk = k-1), dimana k adalah banyaknya kelas

Page 34: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

34

interval, dan χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

˂ χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

, maka dapat dinyatakan bahwa data tersebut

berdistribusi normal. Jika χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔

≥ χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

, maka dapat dinyatakan bahwa

data tersebut tidak berdistribusi normal.

c. Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians antar kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dimaksudkan untuk mengetahui keadaan varians kedua kelompok

homogen atau berbeda. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat kedua

kelompok data mempunyai varians yang homogen atau tidak. Dalam hal

ini uji statistik menggunakan uji varians (F), dengan rumus:

𝐹 = 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟

𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑛𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 (Sudjana, 2005:250)

Bila harga 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 lebih kecil atau sama dengan 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙),

maka varians homogen (Sugiyono, 2010:141).

d. Uji Hipotesis

Dalam penelitian ini peneliti mengambil hipotesis yaitu “ada pengaruh

yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika

siswa kelas X SMA Negeri Megang Sakti”. Adapun hipotesis statistiknya

adalah:

H0 : (µ1 ≤ µ2). Rata-rata nilai fisika kelas eksperimen lebih kecil atau sama

dengan rata-rata nilai fisika kelas kontrol.

Ha :(µ1 > µ2). Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih besar

daripada rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol.

Untuk menguji hipotesis penelitian digunakan uji kesamaan dua rata-rata,

jika kedua kelompok data berdistribusi normal dan bervarians homogen.

Page 35: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

35

maka digunakan uji statistic t (Sudjana, 2005:239) dengan rumus sebagai

berikut:

𝑡 =�̅�1−�̅�2

𝑠√ 1

𝑛1 +

1

𝑛2

dengan 𝑠2 =(𝑛1− 1)𝑠1

2+ (𝑛2−1)𝑠22

𝑛1+ 𝑛2− 2

dengan �̅�1 adalah rata-rata kelompok eksperimen, �̅�2 adalah rata-rata

kelompok kontrol, 𝑛1 adalah jumlah siswa kelompok eksperimen, 𝑛2

adalah jumlah siswa kelompok kontrol, 𝑠1 adalah simpangan baku

kelompok eksperimen, 𝑠2 adalah simpangan baku kelompok kontrol, 𝑠12

adalah varians kelompok eksperimen, 𝑠22 adalah varians kelompok

kontrol, s2 adalah varians gabungan. Kriteria pengujian, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 >

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka 𝐻𝑜 ditolak atau Ha diterima. Jika data tersebut berdistribusi

normal tetapi tidak homogen maka uji statistik yang digunakan adalah uji-

t’ semu (t’), yaitu:

𝑡 ′ =�̅�1−�̅�2

√𝑠1

2

𝑛1 +

𝑠22

𝑛2

(Sudjana, 2005:241)

Kriteria pengujiannya adalah hipotesis 𝐻𝑜 diterima jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 <

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dimana 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 didapat dari daftar distribusi t dengan (α = 0,05),

dk= 𝑛1 + 𝑛2 – 2, yakni sebagai berikut:

− 𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2

𝑤1 + 𝑤2 < 𝑡′ <

𝑤1 𝑡1 + 𝑤2 𝑡2

𝑤1 + 𝑤2

Dengan:

𝑤1 = 𝑠1

2

𝑛1 ; 𝑤2 =

𝑠22

𝑛2

𝑡1 = 𝑡 (1 − 0,5𝛼), (𝑛1 − 1)

Page 36: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

36

𝑡1 = 𝑡 (1 − 0,5𝛼), (𝑛2 − 1)

2. Analisis data observasi

Untuk mendapatkan data yang objektif mengenai aktivitas belajar

siswa, dilakukan pengamatan dengan mencatat data aktivitas belajar siswa

kedalam lembar observasi. Observasi dilakukan selama proses

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi diukur dengan skala Likert

yang mempunyai derajat penilaian yang tersusun bertingkat, mulai dari

sangat baik, baik, kurang baik, dan tidak baik. Dengan memberi skor

sesuai dengan hasil aktivitas yang dilakukan siswa pada setiap indikator.

Setelah memperoleh data observasi, maka data tersebut dianalisis dengan

rumus:

𝑁𝑃 =𝑅

𝑆𝑀 𝑥 100 (Purwanto, 2010:102)

dengan NP adalah nilai persen yang diharapkan, R adalah skor aktivitas

yang diperoleh siswa, dan SM adalah skor maksimum.

Menurut Purwanto (2010:103), kriteria penilaian aktivitas siswa

seperti pada tabel 3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4

Kriteria tingkat aktivitas siswa

F. Pertanggungjawaban penelitian

Suatu alat penilaian atau instrumen dikatakan mempunyai kualitas yang

No Presentase Bobot Kategori Penilaian Observasi

1 86-100 % 4 Sangat Baik

2 76-85 % 3 Baik

3 60-75 % 2 Cukup

4 55-59 % 1 Kurang

5 ≤ 54 % 0 Kurang Sekali

Page 37: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

37

baik apabila memiliki atau memenuhi persyaratan tes diantaranya:

1. Uji validitas instrumen

Menurut Arikunto (2010:211) validitas adalah suatu ukuran yang

menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrument.

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang di

inginkan. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas

tinggi. Sebaliknya validitas yang kurang valid berarti memilik validitas

rendah. Validitas butir soal dihitung dengan rumus korelasi Product

Moment, yaitu:

𝑟𝑥𝑦 =𝑁 (∑𝑋𝑌)− (∑𝑋)(∑𝑌)

√{𝑁(∑𝑋2) –(∑𝑋)2}{N(∑Y2)−(∑Y)2} (Arikunto, 2010:213)

dengan 𝑟𝑥𝑦 adalah koefisien korelasi, 𝑁 adalah banyaknya subjek, 𝑋

adalah skor butir soal, dan Y adalah skor total. Interpretasi yang lebih rinci

mengenai nilai 𝑟𝑥𝑦 tersebut dibagi kedalam kategori sebagai berikut:

Tabel 3.5

Besar Nilai Validitas

Koefisien Korelasi Kriteria Validitas

0,00 - 0,20 Validitas sangat rendah

0,20 - 0,40 Validitas rendah

0,40 - 0,60 Validitas sedang

0,60 - 0,80 Validitas tinggi

0,80 - 1,00 Validitas sangat tinggi

Sumber: Arikunto (2010:319)

Untuk menentukan keberartian dari koefisien validitas, digunakan uji t

seperti yang dikemukan Sudjana (2002:380) dengan rumus:

Page 38: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

38

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = 𝑟𝑥𝑦√𝑛 − 2

1 − (𝑟𝑥𝑦)2

dengan n adalah banyak data, 𝑟𝑥𝑦 adalah korelasi Product Moment, dan t

adalah distribusi student.

Distribusi (Tabel t) untuk taraf nyata α = 0,05, jika

𝑡(1−½𝛼)(𝑛−2)<t<𝑡(1−½𝛼)(𝑛−2) dan derajat kebebasan (dk = n-2). Kaidah

keputusan, jika 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔>𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti valid sebaliknya 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔<𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

berarti tidak valid. Hasil analisis validitas butir soal (lampiran C) dapat

dilihat pada tabel 3.6:

Tabel 3.6

Hasil Analisis Validitas Butir Soal

Nomor

Soal

Nilai Validitas

(𝒓𝒙𝒚)

𝒕𝒉𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 𝒕𝒕𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

1 0,52 2,58 1,74 Validitas Sedang

2 0,70 4,15 1,74 Validitas Tinggi

3 0,87 7,48 1,74 Validitas Sangat Tinggi

4 0,92 9,95 1,74 Validitas Sangat Tinggi

5 0,90 8,75 1,74 Validitas Sangat Tinggi

6 0,75 4,81 1,74 Validitas Tinggi

7 0,62 3,34 1,74 Validitas Tinggi

8 0,84 6,56 1,74 Validitas Sangat Tinggi

Taraf kesalahan (α) 5% = 0,05

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−½𝛼)(𝑛−2)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−½ 0,05)(20−2)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(1−0,025)(18)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 𝑡(0,975)(18)

𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = 1,74

2. Tingkat kesukaran

Menurut Daryanto (2005:180), indeks kesukaran adalah bilangan yang

Page 39: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

39

menunjukkan sukar dan mudahnya suatu soal. Untuk menghitung taraf

kesukaran digunakan rumus sebagai berikut:

𝑇𝐾 =𝑆𝐴+𝑆𝐵

2IA

(Jihad dan Haris, 2008:182)

dengan TK adalah Tingkat Kesukaran, SA adalah jumlah skor kelompok

atas, SB adalah Jumlah skor kelompok bawah dan dan IA adalah jumlah

skor ideal kelompok atas.

Tabel 3.7

Klasifikasi interpretasi Indeks Kesukaran

Sumber : (Daryanto,2005:182)

Hasil analisis tingkat kesukaran butir soal (lampiran C) dapat dilihat pada

tabel 3.8:

Tabel 3.8

Hasil Analisis Tingkat Kesukaran

No.

Soal

Jumlah

Skor Kel.

Atas

Jumlah

Skor Kel.

Bawah

Jumlah

Skor Ideal

Kel. Atas

Jumlah

Skor Ideal

Kel. Bawah

Tingkat

Kesukaran

Ket

1 30 15 30 30 0,75 Mudah

2 71 39 110 110 0,50 Sedang

3 52 6 60 60 0,56 Sedang

4 63 10 90 90 0,40 Sedang

4 63 10 90 90 0,40 Sedang

5 40 1 90 90 0,22 Sukar

6 35 10 90 90 0,25 Sukar

7 11 3 90 90 0,07 Sukar

8 57 5 90 90 0,34 Sedang

3. Daya Pembeda

Menurut Jihad dan Haris (2009:181), daya pembeda dari sebuah butir

soal menyatakan seberapa jauh kemampuan sebuah butir soal tersebut

Interpretasi Tingkat Kesukaran Kategori

0,00 – 0,30

0,30 – 0,70

0,70 – 1,00

Soal sukar

Soal sedang

Soal mudah

Page 40: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

40

untuk membedakan setiap butir soal. Untuk menghitung daya pembeda

setiap butir soal digunakan rumus sebagai berikut:

DP =SA−SB

IA (Jihad dan Haris, 2009:181)

dengan DP adalah indeks daya pembeda, SA adalah jumlah skor kelompok

atas, SB adalah Jumlah skor kelompok bawah, dan IA adalah jumlah skor

ideal kelompok atas.

Tabel 3.9

Kriteria Interpretasi Daya Pembeda

Interpretasi Daya Pembeda Kategori

0,00 - 0,20 Jelek

0,20 -0,40 Cukup

0,40 - 0,70 Baik

0,70 - 1,00 Sangat baik

Sumber: Daryanto (2005:190)

Hasil analisis daya pembeda butir soal (lampiran B) dapat dilihat

pada tabel 3.10

Tabel 3.10

Hasil Analisis Daya Pembeda

No.

Soal

Jumlah

Skor Kel.

Atas

Jumlah

Skor Kel.

Bawah

Jumlah

Skor Ideal

Kel. Atas

Jumlah

Skor Ideal

Kel. Bawah

Daya

Pembeda

Ket

1 30 15 30 30 0,50 Baik

2 71 39 110 110 0,29 Cukup

3 52 6 60 60 0,76 Sangat Baik

4 63 10 90 90 0,58 Baik

5 40 1 90 90 0,43 Baik

6 35 10 90 90 0,28 Cukup

7 11 3 90 90 0,08 Jelek

8 57 5 90 90 0,58 Baik

4. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

Page 41: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

41

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,

2010:221). Untuk mengetahui reliabilitas tes pada soal essay

menggunakan rumus alpha, yaitu:

𝑟11 = (𝑘

𝑘−1) (1 −

∑ 𝜎𝑏2

𝜎𝑡2

) (Arikunto, 2010:239)

dengan 𝑟11 adalah reliabilitas instrumen, k adalah banyaknya butir

pertanyaan pertanyaan atau banyaknya soal, ∑ 𝜎𝑏2 adalah jumlah varians

butir, dan 𝜎𝑡2 adalah varians total.

Tabel 3.11

Interpretasi nilai 𝒓𝟏𝟏 menurut Guilford

Sumber: Jihad dan Haris (2008:181)

Setelah hasil uji coba dianalisis dengan menggunakan rumus diatas,

diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,90 . hal ini berarti soal tes

tersebut mempunyai derajat reliabilitas tinggi, sehingga dapat dipercaya

sebagai alat ukur. Rekapitulasi hasil analisis keseluruhan data uji

instrumen dapat dilihat secara rinci pada tabel 3.12. Perhitungan seluruh

butir soal uji instrumen secara rinci dapat dilihat pada lampiran C.

Interpretasi nilai r11 Kategori

r11 ≤ 0,20 Reliabilitas sangat rendah

0,20 < r11 ≤ 0,40 Reliabilitas rendah

0,40 < r11 ≤ 0,60 Reliabilitas sedang

0,60 < r11 ≤ 0,80 Reliabilitas tinggi

0,80 < r11 ≤ 1,00 Reliabilitas sangat tinggi

Page 42: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

42

Tabel 3.12

Rekapitulasi Hasil Analisis Uji Instrumen

No

soal

Validitas Daya

Pembeda

Tingkat

Kesukaran

Keterangan

1 Validitas Sedang Baik Mudah Dipakai

2 Validitas Tinggi Cukup Sedang Dipakai

3 Validitas Sangat Tinggi Sangat Baik Sedang Dipakai

4 Validitas Sangat Tinggi Baik Sedang Dipakai

5 Validitas Sangat Tinggi Baik Sukar Dipakai

6 Validitas Tinggi Cukup Sukar Dipakai

7 Validitas Tinggi Jelek Sukar Dipakai

8 Validitas Sangat Tinggi Baik Sedang Dipakai

Berdasarkan rekapitulasi pada tabel 3.12, maka semua (delapan) soal

digunakan karena memenuhi syarat validitas, daya pembeda dan tingkat

kesukaran.

Page 43: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 30 Juli sampai 30 Agustus 2015 di

kelas X SMA Negeri Megang Sakti tahun pelajaran 2015/2016. Pada pelaksanaan

pembelajaran peneliti bertindak sebagai pengajar yang memberikan pengajaran

dengan menggunakan metode eksperimen. Metode eksperimen ini memiliki cirri

khas dengan menggunakan kelompok kontrol sebagai garis dasar untuk

membandingkan dengan kelompok yang dikenai perlakuan eksperimen. Dimana

dalam proses pembelajaran peneliti menggunakan pendekatan kontruktivisme

pada kelas eksperimen dan metode pembelajaran konvensional pada kelas kontrol.

Setelah diadakan pemilihan sampel secara acak, terpilih kelas 𝑋8 dengan jumlah

siswa 30 orang sebagai kelas eksperimen dan kelas 𝑋6 dengan jumlah 30 orang

sebagai kelas kontrol.

Sebelum penelitian ini mulai dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji

coba instrumen pada tanggal 1 Agustus 2015 selama dua jam pelajaran. Uji coba

instrumen dilaksanakan di kelas XI IPA 1 SMA Negeri Megang Sakti dan diikuti

oleh 25 siswa. Soal uji coba sebanyak 8 soal dan soal berbentuk essay. Setelah

dilakukan uji coba instrumen, kemudian soal tersebut dianalisis. Dari hasil analisis

diperoleh hasil bahwa 8 soal tersebut memenuhi syarat validitas, reliabilitas, daya

pembeda dan tingkat kesukaran sehingga soal tersebut dapat digunakan sebagai

alat tes, baik tes kemampuan awal (pre-test) maupun tes kemampuan akhir (post-

test).

Page 44: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

44

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan memberikan soal pre-test untuk

mengetahui kemampuan awal siswa pada materi pengukuran. Pemberian pre-test

dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2015 dikelas eksperimen dan kelas kontrol.

Setelah pre-test dilaksanakan siswa diberikan perlakuan (treatment), pada kelas

eksperimen diberikan treatment pendekatan konstruktivisme dengan metode

eksperimen dan pada kelas kontrol diberikan treatment metode pembelajaran

konvensional. Treatment diberikan sebanyak dua kali, baik di kelas eksperimen

maupun dikelas kontrol. Pertemuan pertama pada tanggal 15 Agustus 2015 dan

pertemuan kedua pada tanggal 22 Agustus 2015. Penelitian ini diakhiri dengan

dilaksanakannya post-test pada tanggal 29 Agustus 2015 untuk mengetahui

kemampuan akhir siswa setelah diberikan treatment.

1. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Awal Siswa (Pre-test)

a. Rata-rata dan Simpangan Baku Pre-test

Data mengenai kemampuan awal diperoleh melalui pre-test baik pada

kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Kemampuan awal yang dimaksud

adalah kemampuan awal yang dimiliki siswa sebelum diberi perlakuan. Dari

hasil perhitungan pada (lampiran D), dapat dikemukakan rata-rata dan

simpangan dari hasil tes awal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol pada

tabel 4.1.

Tabel 4.1

Skor Rata-rata dan Simpangan Baku Hasil Pre-test

N �̅� S 𝑋𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑋𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Kelas Eksperimen 30 11,23 5,34 23 2

Kelas Kontrol 30 11,1 4,20 18 3

Page 45: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

45

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dikemukakan bahwa skor rata-rata (�̅�)

kelas eksperimen 11,23 dan simpangan baku (s) 5,34 sedangkan skor rata-rata

(�̅�) kelas kontrol 11,1 dan simpangan baku (s) 4,20. Data ini menunjukkan

bahwa kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol relatif

sama, karena kelas eksperimen dan kelas kontrol belum diberikan perlakuan

pembelajaran. Tahap selanjutnya yaitu kelas eksperimen diberi perlakuan

dengan menggunakan metode eksperimen dan kelas kontrol menggunakan

metode pembelajaran konvensional.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk melihat apakah data tes awal

kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. Uji homogenitas

varians tes awal pada taraf signifikan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.2.

Tabel 4.2

Hasil Uji Homogenitas Skor Pre-test

Kelas Test 𝑭𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Dk 𝑭𝑻𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

Eksperimen

Kontrol

Pre-test

1,61

(30 : 29 )

1,85

Homogen

Berdasarkan tebel 4.2, maka dapat disimpulkan varians kedua kelompok data

skor pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah homogen, karena

𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 pada taraf signifikan α = 0,05.

c. Uji Normalitas Pre-test

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data

Page 46: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

46

digunakan normalitas dengan uji kecocokan χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (chi Kuadrat). Lebih

jelas uji normalitas ini dapat dilihat dari lampiran D. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf signifikan α =

0,05, χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas

data tes awal untuk kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.3.

Tabel 4.3

Hasil Uji Normalitas Pre-test

Pre-test χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Kelas Eksperimen 9,4411 5 11,07 Normal

Kelas Kontrol 2,9992 5 11,07 Normal

Berdasarkan 4.3 menunjukkan bahwa nilai χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, hal ini dapat

disimpulkan bahwa data Pre-test berdistribusi normal dengan dk = 5 dan taraf

signifikan α = 0,05.

d. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua

kelompok data tes awal dan tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan

demikian uji kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas

kontrol untuk data tes awal dan tes akhir menggunakan uji-t. Hasil uji-t untuk

data tes akhir dan tes awal dapat dilihat pada lampiran D.

Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan uji-t adalah Ho sebagai

hipotesis pembanding dan Ha sebagai hipotesis kerja.

H0 : (µ1=µ2). Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih kecil atau

sama dengan kelas kontrol.

Page 47: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

47

Ha :(µ1≠µ2). Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih besar

daripada rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol.

Untuk mengetahui perbandingan uji kesamaan dua rata-rata Pre-test

dapat dilihat pada tabel 4.4.

Tabel 4.4

Uji Kesamaan Dua Rata-rata Pre-test

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

Tes Awal 0,11 60 2,00 Tolak Ha, Ho diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji t mengenai kemampuan awal

(terlampir D) menunjukkan bahwa hitungt < tabelt (0,11 > 2,00) dengan

signifikan α = 0,05 maka 0H diterima. Hal ini berarti bahwa rata-rata hasil

belajar kelas eksperimen sama dengan rata-rata hasil belajar kelas kontrol.

2. Deskripsi dan Analisis Data Kemampuan Akhir Siswa (Post-test)

a. Rata-rata dan Simpangan Baku

Pos-test dilakukan untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah

mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme dan metode pembelajaran konvensional. Hasil perhitungan

data Pos-test dapat dilihat pada lampiran D, menunjukan nilai rata-rata dan

simpangan baku dari hasil Pos-test yang selanjutnya disajikan pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Skor Rata-rata dan Simpangan Baku hasil Post-test

N �̅� S 𝑋𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑋𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ

Kelas Eksperimen 30 81,07 14,71 100 35

Kelas Kontrol 30 61 17,79 94 6

Page 48: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

48

Berdasarkan tabel 4.5 dapat dikemukakan bahwa rata-rata skor

posttest (�̅�) kelas eksperimen 81,07 dan simpangan baku (s) 14,71 sedangkan

kelas kontrol skor rata-rata (�̅�) 61 dan simpangan baku 17.79. Setelah diberi

perlakuan pembelajaran, hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih meningkat

daripada kelas kontrol.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas ini dilakukan untuk melihat apakah data Pos-test

pada kedua kelas sampel mempunyai varians yang homogen atau tidak. Hasil

perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran D. Uji homogenitas

varians tes akhir pada taraf signifikan α = 0,05 dapat dilihat pada tabel 4.6.

Tabel 4.6

Hasil Uji Homogenitas Pos-test

Kelas Test 𝑭𝑯𝒊𝒕𝒖𝒏𝒈 Dk 𝑭𝑻𝒂𝒃𝒆𝒍 Keterangan

Eksperimen

Kontrol

Pos-test

1,46

(30 : 29 )

1,85

Homogen

Berdasarkan tebel 4.6, maka dapat disimpulkan varians kedua

kelompok data skor post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

homogen, karena 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙.

c. Uji Normalitas Pos-test

Uji normalitas bertujuan untuk melihat apakah data hasil tes siswa

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui kenormalan data

digunakan normalitas dengan uji kecocokan χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (chi Kuadrat). Lebih

jelas uji normalitas ini dapat dilihat dari lampiran D. Berdasarkan ketentuan

perhitungan statistik mengenai uji normalitas data dengan taraf signifikan α =

Page 49: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

49

0,05, χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka data berdistribusi normal. Hasil uji normalitas

data tes awal dan tes akhir untuk kedua kelompok dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel 4.7

Hasil Uji Normalitas Pos-test

Pos-test χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Kesimpulan

Kelas Eksperimen 7,0635 5 11,070 Normal

Kelas Kontrol 2,4006 5 11,070 Normal

Berdasarkan 4.7 menunjukkan bahwa nilai χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, hal ini dapat

disimpulkan bahwa data Pre-test berdistribusi normal dengan dk = 5.

d. Uji Kesamaan Dua Rata-rata

Berdasarkan hasil uji normalitas dan homogenitas, maka kedua

kelompok data tes akhir adalah normal dan homogen. Dengan demikian uji

kesamaan dua rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol untuk data

tes akhir menggunakan uji-t. Hasil uji-t untuk data tes akhir dapat dilihat pada

lampiran D.

Hipotesis statistik yang diuji dalam perhitungan uji-t adalah Ho

sebagai hipotesis pembanding dan Ha sebagai hipotesis kerja.

H0 : (µ1 ≤ µ2). Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih kecil

atau sama dengan kelas kontrol.

Ha :(µ1> µ2). Rata-rata hasil belajar fisika kelas eksperimen lebih besar

daripada rata-rata hasil belajar fisika kelas kontrol.

Untuk mengetahui perbandingan uji kesamaan dua rata-rata tes awal

dapat dilihat pada tabel 4.8.

Page 50: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

50

Tabel 4.8

Uji Kesamaan Dua Rata-rata

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 Dk 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 Keterangan

Tes Akhir 5,12 60 1,67 Tolak Ho, Ha diterima

Berdasarkan hasil perhitungan uji t mengenai kemampuan akhir

(terlampir D) menunjukkan bahwa hitungt > tabelt (5,12 > 2,00) dengan taraf

signifikan 0,05 maka 𝐻𝑎 diterima. Hal ini berarti skor rata-rata kelas

eksprimen tidak sama dengan skor rata-rata kelas kontrol. Dengan demikian

hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima kebenarannya. Jadi

“Ada pengaruh yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil

belajar siswa pada materi pengukuran di kelas X SMAN Megang Sakti tahun

pelajaran 2015/2016”.

3. Deskripsi dan Analisis Data Observasi

Observasi dilakukan pada 2 (dua) kali pertemuan pembelajaran fisika di

kelas eksperimen yakni kelas 𝑋8 dengan menggunakan pendekatan

konstruktivisme. Lembar observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran

aktivitas siswa selama proses pembelajaran fisika dengan menggunakan

pendekatan konstruktivisme. Dalam pembelajaran yang menggunakan

pendekatan konstruktivisme dan dibantu oleh observer, diperoleh persentase

rata-rata tiap pertemuan dapat dilihat pada tabel 4.9.

Page 51: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

51

Tabel 4.9

Rekapitulasi aktivitas belajar

Pertemuan Nilai indikator aktivitas belajar Rata-rata Kategori

A B C D

I 50 % 80 % 50 % 85 % 66 % Baik

II 65 % 85 % 75 % 75 % 75 % Baik

Jumlah 71 % Baik

Gambar 4.1 Diagram Batang Hasil Aktivitas Belajar Siswa

Keterangan:

A : Aktifitas saat percobaan berlangsung.

B : Menggunakan semua alat sesuai dengan percobaan yang ada di

petunjuk di lembar kerja siswa (LKS).

C : Diskusi dengan teman satu kelompok.

D : Membuat suatu kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah

disusun sesuai dengan tujuan yang ada di dalam LKS.

Pada tabel 4.9 dikemukakan pada pertemuan pertama adalah 66 %

dengan kategori baik dan pada pertemuan kedua 75 % dengan kategori baik.

B. Pembahasan

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Apakah ada

pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa kelas

60%

62%

64%

66%

68%

70%

72%

74%

76%

Pertemuan 1

Pertemuan 2

Page 52: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

52

X SMAN Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016?. Untuk hasil belajar

fisika siswa pada pokok bahasan pengukuran, dalam penelitian ini hanya

meneliti dari segi kognitifnya yaitu dalam bentuk tes essay yang berjumlah 8

butir soal pertanyaan untuk mengukur kemampuan pengetahuan yang dimiliki

oleh siswa, seperti yang dikemukakan oleh Bloom yang menyatakan bahwa

perubahan kognitif siswa terdiri dari enam bagian yaitu pemahaman,

pengetahuan, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi.

Pada penelitian ini melalui beberapa tahap, tahap pertama dalam

penelitian ini ialah melakukan uji instrumen di kelas XI IPA 1 dengan

menggunakan soal yang berjumlah 8 soal. Selanjutnya data hasil uji

instrumen dianalisis menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, daya

pembeda, dan tingkat kesukaran. Setelah data tersebut dianalisis didapatlah

hasil bahwa 8 soal tesebut layak digunakan untuk Pre-test dan Pos-test.

Tahap kedua dalam penelitian ini ialah pelaksanaan pre-test. Data hasil pre-

test dianalisis menggunakan uji homogenitas, uji normalitas, dan uji hipotesis

(uji t). Berdasarkan analisis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa kelas

eksperimen dan kelas kontrol bervarians homogen, data yang diperoleh

berdistribusi normal dengan nilai rata-rata (�̅�) 11,23 simpangan baku (s) 5,34

untuk kelas eksperimen dan nilai rata-rata (�̅�) 11,1 simpangan baku 4,20

untuk kelas kontrol, dan 𝐻𝑜 diterima yang artinya rata-rata hasil belajar siswa

kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.

Tahap ketiga, Setelah dilakukan pre-test maka kedua kelas maka

kedua kelas mendapatkan perlakuan (treatment), pada kelas eksperimen diajar

menggunakan pendekatan konstruktivisme, sedangkan kelas kontrol diajar

Page 53: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

53

menggunakan metode pembelajaran konvensional. Adapun materi yang

diajarkan yaitu materi pengukuran dan pelaksanaan pembelajaran sebanyak

dua kali pertemuan.

Pada pertemuan pertama dikelas eksperimen peneliti mulai

menerapkan pendekatan konstruktivisme namun pada pertemuan pertama ini

siswa belum terlalu aktif, karena siswa masih terbiasa dengan pembelajaran

konvensional, yang dimana siswa hanya mengandalkan guru yang

menjelaskan pelajaran yang sedang berlangsung dan siswa hanya menerima

informasi saja.

Pada pertemuan kedua siswa mulai merespon kegiatan pembelajaran

dengan pendekatan konstruktivisme yang diterapkan sehingga mulai terlihat

peningkatan aktivitas belajar siswa. Siswa mulai lebih aktif untuk bertanya

dan siswa dapat menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan. Jika

dibandingkan dengan kelas kontrol pada pertemuan awal hingga pertemuan

akhir yang menggunakan metode pembelajaran konvensional, siswa terlihat

sekali hanya sebagai penerima informasi, karena siswa jarang sekali bertanya

dan menjawab pertanyaan yang peneliti berikan, siswa pada kelas kontrol

cenderung lebih pasif dibandingkan dengan kelas eksperimen. Pembelajaran

dengan metode konvensional pada awalnya memang membuat siswa lebih

tenang karena guru yang mengendalikan siswa.

Pembelajaran dikelas eksperimen menggunakan pendekatan

konstruktivisme yang dilakukan di laboratorium fisika. Pada kegiatan

eksperimen siswa dibagi kedalam kelompok, siswa berjumlah 30 orang dan

dibagi menjadi 5 kelompok. Setiap kelompok dibagi LKS, kemudian hasil

Page 54: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

54

kerja siswa tersebut dianalisis sehingga dapatlah hasil pada pertemuan

pertama nilai rata-rata lembar kerja siswa (LKS) adalah 86 dan pada

pertemuan kedua nilai rata-rata lembar kerja siswa (LKS) adalah 87 dengan

demikian ada pengaruh pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar

siswa, untuk lebih rinci dapat dilihat pada lampiran D. Pendekatan

Konstruktivisme menekankan pada peranan utama dalam kegiatan belajar

adalah aktivitas belajar dalam mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.

Siswa diharapkan mampu mengkonstruksi pengetahuannya sendiri melalui

keterlibatan langsung dalam pembelajaran. Pada saat siswa melakukan

percobaan, observer yang merupakan teman peneliti yang bertugas untuk

mengamati aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Pada

pertemuan pertama aktivitas siswa tergolong baik dengan persentase 66% dan

pada pertemuan kedua mengalami peningkatan yaitu 75% tergolong baik.

Pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan metode konvensional.

Dalam pembelajaran ini guru menjadi pusat perhatian karena guru yang akan

memaparkan secara detail materi yang akan diajarkan. Siswa hanya

memperhatikan dan mencatat penjelasan guru. Hal semacam ini justru

mengakibatkan guru kurang memahami pengetahuan siswa karena siswa

sudah mengerti atau belum hanya diam, malu bahkan tidak berani bertanya.

Akibatnya, pada saat evaluasi banyak siswa mengalami kesulitan menjawab

soal.

Tahap keempat, Setelah dilakukan pembelajaran dengan

menggunakan treatment yang berbeda maka dilakukan post-test untuk

mengetahui hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil analisis data post-test yang

Page 55: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

55

dilakukan terhadap kedua sampel maka diperoleh data yang berdistribusi

normal dengan χ²ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < χ²𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 7,0635 < 11,070 untuk kelas

eksperimen dan 2,4006 < 11,070 untuk kelas kontrol. Kemudian dilakukan

uji homogenitas dengan hasil 𝐹𝐻𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝐹𝑇𝑎𝑏𝑒𝑙 yaitu 1,46 < 1,85, hal ini

menunjukkan kedua data tersebut memiliki varians yang homogen (sama).

Sedangkan berdasarkan kemampuan akhir siswa dari kedua kelas yang

berbeda yakni kelas kelas eksperimen dan kelas kontrol didapat menggunakan

uji-t dimana 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (5,12 > 1,67), yang berarti bahwa pendekatan

konstruktivisme pada kelas eksperimen lebih berpengaruh terhadap hasil

belajar siswa dibandingkan dengan kelas kontrol (𝐻𝑎 diterima dan 𝐻𝑜

ditolak). Hal ini terjadi karena pendekatan konstruktivisme menekankan

siswa yang harus lebih aktif untuk membangun pengetahuannya, pengetahuan

akan lebih mudah dibangun jika siswa (pembelajar) berhubungan langsung

dengan apa yang sedang dipelajari (Pribadi, 2009 : 158). Serta menurut

Taufiq (2010:68) manusia dapat mengetahui sesuatu melalui inderanya.

Dengan berinteraksi terhadap objek dan lingkungannya melalui proses

melihat, mendengar, menjamah, membau, dan merasakan, orang akan

mengetahui sesuatu.

Adapun kendala yang ditemukan selama proses pembelajaran yaitu

siswa-siswa yang pasif. Pada saat melakukan percobaan siswa yang

seharusnya melakukan atau membantu (mengamati) teman kelompoknya

yang sedang melakukan percobaan tetapi ada siswa lainnya yang berbicara

diluar materi pelajaran. Untuk mengatasi kendala itu guru lebih mengawasi

percobaan dan berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Hal ini

Page 56: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

56

dilakukan agar proses pembelajaran dapat berhasil dan siswa paham akan

percobaan yang telah dilakukan.

C. Keterbatasan Penelitian

Setiap manusia pasti mempunyai kelemahan dan keterbatasan, begitu

juga dengan penelitian ini. Ada banyak hal yang menjadi keterbatasan dari

dalam penelitian ini, antara lain:

1. Kurangnya fasilitas penunjang baik dari sekolah maupun dari peneliti.

2. Peneliti menghadapi kesulitan dalam pengolahan data, karena

penelitian ini merupakan pertama kali bagi peneliti.

Page 57: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

D. Simpulan

Dari analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan pendekatan konstruktivisme

terhadap hasil belajar fisika siswa pada materi pengukuran di kelas X SMA

Negeri Megang Sakti Tahun Pelajaran 2015/2016. Hal ini dapat ditunjukkan

berdasarkan uji-t pada taraf kepercayaan α = 0,05 diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙

yaitu 5,12 > 1,67, serta hasil observasi diperoleh rata-rata skor keaktifan siswa

kelas eksperimen adalah 71 % dengan kategori baik.

E. Saran

Sehubungan dengan penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil yang

dicapai pada penelitian ini, beberapa hal yang penulis sarankan adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan Konstruktivisme dapat menjadi salah satu alternatif bagi guru

dalam pembelajaran fisika, karena dapat meningkatkan hasil belajar dalam

kegiatan belajar mengajar dikelas.

2. Bagi sekolah hendaknya senantiasa melakukan inovasi dalam dunia

pendidikan terutama mengembangkan dan menerapkan model pembelajaran

yang sesuai dengan situasi dan kondisi.

3. Dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme siswa dapat membentuk

sendiri pengetahuaannya sehingga siswa lebih ingat dan paham akan konsep

dari pembelajaran yang telah dilakukan.

Page 58: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

58

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Edisi

Revisi 2010). Jakarta: Rineka Cipta.

Bahri Djamarah, Syaiful.2008. Psikologi Belajar Edisi II. Jakarta: Rineka Cipta.

Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Daryanto. 2005. Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta

Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Giancoli. 2001. Fisika jilid I. Jakarta: Erlangga.

Jihad. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

Kanginan, Marthen. 2002. Fisika untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.

Muchith, Saekhan. 2008. Pembelajaran Kontekstual. Semarang: RaSAIL Media

Group.

Nanang. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Palupi. 2010. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia

terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa. Skripsi tidak diterbitkan.

Jakarta: Fakultas Pendidikan kimia Uin Syarif Hidayatullah Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2005. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.

Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Ramyulis. 2005. Langkah-langkah Metode Eksperimen. [online].

http://komangwidarmika.blogspot.com//2012/10/langkah-langkah-metode-

eksperimen.html. (30 April 2015).

Risti, 2014. Pengaruh Pendekatan Konstruktivisme terhadap Hasil Belajar Siswa

Kelas X SMA Negeri 2 Muara Beliti Tahun Pelajarann 2014/2015. Skripsi

tidak diterbitkan. Lubuklinggau: Program Studi Fisika STKIP PGRI

Lubuklinggau.

Slameto, 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:

Rineka Cipta.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Page 59: PENGARUH PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP …mahasiswa.mipastkipllg.com/repository/MY SKRIPSI.pdf · yang signifikan pendekatan konstruktivisme terhadap hasil belajar fisika siswa

59

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumiati. 2009. Metode Pembelajaran. Bandung: CV Wacana Prima.

Taufiq, Agus. 2010. Pendidikan Anak di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.

Jakarta: Prestasi Pustaka.