Tension Headache e.c Hipertensi
-
Upload
bebbysyafitrie -
Category
Documents
-
view
15 -
download
10
description
Transcript of Tension Headache e.c Hipertensi
CASE REPORT 1
Clinical Exposure 3
Bebby Syafitrie Kusuma Wardani/00000001638
IDENTITAS
Nama : Tn. A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Usia : 63 tahun
Alamat : Teluk Naga
Pekerjaan : Pensiunan
Status pernikahan : Sudah Menikah
ANAMNESIS
Dilakukan secara autoanamnesis, pada hari Selasa, 20 Januari 2015 bertempat di
Puskesmas Teluk Naga.
Keluhan Utama : Sakit kepala sejak 1 minggu yang lalu
Keluhan Tambahan : Pegal-pegal di leher
Riwayat Penyakit Sekarang :Pasien datang ke Puskesmas Teluk Naga
dengan keluhan sakit kepala yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit kepala
tersebar di seluruh bagian kepala dan rasanya seperti diikat kencang serta berdenyut.
Pasien juga mengatakan bahwa sakit kepalanya disertai oleh pegal-pegal di leher,
terutama sejak 1 minggu yang lalu. Leher pasien terasa pegal sekali sehingga leher
kaku. Pasien tidak merasa sakit pada dada sebelah kiri . Pasien berkata bahwa sakit
kepala yang dialami biasanya berlangsung 5 – 15 menit. Sakit kepala yang dirasakan
ini bertambah buruk sejak sakit kepala sebelumnya yaitu kira-kira 3 bulan yang lalu.
Pasien mengaku terkadang merasa sakit kepala sehabis aktivitas berat dan berjalan
jauh. Setelah itu pasien akan berusaha mencari tempat duduk atau berbaring yang
dapat membuat rasa sakit kepalanya berkurang. Diketahui pasien sering
mengkonsumsi jeroan dan makanan yang bersantan. Dalam skala 1-10, pasien
mengatakan bahwa sakit kepala ini adalah 8, sehingga sangat mengganggu aktivitas
sehari-hari.
Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Penyakit Dahulu : Pasien telah menderita hipertensi 2 tahun yang lalu
dengan tekanan darah 180/140 mmHg dan diberi obat Captopril 2 x 25 mg untuk
mengontrol hipertensi pasien. Pasien rutin kontrol hipertensi 1 minggu sekali dalam 1
tahun sehingga tekanan darah pasien menjadi 130/90 mmHg. Akan tetapi karena
pasien telah merasa sembuh dan dapat beraktivitas dengan baik, pasien tidak pernah
kontrol lagi. Obat pun tidak dikonsumsi lagi oleh pasien.
Riwayat Alergi : Pasien mempunyai alergi terhadap penicillin
Riwayat Pengobatan : Tidak sedang dalam pengobatan
Riwayat Operasi : Tidak ada
Riwayat Penyakit Keluarga : Anggota keluarga pasien tidak ada yang
mengalami sakit kepala pada saat stress dan leher pegal. Namun, ibu pasien
meninggal karena stroke. Ibu pasien meninggal 3 tahun yang lalu dan mempunyai
riwayat hipertensi dengan rata-rata tekanan darah 200/ 110 mmHg.
Riwayat Kebiasaan
Merokok : Ada riwayat merokok dan menghabiskan
sekitar 1 bungkus rokok dalam sehari
Alkohol : Tidak ada riwayat mengkonsumsi alkohol
Gaya hidup : Cukup sering berolahraga
Reaksi Pasien
Feelings : Pasien merasa terganggu & khawatir akan sakit kepala yang di
alaminya.
Insights : Pasien menduga hipertensi yang di deritanya kambuh.
Functions : Pasien menjadi sulit beraktivitas karena pusing.
Expectations : Pasien berharap agar sakit kepala yang dialami pasien dapat
membaik.
Pemeriksaan Fisik
Status general : Kesan sakit : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
TB/BB : 157 cm / 71 kg
BMI : 28,8 kg/m2
Sikap pasien : kooperatif
Tanda – Tanda Vital : - Tekanan Darah : 160/100 mmHg
- Denyut Nadi : 90 kali/menit
- Pernafasan : 16 kali/menit
- Suhu : 37,3 oC
Inspeksi :
Wajah : Simetris
Kulit : kuning langsat, turgor kembali cepat, tidak ada lesi, tidak
sianosis.
Kepala : rambut hitam,tidak mudah rontok, normosefali, deformitas (-)
Mata : pupil bulat isokor, refleks cahaya langsung dan tidak
langsung +/+, sklera ikterik -/-, conjunctiva pucat -/-
Telinga : bentuk normal dan simetris, lubang lapang dan sekret atau
darah (-)
Hidung : nafas cuping hidung (-), deviasi septum (-), sekret (-)
Mulut :
Bibir : mukosa tidak tampak kering, sianosis (-)
Lidah : lidah tampak basah, tidak kotor
Leher : pembesaran KGB (-), deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru-paru :
I : Dada statis dan dinamis simetris, lesi kulit -, otot bantu pernafasan -/-,
bentuk dada normal.
P : Pernapasan dada simetris. Tactile fremitus kanan=kiri
P : Perkusi bagian depan sonor pada kedua lapangan paru
A : Suara nafas vesikular +/+ , Ronkhi kasar -/-, Wheezing -/-
Cor :
I : Iktus kordis tidak tampak
P : Iktus kordis teraba lemah di ruang antar iga V pada garis aksilaris anterior
P : Batas kanan atas jantung ICS II linea parasternalis dekstra
Batas kanan bawah jantung ICS IV linea parasternalis dekstra
Batas kiri atas jantung ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kiri bawah jantung di ICS V linea midklavikularis sinistra
A : S1,S2 (+) normal, murmur (-), gallop (-)
Abdomen :
Lingkar perut : 85 cm
I : Rata, Cembung, lesi (-), massa (-), striae (-)
P : nyeri tekan pada lapang perut (-), nyeri tekan pada ulu hati (-), massa (-),
undulasi (-), hepatosplenomegali (-), ballotement (-/-)
P : Timpani pada seluruh region abdomen, nyeri ketuk (-),shifting dullness (-)
A : Bising usus ± 20x/menit, kesan normal
Ekstremitas :
I : clubbing finger (-/-), deformitas (-/-), valgus, varus (-/-), edema (-/-)
P : krepitasi (-/-), edema (-/-), CRT < 2 detik
M : Nyeri gerak aktif (-), nyeri gerak pasif (-)
Resume
Laki-laki, 63 tahun datang ke Puskemas Teluk Naga dengan keluhan sakit kepala
disertai pegal-pegal di leher yang dirasakan sejak 1 minggu yang lalu. Sakit kepala tersebar
di seluruh bagian kepala dan terasa seperti diikat kencang serta berdenyut yang berdurasi
sekitar 5-15 menit. Sakit kepala diperburuk dengan aktivitas berat dan berjalan jauh. Sakit
kepala akan berkurang jika pasien beristirahat. Diketahui pasien sering mengkonsumsi jeroan
dan makanan yang bersantan. Skala sakit pasien adalah 8 dari 10. Diketahui Sejak 2 tahun
yang lalu pasien telah menderita hipertensi tahap I dengan tekanan darah 180/140 mmHg dan
diberi obat Captopril 2 x 25 mg untuk mengontrol hipertensi. Pada awalnya pasien rutin
kontol 1 minggu sekali dan minum 2 x 25 mg dalam 1 tahun sehingga tekanan darah pasien
dapat dikontrol menjadi 130/90 mmHg. Setelah 1 tahun, pasien tidak pernah kontrol lagi dan
tidak mengkonsumsi Captopril. Pada pemeriksaan fisik yang dilakukan terhadap pasien
tekanan darah pasien adalah 160/100 mmHg, BMI menunjukkan obese tingkat I, oedem (-),
dan organ tubuh lainnya dalam batas normal. Pasien adalah seorang perokok dan alergi
terhadap penicillin.
Diagnosis Kerja
Tension headache e.c hipertensi kronik
Diagnosis Banding
Sindrom metabolik
Diagnostic Reasoning
Diagnosis Tn. A adalah tension headache e.c hipertensi kronik karena pasien
tidak mempunyai keluhan ataupun riwayat penyakit ginjal, jantung, maupun penyakit
lainnya. Diagnosis ini dapat ditegakkan melalui pemeriksaan fisik yakni tidak
ditemukan adanya oedem pada ekstremitas atas dan bawah serta pemeriksaan jantung
dalam batas normal. Menurut JNC VII, tekanan darah pasien yang merupakan
160/100 mmHg, tergolong pada hipertensi tahap II.
Review of Disease
Tension-type Headache (TTH) adalah nyeri kepala bilateral yang menekan (pressing/ squeezing), mengikat, tidak berdenyut, tidak dipengaruhi dan tidak diperburuk oleh aktivitas fisik, bersifat ringan hingga sedang, tidak disertai (atau minimal) mual dan/ atau muntah, serta disertai fotofobia atau fonofobia.
TTH dibedakan menjadi tiga subklasifikasi1:
1. TTH episodik yang jarang (infrequent episodic): 1 serangan per bulan
atau kurang dari 12 sakit kepala per tahun.
2. TTH episodik yang sering (frequent episodic): 1-14 serangan per bulan
atau antara 12 dan 180 hari per tahun.
3. TTH menahun (chronic): lebih dari 15 serangan atau sekurangnya 180
hari per tahun.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Berdasarkan
penyebabnya, hipertensi dapat dibagi menjadi dua jenis, antara lain hipertensi primer
atau esensial dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer atau esensial adalah
hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya, sedangkan hipertensi sekunder adalah
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit lain, contohnya renovascular hypertension,
renal parenchymal disease, pheochromocytoma, hyperaldosteronism, atau penyebab-
penyebab lainnya.
Hipertensi akibat usia lanjut digolongkan menjadi hipertensi primer.
Hipertensi disebabkan akibat perubahan struktur dan fungsi pembuluh darah. Radius
arteri dan arteriol mengecil akibat daya kembang yang berkurang sehingga resistensi
meningkat. Resistensi yang meningkat akan menyebabkan tekanan darah yang tinggi.
Faktor lain yang meningkatkan resistensi pembuluh darah adalah elastisitas pembuluh
darah yang berkurang. Jika elastisitas pembuluh darah berkurang maka pembuluh
darah tidak dapat mengakomodasi peningkatan volume darah dengan sedikit
perubahan tekanan.
Pada stadium awal hipertensi, pasien tidak akan mengalami keluhan apapun.
Akan tetapi jika tekanan darah pasien sudah mencapai lebih dari 140 mmHg untuk
sistol dan 80 mmHg untuk diastole, maka pasien akan merasakan gejala seperti sakit
kepala, leher terasa pegal, dan cepat letih. Pasien dikatakan telah memasuki stadium 1
ataupun 2 menurut JNC VII. Komplikasi yang dapat terjadi pada pasien hipertensi
stadium 1 dan stadium 2 antara lain:
- Otak stroke baik hemoragik maupun iskemik
- Jantung myocardial infarction dan aneurisma
- Ginjal gagal ginjal
Pengobatan utama pada hipertensi primer adalah menurunkan dan mengontrol
tekanan darah agar tidak menjadi faktor predisposisi terjadinya komplikasi-
komplikasi yang membahayakan jiwa penderita.
- Modifikasi gaya hidup dengan cara berolahraga ringan sampai sedang tiga kali
dalam satu minggu dengan durasi ±30 menit dan menjauhi makanan
berlemak.
- Obat yang diberikan adalah captopril 25 mg 2 x 1.