Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

download Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

of 3

Transcript of Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

  • 7/26/2019 Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

    1/3

    Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi di Tingkat Nasional

    Lila Puspitasari ([email protected])Program Studi Magister Pendidikan Matematika

    Universitas Muhammadiyah Malang

    Kontroversi dan silang pendapat tentang kebijakan Ujian Nasional hingga saat inimasih terus berlangsung. Sebagian kalangan menilai bahwa Ujian Nasional perlutetap dipertahankan dengan model yang saat ini sedang berlaku. Kalangan lainberpendapat bahwa kebijakan ini tidak sesuai dan harus dihapuskan dari sistempendidikan nasional. Sementara kalangan lain juga memiliki pendapat berbeda,yaitu menolak Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan, sementara fungsinya yanglain masih boleh dipertahankan. Ketiga perbedaan pendapat tersebut tentunyadilandasi oleh argumen yang diyakininya masing-masing.

    Kisi-Kisi UN 1. Kisi-kisi UN tahun pelajaran !1"#!1$ disusun berdasarkan kriteria

    pen%apaian kompetensi lulusan, standar isi, dan lingkup materi pada kurikulumyang berlaku. . Kisi-kisi UN memuat level kognitif dan lingkup materi.

    &emantauan, evaluasi, dan pelaporan dilakukan oleh &anitia UN 'ingkat &usat,&anitia UN 'ingkat &rovinsi, &anitia UN 'ingkat Kabupaten#Kota, perguruan tinggi,(&)&, && &audni dan *&-&audni, serta &anitia UN 'ingkat Satuan &endidikan sesuaidengan tugas dan kewenangannya.

    1. Ujian Nasional *erbasis Kertas +&aper *ased 'est, &*' yang selanjutnya disebutUN adalah sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan naskahsoal dan (embar awaban Ujian Nasional +(UN berbasis kertas. . Ujian Nasional*erbasis Komputer +omputer *ased 'est yang selanjutnya disebut UN*K adalah

    sistem ujian yang digunakan dalam UN dengan menggunakan sistem %omputer

    Pendidikan yang ermutu adalah pendidikan yang erhasil mementuk sis!a yang

    cerdas" erkarakter" ermoral" dan erkepriadian (pasal 1 ayat (1) UU Sisdiknas). Untuk itu

    perlu dirancang satu sistem pendidikan yang mampu menciptakan suasana dan proses

    pemela#aran yang mendorong sis!a secara akti$ mengemangkan dirinya sesuai dengan akat

    dan kemampuannya.

    Simpulan Kesimpulan yang menjadi penutup tulisan ini dapat dinyatakan sebagai

    berikut. /ilsafat pendidikan pragmatisme adalah aliran pemikiran pendidikan yangsangat fokus dan mementingkan kegunaan atau kemanfaatan pendidikan. Namun

    demikian, porsi kepraktisan yang sangat mendominasi konsep pendidikan

    pragmatime itu tetap memperhatikan proses-proses pendidikan yang ilmiah-

    metodis dengan memprasyaratkan aspek sosial dan kultural. 0rtinya, tujuan

    pendidikan harus berdiri di atas konteks kemasyarakatan, dan pendidikan harus

    memiliki peran untuk membangun peradaban. Selain itu, ohn ewey sebagai tokoh

    penting pendidikan pragmatisme juga menganjurkan pendidikan yang mengarah

    mailto:[email protected]:[email protected]
  • 7/26/2019 Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

    2/3

    pada tujuan demokrasi, di mana prinsip kesetaraan dan keadilan menjadi penting.

    (alu, dari beberapa konsep pendiidkan pragmatisme tersebut dapat dipakai untuk

    meninjau kembali UN sebagai evaluasi pendidikan nasional di 2ndonesia. 3asilnya,

    UN dipandang terlalu mendahulukan formalisme tanpa mengindahkan prinsipprinsip

    demokrasi dalam pendidikan. 0%uan standarisasi evaluasi nasional yang dituju

    pemerintah dalam penyelenggaraan UN tidak sesuai dengan prinsip kualitas danekuitas sebagaimana disarankan oleh kalangan pragmatisme. (alu, aspek4 prinsip

    perubahan, proses dan pengalaman yang menjadi perhatian pendidikan

    pragmatisme dalam men%apai tujuan pembelajaran tidak sejalan dengan konsep UN

    yang %enderung bersifat konseptual dan jauh dari pengalaman maupun proses

    pembelajaran. Simpulan Kesimpulan yang menjadi penutup tulisan ini dapat

    dinyatakan sebagai berikut. /ilsafat pendidikan pragmatisme adalah aliran

    pemikiran pendidikan yang sangat fokus dan mementingkan kegunaan atau

    kemanfaatan pendidikan. Namun demikian, porsi kepraktisan yang sangat

    mendominasi konsep pendidikan pragmatime itu tetap memperhatikan proses-

    proses pendidikan yang ilmiah-metodis dengan memprasyaratkan aspek sosial dan

    kultural. 0rtinya, tujuan pendidikan harus berdiri di atas konteks kemasyarakatan,

    dan pendidikan harus memiliki peran untuk membangun peradaban. Selain itu, ohn

    ewey sebagai tokoh penting pendidikan pragmatisme juga menganjurkan

    pendidikan yang mengarah pada tujuan demokrasi, di mana prinsip kesetaraan dan

    keadilan menjadi penting. (alu, dari beberapa konsep pendiidkan pragmatisme

    tersebut dapat dipakai untuk meninjau kembali UN sebagai evaluasi pendidikan

    nasional di 2ndonesia. 3asilnya, UN dipandang terlalu mendahulukan formalisme

    tanpa mengindahkan prinsipprinsip demokrasi dalam pendidikan. 0%uan

    standarisasi evaluasi nasional yang dituju pemerintah dalam penyelenggaraan UN

    tidak sesuai dengan prinsip kualitas dan ekuitas sebagaimana disarankan oleh

    kalangan pragmatisme. (alu, aspek4 prinsip perubahan, proses dan pengalaman

    yang menjadi perhatian pendidikan pragmatisme dalam men%apai tujuan

    pembelajaran tidak sejalan dengan konsep UN yang %enderung bersifat konseptual

    dan jauh dari pengalaman maupun proses pembelajaran.

    Tujuan utama pendidikan nasional Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa,

    dengan harapan kecerdasan tersebut dapat meningkatkan taraf hidup dan derajat sosial

    masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, pemerintah mencanangkan program wajib belajar 9 tahun (6

    tahun Sekolah Dasar (SD) dan 3 tahun Sekolah Menengah Pertama (SMP)) dengan meningkatkan

    dan memfokuskan anggaran yang cukup besar untuk mendongkrak kualitas level pendidikan dasar

    tersebut, baik untuk masalah kurikulum, kualitas guru, serta sarana dan prasarana pendukung.

    Dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pendidikan merupakan hak dasar atau hak asasi tiap warga

    negara dan dalam rangka menjamin hal tersebut diselenggarakan sebuah Sistem Pendidikan

    Nasional.

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) Pasal 3, telah mengatur Tujuan

    Pendidikan Nasional.Sesuai dengan perspektif Wawasan Wiyata Mandala, segala yang berkaitan

    dengan penyelenggaraan pendidikan meliputi; sistem, institusi, maupunpersonalitytidak dibenarkan

  • 7/26/2019 Telaah Kritis Pelaksanaan Evaluasi Di Tingkat Nasional

    3/3

    dipergunakan untuk kegiatan selain yang termaktub dalam Tujuan Pendidikan.3Hal ini sejalan

    dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan yang terdapat pada Pasal 4, UU Sisdiknas. Namun

    yang terjadi, pendidikan dikelola bak perusahaan dimana pendidikan yang berkualitas seolah-olah

    diperuntukan bagi pihak yang punya kemampuan finansial saja. Dunia pendidikan yang

    sejatinyamerupakan wahana strategis untuk investasi sumber daya manusia dimasa depan sering

    justru diperlakukan tidak adil, sebagai contoh, anggaran pendidikan 20% yang sudah dikuatkan

    dengan undang-undang, ternyata masih dipolitisir. Hal inilah yang mendorong anggapan logis jika

    akhirnya menurut penilaian berbagai lembaga independen dunia, kualitas pendidikan di Indonesia

    masih rendah. Banyak sekolah dan lembaga pendidikan melaksanakan proses pembelajarannya

    hanya formalitas, yang penting meluluskan peserta didik. Pendidikan di Indonesia sekarang ini

    diilustrasikan seperti mobil tua yang mesinnya rewel dan sedang berada di tengah arus lalu lintas di

    jalan bebas hambatan. Digambarkan demikian karena di satu sisi pendidikan di Indonesia dirundung

    masalah besar, sedangkan di sisi lain tantangan memasuki era global tidak boleh dianggap remeh.