teknologi pengolahan konsentrat

6
ACARA III TEKNOLOGI PENGOLAHAN KONSENTRAT TINJAUAN PUSTAKA Bahan Pakan Bekatul Bekatul merupakan hasil sampingan atau limbah dari proses penggilingan padi. Bekatul menurut hasil penelitian, kurang lebih 8% - 8,5% dari berat padi adalah bekatul. Nutrien yang terdapat dalam bekatul adalah protein kasar 9%-12%, pati 15%-35%, lemak 8%-12%, serta serat kasar 8%-11% (Agus, 2007). Bekatul memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi daripada jagung atau sumber energi yang lain. Oleh karena itu, bekatul diberikan dalam jumlah yang terbatas, tergantung pada jenis ternaknya. Untuk menghindari serangga atau bau tengik sehingga kualitas bekatul tidak berkurang, sebaiknya bekatul dijemur terlebih dahulu selama 3-4 hari. Penjemuran dilakukan sebelum bekatul disimpan atau digunakan sebagai bahan baku pakan (Agus, 2007). Jagung giling Jagung atau Zea mays merupakan bahan pakan sumber energi yang paling banyak digunakan dalam industri pakan ternak. Di Indonesia dikenal beberapa jenis jagung, yaitu jagung kuning, jagung putih dan jagung merah. Jenis yang paling banyak digunakan adalah jagung kuning karena mengandung karoten provitamin A yang cukup tinggi (Agus, 2007).

description

task

Transcript of teknologi pengolahan konsentrat

Page 1: teknologi pengolahan konsentrat

ACARA III

TEKNOLOGI PENGOLAHAN KONSENTRAT

TINJAUAN PUSTAKA

Bahan Pakan

Bekatul

Bekatul merupakan hasil sampingan atau limbah dari proses penggilingan padi.

Bekatul menurut hasil penelitian, kurang lebih 8% - 8,5% dari berat padi adalah bekatul.

Nutrien yang terdapat dalam bekatul adalah protein kasar 9%-12%, pati 15%-35%,

lemak 8%-12%, serta serat kasar 8%-11% (Agus, 2007).

Bekatul memiliki kandungan serat kasar yang lebih tinggi daripada jagung atau

sumber energi yang lain. Oleh karena itu, bekatul diberikan dalam jumlah yang terbatas,

tergantung pada jenis ternaknya. Untuk menghindari serangga atau bau tengik

sehingga kualitas bekatul tidak berkurang, sebaiknya bekatul dijemur terlebih dahulu

selama 3-4 hari. Penjemuran dilakukan sebelum bekatul disimpan atau digunakan

sebagai bahan baku pakan (Agus, 2007).

Jagung giling

Jagung atau Zea mays merupakan bahan pakan sumber energi yang paling

banyak digunakan dalam industri pakan ternak. Di Indonesia dikenal beberapa jenis

jagung, yaitu jagung kuning, jagung putih dan jagung merah. Jenis yang paling banyak

digunakan adalah jagung kuning karena mengandung karoten provitamin A yang cukup

tinggi (Agus, 2007).

Jagung mempunyai kandungan protein rendah dan beragam, dari 8%-13%,

tetapi kandungan serat kasarnya rendah 3,2% dan kandungan energi metabolismenya

tinggi 3,130 kkal/kg. Oleh karena itu, jagung merupakan sumber energi yang baik.

Kandungan serat kasarnya yang rendah memungkinkan jagung digunakan dalam

tingkat yang lebih tinggi. Jagung juga mempunyai kandungan asam linoleat yang baik

dan juga sumber asam lemak esensial yang baik (Agus, 2007).

Konsentrat Ayam

Konsentrat ayam yang digunakan yaitu BR1 yang dapat dibeli langsung di toko

bahan pakan.

Page 2: teknologi pengolahan konsentrat

Molases

Molases atau tetes berasal dari hasil ikutan pada proses penggilingan tebu

menjadi gula. Kandungan gula dalam tetes mencapai 77%, serta mengandung protein

kasar sebesar 3,5%. Tetes tebu berwarna cokelat kemerahan, kalau dicicipi akan

terasa manis. Oleh karenanya, molasses banyak digunakan pada pakan sapi untuk

menambah nafsu makan ternak (Agus, 2007).

Pollard

Pollard adalah hasil sisa penggilingan dari gandum yang dapat digunakan

sebagai pakan ternak, kaya akan protein, lemak, zat-zat mineral dan vitamin-vitamin

dibandingkan dengan biji keseluruhan, akan tetapi banyak mengandung polikasarida

struktural dalam jumlah yang banyak. Polisakarida struktural tersebut terdiri dari

selulosa, hemiselulosa, selebiosa, lignin dan silica oleh karena itu bahan ini sangat

sesuai untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak ruminansia (Susanti, 2007).

Tepung Tapioka

Tepung tapioka adalah pati dari umbi singkong yang dikeringkan dan dihaluskan.

Tepung tapioka merupakan produk awetan singkong yang memiliki peluang pasar yang

sangat luas. Singkong yang telah diolah menjadi tepung tapioca dapat bertahan selama

1 sampai 2 tahun dalam penyimpanan (Suprapti, 2005).

Grinding

Penggilingan atau grinding merupakan proses pengolahan pakan dengan cara

pengurangan ukuran partikel, paling umum digunakan, paling murah dan metodenya

sederhana. Tujuan dan manfaat dari proses penggilingan adalah meningkatkan luas

permukaan, meningkatkan kecernaan (lebih digestible), memudahkan penanganan dan

pencampuran, meningkatkan efisiensi pembuatan pellet pada ukuran partikel tertentu

dan disukai peternak atau pemakai. Penggilingan bahan baku pakan dilakukan jika

bahan baku yang akan digunakan berbentuk butiran. Alat yang digunakan dapat berupa

mesin penggiling (grinder) atau alat tradisional seperti lumpang atau alu (Agus, 2007).

Mixing

Mixing merupakan proses pengadukan dan pengacakan. Pengadukan berarti

meningkatkan keseragaman, sedangkan pengacakan berarti meningkatkan keragaman.

Page 3: teknologi pengolahan konsentrat

Tujuan mixing adalah untuk mengombinasikan kedua proses tersebut sehingga

dihasilkan pakan dengan nutrisi yang terdistribusi secara seragam (Agus, 2007).

Teknik pencampuran konsentrat dapat dilakukan dengan menggunakan tenaga

mekanis (mixer) maupun manual. Hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat

pencampuran konsentrat maupun ransum antara lain kestabilan bahan atau pakan

yang digunakan, jarak waktu pencampuran dengan penggunaan pakan dan peralatan

yang digunakan. Proses pencampuran dikatakan telah berlangsung dengan baik jika

komponen yang dicampur dari sampel yang diambil selama proses pencampuran telah

terdistribusi melalui komponen lain secara random (acak) (Agus, 2007).

Pelleting

Pelletizing merupakan salah satu proses pengolahan pakan dengan

menggabungkan beberapa bahan pakan sehingga menjadi bentuk yang kompak

melalui proses penekanan (proses mekanik). Pemeletan ini bertujuan untuk membentuk

suatu kesatuan pakan yang tidak mudah tercecer. Selain itu, pakan dalam bentuk pellet

akan menggurangi susut nutrisi karena seluruh bahan akan terwakili dalam pellet.

Pemeletan yang dilakukan dengan mesin pelletizer akan mengefisienkan proses

pengolahan karena pellet akan berlangsung mengering sehingga tidak perlu lagi proses

pengeringan (Agus, 2007).

MATERI DAN METODE

MATERI

Alat. Alat yang digunakan dalam praktikum adalah timbangan, mixer, hammer

mill, mesin pellet, karung dan nampan.

Bahan. Bahan yang digunakan dalam praktikum adalah jagung, pollard, dedak

halus, konsentrat ayam, bungkil kedelai, garam, tepung tapioka, molasses dan air.

METODE

Grinding. Bahan pakan berupa jagung ditimbang lalu digiling menggunakan

hammer mill dan dipersiapkan untuk mixing.

Mixing. Bahan pakan ditimbang sesuai proporsi dalam ransum. Lama

pencampuran bahan pakan selama 15 menit kemudian dilihat hasil pencampurannya.

Page 4: teknologi pengolahan konsentrat

Pelleting. Bahan pakan ditimbang dan dicampur sesuai dengan formulasi.

Pencampuran dilakukan secara manual. Hasil pencampuran dimasukkan ke dalam

mesin pembuat pellet.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Grinding. Praktikan tidak melakukan proses grinding secara langsung karena

bahan pakan yang digunakan telah berbentuk mash sehingga dapat langsung dilakukan

proses mixing. Praktikan hanya diterangkan cara kerja dari mesin giling tersebut. Jenis

mesin giling yang terdapat digudang pakan dan penggilingan yaitu hammer mill.

Mixing. Proses mixing dilakukan menggunakan mesin yaitu mixer dengan jenis

mesin vertikal. Terdapat beberapa bahan pakan yang digunakan, yaitu jagung 15%,

pollard 24%, dedak halus 38%, konsentrat ayam 10%, bungkil kedelai 10% dan garam

3%. Lama pencampuran bahan pakan dilakukan selama 15 menit. Hasil pencampuran

pada 5 menit pertama dan kedua menunjukkan bahwa bahan pakan cukup merata

sedangkan hasil pencampuran pada 5 menit ketiga menunjukkan hasil yang sangat

merata.

Pelleting. Proses pelleting dilakukan menggunakan mesin pembuat pellet

sedangkan pencampuran bahan pakan dilakukan secara manual. Terdapat beberapa

bahan pakan yang digunakan, yaitu jagung giling 10%, pollard 20%, dedak halus 30%,

konsentrat ayam 20%, tepung tapioka 15% dan molases 5%. Bahan pakan dicampur

hingga homogen kemudian dimasukkan ke dalam mesin pembuat pellet. Tekstur bahan

pakan setelah di bentuk pellet memiliki tekstur padat kasar dan berwarna cokelat muda.

Hasil pelleting menunjukkan 30% pecah.

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Ali. 2007. Membuat Pakan Ternak Secara Mandiri. Penerbit Citra Aji Parama.

Yogyakarta.

Page 5: teknologi pengolahan konsentrat

Susanti, Sri dan Eko Marhaeniyanto. 2007. Jurnal Kecernaan, Retensi Nitrogen dan

Hubungannya dengan Produksi Susu Pada Sapi Peranakan Friesian

Holstein (PFH) yang diberi Pakan Pollard dan Bekatul. Fakultas Peternakan.

Universitas Tribhuwana Tungga Dewi. Malang.

Suprapti, Lies. 2005. Pembuatan dan Pemanfaatannya Tepung Tapioka. Kanisius.

Yogyakarta.

LAMPIRAN