Teknik Pemijahan Lele Menggunakan Rang Sang An Ovaprim
description
Transcript of Teknik Pemijahan Lele Menggunakan Rang Sang An Ovaprim
1
I. PENDAHULUAN
Kegiatan pemijahan ikan berkaitan dengan system reproduksi ikan. System reproduksi
ikan terdiri atas alat kelamin, gonad, kelenjar hipofisa, dan saraf yang berhubungan dengan
alat perkembangan alat reproduksi. System reproduksi tersebut saling berhubungan satu
dengan yang lain dan berinteraksi dengan kondisi lingkungan. Sumantadinata (1997)
mengatakan bahwa reproduksi ikan dikendalikan oleh tiga sumbu utama, yaitu hipotalaums,
hipofisa, dan gonad. Secara alami, sistem kerja reproduksi ikan dimulai dari keadaan
lingkungan seperti suhu, cahaya, dan cuaca yang diterima oleh organ perasa dan
meneruskannya ke system saraf. Selanjutnya, hipotalamus melepasakan GnRH (gonadotropin
releasing hormon) yang bekerja merangsang kelenjar hipofisa untuk melepaskan GtH
(gonadotropin). Gonadotropin akan berfungsi dalam perkembangan dan pematangan gonad
serta pemijahan.
Gonad sebagai organ reproduksi ikan merupakan salah satu dari 3 komponen yang
terlibat dalam reproduksi ikan, selain sinyal lingkungan dan sistem hormon. Dalam proses
pematangan gonad, sinyal lingkungan yang diterima oleh sistem saraf pusat ikan itu akan
diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus melepaskan hormon GnRH
(Gonadotropin realizing hormon) yang selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa.
Hipotalamus dan hipofisa terletak di otak belakang ikan. Hal ini menyebabkan hipofisa
melepasakan hormon Gonadotropin-I yang berkerja pada gonad. Akibat kerja hormon
gonadotropin-I tersebut, gonad dapat mensintesis testoteron dan estradiol-β. Estradiol-β
selanjutnya akan merangsang hati mensintesis vitologenin yang merupakan bakal dari kuning
telur. Vitologenein tersebut kemudian dibawa oleh aliran darah menuju gonad dan secara
selektif akan diserap oleh Oosit. Akibat menyerap vitologenin, oosit tumbuh membesar
sampai kemudian berhenti apabila mencapai ukuran maksimum (pada ikan mas, ukuran oosit
adalah 900-1000 mikron meter). Setelah mencapai ukuran tersebut, telur tidak mengalami
2
perubahan apapun. Pada kondisi ini dikatakan bahwa telur telah berada pada fase Dorman
atau istirahat dan menunggu sinyal lingkungan lagi untuk dikeluarkan dari tubuh induk dalam
proses pemijahan.
Lingkungan tempat hidup ikan bisa menghasilkan sinyal yang kemudian diterima oleh
sistem saraf pusat dan diteruskan ke hipotalamus. Akibatnya, hipotalamus ini melepaskan
hormon GnRH. Hormon ini selanjutnya bekerja pada kelenjar hipofisa. Akibatnya, hipofisa
ini menyekresikan hormon Gonadotropin –II yang bekerja pada gonad. Akibat hormon
gonadotropin-II, gonad menyintesis hormon steroid pemicu pematangan (naturation inducing
steroid) yang menyebabkan inti telur mengalami migrasi dan peleburan, lalu dilanjutkan
dengan proses ovulasi. Ovulasi adalah proses keluarnya telur dari tubuh induk. Telur yang
dikeluarkan pada proses ovulasi tersebut telah mencapai kamatangan fisiologis dan siap
dibuahi oleh sperma.
Perangsangan pemijahan ikan secara hormonal dilakukan dengan menyuntikan hormon
tertentu kedalam ke tubuh ikan. Hormon tersebut masuk ke dalam sistem sirkulasi darah ikan
dan ketika mencapai organ target (Gonad) langsung berkerja dan mempengaruhi organ
tersebut. Dengan demikian, perangsangan pemijahan secara hormonal ini merupakan upaya
by pass cara kerja hormon dalam sistem reproduksi ikan. Perangsangan pemijahan ikan
secara hormonal ini sangat bermanfaat untuk :
1. memijahkan ikan yang sistem saraf pusatnya sulit dipengaruhi oleh sinyal lingkungan atau
kalaupun bisa pembangkitan sinyal lingkungan tersebut sulit dan mahal serta belum
diketahuinya sinyal lingkungan yang bisa mempengaruhi sistem saraf pusat ikan tersebut.
2. memijahkan ikan diluar musim pemijahannya (out season), terutama pada ikan yang
mengenal musim pemijahan tertentu.
Hormon untuk merangsang pemijahan antara lain golongan gonadotropin. LHRH-a, dan
3
steroid. Gonadotropin adalah hormon berbahan baku protein yang dihasilkan oleh kelenjar
hipofisa.
Hormon ini memanipulasi gonad sehingga bisa matang dan berovulasi. Horrmon
gonadotropin bisa berbentuk ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan gonadotropin mamalia (seprti
HCG = Human chorionic gonadotropin; LH = luteinizing hormon; FSH = follicle stimulating
hormon; dan PMSG = pregnant mare serum gonadotropin). Penggunaan hormon
gonadotropin bisaanya merupakan kombinasi antara ekstrak kelenjar hipofisa ikan dan
gonadotropin mamalia.
LHRH (luteinizing hormon releasing hormon) adalah hormon dari golongan protein yang
dihasilkan oleh hipotalamus. Hormon ini molekulnya sagat kecil dibandingkan dengan
hormon golongan lainnya, yakni terdiri dari 10 asam amino (dekapeptida). LHRH sebanarnya
sama persis dengan GnRH. Karena LHRH waktu paruhnya pendek sehingga mudah terurai
dari dalam tubuh maka para ahli menciptakan LHRH sintesis yang lebih tahan. LHRH jenis
ini sering dikenal dengan LHRH-analog (LHRH-a). jika hormon yang digunakan adalah
LHRH, berarti manipulasi yang dilakukan berada pada tingkat hipofisa.
II. MENGENAL OVAPRIM
Di sebagian besar masyarakat belum mengetahui akan keguanaan dari hormon
ovaprim dan hipofisa. Masyarakat menengah kebawah, umumnya sering menggunakan
pemijahan secara alami dan menunggu waktu atau musim ikan memijah. Sebetulnya, dengan
menggunakan rangsangan hormon dalam tubuh ikan, pemijahan dapat dilakukan kapan saja
asalakan gonad dalam tubuh ikan sudah mengalami pematangan. Tapi dalam penggunaan
kedua hormon tersebut ada perbedaan pengaruh terhadap telur yang dihasilkan.
4
a. Istilah Ovaprim
Ovaprim adalah merek dagang bagi hormon analog yang mengandung 20µg analog
salmon gonadotropin releasing hormon (s GnRH) LHRH dan 10µg domperidone sejenis anti
dopamin, per milliliter (Nandeesha et al, 1990). Ovraprim biasanya dibuat dari campuran
ekstra kelenjar hipofisa dan hormon mamalia.
Ovaprim digunakan sebagai agen perangsang bagi ikan untuk memijah, kandungan sGnRHa
akan menstimulus pituatari untuk mensekresikan GtH I dan GtH II. Sedangkan anti dopamin
menghambat hipotalamus dalam mensekresi dopamin yang memerintahkan pituatari
menghentikan sekresi GtH I dan GtH II.
b. Kegunaan Ovaprim
Kegunaan Ovaprim antara lain :
Ø menekan musim pemijahan
Ø mengatur kematangan gonad selama musim pemijahan normal
Ø merangsang produksi sperma pada jantan untuk periode waktu yang lama dan volume yang
lebih banyak.
Ø Merangsang pematangan gonad sebelum musim pemijahan
Ø Memaksimalkan potensi reproduksi
Ø Mempertahankan materi genetic pada beberapa ikan yang terancam punah
Ø Mempersingkat periode pemijahan.
c. Harga
Satu botol Ovaprim 10ml sekarang ini harga eceran bekisar antara Rp 195.000,-
sampai dengan Rp 200.000,-/botol. Penggunaan ovaprim lebih efektif bila dibandingkan
dengan menggunakan hormon hipofisa.
5
d. Dosis
Dosis ovaprim yang diberikan memengaruhi waktu memijah dari ikan yang
bersangkutan. Sebagai perbandingan, di bawah ini terdapat data hasil penelitian ZUDIN
ASSUBUKI (9793001), Dept. of Animal Husbandry mengenai waktu latensi pemijahan yang
tercepat sampai terlama adalah sebagai berikut:
Dosis 0,3 kl/kg/bw (507 menit; 8.27 jam), diikuti dengan dosis 0,4 ml/kg/bw (573
menit; 9.33 jam), 0,2 ml/kg/bw (576 menit; 9.36 jam), dosis 0,5 ml/kg/bw (607 menit; 10.17
jam), dan dosis 0,1 ml/kg/bw (691 menit; 11.31 jam), sedangkan kontrol tidak mengalami
ovulasi.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan hormon
ovaprim dengan dosis yang berbeda terhadap waktu latensi pemijahan ikan lele dumbo
(Clarias gariepinus) adalah sebagai berikut: waktu latensi pemijahan pada dosis 0,3
ml/kg/bw, hatching rate (HR) pada dosis 0,4 ml/kg/bw dan survival rate (SR) pada dosis 0,3
ml/kg/bw. Berdasarkan penelitian ini dapat disarankan penggunaan hormon ovaprim yang
optimum untuk pemijahan ikan lele dumbo adalah 0,3 ml/kg/bw.
III. SELEKSI INDUK
Stadia induk adalah ikan yang memiliki kemampuan untuk bereproduksi. Dalam
stadia ini gonad ikan betina sudah dapat meproduksi telur dan ikan jantan sudah dapat
memproduksi sperma.
Di bawah ini akan dipaparkan mengenai pemilihan induk melalui pengamatan fisik di
lapangan:
Jantan Betina
- Bentuk tubuh kekar, mulut membulat,
berwarna cerah dan tidak cacat,
kepala lebih kecil dari betina
- Bentuk tubuh kekar, dengan kepala
lebih besar, mulut membulat, perut
lebar
6
- Umur minimal 18 bulan dengan berat
rata-rata 500 – 1000 gr/ekor,
- Bukan dari satu keturunan dengan
betina
- Respon terhadap pakan, tahan
penyakit, gerakan lincah dan cepat
tumbuh
- Kulit lebih halus dibanding induk
ikan lele betina
- Urogenital papilla (kelamin) agak
menonjol, memanjang ke arah
belakang, terletak di belakang anus,
dan warna kemerahan
- Perut lebih ramping/langsing dan
kenyal, bila dipijat mengeluarkan
cairan putih kental (sperma) yang
artinya sudah matang gonad dan siap
memijah
- Umur minimal 18 bulan dengan berat
rata-rata 250 – 1000 gr/ekor,
- Respon terhadap pakan, tahan
penyakit, gerakan lamban dan cepat
tumbuh
- Warna kulit dada agak terang
- Bila bagian perut di striping secara
manual dari bagian perut ke arah
ekor akan mengeluarkan cairan
kekuning-kuningan (ovum/telur)
- Urogenital papilla (kelamin)
berbentuk oval (bulat daun),
berwarna kemerahan, lubangnya
agak lebar dan terletak di belakang
anus
- Perut membesar ke arah anus, bila
diraba terasa empuk, warna
genetalia merah cerah
IV. CARA PENYUNTIKKAN
Menurut Sutisna dan Sutarmanto (1995), teknik penyuntikan dengan arah jarum
suntik membuat sudut 600 dari ekor bagian belakang dan jarum dimasukkan sedalam kurang
lebih 1,5 cm. Hal ini ditujukkan supaya ovaprim benar – benar masuk ke bagian organ target.
Pada saat dilakukan penyuntikan sebaiknya ikan dibungkus dengan jarring agar tidak lepas.
7
Pada ikan yang lebih besar biasanya penyuntikkan dilakukan lebih dari satu orang, yakni
orang pertama memegang ekor dan kepala, sedangkan orang yang lainnya menyuntikkan
hormon ovaprim. Santoso (1997) menambahkan penyuntikan disarankan mengarah ke bagian
depan (arah kepala) ikan, agar tidak mengenai organ bagian pencernaan dan tulang ikan.
Apabila mengenai organ tersebut maka proses penyuntikkan tidak akan memacu kelenjar
hipofisa untuk mengeluarkan hormon GnRH dalam proses pemijahan (tidak terjadinya proses
pemijahan).
Teknik penyuntikan hormon pada ikan ada 3 yaitu intra muscular (penyuntikan
kedalam otot), intra peritorial (penyuntikan pada rongga perut), dan intra cranial
(penyuntikan di kepala) (Susanto, 1999). Dari ketiga teknik penyuntikkan yang paling umum
dan mudah dilakukan adalah intra muscular, karena pada bagian ini tidak merusak organ yang
penting bagi ikan dalam melakukan proses metabolisme seperti biasanya dan tingkat
keberhasilan lebih tinggi dibandingkan dengan lainnya. Menurut Muhammad dkk (2001)
secara intra muscular yaitu pada 5 sisik ke belakang dan 2 sisik ke bawah bagian sirip
punggung ikan.
Adapun tahapan penyuntikkan hormon adalah sebagai berikut:
a. Siapkan alat suntik dan hormon Ovaprim untuk disuntikkan. Gunakan injeksi spuit
yang sudah dibersihkan dengan air panas atau gunakan alat injeksi yang baru.
b. Timbang induk ikan lele (jantan dan betina) dan tentukan dosis Ovaprim.
Induk yang beratnya ± 1 kg, dosis hormon Ovaprim 0,3-0,5 ml. Bila beratnya
0,5 kg maka dosis yang diperlukan setengah nya, yakni 0,15 - 0,25 ml (sesuai
petunjuk pada wadah hormon tersebut).
Sedot dengan alat injeksi spuit sebanyak hormon yang diperlukan, misalnya
0,5 ml. Usahakan posisi botol dan injeksi spuit tegak lurus, botol berada di atas.
8
Setelah itu, sedot lagi dengan injeksi spuit yang sama akuades sebanyak 0,5 ml juga
untuk mengencerkannya.
·
Setelah disuntik, ikan jantan dan betina dimasukkan ke dalam bak pemijahan.
c. Cara menyuntik
Tangkap induk lele dengan menggunakan seser induk. Kemudian seorang
membantu memegang induk lele yang hendak disuntik (ikan betina terlebih dahulu)
dengan menggunakan kain untuk menutup dan memegang kepala ikan dan memegang
pangkal ekornya.
Kemudian suntikkan hormon yang sudah disiapkan tadi ke dalam daging lele
di bagian punggung, setengah dosis di sebelah kiri dan setengah dosis disebelah kanan
dengan kemiringan jarum sunik 40 – 45º. Kedalaman jarum suntik ± 1 cm dan
disesuaikan dengan besar kecilnya tubuh ikan.
Lakukan penyuntikan secara hati-hati. Setelah obat didorong masuk, jarum
dicabut lalu bekas suntikkan ditekan/ditutup dangan jari telunjuk beberapa saat agar
obat tidak keluar.
V. PEMIJAHAN
Pertama kita harus menyiapkan dulu kolam pemijahan. Kolam lebih baik di keringkan
dulu beberapa hari. Setalah kolam pemijahan siap. Kolam kita isi dengan air kira2 30 cm.
Setelah itu kita kasih pada kolam pemijahan ijuk yang kira2 setengah dari kolam terpenuhi.
9
1. Menyiapkan Media Pemijahan
Menyiapkan bak pemijahan, Bak yang dipergunakan cukup dengan ukuran 2 x 3
m dengan dalam bak 1 m. Bak dicuci dengan larutan permangkanat dosis 1 sendok
teh dicampur dengan 3 liter air atau 5 gr / m3 air.
Menyiapkan Kakaban, terbuat dari ijuk yang dibingkai dengan bambu.
Menyiapkan Air Pemijahan, bak pemijahan diisi dengan air setinggi 40 cm. Air
yang digunakan adalah air dari PDAM.
2. Memijahkan Lele Dumbo
Isi bak pemijahan dengan air setinggi 40 cm.
Pasang kakaban hingga menutupi 80% permukaan air. Lepaskan induk-induk lele
yang sudah dipilih dengan perbandingan 1 betina dan 2 jantan.
Proses pemijahan akan terjadi pada malam hari yang ditandai terlebih dahulu
adanya kejar-kejaran antara induk betina dan jantan mengitari kakaban.
Amati pada pagi hari, telur-telur sudah dilepas dan menempel pada seluruh
permukaan kakaban.
3. Menetaskan Telur
Menyiapkan bak penetasan telur, bersihkan terlebih dahulu bak-bak dengan
permangkanat.
Isi air penetasan setinggi 40 cm, pindahkan / angkat kakaban masukan kedalam
bak yang sudah disiapkan.
Amati telur-telur tersebut setelah 24 jam dan telur-telur tersebut mulai menetas.
Telur yang baik akan menetas sampai 35 jam. Anak ikan yang keluar dari telur
masih sangat kecil dan lemah. Badan transparan dan kalau dilihat dengan
microskop akan terlihat masih mengandung kuning telur. Telur-telur yang tidak
terbuahi berwarna kuning susu dan tidak akan menetas serta akan membusuk.
10
Telur-telur yang terbuahi terlihat kuning transparan dan akan menetas setelah 34
jam sampai dengan 48 jam dikeluarkan oleh induk.
4. Pemeliharaan Larva
Menyiapkan bak untuk budidaya pakan alami berupa dapnia atau cacing rambut.
Cacing rambut banyak dijual di kios-kios pedagang ikan hias.
Setelah telur lebih dari 48 jam dan sudah terlihat banyak yang menetas maka
kakaban diangkat secara hati- hati.
Merawat larva, larva yang baru beberapa hari menetas kondisinya masih sangat
lemah. Larva in tidak memerlukan pakan tambahan sampai menunggu kandungan
kuning telurnya habis. Kandungan kuning telur akan habis setelah menetas 7 hari.
Untuk menjaga mortalitas yang tinggi pertu dipasang aerasi.
Memberi pakan larva. Setetah kandungan 7 hari, kandungan kuning telur yang asd
sudah habis dan harus segera diberi pakan tambahan dari luar. Pakan pertama
dapat diberikan kuning telur yang diblender setiap pagi dan sore sebanyak satu
butir per 5000 ekor. Pemberian pakan cacing rambut dapat diberikan setelah 11
hari dan juga dapnia.
5. MEMANEN BENIH LELE
Panen benih lele bukan merupakan kegiatan akhir dari kegiatan budidaya.
Pemungutan hasil pertama dilakukan setelah benih berumur 17 sampai 21 hari
(panjang t 2,5 cm). Pada ukuran tersebut benih lele sudah bisa ditebar pada petak
pembesaran secara langsung atau ditebar pada tempat penampungan sambil
menunggu pembeli.
11
6. ALAT BAHAN PEMANEN
Alat berupa seser, ember, waring, kantong plastik, tali karet, tabung udara,
mangkok kecil. Perhitungan hasil biasanya dilakukan secara manual. Untuk
memperoleh benih yang seragam digunakan ember plastik yang berlubang-lubang.
12
Daftar Pustaka
http://mukhlasmuthiullah.blogspot.com/2009/03/hipofisa-dan-ovaprim.html
http://www.opensubscriber.com/message/[email protected]/9400402.html
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jiptumm-gdl-s1-2002-izudin-
5587-lele
http://buy.ecplaza.net/search/1s1nf20sell/harga_pakan_ikan.html
http://bdpunsoed.wordpress.com/
http://bagus72.wordpress.com/2009/02/11/pemijahan-ikan-lele-semi-intensif/
http://www.iaspbcikaret.org/index.php?option=com_content&view=article&id=216:ikan-
patin-penyuntikan&catid=34:budidaya-air-tawar&Itemid=50
http://www.iwakfish.co.cc/2009/05/teknologi-pembenihan-lele.html
http://barunabudimulia.blogspot.com/2009/03/tehnik-pemijahan-lele.html
http://ikanmania.wordpress.com/2007/12/30/pemijahan-lele-dumbo-secara-alami/