Me Rang in 07

29
1 KATA PENGANTAR Profil Kesehatan Kabupaten Merangin tahun 2007 merupakan sarana untuk melaporkan pemantauan terhadap pencapaian kegiatan pembanunan kesehatan di Kabupaten Merangin pada tahun 2006, yang berisi data dan informasi pencapaian Indonesia Sehat 2010 ( IS 2010 ), Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dan Merangin Sehat 2008. Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian. Dalam penyusunan buku ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan buku ini kami terima dengan tangan terbuka. Akhirnya, mudah-mudahan buku ini dapat berguna dan membahtu siapa saja yang membaca dan membutuhkan data-data hasil evaluasi cakupan program pembangunan kesehatan di Kabupaten Merangin pada tahun 2006. Bangko, Maret 2007 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin, Dr. Hj. HERNAYAWATI NIP. 140 228 578

Transcript of Me Rang in 07

Page 1: Me Rang in 07

1

KATA PENGANTAR

Profil Kesehatan Kabupaten Merangin tahun 2007 merupakan sarana untuk melaporkan pemantauan terhadap pencapaian kegiatan pembanunan kesehatan di Kabupaten Merangin pada tahun 2006, yang berisi data dan informasi pencapaian Indonesia Sehat 2010 ( IS 2010 ), Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) dan Merangin Sehat 2008.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan kepada semua pihak yang telah terlibat dalam penyusunan buku ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah saudara-saudara sekalian.

Dalam penyusunan buku ini, kami akui masih jauh dari sempurna. Untuk itu saran dan kritik yang membangun kearah penyempurnaan buku ini kami terima dengan tangan terbuka.

Akhirnya, mudah-mudahan buku ini dapat berguna dan membahtu siapa saja yang membaca dan membutuhkan data-data hasil evaluasi cakupan program pembangunan kesehatan di Kabupaten Merangin pada tahun 2006.

Bangko, Maret 2007 Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin, Dr. Hj. HERNAYAWATI NIP. 140 228 578

Page 2: Me Rang in 07

2

BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Untuk mengukur keberhasilan upaya kesehatan yang dilaksanakan maka sangat

diperlukan indicator-indikator untuk mengukur tingkat keberhasilan. Indikator yang digunakan saat ini adalah menggunakan indicator SPM (Standar Pelayanan Minimal) dan indicator IS 2010 (Indonesia Sehat 2010).

Indiktor SPM ditetapkan melalui SK Menkes RI Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 yang berisi Urusan Wajib 9 program, Jenis Pelayanan 31 jenis dan Indikator Kinerja 54 indikator. Sedangkan IS 2010 ditetapkan melalui SK Menkes RI Nomor 1202/Menkes/SK/VII/2003 yang berisi 3 indikator utama 10 program dan 50 indikator kinerja, dengan pembagian sbb :

- Indikator Derajat Kesehatan sebanyak 3 program dan 11 indikator kinerja - Indikator Hasil Antara sebanyak 3 program dan 9 indikator kinerja - Indikator Proses dan Masukan sebanyak 4 program dan 30 indikator kinerja

Penyusunan buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat menjawab semua indikator

yang ada baik SPM maupun IS 2010. Hal ini tentu harus sejalan dengan SIMPUS dari oleh dan untuk puskesmas yang penetapannya diserahkan kepada daerah, untuk itu maka Kabupaten Merangin telah melakukan penataan kembali SIMPUS. B. Tujuan

1. Tujuan Umum Untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian upaya kesehatan dalam hal kinerja penyelenggaraan pelayanan kesehatan menuju Merangin Sehat dan juga sejalan dengan standar SPM dan IS 2010.

2. Tujuan Khusus a. Tersedianya data dan informasi hasil pencapaian upaya kesehatan menuju kabupaten

sehat

Page 3: Me Rang in 07

3

b. Tersedianya data dan informasi hasil pencapaian kegiatan upaya kesehatan berdasarkan SPM

c. Diketahuinya keberhasilan dan kekurangan dalam upaya kesehatan menuju Merangin Sehat

d. Sebagai bahan masukan untuk penyusunan buku profil kesehatan Provinsi Jambi tahun 2007

C. Sistematika Penulisan

Buku Profil Kesehatan kabupaten Merangin Tahun 2007 ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut :

BAB I . PENDAHULUAN Bab ini berisi penjelasan tentang dasar penilaian atau indikator yang digunakan dan tujuan penyusunan serta sitematika penulisan buku profil kesehatan Kabupaten Merangin.

BAB II. GAMBARAN UMUM

Bab ini menyajikan uraian tentang letak geografis, administrasi, jumlah sarana dan prasara serta informasi umum lainnya, disamping juga diuraikan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap upaya kesehatan seperti kependudukan.

BAB III. PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN

Bab ini berisi uraian tentang upaya kesehatan dan capaian program-program lintas program yang dilakukan selama tahun 2006.

BAB IV. PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

Bab ini menguraikan tentang hasil-hasil capaian upaya kesehatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2006 dengan membandingkan cakupan tahun sebelumnya dan cakupan program yang direncanakan tahun ke depan. Dengan mempedomani Merangin Sehat, SPM dan IS 2010.

BAB V. KESIMPULAN

Bab ini merupakan sajian penting berisi hal-hal yang perlu disimak, diperbaiki dan pemikiran upaya strategi untuk mencapai upaya kesehatan yang ditetapkan. Selain

Page 4: Me Rang in 07

4

keberhasilan bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih kurang dalam rangka menuju kabupaten sehatn dan pencapaian indicator SPM dan IS 2010.

LAMPIRAN

Lampiran ini berisi table-tabel hasil pencapaian upaya kesehatan yang telah ditetapkan, dan jika dilihat maka secara garis besar tampilan table berisi tentang 2 bagian besar yaitu: - Bagian Pertama berisi table gambaran pencapaian indicator Merangin Sehat untuk

mendukung SPM dan IS 2010 - Bagian Kedua berisi indicator pencapaian upaya kesehatan berdasarkan indikator

kinerja SPM di Kabupaten Merangin

Page 5: Me Rang in 07

5

BAB II

GAMBARAN UMUM

A. Geografis

Kabupaten Merangin secara administratif terdiri dari 9 kecamatan dimana terletak

antara 101°32’ Bujur Timur dan antara 1°28’ - 1°52’ Lintang Selatan. Luas wilayah lebih kurang 7.679 KM² dengan kondisi dataran rendah lebih kurang 4.607 km² serta dataran tinggi lebih kurang 3.072 km². Ketinggian dari permukaan laut rata-rata 85 m, jarak kecamatan terjauh yaitu kecamatan jangkat 137 km dari ibu kota kabupaten. Jumlah rumah tangga sebanyak 74.648 rumah tangga, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel II.1.

Jumlah penduduk tahun 2006 sebanyak 289.296 jiwa dengan pembagian Perempuan sebanyak 143.468 jiwa dan Laki-Laki 145.828 jiwa. Dari jumlah itu 26,69 % atau 74.354 jiwa adalah Keluarga Miskin yang secara garis besar berada di pedesaan yang sulit secara ekonomi dan transportasi akses ke dan dari kota kabupaten. Distribusi penduduk berdasarkan golongan umur < 1 Tahun 5.953 jiwa atau 2,06 %, 1 – 4 Tahun 31.390 jiwa atau 10,85 %, 5 – 14 Tahun 73.443 jiwa atau 25,39 %, 15 – 44 Tahun 139.098 jiwa atau 48,09 %, 45 – 69 Tahun 35.910 jiwa atau 12,41 % dan > 70 Tahun 3.502 jiwa atau 1,21 %.

Tabel II.1. Jumlah Rumah Tangga, Luas Wilayah, Jarak Ke Kabupaten dan Ketinggian Dari Permukaan Laun kabupaten Merangin Tahun 2007

JUMLAH JARAK IBU KOTA KAB

TINGGI IBU KOTA

RUMAH LUAS

KE IBU KEC DARI NO KECAMATAN

TANGGA WILAY. KOTA KEC

(km) PERMUKAAN

LAUT

1 2 3 4 5 6

1 Jangkat

4.031

1.616 137 1.206

2 Pasar Masurai

3.402

680 62 255

3 Muara Siau

3.692

987 45 255

4 Sungai Manau

6.938

665 42 46

5 Pamenang

15.733

697 32 90

Page 6: Me Rang in 07

6

6 Tabir Tabir Ulu

4.336

803 42 85

7 Tabir Selatan

6.051

809 33 75

8 Tabir

14.870

1.232 28 150

9 Bangko

15.415

190 1 85

KABUPATEN

74.468

7.679 0 85

B. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Pada tahun 2006 jumlah pusksmas ada 12 unit dengan pustu 79 unit, pada tahun 2007 ada pebnambahan sarana pelayanan kesehatan sehingga menjadi ; jumlah puskesmas 13 unit dan pustu 89 unit serta polindes 73 unit. Pada tahun 2007 ada penambahan puskesmas karena Peningkatan Pustu menjadi Puskesmas yaitu di Sumber agung.

Dari 13 puskesmas yang ada di tahun 2007 sebanyak 8 puskesmas diantaranya merupakan puskesmas perawatan. Disamping itu pada tahun 2007 ada juga pembangunan sarana fisik pustu baru sebanyak 4 unit yang tersebar di 3 puskesmas.

Dalam upaya peningkatan mutu maka beberapa kegiatan rehabilitasi fisik puskesmas dan pustu selalu diupayakan disamping untuk memenuhi standar alkes minimal untuk puskesmas dan puskesmas perawatan. Dari ke 8 unit puskesmas perawatan yang ada standar alat medis untuk menjalankan operasional perawatan sudah dapat dipenuhi melalui berbagai sumber. Penyebaran sarana pelayanan kesehatan, jumlah penduduk, jumlah pustu dan polindes dapat dilihat pada table II.2.

Tabel II.2.

JUMLAH NO PUSKESMAS PEND DESA PUSTU POLINDES KETERANGAN

1 2 3 4 5 6

Bangko Pematang Kandis Rantau Panjang Sungai Bulian Sumber Agung Pamenang

33.758 29.776 33.455 6.998

19.726 31.988

16 11 14 10 4

16

8 6 7 2 4 8

7 5 4 4 2

11

Non P Non P Perawatan Perawatan Non P Perawatan

Page 7: Me Rang in 07

7

7 8 9 10 11 12 13

Meranti Muara Delang Muara Jernih Sungai Manau Muara Siau Pasar Masurai Muara Madras

30.447 23.210 15.293 28.664 15.466 14628 8.618

10 6

12 25 20 9

19

9 7 10 10 5 5 8

5 3 3

13 3 6

10

Perawatan Perawatan Perawatan Perawatan Non P Perawatan Non P

KABUPATEN 292.027 172 89 73

Page 8: Me Rang in 07

8

BAB III

PROGRAM KESEHATAN KABUPATEN MERANGIN

Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, bidang kesehatan merupakan salah satu urusan wajib yang harus dilaksanakan daerah kabupaten. Berdasarkan itu keluarlah PP Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai daerah otonom. Sehingga keluarlah surat edaran Mendagri Nomor 100/756/OTDA tanggal 8 Juli 2020 tentang Konsep Dasar Pelaksanaan Urusan Wajib dan Standar Pelayanan Minimal. Atas dasar itu maka Menkes mengeluarkan Kepmenkes Nomor 1091/MENKES/SK/X/2004 tentang Petunjuk Teknis Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten. Untuk menyelenggarakan upaya kesehatan sesuai dengan uraian diatas maka Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin melaksanakan kegiatan berdasarkan program pokok yang dapat menjawab indikator SPM dan IS 2010, dengan beberapa kegiatan sebagai berikut : A. Kesehatan Keluarga

Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian dan meningkatkan derajat kesehatan keluarga maka sebagai program prioritas dadalah ; pembunaan dan pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak balita, pra sekolah, kesehatan remaja, keluarga berencana dan pembinaan tehnis dan operasional bidan desa. Untuk mendukung program diatas maka dilaksanakan kegiatan sebagai berikut ;

a. Orientasi, pembinaan dan pengdaan sarana untuk kegiatan MTBS b. Mengadakan lomba-lomba yang berkaitan kesga seperti Lomba Balita, Dokter Kecil dll c. Pelaksanaan konseling remaja di sekolah, deteksi tumbuh kembang remaja di puskesmas

d. Pengadaan format atau kohort yang berkaitan dengan kesga seperti kohort bayi, bumil dll e. Pembinaan ibu hamil, deteksi dini resti bumil, ANC, dan pertolongan persalinan

f. Pembinaan dan supervisi bidan didesa dalam upaya peningkatan kinerja bidan di desa

g. Pembinaan usila

h. Pecatatan dan pelaporan serta evaluasi program kesga melalui PWS KIA

Page 9: Me Rang in 07

9

B. Gizi Sasaran program gizi memfokuskan pada pencegahan dan penanggulangan masalah gizi

di masyarakat, institusi forman dan non formal yang mempunyai potensi dan daya ungkit program gzi. Maka program gizi melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagaoi berikut :

a. Pelacakan dan penanggulangan gizi di masyarakat, institusi forman dan non formal b. Pembinaan dan pengembangan Kadarzi dan SKPG c. Pendistribusian kapsul Vitamin A untuk balita dan busui serta tablet Fe untuk ibu hamil d. Pembinaan ASI eksklusif dan UPGK e. Peningkatan kegiatan di posyandu yang berhubungan dengan program gizi f. Pelatihan petugas gizi dan lomba-lomba yang berhubungan dengan gizi seperti UPGK

C. Promosi Kesehatan Tujuan utama promosi adalah upaya pemberdayaan masyarakat agar tahu, mampu dan

mau berprilaku hidup sehat. Sehingga kegiatan promkes dilaksasakan sbb : a. Pembinaan dan upaya pengembangan penyuluhan kesehatan, PSM, UKBM, Batra yang

mendukung upaya kesehatan b. Kemitraan dengan pihal swasta dan formal/informal lain dalam pelaksanaan JPKM c. Pembinaan dan pemetaan serta intervensi PHBS

D. P2M dan PLP

Pencegahan dan Pemberantasan (P2) penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (PLP) melaksanan kegiatan sebagai berikut :

a. Pengamatan dan surveilens penyakit menular dan berpotensi wabah b. Pelaksanaan imunisasi c. Pemberantasan penyakit malaria, DBD, Filaria, Rabies, Kusta, TB Paru, Diare dan

frambusia. d. Pengawasan dan pemeriksaan air di masyarakat seperti SAB, PDAM, Air Mineral, dll e. Inspeksi sanitasi dalam upaya pengawasan dan pembinaan TTU, TPM, Hotel

Penginapan, dan TPA serta penyemprotan TPA f. Pembinaan dan pengawasan TP2 pestisida g. Pelatihan dan temu karya di bidang PLP dan pembuatan DPKL

Page 10: Me Rang in 07

10

E. Pengobatan Tingkat Pertama Rujukan dan Kefarmasian

Program ini diarahkan kegoatan sebagai berikut : a. Penyusunan SOP dan standar terapi pelayanan kesehatan tingkat pertama b. Mengembangkan konsep rujukan medis c. Pembinaan dan penyelenggaraan surveilens penyakit degeneratif d. Perencanaan, pengadaan dan evaluasi penggunaan obat e. Pembinaan dan pengawasan POM

F. Pembinaan Program Lintas Program Program ini diarahkan bersifat penyiapan data dan laporan-laporan serta perencanaan

anggaran kesehatan, kegiatannya diarahkan sebagai berikut : a. Pembinaan dan penyiapan sarana prasarana rujukan kesehatan masyarakat b. Penyusunan SOP dan Standar Terapi upaya kesehatan tingkat pertama c. Penyusunan laporan tahunan, profil keehatan dan LAKIP d. Pusat data kesehatan kabupaten khususnya yang bersangkutan dengan keehatan e. Evaluasi indiktor pencapaian program berdasarkan SPM dan IS 2010 f. Perencanaan kebutuhan anggaran tahunan

Page 11: Me Rang in 07

11

BAB IV PENCAPAIAN PROGRAM KESEHATAN

A. INDIKATOR MERANGIN SEHAT

1. Mortalitas Angka mortalitas Kabupaten Merangin tidak bisa ditetapkan karena denominator

perhitungan tidak memenuhi syarat, sehingga mortalitas hanya mencatat dan melaporkan jumlah berupa agregate. Dari laporan SIMPUS telihat bahwa dari 5.953 orang kelahiran hidup kematian bayi sebanyak 134 orang, kematian balita 162 orang dan kematian ibu maternal 12 orang. Namun tercatat juga bahwa kasus lahir mati sebanyak 87 orang. Sebagai bahan pembanding tercata juga jumlah balita sebanyak 37.343 orang dan jumlah ibu hamil sebanyak 8.552 orang. Data tersebut berdasarkan laporan dari puskesmas namun belum semua puskesmas melaporkan secara lengkap dan rutin, sehingga di duga jumlah kematian dilapangan lebih banyak. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 6 dan Tabel 7.

GAMBAR 1 : Jumlah Kematian Balita, Bayi, Maternal dan Lahir Mati Kabupaten Merangin Tahun

2006.

BALITA, 162

BAYI, 134

MATERNAL; 12

LAHIR MATI, 87

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

JLH KEMATIAN (orang)

Page 12: Me Rang in 07

12

2. Morbiditas a. Pelayanan Kesehatan

a.1. Pertolongan Persalinan Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan sebesar 80,93 %,

capaian ini sudah memenuhi target sebesar 80 %. Hal ini bisa dicapai karena penempatan bidan yang hampir sudah merata di tiap desa karena kebijakan pengangkatan PTT bidan dan tenaga honorer. Namun ada beberapa puskesmas yang belum mencapai target cakupan persalinan, untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 17.

a.2. Desa UCI Cakupan desa UCI hanya tercapai 38,8 % atau sekitar 66 desa dari 170 desa

yang ada, hal ini sangat jauh dari target UCI desa yang harus tercapai 80 %. Beberapa kendala untuk pencapaian UCI terutama masalah logistik dan prasarana penyimpanan vaksin. Bahkan ada beberapa puskesmas yang target UCI hanya tercapai 10 %, untuk jelasnya dapat dilihat tabel 22.

Gambar 2. Jumlah Desa yang Ada dan Jumlah Desa Yang Tercapai UCI di Kabupaten Merangin Tahun 2005 dan 2006

DESA, 170

DESA UCI, 79

DESA, 170

DESA UCI, 66

020406080

100120140160180

TAHUN 2005 TAHUN 2006

a.3. Tablet Fe Untuk Ibu Hamil

Cakupan Fe 3 ibu hamil pada tahun 2006 hanya tercapai 56,78 % hal ini belum memenuhi target yang diharapkan sebesar 80 %. Cakupan pemberian Fe pada

Page 13: Me Rang in 07

13

ibu hamil pada Fe 1 sebesar 65,70 % sehingga ada DO Fe 3 – Fe 1 sebesar 8,92 %. Ini perlu reformasi perihal pemberian Fe yang banyak menimbulkan efek samping menjadi pemberian multivitamin yang kandungan dominan Fe yang tidak mempunyai efek samping mual dan kurang nafsu makan. Jelasnya pada tabel 25.

Gambar 3 : Persentase Cakupan Pemberian Fe 1 dan Fe 3 Pada Ibu Hamil di Kabupaten

Merangin Tahun 2005 dan 2006

TARGET, 80

Fe 1, 43.3

Fe 3, 40.78

TARGET, 80

Fe 1, 65.7

Fe 3, 56.78

01020304050607080

TAHUN 2005 TAHUN 2006

a.4. ASI Eksklusif

Cakupan ASI Eksklusif pada tahun 2006 sebesar 23,40 % ternyata masih jauh dari target harapan sebesar 80 %. Hal ini diperburuk dengan cakupan pencapaian ASI Eksklusif semakin menurun dibandingkan dengan tahun 2005 sebesar 35,18 % dan pada tahun 2006 sebesar 23,40 %. Ada di beberapa puskesmas yang pelaksanaan ASI Eksklusif belum melaksanakan program ASI Ekssklusif, jelasnya dapat dilihat pada tabel 31. b. Akses dan Mutu Pelayanan

b.1. Persentase Penduduk Memanfaatkan Sarana Puskesmas Kunjungan penduduk ke puskesmas dan jajarannya pada tahun 2006 sebesar

10,98 % yaitu 31.775 kunjungan baru tetap merata dibanding tahun 2005 sebesar 10,85 %. Kunjungan ini belum memenuhi harapan sesuai standar target 15 % kontak rate. Kemungkinan ini disebabkan karena tidak membertimbangkan fantor geografi, karena jika menggunakan standar jumlah penduduk sarana pelayanan sudah mencukupi. Namun jika

Page 14: Me Rang in 07

14

dilihat dari faktor geografis maka sarana pelayanan keehatan masih banyak yang harus dibangun. Jelasnya dapar dilihat pada tabel 42.

b.2. Pemanfaatan Rumah Sakit

Pemanfaatan rumah sakit oleh penduduk terlihat dari kunjungan rawat jalan dan kunjungan rawat inap rumah sakit sebesar 5,99 % atau 17.323 kunjungan rawat jalan cakupan ini sudah cukup baik jika dibandingkan dengan target IS 2010 sebesar 1,5 %. Sedangka pemanfaatan tempat tidur seperti BOR pada tahun 2005 (TT 87 bh) dan tahun 2006 (TT 91 bh) sebesar 41 % dan 63 %. BOR tahun 2006 sudah cukup baik karena nilai ideal BOR sebesar 60 – 85 %. Sementara LOS pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebesar 2 hari dan 3 hari, belum memenuhi harapan karena nilai ideal LOS adalah 6 – 9 hari. Untuk TOI pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebesar 4 hari dan 2 hari sudah cukup baik pada tahun 2006 karena nilai ideal 1 – 3 hari. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 42 dan tabel 64.

b.3.Sarana Kesehatan Kemampuan Laboratorium

Puskesmas yang sudah memenuhi standar dengan kemampuan laboratorium sederhana sebesar 41,67 % atau 5 puskesmas dari 12 puskesmas yang ada. Hal ini belum memenuhi target sebesar 100 %. Kendala yang diahadapi karena keterbatasan tenaga dan prasarana yang ada. Jelasnya pada tabel 43.

c. Penyakit Menular

c.1. Malaria Kunjungan malaria di puskesmas dominan penyakit malaria klinis dari 12.876

kunjungan malaria hanya 20,4 % atau 2.632 kasus yang diperiksa laboratorium dan dinyatakan positif. Sehingga jika ditetapkan penyakit malaria hanya yang positif saja maka seakan-akan kunjungan malaria sangat kecil. Padahal kendala pemeriksaan laboratorium untuk malaria masih mengalami kendala tentang pembuatan spesimen dan rujukan pemeriksaan ke puskesmas. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 11

Page 15: Me Rang in 07

15

c.2. TB Paru Penderita TB paru yang ditemukan pada tahun 2006 sebanyak 197 orang ini

lebih kecil dibanding dengan penemuan tahun 2005 sebanyak 275 orang. Dari angka kesembuhan tahun 2005 lebih kecil dibanding tahun 2006 yaitu 51,64 % (142 orang) dan 70,05 % (138 orang). Angka kesembuhan ini masih jauh dari indikator target SPM dan IS 2010 sebesar 85 %. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 9.

Gambar 4. % kesembuhan TBC Paru BTA + di Kabupaten Merangin Tahun 2005 dan 2006

85

51,64

70,05

0102030405060708090

TARGET 2005 2006

% SEMBUH

c.3. HIV/AIDS, AFP dan DBD serta TN

Untuk kasus ke empat jenis penyakit diatas (HIV/AIDS, AFP, DBD dan TN) pada tahun 2006 belum ditemukan datanya, untuk lebih jelasnya dapt dilihat pada tabel 10.

c.4. Campak

Penemuan penderita campak tahun 2006 sebanyak 77 orang dan tahun 2005 sebanyak 142 orang. Ada terjadi penurunan kasus campak yang ditemukan di masyarakat. Jika dilihat target merangin sebesar 1,9 per 1000 penduduk maka kasus campak tahun 2006 sebesar 0,27 per 1000 penduduk sudah cukup baik. Jelasnya dapar dilihat pada tabel 14.

Page 16: Me Rang in 07

16

c.5. Kusta Penderita kusta pada tahun 2006 sudah mulai menyebar ke sebahagian besar

kecamatan ( 7 kecamatan dari 9 kecamatan yang ada) dibanding pada tahun 2005 hanya terdapat di 1 kecamatan yaitu kecamatan muara siau. Namun dari jumlah penderita ada penurunan dari 23 kasus tahun 2005 menjadi 17 kasus tahun 2006. RFT pada tahun 2005 sebanyak 19 orang ( 82,6 %) sedangkan tahun 2006 sebanyak 6 orang (36,6 %). Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 12.

d. Status Gizi Buruk

Kasus gizi buruk pada balita pada tahun 2006 sebesar 0,12 % atau 48 orang ada penurunan dibanding tahun 2005 sebesar 0,16 % atau 58 orang. Angka ini sudah lebih baik karena sudah mendekati indikator target merangin sebesar < 0,1 %. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 24.

e. Keadaan Lingkungan

e.1. Persentase Rumah Sehat Jumlah rumah yang ada, jumlah rumah yang diperiksa pada tahun 2006

terjadi penurunan dibanding dengan tahun 2005 namun persentase rumah sehat terjadi kenaikan jelasnya dapat dilihat grafik berikut.dan secara rinci cakupan per puskesmas dapat dilihat pada tabel 49.

Gambar 5. Jumlah Rumah, Jumlah Rumah Diperiksa dan Persentase Yang Sehat di Kabupaten

Merangin Tahun 2005 dan 2006

Page 17: Me Rang in 07

17

62035

48638

0

10000

20000

30000

40000

50000

60000

70000

2005 2006

JUMLAH RT

10128

6196

0

2000

4000

6000

8000

10000

12000

2005 2006

JLH PERIKSA

99.88

89.85

80

85

90

95

100

2005 2006

% RT SEHAT

e.2. Persentase TUPM

Program TUPM ada penurunan dari semua indikator baik jumlah yang ada, jumlah yang diperiksa dan jumlah yang memenuhi syarat jika dibandingkan antara tahun 2005 dan 2006. Jelasnya dapat dilihat pada tabel 52.

Tabel 1. Jumlah TUPM yang ada, Yang Diperiksa dan Yang Memenuhi Syarat di

Kabupaten Merangin Tahun 2005 dan 2006 JUMLAH TUPM

NO TAHUN YG ADA DIPERIKSA SEHAT

%

1 2005 1.680 588 415 70,58

2 2006 1.356 101 84 83,17

Page 18: Me Rang in 07

18

e.3. Cakupan Air Bersih Akses terhadap air bersih tahun 2006 sebesar 5,88 % atau 4.439 keluarga dari

75.473 keluarga yang ada, cakupan akses ini masih jauh dari target sebesar 75 % untukpedesaan dan 80 % untuk perkotaan. Perlu langkah konkrit dalam pemberdayaan masyarakat akan pentingnya air bersih disamping dukungan dana stimulan dari pemerintah.( tabel 50)

f. Pemberdayaan Masyarakat

f.1. Jumlah Rumah Tangga Berprilaku Hidup dan Sehat Persentase Rumah Tangga yang dipantau dalam program pada tahun

2006 ada peningkatan dibanding tahun 2005 yaitu sebesar 2.400 RT dan 3.600 RT, sedangkan jumlah Rumah Tangga yang ber PHBS sebanyak 1.504 RT ( 62,67 % dari RT yang dipantau) pada tahun 2005 dan 2.266 RT (62,54 % dari RT yang dipantau). Jika dilihat dari target indikator IS 2010 masih sangat jauh dari harapan yaitu sebesar 65 % atau 49.058 RT yang ber PHBS. ( Tabel 47 )

Gambar 5. Target Rumah Tangga Yang Ber PHBS dan Realisasi di Kabupaten Merangin

Tahun 2005 dan 2006 49058

1504 2266

0

10000

20000

30000

40000

50000

TARGET % 2005 2006

RT PHBS

f.2. Posyandu Purnama dan Mandiri

Jumlah posyandu pada tahun 2006 sebanyak 351 posyandu dan 20,23 % atau 71 posyandu diantaranya terkategori Posyandu Purnama, cakupan ini sudah cukup baik karena target SPM sebesar 25 % Posyandu Purnama pada tahun 2010. Namun jika dilihat dari indikatro IS 2010 jumlah posyandu Purnama dan Mandiri target sebesar 40 % maka jumlah posyandu purnama dan mandiri masih belum memuaskan. ( Tabel 48 )

Page 19: Me Rang in 07

19

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Posyandu Purnama dan Mandiri Dari 350 Posyandu

Yang Ada di Kabupaten Merangin Tahun 2005 dan 2006

CAKUPAN POSYANDU TAHUN 2005 TAHUN 2006 NO KRITERIA POSY TARGET SPM /

IS 2010 N % N % 1 Purnama 40 % (SPM) 69 19,71 71 20,23

2 Mandiri 15 4,29 15 4,27

3 Purnama + Mandiri 40 % (IS 2010) 84 23,93 86 24,50

f.3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan ( JPK )

Cakupan JPK pada tahun 2005 menurun dibanding dengan tahun 2006 sebesar 37,098 % dan 36,74 %. Cakupan JPK cenderung hanya yang bersifat organisasi formal dan terstruktur saja seperti JPKMM, Jamsostek dan Askes sedangkan program yang sifatnya pemberdayaan di masyarakat seperti Bapel JPKM tidak ada yang menjadi peserta JPK. Dilihat dari target indikator IS 2010 maupun SPM sebesar 40 %, maka perkembangan peserta JPK belum begitu menggembirakan pada tahun 2006. (Tabel 35)

NON JPK, 64.27

JAMSOSTEK, 0.39

ASKES , 6.98

JPKMM, 25.83

DANA SEHAT, 2.53

Page 20: Me Rang in 07

20

B. INDOKATOR STANDAR PELAYANAN MINIMAL ( SPM )

TARGET (%) REAL ( % ) NO URUSAN WAJIB / JENIS PELAYANAN / INDOKATOR

2010 2006 2006

I PENYELENGGARAAN YANKESSAR 1. Jenis Pelayanan Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi

1. % Cakupan kunjungan bumil K4 2. % Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan 3. % Ibu hamil resti yang dirujuk 4. % Cakupan kunjungan neonatus 5. % Cakupan kunjungan bayi 6. % Cakupan BBLR di tangani

95 90 100 90 90 100

81 81 40 70 70 40

68,87 80,93 39,44 84,76 60,88 50

2. Jenis Pelayanan Anak Prasekolah dan Usia Sekolah 7. % Cakupan DDTK anak balita dan pra sekolah 8. % Cakupan pemeriksaan kes siswa SD setingkat oleh tenaga

kesehatan atau tenaga terlatih 9. % Cakupan pelayanan kesehatan remaja

90 100 80

70 80 28

10,85 0 0

3. Jenis Pelayanan Keluarga Berencana 10. % Cakupan peserta KB aktif

70

62

75,5

4. Jenis Pelayanan Imunisasi 11. % Desa/kelurahan UCI

100

87

38,8

5. Jenis Pelayanan Pengobatan / Perawatan 12. % Cakupan rawat jalan 13. % Cakupan rawat inap

15 1,5

11 1,1

10,98 0,68

6. Jenis Pelayanan Kesehatan Jiwa 14. % Pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan

umum

15

5,5

0,08

7. Jenis Pelayanan Kesehatan Kerja 15. % Cakupan pelayanan kesehatan kerja pekerja formal *)

80

32

0 ?

8. Jenis Pelayanan kesehatan Usia Lanjut

Page 21: Me Rang in 07

21

16. % Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila *) 70 30 16,13

II PENYELENGGARAAN PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 9. Jenis Pelayanan Pemantauan Pertumbuhan Balita

17. % Balita yang naik berat badnnya ( N/D ) 18. % Balita BGM

80 5

64 6

72,8 1,48

10. Jenis Pelayanan Gizi 19. % Balita dapat Vit A 2 kali per tahun 20. % Cakupan ibu hamil dapat Fe 90 tablet 21. % Cakupan MP-ASI bayi BGM keluarga miskin 22. % Balita gizi buruk mendapat perawatan 23. % WUS yang mendapatkan kapsul yodium *)

90 90 100 100 80

82 74 92 100 56

74,5 56,8 100 100 0 ?

III PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG 11. Jenis Pelayanan Obstetrik dan Neonatal Energensi Dasar dan

Komprehensif 24. % Akses terhadap kesediaan darah dan komponen yang

aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus 25. % Ibu hamil resiko tinggi/komplikasi yang tertangani 26. % Neonatus resiko tinggi/komplikasi yang tertangani

80 80 80

56 48 48

0 55,8 100

12. Jenis Pelayanan Gawat Darurat 27. % Sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat

darurat yang dapat diakses masyarakat

90

50

61,5

IV PENYELENGGARAAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR 13. Jenis Pelayanan Penyelidikan Epidemiologi dan

Penanggulangan KLB dan Gizi Buruk 28. % Desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam 29. % Kecamatan bebas rawan gizi

100 80

76 48

100 100

14. Jenis Pelayanan P2 Polio 30. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun

<= 1

<= 1

4,5

15. Jenis Pelayanan P2 TB Paru

Page 22: Me Rang in 07

22

31. % Kesembuhan penderita TBC Paru BTA + > 85 > 85 70,1

16. Jenis Pelayanan P2 ISPA 32. % Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani

100

92

100

17. Jenis Pelayanan P2 HIV/AIDS 33. % Darah donor diskrining terhadap HIV/AIDS *) 34. % Klien yang mendapatkan penaganan HIV/AIDS *) 35. % Infeksi menular seksual yang diobati *)

100 100 100

100 100 100

0 ? 0 ? 0 ?

18. Jenis Pelayanan P2 DBD 36. % Penderita DBD yang ditangani

80

74

0 ?

19. Jenis Pelayanan P2 Diare 37. % Balita dengan diare yang ditangani

100

80

100

20. Jenis Pelayanan P2 Malaria 38. % Penderita malaria yang diobati

100

100

100

21. Jenis Pelayanan P2 Kusta 39. % Penderita kusta yang selesai berobat (RFT Rate)

> 90

> 90

35,29

22. Jenis Pelayanan P2 Filariasis 40. % Kasus filariasis yang ditangani

90

58

0 ?

V PENYELENGGARAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR 23. Jenis Pelayanan kesehatan lingkungan 41. % Institusi yang dibina

70

54

39,3

24. Jenis Pelayanan Pengendalian Vektor 42. % Rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes

> 95

> 95

0 ?

25. Jenis Pelayanan hygiene sanitasi di tempat umum 43. Tempat umum yang memenuhi syarat

80

52

25

VI PENYELENGGARAAN PROMOSI KESEHATAN 26. Jenis Pelayanan Penyuluhan Prilaku Sehat 44. % Rumah tangga sehat 45. % Bayi yang mendapat ASI eksklusif 46. % Desa dengan garam beryodium baik 47. % Posyandu purnama

65 80 90 40

37 48 70 28

12,7 24,3 0 20,2

Page 23: Me Rang in 07

23

VII PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYALAHGUNAAN NARKOTIKA, PSIKOTROPIKA DAN ZAT ADIKTIF ( P3 NAPZA ) 27. Jenis Pelayanan Penyuluhan P3 Napza berbasis masyarakat 48. % Upaya penyuluhan napza oleh petugas kesehatan

15

6

6,15

VIII PENYELENGGARAAN PELAYANAN KEFARMASIAN DAN PENGAMANAN SEDIAAN FARMASI DAN ALAT KESEHATAN 28. Jenis Pelayanan Penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan 49. % Ketersediaan obat sesuai kebutuhan 50. % Pengadaan obat esensial 51. % Pengadaan obat generik

90 100 100

74 92 92

69,6 60,3 88,47

29. Jenis Pelayanan Penggunaan Obat Generik 52. Penulisan resep obat generik

90

82

99,09

IX PENYEDIAAN PEMBIAYAAN DAN JAMINAN KESEHATAN 30. Jenis Pelayanan Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk

Pelayanan Kesehatan Perorangan 53. % Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar

80

40

0

31. Jenis Pelayanan Penyelenggaraan Pembiayaan Untuk Keluarga Miskin dan Masyarakat Rentan

54. % Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan keluarga miskin dan masyarakat rentan

100

100

100

C. INDIKATOR INDONESIA SEHAT 2010 ( IS 2010 )

TARGET (%) REAL (%) NO INDIKATOR

2010 2006 2006

I INDIKATOR DERAJAT KESEHATAN A. Morbbilitas 1. Angka kematian bayi per 100.000 KH 2. Angka kematian balita per 1000 KH 3. Angka kematian ibu melahirkan per 100.00 KH

40 58 150

15 36 90

134 org 162 org 12 org

Page 24: Me Rang in 07

24

4. Angka harapan hidup waktu lahir 67,9 39 -

B. Morbiditas

5. Angka kesakitan malaria per 1000 penduduk

6. Angka kesembuhan penderita TB Paru BTA +

7. Prevalensi HIV

(Persentase kasus terhadap penduduk neresiko)

8. Angka AFP pada anak usia <15 tahun per 100.000 anak

9. Angka kesakitan DBD per 100.000 penduduk

5 85 0,9 0,9 2

3 85 0,9 0,9 2

9,09 70,1 0 4,5 0

C. Status Gizi

10. Persentase balita dengan gizi buruk

11. Persenyase kecamatan bebas rawan gizi

15 80

9 48

0,28 0

II HASIL ANTARA D. Keadaan Lingkungan 12. Persentase rumah sehat

13. Persentase tempat-tempat umum sehat

80 80

48 48

12,7 25

E. Perilaku Hidup Sehat 14. Persentase rumah tangga ber PHBS 15. Persentse posyandu purnama dan mandiri

65 40

39 24

62,94 24,50

F. Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan 16. Persentse penduduk yang memanfaatkan puskesmas

17. Persentse penduduk yang memanfaatkan RS 18. Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan

laboratorium kesehatan 19. Persentase RS yang menyelenggarakan 4 pelayanan

kesehatan spesialis dasar 20. Persentase obat generik berlogo dalam persediaan

obat

15 1,5 100 100 100

9 1,5 60 60 60

10,98 76,92 100 89,47

III PROSES DAN MASUKAN G. Pelayanan Kesehatan 21. Persentase persalinan oleh tenaga kesehatan

22. Persentase desa yang mencapai UCI

90 100

54 60

80,93 38,8

Page 25: Me Rang in 07

25

23. Persentase desa terkena KLB yang ditangani 24 jam

24. Persentase ibu hamil yang mendapat tablet Fe

25. Persentase bayi yang mendapat ASI eksklusif

26. Persentse murid SD/MI yang mendapat pemeriksaan

gimul

27. Persentase pekerja yang mendapat pelayanan kes 28. Persentase Gakin yang mendapat pelayanan kes.

100 80 80 100 80 100

60 48 48 60 48 60

100 56,8 23,40 0 0 100

H. SUMBER DAYA KESEHATAN

29. Rasio dokter per 100.000 penduduk 30. Rasio dokter spesialis per 100.000 penduduk 31. Rasio dokter eluarga per 1.000 penduduk 32. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk 33. Rasio apoteker per 100.000 penduduk 34. Rasio bidan per 100.000 penduduk 35. Rasio perawat per 100.000 penduduk 36. Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk 37. Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk 38. Rasio ahli kesehatan masyarakat per 100.000 pend. 39. Persentase penduduk yang menjadi peserta JPK 40. Rata-rata persentase anggaran kesehatan dalam

APBD Kabupaten 41. Alokasi anggaran kesehatan pemerintah/kapita/tahun

(Ribuan)

40 6 2 11 10 100 117,5 22 40 40 80 15 100

40 6 2 11 10 100 117,5 22 40 40 80 15 100

29 4 0 5 13 155 174 11 35 21 35,74 7,24 1.384

I. MANAJEMEN KESEHATAN 42. Persentase kabupaten yang mempunyai dokumen

sistim kesehatan 43. Persentase Kabupaten yang memiliki ”Contingency

100 100

Page 26: Me Rang in 07

26

Plan” masalah kesehatan akibat bencana 44. Persentase kabupaten yang membuat profil kesehatan 45. Persentase provinsi yang melaksanakan surkesda 46. Persentase provinsi yang mempunyai ”Provinsial

Health Account”

100 100 100

J. KONTRIBUSI SEKTOR LAIN 47. Persentase keluarga yang memiliki akses terhadap air

bersih 48. Persentase PUS yang menjadi akseptor KB

49. Angka kecelakaan lalu lintas per 100.000 penduduk 50. Persentase penduduk yang melek huruf

85 70 10 95

51 70 10 57

5,88 75,53

Page 27: Me Rang in 07

27

V

KESIMPULAN

Dari hasil cakupan pencapaian kegiatan program dan angka-angka out put dan out came berdasarkan indikator Merangin Sehat, Standar Pelayanan Minimal (SPM) dan Indonesia Sehat 2010 dapat disimpulkan sebagai berikut :

A. Cakupan Program Yang Tergolong Belum Dilaksanakan Atau Kebijakan Daerah Karena Kasus

Belum Ada, Sebanyak 7 Program Atau 12,96 % adalah : 1. % tase akses terhadap kesediaan darah dan komponen yang aman untuk menangani

rujukan ibu hamil dan neonatus 2. % tase klien yang mendapatkan penanganan HIV-AIDS 3. % tase infeksi menular seksual yang diobati 4. % tase cakupan pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal 5. % Cakupan WUS yang mendapat kapsul yodium 6. % tase darah donor diskrining terhadap HIV-AIDS 7. % tase kasus filariasis yang ditangani

B. Cakupan Program Sudah Tercapai Target Sebanyak 17 Program Atau 31,48 % Adalah : 1. % tase cakupan peserta KB aktif 2. % Persentase balita BGM 3. % tase cakupan pemberian makanan pendamping ASI bayi BGM Gakin 4. % tase balita gizi buruk mendapat perawatan 5. % tase neonatus resti/komplikasi yang tertangani 6. % tase desa/kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam 7. % tase kecamatan bebas rawan gizi 8. % tase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani 9. % tase penderita DBD yang ditangani 10. % tase balita dengan diare yang ditangani 11. % tase ketersediaan obat sesuai kebutuhan

Page 28: Me Rang in 07

28

12. % tase pengadaan obat esensial 13. % tase pengadaan obat generik 14. % tase penulisan obat generik 15. % tase cakupan JPJ Gakin dan masyarakat rentan 16. % tase penderita malaria yang diobati 17. % tase kusta yang selesai berobat (RFT)

C. Cakupan Program Yang Tergolong Waspada Karena Cakupan nya Yang Menurun dan Makin Menjauhi Target Sebanyak 2 Program Atau 3,70 % Adalah : 1. % tase cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan kompetensi

bidan 2. % tase cakupan kunjungan neonatus

D. Cakupan Program Yang Tergolong Sangat Prioritas Untuk Dilaksanakan Karena Cakupan nya

Yang Masih Jauh Dari Target Sebanyak 28 Program Atau 51,86 % Adalah : 1. % tase cakupan kunjungan ibu hamil K4 2. % tase ibu hamil resti yang dirujuk 3. % tase cakupan kunjungan bayi 4. % tase cakupan bayi BBLR yang ditangani 5. % tase DDTK anak balita dan pra sekolah 6. % tase cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan 7. % tase cakupan pelayanan kesehatan remaja 8. % tase Desa/Kelurahan UCI 9. % tase cakupan rawat jalan 10. % tase cakupan rawat inap 11. % tase pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum 12. % tase balita yang naik berat badannya (N/D) 13. % tase cakupan balita mendapat Vitamin A 2 kali per tahun 14. % tase cakupan ibu hamil mendapat Fe 90 tablet 15. % tase bumil resti/komplikasi yang tertangani 16. % tase sarkes dengan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses

masyarakat

Page 29: Me Rang in 07

29

17. % tase AFT Rate per 100.000 penduduk < 15 tahun 18. % tase kesembuhan penderita TBC Paru BTA + 19. % tase institusi yang dibina oleh kesling 20. % tase rumah/bangunan bebas jentik nyamuk aedes 21. % tase TTU yang memenuhi syarat 22. % tase rumah tangga sehat 233. % tase bayi yang mendapat ASI Eksklusif 24. % tase desa dengan garam beryodium 25. % tase posyandu purnama 26. % tase upaya penyuluhan P# Nafza oleh petugas kesehatan 27. % tase cakupan JPK pra bayar 28. % tase cakupan pelayanan kesehatan pra usila

Sebahagian besar data penyusunan profil ini bersumber dari laporan SIMPUS puskesmas secara rutin. Namun data laporan rtutin puskesmas belum lengkap 100 % disamping akurai data yang masih belum menggembirakan. Akan tetapi walaupun dengan kondisi demikian angka-angka dan cakupan program tersebut sudah sangat mendektai pada sebahagian program yang dilaksanakan. Khususnya data mengenai Mortalitas Kabupaten Merangin hanya melaporkan jumlah kematian secara agregate saja. Demikian disampaikan agar maklum dan terima kasih.