HUBUNGAN UJI IgG ANTI-TB DENGAN FOTO THORAX GAMBARAN PRIMER KOMPLEKS TB PADA PENDERITA TB PARU
TB Singkattt
description
Transcript of TB Singkattt
TUGAS RADIOLOGI
Disusun Oleh :
Listiani Fauziah
08310177
Pembimbing :
dr. Hj. Nurwita Agustin, Sp.Rad, M,H.Kes
KEPANITRAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MALAHAYATI
BAGIAN RADIOLOGI
2013
TUBERCULOSIS
TB merupakan infeksi nekrotik dengan gambaran patologi yang khas akibat infeksi
bakteri Mycobacterium tuberculosis yang terutama menyerang paru-paru, meskipun bisa juga
menyebar dan menyerang organ lain seperti : ginjal, traktus gastrointestinal, tulang, otak bahkan
organ genital.
Menurut perjalanan penyakitnya, TB dapat dibagi menjadi dua :
a. Tuberculosis anak (Infeksi primer)
b. Tuberculosis orang dewasa (Infeksi sekunder)
A. Tuberculosis Primer
a. Tubercolosis primer terjadi karena infeksi melalui jalan pernapasan (inhalasi) oleh
Mycobacterium tuberculosis yang biasanya pada anak-anak.
b. Patogenesis :
Mycobacterium tuberculosis terinhalasi kuman TB bersarang di alveoli
reaksi peradangan (pembentukan eksudat intraalveolar) menimbulkan bercak
konsolidasi (fokus Ghon) kuman menyebar melalui kelenjar limfe (limfangitis) dan
pembesaran hilus.
Kombinasi bercak konsolidasi dengan pembesaran kelenjar hilus disebut
kompleks primer Ranke. jadi kompleks primer terdiri dari :
Kompleks Ghon, merupakan bintik kecil di suprahiler dan di sekelilingnya
ada infiltrate, sering tidak tampak kecuali bila ada kalsifikasi
Limfangitis, cabang-cabang limfe yang keluar dari focus Ghon dan berjalan
sepanjang hilus
Limfadenitis, terjadi pembesaran limfonodi. Sering terdapat pada Lnn. Hilus,
Lnn. Parabrokial, Lnn. Paratrakeal.
c. Gambaran radiologis TB primer.
Pada foto polos PA, tampak gambaran bercak semiopak terletak di suprahiler,
perihiler dan parakardial dengan batas tidak tegas. Tampak pembesaran limfonodi di
Lnn hilus, parabronkial dan paratrakeal. Pada fase lanjut tampak garis-fibrosis dan
kalsifikasi di Lnn hilus.
Gambaran fokus ghon pada anak
Gambaran TB dengan cavitas pada anak
Gambaran TB dengan cavitas pada anak
B. Tuberculosis sekunder
a. Tuberculosis sekunder (atau pascaprimer) merupakan pola penyakit yang terjadi pada
pejamu yang telah tersensitisasi.
b. Patogenesis :
Penyakit terjadi segera setelah tuberculosis primer atau karena reaktivasi lesi primer
dorman beberapa dekade setelah infeksi awa lesi destruktif perkejuan terlokalisasi
(biasanya terbatas di apeks satu atau kedua lobus) bila tidak diobati dapat timbul
kavitas.
c. Klasifikasi tuberculosis sekunder :
1. Tuberculosis minimal
Sarang-sarang tidak melebihi daerah batas apeks dan tidak adanya kavitas.
2. Tuberculosis lanjut sedang
Sarang-sarang bercak tidak melebihi luas satu paru, bila ada lubang
diameternya tidak melebii 4 cm. bila baying sarang tersebut membentuk
konsolidasi luasnya tidak melebihi luas satu lobus.
3. Tuberculosis sangat lanjut
Daerah yang terkena sarang-sarang melebihi dari klasifikasi 2 diatas dan bila
ada kavitas melebihi 4 cm.
d. Gambaran radiologis TB sekunder
Pada foto polos PA tampak gambaran bercak semiopakseperti kapas dengan bentuk
tak tegas di klavikula, tampak densitas inhomogen di apeks dan basis paru, tampak
garis fibrosis, tampak kaverna (bulatan opak dengan lusen di tengahnya) bentuk bulat
atau oval, tampak bulatan opak dengan batas tegas, tepi ireguler dan inhomogen di
dalamnya terdapat kalsifikasi amorf (ini merupakan gambaran tuberkel/tuberkuloma).
Gambaran TB cavitas dewasa
TB paru dengan konsolidasi pada dewasa
Tuberculoma
Suatu sarang keju (caseosa) dan biasanya menunjukakan penyakit yang tidak
begitu virulen, bahkan biasanya tidak aktif, batasnya licin, tegas dan di dalam atau
pinggirnya terdapat sarang perkapuran.
Gambaran tuberkuloma
Kesimpulan
Hal penting mengenai TB :
1. TB primer berlokasi dimana saja di parenkim paru disertai pembesaran kelenjar limfe
regional (kompleks primer)
2. TB post primer : berkedudukan di lapangan atas segmen apical lobi bawah, lapangan
bawah disertai pleuritis. Limfadenpati jarang terjadi.
3. Proses aktif TB ditandai oleh bercak-bercak densitas rendah/sedang dengan batas
tidak tegas. Selain itu, terdapatnya kavitasi, dimana apabila lubangnya sangat kecil
biasanya merupakan residual kaviti yang menunjukkan proses tidak aktif.
4. Proses tenang ditandai dengan sarang-sarang seperti garis fibrotic atau kalsifikasi.
Daftar Pustaka
1. Rasad,S, Radiologi Diagnostik, balai penerbit FK UI, Jakarta. 2005.
2. Kumar,V., Buku Ajar Patologi, EGC, Jakarta. 2007.