TB baru.ppt

45
Rizki Amalia, SKM, M.Kes (Epid) TUBERCULOSIS (TB)

Transcript of TB baru.ppt

Page 1: TB baru.ppt

Rizki Amalia, SKM, M.Kes (Epid)

TUBERCULOSIS (TB)

Page 2: TB baru.ppt
Page 3: TB baru.ppt
Page 4: TB baru.ppt
Page 5: TB baru.ppt

5 besar negara penyumbang kasus TB5 besar negara penyumbang kasus TB*)*)

1. India2. China3. South Africa4. Nigeria5. Indonesia

*) Global Tuberculosis Control 2009

Page 6: TB baru.ppt

• Risiko penularan setiap tahun (annual risk of tuberculosis Infection = ARTI) di Indonesia dianggap cukup tinggi dan bervariasi antara 1-3 %.

• Daerah dengan ARTI sebesar 1%, berarti setiap tahun diantara 1000 penduduk tersebut , 10 (sepuluh) orang akan terinfeksi.

• Sebagian besar orang yang terinfeksi tidak akan menjadi pasien TB, hanya sekitar 10% dari yang terinfeksi yang akan menjadi pasien TB.

• Dari keterangan tersebut, dapat diperkirakan bahwa pada daerah dengan ARTI 1%, diantara 100.000 penduduk terjadi penularan pada 1000 orang dan yang menjadi sakit 100 (seratus) pasien tuberkulosis setiap tahun, 50 pasien diantaranya adalah BTA positif.

Page 7: TB baru.ppt

CARA PENULARAN:

• TUBERKULOSISPRIMER

KUMAN PENYEBAB: MYCOBACTERIUM TBSUMBER PENULARAN : BTA (+)

Page 8: TB baru.ppt

CARA PENULARAN DAN PENYEBARAN TBC

Page 9: TB baru.ppt

GEJALA TB

BATUK BERDAHAK LEBIH DARI 3 MINGGU-

BATUK KRN ROKOK/BRONKITIS

GEJALA LAIN :

BATUK DARAH, SESAK NAPAS, NYERI DADA, NAPSU MAKAN TURUN, BB TURUN, DEMAM, MALAM BERKERINGAT, LEMAH.BARU BEROBAT ( UPK/ALTERNATIF ?)

Page 10: TB baru.ppt

Sumber penularan adalah dahak yang mengandung kuman TBC.

Pada waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet (percikan dahak). Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup kedalam saluran pernafasan.

Kuman TBC dapat menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya, melalui sistem peredaran darah, sistem saluran limfe, saluran nafas, atau penyebaran langsung ke bagian tubuh lainnya.

Cara Penularan

Page 11: TB baru.ppt

DROPLET :

Yang bediameter 1-2 m.mikron dapat membawa 2-5 Mycobacterium tuberkulosis dan keluar bersama bersin, batuk, berbicara , bernyanyi

Droplet yang berukuran kecil ini mudah menembus alveoli, sedang yang berukuran besar bukan kendaraan yang efektif u/ kuman karena tidak menembus alveoli dan terperangkap di mucosa untuk kemudian dibatukkan atau ditelan.

Page 12: TB baru.ppt

Faktor yang menentukan transmisi :

• Jumlah organisme yang keluar melalui batuk dll

• Konsentrasi organisme di udara yang tergantung dari ventilasi dan volume ruangan

• Lama orang yang terpajan menghirup udara yang tercemar

• Daya tahan orang yang terekspose

Page 13: TB baru.ppt

Faktor Risiko

Page 14: TB baru.ppt

1. Umur

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan di New York menunjukkan bahwa kemungkinan mendapat infeksi tuberkulosis aktif meningkat secara bermakna sesuai dengan umur.

Insiden tertinggi tuberkulosis paru biasanya mengenai usia dewasa muda.

Di Indonesia diperkirakan 75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif yaitu 15-50 tahun

Page 15: TB baru.ppt

2. Jenis Kelamin

Di benua Afrika kasus TB menyerang laki2.

Pada tahun 1996 jumlah penderita TB Paru laki-laki hampir dua kali lipat dibandingkan jumlah penderita TB Paru pada wanita, yaitu 42,34% pada laki-laki & 28,9 % pada wanita.

TB paru Iebih banyak terjadi pada laki-laki dibandingkan dengan wanita karena laki-laki sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok sehingga memudahkan terjangkitnya TB paru

Page 16: TB baru.ppt

3. Pendidikan

Tingkat pendidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap pengetahuan seseorang diantaranya :

pengetahuan mengenai rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan pengetahuan penyakit TB Paru,

sehingga dengan pengetahuan yang cukup maka seseorang akan mencoba untuk mempunyai perilaku hidup bersin dan sehat.

Selain itu tingkat pedidikan seseorang akan mempengaruhi terhadap jenis pekerjaannya.

Page 17: TB baru.ppt

4. Pekerjaan

Bila pekerja bekerja di lingkungan yang berdebu paparan partikel debu akan mempengaruhi terjadinya gangguan pada saluran pernafasan terutama terjadinya gejala penyakit saluran pernafasan dan umumnya TB Paru.

Jenis pekerjaan seseorang juga mempengaruhi terhadap pendapatan keluarga yang akan mempunyai dampak terhadap pola hidup sehari-hari diantara konsumsi makanan (kadar gizi yg tidak ssi), pemeliharaan kesehatan selain itu juga akan mempengaruhi terhadap kepemilikan rumah (kontruksi rumah).

Page 18: TB baru.ppt

6. Kepadatan hunian kamar tidur

Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan rumah tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya agar tidak menyebabkan overload.

Overload ini sangat tidak sehat, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi oksigen juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.

Page 19: TB baru.ppt

• Untuk rumah sederhana luasnya minimum 10 m2/orang. Untuk kamar tidur diperlukan luas lantai minimum 3 m2/orang.

• Untuk mencegah penularan penyakit pernapasan, jarak antara tepi tempat tidur yang satu dengan yang lainnya minimum 90 cm. Kamar tidur sebaiknya tidak dihuni lebih dari dua orang, kecuali untuk suami istri dan anak di bawah 2 tahun.

• Untuk menjamin volume udara yang cukup, di syaratkan juga langit-langit minimum tingginya 2,75 m.

Page 20: TB baru.ppt

7. Pencahayaan

Cahaya ini sangat penting karena dapat membunuh bakteri-bakteri patogen di dalam rumah, misalnya basil TB, karena itu rumah yang sehat harus mempunyai jalan masuk cahaya yang cukup.

Intensitas pencahayaan minimum yang diperlukan 10 kali lilin atau kurang lebih 60 lux., kecuali untuk kamar tidur diperlukan cahaya yang lebih redup.

Cahaya yang sama apabila dipancarkan melalui kaca tidak berwarna dapat membunuh kuman dalam waktu yang lebih cepat dari pada yang melalui kaca berwama

Page 21: TB baru.ppt

Kuman TB Paru relatif tidak tahan pada sinar matahari.

Bila sinar matahari dapat masuk dalam rumah serta sirkulasi udara diatur maka resiko penularan antar penghuni akan sangat berkurang.

Page 22: TB baru.ppt

Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara didalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan oksigen yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadinya proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan. Kelembaban ini akan merupakan media yang baik untuk pertumbuhan bakteri-bakteri patogen/ bakteri penyebab penyakit, misalnya kuman TB.

Fungsi kedua dari ventilasi itu adalah untuk membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri, terutama bakteri patogen, karena di situ selalu terjadi aliran udara yang terus menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir. .

Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan kamar tidur selalu tetap di dalam kelembaban (humiditiy) yang optimum.

8. VENTILASI

Page 23: TB baru.ppt

Untuk sirkulasi yang baik diperlukan paling sedikit luas lubang ventilasi sebesar 10% dari luas lantai.

Untuk luas ventilasi permanen minimal 5% dari luas lantai dan luas ventilasi insidentil (dapat dibuka tutup) 5% dari luas lantai.

Udara segar juga diperlukan untuk menjaga temperatur dan kelembaban udara dalam ruangan. Umumnya temperatur kamar 22° – 30°C dari kelembaban udara optimum kurang lebih 60%.

Page 24: TB baru.ppt

9. Kondisi rumah

Kondisi rumah dapat menjadi salah satu faktor resiko penularan penyakit TBC.

Atap, dinding dan lantai dapat menjadi tempat perkembang biakan kuman.

Lantai dan dinding yang sulit dibersihkan akan menyebabkan penumpukan debu, sehingga akan dijadikan sebagai media yang baik bagi berkembangbiaknya kuman Mycrobacterium tuberculosis.

Page 25: TB baru.ppt

10. Kelembaban udara

Kelembaban udara dalam ruangan untuk memperoleh kenyamanan, dimana kelembaban yang optimum berkisar 60% dengan temperatur kamar 22° – 30°C.

Kuman TB Paru akan cepat mati bila terkena sinar matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup selama beberapa jam di tempat yang gelap dan lembab.

Page 26: TB baru.ppt

11. Status Gizi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih.

Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.

11. Status Gizi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang dengan status gizi kurang mempunyai resiko 3,7 kali untuk menderita TB Paru berat dibandingkan dengan orang yang status gizinya cukup atau lebih.

Kekurangan gizi pada seseorang akan berpengaruh terhadap kekuatan daya tahan tubuh dan respon immunologik terhadap penyakit.

Page 27: TB baru.ppt

12. Keadaan Sosial Ekonomi

Keadaan sosial ekonomi berkaitan erat dengan pendidikan, keadaan sanitasi lingkungan, gizi dan akses terhadap pelayanan kesehatan.

Penurunan pendapatan dapat menyebabkan kurangnya kemampuan daya beli dalam memenuhi konsumsi makanan sehingga akan berpengaruh terhadap status gizi.

Apabila status gizi buruk maka akan menyebabkan kekebalan tubuh yang menurun sehingga memudahkan terkena infeksi TB Paru.

Page 28: TB baru.ppt

13. Perilaku

Perilaku dapat terdiri dari pengetahuan, sikap dan tindakan.

Pengetahuan penderita TB Paru yang kurang tentang cara penularan, bahaya dan cara pengobatan akan berpengaruh terhadap sikap dan prilaku sebagai orang sakit dan akhinya berakibat menjadi sumber penular bagi orang disekelilingnya.

Page 29: TB baru.ppt

14. Kebiasaan Merokok

Merokok diketahui mempunyai hubungan dengan meningkatkan resiko untuk mendapatkan kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, bronchitis kronik dan kanker kandung kemih.

Kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk terkena TB paru sebanyak 2,2 kali.

Prevalensi merokok pada hampir semua Negara berkembang lebih dari 50% terjadi pada laki-laki dewasa, sedangkan wanita perokok kurang dari 5%. Dengan adanya kebiasaan merokok akan mempermudah untuk terjadinya infeksi

Page 30: TB baru.ppt

Kondisi yang mempermudah penularan TB diantaranya : Posko/tenda yang terkosentrasi dan padat hunian,

capai/kurang istirahat dan gisi kurang baik memudahkan terserang ISPA yang melemahkan saluran pernafasan dan

memudahkan tertular TB bila ada sumber penularan disekitarnya.

Kondisi yang memperberat kasus TB : DO pengobatan yang bisa disebabkan karena pindah, mengutamakan berobat untuk luka-luka/cedera atau

patah semangat karena goncangan psikologis.Kondisi pelayanan kesehatan :

banyak sarana pelayanan (Puskesmas) yang rusak sehingga pelayanan maupun kegiatan Puskesmas

dilakukan ditempat yang terbatas

Page 31: TB baru.ppt

Lingkungan : (Yang mendukung kuman tahan hidup) - Kepadatan pddk (termsk hunian rumah) - Perumahan (Pencahayaan, Sirkulasi udara, Lantai)

Perilaku(Yang mendukung penularan)- Membuang dahak sembarangan- Batuk tidak ditutup(Yang mendukung kambuh dan resisten)- Keteraturan berobat- PMO- Ada stikma ???? Malu ???(Yg melemahkan kes. Paru)- Merokok- Bergadang, Narkoba

Yan-kes(Yang mendukung akses ke yankes)- Jangkauan informasi mengenai TB(Yang mendukung penemuan) - Deteksi dini kasus (Suspek, PKTB), “kontak”dan “sumber penularan”(Yang mendukung penyelesaian Tx)- Ketersediaan OAT- Pemantauan pengobatan- Rujukan

Analisis Penyebab Masalah :

Page 32: TB baru.ppt
Page 33: TB baru.ppt

Terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman TBC.

Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru, yang mengakibatkan peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar limfe di sekitar hilus paru, dan ini disebut sebagai kompleks primer.

Waktu antara terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-6 minggu.

Adanya infeksi dapat dibuktikan dengan terjadinya perubahan reaksi tuberkulin dari negatif menjadi positif.

Reaksi imunitas seluler infeksi teratasi persister/dorman

Inkubasi infeksi sakit 6 bulan

Infeksi Primer

Page 34: TB baru.ppt

TB PARUTB EXTRA

PARU

TB PARUBTA (+)

TB PARUBTA (-) Ro (+)

TB PARU

Page 35: TB baru.ppt

Perjalanan Alamiah TB Yang TidakDiobati

Tanpa pengobatan, setelah 5 tahun, 50% dari pasien TB akan meninggal, 25% akan sembuh sendiri dengan daya tahan tubuh tinggi, dan 25% sebagai “kasus kronik” yang tetap menular (WHO, 1996).

Page 36: TB baru.ppt
Page 37: TB baru.ppt

MASALAH DALAM PENGENDALIAN

PENEMUAN PENULARAN PENGOBATAN

Page 38: TB baru.ppt
Page 39: TB baru.ppt

TUJUAN•Memutuskan rantai penularan

•Menurunkan Angka kesakitan dan Angka kematian sehingga TBC tak

menjadi masalah•Mencegah berkembangnya

kekebalan ganda kuman TBC thd OAT (MDR)

Page 40: TB baru.ppt

BTA (+)

P2MPemutusan Rantai

Penularan

Pengobatan

KeslingInspeksi Sanitasi

KIAKontak : deteksi PKTB

Integrasi Program Puskesmas dalam Pengendalian TB

PHNFaktor resiko

Perbaikkan GisiStatus gisi yang menunjang kesembuhan

PromosiPerilaku Perbaik. lingk

Kontak Sumber Penularan

Page 41: TB baru.ppt

LINGKUNGAN PERILAKU

Perumahan- Lantai- Pencahayaan- Ventilasi- Tingkat hunian

menularkan :-Membuang ludah sembarangan-Batuk/bersin tidak ditutup

mudah tertular- Merokok

Page 42: TB baru.ppt

PUSKEMAS/UPKPASSIVE CASE

FINDING

MASYARAKAT

PROMOSI AKTIF

STRATEGI PENEMUAN

KASUS

Page 43: TB baru.ppt

Tujuan

• Memberi gambaran penanganan TB yang diterima luas di setiap tingkat pelayanan.

• semua praktisi (pemerintah dan swasta)• harus mengunakannya dalam menangani

pasien yang diduga atau menderita TB

Page 44: TB baru.ppt

KETERBATASAN KEMAMPUAN PEMERINTAH BESARNYA POTENSI SEKTOR TERKAIT DAN

MASYARAKAT BESARNYA ANCAMAN TUBERKULOSIS BESARNYA DAMPAK YANG

DIAKIBATKANNYA LUASNYA ASPEK MASALAHNYA

TB adl TANGGUNG JAWAB BERSAMA

KEMITRAAN

Page 45: TB baru.ppt