TARIK ULUR KEBIJAKAN BBM - DPR
Transcript of TARIK ULUR KEBIJAKAN BBM - DPR
Edisi 121 TH. XLV, 2015
TARIK ULUR KEBIJAKAN BBM
2 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
PENGAWAS UMUM:Pimpinan DPR-RI
PENANGGUNG JAWAB/KETUA PENGARAH:Dr. Winantuningtyastiti, M. Si(Sekretaris Jenderal DPR-RI)
WAKIL KETUA PENGARAH: Achmad Djuned SH, M.Hum(Wakil Sekretaris Jenderal DPR-RI)
Tatang Sutarsa, SH(Deputi Persidangan dan KSAP)
PIMPINAN PELAKSANA: Drs. Djaka Dwi Winarko, M. Si. (Karo Humas dan Pemberitaan)
PIMPINAN REDAKSI: Dadang Prayitna, S.IP. M.H.(Kabag Pemberitaan)
WK. PIMPINAN REDAKSI: Dra. Tri Hastuti (Kasubag Penerbitan), Mediantoro, SE (Kasubag Pemberitaan)
REDAKTUR: Sugeng Irianto, S.SosM. Ibnur KhalidIwan Armanias Mastur Prantono
SEKRETARIS REDAKSI: Suciati, S.Sos
ANGGOTA REDAKSI: Nita Juwita, S.Sos Supriyanto Agung Sulistiono, SH Rahayu Setiowati Muhammad Husen Sofyan Effendi
PENANGGUNGJAWAB FOTO:Eka Hindra
FOTOGRAFER:Rizka Arinindya NaefurojiM. Andri Nurdriansyah
SEKRETARIAT REDAKSI: I Ketut Sumerta, S. IP
SIRKULASI: Abdul Kodir, SHBagus Mudji Harjanta
ALAMAT REDAKSI/TATA USAHA: BAGIAN PEMBERITAAN DPR-RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715536, e-mail: [email protected]; www.dpr.go.id/berita
3EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Tarik ulur kebijakan bahar bakar minyak (BBM). Itulah tema pokok Majalah Parlementaria edisi 121 awal tahun 2015. Tema tersebut sengaja diangkat karena masalah BBM senantiasa menjadi hal yang menarik. Sebagai salah satu komoditas yang sangat strategis, kebijakan soal BBM selalu memunculkan pro kontra bahkan demo yang massif tidak hanya di ibu kota tetapi juga terjadi di berbagai wilayah di tanah air.
Pada tanggal 16 November 2014 Pemerintah Presiden Jokowi menaikkan harga BBM sekitar 30%, yakni premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.
Namun, pada 1 Januari 2015 harga premium diturunkan kembali menjadi Rp7.600 dan solar menjadi Rp7.250 per liter. Terakhir, pada 16 Januari 2015 harga premium turun lagi menjadi Rp6.600 dan solar menjadi Rp6.400 per liter. Dalam kebijakan baru harga BBM tersebut, premium sudah tidak lagi disubsidi, sedang solar disubsidi Rp 1000 per liter.
Kalangan DPR mengkritisi, seharusnya dalam menaikkan BBM dilakukan dengan tepat. Di saat harga minyak dunia turun, pemerintah malah menaikkan harga BBM
di dalam negeri. Ketika harga minyak dunia terus melorot tajam, barulah pemerintah menurunkan harga BBM. Yang sangat disayangkan, setiap kenaikan BBM pasti diikuti kenaikan kebutuhan pokok dan transportasi, namun meski dua kali diturunkan, tetapi tetap saja hargaharga tersebut bertahan pada kenaikannya.
Tiga fungsi dewan selalu diisi dengan laporan aktual yakni rubrik pengawasan diturunkan laporan soal kesiapan petani menghadapi pasar bebas Asean (MEA), rubrik legislasi mengupas pembahasan Perppu Pilkada dan rubrik anggaran mengulas pembahasan RAPBNPerubahan 2015.
Satu hal yang baru pada Majalah kita ini adalah rubrik Parlemen negaranegara sahabat. Dari ulasan tersebut diharapkan kita memiliki perbandingan dan pengetahuan bagaimana kinerja parlemen negaranegara lain. Sekaligus akan menambah wawasan kita sebagaimana ditegaskan Ketua DPR yang bertekad akan mewujudkan parlemen modern, parlemen yang amanah memperjuangkan aspirasi rakyat menuju masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur.
Pengantar redaksi
4 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Dapatkan di:
Loby Gedung Nusantara 1 DPR RILoby Gedung Nusantara 2 DPR RILoby Gedung Nusantara 3 DPR RILoby Gedung Setjen DPR RIRuang Loby KetuaRuang Loby Wakil KetuaRuang Yankes
Terminal 1 dan 2Bandara Soekarno Hatta
Stasiun Kereta Api Gambir
Semua Majalah dan Buletin Parlementaria dibagikan secara gratis tanpa dipungut biaya apapun. Keterangan lebih lanjut dapat menghubungi Bagian Sirkulasi Majalah dan Buletin Parlementaria di Bagian Pemberitaan DPR RI, Lt.II Gedung Nusantara III DPR RI, Jl. Jend. Gatot Soebroto-Senayan, Jakarta, Telp. (021) 5715348,5715586, 5715350 Fax. (021) 5715341, e-mail: [email protected].
PrOLOg
PrOFiL
tarik ULUr kebijakan bbM
raMbe kaMarUL zaMan
PengaWasan
| 8
| 25
| 48
Sebagai salah satu komoditas kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM) memiliki peran yang sangat stra tegis. Dengan posisi itu maka dalam mengelola BBM senantiasa terkena imbasnya seperti buah simalakama. Bila subsidi dikurangi alias menaikkan harga BBM maka kepentingan rakyat akan dikorbankan dan pasti mengundang reaksi keras masyarakat. Namun sebaliknya, jika subsidi tidak dikurangi atau tidak menaikkan harga BBM maka beban keuangan negara kian berat dan ruang fiskal semakin sempit.
Rambe Kamarul Zaman selalu tegas dalam sikap dan tindakan. Tutur katanya jelas dan sarat akan makna. Di sela-sela kesibukannya memimpin Komisi II DPR plus sebagai pemimpin DPP (Dewan Pengurus Pusat) Partai Golkar Bidang Legislatif dan lembaga politik Rambe meluangkan waktunya menerima Parlementaria.
daerah harUs kOnsisten dengan tata rUangnya
Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana yang sangat tinggi. Beberapa potensi tersebut antara lain adalah masalah banjir dan tanah longsor terutama di musim penghujan.
PrOLOg
Tarik Ulur Kebijakan BBM 8LaPOran UtaMa
Kalau Mau Menaikkan Harus Tepat 10sUMbang saran
Subsidi BBM & Ketahanan Energi 22PengaWasan
Daerah Harus Konsisten Dengan Tata Ruangnya 25Petani Indonesia Siap Hadapi MEA 27
anggaranSiklus Kelangkaan Pupuk Bersubsidi 31
LegisLasiAkhirnya Perppu Pilkada Jadi UU 35
FOtO berita 40
kiat sehatKiat Bugar Sepanjang Hari 46
PrOFiLRambe Kamarul ZamanLoyalitas dibawah “Pohon Beringin” 48
kUnjUngan kerja 53
sOrOtanSetelah Awan Hitam, Muncullah Panja K3PN 64
LiPUtan khUsUsAPPF ke-23 Ekuador Forum Parlemen Se-Asia Pasifik Sepakati 18 Resolusi 67
seLebritisDony Damara : Dari Panggung Hiburan Ke Panggung Politik 71
PernikPIA Semakin Terlihat Kiprahnya 74
ParLeMen dUniaKenal Lebih Dekat Majelis Rendah Australia 76
POjOk ParLeSering Naik “Susi” 79
6 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
ASPIRASI
Kami adalah Pengurus Lembaga Green Soul Sumut menyampaikan keberatan terkait maraknya galian C, berupa pa-sir maupun tanah timbun dan batu di wilayah Kab. Deli Serdang khususnya di Desa Tuntungan, Kec. Kutalimbaru dan Desa Gunung Tinggi dan Desa Kuta Ju-rung Kec. Pancur Batu. Aktivitas terse-but mengakibatkan jalan rusak karena dilewati truk muatan galian yang ketika hujan menjadi berlumpur, licin dan ke-
tika kemarau sangat berdebu.
Bahwa sudah banyak laporan korban akibat galian tersebut, namun terkesan dibiarkan oleh pemerintah dan Sat Pol PP setempat, padahal usaha tersebut illegal karena tidak memiliki surat Ijin Usaha Penambangan (IUP) dari Perkab Deli Ser-dang yang mengatur tentang Galian C. Pihak PTPN II juga terkesan membiarkan areal perkebunannya sehingga berubah
fungsi menjadi kubangan sehingga la-han perkebunan seluas 100 Ha tersebut menjadi tidak produktif lagi.
Kami ingin agar ada tindakan hukum terhadap oknum/pengusaha galian C yang telah merusak ekosistem lingkun-gan hidup di daerah tersebut.
HormanDeli Serdang, Sumatera Utara
Kami sangat keberatan dengan ke-tentuan potongan 4,75% setiap bulan “secara paksa” yang diatur dalam Pasal 1 ayat (1) huruf a Keppres No.8 Tahun 1997 jo Pasal 2 ayat (1) dan (2) Keppres No. 56 Tahun 1974 tentang Pembagian, Penggunaan, Cara Pemotongan, Peny-etoran, dan Besarnya Iuran-Iuran yang Dipungut dari Pegawai Negeri, Pejabat Negara, dan Penerima Pensiun, dengan alasan untuk membayar pensiun para
pemohon padahal pensiun dibiayai oleh Negara melalui APBN.
Kami mengajukan aspirasi agar:
Dibentuk UU Pengembalian Nilai Tunai sebagaimana dimaksud dan diumum-kan dalam berita Negara.
Dilakukan revisi atas Keppres No.8 Ta-hun 1997 dan Keppres No. 56 Tahun
1974 beserta UU yang mendasarinya.
Menyatakan bahwa pasal-pasal dalam Keppres tersebut bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak mempunyai kekua-tan hukum mengikat dengan segala aki-bat hukumnya.
Abdul Kosim dkkJombang, Jawa Timur
Kami dari Sekretariat Bersama Forum Komunitas Peduli Pendidikan (FKPP) se-laku LSM yang memiliki program peduli pada pendidikan yang sesuai dengan standar pelayanan minimal dan per-aturan perundangan yang berlaku, me-nyampaikan pelanggaran yang dilaku-kan oleh Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumenep di Jalan Pamekasan, Patean, Sumenep, Jawa Timur.
STKIP PGRI Sumenep memiliki 6 (enam) Program Studi (Prodi) yang terdiri atas :
a. Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dengan akreditasi yang sudah kadaluwarsa pada tahun 2013.
b. Prodi Pendidikan Pancasila dan Ke-warganegaraan (PPKn)
c. Prodi Pendidikan Matematika den-
gan izin prodi tahun 2010 d. Prodi Penjaskesreke. Prodi Bimbingan Konseling (BK)f. Prodi Pendidikan Guru SD (PGSD)
Dan dalam perkembangan pelaksanaan program studi STKIP PGRI Sumenep, kami menemukan beberapa pelang-garan yang dilakukan oleh STKIP PGRI Sumenep, antara lain:
a. Menyelenggarakan perkuliahan ke-las jarak jauh
b. Melakukan kerjasama dengan per-guruan tinggi lain dengan mener-ima prodi-prodi lain yang bukan merupakan prodi di STKIP PGRI Sumenep sebanyak 14 kerjasama. Perkuliahan ditempatkan di STKIP PGRI Sumenep maupun ditempat mitra kerjasama.
c. STK IP P GR I Sumenep be lum
memenuhi syarat “bersih” dari PTS kategori bina lingkungan karena belum terpenuhinya dosen tetap yang sesuai dengan prodi yang ada.
d. Pada perkuliahan tahun akademik 2013-2014 hampir seluruhnya menggunakan dosen tidak tetap yang statusnya bekerja ditempat lain.
Kami berharap agar STK IP PGRI Sumenep dapat diberikan sanksi atas segala bentuk pelanggaran tersebut, karena apabila dibiarkan maka akan merugikan masyarakat luas terutama mahasiswa dan lulusan, oleh karena tidak mendapatkan pendidikan dengan standar pelayanan minimal.
Sekretariat Bersama FKPPMadura, Jawa Timur
Pelanggaran Pengelolaan Pendidikan Yang Dilakukan STKIP PGRI Sumenep
Hentikan Galian Ilegal
Pembentukan UU Pengembalian Nilai Tunai
7EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Saya ingin menyampaikan doa untuk bangsa dalam rangka menyambut dan menyemarakkan 86 (delapan puluh enam) Tahun Sumpah Pemuda Indone-sia dan Satu Abad Jenderal Soedirman (24 Januari 1916 – 24 Januari 2016)
Saya sebelumnya telah mengirim doa untuk Bangsa, Tanah Air dan Bahasa Indonesia pada tanggal 28 Juli 1978 dalam rangka ulang tahun ke-33 Ke-merdekaan RI, sebanyak 8 (delapan)
baris sebagai berikut :
Berkobarlah doakuDoa suci megah perkasaDi seluruh Bumi dan AngkasaUntuk sejahtera semua manusiaSiapa berani menghina engkauPasti Allah membelaDoa suci megah perkasaBerkobarlah selama-lamanya
Makna angka 8 tersebut mengingatkan
bahwa :
8 ajaran Iman dari Agama Kong Hu Chu
8 jalan utama dari Agama Budha
8 penjuru angin dari Nusantara
M. CholilMagelang, Jawa Tengah
Menyampaikan bahan masukan berupa tulisan mengenai upaya membangun bangsa dan negara Indonesia yang bera-zaskan Pancasila dan UUD 1945.
Tulisan tersebut berisikan :
1. Kemerdekaan Bangsa Indonesia harus diisi dengan melakukan revolusi politik dan revolusi pembangunan, dan berharap agar pembangunan yang dilaksanakan berlandaskan Pancasila dan UUD 1945, karena nilai-nilai luhur yang ada didalamnya akan membuat Bangsa Indo-nesia menjadi lebih maju, bermartabat dan tercapainya kesejahteraan rakyat.
2. Dalam upaya memenuhi nilai keadilan terkait pengambi-lan keputusan DPR baik pusat maupun daerah hendaknya melibatkan seluruh elemen masyarakat dari berbagai suku dan agama.
3. Bahwa untuk menjadi Anggota DPR RI harus berasal dari utusan agama masing-masing dengan syarat setiap utu-san agama harus merupakan pakar tata negara.
4. Setiap keputusan DPR ditujukan untuk kepentingan aga-ma, kepentingan bangsa dan negara.
M. MusthofaLampung Barat, Lampung
Terilhami kalimat “Merdeka itu Stop Korupsi”, maka saya berpendapat bahwa sesungguhnya Bangsa Indonesia meng-hendaki NKRI yang merdeka berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dan berharap agar kepada seluruh Pejabat dan Aparatur Negara dapat bekerja dengan baik tanpa melakukan tindak korupsi.
Saya sangat mendukung upaya Pemerintah untuk menindak tegas para pelaku korupsi tanpa tebang pilih dan tanpa kom-promi karena tindakan korupsi menimbulkan dampak yang
mengganggu jalannya pemerintahan dan perekonomian negara.
Saya juga menghimbau agar warganegara RI berhenti melaku-kan tindak korupsi dan berharap NKRI yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 selalu mendapatkan bimbingan dan lindungan dari Tuhan Yang Maha Esa.
H. Sri RahardjoBandung, Jawa Barat
Doa Untuk Bangsa
Upaya Membangun Bangsa dan Negara Berazaskan Pancasila dan UUD 1945
Merdeka itu Stop Korupsi
8 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
PROLOG
TARIK ULUR KEBIJAKAN BBM
Sebagai salah satu komoditas kebutuhan pokok, bahan bakar minyak (BBM) memiliki peran yang sangat stra
tegis. Dengan posisi itu maka dalam mengelola BBM senantiasa terkena imbasnya seperti buah simalakama. Bila subsidi dikurangi alias menaikkan harga BBM maka kepentingan rakyat akan dikorbankan dan pasti mengundang reaksi keras masyarakat. Namun sebaliknya, jika subsidi tidak dikurangi atau tidak menaikkan harga BBM maka beban keuangan negara kian berat dan ruang fiskal semakin sempit.
Karena itulah, menyangkut kebijakan BBM ini, akan selalu terjadi tarik ulur. Siapa pun Presidennya, pasti akan dihadapkan pada persoalan subsidi BBM dan punya kecenderungan akan mengurangi angga
ran subsidi.
Sejak dilantik 20 Oktober 2014, Presiden Jokowi telah menetapkan kebijakan yang signifikan pada sektor energi, khususnya terkait subsidi BBM. Belum sampai sebulan memerintah, pada 16 November 2014 Jokowi menaikkan harga BBM sekitar 30%, yakni premium dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 dan solar dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.
Namun, pada 1 Januari 2015 harga premium diturunkan kembali menjadi Rp7.600 dan solar menjadi Rp7.250 per liter. Terakhir, pada 16 Januari 2015 harga premium turun lagi menjadi Rp6.600 dan solar menjadi Rp6.400 per liter. Dalam kebijakan baru harga BBM tersebut, premium sudah tidak lagi disubsidi,
sedang solar disubsidi Rp1.000 per liter. Menyikapi kebijakan tersebut, kalangan DPR mengkritisi, seharusnya dalam menaikkan BBM dilakukan dengan tepat. Di saat harga minyak dunia turun, pemerintah malah menaikkan harga BBM di dalam negeri. Ketika harga minyak dunia terus melorot tajam, barulah pemerintah menurunkan harga BBM.
“Kebijakan pemerintah di sektor migas tak melindungi rakyat kecil. Ke depan masyarakat mungkin akan dihadapkan oleh f luktuasi harga BBM yang turun naik,” tandas Wakil Ketua DPR Agus Hermanto. Dia mengatakan, ketika harga BBM sudah dinaikkan, masyarakat pun dihantui harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan yang melambung. Tak mudah menurunkan kembali, walau harga BBM telah diturunkan.
9EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Inkonsistensi Pemerintah
Hal yang sama dikemukakan Wakil Ketua Komisi VI DPR Heri Gunawan dan mempertanyakan tim penasihat di lingkaran presiden. Kebijakan pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM bersubsidi, memperlihatkan inkonsistensi pemerintah dalam merumuskan kebijakan BBM yang sudah menjadi hajat hidup rakyat Indonesia.
Menurutnya, ketika harga BBM dinaikkan, gejolak ekonomi langsung terasa di masyarakat. Harga kebutuhan pokok dan tarif transportasi ikut melejit. Ironisnya, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi justru terjadi di tengah harga minyak mentah dunia sedang merosot. Plus, kenaikan itu tidak dikonsultasikan dulu dengan DPR.
Ketua Komisi VI DPR Achmad Hafisz Tohir (Dapil Sumsel I) menegaskan, ada dua kekeliruan pemerintah ketika mengeluarkan kebijakan BBM bersubsidi. Pertama, menaikkan harga BBM saat crude oil (minyak mentah) dunia sedang turun. Itu melanggar UU APBN. Kedua, hargaharga kebutuhan pokok sudah telanjur melambung tinggi walau pemerintah menurunkan kembali harga BBM.
Kebijakan menaikkan harga BBM pada awal tahun ini merupakan langkah pragmatis pemerintah untuk mendapat tambahan fiskal dengan cara mudah, bukan dengan cara kreatif. Ketika hargaharga kebutuhan pokok telanjur meroket bersama tarif angkutan akibat kenaikan BBM, ternyata semuanya tak ikut turun, ketika harga BBM diturunkan.
“BBM, memang, harus turun. Kalau tidak turun berarti ini negara gagal kelola. Harga crude oil sudah sempat mencapai USD 59 dan harga keekonomian BBM RON 92 menjadi Rp4.775 per liter semestinya,” tandas Hafisz. Sementara harga BBM versi pemerintah, lanjut politisi PAN ini, sebesar Rp6.500 untuk RON 88 sudah melampaui hitungan harga pokok. Ini bukti ketidakakuratan pemerintah.
Sementara politisi Partai Nasional Demokrat Kurtubi mengingatkan, minyak mentah yang keluar dari perut bumi hanya 400.000 barel per hari. Padahal, kebutuhan dalam negeri 1,6 juta barel per hari. Hanya seperempatnya yang dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sisanya impor. “Nah, dalam kondisi seperti ini rakyat perlu diinformasikan bahwa kondisi minyak kita tidak seperti dulu lagi. Sehingga kalau subsidi dikurangi atau dihapuskan seperti premium ini, dananya bisa dialihkan untuk infrastruktur,” katanya.
Soal rencana pemerintah bahwa harga premium akan dipatok tidak lebih dari Rp9.500/liter, menurut Kurtubi, kalau harga minyak dunia naik lagi di atas 100 US dollar, maka harga BBM di dalam negeri tidak disubsidi bisa mencapai Rp12.000, sehingga kalau dipatok Rp9.500 itu masih perlu subsidi dari pemerintah. “Halhal seperti itu saya pikir idenya bagus sebab nggak mungkin lagi kita terus menerus memberikan BBM murah ke rakyat, sementara produksi minyak rendah,” terang dia.
“Kalau kebetulan minyak dunia turun seperti sekarang, nggak apaapa subsidi nol. Tetapi pada saat harga melonjak lagi tiga kali lipat, premium bisa capai Rp1314 ribu per liter. Maka, statemen untuk mematok harga premium tidak lebih dari Rp9.500, saya dukung. Artinya harga premium bisa menjadi Rp9 ribu, sebab kalau tidak disubsidi, bisa menjadi Rp13 ribu,” kata Kurtubi menambahkan.
Wakil Ketua Komisi VII Satya Widya Yudha menegaskan, masalah BBM bersubsidi selalu jadi polemik dan perdebatan publik di setiap era pemerintahan. Kasus ini selalu berulang terjadi. Tarik menarik kekuatan politik antara DPR dan pemerintah pasti terjadi bila sudah menyangkut kebijakan harga BBM. Padahal, ada Bahan Bakar Gas (BBG) yang menjadi alternatif paling murah yang belum tereksplorasi secara maksimal.
Bila BBM lebih banyak memiliki resistensi publik, BBG lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Menariknya lagi, BBG tidak mengundang banyak polemik. Ketersediaannya pun melimpah di negeri ini. “Lalu, mengapa BBG belum menjadi pengganti BBM seperti gas yang berhasil menggantikan minyak tanah untuk rumah tangga,” ujar Satya mengingatkan. (mp,mh)
10 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
LAPORAN UTAMA
AGUS HERMANTO, WAKIL KETUA DPR RI
Kalau Mau Menaikkan Harus Tepat
Harga minyak dunia turun, Presiden Joko Widodo malah menaikkan harga BBM di dalam negeri. Ketika
harga minyak dunia terus melorot tajam, barulah pemerintah menurunkan harga BBM. Kebijakan pemerintah di sektor migas dinilai tak melindungi rakyat kecil. Ke de
pan masyarakat mungkin akan dihadapkan oleh fluktuasi harga BBM yang turun naik.
Ketika harga BBM sudah dinaikkan,
11EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
masyarakat pun dihantui harga kebutuhan pokok dan tarif angkutan yang melambung. Tak mudah menurunkan kembali, walau harga BBM telah diturunkan. Wakil Ketua DPR RI Agus Hermanto (Dapil Jateng I) mengeritik kebijakan pemerintah ini. Menurutnya, kebijakan BBM harus tepat dan berpihak pada rakyat kecil.
DPR sebetulnya sudah menawarkan ruang konsultasi untuk hal ini, tapi memang kurang direspon, kata Agus. Kepada Parlementaria, politisi
Partai Demokrat ini menyampaikan pandangannya di tengahtengah kesibukannya menerima para tamu DPR. Berikut petikan hasil wawancaranya.
Pemerintah telah menaikkan seka-ligus menurun harga BBM bersub-sidi. Adakah yang salah dari kebi-jakan ini?
Kalau kebijakan menurunkan, ya memang selaiknya harus seperti itu, karena memang minyak dunia turun. Kalau tidak diturunkan nanti menyengsarakan rakyat. Yang tentu tidak pas adalah pada saat menaikkan. Minyak dunianya turun tetapi pemerintah menaikkan. DPR pernah menawarkan pelaksanaan koordinasi dengan pemerintah soal ini. Bahkan, kini DPR sudah mengajukan hak interpelasi atas kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi ini.
Fraksi Demokrat telah meminta jawaban pemerintah atas pertanyaan mengapa BBM naik, mengapa kenaikkannya Rp2000, dan mengapa naikknya sekarang. Padahal, harga gas baru saja naik, kemudian ada kenaikkan TDL. Nah, sekarang ini diturunkan. Tapi tidak sekonyongkonyong hargaharga turun. Dampak kenaikkan itu harus dievaluasi. Ke depan kalau ingin menaikkan harga BBM harus betulbetul tepat, sehingga tidak membuat masyarakat semakin sulit.
Menko Perekonomian Sofyan Djalil sudah menetapkan, kelak harga premium tidak akan lebih dari Rp9.600/liter. Komentar Anda?
Biarlah dia berkata begitu. Yang penting bagi kami BBM itu harus betulbetul diberi kebijakan yang berpihak kepada masyarakat.
Soal anjuran pemerintah pusat kepada pemerintah daerah agar menstabilkan harga-harga komo-ditas pokok dan tarif angkutan se-iring penuruanan harga BBM ini. Bagaimana Anda melihatnya?
Kalau tarif angkutan mengkin tidak terlalu sulit. Tapi, bahan pangan seperti cabe, bawang merah, dan lainlain apa tidak sulit itu. Tapi masalah ini tetap harus dikontrol. Dan kalau penurunan harga ini tercapai tentu jauh lebih bagus.
Apakah pemerintah sudah men-dapatkan ruang fiskal yang cukup setelah menaikkan dan menurunk-an harga BBM?
Rasanya cukup. Karena selama kirakira sebulan, pemerintah bisa mengambil anggaran. Namun, dalam APBNP disampaikan, anggaran ini lebih banyak ditujukan untuk infrastruktur, misalnya anggaran Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertanian, dan Kementerian PU. Mudahmudahan semuanya berjalan lancar. (mh) foto:
naefurodji/parle/hr
Kalau kebijakan menurunkan, ya memang selaiknya harus seperti itu, karena memang minyak dunia turun. Kalau tidak diturunkan nanti menyengsarakan rakyat. Yang tentu tidak pas adalah pada saat menaikkan. Minyak dunianya turun tetapi pemerintah menaikkan.
12 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
LAPORAN UTAMA
Satya Widya Yudha, Wakil Ketua Komisi VII DPR RI
Sudah Saatnya Berpikir BBG
Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi selalu jadi komoditas polemik dan perdebatan publik di setiap era pemerintahan. Kasus ini selalu berulang
terjadi. Tarik menarik kekuatan politik antara DPR dan pemerintah pasti terjadi bila sudah menyangkut kebijakan harga BBM. Padahal, ada Bahan Bakar Gas (BBG) yang menjadi alternatif paling murah yang belum teraksplorasi secara maksimal.
Bila BBM lebih banyak memiliki resistensi publik, BBG lebih murah dan lebih ramah lingkungan. Menariknya lagi, BBG tidak mengundang banyak polemik. Ketersediaannya pun melimpah di negeri ini. Lalu, mengapa BBG belum menjadi pengganti BBM seperti gas yang berhasil menggantikan minyak tanah untuk rumah tangga?
Pemerintah selalu ingin mengejar keuntungan. Itulah salah satu argumen yang didapat ketika pemerintah
mempertahankan BBM dan belum beralih ke BBG. Adalah Satya Widya Yudha (Dapil Jatim IX) mengemukakan banyak hal di balik kebijakan BBM. Kepada Parlementaria, ia menjelaskan, pemerintah masih mempertahankan BBM lantaran lebih menguntungan.
“Sekarang pemerintah mestinya tidak lagi berpikir subsidi BBM, tapi bagaimana menggunakan gas. Sumbernya banyak di Indonesia dan harganya lebih murah daripada BBM,” papar Wakil Ketua Komisi VII DPR tersebut, akhir Januari lalu. Satya berharap pemerintah mulai meninggalkan BBM, karena selain mahal, BBM juga selalu menguras anggaran negara.
Kini harga gas setara liter, ungkap politisi Partai Golkar ini, cuma Rp4.100. Dengan harga semurah itu mengapa pemerintah tidak segera beralih ke BBG? “Ya, karena pemerintah belum berniat menjadikan BBG sebagai bahan bakar umum,” jawabnya lugas. Pemerintah seka
13EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
rang maupun sebelumnya selalu ingin mengejar untung dan meraih ruang fiskal yang cukup.
SPBU pun perlu berganti baju menjadi SPBG yang menyediakan kebutuhan BBG untuk transportasi. Kebijakan di sektor BBM, memang, membutuhkan kehatihatian dan tidak bisa langsung dikonversi menjadi BBG. Saat yang sama Kementerian ESDM membentuk Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang diketuai Faisal Basri. Salah satu rekomendasinya adalah menghapus premium dari SPBU.
Bila premium disetujui pemerintah untuk dihilangkan dari setiap SPBU, mungkin BBG kelak jadi kebutuhan yang mendesak. Namun, menurut Satya, menghilangkan premium butuh waktu dan perencanaan yang matang. “Kita harus hatihati menghilangkan premium. Kita khawatir Pertamina banyak kehilangan potensi marketnya di daerahdaerah dan kotakota tumbuh. Dia akan kalah dengan Shell, Total, dan Petronas.”
Bila premium mau dihilangkan, tentu SPBU asing harus diberi persyaratan. Para peritel asing di bidang perdagangan BBM, lanjut Satya, harus membangun storage (penyimpanan BBM) dan refinery (kilang minyak) di Indonesia. Tidak seperti yang terjadi sekarang, semua SPBU asing tidak dibebani persyaratan. Hanya menjual saja. Kalau seperti ini, kita tidak mendapatkan keuntungan yang signifikan.
Intinya, rencana penghilangan premium dari SPBU nasional jangan sampai dimanfaatkan asing untuk mengeruk keuntungan sebesarbesarnya dari perdagangan BBM. Tidak mudah mengalihkan premium ke pertamax. Saat yang sama pengalihan BBM ke BBG harus menjadi alternatif paling logis dan menguntungkan bagi Indonesia.
Intervensi Pemerintah
Menko Perekonomian Sofyan Djalil dalam keterangan persnya beberapa waktu lalu, menyatakan, harga premium ke depan tidak akan lebih dari Rp9.600. Patokan harga ini sudah mempertimbangkan fluktuasi harga minyak dunia dan daya beli masyarakat. Kebijakan harga BBM akan terus ditinjau pemerintah setiap dua minggu sekali.
Menanggapi hal ini, Satya berpandangan, semuanya harus bermuara pada konstitusi Pasal 33 UUD NRI Tahun 1945. Apalagi ada Putusan MK No.2/2003 yang tidak membolehkan harga minyak dan gas diserahkan ke pasar. “Jadi kalau pemerintah mengatakan akan menyerahkan ke mekanisme pasar, dia menyalahi
UUD, apalagi sudah mengikutsertakan keputusan MK No.2/2003.”
Walau kelak pemerintah akan menyesuaikan harga BBM dengan harga pasar, tetap pemerintahlah yang harus mengontrol. Pemerintah harus intervensi harga. “Harga pemerintah itu harus dilakukan secara berkala, baiknya 1 bulan. Kalau Sofyan Djalil mengatakan akan dievaluasi setiap 2 minggu itu terlalu dekat. Kalau kemudian ditinjau setiap 1 minggu itu sama saja diserahkan ke pasar, sehingga masyarakat berhadapan dengan fluktuasi harga sesuai dengan fluktuasi harga minyak dunia. Itu yang dilarang oleh konstitusi,” tegas Satya.
Ditambahkan Satya, pemerintah boleh saja memberi harga patokan mendekati harga pasar, tetapi kurun waktunya diatur sekitar satu bulan. Itu lebih nyaman buat masyarakat. Kalau selama kurun waktu itu harga minyak tinggi, maka negara yang mensubsidi. Yang penting ada kepastian harga pada kurun waktu tertentu.
“Argumentasi Sofyan Djalil yang mengatakan kalau waktu evaluasinya terlalu lama dan fluktuasi harganya sedang turun, sementara harganya kadung ke atas, berarti rakyat akan rugi. Makanya dibuat selama 2 minggu. Tetapi dia lupa, bila waktunya terlalu dekat berarti dia akan menyuruh rakyatnya untuk menyesuaikan sesuai dengan harga pasar,” jelas Satya.
Di Indonesia menyerahkan harga BBM ke mekanisme pasar dilarang. Itu amanah UUD NRI Tahun 1945. Dalam mekanisme pasar, keberadaan negara hampir tidak ada, karena semua diatur pasar. Satya mengaku menentang rencana Menko Perekonomian yang akan mengevaluasi harga BBM per dua minggu. Bagaimana pun komoditas BBM sangat mempengaruhi komoditas kebutuhan pokok masyarakat. Untuk itu harus dita ngani secara hatihati. (mh) foto: naefurodji/parle/hr
14 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Menaikkan harga BBM, lalu menurunkan lagi. Tim penasihat di lingkaran
Presiden pun dipertanyakan kapasitasnya. Kebijakan pemerintah menaikkan dan menurunkan harga BBM bersubsidi, memperlihatkan inkonsistensi pemerintah dalam merumuskan kebijakan BBM yang sudah menjadi hajat hidup rakyat Indonesia.
Heri Gunawan Wakil Ketua Komisi VI DPR RI mengeritisi kebijakan tarik ulur harga BBM bersubsidi tersebut. Ketika harga BBM dinaikkan, gejolak ekonomi langsung terasa di masyarakat. Harga kebutuhan pokok dan tarif transportasi ikut melejit. Ironisnya, kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi
justru terjadi di tengah harga minyak mentah dunia sedang merosot. Plus, kenaikan itu tidak dikonsultasikan dulu dengan DPR.
Banyak anggota DPR mempertanyakan langkah terburuburu pemerintah yang sempat menaikkan harga BBM. Terbukti, ketika harga minyak dunia terus melorot tajam, pemerintah malah menurunkan kembali harga BBM bersubsidi itu. Bahkan, Menko Perekonomian Sofyan Djalil menyatakan, harga BBM akan dievaluasi setiap dua minggu sekali.
Di sinilah penilaian inkonsistensi pemerintah dicurahkan para legislator di DPR RI. Ketika harga BBM naik, semua harga kebutuhan pokok
ikut naik. Ia seperti benda dan bayangannya. Tapi, ketika harga BBM diturunkan, harga kebutuhan pokok dan transportasi ternyata tidak segera turun.
“Kebijakan pemerintah terkait BBM cenderung tidak konsisten. Sebelumnya, ketika harga minyak mentah dunia turun tajam, pemerintah kukuh menaikan harga BBM bersubsidi tanpa konsultasi dengan DPR. Sekarang, dengan dalih harga minyak mentah turun, pemerintah menurunkan harga BBM yang cenderung hanya untuk pencitraan. Seolaholah pro rakyat kecil,” kritik Heri akhir Januari lalu.
Semua ini, kata Heri, bukti nyata bahwa pemerintah tunduk pada li
Heri Gunawan, Wakil Ketua Komisi VI DPR RI
Konsistensi Pemerintah Dipertanyakan
LAPORAN UTAMA
15EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
beralisme. Lewat skema baru pemberian subsidi yang dipatok sesuai harga keekonomian (mengikuti harga pasar), pemerintah terangterangan menyerahkan hajat hidup rakyat Indonesia kepada liberalisme (pasar bebas). Ini juga tidak konsisten dengan citacita Trisakti yang dikampanyekan pendiri bangsa, Bung Karno.
“Harga cabe, buahbuahan, gula, tomat, bawang, dan lainlain sudah telanjur naik. Ujungnya, logika pasar akan konsisten bekerja de ngan caranya yang kejam, memangkas habis rakyat lemah. Sebetulnya, pemerintah tidak perlu bingung dan harus tunduk pada liberalisme kalau becus mengurus sektor migas kita. Sektor hulu bangsa ini tidak pernah berdaulat. Tapi, pemerintah punya caranya sendiri. Dia memilih konsisten untuk tidak konsisten,” tandas politisi Dapil Jabar IV (Kota/Kabupaten Sukabumi) ini.
Anggota Fraksi Gerindra tersebut mengemukakan, dalam RAPBNP 2015, asumsi harga minyak dunia dipatok pemerintah sebesar USD 70 per barel. Itu berarti harga minyak mentah dunia cenderung turun. Bahkan, oleh beberapa pakar, harga minyak mentah dunia akan terus mengalami penurunan karena faktor geopolitik, kelebihan suplai minyak, dan penurunan permintaan. Ini semua akibat ekonomi global yang sedang bergerak lambat.
Bagi Heri, pemerintah tak memiliki dasar argumen yang logis untuk menaikan harga BBM. Dalam R APBNP 2015, pemerintahan JokowiKalla akan menurunkan anggaran subsidi BBM dari Rp276 triliun menjadi Rp56 triliun. Alasannya, alokasi subsidi BBM terus membebani APBN dari tahun ke tahun.
“Di sini terlihat nyata ketidakberpihakan pemerintah pada rakyat
banyak yang hidupnya semakin tertekan karena dampak kenaikan harga BBM yang sudah pasti meluas ke sektorsektor lain. “Sementara mengomentari rencana pemerintah menerapkan kebijakan subsidi tetap BBM, sambung Heri, justru bisa berpotensi memberatkan kehidupan rakyat banyak. Apalagi, pola subsidi tetap tersebut tidak tertera dalam penyusunan APBN 2015.
Secara terpisah, Ketua Komisi VI DPR Achmad Hafisz Tohir (Dapil Sumsel I) dalam siaran persnya yang
diterima Parlementaria, menegaskan, ada dua kekeliruan pemerintah ketika mengeluarkan kebijakan BBM bersubsidi. Pertama, menaikkan harga BBM saat crude oil (minyak mentah) dunia sedang turun. Itu melanggar UU APBN. Kedua, hargaharga kebutuhan pokok sudah telanjur melambung tinggi walau pemerintah menurunkan kembali harga BBM.
Kebijakan menaikkan harga BBM pada awal tahun ini merupakan langkah pragmatis pemerintah untuk mendapat tambahan fiskal dengan cara mudah, bukan dengan cara kreatif. Ketika hargaharga kebutuhan pokok telanjur meroket
bersama tarif angkutan akibat kenaikan BBM, ternyata semuanya tak ikut turun, ketika harga BBM diturunkan. Tampak ada salah kelola di bidang energi.
“BBM, memang, harus turun. Kalau tidak turun berarti ini negara gagal kelola. Harga crude oil sudah sempat mencapai USD 59 dan harga keekonomian BBM RON 92 menjadi Rp4.775 per liter semestinya,” tandas Hafisz akhir Januari lalu. Sementara harga BBM versi pemerintah, lanjut politisi PAN ini, sebe
sar Rp6.500 untuk RON 88 sudah melampaui hitungan harga pokok. Ini bukti ketidakakuratan pemerintah.
Kini, pemerintah harus kendalikan inflasi, naiknya harga komoditas, dan menurunnya daya beli masyarakat. Semua ini berujung pada melemahnya daya saing perekonomian bangsa. Hargaharga kebutuhan pokok termasuk tarif angkutan yang sudah telanjur melangit, butuh keseriusan pemerintah untuk mengendalikannya. “Saat ini, mekanisme kontrol hargaharga barang nyatanyata tidak bisa dikendalikan lagi,” kilah Hafisz. (mh) foto:
iwan armanias, andri/parle/hr
16 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Kurtubi, Anggota Komisi VII DPR RI
Penghapusan Premium Perlu Dikaitkan Dengan Swasembada BBM
Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi yang dipimpin Faisal Basri mengeluarkan 6 rekomen
dasi terkait kebijakan BBM bersubsidi. Salah satunya meminta impor RON 88 dihentikan.Tim Reformasi Tata Kelola Migas memang memberikan waktu paling lama 5 bulan sejak rekomendasi diterbitkan kepada Pertamina untuk menghentikan seluruh impor RON 88. Pasalnya, hanya Indonesia atau Pertamina saja yang masih menggunakan RON 88 di dunia ini. Sehingga diduga ada permainan kartel dalam penentuan harga RON 88.
Menanggapi Rekomendasi Tim Reformasi Tata Kelola Migas, anggota Komisi VII DPR Kurtubi menyatakan dukungannya. Meski demikian ia mengatakan, lebih realistis penghapusan premium , tidak bisa buruburu. “Artinya kita harus menunggu Pertamina mampu memproduksi pertamax. Jangan sampai kita berhenti mengimpor premium, tetapi beralih impor Pertamax dalam jumlah besar. Sama juga bohong,” tutur politisi dari Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem), kepada Parlementaria.
Karena itu, Kurtubi mendorong Pertamina untuk memproduksi
Pertamax dengan cara, kilang yang punya sekarang diupgrade, ditingkatkan sehingga bisa mengubah produksi premium ke Pertamax dan kapasitasnya ditambah.
“Saya mengharapkan pemerintah dalam penghapusan Ron 88 ke 92 harus dikaitkan dengan program swasembada BBM. Dengan demikian, ke depan kita lebih banyak pakai pertamax dan tidak pakai premium. Pertamax harus 100% diproduksi di dalam negeri atau bisa swasembada,” tegas dia dengan menambahkan, selain mengupgrade kilang, juga harus membangun kilang baru. Pemerintah harus membangun
17EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
kilang baru.
Kilang baru yang akan dibangun menurut mantan pengamat migas ini, harus didesain untuk produksi pertamax, sebab tidak mungkin bangun kilang baru didesain untuk mengolah minyak dalam negeri, karena minyak dalam negeri produksinya anjlok. Dan minyak mentah 100 persen impor dari luar, untuk itu dicari lokasi kilang minyak dimana lalu lintas tanker tidak mengganggu yang lain, dibutuhkan selat laut yang dalam dan lebar. “Saya usulkan di Lombok NTB”
Hemat Biaya
Mengapa diusulkan bangun kilang di Lombok, Kurtubi beralasan, nanti impor minyak dari Afrika, Asia Tengah langsung lewat selatan Selat Lombok, sehingga tidak mengganggu lalu lintas yang lain. Hal itu dimaksudkan untuk menghemat biaya distribusi pabrik BBM (kilang) ke konsumen. Sekarang ini untuk konsumen di Bali, Lombok, NTB, NTT, dan Maluku BBMnya dari Cilacap dan Balongan. “Jaraknya jauh banget, ongkos angkutnya mahal,” tukasnya.
Bilamana bisa dibangun kilang di Lombok, maka konsumen dengan lokasi kilang. Di Jawa sudah ada di Balongan (Jawa Barat), Cilacap (Jawa Tengah) dan Tuban (Jawa Timur) dan sudah cukup di Pulau Jawa. Di Kalimantan ada kilang di Balikpapan, bisa dicukupi dari Balikpapan, menyeberang murah, angkutannya mudah. Tapi kalau dari Maluku, BBMnya dari Balikpapan atau Cilacap terlalu jauh. Padahal angkutan BBM lama bisa lima puluh tahun, pabriknya dibangun di sana dan untung. “Pembangunan ini sangat mendesak, agar kita tidak terjebak oleh mafia pertamax yang baru,” tandas Kurtubi mengingatkan.
Menanggapi pertanyaan, bagaima
na penilaiannya terhadap Tim Reformasi Tata Kelola migas yang memberi masukan soal naik turun harga BBM, Kurtubi mengatakan, Tim itu dibentuk sifatnya ad hoc. Tentunya tidak bisa memenuhi persyaratan yang ideal, karena orangorang yang duduk di tim bukan spesialis bidang migas, mereka bukan orangorang migas tetapi integritasnya kita akui kuat dalam hal memberantas mafia.
“Siapa tidak kenal Faisal Basri, siapa tidak kenal Sunaryadi Kepala SKK Migas, itu kita dukung untuk memberantas mafia, memberantas praktekpraktek yang merugikan masyarakat,” tukasnya.
Tetapi kalau bicara migas, lanjut Kurtubi, Tim ini harus mem peroleh masukan dari para ahli dan praktisi.
Jadi meski pengalaman dan pendidikannya tidak di bidang migas, tetapi kalau bisa menerima masukan dari ahliahli yang lain, tidak ada masalah.
Lebih lanjut, anggota Dewan yang membidangi energi dan sumber daya mineral ini mengatakan, dengan kondisi harga minyak sekarang ini, Pemerintah mempunyai ruang fiskal yang bagus, tetapi masih belum ideal. Dengan pengu
rangan subsidi pengeluaran negara bisa dihemat, karena ruang fiskal bisa lebih lebar. Tetapi, peneri maan migas juga turun, karena harga minyak dunia turun, ekspor migas juga turun, memper sempit ruang fiskal. Tetapi masih lebih bagus dari pada sebelumnya, karena sebelumnya subsidi BBM lebih dari Rp 200 Triliun.
“Namun sekarang mungkin sekitar Rp 40 triliun bahkan bisa kurang.
Dengan pengurangan subsidi pengeluaran negara bisa dihemat, karena ruang fiskal bisa lebih lebar. Tetapi, penerimaan migas juga turun, karena harga minyak dunia turun, ekspor migas juga turun, memper sempit ruang fiskal. Tetapi masih lebih bagus dari pada sebelumnya, karena sebelumnya subsidi BBM lebih dari Rp 200 Triliun.
18 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Karena dengan jual premium diturunkan lagi menjadi Rp 6.600 dan solar Rp 6.400, hampir sama saat belum dinaikkan oleh pemerintahan Presiden Joko Widodo .
Rakyat Bisa Nikmati
Dengan harga minyak dunia turun, Kurtubi mengatakan, dirinya berpendapat, harga BBM dalam negeri juga turun, meskipun kemarin sudah diturunkan, sebaiknya diturunkan lagi agar rakyat bisa menikmati harga BBM dunia yang sedang rendah. Harga BBM yang murah bisa mendorong kegiatan ekonomi rakyat dan bisa menghemat pengeluaran uang rakyat dan bisa menghemat dan meningkatkan daya beli.
Menurut Kurtubi, harga jual sekarang kemungkinan pemerintah sudah memperoleh keuntungan, hanya subsidi hilang tapi pemerintah memperoleh keuntungan yang di dalam terminologi harga BBM tahun 86 misalnya kasus ini pernah terjadi tahun 1986. Saat itu harga minyak dunia turun tetapi harga BBM dalam negeri tidak segera diturunkan, sehingga pemerintah memperoleh keuntungan dengan menjual BBM. Keuntungan ini disebut laba bersih jual BBM.
Demikian pula dengan harga saat ini yang menyentuh 40 dolar per barel, harga jual BBM dalam negeri
ini sudah untung. Keuntungannya lari ke mana, ke APBN namanya laba bersih minyak. Agar rakyat bisa menikmati harga minyak dunia yang sedang turun, dia berpendapat harga BBM dalam negeri juga ikut diturunkan lagi.
Kesempatan pemerintah sekarang lanjut dia, segera menyusun kebijakan harga untuk harga BBM bersubsidi dalam jumlah yang tetap. Yang kita dengar solar diberikan subsidi Rp1.000 per liter. Itu sudah bagus, nah untuk jenis premium, sekarang ini sudah tidak disubsidi dan pemerintah sekarang sudah untung.
Ke depan, seandanya harga mi nyak dunia melonjak lagi katakanlah melonjak tiga kali lipat sampai 100 dolar lagi, pada saat itu DPR, akan usulkan agar premum diberikan subsidi tetapi tidak seperti dulu. Untuk tahun 2015, harga minyak dunia relatife akan tetap rendah, mungkin naiknaik sedikit tidak sampai 100 dolar, maka premium sudah tidak disubsidi lagi.
“Jadi tidak perlu disubsidi pada saat harga minyak dunia rendah. Tapi kalau harga minyak dunia melonjak kembali, premium atau BBM untuk rakyat masih perlu disubsidi, meski tidak sebesar tahuntahun sebelumnya,” katanya.
Ia mengemukakan, pemerintah Presiden Jokowi menaikkan harga BBM itu untuk dialihkan ke pembangunan infrastruktur, perlu diapresiasi. Namun diingatkan, kondisi minyak kita sekarang amat sangat berbeda dibanding tahuntahun sebelumnya, dimana produksi kita sekarang sangat rendah.
Minyak mentah yang keluar dari perut bumi hanya 400.000 barel per hari. Padahal, kebutuhan dalam negeri 1,6 juta barel per hari. Hanya seperempatnya yang dipenuhi oleh produksi dalam negeri, sisanya impor. “Nah dalam kondisi seperti ini rakyat perlu diinformasikan bahwa kondisi minyak kita tidak seperti dulu lagi. Sehingga kalau subsidi dikurangi atau dihapuskan seperti premium ini, dananya bisa dialihkan untuk infrastruktur,” katanya.
Ikhwal rencana pemerintah bahwa harga premium akan dipatok tidak lebih Rp 9.000/liter, menurut Kurtubi, kalau harga minyak dunia naik lagi di atas 100 dolar, maka harga BBM di dalam negeri tidak disubsidi bisa mencapai Rp 12 000, sehingga kalau dipatok Rp 9.500 itu masih perlu subsidi dari pemerintah. “Halhal seperti itu saya pikir idenya bagus sebab enggak mungkin lagi kita terus menerus memberikan BBM murah ke rakyat, sementara produksi minyak rendah,” terang dia.
Kalau kebetulan minyak dunia turun seperti sekarang, enggak apaapa subsidi nol. “Tetapi pada saat harga melonjak lagi tiga kali lipat, premium bisa capai Rp 13Rp 14 ribu/liter, maka statemen untuk mematok harga premium tidak lebih Rp 9.500 saya mendukung. Artinya harga premium bisa menjadi Rp 9 ribu, sebab kalau tidak disubsidi, bisa menjadi Rp 13 ribu,” kata Kurtubi menambahkan. (mp,mh)
foto: iwan armanias/parle/hr
19EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Karyono Wibowo
Ada Agenda Liberalisasi Energi
Siapa pun yang sedang memerintah negeri ini, pasti akan dihadapkan pada persoalan subsidi BBM. Setiap presiden punya kecenderungan
mengurangi anggaran subsidi. Saat Presiden Joko Widodo mengambil kebijakan menaikkan harga BBM bersubsidi, tren harga minyak dunia sedang turun. Ini keputusan yang terburuburu untuk mendapatkan ruang fiskal yang memadai.
Parlementar ia menemui pengamat politik dan ekonomi Karyono Wibowo. Menurutnya, anggaran subsidi yang mencapai Rp300 triliun, memang, telah membebani APBN, sehingga pemerintahan Jokowi tak bisa leluasa membangun program unggulan sesuai kampanye politiknya. Namun, ada yang perlu diwaspadai dari langkah Menko Perekonomian Sofyan Djalil. Ia cenderung menyerahkan harga BBM ke pasar bebas. Ini membahayakan kedaulatan energi.
Berikut ini petikan wawancara Parlementaria bersama Karyono Wibowo, Direktur Indonesian Public Institute yang direkam akhir Januari lalu.
Pemerintah telah menaikkan sekaligus menurunkan harga BBM bersubsidi. Adakah yang salah dari kebi-jakan tersebut?
Ini bukan salah atau benar. Jika ingin mencari kesalahan, kesalahannya ada di sektor hulu dan hilir. Kesalahan paling fatal yaitu tata kelola sumber daya energi yang menyimpang dari amanat pasal 33 UUD 1945. Kesalahan awal dimulai dari Orde Baru yang pertama kali membuka pintu modal asing masuk ke Indonesia yang melahirkan UU No.1/1967 tentang Penanaman Modal
Asing. Akhirnya, modal asing menguasai sektor sumber daya alam strategis seperti minyak, gas bumi, dan lainlain.
Semua itu menyebabkan runtuhnya kedaulatan negara, termasuk dianta
ranya adalah runtuhnya ketahanan energi yang berujung pada
ketergantungan impor BBM seperti yang terjadi saat
ini. Akibatnya, pemerintah harus mensubsidi BBM ratusan triliun setiap tahunnya. Kondisi tersebut tentu menjadi beban negara. Karenanya, kebijakan menaikkan sekaligus menurunkan harga
BBM jadi pilihan pemerintahan Jokowi, karena saat
itu dihadapkan pada pilihan yang sulit.
Menurut saya, siapapun yang yang memimpin negeri ini, ada kecende
rungan kuat untuk mengurangi subsidi BBM yang jumlahnya sekitar Rp300 triliun. Anggaran
subsidi BBM sebesar itu memang cukup membebani APBN kita. Kondisi fiskal saat Jokowi-JK dilantik kurang memberikan ruang yang leluasa untuk melaksanakan program pembangunan. Sementara, di satu sisi, Jokowi sudah berjanji di hadapan rakyat akan segera membuat kebijakan pembangunan dengan tiga program utama yaitu, Program Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan Program Simpanan Keluarga Sejahtera.
Namun, kebijakan pemerintah menaikkan harga BBM di tengah menurunnya harga minyak mentah dunia dinilai kurang tepat dan menuai protes dari masyarakat dan DPR. Pada saat pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, saya juga berpendapat, kebijakan tersebut saya nilai terlalu terburuburu. Pasalnya, harga minyak mentah dunia sedang mengalami tren penurunan yang diprediksi akan berlangsung cukup lama, sekurang
20 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
kurangnya dalam satu semester terhitung sejak kenaikan harga BBM bersubsidi.
Karenanya, saya mengusulkan kepada pemerintahan JokowiJK melalui sejumlah media, agar mereka tidak menaikkan harga BBM selama satu semester sambil menunggu tren harga minyak mentah dunia ke depan. Tetapi, ternyata pemerintah memiliki paradigma yang berbeda. Menaikkan harga BBM bersubsidi nampaknya merupakan strategi pemerintah untuk menciptakan ruang fiskal terlebih dahulu agar bisa menyusun rencana anggaran pembangunan.
Dari kenaikan harga BBM, pemerintah diperkirakan memiliki dana sekitar Rp200 trilyun. Setelah diketahui kondisi riil keuangan pascapenaikan harga BBM, pemerintah baru menurunkan harga BBM bersubsidi selama dua kali. Kendatipun, ada risiko politik yang harus ditanggung oleh pemerintah JokowiJK atas kebijakan menaikkan dan menurunkan harga BBM ini. Risikonya adalah pemerintahan Jokowi dinilai sebagian pihak tidak konsisten.
Menko Perokonomian akan terus mengevaluasi harga BBM setiap 2 minggu sekali. Bahkan harga premium ke depan dipatok tidak lebih dari Rp9.500. Pendapat anda?
Kebijakan Menko Perekonomian Sofyan Djalil tersebut nampaknya ingin menyerahkan harga BBM pada mekanisme pasar terbatas atau semi mekanisme pasar. Disebut semi mekanisme pasar karena kebijakan harga BBM tersebut di satu sisi akan diserahkan kepada mekanisme pasar. Artinya, harga BBM akan tergantung pada naik turunnya minyak mentah dunia. Tetapi di lain sisi, pemerintah akan mematok harga BBM premium tidak lebih dari Rp9.500. Menurut saya kebijakan harga Menko Perekonomian ini memiliki agenda mendorong liberalisasi di sektor energi.
Hal ini berbahaya karena publik saya kira belum siap menerima sistem tersebut. Lebih berbahaya lagi apabila secara teknis pemerintah belum siap. Yang akan terjadi adalah trial and error. Akibatnya, bisa menimbulkan instabilitas harga yang bisa berujung pada instabilitas ekonomi.
Banyak yang menilai pemerintah mendapatkan ruang fiskal yang cukup luas setelah menaikkan harga BBM, sementara beban anggaran dibebankan kepada rakyat. Bagaimana pendapat anda?
Betul, setelah menaikkan harga BBM bersubsidi, pemerintah telah memiliki ruang fiskal yang cukup luas karena memiliki kas untuk membiayai proyek pembangu nan. Selain itu, pemerintah memiliki gambaran prakiraan untuk menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja negara ke depan. Tetapi memang kenaikan harga BBM tentu di satu sisi menjadi beban masyarakat karena kenaikan harga BBM pasti mendorong inflasi semakin tinggi.
Dampak lainnya menyebabkan daya beli masyarakat menurun dan bisa menyumbang naiknya jumlah penduduk miskin. Masalah ini tentu sudah disadari pemerintah. Oleh karena itu, untuk mengurangi beban masyarakat kurang mampu, pemerintah menggelontorkan dana untuk program Indonesia Sehat, Indonesia Pintar, dan Program Simpanan Keluarga Sejahtera yang dalam pelaksanaannya menggunakan Inpres No.7/2014.
Namun dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kelemahan antara lain masalah data penduduk yang berhak menerima dana bantuan program tersebut masih belum valid, sehingga masih banyak yang tidak mendapatkan dana bantuan. Selain itu masalah pelayanan dinilai kurang memuaskan masyarakat karena lambatnya sistem pembagian dana bantuan, bahkan kerap menimbulkan keributan dan kerusuhan.
Pemerintah akan meninjau harga BBM 2 minggu sekali. Itu berarti akan mengikuti harga pasar. Ke depan ma-
EDISI 121 TH. XLV, 2015 21PARLEMENTARIA
syarakat akan dihadapkan pada masalah fluktuasi har-ga BBM yang tak menentu. Tanggapan anda?
Seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya, kebijakan pemerintah di bawah komanda Menteri Perekonomian Sofyan Djalil yang akan meninjau harga BBM dua minggu sekali nampak jelas beliau akan menyerahkan harga BBM ke pasar. Itu artinya harga BBM akan disesuaikan dengan harga pasar dunia. Kebijakan ini bisa bertentangan dengan putusan MK No.002/PUUI/2003 yang telah membatalkan khususnya pasal 28 ayat (2) UU Migas.
Berdasarkan putusan ini, penentuan harga BBM (dalam negeri) tidak boleh diserahkan kepada mekanisme harga pasar bebas. Dengan demikian, jika pemerintah benarbenar menyerahkan harga BBM ke pasar, saya khawatir pemerintah akan dituduh melanggar konstitusi. Pemerintah harus lebih berperan dalam mengendalikan harga BBM dalam negeri. Apalagi BBM merupakan sumber daya alam strategis yang berpengaruh luas terhadap kehidupan orang banyak. Maka menurut saya pemerintahan JokowiJK perlu hatihati dalam mengambil kebijakan. Jangan terjebak oleh perangkap liberalisme yang sengaja didorong oleh kaum kapitalis.
Menurut saya, legitimasi yang diberikan rakyat kepada pemerintahan saat ini harus menjadi modal untuk menegakkan kedaulatan kita sebagai bangsa yang
merdeka berdasarkan ideologi Pancasila dan UUD 1945 sebagai landasan konstitusi. Menurut saya saat inilah momentum untuk membangun kejayaan Indonesia di tengah negaranegara di Eropa dan Amerika Serikat yang sedang dalam proses recovery akibat krisis yang melanda negaranegara di Eropa dan Amerika.
Anda setuju BBM jenis premium dihapus?
Nah, pemerintah juga perlu hatihati dalam merespon rekomendasi dari Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas tentang penghapusan BBM premium. Kebijakan ini bisa berakibat fatal apabila dilaksanakan sekarang. Masalahnya, Pertamina belum cukup memiliki kilang yang dapat memproduksi BBM jenis Pertamax dengan standar RON 92. Maka bila kebijakan itu diterapkan masalah yang fundamental adalah masalah ketersediaan BBM.
Ujungnya palingpaling impor lagi yang akan membebani keuangan negara. Selain itu, yang perlu dipertimbangkan adalah masalah harga BBM jenis Pertamax lebih malah. Maka bila tidak disubsidi tentu akan membebani masyarakat lagi. Kalaupun menurut tim Reformasi Tata Kelola Migas pemerintah akan tetap mensubsidi, pertanyaannya adalah seberapa besar nilai subsidinya. Sementara, di satu sisi pemerintah cenderung akan menyerahkan harga BBM ke pasar. Bukankah ini suatu paradoks? (mh) foto: naefurodji/parle/hr
22 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Subsidi BBM & Ketahanan Energi
Sejak dilantik 20 Oktober 2014 Presiden Jokowi telah menetapkan kebijakan yang signifikan pada sektor energi, khususnya terkait subsidi BBM.
Belum sampai sebulan memerintah, pada 16 November 2014 Jokowi menaikkan harga BBM sekitar 30%, yakni premium dari Rp 6500 menjadi Rp 8500 dan solar dari Rp 5500 menjadi Rp 7500 per liter. Namun, pada 1 Januari 2015 harga premium diturunkan kembali menjadi Rp 7600 dan solar menjadi Rp 7250 per liter. Terakhir, pada 16 Januari 2015 harga premium turun lagi menjadi Rp 6600 dan solar menjadi Rp 6400 per liter. Dalam kebijakan baru harga BBM tersebut, premium sudah tidak lagi disubsidi, sedang solar disubsidi Rp 1000 per liter.
Setelah dikecewakan saat harga naik, eforia masyarakat wajar muncul dengan adanya penurunan harga BBM. Namun meski penurunan harga diapresiasi, sebagai kebijakan strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak, kebijakan yang berubah dalam 2 bulan terakhir patut ditanggapi dan diberi catatan. Selain itu, ber bagai kebijakan yang diambil pemerintah sejalan dengan kebijakan penurunan harga perlu pula dipertanyakan. Tulisan ini memuat beberapa tanggapan dan gugatan atas kebijakan pemerintah di sektor energi.
Pertama, rakyat patut menyalahkan pemerintah karena telah menaikkan harga BBM pada 16 November 2014 ditengah terjadinya penurunan harga minyak global. Bahkan karena demikian bernafsu menaikkan harga BBM, atas alasan sempitnya ruang fiskal, sekitar 12 bulan sebelum dilantik, Jokowi bersama partai pendukung dan tim suksesnya telah meminta Presiden SBY untuk menaikkan harga BBM. Padahal selama 10 tahun beroposisi, PDIP selalu konsisten menolak kenaikan harga BBM. Tak ketinggalan sejumlah pakar tim sukses Jokowi ikut mengecam SBY secara terbuka karena enggan menaikkan harga BBM.
Ternyata harga minyak dunia terus menurun dan pemerintah pun terpaksa menurunkan kembali harga BBM yang sebelumnya telah dinaikkan. Namun, meskipun harga BBM telah diturunkan kembali, penaikannya pada 16 November 2014 telah berdampak buruk dengan naiknya hargaharga barang dan jasa lainnya. Hargaharga tersebut tidak dapat pulih seperti sediakala, sehingga menyebabkan terjadi nya inflasi sekitar 8%. Rakyat telah menjadi korban kebijakan yang tidak pruden.
Harga yang tetap tinggi dan naik nya inflasi merupakan buah dari sangat bernafsunya pemerintah menaikkan harga BBM, namun tidak diiringi dengan perhitungan, analisis dan antisipasi yang seksama atas tren harga minyak dunia yang sedang menurun. Padahal sejak pertengahan 2014, cukup banyak lembaga kajian, konsultan keuangan global dan analis pasar modal yang memerediksi harga minyak dunia akan terus merosot. Faktanya, saat harga BBM dinaikkan, harga minyak dunia telah turun pada level US$ 7580 per barel, jauh di bawah asumsi harga ICP APBN 2014 sebesar US$ 105 per barel. Sehingga, akibat kebijakan Jokowi dan tim eknomi yang tidak pruden dan antisipatif, rakyat harus menanggung beban kenaikan harga dan inflasi yang tidak perlu.
Kedua, rakyat patut diberi kesadaran bahwa Presiden tampaknya masih menempuh caracara usang berupa pemanfaatan ketetapan penurunan harga BBM untuk pencitraan politik. Ingin dikesankan bahwa turunnya harga BBM merupakan prestasi yang berhasil diraih. Padahal kenyataannya harga minyak dunia memang sedang turun karena pasokan yang meningkat, permintaan yang turun dan berbagai faktor geopolitik. Seluruh negara di dunia saat ini memang telah mengambil kebijakan penurunan harga BBM atau mena
SUMBANG SARAN
Marwan Batubara*
23EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
bung penghematan subsidi untuk digunakan pada saat harga minyak kembali naik.
Pada 16 Januari 2015, Presiden Jokowi secara khusus mengumumkan kebijakanpenurunan harga BBM. Meskipun mungkin dapat dimaklumi, namun karena peristiwanya sudah diakui pemerintah akan dilakukan secara rutin setiap 2 minggu, maka pengumuman langsung oleh Presiden Jokowi dapat dinilai berlebihan dan sarat pencitraan. Perubahan harga yang rutin setiap 2 minggu pada produk BBM pertamax, bahkan tak diumumkan oleh Dirut Pertamina,apalagi oleh seorang menteri.Karena penurunan harga bukanlah prestasi yang pantas diklaim, tetapi tren yang terjadi secara global, maka dibanding untuk pencitraan, jauh lebih layak jika Jokowi dan kabinetnya melakukan berbagai aksi nyata di lapangan untuk menurunkan hargaharga barang dan jasa yang telah terlanjur naik.
Ketiga, pemerintah perlu digugat karena telah menghilangkan subsidi sama sekali atas BBM premium. Kebijakan penghapusan subsidi dilakukan saat harga BBM turun, sehingga masyarakat tidak menyadari telah ditetapkannya kebijakan yang berpotensi menyengsarakan. Dampaknya akan terasa jika kelak harga minyak dunia kembali naik. Pada kisaran harga US$ 80 hingga US$ 100 per barel, harga eceran premium akan naik pada kisaran harga Rp 9.000 hingga Rp 11.000 per liter. Penaikan harga yang tinggi ini akan sangat membebani kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Disadari bahwa selama ini sekitar 70% subsidi BBM memang tidak tepat sasaran. Namun bukan karena itu lantas subsidi premium dihilangkan sama sekali, tanpa memperhatikan nasib 30% anggota masyarakat yang memang pantas disubsidi. Karena itu wajar jika rakyat
meminta agar subsidi premium, pada nilai Rp tertentu, tetap diberlakukan. Setelah berlangsung selama periode tertentu, kitadapat saja menerima penghapusan subsidi premium, sepanjang pola subsidi langsung yang tepat sasaran, sistemik dan andal telah siap diimplementasikan.
Keempat, pemerintah seharusnya mengalokasikan secara signifikan dana penghematan subsidi BBM pada sektor energi guna membangun sarana dan meningkatkan produksi. Besarnya penghematan dapat mencapai Rp 194 triliun, karena anggaran subsidi BBM APBN 2015 akan turun dari Rp 276 menjadi Rp 81,8 triliun.Selayaknya minimal sekitar 20% dana penghematan tersebut digunakan untuk membangun pipapipa gas dan SPBGSPBG untuk program konversi BBM ke BBG, membangun PLTPPLTP, mengembangkan dan memperluas penggunaan sel surya, memproduksi BBN secara massal, mengeksplorasi cadangan migas baru, dsb.
Perlu dicatat bahwa penurunan harga minyak dunia hingga lebih dari 50% tidak dapat dinikmati secara mutlak oleh rakyat akibat pada saat yang sama terdepresiasinya nilai tukar rupiah terhadap US$ sekitar 30% (turun dari Rp 9000 menjadi Rp 12.300 per US$). Salah satu penyebab turunnya kurs Rp tersebut adalah terus terjadinya defisit neraca perdagangan dan defisit trasnsaksi berjalan yang utamanya disebabkan oleh semakin meningkatnya impor minyak dan BBM.
Karena terus berpengaruhnya masalah defisit ini terhadap kurs Rp, maka sudah seharusnya peme rintah berupaya keras untuk me ngurangi impor minyak dan BBM. Pengurangan impor ini hanya dapat terjadi jika penggunaan gas, terutama melalui program konversi BBM ke BBG, konsumsi energi baru terbarukan (EBT) seperti sel surya, panas bumi, tenaga hidro dan BBN
*Direktur Indonesia Resources Studies (IRESS)
24 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
juga meningkat. Itulah sebabnya mengapa kita menuntut agar pemerintah mengalokasikan anggaran sektor energi secara signifikan, tidak melulu dialokasikan pada infrastruktur dasar, jalan desa, palabuhan, kemaritiman, dll.
Kelima, Presiden dituntut untuk dapat mengendalikan alokasi dana penghematan subsidi BBM secara cermat dan sesuai dengan prioritas kebutuhannya. Karena itu perlu disusun skala prioritas program pembangunan yang seharusnya dikordinasikan dan dipusatkan pada lembaga yang relevan, yakni Bappenas. Seperti disinggung di atas, disamping sektor pangan, infrastruktur dasar dan maritim, sektor energi harus mendapat prioritas dan anggaran yang signifikan dan harus pula dilakukan secara berkelanjutan.
Kerena itu, pemerintah perlu segera menyiapkan peta jalan dan cetak b i r u p e m b a ngunan sektor energ i j a ngk a menengah dan panjang untuk menjadi rujukan bag i berbaga i program pelaks a n a n s e c a r a kont i nu . P rogramprogram tersebut harus mendapat komitmen pemerintah beserta alokasi a n g g a r a n s e cara rutin setiap tahun, sehingga waktu penyelesaian, kapasitas produksi dan kebutuhan bauran energi dapat dicapai sesuai target. Penyelesaian road map dan blue print energi nasional merupakan langkah yang harus segera diambil jika ingin mencapai target bauran energi, terutama untuk EBT, sebesar 23% pada 2025 sesuai PP No.79/2014 tentang Kebijakan Energi Nasional.
Keenam, berdasarkan pengalaman masa lalu yang telah berulang terjadi, masa turunnya harga minyak umumnya berlangsung sekitar 6 bulan hingga 1 tahun. Karena itu pemerintah sebaiknya mengantisipasi “pulihnya” harga minyak dengan menyiapkan formula atau besaran harga BBM yang optimal dan sistemik dengan mempertimbangkan aspek-aspek keseimbangan fiskal, pengaruh terhadap ekonomi dan industri, serta kebutuhan untuk mengembangkan EBT.
Pengalaman menunjukkan bahwa pengembagan energi alternatif, terutama produksi BBN (biodiesel dan biosolar) dan sel surya, tidak dapat berkembang karena rendahnya harga BBM. Apalagi jika produksi BBN tersebut tidak memperoleh subsidi. Padahal dengan cadangan minyak yang hanya sekitar 3,7 miliar barel di satu sisi dan tingkat pertumbuhan konsumsi BBM nasional sebesar 78% per tahun di sisi lain, maka penggunaan energi alternatif berupa EBT merupakan keharusan. Karena itu, setelah selesai menyiapkan dan menjalankan pola subsidi langsung tepat sasaran, yang sistemik, pemerintah perlu menetapkan harga BBM yang optimal berdasarkan keseimbangan fiskal, ekonomi, industri dan pengembangan EBT.
Sebagai penutup, perlu disadari bahwa permasalahan sektor energi nasional sangat komplek dan memerlukan penanganan yang komprehensif dan berkelanju
tan serta komitmen yang tinggi. Menurut World Energy Council, karena aspekaspek ketersediaan, aksesabilit as , dayabel i dan pelestarian lingkungan yang rendah, secara g loba l t ingkat ketahanan energi nasional kita juga terus menurun, yang saat ini hanya berada
pada urutan ke 60. Karena itu, pemerintah dituntut untuk tidak lagi menjadikan isu subsidi dan harga BBM sebagai objek untuk pencitraan, tetapi justru melakukan halhal yang produktif berupa penetapan dokumen peta jalan dan cetak biru pengembangan sektor energi untuk jangka menengah dan panjang. Selanjutnya dokumen tersebut dijalankan dalam programprogram yang berkelanjutan yang dimulai dengan alokasi anggaran sektor energi mencapai 20% dari dana penghematan subsidi BBM pada 2015 ini.
Sejalan dengan itu, guna tetap memberi perlidungan sosial yang berkadilan dan sistemik kepada masyarakat yang membutuhkan, pemerintah harus menjalankan pola subsidi langsung yang berkeadilan, tepat sasaran dan andal, seraya menghilangkan duplikasi program se perti BLSM, BLT, serta kartukartu sosial berupa KIP, KIS, dan KKS.
SUMBANG SARAN
25EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin M Said mengatakan, Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi bencana yang sangat tinggi. Beberapa potensi
tersebut antara lain adalah masalah banjir dan tanah longsor terutama di musim penghujan.
Ber ba ga i b enc a n a d a n kekeringan merupakan fenomena alam yang dihadapi beberapa daerah,
seperti Banjarnegara barubaru ini, dan kejadian seperti ini tidak akan bisa dicegah oleh siapapun.
Menurutnya, pencegahan bencana banjir dan longsor menjadi tanggungjawab Pemerintah Daerah masingmasing, seperti longsor yang terjadi di Banjarnegara itu merupakan tanggungjawab Pemerintah setempat yang harus memberikan sosialisasi.
Dalam menanggulangi bencana, kata politisi Partai Golkar ini sebenarnya jujur saja, seperti kejadian di Banjarnegara itu sebenarnya bukan masalah Pemerintahan Pusat. Karena itu Daerah harus konsisten dengan Tata Ruangnya. Kalau Tata
Ruangnya diperbaiki atau dibenahi, maka akan mengurangi terjadinya bencana.
Pencegahan banjir, kata Muhidin, masyarakat harus disiplin dalam setiap perilaku kehidupan. Masyarakat bersamasama pemerintah saling bahu membahu dalam menjaga lingkungan sehingga musibah banjir akan terhindari.
Yang terpenting, Pemerintah harus sering mengingatkan dan mengarahkan mereka untuk menjaga lingkungan agar tidak sampai terjadi sesuatu yang mengakibatkan kerugian materiil apalagi sampai menelan korban kematian.
Mengenai anggaran dia berharap bisa dikelola transparan dalam setiap kegiatan. Jangan ada lagi yang bermainmain apalagi untuk ke
pentingan diri sendiri. “Marilah kita bangun bangsa ini dengan semangat yang sangat terbuka, akuntabel sehingga semua langkah terukur dan dipertanggungjawabkan,” tegas dia.
Pimpinan Komisi yang membidangi infrastruktur ini berkeyakinan, bahwa kita semua sudah bertekad, kedepan akan memperbaiki jauh lebih bagus lagi dengan tata cara transparansi dan keterbukaan mengelola cara ini dengan baik, dengan sangat professional sehingga halhal yang bisa merugikan masyarakat banyak akan terhindari. DPR juga akan bekerja dengan sedemikian rupa, menatap masa depan akan lebih baik.
Politisi Fraksi partai Golkar mengatakan, bahwa masyarakat dalam mencari nafkah seperti penggali
Daerah Harus Konsisten Dengan Tata Ruangnya
PENGAWASAN
26 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
pasir tidak benar karena cara mengambil di lokasi yang tidak seharusnya. Seperti di bawah jembatan yang akhirnya jembatan tersebut ambruk.
Namun karena menyangkut masalah kehidupan maka tugas pemerintah daerah yang berkewajiban memberi sosialisai. Jika dilakukan terus menerus maka akan terjadi erosi. Begitupun jika masyarakat yang asal menebang pohon di hutan dan tidak memperhatikan bahayanya longsor, maka disiplin di lapangan yang harus diterapkan.
Pohon di hutan tidak boleh ditebang sembarangan, kemudian dijadikan tempat atau rumah tinggal maka yang terjadi adalah potensi longsor dan erosi. Untuk itu tata ruang harus konsisten diterapkan.
Banyak aturan yang dilanggar, seperti lokasi bukan merupakan tempat hunian akan tetapi mereka tinggal di lokasi itu, kemudian masyarakat menuding pemerintah. DPR juga terkena imbasnya padahal kewenangan untuk melarang ada di daerah karena sudah masuk era otonomi daerah.
“Sekarang sudah era otonomi daerah, kewenangankewenangan ada di daerah, kecuali lima sektor dan selebihnya ada di Pemerintah Pusat,” ungkapnya.
D i i n g at k a n ke m b a l i , semua harus merujuk pada UndangUndang yang berlaku dan harus diberda yakan. Aturan harus dijadikan se bagai pedoman bagi kita semua, dan tata ruang harus diperdakan. Kemudian setelah diperdakan di asistensi bentuk pengesahan perdanya itu, dan kalau sudah diperdakan harus ditaati .
Antisipasi Jatuhnya Korban
Sementara itu, anggota Komisi VIII DPR Endang Srikarti Handayani mengatakan dalam penanganan penanggulangan bencana harus mengacu kepada pokok persoalan yaitu mengantisipasi jatuhnya korban. Mestinya Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengantisipasi setelah terjadinya bencana yang harus lebih fokus bukan pada saat terjadi bencana.
Endang mengatakan, penanganan yang lebih fokus itu adalah harus memperhatikan dan memikirkan tentang psikologisnya, bukan ha nya pada saat kejadian yang disemangati tetapi setelah terjadinya bencanalah yang harus lebih dipikirkan
Dalam menangani kerusakankerusakan yang diakibatkan dalam kejadian bencana tersebut, ia mengamati hanya dilakukan tambalsulam saja, dan tidak dilakukan secara keseluruhan sehingga perbaikannya kurang maksimal.
Contohnya, insfrastruktur jalan maupun yang lain, seharusnya dikerjakan secara serius dan secara menyeluruh bukan dikerjakan seperti mainmain. Akibatnya hampir semua jalan yang rusak akibat terkena bencana sekarang menjadi seperti kubangan kerbau yang bisa mengakibatkan membawa korban manusia.
Untuk itu, Endang Srikarti meminta kepada BNPB agar bekerja yang lebih baik dan kongkrit serta harus ada target kapan akan dimulai dan kapan dapat terselesaikan. Karena jika anggaran tidak bisa diimplementasikan dan tidak mencapat target, anggaran tersebut pastinya akan dikembalikan ke Pemerintah.
Endang Srikarti mengemukakan, selama ini masyarakat sudah cukup sabar dan selalu mematuhi aturan yang diterapkan pemerintah, namun mereka merasa diabaikan dan tidak mendapat perhatian secara penuh.
Sebetulnya yang dituntut masyarakat cukup sederhana tidak berlebihan, yang penting mereka merasa nyaman dan aman. Iapun mengkritisi, masyarakat selama ini selalu dituntut untuk taat aturan dan taat pada hukum, akan tetapi petugasnya sendiri tidak taat aturan dan tidak taat dengan hukum.
Akibatnya UndangUndang yang sudah dibahas dan disahkan DPR bersamasama dengan Pemerintah dibongkar lagi karena dirasa tidak sesuai lagi dengan kondisi dan perkembangan di masyarakat. (Spy).
foto: iwan armanias/parle
PENGAWASAN
27EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Menurut anggota Komisi IV DPR A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, penyuluhan dan Bank
Tani perlu dimantapkan, saluran irigasi yang maksimalpun perlu diwujudkan untuk mendukung tercapai hasil pertanian yang maksimal.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya sistem perdagaangan bebas antara Negaranegara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau ASEAN Economic Com-munity (AEC).
Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) di Kuala Lumpur pada Desember 1997 Para Pemimpin ASEAN memutuskan untuk mengubah ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan sangat kompetitif dengan perkembangan ekonomi yang adil, dan mengurangi kemiskin an dan kesenjangan sosialekonomi (ASEAN Vision 2020).
Pada KTT Bali pada bulan Oktober 2003, para pemimpin ASEAN menyatakan bahwa Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) akan menjadi tujuan dari integrasi ekonomi regional pada tahun 2020, ASEAN Security Community dan Komunitas SosialBudaya ASEAN dua pilar yang tidak terpisahkan dari Komunitas ASEAN. Semua pihak diharapkan untuk bekerja secara yang kuat dalam membangun Komunitas ASEAN pada tahun 2020.
Selanjutnya, Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang diselenggarakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, sepakat untuk memajukan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dengan target
Petani Indonesia siap menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), dan mampu mewujudkan kemandirian dan kedaulatan atas pangan,
namun pendampingan harus diberikan kepada petani.
Petani Indonesia Siap Hadapi MEA
28 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
yang jelas dan jadwal untuk pelaksanaan.
Pada KTT ASEAN ke12 pada bulan Januari 2007, para Pemimpin menegaskan komitmen mereka yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 yang diusulkan di ASEAN Visi 2020 dan ASEAN Concord II, dan menandatangani Deklarasi Cebu tentang Percepatan Pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015. Secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan untuk mengubah ASEAN menjadi daerah dengan perdagangan bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terampil, dan aliran modal yang lebih bebas.
Pemerintah sekarang konsen pada tiga hal padi, jagung, dan kedelai, menurut penangkapan Anggota Dewan dari Komisi IV DPR RI A.A. Bagus Adhi Mahendra Putra, tiga hal ini fokus dan kesiapan kita (Indonesia) menghadapi MEA.
“Ini adalah tergantung kepada kebijakan. Kelemahan Kita cuman
satu, Pendampingan yang diberikan kepada Petani. Kalau sumber daya petani Indonesia bisa kita andalkan, bangsa lain pada takut melihat Indonesia itu maju, dan tinggal sekarang kelemahannya kita itu,” katanya.
Politisi dari Fraksi Golkar ini menuturkan, yang harus dilakukan adalah peningkatan pendampingan terhadap programprogram itu. Program yang dikeluarkan oleh Pemerintah itu sudah semua membentuk dari apa yang kita mau capai, yaitu Kemandirian dan Kedaulatan atas Pangan.
Jadi kalau kita ada pendampingan yang begitu kuat, semua program itu akan mengacu kepada tujuan dan sasaran yang kita mau capai. “Kalau menurut Saya petani kita siap, dan kita harus lebih memantapkan langkah itu dengan pendampingan yang lebih memantapkan langkah itu dengan pendampingan yang lebih dekat pada masyarakat,” paparnya.
Lantas, apakah sektor Pertanian masih menjadi daya tarik oleh peta
ni untuk tetap melakukan pertaniannya ? Nah, Inilah yang harus kita lakukan. Kata Bagus Adhi, ini merupakan suatu tantangan yang kita harus selesaikan.
Satu sisi banyak yang berani, melihat pertanian itu sangat menjanjikan. Satu sisi lagi adalah dengan kemajuan bangsa ini terbuka lapangan pekerjaan yang lebih banyak. Jadi dengan adanya pandanganpandangan lain yang lebih menjanjikan, atau beberapa hal yang sekiranya menjanjikan, ini menjadi perhatian atau niat masyarakat untuk tidak bertani .
Hal lain juga menjadi faktor, karena Alih Fungsi Lahan. Alih fungsi lahan ini ternyata banyak sekali merusak saluran irigasi pertanian. Saluran irigasi sudah tidak benar bagaimana kita mencapai hasil pertanian yang maksimal.
“Jadi pertanian menurut saya masyarakat sangat diberikan suatu kepastian akan kesejahteraannya,” tegasnya.
Dirinya memberikan contoh kecil saja, Alm.Bob Sadino, yang melakukan pertanian dari hulu sampai hilir. Dia tidak hanya menjual beras, tapi melakukan bagaimana caranya memproduksi padi, gimana caranya memelihara sawah dan ladang pertanian.
Pendampingan ini yang harus kita lakukan. Bagaimana kita menjual beras, dan memproduksi padi yang baik. Kita pelajari dahulu, kita berikan tehnologi, bagaimana kita memproduksi beras yang baik, dan membuat hasil pangan lainnya yang baik.
Inilah yang Bagus Adhi maksud pendampingan itu. Kalau ini bisa dilaksanakan. Bangsa lain bisa menjual buahnya ke Indonesia, kenapa tidak warga kita menjual buahnya
PENGAWASAN
29EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
ke Luar Negeri. Kalau teknologi pangan bisa kita berikan pendampingan kepada masyarakat. Hal ini tidak sulit untuk dicapai.
“Potensi Alam Indonesia yang sangat mendukung, tinggal sekarang masyarakat kita diberikan teknologi diberikan pendampingan yang diberikan secara intensif,” jelasnya.
Pendampingan Pertanian pada kenyataannya sekarang ini, menurut Bagus Adhi, Pendampingan sangat Lemah. Ini sangatsangat perlu ditangkatkan, baik dilakukan swasta ataupun dengan Pemerintah.
Target satu desa satu penyuluh saja yang sampai saat ini belum tercapai, kalau kita betulbetul melaksanakan ini, ini kurang. Satu desa yang luasnya mencangkup 1.000 KK, luas petaniannya yang besar. Luas pertanian suatu desa bedabeda, dengan sasaran dan target yang mau kita capai beda juga.
Ditegaskan Bagus Adhi, sekarang Penyuluhan dan Bank Tani perlu dimantapkan. Bank Tani ini mencangkup dari pemberian pupuknya, menampung hasil panennya. Jadi suatu kepastian hidup orang banyak ini harus ada disetiap lini. Jadi apa yang dihasilkan ada kepastiannya. Kemana dia harus jual dan harganya bagaimana?
“Inilah kelemahan kita sekarang, kalau dulu masih di jaman orde baru, Bank Tani ada. Jadi harga standar. Kalau sekarang dengan adanya pa sar bebas seperti ini yang merusak harga itu juga para oknum petani, kepepet sedikit dia menjual murah. itu yang kemudian harus kita tata,” ungkap Bagus Adhi.
Sulit Hadapi
Lain halnya, OO Sutisna Anggota dari Fraksi Partai Amanat Nasional (FPAN) dengan Persaingan produk
pertanian akan semakin meningkat menjelang pemberlakuan pasar bebas Asean pada akhir 2015 mendatang. Anggota dari Komisi IV ini memperkirakan Petani Indonesia akan sulit sekali menghadapinya, karena itu diharapkan perhatian Pemerintah kepada sektor pertanian dari hulu sampai hilirnya.
Pemberlakuan Masyarakat Ekonomi ASEAN akhir 2015 membuat setiap negara wajib menghilangkan batas dan rintangan perdagangan, investasi serta membuka ekspor impor seluasluasnya. “Petani Indonesia akan sulit menghadapi MEA, sebab masalahnya petani ketergantungan terhadap pemerintah sangat tinggi,” kata OO Sutisna.
Menurut OO, untuk meningkatkan
produksi beras nasional surplus 10 juta ton saja Pemerintah masih sulit mewujudkannya. Politisi asal Su bang ini mengungkapkan masih banyak irigasi yang kurang mendukung dan rusak. Akhirakhir ini, yang dilihatnya saat reses, pupuk subsidi masih susah didapat. Contohnya pupuk phonska, SP6, ZA di daerah pemilihannya Subang sulit
didapat.
“Saya harap perhatian pemerintah kepada sektor pertanian dari hulu sampai hilirnya. Ketika bicara hulu maka ketersediaan pupuk, dan benih harus tepat waktu,” tegasnya.
Selain itu, masalah harga, OO Sutisna melihat posisi Bulog yang belum siap untuk bisa menerima barang dari petani. Harga Pokok Penjualan
30 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
(HPP) gabah sejak tahun 2012, belum ada kenaikan, sementara harga dipasar sudah sangat tinggi.
Di satu sisi ada kepentingan masyarakat secara umum dan di sisi lain ada kepentingan pemerintah. “Saya mengkhawatirka ketika harga HPP tidak ada kenaikan dari Pemerintah. Ini memberikan peluang untuk orang tertentu bisa memasukkan impor.Bagaimana Pemerintah
bisa siap jika Bulog harganya sangat dibawah ?,” tanya dia.
Selanjutnya, infrastruktur pertanian di lapangan banyak irigasi yang rusak. Karenanya dia mengharapkan ada kejujuran dari Pegawai Negeri Sipil (PNS) terkait pengawasannya.
“Jad i j i k a p emer i nt a h i ng i n mencetak lahan pertanian 1 juta ton pertahun, saya kira janganlah mimpi dulu. Saya bukan kecil hati, tapi alangkah baiknya memulai perbaikanperbaikan saluran air untuk peningkatan IP (Indeks Pertanian),” katanya.
Swasembada Pangan
Komisi IV telah mengadakan pem
bicaraan dengan Menteri Pertanian terhadap penguatan menuju swasembada pangan. DPR RI menginginkan mengawal Pemerintah usulan penguatan tersebut, termasuk usulan komoditi pangan lainnya yang merupakan kearifan lokal di setiap daerah.
APBNP usulan 16,9 Triliun, yang akan dipenuhi oleh Pemerintah untuk kepentingan rakyat dalam pe
nguatan ketahan pangan nasional.
Edhy tidak mau berspekulasi anggaran tersebut bisa atau tidak bisa untuk menghadapi masa MEA yang akan dimulai pada akhir 2015, tapi menurutnya yang paling penting adalah antisipasi, karena mau tidak mau MEA itu dimulai Oktober 2015. “Saya optimis dengan kerja sama di semua lini dan semua pihak, itu bisa, karena pasarnya ada di kita. Apalagi kalau rakyat bersama kita tidak mau beli barang mereka otomatis hal itu bisa kita hadapi,” katanya.
Selain itu, pada sektor karantina pangan harus diperkuat sebagai nontariff barrier. Karantina jangan memudahkan ijin, jadi setiap ijin dari luar negeri harus dengan
peraturan dan standar yang jelas. “Sebenarnya tiga komoditas utama pangan, seperti padi, jagung dan kedelai, kita boleh tidak menerima tiga komoditas itu. Hasil WTO di bali Tahun 2013, di sektor pertanian manakala masih lemah, kita bisa minta perpanjangan.
“MEA ini tidak harga mati, saya tahu dari Menteri Perdagangan dulu waktu saya di Komisi VI, apapun untuk membela produk pertanian kita untuk kehidupan rakyat, karena dampaknya kalau itu kita paksakan lakukan untuk dibuka, petani kita akan mati, kita berhak dan boleh menunda sampai kita mampu. Itu hasil keputusan WTO di bali dan ini sangat menggembirakan dan kita tidak perlu khawatir dengan itu,” ungkap Edhy, tapi disisi lain banyak barang jadi dan barangbarang produk lanjutan dari pertanian masih banyak tidak hanya barang mentah.
Politisi Partai Gerindra ini mengajak seluruh elemen bangsa harus kerja keras, DPR, Pemerintah, dan seluruh bangsa Indonesia harus bahu membahu menghadapinya. Selanjutnya indikator pertanian harus ditingkatkan dengan mensejahterakan petani, serta memberikan payung hukum dan perlindungan petani yang kuat.
“Perlindungan dalam hal ini bukan memanjakan, tapi yang petani tanam dan hasilkan harus kita beli dengan harga sesuai pasar. Bukan malah membiarkan petani dimanfaatkan oleh spekulanspekulan yang hanya untung dari hasil kerjanya,” katanya.
Kita harus berpihak kepada petani. Komisi IV mengharapkan Pemerintah hadir terus ditengahtengah petani, bikin pertanian menjadi lebih menarik dan menjadikan pertanian penopang kesejahteraan rakyat. (as, nt) foto: naefurodjie/parle/hr
PENGAWASAN
31EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Kelangkaan pupuk subsidi dipengaruhi oleh adanya perembesan pupuk dar i
pasar bersubsidi ke pasar non bersubsidi. Perembesan ini terjadi terutama di daerahdaerah yang berdekatan dengan perkebunan besar terutama sejak ditetapkannya kebijakan harga pupuk.
Selain itu, penyebab lain adalah adanya peningkatan ekspor ilegal, baik melalui produsen pupuk maupun melalui penyelundup. Hal ini terjadi seiring adanya peningkatan margin antara harga pupuk di pasar
dunia dengan harga pupuk di pasar domestik. Fenome na langkanya pupuk bersubsidi ini merupakan indikator masih lemahnya penerapan sistem pengawasan pupuk oleh pemerintah.
Imbas langkanya pupuk ini, sangat dirasakan oleh petani. Pasalnya, pupuk bersubsidi ini memang diperuntukkan bagi petani yang mengusahakan lahan garapan paling luas 2 hektar dan petambak dengan luasan maksimal 1 hektar setiap musim tanam per keluarga. Dengan demikian, pupuk bersubsidi
memang tidak diperuntukkan bagi perusahaan.
Pupuk bersubsidi terdiri atas dua kategori, yaitu pupuk anorganik dan pupuk organik. Pupuk organik meliputi pupuk urea, pupuk SP 36, pupuk ZA, dan pupuk NPK. Sementara itu, berdasarkan Permentan Nomor 130/Permentan/11/2014, pupuk organik diproduksi atau diadakan oleh Pelaksana Subsidi Pupuk.
Selama ini, beban subsidi pupuk dipengaruhi oleh biaya pengadaan
Siklus Kelangkaan Pupuk Bersubsidi
ANGGARAN
Kasus kelangkaan pupuk bersubsidi bak siklus yang terus berulang setiap tahunnya, khususnya menjelang musim tanam. Kelangkaan ini ditandai dengan melonjaknya harga pupuk di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
32 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
pupuk bersubsidi yang merupakan selisih antara harga eceran tertinggi (HET) dengan harga pasar (Rp/kg) dan cakupan volume pupuk yang memperoleh subsidi. Khusus untuk pupuk urea, HET dipengaruhi pasokan gas. Karena harga gas diperhitungkan dalam dolar (US$/MMBTU). Selain itu, subsidi pupuk juga dipengaruhi oleh biaya transportasi ke daerah terpencil dan biaya pengawasan. Tentunya, besaran beban subsidi dapat disesuaikan dengan cara melakukan penyesuaian terhadap faktorfaktor tersebut.
Hingga saat ini, efektivitas dan efisiensi subsidi pupuk belum tercapai. Kenaikan kuantitas pupuk bersubsidi tidak mampu menurunkan harga pupuk yang tetap tinggi. Berbagai kebijakan mengenai subsidi ini telah digalakkan dari 1970. Namun hingga kini belum mampu mengatasi masalah kelangkaan pupuk. Di sisi lain, petani masih enggan untuk menggunakan pupuk organik, karena belum terbukti keberhasilannya. Padahal, Pemerintah juga telah memberikan subsidi pupuk organik sejak tahun 2008.
Prioritas kebijakan subsidi pupuk adalah terjaminnya ketersediaan pupuk, yang selanjutnya akan berdampak pada peningkatan produksi pangan, peningkatan pendapa
tan petani, dan mening katnya p e n y e r a p a n tenaga kerja. Kebijakan subsidi pupuk erat kaitannya dengan kondisi ekonomi, politik, sosial dan teknologi serta melibatkan berbagai aktor yang terkait selaku pengambil keputusan strategis.
Dalam hal ini, Kementerian Pertanian menjadi aktor yang dipentingkan, karena secara teknis bertanggungjawab dalam perencanaan kebutuhan pupuk, sehingga produksi pangan dapat menjamin ketahanan pangan nasio nal. BUMN. Selain itu, Kementan juga bertanggungjawab atas ketersediaan pupuk. Sementara itu, DPR memegang peran sangat strategis, khususnya dalam perumusan kebijakan pupuk nasional dan penetapan anggaran subsidi yang diaju
kan oleh peme rintah .
Mekanisme Penyaluran Dan Penga-wasan Subsidi Pupuk
Proses penyaluran pupuk bersubsidi diawali dengan usulan dari kelompok tani. Kelompok tani membuat usulan kebutuhan pupuk para petani anggotanya yang dituangkan dalam RDKK (Rencana Kebutuhan Definitif Kelompok). RDKK tersebut dikirimkan kepada Penyalur (Kios) atau Gapoktan yang bertindak sebagai pengecer resmi (LiniIV), dan selanjutnya rekapitulasi usulan kebutuhan pupuk tersebut dikirimkan kepada Distributor (LiniIII).
Rekapitulasi kebutuhan pupuk yang telah disusun oleh distributor kemudian dikirimkan kepada Dinas Pertanian Kabupaten atau Kota, dan selanjutnya secara berjenjang diserahkan kepada Dinas Pertanian Provinsi dan Kementerian Pertanian. Alokasi pupuk bersubsidi secara nasional tersebut dirinci menurut provinsi, jenis, jumlah, sub sektor, dan sebaran bulanan. Selanjutnya, dirinci menurut kabupaten atau
ANGGARAN
33EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
kota dan kecamatan.
Pupuk diproduksi oleh perusahaan di LiniI, yaitu lokasi gudang pupuk di wilayah pabrik dari masingmasing produsen atau di wilayah pelabuhan tujuan untuk pupuk impor. Dari LiniI, pupuk dikirim ke lokasi gudang produsen di wilayah ibukota provinsi dan atau Unit Pengantongan Pupuk (UPP) atau di luar pelabuhan (LiniII).
Setelah pupuk dikemas di kantong, kemudian dikirim ke lokasi gudang produsen atau distributor di wilayah Kabupaten atau Kota yang ditunjuk atau ditetapkan oleh Produsen (LiniIII). Distributor ditunjuk oleh produsen pupuk untuk melakukan pembelian, penyimpanan, penyaluran, dan penjualan pupuk bersubsidi dalam partai besar di wilayah tanggungjawabnya.
Dari distributor, pupuk kemudian dijual kepada petani atau kelompok tani melalui pengecer resmi yang ditunjuk (LiniIV). Pengecer resmi berkedudukan di Kecamatan atau Desa yang ditunjuk oleh Distributor dengan kegiatan pokok melakukan penjualan Pupuk Bersubsidi di wilayah tanggungjawabnya secara langsung kepada Petani atau Kelompok Tani.
Penetapan harga eceran tertinggi (HET) diatur setiap tahun oleh Menteri Pertanian. Harga Eceran Tertinggi adalah harga Pupuk Bersubsidi yang dibeli oleh petani atau kelompok tani di Penyalur Lini IV.
Karena pupuk bersubsidi merupakan komoditas yang berada di dalam pengawasan, maka Pemerintah telah menyiapkan berbagai mekanisme pengawasan untuk menekan penyimpangan, baik dari sisi penganggaran maupun pelaksanaan di lapangan.
HPP Pupuk Tidak Mendekati Riil
Tingginya harga pupuk bersubsidi pun tak luput dari pantauan Badan Pemeriksa Keuangan. Temuan BPK menunjukkan Harga Pokok Penjualan (HPP) yang digunakan untuk perencanaan perhitungan dan pembayaran sementara subsidi pupuk tidak menggunakan HPP yang mendekati riil. Penentuan HPP hanya berdasarkan besaran HPP dua tahun sebelumnya dan tidak mempertimbangkan estimasi kenaikan hargaharga komponen HPP pada tahun berjalan.
Efek dari kekurangakuratan penentuan HPP, menimbulkan kurang bayar subsidi pupuk. Tahun 2012 terjadi kurang bayar subsidi pupuk sebesar Rp 6,6 triliun. Kejadian terulang lagi di tahun 2013, dimana terjadi kurang bayar sebesar Rp 7,3 triliun. Akibat dari kurang bayar ini dapat mengganggu likuiditas produsen pupuk, sehingga untuk mendanainya, produsen pupuk meminjam biaya operasional kepada bank. Pinjaman tersebut menimbulkan beban bunga yang pada akhirnya akan menambah subsidi yang harus
dibayar Pemerintah.
Nilai biaya bunga menjadi salah satu komponen biaya produksi dalam HPP yang akan ditagihkan kepada Pemerintah. Jika dirunut, biaya bunga dalam HPP pupuk bersubsidi sejak 2011 sampai 2013 sesuai de ngan hasil audit BPK masingmasing sebesar Rp 415,47 milyar, Rp 889,32 milyar, dan Rp 708,62 milyar.
Kemudian, jika penyesuaian HPP tahun 2012 (Audited) diberlakukan
dari Juli sd Desember 2013, maka berdasarkan perhitungan volume yang tersedia hanya mencapai 8,01 juta ton. Hal ini menjadi pertimbangan mengingat target penilaian kinerja Kementerian Pertanian untuk penyaluran pupuk bersubsidi oleh Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4) telah ditetapkan sebanyak 8,3 juta ton.
Dengan volume sebanyak 8,01 juta ton, diperkirakan hanya akan mencukupi kebutuhan pupuk sampai
34 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
November 2013. Jika penyesuaian HPP tahun 2012 (Audited) diberlakukan dari Juli sampai September 2013, maka berdasarkan perhitungan volume yang tersedia hanya mencapai 8,61 juta ton.
Kenaikan HPP Berimbas Menyu-sutnya Volume Pupuk Bersubsidi
Selama ini, subsidi pupuk diberikan kepada produsen pupuk, bukan langsung kepada petani. Ironisnya, subsidi pupuk yang diberikan pemerintah cenderung kurang daripada yang dibutuhkan. Namun, hal ini dapat dipahami karena keterbatasan anggaran yang dimiliki pemerintah. Permasalahan yang sering terjadi yaitu kenaikan HPP akibat kenaikan gas, inflasi, kurs dan lainlain yang berdampak menyusutnya volume pupuk bersubsidi, sehingga akhirnya problema kelangkaan pupuk terus berulang tiap tahun.
Permasalahan pupuk bersubsidi hampir terjadi disetiap lini. Pada tahap pengajuan RDKK, permasalahan itu meliputi terjadinya mark-up luas lahan garapan, lahan ganda dan fiktif, serta kurang memadai-nya pendataan luas garapan dan kebutuhan pupuk anggotanya. Selain itu, tidak adanya sanksi hukum atas ketidakakuratan data RDKK dan keterlambatan penyerahan RDKK. Sehingga pengajuan kebutuhan pupuknya juga terlambat, yang mengakibatkan lambatnya pupuk bersubsidi diterima oleh petani.
Selain itu, ketentuan tentang penerima subsidi pupuk dengan luas
maksimum 2 hektar per Kepala Keluarga sangat sulit dilaksanakan di lapangan karena semua petani membutuhkan pupuk, termasuk petani perkebunan dan petani yang memiliki luas lahan diatas 2 hektar. Ketika petani sulit menemukan pupuk non subsidi, petani tersebut akhirnya memakai pupuk subsidi.
Bagi pengecer pupuk, pengenaan harga pupuk diatas HET karena kurangnya fee, walaupun petani menerima pupuk di pintu pengecer dan membayar secara tunai. Sementara, bagi distributor, penyaluran pupuk belum memadai secara tepat jumlah, lokasi dan waktu, karena kurangnya fasilitas gudang dan alat angkut, dan ada juga yang tidak sesuai dengan Delivery Order (DO). Sedangkan bagi BUMN produsen pupuk, penyaluran pupuk belum memadai secara tepat jumlah, lokasi dan waktu karena masalah distribusi. Permasalahan penyaluran pupuk lainnya mencakup adanya penggantian karung pupuk bersubsidi dengan karung pupuk non subsidi, dan perembesan pupuk bersubsidi antar wilayah, serta penyelundupan pupuk ke negara lain.
Berbagai permasalahan tersebut dapat diatasi jika Komisi Pengawas Pupuk dan Pestisida (KP3), sebagai pengawas penyaluran subsidi pupuk menjalankan fungsinya secara lebih optimal. KP3 dalam fungsi kerjanya di bawah kooordinasi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Keuangan, Kementerian Perdagangan, Kementerian BUMN. Selain itu, Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (POM) dan Pemerintah Daerah juga turut mendukung keberhasilan penyaluran dan pengawasan subsidi pupuk.
Upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah yaitu memadukan kebijakan subsidi gas dan pengenaan pajak pupuk ekspor sehingga harga pupuk bagi petani lebih murah. DPR dapat mengambil kebijakan yang mendorong pemerintah untuk menjamin ketersediaan gas bagi produsen pupuk. Sementara, bagi produsen pupuk dapat memisahkan biaya operasional yang jelas antara pupuk subsidi dan pupuk non subsidi termasuk pupuk ekspor. Saat ini, PT Pupuk Indonesia, sebagai induk dari beberapa produsen pupuk telah membeli pabrik amoniak Jepang sehingga seharusnya biaya produksi pupuk pun bisa diminimalisir.
Petani dapat memakai pupuk dengan takaran yang tepat sesuai rekomendasi dan membuat pupuk organik, dimana pupuk organik dapat membuat tanah lebih subur di jangka panjang. Dengan demikian, petani tidak lagi bergantung pada pasokan gas, amoniak atau bahanbahan lain yang relatif f luktuatif. Subsidi pupuk secara bertahap dapat dikurangi atau dihapuskan, untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap pemerintah. Sehingga anggaran subsidi pupuk dapat dialokasikan ke infrastruktur pertanian, seperti irigasi yang membutuhkan anggaran yang cukup besar.
Ditulis oleh: Marihot Nasution, Jesly Pan-jaitan, Hafidz Huzaifah, Kiki Zakiah (Tim Analis APBN dan BPK, Biro Analisa Ang-garan dan Pelaksanaan APBN, Sekretariat Jenderal DPR RI)
Disunting oleh: sf (Parlementaria)
ANGGARAN
35EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
LEGISLASI
Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Selasa (20/1/2015) akhirnya menge
sahkan Perppu Pilkada dan Perppu Pemda menjadi UndangUndang. Namun sebagaimana menjadi kesepakatan Komisi II DPR yang membahas Perppu tersebut, UU ini akan segera direvisi karena dinilai banyak kekurangan.
Dengan disetujuinya Perppu Pilka
da ini, berarti rakyat kembali bisa memilih GubernurWakil Gubernur, Wali KotaWakil Wali Kota, BupatiWakil Bupati secara langsung. Butuh jalan berliku hingga akhirnya rakyat kembali memiliki hak untuk memilih kepala daerahnya.
Ketua Komisi II DPR Rambe Kamarul Zaman berharap dan meminta pemerintah untuk sesegera mungkin mengundangkan kedua Perppu
tersebut, agar proses revisi dapat lebih cepat dilakukan.
Dalam laporannya dihadapan Paripurna DPR, Rambe menjelaskan bahwa masih terdapat permasalahan dalam Perppu Nomor 1 Tahun 2014 dan Perppu Nomor 2 Tahun 2014, sehingga memerlukan perbaikan sesegera mungkin dan dengan usul inisiatif DPR RI Komisi II, mengajukan RUU perbaikan nantinya,
Akhirnya Perppu Pilkada Jadi UU
Setelah melalui pro kontra dan menjadi isu yang berlangsung cukup lama, Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Daerah (Perppu Pilkada) dan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Perppu Pemda) akhirnya disahkan dan disetujui menjadi Undang-Undang.
36 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
LEGISLASI
dan untuk dapat disahkan pada masa sidang sekarang ini.
“Hal ini guna pemenuhan kebutuhan landasan yuridis yang komprehensif dan lebih baik dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah terutama tahun 2015 yang sudah memasuki tahapan persiapan,” kata Rambe.
Oleh karena itu, setelah pengesahan Perppu ini akan segera diajukan RUU tentang Perubahan atas UU tentang Penetapan Perppu menjadi UU melalui mekanisme yang berlaku dan sesuai peraturan perundangundangan. “Dengan demikian akan dihasilkan produk hukum yang lebih baik,” ujarnya.
Pemerintah diwakili Mendagri Tjahjo Kumolo dalam Rapat Paripurna Dewan, menjelaskan pemerintah pada dasarnya memahami bahwa semua fraksifraksi DPR dan Komite I DPD memiliki komitmen yang sama dengan pemerintah untuk memberikan persetujuan atas RUU tentang Penetapan Perppu tersebut untuk ditetapkan menjadi UU, dan tentunya pemerintah mencatat beberapa usul dan saran per
timbangan untuk penyempurnaan ke depan.
“Mengenai perubahanperubahan atas materi dalam muatan Perppu Nomor 1 Tahun 2014 yang telah disetujui dan ditetapkan menjadi UU, salah satunya mengenai tahapan pelaksanaan, penyelesaian sengketa, dampak Pilkada serentak, pemerintah berpendapat, hal ini perlu dibicarakan lebih lanjut, karena terbatasnya waktu persidangan ini, sehingga secara intensif pemerintah membuka diri bersama dengan DPR, sehingga akan secara cepat menyelesaikan perubahan UU ini,” kata Tjahjo.
Perubahan terbatas ini, lanjut Tjahjo, saya yakin pemerintah menganggap tidak akan mengganggu proses tahapantahapan Pilkada yang ditetapkan oleh penyelenggara pemilihan umum Gubernur, Bupati dan Walikota.
“Hal ini mengingat, bahwa pada tahun 2015, terdapat 204 daerah otonom yang akan melakukan pemilihan Gubernur, Bupati dan Walikota,” terangnya.
Sebelum disahkan di Paripurna Dewan, sehari sebelumnya, dalam Rapat Ker ja Komisi II dengan Mendagri dan Mekumham, seluruh fraksi di Komisi II DPR menyetujui Perppu Pilkada dan Perppu Pemda.
Dalam pandangan mini Fraksi Gerindra yang disampaikan oleh juru bicaranya Endro Hermono menyatakan Fraksi Partai Gerindra setuju Perppu tersebut untuk disahkan menjadi UU, namun karena masih memiliki kekurangan maka perlu direvisi dengan mengusulkan UU Pilkada dan UU Pemda yang baru setelah Perppu tersebut di Undangkan, dan diharapkan selesai pada masa persidangan II ini.
Fraksi Partai Gerindra menurut Endro akan konsisten menyelesaikan Perppu sebagai upaya perbaikan demokrasi kedepan dan pentingnya Pilkada berkualitas serta mampu menghadirkan para kepala dan wakil kepala daerah yang baik yang mampu mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Hal senada disampaikan Komarudin Watubun menjelaskan Fraksi PDI Perjuangan merasa berkewajiban menyetujui agar RUU tentang Penetapan Perppu No.1 Tahun 2014 serta UU tentang Perppu No.2 Tahun 2014 diteruskan pembahasannya pada pembicaraan Tingkat II pengambilan keputusan dalam Rapat Paripurna DPR untuk disahkan menjadi UU.
Selanjutnya Komarudin menjelaskan, di saat yang sama dalam tahapan pelaksanaan Pilkada serentak 2015 memerlukan adanya payung hukum yang lebih memberikan kepastian hukum, maka Fraksi PDI Perjuangan DPR sependapat, agar penyempurnaan materi Perppu No. 1 Tahun 2014 dilakukan melalui pengusulan RUU baru yang akan melakukan perubahan secara terbatas terhadap Perppu No. 1 tahun
37EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
2014 setelah perppu tersebut disahkan atau di undangkan menjadi UU.
Menurut Fraksi Partai Golkar yang dibacakan juru bicaranya Agung Widiantoro, menyetujui Perppu tersebut untuk disahkan menjadi UU, namun Fraksi Golkar dalam pandangan mini nya memberikan beberapa hal dalam materi Perppu yang harus direvisi, pertama, mengenai calon dan pasangan calon
Kedua, kata Agung, Pilkada serentak, dimana adanya rentang waktu yang cukup lama bagi seorang pelaksana tugas (Plt) untuk menjalankan roda pemerintahan daerah sampai dengan digelarnya Pilkada serentak, “Hal ini akan menimbulkan masalah yang cukup besar, dalam hal penyelenggaraan pemerintahan daerah, karena seorang Plt, memiliki keterbatasan didalam mengambil kebijakan dan keputusan yang bersifat strategis, hal ini tentunya memerlukan kajian yang cukup mendalam,”tegasnya.
Ketiga, penjadwalan tahapan penyelenggaraan Pilkada yang cukup panjang, apalagi berlangsung dua putaran, dan jika pelantikan dilakukan secara serentak, maka calon terpilih dalam satu putaran harus menunggu selesai perhelatan Pilkada yang berlangsung dua putaran.
Selanjutnya, ke empat, ujar Agung, terkait penyelesaian sengketa, Perppu No.1 Tahun 2014 menyatakan penyelesaian sengketa Pilkada adalah di Pengadilan Tinggi yang ditunjuk oleh MA, tetapi MA justru berpendapat sebaiknya penyelesaian sengketa Pilkada, tidak di MA, melainkan ditangani oleh badan khusus diluar pengadilan, meski begitu MA siap mengadili sengketa hasil Pilkada jika diperintahkan oleh UU.
Dan kelima, mengenai uji publik, menurut Fraksi Partai Golkar, jarak
yang terlalu lama antara uji publik dan pendaftaran calon yaitu tiga bulan, “Hal ini membuat penjadwalan tahapan Pilkada semakin panjang, apalagi hasil uji publik tidak mempunyai konsekuensi apapun kecuali hanya mengantongi surat keterangan telah mengikuti uji pu blik dari panitia uji publik, bukankah hal ini manandakan adanya formalitas belaka,” jelas Agung.
Selain Fraksi Gerindra, PDI Perjuangan dan Golkar, tujuh fraksi DPR lainnya juga menyetujui Perppu No.1 dan 2 disahkan menjadi UU.
Berikut merupakan skema perjalanan Perppu Pilkada:
Ber awal disahkannya RUU tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota (UU Pilkada) melalui mekanisme voting pada Rapat Paripurna DPR, 26 September 2014 (dini hari), dimana Dewan menyetujui pilkada melalui DPRD.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang saat itu menjabat mengaku kecewa atas keputusan DPR yang mengesahkan UU Pilkada Tak Langsung.
Diakhir masa jabatannya sebagai Presiden Republik Indonesia ke enam itu, kemudian Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2 Oktober 2014 akhirnya menerbitkan dua
38 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Peraturan Pemerintah Pengganti UndangUndang (Perppu) tentang Pilkada dan Pemda.
Adapun dua Perppu yang dimaksud adalah Perppu Nomor 1 tahun 2014 tentang pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota(Perppu Pilkada) yang sekaligus mencabut UndangUndang Nomor 22 tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota.
Lalu Perpu kedua terkait UndangUndang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Perppu Pemda) yang isinya menghapus kewenangan DPRD untuk melaksanakan pemilihan Kepala Daerah.
Dengan dikeluarkannya Perppu Pilkada, maka UndangUndang Nomor 22 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati dan Wali Kota yang disahkan DPR tidak berlaku.
Diterbitkannya Perppu tersebut, menurut SBY adalah sebagai ben
tuk nyata bersama rakyat Indonesia untuk memilih pilkada langsung. Pilkada langsung, kata SBY, merupakan buah perjuangan reformasi. Dirinya yang terpilih menjadi presiden melalui pemilihan langsung harus menunjukkan sikap konsistensi kepada rakyat yang telah memberikan kepercayaan kepadanya.
Sesuai amanat UU, Perppu yang diterbitkan oleh Presiden harus dibahas oleh DPR. Hasil dalam pembahasan, apakah Perppu tersebut bisa terus diberlakukan atau ditolak. Jika nantinya Dewan menolak Perppu diberlakukan, maka DPR harus membuat UU pencabutan Perppu tersebut dan memberlakukan UU Nomor 22 Tahun 2014.
Dan jika DPR menerima Perppu tersebut, maka pemerintah harus melaksanakan apa yang ada di dalam Perppu tersebut. Sesuai ama nat yang ada di Perppu pemilihan Gubernur, Bupati/Walikota akan dilaksanakan secara serentak
dan selama lima tahun sekali.
Dewan Perwakilan Rakyat memprioritaskan pembahasan Perppu Pilkada pada masa persidangan kedua Tahun Sidang 20142015 ini. Pada masa sidang sebelumnya, DPR belum mengesahkan Perppu Pilkada. Padahal pemilihan kepala daerah sesuai dengan Perppu akan digelar serentak mulai 2015. Pemilihan kepala daerah serentak ini diberlakukan bagi daerahdaerah yang masa jabatan kepala daerahnya berakhir pada 2016.
Masalah tata tertib DPR dan sinkronisasinya terhadap alat kelengkapan Dewan menjadi prioritas pembahasan pada masa sidang kedua DPR, persoalan ini pulalah yang membuat DPR gagal mengesahkan Perppu Pilkada pada masa sidang lalu.
Sikap DPR memprioritaskan pembahasan Perppu pada masa sidang ini, tidak lepas dari dekatnya wak
LEGISLASI
39EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
tu pelaksanaan tahapan pemilihan dan pengesahan aturan pemilihan kepala daerah. Awal Februari 2015 ini, Dewan harus sudah menentukan sikapnya (setuju atau menolak Perpu Pilkada).
Sesuai dengan urutan waktu Perppu Pilkada, sebagian Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) harus sudah membuka masa pencalonan pada Maret 2015. Pemungutan sudah berlangsung 18 November atau 16 Desember 2015.
Ketua DPR RI, Setya Novanto dalam pidatonya saat Rapat Paripurna Pembukaan Masa Sidang II, Senin (12/1/2015) menegaskan, bahwa DPR akan segera melakukan pembahasan terhadap Perppu Pilkada dan Perppu Pemda.
“Pembahasan ke dua Perppu tersebut penting untuk di lakukan, karena pada tahun 2015 kita harus mempersiapkan penyelenggaraan Pemilihan Kepala Daerah dengan baik melalui aturan hukum yang pasti,” tegas politisi dari Partai Golkar ini.
Komisi II DPR yang ditugaskan melakukan pembahasan terhadap Perpu Pilkada tersebut telah mengundang pemerintah (Menteri Dalam Negeri dan Menteri Hukum dan HAM) untuk menyampaikan keterangannya pada Kamis malam (15/1/2015).
Komisi II DPR RI memutuskan segera membahas Perppu Pilkada dan Perppu Pemda. Dalam Pemandangan Umum Fraksifraksi menanggapi keterangan pemerintah, seluruh fraksi menyatakan siap melanjutkan pembahasan.
“Paling penting dalam rapat kerja kali ini kita memutuskan pembahasan terhadap dua Perppu, sehingga dapat kita selesaikan dalam masa sidang ini. Jangan dianggap
sudah kiamat dunia ini, semua bisa kita selesaikan demi bangsa dan negara,” kata Ketua Komisi II Rambe Kamarul Zaman saat memimpin Rapat Kerja dengan pemerintah tersebut.
Pemerintah dalam keterangannya yang disampaikan Menkumham Yasonna H. Laoly menjelaskan penetapan RUU yang mengesahkan kedua Perppu menjadi penting sebagai jaminan terwujudnya prinsip kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut kostitusi sebagaimana diatur dalam pasal 1 ayat 2 UUD NRI 1945.
“Untuk memberikan kepastian hukum dalam pelaksanaan pemilihan kepala daerah yang berlandaskan kedaulatan rakyat dan demokrasi,” demikian Yasonna yang dalam rapat didampingi Mendagri Tjahyo Kumolo.
Juru bicara Fraksi PDI Perjuangan Arif Wibowo menekankan penun
tasan pembahasan Perppu diperlukan untuk menjawab pertanyaan banyak pihak terkait pelaksanaan Pilkada 2015. “FPDI Perjuangan berharap agar usulan ini dapat respon positif dari fraksifraksi, DPD dan pemerintah dengan satu harapan agar tahapan penyelenggaraan Pilkada 2015 dapat segera dilaksanakan sesuai rencana,” ujar dia.
Sebelumnya, Komisi II DPR juga telah mengundang beberapa pakar untuk dimintai pendapatnya terkait Perppu Pilkada ini. Pakar tersebut antara lain Yusril Ihza Mahendra, Irman Putra Sidin, Margarito Kamis, dan Siti Zuhro.
Ke empat pakar itu diharapkan dapat memberikan banyak perspektif bagi Komisi II DPR RI sebelum mengambil putusan terkait Perppu Pilkada, dan pandangan para pakar diharapkan akan mengubah cara pandang anggota Komisi II DPR. (sc)
foto: rizka, naefurodjie, andri/parle/hr
40 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
FOTO BERITA
EDISI 121 TH. XLV, 2015 41PARLEMENTARIA
Siap Sebelum Sakit
Tim Kunjungan Lapangan Badan Urusan Rumah Tangga - BURT DPR RI memantau kesiapan kerja sama BUMN PT. Jasindo dengan rumah sakit provider di Manado, Sulut dalam menyelenggarakan asuransi kesehatan bagi pejabat negara.
Foto: Ibnur
42 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Akrab
Kebersamaan dua putri mantan Presiden RI usai Rapat Konsultasi Pimpinan DPR dan AKD dengan Pemerintah
Foto: Iwan Armanias
FOTO BERITA
43EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Konsultasi
Suasana akrab konsultasi Pimpinan DPR RI dengan Presiden dan Wakil Presiden terkait APBN-P 2015
Foto: Andri
44 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
FOTO BERITA
45EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Pro dan Kontra Sudah Menggenang
Kunjungan Spesifik Komisi IV DPR RI ke Pelabuhan Perikanan Samudera Belawan (PPSB), Gabion, untuk menampung aspirasi nelayan termasuk pro kontra terhadap peraturan baru Menteri Perikanan dan Kelautan
Foto: Rizka
46 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
KIAT SEHAT
Setiap kita menginginkan sehat sepanjang hidup di dunia ini, sehingga bisa maksimal dalam beribadah dan berkarya untuk sesama. Namun tidak sedikit diantara kita yang sepanjang umurnya bergelut dengan penyakit. Hal ini, tidak hanya menyusahkan dirinya sendiri, namun juga keluarganya. Bagian kedua dari kiat menuju hidup sehat adalah beraktivitas yang mampu menimbulkan kebugaran tubuh dan sehat yang pada akhirnya akan mampu menunaikan ibadah dan berkarya maksimal sepanjang hayat.
Setelah kita bahas kiat sehat bagian pertama yaitu masalah nutrisi yang sehat, dimulai dari pemilihan jenis nutrisi yang benar (karbohidrat komplek, protein yang baik, lemak esensial, vitamin dan mineral, dan air teroksigenasi), maka kiat yang ke dua yang tak kalah pentingnya adalah aktivitas yang menyehatkan dan membugarkan tubuh kita bersama.
Yang dimaksud dengan ‘bugar’ adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan seharihari dengan bertenaga dan penuh kesiagaan, tanpa kelelahan yang tidak semestinya dan dengan cukup energi, sehingga tetap dapat menikmati
waktu luang dan menanggulangi keadaankeadaan mendadak yang tidak diperkirakan. (Giam/Teh: 1992)
Konsep kebugaran fisik itu ada dua level yaitu kebugaran level pertama yang berkaitan dengan kesehatan dan kebugaran level kedua yang terkait dengan ‘ Performance’. Kebugaran level pertama terkait dengan kesehatan fisik yang memiliki empat komponen kebugaran yang harus dipenuhi; yaitu kebugaran jantung paru – peredaran darah, lemak tubuh, kekuatan otot dan kelenturan sendi.
Kebugaran level kedua yang terkait dengan ‘ performance ’ adalah kriteria kebugaran level pertama dengan ditambahkan empat komponen kebugaran dasar yaitu ketahanan otot, tenaga otot, ketangkasan dan kecepatan. Kebugaran yang kedua ini menuntut adanya upaya yang lebih dibandingkan dengan kebugaran level yang pertama. Untuk mencapai ‘performance’ (kebugaran level kedua) seseorang harus melakukan aktivitas fisik dan olahraga yang teratur, tersetruktur, dengan intensitas tinggi dibandingkan kebugaran level pertama. Contoh orangorang yang mencapai pada level kebugaran kedua ini
adalah para atlit, TNI, POLRI, dan pekerja kasar.
MACAM – MACAM AKTIFITAS
Menurut ahli kedokteran olahraga, pengertian aktivitas fisik dengan olahraga itu pada hakekatnya ada perbedaan. Aktivitas itu dibedakan oleh tingkat intensitasnya yang terbagi menjadi 3 (tiga) level yaitu aktivitas dengan intensitas ringan, aktivitas dengan intensitas sedang, dan aktivitas dengan intensitas tinggi.
Aktivitas dengan intensitas ringan itu adalah aktivitas dengan upaya yang ringan tanpa menguras tenaga dan bersifat mudah dikerjakan seperti aktivitas seharihari yaitu menyapu, mengepel, berkebun, mencuci, dan bebenah rumah.
Aktivitas dengan intensitas sedang adalah aktivitas yang dilakukan dengan upaya yang rutin dan berulangulang namun bersifat sedang yang tak menyulitkan dan membebani. Aktivitas ini seperti berlari ringan ( jogging), jalan cepat, bersepeda ringan.
Sementara aktivitas dengan intensitas tinggi adalah aktivitas yang memerlukan upaya yang khusus
Dr. Naharus Surur, M.Kes
47EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
yang bersifat rutin (latihan yang inten), yang mengandalkan tenaga dan kecepatan yang terukur dan sistematis dan inilah yang sering disebut dengan ‘olahraga’.
Aktifitas fisik dengan berbagai intensitas tersebut pada hakekatnya adalah gerakan tubuh yang meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori). Dalam kegiatan seharihari setiap orang (individu) melakukan berbagai ak
tifitas fisik, minimalnya melakukan aktifitas dengan intensitas ringan.
Aktifitas fisik akan meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi (pembakaran kalori), semakin tinggi tingkat intensitas aktifitas semakin besar kalori yang dibakar. Apapun aktifitas fisik anda, hal ini dapat membakar kalori dan membuat anda sehat. Bila ingin mendapatkan dampak dari aktifitas fisik, terutama pada intensitas sedang maka
perlu waktu yang memadai. Menurut ahli kedokteran olahraga minimal 150 menit/ perpekan, dengan frekwensi 3x/pekan dengan @ 50 menit atau 5x/pekan dengan @ 30 menit. Bila ingin mendapatkan dampak yang lebih, seperti untuk para atlit maka aktifitas dengan intensitas berat dengan durasi waktunya juga semakin lama dengan frekuensi maksimal 5hari/pekan.
Setiap orang menginginkan kondisi bugar dan selalu sehat. Oleh karena itu, setiap orang harus mengatur kalori yang masuk dan keluar supaya tidak menumpuk di tubuh. Bagi Anda yang jarang bergerak atau berolahraga, namun asupan kalori terus masuk melalui makanan, maka kelebihan kalori tersebut akan ditumpuk dalam wujud lemak di hati, organorgan dalam dan otot. Dalam jangka waktu panjang akan menimbulkan berbagai penyakit yang berbahaya seperti; obese (kegemukan), fatty liver (perlemakan hati), Diabetes Melitus (kencing manis), Jantung Koroner, Kanker, Stroke, Hipertensi, dan penyakit degeneratif yang lain.
Andi Kurniawan, seorang dokter spesialis olahraga dari Indonesia Sport Medicine Centre mengungkapkan, “Modifikasi aktivitas fisik merupakan cara yang efektif untuk memperbanyak kalori yang keluar.”
Ini adalah beberapa aktivitas fisik atau olahraga yang sangat efektif membakar kalori dan membuat bugar fisik, seperti:
BerkebunBerkebun adalah aktivitas fisik yang bisa dilakukan di rumah dan
murah. Berkebun selama satu jam dapat membakar kalori sebanyak 330 kalori.
BersepedaBersepeda adalah olahraga ringan yang menyenangkan dan cocok bagi yang overweight karena beban di lutut sangat minimal. Bersepeda santai sejauh 10 sampai 12 mil perjam membakar sebanyak 256 kalori.
Senam/aerobicMelakukan senam aerobik dengan intensitas sedang selama satu jam dapat membakar kalori sekitar 330 kalori. Senam aerobik dengan intensitas tinggi, yang terdapat gerakan melompat dapat membakar kalori sebesar 480 kalori per jam.
BerenangOlahraga ini juga sangat kecil resiko cederanya, baik bagi individu yang punya masalah dengan persendian. Berenang santai dengan gaya bebas bisa membakar 510 kalori per jam.
JoggingOlahraga mudah dan murah lainnya adalah berlari. Berlari dengan kecepatan 8 km/jam dapat membakar kalori 590 per jam.
Berjalan cepatBerjalan dengan kecepatan 6 km/jam selama satu jam dapat membakar kalori sebesar 280 kalori.
MenariMelakukan gerakan tari menyenangkan dan banyak manfaatnya. Selain membuat tubuh lebih sehat, menari juga menjadi latihan yang baik dan efektif untuk menurunkan bobot tubuh. Setengah jam menari dapat membakar 100 hingga 400 kalori tergantung dari jenis tariannya.
Lompat taliLompat tali adalah jenis aktivitas fisik yang disukai oleh anak-anak. Melompat tali selama 10 menit membakar sekitar 107 kalori. Lompat tali juga merupakan salah satu olahraga yang efektif untuk membakar lemak tubuh. (*)
UPAYA MENUJU BUGAR
48 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Loyalitas di Bawah “Pohon Beringin”
Rambe Kamarul Zaman
Rambe Kamarul Zaman selalu tegas dalam sikap dan tindakan. Tutur katanya jelas dan sarat akan makna. Di sela-sela kesibukannya memimpin Komisi II DPR plus sebagai pemimpin DPP (Dewan Pengurus Pusat) Partai Golkar Bidang Legislatif dan lembaga politik Rambe meluangkan waktunya menerima Parlementaria.
49EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Masa Kecil Ingin Menjadi Pejabat
Jiwa sosial dan organisatoris Rambe sudah tampak sejak kecil, bahkan bisa dikatakan hal itu menurun dari kedua orangtuanya yang seorang kepala dewan negeri (sekarang bernama lurah). Tak berlebihan jika dikatakan keluarga Rambe termasuk orang terpandang di desanya, Pinarik. Meski memiliki berbagai fasilitas yang cukup memadai di zamannya, namun tak sedikit pun rasa sombong dan angkuh dalam dirinya.
Hal itu terbukti, usai pulang sekolah di SDN, Bakaran Batu, Rantau Parapat, tepatnya pukul satu siang Rambe harus pergi ke sawah mengantarkan makanan untuk para
petani yang mengerjakan ladang milik kedua orangtuanya. Terik matahari sama sekali bukan menjadi halangan bagi Rambe untuk melakukan itu, semua dilakoninya dengan hati ikhlas dan gembira.
Lucunya, setelah mengantar makanan ia mencuricuri waktu untuk bermain bola di ladang, kebetulan teman sebayanya banyak yang ikut menemani orangtuanya yang tengah menggarap ladang milik orangtua Rambe. Ketika matahari mulai perlahan naik ke ufuk barat, barulah Rambe kembali ke rumah. Usai membersihkan tubuhnya dari keringat dan debudebu yang melekat ditubuhnya, Rambe pun segera mengambil buku dan belajar. Dengan diterangi lampu templok Ram
be mulai membaca pelajaran yang akan dipelajari esok hari.
“Malam hari saya harus belajar. Orangtua saya sangat menekankan pendidikan. Bahkan bisa dikatakan di Pinarik, keluarga sayalah yang pertama menyandang gelar sarjana,” kisah putra dari Longgom Rambe dan Djaniah Ritonga.
Suatu ketika Rambe melihat warga di kampungnya kedatangan seorang tamu. Ramairamai warga kampungnya memotong kambing, menggelar tikar dan mengeluarkan meja serta kursi dari sekolah tersebut. “Pasti tamu ini bukan orang sembarangan, ia pasti orang hebat dan pejabat, buktinya penyambutan kedatangannya sangat luar biasa,”
50 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
gumam Rambe kecil dalam hati. Tanpa disadarinya, peristiwa tersebut begitu terekam dan tertanam dalam benak rambe, hingga dalam hati kecilnya timbul keinginan untuk menjadi pejabat seperti tamu tersebut ketika kelak ia dewasa.
Memasuki Sekolah Menengah Pertama tepatnya di SMPN II Bakaran Batu, Rantau Parapat tidak banyak yang berbeda dari keseharian Rambe. Namun sesuai jamannya, lampu templok yang biasa ia gunakan untuk meneranginya berganti menjadi lampu petromax yang tingkat penerangannya jauh lebih terang dibanding lampu templok. Kondisi demikian semakin memacu semangat belajar Rambe.
Kedua orangtua Rambe yang memang sangat konsen dengan pendidikan anakanaknya, mendorong Rambe untuk mendapatkan pendidikan yang jauh lebih baik dibanding di kampung halamannya. Memasuki masa SMA ia pun kemudian hijrah ke ibukota Sumatera Utara. Di kota Medan ini, Rambe langsung mendaftar ke SMA Negeri III Medan, tidak tanggungtanggung Rambe mendapat jurusan Paspal (Pasti dan Ilmu Alam, sekarang IPA), sebuah jurusan yang sangat pres-tige kala itu.
Mahasiswa yang Aktif
Lulus SMA, Rambe ingin mencari suasana yang baru sekaligus pendidikan yang lebih baik. Ia pun memu
tuskan untuk menyusul sang kakak yang merantau ke Jakarta. Disinilah awal titik balik perubahan kehidupan Rambe. Sejatinya Rambe ingin mendaftar ke Fakultas Kedokteran, sayangnya ketika pendaftaran telah ditutup ia belum juga mendaftar. Alhasil, ia harus mengubur dalamdalam keinginannya untuk menjadi seorang dokter.
Banyak jalan menuju Roma, untuk meraih kesuksesan di tanah rantau tentu tidak hanya harus menjadi seorang dokter, pikir Rambe ketika itu. Setelah melalui pertimbangan dan diskusi yang cukup matang dengan sang kakak, Rambe pun akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan ke APP (Akademi Pimpinan Perusahaan),
51EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
sebuah kampus atau perkuliahan dengan ikatan dinas dari Departemen Perindustrian. Di APP Rambe mengambil jurusan menejemen industri.
“Di APP saya mendapat beasiswa karena saya dapat ranking pertama. Seingat saya, ketika itu saya hanya membayar uang kuliah 16 ribu plus uang perpustakaan seribu rupiah. Sementara temanteman saya harus membayar uang kuliah puluhan ribu rupiah,” kisah Rambe.
Di bangku perkuliahan tidak hanya ilmu manajemen industri yang didapat Rambe. Lebih dari itu, ia pun mendapat kesempatan untuk aktif berorganisasi. Ia pun sempat terpilih menjadi Ketua umum mahasiswa (Ketua Senat Mahasiswa ketika itured). Saat itu dirasakan Rambe, banyak pelajaran hidup yang ia dapatkan, pasalnya, jika di kampung halaman, Pinarik keluarga Rambe menjadi orang yang sangat disegani plus segala fasilitas. Namun di tanah rantau ia harus mandiri.
“Di Jakarta jangankan mobil atau motor, sepeda saja saya tidak punya. Jadi saya kuliah dengan menggunakan bus umum,” akunya.
Untungnya, Rambe termasuk mahasiswa yang memiliki otak yang cukup encer. Untuk menambah uang saku, setiap hari Jum’at saat tidak ada perkuliahaan ia gunakan untuk menjadi mentor (mengajarred) adikadik kelasnya. Uang dari adik kelasnya itulah ia gunakan untuk membiayai transport setiap hari.
Lulus dari APP, Rambe pun langsung menjadi PNS (Pegawai Negeri Sipil) di Departemen Perindustrian. Otomatis perekonomian Rambe pun sudah meningkat. Ia tentu tidak harus menjadi mentor lagi. Meski demikian, hal itu tak menghalangi Rambe untuk terus menim
ba ilmu. Ia pun langsung mendaftar ke Sekolah Tinggi Menejemen Industri (STMI) jurusan Ilmu Menejemen Industri.
“Saat itu Menteri Perindustriannya Pak Hartarto, dan tesis saya diuji oleh dosendosen dari ITB yang bekerjasama dengan Departemen Perindustrian. Jadi bisa dibilang saya juga lulusan ITB yaa…,”ujar Rambe diselingi tawa.
Karir Politik
Lulus S2 otomatis karir Rambe pun ikut meningkat. Di saat bersamaan aktivitas organisasinya pun semakin meningkat. Setelah pada tahun 1978 ia menjabat sebagai Ketua HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) cabang Jakarta, Rambe terpilih menjadi Ketua Umum DPP Gera
kan Muda Kosgoro dengan masa bakti 19811984. Disusul dengan DPP KNPI pada tahun 19871990. Di saat bersamaan Rambe pun terpilih menjadi anggota MPR untuk pertama kalinya, yakni pada tahun 19871992, disusul pada periodeperiode selanjutnya, secara berturutturut. Pada 20092014 Rambe absen menjadi anggota legislatif. Baru pada periode berikutnya 2014 kemarin ia kembali mengikuti Pemilu dan berhasil kembali ke kursi parlemen. Rambe pun dipercaya menduduki jabatan Ketua Fraksi Partai Golkar MPR RI dan Ketua Komisi II DPR RI.
Kini setelah semua jabatan diembannya, dan Rambe pun menjadi pejabat Negara yang cukup dise gani, ia kembali teringat dengan kisah kecilnya untuk menjadi seorang pejabat seperti tamu yang
52 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
sempat datang ke kampung halamannya dan mendapat sambutan yang begitu meriah dari warga kampungnya.
Dalam perjalanan politik Rambe yang cukup mengagumkan adalah saat memasuki masa reformasi, tatkala para politikus di bawah naungan beringin itu “lompat” ke partai lainnya, Rambe tetap berdiri tegak di bawah pohon beringin. Ia tetap menunjukan loyalitasnya sebagai kader Golkar sejati.
“Satu pesan ayah yang selalu saya pegang, yakni loyalitas. Ayah saya mengajarkan saya untuk tetap loyal dan setia dengan Golkar, karena loyalitas dalam berpolitik itu sangat penting. Jadi saat masa sulit Golkar hingga saat ini tidak ada niat saya untuk berpaling dari Golkar, meskipun dalam politik hal itu diperbolehkan,” ujar Pemangku gelar Sutan Parnaungan Humala Diatas.
Keluarga Adalah Segalanya
Ada kisah lain dibalik keaktifannya berorganisasi. Saat menjadi mahasiswa, ia ditugaskan menjadi pembicara di UGM, Yogjakarta, ia melihat sosok wanita yang entah kenapa dirasakannya begitu berbeda dari mahasiswi kebanyakan. Adieb Grace Laksmi, nama lengkap wanita yang belakangan diketahui sebagai Mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi UGM.
Gayung bersambut, Laksmi pun merasakan hal yang tak jauh berbeda dari Rambe. Tak membutuhkan waktu lama bagi keduanya untuk bersatu. Setahun setelah menjalani masa pacaran, tepatnya tahun 1986 keduanya berjanji untuk mengarungi kehidupan bersama dalam suka dan duka.
Ia pun teringat keinginan lamanya untuk menjadi
seorang dokter. Kini mesti gagal menjadi dokter, namun ia berhasil memperistri seorang dokter.
“Meski masih berstatus mahasiswa S2 namun ketika itu saya sudah bekerja, dan calon istri saya ketika itu juga sudah akan lulus kedokteran gigi. Saya lihat dia juga serius, itulah yang akhirnya membuat saya yakin untuk menikahi dia,” kisah Pria kelahiran 24 Oktober 1956 ini.
Dari pernikahannya tersebut, keduanya dikaruniai dua putraputri yang sangat dicintainya, Nursyamsi Gemawati dan (alm) Dipo Adriansyah. Khusus untuk putra bungsunya yang sudah terlebih dahulu
menghadap Illahi, Rambe mengaku sangat bangga terhadapnya. Ia memiliki kemampuan berpikir yang cukup membanggakan. Lulus ITB (Institut Teknologi Bandung) dengan nilai yang cukup baik, bahkan sempat menjadi juara umum. Ia pun sempat bekerja di Perusahaan Minyak dan Oil Conoco.
Sayangnya, Tuhan berkehendak lain, Dipo dipanggil menghadap Illahi setelah mampu membanggakan kedua orangtuanya. Sementara untuk putri sulungnya, ia mengaku tak kalah membanggakannya dari sang adik. Ia lulus dari IPB (Institut Pertanian Bogor) dengan S2 dari Fakultas Hukum UGM (Universitas Gajahmada) Yogjakarta.
Dalam mendidik putraputrinya, Rambe mengaku mengikuti jejak kedua orangtuanya yang selalu memberikan kebebasan kepada anakanaknya. Sikap demokratis itu jualah yang ia terapkan kepada putraputrinya, termasuk dalam menentukan bidang yang diminatinya. Rambe mengatakan bahwa sebagai orangtua, ia hanya bisa mengawasi dan memberikan pemahaman kepada anakanaknya, selanjutnya sang anaklah yang menentukan sendiri masa depannya.
Tak heran jika kemudian, putri sulungnya pun belum tertarik untuk terjun ke panggung politik tanah air mengikuti jejak sang ayah. Untuk hal itu Rambe tidak ingin menyesali nya. Ia yakin bahwa apa yang telah menjadi pilihan putrinya itu adalah yang terbaik bagi dirinya.
“Bagi saya keluarga adalah segalanya. Oleh karena itulah saya membebaskan anakanak saya untuk memilih jalan hidupnya sendiri. Saat mereka tidak ingin mengikuti jejak ayahnya sebagai politikus ya tidak masalah, saya yakin itu adalah yang terbaik untuk mereka. Orangtua hanya mengarahkan dan mengawasi, selanjutnya terserah mereka. Dan syukurnya putri dan alm putra saya semuanya mampu membanggakan orangtua dan keluarga, itu merupakan kebahagiaan yang tidak terkira,” pungkasnya sambil beranjak menuju ruang rapat Komisi II untuk melanjutkan agenda rapatnya. (Ayu) foto: naefurodjie, andr/
parle/hr
53EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
AKHIRNYA KOMISI VI DATANG JUGA
Senyum lebar. Wajah Ceria. Suasana ini mewarnai halaman depan Kantor Cabang PT Pegadaian Provinsi Ma
luku, di Ambon beberapa waktu lalu. Para karyawan berseragam hijau berbaris rapi menyambut kedatangan Tim Kunker Komisi VI yang dipimpin Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir. Mereka antusias karena sejak Kantor Pegadaian melayani publik di Bumi Ambon Menise, inilah pertama kali anggota dewan datang berkunjung.
“Tentu kita antusias karena ini pertama kalinya anggota DPR berkunjung ke sini,” kata Kamil salah seorang karyawan. Tim Kunker juga tidak kalah bersemangat, Wakil Ketua Komisi VI Heri Gunawan memberikan motivasi sepatutnya perusahaan BUMN yang su
dah merintis bisnisnya sejak era VOC Belanda mengembangkan diri lebih agresif, sesuai profil perusahaan yang telah memiliki outlet pelayanan 4661 di seluruh Indonesia. “Kalau melihat sekilas laporan keuang an Pegadaian, rasanya ini ingin kencang tapi masih diremrem. Harapan saya Pegadaian bisa lebih agresif, perlu ada sales counter agar lebih dekat ke publik,” ungkap dia. Baginya dengan perputaran uang mencapai Rp10 triliun/bulan bisa dikatakan Pegadaian bukanlah bisnis kecil. Politisi Fraksi Partai Gerindra ini meminta pemerintah tetap mempertahankan perusahaan ini karena bukan tidak mungkin banyak investor yang berminat.
Kunjungan Kerja komisi yang membidangi masalah ekonomi, BUMN, Koperasi dan UKM ke Provinsi Ma
luku kali ini memang ditargetkan ingin menyapa dan berdialog dengan sejumlah mitra kerja terkait, memantau kemajuan dan tantangan pembangunan di daerah yang terkenal dengan keindahan Teluk Ambonnya. “Kunjungan kerja ke Maluku ini tentu sesuai dengan tugas dan fungsi dewan, mengawasi perkembangan, geliat pembangunan sekaligus menyerap aspirasi sehingga tantangan dan kendala baik dari segi regulasi dan anggaran kita bisa perbaiki,” kata Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir.
Dalam kunker dalam Reses Masa Sidang I tahun 20142015 ini Komisi VI akan berdialog dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, pengusaha daerah yang tergabung dalam Kadinda dan melakukan kunjungan lapangan ke UKM Bi
KUNJUNGAN KERJA
54 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
naan, Tenun, Kerajinan dan Makanan Khas serta ke PT Pertamina dan PT. PLN. Sementara itu bicara pada kesempatan yang sama anggota Komisi VI Melani Leimena Suharli dari Fraksi Partai Demokrat berharap pembangunan di Maluku tidak perlu terlalu muluk, yang paling utama adalah kreatif mengembangkan potensi lokal yang sudah ada.
“Maluku itu sudah punya musik, sudah punya ikan, sagu yang tiada duanya di Indonesia. Jadi sekarang bagaimana kreatif mengembangkan potensi yang sudah ada ini, tidak usah mulukmuluk, itu saja bisa mengoptimalkan daerah,” tekan putri Pahlawan Nasional dari Maluku, Leimena ini. Tim Kunker diantaranya Nyoman Darmawan (FPDIP), Eka Sastra (FPG), Nasim Khan (FPKB) dan Slamet Junaedi (FPNasdem).
Kredit Rakyat Perlu Terobosan
Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan Bank Maluku selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) perlu mengambil peran lebih aktif dalam
menggerakkan ekonomi masyarakat. Diperlukan sejumlah langkah terobosan agar program kredit dari perbankan bisa dirasakan oleh rakyat kelas bawah. “Perbankan di Maluku perlu melakukan langkah terobosan, jangan dekati dengan pendekatan bisnis as usual. Masih banyak masyarakat bawah yang belum bisa mengakses kredit dari bank, padahal potensi pertumbuhan ekonomi dari kelompok ini cukup besar,” kata Tim Kunker Komisi VI DPR RI, Eka Sastra dalam pertemuan dengan jajaran Pimpinan Bank BUMN di Ambon, Maluku.
Ia menyebut kalau melihat peta penyaluran kredit di Provinsi Maluku sebagian besar penyebaran kredit hanya di Ambon sedangkan wilayah lain sangat minim. Politisi Fraksi Partai Golkar meminta perbankan tidak takut berlebihan dalam me
nyalurkan kredit untuk masyarakat bawah. Best practice keberhasilan kredit di sejumlah daerah termasuk fenomena Bank Grameen di Banglades patut menjadi pelajaran bagi manajemen perbankan di ta
nah air. “Ada kendala struktural ini yang harus diperbaiki, perbankan lakukan tugasnya kita di Komisi VI siap mendukung dengan perbaikan regulasi,” tandasnya. Hal senada juga disampaikan anggota Komisi VI dari Fraksi Partai Gerindra Muhammad Hekal. Ia meminta kredit konsumtif yang mendominasi dapat secara bertahap dikurangi. “Bank BUMN perlu lebih kreatif, penyaluran jangan didominasi kredit konsumtif, kredit motor, dll. Bank BUMN adalah lokomotif ekonomi di daerah,” tegas dia.
Direktur Jaringan dan Layanan BNI Adi Setianto menyebut sedang mempersiapkan layanan kredit khusus untuk nelayan di Provinsi Maluku. Saat ini menurutnya sedang mempelajari keberhasilan BNI Cabang Tegal yang berhasil merancang kredit pembiayaan bagi
nelayan mulai dari kegiatan persiapan sampai pada pasca melaut. Ia berharap program ini sudah dapat diluncurkan tahun depan. Bicara pada kesempat an yang sama Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Provinsi Maluku, Wuryanto menyebut inf lasi di bumi Ambon Manise turut dipicu karena masalah kelangkaan ikan akibat cuaca buruk dan ketergantungan produk pertanian dari daerah lain. “Itulah sebabnya fokus utama Bank Indonesia di Maluku adalah bagaimana membuat
daerah ini bisa mendiri pangan. Kita saat ini mengupayakan pemberian program CSR kepada petani dan nelayan di daerah ini, agar mereka lebih berdaya,” ungkap dia.
KUNJUNGAN KERJA
55EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Tim Kunjungan Kerja Komisi VI DPR RI juga melakukan peninjauan kondisi Pasar Mardika di Kota Ambon, Provinsi Maluku. Komisi yang membidangi masalah perdagangan ini menilai revitalisasi terhadap pasar terbesar yang berada tidak jauh dari Pantai Mardika ini perlu segera dilakukan. “Pasar Mardika ini kita nilai sudah jauh dari nyaman, pedagang berhimpitan, becek, perawatan kurang. Kita dukung pasar kebanggaan Warga Ambon ini perlu segera direvitalisasi,” kata anggota Tim Kunker Slamet Junaedi. Ia meyakini Pasar Mardika sudah masuk dalam agenda revitalisasi 1000 pasar setiap tahun di seluruh Indonesia yang dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.
Politisi Fraksi Partai Nasdem ini menyebut dewan pasti akan mendukung setiap program yang prorakyat. Bicara pada kesempatan yang sama anggota Tim Kunker dari Fraksi PKB Siti Mukaromah meminta penataan kembali Pasar Mardika harus mengedepankan kekhasan daerah yang kaya dengan hasil lautnya ini. “Potensi dan kekhasan daerah perlu dijaga, jangan apaapanya dibikin mall. Pasar Ikan Arumbai di
sini sudah terkenal sejak lama, kalau bisa dirancang lebih baik, nyaman berbelanja ikan,” tutur dia.
Dalam kunjungan yang dipimpin Ketua Komisi VI Achmad Hafisz Tohir ini sejumlah aspirasi berhasil dihimpun dari masyarakat diantaranya keberadaan pedagang kaki lima yang menyebabkan turun drastisnya penghasilan pedagang yang berada di sejumlah toko. “Pedagang yang sudah punya toko di dalam pasar mengaku hanya beberapa kali transaksi selama seminggu, begitu terus bisa tutup. Ini perlu jadi perhatian pemerintah,” kata Hafisz.
BUMN Perlu Bangun Cold Storage
Pemerintah patut menugaskan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membangun fasilitas cold storage (Gudang Pendingin) di sejumlah wilayah di tanah air. Kebijakan ini diperlukan untuk membantu nelayan dalam menjaga kualitas ikan hasil tanggapan mereka. “Salah satu permasalahan dalam pengembangan industri perikanan adalah minimnya fasilitas cold sto-rage di tanah air. BUMN sebagai lokomotif ekonomi patut ditugas
kan menjalankan misi ini sebagai bagian dari pekerjaan besar bangsa ini menjadi laut sebagai beranda depan,” kata anggota Komisi VI DPR Mohammad Suryo Alam usai meninjau fasilitas cold storage milik PT Harta Samudera di Ambon, Maluku.
Disamping fasilitas gudang pendingin dalam ukuran besar pemerintah perlu pula mengupayakan pendingin dalam ukuran menengah dan kecil. Menurut politisi Fraksi Partai Golkar ini, terutama untuk ikan di pasar induk atau tempat pelelangan ikan. “Ruang pendingin seukuran peti kemas atau ukuran lain sesuai keperluan. Pengelolaan perlu dikaji bisa dilakukan oleh BUMN yang khusus dibentuk untuk itu, tentu dalam tahap awal sulit kalau orientasinya profit,” lanjut dia.
Sementara itu Kepala Pelabuhan Perikanan Nusantara Ambon AA Cholieq Syahid melaporkan kendala yang sangat menggangu. “Listrik PLN sering mati di sini, banyak perusahaan mengeluh karena mengganggu proses pendinginan. Kami harap ini jadi perhatian anggota dewan yang berkunjung,” tutur dia. (iky) foto: ibnur/parle/hr
56 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
KOMISI III DPR SOROTI OVER CAPACITY LAPAS
Tim Kunjungan Kerja Komisi III DPR RI Masa Reses Persidangan I Tahun Sidang 20142015 melakukan kun
jungan Kerja di Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta, sekaligus menggelar pertemuan dengan Kapolda Metro Jaya, Pangdam Jaya, Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta, Kakanwil Kementerian Hukum dan Ham Provinsi DKI Jakarta, dan Kepala BNN Provinsi Jakarta pada pekan ketiga Desember lalu.
Tim Kunker yang dipimpin langsung Ketua Komisi III Aziz Syamsuddin (FPG), didampingi Andika Hazrumy (F-PG), Wihadi Wiyanto (FGerindra), Sareh Wiyono (FGerindra), Daeng Muhammad (FPD), Dossy Iskandar Prasetyo (F
Hanura), dan Hasrul Azwar (F-PPP).
Pada kesempatan tersebut, Komisi III meminta perhatian berkenaan dengan over kapasitas dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas), diketahui mencapai 265% dari total yang seharusnya 5.981 daya tampung, tapi daya tampungnya over kapasitasnya 15.575 orang.
“Mohon hal ini menjadi perhatian Lapas Salemba dan seluruh lapas, perhatian Kajati, Kapolda, dan Jajaran BNN, untuk bisa memperhatikan Hukum Acara. Komisi Bidang Hukum meminta kepada aparat penegak hukum, tidak mudah menahan orang sehingga menyebabkan over kapasitas dilapas, yang diketahui mencapai 265%, plus
Bama (bahan makanan) yang harus ditanggung kita bersamasama,” katanya.
Secara prosedural kalau memang dirasakan tidak dibutuhkan proses penahanan, supaya tidak over kapasitas. Ia mengkhawatirkan, nanti tahun 2015 mencapai 400% de ngan over kapasitas, sehingga bahan makan akan menjadi beban negara sementara tingkat keamanan di dalam lapas menjadi beban dan tanggung jawab polisi dan TNI.
Dalam hal persyaratan remisi, Komisi III mendukung sepanjang sesuai ketentuan dan peraturan perundangundangan, khususnya dalam menyambut hari Natal dan tahun baru.
KUNJUNGAN KERJA
57EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
“Kita jangan menahan orang yang haknya harus diterima. Adapun jumlahnya, Komisi III menyerahkan kepada Kementerian Hukum dan Ham untuk bisa melakukan hal itu dengan sebaikbaiknya,” paparnya.
Saat mengadakan pertemuan di Keimigrasian Bandara SoekarnoHatta, berkenaan dengan Terminal III Bandara SoekarnoHatta yang akan dibangun dan rampung pada tahun depan, Aziz meminta kepada Forum Lalu Lintas yang ada di DKI untuk mendiskusikan pe ranan keimigrasian di dalam bandara. Kemudian peranan Polri di tingkat keamanan, dan juga peranan BNN, dalam rangka menjaga dan tertibnya alur lalu lintas baik domestik maupun internasional.
Peradilan Tinggi Satu Atap
Ketua Komisi III DPR RI Aziz Syam-suddin, menyampaikan ada Ide dari beberapa fraksi di Komisi III, tentang penyatuan empat Ketua di lingkungan Peradilan Tinggi (Pengadilan Tinggi, Pengadilan Tinggi
Agama, Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara, dan Pengadilan Tinggi Militer) dalam satu gedung di tingkat provinsi.
Menurutnya, hal tersebut digulirkan karena untuk menghemat biaya, perawatan, dan saling bekerja sama dalam empat lingkungan peradilan ini. Jika dilihat sekarang antara gedung Ketuaketua Pengadilan Tinggi itu terpisah berjauhan jaraknya. Mungkin perlu gagasan dan kesepakatan secara politik, nya tanya di dalam Pemeriksaan Tingkat Pengadilan Tinggi tidak akan bersidang secara fisik kembali, hanya meme riksa berkasberkas perkara.
“Kami (Komisi III) mohon tanggapan dan masukan 4 lingkungan peradilan, jika ide itu berjalan secara politik tentang penyatuan tempat dalam satu gedung. Walaupun nanti tempat bersidang dan levelnya ada lantailantainya bisa kita lakukan kajian, sehingga kita dapat mengirit pembiayaan, karena di tahun 2015 Anggaran Perubahan dari lingkungan yudikatif Mahkamah
Agung (MA) cukup besar,” ungkap Aziz Syamsudin (F-PG), saat Komisi III menggelar pertemuan dengan empat lingkungan peradilan seProvinsi DKI Jakarta, di Pengadilan Tinggi, Jakarta.
Pemikiran Komisi III lanjut Azis, dalam diskusinya bahwa di tingkat MA pun sudah menjadi satu. Tinggal di pengadilan Negeri di Kabupaten dan Kota karena masih bersidang secara fisik, mungkin perlu tetap dipertahankan pemisahan tempat gedungnya.
“Alangkah lebih efektif dan efisien dengan penyatuan gedung itu, kemudian anggarannya dapat dialihkan untuk kesejahteraan para hakim seperti membayar renumerasi hakim, sarana dan prasarana, dan rumah dinas,” imbuhnya. Hasil dari kunker ini akan ditindaklanjuti saat rapat konsultasi dengan MA yang akan dilakukan pada awal Masa Persidangan II tahun 2015. (as) foto:
agung/parle/hr
58 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Masalah Pertanahan Butuh Perhatian Serius
Persoalan tanah atau agraria merupakan masalah yang riskan dan krusial. Bahkan, akibat dari permasalahan
pertanahan ini menyebabkan sengketa lahan, hingga pertumpahan darah. Untuk itu, dibutuhkan berbagai program dan kebijakan untuk meminimalisir masalah ini. Selain itu, juga dibutuhkan sumber daya manusia yang mumpuni, bukan hanya dari segi jumlah, namun juga kompetensi dan fisik personilnya.
Demikian terungkap ketika Tim Kunjungan Kerja Komisi II melakukan pertemuan dengan Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi Kalimantan Selatan, di
Aula Kantor BPN, pekan ketiga Desember 2015. Selain dengan Kanwil BPN Kalsel, Tim Kunker Komisi II juga melakukan pertemuan de ngan Gubernur Provinsi Kalimantan Selatan, Komisi Pemilihan Umum Daerah Kalsel dan Badan Pengawas Pemilu Daerah Kalsel.
“Banyak permasalahan tanah di sini, dari alih fungsi, kemudian aktifitas pertambangan yang telah mengambil lahan di kawasan hutan lindung. Lahan selesai ditambang, namun tidak direklamasi. Ini bisa digugat melalui pengadilan karena melanggar lingkungan hidup, melalui pengadilan. Bisa kena tindak pidana. Cukup rawan juga soal ta
nah ini,” kata Wakil Ketua Komisi II, sekaligus Ketua Tim Kunker Wahidin Halim.
Permasalahan itu, tambah Politisi FPD ini, juga menyangkut kepemilikan lahan di wilayah Indonesia oleh asing, melalui saham perusahaan Indonesia. Sehingga, ada gagasan membentuk peradilan tanah, supaya hakim pengadilan memahami hukum pertanahan, termasuk mempercepat proses persidangan pertanahan. Karena selama ini, nilai Wahidin, permasalahan tanah cukup parah, peradilannya tidak antisipatif, dan penanganannya tidak optimal.
KUNJUNGAN KERJA
59EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
“Nantinya, sistem peradilan tanah akan dibuat Undangundangnya tersendiri. Jadi ada UU Pertanahan dan UU Peradilan Pertanahan. Soal RUU Pertanahan, akan kita diskusikan di Komisi II, baru kita bawa ke publik. Mulai masa persidangan awal tahun depan. Kita juga akan bicarakan hal ini dengan Kementerian Agraria dan Tata Ruang, bahwa ada problematika yang kompleks mengenai agraria,” kata Politisi asal Daerah Pemilihan Banten III ini.
Hal senada diungkapkan Anggota Komisi II Tamanuri. Ia menilai, untuk menangani permasalahan tanah ini dibutuhkan Sumber Daya Manusia yang memadai. Pasalnya kepemilikan tanah menyangkut hak seseorang.
“Masalah pertanahan ini sangat riskan, karena menyangkut hak orang. Tidak menutup kemungkinan, bahkan sampai terjadi pertumpahan daerah. Untuk itu, SDM di Badan Pertanahan ini harus siap. Baik dari segi fisik maupun mental yang tidak mudah terprovokasi suasana,” kata Tamanuri.
Politisi Nasdem ini menambahkan, terkait jumlah personil memang harus mendapat perhatian. Mengingat, kondisi setiap daerah berbeda, sehingga membutuhkan jumlah dan kemampuan SDM yang berbeda pula.
“Soal jumlah SDM itu, ya tergantung. Kalau kita menggunakan peralatan teknologi yang canggih, tentu kita membutuhkan jumlah SDM yang sedikit. Namun, jika masih serba manual, tentu kita membutuhkan SDM yang banyak. Tapi yang penting adalah jumlahnya pas. Jadi kebutuhan antara SDM dan jumlah pekerjaan itu harus pas,” tegas Politisi asal Dapil Lampung II ini.
Untuk itu, ia mengingatkan, jika
memang kondisi pertanahan di Kalsel ini cukup berat, maka dibutuhkan SDM yang memadai dan teknologi yang canggih. Sehingga dapat menyelesaikan berbagai persoalan tanah di provinsi berjuluk Lambung Mangkurat ini.
Hal senada diungkapkan oleh Anggota Komisi II Agung Widyantoro. Ia mengungkapkan, persoalan pertanahan adalah masalah yang cukup krusial. Tidak mungkin ketika membicarakan wilayah kedaulatan suatu negara, namun mengabaikan masalah pertanahan. Luas wilayah dan semua aspek persoalan terkait pertanahan tentu perlu ada upaya penataan.
“Sekarang yang menjadi masalah, jika kebutuhan personil tidak terpenuhi, mana mungkin kita bisa meraih penataan dengan baik. Ketika kita sudah menerapkan strategi penataan bidang keagrarian, kebutuhan personil tentu harus ada formulasinya. Kita harapkan, Presiden dan Kementerian Agraria dan Tata Ruang ini, membuat formula, agar kebutuhan terhadap personel itu dapat terpenuhi,” jelas Politisi Golkar ini.
Untuk itu, ia meminta Presiden
Joko Widodo, tidak terburuburu membuat kebijakan moratorium kepegawaian. Pasalnya, pemerintah melakukan moratorium kepegawaian, namun di satu sisi, personil yang ada saat ini masih kurang.
“Masih banyak personil yang belum tercukupi. Untuk itu, terkait dengan pengadaan pegawai, kami meminta ada catatan khusus, terutama untuk pegawai pendidikan, kesehatan, dan keagrariaan. Jadi ada pengadaan tenagatenaga yang memiliki keahlian dan kompetensi khusus,” tambah Politisi asal Dapil Jawa Tengah IX ini.
Sementara, Anggota Komisi II Budi
man Sudjatmiko menegaskan, perlu ada pembenahan besarbesaran dari segi SDM dan organisasi, untuk menyiapkan aparat BPN agar menjadi sumber daya yang tangguh. Pasalnya, aparat ini diberikan otoritas yang lebih, sehingga memikul tanggung jawab yang lebih besar pula.
“Teknologi memang penting dan dibutuhkan, tapi kita kan bukan hanya bicara sekedar penerapan teknologinya. Kita juga bicara tentang penyerapan SDM untuk beker
60 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
janya. Pemahaman teknologi juga kita harus tanamkan untuk bisa membuat teknologi ini agar bisa menyertai pekerjaanpekerjaan di lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang,” jelas Politisi FPDI
Perjuangan ini.
Kekayaan Alam Dikuasai Oleh Negara
Anggota Komisi II Diah Pitaloka menyatakan, kepemilikan lahan asing harus dibatasi, dimanapun di wilayah Indonesia. Bahkan, di negara manapun pasti ada batasan kepemilikan lahan oleh asing. Mengingat, Undangundang mengatur bumi, air, dan kekayaan di dalamnya dikuasai oleh negara, dan digunakan sebesarbesarnya untuk kepentingan rakyat.
“Yang mutlak menguasai tanah dan air kita itu negara, untuk digunakan sebesarbesarnya kepentingan rakyat. Yang saya heran, masyarakat sendiri saja setifikatnya kadang tidak jelas. Kita yang warga negara sendiri saja belum jelas hukumnya, kok kita malah lebih memberi jaminan hukum kepada orang asing.
Warga kita saja bisa digusur, kenapa kita sangat takut dengan kepentingan asing,” kata Diah, seolah bertanya.
Untuk itu, politisi FPDI Perjuangan
ini menilai permasalahan agraria atau lahan ini sangatlah penting. Tata kelola pertanahan itu pada akhirnya memang sangat urgent. Sehingga kepentingan bersama dan hak satu sama lain dapat diatur dalam ranah tata aturan dan tata kelola yang jelas.
“Yang harus diclearkan itu pertama konsep tata ruang kita. Tata ruang itu memiliki peran stra tegis dalam menata ruang hidup di negara ini supaya menyejahterakan rakyat,” imbuh Politisi asal Dapil Jawa Barat III ini.
Sementara, kekecewaan harus diterima oleh Anggota Komisi II Rufinus Hotmaulana Hutauruk. Ia mengaku kecewa, karena permasalahan pertanahan mengenai land register di Indonesia, khususnya Provinsi Kalsel tak kunjung usai. Padahal, lahan tidak bertambah dan jumlahnya masih tetap sama.
“Saya kecewa mendengar jawaban BPN Kanwil Kalsel, karena mereka bilang tidak ada land register. Permasalahan utama pertanahan itu adalah di land register. Karena kalau land register jelas, maka segala sesuatunya akan menjadi jelas. Lahan kan tidak bertambah, jumlahnya masih tetap sama. Sekian tahun mengurusi tanah, ditangani banyak Sumber Daya Manusia, dan didukung oleh teknologi dan biaya yang tidak sedikit, kok masalah land register saja tidak selesai,” tegas Rufinus.
Sehingga, tambah Politisi FHanura ini, dengan tidak adanya land regis-ter itu, muncullah gugatan, persoalan baru, hingga pengabaian terhadap hak wilayah, karena dijajah oleh kepentingan. Pasalnya, BPN menilai regulasi land register bukan menjadi hal yang utama dalam penyelesaian masalah tanah, namun hanya sebatas administrasi.
“Kanwil BPN Kalsel mengatakan selama ini banyak masalah seputar tanah karena mereka tidak memahami filosofi tanah itu di dalam cul-ture kita. Tidak ada sesuatu yang signifikan yang mereka lakukan untuk mengurusi masalah pertanahan ini. BPN Kanwil Kalsel harus memperbaiki land register. Jika ini beres, maka semua akan beres. Jika ada gugatan, lumrah saja, karena ini hak orang. Tapi permasalahan bisa kitra, jika sudah ada land register,” imbuh Politisi asal Dapil Sumatera Utara II ini.
Sebelumnya, Kepala Kanwil BPN Provinsi Kalimantan Selatan Binsar Simbolon menyatakan bahwa pihaknya kekurangan personil. Dalam setahun, setidaknya 600800 pegawai pensiun. Namun, Kemenpan hanya mampu menyediakan 200300 pegawai saja.
Ia juga menyatakan, Kanwil BPN Kalsel dalam kurun waktu 2012
KUNJUNGAN KERJA
61EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
2014 telah menangani sengketa, konflik dan perkara berjumlah 42 kasus, terdiri dari Perkara perdata sebanyak 19 kasus dan Perkara Tata Usaha Negara (TUN) sebanyak 23 kasus.
Apapun Keputusan DPR, KPUD Kalsel Harus Siap
Tim Kunker Komisi II menyatakan apresiasi kepada Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi Kalimantan Selatan yang mengaku siap terhadap keputusan diterima atau ditolaknya Peraturan Pemerintah Pengganti Undangundang Pemilihan Kepala Daerah (Perppu Pilkada) oleh DPR. Pada saat Tim Komisi II melaksanakan kunjungan kerja, DPR belum memulai pembahasan Perppu, karena Masa Persidangan II baru dimulai 12 Januari 2015.
“Apapun keputusan DPR nantinya, baik menolak atau menerima, kita
coba cek di daerah, ternyata KPUD Kalsel sudah siap. Jika Pilkada langsung, KPUD sudah siap dari segi hierarki, instrumen, maupun fasilitas. Pun jika Perppu ditolak, sehingga Pilkada menjadi tidak langsung, KPUD juga harus siap, dan melakukan antisipasi,” kata Wahidin, usai pertemuan di kantor KPUD Kalsel.
Hal yang sama diungkapkan oleh Anggota Komisi II Agung Widyantoro. Ia meminta KPU dan Bawaslu melakukan persiapan ketika keputusan DPR sudah digulirkan. Bahkan, ia juga meminta agar KPU menyiapkan dua opsi.
“Soal Perppu Pilkada, kami memang belum memutuskan. Namun KPU dan Bawaslu harus menyiapakan setidaknya dua opsi lah. Apakah Perppu itu diterima, atau ditolak. Yang terpenting, KPU harus membuat strategi atau formulasi, agar mampu mencetak pemimpin hasil
Pilkada yang benarbenar kredibel,” imbuh Agung.
Sebelumnya, Kepala KPUD Provinsi Kalimantan Selatan Samahuddin menyatakan bahwa pihaknya sudah menyiapkan penyelenggaran Pemilu, apapun keputusan DPR nantinya.
“Pada dasarnya, KPUD Kalsel sudah menyiapkan seluruhnya, dari perangkatnya juga, hingga ke lapisan paling bawah. Segala tahapantahapan itu masih bersifat tentatif, karena belum ada keputusan dari DPR. Intinya, kami optimis, apapun hasilnya, kami siap,” yakin Samahuddin.
Akhirnya, DPR telah membahas Perppu Pilkada pada Januari lalu. DPR telah sepakat menerima Perppu, sehingga Pilkada dilaksanakan secara langsung. (sf) foto: sofyan/
parle/hr
62 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Tingkatkan Sistem Peringatan Dini
Selama kurun waktu tahun 2014, tercatat sedikitnya 500 kali gempa bumi terjadi di wilayah Provinsi Ma
luku Utara (Malut). Malut memiliki potensi bencana karena terletak di pertemuan 3 lempeng tektonik aktif, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Pasifik, dan Lempeng Filipina. Mengingat kondisi geografis Maluku Utara yang berupa kepulauan dan daerah aktif gempa bumi, diperlukan sosialisasi dan pelatihan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami.
Selain itu, diperlukan sistem peringatan dini untuk meminimalisir resiko jatuhnya korban manusia. Namun, ternyata sistem peringatan dini belum berfungsi maksimal di Malut. Demikian hasil temuan Tim Kunjungan Kerja Komisi VIII ke Provinsi Malut, pekan kedua Desember tahun lalu. Tim Kunker dipimpin oleh Wakil Ketua Komisi VIII Ledia Hanifa Amaliah (FPKS).
“Kita lihat potensi bencana di Malut cukup luar biasa. Pilihannya, memang harus persiapan dan pengu
rangan resiko bencana. Tapi di sini, early warning system (sistem peringatan dini) masih kurang,” kata Ledia, usai pertemuan dengan Wakil Gubernur Malut, di Kantor Gubernur Provinsi Malut.
Politisi Politisi asal Dapil Jawa Barat I, ini menilai, kesadaran masyarakat Malut menghadapi bencana alam, seperti tsunami, masih kurang. Terkesan masyarakatnya sudah beradaptasi dengan tsunami. Padahal di satu sisi, bencana alam itu menyebabkan kerusakan infrastruktur dan lainnya.
Senada dengan Ledia, Anggota Komisi VIII Syamsul Luthfi (FPD) menegaskan, pentingnya alat deteksi dini untuk mengetahui potensi bencana yang akan terjadi secara cepat. Ia mengingatkan, kebutuhan alat ini jangan dipikirkan setelah terjadinya bencana, namun harus sedini mungkin.
“Kita menyadari bahwa kondisi geografis di Malut cukup sulit. Ini memerlukan koordinasi antar pihak yang berkepentingan di 10 Kabu
paten dan Kota yang ada di provinsi ini. Oleh karena itu dibutuhkan alat deteksi dini, untuk mengantisipasi terjadinya bencana. Jangan kita berpikir setelah ada bencana, baru menganggap pentingnya alat ini,” harap Politisi asal Dapil NTB ini.
Sementara Anggota Komisi VIII Cucun Ahmad Syamsurijal (FPKB) menyatakan, Pemerintah Daerah harus mempunyai langkahlangkah prioritas untuk mewaspadai bencana alam. Masyarakat membutuhkan informasi yang cepat dan terkini terhadap bencana. Mengingat, dari sisi geografis, Malut sangat rentan dan rawan sekali terhadap bencana.
“Maluku Utara sangat memerlukan perhatian. Sangat terlihat, kebutuhan sarana prasana yang ada masih sangat jauh dari harapan. DPR akan support dari sisi kewenangan legislatifnya,” ungkap Politisi asal Dapil Jawa Barat II ini.
Anggota Komisi VIII Choirul Muna (Dapil Jawa Tengah VI) juga masih menyoroti soal sistem perin
KUNJUNGAN KERJA
63EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
gatan dini. Berdasarkan data yang ia dapatkan, setidaknya Indonesia membutuhkan 70 ribu sistem peringatan dini, namun saat ini yang terpasang hanya 50.
“Ini sangat sedikit, bahkan dari 50 alat ini ada yang dicuri, karena terpasang di gunung. Perlu ada sistem peringatan dini dan kesigapan untuk evakuasi bagi korban bencana. Kalau perlu, angggaran bencana on call itu juga dianggarkan. Dana on call di seluruh Indonesia hanya Rp 1,6 triliun. Itu sangat kecil. Padahal potensi bencana di Malut ini sangat tinggi,” tambah Politisi FPD ini.
T u nj a n ga n G u r u Ha r u s Segera Dibayarkan
Tim Kunker Komisi VIII juga menemukan persoalan belum dibayarnya tunjangan guru di Malut. Wakil Ketua Komisi VIII Sodik Mudjahid melihat hal ini karena ada kesalahan pendataan. Padahal, tunjangan ini menyangkut hajat hidup orang banyak, sehingga ia mendesak Peme rintah segera membayarkan tunjangan yang tertunda itu.
“Soal tunjangan memang ada kesalahan soal pendataan. Pemerintah menganggap enteng pendataan, termasuk koordinasi Kementerian Agama dan Kementerian Keuangan. Ini menyangkut hajat hidup orang banyak dan menyangkut kehidupan orang yang bergantung terhadap penghasilan dari pekerjaannya. DPR mendesak Pemerintah segera membayarkan tunjangan itu,” tegas Politisi FGerindra ini.
Namun, tambah Sodik, ia sedikit kecewa karena Pemerintah Daerah juga belum dapat memberikan paparan mengenai jumlah pegawai yang belum mendapatkan tunjangan. Padahal, agar dapat diperjuangkan, harus didukung data
yang memadai. Ia mengaku tidak perlu sampai detail, namun cukup gambaran kasarnya saja.
Sementara itu, Anggota Komisi VIII Abdul Fikri (FPKS/Jawa Tengah IX) menegaskan, harus ada penyerasian antara Kementrian Agama dengan Kementerian Keuangan. Permasalahan utamanya di data, untuk kemudian data ini diverifikasi oleh BPKP, sehingga pencairan dananya
sesuai dengan hasil verifikasi BPKP.
Masih dalam kesempatan yang sama, Anggota Komisi VIII Achmad Fauzan (F-PKB) mendorong Pemprov Malut juga turut memperhatikan madrasah swasta di seluruh kabupaten atau kota, baik guru maupun lembaganya. Pasalnya, penanganan terhadap madrasah swasta masih kurang memadai. Bantuan itu bisa seperti pembangunan lokal kelas, maupun biaya operasionalnya.
“Mudahmudahan, dengan semangat bersama, madrasah swasta mengalami banyak perbaikan. Pertama, tidak pernah ada kasus siswa madrasah tawuran. Kedua, lulusan madrasah bisa khutbah dan lainnya. Ini terbukti dan telah memberikan manfaat kepada masyarakat. Oleh karena itu, sudah seyognyanya, pemerintah daerah mengambil peran yang lebih besar terhadap madrasah swasta. Karena untuk madrasah negeri, sudah cu
kup baik,” imbuh Politisi asal Dapil DKI Jakarta I ini.
Pemerintah Harus Perhatikan Rumah Aman
Anggota Komisi VIII Dwi Astuti Wulandari (FPD) meminta Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah untuk memperhatikan rumah aman. Politisi yang akrab dipanggil Ade menyatakan, walaupun status rumah
aman Daurmala di Provinsi Malut bukan milik negara, namun kiprahnya sudah sangat membantu masyarakat Malut. Sehingga, pemerintah, baik pusat maupun daerah juga harus memperhatikan kondisi rumah aman ini.
“Mengenai Daurmala, ini kan sebenarnya bukan miliki negara, tapi swasta. Selama 4 tahun terakhir, pendanaannya dari donatur saja. Kalau saya
lihat, ini bisa diberdayakan lebih dari yang ada saat ini. Sehingga, anggarannya bisa dialokasikan dari APBD. Harapan saya seperti itu, sehingga dapat lebih berkembang,” jelas Politisi asal Dapil DKI Jakarta I ini.
Hal senada diungkapkan oleh Anggota Komisi VIII Ruskati Ali Baal (FGerindra). Ia mengapresiasi rumah aman Daurmala yang telah melindungi kaum perempuan di Maluku Utara. Bahkan, ia berharap setiap daerah di Indonesia, memiliki rumah aman seperti Daurmala. Sehingga kaum perempuan dapat terlindungi.
Dalam kunjungan kerja ini, selain bertemu dengan Wakil Gubernur Malut dan jajaran, Tim Komisi VIII juga mengunjungi panti sosial, rumah aman, madrasah swasta, asrama haji, IAIN Ternate, hingga daerah aliran lahar Gunung Gamalama. (sf) foto: sofyan/parle/hr
64 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
SOROTAN
“Menyikapi persoalan kesela-matan, keamanan, dan kuali-tas penerbangan nasional, pasca beberapa musibah ke-celakaan pesawat 5 (lima) ta-
hun terakhir hingga kecelakaan Air Asia QZ 8501, Komisi V DPR RI memutuskan membetuk Panja Keamanan, Ke-selamatan, dan Kualitas Penerbangan Nasional,” jelas Ketua Komisi V Fary Djemy Francis yang sekaligus dise-pakati menjadi Ketua Panja dengan 27 anggota.
Musibah di dunia penerbangan tanah air dalam lima tahun terakhir bagaikan awan hitam yang terus membayangi pelayanan transportasi udara ini. Masih segar dalam ingatan publik pada 9 Mei 2012 pesawat Sukhoi Rusia terhampas di Gunung Salak, 13 April 2013 pesawat Lion Air gagal mendarat di Bandara Ngurah Rai, Bali. Selanjutnya awan semakin kelam ketika pesawat Air Asia QZ8501 dinyatakan hilang dari radar air traffic control pada Minggu, 28 Desember pukul
07.14 WIB. Pesawat berisi 162 penumpang itu berada antara perairan Kalimantan Tengah dan Kepulauan Bangka Belitung.
“Hilangnya status Air Asia QZ8501 tidak lama setelah permintaan perubahan level terbang. Kami mencoba mengontak hingga delapan kali tapi tak terdengar respons,” kata GM ATC Soekarno Hatta, Budi Hendro. Kemudian Selasa, 30 Desember 2014 pukul 14.49, Badan SAR Nasional melaporkan telah menemukan sejumlah serpihan pesawat dan enam terduga korban Air Asia yang mengapung di perairan laut Selat Karimata. Badan SAR Nasional melaporkan sebanyak 84 kapal laut diturunkan yang terbagi ke dalam 4 area, didukung delapan unit pesawat dan empat unit helikopter termasuk armada bantuan dari negara sahabat dengan total personel mencapai 586 orang. Semua fokus pada misi utama mencari puing-puing maupun jenazah korban pesawat Airasia QZ 8501.
Setuju. Bagaikan kor - paduan suara, anggota Komisi V DPR RI menyatakan persetujuan, pembentukan Panitia Kerja Keamanan, Keselamatan, dan Kualitas Penerbangan Nasional (Panja K3PN). Persetujuan diperoleh setelah rapat kerja yang cukup panjang akhir Januari lalu dengan Menteri Perhubungan, Kepala Basarna, Ketua KNKT, Kepala BMKG, Direktur Utama Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan
Indonesia (LPPNPI), dan Ketua Indonesia Slot Coordinator (IDSC).
SETELAH AWAN HITAM, MUNCULLAH PANJA K3PN
65EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Komisi V yang membidangi sektor transportasi terpanggil untuk memberikan dukungan moral kepada para petugas yang sedang bertugas di lapangan. Tim kecil yang dipimpin Wakil Ketua Yudi Widiana Adia secara khusus berkunjung ke Posko Tim SAR di Lanud Iskandar, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah. Sementara Ketua Komisi V memimpin tim mengunjungi Kantor Badan SAR Nasional (Basarnas) di Jakarta. Pada akhirnya para pejuang kemanusiaan yang dipimpin oleh Marsdya TNI FHB Soelistyo ini berhasil mengangkat bagian ekor pesawat pada tanggal 7 Januari 2015, sekitar seminggu kemudian bagian paling penting FDR (Flight Data Recorder) dan CVR (Cockpit Voice Recorder) atau dikenal dengan istilah black box berhasil diangkat. Proses investigasi saat ini sedang dilakukan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).
Ketua KNKT Marsekal Muda (Purn) Tatang Kurniadi menjelaskan berkat dukungan anggaran dari Komisi V DPR pada APBNP 2008, saat ini bangsa Indonesia sudah memiliki laboratorium yang sudah memiliki kemampuan mumpuni dalam membaca data black box. Pada malam pertama saja telah berhasil di download 124 jam rekaman flight data recorder. “Tim kita bekerja profesional dan sudah diakui dunia saat kita membaca data dari blackbox pesawat Sukhoi yang jatuh di Bogor. Tim bekerja transparan dan dipimpin oleh investigator incharge Prof. DR. Marjono dari ITB yang berpengalaman sejak peristiwa jatuhnya pesawat Adam Air selalu berhasil. Untuk menjaga transparansi tim diawasi saksi dari Perancis dan Australia,” jelasnya.
Momentum Perbaikan
Anggota Komisi V dari Fraksi PDIP Rendy Lamadjido menekankan dalam kancah penerbangan tidak dikenal istilah titik jenuh terkait kemampuan pesawat karena dengan maintenance yang baik sejumlah permasalahan bisa diatasi. Prioritas paling penting dalam transportasi udara adalah sumber daya manusianya. Apabila tidak dididik dan dilatih dengan baik hasilnya adalah rangkaian kecelakaan penerbangan. Ia kemudian mengingatkan ketika Indonesia pada tahun 2007 pernah dituding sebagai negara yang paling bobrok dalam regulasi penerbangannya. Kondisi itu menggerakkan DPR melakukan revisi perangkat regulasi pada saat itu yang kemudian melahirkan UndangUndang no.1/2009 tentang Penerbangan.
“Kita banyak membahas rekomendasi dari International Civ i l Av iat ion Organisat ion ICAO. Banyak rekomendasi yang kita kaji dan kita masukkan ke dalam undangundang. Akhirnya berdampak positif pada pengakuan dunia penerbangan Indonesia, sudah tidak
ada masalah,” tutur dia. Lebih jauh Rendy menekankan permasalahannya setelah regulasi dilahirkan adalah minimnya law enforcement. Musibah AirAsia ini menurutnya sudah cukup karena dalam kurun waktu lima tahun telah terjadi musibah yang hampir bersamaan. Ia kemudian mengingatkan pengalaman ketika DPR menghadapi masa suram PT.KAI bersama direkturnya pada saat itu Ignatius Jonan. “Tahun 2010 lalu, perkeretaapian kita mengalami masa suram. Pada saat itu kita memutuskan membentuk Panitia Kerja (Panja), mencari titik lemah BUMN ini dan akhirnya kita bisa membawa PT. KAI keluar dari masa suram. Dengan pengalaman 2010 itu, sekarang kita boleh berharap dengan kehadiran Panja, bisa melahirkan sesuatu yang terbaik di dunia penerbangan kita, zerro accident,” tegas dia.
Hal senada disampaikan anggota Komisi V dari FPKS Abdul Hakim yang menyebut masih belum lengkapnya Peraturan Pemerintah (PP) yang merupakan amanat UU no.1/2009. Hingga saat ini baru dua PP yang telah dikeluarkan yaitu PP tentang Pembangunan dan Pelestarian Lingkungan Hidup Bandar Udara serta PP tentang Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia. Sedangkan peraturan lain masih banyak yang berdasarkan UU sebelum UU no.1/2009. “Untuk itu diperlukan adanya PP sesuai UU terbaru agar pelaksanaan regulasi dapat efektif dan efisien dan tidak tumpang tindih,” tegasnya.
Ia juga memaparkan hasil audit ICAO 2014 terhadap penerbangan nasional yang menunjukkan dari delapan faktor hanya pelayanan navigasi penerbangan dan bandar udara yang mendapat poin baik. Sisanya yaitu faktor regulasi, kelembagaan, lisensi, operasi, kelaikan udara dan faktor investigasi kecelakaan dinilai masih di bawah standar ideal. “Ini momentum untuk memperbaiki pelayanan dalam sektor transportasi kepada anak bangsa menjadi lebih baik. Momentum
66 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
ini tidak boleh, kita siasiakan. Momentum melakukan perbaikan. Kita berikan apresiasi, langkah dan kinerja yang telah ditunjukkan oleh mitra kami dari perhubungan, BMKG, KNKT. Tetapi kita tidak ingin berhenti di situ, kita ingin lebih baik lagi dan lebih baik lagi,” papar dia.
Terkait polemik kebijakan penerbangan berbiaya rendah atau low cost carrier, ia mengingatkan dalam UU no.1/2009 tidak dikenal istilah itu. Dalam pasal 126 menurutnya diatur mengenai tarif kelas ekonomi dan
tarif non ekonomi. Dalam penjelasan pasal 27, yang dimaksud dengan pelayanan kelas ekonomi adalah jasa angkutan udara yang disediakan oleh badan usaha angkutan niada dengan pelayan minimal namun tetap memenuhi aspek keselamatan dan keamanan penerbangan. “Apakah LCC yang menyebabkan kecelakaan, ini perlu dipelajari kembali dengan arif bijaksana,” katanya. Ia kemudian menyampaikan kesepakatan pentingnya membentuk Panja. “Agar Komisi V DPR dapat memantau dengan seksama persoalan yang ingin kita tingkatkan kualitas dan kinerjanya,” demikian Hakim.
Jalan Panjang
Setelah palu diketokkan, Panja ini ditargetkan bekerja selama 3 (tiga) bulan sejak terbentuknya untuk mengumpulkan datadata terkait dari berbagai sumber. Sedangkan untuk tahap selanjutnya, penganalisaan data/informasi dan penyusunan kesimpulan serta rekomendasi diharapkan sampai dengan akhir Tahun 2015. Setelah hasil akhir pelaksanaan tugas Panja dilaporkan dan ditetapkan dalam Rapat Komisi V DPR RI, tugas Panja dinyatakan selesai dan berakhir. Dalam proses pengumpulan dan analisa data/informasi ini, Panja akan melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) dan/atau Rapat Dengat Pendapat Umum (RDPU) dengan
berbagai pihak, baik itu regulator, operator maupun pihakpihak lain yang terkait dengan penerbangan nasional. Ada kurang lebih 34 (tiga puluh empat) pihak/instansi yang akan diundang dalam RDP/RDPU. Selain melakukan serangkaian RDP/RDPU, Panja dapat juga melakukan peninjauan lapangan ke daerahdaerah yang akan ditentukan kemudian, diantaranya Bandar Udara JuandaSurabaya, Bandara Udara Ngurah RaiDenpasar, Bandara El TariKupang.
Beberapa hal penting yang akan menjadi fokus perhatian dalam proses kerja Panja, seperti : Aspek regulasi dan kepatuhan terhadap perundangundangan. Bagaimana operasionalisasi peraturan turunan sebagai pelaksana dari amanat UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan (Peraturan Pemerintah, Kepmen, Peraturan Dirjen). Sejauh mana amanat pembentukan lembagalembaga sesuai dengan UU No. 1 tahun 2009 tentang Penerbangan. Dari pengalaman beberapa kecelakaan, terdapat 3 (tiga) faktor kategori utama, yaitu Human factor yang mencakup pelaksanaan prosedur dan/atau standar yang berlaku, pengawasan, baik internal maupun eksternal, dan pelaksanaan ketentuan, dan beban kerja atau jam kerja yang berlebih atau kurang istirahat; Faktor teknis yang mencakup kurang berfungsinya atau tidak efektifnya peralatan
peralatan atau sistem pada pesawat, dan kegagalan atau kesalahan pada proses produksi. Faktor lingkungan (environmental), yang mencakup lingkungan bandara udara, termasuk kurang sterilnya runway. Faktor cuaca tidak dipertimbangkan sebagai faktor penyebab utama kecelakaan, namun merupakan faktor yang berkontribusi untuk meningkatkan terjadinya resiko kecelakaan.
“Dalam konteks ini, perlu pendalaman terhadap kelembagaan, sarana dan prasarana dan sumber daya manusia yang terkait dengan Keselamatan, Keamanan dan Kualitas Penerbangan kelembagaan. Selain itu akan ada pendalaman terkait potensi fluktuasi harga tiket terhadap faktor Keselamatan, Keamanan dan Kualitas Penerbangan,” tekan Ketua Panja Fary Djemy Francis. Untuk turut memudahkan proses kerja Panja juga akan memperhatikan rekomendasi yang dihasilkan dari Audit ICAO USOAP tahun 2014 terkait faktorfaktor yang mempengaruhi dunia penerbangan Indonesia. Dalam pelaksanaannya ada 8 (delapan) area yang diaudit dalam USOAP, yaitu: Perundangundangan (Legislation), Organisasi, Lisensi (Licensing), Operasi (Operations), Kelaikudaraan (Airworthiness), Badan/Lembaga Investigasi Kecelakaan, Pelayanan Navigasi Udara, dan Bandar Udara (Aerodromes). (iky) foto: ibnur,
rizka/parle/hr
SOROTAN
67EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Dari 41 draft resolusi yang diusulkan oleh negara anggota Parlemen seAsia Pa
sifik, hanya 18 Resolusi akhirnya disepakati oleh seluruh negara delegasi dalam forum parlemen seAsia Pasifik, di Quito, Ekuador.
Sebelumnya Parlemen Indonesia mengusulkan delapan draft resolusi dalam Forum Parlemen tersebut. Diantaranya resolusi proses perdamaian di timur tengah, berisi seruan perundingan damai kembali antara Israel dan Palestina serta mendukung negara Palestina yang berdaulat. Berikutnya draft resolusi dukungan penguatan perdamaian terkait tekanan politik di Asia Pasifik. Draft ini berisi berisi seruan
damai di kawasan Asia Pasifik terutama dalam menyelesaikan masalah klaim teritori di laut Tiongkok Selatan.
Indonesia juga mengusulkan draft resolusi terkait perlindungan hak bagi pekerja migran, kemudian draft membangun jaringan antar parlemen anti korupsi.Yang tidak kalah pentingnya yaitu usulan resolusi kawasan dalam memerangi kejahatan cyber crime.
Sementara usulan lainnya yaitu meningkatkan konektifitas antar kawasan melalui integrasi ekonomi Asia Pasifik. Draft resolusi usulan Indonesia prinsipnya menitikberatkan peran negara anggota APPF
dalam meningkatkan konektifitas dan peran parlemen dalam inovasi mekanisme pembiayaan bagi pembangunan infrastruktur transportasi
Resolusi terakhir yaitu usulan perlindungan melawan penjualan kepemilikan warisan budaya suatu negara. “Kita mengajak negaranegara APPF untuk meningkatkan kerjasama dalam perlindungan bendabenda purbakala dan menyeruhkan volluntary restitution bagi benda purbakala milik negara lain yang menjadi milik mereka secara tidak sah,” ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon di Quito, Ekuador saat diwawancarai Parlementaria.
APPF ke-23 EkuadorForum Parlemen Se-Asia PasifikSepakati 18 Resolusi
LIPUTAN KHUSUS
68 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Menurut Fadli, warisan budaya itu merupakan hasil karya peradaban yang harus dijaga dan diproteksi. “Warisan budaya kita kadang banyak dijual ke luar negeri se perti museum, dan juga kerap konf lik yang terjadi akibat perebutan warisan budaya, seperti Irak, Suriah,” terangnya.
Sementara Delegasi Indonesia Abdul Kadir Karding, mengatakan,
kita menyadari adanya kebutuhan untuk memperkuat kerjasama regional untuk melestarikan dan mempromosikan budaya masyarakat di kawasan ini. Untuk mewujudkan komitmen dalam melestarikan warisan budaya, Indonesia telah menerima Konvensi Perlindungan Warisan Budaya Takbenda 2003,” ujarnya saat menyampaikan pandangan delegasi Indonesia soal pelesta rian dan promosi warisan budaya kawasan, di Quito, Ekuador.
Menurutnya, parlemen Indonesia juga mengemban tanggung ja
wab untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melindungi warisan budaya dari ancaman pencurian, penggalian tak berizin dan ekspor terlarang. “Menyadari betapa pentingnya isu ini, kami telah menyerahkan rancangan resolusi mengenai hal tersebut dan sangat berharap adanya masukan amandemen yang membangun dari anda untuk memperkaya Rancangan Resolusi tersebut,” jelasnya.
Dalam pembahasan di pertemuan working committee mengenai pendidikan, budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dilaksanakan lanjut Karding, Parlemen Indonesia mengemukakan usulan mengenai alokasi anggaran nasional bagi perlindungan, preservasi, dan promosi penghormatan bagi warisan budaya di negaranegara anggota APPF.
“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk memastikan negaranegara di kawasan Asia Pasifik memiliki sumber daya berkelanjutan dan cukup untuk meren
canakan dan mengimplementasikan langkahlangkah perlindungan dan manajemen warisan budaya nasional mereka. Kami menghargai dukungan anggotaanggota parlemen dalam lingkup APPF atas isu tersebut dan kami yakin rancangan resolusi yang terkait dengan warisan budaya akan menjadi salah satu hasil penting pertemuan tahunan APPF ke23 ini,” tambahnya.
Terkait hanya 18 resolusi, Presiden Drafting komite APPF Ekuador, Fernando Bustamante menjelaskan, tim drafting telah menganalisa dari 41 draft resolusi yang ditawarkan oleh seluruh anggota delegasi, namun setelah pembentukan group khusus yang bertujuan menggabungkan seluruh resolusi yang hamper serupa, akhirnya dikurangi hingga mencapai 24 resolusi dan finalisasi akhirnya itu disepakati 18 resolusi. “Dari 24 proposal kita menyetujui 18 resolusi karena disepakati sesuai konsensus bulat sesuai prosedur forum ini,” jelasnya.
Sidang Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) terdiri atas 27 negara. APPF dibentuk melalui prepatory meeting yang diselengarakan pada Agustus 1991 di Singapura, dan sidang tahunan APPF telah dilaksanakan beberapa kali dan terakhir dilaksanakan pada tanggal 12_16 Januari 2014 di puerto Valarta, Meksiko.
Dorong Stabilitas Kawasan Asia Pasifik
Delegasi Parlemen Indonesia di Asia Pacific Parliamentary Forum (APPF) ke23 berkomitmen untuk terus mendorong perdamaian dan stabilitas di Kawasan Asia Pasifik.
“Karena itu pertemuan forum regional merupakan salah faktor penting untuk meningkatkan pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat di kawasan, jadi
LIPUTAN KHUSUS
69EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
tidak ada satupun negara dapat berdiri sendiri dalam menghadapi berbagai tantangan yang ada,”ujar Wakil Ketua DPR Fadli Zon saat menyampaikan statementnya dalam sidang umum pertama soal politik dan keamanan, dengan tema strengthening peace and security in the region, di Ekuador.
Menurut Fadli, saat ini kita semakin dekat dalam menuntaskan MDGs serta mengadopsi tujuan pembangunan berkelanjutan pasca 2015, maka visi kita sekarang adalah menjamin keberlanjutan dan menjaga pertumbuhan pembangunan di kawasan.”Perdamaian dan stabilitas merupakan dua esensi untuk pembangunan berkelanjutan dalam rangka mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesehatan masyarakat,” ujar Fadli
Fadli mengatakan, jika dibandingkan dengan negara Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Pasifik relatif lebih stabil dan aman. ”Karena itu belajar dari konflik terbuka horizontal di Timur Tengah dan Afrika Utara, bahwa perang membuat semua orang menderita, karena itu kita harus mengedepankan dialog dan kerjasama untuk meningkatkan kesejahteraan dan stabilitas di kawasan. “Itu harus menjadi komitmen bersama dari kita semua sebagai anggota parlemen,” tegasnya.
Diundang Presiden Ekuador
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon diterima oleh Presiden Ekuador Rafael Correa di Istana Kepresidenan Ekuador. “Kita diundang oleh Presiden Ekuador di Tugu Proklamasi Ekuador tahun 1989, dengan sejumlah delegasi terbatas, pada kunjungan itu kita meng obrol diatas balkon istana bersama Presiden Ekuador sambil menyaksikan pawai kenegaraan,” ujarnya.
Fadli mengatakan, pertemuan tersebut berlangsung informal dan hanya terbatas bagi Pimpinan Parlemen di negara kawasan Asia Pasifik. “Kemudian ada acara ngobrol informal, yang diundang itu hanya Ketua Delegasi yaitu Ketua Parlemen Rusia, Australia, Malaysia dan Wakil Ketua RRC dan Indonesia,” jelasnya.
Dia menjelaskan, pertemuan tersebut berlangsung beberapa menit. Saat pertemuan, Presiden Ekuador menyampaikan bahwa saat kunjungan ke Indonesia pihaknya memperoleh sambutan luar biasa dari Pemerintah Indonesia.”Dia mengatakan meskipun secara teritorial jauh, tapi Ekuador dengan Indonesia memiliki kedekatan secara emosional,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua DPR Fadli Zon dan rombongan Pimpinan Dewan dari negara kawasan Asia Pasifik lainnya diajak tur ke dalam istana Presiden. Dalam kunjungannya tersebut, sebagai tuan rumah Presiden Ekuador juga menunjukkan berbagai ruangan yang ada di Istana dan cindera mata dari berbagai negara sahabat.
Paparkan Program BPJS
Pada kesempatan itu, Delegasi Indonesia Indro Hananto sempat memaparkan mengenai program jaminan sosial di Indonesia kepada delegasi Parlemen Asia Pasifik.
“Seperti program Family Hope pro-gram (Program keluarga harapan). Ini merupakan program asistensi sosial untuk keluarga miskin seperti ibu menyusui dan anak antara 015 tahun dengan memberikan bantuan sosial terhadap masyarakat miskin yang terkena dampak seperti kenaikan BBM,” ujarnya saat memaparkan statemen terkait tema kerjasama regional di wilayah Asia Pacific : pandangan kerangka legislatif dalam perlindungan sosial dan hak sosial masyarakat di Quito, Ekuador.
Saat ini, lanjut Indro, pelayanan universal jaminan sosial telah diterapkan di Indonesia, melalui UU Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) yang digolkan oleh DPR, Indonesia telah selangkah lebih maju dalam memberikan jaminan sosial bagi warganya mulai dari jaminan kesehatan sampai tenaga kerja yang lebih terintegrasi.
70 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
“UU itu telah diadopsi tahun 2011 dalam rangka menjangkau seluruh rakyat Indonesia dalam meningkarkan jaminan sosialnya baik yang dikeolah oleh pemerintah, BUMN, maupun asuransi swasta,” ujarnya.
Berdasarkan UU, papar Indro, Indonesia harus memiliki dua Badan jaminan sosial yang memberikan jaminan kesehatan maupun jaminan tenaga kerja. “Kedua badan itu nanti yang memberikan jaminan seperti kesehatan, sakit, maupun kecelakaan kerja,” jelasnya.
Dia menambahkan, Indonesia siap bekerjasama dengan semua delegasi anggota APPF untuk menyamakan kerangka berpikir terkait proteksi sosial. “Kita juga ingin dengar dari negara lain soal proteksi sosial di negarta masingmasing,” ujarnya.
Parlemen Indonesia mengirim delapan perwakilan dari DPR dalam
rapat tahunan Asia Pacific Parlia-mentary forum di Quito, Ekuador ke 23, pada tanggal 917 Januari mendatang.
Dalam Forum Parlemen Asia Pasifik tersebut, dipimpin langsung oleh Wakil Ketua DPR Fadli Zon, didampingi Ketua BKSAP Nurhayati Ali Assegaf, Wakil Ketua BKSAP Teguh Juwarno, anggota BKSAP SB Wiryanto Sukamdani, Indro Hananto, Rachel Maryam Sayidina, Abdul Kadir Karding dan M. Arief Suditomo. Dari DPD diwakilkan oleh tujuh orang anggotanya.
APPF merupakan forum kerjasama nonekslusif antar parlemen di wilayah Asia dan Pasifik yang diinisiasi oleh mantan Perdana Menteri Jepang, Yasuhiro Nakasone pada tahun 1993. Saat ini APPF beranggotakan 27 negara termasuk Indonesia. APPF merupakan wadah bagi para anggota parlemen guna mem
bahas permasalahan bersama dan berbagi pengalamandi berbagai bidang yang menjadi concern masingmasing negara. Kerangka kerjasama APPF berfokus pada perdamaian, kebebasan, demokrasi, kesejahteraan, perdagangan dan investasi, pembangunan berkelanjutan dan kerjasama non militer.
Dalam pertemuan APPF ke 22 lalu dihasilkan 22 resolusi lima diantaranya merupakan prakarsa Indonesia. Meskipun pembahasan pertemuan APPF juga mencakup isu perdagangan dan ekonomi, negara anggota APPF juga memberikan perhatian khusus terhadap isu perdamaian dan stabilitas keamanan kawasan seperti antara lain terkait konflik atara Israel-Palestina, polemik Suriah, perseteruan di Semenanjung Korea, hingga isu pemberantasan Korupsi, penanggulangan terorisme dan narkoba. (Sugeng) foto: sugeng/parle/hr
LIPUTAN KHUSUS
71EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Dari Panggung Hiburan Ke Panggung Politik
SELEBRITIS
72 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Jika sebelumnya terkenal lewat berbagai perannya di panggung hiburan, kini pria bernama lengkap Dony
Damara Prasha Dhana bertekad untuk memasuki panggung politik t anah a ir. Bagaimana ik hwal kesertaannya di panggung hiburan tanah air, ber ikut penuturan putera pasangan (Alm) Poernomo Kismosoedirjo dan Oesye Purnomo ini kepada Rahayu Setiowati dan Rizka Arinindya dari Parlementaria.
“Sebenarnya politik bukan hal baru bagi saya, karena disiplin ilmu yang saya pelajari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, khususnya HI atau Hubungan Internasional. Jadi secara teoritis sedikit banyak saya
sudah paham tentang dunia politik,” aku Dony.
Namun pada prakteknya dilanjutkan
Dony, politik tidaklah selalu sama dengan teori yang pernah di
pelajarinya di bangku kuliah. Ia menganggap hal itu sebagai referensi
semata. Ia mencontohkan, ketika dirinya dipercaya menjadi caleg Partai
Nasdem pada Pemilu 2014 kemar in untuk Daerah Pemilihan Jawa Barat. Ia
mendapati kenyataan banyak intrikintrik penarik suara massa yang tidak didapat
nya di bangku kuliah. Hingga akhir nya langkahnya menuju kursi anggota dewan harus ter
henti.
Gagal menjadi wakil rakyat bukan berarti berhenti pula perjuangannya untuk tetap menyalurkan aspirasi rakyat plus membangun
negeri ini. Partai yang dinaunginya melihat kemampuan yang ada dalam diri Dony, hingga kemudian ia pun diminta untuk memperkuat jajaran Tenaga Ahli (TA) di fraksinya.
“Sejak tahun 2009 lalu saya sudah dipinang oleh beberapa partai, namun baru 2014 kemarin saya baru merasa yakin untuk menerima pinangan dari Partai Nasdem, yang menurut saya memiliki visi dan misi yang sama dengan saya, sesuai dengan slogannya gerakan perubahan. Bersama dengan Partai Nasdem, saya ingin melakukan perubahan untuk negeri dan bangsa ini,” jelas pria kelahiran 12 Oktober 1966 ini.
Ada beberapa hal yang menurut Dony harus diperbaiki di negeri ini, selain pemberantasan KKN (kolusi korupsi dan nepotisme), salah satunya adalah memangkas jalur bi
rokrasi untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia. Ia menilai infrastruktur yang masih minim di beberapa wilayah Indonesia disebabkan adanya birokrasi yang tersendat.
Sebut saja ketika ia mengunjungi Nabire, Papua ada pantai yang sangat indah, namun perjalanan menuju tempat tersebut sangat lama dikarenakan infrastruktur yang masih kurang. Padahal potensi pariwisata di daerah tersebut sangat besar. Hal itu menurut Dony tentu sangat menghambat pengembangan pariwisata daerah tersebut.
“Saya ingin pengembangan infrastruktur merata di seluruh wilayah Indonesia, untuk itu birokrasi harus dipangkas, agar ketika anggaran itu turun maka yang sampai ke wilayah tersebut juga sejumlah yang dianggarkan oleh pusat,” ungkapnya.
Ia menyadari untuk bisa mewujudkan harapannya tersebut akan lebih mudah jika ia menjadi anggota dewan yang langsung dapat memberikan pengaruhnya. Namun lewat kesertaannya sebagai TA, ia tetap berjuang mewujudkan harapannya tersebut dengan bantuan anggota
Ada beberapa hal yang menurut Dony harus diperbaiki di negeri ini, selain pemberantasan KKN (kolusi korupsi dan nepotisme), salah satunya adalah memangkas jalur birokrasi untuk mendorong pembangunan infrastruktur di Indonesia.
SELEBRITIS
73EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
dewan yang ada di fraksinya.
Kalahkan Andy Lau
Karir Dony dimulai sejak tahun 1978 saat ia didaulat untuk menjadi model iklan produk mentega. Wajahnya pun kemudian mulai menghiasi berbagai layar kaca lewat iklan berbagai produknya. Sukses sebagai bintang iklan, Dony merambah ke dunia seni peran lewat film Cinta Anak Jaman. Berturutturut, ia terus didapuk peran layar lebar lewat berbagai judul, diantaranya Ketika Cinta Telah Berlalu, Boss Carmad, Dua Kekasih dan Joe Turun Ke Desa, Pagar Ayu dan Perwira Ksatria.
Di judul terakhir ini, peran Dony sebagai Prasojo yang merupakan seorang Perwira TNI AU dengan latar belakang dari keluarga miskin ini mampu menyedot perhatian banyak khalayak. Hingga kemudian di film yang disutradari oleh Norman Benny ini Dony berhasil masuk dalam nominasi pemeran pendukung terbaik Festival Film Indonesia.
Puluhan film layar lebar dan layar kaca telah dilakoninya, namun film Lovely Man lah yang dirasanya paling berkesan. Ya, di film ini Dony ber
peran sebagai Syaiful, pria sejati yang ketika malam berprofesi sebagai waria dengan nama jalanan Ipuy. Permasalahan muncul ketika Cahaya, anak gadis Syaiful datang ke Jakarta mencari ayahnya yang kemudian ditemui kenyataan ayah yang dicarinya selama ini ternyata seorang waria.
Film yang sempat memunculkan kontroversi ini memang hanya sebentar dinikmati masyarakat Ibukota, namun peran yang dilakoni Dony sangat apik dan begitu melekat dalam benak masyarakat . T idak hanya publik tanah air yang terkesan dengan akting Dony d i f i l m L o v e l y Man, namun juga p u b l i k s e a s i a . H i n g g a akhirnya p a d a Festival F i l m
Asia ke6 ia berhasil meraih predikat Aktor Terbaik dalam film tersebut.
Tidak tanggungtanggung, dalam festival tersebut ia berhasil menyisihkan 31 judul film lainnya, termasuk film bertajuk Simple life yang diperankan aktor terkenal Andy Lau. Dewi fortuna rupanya berpihak pada Dony, hingga akhirnya ia berhasil mengalahkan aktor film Hongkong tersebut dengan meraih predikat The Best Actor atau Aktor terbaik.
Kini, meski telah memasuki panggung politik tanah air,
namun bukan berarti ia akan sepenuhnya meninggalkan panggung hiburan, mengingat ia dibesarkan lewat dunia seni peran. Namun Dony mengaku, untuk saat ini ia akan lebih berkonsentrasi ke dunia politik dan akan lebih selektif dalam menerima tawaran di dunia
h iburan . (Ay u)
Foto: Ray/par-
le/hr
74 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Hujan yang terjadi selama beberapa hari sebelumnya sempat membanjir i
beberapa kawasan ibukota termasuk pemukiman nelayan, Kalibaru, Ci lincing Jakarta Utara. Kondisi tersebut mengundang keprihatinan dari para istri anggota DPR RI yang tergabung dalam PIA (Persaudaraan Istri Anggota) DPR. Sebagai wujud solidaritas antar sesama, PIA menggelar Bakti sosial di pemukiman tersebut. Berikut penuturan Ketua PIA Periode 20142019, Deisti A Novanto.
“Sebenarnya tidak musim hujan pun kawasan pemukiman nelayan ini sudah kerap banjir, karena posisinya yang memang dekat dengan laut. Ditambah dengan hujan yang terjadi terus menurus beberapa hari yang lalu sempat menjadikan kawasan ini bak lautan, Alhamdulillah saat kami datang sekarang ini banjir sudah surut,” ungkap Deisti diselasela Bakti sosial di Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara (24/1).
Dijelaskan Deisti, kedatangannya kali itu bersama anggota PIA ber
tujuan untuk Bakti sosial berupa pengobatan gratis. “Ini menjadi salah satu program kami (PIA) sebagai wujud solidaritas antar sesama, juga sebagai bentuk terimakasih kami kepada masyarakat yang telah mendukung dan memberikan kepercayaan kepada bapakbapak atau suamisuami kami menjadi wakil rakyat atau anggota DPR,” tambahnya.
Bersama dengan pengurus PIA Periode 20142019 seperti Grace Fadli Zon yang merupakan istri dari Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, serta Ibu Taufik Kurniawan, Ibu Agus Hermanto dan Ibu Fahri Hamzah serta pengurus PIA lainnya, PIA telah menyusun berbagai program kerjanya selama satu tahun. Dimana program tersebut memiliki target eksternal dan internal.
Ekternal misalnya, Bakti sosial berupa pengobatan gratis bagi masyarakat di Kalibaru, Cilincing Jakarta Utara. Program Bakti sosial ini menurut Deisti rencananya akan digelar dalam dua bulan sekali dengan lokasi yang berbedabeda. Setiap lokasi dipimpin oleh panitia inti dari latar belakang partai yang berbedabeda. Meski demikian, ia meyakini bahwa seluruh anggota PIA tetap ikut berperan serta dalam pelaksanaan bhakti sosial tersebut.
Sementara program internal memiliki target ke dalam, yakni bagi anggota PIA itu sendiri, karyawan serta staf di DPR RI. Program tersebut digelar dalam berbagai bentuk, diantaranya berupa seminar par-enting dan bazaar. Menurut Grace Fadli Zon saat ditemui usai pelantikan kepengurusan PIA periode 20142019, program internal sangat
PIA Semakin Terlihat Kiprahnya
75EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
bermanfaat bagi pengembangan diri anggota PIA beserta staf dan karyawan DPR. Karena tidak dapat dipungkiri sebagai isteri anggota dewan, PIA dituntut untuk mampu mendukung sang suami yang notabene merupakan seorang politisi, disamping juga sederet tugas ibu rumah tangga lainnya, seperti merawat dan memberikan pendidikan terbaik bagi anakanak.
Baik Deisti maupun Grace mengakui sederet program kerja yang telah disusun bersama anggota PIA lainnya itu merupakan tugas mulia yang harus dijalankan. Uniknya, keduanya tidak menjadikan semua itu sebagai sebuah beban berat.
“Ini amanah yang harus kami jalankan dengan baik, kami tidak menganggap ini sebagai sebuah beban. Karena di dalamnya juga terselip misi sosial yang sangat mulia, Insya Allah dibawah kepemimpinan bu Deisti, saya yakin nama PIA akan lebih berkibar dan akan lebih terlihat kiprahnya baik di masyarakat maupun di lingkungan DPR RI sendiri,” jelas Grace Fadli Zon, usai
pelantikan Pengurus PIA beberapa waktu lalu.
S e m e nt a r a i t u , Apr i l yang akan datang dijelaskan Deisti , PIA akan membuat acara sejenis Family Gath-ering dalam rangka menyambut har i Kartini. Dalam kesempatan itu PIA a k a n m e m b u a t lomba t u mpeng bagi ibuibu, dan lomba seni yang ditujukan bagi anakanak. Diharapkan dengan acara tersebut silaturahim antar sesama anggota PIA dan keluarga dapat semakin terjalin dengan baik. Lewat keakraban tersebut sesama anggota PIA dapat terus berbagi informasi dan pengetahuan, yang pada akhir nya akan semakin meningkatkan dukungan terhadap para suami yang telah dipercaya menjadi wakil rakyat.
“Alhamdulillah sejak awal anggota PIA jauh lebih kompak dan lebih solid dibanding bapakbapaknya. Karena kami mengedepankan nama PIA, bukan nama partai. Hal ini tentu memudahkan kami dalam menjalankan program kerja yang telah kami susun bersama,” pungkas Deisti yang diamini oleh Grace. (Ayu)
foto: rizka, andri/parle/hr
76 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Pada awal 1990an, ketika tahun pertama belajar di Sydney Univer-sity tentang Politik Australia, penulis menghadiri beberapa sidang dari Joint Committee dari Parlemen Austrlia (house of representa-tive atau Majelis Rendah) tentang isu kebijakan Luar negeri Australia terhadap Indonesia. Impresi penulis menyaksikan bagaimana Parlemen Australia lebih memiliki informasi lengkap tentang Indonesia, bahkan mungkin dibandingkan dengan DPR sendiri tentang isu tertentu. Dalam proses mendapatkan informasi tentang Indonesia, parlemen Australia membentuk Joint Commitee yang mengundang masyarakat, baik individu, maupun kelompok. Dalam hubungan AustraliaIndonesia, tentu isu Papua, Timor Timur dan Aceh menjadi isu utama yang dibahas sangat tuntas. Tone dari pembahasan saat itu lebih bersifat negatif,
karena laporanlaporan dari kelompok yang sangat kritis seperti Amnesti Internasional, maupun berbagai kelompok yang pro self determination untuk TimorTimur dan Papua. Pada saat yang sama tone positif, di antaranya berasal dari keterangan (public hearing) dari para guru Bahasa Indonesia, para Indonesianist yang mencintai Indonesia. Tentu juga keterangan dari kepentingan pebisnis Australia di Indonesia. Hasil dari public hearing inilah negatif dan positif tersebut menjadi rujukan kebijakan Canberra terhadap Jakarta.
Dua puluh empat tahun kemudian, mengunjungi kembali Parlemen Australia, perkembangan politik silih berganti kekuasaan antara Partai Buruh dengan Partai Koalisi Liberal Nasional adalah suatu hal yang biasa. Namun, dalam menge
lola sistem kerja Parlemen Australia terdapat perubahan dalam konsep kini disebut sebagai parlemen modern. Indikator dari Parlemen modern adalah pertama, penggunaan teknologi dan mudah diakses oleh publik; dan fungsi representasi. Bagaimana hal tersebut diimplementasikan dalam parlemen modern Australia di tingkat pemerintahan fede ral (nasional)?
Penggunaan Teknologi dan Mudah Diakses
Hampir seluruh parlemen di dunia tentu sudah menggunakan teknologi dalam mengelola proses politik di parlemen. Yang menarik dari Parlemen Australia adalah perkembangan seluruh hasil kerja parlemen yaitu semua dalam bentuk perdebatan dapat diakses melalui website. Ada beberapa hal penting yang me
Oleh Chusnul Mar’iyah | Pakar Politik UI
PARLEMEN DUNIA
Kenal Lebih Dekat Majelis Rendah Australia
77EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
nonjol yang dapat menjadi indikator dalam parlemen modern. Pertama, fungsi Parlemen adalah membuat peraturan perundangundangan; fungsi mengontrol peme rintah dan fungsi anggaran. Oleh karena itu produk dari parlemen dapat dilihat secara individu apa yang diperjuangkan dari masingmasing anggota legislatif dapat dilihat dalam dokumen Hansard. Dalam hal ini yang dimaksud Hansard adalah nama yang diberikan terhadap transkrip perdebatan di Senat, House of Representatives, Federa-tion Chamber dan komitekomite yang dibentuk parlemen. Transkrip ini dipubliskasikan dalam waktu yang sangat singkat (3 jam) setelah selesai rapat saat itu.
Saat penulis meneliti untuk keperluan disertasi doktor tentang Politik di Australia, maka dengan mudah dapat diakses publikasi hasil perdebatan tersebut. Di tahun 1990an, saya masih menemukan Hansard dalam bentuk hard copy yang biasanya diterbitkan sehari sesudah rapat di parlemen tersebut. Namun, saat ini semua dokumen Hansard sejak Australian Federation 1901 sudah dapat diakses di web Parlemen Australia. Sementara itu, saat ini semua perdebatan parlemen dapat diakses 3 (tiga) jam setelah rapat ditutup.
Pada saat yang sama, terdapat peraturan bahwa media Australia tidak dapat merekam perdebatan di Parlemen. Dengan Kamera Robot yang dipasang dalam ruang Parlemen, maka Parlemen Australia sudah menyiapkan semua rekaman proses sidang yang diberikan kepada seluruh media yang membutuhkan dengan perbedaan waktu hanya 25 detik. Dengan demikian media tidak perlu menyediakan anggaran besar untuk kebutuhan tersebut. Peraturan lain yang menarik adalah media dilarang memotret anggota dewan di dalam restoran yang ada
di dalam gedung Parlemen dan tidak boleh memotret Anggota Parlemen di kolam renang. Dengan demikian Gedung Parlemen yang sangat ketat dengan sistem keamanan satu pintu, memberikan ruang yang cukup bagi wakil rakyat untuk lebih berkonsentrasi kepada portofolio yang harus dilaksanakan sebagai tugas pokoknya.
Hal lain yang menjadi produk dari parlemen adalah peraturan perundangundangan. Dalam hal ini konsep yang digunakan adalah Bill Digest. Produk dari parlemen ini juga dapat diakses secara elektronik sejak 1990. Sementara sebelum tahun 1990 dapat diakses melalui publikasi yang dicetak. Dengan model dukungan sistem parlemen tersebut, maka rekam jejak setiap Wakil Rakyat dapat diikuti melalui rekam jejak selama menjadi Anggota Parlemen. Pada saat yang sama birokrasi parlemen menyediakan sistem khusus untuk para anggota Parlemen secara elektronik. Dengan demikian di manapun Anggota Parlemen Australia akan langsung secara mudah mengakses berbagai dokumen negara yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan.
Setiap Anggota Parlemen di Australia memiliki kantor dengan staf yang cukup di setiap daerah pemilihannya. Pada saat Parlemen tidak bersidang (sitting sessions), Anggota Parlemen berkantor di Daerah Pemilihannya masingmasing. Dengan demikian berbagai persoalan
yang dihadapi oleh konstituen dan persoalan daerah pemilihan dapat secara langsung disampaikan kepada wakil rakyat di kantor Dapilnya. Selain itu, penggunaan media sosial seperti blog, FB dan twitter juga menjadi mekanisme bagi wakil rakyat dalam berkomunikasi dengan wakilnya.
Fungsi Representasi
Sistem Politik di Australia adalah sistem Parlemen ter. Pemenang pemilu (50 % plus 1) dapat membentuk pemerintahan. Dalam mengimplementasikan sistem ini, pemenang mayoritas akan membentuk koalisi bila dalam pemilu ternyata hanya menang tipis dan kurang dari separuh plus satu. Anggota Parlemen Australia untuk majelis rendah adalah 150 orang. Dengan demikian untuk mendapatkan posisi membentuk pemerintahan dalam pemilu, partai politik paling tidak memenangkan 76 kursi. Sistem pemilu untuk majelis rendah ini adalah sistem distrik. Berbeda dengan sistem pemilu untuk majelis tinggi (Senat) menggunakan sistem proporsional di mana setiap negara bagian memiliki wakil yang sama 12 orang (untuk enam negara bagian), sementara untuk Territori yaitu Northen Territori dan Wilayah Ibu Kota Teritori Canberra masingmasing memiliki 2 wakil Senat. Perdana Menteri Australia harus berasal dari Majelis Rendah (House of Representative).
Jumlah distrik di setiap negara bagian (Australia memiliki 6 negara bagian dan 2 Teritori) tergantung jumlah penduduk. Daerah pemilihan terkecil wilayahnya ada di negara bagian NSW (New South Wales) di dalam Kota Metropolitan Sydney, karena sangat padat penduduknya yaitu daerah pemilihan Grayndler yang hanya mengkover 32 sq km. Sementara distrik yang memiliki luas wilayah yang sa ngat
78 EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
padat adalah distrik Durack di Australia Barat dengan mengkover seluas 1 587 758 sq km. Wilayahnya meliputi separoh lebih negara bagian WA (Western Australia). Dengan demikian pembagian wilayah perwakilan tidak didasarkan pada luas wilayah, perwakilan untuk majelis rendah berdasarkan jumlah penduduk yang diwakilinya. Hal itu mengingatkan pemulis saat membuat pertama kali dalam sejarah politik di Indonesia memiliki daerah pemilihan. Protes berasal dari daerah yang memiliki wilayah luas namun jarang penduduknya. Prinsip keterwakilan dalam hal ini adalah keterwakilan penduduk bukan keterwakilan wilayah.
Australia adalah sedikit negara yang menggunakan sistem pemilu wajib bagi warga negaranya. Semua warga negara Australia wajib mengikuti pemilu. Apabila tidak mengikuti pemilu, maka melalui proses pengadilan dapat didenda sampai 50 dollar Australia. Oleh karena itu AEC (Australian Election Commission) menyediakan memilih melalui pos bagi yang tidak bisa hadir pada hari pemilu yang dilaksanakan biasanya hari Sabtu dari pagi sampai ditutup jam 6 sore. Sistem ini dianggap baik oleh kedua partai utama yaitu Partai Buruh dan Partai Koalisi Liberal/Nasional. Dengan demikian semua warga negara Australia bertanggung jawab terhadap proses bernegara. Di samping itu juga sistem pemilunya menggunakan sistem distrik dengan varian preferensial sistem. Pemilih harus membuat preferensi peringkat satu sampai jumlah kandidat. Hanya yang mendapatkan sua ra separuh lebih satu yang dapat memenangkan kursi. Oleh karena itu di beberapa distrik kadang terjadi pemenangan melalui preferensi kedua. Konsep pemilu dengan
sistem rahasia (tidak terbuka secara langsung memilihnya) merupakan model yang dilakukan pertama kali di Australia, yang dikenal di Amerika Serikat sebagai Australian Ballot.
Austral ia menggunakan masa pemerintahannya yang disebut non-fixterm. Paling lama masa pemerintahannya hanya 3 tahun. Namun, sebelum tiga tahun Perdana Menteri dapat membubarkan pemerintahannya dengan melaporkan kepada gubernur jendral dan dalam waktu 36 hari dilakukan pemilu dan terpilih pemerintahan baru. Model seperti ini memungkinkan rezim yang percaya mendapat dukungan pemilih, membubarkan pemerintahannya sebelum masa pemerintahannya
berakhir untuk dapat memperpanjang masa pemerintahannya.
Pemerintahan Australia juga dapat membubarkan pemerintahan karena alasan khusus yang diperbolehkan dalam konstitusi Australia ps 57 yang dilakukan oleh Gubernur Jendral yang membubarkan kedua majelis Rendah dan Majelis Atas, sehingga dilaksanakan pemilu secara bersamaan. Dalam hal ini disebut double dissolution. Salah satu yang bisa menyebakan double dissolution tersebut apabila budget ditolak dua kali. Setelah dibubarkan dalam waktu 36 hari dilaksanakan pemilu dan dibentuk pemerintahan baru hasil pemilu. Pemilu di Australia hanya membutuhkan persiapan
36 hari saja.
Dengan model sistem keterwakilan dalam sistem politik di Australia, dengan mudahnya warga negara untuk mengakses wakilnya, dan dapat mengontrol melalui teknologi terhadap perdebatan politik di Parlemen Australia, maka tanggung jawab menjadi Anggota Dewan di Australia tidak dapat lari dari pengawasan warga negara. Proses pengambilan keputusan semua perundangundangan, hubungan luar negeri melalui partisipasi rakyat melalui public hearing menjadi mekanisme penting dalam proses legislasi. Selain itu proses legislasi tidak hanya diputuskan oleh Majelis Rendah, namun juga harus dibahas dalam majelis tinggi (Senat). Majelis
Rendah harus menyerahkan RUU untuk concurence (sent to Senate for cooncurrance) dan dikembalikan oleh Senat kepada House of Repre-sentative tanpa perbaikan (without amandement) atau dengan perubahan, baru kemudian dikirim ke Gubernur General menjadi Act. Dan dipublikasikan menjadi UU (the Law). Dengan model Parlemen Modern tersebut,
maka proses pembuatan UU dapat diikuti oleh warga yang berkepentingan dengan issue yang dibahas dalam UU tersebut. Apalagi dengan sistem pemilu yang wajib (compul-sory voting), tuntutan warga terhadap wakilnya sangat tinggi. Model Parlemen Modern yang menjadi model untuk transparansi dan akuntabilitas wakil rakyat yang dikembangkan di banyak negara, dapat dikembangkan di seluruh Parlemen di Indonesia, dimulai di DPR untuk membangun kepercayaan publik terhadap lembaga DPR. Sistem Presidensial yang kuat membutuhkan eksekutif yang kuat dan DPR yang kuat untuk mengontrolnya. foto: dok/parle/hr
PARLEMEN DUNIA
79EDISI 121 TH. XLV, 2015PARLEMENTARIA
Ketenaran Menter i Kelaut an dan Per ikanan Susi Pudjiastut i t idak diragukan lagi. Sikap tegasnya terutama dalam memberantas Il legal f ishing
mengundang banyak pujian diantaranya dengan menenggelamkan kapalkapal pencuri ikan. Buktinya sejumlah kapal ilegal pencuri devisa negara itubekerja sama dengan aparat penegak hukum dan TNI AL telah dibomditenggelamkan ke laut bebas.
Dalam rapat kerja pertama sejak dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja dengan Komisi IV DPR dipimpin Ketuanya Edhi Prabowo Senin (26/1), perhatian para anggota Dewan kepada menteri yang satu ini cukup besar. Selain menyoroti kebijakan kementerian, para anggota juga menyampaikan apresiasi atas peran Menteri Susi selaku pemilik Susi Air dalam melayani penerbangan perintis di tanah air.
Raker kali ini digelar setelah sebelumnya tertunda karena menghadiri Rapat dengan Badan Anggaran DPR. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pujiastuti didampingi sejumlah staf disambut di ruang VIP Komisi IV. Selayaknya rapat pertama, maka agendanya adalah perkenalan seluruh anggota Komisi IV yang
h a d i r, s a t u p e r s a t u menyebut k a n n a m a , daerah pemilihan (dapil) ser ta fraksi masingmasing. Kemudian tiba giliran anggota Luther Kombong dari Fraksi Gerindra.
Setelah menyebutkan nama dan dapi lnya
anggota Dewan ini mengutarakan bahwa dirinya “sering naik Susi”. Maksudnya bahwa ketika mengunjungi daerahdaerah Balikpapan, Samarinda dan Berau dia kerap menumpang “Susi Air”. Kontan saja, pengakuan anggota Dewan ini mengundang tawa para hadirin.
Sampai saat ini, Menteri Susi memang menjadi “primadona”, baik di kalangan jurnalis maupun koleganya sendiri, sesama menteri di Kabinet Kerja. Dalam rapat dengan Banggar sebelumnya dia curhat sering dibully ketika rapat Kabinet. ”Kabinet Kerja ini kerjanya bully saya, selalu saja Susi. Saya mau melapor Komnas HAM,” ujarnya berkelakar. (mp,ry) foto: rizka/
parle/hr
POJOK PARLE