Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

12
TARGET COSTING AND COST ANALYSIS FOR PRICING DECISION TARGET COSTING Dalam persaingan yang semakin kompetitif, dimana salah satu unsur terpentingnya adalah harga, menuntut badan usaha untuk menerapkan strategi penetapan harga yang tepat serta meningkatkan efisiensi biaya produknya untuk dapat bersaing di pasar. Strategi penetapan harga yang tidak tepat dapat menyebabkan gagalnya produk suatu badan usaha untuk dapat bersaing di pasar. Target costing pada awalnya muncul karena ada persaingan pasar yang ketat dalam berbagai industry yang bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen atas produk yang dihasilkan. Perusahaan menyadari bahwa mutu atas suatu produk perlu dirancang sebelum diproduksi dan dipasarkan ke konsumen. Blocher Chen dan Lin (1999) mengemukakan bahwa target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan harga yang kompetitif , sehingga produk tersebut dapat mencapai laba yang diinginkan. Jadi, biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunkan target costing harus menentukan ukuran-ukuran penentu biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar dan tetap dapat memperoleh laba.

Transcript of Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

Page 1: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

TARGET COSTING AND COST ANALYSIS

FOR PRICING DECISION

TARGET COSTING

Dalam persaingan yang semakin kompetitif, dimana salah satu unsur terpentingnya

adalah harga, menuntut badan usaha untuk menerapkan strategi penetapan harga yang tepat

serta meningkatkan efisiensi biaya produknya untuk dapat bersaing di pasar. Strategi

penetapan harga yang tidak tepat dapat menyebabkan gagalnya produk suatu badan usaha

untuk dapat bersaing di pasar.

Target costing pada awalnya muncul karena ada persaingan pasar yang ketat dalam

berbagai industry yang bertujuan untuk memenuhi harapan konsumen atas produk yang

dihasilkan. Perusahaan menyadari bahwa mutu atas suatu produk perlu dirancang sebelum

diproduksi dan dipasarkan ke konsumen. Blocher Chen dan Lin (1999) mengemukakan

bahwa target costing menentukan biaya yang diharapkan untuk suatu produk berdasarkan

harga yang kompetitif , sehingga produk tersebut dapat mencapai laba yang diinginkan. Jadi,

biaya ditentukan oleh harga. Perusahaan yang menggunkan target costing harus menentukan

ukuran-ukuran penentu biaya yang ketat atau merancang ulang produk atau proses produksi

agar dapat memenuhi harga yang ditentukan pasar dan tetap dapat memperoleh laba.

Penerapan target costing pada perusahaan mempunyai tujuan yang bervariasi

tergantung kepada perusahaannya, karena di dalam penerapan target costing itu sendiri lebih

menekankan kepada pentingnya penetapan harga dan penetuan laba sebelum perhitungan

target cost, serta menekankan pentingnya perencanaan biaya untuk mengurangi biaya-biaya

yang dapat menyebabkan kelebihan harga pada produk, walaupun penetapan target costing

berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya. Kebanyakan perusahaan

menetapkan target costing pada saat perancangan produk, kemudian melakukan upaya yang

sinergi dan berkelanjutan untuk mencapai target yang telah ditetapkan. Tahap akhir dari

target costing melibatkan penetapan standar biaya.

Page 2: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

Cost Life Cycle

Target Costing

Pengertian Target Costing

Menurut Robert S. Kaplan dan A.A. Atkinson adalah sebagai berikut : “ Target

costing is a cost management tool that planner use during product and process design to

drive improvement efforts aimed at reducing the product’s manufacturing cost. “ (1998:224)

Sedangkan pengertian target costing menurut Gorrison R.H dan E. W Noreen adalah :

“Target costing is the process of determining the maximumallowable cost for a new product

and than developing a prototype that can be profitably made for that maximum target cost

figure.” (2000:880)

Jadi target costing adalah metode perencanaan laba dan manajemen biaya yang

difokukan pada produk dengan mempeertimbangkan proses manufacturing, sehingga target

costing ini digunkan oleh perancang sebelum produk dan proses desain dilakukan untuk

mencapai tujuan perbaikan usaha pada pengurangan biaya manufaktur produk di masa depan.

Tujuan Target Costing

Tujuan target costing adalah untuk merancang biaya produk pada tahap perencanaan

daripada mencoba mengurangi biaya selama tahap manufacturing. Target costing merupakan

contoh yang relevan yang dapat digunakan untuk tujuan strategi dan betapa pentingnya bagi

perusahaan untuk mempunyai sistem yang mempertimbangkan pengukuran seluruh kinerja.

Aktivitas Hulu

Riset &

Pengembangan Desain Produksi

Pemasaran &

Distribusi

Pelayanan pada

Pelanggan

Aktivitas Hilir

Page 3: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

Proses Target Costing

Proses target costing dibagi menjadi empat langkah utama, yaitu : market driven

costing, product-level target costing, component-level target costing dan chained target

costing.

1. Market Driven Costing

Proses ini dimulai dengan mengidentifikasi target harga penjualan yang merupakan

harga antisipasi produk saat diluncurkan. Setelah menentukah harga target, proses

pembiayaan yang dikendalikan oleh pasar dilanjutkan dengan menetapkan batas target laba

utnuk produk yang digantikan pada awal generasi, batas ini akan menjadi tanda batas lanba

secara historis yang didapat oleh produk yang sudah ada. Pada langkah terakhir, manajer

menghitung allowable cost (biaya dimana produk harus dibuat jika itu untuk mendapatkan

batas target profit pada harga target penjualan) dengan mengurangkan batas target laba dari

harga yang ditargetkan.

2. Product-level Target Costing

Proses ini dimujlai dengan biaya umum dari produk yang dituju. Ini merupakan biaya

dimana perusahaan akan meluncurkan produk barunya tanpa perjanjian dengan mengubah

desain atau memperkenalkan proses yang memperbaiki proses manufacturing yang sudah

ada.

3. Component-level Target Costing

Dalam proses ini, tim desain membangun target cost untuk settiap komponen yang

ada di dalam produk yang akan datang. Target cost pada komponen ini membangun harga

jual supplier. Karena itu, pada tahap ini menyebabkan tekanan kompetitif yang dihadapi oleh

perusahaan terutama supplier.

4. Chained Target Costing

Salah satu cara untuk mendapatkan supply chain yang efisien adalah melalui

penggunaan chained target costing system. Dengan cara ini, rangkaian sistem target cost

memindahkan tekanan bersaing untuk pengurangan biaya dari pembeli kepada supply chain

sehingga membuat jumlah rantai menjadi lebih efisien.

Page 4: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

Prinsip-prinsip Target Costing

Prinsip target costing yang memberikan dasar konseptual (Ansari, hal 11-16) sebagai

berikut :

1. Price Led Costing

Dalam prinsip ini sistem target costing menetapkan target biaya dengan mengurangi

margin laba yang diharapkan dari harga pasar yang kompetif.

2. Focus on Customer

Sistem target costing digerakkan oleh pasar. Peryaratan pelanggan atas kualitas, biaya

dan waktu secara stimultan diintegrasikan ke dalam produk dan keputusan proses yang

mengarahkan ke analisis biaya.

3. Focus on Design

Sistem target costing mempertimbangkan desain produk dan proses sebagai kunci

terhadap manajemen biaya. Perusahaan menghabiskan lebih banyak waktu pada tahap desain

dan mengurangi waktu sampai ke pasar dengan menghilangkan perubahan-perubahan yang

mahal dan menghabiskan banyak waktu yang diperlukan dikemudian hari.

Ada 5 (lima) tahap pengimplementasian pendekatan target costing :

1. Menentukan harga pasar kompetitif

2. Menentukan laba yang diharapkan

3. Menghitung target biaya pada harga pasar dikurangi laba yang diharapkan

4. Gunakan rekayasa nilai (value) untuk mengidentifikasi cara-cara yang dapat

digunakan agar terjadi penurunan biaya produksi

5. Estimasi Biaya setelah rekayasa nilai

6. Aktivitas-aktivitas untuk mencapai biaya target

Cara ke-4 hingga ke-6 dapat dikatakan sebagai cara untuk mencapai target biaya.

Page 5: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

COST ANALYSIS

Analisis biaya merupakan evaluasi ekstensif atas informasi biaya yang dihasilkan dari

sistem akuntansi biaya atau perkiraan biaya

Hubungan-hubungan biaya memainkan peran kunci dalam hampir semua keputusan

manajerial. Dalam hal ini diperkenalkan konsep-konsep biaya, yang menunjukkan hubungan

antara fungsi biaya dengan fungsi produksi, dan menelaah beberapa hubungan jangka pendek

dan jangka panjang.

Walaupun konsep biaya relevan berbeda-beda untuk suatu keadaan dengan keadaan

lainnya, tetapi ada beberapa hubungan yang umum ditemui analisis biaya tersebut :

1. biaya relevan biasanya didasarkan pada konsep penggunaan alternatif, biaya relevan

suatu sumberdaya ditentukan oleh nilainya dalam penggunaan alternatif yang terbaik.

2. biaya relevan dari sebuah keputusan hanya mencakup biaya-biaya yang dipengaruhi

oleh tindakan yang sedang dilakukan. Inilah yang disebut konsep biaya incremental.

Jika satu biaya tertentu tidak berubah dengan adanya suatu tindakan, maka biaya

incremental yang relevan adalah sama dengan nol. Akhirnya, kita harus berhati-hati

dalam menentukan macam-macam biaya, apakah biaya eksplisit maupun biaya

implicit, yang dipengaruhi oleh suatu keputusan yang dimasukkan dalam analisis kita.

Perusahaan dapat menggunakan analisis biaya, permintaan pasar, biaya pesaing, harga

pesaing, dan kemungkinan reaksi pesaing sebagai dasar penetapan harga. Perusahaan juga

perlu membandingkan biayanya dengan pesaing, apakah biaya produksinya lebih rendah atau

lebih tinggi dan juga harga dan kualitas penawaran pesaing. Dengan mengetahui harga, biaya

dan kualitas pesaing, perusahaan dapat menggunakan titik orientasiuntuk menetapkan harga.

Tujuan Analisis Biaya

Untuk mengendalikan biaya

Untuk menentukan keputusan strategi harga

Untuk merencanakan laba

Untuk menghitung laba/rugi

Page 6: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

PRICING DECISION

Ada beberapa metode yang dapat digunakan sebagai rancangan dan variasi, dalam

penetapan harga menurut Marras (1999. hal. 181-185), harga dapat ditentukan atau dihitung :

a) Harga didasarkan pada biaya total ditambah laba yang diinginkan (cost plus pricing

method). Metode penetapan harga ini adalah metode yang paling sederhana di mana

penjual atau produsen menetapkan harga jual untuk satu barang yang besarnya sama

dengan jumlah biaya per unit ditambah dengan suatu jumlah untuk laba yang

diinginkan (margin) pada tiap-tiap unit tersebut sehingga formula menjadi :

Cost plus pricing method = Biaya total + laba = Harga jual

Metode ini mempertimbangkan bahwa ada bermacam-macam jenis biaya dan biaya

ini dipengaruhi secara berbeda oleh kenaikan atau penurunan keluaran (output) = hasil

nyata. Mark Up Pricing Method variasi lain dari metode cost plus adalah mark up

pricing method yang banyak dipakai oleh pedagang. Para pedagang yang membeli

barang-barang dagangan akan menentukan harga jualnya setelah menambah harga

belinya sejumlah mark up (kelebihan harga jual di atas harga belinya).

Jadi formulanya menjadi:

Harga Beli + Mark Up = Harga Jual

b) Harga yang berdasarkan pada keseimbangan antara permintaan dan suplai. Metode

penetapan harga yang lain adalah metode menentukan harga terbaik demi tercapainya

laba yang optimal melalui keseimbangan antara biaya dengan permintaan pasar.

Metode ini memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-

harganya memaksimalkan laba. Dalam menentukan harga dan mendayagunakannya

tentunya perlu pemahaman tentang konsep-konsep istilah berikut seperti:

1) Biaya tetap total (Total fixed cost).

2) Biaya variabel (Variable cost).

3) Biaya total (Total cost).

4) Biaya marginal (Marginal cost).

Analisa suplai dan permintaan yang dipakai sebagai dasar penetapan harga kurang

didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya bisa dipakai

Page 7: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak bisa didayagunakan sebagai

pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan akan datang.

c) Penetapan harga yang ditetapkan atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga yang

ditetapkan atas dasar kekuatan pasar adalah suatu metode penetapan harga yang

berorientasi pada kekuatan pasar di mana harga akan menentukan harga jualnya

setelah menambah harga belinya sejumlah mark up (kelebihan harga di atas harga

belinya). Jadi formulanya menjadi :

Harga beli + Mark Up = Harga Jual

d) Harga yang berdasarkan keseimbangan antara suplai dan permintaan. Metode ini

memang paling cocok bagi perusahaan yang tujuan penetapan harga-harganya

memaksimalkan laba.

Analisa permintaan dan suplai yang dipakai sebagai dasar penetapan harga kurang

didayagunakan dalam kalangan bisnis. Menurut mereka analisa ini hanya bisa

digunakan untuk mempelajari perkembangan harga masa lalu, tidak dapat

dipergunakan sebagai pegangan praktis dalam penetapan harga sekarang dan akan

datang.

e) Penetapan harga atas dasar kekuatan pasar. Penetapan harga ini merupakan suatu

metode penetapan harga yang berorientasi pada kekuatan pasar dimana harga jual

dapat ditetapkan sama dengan harga jual pesaing, di atas harga pesaing atau di bawah

harga pesaing.

Penetapan harga sama dengan harga saingan.

Penetapan harga seperti ini memang akan lebih menguntungkan jika dipakai

pada saat harga dalam persaingan itu tinggi. Dan pada umumnya digunakan

oleh penjual untuk barang-barang standar.

Penetapan harga di bawah harga saingan.

Penetapan harga seperti ini biasanya digunakan oleh para pengecer dan

seringkali produsen tidak mengetahui adanya praktek-praktek yang demikian.

Pengecer pada dasarnya melihat bahwa nama baik produsen ikut membawa

nama baik pengecer.

Page 8: Target Costing Dan Cost Analysis for Pricing Decision

Penetapan harga di atas harga saingan.

Penetapan harga demikian memang hanya sesuai digunakan oleh perusahaan

yang sudah memiiiki reputasi atau perusahaan yang menghasilkan barang-

barang prestise. Hal ini dilatarbelakangi suatu pertimbangan bahwa seringkali

konsumen kurang memperhatikan harga dalam pembeliannya, tetapi

konsumen lebih mengutamakan kualitas/faktor prestise yang akan

diperolehnya dari barang tersebut.

Menurut Murti-John (1998, hal. 284-288), metode penetapan harga sebagai berikut:

a) Menghitung seluruh biaya tiap unit ditambah marjin tertentu (laba yang dikehendaki).

b) Menghitung terlebih dulu titik pulang pokok penjualan atau Break Even Point, yaitu titik

di mana jumlah penerimaan penjualan persis sama dengan seluruh biaya yang dikeluarkan

(Total Revenue = Total Cost), apabila penjualan berada di bawah BEP, maka perusahaan

menderita kerugian.

c) Menetapkan harga yang setinggi-tingginya. Hal ini biasanya mempunyai tujuan:

1) Untuk berjaga-jaga terhadap kekeliruan di dalam penetapan harga

2) Untuk mempertinggi citra produk

3) Untuk mencapai keuntungan per kesatuan produk yang tinggi. Kelemahan metode ini

ialah:

a. Sulit untuk menemukan pembeli yang bersedia membeli produk baik produk itu

masih baru maupun yang telah berada pada tahap kejenuhan.

b. Memberi kesempatan kepada pesaing untuk merebut konsumen.

d) Menetapkan harga yang serendah-rendahnya. Strategi ini dapat dipakai apabila perusahaan

menginginkan volume penjualan yang tinggi dan laba tiap kesatuan produk relatif rendah.

Namun demikian strategi ini dirasa lebih agresif dapat memperkuat kedudukan perusahaan

di pasar.