Taqwa menurut Imam Ali

29
Menurut Sayyidina Ali Hakikat Taqwa

Transcript of Taqwa menurut Imam Ali

Page 1: Taqwa menurut Imam Ali

Menurut Sayyidina Ali Hakikat Taqwa

Page 2: Taqwa menurut Imam Ali

Bersegera Memohon Ampunan Allah SWT

Fitrah Manusia selalu melakukan maksiat

Page 3: Taqwa menurut Imam Ali

Perbuatan

Wajib Kerjakan

Haram Tinggalkan

Sunnah Upayakan kerjakan

MakruhUpayakan tinggalkan

Mubah

Pilih mana yang lebih bermanfaat

Page 4: Taqwa menurut Imam Ali

• Sebagian ulama mempermudah pemahaman taqwa dengan menjelaskan bahwa taqwa adalah ’imtitsalul awamiri waj tinabun nawahi’ mengerjakan segala perintah Allah dan meninggalkan larangan-Nya.

• Sayyidina Ali menerangkan bahwa sejatinya taqwa tidaklah sekedar istitsalul awamir waj tinabun nawahi, tetapi taqwa itu adalah:

والقناعة • بالتنزيل والعمل الجليل من الخوفالرحيل ليوم واإلستعداد بالقليل

• takut kepada Allah yang bersifat Jalal, dan beramal dengan dasar al-Qur’an (at-tanzil) dan menerima (qona’ah) terhadap yang sedikit, dan bersiap-siap menghadapi hari peralihan (hari akhir)

Page 5: Taqwa menurut Imam Ali

Al Khauf• Al-khaufu minal Jalil artinya bahwa taqwa itu akan menjadikan

seseorang merasa takut kepada Allah swt yang memiliki sifat Jalal.• Takut Ia kalau amalannya tidak diterima Allah SWT. • Takut bila amalannya melanggar berbagai aturan dan ketentuan-Nya.

Sehingga apapun diperbuatnya selalu dipertimbangkan terlebih dahulu. Tangan tidak akan digunakan untuk memungut benda yang bukan miliknya tanpa izin. Kaki tidak digunakan untuk berjalan ke arah yang salah, demikian juga mata dan telinga tidak akan difungsikan sebagai alat mendurhakai-Nya.

• Maka taqwa dalam bingkai Al-khaufu minal Jalil, lebih bernuansa ‘penghindaran dan pencegahan’ dari pada ‘pelaksanaan’. Karena sesungguhnya ‘ketakutan’ itu akan menyebabkan seseorang enggan melakukan tindak kesalahan. Seperti halnya seorang anak kecil yang takut bermain air hujan karena takut kepada orang tuanya

Page 6: Taqwa menurut Imam Ali

اء� ي ن�س! و! ب!ن!ات�ك! و! ك! و!اج� !ز' أل� ق*ل' الن/ب�ي, ا !ي,ه! أ !اأ!د'ن!ى ذ!ل�ك! ن/ ب�يب�ه� ال! ج! م�ن' ن/ ع!ل!ي'ه� ي*د'ن�ين! ن�ين! ؤ'م� ال'م*

ا يم6 ح� ر! ا ور6 غ!ف* الل/ه* و!ك!ان! ذ!ي'ن! ي*ؤ' ال! ف! ف'ن! ي*ع'ر! أ!ن'

Firman Allah SWT dalam surat Al Ahzab:59

Page 7: Taqwa menurut Imam Ali

• Firman Allah SWT :

�م� • �ك �ي أ �م� �و�ك �ل �ب �ي ل �اة� ي �ح� و�ال �م�و�ت� ال ل�ق� خ� �ذ�ي ل6 ال ع!م! ن* ا أ!ح'س!�غ�ف�ور� ) ال �ع�ز�يز� ال ( 2و�ه�و�

• Maksudnya : "Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(Surah al-Mulk (67) ayat 2)

Page 8: Taqwa menurut Imam Ali

Dalam Q.s. al-Mulk: 2, Allah SWT. menegaskan bahwa yang menjadi ukuran diterima dan tidaknya amal perbuatan kita adalah “ayyukum ahsanu ‘amal[an] [siapakah di antara kalian yang amalnya paling sempurna].” Allah tidak menggunakan ukuran, “ayyukum aktsaru ‘amal[an] [siapakah di antara kalian yang amalnya paling banyak].”

Karena itu, ukurannya adalah kualitas, bukan kuantitas. Al-

Qadhi ‘Iyadh, dikutip oleh banyak Ahli Tafsir, menjelaskan, “Makna ahsanu ‘amal[an] adalah: akhlashuhu [siapakah yang amal perbuatannya paling ikhlas], dan ashwabuhu [siapakah yang amal perbuatannya paling benar].” Itulah kualitas amal perbuatan yang akan diterima oleh Allah SWT. Ukurannya, ikhlas dan benar.

Page 9: Taqwa menurut Imam Ali

• Salah satu cara untuk mendapatkan ilmu adalah dengan menghadiri majelis ta’lim. Demikian tingginya nilai ta’lim sehingga dikatakan oleh Rasulullah SAW nilainya lebih baik dari shalat sunat 100 raka’at:

• ”Dari Abu Dzar, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: ”Wahai Abu Dzar. Hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari satu ayat dari kitab Allah, lebih baik bagimu daripada kamu shalat 100 rakaat. Dan hendaklah engkau pergi, lalu engkau mempelajari suatu bab ilmu yang dapat diamalkan ataupun belum dapat diamalkan, adalah lebih baik daripada kamu shalat 1.000 rakaat.” (HR Ibnu Majah dengan sanad hasan).

Page 10: Taqwa menurut Imam Ali

wal ‘amalu bit tanzil,

• Melalukan Amal/ tindakan baik yang berdasarkan pada apa-apa (al-Qur’an) yang diturunkan Allah SWT (at-tanzil) sebagai pedoman hidup dan dasar bersyariat bagi kaum muslim.

• menghindari sesuatu karena takut kesalahan dalam konsep taqwa tidak lantas menjadikan seseorang tidak berbuat apa-apa.

Page 11: Taqwa menurut Imam Ali
Page 12: Taqwa menurut Imam Ali

AKTUALISASI IBADAH KETERIKATAN MUSLIMPADA ATURAN ISLAM:• Dalam urusan keimanan (mantap dan

murni atau tidak syirik)• Dalam urusan ibadah mahdah (taat

selalu)• Dalam urusan akhlaq (mulia)• Dalam urusan makanan dan minuman

(halal dan thayib selalu)• Dalam urusan pakaian (menutup aurat)• Dalam urusan keluarga (sakinah)• Dalam urusan pekerjaan (profesional)• Dalam urusan masyarakat (peduli)• Dalam urusan dakwah (aktif terlibat)

Page 13: Taqwa menurut Imam Ali

Ayat Al-Qur’an

م�ض�اع�ف�ة= • �ض�ع�اف=ا أ �ا ب Eالر �وا �ل �ك �أ ت ال �وا آم�ن �ذ�ين� ال �ه�ا ي� أ �ا ي

�ح�ون� �ف�ل ت �م� �ك �ع�ل ل �ه� الل �ق�وا و�ات• “Hai orang-orang yang beriman, janganlah

kamu memakan riba dengan berlipat ganda dan bertakwalah kamu kepada Allah supaya kamu mendapat keberuntungan.” (QS. Ali Imron: 130)

�ا • ب Eالر م� و�ح�ر� �ع� �ي �ب ال �ه� الل �ح�ل� و�أ• “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)

Page 14: Taqwa menurut Imam Ali

BAHAYA RIBA Memakan Riba Lebih Buruk Dosanya dari Perbuatan

Zina Rasulullah SAW :

�ن� • �ي �ث �ال و�ث �ة� ت س� م�ن� د� �ش� أ �م� �ع�ل ي و�ه�و� ج�ل� الر� �ه� �ل ك� �أ ي =ا ر�ب ه�م� د�ر�

�ة= �ي ن ز�• “Satu dirham yang dimakan oleh seseorang dari

transaksi riba sedangkan dia mengetahui, lebih besar dosanya daripada melakukan perbuatan zina sebanyak 36 kali.” (HR. Ahmad dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Misykatul Mashobih mengatakan bahwa hadits ini shahih)

Page 15: Taqwa menurut Imam Ali

Satu dirham saat ini hanyalah setara dengan Rp 60 ribu saja (Dinar-online.com, 16/7/2013). Dengan kata lain, seseorang yang memakan harta hasil riba hanya Rp 60 ribu saja sama dengan telah berzina dengan 36 pelacur.

Page 16: Taqwa menurut Imam Ali

BAHAYA RIBADosa Riba Seperti Dosa Seseorang yang Menzinai Ibu

Kandungnya Sendiri Rasulullah SAW :• ج�ل� الر� �ك�ح� �ن ي �ن� أ �ل� م�ث ه�ا ر� �س� أي =ا �اب ب �ع�و�ن� ب و�س� bة� �ث �ال ث �ا الر�ب

� �م ل �م�س� ال ج�ل� الر� ع�ر�ض� �ا ب Eالر �ى ب ر�� أ �ن� و�إ م�ه�

� أ “Riba itu ada 73 pintu (dosa). Yang paling ringan

adalah semisal dosa seseorang yang menzinai ibu kandungnya sendiri. Sedangkan riba yang paling besar adalah apabila seseorang melanggar kehormatan saudaranya.” (HR. Al Hakim dan Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)

Page 17: Taqwa menurut Imam Ali

م�ن! ي'ط!ان* الش/ ب/ط*ه* ي!ت!خ! ال/ذ�ي وم* ي!ق* ا ك!م! إ�ال/ وم*ون! ي!ق* ال! ب!ا sالر ي!أ'ك*ل*ون! ال/ذ�ين!م' !ن/ه* ب�أ ذ!ل�ك! sال'م!س

ب!ا sالر ث'ل* م� ال'ب!ي'ع* ا �ن/م! إ ال*وا ب!ا ق! sالر م! ر/ و!ح! ال'ب!ي'ع! الل/ه* ل/ أ!ح! م!و'ع�ظ!ةy و! اء!ه* ج! م!ن' ف!ان'ت!ه!ى ف! بsه� ر! م�ن'

ا يه! ف� ه*م' الن/ار� اب* ح! ص'أ! أ*ول!ئ�ك! ف! ع!اد! و!م!ن' الل/ه� إ�ل!ى ه* ر* م'

أ! و! ل!ف! س! م!ا ل!ه* ف!ال�د*ون خ!

“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka berkata (berpendapat), sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”

(TQS al-Baqarah [2]: 275)

Page 18: Taqwa menurut Imam Ali

al-Qana’atu bil Qalil• artinya orang yang bertaqwa akan selalu merasa cukup dengan rizki yang

sedikit, sesungguhnya orang yang memiliki rizqi yang sedikit dan merasa cukup dengan rizqi tesebut adalah bukti sekaligus tanda bahwa orang itu dicintai oleh Allah swt. Sebagaimana yang disabdakan rasulullah saw.

كفافا • رزقه عبدا أحب إذا الله إن• Bahwa jika Allah mencintai seorang hamba ia akan memberikan rizki

yang pas-pasan kepadanya.• Artinya pas-pasan adalah tidak memiliki kelebihan selain untuk

menutupi kebutuhan pokoknya, inilah tanda orang taqwa yang dicintai Allah swt. Oleh karena itu dalam kenyataannya tidak seorangpun hamba yang hidup pas-pasan bertindak secara berlebihan, berhura-hura dan doyan belanja. Karena berbagai macam keglamouran hidup itu sangat dibenci oleh Allah swt. menyebabkan manusia melupakan Tuhannya. Itulah bukti hamba itu dicintai oleh Allah.

Page 19: Taqwa menurut Imam Ali

al-isti’dadu li yaumir rakhil• adalah bersiap-siap menghadapi hari perpindahan.

Perpindahan dari alam dunia ke alam kubur lalu ke alam akhirat. Artinya segala amal orang yang bertaqwa senantiasa dalam rangka menyiapkan diri akan hadirnya hari kematian. yaitu hari keberangkatan dari alam dunia menuju alam akhirat.

• Oleh karena itu ketika Rasulullah ditanya “siapakah manusia yang paling cerdas dan paling mulia di hadapan Allah?” beliau menjawab mereka adalah manusia yang

• له إستعدادا وأشدهم للموت ذكرا  أكثرهم• Manusia yang paling banyak mengingat kematian dan

paling semangat mempersiapkan diri menghadapinya

Page 20: Taqwa menurut Imam Ali
Page 21: Taqwa menurut Imam Ali

Firman Allah Swt dalam surat Yasin :65

Page 22: Taqwa menurut Imam Ali

PEMIKIRAN

WAJIB

SUNNAH

MUBAH

MAKRUH

HARAM

PERASAAN

CINTA & BUTUH

SENANG/HOBI

Pilih yg manfaat

WASPADA/HATI2

BENCI & TAKUT

Sikap Kita ?

KEHIDUPAN

EKONOMIPOLITIKSOSIALHUKUMBUDAYA

RITUALSENI

PENDIDIKANKESEHATAN

PEMERINTAHAN

Page 23: Taqwa menurut Imam Ali

ك*م! ل�ي!ح' ول�ه� س* و!ر! الله� إ�ل!ى د*ع*وا �ذ!ا إ ن�ين! ؤ'م� ال'م* و'ل! ق! ك!ان! ا �ن/م! إول*وا ي!ق* أ!ن' م' ب!ي'ن!ه*

أ!ط!ع'ن!ا و! ع'ن!ا م� ي*ط�ع� س! و!م!ن' ، ون! ل�ح* ف' ال'م* ه*م* أ*ول!ئ�ك! و!م* ه* أ*ول!ئ�ك! ف! ه� ي!ت/ق' و! الله! ي!خ'ش! و! ول!ه* س* و!ر! الله!ون! ائ�ز* ال'ف!

Sesungguhnya jawaban orang-orang mu’min, bila mereka dipanggil kepada Allah dan rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan.“Kami mendengar dan kami patuh.” Mereka itulah orang-orang yang beruntung. Siapa saja yang taat kepada Allah dan rasul-Nya serta takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya, mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan. (QS an-Nur [24]: 51-52)

Page 24: Taqwa menurut Imam Ali

• Imam Bukhari meriwayatkan dari Abi Saruah, ia berkata:ر�ع=ا » م�س� ق�ام� �م� ث �م� ل ف�س� �ع�ص�ر� ال �ة� �م�د�ين �ال ب �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى Eي� �ب الن اء� و�ر� �ت� �ي ص�ل

�ه�م� �ي ع�ل ج� ف�خ�ر� �ه� ع�ت ر� س� م�ن� �اس� الن ف�ف�ز�ع� �ه� ائ �س� ن ح�ج�ر� �ع�ض� ب �ل�ى إ �اس� الن ر�ق�اب� �خ�ط�ى ف�تن�ي �س� �ح�ب ي �ن� أ �ر�ه�ت� ف�ك �ا �د�ن ن ع� uر� �ب ت م�ن� =ا �ئ ي ش� ت� �ر� ذ�ك ف�ق�ال� �ه� ع�ت ر� س� م�ن� �وا ب ع�ج� �ه�م� ن

� أ �ى أ ف�ر��ه� م�ت �ق�س� ب ت� م�ر�

� «ف�أSuatu saat aku shalat Ashar dibelakang Nabi saw. di Madinah. Kemudia Beliau saw. membaca salam dan cepat-cepat berdiri, kemudian melangkahi pundak orang-orang yang ada di mesjid hingga sampai ke sebagian kamar istrinya. Maka orang-orang pun merasa kaget dengan bergegasnya Nabi (ada apa gerangan?). Kemudian Nabi saw. keluar dari kamar istrinya menuju mereka. Nabi melihat para shahabat sepertinya merasa keheran-heranan karena bergegasnya beliau. Kemudian Beliau saw. berkata: Aku bergegas dari sholat karena aku ingat pada suatu barang yang masih tersimpan dirumah kami. Aku tidak suka jika barang itu menahanku, maka aku memerintahkan (kepada istri ku) untuk membagi-bagikannya.Dalam riwayat Muslim yang lain Nabi saw. bersabda:« �ه� Eت �ي ب

� أ �ن� أ �ر�ه�ت� ف�ك الص�د�ق�ة� م�ن� ا �ر= �ب ت �ت� �ي �ب ال ف�ي �ف�ت� ل خ� �ت� �ن «كAku meninggalkan sebuah barang sedekah di rumahku dan Aku tidak suka jika aku menahannya.Hadits ini memberi petunjuk kepada kaum Muslim agar bersegera dan cepat-cepat melaksanakan perkara yang telah di wajibkan Allah Swt.

Page 25: Taqwa menurut Imam Ali

Imam Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik, ia berkata:

�ن� » ب �ي� �ب و�أ اح� �ج�ر� ال �ن� ب �د�ة� �ي ع�ب �ا �ب و�أ �ص�ار�ي� �ن �أل ا �ح�ة� ط�ل �ا �ب أ ق�ي س�� أ �ت� �ن ك

ق�د� �خ�م�ر� ال �ن� إ ف�ق�ال� uآت ف�ج�اء�ه�م� bم�ر� ت و�ه�و� uف�ض�يخ م�ن� =ا اب ر� ش� uع�ب� كق�ال� ه�ا ر� �س� ف�اك ار� �ج�ر� ال ه�ذ�ه� �ل�ى إ ق�م� �س� �ن أ �ا ي �ح�ة� ط�ل �و �ب أ ف�ق�ال� م�ت� Eح�ر

ت� ر� �س� �ك ان �ى ت ح� �ه� ف�ل س�� �أ ب �ه�ا �ت ب ف�ض�ر� �ا �ن ل uاس م�ه�ر� �ل�ى إ ف�ق�م�ت� bس� �ن «أ

Suatu hari aku memberi minum kepada Abu Thalhah al Anshary, Abu Ubaidah bin al Jarrah, dan Ubay bin Ka’ab dari Fadhij, yaitu perasan kurma. Kemudian ada seseorang yang datang, ia berkata: Sesunggunya Khamr telah diharamkan. Maka Abu Thalhah berkata: Wahai Anas berdirilah dan pecahkanlah kendi itu! Anas berkata: Maka akupun berdiri mengambil tempat penumbuk biji-bijian (Al Mihras) milik kami, maka kami memukul kendi itu dengan bagian bawahnya (Al Mihras), hingga pecahlah kendi itu.

Page 26: Taqwa menurut Imam Ali

• Dalam hadits yang ditakhrij oleh Bukhari Muslim dari Jabir, diungkapkan:�ت� » �ي أ ر�

� أ uح�د� أ �و�م� ي �م� ل و�س� �ه� �ي ع�ل الله� ص�ل�ى Eي� �ب �لن ل bج�ل ر� ق�ال� : ف�ي uات �م�ر� ت �ق�ى �ل ف�أ �ة� ن �ج� ال ف�ي ق�ال� �ا؟ �ن أ �ن� ي

� ف�أ �ل�ت� ق�ت �ن� إ�ل� ق�ت �ى ح�ت �ل� ق�ات �م� ث �د�ه� «ي

Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw. pada saat perang Uhud: Bagaimana pandanganmu Ya Rasulallah saw. jika aku terbunuh saat ini, dimanakah tempat ku (setelah kematian)?. Rasulullah bersabda: Engkau akan berada di syurga. Mendengar sabda Rasulullah saw. tersebut, maka laki-laki itu serta-merta melemparkan buah kurma yang ada di tangannya, kemudian ia maju untuk berperang hingga terbunuh di medan perang.

Page 27: Taqwa menurut Imam Ali

• Semoga Allah merahmati kaum wanita yang hijrah pertama kali, ketika Allah menurunkan firman-Nya:] �ه�ن� �وب ي ج� ع�ل�ى �خ�م�ر�ه�ن� ب �ن� �ض�ر�ب �ي ]و�لDan hendaklah mereka mengenakan kain kerudung mereka diulurkan ke kerah baju mereka (TQS. An Nur [24]: 31)Maka kaum wanita itu merobek kain sarung mereka (untuk dijadikan kerudung) dan menutup kepala mereka dengannya .

Page 28: Taqwa menurut Imam Ali

Wassalam...

Kalau bisa sekarang,

Kenapa tunggu ajal datang?

Page 29: Taqwa menurut Imam Ali