Www.tugaskuliah.info-bahan Makalah Agama - Taqwa

download Www.tugaskuliah.info-bahan Makalah Agama - Taqwa

of 21

Transcript of Www.tugaskuliah.info-bahan Makalah Agama - Taqwa

TUGAS PENDIDIKAN AGAMA TAQWA

Nama : Puri Wahyuni

Sekolah Tinggi Hukum GalunggungJl. KH. Lukmanui Hakim No. 17, Tasikmalaya, 46112.

A. PENDAHULUAN1. Latar BelakangKejayaan suatu bangsa yang kejayaan tersebut bersifat selamat dan menyelamatkan tidak akan bisa diraih kecuali melaui jalan taqwa. Bila melalui jalan selain taqwa maka akan lahir berbagai macam kerusakan di muka bumi. Sebagaimana telah ALLAH firmankan: Telah tampak kerusakan di darat dan di bumi di sebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya ALLAH merasakan kepada mereka sebagian dari akibat perbuatan mereka, agar mereka kembali ke jalan yang benar. Bangsa yang bertaqwa tentulah masyarakatnya adalah masyarakat yang bertaqwa. Masyarakat yang bertaqwa tidak mungkin terwujud tanpa terwujudnya keluarga-keluarga yang bertaqwa. Dan keluarga-keluarga yang bertaqwa tentu mustahil terwujud bila insaniah dalam keluarga tidak bertaqwa. Artinya, supaya bangsa ini bangkit dan mendapat kejayaan, insan bangsa ini perlu dibina dan di didik menjadi orang yang bertaqwa. Taqwa bukan sekedar melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan ALLAH. Orang melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan tidak selalu berdasarkan taqwa. Mereka taat mungkin karena ada sebab lain seperti menginginkan upah, ingin dipuji, dan ingin pengaruh. Mereka juga meninggalkan yang dilarang bisa karena ingin menjaga nama baik, takut dihukum, takut dihina,dan takut diasingkan. Begitulah arti taqwa telah disalah artikan. Maksud dari taqwa telah disempitkan. Orang yang bertaqwa adalah orang yang luar biasa disebabkan dia adalah manusia yang sudah bersifat malaikat. Dia sudah menjadi orang Tuhan. Sebab itulah dia dibantu dan dibela oleh Tuhan. Dan hanya orang bertaqwalah yang akan selamat dunia akhirat.

B. PEMBAHASANA. Pengertian Taqwa Taqwa (takwa) berasal dari kata waqa, yaqi, wiqayah, yang berarti takut, menjaga, memelihara dan melindungi. Sesuai dengan makna etimologi tersebut, maka taqwa dapat diartikan sikap memelihara keimanan yang diwujudkan dalam pengamalan ajaran agama islam secara utuh dan konsisten (istiqamah).

Dalam surat Al baqarah 2 : 177 yang artinya bukanlah kebajikan itu (didalam urusan) kamu memalingkan muka kamu ke pihak timur dan barat,tetapi kebajikan itu ialah (kebajikan) orang yang beriman kepada allah dan hari akhir dan malaikat-malaikat, kitab-kitab dan nabi-nabi, dan mendermakan harta yang sedang ia cinta itu kepada keluarga dekat dan anak-anak yatim dan orang-orang miskin dan orangorang yang terputus diperjalanan dan orang-orang yang meminta, dan didalam(urusan) menebus hamba-hamba, dan mendirikan shalat, dan mngeluarkan zakat, dan menyempurnakan janji apabila berjanji dan sabar di waktu kepayahan dan kesusahan di waktu perang. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Dalam isi kandungan surat Al baqarah 2 : 177 menjelaskan tentang karakteristik orang yang bertakwa : 1. Iman kepada Allah, para malaikat, kitab-kitab, dan para nabi. 2. Mengeluarkan harta yang dikasihinya kepada kerabat, anak yatim, orang-orang miskin, orang-orang yang terputus di perjalanan, orang-orang yang meminta-minta dana, orang yang tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban memerdekakan hamba sahaya. 3. Mendirikan shalat dan menunaikan zakat. 4. Menepati janji, dalam pengertian lain adalah memelihara kehormatan diri. 5. Sabar disaat kepayahan, kesusahan dan diwaktu perang, atau dengan kata lain memiliki semangat perjuangan.

Melihat karakteristik diatas, maka takwa meliputi keseluruhan aspek manusia, baik keyakinan, ucapan maupun perbuatan yang memcerminkan konsistensi seseorang terhadap nilai-nilai ajaran islam. Karena itu, takwa merupakan nilai tertinggi yang hendak dicapai oleh setiap muslim.

Taqwa adalah kumpulan semua kebaikan yang hakikatnya merupakan tindakan seseorang untuk melindungi dirinya dari hukuman Allah dengan ketundukan total kepadaNya. Asal usul taqwa adalah menjaga dari kemusyrikan dosa dan kejahatan dan hal-hal yang meragukan (syubhat). Taqwa adalah bentuk peribadatan kepada Allah SWT seakan-akan kita melihat-Nya, dan jika kita kelak melihat-Nya maka ketahuilah bahwa dia melihat kita. Taqwa adalah tidak terus menerus melakukan maksiat dan tidak melakukan apa yang dilarang-Nya, dan Dia melihatnya selalu melakukan kebaikan. Suatu hari, seorang sahabat bertanya kepada Sayyidina Ali bin Abi Thalib k.w. tentang apa itu taqwa. Beliau menjelaskan bahwa taqwa itu adalah : 1. Takut (kepada Allah) yang diiringi rasa cinta, bukan takut karena adanya neraka. 2. Beramal dengan Alquran yaitu bagaimana Alquran menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari seorang manusia. 3. Redha dengan yang sedikit, ini berkaitan dengan rezeki. Bila mendapat rezeki yang banyak, siapa pun akan redha tapi bagaimana bila sedikit? Yang perlu disedari adalah bahawa rezeki tidak semata-mata yang berwujud uang atau materi. 4. Orang yg menyiapkan diri untuk perjalanan panjang, maksudnya adalah hidup sesudah mati. Al- Hasan Al-Bashri menyatakan bahwa taqwa adalah takut dan menghindari apa yang diharamkan Allah, dan menunaikan apa-apa yang diwajibkan oleh Allah. Taqwa juga bererti kewaspadaan, menjaga benar-benar perintah dan menjauhi larangan. Seorang sahabat Rasulullah SAW, Ubay bin Kaab pernah memberikan gambaran yang jelas tentang hakikat taqwa. Pada waktu itu, Umar bin Khaththab bertanya kepada Ubay tentang apa itu taqwa. Ubay balik bertanya : Apakah Anda tidak pernah berjalan di tempat yang penuh duri? Umar menjawab : Ya. Ubay bertanya lagi : Lalu Anda berbuat apa? Umar menjawab: Saya sangat hati-hati dan bersungguh-sungguh menyelamatkan diri dari duri itu. Ubay menimpali : Itulah (contoh) taqwa. Menghadapi duri di jalanan saja sudah takut, apalagi menghadapi siksaan api neraka di akhirat kelak, seharusnya kita lebih takut lagi. Permasalahan yang dihadapi biasanya adalah duri semacam apakah yang dihindari oleh orang-orang bertaqwa itu dan sejauh manakah kita mampu untuk menghindari duri itu.

Syekh Abdul Qadir pernah memberikan nasihat : Jadilah kamu bila bersama Allah tidak berhubungan dengan makhluk dan bila bersama dengan makhluk tidak bersama nafsu. Siapa saja yang tidak sedemikian rupa, maka tentu ia akan selalu diliputi syaitan dan segala urusannya melewati batas. Seseorang yang bertaqwa akan meninggalkan dosa-dosa, baik kecil maupun besar. Baginya dosa kecil dan dosa besar adalah sama-sama dosa. Ia tidak akan memandang remeh dosa-dosa kecil, kerana gunung yang besar tersusun dari batu-batu yang kecil (kerikil). Dosa yang kecil, jika dilakukan terus-menerus akan berubah menjadi dosa besar. Tidak hanya hal-hal yang menyebabkan dosa saja yang ditinggalkan oleh orang-orang bertaqwa, hal-hal yang tidak menyebabkan dosa pun, jika itu meragukan, maka ditinggalkan pula dengan penuh keikhlasan.

Ibnul Qayyim Al-Jauziyah menyatakan bahwa orang bertaqwa adalah orang yang telah menjadikan tabir penjaga antara dirinya dan neraka. Pernyataan ulama besar salaf ini memiliki kandungan yang lebih spesifik lagi. Orang bertaqwa berarti dia telah mengetahui hal-hal apa saja yang menyebabkan Allah murka dan menghukumnya di neraka. Selain itu, ia juga harus mengetahui batasan-batasan (aturan-aturan) Allah yang diturunkan kepada Rasul-Nya. Di sinilah peran penting dari perintah Rasul SAW untuk menuntut ilmu dari mulai lahir hingga liang lahad. Ketaqwaan sangat memerlukan landasan ilmu yang benar dan lurus, sesuai dengan petunjuk Allah dan Rasul-Nya. Allah SWT sangat mencela kepada orang-orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan tentang batasan-batasan yang telah disampaikan kepada Rasul-Nya. Hal ini sejalan pula dengan firman Allah bahwa Alah akan meninggikan orang-orang berilmu beberapa darjat. Dalam perjalanan meraih darjat taqwa diperlukan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk melawan hawa nafsu, bisikan syaithaniyah yang sangat halus dan sering membuat manusia terpedaya. Sikap istiqamah dalam memegang ajaran Allah sangat diperlukan guna menghantarkan kita menuju darjat taqwa.

TAQWA MENURUT AQLI / AKAL Seseorang yang memelihara dirinya dari segala sesuatu yang mengundang kemarahan Allahdan dari segala sesuatu yangmendatangkan mudharat baik dirinya maupun orang lain. Ibnu Rajab rahimahullah berkata bahwa asal taqwa adalah seorang hamba membuat pelindung yang melindungi dirinya dari hal-hal yang ditakuti. Jadi ketaqwaan seseorang hamba kepada Rabnya adalah ia melindungi dirinya dari hal-hal yang dia takuti, yang dating dari Allah berupa kemurkaan dan azabNya yaitu melakukan ketaatan kepadaNya dan menjauhi kemaksiyatan kepadaNya.

TAQWA MENURUT NAQLI / AL-QUR'AN Di jelaskan dalam QS : Ali Imran (102) sebagai berikut : 102) ) Dalam ayat ini Allah menyerukan kepada kaum muslimin terutama kaum `Aus dan Khazraj agar mereka tetap di Madinah. beriman, bertakwa kepada Allah dengan sebenar-benar takwa, dengan memenuhi segala kewajiban takwa itu. Dan dengan demikian dikerahkan segala daya dan kemampuan untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya, secara keseluruhan. dan jangan sekali-kali mati. melainkan dalam keadaan memeluk agama Islam.

Ungkapan para sahabat dan Ulama : Taqwa : merupakan konsekuensi logis dari keimanan yang kokoh, yang dipupuk dengan murrukobatulah. Merasa takut terhadap mereka dan azab-Nya dan selalu berharap atas limpahan karunia dan maghfiroh-Nya. Taqwa : Hendaklah Allah tidak melihat kamu berada dalam larangan-larangan-Nya dan tidak kehilangan kamu dalam perintah-perintah-Nya. Taqwa : Mencegah diri dari azab Allah dengan berbuat amal sholeh dan takut kepadaNya dikala sepi maupun terang-terangan. Taqwa : Hendaklah kamu berbuat taat kepada Allah SWT, berada diatas cahaya-Nya dan takut kepada sikap-Nya (Ibnu Mas'ud)

Menurut Ibnu Abbas RA : Al-Muttaqin (yakni orang-orang bertaqwa) ialah orang-orang yang beriman yang memelihara diri mereka dari mensyirikan Allah dan beramal mentaatiNya Menurut Hasan Al Basri : Orang-orang bertaqwa ialah orang yang memelihara diri dari melakukan perkara yang diharapkan Allah keatas mereka Menurut Abu Yazid Al-Bustomi : Orang bertaqwa ialah seorang yang apabila bercakap karena Alloh dan apabila beramal karena Allah

Menurut Syara, taqwa berarti menjaga dan memelihara diri dari siksa dan murka Allah Ta'ala dengan jalan melaksanakan perintah-Nya, taat kepada-Nya dan menjauhi larangan-laranganNya serta menjauhi perbuatan maksiat. Rasululloh SAW pernah menjelaskan hakikat Taqwa : Mentaati Alloh dan tidak mengingkari perintah-Nya, senantiasa mengingat Allah dan tidak melupakan-Nya, bersyukur kepada-Nya dan tidak menfukuri nikmat-Nya (Riwayat Imam Bukhari dari Abdullah bin Abbas R.A)

B. Sumber / Dalil Al-Qur'an dan Hadits

Hai orang-orang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dengan sebenarbenarnya taqwa. (QS. Ali Imran: 102).

Allah berfirman, Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS. At-Taghabun: 16)

Ayat berikut ini menjelaskan pengertian ayat pertama. Hai orang-orang beriman bertaqwalah kalian kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang baik. (QS. Al-Ahzab: 70).

Ayat-ayat yang berkaitan dengan perintah bertaqwa sangat banyak dan populer, di antaranya: Allah berfirman, ..Dan barangsiapa bertaqwa kepada Allah pasti Dia menjadikan untuknya jalan keluar (2). Dan memberinya rezeki yang tanpa disangka-sangka.. (QS. AtThalaq: 2-3). Allah berfirman,

Hai orang-orang yang beriman, jika kalian bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan pembeda bagi kalian, menghapus kesalahan kalian dan mengampuni kalian. Dan Allah memiliki kemuliaan yang agung. (QS. Al-Anfal: 29).

Dalil-dalil hadits yang berkaitan dengan taqwa juga banyak, di antaranya: 1. Abu Hurairah RA meriwayatkan bahwa ada yang bertanya kepada Rasulullah, : : . : : . : Ya Rasulullah, siapakah orang paling mulia? Beliau menjawab, Orang yang paling bertaqwa di antara mereka. Orang itu berkata lagi, Bukan tentang ini kami bertanya. Beliau menjawab, Yusuf bin Nabi Allah bin Nabi Allah bin Khalilullah. Mereka bertanya, Bukan tentang ini kami bertanya. Beliau menjawab, Apakah kalian bertanya tentang kantong-kantong daerah Arab? Sebaik-baik kalian di Jahiliyah adalah yang terbaik di dalam Islam jika mereka berilmu. (Muttafaq Alaihi). Faqihu, dengan Ha di dhammah, artinya mengerti hukum-hukum syariah Islam.

2. Abu Said RA meriwayatkan dari Rasulullah SAW, Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (menyenangkan) dan Allah mengangkat kalian sebagai pimpinan di dunia. Maka Dia akan melihat apa yang kalian kerjakan. Maka bertaqwalah kalian dalam hal dunia dan bertaqwalah dalam hal wanita. Fitnah pertama yang menimpa Bani Israel adalah wanita. (Muslim). 3. Ibnu Masud meriwayatkan bahwa Nabi SAW pernah berdoa,

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketaqwaan, iffah, dan kekayaan. (Muslim).

4. Abu Thuraif Adi bin Hatim At-Thai meriwayatkan, Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, Barangsiapa bersumpah lalu melihat ada sesuatu yang lebih (bernilai) taqwa kepada Allah hendaknya ia mengambil ketaqwaan itu. (Muslim).

5. Abu Umamah Shadi bin Ajlan Al-Bahili RA berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah SAW berpidato di Haji Wada, Bertaqwalah kalian kepada Allah, shalatlah yang lima waktu, puasalah di bulan kalian, tunaikan zakat harta kalian, dan taatilah pemimpin kalian, niscaya kalian akan memasuki surga Tuhan kalian. (Tirmidzi di Kitab Shalat, hadits hasan shahih).

6. Jika kalian berserah diri kepada Allah SWT dengan sebenar-benarnya, niscaya dia menjamin rizkimu sebagaimana dia menjamin kebutuhan burung-burung yang terbang di waktu pagi dengan perut kosong, dan pulang di waktu sore dengan perut kenyang (HR Iman Akhmad, Tirmidzi, Nasai Ibnu Majah dan Ibnu Hiban) 7. At Taubah 119 Dalam ayat ini, Allah swt. menunjukkan seruan-Nya dan memberikan bimbingan kepada orang-orang yang beriman kepada-Nya dan Rasul-Nya, agar mereka tetap dalam ketakwaan serta mengharapkan rida-Nya, dengan cara menunaikan segala kewajiban yang telah ditetapkan-Nya, dan menjauhi segala larangan yang telah ditentukan-Nya, dan hendaklah senantiasa bersama orang-orang yang benar dan jujur, mengikuti ketakwaan, kebenaran dan kejujuran mereka. Dan jangan bergabung kepada kaum munafik, yang selalu menutupi kemunafikan mereka dengan kata-kata dan perbuatan bohong serta

ditambah pula dengan sumpah palsu dan alasan-alasan yang tidak benar. Al-Baihaqi meriwayatkan suatu hadis yang langsung diterima dari Rasulullah saw.

8. Surah An-Nisa 1

Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.

C. Fasilitas Bagi Orang yang Bertaqwa

Manusia adalah makhluk yang mulia karena Allah telah memuliakannya dan memberikan kelebihan kepadanya. Untuk menjaga kemuliaanya itu, allah memerintahkan agar manusia hanya beribadah kepadaNya. Alla berfirman dalam surat Al-Hujurat : 13

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. Rahasia kemuliaan itu terletak pada fasilitas tambahan yang Allah berikan kepada manusia. Diantara fasilitas tambahan yang hanya diberikan kepada mereka yang bertaqwa ialah : 1. RAHMAT Bersamaan dengan penciptaan langit dan bumi, Allah menciptakan seratus rahmat. Satu diantaranya diturunkan kepada bumi, yang disimpan dan akan diberikan kepada hambahambanya yang beriman, sementara ketaqwaan adalah derajat iman yang tertinggi. Alla berfirman dalam surat Al-Anam : 156

Artinya : (Kami turunkan Al-Quran itu) agar kamu (tidak) mengatakan: "Bahwa Kitab itu Hanya diturunkan kepada dua golongan saja sebelum kami, dan Sesungguhnya kami tidak memperhatikan apa yang mereka baca. Allah berfirman dalam surat Al-Anam : 55

Artinya : Dan Demikianlah kami terangkan ayat-ayat Al-Quran (supaya jelas jalan orangorang yang saleh, dan supaya jelas (pula) jalan orang-orang yang berdosa. Allah berfirman dalam surat An Nisa : 175

Artinya : Jadi orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang teguh kepada-Nya - Dia akanmemasukkan mereka ke rahmat dari-Nya dan karunia dan membimbing mereka untuk diri-Nya di jalan yang lurus.

2. PEMBEDA / FURQAAN Iman adalah cahaya yang menerangi hati. Dengannya orang yang beriman dapat melihat persoalan dengan terang dan gamblang. Taqwa memberikan cahaya dan kemampuang yang lebih bagi orang yang beriman untuk membedakan halal dan haram. Bakan terhadap hal-hal yang syubhat pun sikapnya sangat jelas-tegas hingga tidak terlihat penodaan dan pelanggaran. Allah berfirman dalam surat Al-Anfal : 29

Artinya : Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. [607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan.

3. BERKAH

Kuantitas bukan ukuran. Keberkahan dapat dilihat pada bobot dan kualitas rezeki. Keberkahan adalah kehidupan yang hanya diberikan kepada mereka yang bertaqwa. Allah berfirman dalan Surat Al-Araaf : 96 Artinya : Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, Pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayatayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. 4. SOLUSI Hati yang bening dan pikiran yang jernih menjadikanya lebih arif. Disamping itu, Allah pasti memberikan solusi bagi permasalahan yang diluar kemampuanya. Allah berfirman dalan Surat Al Ankabut : 69

Artinya : Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. Allah berfirman dalan Surat Al Jumuah : 2

Artinya : Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan hikmah (As Sunnah). dan Sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Allah berfirman dalam Surat At Thalaq : 2

Artinya : Dan ketika mereka telah [hampir] terpenuhi istilah mereka, baik mempertahankan merekasesuai dengan persyaratan yang dapat diterima atau sebagian dengan mereka sesuai dengan persyaratan yang dapat diterima. Dan membawa untuk menyaksikan dua orang hanya dari antara kamu dan menetapkan kesaksian untuk [penerimaan] Allah. . Yang diinstruksikan kepada siapa pun harus percaya kepada Allah dan hari terakhir. Dan barangsiapa takut kepada Allah - Dia akan membuat baginya jalan keluar

5. REZEKI Yang tidak bertaqwa, rezekinya hanya sebatas apa yang diusahankan, atau bahkan lebih kecil dari apa yang ia usahakan. Yang bertaqwa akan mendapat rezeki lebih dari apa yang ia duga, Allah menjanjikan kebahagiaan akherat yang tidak ada bandingnya. Allah berfirman dalam Surat Ath Thalaq: 3

Artinya : Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah Telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.

6. KEMUDAHAN

Sebenarnya tidak ada hal yang sulit selama hati tetap bening dan pikiran tidak kusut. Iman dan takqwa efektif mengkondisikan itu. Allah telah menjamin bahwa bersama (bukan setelah) kesulitan ada kemudahan. Allah berfirman dalan Surat Alam Nasyrah : 6

Artinya : Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Allah berfirman dalan Surat Ath Thalaq : 4

Artinya : Dan perempuan-perempuan yang tidak haid lagi (monopause) di antara perempuanperempuanmu jika kamu ragu-ragu (tentang masa iddahnya), Maka masa iddah mereka adalah tiga bulan; dan begitu (pula) perempuan-perempuan yang tidak haid. dan perempuanperempuan yang hamil, waktu iddah mereka itu ialah sampai mereka melahirkan kandungannya. dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya. 7. DIHAPUS KESALAHANYA Ketaqwaan mendorong orang untuk melakukn kebaikan. Kebaikan menghapus keburukan, sebagaimana air memadamkan api. Allah berfirman dalan Surat Surat Ath Thalaq: 5

Artinya : Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya. Allah berfirman dalan Surat Al Anfal : 29

Artinya : Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. [607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan. 8. AMPUNAN Dosa dan kesalahan itu tiada habis-habisnya. Taqwa menjadikan orang betaubat atas kesalahan dan dosanya, kemudian membangun kehidupan baru dengan berusaha maksimal untuk tidak terlibat dalam kesalahn dan dosa lagi. Allah berfirman dalan Surat Surat Ath Thalaq: 5

Artinya : Itulah perintah Allah yang diturunkan-Nya kepada kamu, dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.

Allah berfirman dalan Surat Al Anfal : 29

Artinya : Hai orang-orang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kepadamu Furqaan[607]. dan kami akan jauhkan dirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. dan Allah mempunyai karunia yang besar. [607] artinya: petunjuk yang dapat membedakan antara yang Haq dan yang batil, dapat juga diartikan disini sebagai pertolongan. Allah berfirman dalam Surat Al Imran : 133

Artinya : Yang menghabiskan [di jalan Allah] selama kemudahan dan kesulitan dan yang menahanamarahnya dan yang mengampuni orang - dan Allah mencintai orang yang berbuat baik;

9. PAHALA YANG BESAR Ketaatan pasti mendapatkan balasan yang berlipat. Bila Allah yang ridho memberi, jangan tanyakan seberapa kemampuaNya untuk membelas karena Allah memiliki segalagalanya. Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah : 112

Artinya : Ya [sebaliknya], siapa pun yang menyerahkan wajahnya dalam Islam kepada Allah sementara menjadi pelaku yang baik akan menerima pahala dengan Tuhannya.Dan tidak takut akan ada tentang mereka, tidak pula mereka bersedih hati.

Allah berfirman dalam Surat Al Imran : 136

Artinya : Mereka - mereka mendapat pahala adalah pengampunan dari Tuhan mereka dan taman dibawahnya mengalir sungai-sungai [di surga], dimana mereka akan tinggal abadi, dan sangat baik adalah pahala dari [benar] pekerja.

Allah berfirman dalam Surat Al Imran : 196

Artinya : Dan orang-orang yang beriman dan berbuat amal saleh, Ia akan memberi mereka dalam penghargaan penuh mereka dan memberi mereka tambahan dari karunia-Nya.Tapi bagi mereka yang meremehkan dan sombong, Dia akan menghukum mereka dengan siksaan yang pedih, dan mereka tidak akan menemukan untuk diri mereka sendiri selain Allah pelindung atau penolong pun. Itulah kebaikan di dunia dan di akherat. Itulah kebesaran dan kejayaan. Itulah buah yang akan dipetik orang-orang yang bertaqwa.

C. PENUTUP

-

Kesimpulan

Jadi taqwa adalah hubungan seseorang dengan Allah dilakukan secara terus menerus dengan selalu mengingat (zikir) kepada Allah, sehingga Allah dirasakan begitu erat. Apabila ini telah terjadi wujud Allah akan dirasakan hadir setiap saat sehingga tidak ada kesempatan untuk tidak melaksanakan perintah dan melanggar larangannya. Alloh memfalisitasi manusia yang dengan sungguh-sungguh bertaqwa dengan banyak hal,jadi tidak ada kerugian atas ketaqwaan kita kepada Alloh. Jangan pernah meragukan Alloh.

DAFTAR PUSTAKA 1. Azra Azyumardi, Prof, Dr. 2002. Buku teks pendidikan agama islam pada peerguruan tinggi umum. Jakarta : Departemen Agama. 2. Suryana Toto, Dr, M.pd. 2002. Buku teks pendidikan agama islam pada perguruan tinggi. Jakarta : Departemen Agama.