TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT...

19

Transcript of TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT...

  • Home /Archives /Vol. 06, No. 01, Januari 2018

    Published: 2018-01-19

    Articles

    • PENYELESAIAN SENGKETA PERALIHAN HAK ATAS TANAH PADA TANAH HAK

    PENGELOLAAN YANG DILAKUKAN PIHAK KETIGA DI PELABUHAN BENOA

    I Kadek Arinata, I Made Sarjana, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • POLITIK HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 8

    TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

    Ida Ayu Imasz Casabana, Desak Putu Dewi Kasih

    PDF

    • AKIBAT HUKUM JUAL BELI HAK MILIK TANAH MAKAM MUSLIM DI DESA BANYU BIRU

    KABUPATEN JEMBRANA

    Dicky Virdianto Joened, Marwanto Marwanto, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • ANALISIS YURIDIS PUTUSAN PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL PADA

    PENGADILAN NEGERI DENPASAR NOMOR: 01/PDT.SUS-PHI/2015/PN.DPS

    I Gusti Bagus Oka Budi Sudarma, I Ketut Markeling, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI,

    DISEBABKAN OLEH KELALAIAN TERTANGGUNG

    Rika Basa Sabatini, Ida Bagus Putra Atmadja, A.A Sagung Wiratni Darmadi

    PDF

    • IMPLEMENTASI TERHADAP PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU PADA

    PERUSAHAAN-PERUSAHAAN TAMBANG BAHAN GALIAN GOLONGAN BATUAN DI

    KABUPATEN KARANGASEM

    Komang ` Tatik Triana Robed, I Made Sarjana, I Made Dedy Priyanto

    PDF

    • PELAKSANAAN KETENTUAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DAN LINGKUNGAN

    (CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY) PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT DI WILAYAH

    KUTA UTARA KABUPATEN BADUNG

    Ida Bagus Gede Bayu Suryagara, Ni Ketut Supasti Dharmawan, Anak Agung Sri Indrawati

    PDF

    • UPAYA HUKUM BAGI PEKERJA YANG MENGALAMI PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

    AKIBAT TIDAK DIPENUHI HAK-HAK NYA OLEH PERUSAHAAN DITINJAU DARI UNDANG-

    UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN

    INDUSTRIAL

    Anak Agung Lita Cintya Dewi, I Made Dedy Priyanto, Ida Bagus Putu Sutama

  • PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA KONTRAK DALAM PEMUTUSAN

    HUBUNGAN KERJA PADA MASA KONTRAK

    Komang Dendi Tri Karinda, Suatra Putrawan

    PDF

    • PENYELESAIAN WANPRESTASI BERKAITAN DENGAN JAMINAN FIDUSIA PADA PT

    ADIRA DINAMIKA MULTIFINANCE CABANG DENPASAR

    Bella Intan Permata Sari, Anak Agung Ketut Sukranatha

    PDF

    • TANGGUNG JAWAB PERUSAHAAN ANGKUTAN DARAT TERHADAP BARANG KIRIMAN

    APABILA MENGALAMI KERUSAKAN (STUDI PADA PT.GED DENPASAR BALI)

    Kadek Ayu Anggreni Putri, Anak Agung Ketut Sukranatha, I Made Pujawan

    PDF

    • ANALISIS PERJANJIAN JUAL BELI MELALUI MEDIA ELEKTRONIK

    Made Agus Arya Wirawan, I Ketut Westra, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PENGGUNA JASA OJEK ONLINE DALAM HAL

    TERJADINYA KECELAKAAN YANG MENIMBULKAN KERUGIAN PADA PENUMPANG

    A A Bramahasta Pramana, Dewa Gde Rudy, Suatra Putrawan

    PDF

    • PENERAPAN ASAS ITIKAD BAIK DALAM PERJANJIAN JUAL BELI ONLINE

    I Gede Krisna Wahyu Wijaya, Nyoman Satyayudha Dananjaya

    PDF

    • PELAKSANAAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31/POJK.05/2016

    TERHADAP KERUSAKAN BARANG JAMINAN DEBITUR YANG DIKUASAI OLEH KOPERASI

    KARISMA PERKASA KABUPATEN KLUNGKUNG

    Putu Lingga Mahasaskara Suarta, Marwanto Marwanto, Anak Agung Sri Indrawati

    PDF

    • PENERAPAN PERJANJIAN BAKU PADA PERBANKAN MENURUT UNDANG-UNDANG

    NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

    Umi Aliffa, Dewa Gede Rudy

    PDF

    • AKIBAT HUKUM WANPRESTASI PERJANJIAN JASA INVESTASI KONDOMINIUM HOTEL

    Cecilia Andriana Suwarno, I Gede Yusa

    PDF

  • • KEDUDUKAN REKLAME DALAM JUAL BELI BARANG SECARA ONLINE

    Niluh Putu Yorika Dewi, I Ketut Suardita

    PDF

    • EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PENDAFTARAN DESAIN INDUSTRI KERAJINAN TULANG

    DI DESA TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR

    `I Dewa Ayu Widiantari, I Wayan Wiryawan, I Nyoman Mudana

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

    I Wy Subangun Wirang Garda Satria, Ni Nyoman Mas Aryani, I Mudana

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA HARIAN LEPAS DITINJAU DARI

    PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

    I Wayan Subangun Wirang Garda Satria, Ni Nyoman Mas Aryani

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH (UMKM) YANG

    BERBENTUK BUKAN PERSEROAN TERBATAS (PT)

    Ni Luh Ristha Ariani, Made Suksma Prijandhini Devi Salain

    PDF

    • BENTUK PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN SELAKU PLAYER GAME

    ONLINE ATAS TERINSTALNYA KEYLOGGER PADA KOMPUTER WARNET

    I Gusti Agung Krisna Ary Ananda, I Made Sarjana, Ida Bagus Putu Sutama

    PDF

    • PENYELESAIAN KASUS TENTANG KREDIT MACET PADA PT BPR LESTARI

    Ngurah Pradita Putra, Dewa Gde Rudy, Ida Bagus Putra Atmadja

    PDF

    • TANGGUNG JAWAB HUKUM ATAS WANPRESTASI YANG DILAKUKAN OLEH PARA

    PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA

    Luh Widya Utami Dewi, Ibrahim R.

    PDF

    • PELAKSANAAN UPAH MINIMUM KOTA DENPASAR TERHADAP PEKERJA TETAP PADA

    PT. PRUDENTIAL LIFE INSURANCE CABANG RENON

    I Kadek Yoga Semarayana, I Ketut Markeling, I Nyoman Mudana

    PDF

    • PERAN DAN FUNGSI PEMERINTAH DALAM HUBUNGAN INDUSTRIAL

    Dewa Ayu Febryana Putra Nuryanti, Putu Gede Arya Sumertayasa

    PDF

  • • PELAKSANAAN KETENTUAN PEKERJA ASING SEBAGAI PEKERJA PADA ALILA VILLA’S

    ULUWATU

    Ragil Prawira Ramadhan, I Ketut Markeling, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN PERKAWINAN YANG TIDAK DIDAFTARKAN

    Claudia Verena Maudy Sridana, I Ketut Suardita

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PESERTA TIDAK MAMPU BPJS KESEHATAN DALAM

    MENGAKSES JASA PELAYANAN KESEHATAN DI RSU PURI RAHARJA (DALAM PERSPEKTIF

    PERLINDUNGAN KONSUMEN)

    Nyoman Rexa Danandhika, Suatra Putrawan, I Nyoman Bagiastra

    PDF

    • PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN KREDIT PEMBIAYAAN

    KONSUMEN MOBIL PADA PT. CLIPPAN FINANCE DENPASAR

    Anak Agung Anom Dimas Wiraputra, Anak Agung Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP TANAH JAMINAN DEBITUR YANG

    DISITA TERKAIT DENGAN TINDAK PIDANA KORUPSI

    Ni Made Zelly Lonanza Andara Lofa, Marwanto Marwanto, I Nyoman Darmadha

    PDF

    • TANGGUNG JAWAB PENGANGKUT TERHADAP PENGANGKUTAN TERNAKMELALUI

    KAPAL LAUT BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 17 TAHUN 2008 TENTANG

    PELAYARAN

    I Dewa Ayu Dindi Maharani Wardana, Ngakan Ketut Dunia

    PDF

    • PENGATURAN HUKUM WAJIB DAFTAR PESERTA BPJS BAGI TENAGA KERJA

    PERUSAHAAN

    Ni Luh Putu Astriani, I Nyoman Mudana

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA KONSUMEN BELANJA

    ONLINE DI LUAR PENGADILAN

    Ni Komang Ayuk Tri Buti Apsari, Dewa Gede Rudy

    PDF

    • PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU TERKAIT FUNGSI

    PENGAWASAN DINAS TENAGA KERJA TRANSMIGRASI DAN SOSIAL DI PT SARANA ARGA

    GEMEH AMERTA DENPASAR

    Gusti Ayu Inten Ardianti Dewi, I Nyoman Mudana

    PDF

  • • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN YANG DIRUGIKAN AKIBAT

    PEMBALUT PRODUK CHARM YANG MENGANDUNG ZAT BERBAHAYA

    AA Indah Damayanthi, AA Ngurah Yusa Darmadi

    PDF

    • PEMEGANG POLIS YANG MELAKUKAN WANPRESTASI PEMBAYARAN PREMI DALAM

    PERJANJIAN ASURANSI JIWA

    Liana Gunawan Wilatikta, A. A. Gede Oka Parwata

    PDF

    • PEMUTUSAN KUASA SEBAGAI AKIBAT DARI WANPRESTASI (Studi Kasus : Perkara

    Perdata No. 100/Pdt.G/2016/PN.SGR)

    Citra Novia Antono, I Wayan Wiryawan, Suatra Putrawan

    PDF

    • IMPLEMENTASI KLAIM POLIS ASURANSI DI BIDANG PELAYANAN KESEHATAN PADA

    PT PRUDENTIAL DI KOTA DENPASAR

    I Putu Endra Wijaya Negara, A.A. Sri Indrawati, Ida Ayu Sukihana

    PDF

    • TANGGUNG JAWAB PIHAK BANK TERHADAP KARYAWAN SAAT BANK MELAKUKAN

    AKUISISI

    Ni Wayan Evi Hariyastini, I Wayan Windia

    PDF

    • PERTANGGUNGJAWABAN DEBITOR PAILIT TERHADAP UTANG YANG BELUM

    TERLUNASI DALAM PERKARA KEPAILITAN

    Muhammad Ackbar, Marwanto Marwanto, A.A. Gede Agung Dharmakusuma

    PDF

    • PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA SECURITY DI ALILA VILLAS ULUWATU

    I Gede Surya Prayoga, I Made Udiana

    PDF

    • PERBANDINGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1992 TENTANG JAMINAN

    SOSIAL TENAGA KERJA DENGAN UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG

    BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL

    Ida Ayu Ratna Kumala, Yohanes Usfunan

    PDF

  • 1

    PEMBEBASAN KEWAJIBAN PENANGGUNG ASURANSI MEMBAYAR GANTI RUGI, DISEBABKAN OLEH

    KELALAIAN TERTANGGUNG* Oleh :

    Rika Basa Sabatini**

    Ida Bagus Putra Atmadja*** A.A Sagung Wiratni Darmadi****

    Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

    ABSTRAK

    Skripsi ini berjudul “Pembebasan Kewajiban Penanggung Asuransi Membayar Ganti Rugi, Disebabkan oleh Kelalaian Tertanggung”. Manusia di dunia tidak bisa terlepas dari adanya suatu peristiwa, oleh karena itu muncullah asuransi untuk melindungi seseorang atau hak miliknya dari peristiwa yang terjadi. Pengalihan risiko kepada perusahaan asuransi ini disertai dengan adanya pembayaran premi kepada perusahaan asuransi kerugian (penanggung) setiap bulannya. Namun pada kenyataannya pembayaran premi yang dilakukan tidak selalu dibayar tepat waktu, dikarenakan tertanggung lalai dalam membayarkan premi, sehingga menimbulkan masalah apakah pihak penanggung akan tetap melakukan kewajibannya membayarkan ganti rugi kepada pihak tertanggung atau menolak klaim tersebut. Skripsi ini menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan, artinya disini pendekatan hukum berdasarkan aturan-aturan hukum yang berlaku khususnya terhadap kejelasan sebuah pertanggung jawaban atas kewajiban masing – masing pihak yang mengikatkan dirinya dalam asuransi. Kesimpulan yang diberikan, yaitu penangggung asuransi dapat terbebas dari kewajibannya membayar asuransi apabila terdapat kelalaian yang disebabkan oleh tertanggung itu sendiri, dan hendaknya para pihak ingat akan kewajibannya masing-masing dan saling mentaati peraturan yang berlaku.1 Kata Kunci: Pembebasan Kewajiban, Ganti Rugi, Tertanggung

    * Makalah ini merupakan ringkasan skripsi ** Rika Basa Sabatini adalah mahasiwa Fakultas Hukum Universitas Udayana. Korespondensi : [email protected] *** Ida Bagus Putra Atmadja, SH.,MH Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana **** A.A Sagung Wiratni Darmadi, SH.,MH Dosen Fakultas Hukum Universitas Udayana

    mailto:[email protected]

  • 2

    ABSTRACT

    This thesis entitled "Unemployment Insurance Liability Insurance Pays Compensation, Caused by Insured Negligence". Man in the world can not be separated from the existence of an event, therefore emerged insurance to protect someone or his property from the events that occurred. Transfer of risk to the insurance company is accompanied by the payment of premiums to insurance companies losses (insurers) every month. But in reality premium payments made are not always paid on time, because the insured negligent in paying premiums, causing problems whether the insurer will still perform its obligations to pay compensation to the insured or refuse the claim. This thesis uses normative legal research methods using legislation approach, meaning here the legal approach based on the rules of law applicable specifically to the clarity of a responsibility for the obligations of each party that bind themselves in insurance. The conclusion given is that the insurer can be exempt from the obligation to pay the insurance if there is negligence caused by the insured itself, and the parties should remember their obligations respectively and obey the rules that apply.

    Keywords: Exemption of Liability, Indemnity, Insured.

    I. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Setiap suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan manusia

    dalam menjalankan kehidupannya pasti menimbulkan suatu resiko.

    Risiko adalah kemungkinan kerugian yang dialami yang diakibatkan

    oleh bahaya yang mungkin terjadi, tetapi tidak diketahui lebih

    dahulu apakah akan terjadi dan kapan akan terjadi.2 Jadi, resiko itu

    sendiri berarti suatu ketidakpastian atau kemungkinan yang akan

    terjadi akibat dari adanya suatu tindakan.

    Resiko yang terjadi itu sendiri berasal dari berbagai faktor baik

    itu faktor perbuatan ataupun peristiwa, juga bisa menimbulkan

    2 Radiaksa Purba, 1992, Memahami Asuransi Indonesia, Seri Umum, PT. Pustaka Bianaman

    Pressindo, Jakarta, hal. 29

  • 3

    keuntungan ataupun kerugian. Untuk mengurangi risiko yang tidak

    kita inginkan di msa akan datang, seperti risiko kehilangan , risiko

    kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank atau risiko lainnya,

    maka diperlukannya perusahaan yang bersedia menanggung risiko

    tersebut. Perusahaan tersebut adalah perusahaan asuransi.

    Perusahaan asuransi mau dan sanggup menanggung setiap risiko

    yang bakal dihadapi nasabahnya, baik perorangan maupun badan

    usaha. Hal ini disebabkan perusahaan asuransi merupakan

    perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap risiko

    yang akan dihadapi oleh nasabahnya. 3

    Dalam rumusan Pasal 246 Kitab Undang – Undang Hukum

    Dagang, Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian, dimana

    penanggung mengikatkan diri terhadap tertanggung dengan

    memperoleh premi, untuk memberikan kepadanya ganti rugi karena

    suatu kehilangan, kerusakan, atau tidak dapat keuntungan yang

    diharapkan, yang mungkin akan dapat dideritanya karena suatu

    peristiwa yang tidak pasti.

    Salah satu hal yang penting dalam asuransi yaitu mengenai

    ganti rugi. Dalam hal ini pihak Tertanggung mengalihkan risiko

    kemungkinan akan mengalami ganti rugi kepada pihak Penanggung,

    dengan cara membayarkan premi setiap bulannya secara berangsur –

    angsur kepada pihak asuransi. Namun, dalam halnya pengalihan

    risiko yang dilakukan oleh Penanggung kepada Tertanggung asuransi

    hal tersebut tidak selalu bisa dilakukan. Dalam ketentuan Pasal 276

    Kitab Undang – Undang Hukum Dagang, dikatakan bahwa “Tiada

    kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh kesalahan dari

    tertanggung sendiri, dibebankan kepada penanggung. Bahkan ia

    3 Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Perusahaan Asuransi, Depok, hal. 260.

  • 4

    boleh tetap memegang atau menagih preminya, bila ia sudah mulai

    memikul bahaya.” Dalam ketentuan tersebut dinyatakan bahwa

    adanya kesalahan yang dilakukan sendiri oleh tertanggung tersebut

    dapat membuat penanggung terbebas dari kewajibannya membayar

    ganti rugi kepada pihak tertanggung, disebabkan oleh adanya unsur

    kesalahan dari pihak Tertanggung itu sendiri. Jika kita cermati

    Kesalahan itu sendiri memiliki dua pengertian, yaitu dalam arti luas

    meliputi adanya unsur kesengajaan, dan dalam arti sempit sebatas

    pada kelalaian yang dilakukan.

    1.2 Tujuan Penulisan

    Tujuan dalam penulisan skripsi ini adalah untuk mengetahui

    secara mendalam kewajiban penanggung untuk menjamin ganti rugi

    kerugian, yang disebabkan atas kelalaian dari tertanggung, selain

    daripada hal tersebut tujuan dari penulisan ini yaitu, untuk

    mengetahui solusi yang diberikan penanggung asuransi kepada

    tertanggung terkait dengan kelalaian yang dilakukan oleh

    tertanggung.

    II. ISI MAKALAH

    2.1 Metode Penelitian

    Sesuai dengan masalah yang sedang diteliti, maka metode yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian hukum normatif

    dimana dalam penelitian hukum normatif, dikenal dengan metode

    penelitian hukum kepustakaan adalah metode yang meneliti dengan

    cara mengkaji dengan bahan pustaka yang ada.4 Adapun dalam

    4 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

    Singkat,PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hal. 13–14

  • 5

    penelitian ini, mengkaji peraturan perundang-undangan yang

    berlaku seperti : Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, Kitab

    Undang-Undang Hukum Perdata dan Undang-Undang Republik

    Indonesia Nomor 2 Tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian.

    Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu

    menggunakan pendekatan perundang-undangan artinya bahwa disini

    dapat dilihat aturan-aturan hukum yang berlaku khususnya

    terhadap pembebasan pertanggung jawaban penanggung asuransi

    dalam membayar ganti rugi karena disebabkan oleh kelalaian dari

    tertanggung itu sendiri.

    2.2 Pembahasan

    2.2.1 Pertanggungjawaban penanggung asuransi terhadap

    kelalaian yang disebabkan tertanggung

    Dalam ketentuan yang tercantum pada Undang - Undang no 2

    tahun 1992 Tentang Usaha Perasuransian yang telah diundangkan

    pada tanggal 11 Februari 1992 memberikan definisi pula tentang

    asuransi atau pertanggungan yang mana disini dijelaskan lebih luas

    dan lengkap dibandingkan Pasal 246 Kitab Undang – Undang Hukum

    Dagang diatas, yaitu adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,

    dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada

    tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan

    penggantian kepada tertanggung kerena kerugian, kerusakan atau

    kehilangan keuntungan yang diharapkan atau tanggung jawab

    hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita

    tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau

  • 6

    memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau

    hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

    Dalam suatu perjanjian asuransi, pada pokoknya terdapat

    beberapa pihak yang terlibat dalam perjanjian tersebut, yaitu pihak

    penanggung dan tertanggung, adapun masing – masing pihak

    tersebut memiliki hak dan kewajiban dalam menjalankan perjanjian

    tersebut. hak dan kewajiban yang mengikat penanggung dan

    tertanggung asuransi. Pihak penanggung adalah pihak yang

    kepadanya diperalihkan resiko yang seharusnya dipikul sendiri oleh

    tertanggung karena menderita kerugian akibat adanya peristiwa yang

    tidak tertentu.5 Hak dan kewajiban penanggung asuransi, yaitu :

    1. Menurut Man Suparman Sastrawidjaja, Hak dari penanggung :

    a. Menerima premi

    Premi merupakan prestasi dari pihak tertanggung kepada

    pihak penanggung sebagai akibat dari adanya perjanjian

    pertanggungan. Penanggung berhak menuntut premi kepada

    tertanggung sesuai dengan perjanjian.

    b. Menerima mededelingsplicht/ pemberitahuan dari

    tertanggung

    Penanggung berhak meminta keterangan yang lengkap dan

    benar kepada tertanggung yang berkaitan dengan objek yang

    diasuransikan kepadanya.6

    c. Memiliki premi yang sudah diterima dalam hal asuransi

    batal atau gugur yang disebabkan oleh perbuatan curang

    dari tertanggung (Pasal 282 Kitab Undang – Undang

    Hukum Dagang)

    5 H. Mashudi, 1998, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung, hal. 8 - 9 6 Man Suparaman Sastrawidjaja, 2003, Aspek – aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga,

    Alumni, Bandung, hal. 9

  • 7

    d. Melakukan asuransi kembali kepada penanggung yang

    lain dengan maksud untuk membagi risiko yang

    dihadapinya (Pasal 271 Kitab Undang – Undang Hukum

    Dagang)

    e. Memiliki premi dan bahkan menuntutnya dalam hal

    peristiwa yang diperjanjikan terjadi tetapi disebabkan oleh

    kesalahan tertanggung sendiri (Pasal 276 Kitab Undang –

    Undang Hukum Dagang).

    2. Kewajiban dari penanggung adalah :

    a. Memberikan ganti kerugian atau memberikan sejumlah uang

    kepada tertanggung apabila peristiwa yang diperjanjikan terjadi,

    kecuali jika terdapat hal yang dapat menjadi alasan untuk

    membebaskan dari kewajiban tersebut. Apabila dari pihak

    tertanggung melakukan sebuah kelalaian,seperti lupa

    membayar premi, hal ini dapat menyebabkan batalnya polis

    tersebut. Sehingga penanggung asuransi bebas dari tanggung

    jawab menanggung ganti rugi, apabila pada saat itu pula

    tertanggung mengalami kerugian.

    b. Menandatangani serta menyerahkan polis kepada pihak

    tertanggung (Pasal 259 – 260 Kitab Undang – Undang Hukum

    Dagang).

    c. Dalam asuransi kebakaran, penanggung harus mengganti biaya

    yang diperlukan untuk membangun kembali apabila dalam

    asuransi tersebut diperjanjikan demikian (Pasal 289 Kitab

    Undang – Undang Hukum Dagang).

    d. Mengembalikan premi kepada tertanggung jika asuransi batal

    atau gugur, dengan syarat tertanggung belum menanggung

  • 8

    risiko sebagian atau seluruhnya (Pasal 281 Kitab Undang –

    Undang Hukum Dagang)

    Pihak tertanggung adalah pihak lawan dari penanggung yang

    mengadakan perjanjian pertanggungan, biasanya tertanggung ini

    juga adalah orang – orang yang berkepentingan.7 Adapun hak serta

    kewajiban dari tertanggung menurut Man Suparaman Sastrawidjaja,

    yaitu :

    1. Hak tertanggung adalah :

    a. Menuntut agar polis ditandatangani oleh penanggung (Pasal 259

    Kitab Undang – Undang Hukum Dagang)

    b. Menuntut agar polis segera diserahkan oleh penanggung (Pasal

    260 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang)

    c. Meminta ganti kerugian bila terjadi hal peristiwa yang tidak

    diharapkan yang terjamin dalam polis.

    2. Kewajiban tertanggung, yaitu :

    a. Membayar premi kepada penanggung (Pasal 264 Kitab Undang –

    Undang Hukum Dagang)

    b. Memberikan keterangan yang benar kepada penanggung

    mengenai objek yang diasuransikan (Pasal 251 Kitab Undang –

    Undang Hukum Dagang)

    c. Mencegah atau mengusahakan agar peristiwa yang dapat

    menimbulkan kerugian terhadap obyek yang diasuransikan

    tidak terjadi atau dapat dihindari.

    7 Emmy Pangaribuan Simanjuntak, 1980, Hukum Pertanggungan, Seri Hukum Dagang Fakultas

    Hukum UGM, Yogyakarta, hal. 29 – 30.

  • 9

    d. Memberitahukan kepada penanggung bahwa telah terjadi

    peristiwa yang menimpa obyek yang diasuransikan, beserta

    usaha pencegahannya.

    Dalam dunia perasuransian sudah menjadi kewajiban dari

    pihak Penanggung asuransi membayar sejumlah ganti rugi dalam

    bentuk uang kepada pihak Tertanggung. Namun, dalam

    pelaksanaannya tidak jarang ditemukan pihak Penanggung

    melakukan penolakan dalam pembayaran klaim atau pembatalan

    perjanjian asuransi tersebut. Perjanjian asuransi dapat batal karena

    dua hal, pertama : berakhir karna wajar, artinya perjanjian asuransi

    ini terjadi karena memang telah berakhirnya perjanjian tersebut,

    sesuai dengan waktu yang dicantumkan dalam polis. Kedua :

    perjanjian asuransi tersebut batal karena tidak wajar, artinya dalam

    hal tersebut perjanjian asuransi batal karena dibatalkan oleh salah

    satu pihak, bahkan sebelum perjanjian berakhir sesuai dengan yang

    telah disepakati sebelumnya dalam polis asuransi. Pembatalan

    mengenai perjanjian asuransi juga dapat terjadi karena adanya salah

    satu pihak yang tidak memenuhi syarat, bahkan melakukan

    kesalahan dalam bentuk kelalaian atau kesengajaan dalam

    melakukan perjanjian asuransi.

    Salah satu contoh bentuk kelalaian yang diperbuat oleh

    tertanggung yaitu seperti lalai dalam melaksanakan kewajibannya

    membayar premi kepada pihak penanggung asuransi, apabila di

    dalam jangka waktu yang sudah ditentukan bahkan sampai dengan

    jatuh tempo pihak tertanggung tidak melaksanakan kewajibannya

    membayar premi, maka penanggung asuransi dapat menolak untuk

    membayarkan klaim ganti rugi, jika terjadi suatu peristiwa yang

  • 10

    diperjanjikan dalam jangka waktu tersebut. Seperti yang tercantum

    dalam Pasal 276 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) :

    “Tiada kerusakan atau kerugian yang disebabkan oleh kesalahan dari

    tertanggung sendiri, dibebankan kepada penanggung. Bahkan ia

    boleh tetap memegang atau menagih preminya, bila ia sudah mulai

    memikul bahaya”.

    2.2.2 Solusi yang diberikan penangggung asuransi terhadap

    kelalaian yang dilakukan tertanggung

    Adapun beberapa macam kelalaian atau kesalahan dalam

    asuransi yang disebabkan oleh tertanggung, yaitu :

    a. Seperti kita ketahui bahwa tertanggung itu sendiri mempunyai

    salah satu kewajiban untuk membayar premi asuransi kepada

    penanggung asuransi. Premi adalah sejumlah uang yang harus

    dibayarkan setiap bulannya oleh tertanggung sebagai suatu

    kewajibannya atas keikutsertaan pada asuransi. Apabila seorang

    tertanggung lalai dalam membayar premi sesuai dengan ketentuan

    dan dalam jangka waktu yang ditetapkan, maka yang akan terjadi

    adalah polis ini batal dengan sendirinya atau pihak penanggung

    dapat menolak untuk membayarkan klaim asuransi pihak

    tertanggung. Polis tersebut dapat batal dengan sendirinya tanpa

    harus menetapkan endosemen pembatalan terhitung mulai tanggal

    berakhirnya tenggang waktu tersebut, sehingga penanggung pula

    dapat dibebaskan dari semua tanggung jawab atas kerugian yang

    diderita atau diklaim pada saat terjadi suatu peristiwa yang

    merugikan tertanggung, karena kelalaian tersebut disebabkan

    tertangung itu sendiri.

  • 11

    b. Ketidakjujuran tertanggung dalam menyatakan atau

    memberitahukan informasi tentang fakta – fakta mengenai obyek

    yang diasuransikan kepada penanggung asuransi dapat

    menyebabkan terjadinya pembatalan suatu asuransi. Hal ini terkait

    denga Pasal 251 Kitab Undang – Undang Hukum Dagang, yang

    berbunyi : “semua pemberitahuan yang keliru atau tidak benar, atau

    semua penyembunyian keadaan yang diketahui oleh tertanggung,

    meskipun dilakukannya dengan itikad baik, yang sifatnya

    sedemikian, sehingga perjanjian itu tidak dapat diadakan, atau tidak

    diadakan dengan syarat – syarat yang sama, bila penanggung

    mengetahui keadaan yang sesungguhnya dari semua hal itu,

    membuat pertanggungan itu batal.”

    Adapun terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, guna

    mengatasi kelalaian yang disebabkan oleh tertanggung, diantaranya :

    1. Melakukan Reinstatement

    Untuk mengindari lapse-nya asuransi yang kita miliki, maka

    kita harus membayar premi secara tepat waktu dan lancar. Namun,

    jika kita menghadapi polis yang lapse (tidak aktif), apabila terjadi hal

    seperti ini maka kita lebih baik melakukan Reinstatement. Proses

    reinstatement adalah proses pembayaran sisa premi yang

    tertunggak, misalnya premi yang belum kita bayarkan adalah 3

    bulan, maka kita harus melunasi premi tertunggak tersebut selama

    tiga bulan tersebut. Setelah itu jika pengajuan pemulihan polis

    disetujui oleh pihak asuransi, maka polis asuransi bias aktif

    kembali.

  • 12

    2. Melakukan Pemeriksan Kesehatan Lagi

    Dalam hal memulihkan polis yang lapse, perusahaan asuransi

    memiliki kebijakannya masing – masing terkait teknis pemulihan

    polis tersebut. Jika polis baru lapse satu atau dua bulan, biasanya

    dengan membayar premi yang tertunggak tersebut sudah dapat

    mengaktifkan kembali polis yang lapse tersebut.

    Namun apabila itu sudah tiga bulan atau lebih, nasabah akan

    diminta mengisi pertanyaan ksesehatan. Lalu, apabila dalam masa

    lapse tersebut sempat terjadi sakit, ada kemungkinan nasabah

    diminta untuk medical check up. Medical check up ini pun harus

    dilakukan atas biaya sendiri, hal in berbeda dengan medical check up

    saat pengajuan polis.

    III. KESIMPULAN

    Penanggung asuransi terbebas dari kewajibannya membayar

    ganti rugi kepada tertanggung, apabila terdapat suatu kerugian yang

    dialami tertanggung, namun hal tersebut merupakan akibat dari

    kelalaian tertanggung itu sendiri

    Dalam mengatasi polis asuransi yang lapse (tidak aktif) akibat

    kelalaian dari tertanggung sendiri, maka pihak tertangggung dapat

    segera melakukan beberapa cara agar asuransi yang sudah tidak

    aktif tersebut dapat aktif kembali. Adapun cara tersebut adalah

    dengan melakukan Reinstatement, Pemeriksaan Kesehatan kembali

    jika itu untuk asuransi kesehatan, dan masih ada beberapa cara lain

    untuk mengembalikan polis yang lapse tersebut, hal itu tergantung

    dari kebijakan dari masing – masing asuransi yang bersangkutan.

  • 13

    DAFTAR PUSTAKA

    I. Buku - Buku

    Emmy Pangaribuan, 1980, Hukum Pertanggungan, Seri Hukum Dagang Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta

    Kasmir, 2012, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Perusahaan Asuransi, Depok.

    Man Suparman Sastrawidjaja, 2003, Aspek - Aspek Hukum Asuransi dan Surat Berharga, PT Alumni, Bandung.

    Mashudi H, 1998, Hukum Asuransi, Mandar Maju, Bandung.

    Radiaksa Purba, 1992, Memahami Asuransi Indonesia, Seri Umum, PT. Pustaka Bianaman Pressindo, Jakarta.

    Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2009, Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan Singkat, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

    II. Peraturan Perundang - Undangan

    Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Burgerlik Wetboek, 2012, SL Media, Tanggerang

    Kitab Undang – Undang Hukum Dagang, Wetboek van Koophandel voor Indonesie, 2013, Grahamedia Press, Jakarta

    Indonesia, Undang – Undang Tentang Perasuransian, Undang – Undang Nomor 40 Tahun 2014, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 337, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5618