TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2...

71
HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 CIREUNDEU DI TANGERANG SELATAN Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH : INDRA FAUZI 1111103000085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438 H/ 2016 M

Transcript of TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2...

Page 1: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

HUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN KARIOGENIK

DAN KEBIASAAN MENGGOSOK GIGI DENGAN

KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 CIREUNDEU DI

TANGERANG SELATAN

Laporan penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

OLEH :

INDRA FAUZI

1111103000085

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1438 H/ 2016 M

Page 2: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

ii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk

memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Ciputat, 28 Oktober 2016

Indra Fauzi

Materai

Rp 6000

Page 3: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

iii

Page 4: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

iv

Page 5: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat, nikmat,

dan inayah-Nya sehingga penelitian ini dapat terselesaikan dengan judul

“Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok

Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak SDN 2 Cireundeu di Tangerang Selatan”

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai

pihak, sangatlah sulit untuk menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam

kesempatan kali ini kami ingin menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya dan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes, Prof. Dr. dr. Sardjana, SpOG (K),

SH, Yardi, Ph.D, Apt, dan Fase Badriah, SKM, M.Kes, Ph.D selaku

Dekan dan pembantu Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Achmad Zaki, MEpid, SpOT selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Dokter.

3. dr. Witri Ardini, M.Gizi, SpGK dan dr. Alyya Siddiqa, SpFK selaku

dosen pembimbing yang telah banyak menyediakan waktu, tenaga, dan

pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penyusunan penelitian ini.

4. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku penanggung jawab riset PSPD 2011,

yang telah membuat kami selalu bersemangat dan menjadikan skripsi

merupakan hal yang menyenangkan.

5. Kedua orang tua Penulis, Mansyur T dan Yuhanna, Kakak Penulis,

Yuniar Kartika Sari,SKM, Adik Penulis, Amri Irzan Kholik dan

Annisa Ayu Sholeha, serta Keluarga Besar Penulis yang ada di Karang

Pendeta, Kecamatan Tiga Dihaji, Kabupaten OKU Selatan, Provinsi

Sumatera Selatan, yang selalu mencurahkan kasih sayangnya,

mendukung dalam suka dan duka, dan selalu mendoakan penulis.

Page 6: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

vi

6. Keluarga besar MAN 2 Palembang yang telah memberikan do’a dan

dukungannya kepada penulis.

7. Semua responden yang bersedia mengikuti penelitian ini yaitu anak

SDN 2 Cireundeu di Tangerang Selatan. Semoga segala amal baik

kalian dibalas Allah dengan balasan berkalikali lipat kebaikan.

8. Teman-teman Program Studi Pendidikan Dokter angkatan 2011, dan

semua pihak yang telah membantu sehingga penelitian ini dapat

terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan penelitian ini masih jauh

dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari semua pihak sangat

saya harapkan demi kesempurnaan penelitian ini.

Akhir kata Wallahul muwaffiq ila aqwamit thoriq

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

“...Allah akan mengangkat (derajat) orang-orang yang beriman diantara kamu

dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat...(Q.S. Al Mujadilah:11)”

Penyusun

Page 7: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

vii

ABSTRAK

Indra Fauzi. Program Studi Pendidikan Dokter. Hubungan Konsumsi Makanan

Kariogenik dan Kebiasaan Menggosok Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak SDN

2 Cireundeu Tangerang Selatan.

Latar Belakang: Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies

gigi. Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin dan

sementum, yang bersifat kronis progresif. Prevalensi karies pada anak usia

sekolah di Indonesia cukup tinggi yaitu 89%. Kebiasaan konsumsi makanan

kariogenik merupakan salah satu penyebab terjadinya karies gigi. Menggosok gigi

bertujuan untuk membersihkan sisa makanan dan plak untuk mencegah terjadinya

karies dan penyakit mulut yang lain. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok

gigi dengan karies gigi pada anak SDN 2 Cireundeu. Metode: Jenis penelitian

yang digunakan adalah analitis observasional dengan pendekatan cross sectional.

Sampel yang digunakan sebanyak 70 responden. Hasil: Hasil penelitian

menunujukkan bahwa tingkat konsumsi makanan kariogenik anak SDN 2

Cireundeu termasuk dalam kategori tinggi yaitu 57,1% dan kebiasaan menggosok

gigi yang baik sebesar 62,9% dan didapatkan prevalensi karies gigi sebesar

52,9%. Hasil uji Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan yang signifikan

antara tingkat konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi

dengan karies (p=0,678, p=0,107).

Kata kunci : Makanan Kariogenik, Menggosok Gigi, Karies Gigi

ABSTRACT

Indra Fauzi. Medical Education Programme. Relatinonship Between Cariogenic

and Tooth Brushing Habit With Incidence of Dental Caries in School Age

Children at SDN 2 Cireundeu Tangerang Selatan.

Background: The most common dental and oral disease is dental caries. Caries is

a chronic progressive disease of dental hard tissue, including email, dentin and

cementum. The caries prevalence of schoool age children in Indonesia is 89%.

Cariogenic food consumption is one of the cause of dental caries. Tooth brushing

aims to remove leftovers and plaque to prevent dental caries and other oral diases.

The purpose of this study was to determine the relationship of cariogenic food

consumption and tooth brushing habit with dental caries in school age children at

SDN 2 Cireundue. Methods: the research’s method is analytical observational

with cross sectional approach. The sample size was 70 respondents. Results: The

results indicate that the level of consumption of cariogenic food in children at

SDN 2 Cireundeu considered as high category, 57.1% and a good tooth brushing

habit by 62.9% and the prevalence of dental caries 52.9%. Chi-Square test results

showed no significant relationship between the level of consumption of cariogenic

foods and tooth brushing habit with dental caries (p= 0.678, p= 0.107).

Keywords : Cariogenic Food, Tooth Brushing, Dental Caries

Page 8: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................ ii

LEMBARAN PENGESAHAN PEMBIMBING ................................................... iii

LEMBARAN PENGESAHAN .............................................................................. iv

KATA PENGANTAR ............................................................................................. v

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3. tujuan Penelitian ......................................................................................... 3

1.4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................................. 5

2.1. Gigi ............................................................................................................ 5

2.1.1. Bagian Gigi ........................................................................................ 5

2.1.2. Bentuk-bentuk Gigi ............................................................................ 5

2.1.3. Permukaan-permukaan Gigi ............................................................... 6

2.1.4. Jaringan Gigi ...................................................................................... 7

2.1.5. Tahapan Pertumbuhan Gigi ................................................................ 8

2.2. Perkembangan Anak Usia Sekolah ............................................................ 9

2.3. Karies Gigi ............................................................................................... 11

2.3.1. Pengertian Karies Gigi ..................................................................... 11

2.3.2. etiologi Karies Gigi .......................................................................... 11

2.3.3. Proses Terjadinya Karies Gigi .......................................................... 13

2.3.4. Manifestasi Klinis Karies ................................................................. 15

2.4. Makanan Kariogenik ................................................................................ 15

2.4.1. Pengertian Makanan Kariogenik ...................................................... 15

2.4.2. Bentuk Fisik Makanan Kariogenik .................................................. 15

2.4.3. Jenis Makanan Kariogenik ............................................................... 16

2..4.4. Frekuensi Manakanan Kariogenik .................................................. 16

2.5. Kebiasaan Menggosok Gigi ..................................................................... 16

Page 9: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

ix

2.6. Kerangka Teori ........................................................................................ 19

2.7. Kerangka Konsep ..................................................................................... 20

2.8. Definisi Operasional ................................................................................ 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................... 22

3.1. Desain Penelitian ..................................................................................... 22

3.2. Tempat Penelitian .................................................................................... 22

3.3. Populasi dan Subjek Penelitian ................................................................ 22

3.3.1. Populasi target .................................................................................. 22

3.3.2. Populasi terjangkau .......................................................................... 24

3.4. Perkiraan Besar Sampel ........................................................................... 24

3.5. Tenik Penarikan Sampel .......................................................................... 24

3.6. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ..................................................................... 24

3.6.1. Kriteria inklusi .................................................................................. 24

3.6.2. Kriteria eklusi ................................................................................... 24

3.7. Instrumen Penelitian ................................................................................ 24

3.8. Prosuder Pengumpulan Data .................................................................... 25

3.9. Analisis Data ............................................................................................ 25

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................................... 27

4.1. Analisis Univariat .................................................................................... 27

4.1.1. Karakterisitik Responden ................................................................. 27

4.1.2. Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik ......................................... 27

4.1.3. Gambaran Kebiasaan Menggosok gigi ............................................ 28

4.1.4. Karies Gigi ....................................................................................... 29

4.1.5. Lokasi Karies Gigi ........................................................................... 31

4.1.6. Kebiasaan Menggosok Gigi Berdasarkan Umur .............................. 31

4.1.7. Kebiasaan Menggosok Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin................. 32

4.1.8. Karies Gigi Berdasarkan Umur ........................................................ 33

4.1.9. Karies Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 34

4.2. Analisis Bivariat ....................................................................................... 35

4.3. Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 38

BAB V PENUTUPAN ........................................................................................... 40

5.1. Simpulan .................................................................................................. 40

Page 10: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

x

5.2. Saran ........................................................................................................ 40

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 41

Lampiran ................................................................................................................ 44

Page 11: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.7. Definisi Operasional ........................................................................... 21

Tabel 4.1. Karakteristik Responden ..................................................................... 27

Tabel 4.2. Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik ............................................ 28

Tabel 4.3. Gambaran Kebiasaan Menggosok Gigi .............................................. 29

Tabel 4.4. Distribusi Umur Responden Berdasarkan Karies Gigi ....................... 30

Tabel 4.5. Distribusi Lokasi Karies Gigi ............................................................. 31

Tabel 4.6. Distribusi jenis kelamin responden berdasarkan kebiasaan

menggosok gigi ................................................................................... 33

Tabel 4.7. Distribusi jenis kelamin responden berdasarkan karies gigi ............... 35

Tabel 4.8. Hubungan antara tingkat konsumsi makanan kariogenik dengan

karies gigi ............................................................................................ 36

Tabel 4.9. Hubungan antara tingkat kebiasaan menggosok gigi dengan karies

gigi pada anak usia sekolah ................................................................. 37

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.1. Distribusi kebiasaan menggosok gigi berdasarkan umur ................ 32

Diagram 4.2. Distribusi karies berdasarkan umur ................................................. 34

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Anatomi Gigi .................................................................................... 5

Gambar 2.2. Bentuk Gigi ...................................................................................... 6

Gambar 2.3. Permukaan Gigi ................................................................................ 6

Page 12: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan memberikan

prioritas kepada upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit dengan

tidak mengabaikan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan. Upaya

tersebut juga mencakup anak usia sekolah dasar agar tercapai derajat kesehatan

secara optimal. Kesehatan sangat penting bagi mereka, agar dapat bertumbuh

dan berkembang secara optimal dan menjadi sumber daya berkualitas yang

mampu menghadapi tantangan di masa datang.1

Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh

yang sangat penting karena dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh

yang lain. Penyakit gigi dan mulut yang paling sering terjadi adalah karies

gigi. Karies gigi merupakan suatu kerusakan jaringan keras gigi email, dentin

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan dan ditandai dengan adanya kerusakan bahan

organik dan rasa nyeri.2

Karies gigi merupakan salah satu masalah kesehatan serius pada anak

usia sekolah dalam rentang 6 sampai 12 tahun.3 Riset Kesehatan Dasar

(RISKESDAS) tahun 2007 dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia

menunjukkan sebanyak 89% anak-anak di bawah usia 12 tahun mengalami

karies gigi. Selain itu 43,4% masyarakat Indonesia berusia 12 tahun ke atas

mempunyai karies aktif (karies yang belum tertangani) dan 67,2% memiliki

pengalaman karies. Hal ini menunjukkan bahwa penyakit karies atau gigi

berlubang masih menjadi masalah bagi penduduk Indonesia.4

Karies ini banyak terjadi pada anak-anak karena anak-anak cenderung

lebih banyak menyukai makanan dan minuman yang manis dan jarang

membersihkanya.5 Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya

karies gigi antara lain adalah bakteri Streptococcus , jenis makanan, kebiasaan

menggosok gigi dan kontrol ke dokter gigi, faktor host yaitu kekuatan dari

permukaan gigi dan adanya plak yang berisi bakteri. Faktor lainnya adalah

Page 13: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

2

adanya substrat yang mendukung pertumbuhan bakteri seperti karbohidrat

terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat bertahan hidup.2

Kebiasaan menggosok gigi juga berhubungan dengan karies gigi.

Perilaku benar dalam menggosok gigi adalah bila seseorang mempunyai

kebiasaan menggosok gigi setiap hari dengan cara dan pada waktu yang benar,

yang dilakukan pada saat sesudah makan dan sebelum tidur.6 Berdasarkan data

Depkes tahun 2007 menunjukkan bahwa 91,1% penduduk Indonesia sudah

menyikat gigi, namun hanya 7,3% yang berperilaku benar. Sementara data dari

Provinsi Banten dan Kota Tangerang menunjukkan sebanyak 94,8% anak

sekolah mempunyai kebiasaan menggosok gigi setiap hari dengan persentase

yang menggosok gigi setelah makan pagi sebesar 9,0% dan sebelum tidur

malam hanya 26,9 %. Sementara itu, persentase masyarakat Kota Tangerang

yang menggosok gigi setiap hari sesudah makan pagi dan sebelum tidur adalah

sebesar 6,4%. Meskipun sebagian besar penduduk Banten sudah rajin

menggosok gigi setiap hari namun ternyata persentase penduduk yang

berperilaku benar dalam menggosok gigi yaitu hanya 4,8%. Data tersebut

menunjukkan bahwa perilaku menggosok gigi penduduk Indonsia khususnya

Kota Tangerang masih buruk.4

Publikasi penelitian tentang karies dan kebiasaan menggosok gigi

terutama pada anak masih sangat sedikit, oleh karena itu peneliti tertarik untuk

meneliti “Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan

Menggosok Gigi Dengan Karies Gigi Pada Anak SDN 2 Cireundeu di

Tangerang Selatan”.

Page 14: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

3

1.2 Rumusan Masalah

Apakah ada hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi dengan kejadian penyakit karies gigi pada anak sekolah

dasar?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Umum

Mengetahui hubungan konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi dengan penyakit karies gigi pada anak usia sekolah SDN 2

Cireundeu di Tangerang Selatan

2. Khusus

a. Mengetahui kebiasaan konsumsi makanan kariogenik pada anak-anak

SDN 2 Cireundeu di Tangerag Selatan

b. Mengetahui kebiasaan menggosok gigi pada anak-anak SDN 2

Cireundeu di Tangerag Selatan

c. Mengetahui angka kejadian karies gigi pada anak usia sekolah di SDN

2 Cireundeu Tangerang Selatan

d. Mengetahui lokasi karies gigi

e. Mengetahui kebiasaan menggosok gigi berdasarkan umur

f. Mengetahui kebiasaan menggosok gigi berdasarkan jenis kelamin

g. Mengetahui angka kejadian karies gigi berdasarkan umur

h. Mengetahui angka kejadian karies gigi berdasarkan jenis kelamin

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

a. Penelitian ini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana kedokteran di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Memberikan wawasan, pengalaman, dan keterampilan pada peneliti.

c. Menambah pengetahuan peneliti tentang hubungan konsumsi makanan

kariogenik dan menggosok gigi dengan karies gigi pada anak usia

sekolah.

Page 15: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

4

2. Bagi Institusi

a. Memberikan tambahan pengetahuan tentang penelitian ini ke Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

b. Menjadi sumber referensi bagi peneliti lain untuk melakukan penelitian

yang lebih lanjut.

3. Bagi Masyarakat

a. Memberikan informasi tentang hubungan konsumsi makanan

kariogenik dengan karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

b. Memberikan informasi tentang hubungan kebiasaan menggosok gigi

dengan karies gigi pada anak usia sekolah dasar.

c. Memberikan informasi tentang cara menggosok gigi dengan benar.

Page 16: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Gigi

2.1.1 Bagian Gigi

Gigi mempunyai beberapa bagian, yaitu7 :

a. Bagian akar gigi, adalah bagian gigi yang tertanam di dalam tulang

rahang (dilindungi) oleh jaringan periodontal.7

b. Mahkota gigi menjulang di atas gusi dan lehernya dikelilingi gusi.7

c. Pulpa berisi sel jaringan ikat, pembuluh darah, dan serabut saraf.7

Gambar 2.1 Anatomi Gigi8

2.1.2 Bentuk-bentuk Gigi

Gigi terdiri dari dua kelompok, yaitu gigi sementara dan gigi

permanen. Gigi sementara/sulung telah lengkap pada anak yang berusia di

atas dua tahun dan terdiri dari dua puluh gigi. Sementara gigi permanen mulai

muncul pada anak usia 6 tahun dan terdiri atas tiga puluh dua gigi setelah

semuanya lengkap pada orang dewasa. Gigi berturut-turut dimulai dari

tengah ke samping terdiri dari : dua gigi insisivus, satu gigi kaninus, dua gigi

Page 17: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

6

premolar, dan tiga gigi molar.7 Bagian-bagian gigi dapat dilihat secara

lengkap pada gambar di bawah ini.

Gambar 2.2. Bentuk-bentuk Gigi9

2.1.3 Permukaan-permukaan Gigi

Gambar 2.3 Permukaan gigi9

Nama-nama yang dapat dipakai untuk menunjukkan permukaaan gigi

adalah7:

Page 18: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

7

a. Permukaan oklusal: permukaan pengunyahan gigi molar dan gigi pre-

molar.

b. Permukaan mesial: permukaan paling dekat garis tengah tubuh.

c. Permukaan lingual: permukaan paling dekat lidah di rahang bawah, di

rahang atas disebut permukaan palatal.

d. Permukaan distal: permukaan paling jauh dari garis tengah.

e. Permukaan bukal: permukaan paling dekat bibir dan pipi.

f. Tepi insisal: gigi-gigi insisvus dan gigi-gigi kaninus mempunyai tepi

potong sebagai pengganti permukaan oklusal.

g. Permukaan proksimal: permukaan-permukaan yang dekat letaknya,

misalnya: permukaan mesial gigi tertentu dapat menyentuh permukaan

distal gigi sampingnya. Kedua permukaan trsebut disebut permukaan

proksimal.

2.1.4 Jaringan Gigi

Gigi terdiri dari beberapa jaringan, yaitu:

a. Enamel

Enamel merupakan bahan yang tidak ada selnya dan juga merupakan

satu-satunya komponen dalam tubuh manusia yang tidak mempunyai

kekuatan reparatif karena itu regenerasi enamel tidak mungkin terjadi.

Susunan enamel merupakan susunan kimia kompleks, sebagian besar

terdiri dari 97% mineral (kalsium, fosfat, karbonat, dan fluor), air 1% dan

bahan organik 2%, yang terletak dalam suatu pola kristalin. Karena

susunan enamel yang demikian maka ion-ion dalam cairan rongga mulut

dapat masuk ke enamel bagian dalam dan hal ini memungkinkan

terjadinya transport ion-ion melalui permukaan dalam enamel ke

permukaan luar sehingga akan terjadi perubahan enamel.10

b. Dentin

Seperti halnya enamel, dentin terdri dari kalsium dan fosfor tetapi dengan

proporsi protein yang lebih tinggi (terutama kolagen). Dentin adalah

suatu jaringan vital yang tubulus dentinnya bersi perpanjangan

sitoplasma odontoblas. Sel-sel odontoblas mengelilingi ruangan pulpa

dan kelangsungan hidupnya bergantung pada penyediaan darah dan

Page 19: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

8

drainase limfatik jaringan pulpa. Oleh karena itu dentin peka terhadap

berbagai macam rangsangan, misal: rangsangan panas dan dingin dari

gigi , akan menimbulkan sensasi nyeri.10

c. Cementum

Cementum adalah penutup luar tipis pada akar yang mirip strukturnya

dengan tulang.10

d. Pulpa

Pulpa terdapat di dalam gigi dan terbentuk dari jaringan ikat yang

berisikan urat-urat syaraf dan pembuluh-pembuluh darah yang mensuplai

dentin. Urat-urat syaraf ini mengirimkan rangsangan, seperti panas dan

dingn dari gigi ke otak, dimana hal ini dialami sebagai rasa sakit.

Rangsangan yang membangkitkan reaksi pertahanan adalah rangsangan

dari bakteri (pada karies), rangsangan mekanis (pada trauma, fraktu gigi,

preparasi kavitas, dan keausan gigi), serta bisa juga disebabkan oleh

rangsangan kimia misalnya asam dari makanan, bahan kedokteran gigi

yang toksik, atau dehidrasi dentin yang mungkin terjadi pada saat

preparasi kavitas atau pengeboran gigi.10

2.1.5 Tahapan Pertumbuhan Gigi

a. Masa usia bayi (0-12 bulan)

Gigi susu mulai tumbuh usia 5 bulan. Makanan yang padat dapat

diterima mulut pada usia 5-6 bulan. Mengunyah dimulai usia 6-8 bulan

dan pertumbuhan gigi pertama pada bayi muncul sekitar usia 6-8 bulan.11

b. Masa usia balita (1-3 tahun)

Pada usia ini anak telah memiliki sekitar dua puluh gigi susu, anak sudah

mulai belajar menggosok gigi dan belajar praktik hiegenis dari orang tua.

Pada usia 6 tahun gigi balita mulai tanggal dan diganti dengan gigi

permanen. Anak usia dua tahun biasanya sudah berkeinginan untuk

menggosok gigi secara mandiri, namun anak tetap memerlukan

pengawasan dari orang tua. Tujuan membersihkan gigi pada usia ini

adalah untuk mengangkat plak yang mengandung bakteri yang dapat

menyebabkan karies gigi. Salah satu metode yang paling efektif untuk

Page 20: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

9

mengangkat plak adalah menggosok gigi dengan sikat gigi yang kecil,

berbulu pendek dan halus.11

c. Masa usia prasekolah (3-5 tahun)

Memasuki masa usia prasekolah, pertumbuhan gigi primer telah lengkap.

Perawatan gigi pada masa ini sangat penting untuk memelihara gigi

primer. Kontrol motorik halus pada masa ini sudah membaik, tetapi anak

masih membutuhkan bantuan dan pengawasan orangtua dalam

menggosok gigi.11

d. Masa usia sekolah (6-12 tahun)

Gigi susu diganti dengan gigi permanen ada pada usia 12 tahun kecuali

graham kedua dan ketiga. Karies dan ketidakteraturan gigi dalam jarak

gigi adalah masalah kesehatan yang penting.11

2.2 Perkembangan Anak Usia Sekolah

Potter & Perry mengungkapkan bahwa usia sekolah dasar sekitar usia

6 tahun dan diakhiri dengan pubertas sekitar usia 12 tahun, dimana anak

mulai masuk lingkungan sekolah.11

Edelman dan Manddle (2006) juga

mendefinisikan bahwa usia sekolah adalah usia 6 sampai 12 tahun.12

Menurut Potter dan Perry usia sekolah merupakan masa yang rawan

terjadinya kerusakan gigi, karena pada masa itulah gigi susu mulai tanggal

satu persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (usia 6-8 tahun).

Dengan adanya variasi gigi susu dan gigi permanen bersama-sama di dalam

mulut, menandai masa gigi campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh

belum matang sehingga rentan terhadap kerusakan.11

Low dkk

mengungkapkan bahwa usia 4 sampai 8 tahun merupakan usia yang paling

rentan menderita karies gigi primer dan 12 sampai 18 tahun untuk gigi

permanen. Oleh karena itu, karies gigi merupakan masalah yang paling utama

pada usia sekolah.13

Anak usia 6 sampai 7 tahun belum mampu menggosok gigi secara

mandiri. Keterampilan menggosok gigi berkaitan dengan perkembangan

motorik halus anak. Motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan

kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh

tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi merupakan koordinasi yang

Page 21: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

10

cermat, seperti mengamati sesuatu, menulis, dan sebagainya.14

Keterampilan

menggosok gigi pada anak pada anak perempuan lebih baik daripada anak

laki-laki. Menurut Low dkk Anak perempuan lebih terampil dalam tugas

yang bersifat praktis, khususnya dalam tugas motorik halus dibandingkan

dengan anak laki-laki.13

Pada usia 8 sampai 10 tahun anak sudah mampu menggosok gigi

secara mandiri. Karena pada usia 8 sampai 10 tahun, anak sedang mengalami

peningkatan keterampilan motorik halus yang membuat anak mampu

melakukan perawatan gigi secara mandiri.11

Pada usia 11 sampai 12 tahun anak sudah mulai ahli dalam melakukan

perawatan gigi.11

Usia 11 sampai 12 tahun juga merupakan periode kritis

dalam pemeliharaan dan peningkatan gaya hidup seseorang. Menurut John W

Santroct pada tahap ini terjadi peningkatan proses metabolisme yang

mengakibatkan kebutuhan energi menigkat, meningkatnya kebutuhan energi

menyebabkan perilaku mengkonsumsi makanan atau mengemil pada anak itu

juga meningkat dan pola makan yang tidak teratur dibandingkan anak usia

lainnya.15

Potter & Perry mengungkapkan bahwa periode sekolah merupakan

periode yang tepat untuk penerimaan pelatihan perilaku dan kesehatan.11

Menurut Edelman & Mendle perawatan gigi yang baik penting untuk

diajarkan dan diterapkan selama usia sekolah. Hal itu dikarenakan, gigi

permanen yang muncul selama periode usia sekolah membutuhkan

kebersihan gigi yang baik dan perhatian yang rutin terhadap adanya karies

gigi.12

Hockenberry dan Wilson menyatakan bahwa merawat gigi yang baik

pada usia sekolah dapat diberikan oleh orang tua dan petugas kesehatan.

Peran orang tua adalah mempelajari teknik menggosok gigi bersama anak,

mengajarkan, mengawasi, dan memadu anak dalam menggosok gigi sampai

mereka menjadi mandiri dalam menjaga kebersihan gigi.16

Edelman dan

Mendle menganjurkan agar petugas kesehatan menggunakan metode promosi

untuk membantu anak usia sekolah dalam memahami hubungan antara

perilaku kesehatan dengan peningkatan kesehatan. Seperti metode bermain

Page 22: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

11

peran, membaca buku, dan mendemonstrasikan perilaku seperti menggosok

gigi.12

Menurut Siti Rahayu petugas kesehatan dapat melihat status

kebersihan mulut dengan inspeksi oral sehingga petugas kesehatan mampu

mengetahui kebutuhan anak akan promosi kesehatan mulut. Apabila

ditemukan adanya karies gigi atau keadaan yang tidak sehat, petugas

kesehatan perlu memberikan promosi kesehatan tentang pentingnya

memeriksa gigi secara rutin ke pelayanan kesehatan gigi. Petugas kesehatan

juga mendorong orangtua untuk menigkatkan kebiasan menggosok gigi yang

baik bagi anak usia sekolah.3

2.3 Karies Gigi

2.3.1 Pengertian Karies Gigi

Karies merupakan penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin

dan sementum, yang bersifat kronis progresif. Karies gigi terjadi karena

adanya interaksi antara bakteri di permukaan gigi, plak atau biofilm dan diet,

terutama komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri plak

asam, terutama asam laktat dan asetat. Yang ditandai dengan adanya

demineralisasi jaringan keras gigi dan rusaknya bahan organik akibat

terganggunya keseimbangan email dan sekelilingnya, menyebabkan

terjadinya invasi bakteri serta kematian dapat berkembang ke jaringan

periapeks sehingga dapat menimbulkan nyeri pada gigi.2

2.3.2 Etiologi Karies Gigi

Etiologi karies gigi bersifat multifaktorial, sehingga memerlukan

faktor-faktor penting seperti host, agent, mikroorganisme, substrat dan waktu.

a. Susunan gigi sulung

Gigi-gigi berjejal dan saling tumpang tindih akan mendukung timbulnya

penyakit karies karena daerah tersebut sulit dibersihkan. Susunan gigi

molar sulung rapat sedangkan gigi insisvus sulung renggang. Dari

berbagai penelitian disimpulkan bahwa anak dengan susunan gigi berjejal

lebih banyak menderita penyakit karies daripada yang mempunyai

susunan gigi yang baik.2

Page 23: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

12

b. Morfologi gigi sulung

Variasi morfologi gigi juga mempengaruhi resistensi gigi terhadap

penyakit karies karies. Morfologi gigi sulung dapat ditinjau dari dua

permukaan2:

1. Permukaan oklusal

Permukaan oklusal gigi molar sulung mempunyai bonjol yang relatif

tinggi sehingga lekukan menunjukkan gambaran curam dan relatif

dalam. Bentuk morfologi gigi sulung pertama atas dalam bentuk dan

ukurannya. Lekukan gigi sulung yang lebih dalam akan

memudahkan terjadinya penyakit karies.2

2. Permukaan halus

Kontak antar gigi tetap adalah kontak titik tetapi kontak antar gigi

sulung merupakan kontak bidang. Bentuk permukaan proksimal gigi

sulung agak datar. Keadaan ini akan menyulitkan pembersihannya.

Sehingga penyakit karies gigi dapat terjadi.2

c. Plak

Plak terbentuk dari campuran antara bahan-bahan air ludah seperti

mucin, sisa-sisa sel jaringan mulut, leukosit, limposit dengan sisa-sisa

makanan serta bakteri. Plak in mula-mula berbentuk agar cair yang lama

kelamaan menjadi kelat, dimana tempat bertumbuhnya bakteri.2

d. Saliva

Saliva merupakan pertahanan pertama terhadap penyakit karies. Selain

itu fungsi saliva juga sebagai pelicin, pelindung, buffer, pembersih, anti

pelarut dan anti bakteri. Namun juga demikian juga memegang peranan

penting lain yaitu dalam proses terbentuknya plak gigi, saliva juga

merupakan media yang baik untuk kehidupan mikroorganisme tertentu

yang berhubungan dengan penyakit karies gigi.2

e. Mikroorganisme

Mikroorganisme di dalam mulut yang berhubungan dengan penyakit

karies antara lain Streptococcus, Lactobacillus, Actinomices.

Mikrorganisme ini menempel di gigi bersama dengan plak atau debris.

Plak gigi adalah media lunak yang menempel erat di gigi.2

Page 24: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

13

f. Waktu

Kecepatan kerusakan gigi akan jelas terlihat dengan timbulnya penyakit

karies menyeluruh dalam waktu singkat. Selain itu keadaan yang dapat

menyebabkan substrat lama berada dalam mulut ialah kebiasaan anak

menahan makanan di dalam mulut di mana makanan tidak cepat-cepat

ditelan.2

g. Makanan

Makanan sangat berpengaruh terhadap gigi dan mulut, pengaruh ini dapat

dibagi menjadi 2:

1. Isi makanan menghasilkan energi, misalnya: karbohidrat, protein,

lemak, vitamin serta mineral-mineral. Unsur-unsur tersebut di atas

berpengaruh pada masa pra-erupsi serta pasca erupsi gigi geligi.2

2. Fungsi mekanis dari makanan yang dimakan. Makn-makanan yang

bersifat membersihkan ini adalah: apel, jambu air, bengkuang dan

sebagainya. Sebaliknya makan-makanan yang lunak dan melekat

pada gigi seperti: bonbon, coklat, biskuit dan lain sebagainya.2

h. Unsur Kimia

Unsur-unsur kimia juga mempunyai pengaruh terhadap terjadinya karies

gigi. Unsur kimia yang paling berpengaruh persentase terjadinya karie

gigi adalah fluor. Keberadaan fluor ini dibutuhkan untuk proses

remineralisasi. Kadar fluor pada gigi manusia bergantung pada

ketersediaan fuor di dalam air minum atau makanan yang mengandung

fluor.2

2.3.3 Proses Terjadinya Karies Gigi

Pada hakikatnya, proses karies gigi berjalan lambat. Proses karies

umumnya juga sudah terjadi lama sebelum tanda-tanda klinis terlihat. Oleh

karena itu, karies gigi dapat disebut juga sebagai penyakit multifaktor yang

kronis.17

Salah satu faktor penyebab karies gigi adalah bakteri yang ada di

dalam mulut. Salah satu bakteri tersebut adalah Streptococus. Bakteri ini

berkumpul membentuk suatu lapisan lunak dan lengket yang disebut dengan

Page 25: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

14

plak yang menempel pada gigi. Sebagian plak di dalam gigi ini mengubah

gula dan karbohidrat yang berasal dari makanan dan minuman yang masih

menempel di gigi menjadi asam yang bisa merusak gigi dengan cara

melarutkan mineral-mineral yang ada di dalam gigi atau terjadi

demineralisasi.17

Bila proses demineralisasi telah terjadi, maka hasil selanjutnya akan

ditentukan oleh kekuatan remineralisasi. Kemungkinan yang dapat terjadi

bisa berupa terhentinya perkembangan karies gigi jika kemampuan

remineralisasi cukup kuat untuk menanggulangi proses demineralisasi atau

terbentuk karies gigi yang kronis jika proses demineralisasi berlangsung

lambat sementara proses remineralisasi cukup aktif. Selain itu, kemungkinan

lainnya bisa berupa terbentuknya karies jika proses remineralisasi tidak cukup

kuat untuk mengimbangi proses demineralisasi yang cepat atau

berkembangnya erosi jika proses demineralisasi yang tidak diimbangi dengan

proses remineralisasi sedikitpun.17

Demineralisasi

Komponen mineral gigi tersusun atas hidroksiapatit

(Ca10(PO4)6(OH)6). Dalam keadaan lingkungan netral, mineral hidroksiapatit

ini berada dalam kondisi seimbang dengan lingkungan lokal (saliva) yang

bersupersaturasi dengan ion kalsium dan fosfat.17

Hidroksiapatit bersifat reaktif terhadap ion hidrogen ketika lingkungan

berada dalam kondisi pH di bawah 5,5 (pH kritis). Ketika hal ini terjadi, ion

PO4-3

akan berubah menjadi HPO4-2

karena penambahan ion H+. Akibatnya,

HPO4-2

yang terbentuk ini tidak mampu menjaga hidroksiapatit dalam kondisi

seimbang sehingga akhirnya kristal hidroksiapatit larut. 17

Remineralisasi

Proses demineralisasi yang disebutkan sebelumnya dapat

dikembalikan jika pH dinetralisir sehingga terdapat cukup ion kalsium (Ca2+

)

dan fosfat (HPO4-3

) di lingkungan rongga mulut. Kondisi remineralisasi ini

dapat dicapai baik melalui kemampuan dapar saliva maupun melalui ion Ca2+

dan HPO4-3

yang tersimpan di dalam saliva. Adanya ion fluoride (F-) dapat

memperkuat reaksi ini.17

Page 26: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

15

2.3.4 Manifestasi Klinis Karies

Tanda dan gejala karies antara lain17

:

a. Terdapat lesi

b. Tampak lubang pada gigi

c. Bintik hitam pada tahap karies awal

d. Kerusakan leher gigi

e. Sering terasa ngilu bila lubang sampai ke dentin

f. Sakit berdenyut-denut di gigi

g. Timbul rasa sakit jika terkena air dingin, dan kemasuan makanan terutama

di malam hari

h. Jika sudah parah akan terjadi peradangan dan timbul nanah

2.4 Makanan Kariogenik

2.4.1 Pengertian Makanan Kariogenik

Makanan kariogenik adalah makanan yang dapat menyebabkan karies

gigi. Menurut Riani (2005) makanan kariogenik berupa makanan yang manis-

manis seperti permen, coklat, kue-kue, gula dan lain-lain dimana makanan

tersebut termasuk dalam karbohidrat berbentuk tepung atau cairan yang

bersifat lengket serta hancur di dalam mulut. Makanan kariogenik tersebut

adalah makanan yang dapat menyebabkan terjadinya karies gigi karena ada

kaitannya antara karbohidrat dengan pembentukan plak pada permukaan

gigi.18

2.4.2 Bentuk Fisik Makanan Kariogenik

Menurut Riani bentuk fisik makanan kariogenik yang sering di

konsumsi oleh anak terutama pada anak sekolah dasar (SD) adalah makanan

manis, lengket, dan berbentuk menarik. Coklat, permen, roti isi, kue-kue, dan

biskuit merupakan contoh makanan kariogenik yang mengandung gula tinggi

serta mempunyai korelasi tinggi dengan kejadian karies gigi. konsumsi

makanan kariogenik yang sering dan berulang-ulang akan menyebabkan pH

plak di gigi menjadi dibawah normal, kemudian pH plak dibawah normal

tersebut men.yebabkan demineralisasi enamel sehingga terjadi pembentukan

karies gigi.18

Page 27: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

16

2.4.3 Jenis Makanan Kariogenik

Menurut Riani karbohidrat yang berhubungan dengan penyakit karies

adalah polisakarida, sukrosa, disakarida, dan monosakarida. Dari jenis

karbohidrat tersebut yang paling banyak menyebabkan karies adalah sukrosa.

Sukrosa mempunyai kemampuan yang lebih efisien terhadap pertumbuhan

mikroorganisme asidogenik. Sukrosa juga di metabolisme dengan cepat untuk

menghasilkan zat-zat asam.18

2.4.4 Frekuensi Makanan Kariogenik

Menurut Arisman konsumsi makanan kariogenik di antara jam makan

dan pada saat makan berhubungan dengan peningkatan panyakit karies yang

besar. Selain itu juga semakin tinggi anak mengkonsumsi makanan

kariogenik maka indeks penyakit karies gigi semakin tinggi.5 Makanan manis

akan dinetralisir oleh air ludah setelah 20 menit, maka apabila setiap 20 menit

sekali mengkonsumsi makanan manis akan mengakibatkan gigi lebih cepat

rusak. Sebaiknya makanan manis lebih baik dimakan pada saat jam makan

utama, seperti sarapan, makan siang, dan makan malam, karena pada waktu

jam makan utama biasanya air ludah yang dihasilkan cukup banyak, sehingga

membantu membersihkan gula dan bakteri yang menempel pada gigi.18

2.5 Kebiasaan Menggosok gigi

Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dari sisa makanan, bakteri,

dan plak. Dalam membersihkan gigi harus memperhatikan pelaksanaan waktu

yang tepat dalam membersihkan gigi, penggunaan alat yang tepat untuk

membersihkan gigi. Oleh karena itu, kebiasaan menggosok gigi merupakan

tingkah laku manusia dalam membesihkan gigi dari sisa-sisa makanan yang

dilakukan secara terus menerus.11

Frekuensi menggosok gigi setidaknya empat kali sehari (setelah

makan dan sebelum tidur) adalah dasar program hygiene gigi yang efektif.

Kebiasan merawat gigi minimal dua kali sehari pada waktu yang tepat pada

pagi dan malam hari sebelum tidur serta perilaku konsumsi makanan yang

manis dan lengket dapat mempengaruhi terjadinya karies gigi.11

Page 28: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

17

Potter & Perry mengungkapkan bahwa menggosok gigi yang baik

yaitu dengan gerakan yang pendek dan lembut serta dengan tekanan yang

ringan, dengan memusakan pada daerah yang terdapat plak, yaitu di tepi gusi

(perbatasan gigi dan gusi), permukaan kunyah gigi dimana terdapat fissure

atau celah-celah yang sangat kecil dan sikat gigi yang paling belakang.

Menggosok gigi harus memiliki pegangan yang lurus, dan memliki bulu yang

cukup kecil untuk menjangkau semua bagian mulut. Cara menggosok gigi

yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan gerakan

lembut.11

Menurut Hayanti Destiyanti Terdapat 5 metode menggosok gigi

yaitu, Bass, S Stillman, Horizontal, Vertical, dan Roll yang paling sering

direkomendasikan. Metode yang paling umum digunakan adalah metode

horizontal, metode roll, dan metode vertical. Metode horizontal dilakukan

dengan cara menyikat gigi dengan gerakan ke kiri dan ke kanan. Metode ini

sesuai dengan permukaan oklusal gigi, mudah diterapkan, dan dapat

membersihkan sulkus interdental.19

Menurut Pintauli S dan Hamada metode vertikal dilakukan untuk

menyikat gigi bagian depan gigi, kedua rahang tertutup lalu gigi disikat

dengan gerakan ke atas dan ke bawah. Metode ini sederhana dan dapat

membersihkan plak tetapi tidak mampu menjangkau semua bagian gigi

seperti metode horizontal dengan sempurna.20

Metode roll adalah cara menyikat gigi dengan ujung bulu sikat

diletakkan dengan posisi mengarah ke akar gigi sehingga sebagian bulu sikat

menekan gusi. Ujung bulu Sikat digerakkan perlahan-lahan sehingga kepala

sikat gigi bergerak membentuk lengkungan melalui permukaan gigi. Metode

roll dianggap dapat membersihkan plak dengan baik dan dapat menjaga

kesehatan gusi dengan baik, teknik ini dapat diterapkan pada anak umur 6-12

tahun.20

Tarigan mengungkapkan bahwa membersihkan mulut merupakan hal

yang penting sebagai suatu cara untuk menghindari terjadinya karies gigi,

yaitu menggosok gigi secara baik dan benar serta teratur, setelah

mengkonsumsi makanan, terutama makanan yang mengandung karbohidrat

Page 29: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

18

yang telah diolah, yang dapat menempel di permukaan gigi, ketika

menggosok gigi sangat penting menyikat semua permukaan gigi, sehingga

kita membutuhkan waktu kurang lebih 2-3 menit untuk menggosok gigi.21

Page 30: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

19

2.6 Kerangka Teori

Keterangan :

= Meningkatkan

= Mengurangi

Kebiasaan menggosok gigi

yang kurang baik

Kebiasaan mengkonsumsi

makanan kariogenk

Akumulasi plak

Substrat

karbohidrat

Karies

Pergantian gigi susu

menjadi gigi

permanen

Kerentanan gigi

permanen baru

Mengandung bakteri

Streptoccus mutans

dan Lactobacillus

Fermentasi

Asam

Produksi saliva

Mengandung

Fluor

Remineralisasi Demineralisasi

kerusakan enamel

Anak Usia Sekolah

Waktu

Kebiasaan menggosok gigi:

- Frekuensi menggosok gigi (2-4x/hari)

- Cara menggosok gigi (horizontal, roll, vertical)

- Waktu menggosok gigi (setelah makan dan sebelum tidur)

Page 31: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

20

2.7 Kerangka Konsep

Kebiasaan menggosok gigi:

- Frekuensi menggosok

gigi

- Waktu menggosok gigi

- Cara menggosok gigi

- Alat menggosok gigi Kebiasaan mengkonsumsi

makanan kariogenik

Karies Gigi

Page 32: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

21

2.7 Definisi Operasional

No Variabel Definisi operasional Cara ukur Alat ukur Hasil ukur Skala

ukur

1. Usia Usia sekolah 9-12 tahun Mengisi data

demografi

pada

kuisioner

yang

diberikan

Kuesioner Usia responden

dalam tahun

Interval

2. Jenis

Kelamin

Berjenis kelamin laki-

laki atau perempuan

Mengisi data

demografi

pada

kuisioner

yang

diberikan

Kuesioner 1 laki-laki

2 perempuan

Nominal

3. Kebiasaan

menggosok

gigi

Kegiatan membersihkan

gigi dari plak secara

mekanis untuk mencegah

penyakit mulut, menjaga

keindahan gigi dan

menghilangkan bau

mulut. Kebiasaan

menggosok gigi ini

meliputi waktu,

frekuensi, alat,dan

teknikmenggosok gigi

Wawancara Kuesioner Skala likert

0 tidak pernah

1. jarang

2. kadangkadang

3. selalu

Kemudian diukur

dengan cut of

point nilai mean

1. kurang bila skor

<28,34

2. baik bila skor

≥28,34

Ordinal

4. Tingkat

konsumsi

makanan

kariogenik

Frekuensi konsumsi

makanan yang dapat

menyebabkan karies gigi.

Makanan kariogenik

merupakan makanan

yang manis dan mudah

lengket seperti permen,

coklat, kembang gula dll.

Wawancara Kuesioner 0 tidak pernah

1. konsumsi 1-3x

/minggu

2. konsumsi

4-6x/minggu

3. konsumsi ≥

1x/hari

Kemudian dibagi

menjadi 3 kategori

1 > rendah bila

skor 0-10

2 > sedang bila

skor 11-20

3 > tinggi bila skor

21-30

Ordinal

5. Karies gigi Karies yang dapat

terlihat secara kasat mata

adalah lubang pada gigi

yang telah mengalami

perubahan warna

menjadi hitam atau

kecoklatan

Pemeriksaan

fisik

Lembar

observasi

dan

penlight

0 >tidak ada karies

gigi

1 > karies gigi

Nominal

Page 33: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik

observasional dengan menggunakan pendekatan cross sectional untuk

mengetahui hubungan antara konsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan

menggosok gigi dengan karies gigi pada anak SDN 2 Cireundeu Tangerang

Selatan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Cireundeu Tangerang Selatan dan

dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juli 2016.

3.3 Populasi dan Subjek Penelitian

3.2.1 Populasi target

Populasi target pada penelitian ini adalah anak sekolah dasar berusia 9

sampai 12 tahun.

3.2.2 Populasi terjangkau

Populasi terjangkau adalah anak sekolah dasar berusia 9 sampai 12

tahun di SD Negeri 2 Cireundeu Tangerang Selatan. Sampel penelitian

adalah populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi penelitian

3.4 Perkiraan Besar Sampel

Perkiraan besar sampel minimal pada penelitian ini dihitung

menggunakan rumus

n = [ √ √

]

Peneliti menetapkan kesalahan tipe I sebesar 5% dan kesalahan tipe II

sebesar 20%. Proporsi penderita karies gigi yang telah diketahui adalah

sebesar 60% (Rahahayu Setiyawati) dan OR (odds ratio) yang dianggap

bermakna adalah 2, jadi :

Page 34: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

23

Zα = 1,96

Zβ = 0,842

P2 = 0,6

Q2 = 0,4

OR =

2 =

=

P1 = 0,82

Q1 = 0,18

P1-P2 = 0,22

P = 0,71

Q = 0,29

[ √ √

]

= 65,34

Jadi jumlah sampel yang diambil untuk keperluan dalam peneltian ini

dibulatkan dari hasil perhitungan diatas menjadi 70 responden.

3.5 Teknik Penarikan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah stratified random

sampling. Stratified random sampling adalah cara mengambil sampel dengan

memperhatikan strata (tingkatan) di dalam populasi agar semua sifat dalam

populasi dapat terwakili. Sampel diambil proporsional menurut besarnya unit

yang ada di dalam masing-masing strata dan unit sampel diambil secara acak di

dalam masing-masing strata.

Page 35: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

24

3.6 Kriteria Inklusi dan Eklusi

3.6.1 Kriteria Inklusi

Anak usia 9 sampai 12 tahun dari kelas 4 sampai 6 SD

Bersedia mengikuti proses penelitian dan mendapatkan persetujuan

dari orang tua

3.6.2 Kriteria Ekslusi

Tidak mengembalikan inform consent atau tidak mendapat

persetujuan dari orang tua

Sakit atau tidak hadir

Tidak kooperatif selama proses penelitian berlangsung

3.7 Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data primer dalam penelitian ini adalah

kuisioner, lembar observasi dan alat diagnosa berupa pen light. Kuesioner

adalah pernyataan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari

responden. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini tersusun secara

terstruktur dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab responden. Adapun

kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 4 bagian:

a. Kuesioner A digunakan untuk mengkaji data demografi yang terdiri atas

nama responden, umur responden, dan jenis kelamin responden.

b. Kuesioner B digunakan untuk mengkaji kebiasaan menggosok gigi berisi 11

pertanyaan tertutup. Kuesioner ini diambil dari penelitian Siti Halimah

Hafsari (2012). Masing-masing pertanyaan akan diberi skor, yaitu selalu (3),

kadang-kadang (2), jarang (1), tidak pernah (0). Skor total seluruh kuesioner

yang dijawab oleh responden akan dirata-ratakan untuk menentukan nilai

cut of point dan diperoleh hasil 28,5. Kemudian peneliti menggunakan nilai

cut of point ini untuk menentukan kategori baik atau kurang baik. Baik

apabila skor total > 28,5, kurang baik apabila skor total < 28,5.

c. Kuesioner C terdiri dari 10 pertanyaan yang digunakan untuk mengkaji pola

jajan anak (meliputi jenis jajanan dan frekuensi jajan) dengan wawacara

untuk membimbing anak dalam mengisi formulir food frequency. Kuesioner

ini diambil dari penelitian Meishi PRL (2011). Masing-masing pernyataan

Page 36: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

25

akan diberi skor, yaitu ≥ 1x/minggu (3), 4-6x/minggu (2), 1-3x/minggu (1),

tidak pernah (0). Skor total kuesioner yang dijawab oleh responden akan

dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu rendah (≤10), sedang (11-20),

dan tinggi (21-30).

d. Lembar observasi, untuk memperoleh data karies gigi diperoleh dari

pemeriksaan langsung dengan menggunakan alat diagnosa yaitu penlight

untuk observasi karies gigi. Untuk anak yang memiliki gigi yang telah

tanggal akan ditanyakan kepadanya apakah gigi tersebut sebelum tanggal

ada lubangnya atau tidak, apabila ada lubangnya maka anak akan

dimasukkan dalam kategori karies gigi. Kemudian hasilnya dicatat oleh

peneliti dalam lembar observasi.

Data sekunder dalam penelitian ini adalah data gambaran umum SDN 2

Cireundeu Tangerang Selatan meliputi data jumlah siswa dengan dokumen

yang ada di kantor kepala sekolah.

3.8 Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti mengajukan permohonan pembuatan surat izin penelitian ke

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Islam Negeri

(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta dengan tujuan kepada Kepala Sekolah SDN

2 Cireundeu Tangerang Selatan. Kemudian peneliti mendatangi SDN 2

Cireundeu dengan menjelaskan maksud dan tujuan penelitian dengan meminta

persetujuan kepada responden apakah berkenan mengisi kuisioner.

Pengumpulan data penelitian menggunakan kuisioner kebiasaan konsumsi

makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi yang diisi oleh responden

dan mengobservasi gigi untuk melihat ada atau tidaknya karies gigi. Kuisioner

dan lembar observasi yang telah diisi lengkap kemudian dilakukan pengolahan

dan analisa data.

3.9 Analisa Data

Peneliti melakukan pengolahan data sebeleum melakukan analisis data

penelitian, yaitu :

Page 37: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

26

a. Editing

Peneliti memeriksa kelengkapan jawaban pada setiap kuisioner yang telah

diisi

b. Coding

Peneliti memberikan kode berdasarkan jawaban responden yang kemudian

dipindahkan dalam tabel jawaban.

c. Cleansing

Peneliti memastikan data telah bersih dari kesalahan setelah dipindahkan

ke dalam tabel.

d. Scoring

Peneliti memasukkan data ke dalam program komputer untuk dianalisis.

Data penelitian ini dianalisis sesuai dengan prosedur analisis data suatu

penelitian. Adapun analisis yang dilakukan peneliti, yaitu:

a. Analisa Univariat

Analisa ini digunakan untuk mendeskripsikan masing-masing variabel,

baik variabel bebas (Kebiasaan Menggosok gigi dan kebiasaan konsumsi

makanan kariogenik) dan variabel terikat (karies gigi) dalam bentuk angka

dan kategori.25

b. Analisa Bivariat

Analisis bivariat dilakukan pada dua variabel yang diduga berhubungan

satu sama lain.18

Analisis bivariat antara variabel kebiasaan menggosok

gigi dengan karies gigi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan kariogenik

dengan karies gigi menggunakan rumus uji chi-square. Uji chi-square -

digunakan untuk menguji dua variabel kategori.25

Page 38: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

27

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Univariat

Hasil analisis univariat dalam penelitian ini terdiri dari usia, jenis

kelamin, frekuensi makanan kariogenik, kebiasaan menggosok gigi, karies

gigi, usia dan jenis kelamin berdasarkan kebiasaan menggosok gigi, serta usia

dan jenis kelamin berdasarkan kebiasaan menggosok gigi.

4.1.1 Karakterisitik Responden

Karakterisitik reponden dalam penelitian terdiri dari usia dan jenis

kelamin reponden. Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa responden dalam

penelitian ini berusia dalam rentang 9-12 tahun yang terdiri dari laki-laki dan

perempuan, sebagian besar respoden berusia 10 tahun dan berjenis kelamin

perempuan.

Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan usia dan jenis kelamin

di SD Negeri 2 Cireundeu Tangerang Selatan 2016

Karakteristik Responden Jumlah Persentase (%)

Usia

9 7 10,0

10 25 35,7

11 18 30,9

12 20 28,6

Jenis kelamin Laki 31 44,3

Perempuan 39 55,7

4.1.2 Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik

Tabel di bawah ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden

dalam penelitian ini mengkonsumsi makanan kariogenik dengan kategori

yang tinggi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Avryandari Galib

Page 39: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

28

(2015), bahwa dari 57 responden sebagian besar responden mengkonsumsi

makanan kariogenik dengan kategori tinggi yaitu sebanyak 42 anak

(73,7%).22

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Meishi PRL (2011)

yang menyatakan bahwa hampir sebagian besar responden mengkonsumsi

makanan kariogenik.23

Tabel 4.2 Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat konsumsi

makanan kariogenik

Tinkat konsumsi

makanan kariogenik

Jumlah Persentase(%)

Rendah 1 1,4

Sedang 29 41,4

Tinggi 40 57,1

Total 70 100

Tingginya konsumsi makanan kariogenik, menurut Arisman (2007)

adalah karena anak-anak cenderung menggemari jajanan yang dikemas

dengan menarik dan rasa yang manis. Gula yang terkandung dalam makanan

manis akan diubah menjadi asam oleh bakteri, yang kemudian asam tersebut

akan melarutkan enamel gigi. Makanan kariogenik juga bersifat lengket

sehingga dapat melekat pada permukaan gigi dan sulit untuk dibersihkan.5

4.1.3 Gambaran Kebiasaan Menggosok Gigi

Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari 11 pertanyaan

dengan skor tertinggi adalah tigapuluh tiga dan terendah adalah nol. Peneliti

menghitung rata-rata skor seluruh responden, yaitu sebesar 28,34 untuk

menentukan kategori baik (>28,34) dan kurang baik (<28,34). Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar responden

menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik, yaitu 44 anak (62,9%)

dan 26 anak (37,1%) kurang baik. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Siti

Halimah Hafsari (2013) yang menyatakan bahwa hampir sebagian besar

(53%) responden telah menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik.23

Page 40: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

29

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi responden berdasarkan kebiasaan menggosok gigi

Kebiasaan menggosok

gigi

Jumlah Presentase (%)

Kurang baik 26 37,1

Baik 44 62,9

Total 70 100

Menggosok gigi dengan menggunakan sikat gigi adalah bentuk

penyingkiran plak secara mekanis. Menggosok gigi yang baik harus

memperhatikan waktu pelaksanaan yang tepat, penggunaan alat yang tepat

untuk membersihkan gigi, dan cara yang tepat. Potter & Perry berpendapat

bahwa usia anak sekolah adalah masa-masa laten yang rawan, karena pada

masa itulah gigi susu mulai tanggal satu persatu dan gigi permanen pertama

mulai tumbuh. Gigi yang baru tumbuh sangat rentan terhadap kerusakan.11

Oleh karena itu menggosok gigi adalah cara yang tepat untuk mencegah

terjadinya karies gigi. Sisa makanan yang menempel di sela-sela dan di

permukaan gigi apabila tidak dibersihkan akan mengalami pembusukan oleh

bakteri Streptococcus mutan. Hasil pembusukan akan menghasilkan asam

yang dapat melarutkan enamel sehingga akan menjadi karies gigi.2

4.1.4 Karies Gigi

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies

gigi pada anak kelas 4-6 SD di SDN 2 Cireundeu cukup tinggi, yaitu

sebanyak 37 anak (52,9%). Hasil penelitian ini sejalan dengan beberapa

penelitian yang serupa yang menunjukkan angka kejadian karies gigi pada

anak usia sekolah dasar cukup tinggi. Di Kabupaten Karangasem, prevalensi

karies gigi pada anak usia sekolah dasar mencapai 58,8%, sementara di Jawa

Barat pada tahun 2011 mencapai 85%.25

Hasil tersebut sesuai dengan teori

Potter dan Perry yang menyatakan bahwa masalah gigi yang paling utama

terjadi pada usia sekolah adalah karies.11

Page 41: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

30

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi responden berdasarkan karies gigi

Karies gigi Jumlah Persentase (%)

Tidak ada 33 47,1

Ada 37 52,9

Total 70 100

Karies akan menimbulkan dampak negatif bagi penderitanya.

Menurut Low dkk pada umumnya anak yang menderita karies akan

mengalami keluhan sakit gigi, kesulitan untuk memakan makanan tertentu,

makan sedikit atau sulit untuk menyelesaikan makanan yang disajikan, tidak

bisa tidur nyenyak, dan sebagian anak menerima laporan negatif dari sekolah

seperti kurangnya kerja sama, dan tidak bermain dengan anak-anak lain.

Selain itu, karies gigi juga dapat menyebabkan sakit dan infeksi bahkan

terjadi abses alveolar gigi.13

Page 42: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

31

4.1.5 Lokasi Karies Gigi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lokasi karies gigi pada anak

SDN 2 Cireundeu sebagian besar terdapat di gigi bagian samping yaitu, gigi

bagian molar dan premolar sementara gigi bagian depan meliputi gigi incissor

dan caninus. Hal ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa permukaan

oklusal gigi molar lebih mudah terserang karies karena memiliki pit dan fisur

yang dalam, oleh karena itu banyak sisa makanan kecil yang masih tersisa di

gigi molar pertama permanen yang apabila tidak dibersihkan dengan baik

dapat berubah menjadi plak gigi dan berlanjut menjadi karies.2

Tabel 4.5 Distribusi lokasi karies gigi pada anak usia sekolah di SD Negeri 2

Cireundeu Tangerang Selatan

Lokasi karies

gigi

Tidak ada Ada Jumlah

N % N % N %

Atas-depan 55 78,6 15 21,4 70 100

Bawah-depan 67 95,7 3 4,3 70 100

Atas-samping 46 65,7 24 34,3 70 100

Bawah-samping 36 51,4 34 48,6 70 100

4.1.6 Kebiasaan Menggosok Gigi Berdasarkan Umur

Dalam penelitian ini sebagian besar responden (62,9%) telah

menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa sebagian besar anak berusia 9 tahun (71,4%) telah

menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik. Hasil ini sesuai dengan

teori Potter & Perry (2005) yang menyatakan bahwa anak sudah mampu

merawat gigi secara mandiri pada usia 8 sampai 12 tahun. Responden berusia

10 tahun pada penelitian ini yaitu sebesar 72% telah menerapkan kebiasaan

menggosok gigi dengan baik. Sementara responden berusia 11 dan 12 tahun

dalam penelitian lebih sedikit menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan

baik. Hal ini terjadi mungkin karena distribusi data umur pada penelitian ini

Page 43: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

32

tidak normal sehingga data ini tidak dapat mewakili karakteristik populasi

tersebut berdasarkan umurnya.3 Tingkat pengetahuan siswa tentang cara

memelihara kesehatan gigi dan mulut juga berperan penting terhadap kejadian

karies gigi.11

Tingginya persentase menggosok gigi yang baik pada anak usia

sekolah di SDN 2 Cireundeu mungkin karena adanya penyuluhan rutin yang

dilakukan oleh Puskesmas Ciputat di sekolah ini untuk meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran siswa tentang pentingnya memelihara kesehatan

gigi dan mulut.

Diagram 4.1 Distribusi kebiasaan menggosok gigi berdasarkan umur

4.1.7 Kebiasaaan Menggosok Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin

Pada penelitian ini responden yang berjenis kelamin perempuan lebih

banyak menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik dibandingkan

responden laki-laki. Dalam penelitian Rahayu Setiyawati dan Siti Alimah

Hafsari menyatakan bahwa anak perempuan lebih banyak menerapkan

kebiasaan menggosok gigi yang baik dibandingkan anak lak-laki. Hal ini

mungkin karena pada umumnya perempuan lebih memperhatikan penampilan

diri dan kebersihan dibandingkan laki-laki.3,23

71,40% 72%

55,60% 55%

28% 28%

44,40% 45%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun

baik

kurang baik

Page 44: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

33

Tabel 4.6 Distribusi kebiasaan menggosok gigi berdasarkan jenis kelamin

Jenis

kelamin

Kebiasaan menggosok gigi Jumlah

Kurang Baik

N % N % N %,

Laki-laki 14 45,2 17 54,8 31 100

Perempuan 12 30,8 27 69,2 39 100

Total 26 37,1 44 62,9 70 100

4.1 Karies Gigi Berdasarkan Umur

Responden yang berpartisipasi dalam penelitian ini adalah anak usia 9

sampai 12 tahun. Pada penelitian ini sebagian besar responden mengalami

karies gigi, yaitu sebanyak 52,9% anak. Penelitian ini sejalan dengan

penelitian Setiyawati Rahayu (2013) yang menjelaskan bahwa sebagian besar

anak usia 6 sampai 12 tahun memiliki karies gigi (60%).3 Hasil penelitian

Siti Halimah Hafsari (2014) mengungkapkan bahwa sebagian besar (66,7%)

anak usia usia 9 sampai 12 tahun mengalami karies gigi. Hal ini mungkin

terjadi karena pada anak usia sekolah telah terdapat gigi permanen yang baru

tumbuh sehingga rentan mengalami karies gigi.11

Diagram 4.2 Distribusi karies gigi berdasarkan umur

71,40%

32%

72%

55%

28,60%

68%

27,28%

45%

0,00%

10,00%

20,00%

30,00%

40,00%

50,00%

60,00%

70,00%

80,00%

9 tahun 10 tahun 11 tahun 12 tahun

Tidak

Karies

Page 45: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

34

4.1.9 Karies Gigi Berdasarkan Jenis Kelamin

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak laki-laki lebih banyak

mengalami karies gigi (61,3%) dibandingkan dengan anak perempuan

(46,2%). Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian Rahayu Setiayawati dan

Siti Alimah Hafsari yang menyatakan bahwa anak laki-laki lebih banyak

mengalami karies gigi dibandingan anak perempuan. Hal ini mungkin tejadi

dikarenakan anak perempuan lebih memperhatikan kebersihan gigi dan mulut

dibandingkan anak laki-laki.3,11

Karena jenis kelamin bukan merupakan salah

satu faktor internal penyebab terjadinya karies gigi maka mungkin penelitian

yang dilakukan di tempat yang berbeda akan menunjukkan hasil yang

berbeda.

Tabel 4.7 Distribusi jenis kelamin berdasarkan karies gigi

Jenis kelamin

Karies Jumlah

Ada Tidak ada

n % n % n %

Laki-laki 19 61,3 12 38,7 31 100

Perempuan 18 46,2 21 53,8 39 100

Total 37 52,9 33 47,1 70 100

Page 46: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

35

4.2 Analisis Bivariat

Hasil analisis bivariat dalam sifat ini meliputi hubungan antara tingkat

konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi, hubungan antara kebiasaan

menggosok gigi dengan karies gigi, hubungan antara menggosok gigi depan

dengan cara memutar dengan karies gigi pada gigi bagian depan atas dan

bagian depan bawah, hubungan antara menggosok gigi depan dengan cara

maju mundur pada bagian depan atas dan bagian depan bawah, hubungan

antara menggosok gigi bagian samping dengan cara memutar dengan karies

gigi samping atas dan bawah, hubungan antara menggosok gigi samping

dengan cara maju mundur dengan karies gigi samping atas dan bawah.

4.2.1 Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik dengan

Karies Gigi

Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi karies

gigi pada anak kelas 4-6 SD di SDN 2 Cireundeu cukup tinggi, yaitu sebayak

37 anak (52,9%) mengalami karies gigi. Responden yang mengkonsumsi

makanan kariogenik dengan kategori tinggi sebanyak 40 orang (57,1%)

sementara responden kategori sedang sebanyak 29 responden (41,4%) dan

kategori ringan sebanyak 1 orang (1,4%).

Tabel 4.8 Hubungan antara tingkat konsumsi makanan kariogenik dengan

karies gigi

Tingkat

konsumsi

makanan

kariogenik

Karies Jumlah P

value Ada Tidak ada

N % N % N %

Rendah-

sedang

15 50 15 50 30 100

0,678

Tinggi 22 55 18 45 40 100

Total 37 52,9 33 47,1 70 100

Page 47: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

36

Berdasarkan uji chi square didapat p Value sebesar 0,678 dengan

koefesien korelasi 0,05. Tapi hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anak

dengan tingkat konsumsi makanan kariogenik yang tinggi lebih berisiko

mengalami karies gigi dibandingkan responden dengan tingkat sedang dan

jarang. Oleh karena p-value = 0,678 > α (0,05), disimpulkan terdapat

hubungan yan tidak signifikan antara tingkat konsumsi makanan kariogenik

dengan kejadian karies gigi pada anak SDN 2 Cirendeu Tangerang Selatan.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Agus Rosidi dkk yang dilakukan

di SDN I Gogodalem yang mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang

signifikan antara konsumsi makanan kariogenik dan kejadian karies pada

anak usia sekolah.26

Penelitian yang dilakukan oleh Meishi PRL (2011) juga

menunjukkan hubungan yang signifikan antara mengkonsumsi makanan

kariogenik dan angka kejadian karies gigi di SD Swasta Muhammadiyah 08

Medan dengan p Value = 0,00.23

Hal ini mungkin terjadi karena responden

sudah menerapkan perilaku pemeliharan kesehatan gigi dengan baik sehingga

mencegah terjadinya karies gigi, karena beberapa reponden dengan tingkat

konsumsi makanan kariogenik yang tinggi yang menerapkan kebiasaan

menggosok gigi dengan baik terutama setelah makan bebas dari karies gigi.

Menurut teori Mahfoedz (2005) kebiasaan makan makanan yang bersifat

kariogenik sebenarnya tidak akan menjadi masalah bila sesudah mengonsumi

makanan tersebut segera dibersihkan paling tidak dengan berkumur-kumur.27

Oleh karena itu dapat diduga beberapa anak dengan tingkat konsumsi

makanan kariogenik yang tinggi pada penelitian ini tidak mengalami karies

karies karena membersihkan mulutnya paling tidak dengan berkumur-kumur.

4.2.2 Hubungan Antara Kebiasaan Menggosok Gigi dengan Karies Gigi

Hasil penelitian ini menunujukkan bahwa 44 anak (62,9%) telah

menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik sementara 26 anak

(37,1%) masih kurang baik.

Page 48: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

37

Tabel 4.9 Hubungan antara tingkat kebiasaan menggosok gigi dengan karies

gigi pada anak usia sekolah di SD Negeri 2 Cireundeu Tangerang Selatan

Kebiasaan

menggosok

gigi

Karies Jumlah P

value Ada Tidak ada

N % N % N %

Kurang 17 65,4 9 34,6 26 100

0,107 Baik 20 45,5 24 54,5 44 100

Total 37 52,9 33 47,1 70 100

Penelitian ini menunjukkan bahwa anak yang menerapkan kebiasaan

menggosok gigi kurang baik lebih berisiko terkena penyakit karies gigi.

Namun hasil uji chi square sebesar 0,107 > α (0,05) menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang tidak signifikan antara kebiasaan menggosok gigi

dengan karies gigi. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Siti Halimah

Hafsari (2013) yang menunjukkan bahwa anak dengan kebiasaan menggosok

gigi yang kurang baik akan lebih berisiko mengalami karies gigi, p Value

pada penelitian ini yaitu 0,346 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan

yang tidak signifikan antara kebiasaan menggosok gigi dengan karies gigi.24

Penelitian serupa juga dilakukan oleh Meishi PRL (2011) dengan nilai p =

0,00 yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

kebiasaan menggosok gigi dengan kejadian karies gigi.23

Siti Rahayu (2013)

juga mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara

kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur malam dengan kajadian karies gigi.2

Page 49: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

38

4.3 Keterbatasan Penelitian

1. Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan

pendekatan cross sectional, variabel yang diteliti diamati pada waktu yang

bersamaan sehingga hasil yang didapatkan kemungkinan kurang akurat.

2. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang kurang lengkap sehingga tidak

dapat mendapatkan informasi yang lebih lengkap dari responden.

3. Responden yang terlibat dalam penelitian ini adalah anak-anak usia

sekolah dasar sehingga kemampuannya untuk menjawab kuesioner masih

kurang baik.

4. Alat dan metode yang digunakan oleh peneliti masih sangat sederhana

yaitu penlight dan inspeksi mulut sederhana sehingga tidak dapat

mengindetifikasi karies gigi secara akurat.

Page 50: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

39

BAB V

PENUTUPAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

1. Sebagian besar responden memiliki tingkat konsumsi makanan kariogenik

yang tinggi.

2. Responden yang menerapkan kebiasaan menggosok gigi dengan baik

lebih banyak dibandingkan yang kurang baik.

3. Responden yang mengalami karies gigi lebih banyak dibandingkan

dengan responden yang bebas dari karies.

4. Sebagian besar karies gigi terdapat pada gigi bagian samping.

5. Persentase kebiasaan menggosok gigi tidak meningkat atau menurun

sesuai dengan umur responden.

6. Anak perempuan lebih banyak menerapkan kebiasaan menggosok gigi

yang baik dibandingkan anak laki-laki

7. Prevalensi karies gigi tidak meningkat ataupun menurun berdasarkan

umur responden.

8. Karies gigi lebih banyak terjadi pada anak laki-laki dibandingkan anak

perempuan.

9. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang tidak signifikan

antara konsumsi makanan kariogenik dengan karies gigi (p>0,05).

10. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang tidak

signifikan antara kebiasaan menggosok gigi dengan karies gigi (p>0,05).

Page 51: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

40

5.2 Saran

1. Untuk penelitian selanjutnya diharapkan peneliti meneliti faktor-faktor

lain tentang karies gigi, seperti kadar fluor dalam air yang diminum oleh

reponden.

2. Peneliti yang melanjutkan penelitian ini diharapkan untuk menggunakan

metode lain, seperti metode penelitian kohort untuk mengetahui hubungan

mengkonsumsi makanan kariogenik dan kebiasaan menggosok gigi

dengan karies gigi yang lebih spesifik.

Page 52: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

41

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes RI. Profil Kesehatan indonesia 2001 Menuju indonesia Sehat 2010.

Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2002.

2. Edwin A.M. Kidd, Sally Joyston Bechal . Dasar-dasar Penyakit Karies Gigi.

Jakarta. EGC. 2002.

3. Setiawati, Rahayu. Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Sebelum Tidur

Malam dengaan Karies Pada Anak Usia Sekolah di Madrasah Ibtidaiyah al-

Istiqamah Tangerang. Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Indonesia. 2012.

4. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2007.

5. Arisman. Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta : EGC. 2007.

6. Asadoorian, J. Tooth Brushing. CJDH. 2006; 40(5): 232-248.

7. Kumar, P. Sampath. Dental Anatomy and Tooth Morphology. New Delhi:

Medical Publisher (P) LTD. 2004.

8. Linda J. Vorvick, MD. Root Anatomy . 2015 April; 1. Available from URL:

http://medlineplus.gov/imagepages/1121.htm. Accesed April 13, 2016.

9. antoinette Metivier, CDA, Kimberly Bland, CDA, EFDA, M.Ed. Dental

Anatomy. Dentalcare.com (serial online) 2013 April; 11-12. Avalaible from

URL: http://dentalcare.com/media/en.us/education/ce421/ce421.pdf. Accesed

April 13, 2016.

10. Walton, E Richard, Mahmoud T. Prinsip dan Praktik Ilmu Endondonsia. Edisi

3. Jakarta : EGC. 2003.

11. Potter dan Perry. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan

Praktik. Edisi 4 volume 2. Jakarta : EGC. 2015.

12. Edelman, C.L, & Mandle, C.L. Healt Promotion Trhoughout the Life Span. 8th

Edition. St. Louis: Elsevier Health Sciences. 2006.

13. Low, W, Tan, S, dan Schwartz, S. The Effect of Severe Caries on The Quaility

of Life in young Children. Oral Health. 1999; 21: 325- 326.

14. Direktorat Bina Kesehatan Anak. Pedoman Pelaksaan Stimulasi, Deteksi dan

Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak di Tingkat Pelayanan Kesehatan

Dasar. Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2016.

Page 53: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

42

15. Santrock, John W. Perkembangan Anak. Edisi 11 volume 1. Jakarta: Penerbit

Erlangga; 2007.

16. Hockenberry, M, & Wilson, D. Wong’s. Nursing Care Infants and Children. St.

Louis: Mosby Elsevier. 2007.

17. Mclyntyre, JM. Dental Cares The Major Cause of Dental Damage. Queensland

: Knowledge Book and Software. 2005.

18. Riani D, Sarasati. Peranan Pola Makan Terhadap Karies Gigi pada Anak.

PDGI. 2005. 1: 14-16.

19. Hayanti, Destiya D., Roshihan A., Didit A., Ike RD. Efektivitas Menyikat Gigi

Metode Horizontal, Vertical dan Roll Tehadap Penurunan Plak pada Anak Usia

9-11 Tahun. Dentino. 2014. 2(2): 150-154.

20. Pintauli S dan Hamada T. Menuju Gigi dan Mulut Sehat. Medan: USU. 2008:

4-6.

21. Tarigan, Rasinta. Perawatan Pulva Gigi (Endodotil). Edisi 2. Jakarta : EGC.

2004.

22. Galib, Avryandari. Hubungan Teknik Menggosok Gigi dan Frekuensi

Konsumsi Makanan Jajanan dengan Kejadian Karies Gigi. Gorontalo :

Universitas Nageri Gorontalo. 2015.

23. Meishi, PRL. Hubungan Tingkat Konsumsi Makanan Kariogenik dengan

Karies Gigi pada Anak Sekolah Dasar Swasta Muhammadiyah 08 Medan .

Medan : Universitas Sumatera Utara. 2011.

24. Hafsari, Siti Halimah. Hubungan Kebiasan Menggosok Gigi pada Anak Usia

Sekolah Kelas 4-6 di SDN Cipuutat 6 Tangerang Selatan. Jakarta: Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2014.

25. Ningsih, Desak Made, Louise C., Luh Wayan A. Gambaran Perilaku

Menggosok Gigi pada Anak Usia Sekolah Dasar di Wilayah Kerja Puskesmas

Sidemen, Kabupaten Karangasem. Denpasar : Universitas Udayana. 2013.

26. Rosidi A, Siti Haryani, Eka Admiyanti. Hubungan antara Konsumsi Makanan

Kariogenik dengan Kejadian Karies Gigi pada Anak SDN 1 Gogodalem Kec.

Bringin Kab. Semarang. Semarang : Akper Ngudi Waluyo Ungaran. 2013.

27. Mahfoedz, I. Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut Anak-anak dan Ibu Hamil.

Yogyakarta : Fitramaya. 2005.

Page 54: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

43

28. Putri, Hiranya M, Sirait, Tiurmina. Pengaruh Pendidikan Penyikatan Gigi

dengan Menggunakan Model Rahang Dibandingkan dengan Metode

Pendampingan Terhadap Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa-Siswi

tunanetra SLB-A Bandung.MKB. 2014. 46 (3): 134-142.

Page 55: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

44

Lampiran 1

Page 56: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

45

Lampiran 2

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Indra Fauzi

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat Tanggal Lahir: Muaradua, 11 Agustus 1993

Status : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Desa Karang Pendeta, Kecamatan Tiga Dihaji,

Kabupaten OKU Selatan, Provinsi Sumatera Selatan.

Nomor Telepon/HP : 081377922365

Email : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1999 – 2005 : SDN Desa Karang Pendeta

2005 – 2008 : MTs N 1 Model Palembang

2008 – 2011 : MAN 2 Palembang

2011 – Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter,

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Page 57: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

46

Lampiran 3

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

Persetujuan Tertulis untuk Partisipasi dalam Penelitian

Hubungan Antara Konsumsi Makanan Kariogenik dan Kebiasaan

Memggosok Gigi dengan Gigi Berlubang pada Anak Usia Sekolah di SDN 2

Cireundeu Tangerang Selatan

Dengan hormat,

Saya Indra Fauzi mahasiswa semester X Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011.

Penelitian ini adalah bagian dari persyaratan kelulusan program Sarjana

Kedokteran saya di Program Studi Studi Pendidikan Doktern Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

Penelitian ini melibatkan anak usia sekolah, yaitu anak berusia 9-12 tahun

di SDN 2 Cireundeu Tangerang Selatan. Keputusan Anda untuk mengizinkan

anak Anda untuk ikut atau tidak dalam penelitian ini tidak akan berpengaruh pada

nilai belajar anak Anda di sekolah. Apabila Anda memutuskan untuk tidak

mengizinkan anak Anda berpartisipasi dalam penelitian ini, anak Anda bebas

untuk mengundurkan diri dari penelitian ini kapan pun.

Penelitian ini akan melibatkan sekitar 70 siswa-siswi SDN 2 Cireundeu

Tangerang Selatan. Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari 4 halaman , yang

berisi tentang usia, jenis kelamin, kebiasaan menggosok gigi, dan kebiasaan

mengkonsumsi makanan yang manis-manis. Pengisian kuisioner akan

dilaksanakan di sekolah dan diisi dengan panduan dari saya. Selain itu, saya juga

akan melakukan pemeriksaan gigi di sekolah dengan melihat gigi menggunakan

senter kecil apakah terdapat gigi berlubang atau tidak pada anak Anda.

Saya akan menjaga kerahasian Anda dan keterlibatan anak Anda dalam

penelitian ini. Nama anak Anda tidak dicatat dimanapun. Semua kuesioner yang

Page 58: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

47

telah terisi hanya akan diberikan nomor kode yang tidak bisa digunakan untuk

mengindentifikasi identitas anak Anda. Apabila hasil penelitian ini

dipublikasikan, tidak ada satu identifikasi yang berkaitan dengan anak Anda akan

ditampilkan dalam publikasi tersebut. Keterlibatan anak Anda dalam penelitian

ini, sejauh yang saya ketahui tidak menyebabkan risiko.

Keterlibatan dalam penelitian ini tidak memberikan keuntungan langsung

pada anak Anda, namun hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk mengetahui

adakah hubungan antara kebiasaan mengkonsumsi makanan yang manis-manis

dan kebiasaan menggosok gigi dengan gigi berlubang pada anak usia sekolah di

SDN 2 Cirendeu Tangerang Selatan.

Setelah membaca informasi di atas dan memahami tentang tujuan

penelitian dan peran yang diharapkan dari saya di dalam penelitian ini, saya

menyetujui anak saya untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

Tangerang Selatan, Mei 2016

Orangtua Murid

( )

Page 59: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

48

A. DATA RESNPONDEN

Petuntujuk pengisian : Isilah lembar biodata responden deengan lengkap

dan beri tanda (√) pada kolom yang tersedia

1. No. Ressponden :

2. Nama / Kelas :

3. Umur :

4. Jenis kelamin : Laki-laki / perempuan

Page 60: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

49

B. KUESIONER KEBIASAN MENGGOSOK GIGI

Petunjuk peengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling

tepat berikan tanda checklist (√) pada kolom yag telah disediakan.

Keteraangan :

S : Sering apabila banyak dilakukan daripada tidak dilakukan

K : Kadag-kadang apabila seimbang antara yang dilakukan dan yang tidk

dilakukan

J : Jarang apabila lebih sering tidak dilakukan daripada dilakukan

TP: Tidak pernah apabila hal yang dtanyakan tidak pernah dilakukan

No. PERTANYAAN SELALU KADANG-

KADANG

JARANG TIDAK

PERNAH

1. Saya menggosok gigi 2-3 kali sehari

2. Saya menggosok gigi sebelum tidur

di malam hari atau setelah makan

malam

3. Saya menggosok gigi setelah makan

pagi

4. Saya menggunakan sikat gigi yang

berbulu halus

5. Saya menggosok gigi menggunakan

odol

6. Saya menggosok gigi atas bagian

dalam

GIGI ATAS

BAGIAN DALAM

Page 61: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

50

7. Saya menggosok gigi bawah bagian

dalam

8.

Saya menggosok gigi depan dengan

cara memutar

9. Saya mengosok gigi depan dengan

gerakan maju mundur

10. Saya mengosok gigi bagian samping

dengan gerakan memutar

11. Saya mengosok gigi bagian samping

dengan gerakan maju mundur

GIGI BAWAH

BAGIAN DALAM

Page 62: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

51

C. KUESIONER FREKUENSI MAKANAN KARIOGENIK

Petunjuk peengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang menurut anda paling

tepat berikan tanda checklist (√) pada kolom yag telah disediakan.

Jenis bahan

makanan dan

minuman

Frekuensi

≥ 1x/hari 4-6x/minggu 1-3x/minggu Tidak pernah

Roti isi selai (

strawberry, nanas,

coklat, keju dll.)

Pisang molen

Donat

Biskuit (Oreo,

biskuat, top, milkuat,

roma, tango dll.)

Coklat

Es krim

Permen

Soda (cocacola, sprit,

pepsi dll.)

Sirup (nutrisari,

jasjus, teh sisri,

marimas dll.)

Susu

Page 63: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

52

LEMBAR OBSERVASI KARIES GIGI PADA ANAK USIA SEKOLAH DI

SDN 4 CIREUNDEU TANGERANG SELATAN

No. Nama Responden Karies Tidak karies

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8

9

10.

11.

12.

13.

14.

15.

16.

17.

18.

19.

20.

Page 64: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

53

Lampiran 3

ANALISIS DATA

UJI VALIDITAS

Realiability

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 96.8

Excludeda 1 .3.2

Total 31 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.886 14

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

p1 2.2333 1.16511 30

p2 2.9000 .88474 30

p3 1.3000 .83666 30

p4 2.6000 1.06997 30

p5 2.4333 1.00630 30

p6 2.6333 .99943 30

p7 2.5333 1.00801 30

p8 3.6000 .85501 30

P9 3.5667 .72793 30

P10 2.2333 1.19434 30

P11 2.9000 1.02889 30

P12 2.7000 .98786 30

P13 2.5000 .97379 30

P14 1.9000 1.21343 30

Page 65: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

54

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

p1 33.8000 66.993 .605 .876

p2 33.1333 73.982 .337 .888

p3 34.7333 75.720 .239 .891

p4 33.4333 71.151 .421 .885

p5 33.6000 69.490 .560 .878

p6 33.4000 65.903 .801 .867

p7 33.5000 64.879 .862 .864

p8 32.4333 74.599 .309 .888

P9 32.4667 74.189 .413 .884

P10 33.8000 67.890 .538 .880

P11 33.1333 66.189 .756 .869

P12 33.3333 67.471 .705 .872

P13 33.5333 67.637 .706 .872

P14 34.1333 66.809 .585 .878

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

36.0333 79.895 8.93842 14

Page 66: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

55

ANALISIS UNIVARIAT

Statistics

Umur jeniskelamin Gosokgigi

makanankarioge

nik kariesgigi

N Valid 70 70 70 70 70

Missing 0 0 0 0 0

Mean 10.73 1.56 1.63 2.57 .53

Std. Deviation .992 .500 .487 .498 .503

Minimum 9 1 1 2 0

Maximum 12 2 2 3 1

Frequency Table

Umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 9 7 10.0 10.0 10.0

10 25 35.7 35.7 45.7

11 18 25.7 25.7 71.4

12 20 28.6 28.6 100.0

Total 70 100.0 100.0

Jeniskelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid laki-laki 31 44.3 44.3 44.3

perempuan 39 55.7 55.7 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 67: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

56

Gosokgigi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid kurang 26 37.1 37.1 37.1

baik 44 62.9 62.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Makanankariogenik

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid rendah-sedang 30 42.9 42.9 42.9

Tinggi 40 57.1 57.1 100.0

Total 70 100.0 100.0

Kariesgigi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid tidak ada 33 47.1 47.1 47.1

ada 37 52.9 52.9 100.0

Total 70 100.0 100.0

Page 68: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

57

ANALISIS BIVARIAT

makanankariogenik * kariesgigi

Crosstab

Count

Kariesgigi

Total tidak ada Ada

makanankariogenik rendah-sedang 15 15 30

Tinggi 18 22 40

Total 33 37 70

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square .172a 1 .678

Continuity Correctionb .030 1 .863

Likelihood Ratio .172 1 .678

Fisher's Exact Test .810 .431

Linear-by-Linear Association .170 1 .681

N of Valid Casesb 70

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 14,14.

b. Computed only for a 2x2 table

Correlations

makanankarioge

nik kariesgigi

Spearman's rho makanankariogenik Correlation Coefficient 1.000 .050

Sig. (2-tailed) . .684

N 70 70

kariesgigi Correlation Coefficient .050 1.000

Sig. (2-tailed) .684 .

N 70 70

Page 69: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

58

gosokgigi * kariesgigi

Crosstab

Count

Kariesgigi

Total tidak ada ada

Gosokgigi kurang 9 17 26

baik 24 20 44

Total 33 37 70

Chi-Square Tests

Value Df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 2.605a 1 .107

Continuity Correctionb 1.867 1 .172

Likelihood Ratio 2.637 1 .104

Fisher's Exact Test .139 .086

Linear-by-Linear Association 2.568 1 .109

N of Valid Casesb 70

a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,26.

b. Computed only for a 2x2 table

Correlations

makanankarioge

nik kariesgigi

Spearman's rho makanankariogenik Correlation Coefficient 1.000 .050

Sig. (2-tailed) . .684

N 70 70

kariesgigi Correlation Coefficient .050 1.000

Sig. (2-tailed) .684 .

N 70 70

Page 70: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

59

Page 71: TANGERANG SELATAN KARIES GIGI PADA ANAK SDN 2 …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37248/1/Indra... · terfermentasi pada gigi yang akan menyebabkan bakteri dapat

60