tanaman untuk Antiinflamasi

20
KATA PENGANTAR Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inayahnya makalah “TANAMAN BERKHASIAT SEBAGAI INFLAMASI” ini telah selesai kami susun agar dapat berguna untuk kita semua. Kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun bila ada kesalahan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, amin. Penulis Page | 1

description

antiinflamasi

Transcript of tanaman untuk Antiinflamasi

Page 1: tanaman untuk Antiinflamasi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan

inayahnya makalah “TANAMAN BERKHASIAT SEBAGAI INFLAMASI” ini telah selesai

kami susun agar dapat berguna untuk kita semua.

Kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun bila ada kesalahan dan

kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, amin.

Penulis

Page | 1

Page 2: tanaman untuk Antiinflamasi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1

DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2

BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 3

1.1. Latar Belakang............................................................................................................... 3

1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................... 3

1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................................. 4

1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................................. 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 5

2.1. Tanaman Senduduk.......................................................................................................... 5

a. Morfologi...................................................................................................................... 5

b. Sinonim..................................................................................................................... 5

c. Nama daerah.................................................................................................................. 5

d. Klasifikasi tumbuhan.................................................................................................. 5

e. Kandungan kimia........................................................................................................... 6

f. Identifikasi senyawa.................................................................................................... 6

g. Penelitian yang etrkait................................................................................................ 6

2.2. Tanaman Kumis Kucing..................................................................................................... 7

a. Morfologi..................................................................................................................... 7

b. Sinonim......................................................................................................................... 8

c. Nama daerah............................................................................................................... 8

d. Klasifikasi tumbuhan................................................................................................. 8

e. Kandungan kimia......................................................................................................... 8

f. Identifikasi senyawa..................................................................................................... 8

g. Ekstraksi senyawa........................................................................................................... 9

h. Penelitian yang terkait............................................................................................ 9

BAB 3 PENUTUPAN........................................................................................................... 11

3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 11

3.2. Saran........................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13

Page | 2

Page 3: tanaman untuk Antiinflamasi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Inflamasi berasal dari bahasa latin inflammare, yang berarti membakar. Inflamasi disebut

juga dengan peradangan, merupakan respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan

manifestasi berupa pengiriman cairan, senyawa terlarut maupun sel-sel dari sirkulasi darah

menuju ke jaringan interstisial pada daerah luka. Reaksi tersebut terkoordinasi dengan baik,

bersifat dinamis dan kontinu. Peradangan tersebut merupakan respon tubuh terhadap adanya

kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan karena bahan kimia, ultraviolet, panas, atau

adanya rangsangan agen berbahaya misalnya virus, bakteri, antigen. Istilah inflamasi tidak

identik dengan infeksi. Inflamasi salah satunya disebabkan karena invasi mikroorganisme

patogen yang mengakibatkan kerusakan sel atau jaringan.

Inflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan peradangan

kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk rangsangan berbahaya,

berlangsung dalam beberapa hari. Proses peradangan akut yang simultan akan menghasilkan

peradangan kronis, yang bisa berlangsung berbulan-bulan.

Inflamasi adalah reaksi pertahanan organisme/jaringan terhadap rangsangan yang

merusak dengan tujuan memperbaiki kerusakan, membatasi atau menghilangkan penyebab

kerusakan. Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, benda asing (protein asing) atau

kerusakan jaringan.

1.2.Rumusan Masalah

1. Senyawa-senyawa yang terkandung didalam tanaman.

2. Bagaimana cara mengekstraksi atau mengidentifikasi tanamannya.

3. Bagaimana cara mengambil senyawa pada tanaman.

4. Bagaimana cara pakai tanaman.

1.3.Tujuan Penelitian

1 untuk mengetahui senyawa yang berfungsi sebagai antiinflamasi

2 untuk mengetahui cara mengekstraksi dan mengidentifikasi tanamannya

3 untuk mengetahui cara memakainya

Page | 3

Page 4: tanaman untuk Antiinflamasi

1.4.Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara

lain :

1. Memberi informasi kepada masyarakat dan kalangan medis tentang antiinflamasi

yang dimiliki tanaman senduduk dan tanaman kumis kucing.

2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional

menggunakan tanaman senduduk dan tanaman kumis kucing.

3. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.

Page | 4

Page 5: tanaman untuk Antiinflamasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tanaman senduduk

a. morfologi

Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada tempat-tempat

yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang

tidak terlalu gersang, atau di daerah objek wisata sebagai tanaman hias.Tumbuh sampai

ketinggian 1.650 m di atas permukaan laut, merupakan tumbuhan perdu, tegak, tinggi 0,5-4m,

banyak bercabang, bersisik, dan berambut. Senduduk memiliki daun tunggal, bertangkai, letak

berhadapan silang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, tepi rata, permukaan

berambut pendek sehingga teraba kasar. Berbunga majemuk yang berwarna ungu kemerahan,

buah masak akan merekah dan berwarna ungu. Buah dapat dimakan, daun muda juga dapat

dimakan sebagai lalap atau disayur, perbanyakan dengan biji (Dalimartha, 2000).

b. Sinonim

Nama lain dari senduduk (Melastoma malabathricum L.) adalah Melastoma affine G.

Don., Melastoma polyanthum (Dalimartha, 2000).

c. Nama Daerah

Nama daerah tumbuhan ini di Sumatera adalah senduduk, sedangkan di Jawa dikenal

dengan nama senggani, sengganen, kluruk, harendong dan kemanden (Depkes RI, 1995).

d. klasifikasi Tumbuhan

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Dicotyledoneae

Bangsa : Myrtales

Suku : Melastomataceae

Marga : Melastoma

Jenis : Melastoma malabathricum L

Page | 5

Page 6: tanaman untuk Antiinflamasi

e. Kandungan

Senduduk mengandung senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida,

steroida/triterpenoida.

Zat aktif yang dikandung daun senduduk yang berperan sebagai penyembuh luka yaitu

Steroid, triterpenoida dan flavanoid yang berfungsi sebagai antiinflamasi.

f. identifikasi senyawa steroid/triterpenoida

Steroid adalah senyawa triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin

siklopentanoperhidropenantren. Senyawa ini tersebar luas dialam dan mempunyai fungsi biologis

yang sangat penting misalnya untuk antiinflamasi (Harborne, 1987).

Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.

Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal. Senyawa ini merupakan komponen aktif dalam

tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, beberapa

senyawa triterpenoida menunjukkan aktivitas antibakteri atau antivirus (Robinson, 1995).

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan

aglikon flavonoida (flavonoida tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur

(Markham,1988).

Sejumlah 1gr serbuk dimaserasi dengan 20ml eter selama 2 jam, disaring. Filtrat

diuapkan dicawan penguap, sisanya ditabahkan asam asetat anhidrat dan asamm sulfat pekat

(pereaksi liebermann-burchard). Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah

menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan adanya steroida atau triterpenoida (harborne

1987).

g. penelitian yang terkait

menurut pengalaman masyarakat di aceh, daun senduduk dapat digunakan sebagai obat

luka dengan cara membubuhkan daun segar atau daun yanag dikeringkan setelah digiling halus

pada luka pabar atau luka berdarah. Telah dilakukan penelitian dengan hasil bahwa ekstrak

etanol daun senduduk (EEDS) dapat menyembuhkan luka bakar dengan kadar 5% ekstrak yang

diuji dalam bentuk sediaan krim (deka, 2006), kemudian peneliti melanjutkan dengan

menggunakan fraksinasi ekstrak yang didasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut ekstrak.

Page | 6

Page 7: tanaman untuk Antiinflamasi

Peneliti terlebih dahulu melakukan karakteristik simplisia dan ekstrak untuk mengetahui

kelayakan dalam pembuatan sediaan obat menurut parameter ekstrak dan upaya mewujudkan

menjadi herbal terstandar. Setiap ekstrak yang dihasilkan dari fraksinasi dibuat dalam bentuk

sediaan krim yang cocok dimana telah terbukti dapat berfungsi dengan baik dalam penyembuhan

luka bakar. Sediaan krim yang digunakan adalah type minyak dalam air dengan formula yang

sama dengan peneliti sebelumnya. Krim tipe minyak dalam air cocok untuk luka bakar karena

mempunyai kemampuan mengabsorbsi cairan yang keluar dari dalam kulit yang terbuka. Selain

itu, krim tipe minyak dalam air mudah dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit atau pakaian

dan menimbulkan rasa nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah yang digunakan

(Lachan, dkk, 1994).

2.2 Tanaman Kumis Kucing

a. morfologi

Pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya.

Tingginya mencapai 2 meter.

Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.

Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai

dari pangkalnya.

Ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm.

Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-

bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak.

Panjang tangkai daun 7 – 29cm.

Kelopak bunga berkelenjar.

Urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul.

Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari

ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm. Dibagian atas

ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10 –

18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm.

Helai bunga tumpul, bundar.

Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.

Page | 7

Page 8: tanaman untuk Antiinflamasi

Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan

jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm

b. Nama latin Orthosiphon stamineus Benth

c. Nama daerah: Kumis kucing Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan

d. Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatophyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Lamiaceae

Genus : Orthosiphon

Spesies : Orthosiphon aristatus

e. Kandungan kimia

Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin; Sapofonin;

Garam kalium

Tanaman kumis kucing mengandung berbagai senyawa kimia, salah satunya adalah

flavonoid. Flavonoid bekerja dengan menghambat sintesis hormon eicosanoid yang berperan

penting pada proses inflamasi (Robinson, 1995).

f. Identifikasi senyawa flavanoida daun kumis kucing

Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan

dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl

Page | 8

Page 9: tanaman untuk Antiinflamasi

pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning

menunjukan sampel mengandung flavonoid.

g. Ektraksi Daun kumis kucing

Bila dilakukan secara tradisional sangat mudah untuk menjadikan kumis kucing sebagai

obat, hanya dengan menyiapkan daun kumis kucing, bersihkan lalu rebus dan air rebusannya

diminum sebagai obat batu ginjal.

Dalam pembuatan ekstrak daun kumis kucing ini membutuhkan 300gram bubuk daun kumis

kucing, metode yang digunakan maserasi dan pelarut yang digunakan adalah etanol 70%.

Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga

terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Pada pembuatan ekstrak daun kumis

kucing dibutuhkan waktu 5 hari untuk memaserasi, dan dilakukan pengadukan 2-3 kali dalam

sehari, etanol yang digunakan 1000 ml. dan dikeringkan dalam waterbath selama sehari.

Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak

dapat larut.

Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan

beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan (kamar). Secara teknologi

termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi

kinetic berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti

dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan

seterusnya.

h. Penelitian yang terkait

Penelitian tentang tanaman kumis kucing sebagai anti inflamasi telah banyak dilakukan,

salah satunya adalah yang dilakukan oleh Prayoga pada tahun 2008. Penelitian tersebut

menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun kumis kucing dengan dosis 490 mg/kgbb memiliki

aktivitas antiinflamasi setelah dilakukan pengujian secara in vivo terhadap tikus putih jantan

galur wistar. Akan tetapi, pada penelitian daun kumis kucing sebagai anti inflamasi, hanya

menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman kumis kucing memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi.Belum diketahui secara pasti mekanisme antiinflamasi dari daun kumis kucing

tersebut.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji aktivitas anti

Page | 9

Page 10: tanaman untuk Antiinflamasi

inflamasi ekstrak etanol daun kumis kucing melalui penghambatan pembentukantromboksan

yang diikuti dengan tercegahnya agregasi platelet

Page | 10

Page 11: tanaman untuk Antiinflamasi

BAB 3

PENUTUPAN

3.1. Kesimpulan

Inflamasi disebut juga dengan peradangan, merupakan respon biologis berupa

reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa pengiriman cairan, senyawa terlarut

maupun sel-sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan interstisial pada daerah

luka.

Inflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan

peradangan kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk

rangsangan berbahaya, berlangsung dalam beberapa hari. Proses peradangan akut

yang simultan akan menghasilkan peradangan kronis, yang bisa berlangsung

berbulan-bulan.

Steroid adalah senyawa triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin

siklopentanoperhidropenantren. Senyawa ini tersebar luas dialam dan mempunyai

fungsi biologis yang sangat penting misalnya untuk antiinflamasi (Harborne,

1987).

Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan

isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu

skualena. Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal. Senyawa ini merupakan

komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit

diabetes, gangguan menstruasi, beberapa senyawa triterpenoida menunjukkan

aktivitas antibakteri atau antivirus (Robinson, 1995).

Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai

glikosida dan aglikon flavonoida (flavonoida tanpa gula terikat) terdapat dalam

berbagai bentuk struktur (Markham,1988).

menurut pengalaman masyarakat di aceh, daun senduduk dapat digunakan sebagai

obat luka dengan cara membubuhkan daun segar atau daun yanag dikeringkan

setelah digiling halus pada luka pabar atau luka berdarah. Telah dilakukan

penelitian dengan hasil bahwa ekstrak etanol daun senduduk (EEDS) dapat

Page | 11

Page 12: tanaman untuk Antiinflamasi

menyembuhkan luka bakar dengan kadar 5% ekstrak yang diuji dalam bentuk

sediaan krim (deka, 2006), kemudian peneliti melanjutkan dengan menggunakan

fraksinasi ekstrak yang didasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut ekstrak.

Penelitian tentang tanaman kumis kucing sebagai anti inflamasi telah banyak

dilakukan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Prayoga pada tahun 2008.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun kumis kucing

dengan dosis 490 mg/kgbb memiliki aktivitas antiinflamasi setelah dilakukan

pengujian secara in vivo terhadap tikus putih jantan galur wistar. Akan tetapi,

pada penelitian daun kumis kucing sebagai anti inflamasi, hanya menunjukkan

bahwa ekstrak dari tanaman kumis kucing memiliki aktivitas sebagai

antiinflamasi.Belum diketahui secara pasti mekanisme antiinflamasi dari daun

kumis kucing tersebut.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang uji aktivitas anti inflamasi ekstrak etanol daun kumis kucing

melalui penghambatan pembentukantromboksan yang diikuti dengan tercegahnya

agregasi platelet.

3.2. Saran

Demikian makalah yang telah kami buat, apabila banyak terdapat kesalahan kami

dari kelompok satu minta maaf yang sebesar-besarnya. Karna kami hanyalah manusia

biasa yang tak luput dari kesalahan, kepada Allah SWT kami mohon maaf yang sebesar-

besranya.

DAFTAR PUSTAKA

Page | 12

Page 13: tanaman untuk Antiinflamasi

Simanjuntak, Megawati.,2008,Ekstraksi dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum.L) Serta pengujian efek sediaan krim terhadap penyembuhan luka bakar, USU Repositiry.

Kombinasi-daun-teh-dan-mangkokan-sebagai-penumbuh-rambut.pdf Ekstrak daun kumis kucing.pdf Dr. Agung endro nugroho,M.Si.,Apt “farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran

ilmu farmasi dan dunia kesehatan”. Prosiding-semnasffua2013-20-efek-antiinflamasi-antidiare.pdf

Page | 13