tanaman untuk Antiinflamasi
-
Upload
nita-cinta-ridho -
Category
Documents
-
view
232 -
download
0
description
Transcript of tanaman untuk Antiinflamasi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan
inayahnya makalah “TANAMAN BERKHASIAT SEBAGAI INFLAMASI” ini telah selesai
kami susun agar dapat berguna untuk kita semua.
Kami mohon maaf dan kepada Allah kami mohon ampun bila ada kesalahan dan
kekeliruan dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua, amin.
Penulis
Page | 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 1
DAFTAR ISI......................................................................................................................... 2
BAB 1 PENDAHULUAN...................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang............................................................................................................... 3
1.2. Rumusan Masalah............................................................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian.............................................................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 5
2.1. Tanaman Senduduk.......................................................................................................... 5
a. Morfologi...................................................................................................................... 5
b. Sinonim..................................................................................................................... 5
c. Nama daerah.................................................................................................................. 5
d. Klasifikasi tumbuhan.................................................................................................. 5
e. Kandungan kimia........................................................................................................... 6
f. Identifikasi senyawa.................................................................................................... 6
g. Penelitian yang etrkait................................................................................................ 6
2.2. Tanaman Kumis Kucing..................................................................................................... 7
a. Morfologi..................................................................................................................... 7
b. Sinonim......................................................................................................................... 8
c. Nama daerah............................................................................................................... 8
d. Klasifikasi tumbuhan................................................................................................. 8
e. Kandungan kimia......................................................................................................... 8
f. Identifikasi senyawa..................................................................................................... 8
g. Ekstraksi senyawa........................................................................................................... 9
h. Penelitian yang terkait............................................................................................ 9
BAB 3 PENUTUPAN........................................................................................................... 11
3.1. Kesimpulan................................................................................................................... 11
3.2. Saran........................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................ 13
Page | 2
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Inflamasi berasal dari bahasa latin inflammare, yang berarti membakar. Inflamasi disebut
juga dengan peradangan, merupakan respon biologis berupa reaksi vaskuler dengan
manifestasi berupa pengiriman cairan, senyawa terlarut maupun sel-sel dari sirkulasi darah
menuju ke jaringan interstisial pada daerah luka. Reaksi tersebut terkoordinasi dengan baik,
bersifat dinamis dan kontinu. Peradangan tersebut merupakan respon tubuh terhadap adanya
kerusakan sel atau jaringan yang disebabkan karena bahan kimia, ultraviolet, panas, atau
adanya rangsangan agen berbahaya misalnya virus, bakteri, antigen. Istilah inflamasi tidak
identik dengan infeksi. Inflamasi salah satunya disebabkan karena invasi mikroorganisme
patogen yang mengakibatkan kerusakan sel atau jaringan.
Inflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan peradangan
kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk rangsangan berbahaya,
berlangsung dalam beberapa hari. Proses peradangan akut yang simultan akan menghasilkan
peradangan kronis, yang bisa berlangsung berbulan-bulan.
Inflamasi adalah reaksi pertahanan organisme/jaringan terhadap rangsangan yang
merusak dengan tujuan memperbaiki kerusakan, membatasi atau menghilangkan penyebab
kerusakan. Penyebab inflamasi antara lain mikroorganisme, benda asing (protein asing) atau
kerusakan jaringan.
1.2.Rumusan Masalah
1. Senyawa-senyawa yang terkandung didalam tanaman.
2. Bagaimana cara mengekstraksi atau mengidentifikasi tanamannya.
3. Bagaimana cara mengambil senyawa pada tanaman.
4. Bagaimana cara pakai tanaman.
1.3.Tujuan Penelitian
1 untuk mengetahui senyawa yang berfungsi sebagai antiinflamasi
2 untuk mengetahui cara mengekstraksi dan mengidentifikasi tanamannya
3 untuk mengetahui cara memakainya
Page | 3
1.4.Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada berbagai pihak, antara
lain :
1. Memberi informasi kepada masyarakat dan kalangan medis tentang antiinflamasi
yang dimiliki tanaman senduduk dan tanaman kumis kucing.
2. Menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang pengobatan tradisional
menggunakan tanaman senduduk dan tanaman kumis kucing.
3. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi acuan untuk penelitian selanjutnya.
Page | 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman senduduk
a. morfologi
Tumbuhan senduduk (Melastoma malabathricum L.) tumbuh liar pada tempat-tempat
yang mendapat cukup sinar matahari, seperti di lereng gunung, semak belukar, lapangan yang
tidak terlalu gersang, atau di daerah objek wisata sebagai tanaman hias.Tumbuh sampai
ketinggian 1.650 m di atas permukaan laut, merupakan tumbuhan perdu, tegak, tinggi 0,5-4m,
banyak bercabang, bersisik, dan berambut. Senduduk memiliki daun tunggal, bertangkai, letak
berhadapan silang. Helai daun bundar telur memanjang sampai lonjong, tepi rata, permukaan
berambut pendek sehingga teraba kasar. Berbunga majemuk yang berwarna ungu kemerahan,
buah masak akan merekah dan berwarna ungu. Buah dapat dimakan, daun muda juga dapat
dimakan sebagai lalap atau disayur, perbanyakan dengan biji (Dalimartha, 2000).
b. Sinonim
Nama lain dari senduduk (Melastoma malabathricum L.) adalah Melastoma affine G.
Don., Melastoma polyanthum (Dalimartha, 2000).
c. Nama Daerah
Nama daerah tumbuhan ini di Sumatera adalah senduduk, sedangkan di Jawa dikenal
dengan nama senggani, sengganen, kluruk, harendong dan kemanden (Depkes RI, 1995).
d. klasifikasi Tumbuhan
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledoneae
Bangsa : Myrtales
Suku : Melastomataceae
Marga : Melastoma
Jenis : Melastoma malabathricum L
Page | 5
e. Kandungan
Senduduk mengandung senyawa flavonoida, saponin, tanin, glikosida,
steroida/triterpenoida.
Zat aktif yang dikandung daun senduduk yang berperan sebagai penyembuh luka yaitu
Steroid, triterpenoida dan flavanoid yang berfungsi sebagai antiinflamasi.
f. identifikasi senyawa steroid/triterpenoida
Steroid adalah senyawa triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin
siklopentanoperhidropenantren. Senyawa ini tersebar luas dialam dan mempunyai fungsi biologis
yang sangat penting misalnya untuk antiinflamasi (Harborne, 1987).
Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu skualena.
Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal. Senyawa ini merupakan komponen aktif dalam
tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit diabetes, gangguan menstruasi, beberapa
senyawa triterpenoida menunjukkan aktivitas antibakteri atau antivirus (Robinson, 1995).
Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai glikosida dan
aglikon flavonoida (flavonoida tanpa gula terikat) terdapat dalam berbagai bentuk struktur
(Markham,1988).
Sejumlah 1gr serbuk dimaserasi dengan 20ml eter selama 2 jam, disaring. Filtrat
diuapkan dicawan penguap, sisanya ditabahkan asam asetat anhidrat dan asamm sulfat pekat
(pereaksi liebermann-burchard). Apabila terbentuk warna ungu atau merah yang berubah
menjadi biru ungu atau biru hijau menunjukkan adanya steroida atau triterpenoida (harborne
1987).
g. penelitian yang terkait
menurut pengalaman masyarakat di aceh, daun senduduk dapat digunakan sebagai obat
luka dengan cara membubuhkan daun segar atau daun yanag dikeringkan setelah digiling halus
pada luka pabar atau luka berdarah. Telah dilakukan penelitian dengan hasil bahwa ekstrak
etanol daun senduduk (EEDS) dapat menyembuhkan luka bakar dengan kadar 5% ekstrak yang
diuji dalam bentuk sediaan krim (deka, 2006), kemudian peneliti melanjutkan dengan
menggunakan fraksinasi ekstrak yang didasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut ekstrak.
Page | 6
Peneliti terlebih dahulu melakukan karakteristik simplisia dan ekstrak untuk mengetahui
kelayakan dalam pembuatan sediaan obat menurut parameter ekstrak dan upaya mewujudkan
menjadi herbal terstandar. Setiap ekstrak yang dihasilkan dari fraksinasi dibuat dalam bentuk
sediaan krim yang cocok dimana telah terbukti dapat berfungsi dengan baik dalam penyembuhan
luka bakar. Sediaan krim yang digunakan adalah type minyak dalam air dengan formula yang
sama dengan peneliti sebelumnya. Krim tipe minyak dalam air cocok untuk luka bakar karena
mempunyai kemampuan mengabsorbsi cairan yang keluar dari dalam kulit yang terbuka. Selain
itu, krim tipe minyak dalam air mudah dicuci, tidak meninggalkan bekas pada kulit atau pakaian
dan menimbulkan rasa nyaman dan dingin setelah air menguap pada daerah yang digunakan
(Lachan, dkk, 1994).
2.2 Tanaman Kumis Kucing
a. morfologi
Pada bagian bawah berakar di bagian buku-bukunya.
Tingginya mencapai 2 meter.
Batang bersegi empat agak beralur berbulu pendek atau gundul.
Helai daun berbentuk bundar atau lojong, lanset, bundar telur atau belah ketupat yang dimulai
dari pangkalnya.
Ukuran daun panjang 1 – 10cm dan lebarnya 7.5mm – 1.5cm.
Urat daun sepanjang pinggir berbulu tipis atau gundul, dimana kedua permukaan berbintik-
bintik karena adanya kelenjar yang jumlahnya sangat banyak.
Panjang tangkai daun 7 – 29cm.
Kelopak bunga berkelenjar.
Urat dan pangkal berbulu pendek dan jarang sedangkan di bagian yang paling atas gundul.
Bunga bibir, mahkota yang bersifat terminal yakni berupa tandan yang keluar dari
ujung cabang dengan panjang 7-29 cm, dengan ukuran panjang 13 – 27mm. Dibagian atas
ditutupi oleh bulu pendek berwarna ungu dan kemudian menjadi putih. Panjang tabung 10 –
18mm, panjang bibir 4.5 – 10mm.
Helai bunga tumpul, bundar.
Benang sari ukurannya lebih panjang dari tabung bunga dan melebihi bibir bunga bagian atas.
Page | 7
Buah geluk berwarna coklat gelap, panjang 1.75 – 2mm. 2.3. gagang berbulu pendek dan
jarang, panjang 1 mm sampai 6 mm
b. Nama latin Orthosiphon stamineus Benth
c. Nama daerah: Kumis kucing Brengos kucing; Songot koceng; Remujung; Sesaseyan
d. Klasifikasi Tanaman
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Asteridae
Ordo : Lamiales
Famili : Lamiaceae
Genus : Orthosiphon
Spesies : Orthosiphon aristatus
e. Kandungan kimia
Genkosid orthosifonin; Zat lemak; Minyak atsiri; Minyak lemak; Saponin; Sapofonin;
Garam kalium
Tanaman kumis kucing mengandung berbagai senyawa kimia, salah satunya adalah
flavonoid. Flavonoid bekerja dengan menghambat sintesis hormon eicosanoid yang berperan
penting pada proses inflamasi (Robinson, 1995).
f. Identifikasi senyawa flavanoida daun kumis kucing
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan
dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl
Page | 8
pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning
menunjukan sampel mengandung flavonoid.
g. Ektraksi Daun kumis kucing
Bila dilakukan secara tradisional sangat mudah untuk menjadikan kumis kucing sebagai
obat, hanya dengan menyiapkan daun kumis kucing, bersihkan lalu rebus dan air rebusannya
diminum sebagai obat batu ginjal.
Dalam pembuatan ekstrak daun kumis kucing ini membutuhkan 300gram bubuk daun kumis
kucing, metode yang digunakan maserasi dan pelarut yang digunakan adalah etanol 70%.
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga
terpisah dari bahan yang tidak larut dengan pelarut cair. Pada pembuatan ekstrak daun kumis
kucing dibutuhkan waktu 5 hari untuk memaserasi, dan dilakukan pengadukan 2-3 kali dalam
sehari, etanol yang digunakan 1000 ml. dan dikeringkan dalam waterbath selama sehari.
Simplisia yang diekstrak mengandung senyawa aktif yang dapat larut dan senyawa yang tidak
dapat larut.
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperature ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada keseimbangan. Maserasi
kinetic berarti dilakukan pengadukan yang kontinu (terus-menerus). Remaserasi berarti
dilakukan pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama, dan
seterusnya.
h. Penelitian yang terkait
Penelitian tentang tanaman kumis kucing sebagai anti inflamasi telah banyak dilakukan,
salah satunya adalah yang dilakukan oleh Prayoga pada tahun 2008. Penelitian tersebut
menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun kumis kucing dengan dosis 490 mg/kgbb memiliki
aktivitas antiinflamasi setelah dilakukan pengujian secara in vivo terhadap tikus putih jantan
galur wistar. Akan tetapi, pada penelitian daun kumis kucing sebagai anti inflamasi, hanya
menunjukkan bahwa ekstrak dari tanaman kumis kucing memiliki aktivitas sebagai
antiinflamasi.Belum diketahui secara pasti mekanisme antiinflamasi dari daun kumis kucing
tersebut.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang uji aktivitas anti
Page | 9
inflamasi ekstrak etanol daun kumis kucing melalui penghambatan pembentukantromboksan
yang diikuti dengan tercegahnya agregasi platelet
Page | 10
BAB 3
PENUTUPAN
3.1. Kesimpulan
Inflamasi disebut juga dengan peradangan, merupakan respon biologis berupa
reaksi vaskuler dengan manifestasi berupa pengiriman cairan, senyawa terlarut
maupun sel-sel dari sirkulasi darah menuju ke jaringan interstisial pada daerah
luka.
Inflamasi atau peradangan dibagi menjadi dua yaitu peradangan akut dan
peradangan kronis. Peradangan akut merupakan respon awal tubuh untuk
rangsangan berbahaya, berlangsung dalam beberapa hari. Proses peradangan akut
yang simultan akan menghasilkan peradangan kronis, yang bisa berlangsung
berbulan-bulan.
Steroid adalah senyawa triterpenoida yang kerangka dasarnya sistem cincin
siklopentanoperhidropenantren. Senyawa ini tersebar luas dialam dan mempunyai
fungsi biologis yang sangat penting misalnya untuk antiinflamasi (Harborne,
1987).
Triterpenoida adalah senyawa yang kerangka karbonnya berasal dari enam satuan
isoprene dan secara biosintesis diturunkan dari hidrokarbon C30 asiklik, yaitu
skualena. Senyawa ini tidak berwarna, berbentuk kristal. Senyawa ini merupakan
komponen aktif dalam tumbuhan obat yang telah digunakan untuk penyakit
diabetes, gangguan menstruasi, beberapa senyawa triterpenoida menunjukkan
aktivitas antibakteri atau antivirus (Robinson, 1995).
Flavonoid umumnya terdapat dalam tumbuhan, terikat pada gula sebagai
glikosida dan aglikon flavonoida (flavonoida tanpa gula terikat) terdapat dalam
berbagai bentuk struktur (Markham,1988).
menurut pengalaman masyarakat di aceh, daun senduduk dapat digunakan sebagai
obat luka dengan cara membubuhkan daun segar atau daun yanag dikeringkan
setelah digiling halus pada luka pabar atau luka berdarah. Telah dilakukan
penelitian dengan hasil bahwa ekstrak etanol daun senduduk (EEDS) dapat
Page | 11
menyembuhkan luka bakar dengan kadar 5% ekstrak yang diuji dalam bentuk
sediaan krim (deka, 2006), kemudian peneliti melanjutkan dengan menggunakan
fraksinasi ekstrak yang didasarkan pada perbedaan kepolaran pelarut ekstrak.
Penelitian tentang tanaman kumis kucing sebagai anti inflamasi telah banyak
dilakukan, salah satunya adalah yang dilakukan oleh Prayoga pada tahun 2008.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa ekstrak etanol dari daun kumis kucing
dengan dosis 490 mg/kgbb memiliki aktivitas antiinflamasi setelah dilakukan
pengujian secara in vivo terhadap tikus putih jantan galur wistar. Akan tetapi,
pada penelitian daun kumis kucing sebagai anti inflamasi, hanya menunjukkan
bahwa ekstrak dari tanaman kumis kucing memiliki aktivitas sebagai
antiinflamasi.Belum diketahui secara pasti mekanisme antiinflamasi dari daun
kumis kucing tersebut.Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang uji aktivitas anti inflamasi ekstrak etanol daun kumis kucing
melalui penghambatan pembentukantromboksan yang diikuti dengan tercegahnya
agregasi platelet.
3.2. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, apabila banyak terdapat kesalahan kami
dari kelompok satu minta maaf yang sebesar-besarnya. Karna kami hanyalah manusia
biasa yang tak luput dari kesalahan, kepada Allah SWT kami mohon maaf yang sebesar-
besranya.
DAFTAR PUSTAKA
Page | 12
Simanjuntak, Megawati.,2008,Ekstraksi dan Fraksinasi Komponen Ekstrak Daun Tumbuhan Senduduk (Melastoma malabathricum.L) Serta pengujian efek sediaan krim terhadap penyembuhan luka bakar, USU Repositiry.
Kombinasi-daun-teh-dan-mangkokan-sebagai-penumbuh-rambut.pdf Ekstrak daun kumis kucing.pdf Dr. Agung endro nugroho,M.Si.,Apt “farmakologi obat-obat penting dalam pembelajaran
ilmu farmasi dan dunia kesehatan”. Prosiding-semnasffua2013-20-efek-antiinflamasi-antidiare.pdf
Page | 13