EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

90
EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta Oleh : WENNY ANGGRAINI K 100 04 0022 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA SURAKARTA 2008 i

Transcript of EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Page 1: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.)

PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta di Surakarta

Oleh :

WENNY ANGGRAINI K 100 04 0022

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA 2008

i

Page 2: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

PENGESAHAN SKRIPSI

Berjudul

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.)

PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Oleh :

WENNY ANGGRAINI

K 100 04 0022

Dipertahankan di Hadapan Panitia Penguji Skripsi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Pada tanggal : 5 juli 2008

Mengetahui Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta Dekan,

Dra. Nurul Mutmainah, Msi., Apt

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Arief Rahman Hakim, M.Si., Apt Arifah Sri Wahyuni, S.Si., Apt

Penguji : 1. dr. EM. Sutrisna, M.Kes : 2. Ratna Yuliani, M.biotech. St : 3. Arief Rahman Hakim, M.Si., Apt : 4. Arifah Sri Wahyuni, S.Si., Apt :

ii

Page 3: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

MOTTO

& Kita tidak pernah benar-benar sendirian.

(Eliza)

& Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mumpi-mimpi itu.

(Arai, ”Sang Pemimpi”)

& Mengakui kekurangan diri adalah tenaga kesempurnaan, terus mengisi kekurangan

adalah keberanian yang luar biasa

(Tan Malaka)

& Semangat

iii

Page 4: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah

kupersembahkan karya sederhana ini teruntuk semua yang telah memberikan segala kasih sayang...

℘ Allah SWT sebagai pelindung, penuntun, sumber kekuatanku dalam menjalani kehidupan (sebagai ungkapan rasa syukur

dan terima kasihku)

℘ Bapak dan Ibuku yang dalam setiap sujudnya terselip namaku (untuk ungkapan rasa hormat, bakti dan kasih sayangku)

℘ Adik-adikku, Ita dan Atha (untuk ungkapan rasa sayang dan banggaku)

℘ Sahabat seperjuanganku : nurul, mas sigit dan yusuf terima kasih telah mengajariku banyak hal

dan untuk kerja samanya

℘ Sahabatku : Ana, Desi, Anik, Nova, Nurul dan Umex yang membantuku berdiri ketika aku jatuh, terima kasih atas kebersamaam,

nasehat kesabaran dan pengertiannya semoga persahabatan kita tidak akan pernah putus

℘ Semua yang ada di kos ”KUNING” : Mas amin, mbak nuring, haidar, ita, ndari, ani, ermin, emi dan titik

terima kasih untuk kebersamaannya

℘ Masa laluku yang telah menjadikanku untuk berfikir dan bertindak lebih baik

℘ Dan ”KAMU”....terima kasih untuk semua hal yang kamu berikan

℘ Almamaterku UMS

iv

Page 5: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang

berjudul ”Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava

Linn.) pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar” yang disusun sebagai salah satu syarat

untuk mencapai derajat Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak dan pada

kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Nurul Mutmainah, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Muhammadiyah Surakarta yang telah mewujudkan kondisi akademis

yang memberikan keleluasaan bagi penulis untuk menimba ilmu.

2. Bapak Arief Rahman Hakim, M.Si, Apt selaku pembimbing utama yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian maupun

dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Arifah Sri Wahyuni, S.Si, Apt selaku pembimbing pendamping yang telah

banyak memberikan bimbingan dan pengarahan selama penelitian maupun

dalam penyusunan skripsi ini.

4. Bapak dr. EM. Sutrisna M.Kes selaku penguji I yang telah memberikan masukan

dalam penyusunan skripsi ini.

v

Page 6: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

5. Ibu Ratna Yuliani, M. Biotech. St selaku penguji II yang telah memberikan

masukan dalam penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dedi Hanwar, M.Si, Apt selaku pambimbing akademik yang telah

memberikan bimbingan, nasehat-nasehat serta ilmu yang berguna selama

penelitian dan penyusunan skripsi ini.

7. Semua dosen Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta, terima

kasih atas ilmu-ilmu yang diberikan.

8. Seluruh laboran Fakultas Farmasi, khususnya bagian biologi atas kepedulian dan

perhatiannya yang telah memberikan kemudahan yang penulis peroleh sehingga

pelaksanaan penelitian skripsi ini berjalan lancar.

9. Teman-teman Farmasi angkatan 2004 khususnya kelas A untuk kebersamaan,

kekompakkan dan kenangannya selama ini.

10. Teman-teman : Tanty, Diana, Ning, Kholil, Yuli, Mbak Dian, Rohmat, Dewik,

Koko, Uzy, Agung, Reni, Amel, Arek, Yuli dan Antony untuk semangat,

nasehat dan bantuannya.

11. Seluruh pihak yang turut membantu penulis baik secara materiil maupun spirituil

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Surakarta, 5 Juli 2008

Penulis

vi

Page 7: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

DEKLARASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang

pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah

ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam

naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Surakarta, 5 Juli 2008

Peneliti

(Wenny Anggraini)

vii

Page 8: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..............................................................................

HALAMAN MOTTO ..........................................................................................

HALAMAN PERSEMBAHAN ..........................................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................

DEKLARASI .......................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...........................................................................................

DAFTAR TABEL ................................................................................................

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................

INTISARI .............................................................................................................

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................

A. Latar Belakang ................................................................................

B. Perumusan Masalah ........................................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

D. Tinjauan Pustaka ............................................................................

1. Obat Tradisional ........................................................................

2. Simplisia ....................................................................................

3. Ekstrak dan Ekstraksi ................................................................

4. Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) .........................

a. Sistematika Tanaman ..........................................................

i

ii

iii

iv

v

vii

viii

xi

xii

xiv

xvi

1

1

3

4

4

4

5

5

7

7

viii

Page 9: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

b. Nama Daerah ......................................................................

c. Deskripsi Tanaman .............................................................

d. Distribusi Tanaman .............................................................

e. Kandungan Kimia ...............................................................

f. Hasil Penelitian yang Relevan ............................................

5. Inflamasi ....................................................................................

6. Obat Antiinflamasi Nonsteroid .................................................

7. Diklofenak .................................................................................

8. Karagenin ..................................................................................

E. LANDASAN TEORI ......................................................................

F. HIPOTESIS .....................................................................................

BAB II.METODE PENELITIAN ........................................................................

A. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian .................................

B. Alat dan Bahan ..................................................................................

C. Jalannya Penelitian ............................................................................

1. Determinasi Tanaman .................................................................

2. Pembuatan Simplisia ...................................................................

3. Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji ..............................

4. Pembuatan Larutan Karagenin 1 % .............................................

5. Pembuatan dan Pengukuran Radang ...........................................

6. Uji Pendahuluan ..........................................................................

a. Orientasi Dosis Natrium Diklofenak .................................

b. Orientasi Waktu Pemberian Natrium Diklofenak ..............

7

8

8

8

9

10

13

14

15

16

16

17

17

17

18

18

18

18

19

19

19

19

19

ix

Page 10: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

c. Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji …...…....

d. Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu

Biji ……..……………………………..…………………...

7. Uji utama .......................................................................................

D. Analisis Data ......................................................................................

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................

A. Determinasi Tanaman ........................................................................

B. Hasil Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji .......................

C. Uji Pendahuluan .................................................................................

D. Uji Utama Daya Antiinflamasi ..........................................................

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

A. Kesimpulan .......................................................................................

B. Saran .................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................

LAMPIRAN

20

20

20

21

23

23

23

24

29

34

34

34

35

38

x

Page 11: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

Gambar 7 Gambar 8

Patogenesis dan Gejala Suatu Peradangan ....................................

Perombakan Asam Arakidonat ......................................................

Klasifikasi Obat Analgesik Antiinflamasi Non Steroid .................

Struktur Kimia Natrium Diklofenak ..............................................

Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Dinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ...................................... Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis 1,551g/kgBB 1 jam, 0,5jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1% ................ Grafik Rata-rata Volume Udem Kontrol Negatif, NatriumDiklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu BijiDosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1% ......................................... Foto Tanaman Jambu Biji Diambil dari Daerah Wonogiri padaBulan Juli Tahun 2007 ..................................................................

10 12 14 15 25 28 31 39

xi

Page 12: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9

Volume Udem Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB, Natrium Diklofenak Dosis 2,25mg/kgBB dan 6,75mg/kgBB 1jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ...................................... Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Natrium Diklofenak 6,25mg/kgBB, 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1% .......................................... Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB Tikus, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1% .......................................... Volume Udem Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji dengan Dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 1jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ..................................................... Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan % Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB Tikus dan 1,551g/kgBB Tikus Yang Diberikan 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1% ............... Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis 1,551g/kgBB, dengan Waktu 1 jam, 0,5 jam, dan Sesaat Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ..................................................... Volume Udem Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ...................................... Data AUC Kurva Rata-rata Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ...................................... Data Hasil Uji Statistik AUC Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji Dosis 0,388g/kgBB; 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% ........................

24 25 26 27 27 28 30 31 31

xii

Page 13: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 17

Data Hasil Uji Statistik DAI Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1% . Hasil Orientasi Dosis Natrium Diklofenak pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ..................... Hasil Orientasi Waktu Pemberian Kontrol Positif Natrium Diklofenak Dosis 2,25mg/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ........................................... Hasil Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ............ Hasil Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.), Kelompok Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan Waktu Pemberian 1 jam Sebelum Induksi Karagenin 1% pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar .................................................... Hasil Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Kelompok Waktu Pemberian 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi Karagenin 1% pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar ........................................................................ Hasil Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Kelompok Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan Ekstrak Dosis 0,388g/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ................................................................ Hasil Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Ekstrak Dosis 0,775g/KgBB dan 1,551g/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ................................................................

32 46 47 48 49 50 51 52

xiii

Page 14: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9 Lampiran 10 Lampiran 11 Lampiran 12

Deskripsi Tanaman Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) ....... Surat Keterangan Determinasi Tanaman Jambu Biji .............. Sertifikasi Analisis Natrium Diklofenak ................................. Surat Keterangan Pembelian Hewan Uji Tikus ....................... Perhitungan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji ...... Data Orientasi Dosis Kontrol Positif Natrium Diklofenak Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% .......................................................................... Data Hasil Orientasi Waktu Pemberian Kontrol Positif Natrium Diklofenak Dosis 2,25mg/Kgbb Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ............... Data Hasil Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/Kgbb Dan 1,551g/Kgbb Tikus Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% ................................................ Data Hasil Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Bambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/Kgbb Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karanin 1% .............................................................................. Data Hasil Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1% .......................... Hasil Analisis Statistik AUC Hubungan Volume Udem Terhadap Waktu, Pada Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi 0,1ml Karagenin 1% ............................................................................................ Hasil Analisis Statistik Data Transformasi AUC Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi 0,1 Ml Karagenin 1% Dengan Bentuk Seper_Squart ............................................................................

39 40 42 43 44 46 47 48 49 51 53 54

xiv

Page 15: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 13 Lampiran 14 Lampiran 15

Hasil Analisis Statistik DAI Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi 0,1 Ml Karagenin 1% ............................................................................................ Hasil Analisis Statistik Data Transformasi DAI Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi 0,1 Ml Karagenin 1% Dengan Bentuk Bentuk DAI Kuadrat ............................................................................ Hasil Analisis Statistik DAI Dengan Uji Kruskall-Wallis Dan Mann-Whitney Pada Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi 0,1 Ml Karagenin 1% ...

56 57 57

xv

Page 16: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

INTISARI

Inflamasi merupakan suatu respon jaringan pada tubuh terhadap cedera dan infeksi. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) secara empiris berfungsi sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%.

Uji efek antiinflamasi ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan hewan uji tikus putih jantan galur Wistar sebanyak 25 ekor umur 2-3 bulan, berat 150-200 g yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I diberi kontrol negatif dengan Akuades 2,5ml/200gBB, kelompok II diberi kontrol positif dengan natrium diklofenak 2,25mg/kgBB, kelompok III, IV dan V masing-masing diberikan perlakuan ekstrak etanol berturut-turut dosis, 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB, semua perlakuan tersebut diberikan peroral. Pengukuran volume udem berturut-turut setiap 0,5 jam selama 6,5 jam. Dari data volume udem dihitung AUC (Area Under the Curve) yaitu luasan daerah di bawah kurva antara rata-rata volume udem terhadap waktu dan persen daya antiinflamasi. Data dianalisis dengan anova satu jalan dan dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek antiinflamasi pada dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB (p<0,05). Persen daya antiinflamasi daun jambu biji dosis 0,775g/kgbB dan 1,551g/kgBB berturut-turut adalah 47,18% dan 62,55%. Kata kunci : antiinflamasi, ekstrak etanol, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.)

xvi

Page 17: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia yang sebagian besar dapat

digunakan sebagai sumber bahan obat alam dan telah banyak digunakan oleh

masyarakat secara turun temurun untuk keperluan pengobatan guna mengatasi

masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut perlu diteliti dan dikembangkan

sehingga dapat bermanfaat secara optimal untuk peningkatan kesehatan masyarakat

(Tjokronegoro dan Baziad, 1992).

Masyarakat luas beranggapan bahwa penggunaan obat tradisional lebih aman

dibandingkan dengan obat kimia sehingga mereka lebih suka menggunakan obat

tradisional untuk menyembuhkan penyakitnya. Walaupun demikian bukan berarti

obat tradsional tidak memiliki efek samping yang merugikan, bila penggunaannya

kurang tepat. Dan kurangnya informasi tentang obat tradisional oleh masyarakat

merupakan salah satu kendala dalam penggunaan obat tradisional sehingga

penggunaannya menjadi kurang optimal (Anonim, 2008).

Inflamasi merupakan suatu gejala pada beberapa penyakit dan dirasa oleh banyak

orang tidak nyaman. Obat modern yang biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah

obat golongan AINS (Antiinflamasi Non Steroid) yang pada umumnya mempunyai

efek samping tukak lambung, sehingga perlu dicari pengobatan alternatif untuk

melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan peradangan dengan efek samping yang

relatif lebih kecil, misalnya obat yang berasal dari tumbuhan. Salah satu obat

tradisional yang digunakan secara empiris sebagai antiinflamasi adalah tanaman

1

Page 18: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

2

jambu biji. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang dapat

berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu biji

menurut resep obat-obatan tradisional dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi,

hemostatik dan astringensia. Buahnya dapat digunakan sebagai obat disentri dan

kencing manis.

Penelitian Aisah (2004) menunjukkan bahwa infusa daun jambu biji mempunyai

aktifitas sebagai antiinflamasi dengan persen daya antiinflamasi 40,08% pada dosis

5g/kgBB. Dari beberapa hasil skrining fitokimia tanaman jambu biji ditemukan

senyawa tanin, minyak atsiri, flavonoid, saponin dan kemungkinan senyawa

golongan arbutin (Yuniarti, 2007; Atmaja, 2007 dan Sumanti, 2003). Flavonoid

dapat menghambat beberapa enzim antara lain : aldose reduktase, xantin oksidase,

CA2+ ATPase, fosfodiesterase, lipooksigenase dan siklooksigenase (Narayana, 2001;

Geissman, 1962). Sehingga senyawa yang diduga mempunyai aktivitas sebagai

antiinflamasi adalah flavonoid karena dapat menghambat enzim siklooksigenase

yang berperan dalam terjadinya inflamasi.

Flavonoid ini dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1987; Anonim,

1979). Pelarut etanol dapat digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif

tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal, etanol tidak

menyebabkan pembengkakan membran sel, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat

yang terlarut dan juga efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal

(Voigt, 1994).

Ekstrak etanol daun jambu biji ini didapatkan melalui maserasi yang merupakan

metode penyarian yang cocok untuk senyawa yang tidak tahan pemanasan dengan

Page 19: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

3

suhu tinggi dan sering dipakai untuk mengekstraksi bahan obat yang berupa serbuk

simplisia yang halus (Voigt, 1994). Sediaan infusa hanya dapat menyari zat-zat yang

bersifat polar, penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan

mudah tercemar oleh kuman dan kapang, oleh karena itu sari yang diperoleh tidak

boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986). Kelemahan lainnya adalah

menyebabkan pembengkakan sel sehingga bahan aktif akan terikat kuat pada

simplisia. Sedangkan bentuk sediaan ekstrak selain dapat disimpan lebih lama juga

dapat dipakai berulang. Etanol dapat menyari senyawa-senyawa yang tidak dapat

tersari oleh air yaitu lemak, terpenoid, antrakinon, kumarin, flavonoid polimetil,

resin, klorofil, isoflavon, alkaloid bebas, kurkumin dan fenol lain. Dari senyawa-

senyawa tersebut ada flavonoid polimetil, jenis flavonoid ini tidak tersari dengan air.

Berdasarkan uraian inilah dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

manfaat daun jambu biji sebagai antiinflamasi dengan bentuk sediaan lain yaitu

dengan ekstrak etanol 70% daun jambu biji dengan ekstraksinya menggunakan

metode maserasi, karena maserasi merupakan metode penyarian yang cocok untuk

senyawa yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi Sehingga dengan penelitian

ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai manfaat ekstrak

etanol daun jambu biji sebagai antiinflamasi.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan suatu

permasalahan, yaitu : apakah ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.)

memiliki efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi

karagenin 1% ?.

Page 20: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

4

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi ekstrak etanol daun

jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap inflamasi pada tikus putih jantan galur

Wistar yang diinduksi dengan karagenin 1%.

D. Tinjauan Pustaka

1. Obat Tradisional

Pengobatan tradisional adalah pengobatan dan/atau perawatan dengan cara, obat

dan pengobatnya yang mengacu kepada pengalaman, ketrampilan turun temurun,

dan/atau pendidikan atau pelatihan dan diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku

dalam masyarakat. Obat tradisional adalah obat yang dibuat dari bahan atau paduan

bahan-bahan yang diperoleh dari tanaman, hewan atau mineral yang belum berupa

zat murni, tapi sebagian besar berasal dari tanaman (Anonim, 2003). Obat tradisional

yang digunakan sebaiknya memenuhi kriteria mudah didapat (jika mungkin dari

kebun sekitar rumah), dikenal oleh banyak orang serta proses penyimpanannya

sederhana, mudah digunakan dan tidak berbahaya dalam penggunaan (Agoes dan

Jacob, 1992).

Obat asli Indonesia ada tiga yaitu jamu, obat herbal terstandar dan fitofarmaka.

Jamu adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan,

bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara

tradisional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Obat herbal

terstandar adalah sediaan obat yang telah jelas keamanan dan khasiatnya, bahan

bakunya dari simplisia atau sediaan galenik yang telah memenuhi persyaratan yang

berlaku, sehingga sediaan tersebut terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan

Page 21: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

5

dan khasiatnya. Fitofarmaka merupakan sediaan obat yang jelas keamanan dan

khasiatnya serta sudah teruji secara praklinis, klinis dan pascaklinis. Bahan bakunya

terdiri dari simplisia atau sediaan galenik yang memenuhi persyaratan yang berlaku,

sehingga sediaan tersebut terjamin keseragaman komponen aktif, keamanan dan

khasiatnya (Anonim, 2004).

2. Simplisia

Simplisia adalah bahan alami yang digunakan untuk obat dan belum mengalami

perubahan proses apapun, dan kecuali dinyatakan lain umumnya berupa bahan yang

telah dikeringkan (Anonim, 1979). Berdasarkan hal itu maka simplisia dibagi

menjadi tiga golongan, yaitu simplisia nabati merupakan simplisia yang dapat berupa

tanaman utuh, bagian tanaman, eksudat tanaman atau gabungan antara ketiganya,

simplisia hewani yaitu simplisia berupa hewan atau zat-zat berguna yang dihasilkan

oleh hewan dan belum berupa bahan kimia murni dan simplisia pelikan atau mineral

adalah simplisia berupa bahan pelikan atau mineral yang belum diolah atau telah

diolah dengan cara sederhana dan belum berupa bahan kimia murni. Pada umumnya

pembuatan simplisia melalui tahapan-tahapan : pengumpulan bahan baku, sortasi

basah, pencucian, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan, penyimpanan

dan pemeriksaan mutu (Gunawan dan Mulyani, 2004).

3. Ekstrak dan ekstraksi

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering, kental dan cair, dibuat dengan

menyari simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai, kemudian semua

atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan

sedemikian hingga memenuhi syarat baku yang telah ditetapkan (Anonim, 1995).

Page 22: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

6

Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula didalam sel ditarik

oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Cairan pelarut

dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk senyawa kandungan

yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan

dari bahan, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan

yang diinginkan (Anonim, 2000).

Salah satu contoh metode penyarian adalah maserasi, maserasi merupakan

metode yang sederhana dan banyak digunakan untuk menyari bahan obat yang

berupa serbuk simplisia yang halus (Voigt, 1994). Maserasi dilakukan dengan cara

merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari. Cairan akan menembus dinding sel

dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan

karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan

yang diluar sel, maka larutan zat aktif akan terdesak keluar. Peristiwa tersebut

berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan yang berada di

luar dan di dalam sel (Anonim, 1986).

Pembuatan maserasi kecuali dinyatakan lain dilakukan dengan memasukkan 10

bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang cocok kedalam

sebuah bejana kemudian dituangi dengan 75 bagian cairan penyari, bejananya ditutup

dan dibiarkan selama 5 hari yang terlindung dari cahaya sambil sering diaduk.

Maserat kemudian diserkai dan ampasnya dicuci dengan cairan penyari secukupnya

hingga diperoleh 100 bagian. Maserat dipindahkan ke dalam bejana tertutup dan

dibiarkan ditempat sejuk dengan terlindung dari cahaya selama 2 hari kemudian

dienap tuang atau saring (Anonim, 1979). Waktu maserasi berbeda-beda tergantung

Page 23: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

7

dari sifat campuran obat dan menstrum, lama maserasi harus cukup agar dapat

menyari semua zat yang mudah disari yaitu sekitar 2-14 hari (Ansel, 1989).

Kelemahan penyarian dengan metode maserasi ini pengerjaannya membutuhkan

waktu yang cukup lama dan penyariannya kurang sempurna (Anonim, 1985). Pada

maserasi ini digunakan larutan penyari etanol 70% karena flavonoid dapat

diekstraksi dengan etanol 70% (Harbone, 1987; Voigt, 1994)

4. Tanaman Jambu Biji (Psidium guajava Linn.)

a. Sistematika tanaman

Sistematika tanaman jambu biji sebagai berikut:

Divisio : Spermatophyta

Sub divisio : Angiospermae

Klass : Dicotyledonae

Ordo : Myrtales

Famili : Myrtaceae

Genus : Psidium

Spesies : Psidium guajava Linn. (van Steenis, 1947)

b. Nama daerah

Sumatera: glime breueh (Aceh), glimeu beru (Gayo), galiman (Batak karo),

masiambu (Nias), jambu biawas, jambu biji (Psidium guajava Linn.) , jambu batu,

jambu klutuk (Melayu). Jawa: jambu klutuk (Sunda), jambu krutuk, jambu krikil

(Jawa), jhambu bhender (Madura), Nusa Tenggara: sotong (Bali), guawa (Flores),

goihawas (Sika). Sulawesi: gayawas (Manado), boyawat (Mongondow), koyawas

(Tonsaw), dambu (Gorontalo), jambu paratugala (Makasar), jambu paratukala

Page 24: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

8

(Bugis), jambu (Baree), kujabas (Roti), biabuto (Buol). Maluku: kayawase (Seram

Barat), kujawase (Seram Selatan), laine hatu, lutu hatu (Ambon), gawaya (Ternate,

Halmahera) (Dalimartha, 2000).

c. Deskripsi tanaman

Tanaman jambu biji merupakan jenis tanaman perdu, tingginya 5-10 meter,

batang berkayu, bulat, kulit kayu licin, mengelupas, bercabang, warna coklat

kehijauan. Daun tunggal, bulat telur, ujungnya tumpul, pangkal membulat, tepi rata,

panjang 6-14 cm, lebar 3-6 cm, pertulangan menyirip, warna hijau kekuningan. Daun

muda berbulu abu-abu, daun bertangkai pendek. Bunga tunggal di ketiak daun,

mahkota bulat telur, panjang 1,5 cm, warna putih kekuningan. Bakal buah

tenggelam, beruang 4-5, buah buni bundar, bentuk buah peer atau buah bulat telur,

warna putih kekuningan atau merah muda, panjang 5-8,5 cm (van Steenis, 1947).

d. Distribusi Tanaman

Tanaman jambu biji tumbuh alami di daerah tropis Amerika, dan saat ini

dijumpai diseluruh daerah tropis dan sub tropis. Seringkali ditanam di pekarangan

rumah. Tanaman ini sangat adaptif dan dapat tumbuh tanpa pemeliharaan. Terlalu

banyak hujan selama musim pembuahan dapat menyebabkan buah pecah dan busuk,

sering ditanam sebagai tanaman buah, sangat sering hidup alamiah ditepi hutan dan

padang rumput (Sudarsono dkk, 2002).

e. Kandungan kimia

Kandungan kimia yang terdapat dalam daun jambu biji antara lain : asam

psidiloat, asam ursolat, asam krategolat, asam oleanolat, asam guaiavolat, kuersetin

dan minyak atsiri (Sudarsono dkk., 2002).

Page 25: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

9

f. Hasil penelitian yang relevan

1) Hasil penelitian Yuniarti (1991) menunjukkan bahwa sediaan dekokta daun

Jambu biji mempunyai daya antibakteri terhadap Staphylococcus aureus dan

mampu membunuh bakteri tersebut mulai kadar 2% diameter hambatannya

(11,4±0,5) mm. Dari penelitian ini didalam daun jambu biji ditemukan empat

senyawa yaitu : tanin, minyak atsiri, flavonoid dan kemungkinan senyawa

golongan arbutin.

2) Dari hasil penelitian Sumanti (2003) menunjukkan infusa daun jambu biji

mempunyai KBM sebesar 10% dan pembanding ketokonazol KBMnya 0,313%,

jadi aktivitas daun jambu biji 1/32x aktifitas ketokonazol, hasil KLT

menunjukkan bahwa daun jambu biji mengandung tanin, saponin, minyak atsiri

dan flavonoid.

3) Hasil penelitian Aisah (2004) menunjukkan bahwa infusa daun jambu biji dosis

5g/kgBB mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar

yang diinduksi karagenin 1% dengan persen daya antiinflamasinya 40,08%.

4) Pada hasil penelitian Atmaja (2007) menunjukkan aktivitas antioksidan daun

jambu biji fraksi air lebih besar daripada fraksi eter. Hasil deteksi kandungan

kimia fraksi eter dan air ekstrak metanoliknya adalah flavonoid, hasil identifikasi

kandungan kimia serbuk daun jambu biji adalah : flavonoid, polifenol, saponin,

tanin dan minyak atsiri.

5) Hasil penelitian Dahliyanti (2007) menunjukkan fraksi etil asetat buah jambu biji

memiliki aktivitas antioksidan paling poten dibanding ekstrak metanol, fraksi

kloroform, fraksi air dan vitamin E. 57,88% aktivitas antioksidan merupakan

Page 26: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

10

kontribusi dari senyawa fenolik, sedang 75,78% merupakan kontribusi dari

senyawa flavonoid.

5. Inflamasi

Inflamasi adalah respon terhadap cedera jaringan dan infeksi. Ketika proses

inflamasi berlangsung, terjadi reaksi vaskular dimana cairan, elemen-elemen darah,

sel darah putih dan mediator kimia berkumpul pada tempat cedera jaringan atau

infeksi. Proses inflamasi merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh untuk

menetralisir dan membasmi agen-agen yang berbahaya pada tempat cedera dan

mempersiapkan keadaan untuk perbaikan jaringan (Gambar 1) (Kee dan Hayes,

1996).

Noksius

Kerusakan sel

Pembebasan bahan mediator

Eksudasi

Gangguan sirkulasi lokal

Perangsangan reseptor nyeri

Emigasi leukosit

Proliferasi sel

Kemerahan Panas Pembengkakan Gangguan fungsi Nyeri

Gambar 1. Patogenesis dan Gejala Suatu Peradangan (Mutschler, 1986)

Ciri khas inflamasi dikenal dengan tanda-tanda utama inflamasi, yaitu :

a. Eritema (kemerahan)

Kemerahan terjadi pada tahap pertama dari proses inflamasi. Darah berkumpul pada

daerah cedera jaringan akibat pelepasan mediator-mediator kimia tubuh (kinin,

prostaglandin, histamin)

Page 27: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

11

b. Edema (pembengkakan)

Pembengkakan merupakan tahap kedua dari inflamasi. Plasma merembes ke dalam

jaringan intestinal pada tempat cidera. Kinin mendilatasi arteriol meningkatkan

permeabilitas kapiler

c. Kolor (panas)

Panas pada tempat inflamasi disebabkan oleh bertambahnya pengumpulan darah dan

mungkin juga karena pirogen (substansi yang menimbulkan demam) yang

mengganggu pusat pengatur panas pada hipotalamus

d. Dolor (nyeri)

Nyeri disebabkan oleh pembengkakan dan pelepasan mediator-mediator kimia

e. Functio laesa ( hilangnya fungsi )

Karena penumpukan cairan pada tempat cedera jaringan dan karena rasa nyeri, yang

mengurangi mobilitas pada daerah yang terkena (Kee dan Hayes, 1996).

Tanda-tanda diatas merupakan akibat dari gangguan aliran darah yang terjadi

akibat kerusakan jaringan dalam pembuluh pengalir terminal, eksudasi dan

perangsangan reseptor nyeri. Radang dapat dihentikan dengan meniadakan noksi

atau dengan menghentikan kerja yang merusak. Walaupun demikian, seringkali pada

gangguan darah regional dan eksudasi terjadi emigrasi sel-sel darah ke dalam ruang

ekstrasel serta proliferasi histiosit fibroblas. Proses-proses ini juga berfungsi primer

pada perlawanan terhadap kerusakan serta pemulihan kondisis asalnya, walaupun

demikian juga dapat bekerja negatif. Reaksi ini disebabkan oleh pembebasan bahan-

bahan mediator (histamin, serotonin, prostaglandin dan kinin), proses patogenesis

tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 (Mutschler, 1986).

Page 28: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

12

Prostaglandin dilepaskan menyebabkan bertambahnya vasodilatasi,

permeabilitas kapiler, nyeri dan demam. Sintesisnya dapat dilihat dari gambar 2 yaitu

bila membran sel mengalami kerusakan oleh suatu rangsangan kimia, fisik atau

mekanis, maka enzim fosfolipase diaktifkan untuk mengubah fosfolipida menjadi

asam arakidonat. Kemudian asam lemak tak jenuh ini sebagian diubah oleh enzim

siklooksigenase menjadi endoperoksida dan seterusnya menjadi zat-zat prostaglandin

(Tjay dan Rahardja, 2002).

Enzim lipooksigenase Enzim siklooksigenase

Enzim fosfolipase Dihambat kortikosteroid

Trauma / luka pada sel

Gangguan pada membran sel

Fosfolipid

Asam arakidonat

Dihambat AINS

Endoperoksida Hidroperoksida

Leukotrien Prostasiklin Tromboksan A2 PGE2, PGF2, PGD2

Gambar 2. Perombakan Asam Arakidonat (Wilmana, 1995)

Siklooksigenase terdiri dari dua isoenzim yaitu COX-1 dan COX-2. COX-1

berperan pada pemeliharaan fungsi ginjal, homeostasis vaskuler dan melindungi

lambung dengan cara membentuk bikarbonat dan lendir, serta menghambat produksi

asam. COX-2 dalam keadaan normal tidak terdapat di dalam jaringan, tetapi dibentuk

Page 29: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

13

selama proses peradangan oleh sel-sel radang dan kadarnya dalam sel meningkat

sampai 80 kali. Bagian lain dari arakidonat diubah oleh enzim lipooksigenase

menjadi zat-zat leukotrien. Baik prostaglandin maupun leukotrien bertanggung jawab

bagi sebagian besar dari gejala peradangan. Menurut perkiraan, penghambatan COX-

2 ini yang memberikan NSAID efek antiradangnya (Tjay dan Rahardja, 2002). Obat-

obat inflamasi seperti obat-obat antiinflamasi nonsteroid dan steroid menghambat

mediator kimia sehingga mengurangi proses inflamasi (Kee dan Hayes, 1996).

Pengobatan pasien dengan inflamasi mempunyai 2 tujuan utama, yaitu :

meringankan rasa nyeri, yang sering kali gejala awal yang terlihat dan keluhan utama

yang terus menerus dari pasien dan memperlambat atau membatasi proses perusakan

jaringan. Pengurangan inflamasi dengan NSAID sering berakibat meredanya rasa

nyeri selama periode yang bermakna. Lebih jauh lagi, sebagian besar nonopioid

analgesik mempunyai efek antiinflamasi, jadi tepat digunakan untuk pengobatan

inflamasi akut maupun kronis (Katzung, 2001).

6. Obat Antiinflamasi Non Steroid

NSAID dikenal sebagai penghambat prostaglandin, mempunyai efek analgesik

dan antipiretik yang berbeda-beda tetapi terutama dipakai sebagai agen antiinflamasi

untuk meredakan inflamasi dan nyeri (Wilmana, 1995). Ketika memberikan NSAID

untuk meredakan nyeri dosisnya biasanya lebih tinggi daripada untuk pengobatan

inflamasi (Kee dan Hayes, 1996).

Efek antipiretiknya tidak sekuat dari efek antiinflamasi. NSAID lebih cocok

untuk mengurangi bengkak, nyeri dan kekakuan sendi (Kee dan Hayes, 1996).

Umumnya obat antiinflamasi nonsteroid digunakan untuk terapi rheumatid arthritis,

Page 30: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

14

bermanfaat untuk menghilangkan rasa sakit, dan mencegah udema akibat pengaruh

prostaglandin melalui penghambatan jalur siklooksigenase. Obat AINS secara umum

tidak menghambat biosintesis leukotrein, yang diketahui ikut berperan dalam

inflamasi. Steroid bekerja untuk mencegah pembentukan asam arakidonat pada

membran sel. Sebagian besar efek terapi AINS sama yaitu menghambat biosintesis

prostaglandin, obat-obat golongan AINS pada Gambar 3 (Wilmana, 1995).

Asam asetat Derivate asam salisilat

Derivate asam propionat

Derivate asam fenamat

Derivate pirazolon Derivate oksikam

aspirin benorilat diflunizal salsalat

asam tiaprofenat fenbufen fenoprofen flurbifrofen ibufrofen ketoprofen naproksen

asam mefenamat meklofenamat

azapropazon fenilbutazon oksifenbutason

piroksikam tenoksikam

Derivat asam fenilasetat

ASAM KARBOKSILAT ASAM FENOLAT

OBAT AINS

Derivat asam asetat inden / indol

Gambar 3. Klasifikasi Obat Analgesik Antiinflamasi Non Steroid (AINS)

(Ganiswara,1995)

7. Diklofenak

Derivat fenilasetat ini termasuk NSAID yang terkuat daya antiradangnya dengan

efek samping yang kurang keras dibandingkan dengan obat kuat lainnya

(indometasin dan piroxicam). Obat ini adalah penghambat siklooksigenase yang

Page 31: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

15

relatif nonselektif dan kuat, juga mengurangi bioavailabilitas asam arakidonat (Tjay

dan Rahardja, 2002). Struktur kimia dari natrium diklofenak adalah sebagai berikut :

Gambar 4. Struktur Kimia Natrium Diklofenak (Takahashi, 2001)

Natrium diklofenak digunakan untuk mengurangi rasa nyeri akibat peradangan

disebabkan karena penghambatan pembentukan prostaglandin dan asam arakidonat

melalui aksinya pada enzim siklooksigenase (Siswandono, 1995).

8. Karagenin

Karagenin adalah sulfat polisakarida bermolekul besar sebagai induktor

inflamasi (Corsini et al, 2005). Penggunaan karagenin sebagai penginduksi radang

memiliki beberapa keuntungan antara lain: tidak meninggalkan bekas, tidak

menimbulkan kerusakan jaringan dan memberikan respon yang lebih peka terhadap

obat antiinflamasi dibanding senyawa iritan lainnya (Siswanto dan Nurulita, 2005).

Zat yang dapat digunakan untuk memicu terbentuknya udem antara lain: mustard oil

5%, dextran 1%, egg white fresh undiluted, serotonin kreatinin sulfat, lamda

karagenin 1% yang diinduksikan secara subplantar pada telapak kaki tikus.

Karagenin ada beberapa tipe, yaitu lambda (λ) karagenin, iota (i) karagenin dan

kappa (k) karagenin. Lambda (λ) karagenin ini dibandingkan dengan jenis karagenin

yang lain, lambda karagenin paling cepat menyebabkan inflamasi dan memiliki

bentuk gel yang baik dan tidak keras (Rowe et al, 2003).

Page 32: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

16

E. Landasan Teori

Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa infusa daun Jambu biji

mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi

0,1ml karagenin 1% dengan persen daya antiinflamasi 40,08% pada dosis 5g/kgBB

(Aisah, 2004). Beberapa hasil skrining fitokimia tanaman Jambu biji ditemukan

senyawa tanin, minyak atsiri, flavonoid, saponin dan kemungkinan senyawa

golongan arbutin (Yuniarti, 2007, Atmaja, 2007, Sumanti, 2003), sehingga senyawa

yang diduga mempunyai efek sebagai antiinflamasi adalah flavonoid.

Flavonoid dapat menghambat beberapa enzim antara lain : aldose reduktase,

xantin oksidase, CA2+ ATPase, fosfodiesterase, lipooksigenase dan siklooksigenase

(Narayana, 2001; Geissman, 1962). Flavonoid dapat diekstraksi dengan etanol 70%

(Harborne, 1987; Anonim, 1979). Etanol tidak menyebabkan pembengkakan

membran sel dan memperbaiki stabilitas bahan obat yang terlarut dan efektif dalam

menghasilkan jumlah bahan aktif yang cukup optimal. Etanol ini dapat menyari jenis

flavonoid yang tidak dapat tersari dengan air, yaitu flavonoid polimetil yang

mungkin juga berperan dalam antiinflamasi. Penyariannya dilakukan dengan metode

maserasi, karena maserasi merupakan proses ekstraksi yang cukup sederhana dan

cocok untuk senyawa yang tidak tahan terhadap pemanasan (Voigt, 1994).

F. Hipotesis

Ekstrak etanol daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.) diduga mempunyai

akivitas sebagai antiinflamasi terhadap tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi

dengan karagenin 1%.

Page 33: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

17

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Kategori Penelitian dan Rancangan Penelitian

Kategori penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental semu dengan

rancangan acak lengkap pola searah, yaitu mengamati kemungkinan pengaruh di

antara variabel dengan melakukan pengamatan terhadap kelompok eksperimental

pada berbagai kondisi perlakuan dan membandingkannya dengan kelompok kontrol.

Variabel dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Variabel bebas : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB

dan 1,551g/kgBB tikus, natrium diklofenak 2,5mg/kgBB sebagai kontrol positif

dan akuades 2,5ml/200gBB sebagai kontrol negatif.

2. Variabel tergantung : volume udem kaki tikus putih jantan galur Wistar

3. Variabel terkendali

a. Hewan uji : kondisi, galur, jenis kelamin, berat badan dan umur tikus

b. Tanaman : tempat dan waktu pengambilan tanaman Jambu biji

B. Alat dan Bahan

1. Alat : timbangan, spuit injeksi (terumo), jarum oral, blender, pletismometer,

ayakan no 4/18, pengukur waktu, kompor listrik, oven dan alat-alat gelas.

2. Bahan

a. Tanaman : daun jambu biji yang masih muda berwarna hijau pupus, bebas dari

hama, penyakit dan pengganggu lainnya. yang diambil pada bulan Juli tahun

2007 dari desa Donoharjo Wonogiri.

17

Page 34: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

18

b. Bahan untuk uji farmakologi antara lain : karagenin tipe lambda (Sigma

Chemical Co), NaCl 0,9% (Otsuka), natrium diklofenak (Pharos) dan akuades

(Ikapharmindo Putramas), etanol 70% (Teknis).

c. Hewan uji : hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan sehat galur

Wistar umur 2-3 bulan dengan berat badan 150-200 g yang diperoleh dari

Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada

Yogyakarta.

C. Jalannya Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari tanaman yang

akan digunakan sebagai bahan uji. Determinasi dilakukan di Laboratorium

Biologi Fakultas FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

2. Pembuatan simplisia

Daun jambu biji yang tidak terserang hama, penyakit dan terbebas pengganggu

dan pencemar lainnya,kemudian dibersihkan di bawah air mengalir sebanyak 2

kali, ditiriskan. Bahan basah dikeringkan dengan oven pada suhu 450-500 C

selama 2 hari. Bahan yang sudah kering diserbuk dengan menggunakan blender,

serbuk diayak dengan ayakan no 4/18.

3. Pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji

Bahan yang sudah dibuat serbuk ditimbang sebanyak yang diperlukan sesuai

konsentrasi yang akan dibuat yaitu sebanyak 200 g, kemudian ditambah dengan

larutan penyari 1500 ml, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari

cahaya, sambil diaduk, kemudian disaring. Setelah itu ampasnya diremaserasi,

Page 35: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

19

disaring sampai mendapatkan 100 bagian (2000 ml) dan dipindahkan ke dalam

bejana tertutup, dibiarkan ditempat sejuk terlindung dari cahaya selama 2 hari

dimaksudkan untuk mengendapkan, disaring. Maserat diuapkan diatas penangas

air secara tidak langsung pada suhu 600 C.

4. Pembuatan karagenin 1%.

Ditimbang sejumlah 0,05 g karagenin kemudian dilarutkan dengan larutan garam

fisiologis (NaCl 0,9%) sehingga didapat volume 5 ml.

5. Pembuatan radang

Kaki tikus yang sudah ditandai sebatas mata kaki, kemudian diinduksi dengan

karagenin 1% secara subplantar (di bawah kulit telapak kaki tikus).

6. Uji Pendahuluan

a. Orientasi dosis natrium diklofenak

Penetapan dosis natrium diklofenak dilakukan dengan 9 ekor hewan uji dibagi

menjadi 3 kelompok, masing-masing kelompok 3 ekor hewan uji. Dosis natrium

diklofenak yang digunakan 2,5mg/kgBB dan 6,75mg/kgBB dengan volume

pemberian 2,5ml/200gBB. Pemberian natrium diklofenak dilakukan 1 jam

sebelum kaki tikus diinduksi dengan 0,1 ml karagenin 1%. Volume kaki tikus

diukur pada pletismometer sesaat setelah induksi karagenin 1% selama 6,5 jam

setiap 0,5 jam.

b. Orientasi waktu pemberian natrium diklofenak

Sembilan ekor hewan uji yang dibagi menjadi 3 kelompok masing-masing 3 ekor

tikus. natrium diklofenak 2,25mg/kgBB diberikan pada 1 jam, 0,5 jam dan sesaat

Page 36: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

20

sebelum induksi karagenin 1%. Volume kaki tikus diukur pada pletismometer

sesaat setelah induksi karagenin 1% selama 6,5 jam setiap 0,5 jam.

c. Orientasi dosis ekstrak etanol daun jambu biji

Orientasi dosis ekstrak etanol daun jambu biji dilakukan dengan menggunakan 2

dosis yaitu 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB pada masing-masing 3 ekor hewan

uji.

d. Orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji

Sembilan ekor tikus putih jantan dibagi menjadi 3 kelompok. Orientasi dilakukan

pada 1 jam, 0,5 jam dan sesaat sebelum diinduksi karagenin 1%.

7. Uji utama

Hewan uji yang digunakan adalah tikus putih jantan galur Wistar 25 ekor,

kemudian hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok perlakuan. Sebelum dilakukan uji

semua tikus diaklimatisasi dan dipuasakan selama 18-24 jam. Perlakuan peroral

dengan sediaan uji sebagai berikut :

Kelompok I : kontrol negatif akuades 2,5ml/200gBB

Kelompok II : kontrol positif natrium diklofenak dosis 2,25mg/kgBB

Kelompok III : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,388g/kgBB

Kelompok IV : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,775g/kgBB

Kelompok V : ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1,551g/kgBB

Tiga puluh menit setelah perlakuan, masing-masing hewan uji diinduksi dengan

larutan 0,1 ml karagenin 1% diberikan secara subplantar pada telapak kaki tikus.

Volume udem kaki tikus diukur selama 6,5 jam setiap 0,5 jam. Volume kaki tikus

Page 37: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

21

diukur dengan cara kaki tikus yang telah ditandai sebatas mata kaki dicelupkan ke

dalam air raksa pada pletismometer.

D. Analisis Data

Data yang diperoleh berupa kurva volume udem kaki tikus. Volume udem

merupakan selisih kaki tikus sebelum dan sesudah diradangkan, dengan rumus:

Vu = Vt – V0 Keterangan : Vu : Volume udem kaki tikus setiap waktu Vt : Volume kaki tikus setelah diradangkan karagenin 1% pada waktu t Vo : Volume awal kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenin 1%

Dari data volume udem rata-rata tersebut dapat dihitung nilai AUC (Area Under

the Curve) yaitu luas daerah rata-rata di bawah kurva yang merupakan hubungan

volume udem rata-rata tiap satuan waktu dengan rumus:

Keterangan : Vtn-1 : rata- rata volume udem pada tn-1 Vtn : rata-rata volume udem pada tn

Persentase penghambatan volume udem dihitung berdasarkan persen penurunan

udem menggunakan rumus:

AUCk - AUCp % DAI = X 100%

AUCk

Vtn-1 + Vtn AUCtn

tn-1 = ( tn-tn-1 ) 2

(2)

(1)

(3) Keterangan : AUCk : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kontrol negatif

AUCp : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kelompok perlakuan pada tiap individu.

Dari data AUC antara volume udem terhadap waktu, kemudian dilakukan uji

untuk mengetahui distribusi dari data dan homogenitas variannya dengan uji

Page 38: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

22

Kolmogorof-Smirnov dan uji Levene, apabila data terdistribusi normal dan homogen

diuji Anava satu jalan dengan taraf kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji LSD (Least

Significant Difference) untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan bermakna.

Jika data tidak terdistribusi normal dan tidak homogen dilanjutkan uji Kruskall

Wallis dan Mann-Whitney. Analisis data dikerjakan dengan program SPSS versi 14.

Page 39: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

23

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran identitas dari

tanaman jambu biji yang akan digunakan dalam penelitian ini. Determinasi tanaman

jambu biji dilakukan di Laboratorium Biologi FKIP Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Hasil determinasi tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn.) adalah

sebagai berikut :

1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b,

249b, 250a, 251b, 253b, 254b, 255b, 256b, 261b, 262b, 263b, 264b → Familia :

Myrtaceae

1b, 2a → Genus : Psidium

1 → Species : Psidium guajava Linn. (van Steenis, 2003).

Berdasarkan determinasi diatas dapat dipastikan bahwa tanaman yang digunakan

dalam penelitian ini adalah benar tanaman jambu biji.

B. Hasil ekstraksi daun jambu biji

Pemanenan daun jambu biji diperoleh berat basah 1160 g. Pengeringan dilakukan

menggunakan oven karena dengan menggunakan oven lebih mudah, tidak

memerlukan banyak tempat dan alat, selain itu suhunya dapat diatur. Berat simplisia

kering yang diperoleh adalah 457 g.

Proses penguapan maserat menggunakan pemanasan tidak langsung di atas

penangas air dengan menggunakan cawan porselin dengan suhu 600C. Pada

penguapan ini suhu yang seharusnya digunakan adalah tidak boleh lebih dari 600C,

23

Page 40: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

24

karena senyawa yang diduga mempunyai efek antiinflamasi ini adalah flavonoid

yang dapat rusak pada suhu tinggi. Ekstrak yang diperoleh sebesar 62,04 g,

rendemen ekstrak yang didapatkan adalah 31,02% b/b.

C. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan yang dilakukan antara lain orientasi dosis dan waktu pemberian

natrium diklofenak, orientasi dosis dan waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu

biji. Orientasi dosis dilakukan untuk mengetahui dosis yang cukup untuk

memberikan efek antiinflamasi pada kaki tikus putih jantan galur Wistar yang telah

diinduksi 0,1 ml karagenin 1%. Sedangkan orientasi waktu dilakukan untuk

mengetahui waktu yang dibutuhkan zat untuk dapat mencapai kadar dalam darah

yang cukup untuk memberikan efek. Data orientasi dosis natrium diklofenak dapat

dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Volume Udem Kontrol Negatif Akuades 2,5 ml/200gBB, Natrium Diklofenak Dosis 2,25mg/kgBB dan 6,75mg/kgBB 1 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Volume Udem (ml) Pada Jam ke

Kelompok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

I X 0,08 0,10 0,14 0,20 0,21 0,26 0,35 0,34 0,34 0,33 0,24 0,22 0,21 0,20

SEM 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02

II X 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00

SEM 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

III X 0,06 0,07 0,06 0,08 0,07 0,06 0,05 0,04 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

SEM 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

Keterangan : SEM : Standart Error of Mean Kelompok I : Kontrol negatif akuades 2,5ml/200gBB Kelompok II : Natrium diklofenak 2,25mg/kgBB Kelompok III : Natrium diklofenak 6,75mg/kgBB

Page 41: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

25

Tabel 2. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan 6,25mg/kgBB 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi

(X ± SEM) (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─

Natrum Diklofenak 2,25mg/kgBB 0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69

Natrium Diklofenak 6,75mg/kgBB 0,25 ± 0,08 83,86 ± 5,01

Data dari Tabel 2 menunjukkan bahwa persen daya antiinflamasi meningkat

dengan bertambahnya dosis. Hasil uji statistik didapat bahwa antara natrium

diklofenak dosis 2,25mg/kgBB dan 6,75mg/kgBB menunjukkan perbedaan tidak

bermakna (p>0,05). Sehingga ditetapkan dosis kontrol positif natrium diklofenak

yang digunakan adalah dosis 2,25mg/kgBB.

Orientasi Dosis Na diklofenak 2,25mg/kgBB Tikus dan 6,75mg/kgBB Tikus

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Vol

ume

Udem

Rat

a-ra

ta (m

l)

Kontrol negatif aquadest

Na diklofenak 2.25mg/kgBBtikusNa diklofenak 6.75mg/kgBBtikus

Gambar 5. Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Natrium

Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Dinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Page 42: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

26

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa waktu pemberian natrium diklofenak

2,25g/kgBB yang diberikan 1 jam sebelum induksi karagenin 1% mempunyai luas

daerah daerah dibawah kurvanya paling kecil atau bentuk kurva lebih rendah yang

artinya kemampuannya dalam menurunkan volume udem paling baik dari pada

waktu pemberian setengah dan sesaat sebelum induksi.

Tabel 3. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB Tikus, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam) % Daya Antiinflamasi

(X ± SEM) (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─

Natrium Diklofenak 1 jam Sebelum Induksi 0,89± 0,12 42,33 ± 8,00

Natrium Diklofenak 0,5 jam Sebelum Induksi 0,82 ± 0,18 46,68 ± 11,67

Natrium Diklofenak 0,76 ± 0,18 50,58 ± 11,52 Sesaat Sebelum Induksi

Hasil uji analisis variasi perbedaan waktu pemberian kontrol positif natrium

diklofenak 2,25mg/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Namun

jika dilihat dari persen daya antiinflamasinya, natrium diklofenak 2,25mg/kgBB

waktu pemberian sesaat sebelum induksi memberikan persen daya antiinflamasi yang

paling besar, sehingga ditetapkan waktu pemberian natrium diklofenak

2,25mg/kgBB pada sesaat sebelum diinduksi karagenin 1%. Data orientasi waktu

pemberian natrium diklofenak 2,25mg/kgBB dapat dilihat pada Tabel 3.

Page 43: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

27

Tabel 4. Volume Udem Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB Tikus 1jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Volume Udem (ml) Pada Jam ke

Kelompok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

X 0,08 0,10 0,14 0,20 0,21 0,26 0,35 0,34 0,34 0,33 0,24 0,22 0,21 0,20 I

SEM 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02

X 0,08 0,07 0,08 0,08 0,08 0,08 0,06 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,00 0,00 II

SEM 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

X 0,09 0,10 0,11 0,11 0,10 0,09 0,11 0,09 0,09 0,09 0,07 0,06 0,05 0,02 III

SEM 0,00 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,01

X 0,08 0,10 0,11 0,12 0,10 0,10 0,09 0,09 0,09 0,09 0,05 0,04 0,03 0,02 IV

SEM 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02 0,02

Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif akuades 2,5ml/200gBB Kelompok II : Kontrol positif natrium diklofenak 2,25mg/kgBB Kelompok III : Ekstrak etanol daun jambu biji dosis 0,775g/kgBB Kelompok IV : Ekstrak etanol daun jambu biji dosis 1,551g/kgBB

Tabel 5. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan % Daya Antiinflamasi

Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB Tikus dan 1,551g/kgBB Tikus Yang Diberikan 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─

Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69

Ekstrak jambu biji 0,775g/kgBB 0,56 ± 0,11 63,59 ± 6,89

(X ± SEM) (X ± SEM)

Ekstrak jambu biji 0,65 ± 0,07 65,61 ± 4,53 1,551g/kgBB

Hasil uji statistik didapat bahwa antara ekstrak etanol daun Jambu biji dosis

0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05).

Sehingga ditetapkan dosis ekstrak etanol daun jambu biji yang digunakan adalah

dosis 1,551g/kgBB. Data orientasi dosis ekstrak jambu biji dilihat pada Tabel 5.

Page 44: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

28

Dari grafik orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun Jambu biji pada

setengah jam sebelum induksi karagenin 1% mempunyai kurva paling rendah yang

berarti kemampuannya dalam menurunkan udem paling baik dibandingkan waktu

pemberian 1 jam dan sesaat sebelum induksi.

Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Volu

me

Udem

Rat

a-ra

ta (m

l)

Kontrol negatif aquadest

Kontrol positif Na diklofenak2.25mg/kgBB tikusEkstrak etanol daun jambi biji1jam sebelum karageninEkstrak etanol daun jambi biji0.5jam sebelum karageninEkstrak etanol daun jambi bijisesaat sebelum karagenin

Gambar 6. Grafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak

Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 1,551g/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Tabel 6. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan % Daya Antiinflamasi

Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 1,551g/kgBB dengan Waktu 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09

(X ± SEM) (X ± SEM)

1 jam Sebelum Diinduksi Karagenin 1,11 ± 0,16 28,23 ± 10,20

0,5 jam Sebelum Diinduksi Karagenin 0,95 ± 0,27 38,76 ± 16,56

Sesaat Sebelum Diinduksi Karagenin 1,22 ± 0,14 20,87 ± 9,13

Dari Tabel 6 dapat diketahui bahwa waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu

biji pada setengah jam sebelum induksi mempunyai persen daya antiinflamasi paling

Page 45: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

29

besar. Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa perbedaan waktu pemberian

ekstrak etanol daun jambu biji menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05)

antara kontrol negatif dan waktu pemberian 1 jam dan sesaat sebelum diinduksi

karagenin 1%. Tetapi antara kontrol negatif dengan waktu pemberian 0,5 jam

sebelum karagenin 1% menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Sehingga

ditetapkan waktu pemberian ekstrak jambu biji dosis 1,552g/kgBB pada 0,5 jam

sebelum diinduksi karagenin 1%. Data orientasi waktu pemberian dapat dilihat pada

Tabel 6.

D. Uji utama daya antiinflamasi

Setelah dilakukan uji pendahuluan yang meliputi orientasi dosis natrium

diklofenak, orientasi waktu pemberian natrium diklofenak, orientasi dosis ekstrak

etanol daun Jambu biji dan orientasi waktu pemberian ekstrak daun Jambu biji

selanjutnya dilakukan uji utama daya antiinflamasi. Uji dilakukan terhadap kaki tikus

yang diinduksi senyawa iritan karagenin 1%, senyawa ini akan menyebabkan

terjadinya cidera sel dengan dilepaskannya mediator nyeri yang mengawali

terjadinya inflamasi. Bahan uji dapat dikatakan mempunyai efek antiinflamasi

apabila mampu mengurangi volume udem setelah induksi.

Pada percobaan ini menggunakan parameter AUC (Area Under the Curve) yaitu

daerah di bawah kurva, AUC ini menunjukkan efek karena pada grafik tersebut

terdapat daerah yang menunjukkan besarnya nilai antiinflamasi, semakin besar

daerah di bawah kurva maka dapat dikatakan bahan uji dapat menghambat udem

secara maksimal dan apabila daerah dibawah kurva semakin kecil maka bahan uji

tersebut minimal dalam menghambat volume udem.

Page 46: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

30

Tabel 7. Volume Udem Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1%

Volume Udem (ml) Pada Jam ke

Kelompok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

I X 0,08 0,09 0,10 0,14 0,19 0,25 0,27 0,26 0,25 0,26 0,21 0,21 0,22 0,18

SEM 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,04 0,04

II X 0,08 0,07 0,04 0,05 0,04 0,08 0,08 0,08 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01

SEM 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

III X 0,08 0,09 0,07 0,07 0,14 0,16 0,18 0,19 0,20 0,15 0,14 0,12 0,11 0,08

SEM 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03

IV X 0,08 0,10 0,09 0,09 0,12 0,14 0,14 0,13 0,13 0,11 0,11 0,09 0,07 0,05

SEM 0,00 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

V X 0,08 0,07 0,07 0,06 0,08 0,11 0,10 0,10 0,10 0,08 0,07 0,05 0,03 0,02

SEM 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,01

Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif akuades Kelompok II : Kontrol positif natrium diklofenak 2,25mg/kgBB Kelompok III : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,388g/kgBB Kelompok IV : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,775g/kgBB Kelompok V : Ekstrak etanol daun Jambu biji 1,551g/kgBB

Dari Tabel 7 dapat diketahui bahwa ekstrak jambu biji dosis 1,551g/kgBB

menyebabkan penurunan volume udem yang paling besar dibanding ekstrak Jambu

biji dosis 0,388g/kgBB dan 0,775g/kgBB.

Gambar 7. Grafik Rata-rata Volume Udem Kontrol Negatif, Natrium Diklofenak

2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Uji Daya antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Volu

me

Ude

m R

ata-

rata

(ml)

Kontrol negatif aquadest

Kontrol positif Na diklofenak2.25mg/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji0.388g/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji0.775g/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji1.551g/kgBB tikus

Page 47: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

31

Tabel 8. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB; 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi

(X ± SEM) (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,29 ± 0,18 ─

Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 0,31 ± 0,02 75,96 ± 1,49

Ekstrak Jambu biji 0,388g/kgBB 0,86 ± 0,11 35,96 ± 10,43

Ekstrak Jambu biji 0,775g/kgBB 0,68 ± 0,09 47,18 ± 6,85

Ekstrak Jambu biji 1,551g/kgBB 0,48 ± 0,06 62,55 ± 4,88

Adanya efek antiinflamasi dari ekstrak etanol daun jambu biji dapat diketahui

dengan membandingkan AUC kelompok perlakuan ekstrak etanol daun jambu biji

dengan kelompok kontrol negatif, semakin besar volume udem maka semakin besar

harga AUC. Grafik volume rata-rata udem di atas menggambarkan bahwa pada

perlakuan terjadi penurunan volume udem, sehingga ada kemungkinan bahwa

ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek sebagai antiinflamasi.

Tabel 9. Data Hasil Uji Statistik AUC Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/Kg BB Tikus, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,388g/Kgbb, 0,775g/Kgbb dan 1,551g/Kgbb 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan

Natrium Diklofenak

Ekstrak 0,388g/kgBB

Ekstrak Akuades 0,775g/kgBB Akuades

Natrium diklofenak *0,000 Ekstrak 0,388g/kgBB 0,075 *0,000 Ekstrak 0,775g/kgBB *0,004 *0,021 0,192 Ekstrak 1,551g/kgBB *0,000 *0,004 *0,002 0,044

Keterangan : * berbeda bermakna (p<0,05)

Page 48: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

32

Untuk uji statistik distribusi datanya normal tetapi tidak homogen sehingga

ditransformasi dengan menggunakan bentuk seper_squartauc, hasilnya menunjukkan

bahwa data terdistribusi normal dan homogen. Hasil uji diperoleh nilai p=0,000 yang

berarti paling tidak terdapat perbedaan AUC secara bermakna pada 2 kelompok.

Pada uji LSD ekstrak etanol daun Jambu biji dengan dosis 0,388g/kgBB

menunjukkan hasil yang tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif akuades,

tetapi dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB berbeda bermakna dengan kontrol

negatif (p<0,05). Sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun jambu biji

yang diberikan 0,5 jam sebelum diinduksi karagenin 1% pada tikus putih jantan galur

Wistar mempunyai efek antiinflamasi dimulai dari dosis 0,775g/kgBB. Jika dilihat

dari harga AUC dan presentase daya antiinflamasinya ekstrak etanol dosis

1,551g/kgBB mempunyai persen daya antiiflamasi paling besar dibanding ekstrak

etanol daun jambu Biji dosis 0,388g/kgBB dan 0,775g/kgBB. Dosis 1,551g/kgBB

mempunyai nilai persen daya antiinflamasi sebesar 62,55% dan untuk dosis

0,775g/kgBB sebesar 47,18%

Tabel 10. Data Hasil Uji Statistik DAI Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/KgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan

Natrium Diklofenak

Ekstrak 0,388g/kgBB

Ekstrak 0,775g/kgBB

Natrium diklofenak

Ekstrak 0,388g/kgBB *0,008

Ekstrak 0,775g/kgBB *0,008 0,310

Ekstrak 1,551g/kgBB *0,008 *0,032 0,095

Keterangan : * berbeda bermakna (p<0,05)

Page 49: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

33

Mekanisme efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji ini kemungkinan

karena kemampuan untuk menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase.

Kemampuan penghambatan ini diduga karena flavonoid yang tersari dalam ekstrak

etanol daun jambu biji, flavonoid secara umum mempunyai kemampuan

menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase. Besarnya daya antiinflamasi

pada ekstak etanol daun jambu biji lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian

infusa daun jambu biji yang mungkin dikarenakan flavonoid lebih terlarut dalam

etanol 70% dibandingkan pada penyarian dengan menggunakan air.

Page 50: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

34

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun jambu biji

(Psidium guajava Linn.) mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur

Wistar yang diinduksi 0,1ml karagenin 1% dimulai pada dosis 0,775g/kgBB dan

dosis 1,551g/kgBB. Persen daya antiinflamasi daun jambu biji 0,775g/kgBB dan

1,551g/kgBB berturut-turut adalah 47,18% dan 62,55%.

B. Saran

Perlu dilakukan penelitian tentang efek antiinflamasi daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) dengan menggunakan larutan penyari yang lain.

34

Page 51: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

35

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A., dan Jacob, T., 1992, Antropologi Kesehatan Indonesia, Jilid I, 20, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, xxx, Departemen Kesehatan

Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1985, Cara Pembuatan Simplisia, 5-17, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, edisi IV, 7, Departemen Kesehatan Republik

Indonesia, Jakarta. Anonim, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, cetakan pertama,

10-11, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim, 2003, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Nomor

1076/Menkes/Sk/Vii/2003 Tentang Penyelenggaraan Pengobatan Tradisional, 3, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 2004, Definisi dan Simbol Obat Tradisional (Sesuai SK Kepala BPOM RI

no. HK.00.05.4.2411 tahun 2004), (online) (www.jombangkap.go.id/e-gow/satkerba/page/1.2.4.4/jamu, diakses tanggal 15 Mei 2008).

Anonim, 2008, Back to Nature (Berbagai Tanaman Yang Berkhasiat Obat), online

(www.solusi herbal.blogspot.com/2008/01/, diakses tanggal 15 Mei 2008). Aisah, N., 2004, Efek Antiinflamasi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)

(Psidium Guajava L.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Ansel, H. C., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi IV,608, diterjemahkan oleh Ibrahim, F., Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Atmaja, N. D., 2007, Aktivitas Antioksidan Fraksi Eter dan Air Ekstrak Metanolik

Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap Radikal Bebas 1,1-difenil 2-pikrilhidrazil (DPPH), Skripsi, Fakultas Farmasi, USB, Surakarta.

Page 52: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

36

Corsini, E., Paola R. D.,Viviani, B., Genovese, T., Mazzon, E., Lucchi, L., Galli, C.L., and Cuzzorcrea S., 2005, Increased Carragenan-Induced Acute Lung Inflamation In Old Rats, Immunology, (online);115(2):253-261. http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlender.fcw?artid=1782140 diakses tanggal 5 Januari 2008).

Dahliyanti, R., 2007, Penentuan Antioksidan Buah Jambu biji (Psidium guajava

Linn.), Skripsi, Fakultas Farmasi, UGM, Yogyakarta. Dalimarta, S., 2000, Atlas Tumbuhan Obat Indonesia, Jilid I, 71, Trubus Agrowijaya,

Indonesia. Domer, L. F., 1971, Animal Experiments in Pharmacological Analysis, 301-303,

Departement of Pharmacological School of Medicine Tulane University New orleans, Lousiana.

Geisman, R. Z., 1976, The Chemistry of Flavonoid Compound, 584, The Mac

Million Company, New York. Gunawan, D., dan Mulyani, S, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) Jilid I, 9-11,

Penebar Swadaya, Jakarta. Harbone, J. B., 1987, Metode Fitokimia; Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., 70, ITB, Bandung.

Katzung, B. G., 2001, Farmakologi Dasar dan Klinik, diterjemahkan oleh Dripa, S., 449-471, Salemba Medika, Jakarta.

Kee. J. L., dan Hayes. E. R, 1996 Farmakologi Pendekatan Proses Keperawatan, edisi 5, diterjemahkan Peter. A., 310-317, Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Mutscher, 1986, Dinamika Obat Buku Aljabar Farmakologi dan Toksikologi, edisi

V, diterjemahkan oleh Widianto, M. B dan Ranti, A. S., 195, Penerbit ITB, Bandung.

Narayana, K. R., Reddy, M.R, Chaluvadi, M. R., 2001, Bioflavonoids Classification,

Pharmacological, Biochemical Effects and Therapeutic Potential, Indian Journal Pharmacology, (online), hal 2-16, (http://medind.nic.in/ibi/t01/i1/ibit01i1p2.pdf, diakses tanggal 15 April 2007).

Rowe, C., R., Sheskey, J. P., Weller, J. W., 2003, Handbook of Pharmaceutical

Excipien, 4 edition, 101-103, Pharmaceutical Press and American Pharmaceu. th

Siswandono, M. S., 1995, Kimia Medisinal, 301-302, Airlangga Press, Surabaya.

Page 53: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

37

Siswanto, A., dan Nurulita N. A., 2005. Daya Antiinflamasi Infus Daun Mahkota Dewa (Phaleria macrocarpa Scheff. Boerl) pada Tikus Putih (Rattus Norvegicus) Jantan, Prosiding Seminar Nasional TOI XXVII, 177-181, Batu 15-16 Maret 2005.

Soedibyo, M., 1998, Atlas Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 160-162, Balai Pustaka, Jakarta.

Sudarsono, Gunawan, D., Wahyono, S., Donatus, I.A., dan Purnomo, 2002,

Tumbuhan Obat II (Hasil Penelitian, Sifat-sifat dan Penggunaan), 157-158, Pusat Studi Obat Tradisional-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Sumanti, R., 2003, Uji Aktivitas Antifungi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava

Linn.) terhadap Candida albicans serta Profil KLT, Skripsi, Fakultas Farmasi, UAD, Yogyakarta.

Takahashi, M., Umehara, N., Suzuki, S., Tezuka, M., 2001, Analgesic Action of a

Sustained Release Preparation of Diclofenac Sodium in a Canine Urate-Induced Gonarthritis, Journal of Health Science, 464–467, (online), (http://jhs.pharm.or.jp/47(5)/47(5)p464.pdf, diakses tanggal 14 april 2007).

Tjay, T. H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-obat Penting Penggunaan dan Efek Sampingnya, edisi 5, 309-310, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tjokronegoro, A., dan Baziad, A., 1992, Etik Penelitian Obat Tradisional, 27, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Van Steenis, C. G. G. J., 1947, Flora untuk sekolah, diterjemahkan oleh Surjowinoto,

M., Jurusan Botani Universitas Gadjah Mada, 34-69, 315-316, Pradnya Paramita, Jakarta.

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan Noerono, S., edisi V, 551-564, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wilmana, P. F., 1995, Analgesik Antipiretik Antiinflamasi Nonsteroid dan Obat

Pirai, Farmakologi dan Terapi, Edisi IV, editor : Ganiswara,S.G., Setiabudi, R., Suyatna, F. D., Purwantyastuti, 208, Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran, Universitas Indonesia, Penerbit Gaya Baru, Jakarta.

Yuniarti, P., 1991, Pengaruh Antibakteri Dekok Daun Jambu biji (Psidium guajava

Linn.) terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, Skripsi, Fakultas rmasi, UGM, Yogyakarta. Fa

Page 54: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

38

Page 55: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

39

Lampiran 1. Tanaman jambu biji (Psidium guajava Linn.)

Gambar 8. Foto Tanaman Jambu Biji Diambil Dari Daerah Wonogiri pada

Bulan Juli Tahun 2007

Page 56: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

40

Lampiran 2. Surat keterangan determinasi tanaman jambu biji

Page 57: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

41

Lanjutan lampiran 2 Surat keterangan determinasi tanaman jambu biji

Lampiran 4. Surat keterangan Natrium diklofenak

Lampiran 3. Sertifikat analisis Natrium diklofenak

Page 58: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

42

Lampiran 3. Sertifikat analisis natrium diklofenak

Page 59: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

43

Lampiran 4. Surat keterangan pembelian hewan uji tikus.

Page 60: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

44

Lampiran 5. Perhitungan pembuatan ekstrak etanol daun jambu biji.

a. Penimbangan ekstrak

Bobot daun jambu biji basah : 1160 g. Setelah dilakukan pengeringan, sortasi

didapatkan simplisia dengan bobot 457 g, setelah simplisia diserbuk dan dilakukan

pengayakan didapatkan simplisia dengan bobot 390 g.

Rendemen simplisia = %100basahdaunberatkeringdaunberat

×

= %1001160390

×gg

= 33,62 %b/b

Maserasi : 200 g serbuk dimaserasi dengan 1500 ml etanol 70% selama 5 hari.

Dilakukan remaserasi hingga diperoleh volume maserat 2000 ml. Maserat yang

diperoleh kemudian diuapkan:

Bobot ekstrak yang diperoleh = 62,04 g

Rendemen ekstrak = %100awalsimplisiabobot

diperolehyangekstraktotalbobot×

= 100%200g

62,04g× = 31,02 %

b. Perhitungan dosis dan pembuatan larutan stok natrium diklofenak :

Berdasarkan dosis natrium Diklofenak 25mg/kgBB (manusia 70 kg) yang dikonversi

ke tikus dengan berat 200 g, maka:

1. Dosis natrium diklofenak yang diberikan ke tikus (200 g)

Faktor konversi manusia (70 kg) ke tikus (200 g) = 0,018

Dosis pemberiannya adalah = 25 mg x 0,018

= 0,45 mg/200 gBB

= 2,25 mg/kgBB

Page 61: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

45

2. Volume pemberian peroral

= 0,45 mg/200 g

= 0,45 mg/2,5 ml ( 2,5 ml adalah setengah volume maksimal pemberian peroral

pada tikus 200 g)

3. Pembuatan larutan stok

Jika dibuat stok sebanyak 100 ml, maka penimbangan = 0,45mg2,5ml100ml

× = 18 mg

kemudian dilarutkan dengan aquadest ad 100 ml.

c. Penetapan dosis dan pembuatan larutan stok ekstrak etanol daun jambu

biji

Dosis ekstrak 1,551g/kgBB yang setara dengan konsentrasi 40% yang diberikan pada

tikus (200 g)

= mlggg 100/40

20004,62

×

= 12,408 g/100 ml

= 0,3102 g/2,5 ml

= 0,3102 g/200 gBB

= 1,551 g/kgBB

Ekstrak konsentrasi 40% ~ Ekstrak dosis 1,551g/kgBB. Pembuatan larutan stok dengan pemberian oral untuk konsentrasi 0,3102 g/2,5 ml,

jika dibuat dalam volume 100ml maka penimbangannya = mgmlml 3102,0

5,2100

×

= 12,41 g kemudian dilarutkan dengan akuades ad 100 ml.

Page 62: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 6. Data orientasi dosis natrium diklofenak pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1% Tabel 11. Hasil Orientasi Dosis Natrium Diklofenak pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1%

Perlakuan Tikus BB (g) Volume rata-rata kaki tikus (ml) pada jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%)

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

1 186,50 0,78 0,88 0,89 0,90 1,01 0,96 1,00 1,09 1,05 1,06 1,04 1,03 0,98 0,98 0,94 1,37

2 208,50 0,80 0,87 0,88 0,98 1,03 1,02 1,07 1,20 1,19 1,17 1,16 1,04 1,04 1,04 1,04 1,68

3 196,50 0,77 0,84 0,89 0,90 0,92 1,00 1,07 1,11 1,14 1,13 1,16 1,00 1,00 0,96 0,96 1,58

X 197,17 0,78 0,86 0,89 0,93 0,98 0,99 1,04 1,13 1,12 1,12 1,12 1,02 1,01 0,99 0,98 1,54

SD 11,02 0,02 0,02 0,03 0,05 0,03 0,04 0,04 0,07 0,05 0,07 0,01 0,02 0,02 0,04 0,15

Aquadest

SEM 6,36 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02 0,09 1 165,50 0,75 0,80 0,78 0,80 0,82 0,84 0,83 0,83 0,82 0,79 0,78 0,77 0,75 0,75 0,75 0,31 79,77

2 176,00 0,80 0,89 0,89 0,89 0,88 0,86 0,88 0,85 0,85 0,81 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,30 80,47

3 162,00 0,69 0,78 0,78 0,78 0,78 0,76 0,75 0,75 0,75 0,72 0,72 0,72 0,72 0,69 0,69 0,34 78,14

X 167,83 0,74 0,82 0,82 0,82 0,83 0,82 0,82 0,81 0,80 0,77 0,77 0,76 0,76 0,75 0,75 0,32 79,46

SD 7,29 0,02 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 1,20

Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB

SEM 6,36 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,01 0,69

1 187,00 0,77 0,84 0,84 0,84 0,85 0,83 0,83 0,82 0,80 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,77 0,23 85,26

2 172,00 0,75 0,80 0,80 0,80 0,80 0,78 0,78 0,77 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,13 91,74

3 187,00 0,82 0,89 0,90 0,88 0,93 0,93 0,92 0,91 0,90 0,87 0,84 0,84 0,84 0,83 0,82 0,39 74,57

X 182,00 0,78 0,84 0,85 0,84 0,86 0,85 0,84 0,83 0,82 0,80 0,79 0,79 0,79 0,78 0,78 0,25 83,86

SD 8,66 0,01 0,02 0,01 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,13 8,67

Natrium Diklofenak 6,75mg/kgBB

SEM 5,00 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,08 5,01

Page 63: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 7. Data hasil orientasi waktu pemberian kontrol positif natrium diklofenak dosis 2,25mg/kgBB pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%

Tabel 12. Hasil Orientasi Waktu Pemberian Kontrol Positif Natrium Diklofenak Dosis 2,25mg/kgBB pada Tikus Putih

Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1%

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%)

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 1 186,50 0,78 0,88 0,89 0,90 1,01 0,96 1,00 1,09 1,05 1,06 1,04 1,03 0,98 0,98 0,94 1,37 2 208,50 0,80 0,87 0,88 0,98 1,03 1,02 1,07 1,20 1,19 1,17 1,16 1,04 1,04 1,04 1,04 1,68 3 196,50 0,77 0,84 0,89 0,90 0,92 1,00 1,07 1,11 1,14 1,13 1,16 1,00 1,00 0,96 0,96 1,58 X 197,17 0,78 0,86 0,89 0,93 0,98 0,99 1,04 1,13 1,12 1,12 1,12 1,02 1,01 0,99 0,98 1,54

SD 11,02 0,02 0,02 0,03 0,05 0,03 0,04 0,04 0,07 0,05 0,07 0,01 0,02 0,02 0,04 0,15

Aquadest

SEM 6,36 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02 0,09

1 126,50 0.79 0.87 0.88 0.89 0.88 0.88 0.90 0.90 0.89 0.90 0.92 0.90 0.88 0.87 0.84 0,64 58,32 2 134,50 0.77 0.89 0.91 0.88 0.90 0.88 0.89 0.92 0.96 0.95 0.97 0.96 0.96 0.97 0.93 1,01 34,81 3 183,50 0.86 0.94 0.96 0.98 1.02 0.97 1.00 1.01 1.05 1.05 1.09 1.03 1.05 1.05 0.99 1,02 33,87 X 148,17 0.81 0.90 0.92 0.92 0.93 0.91 0.93 0.94 0.97 0.97 0.99 0.96 0.96 0.97 0.92 0,89 42,33

SD 30,86 0,02 0,02 0,01 0,03 0,01 0,02 0,02 0,05 0,04 0,05 0,04 0,06 0,06 0,06 0,02 13,86

Natrium Diklofenak 1Jam Sebelum

Induksi

SEM 17,82 0,01 0,01 0,00 0,02 0,01 0,01 0,01 0,03 0,02 0,03 0,02 0,03 0,04 0,03 0,01 8,00

1 176,50 0,87 0,93 0,93 0,96 1,02 0,98 1,00 1,04 1,05 1,08 1,10 1,10 1,12 1,13 1,15 1,10 28,81 2 188,50 0,86 0,93 0,92 0,97 0,97 0,98 0,99 1,00 1,01 1,02 1,00 1,02 1,03 1,01 1,00 0,89 42,54 3 139,50 0,82 0,91 0,89 0,88 0,89 0,87 0,88 0,87 0,88 0,89 0,89 0,90 0,92 0,94 0,93 0,48 68,69 X 168,17 0,85 0,92 0,92 0,94 0,96 0,95 0,96 0,97 0,98 1,00 1,00 1,01 1,02 1,03 1,02 0,82 46,68

SD 25,54 0,02 0,00 0,03 0,04 0,04 0,04 0,06 0,06 0,07 0,08 0,07 0,07 0,07 0,09 0,02 20,26

Na, Diklofenak 0,5Jam Sebelum

Induksi

SEM 14,75 0,01 0,00 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,04 0,05 0,01 11,70

1 171,50 0,86 0,92 0,92 0,96 0,96 0,94 0,95 0,93 0,93 0,96 0,95 0,97 1,00 0,96 0,94 0,57 63,26 2 174,50 0,80 0,91 0,94 0,95 0,96 0,97 0,96 0,95 0,96 0,97 1,01 1,01 1,01 1,00 1,06 1,12 27,57 3 137,50 0,76 0,85 0,86 0,86 0,86 0,83 0,82 0,84 0,85 0,89 0,86 0,87 0,85 0,85 0,85 0,60 60,91 X 161,17 0,81 0,89 0,90 0,92 0,93 0,91 0,91 0,91 0,91 0,94 0,94 0,95 0,95 0,94 0,95 0,76 50,58

SD 20,55 0,02 0,04 0,03 0,03 0,05 0,05 0,04 0,05 0,04 0,07 0,06 0,06 0,06 0,10 0,02 19,96

Na, Diklofenak Sesaat Sebelum

Induksi

SEM 11,86 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,04 0,03 0,03 0,04 0,06 0,01 11,52

Page 64: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 8. Data hasil orientasi dosis ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%

Tabel 13. Hasil Orientasi Dosis Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB dan

1,551g/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1%

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%)

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

1 186,50 0,78 0,88 0,89 0,90 1,01 0,96 1,00 1,09 1,05 1,06 1,04 1,03 0,98 0,98 0,94 1,37

2 208,50 0,80 0,87 0,88 0,98 1,03 1,02 1,07 1,20 1,19 1,17 1,16 1,04 1,04 1,04 1,04 1,68

3 196,50 0,77 0,84 0,89 0,90 0,92 1,00 1,07 1,11 1,14 1,13 1,16 1,00 1,00 0,96 0,96 1,58

X 197,17 0,78 0,86 0,89 0,93 0,98 0,99 1,04 1,13 1,12 1,12 1,12 1,02 1,01 0,99 0,98 1,54

SD 11,02 0,02 0,02 0,03 0,05 0,03 0,04 0,04 0,07 0,05 0,07 0,01 0,02 0,02 0,04 0,15

Aquadest

SEM 6,36 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02 0,09

1 165,50 0,75 0,80 0,78 0,80 0,82 0,84 0,83 0,83 0,82 0,79 0,78 0,77 0,75 0,75 0,75 0,31 79,77

2 176,00 0,80 0,89 0,89 0,89 0,88 0,86 0,88 0,85 0,85 0,81 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,30 80,47

3 162,00 0,69 0,78 0,78 0,78 0,78 0,76 0,75 0,75 0,75 0,72 0,72 0,72 0,72 0,69 0,69 0,34 78,14

X 167,83 0,74 0,82 0,82 0,82 0,83 0,82 0,82 0,81 0,80 0,77 0,77 0,76 0,76 0,75 0,75 0,32 79,46

SD 7,29 0,02 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,32 79,46

Natrium Diklofdenak 2,25mg/kgBB

SEM 4,21 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 1,20

1 190,50 0,66 0,74 0,78 0,80 0,81 0,80 0,78 0,81 0,78 0,77 0,78 0,76 0,76 0,74 0.71 0,76 50,66

2 200,00 0,73 0,82 0,84 0,84 0,85 0,82 0,79 0,79 0,78 0,79 0,78 0,76 0,75 0,75 0.74 0,40 74,18

3 174,50 0,83 0,92 0,90 0,90 0,91 0,91 0,94 0,94 0,93 0,92 0,92 0,91 0,90 0,87 0.85 0,53 65,93

X 174,50 0,74 0,83 0,84 0,85 0,86 0,84 0,84 0,85 0,83 0,83 0,83 0,81 0,80 0,79 0.77 0,56 63,59

SD 12,89 0,01 0,03 0,04 0,04 0,03 0,04 0,05 0,04 0,03 0,04 0,04 0,04 0,03 0,02 0,18 11,94

Ekstrak 0,775g/kgBB

SEM 7,44 0,00 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03 0,02 0,01 0,11 6,89

1 178,00 0,80 0,87 0,91 0,90 0,92 0,89 0,88 0,86 0,85 0,84 0,84 0,83 0,82 0,80 0,80 0,41 73,71

2 162,00 0,84 0,93 0,94 0,94 0,96 0,93 0,92 0,91 0,95 0,94 0,96 0,87 0,88 0,87 0,84 0,54 65,07

3 176,50 0,80 0,88 0,90 0,90 0,92 0,92 0,94 0,92 0,90 0,91 0,90 0,88 0,87 0,86 0,85 0,65 58,05

X 172,17 0,81 0,89 0,91 0,92 0,93 0,91 0,91 0,90 0,90 0,90 0,90 0,86 0,85 0,84 0,83 0,65 65,61

SD 8,84 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,12 7,84

Ekstrak 1,551g/kgBB

SEM 5,10 0,01 0,00 0,00 0,00 0,01 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,01 0,02 0,02 0,07 4,53

Page 65: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 9. Data hasil orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) dosis 0,775g/kgBB pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%

Tabel 14. Hasil Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.), Kelompok Kontrol

Negatif Aquadest, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan Waktu Pemberian 1jam Sebelum Induksi Karagenin 1% pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%)

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

1 186,50 0,78 0,88 0,89 0,90 1,01 0,96 1,00 1,09 1,05 1,06 1,04 1,03 0,98 0,98 0,94

2 208,50 0,80 0,87 0,88 0,98 1,03 1,02 1,07 1,20 1,19 1,17 1,16 1,04 1,04 1,04 1,04

3 196,50 0,77 0,84 0,89 0,90 0,92 1,00 1,07 1,11 1,14 1,13 1,16 1,00 1,00 0,96 0,96

X 197,17 0,78 0,86 0,89 0,93 0,98 0,99 1,04 1,13 1,12 1,12 1,12 1,02 1,01 0,99 0,98

SD 11,02 0,02 0,02 0,03 0,05 0,03 0,04 0,04 0,07 0,05 0,07 0,01 0,02 0,02 0,04

Aquadest

SEM 6,36 0,01 0,01 0,02 0,03 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,04 0,00 0,01 0,01 0,02

1 165,50 0,75 0,80 0,78 0,80 0,82 0,84 0,83 0,83 0,82 0,79 0,78 0,77 0,75 0,75 0,75 0,31 79,77

2 176,00 0,80 0,89 0,89 0,89 0,88 0,86 0,88 0,85 0,85 0,81 0,80 0,80 0,80 0,80 0,80 0,30 80,47

3 162,00 0,69 0,78 0,78 0,78 0,78 0,76 0,75 0,75 0,75 0,72 0,72 0,72 0,72 0,69 0,69 0,34 78,14

X 167,83 0,74 0,82 0,82 0,82 0,83 0,82 0,82 0,81 0,80 0,77 0,77 0,76 0,76 0,75 0,75 0,32 79,46

SD 7,29 0,02 0,03 0,02 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,00 0,00 0,32 79,46

Natrium Diklofdenak 2,25mg/kgBB

SEM 4,21 0,01 0,02 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 1,20

1 160,00 0,83 0,91 0,89 0,95 1,05 1,06 1,07 1,09 1,10 1,09 1,09 1,09 1,06 1,07 1,04 1,40 9,52

2 158,50 0,80 0,89 0,89 0,91 0,96 0,97 0,97 0,95 0,96 0,95 0,93 0,93 0,89 0,90 0,89 0,86 44,61

3 163,00 0,80 0,88 0,85 0,93 0,98 1,00 1,01 1,02 1,01 1,00 0,99 0,99 0,95 0,91 0,90 1,07 30,57

X 160,50 0,81 0,89 0,88 0,93 1,00 1,01 1,02 1,02 1,02 1,01 1,00 1,00 0,97 0,96 0,94 1,11 28,23

SD 2,29 0,00 0,02 0,01 0,03 0,03 0,03 0,05 0,06 0,06 0,06 0,06 0,07 0,08 0,07 0,27 17,66

Ekstrak 1Jam Sebelum Induksi

SEM 1,32 0,00 0,01 0,00 0,02 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,05 0,04 0,16 10,20

Page 66: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lanjutan lampiran 9 Tabel 15. Hasil Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Kelompok Waktu

Pemberian 0,5jam dan Sesaat Sebelum Induksi Karagenin 1% pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%0

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

1 171,50 0,89 0,97 0,96 0,97 1,06 1,08 1,14 1,14 1,14 1,14 1,13 1,10 1,10 1,07 1,07 1,24 19,83

2 153,00 0,85 0,92 0,94 0,90 0,93 0,94 0,95 0,93 0,92 0,90 0,91 0,92 0,91 0,88 0,87 0,44 71,77

3 156,00 0,75 0,84 0,86 0,86 0,88 0,98 0,98 0,98 0,97 0,96 0,93 0,92 0,94 0,92 0,92 1,16 24,69

X 160,17 0,83 0,91 0,92 0,91 0,96 1,00 1,02 1,02 1,01 1,00 0,99 0,98 0,98 0,96 0,95 0,95 38,76

SD 9,93 0,01 0,02 0,03 0,05 0,08 0,08 0,09 0,10 0,10 0,09 0,07 0,08 0,09 0,09 0,44 28,68

Ekstrak 0,5jam sebelum

Induksi

SEM 5,73 0,00 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,05 0,06 0,06 0,05 0,04 0,05 0,05 0,05 0,26 16,56

1 186,00 0,83 0,87 0,92 0,96 1,02 1,06 1,11 1,12 1,13 1,11 1,10 1,08 1,06 1,05 1,04 1,45 6,06

2 184,00 0,78 0,86 0,90 0,90 1,00 1,00 1,04 1,05 1,02 0,99 0,97 0,96 0,95 0,95 0,93 1,25 19,02

3 183,00 0,80 0,88 0,90 0,91 0,95 0,95 1,00 0,98 0,97 0,97 0,96 0,95 0,94 0,92 0,89 0,96 37,54

X 184,33 0,80 0,87 0,91 0,92 0,99 1,01 1,05 1,05 1,04 1,02 1,01 1,00 0,98 0,97 0,95 1,22 20,87

SD 1,53 0,03 0,02 0,01 0,03 0,04 0,04 0,06 0,06 0,06 0,06 0,05 0,04 0,05 0,06 0,24 15,82

Ekstrak Sesaat Sebelum

Induksi

SEM 0,88 0,02 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,03 0,04 0,14 9,13

Page 67: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lampiran 10. Data hasil uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%

Tabel 16. Hasil Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Kelompok Kontrol Negatif

Aquadest, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan Ekstrak Dosis 0,388g/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1%

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC

(ml.jam) DAI (%)

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5 1 198,00 0,90 1,00 1,01 1,00 0,97 1,02 1,05 1,05 1,05 1,02 1,02 1,05 1,06 1,10 0,99 0,82 2 190,50 0,88 0,94 0,93 0,95 1,04 1,11 1,19 1,24 1,23 1,21 1,28 1,21 1,22 1,24 1,21 1,81 3 175,00 0,90 0,99 0,96 0,99 1,06 1,09 1,16 1,18 1,14 1,13 1,12 1,09 1,10 1,10 1,09 1,24 4 168,00 0,84 0,93 0,94 0,94 0,98 1,03 1,05 1,06 1,05 1,04 0,98 0,97 0,97 0,96 0,93 1,00 5 196,50 0,77 0,84 0,89 0,90 0,92 1,00 1,07 1,11 1,14 1,13 1,16 1,00 1,00 0,96 0,96 1,58 X 185,60 0,86 0,94 0,95 0,96 0,99 1,05 1,10 1,13 1,12 1,11 1,11 1,06 1,07 1,07 1,04 1,29

SD 13,40 0,02 0,03 0,02 0,04 0,05 0,07 0,09 0,09 0,10 0,13 0,08 0,08 0,09 0,10 0,04

Aquadest

SEM 5,99 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,04 0,04 0,02 1 160,50 0,83 0,90 0,90 0,86 0,90 0,85 0,90 0,90 0,91 0,90 0,87 0,87 0,86 0,85 0,84 0,32 75,02 2 173,50 0,88 0,96 0,95 0,91 0,94 0,93 0,96 0,95 0,94 0,94 0,91 0,90 0,89 0,89 0,89 0,30 76,45 3 160,50 0,85 0,93 0,93 0,88 0,91 0,91 0,94 0,95 0,94 0,92 0,91 0,89 0,88 0,87 0,88 0,37 71,38 4 160,50 0,86 0,94 0,91 0,91 0,91 0,91 0,93 0,95 0,93 0,91 0,87 0,87 0,86 0,86 0,86 0,25 80,70 5 182,50 0,94 1,02 1,00 0,99 0,97 0,98 1,02 1,00 1,03 1,01 0,98 0,95 0,95 0,95 0,95 0,31 76,25 X 167,50 0,87 0,95 0,94 0,91 0,93 0,92 0,95 0,95 0,95 0,94 0,91 0,90 0,89 0,88 0,88 0,31 75,96

SD 10,10 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,01 0,01 0,01 0,04 3,34

Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB

SEM 4,52 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00 0,02 1,49

1 198,50 0,82 0,88 0,90 0,89 0,90 1,04 1,07 1,09 1,09 1,12 1,08 1,02 1,00 0,99 0,96 1,23 4,55 2 169,00 0,86 0,95 0,96 0,92 0,91 1,01 1,02 1,03 1,05 1,08 1,02 1,01 1,00 0,99 0,94 0,88 31,41 3 191,00 0,97 1,06 1,08 1,07 1,06 1,10 1,09 1,10 1,11 1,10 1,06 1,05 1,04 1,02 0,99 0,65 63,86 4 158,00 0,78 0,85 0,85 0,84 0,84 0,92 0,97 0,99 1,00 0,99 0,96 0,96 0,94 0,92 0,92 0,95 26,62 5 200,00 0,90 0,99 1,01 0,98 0,98 0,98 0,97 1,02 1,04 1,04 0,99 1,00 0,96 0,96 0,92 0,60 53,34 X 179,13 0,87 0,95 0,96 0,94 0,94 1,01 1,02 1,05 1,06 1,07 1,02 1,01 0,99 0,98 0,95 0,86 35,96

SD 18,80 0,01 0,02 0,02 0,02 0,05 0,07 0,06 0,05 0,07 0,07 0,05 0,05 0,05 0,06 0,25 23,32

Ekstrak 0,388g/kgBB

SEM 8,41 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03 0,11 10,43

Page 68: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

Lanjutan lampiran 10 Tabel 17. Hasil Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Ekstrak Dosis 0,775g/kgBB

dan 1,551g/kgBB pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar Yang Diinduksi Karagenin 1%

Perlakuan Tikus BB (g) Volume Rata-rata Kaki Tikus (ml) Pada Jam ke AUC (ml.jam)

DAI (%0

Vo 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

1 170,00 0,88 0,96 0,97 0,96 0,96 0,97 1,04 1,04 1,03 1,02 1,05 1,04 1,00 1,00 0,96 0,85 33,90

2 177,00 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,91 0,42 67,77

3 189,00 0,92 1,00 1,01 1,00 0,99 1,08 1,08 1,10 1,09 1,09 1,02 1,04 1,02 1,01 0,99 0,78 39,11

4 176,50 0,84 0,93 0,90 0,90 0,91 0,92 0,94 0,95 0,93 0,92 0,92 0,91 0,90 0,87 0,86 0,53 59,23

5 181,00 0,88 0,96 1,05 1,05 1,04 1,05 1,05 1,02 1,02 1,01 0,98 0,98 0,98 0,94 0,92 0,83 35,87

X 178,70 0,88 0,97 0,98 0,97 0,97 1,00 1,02 1,02 1,01 1,01 0,99 0,99 0,97 0,95 0,93 0,68 47,18

SD 6,98 0,01 0,04 0,05 0,04 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,04 0,04 0,04 0,04 0,03 0,20 15,32

Ekstrak 0,775g/kgBB

SEM 3,12 0,00 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,09 6,85

1 182,00 0,92 0,99 1,00 0,98 0,98 0,98 1,01 1,01 1,00 1,00 0,97 0,98 0,95 0,93 0,92 0,40 69,07

2 182,00 0,87 0,96 0,95 0,94 0,96 0,96 0,97 0,97 0,95 0,94 0,92 0,91 0,91 0,88 0,88 0,44 65,96

3 175,50 0,87 0,94 0,95 0,94 0,93 0,95 1,00 1,00 1,01 1,03 1,01 1,02 1,01 0,98 0,93 0,73 43,51

4 189,00 0,99 1,09 1,06 1,05 1,02 1,06 1,08 1,07 1,06 1,10 1,06 1,04 1,00 1,00 1,00 0,38 70,17

5 158,00 0,84 0,92 0,91 0,91 0,92 0,93 0,95 0,96 0,94 0,93 0,91 0,89 0,86 0,85 0,85 0,46 64,02

X 177,30 0,90 0,98 0,97 0,96 0,96 0,98 1,00 1,00 0,99 1,00 0,98 0,97 0,94 0,93 0,92 0,48 62,55

SD 11,80 0,01 0,01 0,01 0,02 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,04 0,05 0,05 0,03 0,14 10,92

Ekstrak 1,551g/kgBB

SEM 5,28 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,01 0,06 4,88

Page 69: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

53

Lampiran 11. Hasil analisis statistik AUC hubungan volume udem terhadap waktu, pada uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi 0,1 ml karagenin 1%.

NPar Tests

Descriptive Statistics

25 .72520 .408984 .250 1.810N Mean Std. Deviation Minimum Maximum

AUC

sss

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

25.72520

.408984.142.142

-.123.708.697

AUCN

Oneway

Data diatas varian datanya tidak homogen sehingga perlu dilakukan transformasi.

Bentuk transformasi datanya adalah menggunakan seper_squart dan dari hasil

transformasi tersebut variansi datanya homogen sehingga dilanjutkan uji anova.

Meanal Parameters a,bNormStd. DeviationAbsolutePositive

Most ExD

tremeifferences

NegativeKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Descriptives

AUC

5 1.29000 .406817 .181934 .78487 1.79513 .820 1.810

5 .31000 .043012 .019235 .25659 .36341 .250 .370

5 .86200 .253515 .113375 .54722 1.17678 .600 1.230

5 .68200 .194602 .087029 .44037 .92363 .420 .850

5 .48200 .142197 .063592 .30544 .65856 .380 .730

25 .72520 .408984 .081797 .55638 .89402 .250 1.810

Kontrol negatifKontrol positif Nadiklofenak 2.25mg/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 0.388g/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 0.775g/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 1.551g/kgBB tikusTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound Upper Bound

95% Confidence Interval forMean

Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

AUC

4.633 4 20 .008

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Page 70: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

54

Lampiran 12. Hasil analisis statistik data transformasi AUC uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi 0,1 ml karagenin 1% dengan bentuk seper_squart.

NPar Tests

Descriptive Statistics

25 1.3075 .35046 .74 2.00SEPER_SQUART_AUCN Mean Std. Deviation Minimum Maximum

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

251.3075.35046

.132

.132-.083.661.775

SEPER_SQUART_

AUCN

Oneway

Meanormal Parameters a,bNStd. DeviationAbsolutePositive

MDi

ost Extremefferences

NegativeKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Descriptives

SEPER_SQUART_AUC

5 .9082 .14737 .06591 .7253 1.0912 .74 1.10

5 1.8067 .12829 .05737 1.6474 1.9660 1.64 2.00

5 1.1050 .15970 .07142 .9067 1.3033 .90 1.29

5 1.2462 .20340 .09096 .9937 1.4988 1.08 1.54

5 1.4711 .17797 .07959 1.2502 1.6921 1.17 1.62

25 1.3075 .35046 .07009 1.1628 1.4521 .74 2.00

Kontrol negatifKontrol positif Nadiklofenak 2.25mg/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 0.388g/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 0.775g/kgBB tikusEkstrak etanoldaun jambu biji 1.551g/kgBB tikusTotal

N Mean Std. Deviation Std. Error Lower Bound

95% Confidence Interval forMean

Upper Bound Minimum Maximum

Test of Homogeneity of Variances

SEPER_SQUART_AUC

.639 4 20 .641

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

ANOVA

SEPER_SQUART_AUC

2.401 4 .600 21.949 .000.547 20 .027

2.948 24

Sum ofSquares df Mean Square F Sig.

Between GroupsWithin GroupsTotal

Page 71: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

55

Lanjutan lampiran 12 Post Hoc Tests Multiple Comparisons Dependent Variable: SEPER_SQUART_AUC LSD

95% Confidence Interval

(I) PERLAKUAN (J) PERLAKUAN Mean Difference (I-J) Std. Error Sig.

Lower Bound Upper Bound

Na diklofenak 2.25mg/kgBB tikus -.89847(*) .10459 .000 -1.1166 -.6803

Ekstrak dosis 0.388g/kgBB tikus -.19676 .10459 .075 -.4149 .0214

Ekstrak dosis 0.775g/kgBB tikus -.33800(*) .10459 .004 -.5562 -.1198 Kontrol negatif

Ekstrak dosis 1.551g/kgBB tikus -.56291(*) .10459 .000 -.7811 -.3447

Na diklofenak 2.25mg/kgBB tikus Kontrol negatif .89847(*) .10459 .000 .6803 1.1166

Ekstrak dosis 0.388g/kgBB tikus .70171(*) .10459 .000 .4835 .9199

Ekstrak dosis 0.775g/kgBB tikus .56047(*) .10459 .000 .3423 .7786

Ekstrak dosis 1.551g/kgBB tikus .33556(*) .10459 .004 .1174 .5537

Kontrol negatif .19676 .10459 .075 -.0214 .4149

Na diklofenak 2.25mg/kgBB tikus -.70171(*) .10459 .000 -.9199 -.4835

Ekstrak dosis 0.775g/kgBB tikus -.14124 .10459 .192 -.3594 .0769 Ekstrak dosis

0.388g/kgBB tikus

Ekstrak dosis 1.551g/kgBB tikus -.36615(*) .10459 .002 -.5843 -.1480

Kontrol negatif .33800(*) .10459 .004 .1198 .5562

Na diklofenak 2.25mg/kgBB tikus -.56047(*) .10459 .000 -.7786 -.3423

Ekstrak dosis 0.388g/kgBB tikus .14124 .10459 .192 -.0769 .3594

Ekstrak dosis 0.775g/kgBB tikus

Ekstrak dosis 1.551g/kgBB tikus -.22491(*) .10459 .044 -.4431 -.0067

Kontrol negatif .56291(*) .10459 .000 .3447 .7811

Na diklofenak 2.25mg/kgBB tikus -.33556(*) .10459 .004 -.5537 -.1174

Ekstrak dosis 0.388g/kgBB tikus .36615(*) .10459 .002 .1480 .5843 Ekstrak dosis

1.551g/kgBB tikus

Ekstrak dosis 0.775g/kgBB tikus .22491(*) .10459 .044 .0067 .4431

• The mean difference is significant at the .05 level.

Page 72: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

56

Lampiran 13. Hasil analisis statistik DAI uji efek daya antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi 0,1 ml karagenin 1%.

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

2055.40950

20.815603.208.112

-.208.928.355

DAIN

Oneway Descriptives DAI

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minimum Maximum

Na diklofenak 2,25 mg/kgBB tikus 5 75.96000 3.341100 1.494185 71.81148 80.10852 71.380 80.700

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 35.95600 23.318450 10.428328 7.00232 64.90968 4.550 63.860

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 47.17600 15.317881 6.850365 28.15634 66.19566 33.900 67.770

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 62.54600 10.918852 4.883059 48.98845 76.10355 43.510 70.170

Total 20 55.40950 20.815603 4.654510 45.66750 65.15150 4.550 80.700

Test of Homogeneity of Variances

DAI

4.557 3 16 .017

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Meana,bNormal ParametersStd. DeviationAbsolutePositive

Most ExtremeferencesDif

NegativeKolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

Page 73: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

57

Lampiran 14. Hasil analisis statistik data transformasi DAI uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi 0,1 ml karagenin 1% dengan bentuk bentuk DAI kuadrat.

Oneway Descriptives DAI_KUADRAT

95% Confidence Interval for Mean

N Mean Std. Deviation Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minimum Maximum

Na diklofenak 2,25 mg/kgBB tikus 5 5778.8520 508.44238 227.38234 5147.5374 6410.1666 5095.10 6512.49

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 1727.8340 1678.89008 750.82247 -356.7833 3812.4514 20.70 4078.10

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 2413.2850 1548.95775 692.71496 489.9999 4336.5700 1149.21 4592.77

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 4007.3792 1226.65956 548.57883 2484.2802 5530.4782 1893.12 4923.83

Total 20 3481.8375 2010.21874 449.49857 2541.0262 4422.6489 20.70 6512.49

Test of Homogeneity of Variances

DAI_KUADRAT

Lampiran 15. Hasil analisis statistik DAI dengan uji Kruskall-Wallis dan Mann-

Whitney pada uji efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur wistar yang diinduksi 0,1 ml karagenin 1%.

NPar Tests Kruskal-Wallis Test Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 4.80

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 7.40

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 11.80

Total 20

Lanjutan lampiran 15

3.382 3 16 .044

LeveneStatistic df1 df2 Sig.

Test Statistics a,b

14.2913

.003

Chi-SquaredfAsymp. Sig.

DAI

Kruskal Wallis Testa.

Grb. ouping Variable: PERLAKUAN

Page 74: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

58

Lanjutan lampiran 15 NPar Tests Mann-Whitney Test Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Na diklofenak 2,25 mg/kgBB tikus 5 8.00 40.00

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 3.00 15.00 DAI

Total 10

Test Statistics b

.00015.000-2.611

.009

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

DAI

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: PERLAKUANb.

Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Na diklofenak 2,25 mg/kgBB tikus 5 8.00 40.00

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 3.00 15.00 DAI

Total 10

Test Statistics b

.00015.000-2.611

.009

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

DAI

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: PERLAKUANb.

Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Na diklofenak 2,25 mg/kgBB tikus 5 8.00 40.00

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 3.00 15.00 DAI

Total 10

Test Statistics b

.00015.000-2.611

.009

.008a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

DAI

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: PERLAKUANb.

Page 75: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

59

Lanjutan lampiran 15 Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 4.40 22.00

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 6.60 33.00 DAI

Total 10

Test Statistics b

7.00022.000-1.149

.251

.310a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)]

DAI

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: PERLAKUANb.

Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Ekstrak 0,388 g/kgBB tikus 5 3.40 17.00

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 7.60 38.00

DAI

Total 10

Lanjutan lampiran 15 Lanjutan lampiran 15

Test Statistics b

2.00017.000-2.193

.028

.032a

Mann-Whitney UWilcoxon WZAsymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailed

DAI

Sig.)]

Na. ot corrected for ties.

Grb. ouping Variable: PERLAKUAN

Ranks

PERLAKUAN N Mean Rank Sum of Ranks

Ekstrak 0,775 g/kgBB tikus 5 3.80 19.00

Ekstrak 1,551 g/kgBB tikus 5 7.20 36.00 DAI

Total 10

Test Statistics b

4.000DAI

Mann-Whitney U19.000Wilcoxon W-1.776Z

.076Asymp. Sig. (2-tailed)Exact Sig. [2*(1-tailedSig.)] .095

a

Not corrected for ties.a.

Grouping Variable: PERLAKUANb.

Page 76: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

1

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.)

PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

MAKALAH

Oleh :

WENNY ANGGRAINI

K 100 04 0022

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

SURAKARTA 2008

Page 77: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

2

PENGESAHAN MAKALAH

Berjudul:

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.)

PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR

Oleh :

WENNY ANGGRAINI K 100040022

Telah disetujui dan disahkan pada

Hari :

Tanggal :

Pembimbing Pendamping

Arifah Sri Wahyuni, S. Si., Apt

Page 78: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

3

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN

GALUR WISTAR

ANTIINFLAMMATORY EFFECT ETANOL EXTRACT OF LEAVES OF PSIDIUM (Psidium guajava Linn.)

IN WISTAR MALE RATS

INTISARI

Inflamasi merupakan suatu respon jaringan pada tubuh terhadap cedera dan infeksi. Daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) secara empiris berfungsi sebagai antiinflamasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui besarnya efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji (Psidium guajava Linn.) pada tikus putih jantan galur Wistar yang diinduksi karagenin 1%.

Uji efek antiinflamasi ini menggunakan rancangan acak lengkap pola searah dengan hewan uji tikus putih jantan galur Wistar sebanyak 25 ekor umur 2-3 bulan, berat 150-200 g yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok I diberi kontrol negatif dengan Akuades 2,5ml/200gBB, kelompok II diberi kontrol positif dengan natrium diklofenak 2,25mg/kgBB, kelompok III, IV dan V masing-masing diberikan perlakuan ekstrak etanol berturut-turut dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB, semua perlakuan tersebut diberikan peroral. Pengukuran volume udem berturut-turut setiap 0,5 jam selama 6,5 jam. Dari data volume udem dihitung AUC (Area Under the Curve) yaitu luasan daerah di bawah kurva antara rata-rata volume udem terhadap waktu dan persen daya antiinflamasi. Data dianalisis dengan anova satu jalan dan dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference) dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol daun jambu biji mempunyai efek antiinflamasi pada dosis 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB (p<0,05). Persen daya antiinflamasi daun jambu biji dosis 0,775g/kgbB dan 1,551g/kgBB berturut-turut adalah 47,18% dan 62,55%. Kata kunci : antiinflamasi, ekstrak etanol, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.)

ABSTRACT Inflammation is a tisue respon in the body to injury and infection. Empirically Guava leaf (Psidium guajava Linn.) has been used as medicine to reduce antiinflamatory. The research to know the effect of antiinflammatory of the leaf was evaluated using carrageenan 1%. This research used the complete random design, with 25 Wistar male rats, 2-3 months old, 150-200 g to devide to five groups. Group I was treated negative control used Aquadest, group II treated by positive control using natrium diklofenac 2,25mg/kg and group III, IV and V were treated by gave etanol extract on 0,388g/kg, 0,775g/kg, and 1,551g/kg for each. The survey of udem’s volume at 0,5 hours since 6,5 hours. From this data could be accumulated AUC (Area Under the Curve)

Page 79: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

4

between udem’s volume for time and % Antiinflamatory Activity. Oneway anova test result and LSD test (Least Significant Difference) with receiveable 95%. The result indicated that leaf of psidium guajava have antiinflamatory activity in 0,775g/kg weigt dose and 1,551g/kg weigt dose. Percentase of the antiinflammatory effect from psidium guajava are 47,18% for 0,775g/kg and 62,55% for 1,551g/kg Key word : antiinflamatory, etanol extract, leaves of psidium (Psidium guajava Linn. PENDAHULUAN

Banyak jenis tanaman yang dapat tumbuh di Indonesia yang sebagian besar dapat

digunakan sebagai sumber bahan obat alam dan telah banyak digunakan oleh

masyarakat secara turun temurun untuk keperluan pengobatan guna mengatasi

masalah kesehatan. Obat tradisional tersebut perlu diteliti dan dikembangkan

sehingga dapat bermanfaat secara optimal untuk peningkatan kesehatan masyarakat

(Tjokronegoro dan Baziad, 1992). Masyarakat luas beranggapan bahwa penggunaan

obat tradisional lebih aman dibandingkan dengan obat kimia sehingga mereka lebih

suka menggunakan obat tradisional untuk menyembuhkan penyakitnya. Walaupun

demikian bukan berarti obat tradsional tidak memiliki efek samping yang

merugikan, bila penggunaannya kurang tepat. Dan kurangnya informasi tentang obat

tradisional oleh masyarakat merupakan salah satu kendala dalam penggunaan obat

tradisional sehingga penggunaannya menjadi kurang optimal

Inflamasi merupakan suatu gejala pada beberapa penyakit dan dirasa oleh banyak

orang tidak nyaman. Obat modern yang biasa digunakan sebagai antiinflamasi adalah

obat golongan AINS (Antiinflamasi Non Steroid) yang pada umumnya mempunyai

efek samping tukak lambung, sehingga perlu dicari pengobatan alternatif untuk

melawan dan mengendalikan rasa nyeri dan peradangan dengan efek samping yang

relatif lebih kecil, misalnya obat yang berasal dari tumbuhan. Salah satu obat

tradisional yang digunakan secara empiris sebagai antiinflamasi adalah tanaman

jambu biji. Menurut Soedibyo (1998) bagian tanaman jambu biji yang dapat

berkhasiat sebagai obat tradisional adalah daun dan buahnya. Daun jambu biji

menurut resep obat tradisional dapat dimanfaatkan sebagai antiinflamasi, hemostatik

dan astringensia. Buahnya dapat digunakan sebagai obat disentri dan kencing manis.

Page 80: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

5

Penelitian Aisah (2004) menunjukkan bahwa infusa daun jambu biji mempunyai

aktifitas sebagai antiinflamasi dengan persen daya antiinflamasi 40,08% pada dosis

5g/kgBB. Dari beberapa hasil skrining fitokimia tanaman jambu biji ditemukan

senyawa tanin, minyak atsiri, flavonoid, saponin dan kemungkinan senyawa

golongan arbutin (Yuniarti, 2007; Atmaja, 2007 dan Sumanti, 2003). Flavonoid

dapat menghambat beberapa enzim antara lain : aldose reduktase, xantin oksidase,

CA2+ ATPase, fosfodiesterase, lipooksigenase dan siklooksigenase (Narayana, 2001;

Geissman, 1962), sehingga senyawa yang diduga mempunyai aktivitas sebagai

antiinflamasi adalah flavonoid karena dapat menghambat enzim siklooksigenase

yang berperan dalam terjadinya inflamasi.

Flavonoid ini dapat diekstraksi dengan etanol 70% (Harborne, 1987; Anonim,

1979). Pelarut etanol dapat digunakan untuk menyari zat yang kepolaran relatif

tinggi sampai relatif rendah, karena etanol merupakan pelarut universal, etanol tidak

menyebabkan pembengkakan membran sel, dapat memperbaiki stabilitas bahan obat

yang terlarut dan juga efektif dalam menghasilkan jumlah bahan aktif yang optimal

(Voigt, 1994). Ekstrak etanol daun jambu biji ini didapatkan melalui maserasi yang

merupakan metode penyarian yang cocok untuk senyawa yang tidak tahan

pemanasan dengan suhu tinggi (Voigt, 1994). Sediaan infusa hanya dapat menyari

zat-zat yang bersifat polar, penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak

stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang, oleh karena itu sari yang

diperoleh tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986). Kelemahan

lainnya adalah menyebabkan pembengkakan sel sehingga bahan aktif akan terikat

kuat pada simplisia. Sedangkan bentuk sediaan ekstrak selain dapat disimpan lebih

lama juga dapat dipakai berulang. Etanol dapat menyari senyawa-senyawa yang tidak

dapat tersari oleh air yaitu lemak, terpenoid, antrakinon, kumarin, flavonoid

polimetil, resin, klorofil, isoflavon, alkaloid bebas, kurkumin dan fenol lain.

Berdasarkan uraian inilah dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui

manfaat daun jambu biji sebagai antiinflamasi dengan bentuk sediaan lain yaitu

dengan ekstrak etanol 70% daun jambu biji dengan ekstraksinya menggunakan

metode maserasi, karena maserasi merupakan metode penyarian yang cocok untuk

senyawa yang tidak tahan pemanasan dengan suhu tinggi. Sehingga dengan

Page 81: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

6

penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tambahan mengenai manfaat

ekstrak etanol daun jambu biji sebagai antiinflamasi.

METODE PENELITIAN

A. ALAT DAN BAHAN

1. Alat : timbangan, spuit injeksi (terumo), jarum oral, blender, pletismometer,

ayakan no 4/18, pengukur waktu, kompor listrik, oven dan alat-alat gelas. 2. Bahan : a. Tanaman daun jambu biji yang masih muda berwarna hijau pupus, bebas dari

hama, penyakit dan pengganggu lainnya. yang diambil pada bulan Juli 2007 dari

desa Donoharjo Wonogiri.

b. Bahan : karagenin tipe λ (Sigma Chemical Co), NaCl 0,9% (Otsuka), natrium

diklofenak (Pharos), akuades (Ikapharmindo Putramas), etanol 70% (Teknis).

c. Hewan uji : tikus putih jantan sehat galur Wistar umur 2-3 bulan dengan berat

badan 150-200 g diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Fakultas Farmasi

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.

B. JALANNYA PENELITIAN

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan di Laboratorium Biologi Fakultas FKIP Universitas

Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

2. Pembuatan simplisia

Daun jambu biji dibersihkan di bawah air mengalir, ditiriskan kemudian

dikeringkan dengan oven suhu 450-500 C selama 2 hari. Bahan yang sudah kering

diserbuk dengan menggunakan blender, serbuk diayak dengan ayakan no 4/18.

3. Pembuatan ekstrak etanol daun Jambu biji

Serbuk ditimbang sebanyak 200 g, kemudian ditambah dengan larutan penyari

1500 ml, ditutup dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya, sambil

diaduk, disaring. Kemudian ampasnya diremaserasi, disaring sampai

mendapatkan 100 bagian (2000 ml) dan dipindahkan ke dalam bejana tertutup.

Maserat diuapkan secara tidak langsung pada suhu 600 C.

Page 82: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

7

4. Pembuatan karagenin 1%.

Ditimbang sejumlah 0,05 g karagenin kemudian dilarutkan dengan NaCl 0,9%

sehingga didapat volume 5 ml.

5. Pembuatan radang

Kaki tikus yang sudah ditandai sebatas mata kaki diinduksi karagenin 1% secara

subplantar

6. Uji utama

Dua puluh lima ekor hewan uji dibagi menjadi 5 kelompok. Sebelum dilakukan

uji semua tikus diaklimatisasi dan dipuasakan 18-24 jam. Perlakuan peroral dengan

sediaan uji : kelompok I kontrol negatif akuades 2,5ml/200gBB, kelompok II

kontrol positif natrium diklofenak 2,25mg/kgBB, kelompok III, IV dan V perlakuan

ekstrak etanol berturut-turut dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB.

Tiga puluh menit setelah perlakuan hewan uji diinduksi dengan 0,1 ml karagenin 1%

secara subplantar. Volume udem kaki tikus diukur selama 6,5 jam setiap 0,5 jam.

Vu = Vt – V0

C. ANALISIS DATA

Data yang diperoleh berupa kurva volume udem kaki tikus. Volume udem

dihitung dengan rumus:

Keterangan :

Vu : Volume udem kaki tikus setiap waktu Vt : Volume kaki tikus setelah diradangkan karagenin 1% pada waktu t Vo : Volume awal kaki tikus sebelum diradangkan dengan karagenin 1%

Dari data volume udem rata-rata tersebut dihitung nilai AUC (Area Under the

Curve) dengan rumus:

Vtn-1 + Vtn AUCtn

tn-1 = ( tn-tn-1 ) 2

(1)

(2)

Keterangan : Vtn-1 : rata- rata volume udem pada tn-1 Vtn : rata-rata volume udem pada tn

Page 83: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

8

Persentase penghambatan volume udem dihitung berdasarkan persen penurunan

udem menggunakan rumus:

AUCk - AUCp % DAI = X 100%

AUCk

(3) Keterangan : AUCk : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kontrol negatif

AUCp : AUC kurva volume udem rata-rata terhadap waktu untuk kelompok perlakuan pada tiap individu.

Dari data AUC kemudian dilakukan uji untuk mengetahui distribusi dari data

dan homogenitas variannya dengan uji Kolmogorof-Smirnov dan uji Levene, apabila

data terdistribusi normal dan homogen diuji anova satu jalan dengan taraf

kepercayaan 95% dan dilanjutkan uji LSD (Least Significant Difference). Jika data

tidak terdistribusi normal dan tidak homogen dilanjutkan uji Kruskall Wallis dan

Mann-Whitney. Analisis data dikerjakan dengan program SPSS versi 14.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Determinasi tanaman

Determinasi tanaman dimaksudkan untuk mengetahui kebenaran identitas dari

tanaman jambu biji yang akan digunakan dalam penelitian ini. Hasil determinasi

tanaman jambu biji adalah sebagai berikut :

1b, 2b, 3b, 4b, 6b, 7b, 9b, 10b, 11b, 12b, 13b, 14b, 16a, 239b, 243b, 244b, 248b,

249b, 250a, 251b, 253b, 254b, 255b, 256b, 261b, 262b, 263b, 264b → Familia :

Myrtaceae

1b, 2a → Genus : Psidium

1 → Species : Psidium guajava Linn. (van Steenis, 2003).

2. Hasil ekstraksi daun jambu biji

Pemanenan daun jambu biji diperoleh berat basah 1160 g. Pengeringan

menggunakan oven karena dengan lebih mudah, tidak memerlukan banyak tempat,

alat dan suhunya dapat diatur. Berat simplisia kering yang diperoleh adalah 457g.

Proses penguapan maserat menggunakan pemanasan tidak langsung di atas penangas

air dengan menggunakan cawan porselin dengan suhu 600C. Ekstrak yang diperoleh

sebesar 62,04 g, rendemen ekstrak yang didapatkan adalah 31,02% b/b.

Page 84: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

9

3. Uji pendahuluan

Uji pendahuluan yang dilakukan adalah orientasi dosis dan waktu pemberian

natrium diklofenak dan ekstrak etanol daun jambu biji. Orientasi dosis untuk

mengetahui dosis yang cukup untuk memberikan efek antiinflamasi pada kaki tikus

putih jantan galur Wistar yang telah diinduksi 0,1 ml karagenin 1% dan orientasi

waktu untuk mengetahui waktu yang dibutuhkan zat untuk dapat mencapai kadar

dalam darah yang cukup untuk memberikan efek. Data orientasi dosis natrium

diklofenak dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB dan 6,25mg/kgBB 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

%Daya Antiinflamasi

(X ± SEM) (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─ Natrum Diklofenak

2,25mg/kgBB 0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69

Natrium Diklofenak 0,25 ± 0,08 83,86 ± 5,01 6,75mg/kgBB

Dari Tabel 1 menunjukkan bahwa %DAI meningkat dengan bertambahnya dosis.

Hasil uji statistik didapat bahwa antara natrium diklofenak dosis 2,25mg/kgBB dan

6,75mg/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Sehingga

ditetapkan dosis natrium diklofenak yang digunakan adalah dosis 2,25mg/kgBB.

Orientasi Dosis Na diklofenak 2,25mg/kgBB Tikus dan 6,75mg/kgBB Tikus

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Vol

ume

Udem

Rat

a-ra

ta (m

l)

Kontrol negatif aquadest

Na diklofenak 2.25mg/kgBBtikusNa diklofenak 6.75mg/kgBBtikus

Gambar 5. Gafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Dinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Page 85: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

10

Dari Gambar 5 dapat dilihat bahwa waktu pemberian natrium diklofenak

2,25g/kgBB 1 jam sebelum induksi karagenin 1% mempunyai luas daerah dibawah

kurvanya paling kecil yang artinya kemampuannya dalam menurunkan volume udem

paling baik dari pada waktu pemberian setengah dan sesaat sebelum induksi.

Tabel 2. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %Daya Antiinflamasi Kontrol Negatif Akuades 2,5ml/200gBB, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi Kelompok Perlakuan (X ± SEM) (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─ Natrium Diklofenak

1 jam Sebelum Induksi 0,89± 0,12 42,33 ± 8,00

Natrium Diklofenak 0,5 jam Sebelum Induksi 0,82 ± 0,18 46,68 ± 11,67

Natrium Diklofenak 0,76 ± 0,18 Sesaat Sebelum Induksi 50,58 ± 11,52

Hasil uji analisis variasi perbedaan waktu pemberian natrium diklofenak

2,25mg/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05). Namun jika dilihat

dari persen daya antiinflamasinya, natrium diklofenak 2,25mg/kgBB sesaat sebelum

induksi memberikan %DAI yang paling besar, sehingga ditetapkan waktu pemberian

natrium diklofenak 2,25mg/kgBB sesaat sebelum induksi. Data orientasi waktu

pemberian natrium diklofenak 2,25mg/kgBB dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 3. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan % Daya Antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,775g/kgBB Tikus dan 1,551g/kgBB Tikus Yang Diberikan 1 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

%Daya Antiinflamasi

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 (X ± SEM) (X ± SEM)

─ Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB 0,32 ± 0,01 79,46 ± 0,69

Ekstrak jambu biji 0,775g/kgBB 0,56 ± 0,11 63,59 ± 6,89 Ekstrak jambu biji 1,551g/kgBB 0,65 ± 0,07 65,61 ± 4,53

Hasil uji statistik didapat bahwa antara ekstrak etanol daun Jambu biji dosis

0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05).

Page 86: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

11

Sehingga ditetapkan dosis ekstrak etanol daun jambu biji yang digunakan adalah

dosis 1,551g/kgBB. Data orientasi dosis ekstrak jambu biji dilihat pada Tabel 3. Dari

grafik orientasi waktu pemberian ekstrak etanol daun Jambu biji pada setengah jam

sebelum induksi karagenin 1% mempunyai kurva paling rendah yang berarti

kemampuannya dalam menurunkan udem paling baik dibandingkan waktu

pemberian 1 jam dan sesaat sebelum induksi.

Gambar 6. Gafik Rata-rata Volume Udem Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 1,551g/kgBB 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Orientasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0.35

0.40

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Volu

me

Udem

Rat

a-ra

ta (m

l)

Kontrol negatif aquadest

Kontrol positif Na diklofenak2.25mg/kgBB tikusEkstrak etanol daun jambi biji1jam sebelum karageninEkstrak etanol daun jambi biji0.5jam sebelum karageninEkstrak etanol daun jambi bijisesaat sebelum karagenin

Tabel 4. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan % Daya Antiinflamasi Waktu Pemberian Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 1,551g/kgBB dengan Waktu 1 jam, 0,5 jam dan Sesaat Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Kelompok Perlakuan Harga AUC (ml.jam)

% Daya Antiinflamasi

Kontrol Negatif Akuades 1,54 ± 0,09 ─

(X ± SEM) (X ± SEM)

1 jam Sebelum Induksi 1,11 ± 0,16 28,23 ± 10,20 0,5 jam Sebelum Induksi 0,95 ± 0,27 38,76 ± 16,56 Sesaat Sebelum Induksi 1,22 ± 0,14 20,87 ± 9,13

Dari Tabel 4 diketahui bahwa waktu pemberian ekstrak etanol daun jambu biji

pada 0,5 jam sebelum induksi mempunyai persen daya antiinflamasi paling besar.

Dari hasil analisis statistik diketahui bahwa perbedaan waktu pemberian ekstrak

etanol daun jambu biji menunjukkan perbedaan tidak bermakna (p>0,05) antara

kontrol negatif dan waktu pemberian 1 jam dan sesaat sebelum diinduksi karagenin

Page 87: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

12

1%. Tetapi antara kontrol negatif dengan waktu pemberian 0,5 jam sebelum induksi

menunjukkan perbedaan yang bermakna (p<0,05). Sehingga ditetapkan waktu

pemberian ekstrak daun jambu biji pada 0,5 jam sebelum diinduksi karagenin 1%.

4. Uji utama daya antiinflamasi

Uji dilakukan terhadap kaki tikus yang diinduksi senyawa iritan karagenin 1%,

senyawa ini akan menyebabkan terjadinya cidera sel dengan dilepaskannya mediator

nyeri yang mengawali terjadinya inflamasi. Bahan uji dapat dikatakan mempunyai

efek antiinflamasi apabila mampu mengurangi volume udem setelah induksi. Pada

uji ini menggunakan parameter AUC yaitu daerah di bawah kurva, AUC ini

menunjukkan efek karena pada grafik tersebut terdapat daerah yang menunjukkan

besarnya nilai antiinflamasi, semakin besar daerah di bawah kurva maka dapat

dikatakan bahan uji dapat menghambat udem secara maksimal.

Tabel 5. Volume Udem Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB Serta Ekstrak Etanol Daun Jambu biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1%

Volume Udem (ml) Pada Jam ke

Kelompok 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 3,5 4 4,5 5 5,5 6 6,5

I X 0,08 0,09 0,10 0,14 0,19 0,25 0,27 0,26 0,25 0,26 0,21 0,21 0,22 0,18

SEM 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,04 0,04 0,04 0,06 0,04 0,04 0,04 0,04

II X 0,08 0,07 0,04 0,05 0,04 0,08 0,08 0,08 0,06 0,03 0,02 0,02 0,01 0,01

SEM 0,00 0,01 0,00 0,01 0,01 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,00 0,00

III X 0,08 0,09 0,07 0,07 0,14 0,16 0,18 0,19 0,20 0,15 0,14 0,12 0,11 0,08

SEM 0,01 0,01 0,01 0,01 0,03 0,04 0,03 0,03 0,04 0,04 0,03 0,03 0,03 0,03

IV X 0,08 0,10 0,09 0,09 0,12 0,14 0,14 0,13 0,13 0,11 0,11 0,09 0,07 0,05

SEM 0,00 0,03 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02

V X 0,08 0,07 0,07 0,06 0,08 0,11 0,10 0,10 0,10 0,08 0,07 0,05 0,03 0,02

SEM 0,01 0,00 0,00 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02 0,02 0,03 0,03 0,03 0,01

Keterangan : Kelompok I : Kontrol negatif akuades Kelompok II : Kontrol positif natrium diklofenak 2,25mg/kgBB Kelompok III : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,388g/kgBB Kelompok IV : Ekstrak etanol daun Jambu biji 0,775g/kgBB Kelompok V : Ekstrak etanol daun Jambu biji 1,551g/kgBB

Dari Tabel 5 diketahui bahwa ekstrak jambu biji dosis 1,551g/kgBB menyebabkan penurunan volume udem yang paling besar dibanding ekstrak Jambu biji dosis 0,388g/kgBB dan 0,775g/kgBB.

Page 88: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

13

Uji Daya antiinflamasi Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji

0.00

0.05

0.10

0.15

0.20

0.25

0.30

0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5 5.5 6 6.5 7

Waktu (jam)

Volu

me

Ude

m R

ata-

rata

(ml)

Kontrol negatif aquadest

Kontrol positif Na diklofenak2.25mg/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji0.388g/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji0.775g/kgBB tikus

Ekstrak etanol daun jambu biji1.551g/kgBB tikus

Gambar 7. Gafik Rata-rata Volume Udem Kontrol Negatif, Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium Guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB, 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Induksi 0,1 ml Karagenin 1%

Tabel 6. Data AUC Kurva Volume Udem Terhadap Waktu dan %DAI Kontrol Negatif

Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,388g/kgBB; 0,775g/kgBB dan 1,551g/kgBB 0,5 jam Sebelum Diinduksi 0,1 ml Karagenin 1%

Harga AUC (ml.jam)

%Daya Antiinflamasi

Kelompok Perlakuan (X ± SEM)

Kontrol Negatif Akuades 1,29 ± 0,18 ─ Natrium Diklofenak 2,25mg/kgBB

(X ± SEM)

0,31 ± 0,02 75,96 ± 1,49 Ekstrak Jambu biji 0,388g/kgBB 0,86 ± 0,11 35,96 ± 10,43 Ekstrak Jambu biji 0,775g/kgBB 0,68 ± 0,09 47,18 ± 6,85 Ekstrak Jambu biji 1,551g/kgBB 0,48 ± 0,06 62,55 ± 4,88

Grafik volume rata-rata udem di atas menggambarkan bahwa pada perlakuan

terjadi penurunan volume udem, sehingga ada kemungkinan bahwa ekstrak etanol

daun jambu biji mempunyai efek sebagai antiinflamasi.

Tabel 7. Data Hasil Uji Statistik AUC Kontrol Negatif Akuades, Kontrol Positif Natrium Diklofenak 2,25mg/Kg BB Tikus, Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji (Psidium guajava Linn.) Dosis 0,388g/Kgbb, 0,775g/Kgbb dan 1,551g/Kgbb 0,5jam Sebelum Diinduksi 0,1ml Karagenin 1%

Kelompok Akuades Natrium

Diklofenak Ekstrak

0,388g/kgBB Ekstrak

Perlakuan 0,775g/kgBB Akuades

Natrium diklofenak *0,000 Ekstrak 0,388g/kgBB 0,075 *0,000 Ekstrak 0,775g/kgBB *0,004 *0,021 0,192 Ekstrak 1,551g/kgBB *0,000 *0,004 *0,002 0,044

Keterangan : * berbeda bermakna (p<0,05)

Page 89: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

14

Pada uji statistik distribusi datanya normal tetapi tidak homogen sehingga

ditransformasi dengan bentuk seper_squartauc, hasilnya data terdistribusi normal dan

homogen dengan nilai p=0,000 yang berarti paling tidak terdapat perbedaan AUC

secara bermakna pada 2 kelompok. Pada uji LSD dosis 0,388g/kgBB menunjukkan

tidak berbeda bermakna dengan kontrol negatif, tetapi dosis 0,775g/kgBB dan

1,551g/kgBB berbeda bermakna dengan kontrol negatif (p<0,05), Sehingga diketahui

bahwa ekstrak etanol daun jambu biji 0,5 jam sebelum iinduksi mempunyai efek

antiinflamasi pada dosis 0,775g/kgBB. Jika dilihat dari harga AUC dan %DAI

ekstrak etanol dosis 1,551g/kgBB mempunyai %DAI paling besar dibanding ekstrak

etanol daun jambu biji dosis 0,388g/kgBB dan 0,775g/kgBB yaitu 62,55%.

Mekanisme efek antiinflamasi ekstrak etanol daun jambu biji ini kemungkinan

karena kemampuan untuk menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase.

Kemampuan penghambatan ini diduga karena flavonoid yang tersari dalam ekstrak

etanol daun jambu biji, flavonoid secara umum mempunyai kemampuan

menghambat enzim siklooksigenase dan lipooksigenase. Besarnya daya antiinflamasi

pada ekstak etanol daun jambu biji lebih baik jika dibandingkan dengan infusa daun

jambu biji yang mungkin dikarenakan flavonoidnya lebih terlarut dalam etanol 70%

dibandingkan dengan air.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun jambu biji

(Psidium guajava Linn.) mempunyai efek antiinflamasi pada tikus putih jantan galur

Wistar yang diinduksi 0,1ml karagenin 1% dimulai pada dosis 0,775g/kgBB dan

dosis 1,551g/kgBB. Persen daya antiinflamasi daun jambu biji 0,775g/kgBB dan

1,551g/kgBB berturut-turut adalah 47,18% dan 62,55%.

SARAN

Perlu dilakukan penelitian tentang efek antiinflamasi daun jambu biji (Psidium

guajava Linn.) dengan menggunakan larutan penyari yang lain.

UCAPAN TERIMA KASIH

Bapak Arief Rahman Hakim, M.Si., Apt selaku pembimbing I dan Ibu Arifah Sri

Wahyuni, S.Si., Apt selaku pembimbing II terima kasih atas bimbingan dan saran

yang diberikan selama penyususnan skripsi ini

Page 90: EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI ...

15

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, edisi III, xxx, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 8-10, Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Aisah, N., 2004, Efek Antiinflamasi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.)

(Psidium Guajava L.) pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan, Skripsi, Fakultas Farmasi, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.

Atmaja, N. D., 2007, Aktivitas Antioksidan Fraksi Eter dan Air Ekstrak Metanolik

Daun Jambu biji (Psidium guajava Linn.) terhadap Radikal Bebas 1,1-difenil 2-pikrilhidrazil (DPPH), Skripsi, Fakultas Farmasi, USB, Surakarta.

Geisman, R. Z., 1976, The Chemistry of Flavonoid Compound, 584, The Mac

Million Company, New York. Harbone, J. B., 1987, Metode Fitokimia; Penuntun Cara Modern Menganalisis

Tumbuhan, diterjemahkan oleh Padmawinata, K., 70, ITB, Bandung. Narayana, K.R.,Reddy, M.R, Chaluvadi, M.R., 2001, Bioflavonoids Classification,

sPharmacological, Biochemical Effects and Therapeutic Potential, Indian Journal Pharmacology, (online), hal 2-16, (http://medind.nic.in/ibi/t01/i1/ibit01i1p2.pdf, diakses tanggal 15 April 2007).

Soedibyo, M., 1998, Atlas Sumber Kesehatan Manfaat dan Kegunaan, 160-162, Balai Pustaka, Jakarta.

Sumanti, R., 2003, Uji Aktivitas Antifungi Infusa Daun Jambu biji (Psidium guajava

Linn.) terhadap Candida albicans serta Profil KLT, Skripsi, Fakultas Farmasi, UAD, Yogyakarta.

Tjokronegoro, A., dan Baziad, A., 1992, Etik Penelitian Obat Tradisional, 27,

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. Van Steenis, C. G. G. J., 1947, Flora untuk sekolah, diterjemahkan oleh Surjowinoto,

M., Jurusan Botani Universitas Gadjah Mada, 34-69, 315-316, Pradnya Paramita, Jakarta.

Voigt, R., 1994, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, diterjemahkan Noerono, S.,

edisi V, 551-564, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.