EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL JANTUNG...
Transcript of EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL JANTUNG...
i
EFEK ANTIINFLAMASI TOPIKAL EKSTRAK ETANOL JANTUNG
PISANG KEPOK (Musa paradisiaca Linn.) PADA KULIT MENCIT YANG
TERINDUKSI KARAGENIN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Thessalonika
NIM: 168114134
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Persetujuan Pembimbing
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Pengesahan Skripsi Berjudul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas
segala kebaikan dan kasih setia-Nya yang selalu penulis rasakan hari demi hari,
sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul „Efek Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) pada
Kulit Mencit yang Terinduksi Karagenin‟ dengan baik. Penulisan skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana
Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penyelesaian skripsi ini tentunya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak
yang sudah mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu, dengan tulus hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Yustina Sri Hartini, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, serta dosen penguji yang kerap
kali memberikan masukan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
2. Ibu Dr. Christine Patramurti, Apt. selaku Dosen Pembimbing Akademik
(DPA) saya yang selalu memberikan motivasi belajar dan mendukung
penulis untuk mencapai target kuliah di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
3. Ibu drh. Sitarina Widyarini, M.P., Ph.D. selaku dosen pembimbing
sekaligus dosen penguji skripsi yang selalu membimbing dengan penuh
kesabaran, memberikan masukan, arahan dan motivasi yang membangun
selama proses penyusunan skripsi penulis.
4. Bapak Christianus Heru Setiawan, M.Sc., Apt. selaku dosen penguji,
terima kasih atas masukan dan saran dalam proses penyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Heru Purwanto, Bapak Wagiran, Bapak Lilik, Bapak Parjiman,
serta laboran lainnya yang telah membimbing dan membantu penulis
dalam penelitian di laboratorium.
6. Keluarga tercinta Papa Andycor, Mama Reni Fridiyanti, Adik Filladelfia,
dan Adik Glorie Theresia yang selalu mendukung penulis melalui doa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
kasih sayang, dukungan, semangat, dan cinta kasih, sehingga menjadi
semangat dan kekuatan bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Teman-teman penelitian “God Bless Us”, Ni Putu Intan Ratnadi, Ni Made
Kuswindayanti, dan Kadek Evi Indrayani atas bantuan, perjuangan,
kerjasama yang luar biasa dan suka-duka yang dialami selama penelitian.
8. Sahabat “RADIKAL”, Intan, Yandri, Kus, Jenny, Evi, Viola, Cinda, Fitri,
Etha, Handani, Erdin, dan Jasson, atas segala doa, usaha, perjuangan, tawa
dan semangat yang membangun selama perkuliahan penulis.
9. Sahabat sekaligus saudara, Yohana, Berto, Albert, Jo, Tigor, Agnes, Kevin
dan Vandy atas sukacita, kebersamaan, dan pengalaman persahabatan.
10. Sahabat „GADIR‟ Dessy, Catrin, Raudya, dan Rizkia yang senantiasa
mendoakan dan mendukung dari kejauhan.
11. Fransisca Sekar Sukmaningtyas dan Octavianus Yandri, sebagai teman
seperjuangan lomba PHARMADAYS UGM dan PHARFEST UI 2019.
12. Keluarga “PMK Apostolos”, “Kelompok I PA Pemuda GKI Gejayan”, dan
“Dance For Jesus” yang memenuhi perkuliahan penulis dengan sukacita,
kasih, doa dan cerita yang luar biasa.
13. Teman sekaligus kakak Christofel Adijaya yang selalu mendukung dalam
doa, memberikan perhatian, semangat dan motivasi perkuliahan penulis.
14. Teman-teman seperjuangan di FSMC 2016 yang memberi doa, semangat,
perhatian, dan kebersamaan selama berkuliah di Fakultas Farmasi
sehingga banyak pengalaman berharga yang penulis rasakan.
Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penelitian ini,
penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun. Penulis juga
mengharapkan tulisan ini mampu menyumbangkan ilmu pengetahuan baru yang
dapat mendukung penelitian berikutnya untuk menjadi lebih baik lagi.
Yogyakarta, 14 Januari 2020
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................... iii PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ iv LEMBAR PERNYATAAN PUBLIKASI .............................................................. v HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ vi PRAKATA ............................................................................................................ vii DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL .................................................................................................. xi DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii ABSTRAK ............................................................................................................ xii ABSTRACT ......................................................................................................... xiii PENDAHULUAN .................................................................................................. 1 METODE PENELITIAN ........................................................................................ 2
Desain dan Subjek Penelitian ......................................................................... 2 Alat dan Bahan ............................................................................................... 3 Determinasi Tanaman Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) ...... 3 Pembuatan Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) ....... 3 Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.) .......................................................................................... 4 Pembuatan Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)4 Perhitungan Rendemen Ekstrak ...................................................................... 4 Skrining Fitokimia .......................................................................................... 4 Pembuatan Larutan Karagenin dan Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang
Kepok (Musa paradisiaca Linn.) ................................................................... 5 Uji Pendahuluan Karagenin ............................................................................ 5 Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.) .......................................................................................... 5 Analisis Data ................................................................................................... 6
HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................... 7 Hasil Determinasi Tanaman ........................................................................... 7 Pembuatan Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) ....... 7 Penetapan Kadar Air dalam Serbuk Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.) .......................................................................................... 8 Pembuatan Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)8 Skrining Fitokimia .......................................................................................... 9 Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca
Linn.) ............................................................................................................ 10 Uji Pendahuluan Karagenin .......................................................................... 11 Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.) ........................................................................................ 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Rata – Rata Nilai AUC Total dan Persen (%) Penghambatan Inflamasi
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) Secara
Topikal .......................................................................................................... 14 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 17 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 18 LAMPIRAN .......................................................................................................... 21 BIOGRAFI PENULIS .......................................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel I. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.) ................................................................................................... 9
Tabel II. Rerata AUC Total Setiap Kelompok Perlakuan ..................................... 15
Tabel III. Rerata % PI Setiap Kelompok Perlakuan ............................................. 16
Tabel IV. Hasil Uji Post Hoc: Scheffe Setiap Kelompok Perlakuan .................... 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi Uji Flavonoid (Ergina et al., 2014). ........................................ 10
Gambar 2. Rerata Peningkatan Tebal Lipat Kulit Punggung Mencit Terinduksi
Karagenin Konsentrasi 1,5; 3,0; 4,5% b/v ............................................................ 12
Gambar 3. Rerata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit pada Jam ke-0 Hingga
Jam ke-6 ................................................................................................................ 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance (EC) ........................................................... 21
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman ............................................................. 22
Lampiran 3. Gambar Tanaman yang Digunakan .................................................. 22
Lampiran 4. Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok .............................................. 24
Lampiran 5. Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok .................................... 25
Lampiran 6. Tata Cara Penelitian.......................................................................... 26
Lampiran 7. Surat Kalibrasi Jangka Sorong ......................................................... 27
Lampiran 8.Surat Keterangan Analisis Data CE&BU .......................................... 29
Lampiran 9. Data Uji Pendahuluan Karagenin ..................................................... 30
Lampiran 10. Data Rerata Tebal Lipat Kulit Setiap Kelompok Perlakuan........... 31
Lampiran 11. Data Rerata AUC Total Setiap Kelompok Perlakuan .................... 32
Lampiran 12. Pengujian Analisis Data Nilai AUC Total ...................................... 33
Lampiran 13. Perhitungan % Penghambatan Inflamasi Setiap Kelompok
Perlakuan ............................................................................................................... 36
Lampiran 14. Pengujian Analisis Data % Penghambatan Inflamasi.................... 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek antiinflamasi topikal,
konsentrasi optimum, dan persen penghambatan inflamasi dari ekstrak etanol
jantung pisang kepok pada mencit betina galur Swiss terinduksi karagenin.
Metode yang digunakan adalah inflammation-associated oedema dengan
mengukur tebal lipat kulit punggung mencit tiap 1 jam selama 6 jam. Penelitian
ini termasuk dalam eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola
searah. Hewan uji yang digunakan sebanyak 25 ekor mencit betina yang dibagi ke
dalam 5 kelompok. Kelompok tersebut meliputi kelompok I kontrol negatif
(karagenin 4,5%), kelompok II, III, dan IV perlakuan ekstrak etanol jantung
pisang kepok dengan konsentrasi 0,5; 1,0; dan 1,5% b/b, dan kelompok V kontrol
positif Voltaren 1,0%.
Data dianalisis menggunakan uji Shapiro-Wilk untuk mengetahui
normalitas data pada tiap kelompok perlakuan, kemudian dilanjutkan dengan uji
One Way ANOVA taraf kepercayaan 95% untuk melihat perbedaan aktivitas antar
kelompok perlakuan dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc dan uji Scheffe. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol jantung pisang kepok memiliki
aktivitas antiinflamasi topikal dengan konsentrasi optimum 1,5% b/b. Persen
penghambatan inflamasi ekstrak etanol jantung pisang kepok pada konsentrasi
0,5; 1,0; dan 1,5% b/b berturut-turut adalah 26,734; 38,036; dan 61,490%.
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol jantung pisang
kepok (Musa paradisiaca Linn.) mempunyai efek antiinflamasi topikal pada
mencit yang terinduksi karagenin.
Kata Kunci : Jantung pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.), antiinflamasi,
sediaan topikal, karagenin, tebal edema.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
This research aimed to investigate topical anti-inflammatory effect,
optimum concentration, and find out the percent inhibition of inflammation from
ethanolic extract of Musa paradisiaca Linn. flowers in Swiss galur mice skin
induced carrageenan. The method used is inflammation-associated oedema. The
skinfold thickness of mice was measured every 1 hour for 6 hours after
carrageenan injection. This research was purely experimental with randomized
complete direct sampling design. Twenty five mice were used in this research,
were divided five groups. The group includes group I negative control
(carrageenan 4.5%), group II, III, and IV group of ethanolic extract of Musa
paradisiaca Linn. flowers with a concentration 0.5; 1.0; and 1.5% b/b, and group
V positive control (Voltaren 1.0%).
Data were analyzed using the Shapiro-Wilk test to determine the normality
of data in each treatment group, then proceed with the One Way ANOVA test of
95% confidence level to see differences in activity between treatment groups and
continued with the Post Hoc test and Scheffe test. Results of this research shows
that ethanolic extract of Musa paradisiaca Linn. flowers has topical anti-
inflammatory effect with optimum concentration 1.5% b/b. Percent inhibition of
inflammation ethanolic extract of Musa paradisiaca Linn. flowers at
concentration 0.5; 1.0; and 1.5% were 26.734; 38.036; and 61.490% respectively.
To conclude, ethanolic extract of Musa paradisiaca Linn. flowers has topical anti-
inflammatory in mice induced by carrageenan.
Keyword: banana flowers (Musa paradisiaca Linn.), anti-inflammatory,
topical, carrageenan, edema
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Inflamasi merupakan suatu respon protektif jaringan terhadap rangsangan
fisik atau kimiawi yang merusak sel. Rangsangan ini menyebabkan lepasnya
mediator inflamasi seperti histamin, serotonin, bradikinin, dan prostaglandin yang
menimbulkan reaksi radang berupa panas, nyeri, merah, bengkak, dan disertai
gangguan fungsi (Kemp et al., 2008). Karagenin merupakan salah satu bahan
tambahan yang banyak digunakan dalam berbagai produk makanan dan formulasi
sediaan farmasi. Karagenin umumnya dianggap sebagai bahan yang relatif tidak
beracun dan tidak mengiritasi bila digunakan dalam formulasi sediaan farmasi
nonparenteral. Namun, karagenin diketahui menginduksi respon inflamasi pada
uji hewan laboratorium, dan untuk alasan ini sering digunakan dalam percobaan
untuk penyelidikan obat antiinflamasi (Rowe et al., 2009).
Pengobatan antiinflamasi sendiri dapat melalui berbagai rute pemberian, di
antaranya secara oral dan topikal. Sediaan oral yang biasa digunakan untuk
mengatasi inflamasi ialah Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS). Namun,
penggunaan Obat Antiinflamasi Non Steroid (OAINS) sebagai antiinflamasi dapat
menyebabkan iritasi lambung dengan dua mekanisme: 1) iritasi langsung atau
topikal pada epitel lambung dan 2) penghambatan sistemik dari sintesis
prostaglandin endogen mukosa (Wells et al., 2015). Sediaan topikal dapat
digunakan dengan tujuan untuk menghasilkan efek lokal maupun sistemik.
Sediaan dermatologik topikal dirancang untuk menghantarkan obat ke dalam kulit
dalam mengobati gangguan kulit, dengan kulit sebagai organ target (Allen and
Ansel, 2014). Sediaan topikal memberikan keuntungan dapat mengurangi efek
samping obat yang berupa iritasi lambung, akibat dari penghambatan
pembentukan prostaglandin oleh obat-obat antiinflamasi itu sendiri.
Salah satu pengatasan inflamasi atau peradangan ialah dengan penggunaan
obat tradisional. Indonesia merupakan negara tropis dengan potensi tanaman yang
secara turun temurun digunakan sebagai obat tradisional. Terdapatnya tren back to
nature mengakibatkan masyarakat semakin menyadari pentingnya penggunaan
bahan alami bagi kesehatan. Masyarakat semakin memahami keunggulan
penggunaan obat tradisional, antara lain: harga yang lebih murah, kemudahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dalam memperoleh produk, dan mempunyai efek samping yang minimal
(Murdopo, 2014).
Menurut penelitian Rampe dan Tombuku (2015), ekstrak etanol jantung
pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) mengandung golongan senyawa kimia
berupa flavonoid, kumarin dan golongan fenolik lainnya. Flavonoid dalam
jantung pisang dapat diperoleh dengan menggunakan pelarut etanol. Pelarut etanol
lazim digunakan untuk ekstraksi karena daya penyariannya paling luas serta
memiliki toksisitas lebih rendah dibandingkan pelarut organik lain seperti
metanol, kloroform, dan heksana (Saifudin et al., 2011). Pada penelitian ini
digunakan etanol 70% karena solven ini memiliki kemampuan penetrasi yang baik
pada sisi hidrofil dan lipofil, sehingga dapat menembus membran sel lalu dapat
masuk ke dalam sel dan berinteraksi dengan metabolit yang terdapat dalam sel
(Andriani and Murtisiwi, 2018). Adapun mekanisme senyawa flavonoid sebagai
antiinflamasi dapat melalui beberapa jalur yaitu dengan menghambat aktivitas
enzim siklooksigenase dan lipooksigenase, akumulasi leukosit, degranulasi
netrofil, serta menghambat pelepasan histamin (Serafini et al., 2010).
Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian efek
etanol jantung pisang sebagai antiinflamasi topikal pada kulit punggung mencit
galur Swiss yang diinduksi karagenin. Penelitian yang dilakukan oleh Liu et al.
(2018) menunjukkan bahwa ekstrak air jantung pisang yang diberikan pada tikus
jantan secara peroral yang diinduksi Testosteron propionat (TP) Benign Prostatic
Hyperplasia (BPH) memiliki aktivitas antiinflamasi sebagai anti-BPH (Benign
Prostatic Hyperplasia) pada dosis sebesar 200 mg/kg dan 500 mg/kg. Penelitian
ini dilakukan dengan mengamati kemampuan ekstrak etanol jantung pisang kepok
untuk mengukur penurunan edema pada kulit punggung mencit akibat injeksi
karagenin secara subkutan.
METODE PENELITIAN
Desain dan Subjek Penelitian
Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian eksperimental murni dengan
rancangan eksperimen acak lengkap pola searah. Subjek pada penelitian ini adalah
mencit betina yang diperoleh dari Laboratorium Imono Universitas Sanata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dharma Yogyakarta, berumur 2-3 bulan, dengan berat badan 20-30 gram dan
mencit dalam keadaan sehat. Subjek dibagi menjadi lima kelompok secara acak,
dimana masing-masing kelompok terdiri atas lima ekor mencit. Penelitian ini
dilakukan dengan mengukur penurunan edema pada kulit punggung mencit akibat
injeksi karagenin secara subkutan. Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini
telah disetujui oleh Komisi Etik Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan nomor
KE/FK/1331/EC/2019 (Lampiran 1). Keaslian penelitian ini juga telah disetujui
oleh Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah jangka sorong digital
(Hardener), timbangan analitik (Nagata), oven (Memmert UF 260), blender,
ayakan nomor mesh 40, shaker, rotary evaporator (Buchi R 201/215), corong
Buchner, pompa vakum, gunting, mortir dan stamper, stopwatch, alat gelas, dan
spuit injeksi. Bahan yang digunakan ialah mencit betina galur Swiss, jantung
pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.), karagenin tipe I (Sigma Chemical Co.),
etanol 70%, NaCl 0,9%, akuades, Biocream (Merck), Natrium Diklofenak 1%
(Voltaren) dan Veet (Reckitt Benkiser).
Determinasi Tanaman Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Jantung pisang kepok yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari
Desa Wisata Pendidikan Pandowoharjo, Sleman, Yogyakarta. Bahan yang
digunakan terlebih dahulu dilakukan determinasi di Departemen Biologi Farmasi,
Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta.
Pembuatan Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Pembuatan simplisia jantung pisang kepok dilakukan dengan cara yaitu
memilih jantung pisang yang berwarna merah keunguan, tidak berlubang, dan
bebas hama, kemudian dicuci dengan menggunakan air mengalir dan ditiriskan.
Setelah itu jantung pisang diiris kecil-kecil untuk memudahkan pengeringan dan
dikeringkan dengan menggunakan oven dengan suhu 500C hingga jantung pisang
benar-benar kering dan dapat diserbuk menggunakan blender. Serbuk simplisia
yang didapatkan lalu diayak menggunakan ayakan mesh no. 40.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Penetapan Kadar Air Serbuk Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.)
Penetapan kadar air serbuk simplisia mengacu pada Farmakope Herbal
Indonesia (2008) dengan menimbang 10 gram serbuk simplisia jantung pisang
kepok secara seksama yang diperkirakan mengandung 1 sampai 4 mL air, lalu
dimasukkan ke labu alas bulat. Toluen jenuh air dimasukkan lebih kurang 200 mL
ke dalam labu, diaduk menggunakan batang pengaduk hingga serbuk simplisia
jantung pisang kepok terbasahi semua. Toluen dan air diuapkan, dan tetesan akan
jatuh ke tabung pengukur membentuk 2 lapisan (lapisan atas toluen dan lapisan
bawah air). Volume air dibaca setelah air dan toluen memisah secara sempurna.
Kadar air dihitung dalam % v/b.
Pembuatan Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Pembuatan ekstrak etanol jantung pisang kepok mengacu pada penelitian
Rampe dan Tombuku (2015). Serbuk simplisia jantung pisang kepok ditimbang
seberat 137 gram, dimaserasi sebanyak tiga kali pengulangan selama 3x24 jam
dengan menggunakan etanol 70%. Filtrat yang diperoleh selanjutnya diuapkan
dengan rotary evaporator dan kemudian dilakukan pemekatan ekstrak sehingga
diperoleh ekstrak kental jantung pisang kepok.
Perhitungan Rendemen Ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan perbandingan berat ekstrak kental
yang telah didapatkan bobot tetapnya dan berat simplisia awal dalam pembuatan
ekstrak. Hasil yang didapatkan dibuat dalam bentuk persen (%) (Depkes RI,
2008).
Skrining Fitokimia
Ekstrak etanol jantung pisang kepok dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
Selanjutnya ditambahkan serbuk Magnesium 2 N sebanyak 2 mg dan diberikan 3
tetes HCl pekat pada sampel. Sampel dikocok dan diamati perubahannya.
Terbentuknya warna merah, jingga atau kuning pada larutan yang menunjukkan
adanya flavonoid (Lumowa and Bardin, 2018).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Pembuatan Larutan Karagenin dan Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang
Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Karagenin 1,125 g dilarutkan ke dalam 25 mL NaCl 0,9% sehingga
didapatkan konsentrasi karagenin 4,5%. Ekstrak etanol jantung pisang kepok
dibuat menjadi tiga konsentrasi, yaitu 0,5; 1,0; dan 1,5% b/b. Pembuatan krim
ekstrak etanol jantung pisang kepok dilakukan dengan menimbang ekstrak etanol
jantung pisang kepok seberat 0,05; 0,1; dan 0,15 g yang dilarutkan dalam 10 g
basis Biocream®.
Uji Pendahuluan Karagenin
Pada uji pendahuluan karagenin, digunakan 3 kelompok berdasarkan
konsentrasi karagenin, yaitu karagenin 1,5; 3; dan 4,5% b/v, masing-masing
kelompok terdiri dari 2 ekor mencit betina yang diinjeksi sebanyak 0,1 mL secara
subkutan pada kulit punggung mencit yang telah dicukur bulunya. Konsentrasi
dikatakan optimal saat terjadi peningkatan tebal lipat kulit punggung mencit
sekitar 2-3 kali dari tebal lipat kulit normal dan dapat mempertahankan udemanya
hingga jam ke-6.
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.)
Hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini ialah mencit betina galur
Swiss yang berumur 2-3 bulan, berat badan 20-30 gram, dan dalam kondisi sehat.
Uji efek antiinflamasi menggunakan 25 ekor mencit yang dibagi menjadi 5
kelompok yang masing-masing terdiri dari 5 ekor mencit. Kelompok I sebagai
kontrol negatif (karagenin 4,5%), Kelompok II, III, dan IV sebagai kelompok
perlakuan ekstrak etanol jantung pisang kepok topikal dengan konsentrasi 0,5;
1,0; dan 1,5% b/b, serta Kelompok V sebagai kontrol positif (Voltaren).
Hewan uji terlebih dahulu dicukur bulu punggungnya dengan gunting,
kemudian dioleskan Veet® untuk merontokkan bulu yang belum tercukur
sempurna. Kulit punggung yang telah dicukur bulunya dibiarkan selama dua hari
untuk menghindari adanya inflamasi yang disebabkan oleh pencukuran dan
pemberian Veet®. Selanjutnya, semua mencit diberi 0,1 mL karagenin 4,5%
secara subkutan, dioleskan 0,1 g krim ekstrak etanol jantung pisang kepok pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
luas daerah pengolesan 1 x 1 cm (PDR, 2020), kemudian diukur 1 jam setelah
dioleskan, dan dilakukan pengukuran setiap 1 jam selama 6 jam.
Analisis Data
Pengukuran tebal lipat kulit punggung mencit dilakukan dengan
menggunakan jangka sorong digital yang terlebih dahulu dikalibrasi oleh Badan
Penelitian dan Pengembangan Industri Balai Besar Kulit, Karet, dan Plastik
Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi Yogyakarta (Lampiran 7). Data yang
diperoleh digunakan untuk menghitung nilai AUC total masing-masing perlakuan
dengan menggunakan rumus berikut :
∑[( ) ( )
]
Keterangan :
= area di bawah kurva dari jam ke-0 hingga jam ke-6 (mm.jam)
= tebal lipatan kulit pada jam ke-(n-1) (mm)
= tebal lipatan kulit pada jam ke-n (mm)
= jam ke-n (jam)
= jam ke-(n-1) (jam)
(Wulansari et al., 2018)
Aktivitas antiinflamasi dapat dilihat dari nilai persen penghambatan inflamasi
yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:
Penghambatan inflamasi (%) ( ) ( )
( )
Keterangan :
( ) = rata-rata AUC total kontrol negatif (mm.jam)
( ) = nilai AUC total pada kelompok perlakuan replikasi ke – n
(mm.jam)
(Wulansari et al., 2018)
Data dianalisis menggunakan Shapiro-Wilk untuk mengetahui normalitas
pada masing-masing kelompok. Jika nilai (p>0,05) maka sebaran data dikatakan
normal. Apabila data terdistribusi normal dan variansinya sama, dilanjutkan
dengan analisis ANOVA satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
mengetahui perbedaan dari masing-masing kelompok. Kemudian dilanjutkan uji
Scheffe untuk melihat perbedaan masing-masing kelompok apakah bermakna
(p<0,05) atau tidak bermakna (p>0,05). Bila sebaran tidak normal, dilakukan uji
Kruskal-Wallis dengan post hoc Mann-Whitney untuk mengetahui kebermaknaan
perbedaan antar kelompok.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Determinasi Tanaman
Bagian tanaman yang digunakan untuk determinasi ialah pohon pisang
yang terdapat batang, daun, bunga/jantung, dan buah pisang kepok. Tujuan
dilakukannya determinasi tanaman ialah untuk mendapatkan kebenaran identitas
yang jelas dari tanaman yang diteliti dan menghindari kesalahan dalam
pengumpulan bahan utama penelitian (Diniatik, 2015). Hasil determinasi
menyatakan bahwa spesimen tersebut adalah benar-benar tanaman Musa
paradisiaca Linn. “kepok” dari famili Musaceae (Lampiran 2). Penelitian yang
dilakukan oleh Liu et al. (2018) menunjukkan bahwa ekstrak air jantung pisang
yang diberikan pada tikus jantan secara peroral yang diinduksi Testosteron
propionat (TP) Benign Prostatic Hyperplasia (BPH) memiliki aktivitas
antiinflamasi sebagai anti-BPH (Benign Prostatic Hyperplasia) pada dosis sebesar
200 mg/kg dan 500 mg/kg.
Pembuatan Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Jantung pisang kepok yang digunakan ialah yang berwarna merah
keunguan, tidak berlubang, dan bebas hama (Rollando, 2018) (Lampiran 3).
Jantung pisang kepok yang digunakan terlebih dahulu dicuci dengan air mengalir
untuk menghilangkan kotoran, lalu ditiriskan hingga air pada jantung pisang
kepok hilang. Setelah itu, jantung pisang diiris kecil-kecil untuk memudahkan
pengeringan dan dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 500C selama 24
jam. Selama proses pengeringan, bahan ditata tidak bertumpuk dan bila perlu
dibolak-balik agar pemanasan merata sehingga proses pengeringan terjadi secara
cepat. Pengeringan dilakukan hingga jantung pisang mudah untuk dihancurkan
ketika diremas. Tujuan dari pengeringan adalah mencegah pertumbuhan jamur
atau mikroorganisme dan penguraian senyawa aktif oleh reaksi enzimatik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
proses hidrolisis karena kandungan air yang tinggi, sehingga dapat dihasilkan
simplisia yang tidak mudah rusak dan dapat disimpan dalam waktu yang relatif
lama (Diniatik, 2015). Simplisia kering yang diperoleh selanjutnya diserbuk
dengan menggunakan blender untuk memperkecil luas permukaan sehingga
kontak permukaan partikel simplisia dengan penyari semakin besar dan penyarian
lebih optimal. Pada penelitian ini didapatkan berat serbuk simplisia jantung pisang
kepok sebesar 140,15 g.
Penetapan Kadar Air dalam Serbuk Simplisia Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.)
Penetapan kadar air dalam serbuk simplisia jantung pisang kepok mengacu
pada Farmakope Herbal Indonesia (2008) yaitu menggunakan serangkaian alat
destilasi toluen. Penetapan ini dilakukan untuk mengetahui berapa kadar air yang
terkandung dalam simplisia. Hal ini bertujuan untuk membatasi kadar air yang
terkandung dalam simplisia, karena jumlah air yang tinggi dapat menjadi media
tumbuhnya jamur dan bakteri yang dapat merusak senyawa yang terkandung di
dalam simplisia. Pada penelitian ini diperoleh persentase kadar air dalam serbuk
simplisia ialah 9,0% v/b. Kadar air yang baik ialah tidak boleh melebihi 10%
(Depkes RI, 2014). Maka dari itu, serbuk simplisia jantung pisang kepok yang
digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan serbuk yang baik.
Pembuatan Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.)
Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi yang dilakukan tiga kali
pengulangan selama 3x24 jam. Ekstrak cair yang diperoleh melalui proses
ekstraksi dengan metode maserasi kemudian diuapkan dengan menggunakan
rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak yang kental. Prinsip kerja dari
rotary evaporator didasarkan pada titik didih pelarut dan adanya tekanan yang
menyebabkan uap dari pelarut terkumpul di atas, serta adanya kondensor (suhu
dingin) yang menyebabkan uap ini mengembun dan akhirnya jatuh ke tabung
penerima (receiver flask). Setelah pelarutnya diuapkan, akan dihasilkan ekstrak
yang dapat berbentuk padatan (solid) atau cairan (liquid) (Nugroho, et al. 1999).
Kemudian dilakukan pemekatan ekstrak dan didapatkan bobot ekstrak kental yaitu
sebanyak 11,5078 g (Lampiran 4).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Rendemen ekstrak yaitu perbandingan berat ekstrak yang diperoleh setelah
proses pemekatan dengan berat simplisia awal. Penetapan rendemen bertujuan
untuk mengetahui jumlah kira-kira simplisia yang dibutuhkan untuk pembuatan
sejumlah tertentu ekstrak kental (Depkes RI, 2008). Pada penelitian ini diperoleh
rendemen sebanyak 8,4% dari perhitungan 11,5078 g ekstrak dan 137,0 g serbuk
kering.
Skrining Fitokimia
Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak etanol jantung pisang
kepok (Musa paradisiaca Linn.) positif mengandung senyawa flavonoid. Hasil
skrining fitokimia tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Rampe
dan Tombuku (2015) yang menyatakan bahwa ekstrak etanol jantung pisang
kepok positif mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid,
kumarin, dan senyawa fenolik. Hal ini juga didukung oleh penelitian yang
dilakukan Mahmood et al. (2011) beberapa kandungan fitokimia dari jantung
pisang kepok ialah alkaloid (1,56 g/100 g), saponin (1,43 g/100 g), senyawa
fenolik (5,83 g/100 g), tanin (88,31 mg/100 g), dan flavonoid (3,98 g/100 g).
Hasil skrining fitokimia dapat dilihat pada Tabel I.
Tabel I. Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.)
Golongan
senyawa Pereaksi
Hasil Positif
(Pustaka)
Hasil Penelitian
Gambar Keterangan
Flavonoid Mg +
HCl
Terbentuknya warna
merah/jingga/kuning
pada larutan
menunjukkan adanya
flavonoid (Lumowa
and Bardin, 2018).
(+)
Terjadi
perubahan
warna
menjadi
merah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Reaksi yang terjadi:
Gambar 1. Reaksi Uji Flavonoid (Ergina et al., 2014).
Tujuan penambahan logam Mg dan HCl adalah untuk mereduksi inti
benzopiron yang terdapat dalam struktur flavonoid sehingga terbentuk garam
flavilium berwarna merah atau jingga (Ergina. et al., 2014). Sudarma (2010)
mengemukakan bahwa apabila terjadi perubahan warna menjadi merah tua sampai
ungu pada uji flavonoid, maka dalam ekstrak tersebut mengandung flavonoid.
Warna merah sampai jingga diberikan oleh senyawa flavon, warna merah tua
diberikan oleh senyawa flavanol atau flavanon, warna hijau diberikan oleh
senyawa glikon atau glikosida.
Mekanisme flavonoid sebagai antiinflamasi ialah menghambat
pembentukan enzim COX-2, LOX, dan menginduksi enzim NO-synthase
(Serafini et al., 2010). Mekanisme lainnya ialah sebagai antioksidan, yaitu dengan
menstabilkan spesies oksigen reaktif dengan bereaksi dengan senyawa reaktif
radikal. Oleh karena reaktivitas tinggi gugus hidroksil dari flavonoid, sehingga
radikal bebas diinaktivasi dan tidak terjadi inflamasi (Panche et al., 2016).
Pembuatan Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca
Linn.)
Krim ekstrak etanol jantung pisang kepok dibuat menjadi tiga konsentrasi
yang berbeda yakni 0,5; 1,0; dan 1,5% b/b. Penggunaan tiga konsentrasi krim
ekstrak etanol jantung pisang kepok dilakukan untuk mengetahui apakah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
konsentrasi tersebut ekstrak sudah menunjukkan efek antiinflamasi topikal dan
mengetahui pada konsentrasi berapa krim ekstrak etanol jantung pisang kepok
menunjukkan efek yang paling optimum. Krim yang telah dibuat selanjutnya
dilakukan uji organoleptis dan uji homogenitas. Uji organoleptis dilakukan untuk
mengetahui bentuk fisik dari sediaan krim yang telah dibuat dengan cara melihat
atau membaui secara visual, sedangkan uji homogenitas dilakukan untuk
mengamati dan memastikan bahwa krim yang dibuat sudah tercampur secara
homogen. Uji homogenitas krim dilakukan dengan cara sediaan ditimbang 0,1 g
kemudian dioleskan sediaan pada sekeping kaca atau bahan transparan lain yang
cocok (Depkes RI, 1979). Krim ekstrak etanol jantung pisang kepok memiliki bau
seperti aroma teh dan warna putih kecoklatan dan dikatakan homogen karena
susunannya homogen dan tidak terdapat butir-butir kasar (Lampiran 5).
Uji Pendahuluan Karagenin
Uji pendahuluan karagenin dilakukan dengan tujuan untuk menentukan
konsentrasi karagenin yang paling optimal dalam mempertahankan udema hingga
jam ke-6 sehingga dapat digunakan dalam penelitian. Hasil pengukuran
menunjukkan pada kelompok karagenin konsentrasi 1,5% mengalami peningkatan
tebal lipat kulit sebesar 1,66 kali dari tebal lipat kulit normal yaitu 0,915 mm
menjadi 1,525 mm. Pada konsentrasi 3% mengalami peningkatan tebal lipat kulit
sebesar 1,85 kali dari tebal lipat kulit normal yaitu 0,975 mm menjadi 1,805 mm.
Konsentrasi 4,5% mengalami peningkatan tebal lipat kulit sebesar 2,75 kali dari
tebal lipat kulit yaitu dari 0,895 mm menjadi 2,75 mm. Oleh sebab itu, pada
penelitian ini digunakan kelompok karagenin konsentrasi 4,5% karena
mempunyai peningkatan tebal lipat kulit paling besar dibandingkan dengan
konsentrasi lainnya. Hasil rata-rata tebal lipat kulit punggung mencit selama 6 jam
dapat dilihat pada gambar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Gambar 2. Rerata Peningkatan Tebal Lipat Kulit Punggung Mencit Terinduksi
Karagenin Konsentrasi 1,5; 3,0; 4,5% b/v
Uji Efek Antiinflamasi Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa
paradisiaca Linn.)
Pada penelitian ini digunakan kontrol negatif, kontrol positif dan
kelompok perlakuan ekstrak etanol jantung pisang kepok tiga konsentrasi yang
berbeda. Uji kontrol negatif digunakan untuk mengetahui pengaruh karagenin
dalam menyebabkan inflamasi, sedangkan uji kontrol positif digunakan sebagai
pembanding dengan kelompok perlakuan ekstrak etanol jantung pisang kepok
dalam penurunan tebal lipat kulit punggung mencit. Uji efek antiinflamasi ekstrak
etanol jantung pisang kepok tiga konsentrasi berbeda bertujuan untuk mengetahui
apakah ekstrak etanol jantung pisang kepok memiliki antiinflamasi topikal,
mengetahui konsentrasi optimum, serta mengetahui persen (%) penghambatan
inflamasi ekstrak etanol jantung pisang kepok topikal pada mencit betina galur
Swiss yang terinduksi karagenin. Efek antiinflamasi ditunjukkan dengan adanya
penurunan tebal lipat kulit punggung mencit setelah diberi karagenin 4,5%.
Penurunan tebal lipat kulit punggung mencit diukur dengan selisih rata-rata tebal
lipat kulit punggung sebelum diinjeksi karagenin (pada jam ke-0) dengan rata-rata
tebal lipat kulit punggung pada jam 1, 2, 3, 4, 5, dan 6. Grafik rata-rata selisih
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 1 2 3 4 5 6
Rat
a- r
ata
Teb
al K
ulit
(m
m)
Waktu (jam ke-)
Karagenin 1,5%
Karagenin 3,0%
Karagenin 4,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
tebal lipat kulit punggung mencit terinduksi karagenin 4,5% dapat dilihat pada
gambar 3.
Gambar 3. Rerata Selisih Tebal Kulit Punggung Mencit pada Jam ke-0 Hingga Jam
ke-6
Keterangan: KN = Kontrol Negatif (Karagenin 4,5%)
KP = Kontrol Positif (Voltaren 1%)
EEJPK 0,5% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 0,5% b/b
EEJPK 1% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1% b/b
EEJPK 1,5% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1,5% b/b
Pada gambar 3 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan tebal lipat kulit
pada jam ke-1 setelah diinjeksikan karagenin 4,5%. Mekanisme karagenin dalam
menimbulkan inflamasi berkaitan dengan pelepasan mediator-mediator inflamasi,
seperti histamin, serotonin, bradikinin, serta prostaglandin. Histamin, serotonin,
dan bradikinin adalah mediator pertama yang terdeteksi pada fase awal
peradangan yang diinduksi karagenin; sedangkan prostaglandin terlibat dalam
peningkatan permeabilitas pembuluh darah dan terdeteksi pada fase akhir
peradangan (Necas and Bartosikova, 2013). Terdapat tiga fase pembentukan
udem yang diinduksi oleh karagenin. Fase pertama adalah pelepasan histamin dan
serotonin yang berlangsung hingga 90 menit. Fase kedua adalah pelepasan
bradikinin yang terjadi pada 1,5 hingga 2,5 jam setelah induksi. Pada fase ketiga,
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
0 1 2 3 4 5 6
Rat
a-ra
ta S
elis
ih T
eb
al L
ipat
Ku
lit (
mm
)
Waktu (jam ke-)
KN
KP
EEJPK 0,5%
EEJPK 1,0%
EEJPK 1,5%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
terjadi pelepasan prostaglandin pada 3 jam setelah induksi. Kemudian edema
berkembang cepat dan bertahan pada volume maksimal sekitar 5 jam setelah
induksi (Sukmawati et al., 2015).
Pada kurva gambar 3 dapat dilihat bahwa kontrol negatif (karagenin 4,5%)
merupakan induktor inflamasi yang baik karena peningkatan udema yang
dihasilkan cukup besar dibandingkan kelompok perlakuan lainnya. Pada
penelitian ini tidak dilakukan uji kontrol Biocream, karena beberapa penelitian
terdahulu yang dilakukan oleh Pratiwi (2016), Yudomulyono (2016), dan
Wulansari et al. (2018) menyatakan bahwa kontrol Biocream tidak
menunjukkan penurunan selisih tebal lipat kulit yang berarti karena tidak
memiliki pengaruh penghambatan inflamasi. Kelompok perlakuan ekstrak etanol
jantung pisang kepok konsentrasi 1,5% b/b menunjukkan selisih peningkatan tebal
kulit mencit yang paling kecil bila dibandingkan dengan konsentrasi 0,5% dan
1,0% b/b.
Rata – Rata Nilai AUC Total dan Persen (%) Penghambatan Inflamasi
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca Linn.) Secara
Topikal
Data selisih tebal lipat kulit yang didapatkan tiap 1 jam selama 6 jam
kemudian dilanjutkan dengan perhitungan AUC dan rata-rata AUC total dari tiap
kelompok perlakuan. Rata-rata AUC total adalah luas daerah di bawah kurva yang
menunjukkan rata-rata selisih tebal lipat kulit punggung mencit dari jam ke-0
hingga jam ke-6. Hasil rata-rata AUC total dari tiap kelompok dapat dilihat pada
tabel II.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Tabel II. Rerata AUC Total Setiap Kelompok Perlakuan
Kelompok Rata-rata AUC total SE (mm.jam)
Kontrol Negatif Karagenin 5,697 0,176
Kontrol Positif + Karagenin 1,979 0,116
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
0,5% + Karagenin 4,174 0,308
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
1,0% + Karagenin 3,530 0,119
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
1,5% + Karagenin 2,194 0,093
Efek antiinflamasi topikal ekstrak etanol jantung pisang kepok ditunjukkan
dengan penurunan tebal lipat kulit punggung mencit sehingga menghasilkan AUC
total yang lebih rendah bila dibandingkan dengan kontrol negatif. Nilai rata-rata
AUC tertinggi ditunjukkan oleh kelompok kontrol negatif karagenin sebesar 5,697
0,176 mm.jam. Kelompok perlakuan ekstrak etanol jantung pisang kepok
konsentrasi 0,5%; 1,0%; dan 1,5% berturut-turut memiliki nilai rata-rata AUC
sebesar 4,174 0,308; 3,530 0,119; dan 2,194 0,093 mm.jam. Hasil AUC
terendah ditunjukkan oleh kontrol positif yaitu sebesar 1,979 0,116 mm.jam.
Berdasarkan uji tersebut didapatkan bahwa semua data terdistribusi normal
dengan ditunjukkan p-value > 0,05 (Lampiran 12). Kemudian dilanjutkan dengan
uji varian dan mendapatkan p-value > 0,05 yaitu sebesar 0,123 yang menunjukkan
variansi data yang sama. Dilakukan uji ANOVA satu arah dengan taraf
kepercayaan 95% dan diperoleh p-value 0,000 dan dilanjutkan uji Post Hoc:
Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar kelompok bermakna atau tidaknya.
Data AUC yang diperoleh selanjutnya digunakan untuk menghitung persen
penghambatan inflamasi (%PI) yang menunjukkan seberapa besar kemampuan
ekstrak etanol jantung pisang kepok menghambat inflamasi. Perhitungan %PI
dapat dilihat pada lampiran 12.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Tabel III. Rerata % PI Setiap Kelompok Perlakuan
Kelompok Rata-rata % PI SE (mm.jam)
Kontrol Negatif Karagenin 0,000 3,082
Kontrol Positif + Karagenin 65,264 2,040
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
0,5% + Karagenin 26,734 5,415
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
1,0% + Karagenin 38,036 2,095
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
1,5% + Karagenin 61,490 1,632
Tabel IV. Hasil Uji Post Hoc: Scheffe Setiap Kelompok Perlakuan
Kelompok KN KP EEJPK
0,5%
EEJPK
1,0%
EEJPK
1,5%
KN - BB BB BB BB
KP BB - BB BB BTB
EEJPK 0,5% BB BB - BTB BB
EEJPK 1,0% BB BB BTB - BB
EEJPK 1,5% BB BTB BB BB -
Keterangan:
KN = Kontrol Negatif (Karagenin 4,5%)
KP = Kontrol Positif (Voltaren 1%)
EEJPK 0,5% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 0,5% b/b
EEJPK 1% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1% b/b
EEJPK 1,5% = Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1,5% b/b
BB = Berbeda Bermakna (p-value < 0,05)
BTB = Berbeda Tidak Bermakna (p-value > 0,05)
PI = Penghambatan Inflamasi
SE = Standard Error
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Pada tabel III ditunjukkan rata-rata %PI dari kontrol karagenin yaitu
sebesar 0,00% sehingga dapat dikatakan karagenin merupakan induktor inflamasi
yang baik. Adapun persen penghambatan inflamasi tertinggi ke terendah
ditunjukkan oleh kontrol positif sebesar 65,264%; ekstrak etanol jantung pisang
kepok konsentrasi 1,5% sebesar 61,490%; ekstrak etanol jantung pisang kepok
konsentrasi 1,0% sebesar 38,036% dan ekstrak etanol jantung pisang kepok
konsentrasi 0,5% sebesar 26,734%. Peningkatan konsentrasi ekstrak etanol
jantung pisang kepok Musa paradisiaca Linn. memberikan penghambatan
inflamasi yang lebih besar pula.
Pada tabel IV, dikatakan kelompok perlakuan ekstrak etanol jantung
pisang kepok 0,5; 1,0; dan 1,5% menunjukkan perbedaan secara bermakna dengan
kontrol negatif karagenin, sehingga dapat dikatakan bahwa ekstrak etanol jantung
pisang kepok sudah dapat memberikan efek antiinflamasi topikal mulai dari
konsentrasi 0,5% b/b. Ekstrak etanol jantung pisang kepok konsentrasi 0,5% dan
1,0% menunjukkan perbedaan secara tidak bermakna, namun berbeda bermakna
dengan ekstrak etanol jantung pisang kepok 1,5%. Kontrol positif (Voltaren)
memberikan nilai persen penghambatan inflamasi yang paling besar, namun
secara statistik tidak berbeda secara bermakna dengan konsentrasi ekstrak etanol
jantung pisang kepok 1,5% b/b (Tabel IV).
Berdasarkan hasil statistik AUC dan persen penghambatan inflamasi di
atas, ekstrak etanol jantung pisang kepok konsentrasi 1,5% b/b dipilih sebagai
konsentrasi optimum karena pada pemberian ekstrak dengan konsentrasi 1,5%
mampu menurunkan tebal lipat kulit punggung mencit secara signifikan (p <0,05)
dibandingkan dengan kontrol negatif karagenin 4,5%.
KESIMPULAN DAN SARAN
Ekstrak etanol jantung pisang kepok (Musa paradisiaca Linn.) memiliki
efek antiinflamasi topikal pada mencit yang terinduksi karagenin pada konsentrasi
optimum 1,5% b/b. Perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut terkait kandungan
zat berkhasiat lainnya pada ekstrak etanol jantung pisang kepok yang dapat
berperan sebagai antiinflamasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Allen, L. V., and Ansel, H.C., 2014. Ansel’s Pharmaceutical Dosage Forms and
Drug Delivery Systems, 10th ed, Wolters Kluwer Health.
Andriani, D., and Murtisiwi, L., 2018. Penetapan Kadar Fenolik Total Ekstrak
Etanol Bunga Telang (Clitoria ternatea L.) dengan Spektrofotometri UV-
Vis. Cendekia Journal of Pharmacy, 2(1), 32–38.
Depkes RI, 1979. Farmakope Indonesia, 3rd ed, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta.
Depkes RI, 2008. Farmakope Herbal Indonesia, 1st ed, Departemen Kesehatan
Republik Indonesia, Jakarta.
Diniatik, 2015. Penentuan Kadar Flavonoid Total Ekstrak Etanolik Daun Kepel
(Stelechocarpus burahol (BI.) Hook f. & Th.) dengan Metode
Spektrofotometri. Kartika-Jurnal Ilmiah Farmasi, II(1), 1–5.
Ergina., Nuryanti, S., and Pursitasari, I.D., 2014. Uji Kualitatif Senyawa
Metabolit Sekunder Pada Daun Palado (Agave angustifolia) yang Diekstraksi
dengan Pelarut Air dan Etanol. J. Akad. Kim, 3(3), 165–172.
Kemp, W.L., Burns, D.K., and Brown, T.G., 2008. Pathology: The Big Picture.
Liu, L.C., et al., 2018. Banana Flower Extract Suppresses Benign Prostatic
Hyperplasia by Regulating the Inflammatory Response and Inducing G1
Cell-cycle Arrest. In Vivo, 32(6), 1373–1379.
Lumowa, S.V.T., and Bardin, S., 2018. Uji Fitokimia Kulit Pisang Kepok (Musa
paradisiaca L.) Bahan Alam sebagai Pestisida Nabati Berpotensi Menekan
Serangan Serangga Hama Tanaman Umur Pendek. Jurnal Sains dan
Kesehatan, 1(9), 465–469.
Mahmood, A., Ngah, N., and Omar, M.N., 2011. Phytochemicals Constituent and
Antioxidant Activities in Musa x paradisiaca Flower. European Journal of
Scientific Research, 66(2), 311–318.
Murdopo, 2014. Warta Ekspor Obat Herbal Indonesia. Direktorat Jenderal
Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, (September),
1–20.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Necas, J., and Bartosikova, L., 2013. Carrageenan : a review. Veterinarni
Medicina, 58(4), 187–205.
Nugroho, B.W., Dadang, and Prijono D., 1999. Pengembangan dan Pemanfaatan
Insektisida Alami. Pusat Kajian Pengendalian Hama Terpadu, Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Panche, A.N., Diwan, A.D., and Chandra, S.R., 2016. Flavonoids: an overview.
Journal of Nutritional Science, 5.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun 2014
tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional.
Pratiwi, D., 2016. Uji Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Daun Jambu Biji
(Psidium guajava Linn.) pada Edema Kulit Punggung Mencit Galur Swiss
Terinduksi Karagenin. Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma.
Prescibers Digital Reference (PDR), 2020. Diclofenac Sodium Topical,
https://www.pdr.net/drugsummary/Diclofenac-Sodium-Topical-Solution-1-5-
-diclofenac-sodium24018, accessed 27 January 2020.
Rampe, M.J., and Tombuku, J.L., 2015. Pengujian Fitokimia dan Toksisitas
Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok (Musa paradisiaca LINN.) dengan
Metode Brine Shrimp Lethality Test (BSLT). SAINSMAT, 4(2), 136–147.
Rollando, R., 2018. Penelusuran Potensi Aktivitas Antioksidan Jantung Pisang
Kepok (Musa paradisiaca Linn.). Jurnal Ilmu Farmasi dan Farmasi Klinik,
15(1), 37–44.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., and Quinn, M.E., 2009. Handbook of Pharmaceutical
Excipients, 6th ed, Pharmaceutical Press.
Saifudin, A., Rahayu, V., and Teruna, H.Y., 2011. Standardisasi Bahan Obat
Alam, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Serafini, M., Peluso, I., and Raguzzini, A., 2010. Flavonoids as anti-inflammatory
agents. Proceedings of the Nutrition Society, 69(3), 273–278.
Sudarma, M., 2010. Uji Fitokimia, Ekstraksi, Isolasi dan Transformasi Senyawa
Bahan Alam. Fakultas MIPA. Universitas Mataram.
Sukmawati, Yuliet, and Hardani, R., 2015. Uji Aktivitas Antiinflamasi Ekstrak
Etanol Daun Pisang Ambon (Musa paradisiaca L.) Terhadap Tikus Putih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
(Rattus norvegicus L.) Yang Diinduksi Karagenan. GALENIKA Journal of
Pharmacy, 1(2), 126–132.
Wells, B.G., et al., 2015. Pharmacotherapy Handbook, 9th ed, McGraw-Hill
Education.
Wulansari, E.D., Wahyuono, S., and Widyarini, S., 2018. Aktivitas Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanolik Rimpang Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.)
pada Mencit yang Diinduksi Karagenin. Trad. Med. J, 23(2), 122–126.
Yudomulyono, L., 2016. Uji Efek Antiinflamasi Topikal Ekstrak Etanol Biji Jinten
Hitam (Nigella sativa) pada Kulit Punggung Mencit yang Terinduksi
Karagenin. Fakultas Farmasi. Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Ethical Clearance (EC)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Lampiran 2. Surat Determinasi Tanaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
Lampiran 3. Gambar Tanaman yang Digunakan
Tanaman Pisang Kepok
Simplisia Jantung Pisang Kepok
Jantung Pisang Kepok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
Lampiran 4. Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
Ekstrak cair yang didapat
setelah pelarut diuapkan:
Berat cawan : 78,2235 g
Berat cawan + isi : 125,6416 g
Berat isi : 47,4181 g
Ekstrak kental yang didapat
setelah bobot tetap:
Berat cawan + isi : 89,7313 g
Berat cawan : 78,2235 g
Berat isi : 11,5078 g
Penimbangan Serbuk Simplisia
Berat wadah : 83,15 g
Berat wadah + isi : 220,17 g
Berat wadah + sisa: 83,17 g
Berat isi : 137 g
Perhitungan Rendeman Ekstrak
( )
( )
=
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Lampiran 5. Krim Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
Penimbangan EEJPK
0,5%
Berat wadah : 13,6644 g
Wadah + isi : 13,7068 g
Wadah + sisa : 13,6818 g
Berat isi : 0,025 g
Penimbangan
Biocream
Berat wadah : 14,0606 g
Wadah + isi : 19,0390 g
Wadah + sisa : 14,0640 g
Berat isi : 4,975 g
Penimbangan EEJPK
1,0%
Berat wadah : 13,6248 g
Wadah + isi : 13,6791 g
Wadah + sisa : 13,6291 g
Berat isi : 0,05 g
Penimbangan Biocream
Berat wadah : 14,0624 g
Wadah + isi : 19,0536 g
Wadah + sisa : 14,1056 g
Berat isi : 4,950 g
Penimbangan EEJPK
1,5%
Berat wadah : 13,6050 g
Wadah + isi : 13,6906 g
Wadah + sisa : 13,6156 g
Berat isi : 0,075 g
Penimbangan Biocream
Berat wadah : 14,0633 g
Wadah + isi : 19,0734 g
Wadah + sisa : 14,1484 g
Berat isi : 4,925 g
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas
Uji Homogenitas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Lampiran 6. Tata Cara Penelitian
Penyiapan Hewan Uji
Rambut pada punggung
mencit dicukur dengan
gunting
Rambut mencit
dirontokkan dengan
menggunakan Veet
Diletakkan pada kandang
dengan diberi pakan dan
minum selama 2 hari
sebelum perlakuan
Cara Injeksi Karagenin
dan Pemberian Tanda
Area Injeksi
Pengukuran Kulit
Punggung Mencit
Pembacaan pada
Jangka Sorong
Pengolesan Krim pada Area Injeksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Lampiran 7. Surat Kalibrasi Jangka Sorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Lampiran 8.Surat Keterangan Analisis Data CE&BU
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Lampiran 9. Data Uji Pendahuluan Karagenin
a) Data tebal udema kulit mencit setelah diberi karagenin 1.5%
Jam Ke- (satuan mm)
0 1 2 3 4 5 6
Mencit 1 0,94 1,46 1,77 1,65 1,45 1,43 1,33
Mencit 2 0,89 1,32 1,28 1,16 1,10 0,89 0,89
Rata-Rata 0,915 1,39 1,525 1,405 1,275 1,16 1,11
SD 0,0354 0,0990 0,3465 0,3465 0,2475 0,3818 0,3111
b) Data tebal udema kulit mencit setelah diberi karagenin 3%
Jam Ke- (satuan mm)
0 1 2 3 4 5 6
Mencit 1 0,98 1,83 2,23 1,84 1,42 1,3 1,18
Mencit 2 0,97 1,59 1,73 1,66 1,41 1,28 1,15
Rata-Rata 0,975 1,71 1,98 1,75 1,415 1,29 1,165
SD 0,007 0,170 0,354 0,127 0,007 0,014 0,021
c) Data tebal udema kulit mencit setelah diberi karagenin 4,5%
Jam Ke- (satuan mm)
0 1 2 3 4 5 6
Mencit 1 0,93 1,87 2,7 2,33 1,65 1,36 1,12
Mencit 2 0,86 1,81 1,81 1,52 1,23 1,28 1,15
Rata-Rata 0,895 1,84 2,255 1,925 1,44 1,32 1,135
SD 0,049 0,042 0,629 0,573 0,297 0,057 0,021
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Lampiran 10. Data Rerata Tebal Lipat Kulit Setiap Kelompok Perlakuan
Kelompok Jam ke- (satuan mm)
0 1 2 3 4 5 6
Kontol
Negatif 0,896 2,782 2,642 1,806 1,500 1,302 1,186
Kontrol
Positif 0,722 1,482 1,224 1,080 0,926 0,840 0,796
EEJPK 0,5% 0,642 1,964 1,692 1,504 1,168 1,020 0,714
EEJPK 1,0% 0,560 1,760 1,404 1,210 1,010 0,886 0,680
EEJPK 1,5% 0,614 1,518 1,152 0,992 0,876 0,768 0,634
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Lampiran 11. Data Rerata AUC Total Setiap Kelompok Perlakuan
Kontrol
Negatif
Kontrol
Positif
Ekstrak
Etanol
Jantung
Pisang Kepok
0,5%
Ekstrak
Etanol
Jantung
Pisang Kepok
1,0%
Ekstrak
Etanol
Jantung
Pisang Kepok
1,5%
5,640 1,990 4,620 3,210 1,870
5,135 1,950 4,695 3,635 2,355
6,240 1,580 3,040 3,910 2,130
5,740 2,295 4,515 3,530 2,385
5,730 2,080 4,000 3,365 2,230
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Lampiran 12. Pengujian Analisis Data Nilai AUC Total
Hasil Analisis Nilai AUC Total dengan Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kelompok
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
AUC KN ,256 5 ,200* ,933 5 ,615
KP ,256 5 ,200* ,950 5 ,735
EEJPK 0,5% ,289 5 ,198 ,821 5 ,118
EEJPK 1,0% ,147 5 ,200* ,987 5 ,968
EEJPK 1,5% ,181 5 ,200* ,910 5 ,470
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Rata-rata AUC Total dan Standard Error (SE)
Descriptives
Tebal Udema - AUC
N
Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Kontrol Negatif
(Karagenin 4,5%) 5 5.69700 .392709 .175625 5.20939 6.18461 5.135 6.240
Kontrol Positif (Voltaren) 5 1.97900 .259913 .116237 1.65627 2.30173 1.580 2.295
Perlakuan Konsentrasi
0.5% 5 4.17400 .689723 .308453 3.31760 5.03040 3.040 4.695
Perlakuan Konsentrasi
1.0% 5 3.53000 .266950 .119384 3.19854 3.86146 3.210 3.910
Perlakuan Konsentrasi
1.5% 5 2.19400 .207828 .092944 1.93595 2.45205 1.870 2.385
Total 25 3.51480 1.439728 .287946 2.92051 4.10909 1.580 6.240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Hasil Analisis Nilai AUC Total dengan Uji One Way ANOVA taraf
kepercayaan 95% dan Uji Post Hoc – Scheffe
Test of Homogeneity of Variances
Tebal Udema - AUC
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.073 4 20 .123
ANOVA
Tebal Udema - AUC
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 46.500 4 11.625 71.587 .000
Within Groups 3.248 20 .162
Total 49.748 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Tebal Udema - AUC
(I) Kelompok_AUC (J) Kelompok_AUC
Mean
Difference (I-
J)
Std.
Error Sig.
95% Confidence Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Scheffe Kontrol Negatif
(Karagenin 4,5%)
Kontrol Positif (Voltaren) 3.718000* .254864 .000 2.85505 4.58095
Perlakuan Konsentrasi 0.5% 1.523000* .254864 .000 .66005 2.38595
Perlakuan Konsentrasi 1.0% 2.167000* .254864 .000 1.30405 3.02995
Perlakuan Konsentrasi 1.5% 3.503000* .254864 .000 2.64005 4.36595
Kontrol Positif (Voltaren) Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) -3.718000
* .254864 .000 -4.58095 -2.85505
Perlakuan Konsentrasi 0.5% -2.195000* .254864 .000 -3.05795 -1.33205
Perlakuan Konsentrasi 1.0% -1.551000* .254864 .000 -2.41395 -.68805
Perlakuan Konsentrasi 1.5% -.215000 .254864 .947 -1.07795 .64795
Perlakuan Konsentrasi
0.5%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) -1.523000
* .254864 .000 -2.38595 -.66005
Kontrol Positif (Voltaren) 2.195000* .254864 .000 1.33205 3.05795
Perlakuan Konsentrasi 1.0% .644000 .254864 .214 -.21895 1.50695
Perlakuan Konsentrasi 1.5% 1.980000* .254864 .000 1.11705 2.84295
Perlakuan Konsentrasi
1.0%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) -2.167000
* .254864 .000 -3.02995 -1.30405
Kontrol Positif (Voltaren) 1.551000* .254864 .000 .68805 2.41395
Perlakuan Konsentrasi 0.5% -.644000 .254864 .214 -1.50695 .21895
Perlakuan Konsentrasi 1.5% 1.336000* .254864 .001 .47305 2.19895
Perlakuan Konsentrasi
1.5%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) -3.503000
* .254864 .000 -4.36595 -2.64005
Kontrol Positif (Voltaren) .215000 .254864 .947 -.64795 1.07795
Perlakuan Konsentrasi 0.5% -1.980000* .254864 .000 -2.84295 -1.11705
Perlakuan Konsentrasi 1.0% -1.336000* .254864 .001 -2.19895 -.47305
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Lampiran 13. Perhitungan % Penghambatan Inflamasi Setiap Kelompok
Perlakuan
1) Kontrol Negatif
Mencit x AUC Kontrol -) AUC Kontrol (-) % PI
1 5,697 5,640 1,00
2 5,697 5,135 9,86
3 5,697 6,240 -9,53
4 5,697 5,740 -0,75
5 5,697 5,730 -0,58
2) Kontrol Positif
Mencit x AUC Kontrol -) AUC Kontrol (+) % PI
1 5,697 1,990 65,07
2 5,697 1,950 65,77
3 5,697 1,580 72,27
4 5,697 2,295 59,72
5 5,697 2,080 63,49
3) Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 0,5%
Mencit x AUC Kontrol -) AUC EEJPK 0,5% % PI
1 5,697 4,620 18,90
2 5,697 4,695 17,59
3 5,697 3,040 46,64
4 5,697 4,515 20,75
5 5,697 4,000 29,79
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
4) Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1,0%
Mencit x AUC Kontrol -) AUC EEJPK 1,0% % PI
1 5,697 3,210 43,65
2 5,697 3,635 36,19
3 5,697 3,910 31,37
4 5,697 3,530 38,04
5 5,697 3,365 40,93
5) Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok konsentrasi 1,5%
Mencit x AUC Kontrol -) AUC EEJPK 1,5% % PI
1 5,697 1,870 67,18
2 5,697 2,355 58,66
3 5,697 2,130 62,61
4 5,697 2,385 58,14
5 5,697 2,230 60,86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Lampiran 14. Pengujian Analisis Data % Penghambatan Inflamasi
Hasil Analisis % Penghambatan Inflamasi dengan Uji Shapiro-Wilk
Tests of Normality
Kelompok dosis
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Penghambatan
Inflamasi (%)
Kontrol Negatif
(Karagenin 4,5%) .257 5 .200
* .933 5 .615
Kontrol Positif (Voltaren) .256 5 .200* .950 5 .734
Perlakuan Konsentrasi
0.5% .289 5 .198 .821 5 .118
Perlakuan Konsentrasi
1.0% .147 5 .200
* .987 5 .968
Perlakuan Konsentrasi
1.5% .181 5 .200
* .910 5 .468
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Rata-rata % PI dan Standard Error (SE)
Descriptives
Penghambatan Inflamasi (%)
N
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
95% Confidence Interval
for Mean
Minimum Maximum Lower Bound
Upper
Bound
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) 5 .00000 6.890925 3.081715 -8.55621 8.55621 -9.530 9.860
Kontrol Positif (Voltaren) 5 65.26400 4.562366 2.040352 59.59907 70.92893 59.720 72.270
Perlakuan Konsentrasi 0.5% 5 26.73400 12.107648 5.414705 11.70037 41.76763 17.590 46.640
Perlakuan Konsentrasi 1.0% 5 38.03600 4.683362 2.094463 32.22084 43.85116 31.370 43.650
Perlakuan Konsentrasi 1.5% 5 61.49000 3.648931 1.631852 56.95925 66.02075 58.140 67.180
Total 25 38.30480 25.272186 5.054437 27.87295 48.73665 -9.530 72.270
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Hasil Analisis % Penghambatan Inflamasi dengan Uji One Way ANOVA
taraf kepercayaan 95% dan Uji Post Hoc – Scheffe
Test of Homogeneity of Variances
Penghambatan Inflamasi (%)
Levene Statistic df1 df2 Sig.
2.074 4 20 .122
ANOVA
Penghambatan Inflamasi (%)
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 14327.827 4 3581.957 71.598 .000
Within Groups 1000.575 20 50.029
Total 15328.402 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Post Hoc Tests
Multiple Comparisons
Dependent Variable: Penghambatan Inflamasi (%)
(I) Kelompok dosis (J) Kelompok dosis
Mean
Difference (I-
J) Std. Error Sig.
95% Confidence
Interval
Lower
Bound
Upper
Bound
Scheffe Kontrol Negatif
(Karagenin 4,5%)
Kontrol Positif (Voltaren) -65.264000* 4.473421 .000 -80.41056 -50.11744
Perlakuan Konsentrasi
0.5% -26.734000
* 4.473421 .000 -41.88056 -11.58744
Perlakuan Konsentrasi
1.0% -38.036000
* 4.473421 .000 -53.18256 -22.88944
Perlakuan Konsentrasi
1.5% -61.490000
* 4.473421 .000 -76.63656 -46.34344
Kontrol Positif (Voltaren) Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) 65.264000
* 4.473421 .000 50.11744 80.41056
Perlakuan Konsentrasi
0.5% 38.530000
* 4.473421 .000 23.38344 53.67656
Perlakuan Konsentrasi
1.0% 27.228000
* 4.473421 .000 12.08144 42.37456
Perlakuan Konsentrasi
1.5% 3.774000 4.473421 .947 -11.37256 18.92056
Perlakuan Konsentrasi
0.5%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) 26.734000
* 4.473421 .000 11.58744 41.88056
Kontrol Positif (Voltaren) -38.530000* 4.473421 .000 -53.67656 -23.38344
Perlakuan Konsentrasi
1.0% -11.302000 4.473421 .214 -26.44856 3.84456
Perlakuan Konsentrasi
1.5% -34.756000
* 4.473421 .000 -49.90256 -19.60944
Perlakuan Konsentrasi
1.0%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) 38.036000
* 4.473421 .000 22.88944 53.18256
Kontrol Positif (Voltaren) -27.228000* 4.473421 .000 -42.37456 -12.08144
Perlakuan Konsentrasi
0.5% 11.302000 4.473421 .214 -3.84456 26.44856
Perlakuan Konsentrasi
1.5% -23.454000
* 4.473421 .001 -38.60056 -8.30744
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Perlakuan Konsentrasi
1.5%
Kontrol Negatif (Karagenin
4,5%) 61.490000
* 4.473421 .000 46.34344 76.63656
Kontrol Positif (Voltaren) -3.774000 4.473421 .947 -18.92056 11.37256
Perlakuan Konsentrasi
0.5% 34.756000
* 4.473421 .000 19.60944 49.90256
Perlakuan Konsentrasi
1.0% 23.454000
* 4.473421 .001 8.30744 38.60056
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
BIOGRAFI PENULIS
Penulis bernama lengkap Thessalonika merupakan
anak pertama dari tiga bersaudara pasangan Andycor
Hanu dan Reni Fridiyanti. Lahir di Jakarta pada
tanggal 17 Juni 1998. Penulis telah menyelesaikan
tugas akhir skripsi dengan judul “Efek Antiinflamasi
Topikal Ekstrak Etanol Jantung Pisang Kepok
(Musa paradisiaca Linn.) pada Kulit Mencit yang
Terinduksi Karagenin”. Pendidikan formal yang
telah ditempuh penulis, yakni TK Bentara Indonesia II
Jakarta (2003-2004), SDS Budhaya I St. Agustinus Jakarta (2004-2010), SMP
Negeri 92 Jakarta (2010-2013), SMK Farmasi DITKESAD (2013-2016), dan
kemudian melanjutkan kuliah di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta pada tahun 2016. Selama kuliah, penulis pernah menjadi asisten
praktikum Botani Farmasi (2018), Farmasetika Dasar (2018), dan Peracikan Obat
(2019). Penulis juga aktif dalam berbagai kegiatan di dalam kampus, seperti
menjadi panitia Div. Publikasi, Dekorasi, dan Dokumentasi Color Zumba Party
OSTEOPOROSIS DAY (2016) dan SEMINAR NASIONAL (2017), Ketua Panitia
LIVE IN PMK APOSTOLOS (2018), Sekretaris PMK Apostolos 2017/2018, dan
menjadi Koordinator II PMK Apostolos 2018/2019. Penulis juga pernah
berpartisipasi dalam menjadi sukarelawan pada bakti sosial YPMJ (2018) dan
pengobatan gratis WALUBI (2017-2018). Selain itu, penulis juga aktif mengikuti
kegiatan di luar kampus, yaitu menjadi delegasi dalam 16th Asian Pasific
Pharmaceutical Symposium di Thailand (2017), menjadi perempatfinalis dalam
lomba Cllinical Pharmacy Skill Event (CPSE) (2018), dan berhasil meraih
prestasi Juara I Kompetisi Kefarmasian PHARMADAYS UGM (2019).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI