Tambahan Makalah pbl3

20
PENDAHULUAN Jenis hubungan dokter-pasien sangat dipengaruhi oleh etika profesi kedokteran, sebagai konsekuensi dari kewajiban-kewajiban profesi yang memberikan batasan atau rambu-rambu hubungan tersebut. Kewajiban-kewajiban tersebut tertuang di dalam prinsip- prinsip moral profesi, yaitu aotonomi (menghormati hak-hak pasien), beneficence ( berorientasi pada kebaikan pasien), non maleficence (tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien), dan justice (meniadakan diskriminasi). Dokter akan mengemban tanggung jawab atas segala keputusan teknis, sedangkan pasien tetap memegang kendali keputusan penting, terutama yang terkait dengan nilai moral dan gaya hidup pasien. Hubungan kontrak mengharuskan terjadinya pertukaran informasi dan negosiasi sebelum terjadinya kesepakatan, namun juga memberikan peluang kepada pasien untuk menyerahkan pengambilan keputusan pengambilan keputusan kepada dokter. Skenario Anda kebetulan menjadi dokter polisi yang ditempatkan didaerah yang rawan terorisme. Pada suatu hari anda di panggil oleh kasat serse untuk menemani dia memeriksa seorang tersangka. Tersangka adalah seorang laki-laki muda yang diduga telah meletakan sebuah bom dipasar. Bom diduga akan diletakan pada siang hari pada saat pasar sedang ramai-ramainya, tetapi pada saat ini polisi belum mengetahui dimana diletakan bom tersebut. Oleh karena itu polisi

description

oks

Transcript of Tambahan Makalah pbl3

Page 1: Tambahan Makalah pbl3

PENDAHULUAN

Jenis hubungan dokter-pasien sangat dipengaruhi oleh etika profesi kedokteran, sebagai

konsekuensi dari kewajiban-kewajiban profesi yang memberikan batasan atau rambu-rambu

hubungan tersebut. Kewajiban-kewajiban tersebut tertuang di dalam prinsip-prinsip moral

profesi, yaitu aotonomi (menghormati hak-hak pasien), beneficence ( berorientasi pada kebaikan

pasien), non maleficence (tidak mencelakakan atau memperburuk keadaan pasien), dan justice

(meniadakan diskriminasi). Dokter akan mengemban tanggung jawab atas segala keputusan

teknis, sedangkan pasien tetap memegang kendali keputusan penting, terutama yang terkait

dengan nilai moral dan gaya hidup pasien. Hubungan kontrak mengharuskan terjadinya

pertukaran informasi dan negosiasi sebelum terjadinya kesepakatan, namun juga memberikan

peluang kepada pasien untuk menyerahkan pengambilan keputusan pengambilan keputusan

kepada dokter.

Skenario

Anda kebetulan menjadi dokter polisi yang ditempatkan didaerah yang rawan terorisme. Pada

suatu hari anda di panggil oleh kasat serse untuk menemani dia memeriksa seorang tersangka.

Tersangka adalah seorang laki-laki muda yang diduga telah meletakan sebuah bom dipasar. Bom

diduga akan diletakan pada siang hari pada saat pasar sedang ramai-ramainya, tetapi pada saat ini

polisi belum mengetahui dimana diletakan bom tersebut. Oleh karena itu polisi akan melakukan

interograsi si tersangka dengan cara “agak keras” agar dapat memperoleh pengakuan tentang

letak bom tersebut. Pada acara tersebut anda diminta menjadi penasehat petugas reserse yang

akan “menjaga” kesehatan tersangka.

Hak pasien dan kewajiban dokter

Pada dasarnya hak pasien terdiri dari 2 yaitu :

1. The right to health care

2. The right to self determination

Page 2: Tambahan Makalah pbl3

The world medical association dengan declaration of Lisbon on the right patient (1991), yaitu

hak memilih dokter secara bebas, hak di rawat oleh dokter yang bebas dalam membuat

keputusan klinis dan etis, hak untuk menerima atau menolak pengobatan setelah menerima

informasi yang adekuat, hak untuk dihormati kerahasiaan dirinya, hak untuk mati secara

bermartabat, dan hak untuk menerima untuk menolak dukungan spiritual atau moral.

Seseorang berhak dalam mendapat layanan kesehatan dalam hal ini ketika menentukan

dokter yang akan merawatnya, berhak mendapatkan informasi atau pemberitahuan

tentang layanan kesehatan yang akan diterimanya, berhak memilih layanan apa yang akan

ia jalani tentunya setelah diberikan informasi mengenai pilihan-pilihan pengobatannya.

Pasien pun berhak ketika meminta dokter untuk merahasiakan tentang kondisi

kesehatannya, riwayat kesehatannya kepada orang-orang yang tak ingin ia bagikan

mengenai keadaan kesehatannya. Pasien pun berhak ketika menolak diberikan layanan

atau dukungan secara spiritual atau moral dari orang lain.

UU kesehatan menyebutkan beberapa hak pasien, seperti hak atas informasi, hak atas second

opinion, hak untuk memberikan persetujuan atau menolak suatu tindakan medis, hak untuk

kerahasiaan, hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan, dan hak untuk memperoleh ganti rugi

apabila ia dirugikan akibat kesalahan tenaga kesehatan.

Tersangka sebagai pasien berhak dalam menerima informasi atas kondisi kesehatannya,

informasi mengenai perkembangan kesehatan atau pengobatannya. Pasien pun berhak

memberikan persetujuan apakah akan menerima atau menolak segala tindakan medis

yang akan dilakukan terhadapnya. Pasien berhak untuk dijaga kerahasiaannya, baik

informasi mengenai dirinya atau mengenai kondisi kesehatan pasien. Pasien puhn berhak

dalam menerima ganti rugi sebagai konskuensi akibat kesalah tindakan yang dilakkukan

dokter atau tenaga kesehatan lainnya.

Hak dan kewaiban pasien dan dokter dalam Muktamar IDI akhir Oktober 2000 yang telah di

deklarasikan terutama kewajiban dokter yaitu kewajiban yang di miliki seorang dokter sejak

mengucap sumpah yaitu :

a) Kewajiban profesi sebagaimana terdapat di dalam lafald sumpah dokter, kode etik

kedokteran, standar prilaku profesi (SOP) dan standar pelayanan medis (SPM),

Page 3: Tambahan Makalah pbl3

b) Kewajiban yang lahir oleh karena adanya hubungan dokter-pasien

UU No 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran merumuskan hak dan kewajiban dokter dan

pasien di dalam pasal-pasal 50-53 yaitu dokter dan dokter gigi memiliki hak untuk memperoleh

perlindungan hukum sepanjang melaksanakan tugas sesuai dengan standar profesi dan stadar

prosedur operasional, hak untuk memberikan layanan medis menurut standar profesi dan standar

prosedur operasiona, hak memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari pasien atau

keluarganya dan hak menerima imbalan jasa.

Ketika melakukan layanan kesehatan dokter memiliki hak untuk dilindungi secara

hukum, selama tindakan medis yang dilakukan dokter terhadap tersangka (pasien) adalah

benar dan sesuai dengan standar profesi dan standar prosedur operasional. Dokter pun

berhak menerima informasi yang jelas dari tersangka (pasien) mengenai kondisi atau

keadaan kesehatan tersangka.

Disisi lain dokter dan dokter gigi berkewajiban memberikan pelayanan medis sesuai dengan

standar prosedur operasional serta kebutuhan medis pasien, merujuk pasien apabila tidak mampu

melakukan suatu pemeriksaan atau pengobatan, merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya

tentang pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia, melakukan pertolongan darurat

atas dasar perikemanusiaan, kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu

melakukannya, dan menambah ilmu pengetahuan dan mengikuti perkembangan ilmu kedokteran/

kedokteran gigi.

Sedangkan hak pasien dalam UU praktik kedokteran adalah hak untuk mendapatkan penjelasan

secara lengkap tentang tindakan medis sebagaimana dimaksud dalam pasal 45 ayat (3), meminta

pendapat dokter lain, mendapatkan pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis, menolak tindakan

medis, dan mendapatkan isi rekam medis. Penjelsan pasalnya yaitu sekurang-kurangnya

meliputi diagnosis dan tata cara tindakan medis, tujuan tindakan medis yang akan dilakukan,

alternative tindakan lain dan resikonya.

Tersangka dalam hal ini sebagai pasien berhak mendapatkan penjelasan secara jelas dan

lengkap mengenai tindakan medis yang akan dilakukan dokter antara lain berhak

meminta pendapat dokter lain terhadap layanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan atau

kondisi kesehatan tersangka. Dalam penjelasan mengenai tindakan mdis terhadap

Page 4: Tambahan Makalah pbl3

tersangka perlu dijelaskan juga mengenai resiko yang muncul apabila tidakan tidak

dilakukan dan bila tindakan medis tersebut dilakuka. Pasien pun dapat menolak tindakan

medis apa pun yang akan dilakukan terhadap tersangka dan tersangka sebagai pasien

berhak menyampaikan keberatannya kepada dokter. Dan penting bahwa tersangka

sebagai pasien berhak mengetahui isi rekam medis pasien.

Hakekat profesi di bidang kedokteran forensik

Konsep peranan ganda seorang dokter,

Dalam menangani berbagai kasus yang menyangkut tubuh dan jiwa manusia, seorang dokter

dapat mempunyai peranan ganda.

- Peran pertama adalah sebagai ahli klinik sehingga objek akan berstatus sebagai seorang

pasien dengan segala hak dan kewajibannya. Tujuan tindakan dokter disini adalah

pemulihan kesehatan pasien dengan melakukan berbagai tindakan medic.

Terlepas dari segala permaslahan hukum yang menjerat tersangka. Tersangka adalah

objek yang berstatus sebagai pasien dengan segala hak dan kewajibannya. Kita sebagai

ahli klinik (dokter) tetap berperan untuk memberikan layanan kesehatan terhadap

tersangka dengan tujuan untuk memulihkan kesehatan pasien dengan berbagai usaha

pengobatan yang kita lakukan.

- Peran kedua adalah sebagaiahli forensic yang bertugas membantu proses peradilan dalam

pembuatan visum et repertum untuk penyidikan. Maka korban akan berstatus benda

bukti.

Peran kedua sebagai ahli forensic mempunyai tugas untuk membantu proses peradilan

dengan melakukan visum et repertum untuk penyidikan.

Bioetika

Etik adalah cabang ilmu filsafat yang mempelajari moralitas. Etik harus dibedakan dengan sains

yang mempelajari moralitas, yaitu etik deskriptif. Etik deskriptif mempelajari pengatuan empiris

tentang moralitas atau menjelaskan pandangan moral yang saat itu berlaku tentang issue-issue

tertentu.

Page 5: Tambahan Makalah pbl3

Etik terbagi ke dalam etik normative dan metaetik (etik analitik). Pada etik normative, para

filosof mencoba menegakan apa yang benar secara moral dan mana yang salah secara moral

dalam kaitannya dengan tindakan manusia. Pada metaetik, para filosof memperhatikan analisis

kedua konsep moral di atas.

Pada dasarnya manusia memiliki 4 kebutuhan dasar, yaitu:

a) Kebutuhan fisiologis yang di penuhi dengan makanan dan minuman

b) Kebutuhan psikologis yang dipenuhi dengan rasa kepuasan, istirahat, santai, dll

c) Kebutuhan social yang dipenuhi melalui keluarga, teman dan komunitas

d) Kebutuhan kreatif dan spiritual yang dipenuhi dengan melalui pengetahuan, kebenaran,

cinta, dll

Kebutuhan-kebutuhan tersebut harus dipenuhi secara berimbang. Apabila seseorang memilih

untuk memenuhi kebutuhan tersebut secara tidak berimban, maka ia telah menentukan secara

subjektif apa yang baik bagi dirinya, yang belum tentu baiksecara objektif. Baik disebabkan oleh

ketidaktahuan atau akibat kelemahan moral, seseorang dapat saja tidak mempertimbangkan

semua kebutuhan tersebut dalam membuat keputusan etik, sehingga berakibat terjadinya konflik

dibidang keputusan moral.

Bioetika adalah salah satu cabang dari etik normative di atas. Bioetik atau biomedical ethics

adalah etik yang berhubungan dengan praktek kedokteran dan atau penelitian di bidang

biomedis.

Beberapa contoh pertanyaan di dalam bioetika adalah : apakah seorang dokter berkewajiban

secara moral untuk memberitahukan kepada seorang yang berada dalam stadium terminal bahwa

ia sedang sekarat? Apakah membuka rahasia kedokteran dapat dibenarkan secara moral?

Pertanyaan bioetik juga dapat menyangkut tentang dapat dibenarkan atau tidaknya suatu hukum

dilihat dari segi etik, seperti: apakah dapat dibenarkan membuat suatu peraturan perundang-

undangan yang mewajibkan seseorang untuk menerima tindakan medis yang bersifat live saving,

meskipun bertentangan dengan keinginan? Apakah dapat dibenarkan membuat satu peraturan

yang membolehkan tindakan medis apa saja yang diminta oleh pasien kepada dokternya,

meskipunnsebenarnya tidak ada indikasi?

Page 6: Tambahan Makalah pbl3

Etika kedokteran

Didalam menentukan tindakan dibidang kesehatan atau kedokteran, selain mempertimbangkan

keempat kebutuhan dasar diatas, keputusan hendaknya juga mempertimbangkan hak-hak azasi

pasien. Pelanggaran atas hak pasien akan mengakibatkan juga pelanggaran atas kebutuhan dasar

di atas terutama kebutuhan kreatif dan spiritual pasien.

Etika adalah disiplin ilmu yang mempelajari baik-buruk atau benar-salahnya suatu sikap dan atau

perbuatan seseorang individu atau institusi dilihat dari moralitas. Penilaian baik buruk dan benar-

salah dari sisi moral tersebut menggunakan pendekatan teori etika yang cukup banyak

jumlahnya. Terdapat dua teori etika yang palinga banyak dianut orang adalah teori deontology

dan teleology. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa, deontology mengajarkan bahwa baik-

buruknya suatu perbuatan harus dilihat dari perbuatannya itu sendiri, sedangkan teleologi

mengajar baik-buruk tindakan dengan melihat hasilnya atau akibatnya. Deontology lebih

mendasarkan kepada ajaran agama, tradisi dan buaya , sedangkan teleologi lebih ke arah

penalaran (reasoning) dan pembenaran (justifikasi) pada azas manfaat penalaran (aliran utilirian).

Beauchap dan Childress (1994) menguraikan bawa untuk mencapai ke suatu keputusan etik

diperukan 4 kaedah dasar moral (moral principle) dan beberapa rules dibawahnya. Ke 4 kaidah

dasar moral tersebut adalah:

1. Prinsip Otonomi, yaitu prinsip moral yang menghormati hak-hak pasien. Prinsip moral

inilah yang kemudian melahirkan doktrin informed consent.

2. Prinsip beneficence, yaitu prinsip moral yang mengutamakan tindakan yang ditujukan

ke kebaikan pasien. Dalam beneficence tidak hanya dikenal perbuatan untuk kebaikan

saja, melainkan juga perbuatan yang sisi baiknya (manfaat) lebih besar daripada sisi

buruknya (mudarat).

3. Prinsip non maleficence, yaitu prinsip moral yang melarang tindakan yang

memperburuk keadaan pasien. Prinsip ini di kenal sebagai “primum non nocere” atau

“above all do no harm”

4. Prinsip justice, yaitu prinsip moral yang mementingkan fairness dan keadilan dalam

bersikap maupun dalam mendistribusi sumber daya (distributive justice).

Page 7: Tambahan Makalah pbl3

Sedangkan rules derivatnya adalah veracity (berbicara benar, jujur dan terbuka), privacy

(menghormati hak privasi pasien), confidentiality (menjaga kerahasiaan pasien) dan fidelity

(loyalitas dan prome keeping).

Selain prinsip atau kaidah dasar moral di atas yang harus dijadikan pedoman dalam mengambil

keputusan klinis, professional kedokteran juga mengenal etika profesi sebagai panduan dalam

bersikap dan berprilaku (code of ethical conduct). Sebagaimana diuraikan pada pendahuluan ,

nilai-nilai dalam etika profesi tercermin di dalam sumpah dokter dank ode etik kedokteran.

Sumpah dokter berisikan suatu “kontrak moral” antara dokter dengan Tuhan sang penciptanya,

sedangkan kode etik kedokteran berisikan “kontrak kewajiban moral” antra dokter dengan peer

groupnya, yaitu masyarakat profesinya.

Baik sumpah dokter maupun kode etik kedokteran berisikan sejumlah kewajiban moral yang

melekat kepada para dokter. Meskipun kewajiban tersebut bukanlah kewajiban hukum sehingga

tidak dapat dipaksakan secara hukum, namun kewajiban moral tersebut haruslah menjadi hukum,

namun kewajiban moral tersebut haruslah menjadi “pemimpin” dari kewajiban dalam hukum

kedokteran. Hukum kedokteran yang baik haruslah hukum yang etis.

Etik dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan

Di dalam pratek, peran professional kesehatan khususnya dokter dapat terbagi ke dalam 3 model

penjaga gawang, yaitu peran tradisional, peran negative gatekeeper dan peran positive

gatekeeper.

Dalam peran tradisionalnya, dokter memikul beban moral sebagai penjaga gawang

penyelenggara layanan kesehatan dan medis. Mereka harus menggunakan pengetahuan mereka

untuk berpraktek secara kompeten dan rasional ilmiah. Petunjuknya harus diagnostic elegance

(termasuk menggunakan cara yang memiliki tingkat ekonomi yang sesuai dalam mendiagnosis)

dan therapeutic parsimony (memberikan terapi hanya yang secara nyata bermanfaat dan efektif).

Mereka harus mencegah adanya resiko yang tidak efektif). Mereka harus mencegah adanya

risiko yang meragukan dan menjaga sumber daya finasial pasien.

Dalam peran negative gatekeeper, yaitu pada sistem kesehatan pra-bayar atau kapitasi, dokter

diharapkan untuk membatasi akses pasien ke layanan medis. Pada peran ini jelas terjadi konflik

Page 8: Tambahan Makalah pbl3

moral pada dokter dengan tanggung jawab tradisionalnya dalam membela kepentingan pasien

(prinsip beneficence) dengan tanggung jawab barunya sebagai pengawal sumber daya

masyarakat / komunitas. Meskipun demikian, peran negative gatekeeper ini secara moral

mungkin masih dapat dijustifikasi.

Tidak seperti peran negative yang banyak di deskripsikan secara terbuka, peran positive

gatekeeper dokter sangat tertutup dan tidak dipertanggungjawabkan secara moral. Dalam peran

ini dokter diberdayakan untuk menggunakan fasilitas medis dan jenis layanan hi tech demi

kepentingan profit. Bagi mereka yang mampu membayar disediakan fasilitas diagnostik dan

terapi yang paling mahal dan mutakhir, layanan didasarkan kepada “keinginan pasar” dan bukan

kepada kebutuhan medis. Upaya meningkatkan demand atas layanan yang sophisticated di

jadikan tujuan yang implicit, dan menjadi salesmennya. Mereka berbagi profit secara langsung

apabila mereka pemilik atau investor layanan tersebut, atau mereka memperoleh penghargaan

berupa kenaikan honorarium atau tunjungan apabila mereka hanya berstatus pegai atau

pelaksana.

Tidak disangkal lagi bahwa peran positive gatekeeper telah “membudaya” bagi para dokter di

kota-kota besar di Indonesia . Transaksi antara pasien dengan dokter menjadi transaksi komiditi

biasa. Dokter menjadi entrepreneur. Etik para professional kesehatan menjadi menurun hingga

ke bottom line ethics dan bukan lagi menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan (virtue ethics).

Kode etik kedokteran Indonesia

Sejak disusun pertama kali hingga sekarang norma-norma dalam kode etik kedokteran Indonesia

telah mengalami banyak perubahan, sebagai konsekuensi dari dinamika etik itu sendiri yang

selalu berupaya mengikuti etika kedokteran internasional.

Kodeki terdiri dari 4 kewajiban, yaitu kewajiban umum, kewajiban terhadap pasien, kewajiban

terhadap teman sejawat dan kewajiban terhadap diri-sendiri.

Bunyi pasal-paslnya adalah sebagai berikut :

1. Setiap doter harus menjungjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah doktr.

2. Seorang dokter harus senantiasa berupaya melaksanakan profesinya sesuai dengan

standar yang tertinggi.

Page 9: Tambahan Makalah pbl3

3. Dalam melaksanakan pekerjaan kedokterannya, seorang dokter tidak boleh di pengaruhi

oleh sesuatu yang mengakibatkan hilangnya kebebasan dan kemandirian profesi.

4. Setiap dokter harus menghindarkan diri dari perbuatan yang memuji diri

5. Setiap perbuatan atau nasehat yang mungkin melemahkan daya taha psikis maupunfisik

hanya diberikan untuk kepenting dan kebaikan pasien, setelah memperoleh persetujuan

pasien.

6. Setiap dokter harus senantiasa berhati-hati dalam mengumumkan dan menerapkan

setiap penemuan taknik atau pengobatan baru yang belum di uji kebenarannya dan hal-

hal yang dapat menimbulkan keresahan masyarakat.

7. Setiap dokter hanya memberi surat keterangan dan pendapat yang telah diperiksa sendiri

kebenarannya.

7a. seorang dokter harus, dalam setiap praktik medisnya, memberikan pelayanan medis

yang kompeten dengan kebebasan teknis dan moral sepenuhnya, disertai rasa kasih sayang

(compassion) dan penghormatan atas martabat manusia.

7b. seorang dokter harus bersikap jujur dalam berhubungan dengan pasien dan sejawatnya,

dan berupaya mengingatkan sejawatnya yang dia ketahui memiliki kekurangan dalam

karakter atau kompetensi, atau yang melakukan penipuan atau penggelapan, dalam

menangani pasien.

7c. seorang dokter harus menghormati hak-hak pasien, hak-hak sejawatnya, dan hak tenaga

kesehatan lainnya, dan harus menjaga kepercayaan pasien.

7d. setiap dokter harus senantiasa mengingatkan akan kewajiban melindungi hidup mahluk

insane.

8. Dalam melakukan pekerjaan seorang dokter harus memperhatikan kepentingan

masyarakat dan memperhatikan semua aspek pelayanan kesehatan yang menyeluruh

(promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative), baik fisik maupun psikososial, serta

berusaha menjadi pendidik dan pengabdi masyarakat yang sebenar-benarnya.

9. Setiap dokter dalam bekerja sama dengan para pejabat di bidang kesehatan dan bidang

lainnya serta masyarakat, harus saling menghormati.

Page 10: Tambahan Makalah pbl3

10. Setiap dokter wajib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan

keterampilannya untuk kepentingan pasien. Dalam hal ia tidak mampu melakukan

pemeriksaan atau pengobatan, maka atas persetujuan pasien, ia wajib merujuk pasien

kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut.

11. Setiap dokter harus memberikan kesempatan kepada pasien agar senantiasa dapat

berhubungan dengan keluarga dan penasehatnya dalam beribadat dan atau dalam

masalah lainnya.

12. Setiap dokter wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya tentang seorang

pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.

13. Setiap dokter wajib melakukan pertolongan darurat sebagai tugas perikemanusiaan,

kecuali bila ia yakin ada orang lain yang bersedia dan mampu memberikannya.

14. Setiap dokter memperlakukan teman sejawatnya sebagaimana ia ingin diperlakukan.

15. Setiap dokter tidak boleh mengambil alih pasien dari teman sejawat, kecuali dengan

persetujuan atau berdasarkan prosedur yang etis.

16. Setiap dokter harus memelihara kesehatannya supaya dapat bekerja dengan baik.

17. Setiap dokter harus senantiasa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi kedokteran/ kesehatan.

Pasal 53 UU kesehatan (tentang praktik kedokteran)

1. Tenaga kesehatan berhak memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

sesuai dengan profesinya

2. Tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi standar

profesi dan menghormati pasien

3. Tenaga kesehatan, untuk kepentingan pembuktian, dapat melakukan tindakan medic

terhadap seseorang dengan memperhatikan kesehatan dan keselamatan yang

bersangkutan

4. Ketentuan mengenai standar profesi dan hak-hak pasien sebagaimana dimaksud dalam

ayat (2) di tetapkan dengan peraturan pemerintah.

Kejahatan terhadap tubuh dan manusia

Pasal 89 KUHP

Page 11: Tambahan Makalah pbl3

Membuat orang pingsan atau tidak berdaya disamakan dengan menggunakan kekerasan

Pasal 90 KUHP

Luka berat berarti:

Jatuh sakit atau mendapat luka yang tidak memberi harapan akan sembuh sama sekali, atau

menimbulkan bahaya maut, tidak mampu terus menerus untuk menjalankan tugas jabatan atau

pekerjaan pencarian, kehilangan salah satu pancaindra, mendapat cacat berat, menderita sakit

lumpuh, terganggunya daya pikir selama 4 minggu lebih, gugur atau matinya kandungan seorang

perempuan.

Pasal 170

1) Barang siapa terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan

terhadap orang atau barang, di ancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun enam

bulan.

2) Yang bersalah di ancam :

1. Dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun, jika dengan sengaja

menghancurkan barang atau jika kekerasan yang digunakan mengakibatkan luka

–luka.

2. Dengan pidana penjara paling lama 9 tahun, jika kekerasan mengakibatkan luka

berat.

3. Dengan pidana penjara paling lama 12 tahun, jika kekerasan mengakibatkan

maut.

Pasal 351 KUHP

1) Penganiayaan diancam dengan pidana penjara paling lama 2 tahun 8 bulan atau pidana

denda paling banyak 4500 rupiah.

2) Jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat, yang bersalah diancam dengan pidana

penjara paling lama 5 tahun.

3) Jika mengakibatkan mati, di ancam dengan pidana penjara paling lama 7 tahun.

4) Dengan penganiayaan di samakan sengaja merusak kesehatan.

5) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana.

Page 12: Tambahan Makalah pbl3

HR 25 juni 1894

Menganiaya adalah dengan sengaja menimbulkan sakit atau luka. Kesengajaan ini harus di

tuduhkan dalam surat tuduhan.

HR 21 oktober 1935

Kesengajaan harus ditujukan untuk menimbulkan luka pada badan atau terhadap kesehatan.

Dalam hal ini dalam surat tuduhan cukup dengan menyatakan ada “penganiayaan”. Ini bukan

saja merupakan suatu kwalifikasi akan tetapi juga suatu pengertian yang nyata.

HR 8 april 1929

Adalah cukup bahwa terdapat suatu hubungan sebab akibat antara penganiayaan dan adanya

luka-luka berat. Tidaklah menjadi persoalan bahwa dalam keadaan normal akibatnya tidaklah

demikian.

Pasal 352 KUHP

1) Kecuali yang tersebut dalam pasal 353 dan 356, maka penganiayaan yang tidak

menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau

pencarian, diancam, sebagai penganiayaan ringan, dengan pidana penjara paling lam 3

bulan atau pidana denda paling banyak 4500 rupiah.

2) Percobaan untuk melakukan kejahatan ini tidak dipidana

Pasal 354 KUHP

1) Barang siapa dengan sengaja melukai berat orang lain, diancam, karena melakukan

penganiayaan berat, dengan pidana penjara paling lama 8 tahun.

2) Jika perbuatan mengakibatkan mati, yang bersalah dikenakan pidana penjara paling lama

10 tahun.

Kematian dan perlukaan akibat kealpaan

Pasal 360 KUHP

Page 13: Tambahan Makalah pbl3

1) Barang siapa karna kealpaannya menyebabkan orang lain mendapatkan luka-luka berat,

diancam dengan pidana penjara paling lama 5 tahun atau kurungan paling lama 1 tahun.

2) Barang siapa karena kealpaannya menyebabkan orang lain luka-luka sedemikian rupa

sehingga timbul penyakit atau halangan menjalankan pekerjaan jabatan atau pencaharian

selama waktu tertentu, di ancam dengan pidana penjara paling lama 9 tahun atau

kurungan paling lama 6 bulan atau denda paling tinggi 300 rupiah.

MA No 83 K/Kr/1973 tanggal 4 mei 1974

Tindak pidana tersebut dalam pasal 360 KUHP adalah “karena kealpaannya menyebabkan orang

luka sehingga tidak dapat menjalankan pekerjaannya sementara”.

HR 13 mei 1952

Tidak setiap penderitaan yang ditimbulkan karena kesalahan dapat dihukum, akan tetapi hanya

penderitaan yang mempunyai suatu arti. Pasal ini tidak membedakan apakah karena terhalngnya

pelaksanaan tugas jabatan atau pekerjaan menimbulkan kerugian materi atau tidak. Pasal ini juga

melindungi kepentingan seorang volunteer untuk memperoleh keterampilan jabatan.

Pasal 361 KUHP

Jika kejahatan yang diterangkan dalam bab ini dilakukan dalam menjalankan suatu jabatan atau

pencaharian, maka pidana ditambah dengan sepertiga dan yang bersalah dapat di cabut hanya

untuk menjalankan pencaharian dalam mana dilakukan kejahatan, dan hakim dapat

memerintahkan supaya putusannya diumumkan.

Hukum perdata yang berkaitan dengan profesi dokter pada kasus ini

Pasal 1366 KUH perdata

Setiap orang bertanggungjawab tidak saja kepada kerugian yang disebabkan karena

perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-

hatinya.

Pasal 1367 KUH perdata

Page 14: Tambahan Makalah pbl3

Seseorang tidak saja bertanggungjawab untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya

sendiri, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatan orang-orang yang menjadi

tanggungannya, atau disebkan oleh barang-berang yang berada dibawah pengawasannya.

http://pusham.uii.ac.id/ham/8_Chapter2.pdf