TAMBAHAN METLIT

32
http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir- kreatif-siswa/ tgl 4 januari 2013, 13.56 Munandar (1999) mengatakan ciri-ciri kemampuan kreativitas yang berhubungan dengan kognisi dapat dilihat dari keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes, keterampilan berfikir orisinil,dan keterampilan menilai. Keterampilan berfikir lancar memiliki ciri-ciri: (1) mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah; (2) memberikan banyak cara atau saran untul melakukan berbagai hal; (3) bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak daripada yang lain. Kemampuan berfikir luwes mempunyai ciri-ciri: (1) menghasilkan gagasan penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi; (2) dapat melihat suatu masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; (3) menyajikan suatu konsep dengan cara yang berbeda. Kemampuan berfikir orisinil mempunyai ciri-ciri: (1) memberikan gagasan yang baru dalam menyelesaikan masalah; (2) membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian atau unsur-unsur. Kemampuan keterampilan memperinci (mengelaborasi) mempunyai ciri-ciri: (1) mengembangkan atau memperkaya gagasan

description

SEMOGA BERMANFAAT :)

Transcript of TAMBAHAN METLIT

Page 1: TAMBAHAN METLIT

http://herdy07.wordpress.com/2010/05/27/kemampuan-berfikir-kreatif-siswa/ tgl 4 januari

2013, 13.56

Munandar (1999) mengatakan ciri-ciri kemampuan kreativitas yang berhubungan dengan kognisi

dapat dilihat dari keterampilan berfikir lancar, keterampilan berfikir luwes, keterampilan berfikir

orisinil,dan keterampilan menilai. Keterampilan berfikir lancar memiliki ciri-ciri: (1)

mencetuskan banyak gagasan dalam menyelesaikan masalah; (2) memberikan banyak cara atau

saran untul melakukan berbagai hal; (3) bekerja lebih cepat dan melakukan lebih banyak

daripada yang lain. Kemampuan berfikir luwes mempunyai ciri-ciri: (1) menghasilkan gagasan

penyelesaian masalah atau jawaban suatu pertanyaan yang bervariasi; (2) dapat melihat suatu

masalah dari sudut pandang yang berbeda-beda; (3) menyajikan suatu konsep dengan cara yang

berbeda.

Kemampuan berfikir orisinil mempunyai ciri-ciri: (1) memberikan gagasan yang baru dalam

menyelesaikan masalah; (2) membuat kombinasi-kombinasi yang tidak lazim dari bagian-bagian

atau unsur-unsur. Kemampuan keterampilan memperinci (mengelaborasi) mempunyai ciri-ciri:

(1) mengembangkan atau memperkaya gagasan orang lain; (2) menambah atau memperinci suatu

gagasan sehingga meningkatkan kualitas gagasan tersebut. Sedangkan kemampuan keterampilan

mengevaluasi mempunyai ciri-ciri: (1) dapat menentukan kebenaran suatu kebenaran pertanyaan

atau kebenaran suatu rencana penyelesaian masalah; (2) dapat mencetuskan gagasan-gagasan

penyelesaian suatu masalah dan dapat melaksanakannya dengan benar; dan (3) mempunyai

alasan yang dapat dipertanggungjawabkan untuk mencapai suatu keputusan.

Menurut Rothenberg dan Hausmen bahwa beberapa ahli mempunyai perbedaan pendapat

mengenai kreativitas, namun terdapat persamaan diantaranya: (1) kreativitas berhubungan

Page 2: TAMBAHAN METLIT

dengan sesuatu yang baru dan bernilai; (2) kreativitas meliputi seluruh aspek kehidupan

termasuk dalam keilmuan matematik; (3) kemampuan kretivitas berbeda dengan kemampuan

intelegensi, artinya walaupun intelegensinya tinggi belum tentu kreatif begitu pun sebaliknya; (4)

setiap orang mempunyai potensi untuk kreatif jika memiliki sifat spontan dan terbuka.

Menurut Stenberg dan Lubart berdasarkan investment theory of creativity yang mereka

kembangkan bahwa terdapat enam atribut dari kreativitas yaitu kecerdasan (intelligence),

pengetahuan (knowledge), motivasi (motivation), dukungan lingkungan (an encouragement

environment), ketepatan cara atau gaya berfikir (appropriate thinking style), dan ketepatan

person (an appropriate personality).

Menurut Fisher (1995), kreativitas adalah kemampuan dan sikap seseorang untuk membuat

produk yang baru. Sedangkan menurut Evan (1991), kreativitas adalah kemampuan untuk

menemukan kaitan-kaitan yang baru, lemampuan melihat sesuatu dari sudut pandang yang baru,

dan kemampuan untuk membentuk kombinasi-kombinasi dari banyak konsep yang ada pada

fikiran. Kreativitas bukanlah mengadakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada, akan tetapi

kretivitas adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru dengan cara membuat kombinasi,

membuat perubahan, atau mengaplikasikan ide-ide yang ada pada wilayah yang berbeda (Harris,

1998). Dari pendapat diatas, dapat diartikan bahwa berfikir kreatif adalah aktivitas berfikir agar

muncul kreativitas pada seseorang, atau berfikir untuk menghasilkan hal yang baru bagi dirinya.

LTSIN (2001) secara khusus mendefinisikan berfikir kreatif adalah “creative thinking is the

process which we use when we come up with a new idea. It is the merging of ideas which have

not been merged before”. LTSIN menyatakan bahwa berfikir kreatif adalah proses (bukan hasil)

Page 3: TAMBAHAN METLIT

untuk menghasilkan ide baru dan ide itu merupakan gabungan dari ide-ide yang sebelumnya

belum disatukan.

Lebih detail lagi LTSIN (2001) menyatakan bahwa ide seseorang berfikir kretif minimal

mempunyai salah satu karakteristik dari: (a) ide itu belum ada sebelumnya; (b) sudah ada di

tempat lain hanya saja ia tidak tahu; (c) ia menemukan proses baru untuk melakukan sesuatu; (d)

ia menerapkan proses yang sudah ada pada area yang berbeda; (e) ia mengembangkan sebuah

cara untuk melihat sesuatu pada perspektif yang berbeda. Dari lima karakteristik diatas, kita

dapat menyimpulkan bahwa berfikir kreatif dapat berupa ide baru yang belum ada sebelumnya

dan dapat berupa ide baru sebagai penyempurnaan dari yang sudah ada sebelumnya.

Kepekaan berfikir kreatif dapat diukur dengan indikator-indikator yang telah ditentukan para

ahli, salah satunya menurut Torrance. Menurut Torrance kemampuan berfikir kreatif terbagi

menjadi tiga hal, yaitu :

1. Fluency (kelamcaran), yaitu menghasilkan banyak ide dalam berbagai kategori/ bidang.

2. Originality (Keaslian), yaitu memiliki ide-ide baru untuk memecahkan persoalan.

3. elaboration (Penguraian), yaitu kemampuan memecahkan masalah secara detail.

Page 4: TAMBAHAN METLIT

http://feryferdiansyah16.blogspot.com/2012/11/berpikirkreatif-matematis.html

Poerwadarminta (Syukur, 2004: 10), mengartikan berpikir sebagai penggunaan akal budi

manusia untuk mempertimbangkan atau memutuskan sesuatu. Sedangkan Liputo (1996)

berpendapat bahwa berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan untuk

maksud tertentu. Maksud yang dapat dicapai dalam berpikir adalah memahami, mengambil

keputusan, merencanakan, memecahkan masalah dan menilai tindakan. Dari kedua pendapat

diatas, tampak bahwa kata berpikir mengacu pada kegiatan akal yang disadari dan terarah.

Terdapat bermacam-macam cara berpikir, diantaranya berpikir vertikal, lateral, kritis,

analitis, kreatif dan strategis. Tetapi pada penelitian ini akan difokuskan pada berpikir kreatif.

Menurut Hariman (Huda, 2011), berpikir kreatif adalah suatu pemikiran yang berusaha

menciptakan gagasan yang baru. Berpikir kreatif dapat  juga  diartikan sebagai  suatu kegiatan

mental yang digunakan seorang untuk membangun ide atau pemikiran yang baru. Pendapat lain

dari Pehkonen (Huda,2011), beliau memandang berpikir kreatif sebagai suatu kombinasi dari

berpikir logis dan berpikir divergen yang didasarkan pada intuisi tetapi masih dalam kesadaran.

Maksud berpikir divergen sendiri adalah memberikan bermacam-macam kemungkinan jawaban

dari pertanyaan yang sama. Sementara itu Munandar (Huda,2011) menjelaskan pengertian

berpikir kreatif adalah kemampuan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu

masalah, dimana penekanannya pada kuantitas, ketepatgunaan, dan keberagaman jawaban.

Pengertian ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kreatif seseorang makin tinggi, jika ia

mampu menunjukkan banyak kemungkinan jawaban pada suatu masalah. Tetapi semua jawaban

itu harus sesuai dengan masalah dan tepat, selain itu jawabannya harus bervariasi.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka berpikir kreatif dapat diartikan sebagai

berpikir secara logis dan divergen untuk menghasilkan ide atau gagasan yang baru. Produk dari

Page 5: TAMBAHAN METLIT

berpikir kreatif itu sendiri adalah kreativititas. Sebagaimana dikemukakan oleh beberapa tokoh

mengenai definisi kreativitas berikut ini (Huda, 2011: 9) :

1.        Menurut Munandar kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu

yang baru, sebagai kemampuan untuk memberi gagasan-gagasan baru yang dapat diterapkan

dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk melihat hubungan-hubungan baru

antara unsur-unsur yang sudah ada sebelumnya.

2.        Barron menyatakan bahwa kreativitas merupakan kemampuan untuk menghasilkan atau

menciptakan sesuatu yang baru.

3.        Siswono menjelaskan bahwa kreativitas merupakan produk dari berpikir (dalam hal ini

berpikir  kreatif) untuk menghasilkan suatu cara atau sesuatu yang baru dalam memandang suatu

masalah atau situasi.

4.        Solso menjelaskan bahwa kreativitas merupakan aktivitas kognitif yang menghasilkan sesuatu

yang baru dalam menghadapi masalah.

Sementara itu, Munandar (Huda, 2004) mengemukakan alasan mengapa kreativitas pada

diri siswa perlu dikembangkan. Pertama,  dengan berkreasi maka orang dapat mewujudkan

dirinya (Self Actualization). Kedua, pengembangan kreativitas khususnya dalam pendidikan

formal masih belum memadai. Ketiga, bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat tetapi

juga memberikan kepuasan tersendiri. Keempat, kreativitaslah yang memungkinkan manusia

untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa kreativitas

mempunyai peranan penting dalam kehidupan, sehingga kreativitas perlu dikembangkan

terutama pada generasi muda yang mengemban cita-cita sebagai penerus bangsa.

Menurut Pehkonen (Mahmudi, 2010:3), kreativitas tidak hanya terjadi pada bidang-

bidang tertentu, seperti seni, sastra, atau sains, melainkan juga ditemukan dalam berbagai bidang

Page 6: TAMBAHAN METLIT

kehidupan termasuk matematika. Pembahasan mengenai kreativitas dalam matematika lebih

ditekankan pada prosesnya, yakni proses berpikir kreatif. Oleh karena itu, kreativitas dalam

matematika lebih tepat diistilahkan sebagai berpikir kreatif matematis. Meski demikian, istilah

kreativitas dalam matematika dipandang memiliki pengertian yang sama dengan berpikir kreatif

matematis, sehingga istilah keduanya dapat digunakan secara bergantian.

Krutetski (Mahmudi, 2010:3) mendefinisikan kemampuan berpikir kreatif matematis

sebagai kemampuan menemukan solusi masalah matematika secara mudah dan fleksibel.

Menurut Livne (Mahmudi, 2010:3), berpikir kreatif matematis merujuk pada kemampuan untuk

menghasilkan solusi bervariasi yang bersifat baru terhadap masalah matematika yang bersifat

terbuka.

Dari pendapat tokoh-tokoh diatas dapat disimpulkan bahwa berpikir kreatif matematis

adalah aktivitas mental yang disadari secara logis dan divergen untuk menemukan jawaban atau

solusi bervariasi yang bersifat baru dalam permasalahan matematika.

B.     Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif

 Kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat ditingkatkan dengan memahami proses

berpikir kreatifnya dan berbagai faktor yang mempengaruhinya serta melalui latihan yang tepat

(Huda, 2011: 11). Selain itu, kemampuan berpikir kreatif seseorang juga dapat ditingkatkan dari

satu tingkat ke tingkat yang lebih tinggi yaitu dengan cara memahami proses berpikir, dan

faktor-faktornya serta melalui latihan-latihan. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat  disimpulkan

bahwa tingkat kemampuan berpikir kreatif seseorang dapat berubah dari satu tingkat ke tingkat

selanjutnya yang lebih tinggi. Menurut Guilford (Herdian, 2010) indikator dari berpikir  kreatif

ada lima yaitu :

Page 7: TAMBAHAN METLIT

a.         Kepekaan (problem sensitivity) adalah kemampuan mendeteksi (mengenali dan memahami)

serta menanggapi suatu pernyataan, situasi dan masalah.

b.      Kelancaraan (fluency) adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan.

c.       Keluwesan (flexibility) adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam,

pemecahan atau pendekatan terhadap masalah.

d.      Keaslian (originality) adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang

asli, tidak klise dan jarang diberikan kebanyakaan orang.

e.       Elaborasi (elaboration) adalah kemampuan menambah situasi atau masalah sehingga menjadi

lengkap, dan merincinya secara detail, yang didalamnya dapat berupa tabel, grafik, gambar,

model, dan kata-kata.

Page 8: TAMBAHAN METLIT

http://pasca.tp.ac.id/site/pengembangan-kemampuan-berpikir-kritis-dan-kreatif-dalam-

pembelajaran

Berpikir kreatif adalah berpikir secara konsisten dan terus menerus menghasilkan sesuatu yang

kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan. Penelitian Brookfield (1987) menunjukkan bahwa orang

yang kreatif biasanya (1) sering menolak teknik yang standar dalam menyelesaikan masalah, (2)

mempunyai ketertarikan yang luas dalam masalah yang berkaitan maupun tidak berkaitan

dengan dirinya, (3) mampu memandang suatu masalah dari berbagai perspektif, (4) cenderung

menatap dunia secara relatif dan kontekstual, bukannya secara universal atau absolut, (5)

biasanya melakukan pendekatan trial and error dalam menyelesaikan permasalahan yang

memberikan alternatif, berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan

demi suatu kemajuan. Marzano (1988) mengatakan bahwa untuk menjadi kreatif seseorang

harus: (1) bekerja di ujung kompetensi bukan ditengahnya, (2) tinjau ulang ide, (3) melakukan

sesuatu karena dorongan internela dan bukan karena dorongan eksternal, (4) pola pikir divergen/

menyebar, (5) pola pikir lateral/imajinatif.

Sedangkan Haris (1998) dalam artikelnya tentang pengantar berpikir kreatif menyatakan bahwa

indikator orang berpikir kreatif itu meliputi: (1) Ingin tahu, (2) mencari masalah, (3) menikmati

tantangan, (4) optimis, (5) mampu membedakan penilaian, (6) nyaman dengan imajinasi, (7)

melihat masalah sebagai peluang, (8) melihat masalah sebagai hal yang menarik, (8) masalah

dapat diterima secara emosional, (9) menantang anggapan/ praduga, dan (10) tidak mudah

menyerah, berusaha keras. Dikatakanya bahwa kreativitas dapat dilihat dari 3 aspek yakni sebuah

kemampuan, perilaku, dan proses.

Page 9: TAMBAHAN METLIT

a. Sebuah kemampuan

Kreativitas adalah sebuah kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru,

menciptakan gagasan-gagasan baru baru dengan cara mengkombinasikan, mengubah atau

menerapkan kembali ide-ide yang telah ada.

b. Sebuah perilaku

Kreativitas adalah sebuah perilaku menerima perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-

main dengan berbagai gagasan dan berbagai kemungkinan, cara pandang yang fleksibel, dan

kebiasaan menikmati sesuatu.

c. Sebuah proses

Kreativitas adalah proses kerja keras dan berkesimbungan dalam menghasilkan gagasan dan

pemecahan masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu lebih

baik.

Selanjutnya Harris juga menyatakan bahwa untuk dapat berpikir kreatif seseorang perlu memiliki

metode berpikir kreatif. Berbagai metode yang dapat dilakukan antara lain: (1) evolusi, yakni

gagasan-gagasan baru berakar dari gagasan lain, solusi-solusi baru berasal dari solusi

sebelumnya, hal-hal baru diperbaiki/ditingkatkan dari hal-hal lama, setiap permasalahan yang

pernah terpecahkan dapat dipecahkan kembali dengan cara yang lebih baik , (2) sintesis, yakni

adanya dua atau lebih gagasan-gagasan yang ada dipadukan ke dalam gagasan yang baru, (3)

revolusi, yakni gagasan baru yang terbaik merupakan hal yang benar-benar baru, sebuah

perubahan dari hal yang pernah ada, (4) penerapan ulang, yakni melihat lebih jauh terhadap

Page 10: TAMBAHAN METLIT

penerapan gagasan, solusi, atau sesuatu yang telah dirumuskan sebelumnya, sehingga dapat

dilihat penerapan lain yang mungkin dapat dilakukan, dan (5) mengubah arah, yakni perhatian

terhadap suatu masalah dialihkan dari satu sudut pandang tertentu ke sudut pandang yang lain.

Hal ini dimaksudkan untuk memecahkan suatu masalah, bukan untuk menerapkan sebuah

pemecahan masalah

Pada bagian lain dinyatakan bahwa perilaku negatif yang menghambat untuk berpikir kreatif,

diantaranya adalah:

a. Oh tidak, sebuah masalah !

Reaksi terhadap sebuah masalah seringkali lebih besar dari pada masalah itu sendiri. Sebuah

masalah adalah kesempatan dan tantangan untuk meningkatkan segala sesuatu. Masalah adalah

(1) perbedaan yang ada dengan keadaan yang diinginkan, (3) menyadari atau mempercayai bila

ada sesuatu yang lebih baik dari situasi saat ini, dan (3) kesempatan untuk bertindak positif.

b. lni mustahil untuk dilakukan

Perilaku seperti ini, seperti kalah sebelum bertarung. Beberapa ungkapan yang terkait dengan

ini : (1) manusia tidak akan pernah terbang, (2) penyakit tak bisa ditaklukan, (3) roket tidak akan

keluar dari atmosfir.

c. Aku tidak bisa melakukannya atau tak ada yang bisa dilakukan

Pemikiran yang baik dan perilaku yang positif serta kemampuan memecahkan masalah akan

melesat dalam memecahkan berbagai permasalahan. Untuk dapat melakukan hal ini kuncinya

adalah ketertarikan dan komitmen terhadap masalah itu sendiri.

Page 11: TAMBAHAN METLIT

d. Tapi saya tidak kreatif

Masalahnya ternyata bahwa kreativitas telah ditenggelamkan oleh guruan. Yang perlu dilakukan

adalah mengembalikan ke permukaan.

e. Itu kekanak-kanakkan

Dalam upaya kita untuk selalu tampil dewasa dan anggun, kita sering menganggap rendah

perilaku yang kreatif dan penuh permainan, yang pernah menandai masa kanak-kanak kita

sendiri. Terkadang orang tertawa karena memang ada yang lucu. Tapi sering kali orang justru

tertawa ketika mereka miskin akan imajinasi untuk memahami situasi yang ada.

f. Apa yang akan dipikirkan orang

Terdapat tekanan sosial untuk menyesuaikan diri untuk menjadi orang biasa saja, bukan menjadi

orang kreatif. Hampir sebagian orang besar kontributor terkenal yang membawa ke peradapan

lebih maju dihina, bahkan dihukum. Kemajuan hanya diciptakan oleh mereka yang cukup tegar

untuk ditertawakan.

g. Aku pasti gagal

Thomas Edison, dalam risetnya untuk menemukan filamen yang dapat memijarkan lampu,

melakukan lebih dari 1800 kali percobaan. Kegagalan haruslah diharapkan dan diterima.

Kegagalan adalah alat untuk belajar yang dapat membantu menuju keberhasilan. Gagal adalah

pertanda bahwa kita melakukan sesuatu, berusaha dan mencoba-jauh lebih baik daripada tidak

melakukan apa-apa.

Page 12: TAMBAHAN METLIT

Sedangkan hambatan mental terhadap berpikir kreatif dan pemecahan masalah, meliputi:

a. Pransangka

Gambaran yang kita miliki seringkali menghalangi kita untuk melihat lebih jauh dari pada apa

yang telah kita ketahui dan percayai, sehingga menjadikan sesuatu itu mungkin ada dan mungkin

teijadi.

b. Pendapat fungsional

Terkadang kita mulai melihat sebuah obyek hanya dari namanya, daripada melihat apa yang bisa

dilakukannya.

c. Tak ada bantuan belajar

Jika anda memerlukan informasi, ada perpustakaan, toko buku, teman, profesor dan internet.

Anda dapat belajar melakukan apapun yang anda inginkan.

d. Hambatan psikologi

Apa yang semula dianggap menjijikkan malah dapat membawa kepada solusi yang lebih baik.

Makan kadal mungkin terdengar tidak enak, tapi jika itu membuat anda bertahan hidup di alam

liar, itu merupakan solusi yang baik.

Untuk dapat memiliki perilaku positif untuk berpikir kreatif maka pada setiap individu siswa

perlu ditumbuhkan sifat-sifat berikut:

a. Rasa ingin tahu

Page 13: TAMBAHAN METLIT

Orang kreatif ingin mengetahui segala hal- segalanya-hanya sekedar untuk ingin tahu.

Pengetahuan tidak membutuhkan alasan.

b. Tantangan

Orang-orang kreatif suka mengidentifikasi dan mencari tantangan di balik gagasan, usulan,

permasalahan, kepercayaan dan pendapat.

c. Ketidakpuasan terhadap apa yang ada

Ketika anda merasa tidak puas terhadap sesuatu, ketika anda melihat ada masalah, akankah anda

mencoba memecahkan masalah dan memperbaiki keadaan. Semakin banyak masalah yang anda

temui, semakin banyak pula pemecahan dan peningkatan yang dapat anda buat.

d. Keyakinan bahwa masalah pasti dapat dipecahkan

Dengan keyakinan dan didukung pengalaman, pemikir kreatif percaya bahwa sesuatu pasti dapat

dilakukan untuk mengatasi masalah.

e. Kemampuan membedakan keputusan dan kritik.

Sebagian besar gagasan baru, karena masih baru dan asing, maka terlihat aneh, ganjil, bahkan,

menjijikkan. Sebuah gagasan mulai tampak bagus ketika sudah lebih familiar atau dilihat dengan

konteks dan batasan yang berbeda. Jika suatu gagasan paling gila sekalipun dapat dipraktekkan

sebagai batu loncatan, gagasan tersebut efisien.

Untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan berpikir kreatif, usaha yang baik untuk

lakukan oleh guru adalah dengan meningkatkan lingkungan belajar yang kondusif dalam

Page 14: TAMBAHAN METLIT

menunjang perkembangan kreativitas yakni lingkungan belajar yang secara langsung memberi

peluang bagi kita untuk berpikir terbuka dan fleksibel tanpa adanya rasa takut atau malu. Sebagai

contoh, Hasoubah (2002) memberikan gambaran situasi belajar yang dibentuk harus

memfasilitasi terjadinya diskusi, mendorong seorang untuk memberikan ide dan pendapat.

Diskusi seperti ini harus dilaksanakan sedemikian rupa di mana dapat dilakukan kegiatan sebagai

berikut:

a. Melakukan brainstorming

Brainstorming adalah teknik yang bertujuan membantu kelompok kecil supaya dapat

menghasilkan ide yang bermutu. Ia berdasar pada sebuah konsep bahwa ide yang baik harus

dipisahkan dari penilaian atau evaluasi terhadap mutu ide tersebut. Karena itu, di dalam

brainstorming : (1) tidak ada kritik terhadap ide apapun, (2) ide harus ditulis tanpa diedit, (3) ide

yang liar, lucu, atau kurang berbobot dapat diterima, (4) semua jenis saran dan pendapat sangat

diharapkan, dan (5) memberikan kontribusi berdasarkan pendapat dari orang lain dapat diterima

b. Memakai cara SHEMAP

Berpikir kreatif bisa menjadi sangat abstrak, karena itu sulit untuk melihat seseorang

melakukannya. Berdasarkan hasil penelitian yang mengkaji fenomena ini seperti Universitas

Negeri Iowa yang mengembangkan model HOTS (higherorder-thinking-skills atau kemampuan

berpikir tingkat tinggi) sebagai mana dipaparkan Housobah (2002) menyebutkan bahwa berpikir

kreatif tidak dapat dilihat, tetapi produk/hasil dari berpikir kreatif tersebut dapat di lihat. Dengan

model HOTS ini seseorang dapat melangkah dari tingkatan ilmu yang sangat dasar kepada

Page 15: TAMBAHAN METLIT

tingkatan ilmu umum (generative) yang dianggap sebagai suatu yang diciptakan dan baru. Maka

kalau ilmu umum telah dihasilkan berarti proses berpikir kreatif telah terjadi.

Dari model HOTS ini, selanjutnya Hosaubah mengembangkan metode SHEMAP (Spekulasi-

Hipotesis- Ekspansi- Modifikasi- Analogi- Prediksi). Sebagai contoh, ketika seseorang

berspekulasi, apa manfaat mengambil mata kuliah di jurusan, Teknologi Guruan?. Pola pikir

berspekulasi untuk mencari jawaban dari pernyataan tersebut adalah pola mengembangkan dan

memodifikasi dalam bentuk cerita, hal ini bisa menghasilkan ide baru. Kalau dia harus membuat

hipotesis terhadap apa yang akan terjadi seandainya rencana "pengambilan sidik jari oleh aparat

keamanan terhadap para santri di pesantren yang dianggap menjadi sarang teroris", tindakan

membuat hipotesis dan prediksi dapat menghasilkan ide yang baru. Terakhir adalah membuat

analogi dan kreativitas. Ungkapan seperti ini " senyum Anda memberikan kehangatan sekaligus

memberi sinar harapan bagi diri saya". Dengan membuat analogi senyum ibarat kehangatan

secara jelas menjadikan seseorang berpikir kreatif.

c. Berpikir spasial

Seseorang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif dengan (melakukan aktivitas)

berpikir spasial. Berpikir spasial adalah berpikir dengan cara mengubah ide yang ditulis dalam

bentuk prosa ke non prosa. Misalnya sebuah konsep atau teori yang ditulis dalam teks diubah

menjadi sebuah diagram. Usaha mengubah forma atau penyajian ide, konsep, dan deskripsi

keadaan tertentu sesuangguhnya merupakan sebuah kreativitas. Dengan menggunakan teknik

brainsorming, SHEMAP, dan berpikir spasial akal seseorang dapat menjelajahi teritorial/wilayah

yang tidak diketahui, “yang dengan sendirinya akan membangun kreativitas dan menjadikannya

seorang pemikir kreatif”.

Page 16: TAMBAHAN METLIT
Page 17: TAMBAHAN METLIT

kumpulan-makalah-baru.blogspot.com/2012/04/pengertian-berpikir-dan-mengingat.html

Berpikir

Pengertian Berpikir

Berpikir adalah tingkah laku yang menggunakan ide untuk membantu seseorang berpikir.

Macam-macam kegiatan berpikir dapat kita golongkan sebagai berikut:

1. Berpikir asosiatif, yaitu proses berpikir di mana suatu ide merangsang timbulnya ide lain.

Jalan pikiran dalam proses berpikir asosiatif tidak ditentukan atau diarahkan sebelumnya, jadi

ide-ide timbul secara bebas. Jenis-jenis berpikir asosiatif:

a. Asosiasi bebas: Suatu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, tanpa ada batasnya.

Misalnya, ide tentang makan dapat merangsang timbulnya ide tentang restoran dapur, nasi atau

anak yang belum sempat diberi makanan atau hal lainnya.

b. Asosiasi terkontrol: Satu ide tertentu menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-batas

tertentu. Misalnya, ide tentang membeli mobil, akan merangsang ide-ide lain tentang harganya,

pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya, tetapi tidak merangsang ide tentang hal-

hal lain di luar itu seperti peraturan lalu lintas, polisi lalu lintas, mertua sering meminjam barang-

barang, piutang yang belum ditagih, dan sebagainya.

c. Melamun: yaitu menghayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas, juga mengenai hal-hal yang

tidak realistis.

d. Mimpi: ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada waktu tidur.

Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu terbangun, tetapi kadang-kadang masih dapat

diingat.

Page 18: TAMBAHAN METLIT

e. Berpikir artistik: yaitu proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan pikiran sangat dipengaruhi

oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan keadaan sekitar. Ini sering

dilakukan oleh para seniman dalam mencipta karya-karya seninya.

2. Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumya. Dan diarahkan pada

sesuatu, biasanya diarahkan pada pemecahannya persoalan. Dua macam berpikir terarah, yaitu:

a. Berpikir kritis yaitu membuat keputusan atau pemeliharaan terhadap suatu keadaan.

b. Berpikir kreatif, yaitu berpikir untuk menentukan hubungan-hubungan baru antara berbagai

hal, menemukan pemecahan baru dari suatu soal, menemukan sistem baru, menemukan bentuk

artistik baru dan sebagainya.

Dalam berpikir selalu dipergunakan simbol, yaitu sesuatu yang dapat mewakili segala hal dalam

alam pikiran. Misalnya perkataan buku adalah simbol uang mewakili benda yang terdiri dari

lembaran-lembaran kertas yang dijilid dan tertulis huruf-huruf. Di samping kata-kata, bentuk-

bentuk simbol antara laibn angka-angka dan simbol matematika, simbol simbol yang

dipergunakan dalam peraturan lalu lintas, not musik, mata uang, dan sebagainya.

Telah dikatakan di atas, bahwa berpikir terarah diperlukan dalam memecahkan persoalan-

persoalan. Untuk mengarahkan jalan pikiran kepada pemecahan persoalan, maka terlebih dahulu

diperlukan penyusunan strategi. Ada dua macam strategi umum dalam memecahkan persoalan:

1. Strategi menyeluruh: di sini persoalan dipandang sebagai suatu keseluruhan dan dipecahkan

untuk keseluruhan itu.

2. Strategi detailistis: di sini persoalan di bagi-bagi dalam bagian-bagian dan dipecahkan bagian

demi bagian.

Kesulitan dalam memecahkan persoalan dapat ditimbulkan oleh:

Page 19: TAMBAHAN METLIT

1. Set: pemecahan persoalan yang berhasil biasanya cenderung dipertahankan pada persoalan-

persoalan yang berikutnya (timbul: set). Padahal belum tentu persoalan berikut itu dapat

dipecahkan dengan cara yang sama. Dalam hal ini akan timbul kesulitan-kesulitan terutama

kalau orang yang bersangkutan tidak mau mengubah dirinya.

2. Sempitnya pandangan: sering dalam memecahkan persoalan, seseorang hanya melihat satu

kemungkinan jalan keluar. Meskipun ternyata kemungkinan yang satu ini tidak benar, orang

tersebut akan mencobanya terus, karena ia tidak melihat jalan keluar yang lain. Tentu saja ia

akan mengalami kegagalan. Kesulitan seperti ini disebabkan oleh sempitnya padangan orang

tersebut. Sehingga tidak dapat melihat adanya beberapa kemungkinan jalan keluar.

B. Jenis-jenis Berpikir

Secara garis besar, ada dua macam berpikir; berpikir austistik dan berpikir realistik.

Berpikir autistik adalah proses berpikir yang biasa dikenal dengan melamun, seperti fantasi,

menghayal, dan lain sebagainya. Berpikir autistik menjadikan seseorang lari dari kenyataannya

dan memandang semua yang anda sebagai gambar-gambar fantastis. Pada kondisi seperti ini,

berpikir autistik merupakan kegiatan mental yang melantur dan tidak mempunyai tujuan serta

arah tertentu.

Sementara berpikir realistis adalah proses berpikir dalam rangka menyesuaikan diri dengan dunia

nyata dan diharapkan dengan itu akan mampu memecahkan permasalahan yang dihadapi, disebut

juga dengan nalar (reasoning). Floyd L. Ruch membagi berpikir realistik menjadi tiga bagian;

Deduktif, Induktif, dan Evaluatif.

Berpikir deduktif, merupakan proses berpikir yang dimulai dari hal-hal yang bersifat umum

pada hal-hal yang bersifat khusus. Dalam logika, ini disebut dengan silogisme.

Page 20: TAMBAHAN METLIT

Berpikir induktif, merupakan kebalikan dari berpikir deduktif yaitu proses pengambilan

keputusan dimulai dari hal-hal yang bersifat khusus menuju umum. Istilah ini dikenal dengan

generalisasi. Ketepatan berpikir induktif bergantung pada memadainya kasus yang dijadikan

dasar.

Berpikir evaluatif, yaitu proses berpikir secara kritis untuk menilai baik atau buruk, tepat atau

tidak, bahkan bermanfaat atau tidaknya sebuah gagasan. Karena proses ini merupakan proses

berpikir yang bebas, maka seseorang bisa saja untuk menambah atau mengurangi gagasan.

Ada lagi yang menambahkan dengan,

Berpikir analogi, adalah berpikir yang didasarkan pada pengenalan kesamaan. Biasanya, hal

ini dengan menggunakan perbandingan atau kontras. Menurut Robert J. Sternberg, “kita berpikir

secara analogis setiap kali kita menetapkan keputusan tentang sesuatu yang baru dalam

pengalaman kita, dengan menghubungkannya pada suatu yang sama pada masa lalu kita”.

Ada lagi jenis-jenis berpikir yang dijabarkan oleh Sarlito;

Berpikir asosiatif, adalah proses berpikir dimana suatu ide merangsang timbulnya ide lain.

Cara berpikir asosiatif dibagi menjadi dua macam;

1. Asosiasi bebas: satu ide aan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal apa saja tanpa ada

batasannya. Misalnya ide tentang makan, dapat menimbulkan ide tentang restoran atau dapur.

2. Asosiasi terkontrol, satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal lain dalam batas-

batas tertentu. Misalnya ide tentang “membeli mobil” akan memunculkan ide lain tentang

harganya, pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau mungkin modelnya.

3. Melamun, mengkhayal secara bebas sebebas bebasnya tanpa batas, bahkan mengenai hal-hal

yang tidak realistis dan tidak logis.

4. Mimpi, ide-ide tentang beberapa hal yang timbul secara tidak sadar pada waktu tidur.

Page 21: TAMBAHAN METLIT

5. Berpikir artistik, adalah proses berpikir yang sangat subjektif, jalan pikiran sangat dipengaruhi

oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa menghiraukan sekitar.

Berpikir terarah, yaitu proses berpikir yang sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan

kepada sesuatu, biasanya diarahkan kepada pemecahan persoalan. Ada dua macam berpikir

terarah, yaitu;

1. Berpikir kritis, adalah berpikir yang bertujuan untuk membuat keputusan atau pemelihan

terhadap suatu keadaan.

2. Berpikir kreatif, adalah berpikir untuk menemukan hubungan baru antara berbagai hal.

Ciri-ciri orang kreatif menurut Coleman dan Hammen adalah sebagai berikut;

1. Kemampuan kognitif; termasuk disini adalah kecerdasan yang berada di atas rata-rata,

kemampuan melahirkan gagasan baru dan berbeda.

2. Sikap yang terbuka; orang kreatif mempersiapkan diri menerima stimulasi internal dan

eksternal; memiliki pikiran yang beragam dan luas.

3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri. Orang kreatif cenderung tidak mau

didikte karena ia ingin menampilkan dirinya semampu dan semaunya; ia tidak ingin terlalu

terikat pada konvensi-konvensi sosial. Karena alasan inilah mungkin yang menyebabkan orang

kreatif sering dianggap nyentrik dan gila.

E. Faktor yang Mempengaruhi Berpikir Kreatif

Berpikir kreatif tumbuh subur bila ditunjang oleh faktor personal dan situasional. Menurut

Coleman dan Hammen, faktor yang secara umum menandai orang-orang kreatif adalah :

Page 22: TAMBAHAN METLIT

1. Kemampuan Kognitif : Termasuk di sini kecerdasan di atas rata-rata, kemampuan melahirkan

gagasan-gagasan baru, gagasan-gagasan yang berlainan, dan fleksibilitas kognitif.

2. Sikap yang terbuka : orang kreatif mempersiapkan dirinya menerima stimuli internal maupun

eksternal.

3. Sikap yang bebas, otonom, dan percaya pada diri sendiri : orang kreatif ingin menampilkan

dirinya semampu dan semaunya, ia tidak terikat oleh konvensi-kovensi. Hal ini menyebabkan

orang kreatif sering dianggap “nyentrik” atau gila. Selain faktor lingkungan psikososial,

beberapa peneliti menunjukan adanya faktor situasional lainnya. Maltzman menyatakan adanya

faktor peneguhan dari lingkungan. Dutton menyebutkan tersedianya hal-hal istimewa bagi

manusia kreatif, dan Silvano Arieti menekankan faktor isolasi dalam menumbuhkan kreativitas.