Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

13
2.2 Tahapan preparasi restorasi resin komposit 1. Tahapan Isolasi Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva dan lidah akan menggangu penglihatan. Beberapa metode tepat digunakan untuk mengisolasi daerah kerja yaitu saliva ejector, gulungan kapas atau cotton roll,dan isolator karet atau rubbedam(Baum, 1997). a. Saliva Ejector Alat ini mempuyai diameter 4 mm. Digunakan untuk menghisap saliva yang tertumpuk didalam mulut. Penggunaan saliva ejector adalah ujungnya dari diletakkan didasar mulut. Pada posisi initer kadang membuat pasien tidak nyaman karena diletakkan terus menerus didasar mulut, di bawah tekanan negatif yang konstan dapat menarik jaringan lunak dan menimbulkan lesi jaringan lunak (Baum, 1997). Gambar 3. Saliva ejector

description

IKG

Transcript of Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

Page 1: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

2.2 Tahapan preparasi restorasi resin komposit

1. Tahapan Isolasi

Isolasi daerah kerja merupakan suatu keharusan. Gigi yang dibasahi saliva

dan lidah akan menggangu penglihatan. Beberapa metode tepat digunakan untuk

mengisolasi daerah kerja yaitu saliva ejector, gulungan kapas atau cotton roll,dan

isolator karet atau rubbedam(Baum, 1997).

a. Saliva Ejector

Alat ini mempuyai diameter 4 mm. Digunakan untuk menghisap saliva

yang tertumpuk didalam mulut. Penggunaan saliva ejector adalah ujungnya

dari diletakkan didasar mulut. Pada posisi initer kadang membuat pasien

tidak nyaman karena diletakkan terus menerus didasar mulut, di bawah

tekanan negatif yang konstan dapat menarik jaringan lunak dan

menimbulkan lesi jaringan lunak (Baum, 1997).

Gambar 3. Saliva ejector

b. Gulungan Kapas atau Cotton Roll

Gulungan Kapas atau Cotton Roll digunakan kedokteran gigi

memiliki beberapa ukuran panjang dan besar. Namun yang seringdigunakan

adalah cotton roll nomor 2 dengan panjang112

inchi dan diameter 38

inchi.

Cotton roll dapat menyerap saliva cukup efektif sehingga menghasilkan

isolasi jangka pendek pada rongga mulut. Biasanya cotton roll harus sering

diganti karena akan sering terbashi oleh saliva. Penggunaan cotton roll

Page 2: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

bersama saliva ejector efektif dalam meminimalkan aliran saliva (Baum,

1997).

2. Isolator karet atau Rubber Dam

Dari semua metode isolasi daerah kerja tidak ada yang seefektif dari

rubber dam. Lembaran karet ini dengan gigi-gigi yang menonjol melalui lubang

pada lembaran itu memberikan isolasi yang positif dan jangka panjang pada gigi

yang perlu dirawat. Penggunaan dari rubber dam merupakan keharusan untuk

prosedur operatif. Rubber dam terdiridari 2 bagian yaitu isolator karet dan klem.

Gambar 4.Rubber Dam

3. Pembersihan Gigi

Gigi dibersihkan dengan rubber cups dan pumice yang dicampur

dengan air. Bila ada karang gigi dibersihkan terlebih dahulu (Baum, 1997).

4. Tahap preparasi

Gigi fraktur Karena trauma dibuat bavel pada seluruh tepi enamel

selebar 2-3 mm dari tepi kavitas dengan diamond fissure bur dengan sudut

450Gigi dengan karies dibersihkan dengan diamond fissure bur atau excavator,

kemudin dibuat bevel seperti di atas.

Tahap pertama adalah memperoleh akses ke dentin yang terkena

karies. Untuk kasus kelas III akses diperoleh dari pembuangan ridge palatal

karena ridge ini tidak didukung oleh dentin yang sehat. Dinding labial sedapat

mungkin dipertahankan mengingat sampai saat ini tak satupun warna bahan

restorasi yang sama persis dengan warna gigi. Akses dari palatal memang

lebih menyusahkan operator namun akses dari labial jarang sekali dilakukan

KlemIsolator

Page 3: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

karena akan menghasilkan estetika yang tidak begitu baik. Akses langsung

bisa dilakukan jika gigi tetangganya tidak ada (Baum, 1997).

Gambar 5. kavitas

Setelah akses tahap selanjutnya adalah pembuatan ragangan kavitas atau

outlinef orm. Ragangan pada kasus ini hanya dibuat berdasarkan perluasan

kariesnya yang mengenai email dan dentin. Semua email dan dentin yang

sebenarnya tidak terserang karies tetapi kelihatannya sudah lemah harus

dihilangkan.Perluasan kavitas ini sebagai langkah dari pencegahan atau extension

for prevention.

Untuk kelas III pada tahap resisten yaitu pembuatan bevel tidak perlu

dilakukan karena menghindari jaringan yang terbuang dan menghindari

kontakdengan gigi tetap pada tetangga. Bentuk kavitas biasanya telah

menyediakan retensi yang cukup tanpa membuat alur retensi khusus. Bentuk

retensi pada setiap kasus berbeda tergantung pada besar kavitasnya apakah kecil

atau besar retensi pada kelas III adalah undercut. Undercut dibuat di dnding

gingival aproksimal dan undercut pendek berupa pit di dinding insisal. Pada

restorasi plastis komposit proses pengetsaan juga merupakan suatu retensi

mekanis. Setelah preparasi selesai dilakukan tahap selanjutnya perlu dilakukan

pengecekan tepi kavitas agar tidakada email dan dentin karies yang tersisa

sehingga tidak menyebabkan karies sekunder. Selanjutnya adalah

pembersihankavitas, semua debris dan sisa preparasi diirigasi dengan aquadest

steril dan kemudian dikeringkan. Terakhir kavitas perlu diperiksa lagi dari

berbagai aspek sebelum dilakukan penumpatan (Baum, 1997).

Page 4: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

5. Pemberian Liner/ Basis

Basis adalah lapisan tipis yang diletakkan antara dentin dan atau pulpa

dengan restorasi. Perbedaan antara basis dan liner adalah ketebalan dan hal yang

mampu ditahannya. Jika basis dengan ketebalan yang lebih daripada liner mampu

menahan tekanan mekanik dari bahan restorasi selain juga sebagai penahan termal,

listrik dan kimiawi (Baum, 1997).

Pada restorasi resin komposit, perlu diplikasikan basis atau liner karena

sifat dari resin itu sendiri yang iritan terhadap pulpa sehingga perlu adanya

perlindungan sehingga bahan restorasi resin komposit ini tidak secara langsung

mengenai struktur gigi. Bahan basis atau liner yang biasanya digunakan adalah

kalsium hidroksida, terutama karies yang hampir mencapai pulpa, karena sifatnya

yang mampu merangsang pembentukan dentin sekunder. Kalsium hidroksida

(Ca(OH)2) sebagai liner berbentuk suspensi dalam liquid organik seperti methyl

ethyl ketone atau ether alcohol atau dapat juga dalam larutan encer seperti methyl

cellusose yang berfungsi sebagai bahan pengental(Baum, 1997).

Liner ini diaplikasikan dalam konsistensi encer yang mengalir sehingga

mudah diaplikasikan ke permukaan dentin. Larutan tersebut menguap

meninggalkan sebuah lapisa tipis yang berfungsi memberikan proteksi pada pulpa

Page 5: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

di bawahnya.Selain liner, perlindungan lain dapat berupa basis. Basis yang dapat

digunakan adalah basis dari kalsium hidroksida, semen ionomer kaca, dan seng

fosfat. Sebagai basis, kalsium hidroksida berbentuk pasta yang terdiri dari basis

dan katalis. Basisnya terdiri dari calcium tungstate, tribasic calcium phosphate,

dan zinc oxide dalam glycol salycilate. Katalisnya terdiri dari calcium hydroxide,

zinc oxide, dan zinc stearate dalam ethylene toluene sulfonamide. Basis kalsium

hidroksida yang diaktivasi dengan sinar biasanya mengandung calcium hydroxide

dan barium sulfate yang terdispersi dalam resin urethane dimethacrylate. Kalsium

hidroksida sebagai basis mempunyai kekuatan tensile dan kompresi yang rendah

dibandingkan dengan basis dengan kekuatan dan rigiditas yang tinggi. Karena

itulah, kalsium hidroksida tidak diperuntukkan untuk menahan kekuatan mekanik

yang besar, biasanya jika digunakan untuk memberikan tahanan terhadap tekanan

mekanik, harus didukung oleh dentin yang kuat. Untuk memberikan perlindungan

terhadap termis, ketebalan lapisan yang dianjurka tidak lebih dari 0,5 mm.

keuntungan dari penggunaan kalsium hidroksida adalah sifat terapeutiknya yang

mampu merangsang pembentukan dentin sekunder (Baum, 1997).

.

6. Tahap etsa asam

1. Ulaskan bahan etsa (asam phospat 30%-50%) dalam bentuk gel/cairan

dengan pinset dan gulungan kapas kecil (cutton pellet) pada permukaan

enamel sebatas 2-3 mm dari tepi kavitas (pada bagian bevel).

2. Pengulasan dilakukan selama 30 detik dan jangan sampai mengenai gusi.

3. Dilakukan pencucian dengan air sebanyak 20 cc, menggunakan syiring.

4. Air ditampung dengan tampon atau cotton roll.

5. Setelah pencucian gigi dikeringkan dengan semprotan udara sehingga

permukaan tampak putih buram.

Page 6: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

7. Tahap bonding

Ulaskan bahan bonding menggunakansponkecilataukuas / brush kecil

pada permukaan yang telah di etsa .Ditunggu± 10 detiksambil di semprot udara

ringan di sekitar kavitas (tidaklangsungmengenaikavitas) .Kemudian dilakukan

penyinaranselama 20 detik. Saat ini, pemakaian bahan adhesif pada dentin telah

meluas ke seluruh dunia dan perkembangannya pun bervariasi didasarkan pada

tahun pembuatan, jumlah kemasan dan sistem etsa (Baum, 1997).

Berdasarkan jumlah kemasan atau tempat penyimpanan, bahan adhesif

dibagi menjadi tiga yakni sistem tiga botol, dua botol dan satu botol. Pada sistem

tiga botol, bahan adhesif terdiri dari tiga botol bahan yang terpisah yakni etsa,

primer dan bonding. Sistem ini diperkenalkan pertama kali tahun 1990-an. Sistem

ini menghasilkan kekuatan ikatan yang baik dan efektif. Namun, kekurangan

sistem ini adalah banyaknya kemasan yang ada di meja unit dan waktu

pemakaian yang lama dikarenakan sistem ini yang terdiri dari tiga botol dan tidak

praktis (Baum, 1997).

Sistem bahan adhesif lainnya yakni sistem dua botol yang terdiri dari dua

botol bahan yang terpisah yakni satu botol bahan etsa dan satu botol yang

merupakan gabungan antara primer dan bonding. Saat ini, sistem in merupakan

bahan adhesif yang paling banyak digunakan di praktek dokter gigi. Hal ini

dikarenakan sistem ini lebih simpel dan waktu pemakaiannya lebih cepat.

Disamping itu, ikatan yang dihasilkan cukup kuat.

Sistem bahan adhesif terakhir yakni sistem satu botol yang hanya terdiri

satu botol yang merupakan gabungan etsa, primer dan bonding. Sistem ini

merupakan sistem bahan adhesif yang terakhir kali keluar. Kelebihan sistem ini

adalah waktu pemakaian yang lebih cepat dan mudah pengaplikasiannya

dibandingkan dengan sistem bahan adhesif lainnya. Namun, kekurangan sistem

ini adalah kekuatan ikatan yang dihasilkan lebih rendah (Baum, 1997).

8. Tumpatan Resin Komposit

Cara penumpatan kavitas di servikal gigi serupa dengan penumpatan

kavias oklusal. Walaupun tumpatannya nanti tidak akan menerima tekanan

kunyah oklusal, tekanan kondensasi tetap harus memadai agar alur-alur retensi

Page 7: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

terisi dengan baik, sehingga tumpatan dapat bertahan lama. Pengukiran pada

tahap yang dini dapat dilakukan dengan sonde, kalau sudah terlambat dengan alat

Ward atau Hollenbach (Baum, 1997).

Hendaknya bentuk anatomi permukaan servikal dapat dikembalikan, dan

untuk itu dapat degunakan dengan pengukir dengan bilah cembung misalnya

pengukir Ward atau Hollenbach. Pengukiran dilakukan dengan jalan mengukir

tepi oklusal dan tepi gingival sendiri-sendiri sehingga terbentuknya permukaan

yang cekung dapat dicegah. Tumpatan lebih baik dibuat sedikit cekung daripada

overkontur kea rah gingival sebab hal ini akan menyebabkan akumulasi plak dan

merangsang timbulnya gingivitis (Baum, 1997).

9. Tahap finishing dan polishing komposit

Finishing meliputi shaping, contouring, dan penghalusan restorasi.

Sedangkan polishing digunakan untuk membuat permukaan restorasi mengkilat.

Finishing dapat dilakukan segera setelah komposit aktivasi sinar telahmengalami

polimerisaasi atau sekitar 3 menit setelah pengerasan awal (Baum, 1997).

Alat-alat yang biasa digunakan antara lain :

a. Alat untuk shaping : sharp amalgam carvers dan scalpel blades, seperti 12

atau12b atau specific resin carving instrument yang terbuat dari carbide, anodized

aluminium, atau nikel titanium.

b. Alat untuk finishing dan polishing : diamond dan carbide burs, berbagai tipe dari

flexibe disks, abrasive impregnated rubber point dan cups, metal dan plastic

finishing strips, dan pasta polishing.

1. Diamond dan carbide burs

Digunakan untuk menghaluskan ekses-ekses yang besar pada resin komposit

dan dapat digunakan untuk membentuk anatomi pada permukaan restorasi.

2. Discs

Digunakan untuk menghaluskan permukaan restorasi. Bagian yang abrasive

dari disk dapat mencapai bagian embrasure dan area interproksimal. Disk

terdiri dari beberapa jenis dari yang kasar sampai yang halus yang bisa

digunakan secara berurutan saat melakukan finishing dan polishing.

3. Impregnated rubber points dan cups

Page 8: Tahapan Preparasi Restorasi Resin Komposit

Digunakan secara berurutan seperti disk. Untuk jenis yang paling kasar

digunakan untuk mengurangi ekses-ekses yang yang besar sedangkan yang

halus efektif untuk membuat permukaan menjadi halus dan berkilau.

Keuntungan yang utama dari penggunaan alat ini adalah dapat membuat

permukaan yang terdapat ekses membentuk groove, membentuk bentuk

permukaan yang diinginkan serta membentuk permukaan yang konkaf pada

lingual gigi anterior

4. Finishing stips

Digunakan untuk mengcontur dan memolish permukaan proksimal

margin gingival untuk membuat kontak interproksimal. Tersedia dalam bentuk

metal dan plastik. Untuk metal biasa digunakan untuk mengurangi ekses yang

besar namun dalam menggunakan alat ini kita harus berhati-hati karena jika

tidak dapat memotong enamel, cementum, dan dentin. Sedangkan plastic strips

dapat digunakan untuk finishing dan polishing. Juga tersedia dalam beberapa

jenis dari yang kasar sampai halus yang dapat digunakan secara berurutan

Prosedur finishing dan polishing resin komposit:

a. sharp-edge hand instrument digunakan untuk menghilangkan

ekses-ekses di area proksimal, dan margin gingival dan untuk

membentuk permukaan proksimal dari resin komposit.

b. 12b scalpel blade digunakan untuk menghilangkan flash dari resin

komposit pada aspek distal.

c. alumunium oxide disk digunakan untuk membentu kontur dan

untuk polishing permukaan proksimal dari restorasi resin komposit.

d. finishing diamond digunakan untuk membentuk anatomi oklusal

e. Impregnated rubber points dengan aluminium oxide digunakan

untuk menghaluskan permukaan oklusal restorasi

f. Aluminum oxide finishing strips untuk conturing atau finishing

atau polishing permukaan proksimal untuk membuat kontak

proksimal. (Baum, 1997).