L.awal Preparasi

10
BAB 1 PREPARASI 1.1 Tujuan 1.1.1 Pembuatan Sampel Semen a. Pembuatan specimen yang akan digunakan untuk pengujian selanjutnya. b. Specimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen berbentuk silinder dengan diameter sampel berbeda beda diantaranya : Sampel A (kecil) = 4.9 cm Sampel B (Sedang) = 6.2 cm Sampel C (Besar) = 8.2 cm 1.1.2 Pemotongan Sampel Semen a. pemotongan kedua ujung dari core yang belum sesuai dengan ukuran yang diinginkan sekaligus meratakan kedua ujungnya. b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan tinggi core lebih dari atau sama dengan dua kalidiameter. 1.1.3 Pengukuran Kerataan Semen Mengetahui kerataan di kedua ujung sampel yang akan di uji. 1.1.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampel a. Mendapatkan ukuran sampel batuan yang sesuai dengan syarat uji selanjutnya.

description

preparasi sampel mekbat

Transcript of L.awal Preparasi

Page 1: L.awal Preparasi

BAB 1PREPARASI

1.1 Tujuan1.1.1 Pembuatan Sampel Semen

a. Pembuatan specimen yang akan digunakan untuk pengujian

selanjutnya.

b. Specimen yang akan digunakan merupakan cetakan semen

berbentuk silinder dengan diameter sampel berbeda beda

diantaranya :

Sampel A (kecil) = 4.9 cm

Sampel B (Sedang) = 6.2 cm

Sampel C (Besar) = 8.2 cm

1.1.2 Pemotongan Sampel Semena. pemotongan kedua ujung dari core yang belum sesuai dengan

ukuran yang diinginkan sekaligus meratakan kedua ujungnya.

b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan

tinggi core lebih dari atau sama dengan dua kalidiameter.

1.1.3 Pengukuran Kerataan SemenMengetahui kerataan di kedua ujung sampel yang akan di uji.

1.1.4 Pengukuran Diameter dan Tinggi Sampela. Mendapatkan ukuran sampel batuan yang sesuai dengan syarat uji

selanjutnya.

b. Specimen berupa sampel semen yang berbentuk silinder dengan

tinggi sampel lebih dari atau sama dengan dua kali diameter.

1.2 Landasan TeoriGeomekanika adalah salah satu ilmu cabang dari teknik sipil yang di

dalamnya membahas tentang mekanika dari batuan maupun mekanika dari

tanah dan menentukan gaya sebagai akibat gaya luar dari suatu batuan.

Geomekanika berasal dari kata “Geos” yang artinya buni, dan “Mekanika”.

Page 2: L.awal Preparasi

Geomekanika juga berarti ilmu yang mempelajari kerak bumi dan proses yang

berkembang di dalamnya sebagai akibat gaya-gaya.

Dasar dari ilmu geomekanika tanah adalah ilmu teknik sipil. Dalam teknik

sipil ini dipelajari tentang mekanika tanah dan mekanika batuan.

Mekanika tanah adalah salah satu cabang ilmu dari ilmu geoteknik yang

di dalamnya menerapkan kaidah mekanika dan hidrolika untuk pemecahan

permasalahan yang berhubungan dengan endapan dan kumpulan butir-butir

padat yang tidak terurai atau tidak padu.

Pada tahun 1948 Karl Von Terzaghi seorang sarjana teknik sipil

Jerman/Austria berpendapat bahwa, mekanika tanah adalah pengetahuan yang

menerapkan kaidah mekanika dan hidrolika untuk memecahkan

persoalanpersoalan teknik sipil yang berhubungan dengan endapan dan

kumpulan butir-butir padat yang terurailtidak terpadu (uncosolidated) yang

dihasilkan oleh proses penghancuran (disintegration) secara a/ami dan kimiawi

batubatuan.

Pada tahun 1968, menurut Deere, D.V., di dalam bukunya mengatakan

bahwa mekanika batuan adalah ilmu teoritis dan terapan tentang perilaku

mekanik batuan, berkaitan dengan respons batuan atas medan gaya dari

lingkungan sekitarnya.

Hal yang dikaji pada ilmu mekanika batuan ini adalah sifat fisik dari suatu

batuan dan sifat mekanik dari suatu batuan.

Sifat fisik batuan meliputi:

1. Bobot isi

2. Porositas

3. Permeabilitas

4. Densitas

5. Kecepatan aliran fluida

Sementara sifat-sifat mekanik batuan diantaranya adalah:

1. Kuat tekan

2. Kuat tarik

3. Modulus elastisitas

Untuk pengujian-pengujian sifat mekanik batuan ini dapat dilakukan

dengan adanya uji laboratorium. Uji laboratorium ini meliputi uji kuat tekan dan uji

kuat tarik dari suatu batuan.

Page 3: L.awal Preparasi

Uji kuat tekan (unconfined compressive strenght test) adalah uji ini

menggunakan mesin tekan (compression machine) untuk menekan contoh batu

yang berbentuk silinder, balok atau prisma dari satu arah (uniaxial). Penyebaran

tegangan di dalam contoh batu secara teoritis adalah searah dengan gaya yang

dikenakan pada contoh tersebut. Tetapi dalam kenyataannya arah tegangan

tidak searah dengan gaya yang dikenakan pada contoh batu tersebut karena ada

pengaruh dari plat penekan mesin tekan yang menghimpit contoh batu.

Sementara, uji kuat tarik (tensile strength test), uji ini dilakukan untuk mengetahui

kuat tarik (tensile strength) dari contoh batu berbentuk silinder secara tak

langsung. Uji cara ini dikenal sebagai uji tarik Brazil. Alat yang digunakan adalah

mesin tekan seperti pada uji kuat tekan.

1.3 Alat dan Bahan1.3.1 Pembuatan Sampel Semen

Adapun alat-alat yang di gunakan adalah sebagai berikut:

- Peralon Plastik

- Ember

- Adukan

- Tali Rafia

Sedangkan bahan yang di gunakan adalah sebagai berikut:

- Semen

- Pasir

- Air

1.3.2 Pemotongan Sampel SemenPeralatan yang digunakan adalah mesin pemotong (cutting machine)

dengan panjang diameter pemotongan 4 kali diameter sampel, digerakan

dengan motor 3 fase. Dilengkapi dengan aliran air yang berfungsi sebagai

pembilas dan untuk mendinginkan edge.

1.3.3 Pengukuran Kerataan SampelPeralatan yang akan digunakan alat uji kerataan permukaan yang

dilengkapi dengan dial gauge.

1.3.4 Pengukuran Diameter Dan Tinggi SampelAlat yang digunakan adalah jangka sorong dengan ketelitian tertentu.

Page 4: L.awal Preparasi

1.4 Prosedur1.4.1 Pembuatan Sampel Semen

a. Siapkan Terlebih dahulu paralon yang telah disediakan untuk masing-

masing ukuran.

b. Mecampur semen dengan pasir da air untuk membuat adonan semen

c. Masukan adonan semen tersebut ke dalam paralon sesuai ukuran

dan perbandingan kmposisi semennya.

d. Diamkan selama 1 minggu untuk selanjutnya di keluarkan dari

cetakan paralon.

1.4.2 Pemotongan Sampel Semena. Sampel diletakan horizontal disesuaikan dengan alas yang ada pada

setting mesin.

b. Kemudian batuan dijepit supaya sewaktu melakukan pemotongan

sampel silinder tidak bergerak.

c. Air dialirkan dengan debit yang konstan sesuai dengan jenis batuan

yang akan dipotong.

d. njak pedal pemotong untuk mendekatkan cutting edge dengan

batuan secara perlahan-lahan serta memperhatikan kemajuan edge

dalam pemotongan specimen .

e. Perhatikan kondisi pemotongan sampai sampel yang akan diambil

sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

1.4.3 Pengukuran Kerataan Sampela. Sampel diletakan horizontal disesuaikan dengan bentuk letak roda-

roda yang ada pada alat tersebut.

b. Kemudian sampel dihimpitkan dengan panel kerataan yang ada

dekat dial gauge.

c. Perhatikan angka yang ditunjukan dengan dial gauge, kemudian setel

gauge sehingga menunjukan angka 0.

d. Putar sampel sedikit demi sedikit dan perhatikan perubahan

kerataannya dilihat dari jarum gauge.

e. Syarat utama, jangan sampai dial gauge melebihi satu putaran atau

kemiringan sampel lebih dari 1 mm.

Page 5: L.awal Preparasi

f. Jika dari uji kerataan diperoleh nilai melebihi 2 mm atau lebih, maka

dilakukan peralatan dengan diampelas atau jika terlalu besar

dilakukan pemotongan ulang.

g. Lakukan prosedur a hingga e sampai didapat kerataan sampel

maksimal kurang dari 1 mm.

1.4.4 Pengukuran Diameter Dan Tinggi Sampela. Lakukan pengukuran panjang sampel sebanyak 3 kali pengukuran

untuk setiap sampel.

b. Kemudian lakukan pengukuran diameter sampel, minimal 3 kali

pengukuran setiap ujungnya.

c. Hasil pengukuran dilihat kembali, jika ada yang melebihi dari dari

ukuran yang diizinkan, maka harus dilakukan pemotongan kembali

atau cukup diampelas jika hanya sedikit.

1.5 Data Hasil PengamatanDari hasil praktikum preparasi ini didapatkan hasil conto sampel batuan.

Sampel batuan ini kemudian digunakan untuk pengujian-pengujian, yaitu

pengujian sifat fisik, kuat tekan, kuat geser, kuat tarik tidak langsung, dan point

load.

a. Uji Sifat Fisik Batuan

Diameter specimen (D) : 5,8 cm

Tinggi : ½ D = 2,9 cm

b. Uji Kuat Tekan (4 sampel):

Foto 1.1Specimen Sebelum dan Sesudah Diratakan (Digerinda)

Sumber : Praktikum Geomekanika 2015

Tabel 1.1

Page 6: L.awal Preparasi

Data Spesimen untuk Uji Kuat Tekan

NO Pengujian Campuran

Ukuran (cm)

Diameter

(cm)

Tinggi

(cm)

1 Triaxial 1:1 7,07 14,14

2 UCS 1:1 5,6 11,2

3 UCS 1:3 7,3 14,6

Sumber : Praktikum Geomekanika 2014

c. Uji Kuat Geser (2 sampel) :

Diameter : 8 cm

Tinggi : 4 cm

d. Uji Kuat Tarik Tidak Langsung

Diameter : 4 cm

Tinggi : ½ D = 2 cm

e. Point Load

Diameter : 4.5 cm

Tinggi : ½ D = 2.25 cm

Foto 1.2Hasil Pemotongan Specimen

Sumber : Praktikum Geomekanika 2015

1.6 Analisa

Page 7: L.awal Preparasi

Dari data yang didapat saat praktikum, didapatkan bahwa hasil praktikum

ini akan menjadi hasil praktikum berikutnya, karena pada hasil praktikum ini

kemudian digunakan untuk pengujian dari sifat fisik batuan, uji kuat tekan, uji

kuat geser, uji kuat tarik tidak langsung, dan point load.

Untuk pengujian kuat tekan batuan kedua permukaan batuan harus

dalam keaadaan rata, hal ini dimaksudkan agar saat pengujian, distribusi gaya

yang terkena pada batuan ini merata keseluruh batuan tersebut, tidak menekan

pada suatu sisi bidang.

Pada pengujian kuat tekan, tinggi sampel harus dua kali dari besarnya

diameter dengan tujuan agar batuan yang diuji dapat mudah dihancurkan, jika

tinggi sampel terlalu tinggi, maka keaadaan ini akan membuat batuan menjadi

sangat mudah untuk dihancurkan, dan sebaliknya apabila tinggi sampel kurang

dari besarnya diameter, akan menyebabkan batuan sulit untuk dihancurkan.

Perbandingan campuran pasir dan semen pada spesimen pun

menentukan kekuatan dari spesimen tersebut apabila ditekan. Dengan

perbandingan 1:1, maka batuan ini akan lebih sulit untuk dihancurkan, daripada

dengan batuan dengan perbandingan 1:3, hal ini dapat disebabkan pori-pori

pada spesimen 1:1 akan lebih sedikit, kareana pada spesimen ini semen akan

lebih mengikat pasir dibandingkan dengan perbandingan 1:3.

1.7 KesimpulanPada praktikum preparasi kali ini, dapat ditarik kesimpulan, bahwa

preparasi merupakan tahap awal untuk pengujian selanjutnya, yaitu uji sifat fisik,

uji kuat tekan, uji kuat geser, uji kuat tarik tidak langsung, dan point load.

Uji kuat tekan dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kekuatan dari

batuan dalam menahan pembebanan yang diberikan dari bidang vertikal. Tujuan

utamanya di lapangan untuk kestabilan lereng dan untuk penyanggan

terowongan bawah tanah.

Page 8: L.awal Preparasi