Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

28
RESIN MELAMIN FORMALDEHID DAN RESIN FENOL FORMALDEHID Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan Pembimbing : Ir. Retno ,Msc Penyusun : Allensius Karelsta Harefa (091411003) Yudi Sam Pratama (091411031) Kelas : 2-A Jurusan : Teknik Kimia Kelompok : 11 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

Transcript of Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Page 1: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

RESIN MELAMIN FORMALDEHID DAN RESIN FENOL FORMALDEHID

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengetahuan Bahan

Pembimbing : Ir. Retno ,Msc

Penyusun : Allensius Karelsta Harefa (091411003)

Yudi Sam Pratama (091411031)

Kelas : 2-A

Jurusan : Teknik Kimia

Kelompok : 11

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

JURUSAN TEKNIK KIMIA

D3 TEKNIK KIMIA

2011

Page 2: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

ISI

PENDAHULUAN

Polimer

Molekul besar (makromolekul) yang terbangun oleh susunan unit ulangan kimia yang kecil, sederhana

dan terikat oleh ikatan kovalen. Unit ulangan ini biasanya setara atau hampir setara dengan monomer

yaitu bahan awal dari polimer.

Monomer

Sebarang zat yang dapat dikonversi menjadi suatu polimer. Untuk contoh, etilena adalah monomer

yang dapat dipolimerisasi menjadi polietilena (lihat reaksi berikut). Asam amino termasuk monomer

juga, yang dapat dipolimerisasi menjadi polipeptida dengan pelepasan air.

Sumber polimer dibagi dua yaitu alami contohnya Pati, Selulosa, Protein, Lipid, Asam Nukleat, dsb

dan Sintetik contohnya Polietilena, Polivinil Klorida, dsb.Cara Pembuatan dibagi menjadi dua proses

yaitu Polimer Adisi dan Polimer Kondensasi. Polimerisasi Adisi, Monomer mengadisi monomer lain

sehingga produk polimer mengandung semua atom yang ada pada monomer awal. Polimerisasi

Kondensasi, Sebagian dari molekul monomer tidak termasuk dalam polimer akhir.Polimer memiliki 2

Reaksi terhadap Kalor yaitu Polimer Termoplastik Bila dipanaskan melunak dan dapat dibentuk

dengan bantuan tekanan dan Polimer Termoset Dapat dilebur dalam pembuatannya tapi menjadi keras

selamanya tidak melunak dan tidak dapat dicetak ulang.

Contoh polimer termoset ialah :

a. Resi Phenol

Resin phenol, merupakan resin sintetik yang dibuat dengan mereaksikan phenol dengan

formaldehida, wujud nya keras, kuat, awet dan dapat dicetak pada berbegai kondisi.

Bahan ini mempunyai daya tahan panas dan air yang baik dan dapat diberi macam-macam warna,

sering digunakan sebagai bahan pelapis dan laminating, pengikat batu gerinda, pengikat logam atau

gelas, dapat dicetak menjadi kotak, isolator listrik, tutup botol dan tangkai pisau.

b. Resin Amino

Page 3: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Ada 2 jenis resin amino terpenting, yakni: formaldehida urea dan formaldehida melamin.

Resin ini banyak di pasar kan dalam bentuk serbuk, untuk kemudian di cetak, sedangkan bila bentuk

cair (larutan), untuk digunakan sebagai perekat.

Untuk meningkatkan sifat mekanik dan listrik, maka pada melamin ditambahkan bahan pengisi,

sehingga dapat juga digunakan untuk membuat sendok-garpu, bagian busi, tombol-tombol dan alat

cukur. Sedangkan resin urea, dapat dicetak tekan, memiliki permukaan yang keras dan mempunyai

nilai dielektrik yang tinggi dan dapat diberi berbagai warna. Produk yang dihasilkan dari resin urea

adalah: peralatan listrik, kancing, dll. Kedua jenis resin ini banyak juga digunakan untuk mencegah

berkerut dan kusut nya kain katun dan untuk mencegah menyusut nya kayu.

c. Resin Furan

Resin ini berasal dari hasil pengolahan limbah pertanian, seperti: tongkol jagung dan biji

kapas. Warna produk nya agak tua, tahan air dan mempunyai sifat-sifat listrik yang baik.

d. Resin Epoksida

Resin jenis ini banyak dipakai untuk keperluan: pengecoran, pelapisan, protektor alat-alat

listrik, campuran cat dan sebagai adhesif (perekat/lem).

Karena alasan resin ini tahan terhadap aus dan beban kejut, maka sering juga digunakan untuk

membuat cetakan tekan (metalurgi serbuk), panel sirkuit listrik, tangki dan jig.

e. Resin Silikon

Polimer dengan silikon sebagai bahan dasar, mempunyai sifat yang sangat berbeda dengan

bahan dasar plastik (atom karbon) lain nya. Sifat-sifat spesifik nya adalah: stabilitas (tahan terhadap

suhu tinggi), kedap air, oleh karena itu sering digunakan untuk membuat: minyak gemuk (fat), resin,

perekat dan karet sintetis.

Contoh polimer termoplastik ialah

a. Selulosa

Selulosa dibuat dari serat kapas dan kayu, namun sangat kuat dan ulet serta dapat diberi ber-

bagai warna.

b. Polisteren

Bahan ini diciptakan khusus untuk keperluan cetak injeksi dan ekstrusi, berat jenis nya

cukup rendah, yaitu 1,07 kg/m3, daya tahan terhadap air, panas dan zat-zat kimia cukup baik serta

dimensinya yang stabil.

Page 4: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

c. Polietilen

Produk nya mempunyai fleksibilitas pada suhu ruang maupun rendah, kedap air, tidak ber-

reaksi dengan zat kimia, dapat disambung dengan cara dipanaskan dan dapat diberi warna.

d. Polipropilen

Polipropilen dibentuk dengan berbagai tekni termoplastik, memiliki sifat-sifat listrik yang

baik, tahan terhadap impak, kekuatan nya tinggi dan tahan terhadap suhu tinggi serta zat-zat kimia.

e. Polisulfona

Bahan ini tahan terhadap panas dan mempunyai sifat fisis yang unggul, yang dibuat dengan

cara cetak-injeksi, pembentukan termal dan cetak-tiup.

f. Plastik ABS

Bahan ini merupakan campuran antara: akrilonitril, butadien dan stirena, diamana hasil nya

cukup keras, fleksibel (supel) dan ulet serta mampu bertahan sampai suhu 105 C.

g. Poli-imida

Di pasaran, poli-imida ini dapat ditemukan dalam bentuk padat (primer SP), film (Kapton)

atau larutan dan bahan ini tahan sampai suhu hingga 400 C. Karakteristik yang lain dari plastik ini

adalah: koefisien gesk nya yang rendah, tahan terhadap radiasi dan sifat listrik yang baik.

h. Nilon

Kata lain dari nilon adalah poliamida, digunakan sebagai serat tekstil atau filamen dan

biasanya dibuat melalui pencetakan atau ekstrusi.

i. Resin Akrilik

Resin ini mempunyai daya tembus cahaya yang baik dan tahan terhadap kelembaban.

j. Resin Vinil

Di pasaran, jenis resin ini dapat ditemukan sebagai: polivinil klorida, polivinil butirat dan

poliviniliden klorida, yang melalui proses cetak-tekan atau cetak-injeksi atau ekstrusi atau cetak-tiup,

dapat menghasilkan lembaran untuk pelapis permukaan yang kaku maupun fleksibel.

k. Karet Sintetis

Karet sintetis yang banyak dikenal adalah: GR-S, nitril, Thiokol, neopren, Butil dan karet

silikon. Namun yang paling banyak di produksi adalah dari jenis GR-S, sebab sangat sesuai untuk

Page 5: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

membuat ban kendaraan, bahan ini merupakan suatu polimer dari butadiena dan stirena yang dapat

ditingkatkan kekerasan nya dengan menambahkan black carbon, bila untuk ban kendaraan, ditambah

kan lagi karet alami.

Dalam makalah ini akan difokuskan pada resin melamin formaldehid dan reson fenol formaldehid

yang merupakan jenis dari resin termostat.

Resin Secara Umum

Resin atau damar adalah suatu campuran yang kompleks dari ekstret tumbuh-tumbuhan dan

insekta, biasanya berbentuk padat dan amorf dan merupakan hasil terakhir dari metabolisme dan di

bentuk diruang-ruang skizogen dan skizolisigen. Banyak penyelidik percaya bahwa resin adalah hasil

oksidasi dari terpen-terpen.

Secara fisis resin (damar) ini biasanya keras, transparan plastis dan pada pemanasan menjadi lembek

atau leleh. Secara kimiawi resin adalah campuran yang kompleks dari asam-asam resinat,

alkoholiresinat, resinotannol, ester-ester dan resene-resene. Bebas dari zat lemas dan mengandung

sedikir oksigen. Karena mengandung zat karbon dalam kadar tinggi, maka kalau dibakar

menghasilkan hangus. Juga ada yang menganggap bahwa resin terdiri dari zat-zat terpenoid, yang

dengan jalan adisi dengan air menjadi damar dan fitosterin. Sifat larut dalam air, sebagian larut dalam

alkohol, larut dalam eter, aseton, petroleum eter, kloroform, minyak terpenting dan lain-lain minyak.

Apabila resin-resin di pisahkan dan di murnikan, biasanya dibentuk zat padat bis terbakar. Resin ini

juga tidak larut dalam air,tetapi larut dalam alkohol dan lain-lain pelarut organik yang membentuk

larutan yang apabila di uapkan meninggalkan sisa yang berupa lapisan tipis seperti vernis (Nadjeeb,

2009).

Beberapa sifat resin secara umum antara lain:

=> Secara fisika:

1. Keras

2. Transparan

3. Plastis

Page 6: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

4. Lembek/ leleh

=> Secara kimia, campuran dari:

1. Asam-asam resinat

2. Alkohol rersinat

3. Resino tannol

4. Ester-ester

5. Resen-resen

6. Bebas Zat lemak

7. Sedikit mengandung oksigen dan banyak mengandung karbon ( Anonim, 2010g).

Mengenai isi dari resin pada umumnya adalah sebagai berikut :

1.     Asam-asam resinat, terdiri dari asam-asam oksi yang banyak jenisnya, biasanya

mempunyai sifat gabungan dari asam-asam karboksilat dan fenol-fenol. Asam-asam ini

terdapat baik dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester-ester. Pada umumnya

asam-asam ini larut di dalam larutan alkai membentuk larutan seperti sabun ataupun

suspensi koloidal. Garam-garam logamnya di kenal sebagai resinat, beberapa di

antaranya banyak di gunakan untuk membuat sabun yang murah dan vernis. Sebagai

contoh biasanya asam abietat di dalam colophonium, asam kopaivat dan oksikopoivant di

dalam Balsamum Copaive asam guiakonat didalam Guajac, asam pimarat(pimarinat) di

dalam Burgundy Pitch (Picea excelsa) dan asam komnifora di dalam myrrha.

2.    Alkohol-alkohol resinat, terdiri dari alkohol-alkohol kompleks yang mempunyai berat

nolekul yang tinggi yang di sebut resinotannol sebagai hasil polimerisasi dari alkohol

damar resinol, yang dengan garam-garam ferri memberikan reaksi seperti tannin.

Alkohol-alkohol resinat terdapat dalam keadaan bebas maupun terikat sebagai ester

dengan asan-asam aromatis, asam benzoat, asam salisilat, asam sinnamat, asam

umbellate. Beberapa resinol misalnya :

·        Benzorsinol dari benzoin

·        Steresinol dari styrax

·        Guaiaresinol dari gurjun balsem (depterocarpus)

Page 7: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

·        Guaiaresinol dari guaiac resin

3.   Resene-resene. Resene adalah zat-zat yang kompleks yang tidak mempunyai sifat-sifat

kimiawi  yang khas. Resene ini tidak membentuk garam atau ester, tidak larut di dalam

larutan alkali dan tidak terhidrolisa dengan alkali. Sebagai contoh adalah alban dan

fluavil dari gutta percha, kopalresene dari copal, dammarresene dari dammar,

drakoresene dari sanguis draconis, olibanoresene dari olibanum (Anonim, 2010g).

Page 8: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

RESIN MELAMIN-FORMALDEHIDA

PENDAHULUAN

Resin melamin-formaldehida diperkenalkan di Jerman oleh Henkel pada tahun 1935. Resin ini termasuk dalam golongan resin amino yang diproduksi melalui reaksi polikondensasi antara melamin dan formaldehida. Dibanding resin amino lainnya, seperti resin urea-formaldehida, mempunyai kelebihan yakni transparan; kekerasan(hardeness) yang lebih baik; stabilitas termal yang tinggi; tahan terhadap air, bahan kimia, dan goresan; dan bersifat sebagai flame retardant. Dari kelebihan ini, penggunaan resin ini sangat luas, seperti pada industri perekat, tekstil, laminasi, kertas, pelapisaan permukaan ( surface coatings), moulding dan sebagainya.

Amerika saerikat, Eropa dan Asia Tenggara adalah pasar terbesar dari melamin. Permintaan akan material ini di Amerika Serikat dan Eropa Barat tumbuh sekitar 3% pertahun dalam kurung waktu 2001 – 2006 dan secara global diprediksi tumbuh sekitar 4,5% pertahun. Laju pertumbuhan akan permintaan di Asia Tenggara diharapkan akan lebih cepat karena peningkatan produksi laminat untuk keperluan domestic dan ekspor.

ASPEK KIMIAWI

Reaksi pembentukan resin melamin-formaldehida merupakan reaksi polikondensasi yang sampai pada tahap akhir penggunaannya terdiri dari tiga tahap. Tahap pertama adalah reaksi metilolasi dengan formaldehida membentuk melamin termetilolasi (gambar 1).

Molekul melamin mengandung tiga gugus amina primer dan setiap gugus tersebut mempunyai potensi untuk bereaksi dengan dua mol formaldehida hingga dapat membentuk produk heksametilolmelamin, jika rasio formaldehida/melamin cukup tinggi. Dalam medium alkali (pH >9) maka produk yang dihasilkan secara esensial adalah trimetilolmelamin dan heksametilolmelamin

Page 9: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Tahap kedua adalah tahap kondensasi membentuk jembatan eter dan melepaskan air atau pembentukan jembatan metilen dengan melepaskan formaldehida, bergantung pada pH. Sebagai contoh kondensasi dari molekul monometilolmelamin

Tahap akhir adalah tahap kondensasi lanjut yang pada akhirnya membentuk produk polimer terikatsilang dengan struktur jejaring tiga dimensi.

Parameter yang sangat penting dalam pembentukan resin melamin-formaldehida adalah:

- rasio molar atau rasio massa dari bahan baku (melamin dan formaldehida)

- kemurnian bahan baku

- pH

- waktu dan

- temperature

PROSES PRODUKSI

Resin melamin-formaldehida biasanya dipreparasi secara batch (5 – 20 m3). Proses kontinu juga dapat dilakukan, terutama untuk produksi resin perekat (lem).

a. Produksi Batchwise

Prosedur batchwise adalah metode yang paling banyak digunakan untuk produksi resin melamin-formaldehida secara industrial. Walaupun kapasitas produksi relative kecil, proses ini dapat dilakukan

Page 10: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

perluasan varitas produk dan setiap saat dapat dilakukan perubahan produk. Gambar 1 menyajikan diagram pabrik untuk produksi resin dalam bentuk larutan berair (aqueous solutions).

Gambar 1. Diagram pabrik untuk produksi larutan berair resin melamin-formaldehida.

a) Reaktor, b) masukan/umpan starting materials, c) kondensor refluks, d) kontener/wadah temporer, e) pompa, f) alat penguap (vaporizer), g) wadah produk final, h) kondensor, i) pompa vakum, k) wadah uap terkondensasi (kondensat), l) pendingin.

Reaksi dilakukan dengan dua atau lebih tahapan dalam reaktor (stainless steel, No. St. 1.4541 atau St. 1.4571) berpengaduk (berbentuk piringan atau jangkar). Reaktor ini juga dilengkapi dengan alat pemanas dan pendingin,serta alat ukur pH dan temperatur. Pada tahap pertama (reaksi hidroksimetilasi atau metilolasi) dilakukan pada pH, temperatur dan waktu tertentu, bergantung pada sifat produk yang diinginkan. Tahap berikutnya adalah reaksi kondensasi dengan pengadukan dan pemanasan secara refluks. pH larutan dipertahankan pada nilai tertentu dan lamanya refluks bergantung dari sifat produk yang diinginkan.Setelah kondensasi selesai, produk dievaporasi dengan tekanan tereduksi untuk memproteksi resin terhadap oksidasi/deteorisasi. Evaporasi dilakukan hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi tertentu. Kualitas resin yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan spesifikasinya dan selanjutnya dimasukkan kedalam tangki penyimpan (wadah produk final).

Sebagai contoh, pembuatan resin untuk impragnasi kertas yang digunakan dalam memproduksi bahan laminasi dekoratif. 126 bagian (berbasis massa) melamin dimasukkan ke dalam larutan yang diaduk berisi 120 bagian formaldehida 40% dan 70 bagian air pada temperature ruang. Campuran reaksi dibawa ke pH 9 dengan penambahan larutan natrium hidroksida dan dipanaskan secara cepat (20 – 30 menit) sampai temperature 100oC. Setelah melamin terlarut, proses berlangsung secara eksotermal, penambahan larutan natrium hidroksida dilakukan secara kontinu, untuk memelihara pH 8,5 – 8,8 sampai sepanjang proses kondensasi. Kondensasi dilakukan dengan cara refluk dan pengadukan

Page 11: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

secara kuat. Indikator bahwa kondensasi selesai yakni dengan mengambil sampel, kemudian diuji kompatibilitasnya dengan air. Jika pada rasio 1 : 1,5 masih kompatibel, dicirikan dengan sedikit kekeruhan ketika air yang ditambahkan sebanyak 1,5 kali dari jumlah larutan sampel pada suhu 20 oC. Selanjutnya, larutan didinginkan secara cepat dan pH dibawa ke nilai 9,5 – 10 pada temperature ruang. Produk yang dihasilkan mempunyai kandungan padatan 55% dan biasanya jernih.

Resin melamin-formaldehida dapat juga diproduksi dalam bentuk bubuk/padatan (gambar 2). Dalam hal ini, pertama-tama dibuat larutan resin aqueous dan kemudian diumpankan/dimasukkan ke dalam spray drier, dimana ia akan teratomisasi oleh suatu spray disk atau nozzle.

Gambar 2. Diagram pabrik untuk produksi bubuk resin melamin-formaldehida

a) Masukan/umpan starting materials, b) reactor, c) kondensor refluks, d) wadah temporer, e) pompa, f) spray drier, g) blower, h) pemanas udara, i) filter, j) mixing bin, k) penyaring dengan vibrasi

Tetesan (droplets) yang dihasilkan dipanaskan dalam aliran gas panas yang dibangkitkan melalui pemanasan udara tak langsung dalam suatu heat exchanger atau dengan campuran gas buangan panas dengan udara. Bubuk dikumpul pada menara dan dialirkan kedalam pemisah siklon atau filter. Selanjutnya dilewatkan ke wadah pencampur (mixing bin) dan penyaring vibrasi untuk kemudian dikemas dalam kantong atau drum.

Page 12: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

b. Produksi Kontinu (Sinambung)

Industri produksi kontinu dari resin melamin-formaldehida diselenggarakan untuk memperbesar kapasitas karena adanya peningkatan permintaan. Kekurangan dari produksi kontinu adalah bahwa banyaknya yang diproduksi per satuan waktu pada pabrik tertentu hanya dapat bervariasi dalam batas yang relatif sempit. Merubah produk juga bukan hal yang mudah. Dilain pihak, prosedur kontinu memberikan kualitas produksi sangat seragam.

Gambar 3. Diagram proses produksi kontinu dari larutan resin aqueous melamin-formaldehida. a) umpan starting materials, b) reaktor, c) kondensor refluks, d) flare, e) wadah temporer, f) pompa, g) alat penguap, h) wadah produk, i) pendingin, k) kondensor, l) pompa vakum, m) wadah untuk uap terkondensasi

Dari berbagai proses kontinu yang dipatenkan, umumnya menunjukkan perbedaan dalam variasi temperature, pH, konsentrasi atau modifier. Aliran proses dan produk tetap tidak berubah. Gambar 3 menyajikan diagram prose produksi kontinu untuk larutan resin aqueous. Dibanding dengan proses batch, perbedaan utama nampak pada seri reaktor yang digunakan dalam proses kontinu.

Page 13: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Produksi resin dalam bentuk bubuk juga dapat dilakukan dengan proses kontinu, yakni larutan resin dalam wadah temporer diumpankan secara kontinu ke spray tower dan selanjutnya seperti dalam pembentukan bubuk dalam proses batch.

APPLIKASI

Aplikasi dari resin melamin-formaldehida sangat luas meliputi:

a. Bahan perekat dalam industri pengerjaan kayu (woodworking industry)

b. Pembuatan kertas untuk tujuan dekoratif

c. Bahan cetakan (molding materials)

d. Bahan baku untuk pelapis permukaan (surface coatings)

e. Bahan peningkat daya regang/rentang dan kekuatan basah(wet strength) dalam industry kertas

f. Sebagai textile auxiliaries dan leather auxiliaries

g. Sebagai flameproofing agents

Page 14: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

RESIN FENOL FORMALDEHID

Phenol formaldehid merupakan resin sintetis yang pertama kali digunakan secara komersial baik

dalam industri plastik maupun cat (surface coating). Phenol formaldehid dihasilkan dari reaksi

polimerisasi antara phenol dan formaldehid. Reaksi terjadi antara

phenol pada posisi ortho maupun para dengan ormaldehid untuk membentuk rantai yang

crosslinking dan pada akhirnya akan membentuk jaringan tiga dimensi (Hesse, 1991).

Salah satu aplikasi dari resin phenol formaldehid adalah untuk vernis. Vernis adalah bahan pelapis

akhir yang tidak berwarna (clear unpigmented coating). Istilah vernis digunakan untuk kelompok

cairan jernih yang memiliki viskositas 2 – 3 poise,

yang bila diaplikasikan akan membentuk lapisan film tipis yang kering dan bersifat gloss (glossy

film). Proses pengeringan pada vernis dapat melalui penguapan (evaporasi) dari solvent, oksidasi

dengan udara, dan polimerisasi sejumlah unsur yang

terkandung dalam vernis. Hasil akhir dari vernis adalah lapisan film transparan yang memperlihatkan

tekstur bahan yang dilapisi (Martens, 1967).

Perkembangan phenol formaldehid untuk aplikasi vernis dan lacquer telah mampu menyaingi produk

melamin formaldehid karena harganya yang lebih murah. Selain itu, hasil aplikasinya dapat

memunculkan jenis vernis dan lacquer yang berwarna sedangkan melamin formaldehid tidak

berwarna sehingga bila diinginkan hasil aplikasi yang berwarna tidak perlu penambahan zat warna.

Produk phenol formaldehid ada yang memberikan warna jernih kekuning-kuningan tetapi ada juga

yang kecoklatan sampai kemerah-merahan. Berdasarkan perbandingan mol reaktan dan jenis katalis

yang digunakan, resin phenol formaldehid dibagi menjadi 2 jenis yaitu novolak dan resol. Resol

merupakan hasil reaksi antara phenol dengan formaldehid ekses oleh adanya katalis basa. Jenis

katalis basa yang sering digunakan adalah natrium hidroksida dan ammonium hidroksida pada pH =

8-11. Produk phenol formaldehid yang dihasilkan dengan katalis natrium hidroksida akan

mempunyai sifat larut dalam air dan apabila katalis yang digunakan ammonium hidroksida akan

memberikan sifat tidak

larut dalam air yang dikarenakan terbentuk bis dan tris

hydroksylbenzylamin (Martin, 1956).

Novolak merupakan hasil reaksi antara phenol ekses dengan formaldehid oleh adanya katalis asam.

Jenis katalis asam yang sering digunakan adalah asam sulfat, asam klorida, dan asam oksalat dengan

Page 15: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

konsentrasi rendah. Hasil reaksi akan membentuk produk yang termoplast dengan berat molekul

500 - 900. Agar novolak menjadi bersifat termoset maka membutuhkan pemanasan dan

penambahan crosslinking agent (Frisch, 1967).

Tahap reaksi dalam pembentukan novolak tersaji pada gambar 1 dan 2. Pada novolak, reaksi

polikondensasi dapat berlangsung sempurna sampai membentuk rantai dengan struktur methylene

link dan phenol terminate tanpa adanya gugus fungsional dan tidak dapat cure dengan sendirinya.

Pada suasana asam, raeksi kondensasi (pembentukan jembatan methylene) berjalan cepat dibanding

pembentukan gugus methylol (Hesse, 1991).

Page 16: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid
Page 17: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Adapun flowchart pembuatan Novolak adalah sebagai berikut :

Gambar 1.3 Flowchart Pembuatan Novolak (Rokhati, 2008).

Mulai

Ditambahkan formaldehid

Diperoleh monomethylol phenol

Ditambahkan fenol

Diperoleh dihidroksi diphenil methane

Selesai

Disiapkan fenol

Page 18: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

Aplikasi

Pembuatan Resin Phenol Formaldehid Terhadap Aplikasinya Sebagai Vernis

Salah satu aplikasi dari resin phenol formaldehid adalah untuk vernis. Vernis adalah bahan pelapis

akhir yang tidak berwarna (clear unpigmented coating). Istilah vernis digunakan untuk kelompok

cairan jernih yang memiliki viskositas 2 – 3 poise, yang bila diaplikasikan akan membentuk lapisan

film tipis yang kering dan bersifat gloss (glossy film). Proses pengeringan pada vernis dapat melalui

penguapan (evaporasi) dari solvent, oksidasi dengan udara, dan polimerisasi sejumlah unsur yang

terkandung dalam vernis. Hasil akhir dari vernis adalah lapisan film transparan yang memperlihatkan

tekstur bahan yang dilapisi.

Perkembangan phenol formaldehid untuk aplikasi vernis dan lacquer telah mampu menyaingi produk

melamin formaldehid karena harganya yang lebih murah. Selain itu, hasil aplikasinya dapat

memunculkan jenis vernis dan lacquer yang berwarna sedangkan melamin formaldehid tidak

berwarna sehingga bila diinginkan hasil aplikasi yang berwarna tidak perlu penambahan zat warna.

Produk phenol formaldehid ada yang memberikan warna jernih kekuning-kuningan tetapi ada juga

yang kecoklatan sampai kemerah-merahan. Berdasarkan perbandingan mol reaktan dan jenis katalis

yang digunakan, resin phenol formaldehid dibagi menjadi 2 jenis yaitu novolak dan resol. Resol

merupakan hasil reaksi antara phenol dengan formaldehid ekses oleh adanya katalis basa. Jenis katalis

basa yang sering digunakan adalah natrium hidroksida dan ammonium hidroksida pada pH = 8-11.

Produk

Pengaruh terhadap badan

Karena resin formaldehida dipakai dalam bahan konstruksi seperti kayu lapis/tripleks, karpet, dan

busa semprot dan isolasi, serta karena resin ini melepaskan formaldehida pelan-pelan, formaldehida

merupakan salah satu polutan dalam ruangan yang sering ditemukan. Apabila kadar di udara lebih

dari 0,1 mg/kg, formaldehida yang terhisap bisa menyebabkan iritasi kepala dan membran mukosa,

yang menyebabkan keluarnya air mata, pusing, teggorokan serasa terbakar, serta kegerahan.

Jika terpapar formaldehida dalam jumlah banyak, misalnya terminum, bisa menyebabkan kematian.

Dalam tubuh manusia, formaldehida dikonversi menjadi asam format yang meningkatkan keasaman

darah, tarikan nafas menjadi pendek dan sering, hipotermia, juga koma, atau sampai kepada

kematiannya.

Di dalam tubuh, formaldehida bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein, sehingga mengganggu

ekspresi genetik yang normal. Binatang percobaan yang menghisap formaldehida terus-terusan

Page 19: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

terserang kanker dalam hidung dan tenggorokannya, sama juga dengan yang dialami oleh para

pegawai pemotongan papan artikel. Tapi, ada studi yang menunjukkan apabila formaldehida dalam

kadar yang lebih sedikit, seperti yang digunakan dalam bangunan, tidak menimbulkan pengaruh

karsinogenik terhadap makhluk hidup yang terpapar zat tersebut.

Pertolongan pertama bila terjadi keracunan akut

Pertolongan tergantung pada konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban. Sebelum ke rumah

sakit, berikan arang aktif (norit) bila tersedia. Jangan melakukan rangsangan agar korban muntah,

karena akan menimbulkan resiko trauma korosif pada saluran cerna atas. Di rumah sakit biasanya tim

medis akan melakukan bilas lambung (gastric lavage), memberikan arang aktif (walaupun pemberian

arang aktif akan mengganggu penglihatan pada saat endoskopi). Endoskopi adalah tindakan untuk

mendiagnosis terjadinya trauma esofagus dan saluran cerna. Untuk meningkatkan eliminasi formalin

dari tubuh dapat dilakukan hemodialisis (cuci darah). Tindakan ini diperlukan bila korban

menunjukkan tanda-tanda asidosis metabolik berat.

Page 20: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

DAFTAR PUSTAKA

Billmeyer, F.W., (1962), “Text Book of Polymer Science”, Intescience Publishers, a Division of John Wiley and Sons, New York

Charles R. Martens, (1967), “Technology of Paint, Varnishes and Lacquers”, Associated Products The Sherwin Williams Company Cleveland, Ohio

Frisch, K.C., (1967), “Phenolic Resin and Plastics dalam Kirk Othmer Encyclopedia of Chemical Technology”, Vol. 15 Edisi 2, Mei Ya Publication Inc

Hesse, W., (1991), “Phenolic Resin” dalam Ulmann’s Encyclopedia of Industrial Chemistry, Vol. 19 Edisi 5, VCH Publishers, New York

Martin, R. W., (1956), “The Chemistry of Phenolic Resins”, John Willey & Sons Inc, New York

Malcolm, P.S., 2001. Polymer Chemistry : An Introduction, diindonesiakan oleh Lis Sopyan, cetakan pertama, PT Pradnya Paramita : Jakarta

Fried, J.R., 1995. Polymer Science and Technology. Prentice Hall PTR : New Jersey

Mark, J.E. 1992. Inorganic Polymers. Prentice-Hall International, Inc. : New Jersey

Odian, G. 1991. Principles of Polymerization. 3rd edition, John Wiley & Sons, Inc : New York

Van Krevelen, D.W., 1990. Properties of Polymers. Elsevier Science B.V : Amsterdam

Sperling, L.H., 1986. Introduction to Physical Polymer Science. John Wiley & Sons, Inc : New York

Billmeyer, F.W., 1984. TextBook of Polymer Science. 3rd edition, Joh Willey & Sons Inc : New York

McCaffery, E.L., 1970. Laboratory Preparation for Macromolecular Chemistry. McGraw-Hill Book Company : New York

Page 21: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid

LAMPIRAN

TABEL

Page 22: Makalah Resin Melamin Formaldehid Dan Resin Fenol Formaldehid