Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

34
TAHAPAN PERTAMA DALAM PROSES PPIC ADALAH MENGENAI DEMAND MANAGEMENT. SALAH SATU ALAT DIDALAM PENGELOLAAN PERMINTAAN ADALAH FORECASTING (PERAMALAN) Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasa Dalam dunia bisnis, peramalan merupakan dasar bagi perencanaan kapasitas, anggaran, perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan inventory, perencanaan sumberdaya, perencanaan pembelian atau pengadaan bahan baku, dan sebagainya Teknik-teknik Peramalan 1.Regresi Linier Sederhana Bentuk regresi yang paling sederhana dan sering digunakan meliputi hubungan linier antara dua variabel. Tujuan regresi linier adalah untuk memperoleh sebuah persamaan garis lurus yang akan meminimasi jumlah bias vertikal dari titik-titik yang terobservasi dengan garis lurus yang terbentuk. Metode yang dipakai untuk mendapatkan persamaan tersebut disebut least squares, dan persamaan yang terbentuk adalah y = a + bx Dimana, y = Variabel tergantung (dependen) x = Variabel bebas (independen) b = Slope a = Konstanta (nilai y pada saat x = 0)

Transcript of Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Page 1: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

TAHAPAN PERTAMA DALAM PROSES PPIC ADALAH MENGENAI DEMAND

MANAGEMENT. SALAH SATU ALAT DIDALAM PENGELOLAAN PERMINTAAN

ADALAH FORECASTING (PERAMALAN)

Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa datang yang

meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang dibutuhkan dalam

rangka memenuhi permintaan barang atau jasa

Dalam dunia bisnis, peramalan merupakan dasar bagi perencanaan kapasitas, anggaran,

perencanaan penjualan, perencanaan produksi dan inventory, perencanaan sumberdaya,

perencanaan pembelian atau pengadaan bahan baku, dan sebagainya

Teknik-teknik Peramalan

1.Regresi Linier Sederhana

Bentuk regresi yang paling sederhana dan sering digunakan meliputi

hubungan linier antara dua variabel. Tujuan regresi linier adalah untuk

memperoleh sebuah persamaan garis lurus yang akan meminimasi jumlah bias

vertikal dari titik-titik yang terobservasi dengan garis lurus yang terbentuk.

Metode yang dipakai untuk mendapatkan persamaan tersebut

disebut least squares, dan persamaan yang terbentuk adalah

y = a + bx

Dimana, y = Variabel tergantung (dependen)

x = Variabel bebas (independen)

b = Slope

a = Konstanta (nilai y pada saat x = 0)

Besarnya koefisien a dan b dihitung berdasarkan persamaan :

Page 2: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 atau 

Diketahui n : Jumlah data hasil observasi

Keakuratan perkiraan regresi tergantung pada biasan data sampel disekitar

garis, semakin besar luasannya semakin kecil keakuratan perkiraannya.

Besarnya kiaasan dapat dihitung berdasarkan perkiraan satandar kesalahan se,

sebagai berikut :

2. Simple Average

Metode simple average merupakan metode yang sesuai digunakan jika

data yang tersedia tidak mengandung unsur trend dan faktor musiman.

Secara sederhana metode ini menghitung rataan dari data yang tersedia

sejumlah n, mengikuti persamaan berikut :

Fi+1 = Σ Ai / N

Dimana : Fi+1 : Peramalan untuk period eke i + 1

Ai : Nilai actual tahun ke – i

N : Banyaknya data

3. Moving Average

Peramalan dengan teknik moving average melakukan perhitungan

terhadap nilai data yang paling baru sedangkan data yang lama akan

dihapus. Nilai rata-rata dihitung berdasarkan jumlah data, yang angka rata-

rata bergeraknya ditentukan dari harga 1 sampai N data yang dimiliki.

Peramalan dengan teknik moving average dapat dihitung menggunakan

persamaan berikut :

MAn = Σ Ai / n

Dimana : i : Banyak data (1,2,3……N)

n : angka periode rata-rata bergerak

Ai : nilai actual tahun ke – i

4. Weighted Moving Average

Page 3: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Metode ini mirip dengan metode moving average, hanya saja diperlukan

pembobotan untuk data paling baru dari deret berkala. Sebagai contoh data

yang paling baru ditentukan bobotnya sebesar 0.4, data terbaru berikutnya

berbobot 0.3, kemudian berturut-turut 0.2 dan terakhir 0.1. Dan perlu

diingat bahwa jumlah bobot yang diberikan harus sama dengan 1.00. Dan

bobot terberat diberikan pada data yang terbaru.

5. Centered Moving Average

Perhitungan yang digunakan pada metode ini sama dengan metode moving

average. Hanya saja hasil perhitungannya diletakkan pada pertengahan

periode yang digunakan untuk menghitung nilai rata-ratanya.

6. Eksponential Smoothing

Metode ini menggunakan prinsip yang sama dengan teknik moving

average, hanya saja eksponensial smoothingmemerlukan perhitungan yang

lebih sedikit, tidak memerlukan data histories dalam jangka waktu yang

lama melainkan hanya data terbaru yang dipakai untuk menghitung

peramalannya.

Karakteristik smoothing dikendalikan dengan menggunakan

factor smoothing α , yang bernilai antara 0 sampai dengan 1. Fungsi factor

ini adalah untuk memberikan penekanan yang lebih terhadap data yang

paling baru. Setiap peramalan yang baru berdasarkan pada hasil peramalan

sebelumnya ditambah dengan suatu prosentase perbedaan antara

peramalan dengan nilai aktualnya pada saat tersebut. Dengan demikian :

Ft = Ft-1 + α ( At-1 – Ft-1 )

Dimana : Ft : Peramalan periode ke-t

Ft-1 : Peramalan periode ke t-1

α : Konstanta smoothing

At-1 : Permintaan aktual atau penjualan untuk

periode t-1

7. Winter’s

Metode winter’s merupakan metode peramalan yang sering dipilih untuk

menangani data permintaan yang mengandung baik variasi musiman

maupun unsur trend. Metode ini mengolah tiga asumsi untuk modelnya :

unsur konstan, unsur trend dan unsur musiman.

Page 4: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Ketiga komponen diatas secara kontinyu diperbarui menggunakan

konstanta smoothing yang diterapkan pada data terbaru dan estimasi yang

paling akhir.

Metode winter’s menggunakan model Trend Hold, yang dimulai

dengan estimasi trend yang biasa :

Tt = β ( Ft – Ft-1 ) + ( 1 – β ) Tt-1

Dimana : Tt : estimasi nilai trend pada periode t

β : konstanta smoothing unsur trend

Ft : rata-rata eksponensial pada periode t

8. Single Eksponential Smoothing

Peramalan single eksponensial smoothing dihitung berdasarkan hasil

peramalan ditambah dengan peramalan periode sebelumnya. Jadi,

kesalahan peramalan sebelumnya digunakan untuk mengoreksi peramalan

berikutnya.

Persamaannya adalah :

Ft = αAt + ( 1-α ) F ( t-1 )

9. Eksponential Smoothing With Linear Trend

Persamaannya adalah :

Ft = αAt + ( 1-α ) F ( t-1 ) + T ( t-1 )

Bill of Material (BOM)

Setelah penyusunan Jadwal induk produksi (MPS) dan telah divalidasi melalui RCCP, maka

tahapan selanjutnya didalam PPIC adalah penyusunan Perencanaan kebutuhan material (MRP).

Didalam MRP sendiri dibutuhkan input informasi mengenai struktur produk (Bill of Material).

Tulisan ini akan membahas mengenai BOM.

Bill of Material Merupakan daftar dari semua material, parts, dan subassemblies, serta kuantitas

dari msing-masing yang dibutuhkan untuk memproduksi satu unit produk atau parent

assembly. BOM juga menggambarkan cara komponen-komponen bergabung ke dalam suatu

produk selama proses manufakturing. MRP menggunakan BOM sebagai basis untuk perhitungan

banyaknya setiap material yang dibutuhkan untuk setiap periode waktu.

Contoh BOM :

Page 5: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP)

RCCP dapat didefinisikan sebagai proses konversi dari Rencana Produksi dan atau MPS ke

dalam kebutuhan kapasitas yang berkaitan dengan sumber – sumber daya kritis, seperti : tenaga

kerja, mesin dan peralatan, kapasitas gudang, kapabilitas pemasok material dan parts, dan

sumber daya keuangan.RCCP ditampilkan dalam suatu diagram yang dikenal sebagi Load

Profile untuk menggambarkan kapasitas yang dibutuhkan versus kapasitas yang tersedia.Load

Profile didefinisikan sebagai tampilan dari kebutuhan kapasitas di waktu mendatang berdasarkan

pesanan-pesanan yang direncaanakan dan dikeluarkan sepanjang suatu periode waktu tertentu.

Contoh Load Profile :

Validasi pada RCCP dikatakan layak apabila kapasitas yang dibutuhkan semuanya dapat

dipenuhi oleh kapasitas tersedia.

Master Production Schedule (MPS)

Page 6: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Master Production Scheduling menguraikan Rencana Produksi (Agregat Planning) untuk

menunjukan kuantitas produksi akhir yang akan diproduksi untuk setiap periode waktu (biasanya

mingguan) sepanjang horizon perencanaan taktis. Master Scheduling menjadwalkan kuantitas

spesifik dari produksi akhir (disagregasi) dalam periode waktu spesifik.

Penjadwalan produksi induk pada dasarnya berkaitan dengan aktivitas melakukan empat fungsi

utama :

§          Menyediakan input utama kepada sitem perencanaan kebutuhan material dan kapasitas

(material and capacity requirement planning/MCRP).

§          Menjadwalkan pesanan-pesanan produksi dan pembelian untuk item-item MPS.

§          Memberikan landasan untuk penentuan kebutuhan sumber daya dan kapasitas.

§          Memberikan basis untuk pembuatan janji tentang penyerahan produk kepada pelanggan

Format MPS :

 Resources Requirement Planning (RRP)

Page 7: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Resources Req Planning (RRP) merupakan perencanaan kebutuhan sumberdaya produksi dengan

melihat sumberdaya yang dimiliki terhadap sumberdaya yang dibutuhkan hasil dari perencanaan

produksi yang telah dibuat. Atau dengan kata lain, RRP merupakan validasi dari perencanaan

produksi, apakah perencanaan produksi yang teh disusun realistis atau tidak.

Langkah penyusunan RRP :

Tentukan Sumber daya kritis apa yang akan diukur. misal : labor-hours, number of workforce, total production cost, etc.

Hitung Kebutuhan Sumber daya dengan melihat rencana produksi yang telah disusun. Tentukan Bill of Resources yang ada. Bandingkan antara sumberdaya yang dibutuhkan terhadap sumberdaya yang tersedia. Apabila terjadi kekurangan sumberdaya, lakukan partnership meeting untuk menentukan

langkah yang harus diambil perusahaan.

File presentasi bisa didonlod disini :bab004-rrp.pdf

Posted in Uncategorized | No Comments »

PERENCANAAN PRODUKSI AGREGAT

Posted by andresugiyono on April 4, 2007

Oleh : Andre Sugiyono 

Pada dasarnya perencanaan produksi agregat  merupakan suatu proses penetapan tingkat

output/kapasitas produksi secara keseluruhan guna memenuhi tingkat permintaan yang diperoleh

dari peramalan dan pesanan dengan tujuan meminimalkan total biaya produksi.

Beberapa fungsi perencanaan agregat yaitu :

1.       Menjamin rencana penjualan dan rencana produksi konsisten terhadap rencana strategi

perusahaan

2.       Alat ukur performansi proses perencanaan produksi

3.       Menjamin kemampuan produksi konsisten terhadap rencana produksi

4.       Memonitor hasil produksi aktual terhadap rencana produksi dan membuat penyesuaian

5.       Mengatur persediaan produk jadi untuk mencapai target dan membuat penyesuaian

Page 8: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

6.       Mengarahkan penyusunan dan pelaksanaan jadwal induk produksi.

Untuk lebih jelasnya silahkan didonlod disini :bab003-agregate-planning.pdf

Posted in Uncategorized | 6 Comments »

DEMAND MANAGEMENT(FORECASTING)

Posted by andresugiyono on March 8, 2007

Oleh : Andre Sugiyono

Perencanaan merupakan bagian integral aktivitas pengambilan keputusan. Pada kondisi yang

tidak menentu sulit bagi kita untuk menentukan suatu perencanaan yang efektif. Peramalan

(forecast) dapat membantu para manajer untuk mengurangi ketidakpastian dalam melakukan

perencanaan.  Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan berapa kebutuhan di masa

datang yang meliputi kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang

dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang atau jasaDalam dunia bisnis, peramalan

merupakan dasar bagi   perencanaan kapasitas, anggaran, perencanaan penjualan, perencanaan

produksi dan inventory, perencanaan sumberdaya, perencanaan pembelian atau pengadaan bahan

baku, dan sebagainya.

PENGANTAR PPIC

Organisasi industri merupakan salah satu mata rantai dari sistem perekonomian, karena ia

memproduksi dan mendistribusikan produk. Produksi merupakan fungsi pokok dalam setiap

organisasi, yang mencakup aktivitas yang bertanggung jawab untuk menciptakan nilai tambah

produk yang merupakan output dari setiap organisasi industri.      Produksi adalah bidang yang

terus berkembang selaras dengan perkembangan teknologi, dimana produksi memiliki suatu

jalinan hubungan timbal balik (dua arah) yang sangat erat dengan teknologi. Produksi dan

teknologi saling membutuhkan. Kebutuhan produksi untuk beroperasi dengan biaya lebih rendah,

meningkatkan kualitas dan produktivitas, dan menciptakan produk baru telah menjadi kekuatan

yang mendorong teknologi untuk melakukan berbagai terobosan dan penemuan baru.      Sistem

produksi merupakan sistem integral yang mempunyai komponen struktural dan fungsional.

Dalam sistem produksi modern terjadi suatu proses transformasi nilai tambah yang mengubah

input menjadi output yang dapat dijual dengan harga kompetitif di pasar. Proses transformasi

nilai tambah dari input menjadi output dalam sistem produksi modern selalu melibatkan

komponen struktural dan fungsional. Sistem produksi memiliki beberapa karakteristik

Page 9: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

berikut :·        Mempunyai komponen-komponen atau elemen-elemen yang saling berkaitan satu

sama lain dan membentuk satu kesatuan yang utuh. Hal ini berkaitan dengan komponen

struktural yang membangun sistem produksi tersebut.·        Mempunyai tujuan yang mendasari

keberadaannya, yaitu menghasilkan produk berkualitas yang dapat dijual dengan harga

kompetitif di pasar.·        Mempunyai aktivitas berupa proses transformasi nilai tambah input

menjadi output secara efektif dan efisien.

·        Mempunyai mekanisme yang mengendalikan pengoperasiannya, berupa optimalisasi

pengalokasian sumber-sumber daya.

Sistem Produksi 2 (PRODUCTION AND INVENTORY   MANAGEMENT) Diarsipkan di bawah: Kuliah — distians @ 1:24 pm

INTRODUKSI

 Perubahan wajah manfacturing secara significant telah terjadi pada TEKNOLOGI manufctur dan MANAJEMEN manufactur

 Pada Teknologi manufactur lahir :

- CNC (Computerized Numerical Control)

- FMS (Flexible Manufacturing System)

 Pada Manajemen manufactruing lahir MPC (Manufacturing Planning & Control) yang terdiri atas

- MRP (Material Requirement Planning)

- MRP Closed Loop

- MRP II (Manufacturing Resource Planning)

- OPT (Optimized Porduction Technology)

- JIT (Just In Time)

 Perubahan tidak saja terjadi pada formulasi, tapi juga pada integrasi horizontal/vertical

 Sukses MPC tergantung pada :

1. Good Planning

- Production Planning

Page 10: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

- MPS (Master Production Schedule)

- MRP/CRP (Capacity Requirement Planning)

2. Good Execution

- Purchasing

- Shop Floor —– PAC (Production Activity Control)

—– MAC (Manufacturing Activity Control)

 Development pada Execution (SFC/Shop Floor Control) perlu penyesuaian dengan adanya :

- MRP - GROUP TECHNOLOGY

- JIT - FMS

- BARCODING - ROBOTIC

- CAD/CAM

SISTEM PRODUKSI

1. DEFINISI PRODUCTION AND INVENTORY MANAGEMENT

 Suatu aktivitas yang meliputi design, operation dan control suatu sistem manufactur sampai dengan distribusi produk jadi.

 Adalah serangkaian rantai logistik yang meliputi :

- Tingkat retail

- Tingkat warehouse

- Tingkat manufacturing

Logistik

Adalah proses pengadaan bahan baku dimulai pengadaan, distribusi ke proses produksi, distribusi ke gudang sampai distribusi barang jadi ke konsumen.

2. FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN PIM

- Kedekatan hubungan dengan orang

- Adanya sistem perencanaan dan pengendalian yang baik

Page 11: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

3. RUANG LINGKUP PIM MELIPUTI :

- Supervision

- Production Planning

- Material Planning

- Scheduling

- Purchasing

- Inventory Control

4. KEBIJAKAN PIM DITENTUKAN OLEH :

- Strategi Product Positioning

- Strategi Process Positioning

- Strategi Pemilihan Teknologi

B. STRATEGI PRODUCT POSITIONING

 Adalah kebijakan yang dipilih suatu industri dalam pembuatan produk

 Ada 4 tipe industri dilihat dari Product Positioning :

- Make to Stock

- Make to Order

- Assemble to Order

- Engineer to Order

 Detrerminan dari strategi Product Positioning :

1. Manufacturing Lead Time

2. Interval Waktu Konsumen mau menunggu

3. Tingkat Customization yand Diinginkan Customer

If 1 < 2 ——— Make to Stock

1 > 2 ——– Make to Order

Page 12: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

1. MAKE TO STOCK

Adalah tipe industri yang membuat produk akhir untuk disimpan

Kebutuhan konsumen diambil dari persediaan di gudang

Ciri-ciri Make to Stock :

- Standard Item, high volume

- Terus menerus dibuat, lalu disimpan

- Harga wajar

- Pengiriman dapat dilakukan segera

- Customer tidak mau menunggu

- Perlu adanya Safety Stock untuk mengatasi fluktuasi

Contoh : Coca Cola, gula, semen, baut.

2. MAKE TO ORDER

Adalah tipe industri yang membuat produk hanya untuk memenuhi pesanan

Ciri-ciri Make to Order :

- Inputnya bahan baku

- Biasanya untuk supply item dengan banyak jenis

- Harganya cukup mahal

- Lead time ditetapkan oleh konsumen/pesaing

- Perlu keahlian khusus

- Komponen bisa dibeli untuk persediaan

3. ASSEMBLE TO ORDER

Adalah tipe industri yangg membuat produk dengan cara assembling hanya untuk memenuhi pesanan

Ciri-ciri Assemble to Order :

Page 13: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

- Inputnya komponen

- Untuk suply item dengan banyak jenis

- Harganya cukup mahal

- Lead time ditetapkan oleg konsumen

4. ENGINEER TO ORDER

Adalah tipe industri yang membuat produk untuk memenuhi pesanan khusus dimulai dari perancangan produksi sampai pengiriman produk.

Ciri-ciri Engineer to Order :

- Produk sangat spesifik

- Lead time panjnag

- Harganya mahal

Contoh : - Pesawat khusus

- Alat kontrol

C. STRATEGI PROCESS POSITIONING

 Adalah strategi yang dipilih suatu industri untuk menentukan jenis proses yang akan digunakan untuk menghasilkan produk.

 Type industri ditinjau dari strategi Process Design :

1. Flow Shop : – Continous Flow

- Dedicated Repetitive

- Batch Flow

- Mixed Model Repetitive Flow

2. Job Shop

3. Fixed Site/Project

 CONTINOUS FLOW

 Untuk produk non-diskrit

Page 14: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Hanya untuk 1 macam produk; biasanya liquid, powder, metal

 Contoh : minyak, baja, minuman

 Karakteristik :

- Fixed rate : tidak bisa diubah begitu saja

- Fasilitas dirancang untuk untuk 1 macam produk

- Tujuan : minimasi handling

- Perubahan mesin sangat mahal, umur panjang

- Pengadaan bahan baku harus kontinu

- Harga produk bsa murah

- Fixed Cost tinggi, Variable Cost rendah, Break Even Point (BEP) tinggi

 REPETITIVE DEDICATED

 Untuk part diskrit

 Untuk 1 macam produk dengan banyak variasi

 Perubahan tidak memerlukan waktu set up

 Contoh : – Sepatu merah/biru, dsb

- Kecap asin/manis, dsb

- Baju model pendek/panjang, dsb

Karakteristik seperti pada Continous Flow

 BATCH FLOW

 Untuk part diskrit/non-diskrit

 Untuk produk 1 macam dengan banyak variasi dengan urutan sama

 Penggantian produk memerlukan waktu set up

 Contoh : - Minuman : Coca Cola/Orange

- ABC : Kecap/Saus

Page 15: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

- Obat : Obat Batuk/Antibiotik

 Karakteristik :

- Peralatan lebih general

- Kurang efisien

- Harus ada jadual untuk alat

- Peralatan harus di-adjust dahulu sebelum dipakai untuk produk lain

 MIXED MODEL

 Untuk part diskrit

 Satu fasilitas tapi bisa untuk banyak jenis produk

 Waktu set up hampir nol

 Urutan pengerjaan berbeda

 Misal : Model-1 di Work Stasion A – B – C

Model-2 di Work Stasion A – B – C – A – B – C

(Jadi produk model-2 perlu 2 unit out put dari A)

 Contoh : baju 2 pita/5 pita

 Karakteristik :

- Peralatan termasuk general purpose

- Pekerja lebih fleksibel karena banyak keahlian

- Waktu set up < waktu pembuatan 1 unit

- Kecepatan produksi = kecepatan permintaan dengan mengatur jumlah pekerja

 JOB SHOP

Produk diskrit, urutan dan ukuran berbeda

Lay out by process

Set up tinggi sehingga ongkos produksi tinggi

Page 16: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Keahlian pekerja dituntut tinggi

Mesin-mesin termasuk general purpose

Ukuran pesanan kesil (small batch)

Mampu menerima pesanan apapun

Contoh : BENGKEL : membuat prototype, jig, fixture

Karakteristik :

- Fasilitas dirancang untuk membuat N macam produk yang berukuran pesanan kecil

- Planning & Control ditentukan melalui flow line, sequence, priority, time, status, capacity, bottle neck

- Beban tiap Work Station tidak seragam

- WIP (Work in Process) tinggi karena antrian tinggi

- Waktu pembuatan jauh lebih besar dari waktu operasi (karena waktu menunggu tinggi)

 FIXED SITE/PROJECT

 Untuk proyek dimana sumber daya dibawa ke lokasi

 Lay out : fixed/stationary

 Punya batas waktu tertentu

 Contoh : pembuatan kapal, konstruksi, telpon

 Karakteristik :

- Pekerja sangat ahli, independen

- Bekerja atas dasar lembar kerja

- Volume kecil

- Sumber daya harus tersedia

KLASIFIKASI PROCES PRODUKSI

(Dihubungkan dengan product positioning)

Page 17: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

PROCESS DESIGN LAY OUT TYPE

STRESSING PRODUCT POSITIONING

FLOW SHOP :

1. Continous

2. Dedicated Repetitive

3. Batch/intermitten

4. Mixed Model

by product

by product

by product

by product

produk

produk

produk

produk

Make to Stock (MTS)

Make to Order (MTO)

MTO/MTS

MTO/MTS/ATO

JOB SHOP by process

proses MTO

FIXED SITE fixed waktu MTO

MANUFACTURING PLANNING & CONTROL (MPC)

 Secara spesifik PIM sering disebut MPC

MPC   SYSTEM

 Kegiatan manufactur yang dimulai dari perencanaan produksi sampai eksekusi

 Perkembangan komputer menyebabkan MPC System dilaksanakan secara komputerisasi

 Dengan komputer MPC System bisa diperluas

 MPC System + Feedback + Capacity Planning = MRP System (MRP Closed Loop)

 MRP System + Business Planning + Performance Measurement = MRP II (Manufacturing Resources Planning)

BUSINESS PLANNING

 Biasanya dinyatakan dalam dollar

 Berisi rencana pendanaan, pembiayaan dan keuangan perusahaan

Page 18: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Sebagai dasar untuk membuat rencana pemasaran

MARKETING PLANNING

 Rencana tentang produk yang akan dibuat, penjualan, dan pemasaran

 Sebagai dasar untuk membuat Production Planning

PRODUCTION PLANNING

 Rencana tentang berapa yang akan dibuat pada tiap periode

 Dinyatakan dalam satuan Agregat

 Dibuat berdasarkan Marketing Planning

 Diturunkan ke MPS

 Divalidasi dengan Resource Planning

MASTER   PRODUCTION   SCHEDULING

 Rencana berapa end item yang harus dibuat pada tiap periode selama 1 sampai 5 tahun

 End item adalah produk akhir

 Merupakan dekomposisi dari Production Planning

 Diturunkan menjadi Material Requirement Planning (MRP)

 Divalidasi dengan Rough Cut Capacity Planning (RCCP)

RESOURCE   PLANNING

 Rencana kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi Porduction Plan

 Dapat dinyatakan dalam jam-orang atau jam-mesin

 Merupakan bahan pertimbangan untuk ekspansi orang, mesin, pabrik dll

 Ditetapkan berdasarkan kapasitas tersedia

 Jika kapasitas tersedia tidak mencukupi, maka Porduction Plan diubah sehingga secara otomatis Business Plan berubah

ROUGH   CUT   CAPACITY   PLANNING

Page 19: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Rencana untuk menentukan kapasitas yang diperlukan untuk memenuhi MPS

 Hasilnya berupa jenis orang/mesin yang diperlukan untuk tiap work centre pada setiap periode

 Merupakan bahan pertimbangan untuk penambahan tool atau sub kontrak

DEMAND   MANAGEMENT

 Aktivitas memprediksi kebutuhan dimasa datatng dikaitkan dengan kapasitas

 Terdiri dari aktivitas Forcasting, distribution requirement planning, order entry, shipment, dan service part requirement.

 Sebagai dasar untuk menentukan Marketing, Purchasing, MPS Planning

MATERIAL   REQUIREMENT   PLANNING

 Menetapkan rencana kebutuhan material untuk melaksanakan MPS

 Output MRP adalah Purchasing dan PAC (Production Activity Control)

 MRP menghasilkan rencana pembelian meliputi jumlah, due date, release date

 Input MRP adalah MPS, Bill of Material dan Inventory Status

 Merupakan dasar untuk purshasing dan Production Activity Control (atau Shop Floor Control)

 Divalidasi dengan Capacity Requirement Planning

CAPACITY   REQUIREMENT   PLANNING

Rencana kebutuhan kapasitas yang diperlukan untuk merealisasikan MPS di tiap periode dan tiap mesin

Inputnya MRP dan Routing

CRP lebih teliti dan rinci daripada RCCP karena dari Planned Order

Jika kapasitas tidak tersedia bisa ditambah dengan over time, merubah routing, dll

Jika tidak tercapai, MPS harus diubah

PRODUCTION   ACTIVITY   CONTROL   (PAC)

 Sering disebut dengan Shop Floor Control (SFC)

Page 20: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Aktivitas membuat produk setelah barang dibeli

 PAC terdiri dari aktivitas menentukan awal-akhir suatu job (operation scheduling) berdasarkan sequence kedatangan job, lalu membebankan job ke work station, expedisikan job yang terlambat dan pelaporan

 Hasil laporan akan meruupakan feed back bagi MPS

PURCHASING

 Merupakan aktivitas memilih vendor, membuat order pembelian, menjadualkan vendor sampai mengejar vendor

 Merupakan dasar PAC

PERFORMANCE   MEASUREMENT

 Evaluasi sistem MPC untuk melihat seberapa jauh hasil yang diperoleh dengan rencana yang telah ditetapkan

 Sebagai bahan evaluasi pencapaian Business Planning

KARAKTERISTIK   KEBERHASILAN   SYSTEM

Ditentukan oleh adanya :

 Hirarki yang terstruktur

 Feed back

 Komputer

 Database tunggal

 Integrasi

 Mampu memperbaiki respons

 Transparan

 Ketelitian

TEKNOLOGI BARU MANUFACTURING DAPAT DIKELOMPOKKAN   MENJADI 2, YAITU :

Page 21: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

1. Otomasi aktivitas proses produksi, seperti penggunaan CAD (Computer Aided Design), CAM (Computer Aided Manufacturing), Robotic, FMS (Flexible Manufacturing System).

2. Komputerisasi Perencanaan dan pengendalian produksi. Perkembangan teknologi ini akan berhubungan dengan CIM.

BILL OF MATERIAL (BOM)

 Adalah daftar (list) dari bahan, material atau komponen yang dibutuhkan untuk dirakit, dicampur atau membuat produk akhir

 Jaringan yang menggunakan hubungan INDUK – KOMPONEN

 Dibutuhkan sebagai input dalam perencanaan dan pengendalian aktivitas produksi

 Ketelitiannya sangat krusial/penting sekali

PENGGUNAAN

1. Engineering

@ Dibuat sebagai bagian dari perancangan proses produksi

@ Digunakan untuk menentukan item-item mana saja yang harus dibeli atau dibuat sendiri

2. PPC

Digabung dengan MPS (Master Production Schedul/Jadual Induk Produksi) digunakan untuk menentukan item-item dalam daftar pembelian dan order produksi yang harus dilepas.

3. Accounting

Digunakan dalam menghitung biaya produksi dan harga jual

PENOMORAN   KOMPONEN

Setiap komponen harus memiliki identifikasi unik/khusus yang hanya mengidentifikasikan satu komponen yang disebut PART NUMBER atau ITEM NUMBER.

Penentuan Part Number dapat dilakukan dengan 3 cara :

1. RANDOM

Nomor yang digunakan hanya sebagai pengenal/identifier dan bukan sebagai penjelas (descriptor) —— tidak menjelaskan ebih jauh mengenai suatu komponen

Page 22: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

Contoh : 28997 (angka random) untuk Upper Barrel Clip

2. SIGNIFICANT

Adalah nomor yang dapat juga menjelaskan informasi khusus mengenai item/komponen tertentu, seperti sumber material (source), bahan, bentuk dan deskripsi.

Contoh :

Part Number : 37-1-3-16-432

Jenis Item : 37 = ink cartridge

Tipe/jenis : 1 = screw-in type

Tipe ujung : 3 = fine line

Warna : 16 = blue

Panjang : 423 = 4,5 inches

Harus dirubah jika komponen tersebut karakteristiknya dirubah atau ingin ditambahkan variabel lain.

3. SEMISINIFICANT

Beberapa digit pertama menjelaskan mengenai komponen tersebut, sementara digit berikutnya berupa angka random.

Contoh :

Part Number : 37-7213

Jenis Item : 37 = ink cartridge

Empat Digit : 7213 = angka random

KONSEP INDUK-KOMPONEN

 KOMPONEN adalah objek/bagian yang dirakitkan yang secara bersama-sama untuk membuat INDUK (PARENT).

 Suatu komponen akan menjadi Induk (Parent) bagi objek yang menjadi pembentuknya

 Data penting untuk keakuratan hubungan Induk-Komponen :

1. Part Number Induk (Parent)

Page 23: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

2. Part Number Komponen

3. Jumlah/kuantitas komponen yang dibutuhkan untuk membentuk sebuah Induk (Parent)

4. Scrap Factor

BOM LEVELS

 Dimulai dengan Level 0 untuk produk akhir

 Komponen pembentuk produk akhir ditempatkan pada Level 1 dan seterusnya sehingga membentuk sebuah hirarki yang disebut STRUKTUR PRODUK.

1. SINGLE LEVEL BOM

Menggambarkan hubungan sebuah induk dengan satu level komponen-komponen pembentuknya

2. MULTI LEVEL BOM

Menggambarkan struktur produk yang lengkap dari level 0 (produk akhir) sampai level paling bawah.

Komponen yang sama dapat digunakan pada level yang berbeda.

EXPLOSION dan IMPLOSION

EXPLOSION

 Adalah BOM dengan urutan dimulai dari induk sampai komponen pada level paling bawah

 Adalah BOM yang menunjukkan komponen-komponen yang membentuk suatu induk dari level paling atas sampai level terbawah

 SINGLE LEVEL EXPLOSION sama dengan SINGLE LEVEL BOM

 INDENTED BOM EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi informasi Level setiap komponen

 SUMMERIZED EXPLOSION adalah MULTILEVEL BOM yang dilengkapi jumlah total setiap komponen yang dibutuhkan

IMPLOSION

 Adalah BOM yang menunjukkan urutan Komponen-Induk

Page 24: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Untuk mengetahui suatu Part Number menjadi komponen dari induk yang mana saja (kebalikan dari proses Explosion)

 Digunakan oleh engineer untuk melihat pengaruh perubahan rancangan komponen terhadap induk-induknya

JENIS-JENIS BILL

1. PHANTOM BILL

 Untuk material yang tidak untuk disimpan/hanya lewat saja

 Tidak pernah dibuat Planned Ordernya (Order Release dan Order Completion)

 Lead Time = 0

 Lot Size = Lot for lot

 Contoh : menjual Pencil dengan logo yang berbeda

 Phantom tanpa stock :

 MRP logic akan melewatkan phantom item

 MRP logic dari induk langsung ke komponennya

SHOP FLOOR CONTROL

A. PENGANTAR

 Adalah aktivitas untuk melaksanakan segala rencana yang dibuat

 Merupakan sub sistem dari MPC seperti Rencana Produksi dan MRP

 Merupakan akhir dari MPC/MRP system

 Dipakai dimana ada proses transformasi

 Terasa pentingnya jika beban melebihi kapasitas

 Bertujuan untuk mengatur aliran material agar MPS terlaksana dengan mengutamakan efisiensi material, buruh tool, dan waktu mesin

 SFC dimulai setelah Order Release

 SFC disebut juga :

Page 25: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

- Job shop control

- Manufacturing Activity Control

- Production Activity Control

 Tipe SFC yang sesuai tergantung dari :

- Process Positioning Strategy

- Operating Environment

- Pengambil keputusan

B. DEFINISI SFC

 Adalah aktifitas yang bertanggung jawab untuk melaksanakan rencana tahap sebelumnya dengan membuat jadual yang lebih rinci (dalam jangka pendek), memonitor dan melapor

 Dalam arti luas :

Aktifitas merencanakan (jangka pendek), memonitor, mengendalikan, menekan lead time, antrian, dan penyesuaian

 Dalam arti sempit :

Aktifitas memonitor pelaksanaan dan memberi feed back

 Dalam arti tindakan :

Aktifitas dispatching dan reporting

C. PRINSIP DALAM MERANCANG SFC

1. Prinsip Design SFC

a. Umum

 Universal tapi fleksibel

 Dirancang agar manusia merupakan bagian terpenting dari sistem

 Tiap orang mempunyai peran

b. External

 Sejalan dengan sistem lain, bisa menerima dan memberi informasi/feedback ke MPC

Page 26: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 SFC = mesin untuk menjalankan perusahaan

 Harus integrated, ada interaksi dengan sistem lain

c. Internal

 Ada due date; due date merupakan yang terpenting dalam SFC

 Ada lead time

 Data valid dan akurat

2. Prinsip Operasional

a. Umum

 SFC sangat kompleks

 Jika ada masalah dengan material/kapasitas jangan direlease

b. Order Release

 Adalah aktifitas utma dalam SFC

 Ukuran SFC yang baik adalah yang menghasilkan :

- Order release on time

- Rate konsisten dengan kapasitas

- Tiap order sudah Ok

- Order yang bermasalah ditunda

c. Dispatching

 Tidak ada teori yang terbaik, tergantung dari shop load, capacity, layout, kriteria, dan kompleksitas

 Dispatching ok jika prinsip order release diikuti

 Perlu ada prioritas dalam loading

d. Feedback

 Mampu bereaksi terhadap perubahan yang kecil

Page 27: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Hindarkan expediting

 Expediting merupakan indikasi adanya :

- order > kapasitas

- material shortage

- operator unskilled

- maintenance kurang memadai

e. Queue Control

 Minimasi antrial di setiap work station

 Kendalikan flow of order ke line

f. Aktifitas SFC meliputi :

 Order release

 Dispatching

 Sequencing

 Scheduling

 Reporting

g. Order Release

 Merupakan aktivitas yang dilakukan sebelum suatu order dilepas ke shop floor mulai dari dokumentasi sampai produksi

 Informasi yang dibutuhkan untuk order release :

- Identifikasi order

- Routing

- Time standar

- Kebutuhan material telah dipenuhi

- Laporan, due date, kondisi material

Page 28: Tahapan Pertama Dalam Proses Ppic Adalah Mengenai Demand Management

 Pemeriksaan material siap agar bahan yang dibutuhkan tersedia

 Evaluasi kapasitas

 Load leveling

h. Dispatching

 Adalah upaya agar kebutuhan tersedia

 Aktivitas utama dispatching adalah order sequencing, schedul maintenance, schedul, down time, dan utilisasi

i. Dispatchlist

 Adalah daftar order yang harus dikerjakan disetiap work station dengan urutan tertentu

j. Sequencing

 Proses menentukan urutan job yang akan diproses ditiap fasilitas denfgan metode tertentu terhadap sumber daya mesin, tool, material

 Aktivitas sequencing : PRIORITY RULE : EDD, SPT, EODD, EOST

k. Scheduling

 Penentuan saat dimulai dan berakhirnya suatu order

 Feedback merupakan bagian penting dalam SPC

l. Order disposition

 Aktivitas mengeluarkan order dari sistem, jika terjadi order habis, dan scrapt