Water Demand Paper

14
KAJIAN PERMASALAHAN DAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR MINUM KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Abdul Azis *) *) Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumber Daya Air Program Pascasarjana Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik perkotaan maupun pedesaan. Kebutuhan air bersih yang memenuhi standar kesehatan, setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Masalah penyediaan air bersih di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok barat sangat erat kaitannya dengan peningkatan jumlah penduduk dan karakteristik aktifitas penduduk setempat. Permasalahan yang paling dominan adalah sebagian penduduk belum mendapatkan akses air bersih dengan kuantitas, kualitas dan kontinyu dalam waktu tertentu, hal ini dikarenakan oleh cakupan pelayanan yang diberikan oleh institusi pengelola air minum (PDAM) belum menjangkau sebagian besar (80% sesuai target MDG’s) penduduk perkotaan. Dalam tulisan ini dilakukan kajian kondisi eksisting penyediaan dan pengelolaan air minum beserta permasalahan yang dihadapi, juga dilakukan proyeksi kebutuhan air minum seiring pertumbuhan penduduk untuk dapat menentukan langkah strategis dan program guna mencapai target pelayanan dan penyediaan air minum. Dari hasil analisa kebutuhan air bersih kedua wilayah tersebut terlihat bahwa kebutuhan air total jauh lebih besar dari kapasitas sumber air yang dimanfaatkan, sampai dengan proyeksi perencanaan tahun 2015. Dari kapasitas sumber sebesar 2.300 lt/dt hanya dimanfaatkan sebesar 883,29 lt/dt. Sedangkan kebutuhan air bersih sampai tahun 2015 mencapai 1.925,02 lt/dt sehingga sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi dan operasi guna memenuhi perkembangan penduduk yang cukup cepat. Permasalahan teknis yang masih sulit dikendalikan adalah tingginya tingkat kebocoran, sampai akhir tahun 2010 tingkat kebocoran mencapai ±>30%. Pilihan langkah strategis berupa rencan program tindak dan aksi yang bisa dilakukan adalah pelestarian dan perlindungan air baku, peningkatan cakupan pelayanan dengan pengendalian tingkat kebocoran, penyesuaian tarif air dengan sisitem full cost recovery dan perbaikan manajemen lembaga pengelola air minum (PDAM). Kata kunci : Penyediaan air minum, kebutuhan air bersih, program tindak dan aksi

Transcript of Water Demand Paper

Page 1: Water Demand Paper

KAJIAN PERMASALAHAN DAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR MINUM KOTA MATARAM DAN KABUPATEN LOMBOK BARAT

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Abdul Azis *)

*) Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumber Daya Air Program Pascasarjana Fakultas Teknik

Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK

Air bersih merupakan salah satu kebutuhan pokok bagi penduduk baik perkotaan maupun pedesaan. Kebutuhan air bersih yang memenuhi standar kesehatan, setiap tahunnya terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk dan kesadaran masyarakat akan kesehatan. Masalah penyediaan air bersih di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok barat sangat erat kaitannya dengan peningkatan jumlah penduduk dan karakteristik aktifitas penduduk setempat. Permasalahan yang paling dominan adalah sebagian penduduk belum mendapatkan akses air bersih dengan kuantitas, kualitas dan kontinyu dalam waktu tertentu, hal ini dikarenakan oleh cakupan pelayanan yang diberikan oleh institusi pengelola air minum (PDAM) belum menjangkau sebagian besar (80% sesuai target MDG’s) penduduk perkotaan.

Dalam tulisan ini dilakukan kajian kondisi eksisting penyediaan dan pengelolaan air minum beserta permasalahan yang dihadapi, juga dilakukan proyeksi kebutuhan air minum seiring pertumbuhan penduduk untuk dapat menentukan langkah strategis dan program guna mencapai target pelayanan dan penyediaan air minum.

Dari hasil analisa kebutuhan air bersih kedua wilayah tersebut terlihat bahwa kebutuhan air total jauh lebih besar dari kapasitas sumber air yang dimanfaatkan, sampai dengan proyeksi perencanaan tahun 2015. Dari kapasitas sumber sebesar 2.300 lt/dt hanya dimanfaatkan sebesar 883,29 lt/dt. Sedangkan kebutuhan air bersih sampai tahun 2015 mencapai 1.925,02 lt/dt sehingga sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi dan operasi guna memenuhi perkembangan penduduk yang cukup cepat. Permasalahan teknis yang masih sulit dikendalikan adalah tingginya tingkat kebocoran, sampai akhir tahun 2010 tingkat kebocoran mencapai ±>30%. Pilihan langkah strategis berupa rencan program tindak dan aksi yang bisa dilakukan adalah pelestarian dan perlindungan air baku, peningkatan cakupan pelayanan dengan pengendalian tingkat kebocoran, penyesuaian tarif air dengan sisitem full cost recovery dan perbaikan manajemen lembaga pengelola air minum (PDAM).

Kata kunci : Penyediaan air minum, kebutuhan air bersih, program tindak dan aksi

Page 2: Water Demand Paper

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kehidupan suatu kota sangat bergantung pada infrastruktur yang ada, yang diindikasikan sebagai sarana prasarana yang menunjang kelangsungan hidup manusia dalam aktivitas sehari-hari. Air bersih merupakan salah satu infrastruktur kota (prasarana dasar) yang vital yang keberadaannya harus mencukupi baik secara kuantitas, kualitas dan ada sepanjang waktu.

Air bersih untuk keperluan sehari-hari merupakan salah satu kebutuhan utama masyarakat di daerah perkotaan. Untuk memenuhi kebutuhan air bersih tersebut di daerah perkotaan dibangun Sistem penyediaan Air Minum yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Daerah yaitu Perusahaan Daerah Air Minum. Instansi inilah yang kemudian berperan dalam penyediaan dan pengelolaan air minum hingga dapat didistribusikan ke konsumen. Namun sering sekali instansi penyedia dan pengelola air minum tersebut masih sulit memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini disebabkan karena keterbatasan akan kuantitas, kualitas air baku dan produksinya. Permasalahan tersebut diperparah dengan adanya kehilangan air baik teknis maupun non teknis.

PDAM Menang Kota Mataram merupakan salah satu perusahaan daerah yang memiliki peran sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dengan berkembangnya kawasan perkotaan dan meningkatnya jumlah penduduk maka maka kebutuhan akan air bersih juga meningkat, tetapi pelayanan air bersih belum menyentuh seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan baik di kota maupun di desa. Ketersediaan air pada dasarnya adalah untuk menjamin dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Untuk memperoleh air dengan kualitas air minum dibutuhkan pengolahan yang cukup mahal. Namun demikian, masih banyak masyarakat yang merasa keberatan untuk membayar tarif air yang memungkinkan untuk pemulihan biaya penuh (full cost recovery). Padahal, potensi masyarakat untuk membiayai pengelolaan air minum sehingga dapat mencapai pemulihan biaya penuh cukup besar.

Sistem penyediaan air bersih Kota Mataram telah ada sejak sebelum terjadinya Perang Dunia ke II, yaitu sekitar tahun 1937. Pada tahun 1973 sistem penyediaan air bersih Kota Mataram mulai dibangun secara bertahap oleh Dirjen Penyehatan dengan biaya dari APBN dan Buyers Credit dari Australia. Sistem ini mulai beroperasi tahun 1976. Pada tahun tersebut juga dibentuk Badan Pegelola Air Minum (BPAM) Kota Mataram berdasarkan SK.Dirjen Cipta Karya No.3/9/KPTS/CK/1976 tanggal 20 Desember 1976. Mengingat tuntutan air bersih di Kabupaten Lombok Barat makin meningkat, maka berdasarkan SK Dirjen Cipta karya Departemen Pekerjaan Umum No.037.KPTS/CK, tanggal 1 April 1981 BPAM Kota Mataram berubah menjadi BPAM Kabupaten Lombok Barat. Pada tahun 1986 sarana penyediaan air bersih yang dikelola BPAM Lombok Barat diserah terimakan oleh Menteri PU kepada Gubernur NTB dengan Surat Keputusan No.166/KPTS/1986, tanggal 26 April 1996. Selanjutnya Gubernur menyerahkan kepada Bupati Lombok Barat untuk dikelola sebagai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Peraturan daerah yang mengatur tentang pembentukan PDAM telah dibuat sebelumnya pada tahun 1980 dengan Perda No.6 Tahun 1980 dan diperbaiki kembali dengan Perda No.1 tahun 1988. Setelah kota administratif Mataram ditingkatkan statusnya menjadi Kotamadya Mataram, maka keberadaan PDAM menjadi milik bersama antara Kabupaten

Page 3: Water Demand Paper

Lombok Barat dan Kota Mataram. Sekarang diubah namanya menjadi PDAM Menang Mataram.(Zaini, 2000).

Secara administratif Kota mataram dengan luas wilayah 6.130 ha, terdiri dari 6 kecamatan dan 50 desa/kelurahan. BPS, 1998 jumlah penduduk Kota Mataram mencapai 299.148 jiwa dengan kepadatan penduduk 5.887 jiwa/km2. Pada Tahun 2009, jumlah penduduk Kota Mataram meningkat hingga mencapai 375.506 jiwa dengan rata-rata angota keluarga 3,77 jiwa sedangkan Kabupaten Lombok Barat mencapai 829.777 jiwa. Kota mataram beriklim tropis dengan curah hujan rata-rata 2.118 mm/th. Curah hujan maksimum terjadi pada bulan Februari (337 mm) dan minimum terjadi pada bulan Agustus (42 mm). Kota Mataram yang menjadi pusat aktifitas perkantoran, perumahan dan perdagangan sangat memerlukan sarana dan prasarana penyediaan air bersih.

Penyediaan sarana air bersih oleh PDAM Menang Mataram juga terbagi antara Kabupaten Lombok Barat dan Kota Mataram. Total pelanggan PDAM adalah 26.314 sambungan, sebagian besar (75%) merupakan pelanggan di Kota Mataram. Sehingga dari total jumlah penduduk kedua wilayah tersebut masih jauh dari cakupan layanan yang ditargetkan. Menurut catatan Kimpraswil NTB, 2004 tingkat pelayanan air bersih baru mencapai 31,64% masih jauh dari target nasional yaitu 80%. Padahal Kapasitas rata-rata air baku mencapai 664, 5 lt/dt belum mampu melayani kebutuhan sebesar 560,7 lt/dt. Hal ini diperparah karena tingkat kebocoran yang terjadi di sistem jaringan distribusi mencapai 33,68 % (Setyandito dkk, 2004). Dengan berbagai permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan dan pengelolaan air bersih sehingga perlu dilakukan kajian permasalahan dan analisis kebutuhan air bersih guna memperoleh strategi pengembangan agar pemenuhan kebutuhan akan air bersih penduduk dapat terlayani.

Gambar. 1 Peta wilayah Pelayanan Air Minum Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat Sumber : Anonim, 2010

Page 4: Water Demand Paper

1.2. Landasan Teori 1.2.1. Sistem Penyediaan dan Distribusi Air Minum

Sistem penyediaan air minum dalam praktiknya terdiri dari dua sistem penyediaan air minum, yaitu sistem penyediaan air minum (SPAM) perkotaan dan pedesaan. Dengan pertimbangan jumlah penduduk, distribusi/sebaran penduduk, dan aktifitas dominan yang dilakukan penduduk, dapat diketahui bahwa perbedaan antara kedua SPAM tersebut terletak pada; penerapan teknologi fisik, tingkat kapasitas pelayanan, tingkat jenis sambungan pelayanan, dan tingkat institusi pengelolaan sistem.

Kebutuhan Air (Kuantitas)

Jumlah air yang dibutuhkan tiap orang perhari ditentukan oleh beberapa faktor. Tubuh manusia memerlukan antara 3-10 liter air per hari pada kondisi normal, tergantung cuaca dan aktifitas yang dilakukannya. Kebutuhan air untuk memenuhi aktifitas manusia disebut kebutuhan air domestik. Kebutuhan domestik ditentukan oleh adanya konsumen domestik, yang berasal dari data penduduk, pola kebiasaan dan tingkat hidup yang didukung adanya perkembangan sosial ekonomi yang memberikan kecenderungan peningkatan kebutuhan air bersih.

Untuk memperoleh estimasi kebutuhan air dalam suatu wilayah, lebih mudah untuk melakukan survei jumlah rumah tangga daripada harus melakukan sensus dari rumah ke rumah. Penggunaan air domestik (rumah tangga) dapat dihitung dengan mengasumsikan rata-rata jumlah anggota keluarga dalam suatu rumah tangga. Untuk indonesia rata-rata jumlah anggota keluarga adalah 5 orang. Gambaran pemakaian air domestik per kapita dengan berbagai penggunaannya dapat dilihat pada tabel.1

Tabel.1 Pemakaian air domestik untuk negara-negara Asia Tenggara Penggunaan Kuantitas (liter/kapita/hari)

Minum 5 Memasak 3 Sanitasi 18 Mandi 20 Mencuci piring 15 Mencuci pakaian 20 Total (tanpa kehilangan air/water loss) 81

Sumber : IRC, 2002 dalam Setyandito, 2006

Kebutuhan lain yang perlu dipertimbangkan adalah kebutuhan air non domestik, yang ditentukan oleh adanya konsumen non domestik, yang memanfaatkan fasilitas-fasilitas antara lain : perkantoran, tempat ibadah, prasarana pendidikan, kesehatan, komersial (pasar, pertokoan, penginapan, bioskop, rumah makan dll), dan industri. Diperkirakan rata-rata penggunaan air untuk fasilitas umum sekitar 10%-15% dari penggunaan air untuk domestik. Namun estimasi ini hanya dapat digunakan untuk preliminary design dan merupakan estimasi secara kasar. Untuk perencanaan lebih lanjut (final design) perhitungannya harus berdasarkan survei kebutuhan nyata.

Page 5: Water Demand Paper

Kualitas Air Minum

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum (sesuai dengan Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002). Kualitas air minum sangat penting karena berpengaruh kepada kesehatan. Oleh karena itu air minum yang didistribusikan kepada masyarakat harus sesuai dengan standar air minum yang ditetapkan. Pengujian kualitas air baku sebagai sumber air bersih mutlak diperlukan. Dari hasil uji parameter kualitas air dapat ditentukan status mutu air baku yang akan diolah menjadi air minum, status mutu air adalah tingkat mutu air yang menunjukkan kondisi cemar atau kondisi baik pada suatu sumber air dalam waktu tertentu dengan membandingkan baku mutu air yang ditetapkan. Dalam PP Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, kriteria mutu air ditetapkan menjadi 4 (empat) kelas :

1. Kelas satu, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air minum, 2. Kelas dua, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi

air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, 3. Kelas tiga, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk pembudidayaan ikan air

tawar, peternakan, air untuk mengairi pertanaman, 4. Kelas empat, air yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi pertanaman.

Dari hasil analisis karakteristik/kualitas air permukaan maka diharapkan dapat mengetahui proses pengolahan air baku yang tepat untuk menghasilkan air minum yang sesuai standar kesehatan.

Kontinuitas

Zaini, 2000 menyatakan dari berbagai macam tingkat perubahan pemakaian air akan terjadi pemakaian dalam jumlah yang maksimum (faktor pemakaian puncak). Pelayanan dari segi distribusi dikatakan baik apabila kebutuhan maksimum pada jam-jam pemakaian puncak masih dapat terpenuhi secara terus menerus. Untuk dapat memberikan distribusi pelayanan yang baik, selain jumlah sesuai dengan kebutuhan, kualitas sesuai standar, juga tekanan dalam pipa masih cukup untuk melayani semua pelanggan sekalipun lokasinya berbeda-beda.

1.2.2. Perencanaan Penyediaan Air Minum

Suatu perencanaan yang komprehensif terhadap penyediaan air minum merupakan solusi dari permasalahan dalam pelayanan air minum bagi masyarakat. Perencanaan yang komprehensif meliputi aspek teknis, finansial, kelembagaan dan lingkungan dan aspek peran serta masyarakat. Aspek peran serta masyarakat terdiri atas komponen : kebutuhan untuk peningkatan penyediaan air bersih, persepsi tentang hubungan antara manfaat dan peningkatan, penyediaan air bersih, rasa tanggung jawab dan memiliki, kebudayaan, kebiasaan dan kepercayaan yang berhubungan dengan air bersih. Aspek Teknis terdiri dari : kebutuhan air saat ini dan masa datang, pengolahan air bersih, dan standar teknis, prosedur OP, kualitas air. Aspek Lingkungan mencakup kualitas dan kuantitas sumber air baku, dan perlindungan sumber air baku. Aspek Keuangan meliputi : analisis cost-benefit, kemampuan dan kemauan membayar, serta struktur tarif. Aspek Kelembagaan yakni strategi ditingkat nasional dan kebijakan/landasan hukum stakeholder sangat menentukan keberhasilan kegiatan perencanaan.

Page 6: Water Demand Paper

2. PERMASALAHAN DAN ANALISIS KEBUTUHAN AIR MINUM DAN STRATEGI TINDAK LANJUT

2.1. Kondisi Eksisting Penyediaan Air Minum

a. Sumber air baku

Sumber air baku yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk Kota Mataram dan sekitarnya oleh PDAM diambil dari 4 mata air yang terpisah satu sama lain. Kapasitas sumber air baku pada musim kemarau untuk mata air Sarasuta sebesar 200 lt/dt, mata air Saraswaka sebesar 350 lt/dt, dan untuk mata air Ranget sebesar 1.500 lt/dt dan mata air BBI sebesar 250 lt/dt. Sedangkan pada musim hujan debit yang ada lebih besar. Dari jumlah tersebut tidak semuanya digunakan untuk keperluan PDAM. Porsi terbesar adalah untuk keperluan pertanian di sekitar kawasan mata air, khususnya mata air Rengat. Hal ini sangat berpotensi terjadi konflik kepentingan (conflict of interest). Diperparah dengan perubahan fungsi hutan di kawasan sumber air, sehingga dikhawatirkan akan menimbulkan masalah di kemudian hari.

b. Sistem distribusi dan pengolahan

Secara geografis letak Kota Mataram adalah relatif rendah yaitu berkisar antara 5 – 35 m dpl. Sedangkan lokasi mata air Sarasuta dan Saraswaka berada di ketinggian 85 m dpl dan mata air Ranget berada di ketinggian 150 m dpl. Dengan kondisi alam seperti itu maka untuk melayani kebutuhan air bersih sistem yang digunakan adalah sistem gravitasi. Sedangkan sistem pengolahan karena kualitas air yang ada sudah memenuhi syarat sebagai air minum, maka pengolahan yang dilakukan cukup sederhana yaitu chlorinasi. Chloronasi dilakukan dengan memberikan kaporit pada air tersebut untuk lebih menjamin agar kualitas air yang ada secara bakteriologis masih memenuhi syarat sebagai air bersih/air minum seperti yang disyaratkan Permenkes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tanggal 3 September 1990.

Gambaran kapasitas produksi, kapasitas distribusi dan daerah pelayanan PDAM Menang Mataram disampaikan pada tabel. 1 dibawah.

Gambar.2 Skema Penyediaan Air Minum Kota Mataram Sumber : Anonim, 2010

Page 7: Water Demand Paper

2.2. Permasalahan yang dihadapi

Hingga menjelang tahun 2003/2004 akibat terjadinya perkembangan penduduk dan pertumbuhan kota kecamatan berbagai pusat pertumbuhan, maka meningkat pula kebutuhan air bersih di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat. Di sisi lain ketersediaan sumber daya air secara keseluruhan tidak bertambah bahkan mempunyai kecenderungan berkurang kuantitas dan kualitasnya. Masalah penyediaan air bersih di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat meruapakan masalah utama yang sampai saat ini masih belum teratasi. Upaya penyediaan air minum dan air bersih sangat perlu ditingkatkan pelayanan dan penyediaannya sehingga dapat memenuhi kriteria dari segi kuantitas, kualitas dan kontinuitasnya.

Penyediaan air bersih untuk Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat di peroleh dari sumber mata air. Gambaran umum sistem penyediaan air minum di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat dapat dilihat pada tabel dibawah.

Tabel.2 gambaran umum sistem penyediaan dan pengelolaan air minum Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat

No. Uraian Satuan Sistem Keterangan 1. Pengelola - PDAM 2. Tingkat pelayanan % 3. Sumber air baku

- Mata air

lt/dt

2.300

4. Unit produksi - Terpasang - Operasi

lt/dt lt/dt

883,29

785

5. Unit distribusi - SR - HU - Tangki air

Unit Unit Unit

61.874

454 15

6. Kinerja - Tingkat pelayanan - Kebocoran

% %

40

29,33

Sumber : Anonim, 2010

Rendahnya peningkatan persentase cakupan pelayanan umumnya di Indonesia khusunya di Kota Mataram (sistem perpipaan) harus dipandang sebagai bentuk kualitas dari aspek-aspek yang melingkupi pengelolaan air bersih itu sendiri, yang terdiri dari :

a. Aspek teknis

Dari sudut aspek teknis, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya cakupan pelayanan dipengaruhi oleh operasi dan pemeliharaan sarana prasarana air bersih yang tidak sesuai standar, sumber air baku yang mulai terbatas, jam operasi yang terbatas, dan tingkat kehilangan yang masih tinggi (>±30%).

b. Aspek keuangan

Dari sudut aspek keuangan, kendala yang dihadapi antara lain tarif air yang berlaku belum mencapai full cost recovery, bahkan untuk mengcover biaya operasi dan pemeliharaan yang sesuai kebutuhan /standar saja, mengalami kesulitan.

c. Aspek kelembagaan

Dari aspek kelembagaan, kendala yang dihadapi antara lain rendahnya kualitas dan kapabilitas manajemen dan SDM pengelola. Penduduk perkotaan yang mendapat pelayanan baru

Page 8: Water Demand Paper

mencapai 39% (Penyediaan air bersih di Indonesia, Kimpraswil 2004) sedang untuk penduduk pedesaan baru mencapai 8% (Survey Ekonomi Nasional Depkes, 2004).

d. Aspek Legal dan peran serta masyarakat

Kendala yang dihadapi pada aspek legal dan peran serta masyarakat saling berkaitan yaitu masih lemahnya kebijakan yang mampu mendukung pengelolaan air bersih yang partisipatif dan berkesinambungan dan masih banyaknya masyarakat yang menggunakan air non pipa (non PDAM) sebagai substitusi air bersih dari PDAM.

Tabel.3 Kendala yang dihadapi dalam penyediaan air bersih di Kota Mataram dan Lombok barat No. Uraian Masalah Penyebab Masalah Penanganan yang

sudah dikerjakan Teknis

1. Air baku Kuantitas : (tidak mencukupi) Sumber air baku terbatas Konflik antar sektor pengguna Daerah tangkapan air

terganggu akibat penebangan liar sehingga musim kemarau debit menurun

Kualitas : (memburuk) Sedimentasi dan pencemaran

limbah peternakan di hulu

Menginisiasi mekanisme

pembayaran jasa lingkungan untuk

perbaikan DAS hulu guna keseimbangan

antara pemanfaat DAS Hulu dan Hilir

2. Kehilangan Air tinggi

Pipa banyak yang bocor karena sudah tua dan jenisnya rentan bocor

Perawatan dan penggantian pipa

secara berkala 3. Kapasitas produksi

rendah, distribusi terbatas

Minimnya anggaran Kapasitas pengolahan tidak

stabil

Penyertaan modal, investasi dan

kerjasama dengan pihak perbankan

Keuangan dan kelembagaan

1. Efisiensi penagihan rendah

Lemah data administrasi, tagihan tidak akurat

Tidak memiliki solusi pembayaran mudah

Pembenahan sistem administrasi dan

melayani pemabayaran

melalui sistem online, kantor pos dll

2. SDM belum memadai

Tidak tersedia tenaga dengan kualifikasi yang dibutuhkan

SDM kurang penguasaan teknologi

Penyediaan fasilitas capacity building, training dan studi

banding 3. Kehilangan air non

teknis besar Pembacaan meteran oleh

petugas yg kurang akurat Sambungan ilegal/pencurian

Penggunaan teknologi yg baik

dan tindakan hukum yang tegas

4. Konflik internal manajemen

Penetapan direksi dan karyawan yang tidak transparan

Peningkatan komitmen direksi

dan karyawan Legal dan Peran masyarakat

1. Regulasi tarif air ditentukan

Penyesuaian tarif tidak disetujui stakeholder

Peningkatan dukungan Pemda

dan DPRD 2. Regulasi tarif dasar

listrik PDAM harus menyesuaikan

dengan regulasi PLN PLN memberikan

tarif khusus kepada PDAM

Sumber : Anonim, 2010

Page 9: Water Demand Paper

2.3. Analisis Penyediaan air bersih

Untuk dapat melakukan analisis kondisi pelayanan air bersih oleh PDAM Menang Mataram perlu dilakukan estimasi jumlah penduduk yang telah mendapat akses terhadap air bersih dengan membandingkan jumlah kebutuhan air bersih penduduk terhadap jumlah kapasitas air yang tersedia.

2.3.1. Proyeksi jumlah penduduk

Prediksi kebutuhan air bersih pada suatu wilayah di masa sekarang dan yang akan datang sangat tergantung pada jumlah penduduk dan tingkat pertumbuhannya, faktor setempat dan kondisi dari penyediaan air itu sendiri. Rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat menurut data dari BPS sebesar 1,44% dan 1,37% pertahun. Proyeksi jumlah penduduk dihitung dengan menggunakan formula metode Geometrik. Seperti terlihat di tabel.2 dibawah.

Tabel.4 Proyeksi jumlah penduduk Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat N Tahun Jumlah Penduduk (jiwa)

Kab.Lombok Barat Kota Mataram Jumlah Po 2008 603.223 340.530 943.753 1 2009 611.487 345.434 956.921 2 2010 619.865 350.408 970.272 3 2011 628.357 355.454 983.810 4 2012 636.965 360.572 997.537 5 2013 645.692 365.765 1.011.456 6 2014 654.538 371.032 1.025.569 7 2015 663.505 376.374 1.039.879

Sumber : BPS, 2010 dan hasil perhitungan

2.3.2. Analisis kebutuhan air

Secara garis besar kebutuhan air dibagi menjadi dua, yaitu kebutuhan air domestik (rumah tangga) dan kebutuhan air non domestik (perkotaan, industri, perdagangan dan komersil, dan pertanian/peternakan). Perhitungan besarnya kebutuhan air domestik perkapita dapat ditentukan dengan melakukan suvei kebutuhan nyata atau dapat juga ditetapkan dengan standar kebutuhan air. Dalam perhitungan selanjutnya pemakaian air bersih untuk sambungan rumah tangga ditetapkan sebesar 220 lt/org/hr dan 30 lt/org/hr untuk hidran umum (sesuai dengan kriteria kota sedang) sedangkan untuk Kab. Lombok Barat ditetapkan sebesar 150 lt/org/hr dan 30 lt/org/hr. Dengan proporsi pelayanan sambungan rumah tangga 90% dari kebutuhan yang ditargetkan. Sedangkan untuk perhitungan kebutuhan air non domestik dapat diperkirakan sebesar 20% di Kota Mataram dan 10% di Kabupaten Lombok Barat, dari kebutuhan domestik yang akan dipenuhi.

Pertumbuhan penduduk di Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat sampai akhir tahun 2010 rata-rata sebesar 1,44%. PDAM Menang Mataram baru dapat melayani 27% penduduk Kabupaten Lombok Barat dan 66% penduduk Kota Mataram, dengan Kapasitas yang terpasang hanya sebesar 883,29 lt/dt, sementara kebutuhan air total Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat jauh lebih besar sebesar 1.329,67 lt/dt. Keadaan ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kehilangan air yang sulit ditekan.

Pada tahun proyeksi 2011 sampai dengan 2015 kondisi penyediaan air bersih harus diperbaiki, oleh karena terjadinya lonjakan jumlah penduduk di kedua wilayah tersebut.

Page 10: Water Demand Paper

Tabel.5 Analisis Kebutuhan Air Bersih Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat

No. Uraian Satuan Eksisting Tahun Perencanaan Program

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

1 Jumlah penduduk Jiwa 943753 956921 970272 983810 997537 1011456 1025569 1039879

Kab. Lombok Barat Jiwa 603223 611487 619865 628357 636965 645692 654538 663505

Kota Mataram Jiwa 340530 345434 350408 355454 360572 365765 371032 376374

2 Luas wilayah km2 1010.6 1010.6 1010.6 1010.6 1010.6 1010.62 1010.62 1010.62

Kab. Lombok Barat km2 862.62 862.62 862.62 862.62 862.62 862.62 862.62 862.62

Kota Mataram km2 148 148 148 148 148 148 148 148

3 Kepadatan penduduk

Kab. Lombok Barat Jiwa/km2 699 709 719 728 738 749 759 769

Kota Mataram Jiwa/km2 2301 2334 2368 2402 2436 2471 2507 2543

4 Tingkat pelayanan % 29 33 40 46 55 60 65 70

Kab. Lombok Barat % 15 19 27 34 45 50 55 60

Kota Mataram % 57 61 66 70 75 80 80 80

5 Penduduk terlayani langsung Jiwa 273688 315784 388109 452553 548646 606874 666620 727915

Kab. Lombok Barat Jiwa 90483 116183 167363 213641 286634 322846 359996 398103

Kota Mataram Jiwa 194102 210715 231269 248818 270429 292612 296825 301100

6 Kebutuhan Domestik

Jumlah pemakaian air

Kab. Lombok Barat

- Sambungan rumah (SR) lt/org/hr 150 150 150 150 150 150 150 150

- Hidran umum (HU) lt/org/hr 30 30 30 30 30 30 30 30

Kota Mataram

- Sambungan rumah (SR) lt/org/hr 220 220 220 220 220 220 220 220

- Hidran umum (HU) lt/org/hr 30 30 30 30 30 30 30 30

Sandingan Pelayanan

- Sambungan rumah (SR) % 90 90 90 90 90 90 90 90

- Hidran umum (HU) % 10 10 10 10 10 10 10 10

Kebutuhan air

Kab. Lombok Barat

- Sambungan rumah (SR) lt/dt 141.38 181.54 261.51 333.81 447.87 504.45 562.49 622.04

- Hidran umum (HU) lt/dt 3.14 4.03 5.81 7.42 9.95 11.21 12.50 13.82

Kota Mataram

- Sambungan rumah (SR) lt/dt 444.82 482.89 529.99 570.21 619.73 670.57 680.22 690.02

- Hidran umum (HU) lt/dt 6.74 7.32 8.03 8.64 9.39 10.16 10.31 10.45

Jumlah keb. sambungan

Kab. Lombok Barat

- Sambungan rumah (SR) Unit 16287 20913 30125 38455 51594 58112 64799 71659

- Hidran umum (HU) Unit 90 116 167 214 287 323 360 398

Kota Mataram

- Sambungan rumah (SR) Unit 34938 37929 41628 44787 48677 52670 53429 54198

- Hidran umum (HU) Unit 194 211 231 249 270 293 297 301

7 Total Kebutuhan Domestik

Kab. Lombok Barat lt/dt 144.52 185.57 267.32 341.23 457.82 515.66 574.99 635.86

Kota Mataram lt/dt 451.56 490.20 538.02 578.85 629.12 680.73 690.53 700.47

Page 11: Water Demand Paper

No. Uraian Satuan Eksisting Tahun Perencanaan Program

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

8 Kebutuhan Non Domestik

Kab. Lombok Barat (10%) lt/dt 14.45 18.56 26.73 34.12 45.78 51.57 57.50 63.59

Kota Mataram (20%) lt/dt 90.31 98.04 107.60 115.77 125.82 136.15 138.11 140.09

9 Total Kebutuhan Air lt/dt 700.84 792.37 939.67 1069.97 1258.55 1384.10 1461.13 1540.01

10 Kehilangan Air % 27.33 28.96 29.33 28 25 24 23 20

11 KEBUTUHAN AIR RATA-RATA lt/dt 964.42 1115.39 1329.67 1486.07 1678.07 1821.18 1897.57 1925.02

Faktor hari max 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15 1.15

12 KEBUTUHAN AIR MAKSIMUM lt/dt 1109.08 1282.70 1529.12 1708.98 1929.77 2094.36 2182.21 2213.77

Kapasitas sistem

Faktor Keb. Puncak 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65 1.65

13 KEBUTUHAN AIR PUNCAK lt/dt 1829.98 2116.45 2523.04 2819.82 3184.13 3455.69 3600.64 3652.72

Kapasitas operasi Sumber : Hasil Analisis

Terlihat dalam tabel.5 analisis kebutuhan air, kebutuhan air total untuk Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat pada tahun 2015 dengan jumlah penduduk mencapai 1.039.879 jiwa membutuhkan air sebesar 1.925,02 lt/dt, sementara jika kapasitas produksi tidak ditingkatkan akan menimbulkan masalah yang semakin besar. Proyeksi kebutuhan tersebut dihitung dengan asumsi cakupan pelayanan untuk penduduk perkotaan mencapai 80% dan kehilangan air <20%. Gambaran proyeksi kebutuhan air terhadap penyediaan air kedua wilayah tersebut ditampilkan dalam gambar di bawah. Sehingga untuk mencapai kualitas pelayanan pada penyediaan air bersih di kedua wilayah tersebut menjadi perlu untuk melakukan penyusunan rencana strategi dan program yang tentunya dititik beratkan pada peningkatan kemampuan memproduksi air baik segi kuantitas dan kualitas serta operasi yang kontinyu.

Gambar.3 Tingkat Penyedian air bersih di Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat Sumber : Hasil Analisis

2.4. Rekomendasi

Dari gambaran permasalahan yang dihadapi dalam penyediaan dan pengeolaan air minum di Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat, perlu disusun rencana tindak aksi guna meningkatkan pelayanan dalam penyedian air bersih bagi penduduk wilayah tersebut. Secara

0

500

1000

1500

2000

2500

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

Deb

it (l

t/dt

)

Tahun

Kebutuhan Air Bersih

Penyediaan Air Bersih

Page 12: Water Demand Paper

garis besar dapat dilakukan dengan membagi dalam tiga tahapan yaitu, jangka pendek, menengah dan panjang. Dengan sasaran masing-masing tahapan sebagai berikut :

1. Sasaran jangka pendek (2011)

Sasaran yang ingin dicapai adalah peningkatan pelayanan (perpipaan dan non perpipaan terlindungi) dari jumlah penduduk. Dengan memberikan bantuan teknis, penetapan NSPM mengenai teknik pembangunan sistem perpipaan maupun pemanfaatan sumur secara perorangan, yang disesuaikan dengan kondisi daerah. Untuk pelestarian dan peningkatan kapasitas air baku, diperlukan program perlindungan dan pelestarian air baku. Program pengembangan pelayanan air bersih berdasarkan kondisi institusi pengelola. Peningkatan cakupan pelayanan dilakukan pada institusi pengelola air bersih (PDAM) yang sehat, program optimalisasi dan penguatan untuk institusi yang kurang sehat dan program penyehatan untuk institusi yang sakit.

2. Sasaran jangka menengah (2011-2015)

Pada tahap ini sasaran yang ingin dicapai adalah penerapan profesionalisme dalam pengelolaan dan pelayanan, baik dalam kemampuan operasional maupun dalam menanggapi keluhan konsumen.

3. Sasaran jangka panjang

Sasaran pada tahap ini adalah peningkatan profesionalisme dalam pengelolaan dan pelayanan air bersih antara lain : aspek teknis, Penurunan tingkat kehilangan air sampai dibawah 15%, kontinuitas pelayanan 24 jam sehari, dan perlindungan air baku dari pencemaran permukaan dan air tanah. Aspek keuangan, rasio pendapatan terhadap biaya operasional >1 yang berarti tarif telah mampu menutupi biaya marjinal dan mulai mengarah kepada sistem full cost recovery. Dan aspek kelembagaan, pencapain rasio karyawan yang optimal (4/1000), komposisi dan peningkatan kapabilitas karyawan, kejelasan bentuk dan otoritas wewenang dari institusi pengelola.

Untuk institusi pengelola air bersih (PDAM) di Kota Mataram dan Kab. Lombok Barat dapat melakukan beberapa program guna peningkatan pelayanan, keberlangsungan produksi dan kesehatan institusi antara lain :

1. Membebaskan kawasan/zone sumber air baku dari permukiman 2. Mambangun komitmen stakeholder untuk melindungi sumber air 3. Menurunkan tingkat kehilangan air 4. Menyesuaikan harga air yang disepakati bersama 5. Membayar angsuran pinjaman jangka panjang 6. Menerapkan sistem informasi manajemen terpadu dan terkomputerisasi 7. Meningkatkan cakupan pelayanan melalui penambahan pelanggan 8. Meningkatkan efektifitas penagihan rekening air 9. Menggalang kemitraan dengan pihak swasta 10. Meningkatkan kinerja pelayanan dan kompetensi karyawan

Page 13: Water Demand Paper

3. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Beberapa kesimpulan yang dapat ditarik dari kajian permasalahan dan analisis kebutuhan air minum Kota Mataram dan Kabupaten Lombok Barat adalah sebagai berikut :

1. Dari analisa kebutuhan air bersih kedua wilayah tersebut terlihat bahwa kebutuhan air total jauh lebih besar dari kapasitas sumber air yang dimanfaatkan, sampai dengan proyeksi perencanaan tahun 2015. Dari kapasitas sumber sebesar 2.300 lt/dt hanya dimanfaatkan sebesar 883,29 lt/dt. Sedangkan kebutuhan air bersih sampai tahun 2015 mencapai 1.925,02 lt/dt sehingga sangat dibutuhkan peningkatan kapasitas produksi dan operasi guna memenuhi perkembangan penduduk yang cukup cepat.

2. Permasalahan yang masih sulit dikendalikan adalah tingginya tingkat kebocoran, sampai akhir tahun 2010 tingkat kebocoran mencapai ±>30%.

3. Terbatasnya sumber pendanaan baik untuk investasi maupun kegiatan operasi dan pemeliharaan sarana prasarana penyediaan air bersih. Keterbatasan dana yang ada dan pinjaman yang besar membuat kondisi keuangan institusi pengelola air bersih (PDAM) masih terperosok meskipun sudah mulai berorientasi pada sistem full cost recovery.

4.2. Saran

1. Dalam melakukan perencanaan penyediaan dan pengelolaan air bersih sebaiknya tidak hanya berdasarkan penetapan kebutuhan dari pemerintah pusat (supply driven) yang bersifat umum dan standar untuk tiap kota/daerah yang tentunya tidak mencitrakan kebutuhan masyarakat yang sebenarnya sesuia kondisi karakteristik wilayahnya.

2. Dari rekomendasi di atas dapat disusun program dan langkah jangka pendek yang menjadi tindakan prioritas.

Page 14: Water Demand Paper

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Program dan Strategi Peningkatan Pelayanan PDAM Menang Mataram. http://pdammenangmataram.co.id/index.php Diakses pada : 24 Maret 2011

BPS, 2010. Nusa Tenggara Barat Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Provinsi Nusa Tenggara Barat. katalog BPS : 1102001.52

Setyandito, 2006. Rencana Tindak dan Analisa Penyediaan Air Bersih di Propinsi Nusa Tenggara Barat. Jurnal Teknik Sipil. Vol.6 No.2, April 2006 :185-196.

Zaini. Lalu, A. 2000. Pola Pengembangan Pelayanan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) (studi kasus di PDAM Menang Mataram NTB). Tesis. Magister Pengelolaan Sumber Daya Air. Program Pascasrjana. Universitas Gadjah Mada.