Tahap Verifikasi

9
3. Tahap Verifikasi Pada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan keluarga mengenai penjelasan dan pemahaman materi edukasi yang diberikan. a. Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam kondisi baik dan senang maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan. b. Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka verifikasinya dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarganya dengan pertanyaan yang sama, yaitu “ apakah Bapak/Ibu bisa memahami materi edukasi yang kami berikan ?” c. Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional ( marah atau depresi) maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada pasien mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaan ini bisa melalui telfon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang. d. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Apabila pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien. 1. Komunikasi Efektif antara Dokter dengan Petugas Kesehatan lain

description

verifikasi

Transcript of Tahap Verifikasi

3. Tahap VerifikasiPada tahap ini, petugas memastikan kepada pasien dan keluarga mengenai penjelasan dan pemahaman materi edukasi yang diberikan.a. Apabila pada saat pemberian edukasi, pasien dalam kondisi baik dan senang maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kembali edukasi yang telah diberikan.b. Untuk pasien yang mengalami hambatan fisik maka verifikasinya dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada keluarganya dengan pertanyaan yang sama, yaitu apakah Bapak/Ibu bisa memahami materi edukasi yang kami berikan ?c. Untuk pasien yang mengalami hambatan emosional ( marah atau depresi) maka verifikasi dapat dilakukan dengan cara menanyakan kepada pasien mengenai sejauh mana pasien telah mengerti tentang materi edukasi yang diberikan melalui brosur. Proses pertanyaan ini bisa melalui telfon atau datang langsung ke kamar pasien setelah pasien tenang.d. Dengan diberikannya informasi dan edukasi pasien, diharapkan komunikasi yang disampaikan dapat dimengerti dan diterapkan oleh pasien. Apabila pasien mengikuti semua arahan dari rumah sakit, diharapkan dapat mempercepat proses penyembuhan pasien.1. Komunikasi Efektif antara Dokter dengan Petugas Kesehatan lainDalam memberikan pelayanan di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Sruweng, antar pemberi layanan melakukan komunikasi denganteknik SBAR, SBAR merupakan suatu teknik komunikasi yang dipergunakan dalam melakukan identifikasi terhadap pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan komunikasi antara dokter dengan tenaga kesehatan lainnya. Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat dapat memberikan laporan mengenai kondisi pasien lebih informatif dan terstruktur.Perhatian dan tindakan segera. Teknik SBAR terdiri atas unsur Situation, Background, assesment, recommendation. Pada prinsipnya, SBAR merupakan komunikasi stendar yang ingin menjawab pertanyaan yaitu : apa yang terjadi, apa yang diharapkan oleh perawat dari dokter yang dihubungi dan kapan dokter harus mengambil tindakan.Empat Unsur SBAR :1. SituationMenjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada pasien. Misalkan : penurunan tekana darah, gangguan irama jantung, sesak nafas. Dll2. BackgroundMenggali informasi mengenai latar belakang klinis yang menyebabkan timbulnya keluhan klinis. Misalnya : riwayat alergi obat-obatan, hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, hasil pemeriksaan penunjang, dll3. AssessmentPenilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk.4. RecommendationMerupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi pasien saat ini. Misalnya : menghubungi dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang, dll.SSituation/situasi Mengidentifikasi diri dan tempat penelpon Mengidentifikasi nama pasien dan alasan untuk melapor Jelaskan masalah yang ingin disampaikanPertama, terangkan secara spesifik tentang diri anda, nama pasien, lokasi pasien dan tanda-tanda vital.Contohnya sebagai berikut :Ini adalah L, seorang perawat di lantai 3 RS X. Alasan saya menelpon adalah bahwa Ny.T (32 tahun) di kamar 206 tiba-tiba sesak nafas, saturasi oksigennya turun menjadi 88% pada udara ruangan, respirasinya 24x/menit, frekuensi nadi 110x/meniot, dan tekanan darahnhya 85/50, suhunya 36,5. Kami telah memberikan 6 liter oksigen dan saturasinya 93% frekuensi pernafasan menjadi 22x/menit.

BBackground/latar belakang Memberikan alasan pasien dirawat Jelaskan riwayat medis yang signifikan Penelpon kemudian menginformasikan konsultasi latar belakang pasien : diagnosis, tanggal masuk, prosedur sebelumnya, obat-obatan saat ini, alergi, hasil laboratorium terkait dan hasil diagnostik yang relevan. Untuk ini, penelpon harus telah mengumpulkan informasi dari grafik pasien, flow sheet dan catatan perkembangan pasien.Sebagai contoh : Ny.S (69 tahun ), dengan burst fraktur pada T5, komplikasi pasien adalah hemotthorax ditempat pemasangan chest tube. Chest tube itu dilepaskan 5 hari yang lalu dan rontgen thorax nya telah menunjukan peningkatan yang signifikan. Pasien sudah mobilisasi dengan fisioterapi dan menunjukan perbaikan. Hemoglobinnya adalah 100 gm/L dan telah mendapatkan Enoxaparin untuk profilaksis DVT profilaksis dan oxycodone untuk mengurangi nyerinya .

AAssesment/penilaian Tanda-tanda vital Pola penyakit Gambaran klinis, kekhawatiranKita perlu berfikir klinis ketika menginformasikan penilaian tentang keadaan pasien pada konsulen. Ini berarti bahwa kita telah mem[pertimbangkan apa yang mungkin menjadi alasan yang mendasari kondisi pasien. Tidak hanya dari penilaian kita namun juga dengan indikator objektif lainnya, seperti hasil laboratorium Jika tidak memiliki penilaian, anda dapat berkata : saya pikir dia mungkin memiliki emboli paru saya tidak yakin apa masalahnya, tapi saya khawatir

RRecommendation/rekomendasi Jelaskan yang anda butuhkan secara spesifik tentang permintaan dan waktunya Memberikan saran seperti : pasien dapat ditransfer ke ICU/HCU, dok? Memperjelas yang diharapkan : dokter dap[at melihat pasien sekarang ?Akhirnya sampaikan apa yang menjadi rekomendasi kita.Perintah yang diberikan di telpon perlu diulang kembali untuk memastikan akurasi. apakah dokter ingin saya melakukan rontgen thoraks/pemasangan IV line ?dapatkah saya mulai melakukan CT Scan?Memasukan SBAR mungkin tampak sederhana, tetapi membutuhkan banyak pelatihan. Disarankan untuk berlatih antar sesama teman perawat untuk memberikan informasi pada konsulen dalam bentuk SBAR.

Dalam berkomunikasi di rumah sakit, petugas dan tenaga medis harus melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan cepat, baca kembali dan konfirmasi ulang (CABAK), yaitu :1. Pemberian pesan memberikan pesan secara lisanKomunikasi dapat dilakuakan secara langsung atau mealui sarana komunikasi seperti telepon. Pemberian pesan harus memperhatikan kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar tidak kecil), jelas singkat dan padat.2. Penerimaan pesan mencatat isi pesan tersebut (CATAT)Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus mencatat pesan yang diberikan secara jelas1. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan (BACA)Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali pesan tersebut kepada pemberi pesan agar tidak terjadi kesalahan dan pesan dapat diterima dengan baik.2. Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada penerima pesan. (KONFIRMASI)Pemberi pesan harus mendengarkan pesan yang dibacakan oleh penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih ada yang kurang atau salah

Sistem CABAK dapat diilustrasikan sebagai berikut :

Ya, benar

Jadi isi pesannya ini ya pak...dikonfirmasikan

DitulisKomunikanDibicarakanIsi pesanKomunikan

Komunikasi via telepon merupakan suatu proses menyampaikan informasi dari seseorang kepada orang lain melalui telepon dengan tujuan agar komunikasi berjalan dengan baik.Prosedur menerima telepon1. Ucapkan salam dan sebutkan unit kerja... nama ( EX Assalamualaikum , ruang A dengan petugas A ada yang bisa saya bantu) / (jika dering panjang.. / dari luar RS PKU sruweng ada yang bisa saya bantu ?)2. Tanyakan keperluan penelphon, bila perlu catat hal-hal yang penting3. Jawablah dengan tepat dan benar, sesuai dengan yang penelphon tanyakan4. Bila perlu, tulis informasi dari penelphon dan lakuakn konfirmasi tentang yang ditulis.Penelphon 1. Jawab salam dan sebutkan nama dan unit kerja (ex. Waalaikum salam, dengan petugas A dari ruangan A)2. Beritahukan keperluan menelphon dengan kata-kata yang jelas, sopan dan mudah dimengerti oleh penerima telephon\3. Berikan konfirmasi terkait informasi yang disampaikan.4. Jika semua sudah selesai tutup pembicaraan telephon dengan ucapan salamYang perlu diperhatikan saat proses komunikasi via telephon :1. Jangan menerima telephon pada saat komunikasi dengan orang lain2. Tidak boleh terlalu lama melakukan komunikasi via telephon, karena kemungkinan ada telephon lain yang ingin mnghubungi lagi3. Bila penelphon memerlukan berbicara dengan orang lain selain penerima telephon, sampaikan kepada orang yang dituju dengan secepatnya (bila orang yang dituju berada didekat dari jangkauan) atau jawab mohon telephon lagi karena orang yang dituju tidak ada (bila orang yang dituju diluar jangkauan kita/ Tidak diruangan)

3. Komunikasi antara manajemen dengan stafnyaKomunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi didalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja didalam organisasi, produktifitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya : memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers,dan surat-surat resmi, adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secaara sosial. Orientasinya bukan pada orgnaisasi. Tetapi lebih kepada anggotanya secara individual. Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode, dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya. Jawaban-jawaban bagi pertanyaan-pertanyaan tersebut adalah untuk bahan telaah untuk selanjutnya menyajikan suatu konsepsi komunikasi bagi suatu organisasi tertentu berdasarkan jenis organisasi, sifat organisasi, dan lingkup organisasi dengan memperhitungkan situasi tertentu pada saat komunikasi dilancarkan. Robert Bonnington dalam buku Modern Bussines : A System Approach, (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi sebagai berikut :1. Fungsi informatifOrganisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tatanan manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi didalam organisasi. Sedangkan karyawan atau bawahan membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, disamping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti dan sebagainya.2. Fungsi regulatifFungsi ini berakaitan dengan peratura-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat 2 hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu :