TAHAP III ( 97 -110 )

21
97 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Ilmu teknik selalu dipakai sebaik mungkin dalam penerapannya dikehidupan sehari-hari. Ilmu teknik selalu memerlukan disiplin dalam menghasilkan suatu wujud dalam penerapannya. Keberhasilan ilmu teknik dalam menghasilkan suatu wujud tertentu dapat dilihat dari sejauh mana ilmu yang lain telah digunakan dengan seoptimal mungkin sehingga hasil dari penerapannya itu di kehidupan kita dapat dimanfaatkan dengan baik dan berhasil Pengukuran,dan pemetaan termasuk dalam ilmu geodesi yang bertujuan memetakan sebagian dari permukaan bumi yang mana dalam teknik sipil berguna untuk mengetahui keadan medan dimana bangunan sipil hendak didirikan. Apakah bangunan yang akan didirikan nanti itu akan berdiri dengan sempurna, dan mempunyai sudut-sudut yang tepat. Sehingga, praktikum ini merupakan suatu sarana yang cukup baik untuk dapat mengetahui cara-cara pengukuran dan pemetaan yang benar. Dalam praktikum tahap 97

Transcript of TAHAP III ( 97 -110 )

Page 1: TAHAP III ( 97 -110 )

97

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Ilmu teknik selalu dipakai sebaik mungkin dalam penerapannya

dikehidupan sehari-hari. Ilmu teknik selalu memerlukan disiplin dalam menghasilkan

suatu wujud dalam penerapannya. Keberhasilan ilmu teknik dalam menghasilkan

suatu wujud tertentu dapat dilihat dari sejauh mana ilmu yang lain telah digunakan

dengan seoptimal mungkin sehingga hasil dari penerapannya itu di kehidupan kita

dapat dimanfaatkan dengan baik dan berhasil

Pengukuran,dan pemetaan termasuk dalam ilmu geodesi yang bertujuan

memetakan sebagian dari permukaan bumi yang mana dalam teknik sipil berguna

untuk mengetahui keadan medan dimana bangunan sipil hendak didirikan. Apakah

bangunan yang akan didirikan nanti itu akan berdiri dengan sempurna, dan

mempunyai sudut-sudut yang tepat. Sehingga, praktikum ini merupakan suatu sarana

yang cukup baik untuk dapat mengetahui cara-cara pengukuran dan pemetaan yang

benar.

Dalam praktikum tahap III ini, alat yang digunakan adalah Theodolit.

Theodolit adalah alat untuk mengukur arah dan sudut. Dengan alat ini kita dapat

menentukan arah dan sudut dengan sangat tepat dilapangan, guna mendapat data yang

maksimal.

Di praktikum tahap III ini, kita bertujuan untuk membuat uitzet dari suatu

lahan yang akan di dirikan bangunan. Uitzet adalah pengukuran untuk menentukan

titik-titik kolom dan ketinggian lantai bangunan. Dalam praktikum tahap III ini,

berbeda dengan praktikum tahap I dan II sebelumnya.Bedanya adalah disini kita tidak

lagi mencari atau mengidentifikasikan ketinggian rata muka tanah suatu daerah, baik

secara melintang maupun memanjang di lapangan. Dan kita juga tidak mencari titik-

titik koordinat suatu daerah guna pembuatan peta. Tapi, di praktikum trahap III ini,

97

Page 2: TAHAP III ( 97 -110 )

98

kita bertujuan untuk menerapkan ilmu ketekniksipilan kita, menerapkan dasar-dasar

teori yang telah kita terima dalam mata kuliah pengukuran dan pemetaan guna

pembuatan uitzet dari suatu lahan yang akan didirikan bangunan di lapangan .

I.2 Rumusan Masalah

Dalam melaksanakan kegiatan praktikum pengukuran dan pemetaan tahap III

ini dibumi perkemahan Babarsari,adapun beberapa permasalahan yang kami jumpai

antara lain:

1. Mengapa paku di patok I yang berada dibawah theodolit harus tepat berada

………,,,,ditengah-tengah lensa theodolit ?

2..Mengapa pada saat penembakan disetiap patok harus disertai dengan

................pemasangan tali proyek ?

3..Apa saja syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam pengaturan alat

................theodolit?

4. Apa maksud dari pengukuran tiap segitiga di setiap sisi empat patok ?

5..Apa sajakah yang menyebabkan kesalahan dalam pengukuran dan

................pemasangan tali proyek dilapangan?

I.3 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari praktikum pengukuran dan pemetaan tahap III adalah

sebagai berikut :

1.Untuk membuat rancangan letak dan bentuk fondasi bangunan yang akan

Page 3: TAHAP III ( 97 -110 )

99

………...dibangun.

2.Untuk menstabilkan semua sudut-sudut sisi bangunan, agar sesuai dengan

………...rencana pembangunan yang diinginkan.

3.Untuk merancang daerah susunan sisi bangunan yang akan diisi oleh

…………material-,material bangunan,seperti : batu bata,batu kali,tulangan rusuk,dll.

4.Untuk menerapakn dasar-dasar teori yang telah didapat dalam mata kuliah

………,,,pengukuran dan pemetaan pada semester sebelumnya

5.Sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk yudisium tingkat sarjana strata I

,,,,,,,,,,,,,,,program.studi Teknik Sipil, Fakulas Teknik Universitas Atma Jaya

,,,,,,,,,,,,,,Yogyakarta.

Page 4: TAHAP III ( 97 -110 )

100

BAB II

ANALISIS DATA

II.1 Alat dan Bahan

Dalam Praktikum Pengukuran dan Pemetaan tahap III ini, alat yang digunakan

antara lain:

1. Theodolit

Theodolit digunakan untuk mengukur arah horizontal, vertikal, dan jarak optis.

Selain itu , digunakan juga unutk mengukur detail lapangan dengan metode

ekstra polasi dengan sistem kordinat kutub, yang diukur adalah azimuth, helling,

dan jarak optis.

2. Rambu

Adalah obyek pembacaan dari theodolit yang berfungsi menunjukan ketinggian

dan jarak pembacaan. Rambu dibidik sejajar sumbu vertikal dan ditempatkan

pada titik yang mewakili kontur tanah.

3. Meteran

Untuk mengukur panjang tali danenguji sudut 90˚ dengan persamaan phytagoras.

4. Payung

Digunakan untuk melindungi theodolit dari sinar matahari, hal dilakukan karena

tabung nivo pada theodolit sangat peka terhadap panas matahari.

5. Patok Kayu

Berfungsi sebagi penanda titik-titik sudut kolom rancangan bangunan yang akan

dibuat. Untuk itu patok dipersiapkan terlebih dahulu oleh peserta sebelum

praktikum. Patok terbuat dari kayu dengan panjang 30 - 40 cm. Bagian ujung atas

100

Page 5: TAHAP III ( 97 -110 )

101

diberi tanda/identitas kelompok. Hal ini dimanfaatkan untuk memudahkan

pelaksaan praktikum.

6. Pukul Besi

Digunakan untuk menancapkan patok, yaitu dengan memukulkan palu pada

bagian atas patok, dengan demikian patok yang ditempatkan pada titik – titik

stasiun yang telah ditentukan tidak akan goyah.

7. Paku triplek

Sebagai titik pusat dari patokk-patok yang akan ditembakkan dengan theodolit.

Dan sebagai tempat untuk mengikat tali proyek,agar disetiap sudut titik kolom

rancangan bangunan dapat terhubungkan semua.Sehingga membentuk sebuah

bidang.

8. Bowplank

Adalah papan bantu yang dipasang di dekat / belakang patok. Sebagai tempat

memasang paku tempat untuk menghubungkan tali-tali proyek.Dan membantu

kita untuk mendapatkan titik sudut yang sejajar dengan tembakan theodolit kita

terhadap patok.

9. Gambar denah bangunan

Digunakan sebagai data bantuan untuk mngarahkan kita dan memudahkan kita

.....,untuk bekerja di lapangan. Agar hasil dari pembuatan uitzet dapat maksimal.

II.2 Cara kerja

a) Pasang patok pada sudut yang telah ditentukan ( misal diberi nama sudut

A )

b) Pasang paku triplek diatas patok ( harus tegak lurus )

c) Dirikan alat ukur Ukur theodolit di atas patok ( lurus dengan paku )

Page 6: TAHAP III ( 97 -110 )

102

d) Arahkan Theodolit ke arah titik B ( Azimuth dibuat 0˚ dan kunci)

e) Ukur dari titik A ke titik B dengan jarak sesuai gambar denah bangunan

f) Pasang patok pada titik B, kemudian pasang paku di atasnya.

g) Arahkan teropong Theodolit ke papan bowplank, pasang paku di atas

papan bowplank.

h) Buka kunci azimuth, putar theodolit 180˚, arahkan teropong ke papan

bowplank dan pasang paku diatas papan bowplank.

i) Dirikan theodolit di atas titik B ( azimuth dibuat 0˚ ) arahkan ke titik A

dan luruskan dengan paku yang telah dipasang diatas bowplank titik A.

j) Putar theodolit 180˚, arahkan pada paku diatas bowplank

k) Luruskan antara paku yang ada di bowplank dengan paku pada patok A

dan dengan paku yang ada di patok B dengan menggeser kedudukan

theodolit, sehimgga membuat satu garis lurus.

l) Putar theodolit sebesar 90˚ dan azimuth dikunci, arahkan pada patok C

( apabila titik C siku terhadap patok AB )

m) Ukur dengan meteran jarak dari titik B ke titik C sesuai dengan gambar

denah

n) Pasang patok pada titik C, dan pasang paku diatasnya, luruskan dengan

bantuan Theodolit.

o) Putar theodolit 180˚ dan arahkan pada bowplank, pasang paku diatasnya

p) Teropong diarahkan pada bowplank dan pasang paku diatasnya

q) Dirikan theodolit diatas patok C ( untuk langkah selanjutnya sama dengan

pada waktu mendirikan alat di titik B )

r) Untuk koreksi kita menggunakan dalil Pitagoras a2 = b2 + c2

52 = 32 + 42

3

45

Page 7: TAHAP III ( 97 -110 )

103

II.3 Hipotesis

1. Paku di patok I yang berada dibawah theodolit harus tepat berada ditengah-

tengah lensa theodolit, hal ini harus dilakukan karena Patok I sebagai acuan dalam

mengukur tegak lurusnya patok berikutnya. Sebab, setelah paku di patok I tepat

berada ditengah-tengah lensa bawah theodolit,kita baru bisa menembak ke patok

berikutnya,dengan arah yang tegak lurus sejajar d3engan patok

sebelumnya.Denagn jarak antar patok 11m.

2. Pada saat penembakan disetiap patok, harus disertai dengan pemasangan tali

proyek.Agar kita dapat menghubungkan setiap patok-patok yang ada di lapangan.

Sehingga, akhirnya kita bisa mendapat bentuk dari alur bangunan yang akan

didirikan.Pemasangan tali juga berguna untuk mengetahui sejajar atau tidaknya

suatu tiap patok yang terhubung dengan patok yang lainnya.

3. Theodolit sebelum digunakan untuk mengukur harus dicek terlebih dahulu,

apakah sudah memenuhi syarat pengaturan. Adapun syarat-syarat pengaturan

theodolit, yaitu:

1).Sumbu I vertical dengan nivo kotak atau nivo lainnya yang ada padanya.

2).Benang silang horizontal dari diafragma harus tegak lurus sumbu I.

3) Penentuan konstanta A.

4).Index menunjukkan 0°,90°,atau 270° pada garis vizier horizontal ( salah satu

…indeks harus 0 ).

5).Garis vizier tegak lurus sumbu II

4. Setelah kita selesai mengikat dan menghubungkan tali dari papan satu ke papan

yang lainnya,dimana dengan kondisi tali proyek sejajar dengan patok-patok.Dan,

kemudian mengikat tali dari sisi papan lainnya sejajar lurus ke papan lainnya

dengan posisi tali juga sejajar dengan patok-patok berikutnya. Hassil kahir

sementara yang didapat adalah ada dua tali yang terikat dengan posisi vertical dan

Page 8: TAHAP III ( 97 -110 )

104

horizontal. Setelah selesai, barulah kita memulai penghitungan segitiga di dua tali

ini.Sebagai contoh,dengan mengukur 3m panjang tali yang horizontal,dan 4m tali

yang vertical,kemudian beri tanda. Setelah itu ukur dari tanda yang satu ke tanda

yang berikutnya ( arah menjadi diagonal).Jika hasilnya mendapat panjang

5m,berarti kedua tali itu telah tegak lurus dan kedua tali itu tepat membentuk

siku-siku 90°.

5. Beberapa hal yang menyebabkan kesalahan dalam pengukuran dan pemasangan

tali adalah :

1)..Kesalahan pengukuran menggunakan alat theodolit. Kesalahan itu antara

…..lain:

Kesalahan yang terjadi pada alat yang digunakan :

,,,,,,,,,,-.Garis bidik tidak sejajar dengan garis arah nivo pada pengukuran penyipat

..,,,,,,,,,,,datar.

,,,,-.Kesalahan garis nol pada mistar.

,,,,,,,,,,-.Kesalahan nivo kotak yang digunakan untuk membuat mistar tegak lurus.

Kesalahan yang terjadi karena keadaan alam :

-.Karena lengkungnya permukaan bumi.

-,Karena melengkungnya sinar matahari.

-,Karena getaran udara.

-,Karena masuknya tripot (kaki tiga) dan mistar kedalam tanah.

-,Karena perubahan garis arah nivo akibat terkena panas matahari.

Kesalahan yang terjadi karena si pengukur sendiri :

,,,,,,,,,,,,, - Kesalahan pada mata.

Page 9: TAHAP III ( 97 -110 )

105

-,Kesalahan pada pembaca.

,,,,,,,,,,,,,,-.Kesalahan yang kasar.

( Soetomo Wongsotjitro, Ilmu Ukur Tanah, tahun 1980, halaman 182 )

2) Kesalahan dalam meletakan paku dipapan(tidak sejajar dengan daerah yang

,,,,,,,,,,,,,,,tepat ditembak oleh theodolit. Sebab itu akan berpengaruh pada kondisi tali

………...proyek (tali akan miring, sehingga setiap sudut-sudt bangunan tidak dapat

………...siku-siku 90°

II.4 Pembahasan

1. Melakukan Pekerjaan Pengukuran dan Leveling Lapangan

Pekerjaan pengukuran dan leveling lapangan (Uitzet) merupakan jenis

pekerjaan yang digunakan untuk mewujudkan denah bentuk bangunan

menjadi suatu bangunan pada tanah lokasi yang telah disediakan.

Pekerjaan tersebut berupa pengukuran di lokasi bangunan sesuai

dengan gambar rencana bangunan. Hasil dari pengukuran tersebut berupa g

aris-garis lurus yang menunjukkan sumbu dinding tembok bangunan yang

diperoleh dengan menghubungakan titik- titik hasil pengukuran.

Pekerjaan pengukuran dan leveling merupakan pekerjaan yang.sangat

penting karena hasil dari pekerjaan ini dapat mempengaruhi dan menentukan

baik buruknya ukuran dan bentuk bangunan. Jenispekerjaan ini harus

dilaksanakan dengan penuh ketelitian, setiap langkah pekerjaan harus

dilakukan pengontrolan kembali.

Page 10: TAHAP III ( 97 -110 )

106

2. Membuat Garis Siku-siku

Untuk membuat garis siku-siku di lapangan banyak dilakukan

dengan memanfaatkan dalil pythagoras, yaitu perbandingan sisi miring

(BC) dengan sisi datar (AC) dan sisi tegak (AB) dengan angka

perbandingan AC : AB : BC = 3 : 4 : 5.

3. Papan Duga (Bouwplank)

Papan duga pekerjaan pasangan batu (Bouwplank) adalah.sebuah

benda kerja yang terdiri dari pasangan papan-papan. Pasangan ini

dimaksudkan untuk menempatkan titik-titik hasil pengukuran yang.diperlukan

dalam mendirikan suatu bangunan dan membentuk bidang datar.

Agar menghasilkan bentuk bangunan sesuai dengan.perencanaan,

pemasangan papan duga harus memenuhi persyaratan:

1. Kedudukannya harus kuat dan tidak mudah goyah.

2. Titik hasil uitzet ditempatkan dengan tanda yang jelas.

3. Sisi atas bouwplank harus terletak satu bidang (horizontal) dengan

…………papan bangunan (bouwplank) yang lain.

4. Letak kedudukan papan bangunan harus seragam (diusahakan

,,,,,,,,,,,,,,,,menghadap ke dalam bangunan).

45

3

Page 11: TAHAP III ( 97 -110 )

107

4. Cara Pekerjaan Pengukuran dengan Papan Duga (Bouwplank)

Cara pengerjaan pengukuran dengan Bouwplank adalah sebagai berikut :

a) Mendirikan theodolit,kemudian mengatur nivo .Agar theodolit dapat

berdiri stabil,tegak lurus.

b) Menancap paku dipatok I.

c) Memasang patyok dengan letak dibawah theodolit, dengan posisi paku

dipatok tepat berada di pusat tengah lensa theodolit.

d) Kemudian menembak 0° kearah papan bantu dengan arah horizontal.

(kemudian sudut 0° ditheodolit dikunci ).

e) Memasang paku di papan bantu yang letaknya sejajar 0° dengan arah dari

tembakan theodolit.

f) Mengukur jarak sejauh 11m dari patok I kearah 0° tadi,kemudian

menancapkan patok berikutnya disana,dimana posisi patok sejajar dengan

arah sudut 0° yang ditembkan oleh theodolit tadi.

g) Memutar thedolit 180° kemudian mengunci.

h) Menembak theodolit 180° ke arah papan bantu, dan memasang paku

dipapan bantu yang posisinya sejajar dengan sudut 180°.

i) Mengikat dan merentangkan tali yang dihubungkan dari paku dipapan

sebelumnya ke papan selanjutnya.

j) Putar theodolit 90° dan kunci.

k) lakukan hal yang sama pada papan bantu seperti sebelumnya dengan paku.

l) Putar theodolit 270° dan kunci

m) lakukan hal yang sama pada papan bantu seperti sebelumnya denagn paku.

n) Kedua paku tadi diikat dengan tali sehingga terhubung.

o) dari patok I ukur jarak sejauh 11m kearah 270° tadi dan pasang

patok.disana,dengan posisi patok sejajar sudut 270°.

Page 12: TAHAP III ( 97 -110 )

108

p) Untuk sementara didapat dua buah tali yang terikat dengan posisi vertikal

/dan horizontal, barulah kita memulai penghitungan segitiga di dua tali

ini.Sebagai contoh,dengan mengukur 3m panjang tali yang /horizontal,dan

4m tali yang vertical,kemudian beri tanda. Setelah itu ukur dari tanda yang

satu ke tanda yang berikutnya ( arah menjadi diagonal).Jika hasilnya

mendapat panjang 5m,berarti kedua tali itu telah tegak lurus dan kedua tali

itu tepat membentuk siku-siku 90°.

q) Pindahkan dan dirikan theodolit ke patok berikutnya, dengan posisi paku

dipatok berikutnya harus tepat dipusat tengah lensa theodolit. Dan lakukan

hal yang sama seperti sebelumnya.

r) Hasil akhir nanti akan mendapatkan sebuah bangun persegi yang

sempurna ,dengan siku-siku 90°,dan jarak antar patok 11m seperti gambar

dibawah ini :

bowplank

Tali proyek

Patok yang t

11m

11m

Page 13: TAHAP III ( 97 -110 )

109

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada pelaksanaan pengukuran dan rumusan masalah dari

praktikum Pengukuran dan Pemetaan tahap ketiga dapat kami tarik beberapa

kesimpulan, yaitu :

1. Theodolit merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengukur arah

horizontal, vertikal dan jarak optis. Selain itu alat ini juga berfungsi untuk

mengukur detail lapangan dengan metode ekstrapolasi dengan sistem

koordinat kutub.

2. Azimuth merupakan sudut yang diukur searah jarum jam dari arah utara.

Azimuth berkisar dari 0° - 360° dan dipakai pada pengukuran titik kontrol

topografi dan beberapa pengukuran lainnya maupun dalam hitungan –

hitungan.

3. Kesalahan dalam pembacaan theodolit dapat disebabkan oleh alat, keadaan

alam, dan si pengukur itu sendiri.

4. Selama pengukuran berlangsung statif tidak boleh bergeser, gelembung nivo

harus berada ditengah – tengah meskipun alat diputar ke segala arah dan

selama alat belum dipindahkan tidak boleh melepaskan pengunci horizontal

bawah dan memutar penggerak horizontal bawah.

5. Untuk pengoreksian apakah tali sejajar dan tidak miring, dapat menggunakan

dalil pitagoras. Yaitu a2 + b2 = c2

109

Page 14: TAHAP III ( 97 -110 )

110

III.2 Saran

Dari pratikum Pengukuran dan Pemetaan tahap ketiga ini , ada beberapa saran

yang dapat kami sampaikan kepada pembaca mahasiswa Teknik Sipil Universitas

Atma Jaya Yogyakarta , terutama bagi mereka yang belum mengikuti pratikum

pengukuran dan pemetaan tahap ketiga ini. Kami berharap supaya dalam pelaksanaan

pratikum harus saling bekerja sama sehingga pelaksanaan pratikum tersebut bisa

terselesaikan dengan cepat dan benar, membaca buku pedoman pratikum terlebih

dahulu, mempersiapkan diri dengan baik, mempersiapkan segala keperluan yang

dibutuhkan dalam pratikum, dan harus benar-benar teliti ketika melakukan

pengukuran.Agar dalam pelaksanaan praktikum nantinya dapat berjalan dengan

efektif dan efisien, dan tidak ada hambatan yang dapat dapat mengganggu kelancaran

dari pengerjaan praktikum ini dilapangan. Dan, tidak lupa untuk selalu andalkan

Tuhan dalam setiap pekerjaan praktikum ini supaya dengan berkatNya kita bisa

menyelesaikan seluruh rangkaian praktikum ini dengan sebaik-baiknya.