Ba. Adendum - Sman 97

download Ba. Adendum - Sman 97

of 30

description

addden

Transcript of Ba. Adendum - Sman 97

  • KELOMPOK KERJA C UNIT PELAYANAN PENGADAAN BARANG/JASA

    KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN Jl. Prapanca Raya No. 9 Blok C Lantai 5 Telp. +62 21 7267820 Fax. +62 21 7228134 Kebayoran Baru Jakarta Selatan

    BERITA ACARA ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor : 43.2.JS C/Ad.DP/-8.851/IX/2015

    Pada hari ini Senin tanggal Empat Belas Bulan September tahun Dua Ribu Lima Belas bertempat di Unit

    Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa Daerah Kota Administrasi Jakarta Selatan, Jl. Prapanca Raya No.9 Block C

    Lantai 5 Jakarta Selatan, telah dilakukan penyusunan berita acara Adendum Dokumen Pengadaan Pemilihan

    Langsung untuk paket pekerjaan tersebut di bawah ini :

    Organisasi/SKPD : Suku Dinas Pendidikan Wilayah I Kota Administrasi Jakarta Selatan

    Paket Pekerjaan : Perawatan Berat Gedung SMAN 97

    Pagu Anggaran : Rp 2.394.181.479,08

    Total HPS : Rp 2.319.943.000,00

    Tahun Anggaran : 2015

    Sumber Pendanaan : APBD

    Metode Pengadaan : e-Pemilihan Langsung

    Berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 43.1. JS C/DP/-8.851/IX/2015 Tanggal 11 September 2015, maka

    akan diadendum sebagai berikut (terlampir) :

    Demikian Berita Acara Adendum Dokumen Pengadaan ini dibuat untuk digunakan sebagaimana mestinya.

    Kelompok Kerja (POKJA) C

    Unit Pelayanan Pengadaan Barang/Jasa (UPPBJ) Kota Administrasi Jakarta Selatan

    TTD

    No Nama Jabatan Tanda Tangan

    1. Taofik Hidayatullah

    Ketua 1. ..

    2. Suryana Sekretaris 2. ..

    3. Ari Lestari Anggota 3

  • 1

    RENCANA KERJA DAN SYARAT

    (RKS)

    KEGIATAN REHAB BERAT SEKOLAH MENENGAH ATAS

    NEGERI (SMAN) 97

    KODE REKENING

    LOKASI JL. BRIGIF II CIGANJUR JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

    UN ANGGARAN

    SUDIN PERUMAHAN DAN GEDUNG PEMDA KOTA ADMINISTRASI JAKARTA SELATAN

    Jl. Prapanca Raya No. 9 Telp. 021-7247504 Jakarta

  • 2

    BAB I

    KETENTUAN TEKNIS

    BAGIAN PERTAMA

    KETENTUAN TEKNIS UMUM

    Pasal 1

    PELAKSANAAN PEKERJAAN

    1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

    a. Sebelum pelaksanaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-sama dengan

    penyedia barang/jasa, perencana, pengawasan teknis, Suku Dinas Perumahan dan

    Gedung Pemda dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana

    pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian/kontrak/SPK;

    b. Pengguna barang/jasa harus menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak

    selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkan SPMK;

    c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan

    pekerjaan adalah :

    1. Organisasi kerja;

    2. Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;

    3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan;

    4. Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil;

    5. Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan;

    6. Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai

    rencana kerja;

    7. Penyusunan program mutu proyek.

  • 3

    2. Pengguna Program Mutu

    a. Program mutu pengadaan barang/jasa harus disusun oleh penyedia barang/jasa dan

    disepakati pengguna barang/jasa pada saat rapat persiapan pelaksanaan kontrak dan

    dapat direvisi sesuai dengan kondisi lapangan;

    b. Program mutu pengadaan barang/jasa paling tidak berisi :

    1. Informasi pengadaan barang/jasa;

    2. Organisasi proyek, pengguna barang/jasa dan penyedia barang/jasa;

    3. Jadwal pelaksanaan;

    4. Prosedur pelaksanaan pekerjaan;

    5. Prosedur instruksi kerja;

    6. Pelaksanaan pekerjaan.

    3. Pemeriksaan Bersama

    a. Pada tahap awal periode pada pelaksaan pekerjaan, pengguna barang/jasa bersama-

    sama dengan penyedia barang/jasa melakukan pemeriksaan bersama;

    b. Untuk pemeriksaan bersama ini, pengguna barang/jasa dapat membentuk panitia

    peneliti pelaksanaan kontrak.

    PASAL 2

    ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

    1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak,

    penyedia barang/jasa harus membuat organisasi pelaksana lapangan, dengan pembagian

    tugas, fungsi dan wewenang yang jelas tanggung jawabnya masing-masing;

    2. Penempatan personil harus professional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya

    masing-masing, sedangkan untuk tenaga-tenaga ahlinya harus memenuhi ketentuan

    peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan

    kualifikasi perusahaan penyedia barang/jasa yang bersangkutan;

  • 4

    3. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek penyedia barang/jasa menunjuk penanggung jawab

    lapangan (kepala proyek), yang dalam penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan

    persetujuan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen;

    4. Penyedia barang/jasa tidak diperkenankan memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun

    para penanggung jawab lapangan, diluar pekerjaan/proyek yang bersangkutan

    5. Selama jam-jam kerja tenaga ahli/wakilnya atau para penanggung jawab lapangan harus

    berada dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan/sakit dan penyedia barang/jasa harus

    menunjuk/menempatkan penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan;

    6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah

    ditetapkan, maka Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah berhak memerintahkan kepada

    penyedia barang/jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan

    berpengalaman;

    PASAL 3

    TENAGA KERJA LAPANGAN

    1. Penyedia barang/jasa wajib mempekerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman,

    sesuai keahliannya dalam jumlah yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan

    pekerjaan;

    2. Penyedia barang/jasa harus melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan

    keamanan lokasi/pekerjaan, dengan menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja

    memadai;

    3. Penyedia barang/jasa harus menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak

    mengganggu lingkungan, untuk para tenaga kerja yang tinggal sementara di lokasi

    pekerjaan/proyek;

    4. Penyedia tenaga kerja harus dilaporkan kepada pengguna barang/jasa, dalam bentuk daftar

    tenaga kerja yang dilampiri identitas diri dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

  • 5

    PASAL 4

    TENAGA KERJA LAPANGAN

    1. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan

    sesuai dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa;

    2. Bahan/material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :

    a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di

    Indonesia;

    b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, RKS,

    gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan;

    c. Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan

    peralatan tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa;

    d. Pengguna barang/jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan

    peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak

    memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.

    3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang/jasa harus segera disingkirkan dari

    lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan;

    4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan/terpasang belum atau lebih mendapat

    persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan,

    maka penyedia barang/jasa wajib mengganti/memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan

    tidak berhak menuntut ganti rugi;

    5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran,

    maka penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara

    dan mendapatkan persetujuan tertulis dari pengguna barang/jasa, prosedur penggantian

    harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan;

    6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (6) diatas tidak dapat dijadikan

    alasan untuk keterlambatan pekerjaan;

  • 6

    7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek, adalah

    menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya

    harus tertib dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.

    PASAL 5

    MOBILISASI

    1. Mobilisasi meliputi :

    a. Mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan dalam pelaksanaan

    pekerjaan;

    b. Mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung, laboratorium, bengkel, gudang

    dan sebagainya;

    c. Mendatangkan personil dan tenaga kerja lapangan.

    2. Mobilisasi peralatan terkait dan personil penyedia barang/jasa dapat dilakukan secara

    bertahap sesuai dengan ketentuan;

    3. Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan maksimal 1/6 x waktu kontrak yang

    ada, terhitung mulai diterbitkannya SPMK.

    PASAL 6

    JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

    1. Penyedia barang/jasa wajib membuat jadwal pelaksanaan pekerjaan secara rinci, yang

    terdiri dari :

    a. Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (Time schedule) dibuat dalam bentuk bar-chart,

    dilengkapi dengan perhitungan kemajuan bobot untuk setiap minggunya;

    b. Pada Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan (time schedule) harus dilengkapi dengan kurva

    S;

    c. Untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek yang memiliki kompleksitas tinggi harus dilengkapi

    dengan network planning;

  • 7

    2. Jangka waktu jadwal pelaksanaan sesuai dengan yang dinyatakan dalam surat

    perjanjian/kontrak;

    3. Jadwal pelaksanaan pekerjaan dibuat secara lengkap dan menyeluruh mencakup seluruh

    jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan, yang dapat menggambarkan antara rencana dan

    realisasinya;

    4. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja

    setelah penandatanganan surat perjanjian/kontrak, untuk dapat diperiksa/disetujui oleh

    pengawas teknis dan disahkan oleh pengguna barang/jasa;

    5. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi/lapangan selama masa

    pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek.

    PASAL 7

    LAPORAN HASIL PEKERJAAN

    1. Laporan Harian

    a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh

    aktifitas kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat di dalam Buku Harian Lapangan (BHL)

    sebagai laporan harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian;

    b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :

    1. Kuantitas dan macam bahan yang berada di lapangan;

    2. Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya;

    3. Jumlah, jenis dan kondisi peralatan;

    4. Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan;

    5. Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh

    terhadap kelancaran pekerjaan;

    6. Catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

    c. Buku Harian Lapangan (BHL) disiapkan dan diisi oleh penyedia barang/jasa, dan

    diperiksa oleh pengawas teknis dan dilengkapi catatan instruksi-instruksi dan petunjuk

    pelaksanaan yang dianggap perlu dan disetujui oleh pengguna barang/jasa;

  • 8

    d. Penyedia barang/jasa harus mentaati dan melaksanakan selaku pelaksana proyek

    terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan pengawas teknis dalam Buku

    Harian Lapangan (BHL);

    e. Jika penyedia barang/jasa tidak dapat menerima/menyetujui pendapat/perintah

    pengawas harus mengajukan keberatan-keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3

    x 24 jam;

    f. Penyedia barang/jasa harus memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan

    yang tidak memenuhi syarat, tidak sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan

    inisiatif sendiri atau yang diperintahkan oleh pengawas teknis maupun Kepala Satuan

    Kerja Perangkat Daerah Kuasa Pengguna Anggaran;

    2. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan hal

    kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal penting yang perlu

    dilaporkan;

    3. Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan

    berisi

    hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal penting yang perlu

    dilaporkan.

    4. Gambar pelaksanaan ( shop drawing ) untuk seluruh pekerjaan harus ada dalam setiap waktu.

    Gambar gambar tersebut harus dalam keadaan jelas, dapat dibaca dan menunjukan perubahan

    perubahan terakhir.

    5. Penyedia barang/jasa wajib menyerahkan gambar terpasang ( as built drawing ) atas semua

    pekerjaan yang telah dilaksanakan kepada Pihak Pengguna Barang/ Jasa, disetujui oleh Pihak

    Pengawas dan Pihak Perencana sebelum Berita Acara Serah Terima Pekerjaan 1 ( pertama).

    PASAL 8

    FOTO PROYEK

    1. Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, pengguna barang/jasa dengan menugaskan

    kepada penyedia barang/jasa, membuat foto-foto dokumentasi untuk tahapan-tahapan

    pelaksanaan pekerjaan dilapangan;

  • 9

    2. Foto proyek dibuat oleh penyedia barang/jasa sesuai petunjuk pengawas teknis, disusun

    dalam 4 (empat) tahapan disesuaikan dengan tahapan pembayaran angsuran tetapi tidak

    termasuk masa pemeliharaan, yaitu sebagai berikut :

    Tahap I Bobot 20% Papan nama proyek, keadaan lokasi, galian pondasi

    dan pasangan pondasi.

    Tahap II Bobot 20% - 50% Pekerjaan struktur / konstruksi.

    Tahap III Bobot 50% - 75% Pekerjaan atap / finishing

    Tahap IV Bobot 75% - 100% Pekerjaan finishing/detail/seluruhnya selesai.

    3. Foto proyek tiap tahapan tersebut diatas dibuat 5 (lima) set dilampirkan pada saat

    pengambilan angsuran sesuai dengan tahapan angsuran, yang masing-masing akan di

    serahkan kepada :

    a. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh konsultan :

    1. Satu set untuk Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Kota Administrasi

    Jakarta Selatan;

    2. Satu set untuk Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah;

    3. Satu set untuk penyedia barang/jasa;

    4. Satu set untuk konsultan selaku pengawas teknis;

    5. Satu set untuk Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Provinsi DKI Jakarta.

    b. Untuk proyek/pekerjaan yang diawasi oleh Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda

    Kota Adminisrasi Jakarta Selatan :

    1. Satu set untuk Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Kota Administrasi

    Jakarta Selatan;

    2. Satu set untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah;

    3. Satu set untuk penyedia barang/jasa;

    4. Satu set untuk DPGP Provinsi DKI Jakarta.

    4. Pengambilan titik pandang dari setiap pemotretan harus tetap/sama sesuai dengan petunjuk

    pengawas teknis atau Satuan Kerja Perangkat Daerah Kuasa Pengguna Anggaran;

  • 10

    5. Foto setiap tahapan ditempelkan pada album/map dengan keterangan singkat, dan

    penempatan dalam album disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat

    Komitmen;

    6. Khusus untuk pemotretan pada kondisi keadaan kahar/memaksa (force majeure) dilakukan

    3 (tiga) kali pemotretan.

    PASAL 9

    PERBEDAAN UKURAN

    1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis

    dengan skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka;

    2. Jika merasa ragu-ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk pengawas teknis

    atau perencana.

    PASAL 10

    SARANA PENUNJANG PROYEK

    1. Kepada penyedia barang/jasa diwajibkan membuat/mendirikan bangunan sementara seperti,

    los kerja bangsal/direksi keet yang cukup luas dan lain-lain yang diperlukan penyedia

    barang/jasa juga harus menyediakan perlengkapan ruang kerja Satuan Kerja Perangkat

    Daerah Kuasa Pengguna Anggaran dan pengawas teknis, dengan jumlah sesuai kebutuhan;

    2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya oleh penyedia

    barang/jasa, serta terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Satuan Kerja Perangkat Daerah

    Kuasa Pengguna Anggaran;

    3. Sarana penunjang direksi keet/gudang/bedeng sementara pagar sarana penunjang dalam

    pelaksanaan proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan

    selesai;

    4. Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan kerja pembantu, yaitu : air, aliran listrik,

    pompa air, alat pemadam, alat-alat penunjang dan alat-alat bantu lainnya.

  • 11

    5. Untuk segala kebutuhan/keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak

    disebut dan dinyatakan dalam rencana kerja dan syarat-syarat (RKS) maupun dalam

    gambar tetap menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa.

    6. Untuk pelaksanaan pekerjaan dimaksud, tanah dan halaman akan diserahkan kepada

    penyedia barang/jasa dalam keadaan sedemikian rupa, dengan ketentuan jika pelaksanaan

    pekerjaan telah selesai, segala kerusakan yang terjadi diatas tanah/halaman akibat

    pelaksanaan seperti kerusakan saluran/got, tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki

    kembali seperti keadaan semula atas tanggungan penyedia barang/jasa yang bersangkutan;

    7. Setelah penyedia barang/jasa mendapat batas-batas daerah kerja sebagaimana dimaksud

    pada ayat (6) pasal ini, maka penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh atas

    segala sesuatu yang ada didaerahnya meliputi :

    a. Kerusakan-kerusakan yang timbul akibat kelalaian/kecerobohan yang disengaja maupun

    tidak disengaja;

    b. Penggunaan spek matrial yang salah/keliru;

    c. Volume pekerjaan yang tidak sesuai;

    d. Lokasi pekerjaan yang tidak sesuai rencana;

    e. Item pekerjaan yang salah/keliru;

    f. Kehilangan-kehilangan.

    8. Untuk mencegah kejadian-kejadian tersebut diatas penyedia barang/jasa di izinkan untuk

    mengadakan pengamanan pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain

    penjagaan, penerangan pada malam hari dan sebagainya;

    9. Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pekerjaan pembersihan terhadap segala macam

    kotoran bekas-bekas bongkaran dan kotoran sisa pekerjaan

    10. Penyedia barang/jasa harus segera melakukan pengangkutan alat-alat penunjang, alat-alat

    bantu lainnya dan matrial-matrial yang sudah tidak digunakan ke luar lokasi atas

    persetujuan pengawas teknis dan Kuasa Pengguna Anggaran/Pejabat Pembuat Komitmen.

  • 12

    PASAL 11

    PAPAN NAMA PROYEK

    1. Pemasangan papan nama proyek sebagaimana diatur pada pasal ini dipancangkan dilokasi

    proyek pada tempat yang mudah dilihat umum;

    2. Pemasangan papan nama proyek dilakukan pada saat dimulainya pelaksanaan pekerjaan

    dan dicabut kembali setelah mendapat persetujuan Satuan Kerja Perangkat Daerah Kuasa

    Pengguna Anggaran;

    3. Petunjuk bentuk papan nama proyek, ukuran isi dan warnanya diatur dalam Surat

    Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor : 438/2000 tanggal 9 Maret 2000;

    4. Bentuk dan ukuran papan nama proyek fisik ditetapkan sebagai berikut :

    a. Papan nama proyek dibuat multiplek tebal 6 mm dengan ukuran lebar 240 cm dan tinggi

    175 cm;

    b. Papan nama dipasang pada tiang kaso ukuran 5/7 cm dengan ketinggian disesuaikan

    kondisi lapangan;

    c. Jenis tulisan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna hitam.

    Logo Pemda DKI

    PEMERINTAH PROPINSI DKI JAKARTA UNIT : .

    Logo Unit

    Nama Kegiatan : Nomor Kegiatan : Th. Anggaran : Volume : Biaya : No. SPK :

    Perencana : . Pengawas : .

    Spesifikasi Umum Proyek : .. .

    Pelaksana PT/CV. : No.Sertifikat : Kualifikasi : Alamat :

    Mulai : .. Selesai : ..

    Masyarakat dapat menyampaikan Informasi kepada : . Telp / Faks : .

    Direksi : ... Telp/Faks. : ...

    160 cm 80 cm

    240 cm

    12

    0 c

    m

  • 13

    PASAL 12

    SARANA PENUNJANG PROYEK

    1. Semua bahan bangunan/material yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan/proyek

    harus dengan persetujuan Direksi dan cara penimbun/penempatan dilapangan harus

    diusahakan sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keamanan/lalu lintas dan dapat

    dipertanggung jawabkan;

    2. Penyedia barang/jasa tidak boleh menempatkan bahan bangunan pada jalan umum dan

    trotoar jalan;

    3. Apabila keadaan tidak memungkinkan, untuk pengangkutan bahan bangunan dapat

    dilakukan pada malam hari atau pada saat keadaan arus lintas belum padat/ramai;

    4. Penyedian barang/jasa harus mengatur/menertibkan proyek pembangunan sehingga tidak

    mengganggu keindahan kota, dengan cara ditutup dengan terpal atau pagar sementara dan

    pelaksanaan pekerjaan harus mentaati peraturan/ketentuan yang ditetapkan oleh

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

    5. Dalam pelaksanaan proyek/pekerjaan penyedia barang/jasa harus menyediakan/melengkapi

    alat-alat bantu yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan (stut, steger, acuan/begisting dan

    alat bantu lainnya);

    6. Terhadap penyedia barang/jasa yang tidak memenuhi ketentuan tersebut diatas akan

    dikenakan sanksi/tindakan sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku;

    7. Gambar-gambar, Rencana Anggaran Biaya, Rencana Kerja dan Syarat-syarat beserta

    lampiran-lampirannya, tidak diperkenankan untuk diberikan kepada pihak lain yang tidak

    ada hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan ini;

    8. Apabila selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan mengalami perubahan teknis maka

    rekanan harus membuat gambar revisi dan melaporkan kepada pengawas terhadap item

    perubahannya;

    9. Perubahan teknis dimaksud ini baru dapat dilaksanakan setelah disetujui Direksi;

  • 14

    10. Gambar revisi dimaksud yang dibuat oleh penyedia barang/jasa atas beban biaya penyedia

    barang/jasa yang bersangkutan, kemudian diserahkan kepada Direksi yang selanjutnya

    menjadi milik Direksi;

    11. Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) dan gambar-gambar digunakan sebagai pedoman

    yang harus diikuti oleh penyedia barang/jasa dalam pelaksanaan pekerjaan;

    12. Gambar revisi/gambar detail merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pada uraian dan

    syarat-syarat ini;

    13. Jika terdapat perbedaan antara gambar dengan uraian dari syarat-syarat ini maupun yang

    terdapat pada waktu pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mentaati

    keputusan Direksi;

    14. Jika terdapat ketidakjelasan dalam gambar, penyedia barang/jasa harus membuat gambar

    detail sebagai pelengkap, dengan petunjuk Direksi dan harus disyahkan oleh Direksi;

    15. Jika penyedia barang/jasa membutuhkan gambar-gambar dan kelengkapan lain yang

    melebihi dari jumlah yang ditentukan, penyedia barang/jasa dapat menghubungi Direksi dan

    kepada penyedia barang/jasa yang bersangkutan akan dikenakan biaya tersendiri (biaya

    cetak gambar) sesuai dengan jumlah gambar yang diperlukan.

    BAB II

    SYARAT-SYARAT TEKNIS

    PASAL 13

    REHAB BERAT SMAN 97

    SUKU DINAS PENDIDIKAN WILAYAH I JAKARTA SELATAN

    I. Jenis dan Uraian Pekerjaan :

    1. Pekerjaan yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

    a. Pekerjaan pendahuluan/persiapan;

    b. Pekerjaan bongkaran;

  • 15

    c. Pekerjaan pasangan;

    d. Pekerjaan atap;

    e. Pekerjaan pengecatan

    f. Pekerjaan kusen pintu dan jendela;

    g. Pekerjaan lantai keramik

    h. Pekerjaan lisplank;

    h. Pekerjaan instalasi listrik lt.3;

    i. Pekerjaan kabel toevoer dan grounding.

    2. Unsur-unsur penunjang lain yang tidak diuraikan dalam RKS ini, tetapi erat

    hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut;

    3. Didalam hal ini seluruh pelaksanaan pekerjaan kontraktor harus menyediakan bahan-

    bahan peralatan dan tenaga kerja.

    II. Syarat-Syarat Pelaksanaan Pekerjaan

    1. Dalam pelaksanaan pembongkaran, kontraktor harus minta petunjuk dari pengawas

    teknis, dan dilaksanakan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan-kerusakan

    pada bagian lain yang tidak termasuk dalam pekerjaan pembongkaran;

    2. Kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian dalam pelaksanaan pembongkaran

    adalah menjadi tanggung jawab kontraktor;

    3. Barang-barang bekas bongkaran harus ditumpuk disatu tempat dan diangkut segera

    mungkin dari lokasi proyek ketempat lain sesuai petunjuk dari pengawas teknis atau

    Satuan Kerja Perangkat Daerah Kuasa Pengguna Anggaran;

    4. Batasan-batasan yang akan dibongkar sesuai dengan yang ditetapkan/direncanakan,

    untuk itu kontraktor harus minta petunjuk dari pengawas teknis;

    5. Unsur-unsur penunjang lain yang tidak diuraikan dalam RKS ini, tetapi erat

    hubungannya dengan pelaksanaan pekerjaan tersebut;

  • 16

    6. Didalam hal ini seluruh pelaksanaan pekerjaan, kontraktor harus menyediakan bahan-

    bahan, peralatan dan tenaga kerja;

    7. Semua bahan bangunan yang dipergunakan untuk pelaksanaan pekerjaan proyek harus

    dengan persetujuan direksi dan cara penimbunan/penempatan dilapangan harus

    sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu keamanan lalu lintas dan dapat

    dipertanggung jawabkan secara teknis;

    8. Rekanan tidak boleh menempatkan bahan bangunan pada jalan umum dan trotoar jalan;

    9. Rekanan harus mengatur/menertibkan proyek/bangunan sehingga tidak mengganggu

    keindahan kota antara lain ditutup dengan terpal atau pagar sementara dan mentaati

    peraturan/ketentuan yang diterapkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta;

    10. Pekerjaan dan volume pekerjaan pada garis besarnya meliputi pekerjaan bongkaran

    kusen, kuda-kuda, ubin, dinding/penyekat ruangan, genteng, kaso/reng, pekerjaan

    pasangan dinding/penyekat ruangan batu bata, genteng, kaso/reng, kuda-kuda, plafon,

    lisplank, ubin, kusen dan talang, instalasi listrik, air, pagar/halaman dan pengecatan.

    III. Teknis Pelaksanaan Pekerjaan :

    a. Pekerjaan pendahuluan

    b. Pekerjaan bongkar dan pemasangan atap genteng dengan rangka baja siku

    c. Pekerjaan bongkar dan pemasangan plafond dan rangka

    d. Pekerjaan bongkar dan pemasangan lisplank

    e. Pekerjaan pasangan keramik lantai

    f. Pekerjaan pemasangan kusen dan daun pintu aluminium

    g. Pekerjaan plesteran

    h. Pekerjaan pengecatan

    i. Pekerjaan pemipaan, pengabelan dan armature instalasi listrik lt.3

    j. Pekerjaan pemasangan kabel toevoer dan grounding

    Uraian Teknis Pekerjaan :

    A. Pekerjaan Pendahuluan

  • 17

    1. Jenis Pekerjaan

    - Pembuatan papan nama proyek

    - Set foto dokumentasi pekerjaan

    - Pembersihan lokasi

    - Pekerjaan kantor direksi keet ukuran 3 m x 4 m tanpa plesteran

    - Pekerjaan angkutan

    - Pekerjaan penyewaan perancah

    B. Pekerjaan Atap rangka baja siku

    1. Jenis pekerjaan adalah :

    a. Bongkar karpusan

    b. Bongkar kaso, reng, gording dan kuda-kuda kayu

    c. Bongkar plafond dan rangka

    d. Bongkar lisplank

    e. Bongkar balok kanopy

    f. Pasang rangka baja siku

    g. Pasang baja siku overstek

    h. Pasang kanopy galery besi pipa diameter

    i. Pasang baut dinabolt diameter

    j. Pasang gording canal

    k. Pasang besi plat simpul

    l. Baut angkur dudukan kuda-kuda

    m. Trackstang besi siku

    n. Kaso, reng baja ringan

    o. Atap genteng

    p. Pasang karpusan

    q. Pasang lisplank

    r. Pasang plafond dan rangka

  • 18

    2. Spesifikasi bahan

    a. Penutup atap dan karpusan menggunakan bitumen setara onduline tebal 1.8 mm

    b. Kaso dan reng menggunakan baja ringan dengan mutu tinggi G 550 yang dilapisi

    anti karat galvalum AZ 100 dengan ketebalan lapisan 100 g/m2, profil C 75.75

    dengan bentang jarak maksimal gording per 120b cm. Dengan kwalitas setara

    steel truss

    c. Kuda-kuda menggunakan baja siku 50.50.4

    d. Gording menggunakan kanal C 125

    e. Trackstang menggunakan besi diameter 12

    f. Lisplank menggunakan bahan GRC dengan motif betawi, tebal sisi luar 2 cm dan

    sisi dalam 1 cm

    g. Baja siku overstek 50.50.4

    h. Kanopy galery besi pipa diameter 2

    i. Baut dinabolt diameter 16 mm

    j. Gording kanal C 125

    k. Besi plat simpul t. 8 mm

    l. Trackstang besi diameter 12

    m. Kait angin besi siku 50.50.4

    n. Kaso, reng baja ringan bahan baja mutu tinggi G 550 dilapisi anti karat galvalume

    AZ 100 dengan ketebalan lapisan 100 g/m2 dan profil C 75.75 untuk jarak gording

    maksimal 120 cm. Dengan kwalitas setara Steel Truss

    o. Baut angkur dudukan kuda-kuda diameter 16 mm

    p. Atap dan karpusan bahan bitumen dengan kwalitas setara onduline

    q. Lisplank GRC motif betawi dengan tebel sisi luar 2 cm dan sisi dalam 1 cm

    r. Plafond lantai 3 untuk blok a,b,c menggunakan bahan GRC dengan rangka besi

    hollow galvanis 40.40.1 dan untuk plafond lantai 2 blok a menggunakan bahan

    triplek tanpa rangka

    3. Pelaksanaan dan pekerjaan bongkaran dan pasang atap

  • 19

    a. Untuk pekerjaan perbaikan/pemasangan atap harus disesuaikan dengan jenis,

    ukuran mutu atap dari bangunan lama kecuali dengan ketentuan lain;

    b. Penutup atap yang rusak/pecah/bocor harus dibongkar dengan hati-hati agar tidak

    bertambahnya kerusakan

    c. Karpusan yang rusak harus dibongkar/dibobok sampai bersih, disiram dengan air

    semen kemudian dipasang karpusan baru dengan pemasangan yang rapi, lurus,

    dan tidak bergelombang

    4. Pelaksanaan pembongkaran/perbaikan lisplank

    a. Pembongkaran lisplank dilaksanakan dengan hati-hati sehingga tidak

    menimbulkan kerusakan pada bagian luar;

    b. Pemasangan lisplank disesuaikan dengan item pekerjaan, penyambungan lisplank

    harus dikerjakan dengan lurus dan rapi tidak boleh bergelombang dan kayu

    lisplank harus utuh dengan sambungan ekor burung;

    c. Jika menggunakan lisplank GRC maka yang dipakai adalah lisplank GRC

    pabrikasi;

    5. Pekerjaan bongkar/pasang perbaikan kuda-kuda/gordeng

    a. Pekerjaan pemasangan/perbaikan kuda-kuda/gordeng yang rusak/kropos

    dilaksanakan dengan pembongkaran bagian dari kuda-kuda yang rusak tersebut

    secara hati-hati agar tidak mengakibatkan kerusakan pada bagian-bagian lain;

    b. Kuda-kuda yang rusak diganti dengan yang baru, untuk pemasangan kayu untuk

    kuda-kuda yang baru terlebih dahulu diresidu;

    c. Penggunaan kayu untuk pekerjaan kuda-kuda jenis dan ukuran disesuaikan

    dengan gambar/item pekerjaan;

    d. Pemasangan/perbaikan kuda-kuda harus dilengkapi dengan besi penguat/begel;

    e. Pemasangan perombakan/perubahan kuda-kuda dilaksanakan sesuai gambar dan

    petunjuk dari SDPGP Kota Administrasi setempat;

    f. Penggunaan besi siku untuk pekerjaan kuda-kuda jenis dan ukuran disesuaikan

    dengan gambar/item pekerjaan;

  • 20

    g. Pemasangan kuda-kuda harus dilengkapi dengan besi penguat plat simpul dengan

    las-lasan penuh.

    6. Pekerjaan bongkar/pasang perbaikan kaso dan reng

    a. Untuk pekerjaan pemasangan/perbaikan reng kaso menggunakan baja ringan,

    sesuai spesifikasi yang ditelah ditentukan untuk penempatannya disesuaikan

    dengan gambar dan matrial harus mendapat persetujuan perencana

    b. Reng/kaso yang rusak/kropos harus dibongkar dan diganti dengan reng/kaso yang

    baru dengan ukuran tersebut diatas dan untuk pemasangan terlebih dahulu

    diresidu;

    7. Pekerjaan pasang kaso reng baja ringan :

    a. Bahan baja mutu tinggi;

    b. Lapisan anti karat, hot deep ZINC;

    c. Profil 75.75, AZ 100 (tebal 1,00 mm), 95 x 33 Z 080 (tebal 0,80 mm), batten 35 x

    27 B 50 (tebal 0,50 mm);

    d. Connector antara kaso dengan gording CNP merupakan salah satu kelebihan

    yakni memperhitungka gaya uplift yang terjadi disetiap titik tumpuan;

    e. Selft drilling screw ex ITW : baut dengan mempergunakan bor torsi yang memiliki

    lapisan anti karat galvanized;

    f. Shop drawing kaso reng baja ringan harus ada sebelum pekerjaan dilapangan

    dilaksanakan dan disetujui oleh perencana.

    8. Pekerjaan pemasangan kuda-kuda baja siku adalah :

    a. Pekerjaan bongkar kuda-kuda/gordeng keseluruhan dilaksanakan dengan

    pembongkaran seluruh atap;

    b. Kuda-kuda yang rusak diganti dengan kuda-kuda baja siku yang mana sudah

    termasuk batten 40 sebagai dudukan genteng;

    c. Penggunaan kuda-kuda baja ringan untuk pekerjaan kuda-kuda jenis dan ukuran

    disesuaikan dengan gambar/item pekerjaan;

  • 21

    d. Kuda-kuda baja ringan yang digunakan harus benar-benar sudah teruji dan

    mempunyai sertifikasi yang dikeluarkan oleh lembaga pengujian bahan serta

    terdaftar di dalam buku satuan bahan dan upah Pemda DKI Jakarta.

    e. Shop drawing kuda-kuda baja ringan harus ada sebelum pekerjaan dilapangan

    dilaksanakan dan terlebih dahulu telah disetujui oleh perencana.

    9. Pekerjaan bongkar/pasang perbaikan plafon dan rangka

    a. Plafond berikut rangka yang rusak harus dibongkar dengan hati-hati, pemasangan

    plafond dan rangka harus disesuaikan dengan item pekerjaan;

    b. Pekerjaan penyambungan rangka plafond harus kuat, rapi, nat langit-langit/plafond

    harus lurus dan siku;

    c. Rangka plafond digunakan adalah rangka jenis besi hollow uk. 40.40.4;

    d. Plafond menggunakan bahan GRC

    e. List plafond dalam menggunakan list bahan gypsum t.10 cm dan untuk plafond

    luar menggunakan list kayu

    f. Untuk ukuran dan penempatan atap solar top harus sesuai gambar

    C. Pekerjaan bongkar/pasang Lantai keramik

    Spesifikasi bahan :

    a. Keramik berukuran 40 cm x 40 cm dan 30 cm x 30 cm dengan kwalitas setara roman

    b. Keramik yang digunakan harus berkualitas kelas1 dengan disesuaikan nomor produksi

    yang sama/berurutan untuk mencegah perbedaan keramik;

    c. Semen cor untuk bahan pengisi nat keramik harus merupakan semen khusus dengan

    warna yang sama tengan keramik dan sesuai standard kekentalannya.

    Teknis Pelaksanaan Pemasangan Lantai Keramik

    a. Lantai keramik lama yang rusak harus dibongkar dan lokasi pemasangan

    harusdibersihkan dari sisa puing bongkaran

    b. Lantai keramik yang akan dipasang, terlebih dahulu harusdirendam dalam

  • 22

    air selama kurang lebih 1 x 24 jam

    c. Pekerjaan perbaikan/pengganti lantai keramik yang rusak, pemasangannya

    disesuaikan dengan mutu, jenis warna dari keramik yang sama;

    d. Pada area pemasangan harus dimarking terlebih dahulu dengan menggunakan alat

    bantu benang nylon

    e. Selanjutnya pemasangan lantai keramik pengganti menggunakan spesi dengan

    perbandingan adukan 1:2:3 dengan ketebalan spesi disesiakan dengan peil eksisting

    g. Ukuran nat keramik tidak boleh melebihi 2 mm, nat-nat keramik kemudian diisi dengan

    air semen khusus keramik, setelah proses pengisian nat keramik bidang keramik

    dibersihkan dari sisa-sisa semen yang menempel

    h. Untuk pemasangan lantai keramik pada lantai dasar, permukaan tanah harus terlebih

    dahulu diisi dengan urugan pasir yang telah dipadatkan, untuk kemudian diisi dengan

    spesi adukan

    i. Kwalitas keramik untuk 1 lokasi pekerjaan harus sama dan harus disediakan

    cadangan keramik (reserve) sebanyak 2% dari jumlah keseluruhan yang diserahkan

    kepada user dengan berita acara penyerahan guna perbaikan-perbaikan kecil.

    j. Untuk volume dan penempatan keramik harus sesuai gambar rencana dan keramik

    yang akan digunakan sebelumnya harus mendapat persetujuan perencana maupun

    pengguna anggaran

    D. Pekerjaan Pemasangan Kusen, daun pintu dan jendela

    1. Spesifikasi Matrial/Bahan

    a. Kusen jendela Type J1

    - Balok 5/15 kayu singkil kelas 1

    - Papan 3/20 kayu singkil kelas 1

    - Jalusi kayu singkil kelas 1

    - Daun Jendela kaca polos tebal 5 mm

    - Engsel jendela , gredel jendela dan hak angin dengan stainlees steel ukuran 2x3

    tebal 2 mm

  • 23

    2. Teknis Pekerjaan pembongkaran dan pemasangankusen pintu jendela aluminium

    a. Saat pembongkaran kusen pintu dan jendela agar berhati-hati jangan sampai merusak

    pasangan dinding bata,

    b. Pemasangan daun pintu/jendela supaya hati-hati jangan merusak kusen;

    c. Pemasangan skrup engsel pada tempat yang sudah ditetapkan harus dilaksanakan

    bila masih memungkinkan, bila tidak dapat supaya dipindah atau diperbaiki sesuai

    petunjuk pengawas teknis;

    d. Pekerjaan pemasangan engsel untuk bagian daun pintu dipasang 3 (tiga) engsel

    setiap daun pintu dan untuk bagian daun jendela dipasang 2 (dua) engsel ukuran

    biasa.

    e. kunci tanam dipakai ukuran besar 2 (dua) slaag dengan jenis silinder ex RRC atau

    disesuaikan dengan Bill of Quantity;

    f. Pada setiap bagian daun jendela dilengkapi dengan grendel dan hak angin dengan

    ukuran jenis dan mutu sesuai dengan yang telah ditentukan;

    g. Pemasangan daun pintu aluminium komplit dengan syarat-syarat sesuai ketentuan

    teknis dan harus mendapat persetujuan dari SDPGP Kota Administrasi Jakarta

    Selatan;

    h. Pemasangan dinding pemisah gypsum dilapisi walpaper dengan perekat kualitas baik

    dan dikerjakan dengan tenaga ahli dibidangnya.

    i. Pemasangan kusen/daun pintu aluminium komplit dengan syarat-syarat sesuai

    ketentuan teknis dan gambar serta harus mendapatkan persetujuan dari perencana

    teknis

    E. Pekerjaan pengecatan

    a. Jenis pekerjaan laburan/pengecatan adalah :

    1. Pengecatan dinding;

    2. Pengecatan plafond;

    3. Pengecatan meni besi;

    4. Pengecatan lisplank;

    5. Residu kap/kuda-kuda

  • 24

    6. Pengecatan kayu

    b. Syarat-syarat bahan

    1. Cat dinding dan plafond menggunakan cat dengan kwalitas setara vinilex;

    2. Meni;

    3. Cat kayu/besi;

    4. Plituran;

    5. Residu.

    Teknis Pelaksanaan Pekerjaan Pengecatan :

    1. Pekerjaan pengecatan dilaksanakan terlebih dahulu dengan

    membersihkan/mengerok cat lama yang melekat pada dinding tembok/kayu dengan

    soda api sampai bersih;

    2. Bagian dinding kayu yang akan dicat didempul, (untuk pengecatan kayu) dan

    diplamur tembok (untuk pengecatan tembok) sampai merata kemudian diamplas

    sampai licin dan bersih;

    3. Pengecatan harus rata, diulang sampai 3 (tiga) kali;

    4. Jenis, mutu dan warna cat yang digunakan disesuaikan dengan jenis mutu cat yang

    telah ditentukan oleh Suku Dinas Perumahan dan Gedung Pemda Kota Administrasi

    Jakarta Selatan;

    5. Daun pintu/dinding sketsel diteak oil supaya dibersihkan (diamplas) lebih dahulu

    sampai halus.

    6. Dalam proses pengecatan, baik dinding maupun plafond harus dilakukan secara

    beralur (terarah), demikian pula untuk pengulangannya

    7. Untuk pengecatan residu rangka baja siku dilakukan dengan cara dicelupkan

    kedalam cat residu untuk tiap potongan baja sikunya

    8. Sebelum dilakukan pengecatan, matrial cat harus terlebih dahulu mendapat

    persetujuan perencana maupun pengguna angggaran

    F. Pekerjaan instalasi listrik lantai 3

    a. Jenis pekerjaan dan spesifikasi bahan:

    1. Pemipaan dan pengabelan

  • 25

    - Titik lampu kabel NYM 3 ,5 mm lengkap conduit

    - Tititk stop kontak kabel NYM lengkap conduit

    2. Armature

    - Lampu SL 18 watt + fitting E -27 Rosset savy white

    - Lampu V-Shape TP 2 x36W / 54 Savy

    - Saklar tunggal dan saklar seri

    - Stop kontak biasa

    3. Pemasangan kabel toevoer dan grounding

    - Pasang splizent 1

    - Pasang tiang splitzent t. 1 mm gip diameter 1

    - Pasang kabel NYA diameter 50 mm

    - Pasang klem kabel dan klem sambungan

    - Pasang Box tesling

    - Pasang pipa PVC/AW diameter

    - Pasang alat bantu dan alat sambung

    b. Teknis Pelaksanaan pekerjaan bobokan/penggantian/pemipaan/pengabelan instalasi

    listrik :

    1. Pembobokan tembok, lantai, dinding dan sebagainya yang diperlukan dalam rangka

    pemasangan instalasi ini harus mengembalikan dalam keadaan semula termasuk

    pekerjaan instalasi;

    2. Pembobokan hanya dapat dilaksanakan setelah mendapat izin dari pengawas

    harian;

    3. Kabel/pipa lama tidak dapat dipergunakan kembali;

    4. Sistem pengabelan menggunakan sistem 3 (tiga) kawat, yaitu ;

    a. Kawat pertama untuk phase;

    b. Kawat kedua untuk nol;

    c. Kawat ketiga untuk arde.

  • 26

    8. Pada setiap penyambungan harus menggunakan alat bantu secukupnya seperti

    isolasiban dan memakai las dop;

    9. Pemasangan kabel diatas plafon harus disusun dan diklem pada papan khusus

    untuk tempat kabel (trunking) dan pada tempat yang tidak dimungkinikan

    pemasangan inbow maka diklem pada beton dengan rapih;

    10. Kabel yang digunakan adalah kabel-kabel yang telah memenuhi standart industri

    (SII) dab lulus uji LMK.

    .

    Pasal 14

    PEKERJAAN TAMBAH KURANG

    1. Jika dalam pelaksanaan ada hal-hal yang tidak dikerjakan agar dibuatkan Opname dengan

    dituangkan dalam Berita Acara Tambah Kurang.

    2. Apabila kemajuan / kualitas tidak sesuai dengan SPK atas Perjanjian / kontrak yang diberikan

    oleh pemberi tugas, RKS, Time Schedule dan petunjuk-petunjuk yang diberikan oleh Direksi

    yang disebabkan karena kelalaian Penyedia Barang / Jasa, maka kepada Penyedia Barang /

    Jasa yang bersangkutan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan

    dalam RKS ini.

    3. Sisa / bagian pekerjaan yang belum dilaksanakan sehubungan dengan pencabutan SPK atau

    kontrak dihitung bersama oleh direksi dan Penyedia Barang / Jasa, yang hasilnya dituangkan

    dalam berita acara.

    Pasal 15

    PENGAWASAN

    1. Pengawasan dilakukan secara terus menerus selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan,

    Penyedia Barang / Jasa diwajibkan menempatkan seseorang penangung jawab teknis yang

  • 27

    dianggap cakap dan mampu untuk menjalankan tugas dan untuk melaksankan pekerjaan

    tersebut serta mengerti dalam bidang bangunan, listrik, air serta dapat mewakili Perusahaan /

    Penyedia Barang / Jasa untuk menerima dan melaksanakan Perintah / petunjuk Pengawas.

    2. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan pada ayat 1 (satu)

    pasal ini, maka Unsur pemberi tugas (owner) berhak memerintahkan kepada Penyedia Barang

    / Jasa supaya segera mengganti dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman sesuai

    dengan bidang pekerjaan yang dikerjakan.

    3. Bahan, peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai

    dalam surat perjanjian/kontrak, adalah harus disediakan oleh penyedia barang/jasa;

    4. Bahan/material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan adalah :

    a) Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di

    Indonesia;

    b) Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak, RKS,

    gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan;

    c) Sebelum digunakan/dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan

    peralatan tersebut harus di ACC kan kepada Perencana SDPGP Kota Administrasi

    Jakarta Selatan setelah itu mendapatkan persetujuan dari pengguna barang/jasa;

    d) Perencana SDPGP Kota Administrasi Jakarta Selatan berhak melakukan pengujian dan

    menolak terhadap bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan

    pekerjaan apabila ternyata tidak memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.

    5. Bahan dan peralatan yang ditolak Perencana SDPGP Kota Administrasi Jakarta Selatan harus

    segera disingkirkan dari lokasi/lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal

    penolakan dilakukan;

    6. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak didapat lagi di pasaran,

    maka penyedia barang/jasa segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara

    dan mendapatkan persetujuan tertulis Perencana SDPGP Kota Administrasi Jakarta Selatan,

    prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang-

    undangan;

  • 28

    7. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat (6) diatas tidak dapat dijadikan

    alasan untuk keterlambatan pekerjaan;

    8. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan di lokasi/lapangan proyek, adalah menjadi

    tanggung jawab penyedia barang/jasa termasuk tempat dan cara penyimpanannya harus tertib

    dan tidak mengganggu mobilisasi kerja dilapangan.

    Pasal 16

    MONITORING KEMAJUAN PEKERJAAN

    Penelitian / monitoring kemajuan pelaksanaan kegiatan Pemeliharaan / perawatan :

    1. Setiap kegiatan yang berjalan setiap hari harus dibuatkan batasan pekerjaan yang dimasukkan

    dalam catatan Buku Harian Lapangan dengan diketahui oleh Direksi atau User.

    2. Bobot kemajuan pekerjaan agar dibuat setiap akhir bulan yang berjalan sebagai bahan

    evaluasi direksi dalam memonitor kegiatan Pemeliharaan / perawatan.

    3. Pengajuan tagihan dengan dilampirkan bobot kemajuan pekerjaan agar diatur.

    4. Jika dimungkinkan agar difoto pada kegiatan pekerjaan misalnya penggantian komponen ME

    yang rusak atau Pekerjaan Sipil dan lain-lain.

    PENUTUP

    1. Jika terdapat item pekerjaan pada Berita Acara Hasil pengadaan barang/jasa tetapi tidak

    dimasukkan oleh penyedia barang/jasa dalam pengajuan penawarannya akibat kelalaian

    rekanan, maka yang mengikat adalah item pekerjaan sebagai tercantum dalam Berita Acara

    Pengadaan Barang/Jasa;

    2. Pekerjaan yang termasuk pekerjaan penyedia barang/jasa tetapi tidak atau belum diuraikan

    dalam Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini, adalah tetap menjadi tanggung jawab

  • 29

    penyedia barang/jasa dan dianggap telah dimuat atau diuraikan dalam RKS ini agar tercapai

    penyelesaian pekerjaan dengan hasil yang baik dan memuaskan pihak Pengguna Anggaran;

    3. Pada prinsipnya penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan sesuai dengan

    gambar-gambar kerja, Bill of Quantity dan RKS;

    4. Hal-hal yang belum ditetapkan atau tercantum dalam RKS ini, jika dianggap perlu akan

    disampaikan kemudian dengan berpedoman kepada Keputusan Gubernur Nomor 258

    Tahun 2014 tentang Tata Cara Pelaksanaan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Propinsi DKI Jakarta.

    5. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini hanya berlaku untuk kegiatan Rehab Berat SMAN 97

    yang berlokasi di jalanBrigif Ciganjur Jagakarsa Jakarta Selatan

    Demikian Rencana Kerja dan Syarat-Syarat (RKS) ini dibuat, untuk dapat dipergunakan

    sebagaimana mestinya.

    Jakarta, .. 2015

    MENYETUJUI : KEPALA SUDIN PERUMAHAN DAN KEPALA SUDIN PENDIDIKAN WILAYAH I GEDUNG PEMDA KOTA ADM. KOTA ADM. JAKARTA SELATAN JAKARTA SELATAN Drs. NASRUDDIN, M.Pd M. YAYA MULYARSO, SH.M.Si NIP 195906131981021001 NIP 1967011919933031003