TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL

28
TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL 1

description

TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL. Tabel IO Regional. Tabel Input-Output (IO) Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di wilayah (propinsi/ kabupaten/kota tertentu; Bentuk penyajian Tabel IO Regional adalah matriks; - PowerPoint PPT Presentation

Transcript of TABEL INPUT OUTPUT REGIONAL

Page 1: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

TABEL INPUT OUTPUT

REGIONAL

1

Page 2: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

2

Tabel Input-Output (IO) Regional disusun untuk menyajikan gambaran hubungan timbal balik dan saling keterkaitan antar sektor dalam perekonomian di wilayah (propinsi/ kabupaten/kota tertentu;

Bentuk penyajian Tabel IO Regional adalah

matriks;

Penyusunan Tabel IO Regional sebagai alat untuk analisis dan proyeksi perekonomian regional.

Tabel IO Regional

Page 3: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

3

Tahun penyusunan Tabel IO Regional antar propinsi berbeda-beda tergantung ketersediaan dana;

Model IO Regional terdiri dari : Model IO satu regional

Seperti Tabel IO Propinsi DKI Jakarta tahun 2005, Tabel IO Propinsi Jawa Barat 2005 dsb

Model IO antar regionalSeperti Tabel IO antar pulau (5 pulau).

Tabel IO Regional

Page 4: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

TABEL INPUT OUTPUT SATU

REGIONAL

4

Page 5: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

5

Penyusunan Tabel IO satu regional dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu pendekatan langsung dan pendekatan tidak langsung;

Pendekatan langsung atau metode survei, digunakan apabila seluruh data yang diperlukan dikumpulkan secara langsung melalui survei atau penelitian lapangan,

Pendekatan tidak langsung atau metode non survei menggunakan 1) Metode persentase penyediaan regional atau 2) Metode analisis Location Quotient (LQ).

Penyusunan Tabel IO satu regional lebih banyak menggunakan pendekatan non-survei karena tidak membutuhkan banyak biaya dan mudah.

Teknik Penyusunan IO Satu Regional

Page 6: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

6

Contoh : IO Satu Regional

Kode Jumlah Jumlah Jumlah Marjin JumlahI-O Pertanian Industri Jasa-jasa P. Antara P. Akhir Permintaan Perd & Pengk. Penyediaan

1 Pertanian 10 5 5 20 85 105 20 5 80 1052 Industri 5 10 15 30 170 200 50 15 135 2003 Jasa-jasa 5 15 10 30 115 145 10 -20 155 145

190 Biaya Input 20 30 30 80 370 450 80 0 370 450

201 Upah dan Gaji 10 20 40 70202 Surplus Usaha 40 60 60 160203 Penyusutan 10 15 15 40204 Pajak tak langsung 5 10 10 25205 Subsidi -5 0 0 -5

209 Nilai Tambah Bruto 60 105 125 290

210 Jumlah Input 80 135 155 370

SektorNama Sektor Impor Output

PDRB menurut

Lapangan Usaha

PDRB menurutPendapatan

PDRB Menurut Penggunaan = P.Akhir - Impor

Contoh : Tabel IO Regional Propinsi XTransaksi Total Atas Dasar Harga Pembeli

Page 7: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

TABEL INPUT OUTPUT ANTAR

REGIONAL (IRIO)

7

Page 8: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

8

Peranan dan potensi region menurut lokasinya seperti kabarin dan katimin.

Konsentrasi industri menurut region yang memperlihatkan sebaran industri menurut ragam kegiatan sektornya.

Tingkat saling ketergantungan antar region, baik yang mencakup sektor-sektor produksi, seperti penyediaan bahan baku maupun yang berkaitan dengan sektor-sektor pengguna, seperti penyediaan barang /jasa konsumsi akhir (final demand)

Hubungan perdagangan lintas region yang dapat menjadi pola dasar bagi perumusan kebijakan ekonomi lintas sektoral yang mengacu pada terciptanya mekanisme aktivitas distribusi barang.

Keseimbangan antar sektor industri antar region dapat tertata secara terencana.

Manfaat Tabel IO Antar Region

Page 9: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

9

Beberapa kendala yang muncul dalam penyusunan tabel IO Regional antara lain : Ekspor dan impor dalam skala regional tidak hanya

mencakup ekspor dan impor antar negara, tetapi juga antar wilayah atau propinsi.

Statistik perdagangan luar negeri tidak disusun berdasarkan propinsi tetapi menurut pelabuhan di mana barang/komoditi diekspor atau diimpor. Contoh, ekspor tekstil yang dihasilkan Jawa Barat

diekspor melalui pelabuhan Tanjung Priok, dalam statistik perdagangan luar negeri tercatat sebagai ekspor yang berasal dari pelabuhan Tanjung Priok.

Perkiraan besarnya output dan nilai tambah dari perusahaan multiregional. Tidak jarang dijumpai perusahaan multiregional yang sistem pencatatan administrasinya dilakukan secara terpusat.

Kendala Penyusunan IO Antar Regional (IRIO)

Page 10: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

10

Kerangka Dasar Model IRIO Untuk 2 Daerah

1 ….. n 1 ….. nsektor 1

…….sektor nsektor 1

…….sektor n

Daerah B

Input Antara

Impor ROR

Total Input Primer

Total Input

Daerah BEkspor

ROR

Perintaan AkhirTotal

Output

Daerah A

SektorDaerah A Daerah B

Sektor

Permintaan Antara

Daerah A

Page 11: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

11

Koefisien Teknis (Koefisien A)

Koefisien input angsung dalam daerah A dan B diperoleh dengan rumus :

Matriks Koefisien Teknis (A) tersusun dalam empat blok yaitu

Page 12: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

12

Dampak Pengganda Output IRIO

Besarnya nilai output akibat permintaan akhir dirumuskan sbb:X = (I – A)-1 F

Dimana :

= vektor output berukuran 2nx1

= vector permintaan akhir berukuran 2nx1

I = Matrik identitas

(I-A)-1 = Matrik kebalikan leontif ukuran 2nx2n

Page 13: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

13

Dampak Pengganda Output IRIO

Misal M adalah matrik leontif IRIO 2 region maka bentuk nya :

Page 14: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

14

Dampak Pengganda Total

Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di seluruh sektor ekonomi nasional akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di suatu daerah.Rumusnya :

dimana :

= penambahan nilai output sektor j akibat penambahan satu satuan uang permintaan

akhir atas output sektor j region A.

Page 15: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

15

Dampak Pengganda Total

TAN TBG MNF LGA BGN PHR TRK BSJ JSASumatera 1.7887 1.4380 3.1725 2.7993 3.2953 2.0498 2.4759 2.0586 2.5317 21.6097Jawa & Bali 1.5710 1.3534 3.0053 2.6297 2.7847 2.1638 2.1725 1.8949 2.2909 19.8661Nusa Tenggara 1.6254 1.6855 2.9492 3.2444 3.2852 1.9940 2.4024 2.1749 2.3077 21.6687Kalimantan 1.7258 1.4260 2.9943 2.9318 3.2079 2.0564 2.4764 2.0665 2.3617 21.2469Sulawesi 1.5199 1.5334 2.8595 2.5553 3.0412 1.8238 2.5378 1.9810 2.2078 20.0597Maluku & Papua 1.5326 1.4473 2.9513 2.4742 2.5605 1.7110 2.2752 1.9571 1.8883 18.7975Rata-rata 1.6272 1.4806 2.9887 2.7724 3.0291 1.9665 2.3900 2.0222 2.2647 20.5414Sumber : diolah dari Tabel IRIO 1995, BPSTAN= Pertanian, TBG=Pertambangan dan Penggalian; MNF=Industri Pengolahan; LGA=Listrik, gas dan air;BGN=Bangunan; PHR=Perdagangan, Hotel dan Restoran; TRK=Transport dan Komunikasi;BSJ=Bank, sewa bangunan, Jasa perusahaan; JSA=Jasa-jasa

Pulau TOTALKenaikan Permintaan Akir Atas Output Sektor

Contoh : Dampak Pengganda Total Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau

Page 16: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

16

Dampak Pengganda Intraregional

Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di seluruh sektor di suatu daerah akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di daerah tersebut.Rumusnya :

dimana :

= penambahan nilai output seluruh sektor di daerah A sebagai akibat penambahan satu

satuan uang permintaan akhir atas output sektor j region A.

Page 17: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

17

Dampak Pengganda Intraregional

Contoh : Dampak Pengganda IntraRegional Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau

TAN TBG MNF LGA BGN PHR TRK BSJ JSASumatera 1.6018 1.3218 2.7532 2.3248 2.7173 1.8119 2.1258 1.8172 2.1615 18.6353Jawa & Bali 1.4827 1.3059 2.6807 2.3712 2.4332 1.9904 2.0083 1.7746 2.1082 18.1553Nusa Tenggara 1.3666 1.4392 2.2080 2.3820 2.2231 1.6305 1.8419 1.7222 1.7272 16.5407Kalimantan 1.4684 1.2758 2.3563 2.3856 2.4551 1.7040 1.9562 1.6945 1.9017 17.1975Sulawesi 1.3695 1.3510 2.4182 2.0870 2.2753 1.5935 2.0197 1.6971 1.6758 16.4871Maluku & Papua 1.3764 1.3160 2.4137 2.0468 2.1271 1.5173 1.8902 1.7252 1.6248 16.0374Rata-rata 1.4442 1.3350 2.4717 2.2662 2.3718 1.7079 1.9737 1.7385 1.8665 17.1755Sumber : diolah dari Tabel IRIO 1995, BPSTAN= Pertanian, TBG=Pertambangan dan Penggalian; MNF=Industri Pengolahan; LGA=Listrik, gas dan air;BGN=Bangunan; PHR=Perdagangan, Hotel dan Restoran; TRK=Transport dan Komunikasi;BSJ=Bank, sewa bangunan, Jasa perusahaan; JSA=Jasa-jasa

PulauKenaikan Permintaan Akir Atas Output Sektor

TOTAL

Page 18: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

18

Dampak Pengganda Interregional

Adalah angka yang menunjukkan besarnya perubahan nilai output di satu daerah akibat perubahan satu satuan uang permintaan akhir di daerah lain.Jika permintaan akhir terhadap output sektor j di A mengalami kenaikan sebesar satu satuan uang, maka besarnya dampak output yang muncul didaerah B sebesar :

dimana :

= penambahan nilai output seluruh sektor di daerah B sebagai akibat penambahan

satu satuan uang permintaan akhir atas output sektor j daerah A.

Page 19: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

19

Dampak Pengganda Interregional

Contoh : Dampak Pengganda InterRegional Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau

TAN TBG MNF LGA BGN PHR TRK BSJ JSASumatera 0.1869 0.1162 0.4193 0.4744 0.5781 0.2379 0.3500 0.2414 0.3702 2.9744Jawa & Bali 0.0882 0.0475 0.3246 0.2585 0.3515 0.1734 0.1642 0.1203 0.1827 1.7109Nusa Tenggara 0.2588 0.2463 0.7412 0.8624 1.0621 0.3635 0.5605 0.4526 0.5806 5.1280Kalimantan 0.2574 0.1503 0.6380 0.5463 0.7528 0.3524 0.5203 0.3720 0.4600 4.0494Sulawesi 0.1504 0.1824 0.4412 0.4684 0.7659 0.2303 0.5181 0.2839 0.5320 3.5727Maluku & Papua 0.1563 0.1313 0.5376 0.4274 0.4335 0.1937 0.3850 0.2319 0.2634 2.7601Rata-rata 0.1830 0.1457 0.5170 0.5062 0.6573 0.2585 0.4163 0.2837 0.3982 3.3659Sumber : diolah dari Tabel IRIO 1995, BPSTAN= Pertanian, TBG=Pertambangan dan Penggalian; MNF=Industri Pengolahan; LGA=Listrik, gas dan air;BGN=Bangunan; PHR=Perdagangan, Hotel dan Restoran; TRK=Transport dan Komunikasi;BSJ=Bank, sewa bangunan, Jasa perusahaan; JSA=Jasa-jasa

PulauKenaikan Permintaan Akir Atas Output Sektor

TOTAL

Page 20: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

20

Dampak Pengganda Sektoral

Adalah angka yang menunjukkan besarnya dampak perubahan nilai output sektor i diseluruh daerah, sebagai akibat penambahan satu satuan uang permintaan akhir output sektor j di suatu daerah.Jika terjadi kenaikan permintaan akhir satu satuan uang terhadap output sektor j di A, maka dampak sebesar :

dimana :

= penambahan nilai output sektor I di seluruh daerah akibat penambahan permintaan

akhir satu satuan uang output sektor j di A.

Page 21: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

21

Dampak Pengganda Balik

Kenaikan permintaan akhir di daerah A memberikan dampak pada kenaikan output di daerah B. Kemudian kenaikan output di daerah B pada gilirannya berdampak balik pada kenaikan output di daerah A. Besarnya dampak balik adalah sebagai berikut :

dimana :

= dampak balik nilai output bagi daerah A akibat penambahan permintaan akhir

sebesar satu satuan uang atas output sektor j di A.

= elemen matriks P, yang mana matrik P adalah

P = (I-AAA)-1 adalah matrik pengganda output dari model IO daerah tunggal A.

Umumnya dampak balik dinyatakan dalam persen yang diperoleh dengan rumus:

Page 22: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

22

Dampak Pengganda Balik

Contoh : Dampak Pengganda Balik Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau

TAN TBG MNF LGA BGN PHR TRK BSJ JSASumatera 2.5600 2.4900 2.4600 2.1100 2.3700 2.4600 2.4100 2.4600 2.5400 2.4400 Jawa & Bali 7.3400 7.3500 7.4400 7.2900 7.4200 7.5300 7.5600 7.3700 7.3500 7.4000 Nusa Tenggara 0.0500 0.0600 0.0400 0.0600 0.0700 0.0600 0.0600 0.0600 0.0700 0.0600 Kalimantan 1.1000 1.1200 1.0100 1.0800 1.1000 1.1100 1.1200 1.1500 1.1900 1.1200 Sulawesi 0.8500 0.7400 0.8200 0.9000 1.1800 0.8700 0.8700 0.8800 1.0000 0.8900 Maluku & Papua 0.2700 0.2300 0.5300 0.2800 0.2900 0.2400 0.2600 0.2500 0.2500 0.2800 Rata-rata 2.0283 1.9983 2.0500 1.9533 2.0717 2.0450 2.0467 2.0283 2.0667 2.0317 Sumber : diolah dari Tabel IRIO 1995, BPSTAN= Pertanian, TBG=Pertambangan dan Penggalian; MNF=Industri Pengolahan; LGA=Listrik, gas dan air;BGN=Bangunan; PHR=Perdagangan, Hotel dan Restoran; TRK=Transport dan Komunikasi;BSJ=Bank, sewa bangunan, Jasa perusahaan; JSA=Jasa-jasa

PulauKenaikan Permintaan Akir Atas Output Sektor

TOTAL

Page 23: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

23

Dampak Pengganda Bersih

Dampak bersih adalah dampak total dikurangi dengan dampak awal. Besarnya dampak awal sama dengan stimulus yang dimasukan ke dalam perekonomian.

dimana :

= dampak bersih perubahan output semua sektor di seluruh daerah akibat

penambahan satu satuan uang permintaan akhir sektor j di A.

Page 24: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

24

Dampak Pengganda Bersih

Contoh : Dampak Pengganda Bersih Akibat Kenaikan Permintaan Akhir Sektor di Masing-masing Pulau

TAN TBG MNF LGA BGN PHR TRK BSJ JSASumatera 0.7887 0.4380 2.1725 1.7993 2.2953 1.0498 1.4759 1.0586 1.5317 12.6097 Jawa & Bali 0.5710 0.3534 2.0053 1.6297 1.7847 1.1638 1.1725 0.8949 1.2909 10.8661 Nusa Tenggara 0.6254 0.6855 1.9492 2.2444 2.2852 0.9940 1.4024 1.1749 1.3077 12.6687 Kalimantan 0.7258 0.4260 1.9943 1.9318 2.2079 1.0564 1.4764 1.0665 1.3617 12.2469 Sulawesi 0.5199 0.5334 1.8595 1.5553 2.0412 0.8238 1.5378 0.9810 1.2078 11.0597 Maluku & Papua 0.5326 0.4473 1.9513 1.4742 1.5605 0.7110 1.2752 0.9571 0.8883 9.7975 Rata-rata 0.6272 0.4806 1.9887 1.7724 2.0291 0.9665 1.3900 1.0222 1.2647 11.5414 Sumber : diolah dari Tabel IRIO 1995, BPSTAN= Pertanian, TBG=Pertambangan dan Penggalian; MNF=Industri Pengolahan; LGA=Listrik, gas dan air;BGN=Bangunan; PHR=Perdagangan, Hotel dan Restoran; TRK=Transport dan Komunikasi;BSJ=Bank, sewa bangunan, Jasa perusahaan; JSA=Jasa-jasa

PulauKenaikan Permintaan Akir Atas Output Sektor

TOTAL

Page 25: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

25

Dampak Pengganda Pendapatan IRIO

Besarnya penambahan pendapatan akibat permintaan akhir sbb:Z = V (I – A)-1 F

Dimana : Z = matriks pengganda pendapatan (I-A)-1 = matriks kebalikan leontif.

V = matriks koefisien pendapatan (rasio upah dan gaji terhadap output)

Page 26: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

26

Dampak Pengganda Pendapatan IRIO

Dengan menggunakan rumusan Z = V (I – A)-1 FAkan menghasilkan matriks dampak pengganda pendapatan yang ordonya sama (nxn) dengan dampak pengganda output maka:

1. Dampak pengganda pendapatan total, 2. Dampak pengganda pendapatan intraregional, 3. Dampak pengganda pendapatan interregional, 4. Dampak pengganda pendapatan sektoral5. Dampak pengganda pendapatan balik6. Dampak pengganda pendapatan bersih

dapat dicari dengan enggunakan formula yang sama dengan dampak pengganda output.

Page 27: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

27

Dampak Pengganda Kesempatan Kerja IRIO

Besarnya penambahan kesempatan kerja akibat permintaan akhir sbb:

E = L (I – A)-1 FDimana : E = matriks pengganda kesempatan kerja (I-A)-1 = matriks kebalikan leontif.

L = matriks koefisien tenaga kerja (rasio tenaga kerja terhadap output)

Page 28: TABEL  INPUT OUTPUT REGIONAL

28

Dampak Pengganda Kesempatan Kerja IRIO

Dengan menggunakan rumusan E = L (I – A)-1 FAkan menghasilkan matriks dampak pengganda kesempatan kerja yang ordonya sama (nxn) dengan dampak pengganda output maka:

1. Dampak pengganda kesempatan kerja total, 2. Dampak pengganda kesempatan kerja intraregional, 3. Dampak pengganda kesempatan kerja interregional, 4. Dampak pengganda kesempatan kerja sektoral5. Dampak pengganda kesempatan kerja balik6. Dampak pengganda kesempatan kerja bersih

dapat dicari dengan menggunakan formula yang sama dengan dampak pengganda output.