T_75 Vac Dressing Diabetic Ulcer_dr Irman Bedah
-
Upload
rahmatadhiifnati -
Category
Documents
-
view
27 -
download
2
description
Transcript of T_75 Vac Dressing Diabetic Ulcer_dr Irman Bedah
Efektivitas Balutan Jembatan V.A.C dalam Terapi Ulkus
Diabetikum Kaki
Tujuan Penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian prospektif dalam efisiensi
klinis dari balutan VAC Granufoam dalam terapi ulkus diabetikum pada bagian
kaki.
Materi dan Metode Penelitian: Lima pasien berturut-turut dengan ulkus
diabetikum kaki diterapi dengan Balutan VAC Granufoam Bridge dan diteliti
selama periode 22-48 hari. Indikasi terapi termasuk pasien diabetik dengan
amputasi jari terbuka, dan luka post drainase untuk abses dengan struktur dalam
yang terbuka. Hasil keluaran klinis diukur dalam hal reduksi dimensi luka,
keberadaan granulasi luka, klirens mikroba, dan perkembangan komplikasi luka.
Hasil: Hasil yang kami dapat menunjukkan dengan terapi VAC, penyembuhan
luka timbul pada semua pasien. Jumlah balutan yang dibutuhkan bervariasi dari
8 hingga 10. Dasar ukuran luka rata-rata adalah 23,1 cm persegi. Permukaan
luka berkurang sebesar 18,4-41,7%. Seluruh subjek menerima 10% granulasi
luka dengan rerata lama terapi 33 hari. Klirens mikroba dicapai pada seluruh
kasus. Seluruh luka sembuh dengan intervensi sekunder pada satu kasus dan
empat kasus yang membutuhkan skin graft split-thickness.
Kesimpulan: Balutan luka Granufoam VAC efektif dalam terapi ulkus diabetikum
kaki. Hal ini merangsang reduksi area luka, granulasi luka, dan klirens mikroba.
Dengan mengizinkan peletakan permukaan penyedot diluar kaki, hal ini
mengizinkan pasien untuk menggunakan sepatu protektif dan untuk berjalan
dengan tidak membebankan berat tubuh pada kaki yang sakit menggunakan
sepasang tongkat selama terapi VAC.
Kata Kunci: kaki diabetis, terapi luka tekanan negatif, ulkus, neuropati
Introduksi
Ulkus kaki mengenai 10-25% pasien diabetes. Tatalaksana dari ulkus diabetikum
kaki seringkali menjadi masalah yang menyulitkan. Menyembuhkan ulkus ini
seringkali membutuhkan waktu panjang dan mungkin membutuhkan sekali atau
bahkan lebih pelaksanaan debrideman. Terapi dari ulkus seperti ini maka dari itu,
membutuhkan waktu rawat di rumah sakit yang lebih panjang, tatalaksana
intensif dari luka, dan biaya rumah sakit yang tinggi.
Ulkus besar yang tidak sembuh dengan adekuat dengan intervensi sekunder
biasanya membutuhkan skin graft split thickness untuk menutupi kulit, meskipun
begitu, kesuksesan dalan menyembuhkan luka seperti ini bergantung utamanya
kepada kualitas dari pembalut luka dalam memberikan jaringan granulasi yang
baik.
Selama bertahun-tahun beberapa produk perawatan luka lanjut telah
dikembangkan, seluruhnya dengan tujuan mencapai optimisasi pembalut luka
untuk, nantinya menutup luka sembuh secara sempurna. Khususnya, terapi luka
tekanan negatif (NPWT) menggunakan penutup yang dibantu sistem terapi
vakum (VAC) (PT Kinetic Concept, San Antonio, TX, AS) telah mendapat
popularitas yang bertambah dalam terapi luka kronis dan kompleks. NPWT telah
menunjukkan percepatan penyembuhan luka dengan mereduksi edema jaringan
lokal, merangsang permbentukan jaringan granulasi, meningkatkan aliran darah
lokal, dan mengurangi beban biologis bakteri pada penelitian di binatang dan
klinis. Efektivitas dari pembalut VAC telah di demonstrasikan pada beberapa
penelitian acak terkontrol, yang telah menunjukkan tingkat penyembuhan luka
yang secara signifikan lebih cepat dibandingkan dengan terapi luka lembab yang
konvensional.
Terapi VAC dianggap berguna untuk terapi luka trauma, luka diabetik, ulkus
tekanan, dan ulkus vena. Sebagai perluasan dari terapi VAC, pembalut luka
Granufoam Brodge telah di desain untuk mengizinkan pasien untuk
menggunakan sepatu protektif dan untuk mengizinkan mobilitas lebih awal
dengan berjalan menggunakan sepasang tongkat sehingga bisa berjalan tanpa
membebani kaki yang bersangkutan. Hal ini juga mengizinkan melepas alat
sekaligus memasangkanya secara simultan.
Penelitian prospektif ini mengevaluasi efisiensi dari pembalut luka jembatan VAC
Granufoam dalam merangsang granulasi luka dan penutupan luka untuk ulkus
diabetikum kaki.
Materi dan Metode Penelitian
Sebuah serial kasus dari lima pasien berturut-turut yang dilakukan oleh Rumah
Sakit Universitas Nasional, Singapura selama 22-48 hari. Populasi studi terdiri
dari 4 subjek laki-laki dan seorang subjek perempuan dengan umur rata-rata
58,8 tahun (jangkauan, 51-64 tahun). Populasi studi terdiri dari luka amputasi
terbuka (tiga pasien) dan luka post drainase untuk abses dengan paparan
struktur dalam semisal tendon dan fasia (dua pasien). Pasien dengan terapi VAC
sebelumnya dan yang bentuk lain dari terapi luka lanjut seperti terapi oksigen
hiperbarik, terapi luka normotermik, atau terapi faktor pertumbuhan dalam 30 hari
dari tanggal dimulainya penelitian di eksklusi. Pasien yang menggunakan
kortikosteroid, agen imunosupresif, atau agen kemoterapi dan pasien dengan
masalah medis yang tidak terkotrol dengan baik juga di eksklusi dari penelitian.
NPWT yang diantarkan oleh VAC Granufoam Bridge Dressing terdiri dari
pembalut luka busa poliuterane sel terbuka, unit yang menghasilkan tekanan
negatif dengan wadah penampungan terintegrasi yang dapat dibuang, dan
pembalut terkapsulasi dengan penyedot terintegrasi yang memberikan tekanan
negatif pada luka (Gambar 1). Pembalut VAC dipasang oleh petugas medis
secara intra operatif selama operasi debrideman dan postoperatif oleh staff
perawat yang terlatih yang mengacu kepada tatacara yang diberikan oleh pabrik
pembuat dan tekanan berkelanjutan yang diberikan sebesar 125 mmHg
diberikan pada seluruh luka. Penggantian pembalut dilakukan setiap 48-72 jam
dan inspeksi luka dilakukan setiap penggantian pembalut. Luka diperiksa derajat
granulasinya, reduksi dalam ukuran luka, dan perkembangan komplikasi luka,
semisal infeksi, nekrosis jaringan, dan maserasi kulit. Reduksi dalam ukuran luka
diukur dengan meletakkan dua lembar plastik transparan langsung diatas luka
dan menandai garis luar dari ulkus dengan tinta penanda permanen pada bagian
luar plastik. Kemudian lembar plastik dalam dibuang. Lembar plastik luar yang
berisi gambaran luka diletakkan pada kertas ukuran berkalibrasi. Area ulkus
kemudian diukur dalam sentimeter persegi pada milimeter terdekat.
Pada seluruh pasien, panel penyedot diletakkan pada sisi lateral dari kaki secara
proksimal (Gambar 2). Hal ini mengizinkan pasien, setelah aplikasi pembalut,
untuk menggunakan sepatu pelindung. Seluruh pasien di izinkan untuk
melakukan mobilisasi dini dan berjalan tanpa membenani kaki yang
bersangkutan dengan sepasang tongkat selama periode terapi VAC. Tidak ada
subjek kami yang memiliki ulkus neuropati pada sol dari kaki karena penyakit
sendi charcot. Karena itu, alat pengalih beban tidak dibutuhkan pada seluruh
pasien.
Titik akhir klinis penelitian adalah penyembuhan sempurna dari ulkus dengan
intervensi sekunder dan opmisasi adekuat dari permukaan luka sehingga
mengizinkan skin graft untuk dilakukan (pengurangan yang cukup dari ukuran
ulkus, granulasi luka yang cukup, dan eradikasi permukaan bakterial, beban
biologis bakteri)
Hasil Penelitian
Tabel satu menyimpulkan demografis penilaian sebelum terapi dari subjek
penelitian. Tiga pasien memiliki tingkat kadar gula darah yang terkontrol dengan
baik dengan HbA1c bervariasi antara 6,7 hingga 8,7%; dua memiliki diabetes
yang tidak terkontrol dengan baik dengan HbA1c 11,1 dan 15% karena
kompliansi yang buruk pada medikasi, namun kemudian dilakukan konseling
oleh perawat diabetik dan diusahakan bisa mendapat gula darah yang optimal
pada periode terapi. Komorbid lain yang signifikan termasuk penyakit iskemik
jantung pada dua pasien dan gagal ginjal stadium akhir dengan hemodialisa
pada satu pasien. Seluruh komorbid medis dikontrol dengan baik selama durasi
penelitian.
Tabel satu menunjukkan bahwa seluruh penanda infeksi ditingkatkan karena
adanya infeksi saat pasien pertama kali dilihat. Mengikuti terapi VAC, seluruh
penanda dikembalikan pada normal, menunjukkan bahwa seluruh infeksi telah di
eradikasi. Kultur dari swab pada luka menumbuhkan stafilokokus aureus sensitif
meticilin pada empat kasus dan stafilokokus aureus resisten meticilin pada satu
kasus. Seluruhnya memiliki infeksi polimikroba, yang mengindikasikan adanya
infeksi berat, dua pasien memiliki tiga organisme yang menginfeksi, dan dua
pasien lainnya memiliki dua organisme pada luka. Seluruh hasil apusan luka
yang diambil setelah terapi VAC selesai mengindikasikan kultur negatif.
Luka pada penelitian ini memiliki rerata durasi 23,2 hari (jangkauan, 7-60 hari).
Debrideman operatif untuk membuang seluruh jaringan terinfeksi dan nekrotik
dilakukan sebelum pemberian VAC pada seluruh luka. Dua pasien mengalami
amputasi jari tunggal, dua pasien menjalani drainase abses dan debrideman
luka, dan satu pasien menjalani tiga operasi (amputasi jari pertama, debrideman
jari pertama, artroplasti dan eksisi jari kedua) sebelum memulai terapi VAC
(Tabel 2). Secara keseluruhan, ditemukan reduksi pada ukuran luka pada
seluruh lima pasien yang di rekrut pada penelitian (Gambar 3 dan 4).
Secara keseluruhan kami temukan reduksi dalam ukuran luka pada keseluruh
lima subjek yang di rekrut pada penelitian (Gambar 3 dan 4). Satu pasien
mengalami penutupan luka ulkus dengan intervensi sekunder dengan 100%
reepitelisasi setelah durasi 42 hari, selama periode itu, 10 VAC di aplikasikan.
Ukuran rata-rata luka pada awal penelitian adalah 23,1 cm persegi (jangkauan,
9,8-35,8 cm persegi). Persentasi rata-rata reduksi pada ukuran luka adalah
32,8% (jangkauan, 18,4-41,7%). Tabel 3 secara jelas mengilustrasikan
perjalanan penyakit dari luka area pada 5 pasien.
Sebagai tambahan dari bagian luka, seluruh luka juga secara klinis dinilai dalam
perkembangan granulasi luka dan komplikasi sekunder luka. Seluruh pasein
menunjukkan tanda granulasi luka dalam 4 hingga 8 hari sejak dimulainya terapi
VAC dan akhirnya semuanya mencapai 100% granulasi luka selama periode 20-
45 hari (rerata 30 hari). Tabel 3 memaparkan secara lengkap perkembangan
area luka dan granulasi luka pada lima pasien selama periode penelitian. Tidak
ada luka yang menimbulkan infeksi klinis yang jelas pada durasi terapi. Tidak
ada pus purulen atau nekrosis buruk pada seluruh luka. Seluruh debris yang
berakumulasi pada luka selama terapi VAC secara tuntas di debrideman di
bangsal sebelum aplikasi VAC berikutnya.
Apusan luka juga diambil setiap minggu untuk kultur dan uji sensitivitas, antibiotik
disesuaikan berdasarkan pemeriksaan tersebut. Apusan luka awal yang telah
ditumbuhkan di paparkan pada tabel 1, namun apusan luka pada seluruh pasien
tidak memiliki pertumbuhan bakteri pada akhir penelitian (contohnya pada titik
skin graft atau reepitelisasi lengkap). Waktu rerata untuk melengkapi klirens
mikrobial dari luka adalah 32,6 hari (jangkauan 20-45 hari).
Pada seluruh 5 kasus, tidak ada komplikasi yang terlihat pada area pembalut
luka.
Diskusi
Penelitian ini merupakan penelitian pertama di singapura yang mengevaluasi
efektivitas pembalut luka Granufoam Bridge VAC dalam terapi ulkus diabetikum
kaki. Kemampuan dari pembalut VAC biasa dalam merangsang granulasi luka
dan penyembuhannya telah ditunjukkan pada beberapa penelitian, termasuk
satu yang baru-baru ini di publikasikan oleh penulis jurnal ini. Optimisasi daerah
luka penting dalam mencegah komplikasi luka yang mungkin menyebabkan
amputasi yang lebih banyak dan penutupan luka nantinya dengan intervensi
sekunder atau skin graft split thickness.
Pembalut VAC granufoam pada penelitian kita menunjukkan kemampuan
reduksi luka yang dapat dibandingkan dengan pembalut VAC biasa dengan
reduksi ukuran luka rata-rata sebesar 32,8%. Sebuah percobaan acak terkontrol
silang oleh Eginton, dkk mencapai rerata 59% reduksi volume luka pada pasien
dengan pembalut VAC, yang secara signifikan lebih besar dari angka yang
dicapai pada pembalut luka kasa basah yang hanya sebesar 0,1%, dimana
Nather, dkk melihat reduksi area luka sebesar 24,9% pada serial kasus
prospektif lokal dari 11 pasien.
Tingkat granulasi pada penelitian kami juga dapat dibandingkan dengan literatur
yang telah dipublikasikan. Dua buah percobaan acak terkontrol ukuran besar
multisenter, percobaan acak terkontrol yang dilakukan Armstrong,dkk dan
Blume,dkk, melaporkan median waktu 42 dan 56 hari, untuk 76-100% granulasi
bagian luka menggunakan pembalut VAC untuk ukuran rata-rata luka 22,3 cm
persegi dan 13,5cm persegi, keduanya secara signifikan lebih cepat
dibandingkan dengan luka yang diterapi secara konvensional menggunakan
kasa basah. Ukuran luka dasar pada penelitian kami adalah 23,1 cm persegi dan
100% granulasi bagian luka dicapai pada seluruh lima subjek penelitian kami
dengan waktu median hingga granulasi 100% selama 30 hari.
Seleksi pasien yang baik, dan preparasi daerah luka sebelum aplikasi VAC
sangat penting dalam memastikan hasil keluaran klinis yang baik. Pasien dengan
infeksi luka yang telah ada sebelumnya dan osteomielitis kami eksklusi dari
penelitian. Seluruh luka secara tuntas di debrideman sebelum VAC digunakan.
Nether,dkk menunjukkan bahwa pembalut VAC efektif untuk luka amputasi jari,
luka post debrideman untuk necrotizing fasciatis, dan luka untuk post drainase
abses dengan struktur dalam yang terpapar, semisal tendon, fascia, meskipun
ulkus yang seperti itu bisa juga diterapi dengan pembalut konvensional. Sebuah
studi terkontrol acak dibutuhkan untuk menunjukkan apakah pembalut VAC
secara signifikan lebih baik dibandingkan dengan pembalut konvensional. Pada
penelitian ini, indikasi kami termasuk tiga amputasi jari dan dua luka post
drainase abses dengan struktur dalam yang terpapar.
Keuntungan utama dari VAC brige adalah kemampuan untuk bisa memposisikan
bantalan penyedot diluar kaki atau daerah penanggung beban pada kaki. Pada
pasien kami permukaan bantalan kami aplikasikan pada sisi lateral dari calf.
Aplikasi dari bantalan yang jauh dari permukaan luka memiliki keuntungan dalam
mencegah maserasi kulit disekitar luka. Komplikasi ini bisa terjadi saat bantalan
suction diaplikasikan langsung diatas luka. Keuntungan lainnya adalah pembalut
VAC Bridge mengizinkan penggunaan sepatu protektif untuk bisa dipakai setelah
aplikasi VAC sehingga pasien bisa mobilisasi lebih awal dan berjalan tanpa
membebani kaki yang sakit di bangsal menggunakan sepasang tongkat. Seluruh
pasien kami diizinkan untuk bergerak pada hari kedua setelah operasi.
Keuntungan tambahan dari pembalut VAC Bridge adalah mungkinnya alat
pengalih berat tubuh untuk bisa digunakan secara simulatan dengan pembalut
VAC. Meskipun begitu, kami tidak bisa mendapatkan keuntungan ini, karena
tidak ada kasus kami yang bertipe ulkus neurpatik sol karena penyakit sendi
charcot membutuhkan terapi alih beban.
Pada zaman dahulu, saat VAC biasa digunakan untuk tatalaksana ulkus
diabetikum kaki, kami mengalami beberapa kejadian (tiga kasus) yang diperbaiki
dengan mengimprovisasi posisi bantalan penyedot diluar kaki dengan membuat
jembatan menggunakan material tambahan untuk mengizinkan pasien berjalan
selama terapi VAC. Namun, dengan adanya pembalut bridge VAC, hal ini tidak
perlu lagi kami lakukan. Penggunaan pembalut baru yang dibuat secara khusus,
tidak saja nyaman digunakan, namun juga menghemat waktu dan sumber daya.
Pembalut yang baru di desain untuk berfungsi lebih baik meskipun sedikit lebih
mahal.
Jembatan tambahan pada VAC baru tidak berbahaya dan tidak memeiliki
kencenderungan untuk menyebabkan komplikasi apapun. Mungkin saja terjadi
pada beberapa kasus jika jembatan tidak ditempelkan dengan baik pada kaki
(terlalu kencang), penyedot mungkin saja tidak berfungsi. Perhatian harus
diberikan untuk memastikan bahwa tidak ada tekanan tinggi sia-sia yang
diberikan sepanjang jembatan dan juga jembatannya tidak boleh memiliki belitan.
Penelitian ini merupakan penelitian pertama yang dilakukan dalam efektivitas
pembalut jembatan VAC granufoam dalam ulkus diabetikum kaki. Kami melihat
pembalut jembatan efektif dalam merangsang reduksi ukuran luka, granulasi
permukaan luka, juga klirens mikroba. Penyembuhan luka berhasil pada seluruh
luka, satu dengan intervensi sekunder dan empat dengan skin graft split
thickness.
Meskipun penelitian kami menunjukkan pembalut VAC efektif dalam terapi ulkus
diabetikum kaki, sebuah percobaan acak terkontrol dengan pasien kohort yang
lebih banyak dibutuhkan untuk menentukan dengan lebih baik keamanan dan
efektifitas profil baru dari pembaut jembatan VAC yang baru. Setelah itu pasien
yang diterapi dengan jembatan VAC kemudian bisa dibandingkan dengan ulkus
diabetikum yang di terapi dengan pembalut yang konvensional (kontrol).
Kesimpulan
Pembalut VAG jembatan granufoam kami temukan efektif dalam terapi ulkus
diabetikum kaki. Hal ini merangsang reduksi area luka, granulasi permukaan luka
dan mencapai klirens mikroba. Peletakan panel penyedot diluar kaki
mengizinkan pasien untuk menggunakan sepatu protektif serta untuk bisa
berjalan tanpa membebani kaki yang bersangkutan dengan menggunakan
sepasang tongkat selama terapi VAC.
Keterangan:
Gambar 1: (a) panel penyedot, (b) pembalut busa poliuterane, dan (c) jembatan
pembalut yang terkapsulasi
Gambar 2: Aplikasi pembalut jembatan VAC
Gambar 3: (a) luka amputasi jari pertama, hari pertama setelah operasi; dan (b)
penampakan luka sebelum skin graft split thickness, hari ke 34 post operatif
(setelah 10 kali pembalut VAC)
Gambar 4: (a) luka amputasi jari kedua, hari pertama post operatif ;dan (b)
penampakan luka sebelum skin graft split thickness, hari ke 22 post operatif
(setelah 8 pembalut VAC)
Tabel 1: demografis pasien, diagnosis dan pengelompokan luka, penanda
infeksi, dan kultur luka
Tabel 2: durasi terapi VAC, penggantian pembalut, jumlah operasi debrideman,
dan waktu untuk menyelesaikan klirens mikroba.