T PTK 0706300 chapter3a-research.upi.edu/operator/upload/t_ptk_0706300_chapter... · 2018-10-25 ·...

21
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Metode Penelitian Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu ( quasi eksperimen). Metode eksperimen semu merupakan salah satu metode dari penelitian eksperimen yang melakukan pengendalian variabel, kelompok kontrol, pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil ( Nana Syaodih 2008:59 ). Pengendalian variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu variabel yang dipandang paling dominan. 1. Desain Penelitian Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain prates (pretest) – pasca tes (post test) menggunakan kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. ( Jonathan Sarwono 2006:87) Kelas Eksperimen 0 1 X 0 2 Kelas Kontrol 0 1 _ 0 2 Gambar 3.2 Desain prates (pretest) – pasca tes (post test) Keterangan: 0 1 ialah Pengukuran (Pretes) 0 2 ialah Pengukuran (Postes) X Kelas Eksperimen ( PBL + simulator PLC ) - Kelas Kontrol ( PBL ) Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menetapkan: 1. Variabel bebas (X) : Metode pembelajaran yang diterapkan.

Transcript of T PTK 0706300 chapter3a-research.upi.edu/operator/upload/t_ptk_0706300_chapter... · 2018-10-25 ·...

1

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

( quasi eksperimen). Metode eksperimen semu merupakan salah satu metode dari

penelitian eksperimen yang melakukan pengendalian variabel, kelompok kontrol,

pemberian perlakuan atau manipulasi kegiatan serta pengujian hasil ( Nana Syaodih

2008:59 ). Pengendalian variabel hanya dilakukan terhadap satu variabel saja, yaitu

variabel yang dipandang paling dominan.

1. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain prates (pretest) –

pasca tes (post test) menggunakan kelompok Eksperimen dan kelompok kontrol. (

Jonathan Sarwono 2006:87)

Kelas Eksperimen 01 X 02

Kelas Kontrol 01 _ 02

Gambar 3.2 Desain prates (pretest) – pasca tes (post test)

Keterangan: 01 ialah Pengukuran (Pretes) 02 ialah Pengukuran (Postes) X Kelas Eksperimen ( PBL + simulator PLC )

- Kelas Kontrol ( PBL )

Berdasarkan rumusan masalah dalam penelitian ini, penulis menetapkan:

1. Variabel bebas (X) : Metode pembelajaran yang diterapkan.

2

X1 : Metode Pembelajaran Berbasis kasus dan Menggunakan Trainer PLC.

X2 : Metode Pembelajaran Berbasis kasus Tampa Menggunakan Trainer PLC

2. Variabel terikat (Y) : Hasil belajar mahasiswa pada ranah kognitif yang ditekankan

pada pengetahuan, pemahaman, dan penerapan dalam pembelajaran system otomasi

industri pada mahasiswa Politeknik TEDC Bandung jurusan teknik otomasi.

Paradigma penelitian diartikan sebagai pola pikir yang menunjukkan hubungan

antara variabel yang akan diteliti sekaligus mencerminkan jenis dan rumusan masalah

yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang digunakan untuk merumuskan

hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis, dan teknik analisis statistik yang akan digunakan

(Sugiyono, 2009:8). Berdasarkan hal ini, maka bentuk paradigma penelitian yang

dikembangkan oleh peneliti sebagai berikut.

Gambar 3.1 Hubungan Determinasi antara Variabel Bebas dengan Variabel

Terikat

Penelitian dilakukan pada dua kelas mahasiswa , yaitu kelas eksperimen yang

mengikuti model pembelajaran berbasis kasus dan menggunakan simulator trainer

Kelompok I (Eksperimen)

Metode Pembelajaran berbasis Kasus dengan

menggunakan Simulator PLC (X1)

Hasil Belajar (Y)

Dibandingkan Hasil

Penelitian

Kelompok II (Kontrol)

Metode Pembelajaran berbasis kasus tampa

menggunakan Simulator PLC (X2)

Hasil Belajar (Y)

3

PLC dan kelompok kontrol yang menggunakan model pembelajaran berbasis kasus

tidak menggunakan trainer PLC. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui

perbedaan hasil belajar antara dua model tersebut. Maka untuk mengetahui hal

tersebut dilakukan perbandingan pada akhir pembelajaran. Setelah hal tersebut

dilakukan, maka hasil perbandingan merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan.

B. Instrumen Penelitian.

Teknik pengumpulan data ialah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti

untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data harus benar-benar tepat,

sehingga benar-benar didapat data yang valid dan reliabel. Pengumpulan data dapat

dilakukan melalui angket, ujian/tes dan lainnya. Teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Tes, yaitu cara pengumpulan data melalui soal materi yang telah dipelajari oleh

mahasiswa dan disampaikan kepada mahasiswa secara tertulis.

2. Angket, yaitu daftar pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa.

C. Tes Hasil Belajar

Penelitian ini bermaksud membandingkan hasil belajar mahasiswa yang

mengikuti metode pembelajaran berbasis kasus dengan menggunakan simulator PLC

dan mahasiswa yang mengikuti metode pembelajaran berbasis kasus tampa

menggunakan trainer PLC, untuk itu diperlukan alat pengumpul data yang bersifat

mengukur yaitu berupa tes. Soal diberikan pada saat pra-tes dan pasca-tes. Pra-tes

diberikan dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan awal kedua kelompok

4

penelitian, sedangkan pasca-tes diberikan dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan

hasil belajar mahasiswa pada kedua kelompok penelitian. Oleh karena itu instrumen

tes disusun dengan langkah-langkah sebagai berikut.

1. Menyusun kisi-kisi instrumen tes yang didalamnya mengarah kepada

pencapaian tujuan instruksional untuk ranah kognitif pengetahuan

( knowledge), pemahaman (comprehension),dan penerapan (application).

2. Berdasarkan kisi-kisi tersebut disusun pertanyaan atau butir-butir soal

terlampir.

3. Mengadakan uji coba instrumen tes terhadap mahasiswa di luar sampel

penelitian untuk mengetahui validitas, reliabilitas, daya beda serta tingkat

kesukaran instrumen. Uji coba instrumen dilakukan agar instrumen penelitian

yang dipergunakan teruji kesahihannya dan keajegannya, sehingga data yang

diperoleh pada penelitian dapat dipercaya.

4. Melakukan uji validitas, uji reliabilitas, uji tingkat kesukaran, dan uji daya

pembeda.

5. Revisi instrumen.

D. Angket Respon Mahasiswa

Angket merupakan instrumen pendukung dalam penelitian, diberikan untuk

mengetahui bagaimana tanggapan atau respon mahasiswa terhadap Penerapan model

pembelajaran berbasis kasus (Case Based Learning) pada pembelajaran sistem

otomasi industri pada Politeknik TEDC Bandung.

5

E. Validitas dan Uji Coba Instrumen

1. Uji Validitas Soal

Sehubungan dengan pengujian validitas instrumen (Suharsimi Arikunto

2006:168) menjelaskan bahwa ‘validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan

tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen’. Dengan demikian valid

berarti mengukur apa yang hendak diukur (ketepatan). Oleh karena itu pengujian

validitas dilakukan terhadap tes yang akan digunakan agar dapat mengukur apa yang

hendak dan seharusnya diukur. Keseluruhan soal yang diujicobakan pada setiap butir

soalnya dihitung validitas itemnya.Kemudian diperoleh soal mana saja yang

memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam penelitian. Sebuah item memiliki

validitas yang tinggi jika skor pada item memiliki kesejajaran dengan skor total.

Kesejajaran ini dapat diartikan dengan korelasi sehingga untuk mengetahui validitas

item digunakan teknik korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson

berikut ini.

(Suharsimi Arikunto 2006:168)

Dimana:

rXY = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan.

ΣX = jumlah skor item ΣY = jumlah skor total (seluruh item) N = jumlah responden

6

Skor yang diberikan untuk tiap soal yang dibuat dalam bentuk objektif adalah 1 (bagi

item yang dijawab benar) dan 0 (item yang dijawab salah). Skor total merupakan

jumlah dari skor untuk semua item yang membangun soal tersebut. Setelah diketahui

koefisien korelasi (r),kemudian dilanjutkan dengan taraf signifikansi korelasi dengan

menggunakan rumus distribusi

(SuharsimiArikunto2006:168)

di mana: t = nilai t hitung r = koefisien korelasi hasil rXY

n = jumlah responden

Kemudian jika thitung > ttabel pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat kebebasan (dk=n-

2),maka dapat disimpulkan item soal tersebut valid. Jika instrumen itu valid, maka

dilihat kriteria penafsiran mengenai indeks korelasinya (r) sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kreteria Penafsiran Korelasi Soal

Indek Korelasi Kreteria Penafsiran

0,800 sampai dengan 1,000 sangat tinggi

0,600 sampai dengan 0,799 tinggi

0,400 sampai dengan 0,599 cukup tinggi

0,200 sampai dengan 0,399 rendah

0,000 sampai dengan 0,199 sangat rendah (tidak valid)

(SuharsimiArikunto2006:168)

7

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa besar kepercayaan

terhadap instrumen penelitian dengan melihat keajegan dan kekonsistenan soal yang

digunakan sebagai alat pengumpul data dalam mengukur respon mahasiswa

sebenarnya. Scarvia B. Anderson et al. dalam (SuharismiArikunto2008:87)

menyatakan “ A reliable measure is one that provides consistent and

stabelindication of the characteristic being investigated”.Uji coba soal

menggunakan sebuah tes yang dicobakan satu kali dan butir soal berjumlah genap,

maka untuk mengukur reliabilitas tes digunakan metode belah dua. Perhitungan

reliabilitas dilakukan tidak hanya pada keseluruhan soal, tetapi dihitung pula pada tiap

butir soal yang diujikan. Data hasil perhitungan reliabilitas untuk tiap butir soal yang

diujicobakan dilampirkan. Pada waktu membelah dua dan mengkorelasikan dua

belahan, baru diketahui reliabilitas setengah tes saja. Untuk mengetahui reliabilitas

seluruh tes yang digunakan pada kelompokkelompok penelitian menggunakan rumus

Spearman Brown.

(Riduwan,2008:102)

di mana: r11 = koefisien reliabilitas internal seluruh item rb = korelasi product moment antara belahan ganjil- genap

Hasilnya yang diperoleh yaitu r11 dibandingkan dengan nilai dari tabel rtabel. Jika

r11 > rtabel untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat disimpulkan instrumen kemampuan

kerja tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian (Sugiyono, 2009:357).

8

3. Uji Tingkat Kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar.

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks

kesukaran (P) yang dihitung dengan menggunakan rumus:

(SuharsimiArikuto, 2008:208) di mana: P = indeks kesukaran B = banyaknya mahasiswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

(SuharsimiArikunto 2008:210) menjelaskan ketentuan yang sering diikuti

untuk menentukan tingkat kesukaran dari soal sebagai berikut.

Soal dengan P = 1,00 – 0,30 : soal sukar

Soal dengan P = 0,30 – 0,70 : soal sedang

Soal dengan P = 0,70 – 1,00 : soal mudah.

Berdasarkan kriteria tersebut dapat dilihat, makin rendah nilai indeks kesukaran suatu

soal, makin sukar soal tersebut.

4. Uji Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara

mahasiswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan mahasiswa yang

berkemampuan rendah. Uji daya pembeda untuk tes bentuk obyektif, nilai responden

disusun berjenjang dari nilai tertinggi sampai terendah. Setelah itu diambil 27% dari

9

nilai tertinggi dan 27% dari nilai terendah, kemudian dihitung jawaban yang benar

untuk tiap soal dari kedua kelompok tersebut.

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi(D)

dengan rumus:

(SuharsimiArikunto, 2008:208)

di mana: J = jumlah peserta tes JA = banyaknya peserta kelompok atas JB = banyaknya peserta kelompok bawah BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar F. Teknik Analisis Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data, maka langkah selanjutnya adalah

menganalisis data tersebut melalui analisis data kuantitatif dengan pendekatan

statistika.

1. Uji Normalitas Data

Uji normalitas distribusi frekuensi dilakukan untuk mengetahui normal atau

tidaknya distribusi data yang menjadi syarat untuk menentukan jenis statistik apa yang

dipakai dalam analisis data. Uji normalitas dihitung menggunakan uji distribusi chi

kuadrat. (Riduwan 2008:121) menguraikan langkah-langkah perhitungan normalitas

data sebagai berikut.

a. Mencari skor terbesar dan terkecil

b. Mencari nilai rentangan (R) R = skor terbesar – skor terkecil

10

c. Mencari banyaknya kelas (BK) BK = 1 + 3,3 Log n (Rumus Sturgess)

d. Mencari nilai panjang kelas (i)

2. Mencari rata-rata (mean)

a. Mencari Simpangan Baku (Standard deviasi)

b. Membuat daftar frekuensi yang diharapkan dengan cara :

Menentukan batas kelas, yaitu angka skor kiri kelas interval pertama dikurangi 0,5

dan kemudian angka skor-skor kanan kelas interval ditambah 0,5.

Mencari nilai Z-score untuk batas kelas interval dengan rumus :

Mencari Luas 0 – Z dari tabel kurva normal dari 0 – Z dengan menggunakan

angka-angka untuk batas kelas.

c. Mencari luas setiap kelas interval dengan cara mengurangkan angka-angka

0– Z yaitu angka baris pertama dikurangi baris kedua, angka baris kedua dikurangi

angka baris ketiga dan begitu seterusnya, kecuali untuk angka yang berbeda (dari

positif ke negatif atau sebaliknya) ditambah dengan angka pada baris berikutnya.

11

d. Mencari frekuensi yang diharapkan (fe) dnegan cara mengalikan luas tiap interval

dengan jumlah responden (n).

2. Mencari Chi-kuadrat hitung ( hitung )

Membandingkan hitung dengan tabel untuk α = 0,05 dan derajat

kebebasan (dk) = k –1.

Kriteria pengujian normalitas data sebagai berikut:

Jika artinya distribusi data tidak normal dan

Jika artinya data berdistribusi normal.

3. Uji Homogenitas Dua Varians

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah varians-varians dalam

populasi tersebut homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan untuk menentukan

jenis statistik apa yang dipakai dalam analisis data. Uji homogenitas menggunakan

metode belah dua ganjil genap dengan langkah-langkah sebagai berikut.

Langkah 1. Mencari nilai Fhitung dengan rumus:

12

Langkah 2. Mencari Ftabel untuk α = 0,05, dk = k – 2 (sebagai angka pembilang) dan dk

= n – k (sebagai angka penyebut).

Langkah 3. Membandingkan F hitung dengan F tabel.

Jika F hitung < F tabel, maka data homogen.

Jika F hitung > F tabel, maka data tidak homogen.

4. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan

dalam penelitian ini diterima atau tidak. Analisis komparasi bivariant dilakukan untuk

menguji kemampuan generalisasi (signifikansi hasil penelitian) yang berupa

perbandingan keadaan variabel dari dua sampel. Desain penelitian menggunakan

variabel mandiri yang berada pada sampel yang berbeda. Dalam penelitian ini uji

komparasi dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil belajar

siswa yang diajar melalui pembelajaran berbasis computer dengan pembelajaran

tradisional. Untuk data yang berdistribusi normal dan homogen, analisis komparasi

bivariant yang digunakan adalah uji-t yang menguji hipotesis komparatif dua sampel

independen dengan teknik statistik parametrik. Jika dua rata-rata berasal dari dua

sampel yang jumlahnya berbeda dengan varians data homogen, maka rumus uji-t yang

digunakan adalah Polled Varians.

13

Dimana:

5. Hasil Uji Validitas Soal

Dalam penelitian ini uji validitas dihitung menggunakan korelasi Product

Moment.Validitas yang diukur adalah validitas butir soal atau validitas item soal.

Perhitungan uji validitas item soal tes, apabila thitung > ttabel dapat disimpulkan item

soal tersebut valid. Pada taraf signifikansi α = 0,05 derajat kebebasan

(dk = n - 2), didapat t tabel = 0,55. Hasil perhitungan pada 50 instrumen tes ternyata

14 tidak valid yang selanjutnya soal tersebut dibuang. Hasil perhitungan uji reliabilitas

instrumen tes pada sampel sebanyak 35 mahasiswa dengan taraf signifikansi 5%

diperoleh rtabel = 0,34. Reliabilitas yang diukur merupakan reliabilitas butir soal atau

reliabilitas item soal. Perhitungan uji reliabilitas item soal tes, apabila r11 > rtabel dapat

disimpulkan item soal tersebut reliabel.

Tabel 3.2Hasil Perhitungan Ujivaliditas Instrumen Penelitian.

Koefisien korelasi r = 0,706 yang diperoleh dari hasil perhitungan korelasi antara skor

item tes ganjil dan item tes genap dari instrumen tes objektif, maka kriteria penafsiran

korelasi tinggi. Dan berdasarkan hasil uji signifikansi yang menggunakan uji-t

14

diperoleh t hitung = 8,086 dan t tabel dengan dk = 33, α = 0,05 adalah 2,042. Alat

pengumpul data dikatakan valid jika t hitung > t tabel (8,086 > 2,042), maka instrumen

penelitian yang digunakan valid. Berdasarkan hasil uji reliabilitas soal yang dihitung

dengan menggunakan rumus Spearman Brown, diperoleh rhitung = 0,828 selanjutnya

harga r tersebut di konsultasikan dengan harga rtabel. Dengan n = 35 taraf kesalahan

5% diperoleh rtabel = 0,334. Karena rhitung > rtabel untuk taraf kesalahan 5%, maka dapat

disimpulkan instrumen tersebut reliabel dan dapat dipergunakan untuk penelitian

(Sugiyono, 2009:357).

6. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian harus melalui tahapan

ujicoba, agar dapat diketahui validitas,realibilitas dan taraf kesukaran soal, sehingga

instrument yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sesuguhnya memiliki

validitas dan reabilitas yang cukup baik

Uji coba instrument penelitian dilakukan terhadap mahasiswa Politeknik

TEDC Bandung Jurusan Teknik Otomasi semester IV sebanyak 15 orang responden di

luar sampel penelitian. Jenis instrumen yang digunakan adalah tes objektif (pilihan

ganda) dengan item soal sebanyak 50 butir soal.

a. Uji Validitas

Dalam penelitian ini uji validasi di hitung menggunakan korelasi Product moment.

Validitas yang di ukur adalah validitas butir soal , perhitungan uji validitas item soal,

apabila t hitung > t tabel dapat di simpulkan item soal tersebut valid. Kepercayaan

15

95% , derajat kebebasan (dk=n-2) dk=(n-2)=15-2=13 di dapat t - tabel sebesar 0,553.

Hasil perhitungan pada 50 item soal , terdapat 16 butir soal yang tidak valid , yang

selanjutnya soal tersebut di hilangkan, hasil validaitas instrument soal dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Hasil Validasi No. soal

t hitung t tabel Keterangan

1. 0,63 0,553 Valid

2. 0,21 0,553 Tidak Valid

3. 0,59 0,553 Valid

4. 0,56 0,553 Valid

5. 0,67 0,553 Valid

6. 0,73 0,553 Valid

7. 0,34 0,553 Tidak Valid

8. 0,65 0,553 Valid

9. -0,04 0,553 Tidak Valid

10. 0,68 0,553 Valid

11. 0,56 0,553 Valid

12. 0,55 0,553 Valid

13. 0,03 0,553 Tidak Valid

14. 0,60 0,553 Valid

15. 0,29 0,553 Tidak Valid

16. 0,60 0,553 Valid

17. 0,60 0,553 Valid

18. 0,55 0,553 Valid

19. 0,01 0,553 Tidak Valid

20. 0,56 0,553 Valid

21. 0,20 0,553 Tidak Valid

22. 0,79 0,553 Valid

23. 0,04 0,553 Tidak Valid

16

No. soal

t hitung t tabel Keterangan

24. 0,61 0,553 Valid

25. 0,56 0,553 Valid

26. 0,19 0,553 Tidak Valid

27. 0,58 0,553 Valid

28. 0,22 0,553 Tidak Valid

29. 0,56 0,553 Valid

30. 0,30 0,553 Tidak Valid

No. soal

t hitung t tabel Keterangan

31. 0,65 0,553 Valid

32. 0,30 0,553 Tidak Valid

33. 0,61 0,553 Valid

34. 0,72 0,553 Valid

35. -0,05 0,553 Tidak Valid

36. 0,59 0,553 Valid

37. 0,56 0,553 Valid

38. 0,66 0,553 Valid

39. 0,20 0,553 Tidak Valid

40. 0,66 0,553 Valid

41. 0,56 0,553 Valid

42. -0,02 0,553 Tidak Valid

43. 0,58 0,553 Valid

44. 0,27 0,553 Tidak Valid

45. 0,66 0,553 Valid

46. 0,68 0,553 Valid

47. 0,60 0,553 Valid

48. 0,69 0,553 Valid

49. 0,60 0,553 Valid

50. 0,63 0,553 Valid

17

b. Realibilitas

Hasil perhitungan realibilitas instrument test pada sampel sebanyak 15 orang

responden dengan signifikansi α = 0,05 dan dk = 15-2=13, maka diperoleh rtabel =

0,553 , uji reabilitas yang dilakukan menggunakan software SPSS adalah sebagai

berikut :

Tabel 3.4 Hasil Pengujian Realibilitas menggunakan SPSS

Cronbachs Alpha Part 1 Value 0,835 Total N of items 50 Correlation Between Forms 0,824 Spearman-Brown Equal Length 0,903 Coefficien Unequal Length 0,903 Guttman Split-Half Coefficient 0,892

Hasil perhitungan reliabilitas seluruh tes dengan Spearman Brown

Coefficient di peroleh : r11= 0,903 sedangkan t tabel diperoleh 0,553, maka keputusan

yang diambil adalah membandingkan r11 dengan rtabel, r11 > rtabel berarti

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut di atas bahwa seluruh item dinyatakan

reliabel, kecuali item yang tidak valid dianggap tidak reliable

c. Perhitungan Taraf Kesukaran Soal

Tabel.3.5 Hasil perhitungan taraf kesukaran soal

No. Rerata SkorMaks TK Keterangan 1. 0,33 1 0,33 Sedang 2. 0,47 1 0,47 Sedang 3. 0,53 1 0,53 Sedang 4. 0,73 1 0,73 Mudah 5. 0,47 1 0,47 Sedang 6. 0,47 1 0,47 Sedang 7. 0,27 1 0,27 Sukar

18

8. 0,73 1 0,73 Mudah 9. 0,67 1 0,67 Sedang 10. 0,67 1 0,67 Sedang 11. 0,40 1 0,40 Sedang 12. 0,73 1 0,73 Mudah 13. 0,73 1 0,73 Mudah 14. 0,47 1 0,47 Sedang 15. 0,80 1 0,80 Mudah 16. 0,47 1 0,47 Sedang 17. 0,53 1 0,53 Sedang

No. Rerata SkorMaks TK Keterangan 18. 0,87 1 0,87 Mudah 19. 0,67 1 0,67 Sedang 20. 0,73 1 0,73 Mudah 21. 0,87 1 0,87 Mudah 22. 0,27 1 0,27 Sukar 23. 0,67 1 0,67 Sedang 24. 0,40 1 0,40 Sedang 25. 0,33 1 0,33 Sedang 26. 0,20 1 0,20 Sukar 27. 0,47 1 0,47 Sedang 28. 0,33 1 0,33 Sedang 29. 0,67 1 0,67 Sedang 30. 0,60 1 0,60 Sedang 31. 0,60 1 0,60 Sedang 32. 0,27 1 0,27 Sukar 33. 0,53 1 0,53 Sedang 34. 0,40 1 0,40 Sedang 35. 0,33 1 0,33 Sedang 36. 0,67 1 0,67 Sedang 37. 0,20 1 0,20 Sukar 38. 0,33 1 0,33 Sedang 39. 0,13 1 0,13 Sukar 40. 0,40 1 0,40 Sedang 41. 0,13 1 0,13 Sukar 42. 0,73 1 0,73 Mudah 43. 0,13 1 0,13 Sukar 44. 0,20 1 0,20 Sukar 45. 0,33 1 0,33 Sedang 46. 0,27 1 0,27 Sukar

19

47. 0,33 1 0,33 Sedang 48. 0,40 1 0,40 Sedang 49. 0,13 1 0,13 Sukar 50. 0,53 1 0,53 Sedang

G. Ketrangan Alur Penelitian

Pengumpulan data pada pendekatan kualitatif, data bersifat deskritif maksudnya

data dapat berupa gejala-gejala yang dikatagorikan ataupun dalam bentuk lainnya,

seperti foto, dokumen, artefak dan catatan-catatan lapangan pada saat penelitian

dilakukan. Sebaliknya penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif datanya

bersifat angka-angka statistic ataupun koding-koding yang dapat dikuantifikasi. Data

tersebut berbentuk variable-variabel dan oprasionalisasinya dengan skala ukuran

tertentu,misalnya skala nominal,ordinal,interval dan rasio.

Analisa data dalam penelitian kuantitatif bersifat induktif dan berkelanjutan

yang tujuan akhirnya menghasilkan pengertian-pengertian,konsep-konsep dan

pembangunan suatu teori baru,contoh dari model analisis kualitatif ialah analisis

domain,analisis taksonomi,analisis komponensial,analisis tema cultural,dan analisis

komparasi konstan. Analisis dalam penelitian kuantitatif bersifat deduktif,uji empiris

teori yang dipakai dan dilakukan setelah selesai pengumpulan data secara tuntas

dengan menggunakan sarana statistic,seperti korelasi,

uji t,analisis varian dan covarian,analisis faktor,regresi liniar dll.

20

Kesimpulan kedua pendekatan tersebut masing-masing mempunyai keunggulan

dan kelemahan. Pendekatan kualitatif banyak memakan waktu,reliabilitasnya

dipertanyakan,prosedurnya tidak baku desainnya tidak terstruktur dan tidak dapat

dipakai untuk penelitian yang berskala besar dan pada akhirnya hasil penelitian dapat

terkontaminasi dengan subyektifitas peneliti. Pendekatan kuantitatif memunculkan

kesulitan dalam mengontrol variable-variabel lain yang dapat berpengaruh terhadap

proses penelitian baik cecara langsung ataupun tidak langsung.Untuk menciptakan

validitas yang tinggi juga diperlukan kecermatan dalam proses penentuan

sampel,pengambilan data dan penentuan alat analisisnya.

21

Alur penelitian Quasi eksperimen model pembelajaran berbasis kasus

Gambar 3.1 Alur penelitian

Rumusan Masalah

Studi Pendahuluan

Penyusunan Proposal

Pertimbangan Akhli

Penyusunan Instrumen Uji Coba

Revisi

Pengumpulan Data

Analisis Data

Kesimpulan

Kelas Kontrol PBK

Kelas Eksperimen PBK +PLC