PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ... JURNAL NANI NOV...Organisasi (X1) dan variabel...

32
Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia November 19 InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2200 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PMK PT. PANATA JAYA MANDIRI - TANGERANG Disusun Oleh : Penulis Pertama: HARYANTO MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA Penulis Kedua: NANI IDAWATI SYAMSIR, S.E., M.M NIDN : 008077801 STIE PUTRA PERDANA INDONESIA ABSTRACT THE INFLUENCE OF ORGANIZATION AND COMMUNICATION CULTURE TOWARD EMPLOYEES' WORKING MOTIVATION OF PMK AT PT PANATA JAYA MANDIRI. This research is discussing and analyzing the influence of organizational and communication culture toward employees' working motivation of PMK at PT Panata Jaya Mandiri. The purpose of this study is to know the level of cultural influence of organization and communication toward employees' working motivation of PMK at PT Panata Jaya Mandiri, Tangerang. Based on the results of the partial correlation analysis it can be seen the value of the influence of Organizational Culture variable and Communication variables on Employee Motivation variables respectively 0.699 and 0.602. After calculating using the coefficient of dissemination method, it can be seen the real value of the influence of Organizational Culture variables on Employee Work Motivation variable is 0.489 or 48.9%, the value of the influence of Communication variables on Employee Work Motivation is 0.362 or 36.2%, while the results of multiple correlation analysis shows

Transcript of PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ... JURNAL NANI NOV...Organisasi (X1) dan variabel...

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2200

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP

    MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PMK PT. PANATA JAYA

    MANDIRI - TANGERANG

    Disusun Oleh :

    Penulis Pertama:

    HARYANTO

    MAHASISWA STIE PUTRA PERDANA INDONESIA

    Penulis Kedua:

    NANI IDAWATI SYAMSIR, S.E., M.M

    NIDN : 008077801

    STIE PUTRA PERDANA INDONESIA

    ABSTRACT

    THE INFLUENCE OF ORGANIZATION AND COMMUNICATION CULTURE

    TOWARD EMPLOYEES' WORKING MOTIVATION OF PMK AT PT PANATA JAYA

    MANDIRI.

    This research is discussing and analyzing the influence of organizational and

    communication culture toward employees' working motivation of PMK at PT Panata

    Jaya Mandiri. The purpose of this study is to know the level of cultural influence of

    organization and communication toward employees' working motivation of PMK at PT

    Panata Jaya Mandiri, Tangerang.

    Based on the results of the partial correlation analysis it can be seen the value of the

    influence of Organizational Culture variable and Communication variables on

    Employee Motivation variables respectively 0.699 and 0.602. After calculating using

    the coefficient of dissemination method, it can be seen the real value of the influence of

    Organizational Culture variables on Employee Work Motivation variable is 0.489 or

    48.9%, the value of the influence of Communication variables on Employee Work

    Motivation is 0.362 or 36.2%, while the results of multiple correlation analysis shows

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2201

    the value of R Square of 0.553 or 55.3%. This shows that the Organizational Culture

    (X1) and Communication (X2) variables simultaneously give the significant to the

    Employees’ Performance Y variable of PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang with an

    influence value of 55.3%.

    Keywords : Organizational Culture, Communication and Working Motivation.

    ABSTRAK

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI TERHADAP

    MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PMK PT. PANATA JAYA MANDIRI,

    TANGERANG.

    Penelitian ini membahas tentang analisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi

    terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri Tangerang.

    Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat

    pengaruh budaya organisasi dan komuniskasi terhadap motivasi kerja karyawan bagian

    PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang.

    Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui nilai pengaruh variabel

    Budaya Organisasi dan variabel Komunikasi terhadap variabel Motivasi Kerja

    Karyawan masing-masing sebesar 0,699 dan 0,602. Setelah dilakukan perhitungan

    dengan metode koefisien diteminasi, dapat diketahui nilai sesungguhnya pengaruh

    variabel Budaya Organisasi terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan adalah 0,489

    atau 48,9%, nilai pengaruh variabel Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan

    adalah 0,362 atau 36,2%, sedangkan hasil analisis korelasi berganda memperlihatkan

    nilai R Square sebesar 0,553 atau 55,3%.. Hal ini menunjukkan bawa variabel Buadaya

    Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan (bersama) berpengaruh

    secara signifikan terhadap variabel Prestasi Kerja Karyawan (Y) PT. Panata Jaya

    Mandiri, Tangerang dengan nilai pengaruh sebesar 55,3%.

    Kata Kunci : Budaya Organisasi, Komunikasi, dan Motivasi Kerja

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2202

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang Masalah

    Keberadaan sumberdaya manusia dalam suatu organisasi, berada pada posisi yang

    amat strategis, oleh karena itu peran manajemen perusahaan tidak saja memperhatikan

    bagaimana hasil produksi dapat dicapai sesuai harapan, tetapi juga bagaimana

    sumberdaya manusia sebagai pelaksana produksi dapat berjalan sesuai dengan peran

    dan fungsi yang telah ditetapkan. Dengan demikian kemampuan teknis, teoritis, dan

    moral sumberdaya manusia pada semua tingkat pekerjaan menjadi suatu kebutuhan,

    untuk menjadi daya dorong bagi perusahaan dalam upaya peningkatan kinerjanya.

    Sumberdaya manusia yang memiliki kinerja yang tinggi dan baik dapat menunjang

    tercapainya tujuan dan sasaran yang ditetapkan perusahaan. Wirawan (2009:5)

    mengemukakan bahwa, kinerja adalah keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau

    indikator-indikator suatu pekerjaan atau potensi dalam waktu tertentu. Menyadari akan

    peran dan fungsi karyawan sebagai pemikir, perencana, dan pengendali pada suatu

    perusahaan, maka evaluasi terhadap kinerja karyawan seharusnya dijalankan secara

    berkesinambungan. Apabila kineja karyawan baik maka prestasi atau tingkat

    keberhasilan suatu perusahaan juga akan baik, demikian juga sebaliknya.

    Upaya peningkatan motivasi kerja karyawan ditengah kemajuan ilmu pengetahuan

    dan teknologi sekarang ini, menjadi bagian dari peran dan fungsi perusahaan sebagai

    organisasi. Dimana organisasi sesungguhnya merupakan suatu sistim yang saling

    mempengaruhi satu dengan yang lainnya, apabila terdapat kesalahan pada satu sub

    sistem dari organisasi tersebut, akan berdampak pada sub sistem lainnya. Hal ini

    menjadi suatu pembenaran akan betapa pentingnya peran dan fungsi organiasi sebagai

    motor penggerak dari aktivitas sumberdaya manusia.

    Untuk memahami peran dan fungsi organisasi dalam peningkatan motivasi kerja

    karyawan, dapat dilihat dari sikap dan prilaku budaya organisasi tersebut. Umar

    (2010:207), memberikan pengertian budaya organisasi adalah suatu system nilai dan

    keyakinan bersama yang diambil dari pola kebiasaan dan falsafah dasar pendirinya

    yang kemudian berinteraksi menjadi norma norma, dimana norma tersebut dipakai

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2203

    sebagai pedoman cara berpikir dan bertindak dalam upaya mencapai tujuan bersama.

    Budaya organisasi memiliki peran yang sangat besar dalam upaya mencapai tujuan

    organiasi, budaya organiasi juga akan dipengaruhi oleh budaya sekitar dari para

    anggotanya, yang pada akhirnya menunjukkan bahwa budaya organisasi sesungguhnya

    merupakan cerminan dari organisasi itu sendiri.

    Faktor lain dalam suatu organisasi selain budaya organisasi dalam upaya

    peningkatan motivasi kerja karyawan adalah komunikasi. Komonikasi dapat

    mempengaruhi motivasi kerja karyawan, karena dalam posisinya sebagai anggota

    organisasi atau bagian dari suatu perusahaan selalu terjadi hubungan interasksi antara

    atasan, bawahan, dan sesama rekan sepekerjaan. Menurut Umar (2008:81), komunikasi

    merupakan proses penyampaian pesan dari komunikator melalui perantara yaitu media

    komunikasi, sehingga pesan dapat diterima oeh penerima pesan untuk ditafsirkan.

    Penyampaian komunikasi, dapat berjalan dengan baik apabila pesan yang

    disampaikan dapat dimengerti dan terdapat respon atau feedback (umpan balik). Dalam

    prakteknya, komunikasi pada suatu perusahaan atau suatu orgnasiasi ada dua jenis

    komunikasi, yaitu komunikasi formal dan komunikasi informal. Komunikasi formal

    dapat terjadi pada saat berlangsungnya pertemuan penting (rapat), dimana forum ini

    dapat dijadikan sebagai media bagi karyawan menyampaikan hal-hal yang dianggap

    penting secara langsung pada pihak manajemen perusahaan atau sebaliknya. Sedangkan

    komunikasi informal, dapat berlangsung setiap waktu diluar forum-forum resmi dalam

    setiap interaksi antara atasan, bawahan, dan sesama karyawan.

    Komunikasi dapat mempengaruhi motivasi kerja karyawan, karena salah satu fungsi

    komunikasi adalah motivasi. Komunikasi yang baik dalam sebuah perusahaan akan

    menciptakan hubungan antara pimpinan dan bawahan berjalan dengan harmonis dan

    memudahkan diterimanya saran dari pimpinan kepada bawahan, demikian sebaliknya.

    Komunikasi yang lancar antara karyawan dan pihak manajemen perusahaan, atau antar

    sesama karyawan dapat menjadi penyebab timbulnya sara suka terhadap jabatannya.

    Ketika terjadi komunikasi secara terbuka, empati, daling mendukung, mengedepan

    sikap positif, serta adanya kesamaan persepsi, maka karyawan akan merasa aman dan

    nyaman, yang bermuara pada tumbuhknya motivasi bagi karyawan untuk menjalankan

    fungsinya dengan baik.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2204

    Motivasi kerja merupakan hal yang sangat penting untuk dimiliki oleh setiap

    karyawan, karena dengan adanya motivasi kerja akan menjadi daya dorong bagi setiap

    karyawan untuk menjalankan fungsinya dengan baik dan benar. Sedangkan untuk

    menumbuhkan motivasi kerja, maka perlu dipahami makna dari motivasi itu sendiri.

    Hasibuan (2014:95) mengemukakan bahwa motivasi adalah pemberian daya

    penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau berkerja

    sama, berkerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya dan upaya untuk mencapai

    kepuasan. Oleh karena itu perusahaan harus memliki kebijakan-kebijakan dalam

    meningkatkan motivasi kerja karyawan secara berkesinambungan, mengingat sifat

    manusia yang mudah berobah karena pengaruh lingkungan dalam bentuk budaya dan

    komunikasi organiasi.

    PT Panata Jaya Mandiri bergerak dalam bidang industri komponen otomotif,

    berkewajiban menumbuhkan semangat dan motivasi kerja karyawannya. Dengan

    adanya motivasi kerja karyawan, tentu akan memberikan kemudahan dalam

    merealisasikan apa yang telah menjadi target dalam produktivitas karyawan.

    Produkativitas yang baik sesuai dengan rencana, menjadi kunci keberhasilan

    perusahaan dalam memenuhi apa yang diinginkan oleh pelanggan. Tumbuh

    berkembanganya motivasi kerja karyawan, memiliki keterkaitan dengan budaya

    organiasi, sedangkan dipahaminya budaya organiasi karena adanya komunikasi yang

    berlangsung dalam waktu lama antara pimpinan, karyawan, dan semua yang terlibat

    dalam perusahaan.

    Untuk dapat mengetahui, sejauhmana budaya organisi PT. Panata Jaya Mandiri

    telah tersosialiasikan dengan baik melalui media komunikasi, sehingga memberikan

    pengaruh yang besar terhadap motivasi kerja karyawan, penulis melakukan penelitian

    dengan mengambil judul “ Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi

    Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,

    Tangerang.”

    2. Rumusan Masalah

    Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka penelitian akan merumuskan

    masalah sebagai berikut :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2205

    a. Adakah pengaruh Budaya Organisasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan

    Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    b. Adakah pengaruh Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK

    PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    c. Secara simultan adakah pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap

    Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    3. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    a. Tujuan Penelitian

    Penelitian ini secara operasional bertujuan untuk mendapatkan jawaban secara

    Empirik realitas tentang perumusan masalahnya adalah :

    1) Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Budaya Organisasi terhadap

    Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    2) Untuk dapat mengetahui seberapa besar pengaruh Komunikasi terhadap

    Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    3) Untuk dapat mengetahui secara simultan seberapa besar pengaruh Budaya

    Organisasi dan Komunikasi terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK

    PT. Penata Jaya Mandiri, Tangerang.

    b. Manfaat Penelitian

    Penelitian ini memiliki kegunaan yang ingin dicapai, bagi peneliti, bagi

    perusahaan, dan bagi Pemangku Kepentingan (Stakeholder). Adapun kegunaan

    penelitian ini adalah :

    1) Bagi Peneliti :

    Hasil penelitian dapat menambah ilmu, wawasan berpikir, ilmu pengetahuan

    dibidang manajemen sumber daya manusia khususnya mengenai kepemimpinan

    dan Disiplin Kerja yang diduga dapat mempengaruhi peningkatan kinerja

    karyawan pada perusahaan ini.

    2) Bagi Perusahaan :

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi

    pimpinan organisasi dan sebagai tolak ukur keberhasilan perusahaan khususnya

    karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang untuk memperbaiki

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2206

    tingkat kinerja karyawan melalui variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi

    serta variabel yang lainnya.

    3) Para Pemangku Kepentingan (Stakeholder) :

    Hasil penelitian ini bagi pihak lain atau mahasiswa yang akan mengadakan

    penelitian dapat dijadikan sebagai bahan perbandingan atau literatur maupun

    referensi mengenai teori yang telah di peroleh atau pelajari di bangku kuliah

    dengan penerapannya pada praktek kerja di perusahaan.

    4. Kerangka Berpikir

    Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara

    variabel yang akan diteliti, jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan antara variabel

    independen dan dependen. Seorang peneliti harus menguasai teori-teori ilmiah sebagai

    dasar bagi argumentasi dalam menyusun kerangka pemikiran yang membuahkan

    hipotesis. Kerangka pemikiran ini merupakan penjelasan sementara terhadap gejala-

    geala yang menjadi objek permasalahan.

    Menurut Muhamad (2009 : 75) kerangka pikir adalah gambaran mengenai

    hubungan antar variabel dalam suau penelitian, yang diuraikan oleh jalan pikiran

    menurut kerangka logis. Menurut Riduwan (2004 : 25) kerangka berfikir adalah dasar

    pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan telaah

    penelitian. Kerangka pikir memuat teori, dalil atau konsep-konsep yang akan dijadikan

    dasar dalam penelitian.

    Berdasarkan uraian di atas, kerangka pemikiran dalam penelitian ini

    menggambarkan pertautan antara variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap

    Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang.

    Sebagaimana tersebut pada gamabar berikut ini :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2207

    Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

    ryx1

    Ryx1x2

    ry

    Keterangan :

    X1 = Variabel bebas (Budaya Organisasi)

    X2 = Variabel bebas (Komunikasi)

    Y = Variabel terikat (Motivasi Kerja Karyawan).

    ryx1 = Korelasi Parsial antara variabel Budaya Organisasi terhadap variabel

    Motivasi Kerja Karyawan

    ryx2 = Korelasi Parsial variabel Komunikaasi terhadap variabel Mlotivasi Kerja

    Karyawan

    R = Korelasi Simultan variabel Budaya Organisasi dan Komunikasi terhadap

    variabel Motivasi Kerja Karyawan.

    B. METODELOGI PENELITIAN

    Jenis penelitian yang memberikan gambaran kepada peneliti tentang langkah-

    langkah bagaimana penelitian ini dilakukan, sehingga masalah tersebut dapat

    dipecahkan. Dari sekian banyak Jenis atau metode penelitian yang digunakan, maka

    peneliti memilih Jenis penelitian “deskriptif analisis” yang melihat hubungan dua

    variabel atau lebih. Jenis penelitian “deskriptif analisis” yang melihat hubungan dua

    variabel atau lebih. menurut pendapat Menurut Sugiyono (2012:29) metode deskriptif,

    Budaya Organisasi (X1)

    Motivasi Kerja Karyawan

    (Y)

    Komunikasi

    (X2)

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2208

    adalah sebagai berikut: “Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk

    menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk

    membuat kesimpulan yang lebih luas”

    Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010:35) penelitian deskriptif yaitu penelitian

    yang dilakukan terhadap sekumpulan objek yang bertujuan untuk melihat gambaran

    fenomena yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu. Kemudian M. Iqbal Hasan,

    (2006 : 20) mengemukakan bahwa, metode deskriptif data dihimpun, disusun secara

    sistematis, faktual dan cermat, namun tidak dijelaskan hubungan antara variabel dan

    tidak dilakukan uji atau prediksi Pada metode korelasi, hubungan antar variabel yang

    diteliti dan dijelaskan, hubungan yang dicari ini disebut korelasi. Jadi metode korelasi

    untuk mencari hubungan antara variabel independen X1 dan X2 dengan variabel

    dependen Y.

    1. Jenis dan Sumber Data

    Dalam melakukan suatu penelitian, data merupakan suatu komponen utama, karena

    tanpa adanya data tidak akan ada suatu penelitian. Data pada dasarnya adalah sesuatu

    yang dapat digunakan sebagai alat pengambilan keputusan atau alat dalam pemecahan

    suatu permasalahan. Data yang baik adalah data yang dapat dipercaya kebenarannya

    (reliable), tepat waktu dan mencakupi ruang yang luas serta dapat memberikan

    gambaran yang jelas tentang suatu masalah secara menyeluruh, sitematis dan

    komprehensif.

    Adapun jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

    a. Data Primer

    Adalah merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya atau dari objek

    penelitian. Untuk mendapatkan data ini melalui wawancara langsung kepada objek

    atau dapat juga melalui pengisian kuesioner (daftar pertanyaan)

    b. Data Sekunder

    Adalah merupakan data yang dapat diperoleh langsung dari lembaga atau

    institusi tertentu. Data sekunder dapat juga diartikan sebagai data yang sudah

    diterbitkan atau digunakan pihak lain.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2209

    2. Metode Pengumpulan Data

    Metode pengumpulan data dalam penelitian ini perlukan data-data untuk dianalisa.

    Dalam penelitian ini prosedur dan teknik pengumpulan data yang penulis pakai adalah

    sebagai berikut :

    a. Penelitian Lapangan (Field Research)

    Penelitian langsung datang ke perusahaan PT. Panata Jaya Mandiri , Tangerang

    tersebut dengan maksud memperoleh data-data sekunder. Adapun metode

    pengumpulan data dengan menyebarkan kuesioner untuk lebih jelasnya sebagai

    berukut : Melalui kuesioner ini penulis mendapatkan data primer yaitu data yang

    diperoleh langsung dari sumbernya yaitu responden yang menjadi sampel pada

    penelitian (data hasil sebaran kuesioner).

    Untuk mendapatkan data dengan metode ini penulis melakukan menyebarkan

    kuesioner pada karyawan yang ada. Kuesioner menurut pendapat Sonny Harsono

    (2004 : 290) mengemukakan bahwa :

    “Kuesioner yaitu suatu teknik pengumuplan data dengan menggunakan

    seperangkat pertanyaan yang disusun untuk diajukan kepada para menajer

    menengah. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data secara tertulis dari

    para manajer menengah untuk ditetapkan sebagai sampel”.

    Pertanyaan-pertanyaan atau kuesioner diberikan bobot sesuai dengan tingkat

    kepentingan skala Likert menurut Sugiyono (2010 : 87). Skala Likert ini akan

    digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau

    sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini

    telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai

    variabel penelitian.

    Untuk mengetahui nilai dari ketiga instrumen penelitian ini mempunyai lima

    kemungkinan jawaban sebagai berikut :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2210

    Tabel 3.2

    Pilihan Jawaban

    No. Jawabannya Disingkat Bobot

    1 Sangat Tidak Setuju STS 1

    2 Tidak Setuju TS 2

    3 Netral N 3

    4 Setuju S 4

    5 Sangat Setuju SS 5 Sumber : Riduwan (2007 : 13)

    3. Populasi dan Sampel Penelitian

    a. Populasi

    Populasi adalah jumlah keseluruhan hal, orang, barang, ruang, gejala atau

    kegiatan yang akan diteliti. Mohamad Nazir. (2009 : 27) mengemukakan

    pengertian populasi bahwa :

    “Populasi adalah unsur atau unit elementer adalah suatu obyek dimana suatu

    penelitian akan dilakukan pengukuran-pengukuran, kumpulan-kumpulan dari unit-

    unit elementer tersebut disebut “populasi”.

    Sedangkan menurut pendapat Hadari Nawawi (2005 : 141) mengemukakan

    pengertian populasi bahwa : “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang

    dapat terdiri dari manusia, benda-benda hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala,

    nilai test atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memilii karekteristik

    tertentu dalam penelitian”.

    Dalam hal ini yang dijadikan populasi seluruh karyawan Karyawan Bagian

    PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang berjumlah 200 orang populasi.

    b. Sampel

    Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

    tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

    ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka

    peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang

    dipelajari dari sampel itu. kesimpulannya akan dapat diberlakukan populasi. Untuk

    itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2211

    Pengertian Sampel menurut Uma Sekaran (2006:123) yaitu sebagian dari

    populasi. Sampel terdiri dari atas sejumlah anggota yang di pilih dari populasi.

    Dengan kata lain, sejumlah, tapi tidak semua, elemen populasi yang membentuk

    sampel, peneliti akan mampu menarik kesimpulan yang dapat di generalisasi

    terhadap populasi penelitian.

    Pengambilan sampel (sampling) adalah proses memilih sejumlah elemen

    secukupnya dari populasi, sehingga peneliti terhadap sampel dan pemahaman

    tentang sifat atau karakteristiknya akan dapat menggeneralisasikan sifat atau

    karakteristik tersebut pada elemen populasi.

    Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini penulis

    menggunakan teknik Total Sampel . Dimana setiap anggota populasi mempunyai

    peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel, namun yang dijadikan sampel

    dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan . Untuk dapat menetapkan ukuran

    sampel penulis menggunakan teori atau menurut pendapat Suharsimi Arikunto,

    (2008 : 95) mengemukakan bahwa :

    “Sebagai ancer-ancer, jika peneliti mempunyai beberapa ratus subjek dalam

    populasi mereka dapat menggunakan kurang lebih 25-30% dari jumlah tersebut,

    jika anggota subjek dalam populasi hanya meliputi antara 100 hingga 150 orang,

    dan dalam pengumpulan data peneliti menggunakan angket, sebaiknya subjek

    dalam populasi diambil seluruhnya.

    Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan Random

    Sampel, yaitu cara pengambilan sampel secara acak sebanyak 30 % dari total

    populasi. Jadi sampelnya adalah ada 60 orang sampel.

    Adapun jumlah populasi dan sampel pada penelitian ini lihat tabel 3.1 berikut

    ini.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2212

    Tabel 3.1

    Jumlah Populasi dan Sampel

    Tempat Penelitian Populasi Sampel

    30 %

    Karyawan pada PT. Panata Jaya Mandiri

    bagian PMK

    200

    60

    Jumlah 200 60

    Sumber : PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang 2016

    4. Operasional Variabel Penelitian

    Variabel-variabel penelitian dapat dijabarkan ke dalam dimensi dan indikator-

    indikatornya. Dari indikator-indikator tersebut dapat disusun pengukurannya sehingga

    dengan kuantitatif yang didapat dalam penelitian selanjutnya digunakan sebagai bahan

    analisis statistik. Menurut Sugiyono (2010 : 20) mengenai variabel, menyatakan :

    “Variabel dapat didefinisikan sebagai atribut dari seseorang atau objek yang

    mempunyai “variari” antara satu orang dengan orang lain atau satu objek dengan objek

    yang lain”.

    Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yaitu Budaya Organisasi (X1) dan

    Komunikasi (X2) sebagai variabel independen dan Motivasi Kerja Karyawan (Y)

    sebagai variabel dependen, untuk lebih jelasnya, operasionalisasi variabel penelitian

    yang merupakan dimensi dan indikator-indikator variabel dapat dirumuskan sebagai

    berikut :

    Tabel 3.4

    Deskripsi Operasional Variabel

    VARIABEL DIMENSI INDIKATOR INSTRUMEN

    Budaya

    Organisasi(X1)

    Robbin (Tika,

    2006)

    1) Komfimitas

    2) Tanggung jawab

    3) Penghargaan

    4) Kejelasan

    5) Kehangatan

    6) Kepemimpinan

    1) Inisiatif Individu

    2) Toleransi

    3) Pengarahan

    4) Integrasi

    5) Dukungan

    Manajemen

    1

    2

    3

    4

    5

    6

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2213

    7) Baku Mutu 6) Kontrol

    7) Sistim Imbalan

    8) Pola Komunikasi

    9) Profesional

    10) Netralitas

    7

    8

    9

    10

    Komunikasi (X2)

    Hasibuan

    (2001:193)

    1) Instruktive

    2) Evaluative

    3) Informatif,

    4) Influencing

    1) Keterbukaan

    2) Kepercayaan

    3) Pesan / berita

    4) Timing / watu

    5) Penyaringan

    6) Umpan balik

    1,2

    3,4

    5,6

    7.8

    9,10

    Motivasi Kerja

    Karyawan (Y)

    Mangkunegara

    (2005:100)

    1) Partisipasi

    2) Komunikasi

    3) Pengakuan

    4) Pendelegasian

    5) Perhatian

    1) Daya Pendorong

    2) Kemauan

    3) Kerelaan

    4) Keahlian

    5) Keterampilan

    6) Tanggungjawab

    7) Kewajiban

    8) Tujuan

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    9

    10

    5. Teknik Analisis Data

    Untuk dapat mengetahui pengaruh budaya organisai dan komunikasi terhadap

    motivasi kerja karyawan. Untuk dapat mengukur hasil penelitian penulis melakukan

    analisis data, untuk lebih jelas penulis terlebih dahulu :

    a. Uji Validitas dan Reliabilitas

    1) Uji Validitas

    Uji validitas penulis akan mengkonsultasikan instrumen dengan faktor-

    faktor variabel yang bersangkutan. Uji coba secara empirik menggunakan

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2214

    korelasi product moment dengan bantuan fasilitas komputer program Statistical

    Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows. Dasar pengambilan

    keputusan dalam uji validitas adalah sebagai berikut :

    Apabila nilai rhasil positif serta rhasil > rtabel, maka butir atau variabel tersebut

    valid.

    Apabila nilai rhasil negatif dan rhasil < rtabel atau pun rhasil negatif > rtabel maka

    butir atau variabel tersebut tidak valid.

    Adapun rumus korelasi Product Moment menurut Sugiyono, (2010 : 182) untuk

    mencari nilai rhitung atau validitas sebagai berikut :

    n.XY - X . Y rxy =

    n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²

    Dimana :

    rxy = Koefisien Korelasi antara X dan Y

    XY = Jumlah perkalian antara X dan Y

    X2 = Jumlah kuadrat X

    Y2 = Jumlah kuadrat Y

    n = Jumlah Sampel (Banyaknya Data).

    Suatu kuesioner dinyatakan valid apabila nilai r yang diperoleh dari hasil

    perhitungan (rxy) lebih besar daripada nilai rtabel dengan taraf signifikan 5%.

    2) Uji Reliabilitas

    Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat

    menghasilkan hasil yang stabil bila dilakukan pengukuran ulang kepada subyek

    yang sama. Uji reliabilitas menggunakan teknik rumus Alpha dan dibantu

    fasilitas komputer program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi

    21 for Windows. Dasar pengambilan keputusan dalam uji reliabilitas pada

    penelitian ini adalah sebagai berikut :

    Apabila nilai rAlpha positif dan rAlpha > rtabel maka butir atau variabel tersebut

    Reliabel.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2215

    Apabila nilai rAlpha negatif dan rAlpha < rtabel ataupun rAlpha negatif > rtebel

    maka butir atau variabel tersebut tidak Reliabel.

    Adapun rumus Alpha menurut Sugiyono, (2010 : 122) untuk mencari nilai

    reliabilitas sebagai berikut :

    k St2 - piqi

    ri = (k – 1) St

    2 Dimana :

    r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen

    k = Jumlah Item dalam Instrumen

    pi = Proporsi banyaknya subyek yang menjawab pada Item 1

    qi = I - Pi

    st2

    = Varians total.

    Suatu kuesioner dinyatakan reliabel apabila nilai rhitung lebih besar daripada nilai

    rtabel dengan taraf signifikan 5%.

    3) Uji Normalitas

    Uji normalitas yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah

    sebaran data dari variabel independen yakni Motivasi Kerja Karyawan :

    berdistribusi normal. Alasan dilakukan uji ini adalah karena pemakaian tehnik

    analisa korelasi yang akan dipergunakan mensyaratkan dipenuhinya ketentuan

    data dari variabel yang akan diteliti berdistribusi normal atau mendekati normal.

    Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2010 : 226) yaitu “Dalam analisis

    yang menggunakan statistik, distribusi sampel harus mengarah berdistribusi

    normal”. Pengujian Normalitas dilakukan dengan menggunakan rumus Chi

    Kuadrat (X2), sebagai berikut :

    k (fo – fh)2

    X2 = ∑

    i=1 fn

    Dimana :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2216

    X2 = Chi Kuadrat

    fo = Frekuensi yang diobservasi

    fh = Frekuansi yang diharapkan.

    Selanjutnya nilai “Chi Kuadrat” hitung ini dikonsultasikan dengan nilai ”Chi

    Kuadrat” tabel dengan derajat kebebasan (df) = k-1 dan taraf signifikan α = 5%.

    Distribusi data akan dikatakan normal apabila X2hitung lebih kecil dari X

    2tabel. Hal

    ini juga berarti nilai-nilai yang diobservasi tidak menyimpang secara signifikan

    dari frekuensi harapan.

    4) Analisis Korelasi Parsial

    Untuk mencari nilai Korelasi Parsial dengan mengutip pendapat Sugiyono

    (2010 : 210) dalam buku statistik mengenai analisis korelasi Parsial yakni

    dengan rumus sebagai berikut :

    n.XY - X . Y r =

    n (X²) - (X)² . n (Y2 ) - (Y)²

    Dimana :

    r = Korelasi

    X = Variabel Independen

    Y = Variabel Dependen

    n = Jumlah Sampel.

    Pada dasarnya nilai (r) dapat bervariasi dari -1 sampai +1. Dengan demikian ada

    tiga (3) kemungkinan hasil yang diperoleh menurut J. Supranto, (2011 : 79)

    antara lain :

    Jika nilai r = -1 atau mendekati -1 berarti kedua variabel mempunyai

    pengaruh kuat negatif.

    Jika nilai r = 0 atau mendekati 0 berarti kedua variabel tidak mempunyai

    pengaruh.

    Jika nilai r = 1 atau mendekati 1 berarti kedua variabel mempunyai

    pengaruh kuat atau positif.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2217

    5) Koefiseian Determinasi

    Untuk mengetahui seberapa besarkah pengaruh variabel bebas

    mempengaruhi variabel terikat, perlu diketahui nilai koefisien determinasi r2

    karena nilai variabel bebas yang diukur terdiri dari nilai rasio absolute dan nilai

    perbandingan, kegunaan dari r2 adalah : Untuk mengukur besarnya prosentase

    dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Dengan menggunakan rumus :

    KD = r2

    x 100%

    6) Analisis Korelasi Berganda

    Untuk dapat mengetahui lebih lanjut besarnya ”Pengaruh Budaya Organisasi

    dan Komunikasi terhadap Motivas Kerja Karyawan” maka perlu diketahui nilai

    koefisien Korelasi Berganda nilai (R) dengan menggunakan rumus Korelasi

    Berganda 2 prediktor Sugiyono (2010 : 218) sebagai berikut :

    b1 X1 Y + b2 X2 Y

    Ry (1.2) =

    Σ Y2

    Dimana :

    RyX1X2 = Korelasi antara X1 dan X2 secara bersama-sama terhadap variabel Y.

    ryx1 = Korelasi Product Moment antara X1 terhadap Y

    ryx2 = Korelasi Product Moment antara X2 terhadap Y

    7) Analisis Regresi Berganda

    Analisis statistik yang digunakan adalah Analisis Regresi Berganda

    Sugiyono, (2010 : 211) dengan menggunakan rumus persamaan regresinya

    adalah berikut ini :

    Ϋ = a + b1 X1 + b2 X2 + ……+ bn Xn

    Dimana :

    Y = Prestasi Kerja Karyawan

    X1 = Kepemimpinan

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2218

    X2 = Pelatihan

    b1, b2 = Koefisien regresi

    e = Residual.

    8) Uji Hipotesis

    Perhitungan atau analisis pada penelitian ini memanfaatkan komputer

    program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 21 for Windows.

    Statistik uji yang digunakan adalah :

    a) Uji t

    Untuk dapat mengetahui “Pengaruh budaya organisasi dan komunikasi

    terhadap motivasi kerja” dengan keputusan uji adalah menggunakan uji

    parsial dengan rumus :

    r n – 2

    to = 1 - (r)²

    Dimana :

    R = Nilai Korelasi Parsial

    N = Jumlah Sampel.

    Uji t antara variabel independen dengan variabel dependen mengunakan

    keputusan uji sebagai berikut :

    Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak ada pengaruh signifikan.

    Jika thitung < ttabel maka Ho diterima tidak ada pengaruh.

    b) Uji F

    Uji F digunakan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya variable

    indepnden (X1, dan X2) secara simultan terhadap variabel dependen (Y)

    yakni : Kepemimpinan (X1) dan Pelatihan (X2) terhadap Prestasi Kerja

    Karyawan (Y) lalu penulis menggunakan rumus :

    R2 1 k

    Fh =

    (1 – R² )/( n – k – 1)

    Dimana :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2219

    R = Koefisien Korelasi Ganda

    k = Jumlah Variabel Independen

    n = Jumlah anggota sampel.

    Setelah dilakukan Uji Fhitung penulis akan menggunakan keputusan uji

    berikut ini :

    Ho = diterima jika Fhitung > dari Ftabel ada pengaruh signifikan antara

    variabel independen terhadap variabel dependen.

    Ho = ditolak jika Fhitung < dari Ftabel tidak ada hubungan signifikan

    antara variabel independen terhadap variabel dependen.

    Penentuan nilai kritis dari nilai uji Fhitung di lanjutkan dan dikonsultasikan

    dengan nilai Ftabel. Untuk derajat bebas (DK) pembilang 2 dan derajat

    kebebasan penyebut (n–k–1) tingkat signifikansinya () 5% maupun 1%.

    C. ANALISIS HASIL PENELITIAN

    1. Uji Normalitas

    Dalam uji normalitas dari sampel penelitian ini, metode pengujian yang digunakan

    adalah diagram normal P.Plot. Dalam uji normalitas, menurut Singgih, S. (2010:213)

    bahwa deteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dengan

    grafik, yang dapat disajikan sebagai dasar pengambilan keputusan :

    a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal

    maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

    b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis

    diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2220

    Gambar 4.5

    Hasil Uji Normalitas

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Dengan memperhatikan Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas (Normal P – Plot of

    Regression Standardized Residual), di atas terlihat bahwa data telah menyebar di

    sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dengan demikian dapat

    disimpulkan bahwa variabel penelitian yang akan dimasukkan dalam model regresi

    telah memenuhi asumsi normalitas.

    2. Koefisien Korelasi Parsial

    Hasil Analisis Korelasi Parsial adalah salah satu metode statistik yang digunakan

    untuk mengetahui tingkat pengaruh antara variabel independen yaitu : variabel Budaya

    Organisasi (X1), dan variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel dependen Motivasi

    Kerja (Y) dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.40

    Hasil Uji Korelasi Parsial (Pearson Correlation)

    Correlations

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2221

    MOTIVAS

    IKERJA

    BUDAYA

    ORGANISASI KOMUNIKASI

    Pearson Correlation MOTIVASIKERJA 1.000 .699 .602

    BUDAYAORGANISASI .699 1.000 .561

    KOMUNIKASI .602 .561 1.000

    Sig. (1-tailed) MOTIVASIKERJA . .000 .000

    BUDAYAORGANISASI .000 . .000

    KOMUNIKASI .000 .000 .

    N MOTIVASIKERJA 60 60 60

    BUDAYAORGANISASI 60 60 60

    KOMUNIKASI 60 60 60

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Dari hasil analsia data-data dengan menggunakan Komputer program Statistical

    Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows pada tabel 4.40 tersebut di

    atas dapat diketahui dan dijelaskan tingkat pengaruh dari masing-masing variabel

    sebagai berikut :

    a. Pengaruh Variabel Budaya Organisasi (X1) Terhadap Variabel Motivasi

    Kerja (Y)

    Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi Parsial variabel

    Budaya Organisasi (X1) dengan nilai sebesar 0,699 sehingga dapat disimpulkan

    bahwa hasil analisis antara variabel Budaya Organisasi (X1) dengan variabel

    Motivasi Kerja (Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya kuat, yang berarti

    bahwa semakin setuju variabel Budaya Organisasi (X1) semakin berpengaruh

    terhadap variabel Motivasi Kerja (Y).

    b. Pengaruh Variabel Komunikasi (X2) Terhadap Variabel Motivasi Kerja

    (Y)

    Melalui tabel 4.40 di atas didapat hasil koefisien korelasi Parsial variabel

    Komunikasi (X2) dengan nilai sebesar 0,602 sehingga dapat disimpulkan bahwa

    hasil analisis antara variabel Komunikasi (X2) dengan variabel Motivasi Kerja

    (Y) bernilai positif, jadi tingkat pengaruhnya kuat, yang berarti bahwa semakin

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2222

    setuju variabel Komunikasi (X2) semakin berpengaruh terhadap variabel

    Motivasi Kerja (Y).

    3. Koefisien Korelasi Berganda

    Analisis koefisien korelasi berganda berfungsi untuk mengetahui tingkat pengaruh

    atau hubungan antara variabel independen Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi

    (X2) dengan variabel depeden Motivasi Kerja (Y) secara simultan (bersama-sama)

    dengan menggunakan komputer program SPSS Versi 23 for Windows adapun hasilnya

    lihat tabel Model Summary sebagai berikut :

    Tabel 4.41

    Hasil Uji Koefisien Korelasi

    Model Summaryb

    Model

    R R Square

    Adjusted R

    Square

    Std. Error of

    the Estimate d

    i

    me

    n

    s

    io

    n

    0 1 .744

    a .553 .538 5.647

    a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI b. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Berdasarkan pada tabel 4.41 di atas yakni model Summary yang menghasilkan nilai

    R sebesar 0,744 atau 74,4% dan sedangkan nilai R Square sebesar 0,553 atau 55,3%,

    hal ini dapat dikemukakan bahwa, dengan hasil analisa secara simultan variabel

    independen Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap variabel dependen

    Motivasi Kerja (Y) memiliki nilai positif dan tingkat pengaruhnya kuat, jadi kedua

    variabel independen tersebut secara simultan dapat mempengaruhi variabel dependen

    Motivasi Kerja Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang sebesar

    55,3%.

    4. Regresi Linear Berganda

    Hasil analisis regresi linear berganda dengan menggunakan Komputer program

    Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows dapat dilihat pada

    tabel di bawah ini :

    Tabel 4.42

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2223

    Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

    Coefficientsa

    Model Unstandardized

    Coefficients

    Standardized

    Coefficients

    t Sig. B Std. Error Beta

    1 (Constant) 8.097 3.151 2.569 .013

    BUDAYAORGANISASI .483 .098 .527 4.929 .000

    KOMUNIKASI .277 .097 .307 2.869 .006

    a. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Untuk menentukan nilai persamaan regresi linear bergandanya sebagai berikut :

    Y = 8.097 + 0,483X1 + 0,277 X2

    Dapat dijelaskan sebagai berikut :

    a. Nilai konstanta sebesar 8.097 menyatakan bahwa jika variabel Budaya

    Organisasi (X1), variabel Komunikasi (X2) meningkat 1 satuan, maka variabel

    Motivasi Kerja (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 8.097.

    b. Nilai koefisen regresi variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variable

    Motivasi Kerja (Y) adalah sebesar 0,483. Hal ini berarti jika variabel Budaya

    Organisasi (X1) naik 1 satuan akan meningkatkan variabel Motivasi Kerja (Y)

    sebesar 0,483, dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1) dan variabel

    Komunikasi (X2) dianggap konstan.

    c. Nilai koefisien regresi variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi

    Kerja (Y) adalah sebesar 0,277. Hal ini berarti jika variabel Komunikasi (X2)

    meningkat 1 satuan maka variabel Motivasi Kerja (Y) akan meningkat sebesar

    0,506 dengan asumsi variabel Budaya Organisasi (X1), dan variabel Komunikasi

    (X2) dianggap konstan.

    Untuk lebih jelas dapat dilihat grafik hasil analisis regresi linear berganda antara

    variabel Budaya Organisasi (X1) dan Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y)

    bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan menggunakan komputer

    program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for Windows sebagai

    berikut :

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2224

    Gambar 4.6

    Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    5. Uji t

    Untuk mengetahui apakah masing-masing variabel Budaya Organisasi (X1) dan

    variabel Komunikasi (X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap

    variabel Motivasi Kerja (Y) dilakukan pengujian thitung dan ttabel. Untuk Uji t ini penulis

    melakukan dengan cara membandingkan antara hasil thitung dengan ttabel yaitu memiliki

    nilai masing-masing sebagai berikut :

    Tabel 4.43

    Hasil Uji t

    Variabel Nilai Standard Error thitung ttabel

    Budaya Organisasi (X1) 0,483 0,098 4.929 1,671

    Komunikasi (X2) 0,277 0,097 2.869 1,671

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Berdasarkan hasil uji t tersebut di atas, bahwa secara nyata variabel Budaya

    Organisasi (X1) mempunyai pengaruh terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) dimana

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2225

    nilai thitung 4.929 lebih besar dari ttabel, 1.671 dengan demikian dapat dikatakan bahwa H0

    ditolak Ha diterima. Begitu juga variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi

    Kerja (Y), dimana nilai thitung 2.869 lebih besar dari ttabel, 1.671 secara nyata mempunyai

    pengaruh terhadap variabel Motivasi Kerja (Y) dengan demikian dapat dikatakan

    bahwa H0 ditolak Ha diterima.

    6. Uji F ANOVA

    Untuk mengetahui hasil uji Fhitung (Anova) dengan menggunakan Komputer

    program Statistical Package for Social Sciences (SPSS) Versi 23 for windows yakni uji

    ANOVA, Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

    Tabel 4.44

    Hasil Uji F (Anova)

    ANOVAb

    Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

    1 Regression 2252.383 2 1126.191 35.313 .000a

    Residual 1817.801 57 31.891

    Total 4070.183 59

    a. Predictors: (Constant), KOMUNIKASI, BUDAYAORGANISASI

    b. Dependent Variable: MOTIVASIKERJA

    Sumber : Hasil Olah Data SPSS Versi 23, 2016

    Memperhatikan hasil uji ANOVA atau Fhitung pada tabel 4.44 di atas, nilai Fhitung

    sebesar 35.315 dimana lebih besar dari Ftabel (73) sebesar 3.150 dengan tingkat signifikan

    sebesar 0,000 karena 0,000 < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa variabel Budaya

    Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan berpengaruh terhadap

    variabel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,

    Tangerang.

    Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi dapat diketahui bahwa pengaruh

    variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi (Y) sebesar 0,699, dan pengaruh

    variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) sebesar 0,602 sebagaimana

    tergambar dalam tabel 4.40. Untuk mengetahu besaran nilai pengaruh tersebut dihitung

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2226

    secara manual dengan menggunakan rumus koefisien determinasi sebagai berikut : KD

    = r2 x 100%. Dimana r adalah nilai hasil analisis koefisien korelasi.

    Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut dapat dikemukakan sebagai

    berikut :

    a. Nilai pengaruh variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap Motivasi Kerja (Y)

    adalah :

    KD = r2 x 100%.

    = 0,6992

    x 100 %

    = 0,489 x 100 %

    = 48,9 %

    Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai varibel Budaya

    Organisasi (X1) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK

    PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 48,9 %.

    b. Nilai pengaruh variabel Komunikasi (X2) terhadap Motivasi Kerja (Y) adalah :

    KD = r2 x 100%.

    = 0,6022

    x 100 %

    = 0,362 x 100 %

    = 36,2 %

    Dari hasil perhitungan tersebut dapat dijelaskan bahwa, nilai varibel

    Komunikasi (X2) terhadap varibel Motivasi Kerja (Y) Karyawan bagian PMK

    PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah sebesar 36,2%

    Adapun untuk menentukan tinggi rendahnya pengaruh antara variabel-variabel dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini :

    Tabel 4.45

    Nilai Koefisien Korelasi

    Interval Koefisien Tingkat Hubungan

    0,00 - 0,199 Sangat Rendah

    0,20 - 0,399 Rendah

    0,40 - 0,599 Cukup Kuat

    0,60 - 0,799 Kuat

    0,80 - 1,000 Sangat Kuat Sumber : Sugiyono (2007 : 183)

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2227

    Jika dikorelasikan dengan nilai interval koefisien di atas, maka dapat dijelaskan

    bahwa masing-masing variabel Budaya Organisasi dan varibel Komunikasi memiliki

    nilai pengaruh rendah cukup kuat dan rendah terhadap variabel Motivasi Kerja

    Karyawan bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang. Dari hasil tersebut dapat

    dijelaskan bawam variabel yang sangat berpengaruh terhadap Motivasi Kerja Karyawan

    bagian PMK PT Panata Jaya Mandiri Tangerang adalah variabel Budaya Organisasi

    dengan nilai 48,9%.

    Selanjutnya dapat dijelaskan hasil uji t antara variabel Budaya Organisasi (X1)

    dengan variabel Motivasi Kerja (Y), maka dapat dilihat dalam bentuk kurvanya sebagai

    berikut :

    Kurva Uji t Hipotesis Pertama

    Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak

    - 4.928 - 1,671 0 1,671 4.928

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016

    Berdasarkan hasil uji hipotesis yang diperoleh dengan nilai thitung sebesar = 4.928 >

    t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti mempunyai bukti

    bahwa antara variabel Budaya Organisasi (X1) terhadap variabel Motivasi Kerja (Y)

    memiliki pengaruh yang signifikan. Kemudian dapat dijelaskan pula hasil uji t antara

    variabel Komunikasi (X2) dengan variabel Motivasi Kerja (Y) maka dapat dilihat dalam

    bentuk kurvanya sebagai berikut :

    Kurva Uji t Hipotesis Kedua

    Ho Ditolak Ha Diterima Ho Ditolak

    - 2,869 - 1,671 0 1,671 2,869

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2228

    Sumber : Hasil Perhitungan data SPSS 23, Tahun 2016

    Dari hasil uji hipotesis variabel Komunikasi (X2) yang diperoleh yakni karena nilai

    thitung = 2,689 > t0,05 (60) = 1,671, maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti

    mempunyai bukti, bahwa antara variabel Komunikasi (X2) terhadap variabel Motivasi

    Kera (Y) memiliki pengaruh yang nyata atau signifikan.

    Dengan demikian berdasarkan hasil uji t tersebut dapat dijelaskan bahwa hipotesis

    yang diajukan pada bab terdahulu dapat dibuktikan kebenarannya.

    D. KESIMPULAN DAN SARAN

    1. KESIMPULAN

    Dari hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap variabel-variabel

    dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

    Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui bahwa variabel

    Budaya Organisasi (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

    Motivasi Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,

    Tangerang dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,699. Dengan menggunakan

    perhitungan koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai pengaruh variabel

    Kepemimpinan terhadap variavel Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT.

    Panata Jaya Mandiri, Tangerang adalah 0,488 atau setara dengan 48,8%.

    Berdasarkan hasil analisis korelasi parsial dapat diketahui bahwa variabel

    Komunikasi (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Motivasi

    Kerja (Y) Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan

    nilai koefisien korelasi sebesar 0,602. Dengan menggunakan perhitungan

    koefisien diterminasi, dapat diketahui nilai pengaruh variabel Komunikasi

    terhadap Motivasi Kerja Karyawan Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri,

    Tangerang adalah 0,362 atau setara dengan 36,2%.

    Berdasarkan hasil analisis korelasi berganda dapat diketahui nilai nilai R Square

    sebesar 0,553 atau 55,3%. Hal ini menunjukkan bawa variabel Budaya

    Organisasi (X1) dan variabel Komunikasi (X2) secara simultan (bersama)

    berpengaruh secara signifikan terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y)

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2229

    Bagian PMK PT. Panata Jaya Mandiri, Tangerang dengan nilai pengaruh

    sebesar 55,3%.

    2. SARAN

    Dari hasil kesimpulan yang telah dikemukakan, maka saran penulis yang dapat

    dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pihak perusahaan PT. Panata Jaya Mandiri,

    Tangerang adalah sebagai berikut :

    Disarankan kepada perusahaan untuk mempertahankan Budaya Organisasi dan

    sistim Komunikasi yang telah berjalan, bila perlu dilakukan perbaikan dan

    penyempurnaan terhadap beberapa bagian, sehingga dengan budaya organisasi

    dan sistim komunikasi yang berjalan dengan baik ini akan meningkatkan

    motivasi bagi karyawan dalam kerjanya, untuk memberi keuntungan bagi

    perusahaan dan karyawan secara keseluruhan.

    Memperhatikan nilai pengaruh dari budaya organisasi dan komunikasi terhadap

    motivasi kerja karyawan yang belum begitu maksimal rata-rata masih dibawah

    50 %, maka pihak perusahaan perlu meningkatkan dan menambah pola budaya

    dan komunikasi yang lebih berorientasi pada peningkatan kualitas produk yang

    dihasilkan. Sehingga ada keseimbangan antara motivasi kerja dengan kualitas

    produk yang akan memberikan keuntungan bagi perusahaan dan juga bagi

    karyawan.

    Terhadap variabel-variabel lain yang belum di analisis dalam penelitian ini,

    diharapkan menjadi perhatian pihak perusahaan. Karena bila tidak di antisipasi,

    besar kemungkinan nilai-nilai variabel tersebut akan memberikan pengaruh

    yang tidak menguntungkan bagi perusahaan dan juga bagi karyawan.

    DAFTAR PUSTAKA

    Anwar Prabu Mangkunegara. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia Cetakan Ke

    Tujuh. PT. Remaja Rosdakarya: Bandung.

    Arikunto, Suharsimi, 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Badan

    Penerbit Rineka Cipta. Jakarta.

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2230

    Gibson, James L., Ivancevich, John M., and H. Donnely Jr. James H. 1992. Organisasi

    dan Manajemen. Alih Bahasa Jorban Wahid. Erlangga, Jakarta.

    Graves Desmond 1986. Corporate Culture : Diagnosis and Changing the Culture of

    Organizations. London: Frances Pinter (Publ.)

    Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen : Dasar, Pengertian dan Masalah. Bumi

    Aksara. Jakarta.

    -----------------------. (2007). Organisasi dan Motivasi(3rd ed.). Jakarta: Bumi Aksara.

    Mangkunegara A.P. 2005, Evaluasi Kinerja SDM, Refika Aditama, Bandung

    Marwansyah dan Mukaram, 2010, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pusat Penerbit

    Administrasi Negara, Potileknik Negeri Bandung.

    Muchlas, Makmuri. 2005. Perilaku Organisasi. Gadjah Mada University Press.

    Yogyakarta.

    Muhammad, Arni, 2009, Komunikasi Organisasi, Bumi Aksara, Jakarta.

    Mulyana, Deddy, 2015, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Rosda, Bandung

    Moeljono, Djokosantoso. 2003. Budaya Korporat dan Keunggulan Koperasi. Elex

    Media Komputindo. Jakarta

    Ndraha, Taliziduhu,2007. Budaya Organisasi, PT. Renekka Cipta, Jakarta

    Pace, R. Wayne dan Faulus, Don F. 2013, Komunikasi Organisasi, Strategi

    Meningkatkan Kinerja Perusahaan, Rosda, Bandung.

    Robbins, Stephen P., 2006. Perilaku Organisasi, PT Indeks, Kelompok Gramedia,

    Jakarta

    ---------------------. 1994. Teori Organisasi (Struktur, Desain dan Aplikasi). Arcan.

    Jakarta.

    Sadili, Samsudin, 2005, Manajemen Sumber Daya Manusia, Pustaka Setia, Bandung.

    Sembiring, Masana. 2012. Budaya dan Kinerja Organisasi. Fokusmedia. Bandung

    Siagian, Sondang, 2008, Manajemen SDM, Bumi Aksara, Jakarta.

    Sinungan Muchdarsyah, 2008. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Jakarta: PT Bumi

    Aksara

    Stephen P. Robbins, 2003, Perilaku Organisasi, PT. Indeks Kelompok Gramedia

    Stephen P. Robbins and Coulter, 2007, Manajemen, Pt. Indeks, Jakarta

    Stonner, James A. F. 1996. Manajemen Jilid 1. PT. Prenhallindo. Jakarta

  • Jurnal Penelitian, Pengembangan Ilmu Manajemen dan Akuntansi STIE Putra Perdana Indonesia

    November 19

    InoVasi Volume 20 ; November 2019 Page 2231

    Sugiyono, 2015, Metode Penelitian dan Pengembangan, Research and Development,

    Afabeta, Jakarta.

    ____________, 2012, Metode Penelitian, Kombinasi, Alfabeta, Jakarta.

    Sunyoto, Danang. 2012. “Analisis Hubungan Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)

    Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Di PT. Dystar Colour Indonesia. Institut Pertanian

    Bogor”(Online), (http://www.repository.ipb.ac.id/handle/123456789/5793,diakses

    tanggal 20 November 2016).

    Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. PT. Gramedia Widiasarana

    Indonesia. Jakarta.

    Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan.

    PT. Bumi Aksara. Jakarta

    Umar, Husein, 2002. Metode Riset Komunikasi Organisasi, PT. Gramedia Pustaka

    Utama, Jakarta

    Winardi, J. 2003. Teori Organisasi dan Pengorganisasian. PT. Raja Grafindo Persada.

    Jakarta.