Syok

96
Syok dan Penatalaksanaanya Dr. Dwiana Sulistyanti, SpAN.,Mkes Lab. Anestesi Fak. Kedokteran Universitas Mulawarman 1

description

syok

Transcript of Syok

Page 1: Syok

Syok dan Penatalaksanaanya

Dr. Dwiana Sulistyanti, SpAN.,Mkes

Lab. AnestesiFak. Kedokteran

Universitas Mulawarman1

Page 2: Syok

DEFINISI SYOK

• Gangguan sistem sirkulasi yang menyebabkan tidak adekuatnya perfusi dan oksigenasi jaringan

• Mengakibatkan kematian sel Gagal organ Kegagalan seluruh tubuh kematian.

2

Page 3: Syok

Fisiologi : Respirasi Jantung Ginjal Sistem Saraf Keseimbangan asam basa

3

Page 4: Syok

Tahapan Syok :

1. Syok Terkompensasi• Frek napas meningkat• Nadi meningkat • Perfusi perifer menurun : - Capillary refill > 2 detik - Tangan dingin pucat • Penurunan produksi urine

4

Page 5: Syok

2. Syok Dekompensasi• Hipotensi• Penurunan SaO2• Bradikardia• Aritmia• Kesadaran menurun

3. Syok Menetap (Irreversibel) kematian

5

Page 6: Syok

• Penyebab syok dapat diklasifikasikan : 1. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya sendiri)

- Penyakit jantung iskemik, seperti infark - Obat-obat yang mendepresi jantung - Gangguan irama jantung

2. Syok hipovolemik (berkurangnya volume sirkulasi darah)– Kehilangan darah (syok hemoragik), misalnya

perdarahan– Kehilangan plasma, misalnya luka bakar– Dehidrasi : cairan yang masuk kurang (misalnya puasa

lama), cairan keluar yang banyak (misalnya diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus dengan penumpukan cairan di lumen usus)

6

Page 7: Syok

3. Syok obstruktif (gangguan kontraksi jantung akibat diluar jantung)

- Tamponade jantung - Pneumothorak - Emboli paru

4. Syok distributif (berkurangnya tahanan pembuluh darah perifer)• Syok neurogenik• Cedera medula spinalis atau batang otak• Syok anafilaksis Obat-obatan• Syok septik

7

Page 8: Syok

Shock SyndromesShock Syndromes

• Hypovolemic Shock–blood VOLUME problem

• Cardiogenic Shock–blood PUMP problem

• Distributive Shock [septic;anaphylactic;neurogenic]–blood VESSEL problem

8

Page 9: Syok

PATHOPHYSIOLOGY OF SHOCK SYNDROMEPATHOPHYSIOLOGY OF SHOCK SYNDROME

• Impaired tissue perfusion occurs when an imbalance develops between cellular oxygen supply and cellular oxygen demand.

All Types of shock eventually result in impaired tissue perfusion & the development of acute circulatory failure or shock syndrome.

9

Page 10: Syok

PATHOPHYSIOLOGY OF SHOCK SYNDROMEPATHOPHYSIOLOGY OF SHOCK SYNDROME

Cells switch from aerobic to anaerobic metabolism lactic acid production

Cell function ceases & swells

membrane becomes more permeable

electrolytes & fluids seep in & out of cell

Na+/K+ pump impaired mitochondria damage

cell death 10

Page 11: Syok

Pathophysiology Systemic Level

• Net results of cellular shock:systemic lactic acidosisdecreased myocardial contractilitydecreased vascular tonedecrease blood pressure, preload, and

cardiac output

11

Page 12: Syok

Tanda dan Gejala Syok• Sistem Kardiovaskuler : - Gangguan sirkulasi perifer : pucat,ekstremitas dingin. Kurangnya pengisian vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah - Nadi cepat dan halus,aritmia - Tekanan darah rendah. Hal ini kurang menjadi pegangan karena adanya mekanisme kompensasi sampai terjadi kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah. - Vena perifer kolaps. Vena leher merupakan penilaian yang paling baik - CVP rendah

12

Page 13: Syok

• Sistem Respirasi : - Pernafasan cepat dan dangkal - infiltrat paru-paru - edema paru - ARDS• Sistem Saraf Pusat : - Perubahan mental : agitasi ringan, bingung, gelisah, letargi sampai tidak sadar• Sistem Saluran cerna : - mual dan muntah - perdarahan - hematemesis, hematochezia - nyeri abdominal

13

Page 14: Syok

• Sistem Saluran kencing : - oliguri (Normal : 0,5 – 1 cc/kgBB/jam) - Na urin menurun - Osmolalitas urin meningkat - Anuria• Sistem Hepar : - Bilirubin dan alkali phospatase meningkat - Liver failure• Sistem hematologi : - Anemia - Koagulopati - DIC• Sistem Metabolisme : - Asidosis - Hipocalcemia - Hipomagnesia

14

Page 15: Syok

Langkah untuk menanggulangi syok :1. Kenali gejala syok pemahaman klinis tidak

adekuatnya perfusi organ dan oksigenasi jaringan2. Mengetahui penyebab syok

15

Page 16: Syok

Penanggulangan Syok

• Tindakan Umum Tujuannya : 1. Memperbaiki perfusi jaringan 2. Memperbaiki oksigenasi tubuh 3. Mempertahankan suhu tubuh• Berikan pertolongan pertama sesuai prinsip ABC

(airway, breathing, circulation)• Posisi tubuh• Cari dan atasi penyebab

16

Page 17: Syok

• Posisi Tubuh

1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.

2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan jalan napas.

17

Page 18: Syok

3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar, harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah. Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk menghindari terjadinya asfiksia.

4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.

18

Page 19: Syok

5. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan segera turunkan kakinya kembali.

6. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan posisi telentang datar.

19

Page 20: Syok

Pertahankan Respirasi1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan,

bila ada sekresi atau muntah. 2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu

pasang alat bantu jalan nafas (Guedel/oropharingeal airway).

3. Berikan oksigen 6 liter/menit 4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat,

berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu bag) atau ETT.

20

Page 21: Syok

• Pertahankan Sirkulasi Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu

infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit, isi vena, produksi urin, dan (CVP).

Bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk mempertahankan fungsi jantung, atau obat vasokonstriktor utk mengatasi vasodilatasi perifer

21

Page 22: Syok

SYOK HIPOVOLEMIK• Causa : - perdarahan (hemoragik) - kehilangan cairan tubuh lain (dehidrasi)• Tujuan utama menormalkan kembali volume

intravaskular dan interstitial• Prinsip : - menghentikan perdarahan - memperbaiki volume darah sirkulasi (intravaskular)

22

Page 23: Syok

KLASIFIKASI SYOK HEMORAGIKParameter I II III IV

Blood loss (ml) ≤750 750-1500 1500-2000 >2000

Blood loss(%) <15% 15-30% 30-40% >40%

Pulse rate <100 100-120 120-140 >140

Blood pressure N ↓ ↓ ↓

Respiratory rate 14-20 20-30 30-40 >35

Urine output (cc/jam)

>30 20-30 5-15 -

CNS symptoms N anxious confused letargi23

Page 24: Syok

• Estimated Blood Volume : Dewasa : 70 cc/kgBB Anak-anak : 80 cc/kgBB Bayi : 90 cc/kgBB• Perdarahan masif bisa diartikan kehilangan EBV total

dalam 24 jam, atau kehilangan setengah dari EBV dalam 3 jam.

• Tranfusi PRC menaikkan Hb 1 g/dL dan hematokrit 3%

24

Page 25: Syok

Penatalaksanaan :1. Memperbaiki volume intravaskuler - Three to one 3 cc kristaloid untuk 1 cc darah - Kristaloid RL, NaCl (asidosis hiperkloremik) (+) : aman, mudah didapat, murah (-) : cepat pindah dari intravaskular ke ekstravaskular dan edema jaringan - Koloid albumin, HES, dextrans dan gelatin (+) : bertahan lebih lama didalam intravaskular (-) : mahal, susah didapat, reaksi imunologis - Darah : PRC, trombosit, FFP, cryoprecipitate

25

Page 26: Syok

2. Terapi Obat : - Zat vasoaktif inotropik dan vasopressor Dopamin : 1 – 10 μg/kgBB/menit Dobutamin : 2 – 10 μg/kgBB/menit Phenylephrine: 1 – 5 μg/kgBB/menit Norepinefrin : 1 – 4 μg/kgBB/menit Epinefrin : 1 – 8 μg/kgBB/menit - Terapi obat lainnya : Antibiotik, antasid dan H-2 bloker

26

Page 27: Syok

Syok Kardiogenik

• Disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa jantung yang mengakibatkan curah jantung menjadi berkurang atau berhenti sama sekali.

• Syok kardiogenik dapat didiagnosa dengan mengetahui adanya tanda-tanda syok dan dijumpainya adanya penyakit jantung, seperti infark miokard yang luas, gangguan irama jantung, rasa nyeri daerah torak, atau adanya emboli paru, tamponade jantung, kelainan katub atau sekat jantung.

27

Page 28: Syok

• Masalah yang ada adalah kurangnya kemampuan jantung untuk berkontraksi.

• Tujuan utama pengobatan adalah meningkatkan curah jantung.

Penanggulangan :• Bila mungkin pasang CVP. • Dopamin 10--20 µg/kg/menit, meningkatkan

kekuatan, dan kecepatan kontraksi jantung serta meningkatkan aliran darah ginjal.

28

Page 29: Syok

Syok Neurogenik

• Syok neurogenik terjadi karena reaksi vasovagal berlebihan yang mengakibatkan terjadinya vasodilatasi menyeluruh di daerah splangnikus sehingga aliran darah ke otak berkurang.

• Umumnya disebabkan oleh suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut, atau nyeri hebat. Penderita merasa pusing dan biasanya jatuh pingsan. Setelah penderita dibaringkan, umumnya keadaan berubah menjadi baik kembali secara spontan.

29

Page 30: Syok

• Trauma kepala yang terisolasi tidak akan menyebabkan syok. Adanya syok pada trauma kepala harus dicari penyebab yang lain.

• Trauma pada medula spinalis akan menyebabkan hipotensi akibat hilangnya tonus simpatis.

• Gambaran klasik dari syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau vasokonstriksi perifer.

30

Page 31: Syok

Penanggulangan :• Pasien-pasien yang diketahui/diduga

mengalami syok neurogenik harus diterapi sebagai hipovolemia.

• Pemasangan kateter untuk mengukur tekanan vena sentral akan sangat membantu pada kasus-kasus syok yang meragukan.

31

Page 32: Syok

Syok Septik

• Syok yang disertai adanya infeksi (sumber infeksi).

• Pada pasien trauma, syok septik bisa terjadi bila pasien datang terlambat beberapa jam ke rumah sakit.

• Syok septik terutama terjadi pada pasien-pasien dengan luka tembus abdomen dan kontaminasi rongga peritonium dengan isi usus.

32

Page 33: Syok

• Infeksi sistemik yang terjadi biasanya karena kuman Gram negatif yang menyebabkan kolaps kardiovaskuler. Endotoksin basil Gram negatif ini menyebabkan vasodilatasi kapiler dan terbukanya hubungan pintas arteriovena perifer.

• Terjadi peningkatan permeabilitas kapiler. • Peningkatan kapasitas vaskuler karena

vasodilatasi perifer menyebabkan terjadinya hipovolemia relatif, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan kehilangan cairan intravaskuler ke intertisial yang terlihat sebagai udem.

33

Page 34: Syok

• Pada syok septik hipoksia sel yang terjadi tidak disebabkan oleh penurunan perfusi jaringan melainkan karena ketidakmampuan sel untuk menggunakan oksigen karena toksin kuman.

• Gejala syok septik yang mengalami hipovolemia sukar dibedakan dengan syok hipovolemia (takikardia, vasokonstriksi perifer, produksi urin < 0.5 cc/kg/jam, tekanan darah sistolik turun dan menyempitnya tekanan nadi).

34

Page 35: Syok

• Pasien-pasien sepsis dengan volume intravaskuler normal atau hampir normal, mempunyai gejala takikardia, kulit hangat, tekanan sistolik hampir normal, dan tekanan nadi yang melebar.

• Penanggulangan - Optimalisasi volume intravaskuler - Pemberian antibiotik, Dopamin, dan

Vasopresor

35

Page 36: Syok

Syok Anafilaktik

• Jika seseorang sensitif terhadap suatu antigen dan kemudian terjadi kontak lagi terhadap antigen tersebut, akan timbul reaksi hipersensitivitas.

• Antigen yang bersangkutan terikat pada antibodi dipermukaan sel mast sehingga terjadi degranulasi, pengeluaran histamin, dan zat vasoaktif lain.

36

Page 37: Syok

• Keadaan ini menyebabkan peningkatan permeabilitas dan dilatasi kapiler menyeluruh.

• Terjadi hipovolemia relatif karena vasodilatasi yang mengakibatkan syok, sedangkan peningkatan permeabilitas kapiler menyebabkan udem.

• Pada syok anafilaktik, bisa terjadi bronkospasme yang menurunkan ventilasi.

• Syok anafilaktik sering disebabkan oleh transfusi darah dan obat-obatan, terutama yang diberikan intravena seperti antibiotik atau media kontras.

• Sengatan serangga seperti lebah juga dapat menyebabkan syok pada orang yang rentan.

37

Page 38: Syok

• Penanggulangan 1. Segera baringkan penderita pada alas yang keras.

Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan menaikkan tekanan darah.

2. Penilaian A, B, C dari tahapan resusitasi jantung paru, yaitu:

A. Airway 'penilaian jalan napas'. Jalan napas harus dijaga tetap bebas, tidak ada sumbatan sama sekali. Untuk penderita yang tidak sadar, posisi kepala dan leher diatur agar lidah tidak jatuh ke belakang menutupi jalan napas, yaitu dengan melakukan ekstensi kepala, tarik mandibula ke depan, dan buka mulut.

38

Page 39: Syok

B. Breathing support, segera memberikan bantuan napas buatan bila tidak ada tanda-tanda bernapas, baik melalui mulut ke mulut atau mulut ke hidung. Pada syok anafilaktik yang disertai udem laring, dapat mengakibatkan terjadinya obstruksi jalan napas total atau parsial. Penderita yang mengalami sumbatan jalan napas parsial, selain ditolong dengan obat-obatan, juga harus diberikan bantuan napas dan oksigen. Penderita dengan sumbatan jalan napas total, harus segera ditolong dengan lebih aktif, melalui intubasi endotrakea, krikotirotomi, atau trakeotomi.

39

Page 40: Syok

C. Circulation support, yaitu bila tidak teraba nadi pada arteri besar (a. karotis, atau a. femoralis), segera lakukan kompresi jantung luar.

Penilaian A, B, C ini merupakan penilaian terhadap kebutuhan bantuan hidup dasar yang penatalaksanaannya sesuai dengan protokol resusitasi jantung paru.

3. Segera berikan adrenalin 0.3--0.5 mg larutan 1 : 1000 untuk penderita dewasa atau 0.01 mk/kg untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa penulis menganjurkan pemberian infus kontinyu adrenalin 2-4 ug/menit.

40

Page 41: Syok

4. Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 5--6 mg/kgBB intravena dosis awal yang diteruskan 0.4--0.9 mg/kgBB/menit dalam cairan infus.

5. Dapat diberikan kortikosteroid, misalnya hidrokortison 100 mg atau deksametason 5--10 mg intravena sebagai terapi penunjang untuk mengatasi efek lanjut dari syok anafilaktik atau syok yang membandel.

6. Bila tekanan darah tetap rendah, diperlukan pemasangan jalur intravena untuk koreksi hipovolemia akibat kehilangan cairan ke ruang ekstravaskular sebagai tujuan utama dalam mengatasi syok anafilaktik.

41

Page 42: Syok

Pemberian cairan akan meningkatkan tekanan darah dan curah jantung serta mengatasi asidosis laktat. Pemilihan jenis cairan antara larutan kristaloid dan koloid tetap merupakan perdebatan didasarkan atas keuntungan dan kerugian mengingat terjadinya peningkatan permeabilitas atau kebocoran kapiler. Pada dasarnya, bila memberikan larutan kristaloid, maka diperlukan jumlah 3-4 kali dari perkiraan kekurangan volume plasma. Biasanya, pada syok anafilaktik berat diperkirakan terdapat kehilangan cairan 20-40% dari volume plasma. Sedangkan bila diberikan larutan koloid, dapat diberikan dengan jumlah yang sama dengan perkiraan kehilangan volume plasma. Tetapi, perlu dipikirkan juga bahwa larutan koloid plasma protein atau dextran juga bisa melepaskan histamin.

42

Page 43: Syok

7. Dalam keadaan gawat, sangat tidak bijaksana bila penderita syok anafilaktik dikirim ke rumah sakit, karena dapat meninggal dalam perjalanan. Kalau terpaksa dilakukan, maka penanganan penderita di tempat kejadian sudah harus semaksimal mungkin sesuai dengan fasilitas yang tersedia dan transportasi penderita harus dikawal oleh dokter. Posisi waktu dibawa harus tetap dalam posisi telentang dengan kaki lebih tinggi dari jantung.

8. Kalau syok sudah teratasi, penderita jangan cepat-cepat dipulangkan, tetapi harus diawasi/diobservasi dulu selama kurang lebih 4 jam. Sedangkan penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2-3 kali suntikan, harus dirawat di rumah sakit semalam untuk observasi.

43

Page 44: Syok

Pencegahan Syok Anafilaktik

• Pencegahan syok anafilaktik merupakan langkah terpenting dalam setiap pemberian obat, tetapi ternyata tidaklah mudah untuk dilaksanakan. Ada beberapa hal yang dapat kita lakukan, antara lain:

1. Pemberian obat harus benar-benar atas indikasi yang kuat dan tepat.

2. Individu yang mempunyai riwayat penyakit asma dan orang yang mempunyai riwayat alergi terhadap banyak obat, mempunyai risiko lebih tinggi terhadap kemungkinan terjadinya syok anafilaktik.

44

Page 45: Syok

3. Penting menyadari bahwa tes kulit negatif, pada umumnya penderita dapat mentoleransi pemberian obat-obat tersebut, tetapi tidak berarti pasti penderita tidak akan mengalami reaksi anafilaktik. Orang dengan tes kulit negatif dan mempunyai riwayat alergi positif mempunyai kemungkinan reaksi sebesar 1-3% dibandingkan dengan kemungkinan terjadinya reaksi 60%, bila tes kulit positif.

4. Yang paling utama adalah harus selalu tersedia obat penawar untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya reaksi anafilaktik atau anafilaktoid serta adanya alat-alat bantu resusitasi kegawatan.

45

Page 46: Syok

Mempertahankan Suhu Tubuh

• Suhu tubuh dipertahankan dengan memakaikan selimut pada penderita untuk mencegah kedinginan dan mencegah kehilangan panas. Jangan sekali-kali memanaskan tubuh penderita karena akan sangat berbahaya.

46

Page 47: Syok

Pemberian Cairan

1. Jangan memberi minum kepada penderita yang akan dioperasi atau dibius dan yang mendapat trauma pada perut serta kepala (otak).

2. Jangan memberikan minum kepada penderita yang tidak sadar, mual-mual, muntah, atau kejang karena bahaya terjadinya aspirasi cairan ke dalam paru.

3. Penderita hanya boleh minum bila penderita sadar betul dan tidak ada indikasi kontra. Pemberian minum harus dihentikan bila penderita menjadi mual atau muntah.

47

Page 48: Syok

4. Cairan intravena seperti larutan isotonik kristaloid merupakan pilihan pertama dalam melakukan resusitasi cairan untuk mengembalikan volume intravaskuler, volume interstitial, dan intra sel. Cairan plasma atau pengganti plasma berguna untuk meningkatkan tekanan onkotik intravaskuler.

5. Pada syok hipovolemik, jumlah cairan yang diberikan harus seimbang dengan jumlah cairan yang hilang. Sedapat mungkin diberikan jenis cairan yang sama dengan cairan yang hilang, darah pada perdarahan, plasma pada luka bakar. Kehilangan air harus diganti dengan larutan hipotonik. Kehilangan cairan berupa air dan elektrolit harus diganti dengan larutan isotonik.

48

Page 49: Syok

Penggantian volume intra vaskuler dengan cairan kristaloid memerlukan volume 3-4 kali volume perdarahan yang hilang, sedang bila menggunakan larutan koloid memerlukan jumlah yang sama dengan jumlah perdarahan yang hilang. Telah diketahui bahwa transfusi eritrosit konsentrat yang dikombinasi dengan larutan ringer laktat sama efektifnya dengan darah lengkap.

6. Pemantauan tekanan vena sentral penting untuk mencegah pemberian cairan yang berlebihan.

7. Pada penanggulangan syok kardiogenik harus dicegah pemberian cairan berlebihan yang akan membebani jantung.

49

Page 50: Syok

Harus diperhatikan oksigenasi darah dan tindakan untuk menghilangkan nyeri.

8. Pemberian cairan pada syok septik harus dalam pemantauan ketat, mengingat pada syok septik biasanya terdapat gangguan organ majemuk (Multiple Organ Disfunction). Diperlukan pemantauan alat canggih berupa pemasangan CVP, "Swan Ganz" kateter, dan pemeriksaan analisa gas darah.

50

Page 51: Syok

KESIMPULAN

• Berhasil tidaknya penanggulangan syok tergantung dari kemampuan mengenal gejala-gejala syok, mengetahui, dan mengantisipasi penyebab syok serta efektivitas dan efisiensi kerja kita pada saat-saat/menit-menit pertama penderita mengalami syok.

51

Page 52: Syok

RESUSITASI JANTUNG PARU OTAK (CPR)

Tujuan RJPO :Mencegah kematian mendadak akibat henti napas atau jantung

Cara :1. Cek Kesadaran2. Call for Help3. ABCD

52

Page 53: Syok

• Airway Bebaskan jalan nafas• Breathing Memberikan oksigenasi

dan ventilasi• Circulation Pijat jantung luar

– Bagi awam, pijat jantung dimulai jika pasien tidak responsif dan nafas tidak normal, tanpa meraba ada denyut carotis atau tidak

– Bagi medik / paramedik, raba carotis dulu

53

Page 54: Syok

AIRWAY MANAGEMENT• Diagnosa : Look, Listen, Feel• Tanpa Alat : - Head tilt - Chin Lift - Jaw Trust• Dengan Alat : - Oropharingeal Airway - Nasopharingeal Airway - LMA - ETT• Pembedahan : - Krikotirotomi - Trakeostomi

54

Page 55: Syok

Membersihkan jalan napas dari benda asing.

BENDA ASING CAIR

• Baringkan korban terlentang atau miring.• Bila mungkin kepala lebih rendah.• Dengan sapuan jari tangan dan menggunakan

bahan yang dapat menyerap cairan, misalnya kain, kasa, kapas, tissu.

• Memakai pipa :– Hisap dengan mulut.– HIsap dengan alat penghisap mekanik / elektrik.

55

Page 56: Syok

Membersihkan jalan napas dari benda asing.

BENDA ASING PADAT• Baringkan korban terlentang.• Buka mulut korban.• Terlihat benda asing padat segera ambil dengan sapuan

jari atau menggunakan alat pengait / penjepit.BILA benda asing tidak terlihat, terletak jauh di dalam dapat menyebabkan sumbatan tetap pada jalan napas.Misalnya : korban tersedak.

56

Page 57: Syok

Tersedak (choking)

Gejala tercekik.Ada kaitan dengan makanan.Tidak dapat bernapas, bicara.Tindakan : Back blow.

Dilakukan pada semua usia. Abdominal thrust.

Tidak dilakukan pada bayi, dewasa gemuk, ibu hamil. Chest thrust.

Dilakukan pada bayi, dewasa gemuk, ibu hamil.57

Page 58: Syok

Tindakan Back BlowDilakukan pada dewasa sadar.Teknik :• Rangkul penderita dari belakang.• Satu lengan menahan penderita.• Lengan yang lain melakukan hentakan keras 5 kali

dengan kepalan atau telungkup tangan pada titik silang garis imaginasi tulang belakang dan garis antar belikat.

Usahakan benda asing keluar.

58

Page 59: Syok

Tindakan Abdominal Thrust (Heimlich maneuvre) dengan korban berdiri.

Dilakukan pada penderita dewasa sadar.Tehnik :• Rangkul korban yang sedang sempoyongan dengan

kedua lengan dari belakang.• Lakukan hentakan tarikan 5 kali dengan menarik

kedua lengan penolong yang bertumpu pada kepalan kedua tangan di titik hentak yang terletak pada pertengahan jarak pusar dan uluhati korban.

• Usahakan benda asing keluar.

59

Page 60: Syok

Tindakan Abdominal Thrust (Heimlich maneuvre) dengan korban berbaring.

• Korban tidurkan terlentang.• Penolong jongkok.• Kedua telapak tangan penolong saling bersusun

bertumpu pada pertengahan jarak antara pusar dan uluhati.

• Berikan hentakan dengan 5 hitungan.

60

Page 61: Syok

Benda asing di jalan napas bayiGejala :• Gelisah.• Biru.• Suara tidak jelas.• Batuk-batuk kecil.Tindakan :• Back blow.• Chest thrust.• Bergantian.

61

Page 62: Syok

Benda asing di jalan napas bayi

Tehnik :• Jari tangan masuk mulut buka.• Empat jari yang lain menahan muka.• Tengkurapkan hati-hati.• Bayi tengkurap beralaskan lengan penolong di atas paha dan

kaki penolong diluruskan sehingga kepala bayi lebih rendah.• Tangan penolong yang lain melakukan hentakan halus 5 kali

pada titik silang garis tulang belakang bayi dengan garis antara kedua skapula.

62

Page 63: Syok

BREATHING MANAGEMENTBREATHING MANAGEMENT (PENGELOLAAN FUNGSI PERNAPASAN)(PENGELOLAAN FUNGSI PERNAPASAN)BB

Tujuan : Memperbaiki fungsi ventilasi dengan cara memberikan pernapasan buatan untuk menjamin kebutuhan adanya oksigen dan pengeluaran gas CO2

Diagnosa : Ditegakkan bila tidak didapatkan adanya tanda-tanda pernapasan pada pemeriksaan dengan metode LLF dan telah dilakukan pengelolaan pada jalan napas tetapi tetap tidak didapatkan adanya pernapasan.

63

Page 64: Syok

• Teknik :Tanpa alat : - dari mulut ke mulut

- dari mulut ke hidung - dari mulut ke masker - dari mulut ke stoma

Dengan alat sederhana : 1. Nasal kanula / kateter / prong2. Sungkup sederhana3. Sungkup dengan kantong4. Sungkup venturi5. Tenda oksigen

Dengan alat canggih : Ventilator

64

Page 65: Syok

TERAPI OKSIGENTujuan pemberian terapi oksigen :

Menaikkan tekanan partial oksigen (FiO2) udara pernapasan >>> Alveoli >>> Darah >>> Sel

sehingga tidak terjadi hipoksia tingkat sel

65

Page 66: Syok

BAGAIMANA TERAPI OKSIGEN ?

DIDASARKAN ATAS KEBUTUHAN DAN KECUKUPAN

Harus dipantau : . Klinis & laboratoris . Oksimetri (SpO2) . Analisa gas darah

66

Page 67: Syok

67

Page 68: Syok

68

Page 69: Syok

DOSIS TERAPI OKSIGENCARA ALIRAN GAS FiO2

Nasal kanula 1 – 2 L / men 24 – 28 %3 - 4 32 – 36

5 40Sungkup sederhana 5 - 6 40

6 - 7 507 - 8 60

Sungkup kantong 6 60

7 708 80

9 - 10 90 – 99Sungkup venturi 4 - 8 24 – 35Tenda oksigen 8 - 10 40 69

Page 70: Syok

• Persiapan pemberian terapi oksigen : 1. Menentukan indikasi 2. Membebaskan jalan napas 3. Menentukan kebutuhan FiO2

4. Menentukan alat yang digunakan 5. Menjelaskan kepada px dan keluarga 6. Menyiapkan oksigen dengan humidifier 7. Mengevaluasi hasil tx oksigen

70

Page 71: Syok

-Look-Listen-Feel

71

Page 72: Syok

CIRCULATION• Circulation Pijat jantung luar

– Bagi awam, pijat jantung dimulai jika pasien tidak responsif dan nafas tidak normal, tanpa meraba ada denyut carotis atau tidak

– Bagi medik / paramedik, raba carotis dulu

72

Page 73: Syok

73

Page 74: Syok

Pijat jantung luar : melakukan kompresi pada tulang dada,

maka jantung akan terjepit diantara tulang dada dan tulang belakang

74

Page 75: Syok

Langsung letakkan tangandi-tengah-tengah dada(centre of chest, tengah sternum)Segera lakukan pijat jantung 30 x lalu beri nafas 2 x

75

Page 76: Syok

Tehnik :1. Posisi penolong setinggi pundak penderita2. Menentukan titik tumpu 3. Kedua lengan tegak lurus thd titik tumpu4. Kedua tangan penolong saling bertumpuk

dg jari saling berkait5. Pundak penolong sejajar tulang dada6. Tekan tulang dada sedalam 4 – 5 cm.7. Waktu menekan sama dg waktu melepas

76

Page 77: Syok

100x per menit

pijat jantung 30 x

napas buatan 2 x

77

Page 78: Syok

78

Page 79: Syok

79

Page 80: Syok

• Perbandingan ratio ventilasi : kompresi adalah :

1. Pend dewasa 30 : 2 2. bayi s/d anak 15 : 2 3. Neonatus 3 : 1

80

Page 81: Syok

DRUGS & DEFIBRILATOR

81

Page 82: Syok

DRUGS/OBAT-OBATAN1. Dopamin a. low dose : 2 – 3 µg/kgbb/menit meningkatkan renal blood flow meningkatkan produksi urine b. intermidiate 4 – 10 µg/kkbb/menit efek inotropik ( efek) c. lebih dari 10 µg/kgbb/menit alpha agonis, vasokonstriksi Efek samping : aritmia, takikardia

82

Page 83: Syok

2. Dobutamin a. -agonist b. dosis 5 – 20 µg/kgbb/menit c. inotropik potent d. Hati hati pada hipovolemi dapat menyebabkan takikardia dan hipotensi3. Norepinephrine alpha adrenegic agonis yg poten inotropik dan chronotropik dosis 0,05 µg/kgbb/menit dikombinasi dengan low dose dopamine untuk renal dan mesenteric blood flow

83

Page 84: Syok

4. Epinephrine/Adrenalin alpha dan beta adregenic agonis dosis 0,1 µg/kgbb/menit5. Lidokain elevasi VF threshold menurunkan heart rate Indikasai : PVC VT tak respon dg defiblilasi dosis : 1 – 1,5 mg/kgbb

84

Page 85: Syok

6. Sulfas Atropin Anticholinergik Bradikardia, asistole, AV blok dosis : 0,5 – 1 mg / 3 – 5 menit7. Adenosine Memperlambat konduksi AV node Indikasi : P S V T Narrow complek tachycardia Dosis : 6 mg selama 1-3 detik 12 mg dosis ulangan

85

Page 86: Syok

DEFIBRILASIAdalah suatu proses memberikan

sejumlah energi listrik dari suatu alat “electric shock” (defibrillator) ke jantung.

Tujuannya:membantu mengembalikan irama jantung normal pada kondisi jantung yang mengalami disritmia berbahaya atau kematian jantung mendadak

Alatnya disebut Defibrillator

86

Page 87: Syok

Irama jantung yang paling sering terjadi pada awal kematian jantung mendadak adalah ventrikel fibrilasi

Pengobatan yg paling efektif pada ventrikel fibrilasi hanya defibrilasi

Suksesnya defibrilasi sangat dipengaruhi cepatnya tindakan

87

Page 88: Syok

DEFIBRILATOR• Secara teknis pemakaian (mode) defibrilator dibedakan

atas: 1. Defibrilasi (kegawatan) = Unsyncronized

jika digunakan untuk terminasi VF & pulseless VT.

2. Kardioversi (elektif) = Syncronized jika digunakan untuk terminasi VT, SVT, AF, Af.

• Jenis-jenis defibrilator:- Eksternal: manual & otomatis- Internal: Implantable Cardioverter Defibrilator

(ICD) 88

Page 89: Syok

Bentuk Gelombang dan Jumlah Energi

• Energi pada defibrilator diatur sedemikian rupa agar energi serendah mungkin, tetapi efektivitas dpt tercapai– Energi terlalu rendah terminasi disritmia gagal, jika terlalu

tinggi akan menyebabkan kerusakan miokard• Terdapat 2 bentuk gelombang renjatan yang dikeluarkan

tergantung alat defibrilator yang dipakai– Monofasik: aliran renjatan hanya satu arah– Bifasik: aliran renjatan dua arah, aliran yang kedua

berlawanan arah• Energi yang diberikan pada monofasik 200 J, 200-300 J dan 360 J.

Pada bifasik energi yang diberikan < 200 J. 89

Page 90: Syok

Langkah Penggunaan : Hidupkan defibrilator

Pilih dosis energi yang akan diberikan

Pilih lead I, II atau III sebagai panduan irama EKG di monitor atau dengan cara menempelkan pedal di dada

Letakkan pedal yang telah diolesi jeli pada dada

Pedal sternum dipegang tangan kiri, pedal apek dipegang tangan kanan. Letakkan pada posisi yang benar

Lihat monitor dan interpretasi iramanya

90

Page 91: Syok

Beritahu penolong lainnya bahwa defibrilator akan di charge

Tekan tombol “charge” pada pedal apeks

Lihat monitor bahwa pedal telah “fully charge”

Penolong berkata: I’m clear, you’re clear, everybody clear, sambil melihat apakah masih ada penolong lainnya yang kontak dengan penderita

Tempelkan pedal pada dada penderita dengan tekanan 25 lb, lalu tekan tombol discharge pada pedal apeks

Pedal jangan diangkat, lihat monitor apakah kita masih memerlukan defibrilator, ulangi seperti hal diatas

91

Page 92: Syok

Jumlah Energi berdasarkan Jenis Disritmia*Jumlah Energi berdasarkan Jenis Disritmia*

Jenis aritmiaJenis aritmia Energi (joule)Energi (joule)

VFVF 200, 300, 360200, 300, 360

VTVT 100, 200, 300, 360100, 200, 300, 360

SVTSVT 100, 200, 300, 360100, 200, 300, 360

AFAF 100, 200, 300, 360100, 200, 300, 360

AfAf 5050

Defibrilator: monofasik 92

Page 93: Syok

Perubahan Paradigma RJP

• Fokus Utama : kualitas kompresi dada• Perbedaan : 1. Bukan lagi ABC, melainkan CAB Kec pada bayi masalahnya bukan sirkulasi tapi jalan nafas (asfiksia) 2. Tidak ada lagi : Look Listen Feel Kunci utama : bertindak bukan menilai

93

Page 94: Syok

3. Tidak ada lagi rescue breath menyita waktu sehingga terjadi penundaan kompresi dada

4. Kompresi dada lebih dalam lagi 2005 1 – 5 cm 2010 paling sedikit 5 cm

5. Kompresi dada lebih cepat lagi 2005 kecepatan kompresi sekitar 100x/mnt 2010 kecepatan kompresi minimal 100x/mnt

6. Hands only CPR Berbuat sesuatu lebih baik daripada tidak berbuat sama sekali.

94

Page 95: Syok

7. Pengaktivasian sistem respon emergensi 2005 cek kesadaran aktivasi 2010 lihat nafas aktivasi

8. Jangan berhenti kompresi dada - penghentian kompresi berarti menghentikan aliran darah

ke otak kematian jaringan otak - sampai alat defibrilator datang

9. Tidak dianjurkan lagi Cricoid Pressure Aspirasi tetap dapat terjadi walaupun sudah dilakukan

penekanan pada tulang rawan krikoid.

95

Page 96: Syok

10. Pemberian precordial Thump 2005 tidak direkomendasikan 2010 Direkomendasikan hanya utk pasien arrest yang disaksikan, yang termonitor,

VT unstable jika defibrilator belum siap.

96