Syok

23
EKA NUR ASIA KLP F SYOK 1. Pengertian Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Syok dapat didefinisikan sebagai sindroma akibat menurunnya perfusi jaringan yang diikuti dengan hipoksia, selular dan berbagai disfungsi dari organ vital. Macam-macam Syok 1. Syok Hipovolemik Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan menurunnya volume intravaskuler baik oleh karena perdarahan maupun oleh karena hilangnya cairan tubuh. 2. Syok Kardiogenik Syok Kardiogenik adalah Syok yang terjadi akibat kegagalan pompa jantung (pump failure ). 3. Syok Distributif

description

lapsus anak

Transcript of Syok

Page 1: Syok

EKA NUR ASIA

KLP F

SYOK

1. Pengertian

Syok merupakan keadaan darurat yang disebabkan oleh kegagalan perfusi darah ke

jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel.

Syok dapat didefinisikan sebagai sindroma akibat menurunnya perfusi jaringan yang diikuti

dengan hipoksia, selular dan berbagai disfungsi dari organ vital.

Macam-macam Syok

1. Syok Hipovolemik

Syok hipovolemik disebut juga dengan syok preload yang ditandai dengan menurunnya

volume intravaskuler baik oleh karena perdarahan maupun oleh karena hilangnya cairan

tubuh.

2. Syok Kardiogenik

Syok Kardiogenik adalah Syok yang terjadi akibat kegagalan pompa jantung (pump

failure ).

3. Syok Distributif

4. Syok Septik Syok septic adalah syok yang terjadi akibat dari infeksi yang berat dan

sebagai komplikasi dari penyakit yang beragam.

5. Syok Neurogenik adalah syok yang disebabkan oleh gangguan susunan saraf

simpatis,yang menyebabkan dilatasi arteriola dan kenaikan

6. Syok anapilaktik adalah syok yang terjadi secara akut yang di sebabkan oleh reaksi

alergi.

7. Syok Obstruktif

Page 2: Syok

Syok obstruktif adalah syok yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah

sentral baik arteri maupun vena di mana tidak terdapat system kolateral.

Tahapan Syok

Keadaan syok akan melalui tiga tahapan mulai dari tahap kompensasi (masih dapat

ditangani oleh tubuh), dekompensasi (sudah tidak dapat ditangani oleh tubuh), dan ireversibel

(tidak dapat pulih).

Tahap kompensasi adalah tahap awal syok saat tubuh masih mampu menjaga fungsi

normalnya. Tanda atau gejala yang dapat ditemukan pada tahap awal seperti kulit pucat,

peningkatan denyut nadi ringan, tekanan darah normal, gelisah, dan pengisian pembuluh darah

yang lama. Gejala-gejala pada tahap ini sulit untuk dikenali karena biasanya individu yang

mengalami syok terlihat normal.

Tahap dekompensasi dimana tubuh tidak mampu lagi mempertahankan fungsi-fungsinya.

Yang terjadi adalah tubuh akan berupaya menjaga organ-organ vital yaitu dengan mengurangi

aliran darah ke lengan, tungkai, dan perut dan mengutamakan aliran ke otak, jantung, dan paru.

Tanda dan gejala yang dapat ditemukan diantaranya adalah rasa haus yang hebat, peningkatan

denyut nadi, penurunan tekanan darah, kulit dingin, pucat, serta kesadaran yang mulai terganggu.

Tahap ireversibel dimana kerusakan organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat

diperbaiki. Tahap ini terjadi jika tidak dilakukan pertolongan sesegera mungkin, maka aliran

darah akan mengalir sangat lambat sehingga menyebabkan penurunan tekanan darah dan denyut

jantung. Mekanisme pertahanan tubuh akan mengutamakan aliran darah ke otak dan jantung

sehingga aliran ke organ-organ seperti hati dan ginjal menurun. Hal ini yang menjadi penyebab

rusaknya hati maupun ginjal. Walaupun dengan pengobatan yang baik sekalipun, kerusakan

organ yang terjadi telah menetap dan tidak dapat diperbaiki

Etiologi

1) Syok hipovolemik

Disebabkan oleh penurunan volume darah efektif. Kekurangan volume darah sekitar 15

sampai 25 persen, biasanya akan menyebabkan penurunan tekana darah sistolik; sedangkan

Page 3: Syok

deficit volume darah lebih dari 45 persen umumnya fatal. Syok setelah trauma biasanya jenis

hipovolemik, yang disebabkan oleh perdarahan (internal dan eksternal) atau karena kehilangan

cairan kedalam jaringan kontusio atau ke usus yang mengembang. Kerusakan jantung dan paru

dapat juga menyokong masalah ini secara bermakna. Syok akibat kehilangan cairan berlebihan

bisa juga timbul pada pasien luka bakar yang luas.

2) Syok kardiogenik

Disebabkan oleh ganguan fungsi jantung sebagai pompa seperti pada infark miokardium akut,

tamponade jantung atau emboli pulmori atau setelah operasi jantung terbuka. Aritmia dapat juga

banyak menurunkan curah jantung dan tekanan darah.

3) Syok Distributif

ü Syok Septik

Disebabkan oleh infeksi,yang disebabkan oleh bakteriemia dan organisme enteric gram negative

yaitu Eschericia coli, Klebsiella, Enterobacter, Proteus, Pseudomonas, dll. Jenis hiperdinamik,

yang curah jantungnya normal atau meningkat, terjadi bila volume darah cukup tetapi infeksi

menggangu metabolisme sel sehinggah sel jaringan tak dapat menggunakan glukosa dan oksigen

yang diangkut darah padanya secara adekuat. Pada tipe hopodinamik, penderita menjadi

hipovolemik, biasanya karena kebocoran cairan dari kapiler keruangan interstisial. Kadang-

kadang volume darah normal, tetapi kapasitas vascular meningkat, yang menyebabkan

hipovolemik relatif.

ü Syok Neurogenik

Disebabkan oleh gangguan susuna saraf simpatik, yang menyebabkan dilatasi arteriola. Dan

kenaikan kapasitas vaskuler. Tekanan darah sistolik biasanya akan turun hingga di bawah 80

sampai 90 mmHg walaupun curah jantung normal atau menigkat. Pingsan yang biasa

merupakan contoh syok neurogenik sementara. Kerusakan medua spinalis servikalis merupakan

sebab tersering syok neurogenik traumatik.

Trauma pada otak sendiri hampir tak pernah menyebabkan syok. Kenyataannya ia hampir selalu

menimbulkan kenaikan tekanan darah. Biasanya trauma kepala parah meningkatkan tekanan

Page 4: Syok

intrakranial dan mengurangi perfusi serebral. Secara reflektorik ia merangsang pusat vasomotor

untuk meningkatkan vasokontraksi perifer dan meningkatkan tekanan darah. Pada tahap

kematian otak yang sangat lanjut, bisa terjadi hipotensi karena disfungsi pusat vasomotor dalam

medula oblongata, tetapi hanya terjadi di setelah pernapasan spontan berhenti.

ü Syok Anafilaktik

Disebabkan oleh pelepasan masih histamin dan bahan vasoaktif dari sel yang telah tersensitisasi

sebelumnya terhadap zat spesifik seperti penisilin, sengatan lebah atau kerang. Kolaps

kardiovaskuler mendadak dengan atau tanpa disfungsi pernapasan atau obstruksi jalan

pernapasan karena bronkokonstriksi, edema angioneurotik, atau urtikaria pada saluran

pernapasan, jarang terjadi.

4) Syok Obstruktif

Syok Obstruktif terjadi karena terdapat penyumbatan pada pembuluh darah sentral baik

arteri maupun vena di mana tidak terdapat system kolateral. Keadaan ini terjadi terutama pada

embolus arteri pulmonalis dan aorta di mana pembuluh darah pulmonalis tersumbat oleh

thrombus sehingga menyebabkan kedua paru tidak terdapat aliran dari pembuluh darah

pulmonal.

Syok ini juga dapat pula terjadi oleh karena terpotongnya aorta, berkumpulnya cairan di

dalam ruang pericardium oleh karena infeksi, gagal ginjal, atau tumor sehingga terjadi

temponade.

Tanda dan Gejala

Secara umum didapatkan gambaran kegagalan perfusi jaringan yang terjadi melalui salah

satu mekanisme di bawah ini :

a) Berkurangnya volume sirkulasi (syok hipovolemik )

b) Kegagalan daya pompa jantung ( syok kardiogenik )

Page 5: Syok

c) Perubahan resistensi pembuluh darah perifer-penurunan tonus vasomotor ( syok

anafilaktik, neurogenik, dan kegagalan endokrin ) atau peningkatan resistensi (syok septic,

obstruksi aliran darah )

Gejala yang tampak :

1. System jantung dan pembuluh darah

Ø Hipotensi, sistolik < 90 mmHg atau ≥ 30 mmHg dari semula.

Ø Takikardi, denyut nadi > 100/menit, kecil, lemah/tak teraba

Ø Penurunan aliran darah koroner.

Ø Penurunan aliran darah kulit, sianotik, dingin dan basah; pengisapan kapiler yang lambat.

2. System saluran napas

Hiperventilasi akibat anorki jaringan, penurunan venous return serta peninggian physiological

dead space dalam paru.

3. System syaraf pusat

Akibat hipoksi terjadi peninggian permeabilitas kapiler yang menyebabkan edema serebri

dengan gejala penurunan kesadaran.

4. System saluran kemih

Oligori (diuresis < 30 ml/jam), dapat berlnjut menjadi anuri, uremi akibat payah ginjal akut.

5. Perubahan biokimiawi : terutama pada syok yang lama dan berat :

Asidosis metabolik akibat anoksi jaringan dan gangguan fungsi ginjal.

Hiponatremi dan hiperkalemi, dan Hiperglikemi.

Pathofisiologi

Page 6: Syok

Dasar patofisiologi dari syok adalah penurunan perfusi darah ke berbagai organ tubuh. Oleh

karena itu,baik oksigen maupun bahan nutrisi ke jaringan maupun sisa-sisa dari jaringan tubuh

tidak dapat diangkut.

Kegagagalan jantung untuk memompakan darah dan cairan tubuh dapat di bagi atas kegagalan

Preload dan kegagalan afterload :

a) Kegagalan Preload

Dalam beberapa hal untuk menilai terjadinya syok maka terjadinya:

Ø Penurunan cardiac output ( preload )

Ø Penurunan volume intravaskuler dan menyebabkan venus return menurun (salah satu bentuk

penurunan intravaskuler ini adalah pada syok hipovolemik )

Ø Penurunan tahanan sistemik vaskuler (system vascular resistance ) sebagai mekanisme

kompensasi penurunan cardiac output

Ø Tonus vasomotor vena ( venous vasomotor tone ) juga menurun yang disebabkan oleh karena

menurunnya volume intravascular, volume venus return dan cardiac output. Keadaan ini

terutama terjadi pada syok anapilaktik, syok neurogenik dan syok septic.

Selain factor tersebut di atas dapat pula dilihat peninggian tekanan intratorasis, peninggian

tekanan intraperikardiak dan takikardi.

Untuk mengatasi syok diperlukan pengetahuan dasar patofisiologi dan teknik dalam mengatasi

syok. Pada prinsipnya syok disebabkan oleh berbagai penyakit dan syok bukanlah penyakit akan

tetapi keadaan akhir dari berbagai penyakit.

b) Kegagalan Afterload

Terjadinya penurunan afterload yang disebabkan oleh miokard, menurunnya compliance aorta,

stenosis aorta dan edema pulmoner. Akan tetapi syok banyak dihubungkan dengan menurunnya

daya kontraksi dari miokard. Di samping itu dapat pula timbul oleh karena aritmi.

Page 7: Syok

Kesimpulannya : Kegagalan preload terjadi oleh karena volume sirkulasi menurun, kegagalan

output terjadi oleh factor miokard sementara kegagalan afterload terjadi oleh karena

vasokonstriksi pembuluh darah yang meningkat misalnya oleh karena hipertensi.

Jenis kulit Dada Vene-vena

leher

TTV Lain-lain

Hipovolemik dingin, lembab,

pucat,

berbintik-bintik

Tidak ada

kelainan

Tidak

teraba

Takepnea,

takikardi,

hipotensi

haus

Kardiogenik Dingin, lembab,

berkeringat

banyak.

Tidak ada

kelainan atau

dapat juga

ditemukan

tanda-tanda

gagal jantung

kongesif.

Mungkin

didapatkan

adanya

bendungan

Gallop:Atau

bising

jantung

mungkin

dapat

didengar.

Septik Hangat dan

kemerahan atau

dingin dan

pucat atau

sianosis.

Tidak ada

kelainan,

kecuali

ditemukan

adanya

pneumonia.

Tidak

teraba

Takipnea,

takikardi,

hipotensi.

Tanda-tanda

infeksi fokal

atau

koagulasi

intravaskuler

diseminata

( DIC )

Page 8: Syok

Neurogenik Hangat dan

kering

Tidak ada

kelainan.

CVP drop TD menurun,

Temperatur

menurun,

Hypotensi.

Oliguri

/anuri,  Pols

lambat,

Status

mental:

cemas,

letargi,koma,

Dilatasi

vena.

Anafilaktik  Urtikaria,

bercak-bercak,

makulopular

atau

angioedema.

Mungkin

didapatkan

bising, mengi,

batuk, sianosis.

Tidak

teraba

Takipnea,

hipotensi,

takikardi,

atau

bradikardi.

Infeksi

konjungtiva,

mual,

muntah,

nyeri

abdomen,

diare.

Obstruktif turgor menurun,

mata cekung,

mukosa lidah

kering.

emboli paru tamponade

kordis

hipertensi

pulmoner

primer,

 koarktasio

aorta

Penatalaksanaan Medis Gawat Darurat

Penanggulangan syok dimulai dengan tindakan umum yang bertujuan untuk memperbaiki perfusi

jaringan; memperbaiki oksigenasi tubuh; dan mempertahankan suhu tubuh. Tindakan ini tidak

Page 9: Syok

bergantung pada penyebab syok. Diagnosis harus segera ditegakkan sehingga dapat diberikan

pengobatan kausal.

Segera berikan pertolongan pertama sesuai dengan prinsip resusitasi ABC :

· Jalan nafas (A = air way) harus bebas kalau perlu dengan pemasangan pipa endotrakeal.

· Pernafasan (B = breathing) harus terjamin, kalau perlu dengan memberikan ventilasi

buatan dan pemberian oksigen 100%.

· Defisit volume peredaran darah (C = circulation) pada syok hipovolemik sejati atau

hipovolemia relatif (syok septik, syok neurogenik, dan syok anafilaktik) harus diatasi dengan

pemberian cairan intravena dan bila perlu pemberian obat-obatan inotropik untuk

mempertahankan fungsi jantung atau obat vasokonstriktor untuk mengatasi vasodilatasi perifer.

Segera menghentikan perdarahan yang terlihat dan mengatasi nyeri yang hebat, yang juga bisa

merupakan penyebab syok. Pada syok septik, sumber sepsis harus dicari dan ditanggulangi.

Langkah-langkah yang perlu dilakukan sebagai pertolongan pertama dalam menghadapi syok:

Posisi Tubuh

1. Posisi tubuh penderita diletakkan berdasarkan letak luka. Secara umum posisi penderita

dibaringkan telentang dengan tujuan meningkatkan aliran darah ke organ-organ vital.

2. Apabila terdapat trauma pada leher dan tulang belakang, penderita jangan digerakkan

sampai persiapan transportasi selesai, kecuali untuk menghindari terjadinya luka yang lebih

parah atau untuk memberikan pertolongan pertama seperti pertolongan untuk membebaskan

jalan napas.

3. Penderita yang mengalami luka parah pada bagian bawah muka, atau penderita tidak sadar,

harus dibaringkan pada salah satu sisi tubuh (berbaring miring) untuk memudahkan cairan keluar

dari rongga mulut dan untuk menghindari sumbatan jalan nafas oleh muntah atau darah.

Penanganan yang sangat penting adalah meyakinkan bahwa saluran nafas tetap terbuka untuk

menghindari terjadinya asfiksia.

Page 10: Syok

4. Penderita dengan luka pada kepala dapat dibaringkan telentang datar atau kepala agak

ditinggikan. Tidak dibenarkan posisi kepala lebih rendah dari bagian tubuh lainnya.

5. Kalau masih ragu tentang posisi luka penderita, sebaiknya penderita dibaringkan dengan

posisi telentang datar.

6. Pada penderita-penderita syok hipovolemik, baringkan penderita telentang dengan kaki

ditinggikan 30 cm sehingga aliran darah balik ke jantung lebih besar dan tekanan darah menjadi

meningkat. Tetapi bila penderita menjadi lebih sukar bernafas atau penderita menjadi kesakitan

segera turunkan kakinya kembali.

Pertahankan Respirasi

1. Bebaskan jalan napas. Lakukan penghisapan, bila ada sekresi atau muntah.

2. Tengadah kepala-topang dagu, kalau perlu pasang alat bantu jalan nafas (

Gudel/oropharingeal airway).

3. Berikan oksigen 6 liter/menit

4. Bila pernapasan/ventilasi tidak adekuat, berikan oksigen dengan pompa sungkup (Ambu

bag) atau ETT.

Pertahankan Sirkulasi

Segera pasang infus intravena. Bisa lebih dari satu infus. Pantau nadi, tekanan darah, warna kulit,

isi vena, produksi urin, dan (CVP).

Cari dan atasi penyebab syok

Ø Syok Hipovolemik

· Bila disebabkan perdarahan, hentikan dengan tourniket balut tekan atau penjahitan.

· Meletakan penderita dalam posisi syok :

ü Kepala setinggi atau sedikit lebih tinggi dari pada dada.

ü Tubuh horizontal atau dada sedikit lebih rendah

Page 11: Syok

ü Kedua tungkai lurus, diangkat 200.

· Perhatikan keadaan umum dan tanda-tanda vital; pelihara jalan napas. Bila perlu lakukan

resusitasi.

Pemberian cairan :

ü Cairan diberikan sebanyak mungkin dalam waktu singkat ( dengan pengawasan tanda vital )

ü Sebelum darah tersedia atau pada syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan, dapat

diberikan cairan :

v Plasma : Plasmanate

v Plasma expander : Plasmafusin (maksimum 20 ml/kgBB), Dextran 70 ( maksimum15

ml/kgBB ),Persiton, Subtosan, Hemacell plasma expander dalam jumlah besar dapat

mengganggu mekanisme pembentukan darah.

v Cairan lain : Ringer – Laktat, NaCl 0,9%. Harus dikombinasikan dengan cairan lain karena

cepat keluar ke ruang ekstravaskuler.

ü Untuk memperoleh hasil yang optimal, letakan botol infuse setinggi mungkin dan gunakan

jarum yang besar; bia perlu gunakan beberapa vena sekaligus.

ü Pengawasan yang perlu :

v Auskultasi paru untuk mencari tanda over-hidrasi, berupa ronki basah halus di basal akibat

edema paru.

v CVP ( bila mungkin ) dipertahankan pada 16 – 19 cm H2O

v Pengukuran diuresis melalui pemasangan kateter, pertahankan sekitar 30 ml/jam.

ü Kecuali pada syok ireversibel, perbaikan keadaan biasanya tercapai setelah pemberian ± 3000

ml cairan koloid ( plasma / plasma expander ), bila digunakan cairan nonkoloid bisa sampai 8000

ml.

·

Page 12: Syok

Pemberian obat-obat suportif :

a. Vasodilator

Dapat diberikan setelah terdapat perbaikan ke dalam umum, sambil terus diberikan cairan,

dengan tujuan :

ü Diagnostic, bila terjadi penurunan tekanan darah berarti tubuh masih kekurangan cairan.

ü Terapeutik, untuk memperbaiki perfusi organ penting dengan membuka pre dan post capillary

sphincter.

ü Isoproterenol (Isuprel)

v Dosis 2 mg dalam 500 ml glukosa 5-10%.

v Tetesan disesuaikan untuk mempertahankan tekanan sistolik disekitar 60 mmHg.

v Tidak dapat diberikan bila frekuensi jantung > 120 /menit atau diketahui mempunyai

kelainan jantung karena mempunyai efek memperbesar kebutuhan oksigen jantung dan

mempertinggi iritabilitas miokardium.

v Hentikan pengobatan bila frekuensi jantung 150/menit atau aritmik.

ü Dopamin

v Dosis 200 mg dalam 250 ml glukosa 5-10%.

v Jumlah tetesan mula-mula 2 mcg/kgbb/menit, kemudian di sesuaikan dengan tekanan darah.

v Dapat digunakan sebagai pengganti isoproterenol.

ü Alpha adrenergic blockers

v Fenoksibenzamin (Dibenzyline) 1mg/kgbb dalam 250-500 ml glukosa 5% atau NaCl 0,9% per

drip, atau,

v Klorpromazin (Largactil) ¼ - 1 mg/ kgbb iv lambat.

Page 13: Syok

b. Vasokonstriktor ( norepinefrin, Aramine ` Effortil )

Tidak dianjurkan karena dapat memperburuk sirkulasi organ penting.

c. Kortikosteriod

Bila secara klinik derajat syok tidak sesuai dengan pendarahan atau bila dengan penggantian

cairan yang adekuat tidak terlihat perbaikan, pikirkan kemungkinan insufisiensi korteks adrenal.

Untuk itu berikan kortikosteroid dosis besar, misalnya hidrokortison 300 mg iv lambat ( dalam

30 detik ), dapat diulang sampai mencapai total 2-6 gram /24 jam. Dapat juga digunakan preparat

lain dengan perbandingan dosis : kortison 25, hidrokortison 20, metal prednisolon 4 dan

deksametason 0,75. Sering memberikan efek yang memuaskan terutama pada syok hipovolemik

dan syok septik.

d. Koreksi asidosis

Diberikan Na-bikarbonat dengan dosis (0,3 berat badan base excess) meq iv.

e. Diuretic

Bila tekanan darah dan CVP telah membaik tetapi diuresis tetap < 30 ml/jam, berikan manitol

20% 100 ml per drip dalam waktu satu jam :

ü Bila setelah itu diuresis . 40 ml/jam, pertahankan dengan dosis manitol ulangan sampai

mencapai dosis maksimum 100 gram/24 jam

ü Bila tetap < 40 ml/jam, berikan asam etakrinat (Edecrine ) 50-100 mg iv :

v Bila diuresis membaik ( > 40 ml/jam ) pertahankan dengan kombinasi manitol dan asam

etakrinat.

v Bila tatap < 40 ml/jam, di anggap telah terjadi payah ginjal akut.

Page 14: Syok

Ø Syok kardiogenik

Diketahui dari riwayat/adanya kelainan jantung yang mendahului, didukung dengan pemeriksaan

EKG.

Dibedakan antara syok kardiogenik koroner , disebabkan oleh insufisiensi koroner atau infark

jantung.

Syok kardiogenik nonkoroner disebabkan oleh payah jantung, miokarditis akut atau aritmi.

Selain pengobatan terhadap penyebab, dapat diberikan pula :

Ø Norepinefrin ( Levophed ) 2 mg dalam 500 ml glukosa 5% per drip dengan tetesan disesuaikan

dengan tekanan darah ( maksimum 48 mcg/menit ).

Ø Di berikan pada syok kardiogenik koroner dan syok kardiogenik nonkoroner dengan frekuensi

denyut jantung 120/menit

Ø Isoproterenol (Isuprel ) di berikan pada syok kardiogenik nonkoroner dengan frekuensi

denyut jantung 120/menit ( lihat di atas )

Ø Syok Distributif

v Syok Neurogenik ( Vaso-vagal-syncope).

ü Penderita segera dibaringkan dengan kepala lebih rendah; pada pemeriksaan mungkin di

dapatkan bradikardi.

ü Hilangkan penyebab; bila perlu dapat diberikan analgetik.

ü Dalam hal lesi sumsum tulang, berikan kortikosterol untuk mencegah edema sumsum tulang.

Biasanya penderita akan sadar beberapa saat kemudian setelah sirkulasi serebal membaik oleh

tindakan –tindakan di atas.

Page 15: Syok

v Syok septic

Sering didahului oleh infeksi sistemik yang berat, terutama oleh bakteri gram negatif. Keadaan

penderita berubah dari demam tinggi menjadi syok dengan penurunan kesadaran, kulit dingin

dan basah dan hipotensi; sering diikuti dengan DIC. Kultur darah tidak selalu positif, terutama

bila penderita telah mendapat antibiotic sebelumnya.

ü Perawatan dan pengawasan umum.

ü Terapi cairan, bila mungkin dengan monitoring CVP

ü Antibotik

ª Sebelum ada hasil kultur darah, berikan kombinasi antibiotic yang kuat, misalnya antara

golongan penisilin/penicillinase resistant penicillin dengan gentamisin.

Golongan penicillin

* Prokain penisilin 50.000 U/kgbb/hari i.m, dibagi dua dosis.

* Ampisilin 46 1 gra/hari iv selama 710 hari.

Golongan penicillinase – resistant penicillin :

* Kloksasilin ( Cloxacillin Orbenin ) 4 1 gram/hari iv selama 7 10 hari sering dikombinasi

dengan ampisilin ), dalam hal ini masing-masing obat di turunkan dosisnya menjadi setengahnya,

atau menggunakan preparat kombinasi yang telah ada (Ampiclox 4 1 gram/hari iv.

* Metisilin 46 1 gram/hari iv selama 7 14 hari.

Golongan (Garamysin ) 5 mg/kgbb/ hari di bagi tiga dosis i.m. selama 7 hari ; hati-hati terhadap

efek nefrotoksiknya.

* Bila hasil kultur dan resistensi darah telah ada, pengobatan disesuikan. Beberapa bakteri

gram negatif yang sering menyebabkan sepsis dan antibiotic yang dianjurkan:

Dosis sefalotin : 1-2 gram tiap 4-6 jam, biasanya di larutkan dalam 50-100 ml cairan dan di

berikan per drip dalam 20-30 menit untuk menghindari flebitis.

Page 16: Syok

* Kloromfenikol : 6 0,5 gram/hari iv.

* Klindamisin : 4 0,5 gram/hari iv.

ª Obat-obatan lainnya

ü Vasodilator

ü Diuretic

ü Kortikosteroid hidrokortison (Solu coref ) 500 mg iv; dapat diulang sampai dosis total 2-6

gram/24 jam.

ü Heparin diberikan bila ada DIC, sebesar 100 U ( 1 mg )/kgbb iv tiap 4 jam; harus diawasi

dengan pemeriksaan clotting time.

v Syok anafilaktik.

Biasanya terjadi segera setelah penyuntikan serum atau obat terhadap penderita yang sensitif;

selain tanda-tanda syok terhadap juga spasme bronkioli yang menyebabkan asfiksia dan sianosis.

Juga sering didahului dengan rasa nyeri kepala, gangguan penglihatan, urtikaria dan edema

wajah, dan mual-mual.

Pengobatan :

ü Hentikan kontak dengan allergen.

ü Perhatikan tanda-tanda vital dan jalan napas; bila perlu di lakukan resusitasi dan pemberian

oksigen

ü Epenerfin 1/1000 (obat terpilih) 0,5 1 ml/sk/im,dapat diulang 5 10 menit kemudian

ü Dapat diberikan pula : antihistamin difenhidramin ( Benadryl ) 10 20 mg iv.

Kortikosteroid hidrokortison ( Solu-Cortel ) 100 250 mg iv lambat ( 30 detik ).

Aminofilin 250 500 mg iv lambat, bila spasme bronkioli nyata.

Page 17: Syok

Ø Syok Obstruktif

Selain dari pengatasan syok maka harus diatasi pula factor penyebab obstruktif pada

pembuluh darah maupun pengatasan tamponade perikard bila disebabkan oleh tamponade

perikard.