syok kardiogenik

11
A. Latar Belakang Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan kegagalan perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Dalam keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat dipulihkan kembali (syok ireversibel), oleh karena itu penting untuk mengenali keadaan- keadaan tertentu yang dapat mengakibatkan syok, gejala dini yang berguna untuk penegakan diagnosis yang cepat dan tepat untuk selanjutnya dilakukan suatu penatalaksanaan yang sesuai. satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa penderitanya adalah syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang diakibatkan oleh karena tidak cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh akibat disfungsi otot jantung. Hal ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka kematiannya tetap tinggi yaitu antara 80- 90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada penderita syokkardiogenik ini mengambil peranan penting di dalam pengelolaan/penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian. Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung akut dan kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan komplikasi infark yang paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. Walaupun akhir-akhir ini angka kematian dapat diturunkan sampai 56% (GUSTO), syok kardiogenik masih

description

ok

Transcript of syok kardiogenik

Page 1: syok kardiogenik

A.    Latar Belakang

Syok merupakan suatu keadaan kegawat daruratan yang ditandai dengan kegagalan

perfusi darah ke jaringan, sehingga mengakibatkan gangguan metabolisme sel. Dalam

keadaan berat terjadi kerusakan sel yang tak dapat dipulihkan kembali (syok ireversibel), oleh

karena itu penting untuk mengenali keadaan-keadaan tertentu yang dapat mengakibatkan

syok, gejala dini yang berguna untuk penegakan diagnosis yang cepat dan tepat untuk

selanjutnya dilakukan suatu penatalaksanaan yang sesuai.

satu bentuk syok yang amat berbahaya dan mengancam jiwa penderitanya adalah

syok kardiogenik. Pada syok kardiogenik ini terjadi suatu keadaan yang diakibatkan oleh

karena tidak cukupnya curah jantung untuk mempertahankan fungsi alat-alat vital tubuh

akibat disfungsi otot jantung. Hal ini merupakan suatu keadaan gawat yang membutuhkan

penanganan yang cepat dan tepat, bahkan dengan penanganan yang agresif pun angka

kematiannya tetap tinggi yaitu antara 80-90%. Penanganan yang cepat dan tepat pada

penderita syokkardiogenik ini mengambil peranan penting di dalam

pengelolaan/penatalaksanaan pasien guna menyelamatkan jiwanya dari ancaman kematian.

Syok kardiogenik ini paling sering disebabkan oleh karena infark jantung akut dan

kemungkinan terjadinya pada infark akut 5-10%. Syok merupakan komplikasi infark yang

paling ditakuti karena mempunyai mortalitas yang sangat tinggi. Walaupun akhir-akhir ini

angka kematian dapat diturunkan sampai 56% (GUSTO), syok kardiogenik masih merupakan

penyebab kematian yang terpenting pada pasien infark yang dirawat di rumah sakit.

B.     Rumusan Masalah

1.    Apa definisi syok kardiogenik ?

2.    Bagaimanakah etiologi syok kardiogenik ?

3.    Bagimanakah patofisiologi syok kardiogenik ?

4.    Bagimanakah manifestasi klinis syok kardiogenik ?

5.    Bagimanakah komplikasi syok kardiogenik ?

6.    Bagimanakah penatalaksanaan syok kardiogenik ?

7.    Bagaimana asuhan keperawatan syok kardiogenik?

C.     Tujuan

1.    Untuk menjelaskan definisi syok kardiogenik ?

Page 2: syok kardiogenik

2.    Untuk menjelaskan etiologi syok kardiogenik ?

3.    Untuk menjelaskan patofisiologi syok kardiogenik ?

4.    Untuk menjelaskan manifestasi klinis syok kardiogenik ?

5.    Untuk menjelaskan komplikasi syok kardiogenik ?

6.    Untuk menjelaskan penatalaksanaan syok kardiogenik ?

7.    Untuk menjelasakan asuhan keperawatan kardio genik?

Page 3: syok kardiogenik

BAB II

PEMBAHASAN

A.    Definisi

Syok Kardiogenik adalah suatu sindrom klinis dimana jantung tidak mampu memompakan darah secara adekuat untuk memenuhi kebutuhaan metabolisme tubuh akibat disfungsi otot jantung.

Shock kardiogenik merupakan sindrom gangguan patofisiologik berat yang berhubungan dengan metabolisme seluler yang abnormal, yang umumnya disebabkan oleh perfusi jarigan yang buruk. Disebut juga kegagalan sirkulasi perifer yang menyeluruh dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat (Tjokronegoro, A., dkk, 2003).

Syok kardiogenik didefinisikan sebagai adanya tanda-tanda hipoperfusi jaringan yang diakibatkan oleh gagal jantung rendah preload dikoreksi. Tidak ada definisi yang jelas dari parameter hemodinamik, akan tetapi syok kardiogenik biasanya ditandai dengan penurunan tekanan darah (sistolik kurang dari 90 mmHg, atau berkurangnya tekanan arteri rata-rata lebih dari 30 mmHg) dan atau penurunan pengeluaran urin (kurang dari 0,5 ml/kg/jam) dengan laju nadi lebih dari 60 kali per menit dengan atau tanpa adanya kongesti organ. Tidak ada batas yang jelas antara sindrom curah jantung rendah dengan syok kerdiogenik. (www.fkuii.org)

  Syok kardiogenik merupakan stadium akhir disfungsi ventrikel kiri atau gagal jantung kongestif, terjadi bila ventrikel kiri mengalami kerusakan yang luas. Otot jantung kehilangan kekuatan kontraktilitasnya,menimbulkan penurunan curah jantung dengan perfusi jaringan yang tidak adekuat ke organ vital (jantung, otak, ginjal). Derajat syok sebanding dengan disfungsi ventrikel kiri. Meskipun syok kardiogenik biasanya sering terjadi sebagai komplikasi MI, namun bisa juga terajdi pada temponade jantung, emboli paru, kardiomiopati dan disritmia. (Brunner & Suddarth, 2001)

Syok kardiogenik adalah dyok yang disebabkan karena fungsi jantung yang tidak adekuat, seperti pada infark miokard atau obstruksi mekanik jantung, manifestasinya meliputi hipovolemia, hipotensi, kulit dingin, nadi yang lemah, kekacauan mental, dan kegelisahan. (Kamus Kedokteran Dorland, 1998)

B.     Etiologi

1. Gangguan kontraktilitas miokardium.

2. Disfungsi ventrikel kiri yang berat yang memicu terjadinya kongesti paru dan/atau hipoperfusi iskemik3. Infark miokard akut ( AMI)4. Komplikasi dari infark miokard akut, seperti: ruptur otot papillary, ruptur septum, atau infark ventrikel kanan, dapat mempresipitasi (menimbulkan/mempercepat) syok kardiogenik pada pasien dengan infark-infark yang lebih kecil

Page 4: syok kardiogenik

5.   Valvular stenosis6.   Myocarditis ( inflamasi miokardium, peradangan otot jantung)7.   Cardiomyopathy ( myocardiopathy, gangguan otot jantung yang tidak diketahui penyebabnya )8.   Trauma jantung9.   Temponade jantung akut10.  Komplikasi bedah jantung

C.     Patofisiologi

Syok kardiogenik merupakan kondisi yang terjadi sebagai serangan jantung pada fase

termimal dari berbagai penyakit jantung. Berkurangnya ke aliran darah koroner berdampak

pada supply O2 kejaringan  khususnya pada otot jantung yang semakin berkurang, hal ini

akan menyababkan iscemik miokard pada fase awal, namun bila berkelanjutan  akan

menimbulkan injuri sampai infark miokard. Bila kondisi tersebut tidak tertangani dengan baik

akan menyebabkan kondisi yang dinamakan syok kardiogenik. Pada kondisi syok,

metabolisme yang  pada fase awal sudah mengalami perubahan pada kondisi anaerob akan

semakin memburuk sehingga produksi asam laktat   terus meningkat dan memicu timbulnya

nyeri hebat seperti terbakar maupun  tertekan yang menjalar sampai leher dan lengan kiri,

kelemahan fisik juga terjadi sebagai akibat dari penimbunan asam laktat yang tinggi pada

darah. Semakin Menurunnya kondisi pada fase syok otot jantung semakin kehilangan

kemampuan untuk berkontraksi utuk memompa darah. Penurunan jumlah strok volume

mengakibatkan berkurangnnya cardiac output atau berhenti sama sekali.  Hal tersebut

menyebakkan suplay darah maupun O2 sangatlah menurun kejaringan, sehingga

menimbulkan kondisi penurunan kesadaran dengan akral dinging pada ektrimitas,

Kompensasi dari otot jantung dengan meningkatkan denyut nadi  yang berdampak pada

penurunan tekanan darah Juga tidak memperbaiki kondisi penurunan kesadaran. Aktifitas

ginjal juga terganggu pada penurunan cardiac output,yang berdampak pada penurunan laju

filtrasi glomerulus (GFR ). Pada kondisi ini pengaktifan system rennin, angiotensin dan

aldostreron akan , menambah retensi air dan natrium menyebabkan produksi  urine 

berkurang( Oliguri < 30ml/ jam) .   Penurunan kontraktilitas miokard pada fase syok yang

menyebabkan adanya  peningkatan residu darah di ventrikel, yang mana  kondisi ini akan

semakin memburuk pada keadaan regurgitasi maupun stenosis valvular .Hal tersebut dapat

mennyebabkan bendungan vena pulmonalis oleh akumulasi cairan maupun refluk aliran

darah  dan akhirnya memperberat kondisi edema paru

Page 5: syok kardiogenik

D.    Patway

Iskemik, Gangguaan kontraktilitas miokardium, AMI, Disritmia

Ketidak efektifan jantung memompa darah

Penurunan volume sistemik Ketidak efektifan ventikel memompa/mengosongkan Tekanan pulmonari Edema pulmo Kerusakan alvioliKerusakan pertukaran gasPenurunan satutrsasi oksigenPerubahan perfusi jar.Nyeri Kelemahan Intoleransi aktivitasPenuruna aktivitas ginjalKelebihan volume carainPengaktifan system rennin, angiotensin dan aldostreron

menambah retensi air dan natrium

Penurunan laju filtrasi glumerulusPenurunan Curah Jantung

Page 6: syok kardiogenik

  E.     Manifestasi Klinis

Keluhan Utama Syok Kardiogenik :1.      Oliguri (urin < 20 mL/jam).2.      Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard akut).3.      Nyeri substernal seperti IMA.

Tanda Penting Syok Kardiogenik :1.      Tensi turun < 80-90 mmHg.2.      Takipneu dan dalam.3.      Takikardi.4.      Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.5.      Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal paru.6.      Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering terdengar.7.      Sianosis.8.      Diaforesis (mandi keringat).9.      Ekstremitas dingin.10.  Perubahan mental.

F.      Komplikasi

1.      Cardiopulmonary arrest2.      Disritmia3.      Gagal multisistem organ4.      Stroke5.      Tromboemboli

G.    Pemeriksaan Penunjang

1.       EKG; mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan kerusakan pola.

2.       ECG; mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark/fibrilasi atrium, ventrikel hipertrofi, disfungsi penyakit katub jantung.

3.       Rontgen dada; Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan pulmonal.

4.       Scan Jantung; Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung.

5.       Kateterisasi jantung; Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta mengkaji potensi arteri koroner.

6.       Elektrolit; mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, terapi diuretic.

Page 7: syok kardiogenik

7.       Oksimetri nadi; Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk PPOM.

8.       AGD; Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atauhipoksemia dengan peningkatan tekanan karbondioksida.

9.       Enzim jantung; meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringanjantung,misalnya infark miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, isoenzim LDH).

H.    Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :1.       Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan

intubasi.2.       Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk

mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg3.       Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada

harus diatasi dengan pemberian morfin.4.       Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang

terjadi.5.      Bila mungkin pasang CVP.6.      Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.

Medikamentosa :1.      Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri2.      ansietas, bila cemas3.      Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi4.      Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit5.      Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.

6.       Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.7.      Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m8.      Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan  oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.

Page 8: syok kardiogenik