syok hipovolemik makalah

26
Laporan Diskusi Kelompok Blok Emergency Semester V NAMA : MIRNA RAMZIE NIM : 070100217 KELAS TUTORIAL: A 15 FASILITATOR : dr. Dina Kumala Sari, MGZ, Sp.GK PEMICU : Ke - 1 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Transcript of syok hipovolemik makalah

Page 1: syok hipovolemik makalah

Laporan Diskusi Kelompok

Blok Emergency

Semester V

NAMA : MIRNA RAMZIE

NIM : 070100217

KELAS TUTORIAL: A 15

FASILITATOR : dr. Dina Kumala Sari, MGZ, Sp.GK

PEMICU : Ke - 1

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Page 2: syok hipovolemik makalah

PENDAHULUAN

Penyakit saraf tidak hanya sebagai penyebab angka kematian yang utama, tetapi

juga sebagai penyebab angka kesakitan. Mengingat bahwa penyakit serebrovaskular

masih merupakan penyebab kematian dan penyebab kecacatan yang menempati

peringkat dalam data kesehatan nasional.

Kemajuan penatalaksanaan penyakit saraf mulai dari diagnostik, terapi medik,

terapi surgikal, dan rehabilitasi menyebabkan jumlah penderita penyakit saraf yang

ditangani semakin baik dan meningkatkan harapan hidup penderita. Meskipun

demikian hal ini tidak menyelesaikan masalah karena adakalanya meninggalkan

sekuele pada penderita sehinga mengurangi produktivitas kerja dan kualitas hidup.

Selain itu semuanya memerlukan biaya yang sangat besar, dan sumber daya manusia

yang terampil dalam penatalaksanaannya.

Tindakan pencegahan terhadap penyakit saraf perlu ditingkatkan karena selain

murah dan mudah, dapat dilakukan di mana saja, kapan saja dan oleh siap saja, tetapi

memerlukan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia terhadap penyakit saraf.

Faktor resiko dari penyakit saraf terutama serebrovaskular perlu mendapat perhatian

khusus, karena resiko hari ini merupakan penyakit di masa yang akan datang. Selain

memfokuskan perhatian pada mereka yang telah menderita penyakit, kita juga perlu

memusatkan peratian pada mereka yang belum menderita tetapi mempunyai resiko

untuk menderita penyakit.

2

Page 3: syok hipovolemik makalah

DAFTAR ISI

Pendahuluan...........................................................................................2

Daftar Isi.................................................................................................3

Pemicu.....................................................................................................4

Tujuan Pembelajaran............................................................................5

Pertanyaan..............................................................................................5

Kejang Demam.......................................................................................5

Etiologi....................................................................................................6

Faktor Resiko.........................................................................................6

Klasifikasi...............................................................................................7

Patofisiologi............................................................................................7

Manifestasi Klinis...................................................................................9

Diagnosa Banding..................................................................................10

Pemeriksaan Penunjang........................................................................11

Penatalaksanaan....................................................................................11

Komplikasi..............................................................................................12

Interpretasi More Info........................................................................12

Ulasan......................................................................................................14

Kesimpulan.............................................................................................15

Daftar Pustaka.......................................................................................15

Lampiran............................................................................................16

3

Page 4: syok hipovolemik makalah

1. Nama atau tema blok:

Emergency

2. Fasilitator/ Tutor: dr. Dina Kumala Sari, MGZ, Sp.GK

3. Data pelaksanaan:

A. Tanggal Tutorial: 01 Maret 2010, Pukul: 07.00 – 09.30

04 Maret 2010 Pukul: 14.00 – 16.30

B. Pemicu ke-1

C. Ruangan: Ruangan Diskusi Fisika 8

4. Pemicu:

Tn R. 30 tahun dibawa ke IGD RSUP Adam Malik dengan keluhan sesak napas

dan gelisah. Keluhan ini terjadi sejak 3 jam lalu, setelah mengalami kecelakaan

jatuh dari sepeda motor karena ditabrak dari belakang. Pasien mengalami benturan

di daerah dada sebelah kanan. Selain itu dijumpai juga adanya patah tulang yang

terbuka pada paha kanan.

Dari pemeriksaan dijumpai:

- Kesadaran : Respon terhadap verbal

- Laju Nafas : 40x/ menit, dangkal

- Suara Nafas : Mengorok (snorring)

- Tekananan Nafas : 80/40 mmHg

- Denyut Nadi :120x/ menit, halus dan teratur

- Perfusi Perifer : dingin, pucat, basah

Apa yang harus anda lakukan terhadap Tn R. sebagai dokter layanan

primer?

Apa dasar pertimbangan etik untuk tindakan tersebut?

4

Page 5: syok hipovolemik makalah

More Info

Darah Rutin :

• Hemoglobin : 8,3 gr %

• Hematokrit : 24,3 gr %

• Leukosit : 11.000

• Trombosit : 150.000

Analisa Gas Darah Arteri (AGDA) : (FiO₂ = 30%)

• pH : 7,27

• PCO₂ : 45 mmHg

• PO₂ : 80 mmHg

• BE : -3

• SaCO₂ : 90%

KGD :

• KGD Adrandom : 150 mg %

Ro Thorak :

Kesan : Pneumothorax sebelah kanan

5.Tujuan pembelajaran:

A. Mampu merumuskan masalah kesehatan pasien.

B. Mampu menjelaskan patofisiologi dan mekanisme suatu kelainan atau keadaan

patologik dalam Brain and Mind System.

D. Mampu menjelaskan diagnosis dan diagnosis banding penyakit Brain and Mind

System.

E. Mampu menyusun tata laksana kelainan atau gangguan Brain and Mind System.

F. Mampu menjelaskan prognosis suatu Brain and Mind System beserta alasan

yang mendasari.

6.Pertanyaan yang muncul dalam curah pendapat:

1. Penanganan awal pada pasien gawat darurat

5

Page 6: syok hipovolemik makalah

2. Pneumotoraks

3. Syok

4. Jenis dan penatalaksanaan fraktur terbuka (disertai

perdarahan)

5. Etik kegawat daruratan

7.Jawaban atas pertanyaan:

1. Penanganan Awal Pasien Gawat Darurat

Primary Survey ( A-B-C-D-E)

A. Airway and Cervical Spine Control:

Penilaian:

• Kelancaran atau patensi jalan nafas.

• Jika pasien dapat berbicara maka jalan nafasnya bersih atau bebas.

• Pemeriksaan adanya obstrusi jalan nafas yang disebabkan oleh benda asing,

fraktur tulang wajah, fraktur mandibula dan maksila, fraktur laring atau trakea.

Resusitasi:

1. Proteksi servikal dengan inline immobilisation/ kolar servikal.

Asisten berdiri di arah puncak kepala penderita sambil menjepit kepala

penderita dengan kedua lengan bawah, sedangkan masing-masing tangan

memegang bahu penderita dengan ibu jari mengarah ke atas.

2. Melakukan chin lift atau jaw thrust.

3. Mengeluarkan benda asing dan cairan dengan menggunakan suction.

4. Melakukan pemasangan orofaringeal tube atau nasofaringeal tube.

5. Memasang airway definitif

- Intubasi oro atau naso tarkeal

- krikotiroidotomi dengan pembedahan.

B. Breathing dan Ventilasi

Penilaian:

1. Melakukan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi toraks.

- Inspeksi dan palpasi unutk memperlihatkan kelainan dinding dada yang

mungkin menganggu ventilasi, misalnya adanya deviasi trakea, ekspansi

6

Page 7: syok hipovolemik makalah

toraks simetris atau asimetris, pemakaian otot tambahan dan tanda cidera

lainnya.

- Perkusi : untuk menilai adanya udara atau darah dalam rongga pleura.

- Auskultasi : untuk memastikan masuknya idara ke dalam paru.

2. Mengenal tension pneumotoraks, massive haemotoraks, dan open

pneumotoraks.

Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi

Tension

Pneumotoraks

ICR flat Stem fermitus ↓ Hipersonor Suara pernafasan ↓

Massive

pneumotoraks

ICR flat Stem fermitus ↓ Beda Suara pernafasan ↓

Open

penumotoraks

Normal Stem fermitus ↓ Hipersonor Suara pernafasan ↓

Resusitasi

a. Memberikan oksigen dengan kecepatan 10-12 L/menit

b. Tension Pneumotorax: needle insertion dengan iv cath no.14 di ICR II linea

midklavikularis.

c. Massive haematothorax: pemasangan chest tube

d. Open Pneumothorax : luka ditutup dengan kain kasa yang diplester pada tiga

sisi (flutter-type valveefect).

e. Memasang sensor CO2 dari kapnograf pada ETT

f. Memasang pulse oksimeter

g. Surgical airway (cricothyroidotomy) dapat dilakukan bila intubasi endotrakeal

tidak memungkinkan atau kontraindikasi atau karena masalah teknis.

C. Circulation dengan Kontrol Perdarahan

Penilaian:

a. Mengenal adanya perdarahan eksternal

b. Menilai status haemodinamik: tingkat kesadaran, warna kulit dan pulse.

7

Page 8: syok hipovolemik makalah

Resusitasi:

a. Bila ada perdarahan eksternal lakukan penekanan pada sumber perdarahan

secara manual atau dengan perban elastis.

b. Memasang 2 IV line untuk pemberian larutan RL hangat sebanyak 2L

sesegera mungkin.

c. Memasang indwelling kateter untuk monitoring produksi urine bila tidak ada

kontraindikasi.

D. Disability: Status Neurologis

Penilaian:

a. Memeriksa diameter dan refleks cahaya pupil

b. Menilai tingkat kesadaran dengan metode AVPU

A : Alert

V : Respon to Verbal

P : Respon to Pain (dengan penekanan pada nail bed)

U : Unrespon

E. Exposure dengan pencegahan Hipotermia

Penilaian:

a. Membuka semua pakaian penderita

b. Melihat kelainan pada semua bagian tubuh

c. Memasang selimut dan mematikan AC

Secondary Survey

Dilakukan setelah primary survey selesai.

Evaluasi Head-to-Toe

Re-evaluasi pemeriksaan tanda vital

Anamnesis

A : Alergi

M : Medikasi

P : Past Illnes (penyakit penyerta) / Pregnancy

L : Last Meal (makan terakhir kali)

8

Page 9: syok hipovolemik makalah

E : Event / Enviroment related to injury

Pemeriksaan fisik: Kepala dan tengkorak, maksilo-fasial dan intra-oral, toraks,

abdomen (termasuk punggung), perineum/rektum/vagina, muskulo-skeletal,

pemeriksaan neurologis lengkap.

Tambahan pada secondary survey

Pemeriksaan lanjutan hanya dilakukan setelah ventilasi dan hemodinamika

penderita dalam keadaan stabil :

1. CT-scan

2. Pemriksaan ronsen dengan kontras

3. Foto ektremitas

4. Endoskopi dan USG

2. Pneumotoraks

Defenisi

Terperangkapnya dan terakumulasinya udara pada rongga antara pleura

parietal dan visceral.

Etiologi

- Traumatik, bisa yang tumpul atau yang tembus

- Artifisial, sengaja dibentuk atas tindakan atau tujuan tertentu

- Spontan, akibat penyakit seperti TB milier, bronkhitis, status asmatikus,

fibrosis emfisema.

Epidemiologi

- Lebih sering pada laki-laki dibanding perempuan (5:1)

- Paling sering terjadi akibat penyakit dasar

- 12% dari angka kejadian, menyebabkan kematian

- Prevalensi bertambah pada musim penyakit yang berat

Faktor risiko

- Laki-laki

- Merokok

- Umur

- Penyakit paru yang menyertai

9

Page 10: syok hipovolemik makalah

Gejala klinis

- Sesak nafas

- Nyeri dada

- Batuk

Patofisiologi

Tension Pneumotoraks

• Berkembang ketika terbentuk one-way-valve (katup satu arah) yang

mengakibatkan Ventil Mechanism.

• Saat inspirasi udara masuk ke paru dan akan langsung mengalir ke rongga

pleura yang kemudian akan terperangkap di rongga pleura karena katup

bersifat satu arah.

• Seiring dengan inspirasi berikutnya, udara akan semakin berakumulasi di

rongga pleura sehingga tekanan intra pleura hemithorax ipsilateral akan

semakin meningkat mengakibatkan kolaps paru ipsilateral.

Pergeseran mediastinum mengakibatkan penekanan pada vena kava inferior

dan superior sehingga mengurangi venous return.

• Kolapsnya paru akan mengakibatkan penurunan ventilasi sehingga terjadi

hipoksi dan hiperkabia yang merangsang pusat nafas untuk meningkatkan laju

pernafasan.

• Hipoksia akut akan segera direspon, salah satuya oleh konstriksi vaskularisasi

paru sehingga venous return akan semakin menurun.

• Penurunan cardiac output.

• Syok dengan segera.

Open Pneumotoraks

• Mengakibatkan sucking chest wound.

• Defek atau luka besar pada dinding toraks menyebabkan tekanan pleura sama

denga tekanan atmosfer. Jika defek melebihi 2/3 diameter bronkus, maka

udara cenderung lebih banyak yang masuk melalui luka (sucking wound), dan

hanya sedikit yang melalui jalan nafas .

• Akibatnya ventilasi tidak adekuat à pertukaran gas minimal dan pasien akan

mengalami hipoksia.

10

Page 11: syok hipovolemik makalah

Flail Chest

• Terjadi ketika ada fraktur multi iga pada dinding toraks sehingga kontinuitas

toraks terputus.

• Segmen yang mengalamidefek akan mengalami pembatasan gerak sehingga

tampak salah satu bagian dada tertinggal saat inspirasi (gerakan paradoksikal)

dan dalam keadaan berat, udara akan berpindah dari salah sau paru ke paru

kontralateral jika parenkim paru ikut terluka.

• Nyeri akibat fraktur juga membatasi usaha bernafas pasien sehingga ventilasi

semakin menurun dan mengakibatkan hipoksia.

Diagnosis dan pemeriksaan

1. Pemeriksaan fisik

2. Foto toraks

3. Analisa Gas Darah

4. Endoskopi

5. Torakoskopi

6. Pemantauan tekanan intra pleura

Diagnosis pasti dari pneumotoraks jenis tertutup, terbuka atau

ventilberdasarkan atas tekanan udara yang terdapat di dalam rongga pleura.

Diagnosis banding

- Emfisema paru

- Asma bronkial

- Infark miokard

- Emboli paru

- Pneumonia

Komplikasi

Dapat terjadi kegagalan respiratori akut, henti jantung paru dan kematian.

Penatalaksanaan

Prinsip-prinsip dasar penatalaksanaannya adalah:

- Observasi dan pemberian tambahan oksigen

11

Page 12: syok hipovolemik makalah

- Aspirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan

atau tanpa pleurodesis

- Torakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap adanya bulla

- Torakotomi

Prognosis

Pasien dengan pneumotoraks spontan hampir separuhnya akan

mengalami kekambuhan. Namun hal ini jarang terjadi pada pasien-pasien yang

dilakukan torakotomi terbuka.

Umumnya jarang ditemukan komplikasi tetapi, perhatian lebih

diberikan kepada pasien dengan PPOK sebagai penyebabnya.

3. Syok

Defenisi

Syok adalah suatu sindrom klinis yang terjadi akibat gangguan hemodinamik

dan metabolik yang ditandai dengan kegagalan sistem sirkulasi untuk

mempertahankan perfusi yang adekuat ke organ-organ vital tubuh. Hal ini

muncul akibat kejadian pada hemostasis tubuh yang serius.

Etiologi Syok

No. JENIS SYOK ETIOLOGI

1 Syok hipovolemik 1. Perdarahan .

2. Kehilangan plasma (misal pada

luka bakar).

3. Dehidrasi, misal karena puasa

lama, diare, muntah, obstruksi usus dan

lain-lain.

2 Syok Anafilaktik 1. Antibiotic

Penisilin, sofalosporin,

kloramfenikol, polimixin,

ampoterisin B

2. Biologis

12

Page 13: syok hipovolemik makalah

Serum, antitoksin, peptide, toksoid

tetanus, dan gamma globulin.

3. Makanan

Telur, susu, dan udang/kepiting.

4. Lain-lain

Gigitan binatang, anestesi lokal.

3 Syok Neurogenik 1. Disfungsi saraf simpatis,

disebabkan oleh trauma tulang

belakang dan spinal syok (trauma

medulla spinalis dengan

quadriflegia atau para flegia)

2. Rangsangan hebat yang tidak

menyenangkan, misal nyeri hebat

3. Rangsangan pada medulla spinalis,

misalnya penggunaan obat anestesi

4. Rangsangan parasimpatis pada

jantung yang menyebabkan

bradikardi jantung mendadak. Hal

ini terjadi pada orang yang pingan

mendadak akibat gangguan

emosional

4 Syok Sepsis 1. Infeksi bakteri gram negative,

misalnya: eschericia coli, klibselia

pneumonia, enterobacter, serratia,

proteus, dan providential.

2. Kokus gram positif, misal:

stafilokokus, enterokokus, dan

streptokokus.

5 Syok

Kardiogeni

k

1. Aritmia

- Bradikardi / takikardi

2. Gangguan fungsi miokard

- Infark miokard akut, terutama

infark ventrikel kanan

13

Page 14: syok hipovolemik makalah

- Penyakit jantung arteriosklerotik

- Miokardiopati

3. Gangguan mekanis

- Regurgitasi mitral/aorta

- Rupture septum interventrikular

- Aneurisma ventrikel massif

- Obstruksi:

- Out flow : stenosis atrium

- Inflow : stenosis mitral, miksoma

atrium kiri/thrombus.

Klasifikasi shock:

1. Syok Hemoragik (Syok Hipovolemik)

Syok hipovolemik adalah terganggunya system sirkulasi akibat dari volume

darah dalam pembuluh darah yang berkuran. Perdarahan adalah penyebab syok

yang paling umum setelah trauma, dan hampir semua penderita dengan trauma

multiple ada komponen hipovolemia.

2. Syok non-Hemoragik

a. Syok Kardiogenik

Adalah gangguan yang disebabkan oleh penurunan curah jantuk sistemik pada

keadaan volume intravascular yang cukup dan dapat mengakibatkan hipoksia

jaringan. Syok dapat terjadi karena disfungsi vntrikel kiri yang berat, tetapi

dapat pula terjadi pada keadaan dimana fungsi ventrikel kiri cukup baik.

b. Tension Pneumotoraks

Merupakan keadaan gawat darurat bedah yang memerlukan diagnosis dan

penanganan segera. Tension pneumotoraks terjadi bila ada udara yang masuk

ke rongga pleura tetapi karena suatu mekanisme ventil mencegah aliran

keluarnya.

14

Page 15: syok hipovolemik makalah

 

c. Syok Neurogenik

Gambaran klasik dari syok neurogenik adalah hipotensi tanpa takikardi atau

vasokonstriksi kulit. Tekanan nadi yang mengecil tidak akan terlihat pada jenis

syok ini. Penderita yang diduga atau diketahui punya syok neurogenik pada

awalnya harus dirawat untuk hipovoleminya.

 

d. Syok Septik

Syok yang timbul akibat infeksi. Jarang terjadi tetapi bila kedatangan

penderita tertunda selama beberapa jam masalah ini mungkin saja terjadi.

Syok septik dapat terjadi pada penderita dengan cedera perut yang tembus

serta kontaminasi rongga peritoneal dengan isi usus. Gejala yang dapat dilihat

pada pasien septic yang hipotensif dan afebril sering sekali sangat sulit

dibedakan dengan syok hemoragik.

Patofisiologi

15

Page 16: syok hipovolemik makalah

Gejala dan Tanda Klinis

Kardiovaskuler:

- gangguan sirkulasi perifer: pucat, ekstremitas dingin (kurangnya pengisian

vena perifer lebih bermakna dibandingkan penurunan tekanan darah).

- nadi cepat dan halus.

- tekanan darah rendah, biasa ada mekanisme kompensasi sampai terjadi

kehilangan 1/3 dari volume sirkulasi darah.

- vena perifer kolaps. Penilaian vena leher lebih baik.

- CVP rendah.

Respirasi.

- perubahan mental sangat bervariasi. TD rendah dapat hipoksia otak, pasien

menjadi gelisah sampai tidak sadar.

Gastrointestinal.

- mual dan muntah.

Genitourinary.

- produksi urine berkurang. Normal pasien dewasa 60 ml/jam (1/5-1

ml/kg/jam)

Dermatology.

- turgor menurun, mata cekung dan mukosa lidah kering.

Syok hipovolemik

hipovolemia ringan (<20 % volume darah): takikardia ringan.

hipovolemia sedang (20-40% volume darah): lebih cemas dan takikardia lebih

jelas dan bisa ditemukan pada posisi berbaring.

16

Page 17: syok hipovolemik makalah

hipovolemia berat: tekanan darah menurun drastis dan tidak stabil walau posisi

berbaring, takikardia hebat, oliguria dan agitasi (bingung).

Syok kardiogenik

Keluhan timbul berkaitan dengan etiologi:

- infark miokard akut: keluhan nyeri dada akut dan punya riwayat jantung

koroner.

- aritmia: palpitasi, presinkop, sinkop atau merasa irama jantungyang berhenti

sejenak dapat letargi akibat berkurangnya perfusi susunan saraf pusat.

-

8. Ulasan :

Tidak dijumpai perbedaan dalam menyelesaikan topik dari berbagai sumber buku

teks. Dalam diskusi pakar, ada beberapa hal yang tidak diutarakan pada saat diskusi

kelompok di kelas, yaitu :

Klasifikasi yang digunakan untuk mendiagnosa jenis kejang adalah

berdasarkan kriteria Livingston.

Pungsi Lumbal merupakan salah satu indikasi yang harus dilakukan pada

bayi bila terdapat kecurigaan bayi mengalami infeksi serebral, untuk

menyingkirkan meningitis.

Penatalaksanaan dalam Kejang Demam yang utama adalah memberantas

kejang secepat mungkin menggunakan diazepam per rectal dengan dosis 0,3

– 0,5 mg/kgBB.

17

Page 18: syok hipovolemik makalah

Setelah kejang diatasi harus disusul dengan pengobatan rumat, yaitu obat

antiepileptik dengan daya kerja lebih lama misalnya, fenobarbital atau

difenilhindantoin.

Pada profilaksis intermitten, untuk mencegah terulangnya kejang kembali

dikemudian hari, penderita kejang demam sederhana diberikan obat

campuran antikonvulsan dan antipiretika, bila anak memderita demam lagi.

9.Kesimpulan:

Bayi A mengalami Kejang Demam Sederhana menurut kriteria Livingstone dan

untuk penatalaksanaannya adalah gabungan antara antipiretik dan antikonvulsan.

10. Daftar Pustaka

Nelson. Waldo E. Kejang Demam. Ilmu Kesehatan Anak Ed.15 Vol. 3.

Jakarta: EGC 1999 ; 2059-2060.

Staff Pengajar IKA FK UI. Kejang Demam. Resupno Hassan. Buku Kuliah

Ilmu Kesehatan Anak 2. Jakarta : Info Medika 2007; 847-854.

www.emedice.com

18