SYAFAAT - · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen...

15
1 SYAFAAT Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H. Budiansyah, M.A. Disusun oleh: Abdul Ghofur NIRM. 016.11.10.2717 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA SURAKARTA 2017

Transcript of SYAFAAT - · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen...

Page 1: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

1

SYAFAAT

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi

Dosen Pengampu: Dr. H. Budiansyah, M.A.

Disusun oleh:

Abdul Ghofur

NIRM. 016.11.10.2717

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURAKARTA

SURAKARTA

2017

Page 2: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia ini bersifat fana dan tidak abadi. Semua problem dan kesulitan

di dunia, dari satu sisi akan menjadi penebus dosa. Akan tetapi, akan

datang kepada manusia suatu hari yang menakutkan ketika tidak ada lagi

kesempatan untuk melakukan sesuatu yang bisa menyelamatkan. Itulah

hari yang kita sebut dengan akhirat. Di sini, Rasulullah SAW sang pemilik

syafaat agung, akan muncul untuk memberikan syafaat kepada umat

manusia. Tentu saja, syafaat memiliki batasan tertentu. Syafaat pun hanya

bisa terwujud sesuai dengan kehendak Allah SWT dan izin-Nya: “Tidak

ada yang dapat memberikan syafaat di sisi Allah kecuali dengan izin-

Nya.” (QS. Al-Baqarah: 255).

Ini sangat wajar, sebab para pemberi syafaat bisa saja bertindak

berdasarkan perasaannya dan melampaui batas sehingga mereka meminta

rahmat Ilahi secara tidak logis. Hal ini tidak sesuai dengan adab kepada

Allah SWT. Karena itu, Allah SWT telah menetapkan neraca dan standar

syafaat. Dengan itu menjadi jelaslah siapa yang bisa memberikan syafaat,

kepada siapa syafaat bisa diberikan, serta seberapa besar syafaat dapat

diberikan. Sebagaimana pada setiap perbuatan Allah SWT terdapat

keadilan dan keseimbangan, demikian pula terdapat keadilan dan

keseimbangan dalam syafaat yang akan Allah berikan di akhirat.

Seandainya batasan-batasan tidak ditetapkan, tentu sebagian mereka akan

mempergunakan syafaat secara tidak benar. Seandainya syafaat tidak

diberi batasan, hal ini pada sebagian orang, ketika melihat manusia dibakar

dalam neraka, akan menimbulkan rasa kasihan kepada mereka sehingga

meminta seluruh orang kafir, munafik, dan pendosa untuk dimasukkan ke

surga. Akan tetapi, permintaan semacam ini sudah melampaui hak

miliaran orang mukmin.

Page 3: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

3

Seandainyan syafaat diserahkan kepada rasa kasihan manusia, tentu

akan terbuka peluang untuk dimanfaatkan oleh para pendosa dan orang-

orang kafir. Ini berarti rahmat Tuhan juga mencakup orang-orang kafir

yang berdosa karena telah mengingkari setiap aturan, setiap hukum, dan

setiap keindahan dari Allah SWT di alam ini sekaligus menghinakan dan

memalsukannya. Padahal, orang kafir memikul dosa besar yang tidak bisa

ditampung alam dalam setiap detik kehidupannya. Karena itu, memberikan

rahmat kepada orang-orang berjiwa buruk dan kelam semacam itu berarti

tidak menghormati rahmat itu sendiri.

Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih komprehensif

mengenai pengertian syafaat, macamnya, pemberi dan penerimanya, serta

tinjauan hadis Nabi tentang syafaat.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

1. Apa pengertian syafaat?

2. Apa saja macam-macam syafaat?

3. Siapa saja pemberi dan penerima syafaat?

4. Bagaimana tinjauan hadits Nabi SAW tentang syafaat?

C. Tujuan dan Manfaat

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian syafaat

2. Untuk mengetahui dan memahami macam-macam syafaat

3. Untuk mengetahui pemberi dan penerima syafaat

4. Untuk mengetahui tinjauan hadits Nabi SAW tentang syafaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini agar dapat memberikan

pengetahuan dan pemahaman secara lebih komprehensif mengenai

pengertian syafaat, macamnya, pemberi dan penerimanya, serta tinjauan

hadis Nabi tentang syafaat.

Page 4: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

4

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Syafaat

Dalam Bahasa Arab syafaat terambil dari kata شفع berarti

menggabungkan sesuatu dengan sesuatu lain yang sejenisnya agar menjadi

sepasang. Syafaat yang diambil dari kata syafa‘a ini, secara istilah berarti

memohonkan ampunan untuk dosa yang telah diperbuat. Syafaat juga

berarti permohonan ampun oleh seseorang yang memiliki hak syafaat

untuk orang yang berhak mendapatkannya. Jadi, syafaat Nabi SAW atau

manusia-manusia suci lainnya untuk sekelompok umat berarti doa,

permohonan ampun, atau juga permintaan atas sebuah hajat ke hadirat

Allah SWT untuk umat yang menerima syafaat. Ringkasnya, makna

syafaat tidak jauh berbeda dari doa.1

Pendapat lain mengatakan bahwa syafaat berarti menjadi perantara

bagi orang lain untuk mengusahakan kebaikan dan mencegah keburukan.

Pendapat kadua ini jauh lebih baik karena meliputi dua permohonan, yakni

mendapat kebaikan dan terhindar dari keburukan. Selain itu ada yang

berpendapat bahwa syafaat adalah permohonan agar selamat dari dosa dan

kejahatan. Dalam kitab suci Al-Quran, kata syafaat dipergunakan untuk

menunjukkan beberapa arti yang berlainan. Jumlah seluruh ayat yang

secara langsung menyebut masalah syafaat ini adalah 25 ayat yang

tersebar di delapan belas surat Al-Quran. Semua ayat tadi menunjukkan

arti permohonan ampun atas dosa-dosa.

Dalam kitab suci Al-Quran tidak ada satu ayat pun yang

menunjukkan penafikan syafaat secara mutlak. Penafikan yang ada hanya

menunjuk kepada sekelompok orang yang disebut oleh Allah SWT

sebagai kelompok yang memiliki sifat kekafiran. Sifat inilah yang

menyebabkan mereka tidak berhak mendapatkan syafaat. Dengan kata

1Ali Mamali, Syafaat dalam Bahasa Al-Qur’an dan Sunnah, dalam

http://www.alimamali.com/books/id/books/shafaat/03.htm. (Diakses 9 September 2017)

Page 5: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

5

lain, syafaat yang dinafikan oleh Al-Quran adalah yang berhubungan

dengan kaum kafir. Di saat Al-Quran menafikan syafaat bagi sekelompok

orang dengan kriteria tertentu, pada saat yang sama, ia menegaskan

realitas syafaat bagi kelompok yang menyandang gelar kaum mukminin.

B. Macam-macam Syafaat

Syafaat merupakan sebuah anugerah dan kemurahan Illahi yang

diperoleh melalui doa mustajab Nabi SAW untuk umatnya yang berdosa di

hari kiamat nanti. Dalam banyak hadis disebutkan bahwa syafaat ini

bermacam-macam. Ada yang merupakan hak khusus Nabi Muhammad

SAW dan ada juga yang menjadi hak para nabi yang lain, bahkan para

syahid di jalan Allah dan para ulama. Syafaat ada dua macam, yaitu:2

1. Syafaat yang bersifat khusus. Ini hanya dimiliki oleh Nabi saja, yaitu

syafaat agung (syafaah ‘uzhma) untuk dimulainya hisab dan syafaat

beliau kepada penghuni surga agar bisa masuk ke dalamnya.

2. Syafaat yang bersifat umum. Ini dimiliki oleh para Nabi, malaikat dan

orang-orang mukmin, yaitu syafaat untuk orang yang berhak masuk

neraka agar tidak memasukinya atau untuk orang-orang mukmin yang

sudah masuk neraka agar dikeluarkan darinya.

Dengan demikian, bukan berarti bahwa dengan adanya syafaat di

hari kiamat berarti kita bebas melalaikan kewajiban dan melakukan

kesalahan dan maksiat. Akan tetapi turunnya syafaat juga terdapat

beberapa syarat. Syafaat yang dibenarkan adalah syafaat yang terpenuhi di

dalamnya 3 syarat, yaitu:

1. Ridho Allah terhadap orang yang memberi syafaat;

2. Ridhonya Allah bagi orang yang akan diberi syafaat. Namun, pada saat

terjadi syafaat 'udhma (syafaat bagi seluruh orang) kelak di mauqif

(tempat berkumpulnya seluruh manusia), maka syafaat jenis ini bagi

semua orang baik yang diridhoi oleh Allah maupun tidak diridhoi;

2Wakid Yusuf, Macam-macam Syafaat, dalam

https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/03/26/akidah-17-pengertian-syafaat-macam-macam-

syafaat-pemberi-syafaat-penerima-syafaat/ (Diakses 9 September 2017)

Page 6: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

6

3. Dan mendapat izinnya Allah di dalam memberi syafaat. Sedangkan izin

ini tidak mungkin diperoleh melainkan setelah terpenuhi dua syarat

diatas, ridho Allah terhadap orang yang memberi syafaat dan yang akan

memperoleh syafaat.

C. Pemberi dan Penerima Syafaat

Allah menyatakan bahwa seluruh syafaat adalah hak-Nya. Tidak

ada seorangpun yang berhak memberi syafaat kecuali bagi orang yang

diizinkan oleh-Nya untuk diberi syafaat. Allah SWT berfirman:

Artinya: “Allah, tidak ada Tuhan melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi

terus menerus mengurus (makhluk-Nya), tidak mengantuk dan tidak tidur.

Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat

memberi syafa‟at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa-apa

yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak

mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya.

Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat

memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” (QS. Al-

Baqarah: 255)

Ayat di atas dikenal dengan ayat Kursi, karena di dalamnya

disebutkan tentang Kursi Allah SWT. Ayat ini memiliki kedudukan yang

tinggi dalam Islam dan ia juga memiliki keutamaan-keutamaan yang

banyak. Hikmah di balik adanya syafaat adalah Allah ingin menghormati

para pemberi syafaat, menegaskan kedudukan mereka, dan menampakkan

ketinggian derajat mereka. Syafaat hanyalah milik Allah semata. Ia akan

memberikan syafaat kepada siapa saja yang diridhai-Nya dan dicegah dari

siapa saja yang dilarang-Nya. Jika meneliti ayat-ayat Al-Quran dengan

cermat, akan diperoleh kesimpulan bahwa Allah SWT dalam kitab suci

Page 7: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

7

terakhir-Nya tidak pernah menyebutkan nama seorang pun yang kelak di

hari kiamat akan memberikan syafaat. Namun, dengan menyebutkan

beberapa sifat dan kriteria syafi’ atau pemberi syafaat, Al-Qur‟an

menjelaskan bahwa siapa saja yang memiliki sifat-sifat tersebut berarti ia

adalah syafi’ di hari kiamat.

Ada beberapa kelompok yang disebut oleh Al-Qur‟an sebagai

syafi’. Selain itu amal perbuatan yang baik juga dapat memberikan syafaat

kepada pelakunya. Berikut kelompok yang mampu memberikan syafaat:3

1. Para Nabi

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Allah mengetahui segala sesuatu yang ada di hadapan

mereka (malaikat) dan yang di belakang mereka. Mereka tiada

memberi syafaat melainkan kepada orang yang telah diridai Allah,

dan mereka itu selalu berhati-hatikarena takut kepada-Nya.” (QS.

Al-Anbiya‟: 28)

Ayat di atas menunjukkan bahwa kaum kafir menyebut para rasul

yang diutus oleh Allah SWT sebagai anak-anak Allah. Akan tetapi Al-

Quran dengan tegas membantah perkataan mereka dan menyebut para

rasul itu sebagai hamba-hamba Allah yang dimuliakan dengan tugas

kenabian dan mereka tidak akan memberikan syafaat yang merupakan

hak yang mereka dapatkan dari Allah kecuali kepada mereka yang

telah diridhai oleh-Nya.

Makna yang dikandung oleh ayat ini juga sesuai untuk para

malaikat. Sebab dalam banyak ayat suci Al-Qur‟an disebutkan bahwa

kaum kafir dan musyrik sering menyebut para malaikat sebagai putri-

putri Allah. Maha suci Allah dari segala yang mereka tuduhkan itu.

3Sadeqin, Pemberi dan Penerima Syafaat, dalam

http://www.sadeqin.net/ml/ketabsara.php?s=342&e=347&mod=4&id=36&page=347 (Diakses 9

September 2017)

Page 8: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

8

2. Para Malaikat

Ayat Al-Quran yang menyebutkan bahwa para malaikat adalah

para pemberi syafaat adalah firman Allah yang berbunyi:

Artinya: “Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafaat mereka

sedikitpun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi

orang yang dikehendaki dan ridhai-(Nya).” (QS. An-Najm: 26)

3. Mukminin

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Dan para sesembahan selain Allah tidak dapat

memberikan syafaat. (Yang dapat memberi syafaat hanyalah)

mereka yang bersaksi atas kebenaran dan mereka yang

mengetahui.” (QS. Az-Zukhruf: 86)

Adapun para penerima syafaat sesuai firman-Nya adalah:

Artinya: “Mereka tidak berhak mendapat syafa‟at kecuali orang

yang telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha

Pemurah.” (Q.S. Maryam: 87)

Orang-orang kafir itu tidak memperoleh syafaat dari siapapun

untuk menolong mereka atau meringankan penderitaan pahit dan getir

yang mereka alami. Karena yang berhak menerima syafaat pada hari itu

hanyalah orang-orang yang telah dijanjikan Allah akan mendapat syafaat

yaitu orang-orang mukmin yang di masa hidupnya di dunia telah

mempersiapkan diri untuk mendapat syafaat itu dengan amal ibadahnya

dan perjuangannya menegakkan kalimat Allah. Syafaat pada hari itu hanya

dimiliki oleh para Nabi, ulama, dan para syuhada sesuai dengan amal dan

bakti mereka masing-masing. Di antara amal ibadah yang menjadikan

Page 9: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

9

seseorang berhak memperoleh syafaat itu ialah memelihara salat lima

waktu dengan sebaik-baiknya. Tetapi orang yang pernah meninggalkan

salatnya, tidak akan memperoleh janji Allah itu. Terserahlah kepada Tuhan

apakah Dia akan memberinya rahmat atau menimpakan azab kepadanya.

D. Tinjauan Hadits Tentang Syafaat4

1. Hadits dan Terjemah

ثن أبو سلمة بن عبد ث نا أبو اليمان أخب رنا شعيب عن الزهري حد حد: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم لكل أن أبا هري رة قال الرحن

ت ي وم ،إن شاء الله ،نب دعوة فأريد أن أختب دعوت شفاعة لم القيامة

Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abul Yaman telah

mengabarkan kepada kami Syu'aib dari Azzuhri telah menceritakan

kepadaku Abu Salamah bin Abdurrahman, bahwa Abu Hurairah

berkata, "Rasulullah SAW bersabda: "Setiap Nabi mempunyai doa

yang telah dikabulkan, sedang aku insya Allah terus akan menyimpan

doaku sebagai syafaat untuk umatku di hari kiamat nanti.” (H.R.

Bukhari: 6920)

عت أب عن أنس عن النب صلى الله وقال ل خليفة قال معتمر سعليه وسلم قال : كل نب سأل سؤل أو قال لكل نب دعوة قد دعا

ت ي وم القيامة با فاستجيب فجعلت دعوت شفاعة لمArtinya” “[Khalifah] pernah berkata kepadaku; [Mu'tamar]

mengatakan; saya mendengar [Ayahku] dari [Anas] dari Nabi

shallallahu 'alaihi wasallam beliau bersabda: "Setiap Nabi pernah

meminta suatu permintaan -atau beliau bersabda- setiap Nabi

mempunyai doa yang telah dikabulkan, sedang aku ingin menyimpan

do'aku sebagai syafa'at untuk umatku di hari Kiamat nanti.” (H.R.

Bukhari: 5830)

4Abdul Aziz Al-Faruq, Hadits tentang Hisab dan Syafaat, dalam

http://abdulazizalfaruq.blogspot.co.id/2017/04/makalah-hadits-tentang-hisab-dan-syafaat.html

(Diakses 9 September 2017)

Page 10: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

10

2. Kandungan Hadits

Perdebatan tentang syafaat nabi kepada umatnya telah terjadi sejak

dahulu dan masih berlangsung hingga sekarang. Salah satu pihak

memandang bahwa syafaat tersebut hanya untuk meninggikan derajat

bagi orang-orang beriman dan tidak melakukan dosa. Sedangkan pihak

lain juga menyatakan bahwa syafaat tersebut berfungsi untuk

menghapus dosa dan mengeluarkan orang-orang yang telah disiksa di

neraka untuk memasuki surga, sebab di dalam hatinya pasti masih

memiliki kebaikan walaupun hanya seberat biji sawi.5

Dalam hadits menerangkan bahwa tidak ada yang bisa memberikan

syafaat kepada sekelompok orang yang meminta syafaat, kecuali

Rasulullah. Ketika sekelompok orang tersebut mendatangi Rasulullah,

maka Rasul segera menghadap Allah dan memohon kepada Allah agar

diringankannya penderitaan umatnya dan memohon agar umat Beliau

masuk surga. Allah pun mengabulkan doa Rasulullah dengan rahmat-

Nya dan mengampuni dosa.

Adapun syafaat Nabi tersebut berupa doa. Satu hadits yang

diriwayatkan oleh Abu Hurairah menyatakan bahwa Rasulullah akan

mendoakan umatnya di hari akhir agar terbebas dari siksa api neraka.

Doa Nabi Muhammad tersebut merupakan keutamaan Beliau atas

semua nabi-nabi sebelumnya, doa itu akan diberikan kepada

keluarganya dan kepada umatnya. Ibn Bathal mengatakan bahwa

hadits tersebut merupakan penjelasan keutamaan Rasulullah atas

seluruh nabi-nabi terdahulu pada umatnya lewat doanya yang terkabul

bagi umatnya dan keluarganya. Sedangkan al-Sindi mengutarakan

bahwa sesungguhnya syafaat itu hanya untuk meninggikan derajat dan

bukan bagi orang-orang yang melakukan dosa besar, mereka akan

kekal di neraka. Menurut Ibn Mas‟ud, orang yang melakukan dosa

5 Untung Tri Winarso, Skripsi: Hadis-Hadis tentang Syafaat (Studi Ma’anil Hadis),

(Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga, 2004).

Page 11: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

11

besar akan diazab, sedangkan bila ia meninggal mengucapkan dua

kalimat syahadat maka ia akan dikeluarkan dari neraka.

Mazhab ahli sunnah berpendapat bahwa barangsiapa yang mati

dalam keadaan Tauhid, maka ia akan masuk surga, dan bagi orang

yang bertaubat ia mendapat karunia masuk surga. Jika ia mati dalam

belum bertaubat, maka hal itu diserahkan sepenuhnya kepada

kehendak Allah yang akan mengampuni atau tidak. Sedangkan orang

yang melakukan dosa besar dan dia masih mengesakan Allah, maka

baginya akan masuk surga. Untuk orang-orang kafir yang melakukan

kebaikan di dunia dia tetap kekal di neraka.

Al-Qadhi al-„Iyad berkata bahwa bagi Mu‟tazilah syafaat Nabi

hanya untuk meninggikan derajat. Sedangkan al-Nawawi

mengutarakan bahwa syafaat nabi Muhammad bagi umatnya, yaitu: (1)

Melapangkan orang yang berada di surga, (2) Masuknya segolongan

umat tanpa hisab, (3) Menghapus dosa, (4) Mengeluarkan orang yang

berbuat dosa dari neraka, (5) Mengangkat derajat, (6) meringankan

dosa Abu Thalib, (7) bagi orang yang meninggal di Madinah.

3. Relevansi Hadits dengan Ayat Al-Qur’an

Allah SWT menetapkan adanya syafaat di dalam kitab-Nya dalam

banyak tempat dan dengan persyaratan ketat. Allah juga

memberitahukan bahwa syafaat itu adalah wewenang-Nya secara

penuh, tidak seorang pun yang berhak dan dapat campur tangan.6

Sebagaimana dalam firman-Nya:

Artinya: “Katakanlah: “Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya.

Kepunyaan-Nya kerajaan langit dan bumi. Kemudian kepada-Nyalah

kamu dikembalikan.” (Q.S. Az-Zumar: 44)

6Syekh Hafizh Hakami, 200 Sual Wa Jawab Fi Al-Aqidah Al-Islamiyah, terjemahan:

As‟ad Yasin, (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), hal. 150.

Page 12: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

12

Allah SWT juga memberitahukan bahwa syafaat itu tidak akan ada

atau tidak akan terjadi tanpa seizin-Nya, sebagaimana firman-Nya:

Artinya: “dan Tiadalah berguna syafa'at di sisi Allah melainkan bagi

orang yang telah diizinkan-Nya memperoleh syafa'at itu, sehingga

apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka, mereka berkata

"Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan-mu?" mereka menjawab:

(perkataan) yang benar", dan Dia-lah yang Maha Tinggi lagi Maha

Besar.” (Q.S. Saba‟: 23)

Ayat di atas menerangkan bahwa pemberian syafa‟at hanya dapat

berlaku dengan izin Tuhan. Orang-orang yang akan diberi izin

memberi syafa‟at dan orang-orang yang akan mendapat syafa‟at

merasa takut dan harap-harap cemas atas izin Tuhan. Tatkala takut

dihilangkan dari hati mereka, orang-orang yang akan mendapat

syafa‟at bertanya kepada orang-orang yang diberi syafa‟at: Apa yang

dikatakan oleh Tuhanmu? Mereka menjawab: Perkataan yang benar,

yaitu Tuhan mengizinkan memberi syafa‟at kepada orang-orang yang

disukai-Nya yaitu orang-orang mukmin.7 Kemudian mengenai siapa

yang berhak memberikan syafaat, Allah menjelaskan bahwa syafaat

itu hanya terjadi jika Dia mengizinkannya. Izin untuk memberikan

syafaat Dia khususkan kepada para kekasih-Nya, orang-orang yang

bertaqwa, yang diridhoi-Nya, dan dipilih-Nya, sebagaimana firman-

Nya:

Artinya: “Mereka tidak berhak mendapat syafa‟at kecuali orang yang

telah mengadakan perjanjian di sisi Tuhan Yang Maha Pemurah.”

(Q.S. Maryam: 87)

7 Departemen Agama RI, Al Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode Angka, (Banten: PT

Kalim, 2011), hal. 432.

Page 13: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

13

Adapun maksud mengadakan perjanjian dengan Allah ialah

menjalankan segala perintah Allah dengan beriman dan bertakwa

kepada-Nya. 8

4. Hikmah Hadits

Adapun hikmah hadits tentang syafaat di atas adalah:

a. Semangat untuk selalu bershalawat kepada Nabi, mengikuti

sunnah-sunnah beliau dan mempraktekkannya dalam kehidupan

sehari-hari dengan harapan mendapatkan sya‟faat darinya kelak;

b. Menjaga jiwa, raga dan hati agar selalu beristiqomah di jalan Allah

SWT, agar Dia ridho kepada kita serta memberikan izin kepada

kita untuk menerima syafa‟at dari Nabi Muhammad SAW;

c. Sebagai acuan untuk selalu bisa beramal shalih sebagai bukti cinta

kita kepada Allah dan Rasul-Nya.

8 Departemen Agama RI, Al Qur’an Tafsir Per Kata …, hal. 312.

Page 14: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

14

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari pembahasan makalah ini dapat disimpulkan:

1. Syafaat (Arab: شفع) berarti menggabungkan sesuatu dengan sesuatu

lain yang sejenisnya agar menjadi sepasang. Secara istilah syafaat

berarti memohonkan ampunan untuk dosa yang telah diperbuat.

Syafaat juga berarti permohonan ampun oleh seseorang yang

memiliki hak syafaat untuk orang yang berhak mendapatkannya.

2. Syafaat terbagi dua, pertama bersifat khusus hanya dimiliki oleh

Nabi saja, yaitu syafaat agung (syafaah ‘uzhma) untuk dimulainya

hisab dan syafaat beliau kepada penghuni surga agar bisa masuk ke

dalamnya. Kedua syafaat yang bersifat umum, ini dimiliki oleh

para Nabi, malaikat, dan orang-orang mukmin.

3. Kelompok yang disebut oleh Al-Qur‟an sebagai syafi’ yaitu para

Nabi a.s., malaikat, dan kaum mukminin yang saleh. Sedangkan

yang berhak menerima syafaat adalah orang-orang yang telah

dijanjikan Allah akan mendapat syafaat yaitu orang-orang mukmin.

4. Dalam salah satu hadits Nabi diterangkan bahwa tidak ada yang

bisa memberikan syafaat kepada sekelompok orang yang meminta

syafaat, kecuali Rasulullah SAW. Ketika sekelompok orang

tersebut mendatangi Rasulullah, maka Rasul segera menghadap

Allah dan memohon kepada Allah agar diringankannya penderitaan

umatnya dan memohon agar umatnya dimasukkan masuk surga.

B. SARAN

Sebagai umat Islam hendaknya mampu memahami dan

menempatkan terma syafaat sesuai porsinya. Terlepas berbagai

pendapat yang ada, keberadaan syafaat adalah sebuah keniscayaan

yang hendaknya diyakini terlepas dari apapun itu bentuknya, baik

berupa doa, ampunan, atau lainnya.

Page 15: SYAFAAT -   · PDF fileDisusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Studi Al Hadits Tarbawi Dosen Pengampu: Dr. H ... Dalam makalah ini akan dibahas secara lebih

15

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Aziz Al-Faruq, Hadits tentang Hisab dan Syafaat, dalam

http://abdulazizalfaruq.blogspot.co.id/2017/04/makalah-hadits-

tentang-hisab-dan-syafaat.html (Diakses 9 September 2017)

Ali Mamali, Syafaat dalam Bahasa Al-Qur’an dan Sunnah, dalam

http://www.alimamali.com/books/id/books/shafaat/03.htm. (Diakses

9 September 2017)

Departemen Agama RI. 2011. Al Qur’an Tafsir Per Kata Tajwid Kode

Angka. Banten: PT. Kalim.

Sadeqin, Pemberi dan Penerima Syafaat, dalam

http://www.sadeqin.net/ml/ketabsara.php?s=342&e=347&mod=4&i

d=36&page=347 (Diakses 9 September 2017)

Syekh Hafizh Hakami. 1998. 200 Sual Wa Jawab Fi Al-Aqidah Al-

Islamiyah, terjemahan: As‟ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press.

Untung Tri Winarso. 2004. Skripsi: Hadis-Hadis tentang Syafaat (Studi

Ma’anil Hadis). Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.

Wakid Yusuf, Macam-macam Syafaat, dalam

https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/03/26/akidah-17-

pengertian-syafaat-macam-macam-syafaat-pemberi-syafaat-

penerima-syafaat/ (Diakses 9 September 2017)