Suvei Geofisika

29
SURVEI GAYA BERAT Tugas 01 Sifat Kelompok Mata Kuliah : Geofisika Umum Dosen Pengampu : Saaduddin, S.Pd., M.Sc. Program Studi Teknik Geofisika Jurusan Teknik Kebumian Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi 2015 KELOMPOK 5

description

Metode gaya berat untuk melakukan eksplorasi mineral dan hasil tambang

Transcript of Suvei Geofisika

Survei gaya berat

SURVEI GAYA BERAT(PERLENGKAPAN SURVEI DAN PROSES AKUISISI DATA LAPANGAN)

Diajukan sebagai salah satu kelengkapan tugas pada mata kuliah Geofisika Umum

Disusun OlehKelompok 5Anggita PutriF1D314005Farsa RanditamaF1D314022Samuel HasiloanF1D314037M Ilhamd PribadiF1D314052

Program Studi Teknik GeofisikaJurusan Teknik KebumianFakultas Sains dan TeknologiUniversitas Jambi2015 BAB IPENDAHULUAN

Pengertian Metode Gaya BeratMetode Gaya Berat atau yang biasa disebut metode gravity merupakan salah satu metode geofisika yang didasarkan pada pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal maupun di udara. Dalam metode ini yang ditelaah adalah suatu variasi medan gravitasi akibat variasi rapat massa batuan di bawah permukaan, sehingga dalam pelaksanaan praktek yang diselidiki merupakan perbedaan medan gravitasi dari satu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya.

Prinsip pada metode Gravity Prinsip metode gaya berat adalah memanfaatkan kemampuan dalam membedakan densitas pada suatu material yang diteliti terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, struktur bawah permukaan dapat kita ketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya. Untuk bisa menggunakan metode ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi yang pertama berada di base sebagai alat yang digunakan untuk mengukur pasang surut gravitasi, alat yang kedua dibawa pergi ke setiap titik pada stasiun untuk mencatat perubahan gravitasi yang ada.

Hukum Gravitasi NewtonGravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang memiliki rapat massa yang berbeda, hal ini dapat kita temukan setelah diekspresikan oleh rumus hukum Newton sederhana, yaitu:

Dimana:F= Besar Gaya Gravitasi dua titik massa yang ada (Newton)G= Besar konstanta gravitasi Newton (6673 x 10-11 Nm2 Kg-2)m1= massa benda pertama(Kg)m2= massa benda kedua(Kg)

Koreksi metode gravityDengan menggunakan rumus gravitasi ini maka survey geofisika metode gravitasi dapat dilakukan, namun metode ini memiliki koreksi. Koreksi dalam metode gaya berat adalah sebagai berikut:a. Koreksi baca alat/skalaKoreksi baca alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam pembacaaan alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat ditulis sebagai berikut :Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGalb. Koreksi pasang surut (tidal).Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi dari benda-benda di luar bumi seperti bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu. Untuk mendapatkan nilai pasang surut ini maka, dilihatlah perbedaan nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu terhadap base. Gravitasi terkoreksi tidal dapat ditulis sebagai berikut :

gst = gs + tDimana:gst=Gravitasi terkoreksi pasang surutgs=Gravitasi yang terbaca pada alatt=Nilai koreksi pasang surutc. Koreksi apungan (drift).Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat gravimeter selama proses transportasi

Dn=Drift pada stasiun ke ngst(n)=gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ngst(1)=gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun 1TN=Waktu pengukuran stasiun akhir loopT1=Waktu pengukuran stasiun awalTn=waktu pengukuran stasiun ke n

d. Koreksi lintangKoreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna, tetapi pepat pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada perbedaan nilai gravitasi karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang dapat ditulis sebagai berikut :

e. Koreksi udara bebas (Free Air Correction)Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan dan datum (mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut : :

f. Koreksi BouguerKoreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat antara stasiun pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

g. Koreksi medan (Terrain Correction)Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik pengukuran. Pada saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

BAB IIPERLENGKAPAN SURVEI

1. Seperangkat Gravity MeterAlat ini merupakan alat utama untuk melaksanakan survey degan mengukur gaya berat suatu material yang diamati

2. Log BookBuku ini berguna untuk pedoman kejadian apa saja yang terjadi selama survey agar dimudahkan dalam tahapan interpretasi data dan pengolahan data

3. GPSAlat ini berfungsi sebagai penentu letak kita kordinat kita dimana sehingga memudahkan proses akuisisi data

4. HandphoneHandphone berguna sebagai time-keeper, pencatat waktu, dan juga sebagai media komunikasi bila tidak dimungkinkan menggunakan handy talkie

5. Jaket LapanganJaket ini berupa pelindung tubuh dari teriknya matahari agar dapat leluasa melakukan survey gravity

6. Payung

Payung berguna sebagai alat untuk melindungi surveyor dari panas, dan melindungi dari hujan, payung juga berfungsi sebagai pelindung alat yang digunakan dari kondisi cuaca.

7. Kompas Geologi

Kompas geologi berguna sebagai penentu koordinat dan arah dalam melakukan survey agar tidak salah koordinat

BAB IIIAKUISISI DATA LAPANGAN

1. Menentukan Luas Daerah SurveyLuasan di daerah survey di sesuaikan dengan target yang di inginkan. bila target anomali berukuran lokal (kecil) maka area survey cukup kecil saja, tetapi apabila daerah target anomali skala regional maka target anomali harus berukuran besar karena ini berpengaruh kepada hasil yang ingin kita dapatkan. untuk area luasan daerah yang cukupannya bersifat lokal maka di perkirakan luasannya berkisar antara 5 x 5 km2 dengan spasi cukup rapat (sekitar 200 meter). Apabila target merupakan struktur geologi yang cukup besar , maka daerah luasan survey perlu di perluas lagi menjadi 10 x 10 km2 atau 20 x 20 km2 atau bahkan bisa mencapai lebih luas lagi dari yang di perkirakan (misal). Kemudian untuk menentukan luas area untuk survey alangkah baiknya kita terlebih dahulu mengetahui lokasi tersebut baik itu dari peta geologi atau peta lain sebagai acuan kita

2. Menentukan Lokasi PengukuranHal-hal yang perlu di perhatikan dalam penentuan lokasi pengukuran adalah peta topografi dan peta geologi, Untuk keperluan orientasi medan digunakan peta topografi skala kecil saja. Kemudian tentukan lintasan yang ingin kita akuisisi seperti base station (alangkah lebih baiknya base station di usahakan tidak terlalu jauh dan tidak terlalu dekat dari lokasi pengukuran sehingga data yang di dapat lebih efektif dan akurat dan tepat sasaran.Penganmbilan data di base station dan di tiap-tiap titik pengukuran medan gravitasi dilakukan secara bersama-sama. Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menentukan titik pengukuran adalah:a. Letak titik pengukuran harus jelas dan mudah dikenalib. Letak pengukuran memang sudah dirancang di peta topografi agar mudah diketahuic. Lokasi pengukuran bebas dari aktivitas noise (mesin, goncangan, kerumunan massa, demonstrasi)d. Menggunakan GPS untuk mengetahui titik lokasi pengukuran3. Format Data LapanganData yang di peroleh dari lapangan lebih baik dicatat dalam buku tulis (buku lapangan) dan tidak dalam lembar kertas yang mudah hilang. Format data sesuai dengan data yang diamati yaitu membuat semua data yang perlu dicatat.Misalnya:a. Hari, tanggal, cuaca dan kondisi pengamatanb. Titik pengukuranc. Pembacaan skala gravitymeterd. Pembacaan reaksi material (Feedback)e. Tinggi alat ukur terhadap titik amatf. Besar pasang surut teoritisg. Table pasang surut teoritish. Kejadian saat pengamatani. Peristiwa penting saat pengamatan

4. Prossesing dataSetelah melakukan akuisisi data, maka data yang didapatkan akan melalui tahap prosessing (pemrosesan). Prosessing data dapat dibagi menjadi beberapa tahap, seperti tahap awal, tahap lanjutan dan tahap akhir yang nantinya akan mengarah pada interpretasi data

Flowchart Prossesing Data

Data Lapangang ObservasiKoreksi Pasang SurutKoreksi Tinggi AlatKoreksi PerjalananKoreksi g NormalKoreksi Udara BebasKoreksi BougerKoreksi BougerAnomali Bouger lengkapProyeksi ke bidang datarKontinuasi Ke atasAnomaliRegionalAnomaliLokalKesimpulanHasil dan Pembahasanp Modelp ModelInformasi GeologiTIDAK ModelMin?

5. Interpretasi dataMerupakan tahapan akhir dimana kita akan menerka apa yang ada dalam data dan menggambarkannya dalam ilustrasi yang sesuai dengan keadaan yang kita dapatkan dari survey tersebut

DAFTAR PUSTAKA

Milsom. John, 2003. Field Geophysics. Third edition. Telford, William Murray. 2004. Applied Geophysics. Second Edition Santoso, Djoko, 2002. Pengantar Teknik Geofisika. Bandung: Penerbit ITB Bestari, Annisa. Teori Metode Gaya Berat (Internet)http://annisa-bestariii.blogspot.com/2014/04/teori-metode-gaya-berat.html (diakses pada 15 Maret 2015) Handayani, Cut Putri. Everything About Geophysical!: Metode Gravity (Internet).

http://cutputrihandayani.blogspot.com/2014/04/macam-macam-koreksi-pada-metode-gravity.html ( diakses 14 Maret 2015)

Purwansyah, Basdar. Gravity Method: Metode gaya Berat (Internet)

https://basdargeophysics.wordpress.com/2012/08/29/gravity-method-metode-gaya-berat/ (diakses pada 14 Maret 2015)

Tanjung, Rizki Ramadhan. Koreksi-Koreksi Pada Metode Gravity (Internet).http://rizky-ramadhan-tanjung.blogspot.com/2014/04/koreksi-koreksi-pada-metode-gravity.html (diakses pada 14 Maret 2015)

LAMPIRAN :ABSTRAK JURNAL I

PEMETAAN SESAR OPAK DENGAN METODE GRAVITY (STUDI KASUSDAERAH PARANG-TRITIS DAN SEKITARNYA)M. Irham Nurwidyanto)1, Tony Yulianto)2, Sugeng Widodo)3.1, 2Staff Pengajar Geofisika Fisika FMIPA UNDIP.3Staff Pengajar Ilmu Kelautan FPIK UNDIP.

INTISARITelah dilakukan survey untuk memetakan keberadaan, memperkiraan lokasi dan jenis dari Sesar Opak di daerah pantai Parang Tritis dan sekitarnya daerah kabupaten Bantul dengan pendekatan metode gravity. Penelitian dilakukan dengan mengukur nilai medan gravitasi pada daerah disekitar zona yang diperkirakan merupakan lokasi sesar opak yang telah digambarkan pada peta geologi lembar Yogyakarta yang dikeluarkan oleh P3G Bandung. Pengukuran medan gravitasi menggunakan alat gravitymeter Lacoste & Romberg tipe G-1118 MVR, dan pengukuran ketinggian dengan GPS TrimbleNavigations 4600 LS milik laboratorium Geofisika UGM. Pengukuran dilakukan dengan semi grid dengan lintasan pengukuran melewati jalan atau jalan setapak dengan jarak antar lintasan sekitar 1 2 km dan jarak antar titik pengukuran 0,5 km 1 km.Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa di daerah penelitian diperkirakan ada dua buah sesar, yakni Sesar Opak di bagian barat dan sesar lain yang berada disebelah timur. Lokasi Sesar Opak hasil dari penelitian ini hampir sama dengan lokasi SesarOpak yang digambarkan pada peta geologi, arah Sesar Opak N30oE/60o, dan sesar lainnya yang berada di sebelah timur dengan arah N5oE/80o. Sesar Opak merupakan jenis sesar normal atau sesar turun dimana blok barat relative bergerak turun sedangkanblok timur relative tetap.Kata kunci : Sesar Opak, Parang-Tritis, Metode Gravity.

ABSTRAK JURNAL II

Berkala Fisika ISSN : 1410 - 9662Vol 10. , No.1, April 2007, hal 65-70 65PEMODELAN ZONA SESAR OPAK DI DAERAH PLERETBANTUL YOGYAKARTA DENGAN METODE GRAVITASIM Irham Nurwidyanto, Rina Dwi Indriana, Zukhrufuddin Thaha DarwisLaboratorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA UNDIP.

ABSTRACTA gravity research was done in Pleret, Bantul, Yogyakart.Its covering 55 measurements points. This research aims to estimated subsurface structure fault zone of the area, correctly along Opak Rivers. Type of Gravitymeter La Coste & Romberg G-1118 using electronics feedback system with accuracy 0.005 miligal was used to measure gravitational field. Interpretation result from kualitative andkuantitative are estimated the structure in the research area consist of tree layer that arre limestone, breccia, and alluvial sediment and Opak sediments.

INTISARITelah dilakukan penelitian dengan metode gravitasi di daerah Pleret, Bantul, Yogyakarta, yang meliputi 55 titik pengukuran. Penelitian ini bertujuan untuk menafsirkan struktur bawah permukaan zona sesar, tepatnya di sepanjang sungai Opak. Pengukuran gravitasi dilakukan dengan menggunakan Gravitymeter type La Coste & Romberg G-1118 MVR yang dilengkapi dengan feedback system dengan akurasi 0.005 miligal. Hasil interpretasi kualitatif dan kuantitatif didapatkan adanya dugaan sesar normal dengan struktur lapisan terdiri dari tiga lapisan yaitu batuan gamping, batuan breksi dan batuan penutup permukaan yang meliputi endapan alluvial dan endapan sungai opak.

ABSTRAK JURNAL III

PEMODELAN ANOMALI GRAVITASI MENGGUNAKAN METODE INVERSI 2D (DUA DIMENSI) PADA AREA PROSPEK PANAS BUMI LAPANGAN ARezki Amaliah, Dr. Muhammad Hamzah, S.Si, M.T, Dra. Maria, M.Si, Sabrianto Aswad, S.T, M.TProdi Geofisika Jurusan Fisika Fakultas MIPA Universitas Hasanuddin

SARI BACAANMetode gravitasi dapat memberikan gambaran beda rapat massa bawah permukaan melalui pengukuran percepatan gravitasi di lapangan A. Lapangan A dikelilingi oleh batuan andesit dan masih didominasi oleh alluvial. Dari hasil pengolahan data survei gravitasi diperoleh anomali Bouguer lengkap. Anomali Bouguer lengkap dikurangkan dengan anomali regional diperoleh anomali residual.Anomali residual dimodelkan menggunakan metode Inversi 2D untuk mendapatkan gambaran beda rapat massa bawah permukaan di lapangan A. Ada dua lintasan dipilih dekat dengan titik manifestasi panasbumi pada lapangan A. Hasil pemodelan menunjukkan pada area prospek panasbumi ini, diperoleh nilai rapat massa sekitar 2,367 2,62 gr/cm3 pada lintasan yang berarah timur laut-barat daya dan pada lintasan berarah barat laut-tenggara berkisar antara 2,52 2,97 gr/cm3. Pola penyebaran rapat massa mengindikasikan adanya patahan berupa graben Kata kunci : anomali gravitasi, rapat massa, inversi 2D.ABSTRACTGravity method can give image difference density subsurface using gravity surveying in field A. Its around field A is andesite and is dominated by alluvium. Result data gravity processing is gravity anomaly that called name is Complete Bouguer Anomaly. Complete Bouguer anomaly Reduce by regional anomaly produce residual anomaly. Residual anomaly made model using inversion 2D method to get image ofdistribution difference density in subsurface at field A. There are chosen two lines where near point ofmanifestation geothermal at field A. The result modeling indicate that is in area geothermal prospect getting density value around 2,367 2,62 gr/cm3 for line direction NE-SW and 2,52 2,97 gr/cm3 for line direction NW-SE. Pattern ofdistribution density indicate there is fault like graben. Keyword: gravity anomaly, density, inversion 2D

2

ABSTRAK JURNAL IV

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1Eksplorasi Parameter Fisik Cekungan Migas di PerairanBlok Ambalat Dengan Metode Gravitasi

Lutfia P.I.A, Mahmud Mustain, Mukhtashor, Syaiful BachryTeknik Kelautan, Fakultas Teknologi Kelautan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111E-mail: [email protected]

Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dalam mengeksplorasi potensi sumber daya mineral khususnya minyak dan gas bumi, dengan menggunakan metode gravitasi di perairan Ambalat. Metode eksplorasi gravitasi dilakukan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan. Lapisan struktur bawah permukaan tanah diteliti berdasarkan variasi pada medan gravitasi bumi yang disebabkan oleh perbedaan densitas antara lapisan bawah permukaan batuan. Landasan konsep yang dipergunakan adalah sebuah benda penyebab anomaly (causative body), dimana sebuah unit batuan memiliki perbedaan medan gravitasi yang kemudian disebut sebagai anomali gravitasi. Pada daerah penelitian diketahui memiliki banyak kandungan sedimen pasir, kerikil, lempung, gamping yang telah terkompaksi menjadi batuan dengan densitas rata-rata 2.000 gram/cm3. Dari data-data kandungan sedimen tersebut perairan ambalat memiliki potensi migas. Dari hasil perhitungan tugas akhir ini diketahui volume cekungan migas sebesar 6154401012 liter dengan nilai Validasi tingkat error rata-rata sebesar -0,828255.Kata Kunci: anomali, densitas, metode gravitasi, sedimen

ABSTRAK JURNAL VSTUDI IDENTIFIKASI STRUKTUR DAN PROSPEK HIDROKARBON BERDASARKAN METODE GAYABERATPADA CEKUNGAN KUTAI, KALIMANTAN TIMURRizka1, Wawan Gunawan A. Kadir1, Susanti Alawiyah1, Eko Januari Wahyudi1f

SariCekungan Kutai terletak di provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Pada penelitian ini, dilakukan identifikas istruktur dan prospek hidrokarbon Cekungan Kutai dengan menggunakan salah satu metode geofisika yaitu metode gayaberat. Interpretasi struktur sesar dan delineasi cekungan dilakukan dengan menggunakan turunan tegak orde dua. Distribusi kontras densitas model bawah permukaan dengan metode pemodelan ke Depan dan pemodelan inversi. Hasil akhir dari pemodelan tersebut adalah peta kontur top basement dan ketebalan sedimen.Hasil analisis gayaberat menunjukan struktur Cekungan Kutai berarah Timurlaut-Baratdaya dengan adanya lipatan (Antiklinorium Samarinda) dan sesar yaitu sesar naik dan sesar geser. Cekungan Kutai memiliki dua SubCekungan yaitu Sub-Cekungan Kutai Atas yang memiliki basement benua dan Sub-Cekungan Kutai Bawah yang memiliki basement samudra. Berdasarkan pemodelan gayaberat diperoleh nilai kontras densitas batuan basalt pada basement samudra 0, 17 gr/cc dan batuan granit pada basement benua 0, 07 gr/cc. Cekungan Kutai memiliki sedimen yang tebal dan top basement yang dalam dengan kedalaman maksimum sekitar 9,4 km. Selain itu, berdasarkan hidrokarbon play, Cekungan Kutai sangat berprospek menghasilkan hidrokarbon. Kata kunci: gayaberat, Cekungan Kutai, turunan tegak orde kedua, pemodelan ke depan, pemodelan inversi, top basement, hidrokarbon