kurikulum geofisika

download kurikulum geofisika

of 30

description

kurikulum prodi geofisika dari ITB ITS UGM

Transcript of kurikulum geofisika

1. Pengertian Geologi

Secara Etimologis Geologi berasal dari bahasa Yunani yaitu Geo yang artinya bumi dan Logos yang artinya ilmu, Jadi geologi adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi. Bumi merupakan salah satu planet yang ada di sistem tatasurya kita. Bumi didiskripsikan berbentuk bulat pepat dan berputar pada poros pendeknya. Jari-jari bumi 6.370 km, yang terdiri dari benda padat (batuan), benda cair, dan gas (udara). Karena Bumi tersusun oleh batuan, pengetahuan mengenai komposisi, pembentukan, dan sejarahnya merupakan hal utama dalam memahami sejarah bumi. Dengan kata lain batuan merupakan objek utama yang dipelajari dalam geologi.

2. Ruang Lingkup Geologi

Secara keseluruhan bumi ini terdiri dari beberapa lapisan yaitu :

1. Atmosfer, yaitu lapisan udara yang menyelubungi Bumi

2. Hidrosfer, yaitu lapisan air yang berada di permukaan Bumi

3. Biosfer, yaitu Lapisan tempat makhluk hidup

4. Lithosfer, yaitu lapisan batuan penyusun Bumi

Ruang lingkup pembelajaran geologi yaitu lithosfer yang merupakan lapisan batuan penyusun bumi dari permukaan sampai inti bumi. Geologi juga mempelajari benda-benda luar angkasa, dan bukan tak mugkin suatu saat nanti kita dapat mengetahui keadaan geologi bulan atau planet lainnya misalnya.

Cabang-cabang ilmu geologi : Kajian geologi memiliki ruang lingkup yang luas, di dalamnya terdapat kajian-kajian yang kemudian berkembang menjadi ilmu yang berdiri sendiri walaupun sebenarnya ilmu-ilmu tersebut tidak dapat dipisahkan dan saling menunjang satu sama lain. ilmu-ilmu tersebut yaitu :

1. Mineralogi, yaitu ilmu yang mempelajari mineral, berupa pendeskripsian mineral yang meliputi warna, kilap, goresan, belahan, pecahan dan sifat lainnya.

2. Petrologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan, didalamnya termasuk deskripsi, klasifikasi dan originnya.

3. Sedimentologi, yaitu ilmu yang mempelajari batuan sediment, meliputi deskripsi, klasifikasi dan proses pembentukan batuan sediment.

4. Stratigrafi, yaitu ilmu tentang urut-urutan perlapisan batuan, pemeriannya dan proses pembentukannya.

5. Geologi Struktur, adalah ilmu yang mempelajari arsitektur kerak bumi dan proses pembentukannya.

6. Palentologi, yaitu ilmu yang mempelajari aspek kehidupan masa lalu yang berupa fosil. Paleontology berguna untuk penentuan umur dan geologi sejarah.

7. Geomorfologi, yaitu ilmu yang mempelajari bentuk bentang alam dan proses-proses pembentukan bentang alam tersebut. Ilmu ini berguna dalam menentukan struktur geologi dan batuan penyusun suatu daerah.

8. Geologi Terapan, merupakan ilmu-ilmu yang dikembangkan dari geologi yang digunakan untuk kepentingan umat manusia, diantaranya Geologi Migas, Geologi Batubara, Geohidrologi, Geologi Teknik, Geofisila, Geothermal dan sebagainya.

Secara umum interior bumi terdiri dari daratan (benua, pulau-pulau, lembah-lembah, dan pegunungan), serta lautan (lembah, palung, serta pegunungan bawah laut). Puncak gunung tertinggi > 8.000 m dpl (Pegunungan Himalaya), sedangkan palung yang terdalam mencapai kedalaman > 10.000 meter di bawah muka laut (Palung Philipina).

Informasi utama dari susunan dalam bumi diketahui berdasarkan informasi seismologi. Berdasarkan penyelidikan oleh H. Jeffreys dan K.E. Bullen (1932-1942) yang mengacu pada penyelidikan E. Wiechert (1890-an) dengan menggunakan cepat rambat gelombang P dan S, didefinisikan pembagian bentuk dalam (lapisan-lapisan) dari interior bumi, yaitu terdiri dari inti dalam, inti luar, mantel bawah, dan mantel atas, serta kerak bumi (Gambar 1 dan 2), dimana :

A. Inti bumi (paling dalam), terdiri dari inti dalam (kedalaman 5.140-6.371 km, padat, berat, dan sangat panas), inti luar (kedalaman 2.883-5.140 km, cair atau lelehan lebih ringan, dan sangat panas).

B. Mantel, terdiri dari mesosfer (kedalaman 350-2.883 km, padat, bertekanan tinggi, panas, dan keras), astenosfer (kedalaman 100-350 km, lemah, mudah terdeformasi oleh panas dan tekanan, serta plastis).

C. Litosfer (kerak bumi), kedalaman 0-100 km, padat, dingin, kaku, rapuh, dan ringan, yang terdiri dari kerak benua (tebal), dan kerak samudera (tipis)..

Kerak benua didominasi oleh batuan yang kaya Silikat, dekat permukaan kaya dengan alumunium (SiAl), dan pada kedalaman yang besar kaya akan magnesium (SiMa), lihat Gambar 2. Pada batas bawah kerak bumi, terjadi penambahan cepat rambat gelombang dan disebut dengan bidang diskontinuitas Mohorivicic, dan ini juga berarti terjadinya perubahan komposisi mineral batuan (spesies mineral), yang diinterpretasikan sebagai perubahan komposisi dari gabbro menjadi suatu batuan ultrabasa (mineral dunit atau eklogit).

Kerak bumi yang merupakan bagian teratas dari interior bumi yang langsung kontak dengan oksigen dan merupakan tempat akumulasi mineral-mineral batuan merupakan sasaran utama dari ilmu genesa endapan bahan galian untuk dapat mengetahui sebaran mineral-mineral berharga. Keterdapatan mineral-mineral berharga tersebut sangat bergantung pada jumlah (konsentrasi) mineral-mineralnya, serta letak dan bentuk endapannya.

3. Kerak Bumi

Kerak bumi (earthcrust) merupakan padatan yang relatif dingin, rapuh, dan kaku (rigid) dengan BJ lebih rendah sehingga seolah-olah mengapung di atas mantel. Ini adalah bagian yang berada di permukaan bumi sampai kedalaman 100 km.

Karena adanya perbedaan panas yang sangat tinggi antara bagian bumi yang tengah dengan bagian bumi yang lebih luar, maka akan terjadi perbedaan tekanan dimana tekanan pada bagian dalam lebih besar, sehingga pergerakan magma akan menghasilkan aliran konveksi di dalam mantel. Lelehan magma yang lebih panas akan bergerak ke atas dan lelehan magma yang lebih dingin tenggelam (seperti gerakan air panas dan air dingin pada waktu kita menjerang air di atas kompor, Gambar 3).

Akibat aliran konveksi lelehan magma tersebut lapisan kerak bumi yang padat dan relatif rapuh yang ada di atasnya (mengapung) ikut bergerak sesuai dengan gerakan lelehan magma. Pada suatu tempat tertentu lapisan kerak bumi akan retak dan bergerak saling menjauh, dan rekahan yang ditinggalkannya akan segera terisi oleh lelehan magma yang kemudian juga akan membeku (disebut sebagai daerah regangan dimana lempengan kerak bumi yang saling berdekatan menjauh), contohnya pada laut yang dalam di tengah samudera (Atlantik, Pasifik, dll).

Pada bagian bumi lain akan terjadi tumbukan antara lempeng-lempeng yang saling mendekat sehingga akan terjadi penunjaman dari salah satu lempeng tersebut. Lempeng yang lebih tipis (lempeng samudera) akan menunjam di bawah lempeng benua yang relatif lebih tebal, dan sering disebut sebagai sebagai zona subduksi (subduction zone). Pada bagian yang menunjam akan meleleh menjadi magma dan bagian dari lempeng yang lain akan mengalami perlipatan, pengangkatan, dan pensesaran (Gambar 4).

Dengan adanya retakan/bukaan akibat terbentuknya sesar-sesar tersebut maka pada bagian-bagian tertentu pada zona tersebut kadang-kadang diterobos oleh lelehan batuan panas dari mantel (magma) dan membentuk kantong-kantong lelehan batuan panas yang disebut sebagai dapur magma (magma chamber).

Kalau penerobosan tersebut berlangsung sampai mencapai permukaan bumi, maka terjadilah pembentukan deretan gunung berapi. Magma yang keluar akan menghasilkan material hasil letusan gunung api, yang berupa tufa, lahar, maupun menghasilkan aliran lava panas yang akan membentuk batuan lava di permukaan. Magma yang tidak mencapai permukaan akan membeku di dalam bumi membentuk bermacam-macam jenis batuan beku.

4. Pembentukan Batuan

Batuan merupakan suatu bentuk padatan alami yang disusun oleh satu atau lebih mineral, dan kadang-kadang oleh material non-kristalin. Kebanyakan batuan merupakan heterogen (terbentuk dari beberapa tipe/jenis mineral), dan hanya beberapa yang merupakan homogen (disusun oleh satu mineral atau monomineral). Tekstur dari batuan akan memperlihatkan karakteristik komponen penyusun batuan, sedangkan struktur batuan akan memperlihatkan proses pembentukannya (dekat atau jauh dari permukaan).

Batuan kristalin terbentuk dari tiga proses (fisika-kimia) dasar, yaitu kristalisasi dari suatu larutan panas (magma), presipitasi dari larutan, serta rekristalisasi dari suatu bentuk padatan. Proses-proses tersebut akan menghasilkan tipe atau produk akhir dari batuan sesuai dengan kondisi atau tahapan pembentukannya, dan kadang-kadang muncul sebagai suatu produk residual. Berdasarkan proses pembentukannya batuan dapat dikelompokkan sebagai batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.

4.1 Batuan Beku

Batuan beku merupakan produk akhir dari magma, yang merupakan suatu massa larutan silikat panas, kaya akan elemen-elemen volatil, dan terbentuk jauh di bawah permukaan bumi melalui reaksi panas (fusion) dari massa padatan. Bagian dari pelarutan pada bagian tengah lapisan kerak bumi (hasil dari magma primer), biasanya mempunyai komposisi basaltik, dan muncul di permukaan bumi melalui proses erupsi membentuk batuan volkanik atau ekstrusif, atau melalui pen-injeksian pada perlapisan atau rekahan-rekahan dalam kerak bumi pada kedalaman yang bervariasi membentuk batuan hipabissal (hypabyssal rocks). Magma-magma lain yang berasal dari larutan basaltik yang melalui proses differensiasi kadang-kadang juga muncul ke permukaan bumi.

Mineral-mineral yang pertama kali mulai mengkristal dari basalt (pada temperatur 1100 C 1200 C) membentuk mineral spinels (kromit) & sulfida, mineral-mineral jarang, serta logam-logam berharga (spt platinum), yang sering dikenal sebagai mineral-mineral aksesoris yang terbentuk dalam jumlah yang sedikit pada tipe batuan tersebut. Kadang-kadang pada temperatur terendah (pada range temperatur pembentukan), mengkristal silikat yang kaya akan besi & magnesium (olivin), sodium & kalsium (piroksen), serta kadang-kadang juga mengandung potasium & air (mika dan amfibol). Seri (reaksi-reaksi) pembentukan mineral pada batuan beku (basaltis) dipelajari oleh N.L. Bowen, dan urutannya dikenal dengan Deret (Series) Reaksi Bowen seperti yang terlihat pada Gambar 5 dan 6.

Pada deret ini dapat dipresentasikan dua urutan pararel, yaitu :

Seri kontinious, dimana tipe plagioklas berupa feldspar (mineral-mineral felsik) yang terbentuk setelah kristalisasi, dan dengan proses yang berkesinambungan dengan turunnya temperatur terbentuk komposisi yang kaya akan kalsium (anortit) s/d komposisi yang kaya akan sodium (albit).

Seri diskontinious, dimana mineral-mineral besi dan magnesium terbentuk pada awal kristalisasi dari larutan dan terendapkan dengan sempurna membentuk mineral-mineral baru dengan suatu sekuen reaksi yaitu :

Olivine hypersthene augit hornblende biotit

Berdasarkan letak dan bentuknya, batuan beku dapat digambarkan seperti yang terlihat pada Gambar 7.

Batuan beku juga dapat dikelompokkan berdasarkan perbedaan susunan kimianya, yaitu :

1. Batuan beku asam, dengan kandungan SiO2 > 55% (granit, monzonit).

2. Batuan beku sedang, dengan kandungan SiO2 50-55% (granodiorit, diorit, andesit).

3. Batuan beku basa, dengan kandungan SiO2 di permukaan bumi.

3. Aktivitas atmosfir akan merubah batuan menjadi lapuk, tererosi, tertransportasi dan diendapkan menjadi sedimen.

4. Karena beban dan konsolidasi serta penyemenan, sedimen berubah menjadi batuan sedimen yang kompak dan keras.

5. Batuan sedimen dapat terangkat ke permukaan bumi. Atau mengalami proses metamorfosa menjadi batuan metamorf. Batuan sedimen juga bisa tenggelam (penunjaman) dan meleleh menjadi magma baru (mantel).

6. Batuan metamorf dapat terangkat ke permukaan bumi atau tenggelam menjadi magma baru (mantel).

7. Batuan beku juga dapat mengalami metamorfosa menjadi batuan metamorf.

4. Stratigrafi

Secara umum stratigrafi diartikan sebagai suatu kesatuan ciri batuan yang berbeda dengan di atas dan di bawahnya. Stratum dibatasi dari stratum lainnya oleh bidang perlapisan atau ciri-ciri lain yang membedakannya dari yang berbatasan.

Penggolongan batuan berdasarkan lapisan-lapisan batuan di bumi menjadi satuan-satuan batuan berdasarkan ciri-ciri litologinya disebut dengan litostratigrafi.

Beberapa konsep stratigrafi yang perlu diketahui antara lain :

1. Superposisi (Steno, 1669), yaitu lapisan yang lebih muda selalu berada di atas lapisan batuan yang lebih tua.

2. Kedataran (Steno, 1669), yaitu susunan lapisan yang kedudukannya tidak horizontal berarti telah mengalami proses geologi lain setelah pengendapannya.

3. Kesinambungan (Steno, 1669), yaitu pada dasarnya batas hasil suatu pengendapan berupa bidang perlapisan akan menerus sampai penyebab kejadiannya menghilang pada suatu tempat.

Perubahan-perubahan posisi muka air laut (transgresi dan regresi) sangat mempengaruhi proses pembentukan batuan sedimen tersebut sehingga batuan sedimen yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi lingkungan pengendapan pada waktu tersebut (sekuen stratigrafi). Jika hubungan antar lapisan tidak normal (karena urutannya tidak menerus, atau karena sebagian lapisan hilang akibat proses geologi) dikenal dengan istilah ketidakselarasan (unconformity).

Secara umum yang dapat dipelajari dari penampang stratigrafi suatu daerah antara lain : mengetahui urutan-urutan pengendapan batuan di daerah tersebut, mengetahui susunan batuan, ketebalan, dan hubungan setiap lapisan, dapat memberikan gambaran dalam melakukan interpretasi lingkungan pengendapan daerah tersebut.

5. Mineralogi

Mineral didefinisikan sebagai bahan/zat anorganik padat yang homogen, terbentuk di alam dan mempunyai susunan kimia dan sistem kristal tertentu. Beberapa contoh mineral dapat sebagai berikut.

Contoh beberapa mineral

Komposisi kimia

Sistem kristal

Nama mineral

Ca Co3

Rombohedral

Kalsit

Ca Co3

Ortorombik

Aragonit

PbS

Isometrik

Galena

Fe2O3

Rombohedral

Hematit

Fe2O4

Isometrik

Magnetit

NaCl

Isometrik

Halit

CaSO4

Ortorombik

Anhidrit

CaSO4 . 2H2O

Monoklin

Gipsum

C

Isometrik

Intan

C

Heksagonal

Grafit

FeS2

Isometrik

Pyrit

FeS

Heksagonal

Pyrotit

Ada bahan lain yang tidak dapat disebut sebagai mineral, misalnya : SiO2 (opal, karena amorf), C (batubara, karena merupakan bahan organik), H2O (air, karena bukan benda padat).

Mineral dapat merupakan bahan berharga/bahan tambang seperti : Cu5FeS4 (bornit, merupakan bijih tembaga), CuFeS4 (kalkopirit, merupakan bijih tembaga), Fe2O3 (hematit, merupakan bijih besi), Fe3O4 (magnetit, merupakan bijih besi), dll. Atau dapat merupakan gangue (pengotor) bahan tambang (dibuang), misalnya : SiO2 (kuarsa, pada tambang timah), FeS2 (pirit, pada tambang tembaga, emas), Na-Ca Si3O8 (felspar, pada tambang timah primer), dll

6. Struktur Geologi

Struktur geologi adalah suatu struktur atau kondisi geologi yang ada di suatu daerah sebagai akibat dari terjadinya perubahan-perubahan pada batuan oleh proses tektonik atau proses lainnya. Dengan terjadinya proses tektonik, maka batuan (batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf) maupun kerak bumi akan berubah susunannya dari keadaannya semula. Struktur geologi (makro) yang penting untuk diketahui antara lain ; bidang perlapisan, sistem sesar, sistem perlipatan, sistem kekar, dan bidang ketidakselarasan.

6.1 Bidang Perlapisan

Bidang perlapisan hanya ditemukan pada batuan sedimen, yaitu suatu bidang yang memisahkan antara suatu jenis batuan tertentu dengan batuan lain yang diendapkan kemudian, misalnya batas antara lapisan batupasir dengan batugamping, atau batas lapisan batupasir yang satu dengan batupasir lainnya yang dapat dibedakan (Gambar 10). Biasanya batuan sedimen terdiri dari banyak sekali lapisan-lapisan yang berurutan dari tua ke muda, sehingga banyak pula bidang perlapisannya. Bidang perlapisan tersebut merupakan bagian yang lemah dibandingkan dengan kekuatan batuan sedimennya, karena itu dalam analisis kemantapan posisinya menjadi sangat penting.

6.2. Sistem Sesar

Sesar atau patahan (fault) adalah suatu bidang yang terbentuk karena kekuatan batuan tidak dapat menahan lagi tekanan/beban yang ada sehingga akhirnya batuan tersebut patah. Setelah terjadinya sesar tersebut, kedua bagian yang tadinya berhubungan dapat bergeser naik, turun, atau bergeser secara mendatar (Gambar 11).

Sesar yang terbentuk karena proses tektonik yang kuat umumnya tidak berdiri sendiri (tunggal), tetapi akan menghasilkan sesar-sesar lain yang lebih kecil di sekitarnya sehingga dapat membentuk suatu sistem sesar yang kompleks (Gambar 12).

6.3. Sistem Perlipatan

Karena aktivitas tektonik, lapisan batuan sedimen yang relatif elastis akan mengalami tekanan yang tinggi dan terlipat, dan membentuk sistem sinklin-antiklin. Pada sistem perlipatan maka lapisan batuan yang tadinya mendatar akan berubah posisinya menjadi miring dengan sudut kemiringan (dip) dan jurus (strike) yang bervariasi (Gambar 13 dan 14).

Apabila besarnya tegangan yang bekerja pada batuan sedimen tersebut melampaui batas elastisnya, maka sistem tersebut akan mengalami penyesaran dan pergeseran (Gambar 15). Sedangkan kalau tidak terlalu besar, maka pada bagian-bagian tertentu mungkin akan terbentuk sistem kekar tarik (pada batuan yang rapuh/getas).

Perlipatan menghasilkan bagian punggungan perlipatan yang disebut sebagai antiklin dan bagian lembah yang disebut sebagai sinklin. Jarak antara antiklin dengan sinklin di dekatnya juga bervariasi, tergantung pada besarnya gaya yang membentuknya. Demikian juga mengenai kemiringan yang terbentuk pada perlipatan tersebut, yaitu tergantung pada amplitudo dan frekuensi yang terjadi.

Lapisan batuan yang tidak mendatar lagi (miring) posisinya dinyatakan dalam jurus dan kemiringannya (strike/dipnya), sehingga dibutuhkan interpretasi untuk mengkorelasikannya (Gambar 16).

6.4. Sistem Kekar

Seperti juga pada sesar dan perlipatan, kekar umumnya terbentuk karena proses tektonik yang terjadi pada suatu daerah tertentu. Dalam hal ini kekar merupakan akibat lanjutan dan proses pembentuk sesar atau perlipatan. Kalau kekuatan suatu batuan (kuat tekan atau kuat tarik) tidak sanggup lagi melawan tegangan yang ada, maka batuan tersebut akan pecah atau retak. Jika ukuran dari retakan tersebut besar dan terjadi pergeseran yang besar disebut terjadi sesar, sedangkan dalam ukuran retakan tersebut kecil (hanya sampai beberapa meter) dan relatif tidak terjadi pergeseran disebut sebagai kekar (Gambar 17).

Pada suatu batuan yang sama dalam daerah yang relatif kecil sering terdapat beberapa pasang kekar yang berbeda (sistem kekar). Kekar-kekar yang mempunyai orientasi (jurus dan kemiringan) sama disebut sebagai satu set kekar. Dalam suatu sistem kekar bisa terdapat lebih dari satu set kekar.

Permukaan bidang kekar ada yang halus, kasar, bergelombang, licin, dll, tergantung pada jenis batuan, kekuatan batuan, besarnya gaya, dan jenis gaya yang bekerja padanya.

Dalam analisis kekar yang perlu diperhatikan adalah : ukuran kekar (persistensi), kekasaran bidang kekar, bukaan kekar (separation), isi bukaan kekar (infilling), ada/tidaknya air pada kekar, besar aliran air pada sistem kekar, orientasi bidang kekar (jurus dan kemiringan), jumlah set kekar pada daerah yang sama, dan kerapatan/jarak kekar

6.5. Pengaruh Struktur

6.5.1 Terhadap kekuatan/kestabilan batuan

Adanya struktur sangat mempengaruhi kekuatan batuan, karena bidang-bidang struktur tersebut jelas mengganggu kontinuitas kekuatan batuan, baik dalam skala besar maupun kecil. Misalnya : batuan beku yang utuh kuat sekali dan karena itu stabil tetapi apabila ada kekar atau sesar kekuatannya akan berkurang (Gambar 18), sedimen berlapis (Gambar 19), dan batuan terkekarkan (Gambar 20).

6.5.2 Terhadap mineralisasi

Struktur (terutama sesar dan sistem kekar), yang terbentuk sebelum mineralisasi sangat penting artinya karena merupakan saluran dan tempat berkumpulnya mineral berharga, terutama dalam pembentukan endapan hidrothermal (Gambar 21). Contoh : endapan-endapan hidrothermal Au, Cu, Pb, Zn, dll.

Struktur yang terbentuk sesudah mineralisasi atau terbentuknya suatu cebakan bahan galian akan memindahkan bahan galian tersebut ke tempat lain, sehingga sulit dicari atau hilang (Gambar 22).

DAFTAR PUSTAKA

Dunham, R.J., 1862, Clasifikasi of Carbonate Rocks According to Depostional Texture, Amer. Assn. Pet. Geol. Mem. No: 1, pp 108-121.

Graha, D.S. 1987., Batuan dan Mineral, Bandung.

Koesoemadinata, R.P. 1981. Prinsip-Prinsip Sedimentasi, ITB. Bandung.

Pendowo, B., 1985. Mengenal Batuan Beku, PPPG, Bandung.

Pettijohn, E.J., 1975. Sedimentary Rocks, Third Edition. Harper & Row.

Purbo, M.M., 1975, Peristilahan Geologi dan Ilmu yang berhubungan, Universitas ITB., Bandung.

Simpson, B., 1966, Rock and Minerals, Pergamon Press.

Turner, F.J., and Verhoogen, J., 1960. Igneous Rock and Metamorphic Petrology, John Wiley & Sons.https://wesothinks.wordpress.com/2011/09/24/modulbahan-ajar-pengantar-ilmu-geologi/Daftar Mata Kuliah

Nilai akhir matakuliah ditentukan oleh beberapa komponen penilaian yaitu nilai UAS, nilai UTS, nilai tugas, nilai kuis, nilai makalah, dan nilai laporan & responsi (untuk praktikum). Setiap komponen penilaian tersebut memiliki bobot masing-masing yang telah disepakati oleh Tim Dosen Pengampu Matakuliah (Team Teaching) dan telah disampaikan kepada mahasiswa peserta kelas pada awal semester (pertemuan pertama). Mayoritas matakuliah memberikan bobot 20% atau lebih untuk nilai tugas dan pelaporan dalam penentuan nilai akhir sebuah matakuliah. Untuk membantu persiapan mahasiswa, setiap matakuliah memiliki Rencana Program Kegiatan Perkuliahan Semester (RPKPS). RPKPS tersebut memberikan informasi mengenai diskripsi matakuliah tersebut, silabus, serta satuan acara perkuliahannya.

Semester 1

NoKodeMata KuliahSKS

1UNU 1000Agama2

2MMB 1000Matematika Kontektual2

3MFB 1000Konsep Fisika2

4MKB 1000Kimia Kontektual2

5MIB 1000Teknologi Informasi Kontemporer2

6MFG 1901Pengantar Geofisika2

7MMM 1106Kalkulus3

8MFF 1011Fisika Dasar I3

9MFF 1013Prakt. Fisika Dasar I1

Total SKS Semester I19

Semester 2

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1MFF 1022Matematika Fisika I3

2MFF 1012Fisika Dasar II3

3MFF 1014Prakt. Fisika Dasar II1

4UFS 1940Filsafat Ilmu2

5MFG 1902Metode Komputasi2

6MFG 1903Prakt. Metode Komputasi1

7MFF 1000Bahasa Inggris2

8MFG 1904Geologi Dasar2

9MFG 1905Praktikum Geologi Dasar1

10UNU 1010PancasilaTotal SKS219

Mata Kuliah Pilihan

1MFF 1901Biologi Umum2

2MFG 1938Mineralogi2

3MFG 1939Praktikum Mineralogi1

Semester 3

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1MFF 2023Matematika Fisika II3

2MFF 1051Termodinamika2

3MFG 2906Geologi Struktur2

4MFG 2907Praktikum Geologi Struktur1

5MFF 2850Elektronika2

6MFF 3851Prakt. Elektronika1

7MFG 2908Tugas Laboratorium 11

8MFG 2909Perpetaan2

9MFG 2910Prakt. Perpetaan1

Total SKS15

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 2940Petrologi2

2MFG 2941Praktikum Petrologi1

3MFG 2942Manajemen Proyek2

Semester 4

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1MFF 2024Matematika Fisika III3

2MFF 2403Mekanika Analitik3

3MFG 2911Geostatistika3

4MFF 1404Gelombang3

5MFF 1016Prakt. Gelombang1

6MFG 2912Instrumentasi Geofisika2

7MFG 2913Prakt. Instr. Geofisika1

8MFG 2914Kuliah Lapangan Geologi1

9MFG 2915Kewirausahaan dan Manajemen2

Total SKS19

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 2943Fisika Batuan2

2MFG 2944Meteorologi2

Semester 5

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1MFG 3916Tektonik Indonesia2

2MFG 3917Metode Seismik I2

3MFG 3918Prakt. Met. Seismik1

4MFG 3919Geodinamika3

5MFG 3920Metode Geoelektrisitas dan EM3

6MFG 3921Prakt. Met. Geoelektrisitas dan EM1

7MFG 3922Met. Analisis Geofisika I2

8MFG 3923Prakt. Met. Anal. Geof. I1

Total SKS15

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 3945Stratigrafi2

2MFG 3946Global Positioning System (GPS)1

3MFG 3947Praktikum GPS2

4MFG 3948Analisis Spektrum Sinyal Digital1

5MFG 3949Prakt. Analisis Spektrum Sinyal Digital2

6MFG 3950Kapita Selekta A2

7MFG 3951Penyelesaian Numerik2

8MFG 3952Prakt. Penyelesaian Numerik1

Semester 6

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1UNU 1100Kewarganegaraan2

2MFG 3924Metode Seismik II3

3MFG 3925Seismologi2

4MFG 3926Prakt. Seismologi1

5MFG 3927Metode Gravitasi dan Magnetik3

6MFG 3928Prakt. Met. Gravitasi dan Magnetik1

7MFG 3929Met. Analisis Geofisika II2

8MFG 3930Prakt. Met. Anal. Geof. II1

9MFG 3931Kerja Praktek1

10MFG 3932Skripsi A3

Total SKS19

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 3953Seismik Stratigrafi2

2MFG 3954Mekanika Fluida3

3MFG 3955Dekonvolusi2

4MFG 3956Migrasi Seismik2

Semester 7

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1MFG 4933Fisika Gunungapi2

2MFG 4934Prakt. Fisika Gunungapi1

3MFG 4935Lokakarya Geofisika Lapangan2

4MFG 4936Skripsi B3

5MFG 4937Tugas Laboratorium 21

Total SKS9

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 4958Mekanika Batuan2

2MFG 4959Asistensi Kuliah1

3MFG 4960Asistensi Praktikum1

4MFG 4961Geologi Minyak Bumi2

5MFG 4962Prakt. Geologi Minyak Bumi3

6MFG 4963Eksplorasi Panas Bumi3

7MFG 4964Geofisika Lingkungan2

Semester 8

NoKodeMata KuliahSKS

Mata Kuliah Wajib

1UNU 4000KKN3

Total SKS3

Mata Kuliah Pilihan

1MFG 4967Sistem Informasi Geografi2

2MFG 4968Kapita Selekta B2

3MFG 4969Pemrograman Paralel2

4MFG 4970Energi2

UGM

Semester 1

Mata KuliahSKS

IG141108 - Bahasa Inggris3

SF141301 - Fisika Dasar I4

SM141301 - Kalkulus I4

SK141203 - Kimia Dasar I3

RF141301 - Pengantar Ilmu Kebumian3

Total SKS17

Semester 2

Mata KuliahSKS

SF141302 - Fisika Dasar II4

RF141302 - Geologi Fisik3

SM141302 - Kalkulus II4

SK141204 - Kimia Dasar II3

IG141105 - Pendidikan Agama Budha2

IG141104 - Pendidikan Agama Hindu2

IG141101 - Pendidikan Agama Islam2

IG141103 - Pendidikan Agama Katolik2

IG141110 - Pendidikan Agama Khonghucu2

IG141102 - Pendidikan Agama Kristen2

IG141106 - Wawasan Kebangsaan3

Total SKS29

Semester 3

Mata KuliahSKS

RF141201 - Elektronika Dasar3

RF141306 - Fisika Batuan4

RF141304 - Geodinamika3

RF141303 - Geofisika Matematika I3

RF141305 - Perambatan Gelombang3

IG141107 - Wawasan Teknologi dan Komunikasi Ilmiah3

Total SKS19

Semester 4

Mata KuliahSKS

RF141310 - Eksplorasi Gaya Berat dan Magnetik4

RF141203 - Elektronika Digital3

RF141307 - Geofisika Matematika II3

RF141308 - Geologi Struktur3

RF141309 - Komputasi Geofisika3

RF141202 - Sistem Informasi Geografis3

Total SKS19

Semester 5

Mata KuliahSKS

RF141312 - Analisa Data Digital Geofisika3

RF141313 - Eksplorasi Geolistrik4

RF141314 - Eksplorasi Seismik4

RF141402 - Geologi Minyak dan Gas Bumi2

RF141405 - Geostatistika3

RF141404 - Instrumentasi Geofisika3

RF141403 - Manajemen Eksplorasi2

RF141401 - Mitigasi Bencana Alam2

RF141311 - Termodinamika3

Total SKS26

Semester 6

Mata KuliahSKS

RF141408 - Akuisisi dan Pengolahan Data Seismik3

RF141316 - Analisa Data Well-Log3

RF141406 - Eksplorasi Air Tanah3

RF141317 - Eksplorasi Elektromagnetik4

RF141318 - Eksplorasi Geothermal4

RF141315 - Metoda Inversi3

RF141407 - Sedimentasi dan Stratigrafi3

IG141109 - Technopreneurship3

Total SKS26

Semester 7

Mata KuliahSKS

RF141322 - Eksplorasi Cebakan Mineral3

RF141411 - Geofisika Reservoir4

RF141409 - Geologi Bencana3

RF141323 - Geotomografi4

RF141321 - Kapita Selekta I2

RF141320 - Kuliah Lapangan Terpadu4

RF141410 - Pemodelan Seismik3

RF141319 - Seminar2

Total SKS25

Semester 8

Mata KuliahSKS

RF141412 - Eksplorasi Karbonat2

RF141413 - Geofisika kelautan2

RF141414 - Geofisika Pertambangan3

RF141415 - Interpretasi Data Seismik3

RF141324 - Kapita Selekta II2

RF141501 - Tugas Akhir6

Total SKS18

ITS

Program Studi Teknik Geofisika (S1)

Mata Kuliah Wajib Non Jalur PilihanSemester 1Semester 2

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1MA1101Kalkulus IA41MA1201Kalkulus IIA4

2FI1101Fisika Dasar IA42FI1201Fisika Dasar IIA4

3KI1101Kimia Dasar I A33KI1201Kimia Dasar II A3

4KU1101Konsep Pengembangan Ilmu Pengetahuan24KU1201Sistem Alam & Semesta2

5KU1001Olah Raga25KU1073Pengenalan Teknologi Informasi C2

6KU1011Tata Tulis Karya Ilmiah26KU102XBahasa Inggris2

7KU1181Pengantar Teknologi Sumberdaya Bumi2

Total = 19 SKSTotal = 17 SKS

Total SKS TAHUN 1 = 36 SKS

Semester 3Semester 4

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG2111Geofisika Umum21TG2205Gelombang dalam Geofisika3

2TG2101Geomatematika I32TG2203Geomatematika II3

3GL2011Geologi Dasar33TG2204Teori Potensial2

4GL2041Kristalografi dan Mineralogi34TG2240Seismik Refraksi3

5TG2102Elektronika Geofisika35GL2051Sedimentologi3

6GD2001Perpetaan36GL2012Tektonofisik2

7TG2014Komputasi Geofisika3

Total = 17 SKSTotal = 19 SKS

Total SKS TAHUN 2 = 36 SKS

Semester 5Semester 6

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG2207Geostatistik31TG3241Geolistrik & EM3

1KU206XPilihan Mata Kuliah Agama dan Etika22TG3222Geodinamika2

2TG3120Seismologi32KU2071Pancasila dan Kewarganegaraan2

3TG3106Instrumentasi Geofisika33TG3290Kuliah Lapangan3

4TG3121Mekanika Kerak Bumi24TG3261Akusisi & Pengolahan Data Seismik Refleksi3

5TG3108Termodinamika Kerak Bumi & Fluida35TG3260Gaya Berat dan Magnet3

Total = 16 SKSTotal = 16 SKS

Total SKS TAHUN 3 = 32 SKS

Semester 7Semester 8

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG4162Interpretasi Seismik Refleksi31TG4243Volkanologi dan Eksplorasi Panas Bumi3

2TG4112Analisis Sinyal Geofisika22TG4091Tugas Akhir5

3TG4116Komunikasi Geofisika24ZZZZZZPilihan Mata Kuliah Manajemen3

3YYYYYYPilihan Mata Kuliah Lingkungan3

Total = 10 SKSTotal = 11 SKS

Total SKS TAHUN 4 = 21 SKS

Total SKS = 125 SKS

Mata Kuliah Wajib Jalur Pilihan Geofisika Minyak & Gas BumiSemester 7Semester 8

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG4168Pengatar Seismik Stratigrafi21TG4264Seismik Inversi Reservoir3

2TG4265Seismik Atribut Reservoir2

Total = 2 SKSTotal = 5 SKS

Total SKS TAHUN 4 = 7 SKS

Total SKS = 7 SKS

Mata Kuliah Wajib Jalur Pilihan Geofisika PertambanganSemester 7Semester 8

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG5145Eksplorasi Eletromagnetik2

2TG5147Hidrogeofisika2

3TG4028Geofisika Eksplorasi2

Total = 6 SKSTotal = 0 SKS

Total SKS TAHUN 4 = 6 SKS

Total SKS = 6 SKS

Mata Kuliah Wajib Jalur Pilihan SeismilogiSemester 7Semester 8

URUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKSURUT SEMKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG4128Geotomografi31TG4225Seismologi Terapan2

Total = 3 SKSTotal = 2 SKS

Total SKS TAHUN 4 = 5 SKS

Total SKS = 5 SKS

Mata Kuliah Pilihan Program StudiNOKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG3113Inversi Geofisika3

2TG4027Geofisika Eksplorasi 1A3

3TG4029Kapita Selekta Geofisika2

4TG4063Topik Khusus Geofisika2

5TG4067Kerja Praktek2

6TG4127Prediksi Gempa3

7TG4128Geotomografi3

8TG4166Fisika Batuan3

9TG4168Pengatar Seismik Stratigrafi2

10TG4223Simulasi Numerik Gempa3

11TG4225Seismologi Terapan2

12TG4226Fisika Interior Bumi2

13TG4244Geofisika Pertambangan3

14TG4264Seismik Inversi Reservoir3

15TG4265Seismik Atribut Reservoir2

16TG4269Geofisika Ekonomi & Manajemen2

17TG5124Mitigasi Bencana2

18TG5145Eksplorasi Eletromagnetik2

19TG5146Eksplorasi Geolistrik2

Mata Kuliah Pilihan Luar Program StudiNOKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1GL2042Petrologi3

2GL3011Geologi Struktur3

3GL3051Prinsip Stratigrafi2

4GL3052Geologi Migas3

5GL4052Geologi Well Logging2

6TA4122Ekonomi Mineral3

7TG5244Geofisika Tambang3

8TM4218Evaluasi Formasi Terpadu3

Total SKS = 22 SKS

Program Studi MinorNONO PROGRAM STUDINAMA PROGRAM STUDI

1120Teknik Geologi

2121Teknik Pertambangan

3122Teknik Perminyakan

Mata Kuliah Minor Program StudiPaket Minor Teknik Geofisika

NOKODE KULIAHNAMA KULIAHSKS

1TG2240Seismik Refraksi3

2TG3120Seismologi3

3TG3222Geodinamika2

4TG3241Geolistrik & EM3

5TG3260Gaya Berat dan Magnet3

6TG3261Akusisi & Pengolahan Data Seismik Refleksi3

Total SKS = 17 SKS

ITB