Surveilans CRS Indonesia 2015

download Surveilans CRS Indonesia 2015

of 33

Transcript of Surveilans CRS Indonesia 2015

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    1/33

    Kebijakan SurveilansCongenital Rubella Syndrome (CRS)

    Subdit Surveilans dan Respon KLB

    Direktorat Simkar KesmaDirjen PP dan PLKementerian Kesehatan RI

    Jl. Percetakan Negara No. 29, Jakarta 10560

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    2/33

    Latar Belakang

    Target regional rubella/CRS kontrol

    Indonesia adalah 1 dari 3 negara SEARO yang

    belum melaksanakan imunisasi rubella

    Indonesia perlu mengetahui beban penyakit

    CRS, maka dilakukan :

    1. Kegiatan Surveilans rubella/CRS

    2. Study Cost effectiveness analysis

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    3/33

    Target Regional Rubella/CRS Kontrol

    Menurunkan

    angka

    kesakitan

    Rubella/CRSsebesar

    50 %

    dari

    angka

    tahun

    2008

    2015

    Menurunkan angka

    kesakitan Rubella/CRS95%, dari angkatahun 2008

    2020

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    4/33

    Kebijakan dan Strategi

    Kebijakan

    Pengendalian rubela/CRS tahun 2020 sesuai dengan rekomendasiWHO SEARO.

    Strategi

    Melaksanakan kampanye campak & rubella th 2017/2018 padasasaran usia 9 bl15 th

    Dilanjutkan dengan imunisasi rutin bersamaan dengan jadwal

    imunisasi campak dengan penggabungan measles- rubella (MR

    vaksin)2017 - 2018

    Mengintegrasikan surveilans rubela ke dalam surveilans campakberbasis kasus individu.

    Melaksanakan surveilans CRS di rumah sakit sentinel.

    Melakukan konfirmasi laboratorium terhadap suspek CRS klinis di

    laboratorium rujukan nasional.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    5/33

    Surveilans Congenital Rubella Syndrome (CRS)

    Tujuan : Mendapatkan besar masalah CRS disease burden,

    untuk bahan advokasi

    Menilai dampak pelaksanaan imunisasi rubela

    CRS Surveilans dilaksanakan di 13 RS sentinel (RS

    pendidikan) :

    RSCM, RS Anak Harapan Kita, RS Hasan Sadikin danCicendo, RS Sardjito, RS Kariadi, RS Soetomo, RS Haji

    Surabaya, RS Sanglah, RS Wahidin, RS Kandou, RS M

    Husni, RS Adam Malik

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    6/33

    Rencana Kegiatan Kontrol

    Rubella / CRS

    Goal dari program rubella control adalah untukmencegah Congenital Rubella Syndrome (CRS)

    Melaksanakan kampanye Imunisasi Measles-Rubella

    (MR) pada anak usia 9 bl15 th pada tahun 2017/2018

    Dilanjutkan dengan imunisasi rutin bersamaan denganjadwal imunisasi campak dengan penggabungan

    measles- rubella (MR vaksin)

    Melaksanakan Surveilans CRS di 13 RS sentinel untukmengukur dampak imunisasi rubella tsb.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    7/33

    Congenital Rubella Syndrome (CRS)

    Congenital Rubella Syndrome(CRS) adalahsuatu kumpulan gejala yang merupakan

    akibat infeksi virus rubella selama kehamilan.

    Bila infeksi rubella terjadi pada masa awalkehamilan akan menyebabkan abortus, lahir

    mati

    Apabila bayi tetap hidup akan terjadi cacatberat (birth defect).

    Risiko infeksi dan cacat congenital paling besar

    terjadi selama trimester pertama kehamilan

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    8/33

    Congenital Rubella Syndrome (CRS)

    Infeksi pada awal kehamilanpaling berbahaya ( 170%

    Menyebabkan lahir mati atauprematur atau abortus

    Manifestasi klinis/organ ygterserang tergantung usiakehamilan saat infeksi.

    *Miller E. Lancet 1982;2:781-4.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    9/33

    Definisi kasus (1)

    Suspek CRS : Bayi usia

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    10/33

    Definisi kasus (2)CRS klinis: Bayi usia < 1 tahun dengan:

    Punya dua gejala klinis dari kelompok A; atau

    Satu gejala darikelompok A dan satu gejala

    dari kelompok BKelompok A Kelompok B

    Tuli Purpura

    Kelainan jantung kongenital Pembesaranlimpa (Splenomegali)

    Katarak kongenital Microcephaly

    Glaukoma kongenital Retardasi mental

    Pigmentary retinopathy Meningoensefalitis

    Penyakit Radiolucentbone

    Ikterik yang muncul dalam waktu

    24 jam setelah lahir

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    11/33

    Definisi Kasus (3)CRS Pasti :

    Kasus suspek CRS dengan pemeriksaan laboratoriummenunjukkan hasil salah satu diantara berikut:

    IgM rubella positif.

    IgG rubella positif pada dua kali pemeriksaan

    terhadap anak usia 6-9 bulan (tanpa riwayat imunisasirubella)

    Pemeriksaan virology (RT-PCR atau isolasi virus

    rubella) positifDiscardedCRS :Suspek CRS yang tidak memenuhi kriteria CRS

    klinis dan tidak memenuhi kriteria pasti CRS.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    12/33

    CRS surveillance

    Two entry points

    Pregnancy registryfollowing the

    outcomes of pregnant women who areinfected or suspected of rubella infection

    Infants (

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    13/33

    Identifikasi anak dengan CRS

    Dimana anak dengan CRS bisa ditemukan ?

    Secondary care providers/facilities, particularlyophthalmologists, cardiologists, audiologists,neonatologists

    Tertiary care facilities, particularly those that provide

    surgical services for the eyes, ears, and heart

    Specialty care centres (e.g. Childrens Hospitals;

    Centres for Hearing and Blindness) Obstetric centres or private clinics involved in care of

    pregnant women with rubella

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    14/33

    Pelaksanaan Surveilans CRS

    Surveilans CRS dilaksanakan melalui :

    1. Sentinel RS : (Untuk anak usia

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    15/33

    Pelaksanaan CRS Surveilance di RS

    Sentinel

    Penemuan kasus CRS di Rumah Sakit melibatkan

    banyak bagian , maka perlu dibentuk jejaring

    kerja CRS di RS, dengan melibatkan seluruh

    bagian terkait termasuk laboratorium RS : Menetapkan bagian anak sebagai coordinator

    Menetapkan kontak person di bagian THT

    Menetapkan kontak person di bagian mata Menetapkan kontak person di bagian laboratorium

    Pada tahap awal diperlukan koordinator data di

    setiap RS

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    16/33

    Peran Koordinator Rumah Sakit (1)

    Memastikan bahwa pelaksanaan CRS surveilans di RS telah

    sesuai dengan SOP

    Bersama Dinas Kesehatan melaksanakan sosialisasi kepada

    divisi-divisi yang terkait dengan CRS di RS masing-masing.

    Mengidentifikasi suspek CRS

    Mengkoordinasikan suspek CRS yang ditemukan unit lain

    (THT dan Mata)

    Berkoordinasi dengan koordinator data RS

    Memastikan semua informasi klinis dan epidemiologis sertadata lainnya yang ada di format pelaporan telah diisi

    dengan lengkap

    Memastikan semua kasus CRS telah tercatat dan

    terlaporkan

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    17/33

    Peran Koordinator Rumah Sakit (2)

    Memastikan pengambilan dan pengiriman spesimensudah dilaksanakan sesuai SOP termasuk kelengkapan

    dokumen pelaporan

    Melakukan koordinasi dan komunikasi segera dg petugas

    surveilans provinsi setelah ditemukan suspek CRS di RS. Memberi penjelasan kepada petugas RS yang merawat

    penderita CRS dan keluarga yang kontak langsung

    dengan penderita agar mendapatkan imunisasi rubela.

    Menetapkan klasifikasi CRS berdasarkan hasil

    pemeriksaan laboratorium.

    Menentukan perlu tidaknya pengambilan spesimen

    kedua .

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    18/33

    Mengkoordinasikan kasus dengan koordinator

    anak.

    Memastikan spesimen telah diambil

    Mengisi format pelaporan

    Bersama dengan koordinator melakukan

    sosialisasi di Unit masing-masing

    Peran Kontact Person THT & Mata

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    19/33

    Peran Koordinator Data RS (1)

    Melakukan pengecekan dan memastikan semua

    suspek CRS telah dicatat dalam form CRS dengan

    lengkap dan benar

    Memastikan semua suspek CRS telah dikonsultasikan

    ke setiap bagian terkait Memastikan semua suspek CRS sudah dilakukan

    pengambilan spesimen

    Berkoordinasi dengan SO provinsi mengirimkan

    spesimen CRS ke lab nasional campak-rubela

    Mencatat hasil spesimen ke dalam form CRS

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    20/33

    Peran Koordinator Data RS (2)

    Meyakinkan/mengingatkan untuk mengambil spesimen

    kedua jika diperlukan.

    Jika spesimen kedua tidak dapat diambil di RS,

    koordinator data menginformasikan kepada SO untuk

    dapat mengambil spesimen kedua. Menginput data dari form CRS ke dalam web PD3I

    Jika Web tidak berfungsi, maka pengiriman laporan

    dilakukan secara manual, dengan mengirimkan format

    laporan CRS setiap tanggal 15 setiap bulan ke Dinas

    Kesehatan Provinsi atau dapat dilakukan melalui email.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    21/33

    Peran Koordinator Provinsi (1)

    Melakukan surveilans aktif ke RS

    Memastikan formulir CRS sudah terisi secara lengkapdan benar

    Memberi nomor EPID, setelah memeriksa kelengkapan

    pengisian form CRS Bertanggung jawab terhadap pengambilan dan

    pengiriman spesimen pertama dan keduaberkoordinasi dengan koordinator/kontak person RS.

    Jika RS tidak dapat mengambil specimen penderita,maka pengambilan specimen dilakukan oleh kontakperson provinsi berkoordinasi dengan lab setempatatau lab puskesmas.

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    22/33

    Peran Koordinator Provinsi (2)

    Memastikan semua kasus telah dilakukan klasifikasi final sesuaidiagram alur klasifikasi kasus, berkoordinasi dengan

    koordinator/kontact person RS Bila spesimen kedua perlu diambil, provinsi memastikan bahwa

    spesimen kedua tersebut telah diambil berkoordinasi dengankoordinator/contack person RS

    Memastikan bahwa koordinator RS telah menerima hasillaboratorium penderita.

    Merekap data dalam formulir rekapitulasi

    Mengirim laporan ke Subdit Surveilans dan melakukan analisadata

    Laporan (Formulir CRS)dikirim setiap bulan dengan email [email protected] bersama dengan laporan campak danPD3I lainnya.

    Bila pada bulan bersangkutan tidak ada kasus CRS ditemukanformulir tetap harus dikirim dengan menuliskan Nihil.

    mailto:[email protected]:[email protected]:[email protected]
  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    23/33

    Pengambilan Spesimen

    Untuk anak usia < 6 bulan :

    Spesimen yang diperiksa yaitu serum 1cc untuk

    pemeriksaan IgM.

    Untuk anak 6 12 bulan :

    Spesimen yang diperiksa serum untuk

    pemeriksaan IgM dan IgG.

    Urine atau swab tenggorok untuk isolasi virus

    Spesimen ditaruh pada suhu 28 derajat C.

    Spesimen diperiksa di lab campak nasional

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    24/33

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    25/33

    Ekskresi Virus CRS

    Virus bisa ditemukan di sekret nasofaring :

    Usia 1 bln : 80%

    Usia 14 bln : 62 %

    Usia 58 bln : 33 % Usia 912 bln : 11 %

    Usia > 12 bln : 3% (Cooper 1967).

    Bayi dengan CRS yang mengekskresikan virusrubela dapat menularkan penyakitnya (bersifat

    infeksius) sehingga tindakan pencegahan infeksi

    yang memadai harus selalu dilakukan

    I l i

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    26/33

    Imunologi Mekanisme respon kekebalan pada CRS berbeda dengan rubela

    atau penyakit virus lain.

    Saat dilahirkan serum bayi dengan CRS mengandung IgG spesifik

    yang dibawa dari ibunya, disamping antibodi IgG dan IgM yang

    dibentuk dari tubuhnya sendiri.

    IgG spesifik rubela maternal ini juga bisa ditemukan pada bayi

    normal yang dilahirkan dari ibu yang telah kebal terhadap rubela. Oleh karena itu untuk mendiagnosa infeksi rubela congenital pada

    bayi, dipakai IgM spesifik rubela.

    IgM spesifik rubela pada bayi dengan CRS :

    Umur 05 bulan = 100%

    Umur 612 bulan = 60%

    Umur 1218 bulan = 40%

    Umur >18 bulan , jarang ditemukan IgM(Chantler et al. 1982).

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    27/33

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    28/33

    Diagram alur penentuan kasus CRS

    pada bayi kurang dari 6 bulan

    Sangat dicurigai CRS bila :- Ibu penderita pernah terinfeksi

    rubella selama kehamilan (klinis atau

    lab positif)- Ibu penderita pernah kontak dg

    penderita rubella selama kehamilan

    - Dokter meyakini sebagai rubella

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    29/33

    L b t i

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    30/33

    Lab. Litbangkes Jkt

    1. RSCM

    2. RS Harapan Kita

    3. RS. Adam Malik

    4. RS Husin

    Lab. BBLK Surabaya

    1. RS Sanglah

    2. RS Soetomo + RS Haji Surabaya

    3. RS Kandau

    4. RS Wahidin

    Lab. BBLK Yogyakarta1. RS Sarjito

    2. RS Karyadi

    Lab. Biofarma1. RS Hasan Sadikin

    2. RS Cicendo

    Laboratorium

    Rujukan Campak/Rubella/CRS

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    31/33

    Laboratorium Nasional

    Campak/Rubella/CRS

    Laboratorium Alamat

    PT. Biofarma Bandung Jl. Pasteur 28Bandung 40161

    Telp.: +62 22 233755 57, 2037430

    Fax: +62 22 204136, 2037430

    Pusat Penelitian dan PengembanganKesehatan Kemenkes

    Jl. Percetakan Negara 23a

    Jakarta 10560

    Telp.: +62 21 42881754

    +62 21 42887606 ext 202

    Fax : 021-42881745 / 42881754

    Balai Besar Laboratorium Kesehatan

    (BBLK) SurabayaJl. Karangmenjangan

    Surabaya

    Telp.: + 62 31 5020388, 5341451

    Fax: + 62 31 5020388

    Balai Laboratorium Kesehatan (BLK)Yogyakarta

    Jl. Ngadinegaran MJ III/62, Yogyakarta

    Telp.: +62 274 378187

    Fax: +62 274 381582

    Al P l CRS di RS S i l

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    32/33

    Alur Pelaporan CRS di RS Sentinel

    Form CRS + spesimen

    Data input Web

  • 7/21/2019 Surveilans CRS Indonesia 2015

    33/33

    TERIMA KASIH

    http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRw&url=http://dokteranakonline.com/category/pediatric-infectious-tropical-disease/&ei=1DZXVM6aIMTguQT7s4CYAg&bvm=bv.78677474,d.c2E&psig=AFQjCNGexb00-VZWQjwPWcO846KXa9-pEA&ust=1415088143474247http://www.google.com/url?sa=i&rct=j&q=&esrc=s&source=images&cd=&cad=rja&uact=8&ved=0CAcQjRw&url=http://dokteranakonline.com/category/pediatric-infectious-tropical-disease/&ei=1DZXVM6aIMTguQT7s4CYAg&bvm=bv.78677474,d.c2E&psig=AFQjCNGexb00-VZWQjwPWcO846KXa9-pEA&ust=1415088143474247