SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi...

63
SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN 2 SEMARANG TERHADAP OLAHRAGA PARKOUR SKRIPSI Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Srata I untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Universitas Negeri Semarang Oleh Ilham Nur Utomo 6211411031 JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2015

Transcript of SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi...

Page 1: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

SURVEI MINAT SISWA KELAS X

MAN 2 SEMARANG TERHADAP OLAHRAGA PARKOUR

SKRIPSI

Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Srata I

untuk memperoleh gelar Sarjana Sains

pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ilham Nur Utomo

6211411031

JURUSAN ILMU KEOLAHRAGAAN

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2015

Page 2: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

ABSTRAK

Ilham Nur Utomo. 2015. Survei Minat Siswa kelas X MAN 2 SemarangTerhadap Olahraga Parkour. Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas IlmuKeolahragaan Universitas Negeri Semarang. Pembimbing Nanang Indardi, S.Si.,M.Si.Med

Kata Kunci: Minat, Parkour, Siswa.

Parkour atau Freerunning merupakan salah satu olahraga yang dikenalsebagai olahraga extreme. Masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besarfaktor minat yang mempengaruhi minat siswa terhadap parkour. Tujuanpenelitian ini adalah untuk mengetahui besar faktor minat siswa kelas X di MAN 2Semarang terhadap parkour.

Metode penelitian menggunakan survei test. Variabel penelitian yaitu (1)variabel bebas: minat siswa (2) variabel terikat: olahraga parkour. Populasiberjumlah 240 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling diperoleh80 sampel. Instrumen penelitian menggunakan angket. Penelitian dilakukan padabulan Agustus 2015. Teknik analisis data menggunakan teknik angket ataukuisioner.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa faktor yang paling mendukungtingginya minat siswa terhadap olahraga parkour adalah faktor dari dalam(83,14%) dengan sub indikator melatih fisik (95,5%), kemudian diikuti oleh faktoremosional (80,79%) dengan sub indikator perasaan memiliki (86,25%), danfaktor motif lingkungan sosial (79,19%) dengan sub indikator sarana danprasarana (85,5%).

Simpulan penelitian ini adalah minat parkour siswa di MAN 2 Semarangadalah termasuk dalam kategori tinggi. Saran yang berkaitan dengan penelitianini adalah para siswa dengan minat yang tergolong baik tersebut hendak dapatmemacu diri untuk semangat berpartisipasi menjadi anggota parkour dan ikutberlatih.

Page 3: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar
Page 4: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar
Page 5: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar
Page 6: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto:

Bismillah “S2 Pasca Sarjana”

Persembahan:

Allah SWT dan Rosulullah SAW

Page 7: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya

sehingga skripsi dengan judul “Survei Minat Siswa Kelas X MAN 2 Semarang

Terhadap Olahraga Parkour”, dapat penulis selesaikan dengan baik. Sebagai

manusia biasa yang banyak kekurangan, penulis menyadari bahwa skripsi ini

tidak meungkin tersusun dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak

yang dengan ikhlas telah merelakan sebagian waktu dan tenaga yang tersita

demi membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan fasilitas kepada

penulis dalam mengikuti studi.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan

skripsi.

3. Ketua Jurusan Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan kemudahan

administrasi dalam penyusunan skripsi.

4. Bapak dan ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah mendidik dan

memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis selama belajar di bangku

perkuliahan.

5. Dosen pembimbing, Bapak Nanang Indardi, S.Si., M.Si. Med yang telah

membimbing serta memberikan arahan maupun motivasi dalam penyusunan

skripsi.

Page 8: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

6. Kedua orang tua saya, Bapak Djumadi dan Ibu Sri Choiriyah terimakasih atas

segala doa serta pengorbanan yang selalu engkau berikan dan tidak lupa

ucapkan kata maaf jika selama ini banyak kesalahan.

7. Teman-teman dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak

langsung telah membantu dalam penyusunan skripsi.

Tidak ada sesuatupun yang dapat penulis berikan imbalan kecuali untaian

doa, “semoga amal baik yang telah diberikan oleh pihak kepada penulis

mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT”. Akhirnya penulis berharap

semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Semarang, September

2015

Penulis

Page 9: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.............................................................................. iABSTRAK ........................................................................................... iiPERSETUJUAN .................................................................................. iiiPENGESAHAN.................................................................................... ivPERNYATAAN .................................................................................... vMOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................... viPRAKATA ........................................................................................... viiDAFTAR ISI......................................................................................... ixDAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xiiDAFTAR TABEL ................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar Belakang ....................................................................... 11.2 Rumusan Masalah.................................................................. 51.3 Tujuan Penelitian..................................................................... 51.4 Manfaat Penelitian.................................................................. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA2.1 Minat...................................................................................... 72.1.1 Pengertian Minat ................................................................... 72.1.2 Aspek-aspek Minat ................................................................ 82.1.3 Ciri-ciri Minat.......................................................................... 102.1.4 Faktor-faktor Minat................................................................. 112.2 Parkour.................................................................................. 122.2.1 Definisi Parkour ..................................................................... 122.2.2 Persepsi Tentang Parkour ..................................................... 162.2.2.1 Filosofi Parkour...................................................................... 162.2.2.2 Hakikat Parkour Dalam Keseharian ....................................... 192.2.2.3 Hakikat Parkour dengan Estetika........................................... 212.2.3 Teknik Parkour ...................................................................... 232.2.4 Pola Latihan Parkour ............................................................. 292.3 Siswa..................................................................................... 372.3.1 Mengenal Karakteristik Siswa................................................ 372.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa................... 392.3.3 Prinsip-prinsip Perkembangan Siswa .................................... 412.3.4 Tahapan Perkembangan ....................................................... 42

BAB III METODE PENELITIAN3.1 Pendekatan Penelitian........................................................... 443.2 Lokasi dan Sasaran Penelitian .............................................. 453.3 Instrumen dan Metode Pengumpulan Data............................ 453.3.1 Instrumen Penelitian .............................................................. 453.3.2 Metode Pengumpulan Data ................................................... 463.4 Pemeriksaan Keabsahan Data .............................................. 473.4.1 Uji Validitas............................................................................ 473.4.2 Uji Reliabilitas ........................................................................ 47

Page 10: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

3.5 Analisis Data.......................................................................... 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil Penelitian...................................................................... 504.2 Pembahasan ......................................................................... 574.3 Kendala dan Hambatan Dalam Penelitian ............................. 65

BAB V SIMPULAN DAN SARAN5.1 Simpulan ............................................................................... 665.2 Saran..................................................................................... 67

DAFTAR PUSTAKA............................................................................ 68LAMPIRAN-LAMPIRAN...................................................................... 71

Page 11: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. SK Pembimbing ................................................................................ 712. Usulan Penetapan Pembimbing ........................................................ 723. Surat Ijin Penelitian ........................................................................... 734. Surat Keterangan Penelitian ............................................................. 745. Daftar Nama Kelompok Uji Coba ...................................................... 756. Daftar Nama Kelompok Sampel ........................................................ 767. Kisi-kisi Soal Uji Coba Angket Minat.................................................. 788. Analisis Soal Uji Coba....................................................................... 849. Kisi-Kisi Angket Minat Parkour .......................................................... 8810. Angket Penelitian Survei Minat Parkour ............................................ 8911. Hasil Persentase Minat Parkour ....................................................... 9112. Hasil Persentase Minat Parkour Faktor Dari Dalam .......................... 9513. Hasil Persentase Minat Parkour Sub Indikator Dari Dalam................ 9814. Hasil Persentase Minat Parkour Faktor Lingkungan Sosial ............... 9915. Hasil Persentase Minat Parkour Sub Indikator LingkunganSosial...... 10216. Hasil Persentase Minat Parkour Faktor Emosional............................ 10317. Hasil Persentase Minat Parkour Sub Indikator Emosional................. 10618. Klasifikasi

Kelas…………………………………………………………... ................... 10719. Dokumentasi ..................................................................................... 108

Page 12: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

DAFTAR TABEL

Halaman

3.1 Kriteria Reliabilitas............................................................................... 594.1 Deskripsi Data Variabel Minat Parkour Siswa MAN 2 Semarang......... 504.2 Distribusi Frekuensi Variable Minat Parkour Siswa

MAN 2 Semarang ................................................................................ 514.3 Distribusi Jawaban Responden Setiap Butir

Indikator Minat Dari Dalam .................................................................. 514.4 Deskripsi Data Indikator Minat Dari Dalam .......................................... 524.5 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Parkour Siswa

Indikator Dari Dalam Diri Siswa ........................................................... 524.6 Distribusi Jawaban Responden Setiap Butir

Indikator Minat Lingkungan Sosial ....................................................... 534.7 Deskripsi Data Indikator Motif Lingkungan Sosial ................................ 544.8 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Parkour Siswa

Indikator Lingkungan Sosial ................................................................. 544.9 Distribusi Jawaban Responden Setiap Indikator Minat Emosional ....... 554.10 Deskripsi Data Indikator Minat Emosional............................................ 554.11 Distribusi Frekuensi Variabel Minat Indikator Minat Emosional

56

Page 13: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan olahraga dalam perkembangangannya dapat dilakukan sebagai

kegiatan yang menghibur dan menyenangkan. Olahraga juga memberikan

kesempatan yang sangat baik di dalam lingkungan persaudaraan dan

persahabatan untuk persatuan yang sehat dan suasana yang akrab dan

gembira, namun lain halnya dengan olahraga ekstrem.

Olahraga ekstrem adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

kegiatan yang dianggap memiliki tingkat tinggi bahayanya yang melekat, aturan

yang tidak biasa dan teknik yang berbeda dari cabang olahraga biasanya

(Puchan, 2005). Kegiatan ini diketahui membutuhkan tingkat yang luar biasa dari

kemampuan seseorang (Tomlinson, 2004). Olahraga ekstrem sering disebut

sebagai olahraga menantang, olahraga alternatif, olahraga petualangan, dan

olahraga bebas. Semua itu membutuhkan kecepatan, ketinggian dan tingkat

tinggi tenaga fisik, yang melibatkan resiko serius cedera fisik atau bahkan

kematian (Rinehart dan Sydnor, 2003). Olahraga ekstrem bisa memacu

adrenalin, dan memberikan manfaat kesehatan. Saat sedang stress berat

misalnya, melakukan olahraga ekstrem bisa menjadi solusinya. Salah satunya

adalah parkour. Parkour atau Freerunning merupakan salah satu olahraga yang

dikenal sebagai olahraga extreme, seperti yang diungkapkan dalam Research

into Status of Challenge/Extreme Sport and Recreation Activities in Western

Australia (2007) bahwa terdapat empat kategori olahraga extreme di Western

Australia. Salah satunya adalah parkour atau freerunning. Parkour di Indonesia

Page 14: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

berkembang pertama kali pada tahun 2007 di bawah naungan parkour

Indonesia. parkour Indonesia memiliki tujuan untuk berperan sebagai sumber

informasi mengenai parkour dan pengembangan parkour bagi masyarakat

Indonesia. Perlahan-lahan beberapa traceur yang mengerti filosofi dan teknik

dalam parkour mulai bertambah. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyaknya

komunitas parkour Indonesia.

Kehadiran parkour memberi alternatif jenis olahraga yang dapat dilakukan

dimana saja namun memiliki tingkat kesulitan tersendiri mengingat tidak hanya

kemampuan fisik, melainkan juga dibutuhkan latihan secara rutin serta skill dan

perhitungan dalam setiap aktivitas parkour yang dilakukan. Olahraga parkour

memang terlihat cukup ekstrem bagi masyarakat yang belum mengetahui secara

luas, namun olahraga ini sangat memperhatikan segi keamanan dan tentunya

memiliki suatu keunikan dalam setiap aksi yang dilakukan. Adegan berlari,

meloloskan diri dengan cara melompati pagar, tembok, melompati dari satu atap

keatap lain atau melompat dari ketinggian yang dilakukan secara akrobatis

merupakan sebuah keunikan tersendiri.

Parkour adalah seni gerak yang mengatasi hambatan lingkungannya

dengan cara yang paling cepat, efisien dan mengalir. Aktivitas parkour meliputi

berjalan, melompat, dan mendaki untuk mengatasi rintangan dan menekankan

kedisiplinan serta mengharuskan seseorang untuk mengembangkan dan

memanfaatkan kekuatan, keseimbangan, kelincahan, mengalir, dan

menerapkannya dengan kehati-hatian, kesadaran, kontrol. Menurut Martini

(2014).

Page 15: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

“Parkour is the art of movement in which one overcomes the obstacles in

his/her surroundings in the most quick, efficient and flow- ing way. It

encompasses running, jumping, vaulting, and climbing to overcome those

Page 16: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

obstacles” and notes that the discipline “requires one to develop and utilize

strength, balance, agility and fluidity, and apply them with prudence,

awareness, control, and cool-headedness”

Aktivitas-aktivitas parkour yang melompat-lompat, berjalan serta yang

menekankan pada kekuatan, keseimbangan, kelincahan, mengalir dan

menerapkannya dengan kehati-hatian, kesadaran, kontrol tersebut

mengakibatkan minat terhadap salah satu olahraga ini cukup rendah. Manfaat

parkour secara fisik adalah keseimbangan, mengembangkan dan memanfaatkan

kekuatan, secara fisiologis adalah kelincahan dan fluiditas serta secara

psikologis adalah kesadaran, kontrol. Penerapannya dengan kehati-hatian dan

menekankan pada kedisiplinan dapat berpengaruh bagi kepribadian dan konsep

diri. Hal ini sesuai dengan penelitian Reza (2012) yang berjudul “Konsep Diri

Anggota Parkour Bandung (Studi Fenomenologi dengan Pendekatan Interaksi

Simbolik Mengenai Konsep Diri Anggota Parkour Bandung)” bahwa konsep diri

anggota parkour secara menyeluruh adalah Aktif, Arti Kompetisi, Pemberani,

Bertanggungjawab, Diandalkan, Disiplin, Efisien, Filosofis, Kekeluargaan, Keras,

Berkonsentrasi, Kuat, Mandiri, Kepemimpinan, Pengajar, Percaya Diri, Reaktif,

Relax, Sabar, Sehat, Semangat, Sportif, Tegas, Tekun, Berdaya guna.

Berdasarkan penelitian tersebut membuktikan bahwa parkour dapat membentuk

anggotanya menjadi pribadi yang mempunyai konsep diri yang matang.

Hasil wawancara pada tanggal 21 Februari 2015 kepada Saputra Ditya

salah satu anggota parkour Semarang yang tergabung dalam Komunitas Fly To

Sky (FTY), yang didirikan sejak 13 Maret 2009 bahwa komunitas ini

beranggotakan lebih dari seribu anggota yang tersebar di seluruh daerah

Semarang tetapi yang aktif saat ini hanya sekitar seratus orang. FTY sudah

Page 17: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

memiliki nama di kalangan pecinta parkour nusantara dan seringkali diundang

dalam acara-acara besar di media elektronik salah satunya FTY diundang unjuk

kebolehan di acara SCTV dan 811 show Metro TV. Berdasarkan hasil

wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa minat olahraga parkour di kota

Semarang tergolong tinggi.

Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh dari hasil pengamatan,

kemudian menumbuhkan dorongan untuk berpartisipasi. Minat pada sesuatu

dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi

penerimaan minat-minat baru.

Minat adalah kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat

timbul dalam diri seseorang untuk memerhatikan, menerima dan melakukan

sesuatu tanpa ada yang menyuruh dan sesuatu itu dinilai penting atau berguna

bagi dirinya. Minat juga sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Minat

yang tinggi dapat menuntun anak untuk belajar lebih baik lagi. Menurut Subini

sebagaimana dikutip oleh Halim (2013)

Faktor munculnya minat dalam diri seseorang adalah melalui sebuah

ketertarikan terhadap sesuatu, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian di MAN 2 Semarang. Karena berdasarkan survei dilapangan, masih

banyak siswa yang menggunakan waktu luangnya hanya untuk bermain. Dengan

adanya penelitian ini dapat menumbuhkan minat terhadap olahraga parkour.

Peneliti beranggapan siswa MAN 2 Semarang mempunyai potensi yang

baik dalam bidang olahraga yang harus lebih dikembangkan lagi. Prestasi

tersebut bisa dibuktikan dengan banyaknya prestasi dibidang olahraga seperti

contohnya prestasi olahraga futsal, prestasi olahraga pencak silat, prestasi

Page 18: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

olahraga voli dan lain sebagainya, hal ini membuktikan bahwa siswa MAN 2

Semarang mempunyai bakat atau potensi yang baik dalam bidang olahraga.

Oleh karena itu peneliti ingin mengembangkan potensi serta menumbuhkan

motivasi minat yang ada dalam siswa-siswi MAN 2 Semarang di bidang olahraga

khususnya parkour yaitu dengan melakukan penelitian yang berjudul “Survei

Minat Siswa Kelas X MAN 2 Semarang Terhadap Olahraga Parkour”

1.2 Rumusan Masalah

Latar belakang dapat dirumuskan permasalahan “Bagaimana minat

Parkour siswa kelas X di MAN 2 Semarang?”

Rumusan masalah ini dijabarkan lagi sebagai berikut:

1. Seberapa besar faktor minat dari dalam yang mempengaruhi minat

olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang?

2. Seberapa besar faktor minat motif lingkungan sosial yang mempengaruhi

minat olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang?

3. Seberapa besar faktor minat emosional yang mempengaruhi minat

olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana minat parkour

siswa di MAN 2 Semarang.

Tujuan Penelitian ini dijabarkan lagi sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui faktor minat dari dalam diri yang mempengaruhi minat

olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang.

Page 19: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2. Untuk mengetahui faktor minat motif lingkungan sosial yang mempengaruhi

minat olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang.

3. Untuk mengetahui faktor minat emosional yang mempengaruhi minat

olahraga parkour siswa kelas X MAN 2 Semarang.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,

bagi lembaga pendidikan, bagi masyarakat.

1. Bagi Peneliti

a. Masukan untuk meningkatkan minat terhadap parkour.

b. Mengetahui gambaran tentang minat siswa terhadap parkour MAN 2

Semarang.

c. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan, serta pengetahuan

tentang hal-hal yang berhubungan dengan minat siswa terhadap

parkour.

2. Bagi Pihak Sekolah

Memberikan informasi tentang seberapa besar minat siswa terhadap

parkour di Semarang yang dapat diharapkan meningkatkan kegiatan olahraga di

Sekolah tersebut dan diharapkan dapat meningkat prestasi olahraga di sekolah

tersebut khususnya pada parkour ini.

3. Bagi Masyarakat

Memberikan informasi dalam upaya peningkatan minat untuk lebih

menekuni mata pelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan, serta khususnya

pada parkour.

Page 20: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Minat

2.1.1 Pengertian Minat

Interest atau minat adalah perasaan yang menyatakan bahwa suatu

aktifitas, pekerjaan atau objek itu berharga atau berarti bagi individu dalam

kamus lengkap Psikologi (Chaplin, 2004:255). Sedangkan menurut Slameto

(2003:180) menjelaskan bahwa minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh.

Subini sebagaimana dikutip oleh Halim (2013) bahwa minat adalah

kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu. Minat timbul dalam diri

seseorang untuk memerhatikan, menerima dan melakukan sesuatu tanpa ada

yang menyuruh dan sesuatu itu dinilai penting atau berguna bagi dirinya. Minat

juga sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Minat yang tinggi dapat

menuntun anak untuk belajar lebih baik lagi.

Minat menurut Ormrod sebagaimana dikutip oleh Prawitasari J.E &

Astiningrum (2015) dapat dipandang sebagai suatu motivasi intrinsik yang

mendorong seseorang untuk melakukan perilaku tertentu. Hal ini disebabkan

karena perasaan positif akan menyertai tindakan yang didasari minat, misalnya

saat seseorang terlibat dalam kegiatan yang menarik maka orang tersebut akan

mengalami perasaan bahagia.

Page 21: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Anastasi & Urbina sebagaimana dikutip oleh Prawitasari J.E & Astiningrum

(2015), minat merupakan aspek penting dalam kepribadian. Minat mempengaruhi

perilaku manusia; diantaranya dalam hubungan interpersonal,

Page 22: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

prestasi pendidikan dan pekerjaan, pemilihan aktivitas di waktu senggang, dan

kegiatan sehari-hari lainnya.

Minat merupakan masalah yang paling penting didalam pendidikan apalagi

bila dikaitkan dengan aktivitas seseorang akan memberi gambaran dalam

aktivitas untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Syah Muhibbin (2005:136) minat

berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar

terhadap sesuatu.

Djamarah, S.B (2002:132) mengemukakan bahwa minat adalah

kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa

aktivitas.

Pendapat dari para ahli di atas dapat dijelaskan bahwa minat merupakan

perangkat mental yang menggerakan individu dalam memilih sesuatu. Timbulnya

minat terhadap sesuatu obyek ini ditandai dengan adanya rasa senang atau

tertarik. Jadi boleh dikatakan orang yang berminat terhadap sesuatu maka

seseorang tersebut akan merasa senang atau tertarik terhadap obyek yang

diminati tersebut. Apabila individu sudah mempunyai minat terhadap obyek atau

aktivitas tersebut, maka dalam diri individu timbul perhatian dan kesediaan untuk

mengikuti secara aktif. Dengan adanya minat terhadap suatu obyek atau

aktivitas, maka akan mendorong seseorang untuk mencurahkan sesuatu untuk

mendapatkan obyek tersebut, tapi menjadi lain apabila seseorang tersebut tidak

berminat terhadap obyek yang dimaksud.

2.1.2 Aspek-Aspek Minat

Page 23: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Lucar dan Brift (Listiani, 2007:26) menyebutkan aspek minat secara

eksplisit sebagai berikut: (1) attention (2) interest (3) desire (4) conviction (5)

decision (6) action.

Aspek-aspek minat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

(1) Attention atau perhatian, yaitu pemusatan pengamatan dari individu pada

satu atau lebih objek yang menarik. Menurut Surya (2003:7) perhatian

mengandung unsur pemusatan tenaga psikis berupa kesadaran yang turut

serta pada aktifitas tersebut yang ditujukan pada suatu objek. Dalam hal ini

seseorang benar-benar memperhatikan terhadap hal yang dihadapi karena

pemikirannya terpusat pada hal yang diperhatikannya.

(2) Interest atau ketertarikan adalah adanya perhatian seseorang mengenai

segala sesuatu yang berkaitan dengan objek tersebut. Ketertarikan ini

ditunjukan dengan usaha untuk berhubungan dan melakukan tindakan

mendekati objek tertentu. Individu yang tertarik akan berusaha untuk selalu

bertindak agar memperoleh sesuatu hal yang disukai.

(3) Desire atau keinginan yaitu dorongan untuk mengetahui secara lebih

mendalam tentang objek tersebut. Individu berusaha mencari tahu tentang

hal yang diminatinya. Seperti pengajuan pertanyaan hal ini menunjukan

adanya suatu ketegangan yang dapat mengarahkan seseorang untuk

melibatkan dirinya ke dalam masalah tersebut serta untuk mencari jalan

keluarnya.

(4) Conviction atau keyakinan, aspek ini muncul setelah individu mempunyai

informasi yang cukup terhadap suatu objek sehingga merasa tertarik dengan

objek tersebut. Seseorang juga akan merasa tertarik terhadap layanan

informasi karena diberikan dengan menggunakan media film sebagai

Page 24: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

perantara penyimpanan materi. Seseorang merasa memperoleh banyak

informasi yang lebih terhadap segala informasi yang dibutuhkan.

(5) Decision atau keputusan, dengan keyakinan yang cukup kuat untuk

mengikuti apa yang menjadi keinginannya.

(6) Action atau tindakan, setelah adanya keputusan kemudian berupaya untuk

mewujudkan perilaku yang diharapkan. Individu melaksanakan dalam bentuk

perbuatan setelah mendapatkan informasi.

Minat seseorang dapat terbentuk karena adanya proses belajar yang

dilakukan oleh individu dengan lingkungan. Minat dapat diungkapkan dan

dibuktikan dengan tindakan atau perhatian. Jika individu memiliki minat

terhadap sesuatu maka individu tersebut akan berhubungan secara aktif

dengan objek yang menarik perhatiannya tanpa ada yang menyuruh. Minat

seseorang juga dapat terbentuk karena individu tersebut menaruh rasa

ketertarikan terhadap suatu objek. Dengan munculnya rasa tertarik terhadap

suatu objek tersebut individu akan berusaha untuk mengetahui secara lebih

dalam tentang objek yang dimilikinya.

2.1.3 Ciri-ciri Minat

Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan diperoleh kemudian. Walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajari hal tersebut. Sejalan dengan pendapat Slameto dalam Sardiman

(2003:180) menjelaskan bahwa ciri-ciri minat yang ada pada masing-masing

individu adalah sebagai berikut:

1. Minat tidak dibawa sejak lahir melainkan dipelajari kemudian.

2. Minat dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukan bahwa

seseorang lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lain.

Page 25: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

3. Minat dapat dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktifitas.

4. Minat mempunyai segi motivasi dan perasaan.

5. Seseorang yang memiliki minat terhadap suatu objek akan cenderuang

memberikan perhatian yang lebih besar terhadap objek tersebut.

Dorongan-dorongan yang ada pada diri anak menggambarkan perlunya

perlakuan yang luas sehingga ciri-ciri dan minat akan tergambar lebih rinci dan

faktual sesuai dengan usia dan kedewasaan seseorang.

2.1.4 Faktor- faktor Minat

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat siswa, antara lain:

1. Faktor Internal

Faktor internal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

datangnya dari dalam diri. Menurut Reber dalam Muhibbin Syah (2005:151)

faktor internal tersebut adalah pemusatan perhatian, keingintahuan, motivasi,

dan kebutuhan.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah sesuatu yang membuat siswa berminat yang

datangnya dari luar diri, seperti: dorongan dari orang tua, dorongan dari guru,

rekan, tersedianya prasarana dan sarana atau fasilitas, dan keadaan lingkungan.

Reber dalam Syah Muhibbin (2005:151) mengatakan bahwa faktor-faktor

yang menimbulkan minatpada diri seseorang terhadap sesuatu dapat

digolongkan sebagai berikut.

1. Faktor Dorongan dari Dalam (The Factor Of Inner Urgent)

Kebutuhan ini dapat berupa kebutuhan yang berhubungan dengan jasmani

dan kejiwaan.

Page 26: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2. Faktor Motif Sosial (The Factor Of Sosial Motif)

Timbulnya minat dalam diri seseorang dapat didorong oleh motif sosial yaitu

kebutuhan untuk mendapatkan pengakuan, penghargaan dari lingkungan dimana

seseorang berada.

3. Faktor Emosional (The Factor Of Emotional

Faktor yang merupakan ukuran intensitas seseorang dalam menaruh

perhatian terhadap suatu kegiatan atau obyek tertentu.

2.2. Parkour

2.2.1. Definisi Parkour

Parkour adalah seni bergerak dan metode latihan natural yang membantu

manusia dapat bergerak dan mengatasi berbagai rintangan dengan cara efisien

dalam Meutia Rin Diani (2010). Kata parkour berasal dari kata parcours du

combatant (Prancis), yang berarti pelatihan halang rintang untuk sesi militer.

Olahraga ini banyak melibatkan gerakan melompat dan memanjat, selain

gerakan khusus lainnya. Praktik parkour mengaitkan antara tubuh manusia dan

obyek-obyek yang ada di lingkungan, misalkan pagar, tangga, bangku, dan

sebagainya. Orang yang mendalami parkour disebut traceur untuk laki-laki dan

traceuse untuk perempuan.

Seni bergerak ini diciptakan oleh Georgres Hebret, mantan perwira laut

Prancis yang bermula dari terkesannya Herbet ketika menyaksikan kaum pribumi

yang menampilkan ketrampilan fisiknya saat berkunjung ke Afrika.

Herbet mengatakan sebagaimana dikutip oleh Meutia Rin Diani (2010)

bahwa “Their bodies were splendid, fleksibel, nimble, skillful, enduring, resistant,

and yet they had no other tutor in gymnastics but their lives in nature”

Page 27: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Meutia Rin Diani (2010), parkour dikenal memiliki nilai-nilai yang filosofis,

yaitu kemampuan untuk menghadapi masalah yang ada di dalam hidup manusia,

kemampuan untuk melawan rasa takut, tekat untuk bangkit dari kegagalan,

bersikap bijaksana dalam memecahkan masalah, fleksibilitas dalam beradaptasi

dengan lingkungan baru, menjaga semangat dalam menjalani hidup, dan

kreativitas dan kebebasan dalam menciptakan gerakan baru tanpa meninggalkan

nilai-nilai kehidupan lainnya.

Parkour memiliki fokus pada pemindahan dari satu titik ke titik lain.

Misalkan ada dua bangunan yang berbeda tinggi, kira-kira 4 m. Traceur

memfokuskan bagaimana cara melompat dari bangunan yang lebih tinggi ke

bangunan yang lebih rendah tanpa mencederai tubuh. Tidak hanya bangunan

yang menjadi alat pembelajaran parkour, tangga dan pagar juga menjadi sarana

yang dapat dimanfaatkan. ( Meutia Rin Diani, 2010)

Parkour membawa rasa kebebasan berekspresi, karena parkour bukan

sebagai kegiatan apolitis tetapi sebenarnya parkour sebagai potensi satu

revolusioner. "Sebagai hasil dari interaksi ini tubuh itu sendiri adalah media

ekspresi yang sangat terbatas,menurut Douglas sebagaimana yang dikutip oleh

Browne (2007).

Praktisi sering mengklaim penemuan parkour adalah pengalaman yang

mengubah hidup, bahwa memungkinkan untuk melakukan hal-hal yang

sebelumnya dianggap tidak mungkin. Dalam hal ini, praktisi mengklaim parkour

yang melibatkan pengetahuan berkembang dari tubuh, diperoleh melalui

pelatihan, kemajuan keterampilan seseorang, cedera dan pemulihan. Praktisi

Page 28: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

juga mengklaim parkour yang mendorong keterhubungan diri dengan ruang fisik

dimana parkour dipraktikkan bahwa praktisi sebelumnya tidak mengalaminya.

Forrest (2007) mengatakan sebagaimana dikutip oleh Browne (2007).

Banyak praktisi menggambarkan hubungan perasaan dan kekuasaan. Tubuh

dan pikiran yang menggabungkannya membawa kedalam pengalaman. parkour

bukan hanya kegiatan yang dangkal, memungkinkan traceur menemukan dirinya

sendiri dengan sangat mendalam. Prakisi melakukannya untuk menikmati dan

memahami diri sendiri.

Kegiatan kreatif seperti parkour, memanfaatkan mode pikir yang terletak

dibelahan otak kanan, yang bertentangan dengan pola pikir linear

dari otak kiri. Sebuah kesadaran manusia yang lebih lengkap harus

memanfaatkan kedua belahan otak tersebut, menurut Pingsan sebagaimana

dikutip oleh Wallace (2013).

Parkour telah digambarkan sebagai pusat budaya, filsafat, bentuk seni,

olahraga, disiplin, kegiatan rekreasi dan munculnya lingkungan yang aktif.

Menurut O’Grady (2012) sebagaimana dikutip oleh Wallace (2013)

Bavinton (2007) menyatakan sebagaimana dikutip oleh Wallace (2013)

menjelaskan parkour sebagai bentuk permainan kreatif yang menafsirkan kota

memungkinkan sebagai tempat bermain, dari dalam dirinya ingin

mengungkapkan dan mengambil cara yang menarik untuk mengambil rute

termudah.

Page 29: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Rawlinsondan Guralda (2011) sebagaimana dikutip oleh Wallace (2013),

mengatakan parkour adalah sebuah deklarasi dari potensi kreatif dan bermain

dengan semangat umat manusia.

Page 30: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Atkinson (2009) sebagaimana dikutip oleh Wallace (2013), menjelaskan

bahwa parkour adalah ekspresi dari keprihatinan terhadap kota kapitalis dan

dampaknya terhadap masyarakat, budaya, spiritualitas dan etika lingkungan.

Pendapat para ahli peneliti menyimpulkan bahwa parkour tidak seperti

olahraga biasanya yang sebagian besar ada di sekolah, karena Parkour dalam

sifatnya adalah non kompetitif. Praktisi atau yang disebut traceur tidakbersaing

satu sama lain untuk mengalahkan dan tidak ada hakim. Sifat Parkour termasuk

etika perbaikan diri dan pengembangan diri melalui gerakan.

Parkour sangat berbeda dengan olahraga senam dalam aspek tertentu

seperti bentuk, maupun gerakan. Namun parkour didirikan pada prinsipnya

adalah disiplin. Disiplin diri adalah yang terpenting dalam Parkour karena

seorang praktisi akan melatih jauh dari yang dilatihkan untuknya. Dan bersikap

efektif dalam bertindak sebagai pelatih diri sendiri. Mengkontrol diri adalah suatu

cara yang dilakukan ketika praktisi berada di luar jangkauan dan berbahaya.

Praktisi berlatih bersama ada suasana kompetisi yang sehat dalam arti

yang sebenarnya. Persaingan dari bahasa Latin competere, yang artinya berarti

berusaha bersama-sama. Ini adalah apa yang dimaksudkan ketika praktisi

berlatih bersama sebagai sebuah kelompok. Para praktisiberjuang bersama-

sama untuk mencapai keunggulan dalam gerakan.

Frase yang sering digunakan dalam parkour yang merangkum sebagian

besar dari semangat, satu keharusan menjadi kuat agar berguna untuk orang

lain. Etika lain yang kuat dalam parkour adalah kerja tim dan persahabatan.

Perkembangan individu secara fisik dan mental ke arah yang positif adalah

bagian penting dari praktek parkour.

Page 31: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2.2.2. Persepsi Tentang Parkour

2.2.2.1. Filosofi Parkour

Meutia Rin Diani (2010), parkour dikenal memiliki yang filosofis, yaitu

kemampuan untuk menghadapi masalah yang ada di dalam hidup manusia,

kemampuan untuk melawan rasa takut, tekad untuk bangkit dari kegagalan,

bersikap bijaksana dalam menjaga semangat dalam menjalani hidup, dan

kreativitas dan kebebasan dalam menciptakan gerakan baru tanpa meninggalkan

nilai-nilai kehidupan lainnya.

In parkour, the practitioner must progress steadily. As each new move is

attempted, it is accompanied by its own specific set of uncertainties,

complications and fears. By a process of awareness and applying appropriate

mental tools, combined with physical training and conditioning, parkour produces

effects such as Mauss’ “notion of ‘les techniques du corps’, in which the human

body is simultaneously the primordial object of and tool for culturalaction.

parkour has the perceived ability to allow its practitioners to feel as though “your

body has always been on autopilot, and you’ve discovered for the first time that

you are able to control it’s a sport that permits exploration of the potential offered

by your body.

Parkour bukanlah olahraga yang tanpa terkandung nilai-nilai filosofinya.

Nilai-nilai seperti keberanian, tekad, daya tahan, kekuatan, disiplin, dedikasi dan

umur panjang. Nilai-nilai seperti kerendahan hati, dan altruisme, integritas. Ada

banyak cara traceur yang bisa membantu secara positif untuk menyalurkan masa

depan disiplin ini, namun sekaligus menolak untuk mengizinkan nilai-nilai seperti

ini menjadi hilang. Dalam praktik latihan parkour merupakan awal yang baik, dan

tempat yang mudah untuk memulai.

Page 32: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Nilai-nilai ini tidak harus menampakkan diri sebagai suatu tantangan seperti

yang dikatakan dalam filosofi parkour, namun pada akhirnya satu-satunya cara

agar traceur dapat secara signifikan tumbuh adalah dengan menghadapi

kesulitan dan beradaptasi untuk mengatasinya. Ini mungkin suatu bentuk

menahan diri dalam melakukan sesuatu yang menakutkan. Hal itu menjadikan

risiko yang layak untuk mengatasi rasa takut dan menguji kemampuan

Parkour akan berkembang dan menjadi apa yang ada di mata publik, tetapi

pegang erat-erat dengan apa yang dianggap penting karena parkour tidak berdiri

sendiri. Jangan biarkan nilai-nilai dalam filosofi parkour itu mati atau generasi

berikutnya mungkin tidak akan pernah melihat atau mengalami apa yang dilihat

dan dilakukan ketika traceur menemukan parkour. Biarkan tantangan dan umur

panjang yang akan membentuk latihan, tujuan dan motivasi dalam parkour.

Traceur terbaik dunia mengungkapkan menjadi praktisi parkour yang baik

bukan karena keturunan dari leluhur atau karena terlalu ekstrem untuk mencoba

segala hal yang baru. Namun para traceur yang terbaik dan terkuat karena

mampu berkembang dengan bertahap. Membangun lapisan demi lapisan

tameng di tubuh selama bertahun-tahun. Mengulangi gerakan-gerekan beribu-

ribu kali dan tak terburu-buru menjalani proses dalam parkour. Praktisi parkour

mempunyai kekuatan yang terakar dalam ketahanan dan kekebalan dari

perkembangan tahap demi tahap.

Banyak wawancara dengan David Belle membahas tentang cedera, dan

David selalu menggelengkan kepala dan berkata bahwa lutut dan tangannya

baik-baik saja, tidak merasakan sakit, ini karena setelah 18 tahun berlatih.

Sangat berbeda dengan sekarang praktisi yang baru berlatihan selama setahun,

harus berhenti selama berbulan-bulan karna mengalami masalah lutut, dislokasi

Page 33: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

bahu, tendonitis, operasi untuk memperbaiki tubuh dibawah umur 20 tahun.

Apakah ini semua kebetulan, atau ini disebabkan oleh karena mendorong terlalu

keras, terlalu cepat, berusaha untuk menjadi yang terbaik dan terlalu banyak

membandingkan diri ke orang-orang lain.

Parkour adalah sebuah perjalanan pribadi yang penuh dengan kerja keras.

Tidak ada jalan pintas dan tidak ada cara cepat. Philoshopy Parkour Être et

Durer (To Be and To the Last).

Poin penting dari filosofi parkour :

1. Jika seseorang ingin menjadi pendatang baru di dunia parkour, cari tahu

sebanyak mungkin dan berlatihlah dari orang-orang telah melangkah jauh

sebelumnya. Tapi jangan sampai kehilangan kreativitas dan kemampuan

berpikir untuk diri sendiri. Coba dan jelajahi metode-metode yang berbeda

dan berkembanglah sesuai dengan kemampuan. Dalam belajar parkour

seseorang bisa mempercepat pemahamannya tentang teori parkour, tapi

tidak untuk mengambil jalan pintas pada praktek sebenarnya dalam parkour

itu sendiri.

2. Jika seseorang adalah orang yang lebih berpengalaman dalam parkour dan

merasa bahwa pendatang-pendatang baru lebih hebat, jangan merasa

terpengaruh untuk mendorong diriuntuk terlalu keras atau melakukan sesuatu

hanya karena pendatang bisa melakukan. Cobalah untuk mengingatkan

pendatang akan bahayanya melakukan hal-hal yang melebihi batas

kemampuan tubuh. Walaupun pendatang bisa melakukan sesuatu, tidak

berarti pendatang harus melakukannya. Pendatang belajar parkour lebih

cepat karena sekarang banyak informasi yang bisadidapatkan, semua itu

tersaji karena kerja keras dan pengalaman traceur sebelumnya.

Page 34: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2.2.2.2. Hakikat Parkour Dalam Keseharian

Parkour merupakan contoh yang baik untuk membuktikan adanya

hubungan antara parkour, keseharian, dan estetika. Karena menunjukkan bahwa

parkour dalam keseharian tidak hanya meliputi bangunan saja tetapi juga

pengalaman ruang.

Menurut Franck dan Lepori (2000:11) sebagaimana dikutip oleh Meutia Rin

Diani (2010) parkour dalam keseharian adalah produk dan proses penciptaan

ruang yang hasil akhirnya dipengaruhi oleh fungsi, imajinasi akan bentuk, dan

faktor-faktor lingkungan di sekitarnya. Secara khusus, bagi treceurs, parkour

dalam keseharian adalah penciptaan ruang dan hasil respons dari tubuh praktisi.

“Inside our movements are restrained by the limits of the space, we are

subject to forces within the space. Outside we are subject to those forces,

our movements are not constrained by those limits”.

Apabila mengubah cara memaknai parkour, maka nyata bahwa parkour

dalam keseharian tidak hanya berfungsi sebagai pemuas indera penglihatan

saja, tetapi juga keempat indera lainnya yaitu pendengaran, perasa, penciuman,

peraba sehingga dapat timbul makna baru tentang parkour. Ini yang dipahami

oleh traceur dan sering dilupakan oleh orang awam. Bahwa parkour tidak hanya

sebagai nilai estetika saja, tetapi dari nilai estetika tersebut yang dapat

mendevinisikan parkour dalam kehidupan nyata. Traceur mencoba mengubah

paradigma itu dan memberi pemaknaan baru mengenai parkour dalam

keseharian. Traceur memandang parkour sebagai rintangan yang harus dilalui

oleh tubuh praktisi itu sendiri. Arsitektur dalam kehidupan nyata adalah sarana

pembelajaran bagi tubuh manusia agar menjadi lebih baik secara fisik dan

mental.

Page 35: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

“Parkour is an urban sport and as a traceur (people practicing this discipline) you

focus on moving from point a to point b as fast, smoothly and efficiently as

possible. You are using the abilities of your body to surpass any obstacle in your

surrounding whereby you are given complete freedom – physically and mentally.”

Parkour memiliki fokus pada pemindahan dari satu titik ke titik lain.

Misalkan ada dua bangunan yang berbeda tinggi, kira-kira 4 m. Traceur

menfokuskan bagaimana cara melompat dari bangunan yang lebih tinggi ke

bangunan yang lebih rendah tanpa mencederai tubuh praktisi. Tidak hanya

bangunan yang menjadi alat pembelajaran parkour, tangga dan pagar juga

menjadi sarana yang dapat dimanfaatkan. Tekstur beton atau fasad bangunan

yang dirasakan traceur saat menyentuh juga memperkaya pengalaman ruang

praktisi, yang merupakan inti bahwa parkour dalam keseharian adalah

pengalaman ruang.

Disimpulkan bahwa keseharian adalah suatu kritik sosial terhadap kondisi

sekitarnya, terutama arsitektur. Oleh karena itu keseharian selalu kontras dengan

paradigma umum, seperti kehadiran pedagang kaki lima yang dianggap

bertentangan dengan paradigma kota bersih yang cenderung bebas dari

sesuatuyang kumuh. Pedagang kaki lima dianggap kumuh karena menggunakan

gerobak atau tenda yang bukan berasal dari beton. Pakaian lusuh yang

dikenakannya turut pula memperkuat kesan kumuhnya. Padahal, sesungguhnya

ada makna dibaliknya, yakni pemberontakan terhadap pemerintah karena tidak

mewadahi pedagang untuk berdagang. Pelanggaran aturan kerap terjadi karena

pedagang benar-benar memerlukan tempat untuk berjualan.

Page 36: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Parkour pada awalnya parkour dikembangkan untuk menentang kompetisi

komersialisasi olahraga. parkour ditujukan untuk membantu orang lain sehingga

manusia mempunyai cara berpikir moderasi (sederhana) dan memiliki ketahanan

fisik yang lama. Namun, tanpa sadar, parkour sebenarnya juga menentang

paradigma umum arsitektur.

Menurut Miles (2000:163) sebagaimana dikutip oleh Meutia Rin Diani

(2010) “The everyday, as much as great art, offers acces to meaning.”

2.2.2.3. Hakikat Parkour Dengan Estetika

Banyak orang mengartikan estetika sebagai pandangan individu terhadap

baik atau buruknya sebuah objek. Hal tersebut kurang tepat, sebab pandangan

tersebut bukanlah estetika, melainkan taste. Taste adalah pandangan seseorang

yang dilandasi hasil pembelajarannya sepanjang hidup. Hasil pembelajaran

tersebut meliputi kebudayaan dan pendidikan seperti yang dikatakan oleh Meutia

Rin Diani (2010) bahwa“Taste is a result of education an awareness of elite

cultural values.”

Mempengaruhi seseorang dalam menilai keindahan suatu objek. Jadi

apabila ada seseorang yang mengomentari suatu objek seperti Itu bagus sekali

atau bisa juga jelek, maka tidak dapat serta merta langsung dikaitkan dengan

estetika. Pandangan orang terhadap suatu objek sesungguhnya merupakan hasil

pengaruh dari kebudayaan yang pendidikan yang dijalani selama hidupnya.

Sebagai contoh, ada sebuah kampung di mana orang telah terbiasa hidup di

dalam rumah yang berbentuk joglo. Suatu hariada arsitek yang mendirikan

bangunan yang bergaya kontemporer. Tentu saja masyarakat memprotes, tetapi

ada juga yang mengaguminya. Adanya tentangan terhadap bangunan itu, terjadi

karena masyarakat telah terbiasa hidup di lingkungan hanya terdiri dari rumah

Page 37: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

joglo. Bagi yang mengaguminya, bangunan itu dianggap sesuatu yang baru dan

menarik. Masyarakatitu umumnya adalah orang yang terbuka terhadap hal-hal

yang baru. Keterbukaan itu mungkin merupakan hasil didikkan orang tua atau

gurunya. Jadi, hal tersebut tidak dapat dianggap estetika tetapi taste.

“Aesthetics (also spelled æsthetics or esthetics) is a branch

ofphilosophy dealing with the nature of beauty, art, and taste, and

withthe creation and appreciation of beauty.”

Estetika merupakan cabang filsafat yang mengkaji dan membicarakan

tentang seni dan keindahan dan merupakan buah pemikiran manusia terhadap

keindahan. Kebudayaan, dan alam yang ada. Berbeda dengan taste, estetika

lebih banyak melibatkan akal dari pada sensor dan kenikmatan, itu dilakukan

dengan sadar.Sehingga hakikat parkour dalam estetika adalah suatu cara

mengadaptapsikan atau menyesuaikan tubuh manusia terhadap lingkungan

sekitarnya dalam kondisi ekstrem tanpa mencelakai tubuh manusia. Cara

tersebut tentu memerlukan pemikiran untuk menentukan caramengkaji seni dan

keindahan. yang merupakan bagian dari olahraga parkour.

Seni merupakan ungkapan emosi dan pemikiran manusia terhadap

sesuatu. Begitu juga parkour, setiap gerakan yang terbentuk merupakan hasil

daripemikiran manusia. Bagi traceur itu adalah gerakan yang indah. sebab ada

makna di dalamnya yaitu keberhasilan melewati rintangan tanpa harus

melanggar aturan (tidak membuat tubuhnya terluka). Keindahan tidak

hanyaharus berbentuk visual tetapi juga emosi. Rasa senang yang timbul saat

menyaksikan atau melakukannya juga menjadi kriteria dalam menilai keindahan,

sehingga dapat dikatakan bahwa parkour memiliki hubungan dengan estetika

karena pelibatan seni dan pemikiran lain didalamnya.

Page 38: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Parkour merupakan gabungan antara arsitektur, keseharian, dan estetika,

namun bukan dalam bentuk bangunan melainkan pengalaman ruang atau

memecahkan masalah.

2.2.3. Teknik Parkour

Menurut Salvato, C (2009). Agar berhasil dalam sebuah olahraga,

program kebugaran, atau aktivitas fisik, maka perlu untuk membangun kekuatan,

kecerdasan dan program pengkondisian. Untuk memaksimalkan keuntungan

dalam progam kebugaran agar dapat menerapkannya dalam keterampilan

olahraga tertentu, hal ini dapat membantu untuk melacak kemajuan, menetapkan

tujuan, dan mencapai keseimbangan dalam kemampuan fisik, pergerakan dan

peningkataan.

Parkour merupakan suatu gerakan berpindah tempat yang mengandalkan

keefisienan dan keindahan gerak tubuh, parkour juga dapat membantu

seseorang untuk bergerak lebih cepat dari suatu tempat ke tempat lain. Namun

parkour tidak bisa begitu saja disebut sebagai olahraga atau kegiatan yang

ekstrem, karena parkour merupakan suatu disiplin diri. Sebelum seseorang

hendak belajar parkour, pelajarilah gerakan-gerakan dasar yang menjadi

gerakan parkour.

Parkour adalah suatu metode latihan yang berguna untuk meningkatkan

diri dengan mempelajari cara bergerak yang natural dan melewati rintangan-

rintangan, prinsip-prinsip yang dipelajari dalam parkour bisa diterapkan dalam

kehidupan sehari-hari. Keuntungan jangka pendek dalam mempelajari parkour

adalah seseorang akan memiliki kemampuan untuk bergerak efisien dalam

situasi-situasi rumit, sedangkan keuntungan jangka panjangnya adalah

meningkatnya fitnes level, kepercayaan diri dan pengkontrolan diri, serta

Page 39: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

membuat pikiran yang lebih relax dan positif. Tetapi dilain itu juga ada

kekurangannya, kekurangannya adalah seseorang akan melakukan latihan yang

memakan waktudan usaha untuk mendapatkan manfaat penuh dari parkour.

Point penting untuk firsttimer sebelum memulai latihan parkour :

Teknik parkour terbagi menjadi 3 tahap, pertama adalah kekuatan (strength),

kedua adalah stamina and kecepatan (stamina dan speed), dan ketiga adalah

teknik dan fokus (technique and focus).

1. Kekuatan (Strength).

Kemampuan unit otot, atau kombinasi dari unit otot, untuk menghasilkan

kekuatan atau tenaga. Menurut (Salvato, C,2009).

2. Stamina dan Kecepatan (Stamina and Speed).

Stamina adalah kemampuan sistem tubuh untuk memproses,

menyampaikan, menyimpan, dan memanfaatkan energi. Sedangkan kecepatan

adalah kemampuan untuk meminimalkan waktu siklus dari gerakan berulang.

Menurut (Salvato, C, 2009).

3. Teknik dan Fokus (Technique and Focus).

Astuti, A (2014) teknik adalah seperangkat unsur yang saling terikat atau

tersusun dalam usaha mencapai suatu tujuan. Sedangkan Menurut Mashari, A

(2010) fokus adalah konsentrasi penuh terhadap satu tujuan.

Memahami tiga tahapan penting dalam parkour, seorang first timer juga

harus mamahami dan mengerti teknik-teknik dalam belajar parkour, teknik

parkour yaitu :

Page 40: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

1. Jumping

Menurut Ismiarso (2007:08) sebagaimana dikutip oleh Zaenal Arief (2012)

jump adalah lompat gerak, tujuan mengukur kekuatan otot kaki dan kekuatan

ledak(explosive power).

Karwijanto, R (2004:07) sebagaimana dikutip oleh Zaenal Arief (2012)

mengemukakan jump adalah suatu bentuk latihan kesegaran jasmani kegiatan

lompat tegak tanpa awalan ialah melompat setingi tingginya yang di lakukan tiga

kali lompatan.

Pendapat diatas bahwa yang dikmaksud jump dalam parkour adalah

gerakan melompat secara vertikalmaupun horizontal dengan menggunakan dua

kaki secara bersamaan, diusahakan saat melompat gerakan kaki setinggi dan

semaksimal mungkin. Dalam teknik jump ini bertujuan untuk melatih pergerakan

berpindah tempat dari titik satu ke titik lain.

Lompatan yang baik adalah lompatan yang ketika pendaratannya tanpa

menimbulkan benturan atau bunyi yang keras. Jadi sikap landing saat melakukan

lompatan juga harus diperhatikan. Seorang traceur dikatakan hebat dalam

lompatannya pasti juga hebat dalam pendaratannya. Teknik jump dengan

landing sangat erat hubungan keduanya, teknik ini menjadi point penting dalam

teknik parkour.

2. Running

Running adalah gerakan berlari. Tetapi dalam parkour running adalah

teknik yang sangat penting, karena parkour tanpa running berarti bukan Parkour

yang sesungguhnya. Latihan manajemen langkah dalam teknik running sangat

perlu dipelajari dan diperhitungkan, karena satu langkah yang salah saat berlari

bisa membuat fatal praktisi parkour itu sendiri. Jadi bisa disimpulkan pengertian

Page 41: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

running dalam parkour adalah pergerakan yang dinamis sesuai kemauan dari

praktisi parkour dan sudah diperhitungkan dari awal. Dalam teknik running ini

dapat dikembangkan menjadi 3 teknik lagi yaitu :

a. jogging

b. sprint

c. strudle

3. Landing

Landing adalah teknik mendarat di permukaan tanah. Cara terbaik

mendarat adalah dengan mencondongkan posisi badan agak ke depan, saat

akan menyentuh tanah gunakan kedua ujung kaki untuk mendarat, atau dengan

kata lain mendarat dengan jinjit. Saat kaki menyentuh tanah usahakan badan

juga diturunkan kemudian di seimbangkan dengan bantuan tangan (Bielly:2011).

Pendapat tersebut peneliti mengatakan bahwa landing adalah gerakan

mendarat dengan teknik yang dipakai adalah membengkokkan lutut saat jari-jari

kaki menyentuh tanah, jangan pernah mendarat dengan telapak kaki, usahakan

selalu mendarat dengan jari-jari kaki dalam keadaan seimbang. Fungsi teknik

landing adalah untuk meminimize rasa sakit saat traceur melompat ke bawah.

Dengan teknik seperti diatas,seorang praktisi akan mahir untuk terjun dari

ketinggian sekitar 2,5 meter bahkan lebih tinggi.

Teknik landing yang perlu diperhatikan bagi firtstimer adalah:

1) Cobalah belajar teknik landing dari ketinggian yang pendek terlebih dahulu,

contohnya dari ketinggian 75 cm dahulu atau 100 cm.

2) Usahakan kedua kaki mendarat bersamaan menyentuh tanah dengan

sejajar.

3) Sikap balancesangat penting dalam teknik landing.

Page 42: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

4. Precision jump

Bielly (2011) mengatakan precision jump adalah teknik melakukan

lompatan statis dari satu objek ke objek lainnya untuk melatih power kontrol.

Cara melakukan precisison jump adalah dengan bersiap melompat secara

seksama dalam keadaan diam dengan full power. Saat akan mendarat di objek

selanjutnya, kurangi power sehingga kontrol badan terpenuhi. Atau dengan kata

lain saat mendarat di objek selanjutnya, para traceur bisa mendarat dengan

seimbang.

Peneliti dapat menyimpulkan precision jump adalah lompatan statis

secara seksama dari satu objek menuju objek selanjutnya, sangat berhubungan

erat dengan keseimbangan saat mendarat. Dalam teknik precision jump dapat

dikembangkan menjadi teknik precision jump plyometrik.

5. Rolling

Pelatihan parkour menempatkan banyak ketegangan pada tulang dan

ligamen, seorang praktisi parkour perlu cara untuk meredam jatuh yang mungkin

akan berdampak pada tubuhnya. Meminimalisir dampak jatuh dengan berguling

dari satu bahu ke pinggul dari sisi yang berlawanan.

Roll dalam parkour adalah gerakan berguling kedepan maupun

kebelakang, dalam teknik ini biasanya diaplikasikan setelah melakukan

lompatan. Hal ini bertujuan untuk mentransfer momentum atau energi setelah

melompat.

6. Vaulting

Voult adalah teknik parkour dan freerunning yang digunakan agar dapat

lebih cepat untuk melewati rintangan. Ada banyak jenis voult, semua dibedakan

Page 43: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

dari tipe hambatan, kecepatan dan arah gerakannya. Voult juga dapat diartikan

lompat atau melompati obstacle, kadang-kadang menggunakan kedua tangan

sebagai tumpuan atau menggunakan satu tangan.

Disiplin parkour, vault adalah setiap jenis gerakan yang melibatkan

melompat atau melompati rintangan sementara menempatkan beban di atasnya

dengan tangan seseorang. Vault memungkinkan praktisi parkour (traceur)

dengan cepat dan efisien melewati pagar, meja, dinding, dan platform.

Jenis vault yang memiliki nama standar di parkour. Namun demikian,

parkour tidak terbatas pada ditentukan jenis gerakan, karena disiplin adalah

tentang bergerak bebas dan efisien negosiasi rintangan, bukan tentang

melakukan trik.

Dalam teknik voult ini dikembangkan menjadi lebih banyak lagi variasinya

yaitu :

a. safeti voult

b. speed voult

c. lazy voult

d. Teef voult

e. dash voult

f. monkey voult

g. kong voult

7. Climbing

Rowat, C (2013) mangatakan jika parkour bisa dipecah menjadi tiga

gerakan saja, maka itu adalah berlari, melompat, dan memanjat. Dari ketiga

gerakan tersebut, mayoritas praktisi parkour hanya menyukai lompatan,

membenci berlari, dan melupakan memanjat.

Page 44: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Climb adalah gerakan memanjat, tetapi bukan pengertian climb dalam

parkour. Kebanyakan praktisi parkour adalah seorang pemanjat yang buruk

karena traceur hanya mengandalkan kekuatan tubuh bagian atas tanpa

memperhatikan tekniknya. Praktisi parkour bukanlah pemanjat yang ulung, tapi

praktisi telah fokus pada teknik memanjat selama bertahun-tahun dan hal itu

sangat membantu traceur bergerak dalam parkour.

Parkour adalah tentang melewati rintangan, tapi beberapa ringtangan

hanya bisa dilewati dengan pelan dan tenang, ketika temboknya terlalu tinggi

untuk melakukan wall run maka pilihan satu-satunya adalah untuk memanjatnya.

Teknik memanjat sangat begitu penting, utamakan posisi kaki untuk mengurangi

beban di tangan. Sebagai pedoman keselamatan umum, ketika memanjat

pastikan ada tiga titik kontak dengan obstacle dan gerakkan difokuskan hanya

satu bagian tubuh (tangan atau kaki) saat bergerak.

Devinisi climb dalam parkour adalah seni bergerak memanjat yang

efesien, cepat dan akurat, dengan gerakan aktif bagian tangan dan dibantu kaki

untuk menambah power saat melakukan teknik ini.

Teknik climb dikembangkan menjadi 2 variasi yaitu :

a. catleep

b. arm jump

2.2.4. Pola Latihan Parkour

Latihan adalah kegiatan sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang.

Tujuannya ialah untuk mendapatkan gerakan ototamatis. Menurut Harsono

sebagaimana dikutip oleh Dirman (2012). Latihan adalah proses kerja yang

dilakukan secara sistematis, kontinyu di mana beban dan intensitas latihan makin

hari makin bertambah, yang pada akhirnya memberikan rangsangan secara

Page 45: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

menyeluruh terhadap tubuh dan bertujuan untuk meningkatkan fisik dan mental

secara bersama-sama.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa latihan (training) merupakan

proses kerja yang sistematis, dan dilakukan secara berulang-ulang dengan

beban latihan yang kian meningkat. Latihan yang sistematis adalah program

latihan yang direncanakan secara matang, dan dilaksanakan sesuai jasdwal

menurut pola yang telah ditetapkan, serta dievaluasi sesuai dengan alat yang

benar.

Parkour memiliki beberapa pola latihan yang dikembangkan sendiri oleh

para praktisi parkour, kali ini peneliti mengkaji dua pola latihan dalam parkour.

Yang pertama adalah pola repetisi dan yang kedua adalah DAAP (Divusion

Activa Pro Parkour)

1. Pola repetisi

Pola repitisi adalah sebuah metode latihan yang didalamnya terdapat

beberapa ciri yang khas, menurut Gambetta sebagaimana dikutip oleh Asep

Sumpena (2013) yang berpendapat bahwa :

Repetition running(repeat training).

This emphasizes a time goal for the work interval. Followed by a

relatively complete recovery. Repeat training improve either aerobic or

anaerobic fitness, depending on the speed of the fast run. The distance

of the run is ussualy longer than the distance used in interval training.

Diartikan secara bebas maka metode latihan repetisi ini menekankan

waktu yang ditentukan berubah-ubah yang disesuaikan dengan masa pemulihan

yang relatif lengkap. Metode latihan repetisi dapat meningkatkan baik kebugaran

aerobok atau anaerobik, tergantung pada kecepatan lari. Jarak lari yang lebih

panjang atau lama dibandingkan dengan metode interval.

Page 46: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Pola latihan repetisi yang paling penting adalah masa istirahat atau masa

pemulihan, denyut nadi haruslah kembali ke denyut nadi awal latihan, hal ini

sesuai dengan pendapat dari Gambetta sebagaimana dikutip oleh Sumpena, A

(2013) yang mengemukakan bahwa :

The emphasis in this type of training is on running the assigned time.

Allow adequate rest for the athletes, either jogging or walking. For

axample, each group runs 100 m in 20 s. They will run the next 100 m

when they have recovered from the first one. Some limit should be placed

on the rest interval, but allow a good recovery. A pulse rate under 120

BPM is a good indicator of recovery.

Dapat diartikan secara bebas bahwa penekanan dalam jenis pelatihan ini

untuk menjalankan waktu yang telah ditetapkan, memberikan istirahat yang

cukup untuk atlet, baik jogging atau berjalan. Indikator denyut nadi di bawah 120

bpm adalah indikator yang baik dari masa pemulihan, bpm disini merupakan

singkatan dari beats per minute atau denyut per menit, sehingga disarankan agar

masa pemulihan mencapai dibawah 120 denyut nadi per menit sebelum

melakukan pengulangan berikutnya.

Peneliti menjelaskan pola repetisi disini diartikan adalah pola latihan yang

melakukan gerakan yang sama secara berulang ulang. Pola latihan ini seperti

melakukan flow atau gerakan yang menggabungkan beberapa teknik parkour

untuk melewati obstacle dengan efisien secara berulang-ulang. Pola latihan

parkour yang paling efisien adalah pola latihan repetisi atau pengulangan.

By doing the movements a dozen, a hundred times, trust comes and by

doing the same movements over again, it becomes automatic. David

Belle.

Melakukan gerakan selusin, seratus kali, kepercayaan akan datang dan

dengan melakukan gerakan yang sama berulang-ulang, itu akan menjadi

otomatis. David Belle.

Page 47: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Melakukan gerakan yang sama secara berulang-ulang, itu akan

menjadikan praktisi Parkour bergerak secara otomatis. Begitu juga dengan

teknik-teknik parkour seperti Jumping, Running, Landing, Precision jump, Rolling,

Vaulting dan Climbing seorang praktisi parkour bisa melakukan latihan fisik

dengan cara melakukan latihan teknik-teknik itu secara berulang-ulang.

Latihan fisik parkour itu sangat erat atau bisa dikatakan saling

berkombinasi antara dari segi teknik parkour dan segi latihan fisik. Seorang

praktisi ketika ingin memperkuat pahanya tidak harus melakukan latihan fisik

seperti squat jump atau yang lainnya untuk memperkuat otot bagian pahanya,

tetapi seorang praktisi juga bisa melakukan teknik jumping, landing atau yang

lainnya agar bisa memperkuat otot pahanya. Tapi dilain sisi seorang praktisi

parkour bisa dikatakan traceur sesungguhnya bilamana praktisi tidak hanya

hebat dalam segi teknik tapi praktisi juga harus menguasai filosofi parkour dan

kuat dalam fisiknya. Karena dengan berlatih fisik praktisi parkour dapat membuat

dirinya sekuat mungkin, ini berguna ketika praktisi mengaplikasikan parkour

dalam kehidupan nyata yang dimana dalam kehidupan nyata praktisi tidak tahu

medan apa yang akan dilewatinya. Sehingga latihan fisik yang kuat juga akan

membuat traceur menjadi kuat dalam parkour.

Santoso Giriwijoyo dan Didik Safar (2012) menguraikan tentang

perubahan anatomi, kimiawi dan fisiologi otot akibat dari suatu latihan fisik

bahwa, latihan otot akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam

otot, yaitu perubahan anatomis, kimiawi (biokimia), dan fisiologis. Tetapi

perubahan mana yang doninan ditentukan oleh tujuan dan macam latihan yang

dilakukan. Dibawah ini akan dibahas perubahan-perubahan tersebut.

Page 48: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

a) Perubahan anatomi.

Latihan otot akan menyebabkan otot membesar. Pembeseran otot in

terjadi karena:

1. Membesarnya serabut-serabut otot (hipertropi otot).

2. Bertambahnya jumlah kapiler di dalam otot (kapilarisasi otot).

3. Bertambahnya jumlah jaringan ikat di dalam otot.

b) Hipertropi otot

Latihan yang ditunjukan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan

statis akan menyebapkan terjadinya hipertropi otot. Hipertropi ini disebapkan oleh

1. Bertambahnya unsure kontraktil (aktin dan myosin) didalam otot, yang

menyebapkan bertambahnya kekuatan aktif otot.

2. Menebalnya dan menjadi lebih kuatnya sarcolemma dan bertambahnya

jumlah jaringan ikat di antara sel-sel otot (serabut-serabut otot), yang

menyebapkan bertambahnya kekuatan pasif otot.

3. Bertambahnya jumlah kapiler di dalam otot menjadi lebih muda memelihara

kondisi homeostasisnya, khususnya otot yang dilatih untuk daya tahan.

Otot-otot yang tidak terlatih akan mengecil (atrofi) dan melemah. Dengan

latihan, maka otot-otot akan membesar (hipertropi). Pembesaran terjadi oleh

karena bertambahnya unsur kontraktil di dalam serabut otot yang menyebapkan

meningkatnya kekuatan kontraksi otot (kekuatan aktif otot) menebalnya

sarcolemma, dan bertambahnya jaringan ikat diantara serabut-serabut otot yang

menyebapkan meningkatnya kekuatan pasif otot. Hipertropi serabut-serabut otot

dengan demikian menyebapkan meningkatnya kekuatan aktifotot dan

meningkatnya kekuatan pasif otot,

Page 49: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

menjadi lebih kuatdan tahan terhadap regangan dan semakin terpeliharanya

kondisi homeostasisnya, yang menyebapkan meningkatnya daya tahannya.

Petren dkk. (dalam Karpovich dan Sinning:2015) mendapatkan adanya

kenaikan jumlah kapiler sebesar 40-45% di dalam otot jantung gastronemius

pada kelinci yang dilatih lari. Perubahan intraselular ditandai dengan

meningkatnya jumlah dan ukuran mitochondria, disertai dengan bertambahnya

jumlah cristaeyang menjadi lebih padat. Mitochondriamengandung enzim-enzim

oksidatif untuk menyelenggarakan pembentukan daya secara aerobic.

Perubahan anatomis mana yang lebih dominan, ditentukan oleh macam

latihan yang dilakukan. Latihan yang bersifat anaerobic akan terutama

menyebabkan terjadinya hipertropi serabut-serabut otot disertai bertambahnya

jumlah jaringan ikat, sedangkan latihan yang bersifat aerobic terutama

menyebapkan terjadinya kapilarisasi disertai bertambanya jumlah mitochondria.

Dua hal yang terakhir berkaitan dengan diperlukanya kemampuan memasok O2

dan membuang zat-zat sampah penyebab kelelahan yang lebih baik.

c) Perubahan biokimia

Perubahan biokimia meliputi bertambahnya jumlah PC (phosphocreatine),

glikogen otot, myoglobin dan enzim-enzim yang penting untuk proses aerobic

(enzim-enzim oksidatif) yang terdapat didalam mitochondria. Perubahan biokimia

ini juga ditentukan oleh macam latihan yang dilakukan. Latihan anaerobic akan

terutama meningkatkan jumlah PC dan glikogen otot, sedangkan latihan aerobic

akan terutama meningkatkan jumlah myoglobin dan enzim-enzimoksidatif.

Latihan dapat meningkatkan kadar glikogen di dalam otot menjadi 2-3 kali lebih

banyak. Bertambahnya myoglobin akan menyebapkan otot berwarna lebih

merah. Pada anjing dewasa, jumlah myoglobin per 100 g jaringan otot berkisar

Page 50: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

antara 100 mg pada anjing yang tidak terlatih sampai 1000 mg pada anjing

penburu yang sangat terlatih. Enzim-enzim oksidatif dapat meningkat 2x lipat

pada otot-otot yang dilatih aerobic, sebaliknya immobilisasi menurunkan jumlah

enzim-enzim tersebut (karpovich dan sinning, 2015). Perlu pula dikemukakan

bahwa olahraga exhaustive dapat menimbulkan kerusakan mitochondria yang

ditandai dengan terjadinya pembengkakan mitochondria dan disorganisasi

internal. Oleh karena itu, olahraga exhaustive merugikan karena masa pemulihan

menjadi lebih panjang.

d) Perubahan fisiologi

Perubahan fisiologi ditunjukan oleh bertambahnya :

1. Kekuatan dan daya tahan statis

2. Daya tahan dinamis

3. Kecepatan trasmisi neuromuscular

4. Bertambah cepatnya pemulihan.

2. DAAP (Divusion Activa Pro Parkour)

DAAP adalah asosiasi kesadaran nasional yang beresensi pentingnya

regenerasi parkour. DAAP selalu mengajak orang-orang melakukan parkour

yang bergerak ke arah yang benar. DAAP seolah-olah kubu parkour pertama

yang ada di tengah-tengah banyaknya kubu parkour kedua di dunia

perparkouran. Tidak ada informasi yang banyak menjelaskan DAAP, tapi

seseorang dapat mengetahui informasi yang banyak dari video di akun youtube

(DAAP Multimedia) dan postingan di facebook fanpage (DAAP).

a. Pola latihan DAAP

5x5 is 5 Recorridos repitiendo 5 veces cada uno.

5x5 artinya adalah 5 Gerakan diulang 5 kali masing-masing.

Page 51: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

5x5 is 5 Recorridos repitiendo 5 veces cada uno adalah pola latihan

seperti melakukan flow berulang-ulang. Pola latihan ini hampir sama seperti pola

latihan Repetisi. Cuma saja pola latihan ini dilakukan dengan cara melakukan 5

flow yang diulang 5 kali perflow. Contoh, flow pertama melakukan teef vault, side

monkey, teef vault lagi, running, kong vault, dan running lagi. Setelah flow

pertama pengulangan (gerakan pertama) selesai, lalu traceur harus mengulang

flow pertama pengulangan pertama menjadi flow pertama pengulangan kedua,

ketiga, keempat, sampai kelima, begitu juga flow kedua dan seterusnya dengan

pengulangan-pengulangannya. Pola latihan ini bisa dikatakan inovasi dari pola

latihan repetisi, tetapi ini bukan pola latihan yang sama seperti pola latihan

repetisi. Praktisi boleh melakukan lebih dari 5 gerakan diulang 5 kali masing-

masing, karena tidak ada aturan yang mengaharuskan melakukan pola latihan

seperti itu.

b. Apa tujuan pola latihan DAAP

5x5 is 5 Recorridos repitiendo 5 veces cada uno bertujuan untuk melatih

kefokusan, tempo, stamina, dan mental block (kondisi pada saat otak melakukan

perlawanan kepada tubuh. Contoh, traceur melakukan hanging selama 3 menit,

saat waktu hanging hampir selesai, telapak tangan dan jari mulai sakit, lengan

dan bahu mulai gemetar, tapi seorang praktisi parkour tidak melepaskan

pegangan dari tempat hanging. Itu berarti praktisi sedang melakukan mental

block. Karena traceur harus melakukan 5 gerakan diulang 5 kali masing-masing.

Itu berarti traceur harus melakukan 25 gerakan yang berbeda diwaktu yang sama

saat berlatih.

Page 52: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

c. Cara melakukan pola latihan DAAP

First do it. Second do it well. Third do it well and fast. That means you’re

professional. David Belle

Pertama lakukan, Kedua lakukan dengan baik, ketiga lakukan dengan

baik dan cepat. Itu yang disebut treceurs profesional. David Belle

2.3. Siswa

2.3.1. Mengenal Karakteristik Siswa

Mengenal karakteristik siswa dapat diingat dari berbagai factor atau

perbedaan siswa atau peserta didik. Antara lain dapat mengenal melalui factor

fisiknya, intelektualnya, emosionalnya, ketrampilannya, pendiamnya.

Sutirna (2013:61-65) mengumakakan karakteristik secara umum dalam

peserta didik diantaranya adalah:

1. Faktor Fisik Siswa

Faktor fisik siswa inilah yang biasanya membuat guru dapat mengenal

siswanya lebih dekat, kesehatan jasmani bagi seorang siswa sangat

mempengaruhi aktivitas dalam proses pembelajaran. Siswa dalam keadaan

normal atau tidak cacat fisik jelas tidak akan menimbulkan permasalahan dalam

aktivitas di sekolah, namun lain halnya jika ada siswa yang memiliki cacat fisik

atau tidak normal, seorang guru atau pendidik harus waspada karena jika tidak

diperhatikan dengan sungguh-sungguh siswa rata-rata cenderung memiliki rasa

rendah diri yang sangat tinggi.

2. Faktor Intelegensi Siswa

Faktor intelegensi inilah yang sering membuat guru dapat mengenal para

siswanya. Namun seringkali guru hanya mengenal siswanya yang memiliki

Page 53: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

intelegensi tinggi dan intelegensi rendah, sedangkan yang intelegensinya

pertengahan jarang dikenal oleh guru.

3. Faktor Emosional Siswa

Emosi atau perassaan seorang akan mempengaruhi aktivitas belajar di

sekolah maupun di rumah. Entah itu adalah perasaan sedih, gembira, aman,

cemas, takut, dan sebagainya. Orang yang merasa aman, senang, betah disuatu

tempat kemungkinan akan lebih produktif dibandingakan dengan orang yang

merasa tidak aman.

4. Faktor Bakat Khusus Siswa

Untuk dapat mengenal siswa bisa juga melalui bakat khususnya yang dimiliki

siswa. Misalnya ada peserta didik yang pandai bermain alat music sudah dapat

dipastikan guru mengenalnya. Begitu juga dengan bakat-bakat akademik

misalnya matematika, puisi, sains, dan sebagainya.

5. Faktor Budaya Siswa

Sekolah merupakan milik bersama masyarakat, masyarakat memiliki banyak

budaya sehingga di sekolah terdapat banyak budaya peserta didik atau disebut

dengan sekolah dengan budaya heterogen. Dengan ciri budaya inilah guru bias

mengenal siswanya melalui budaya daerahnya.

6. Status Sosial

Status sosial siswa nampaknya bias menjadi jembatan guru untuk mengenal

siswa. Namun dalam mengenal siswa jangan memandang siswa yang berasal

dari strata sosial atas atau menengah saja. Guru tidak boleh hanya mengenal

anak-anak yang ekonominya kuat dan menengah saja, siswa dari ekonomi yang

lemah pun harus dikenal dan diperhatikan.

Page 54: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

7. Faktor Komunikasi

Kemampuan berkomunikasi akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar

siswa dan cepat lambatnya dikenal oleh seluruh komponen sekolah.

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Siswa

Muhibbin Syah (2003:145) berpendapat bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yakni:

1. Faktor Internal (faktor dari dalam diri siswa)

Faktor yang berasal dari dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek

yakni: 1) aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah); 2) aspek psikologis (yang

bersifat rohaniah)

a. Aspek Fisiologis

Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat

kebugaran organ-organ tubuh dan sendi-sendinya, dapat mempengaruhi

semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh

yang lemah apalagi jika disertai pusing kepala berat misalnya, dapat

menurunkan alitas ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinya

kurang atau tidak berbekas.

b. Aspek Psikologis

Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi

kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa. Namun diantara faktor-

faktor rohaniah siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial itu adalah

sebagai berikut: 1) tingkat kecerdasan atau intelegensi siswa; 2) sikap siswa; 3)

bakat siswa; 4) minat siswa; 5) motivasi siswa.

Page 55: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2. Faktor Eksternal Siswa

Faktor eksternal siswa juga terdiri atas dua macam, yakni: faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan non sosial.

a. Faktor Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial sekolah seperti guru, para staf administrasi, dan

teman-teman sekelas dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa.

Para guru yang selalu menunjukan sikap dan perilaku yang simpatik dan

memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar

dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.

Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar

ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orang tua, praktik

pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi keluarga (letak

rumah), semuanya dapat member dampak baik maupun buruk terhadap kegiatan

belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.

b. Faktor Lingkungan Non Sosial

Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial ialah gedung sekolah

dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya, alat-alat

belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor-faktor ini

dipandang turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar siswa.

Waktu yang digunakan siswa untuk belajar yang selama ini sering

dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Sebab bukan waktu

yang penting dalam belajar melainkan kesiapan system memori siswa dalam

penyerapan, mengelola, dan menyimpan item-item informasi dan pengetahuan

yang dipelajari siswa tersebut.

Page 56: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

3. Faktor Pendekatan Belajar

Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi

yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efesiensi proses

pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini berarti seperangkat langkah

operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk memecahkan masalah atau

mencapai tujuan belajar tertentu.

2.3.3. Prinsip-prinsip Perkembangan Siswa

Sutirna (2013:17-19) berpendapat prinsip perkembangan siswa sebgai

berikut:

1. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya tidak pernah berhenti (never

ending process). Artinya perkembangan teus-menerus atau berubah-ubah

yang dipengaruhi oleh pengalaman dan belajar sepanjang hayat dari sajak

masa konsepsi sampai tua atau sampai pada masa kematangan individu.

2. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya saling mempengaruhi.

Artinya perkembangan individu saling mempengaruhi atau ada korelasi

antara fisik, emosi, intelegensi dan sosial. Dengan demikian prosesnya tidak

berdiri sendiri.

3. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya mengikuti atau arah

tertentu. Artinya setiap tahap perkembangan sebelumnya akan menjadi dasar

perkembangan selanjutnya. Dengan kata lain perkembangan individu

sebelumnya merupakan prasyarat untuk menghadap perkembangan

selanjutnya.

4. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya terjadi pada tempo yang

berlainan. Artinya perkembangan individu tidak ada yang sama, ada yang

perkembangan lambat, sedang dan cepat.

Page 57: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

5. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya harus berjalan dengan

normal yaitu dimulai dari tahap bayi, kanak-kanak, anak, remaja, dewasa dan

orang tua.

6. Proses perkembangan setiap individu prinsipnya memiliki cirri khas. Artinya

setiap fase perkembangan memiliki ciri khas.

2.3.4. Tahapan Perkembangan

Analisis yang cermat mengenai semua aspek perkembangan dalam masa

remaja, yang secara global berlangsung antara umur 12 dan 21 tahun, dengan

pembagian 12-15 tahun adalah masa remaja awal, 15-18 tahun adalah masa

remaja pertengahan, 18-21 tahun adalah masa remaja akhir seperti yang

tercantum dalam Haditono (2006).

Sekelompok ahli menentukan pembabakan itu berdasarkan keadaan atau

proses pertumbuhan tertentu. Pendapat para ahli tersebut diantaranya adalah

sebagai berikut:

1) Aristoteles menggambarkan perkembangan individu sejak anak

sampai dewasa itu kedalam tiga tahapan. Setiap tahapan lamanya

tujuh tahun, yaitu:

· Tahap I : dari 0,0 sampai 7,0 tahun ( masa anak kecil atau

masa bermain).

· Tahap II : dari 7,0 sampai 14,0 tahun (masa anak, masa

sekolah rendah).

· Tahap III : dari 14,0 sampai 21,0 tahun (masa

remaja/pubertas, masa perlaihan dari masa anak menjadi

orang dewasa).

Page 58: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

2) Kretscmer mengemukakan bahwa dari lahir sampai dewasa individu

melewati empat tahapan yaitu:

· Tahap I : dari 0,0 sampai kira-kira 3,0 tahun; Fullungs

(pengisian) periode I; pada fase ini anak kelihatan pendek

gemuk.

· Tahap II : dari kira-kira 3,0 sampai kira-kira 7,0 tahun;

Streckungs (rentangan) periode I, pada periode ini anak

kelihatan langsing (memanjang/meninggi).

· Tahap III : dari kira-kira 7,0 sampai kira-kira 13,0 tahun;

Fullungs periode II, pada masa ini anak kelihatan pendek

gemuk kembali.

· Tahap IV : dari kira-kira 13,0 sampai 20,0 tahun; Streckungs

periode II; pada periode ini anak kembali kelihatan langsing.

3) Elizabeth Hurlock mengemukakan penahapan perkembangan

individu, yakni sebagai berikut:

· Tahap I : fase prenatal (sebelum lahir), ,ulai masa konsepsi

sampai proses kelahiran, yaitu sekitar 9 bulan atau 280 hari.

· Tahap II : infancy (orok), mulai lahir sampai usia 10 atau 14

hari.

· Tahap III : babyhood (bayi).

Page 59: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

1.1. Simpulan

Hasil penelitian dan pembahasan tentang minat parkour siswa di MAN 2

Semarang adalah termasuk dalam kategori sangat tinggi. Selanjutnya minat

tersebut dipengaruhi oleh beberapa indikator pendukung munculnya minat antara

lain:

1. Indikator minat dari dalam diri siswa terhadap olahraga parkour adalah

sangat tinggi.

2. Indikator minat motif lingkungan sosial siswa terhadap olahraga parkour

adalah sangat tinggi.

3. Indikator minat emosi siswa terhadap olahraga parkour adalah sangat tinggi.

Hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa minat parkour siswa di MAN 2

Semarang tergolong tinggi karena rata-rata persentase pencapaian berdasarkan

hasil tolak ukur yang telah dilakukan melalui serangkaian item soal yang

mengukur variabel minat siswa beserta beberapa indikator yang mempengaruhi

termasuk dalam kategori sangat tinggi.

Page 60: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

1.2. Saran

Saran yang dapat dijadikan acuan sebagai hasil dari kesimpulan

penelitian yang ada adalah:

1. Para siswa dengan minat yang tergolong baik tersebut dapat memacu diri

untuk semangat berpartisipasi menjadi anggota parkour dan ikut berlatih.

2. Para pelatih dan anggota parkour lebih kreatif dalam merangsang minat dan

kreativitas gerakan parkour agar olahraga parkour dapat lebih dikenal dan

menarik perhatian serta minat lingkungan sosial agar terciptanya bibit-bibit

unggul dalam olahraga parkour.

3. Bagi orang tua lebih memperhatikan potensi anak dalam bidang olahraga

khususnya parkour dan diharapkan dapat memberikan dorongan yang lebih

baik agar anak dapat maju dan berprestasi

Page 61: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

DAFTAR PUSTAKA

Ali Muhammad & Muhammad Asrori.2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi

Aksara.

Aprianto, E.P. 2012. Minat Siswa Putra Kelas Atas Sd Negeri Dan Mi Di Desa

Kaliwungu Kecamatan Mandiraja Kabupaten Banjarnegara Terhadap

Ekstrakurikuler Sepakbola. Yogyakarta: Jurnal Penelitian Fakultas Ilmu

Keolahragaan UNY.

DeMartini, A.L.2014. Is Parkour a Problem? College and University Liability

For Extreme Sport Activities. Available at http://dx.doi.org/10.1123/rsj.2013-

0008 (accesed 10/3/15)

Demoiny, S.G. & miller, J.R. 2008. Parkour: A New Extreme sport and a Case

Study. International Journal : Vol 47(1), January/February.

Djamarah, S.B. 2002. Psikologi Remaja. Jakarta: Aksara Baru.

Djiwandono & Mulyani, S.E. (2002). Psikologi pendidikan. Grasindo.

Haditono, S.R. 2006. Psikologi Perkembangan Pengantar Dalam Berbagai

Bagiannya.Yogjakarta: Gadjah Mada University Press.

Halim, S.R. Minat Siswi SMA Dr. Soetomo Surabaya Pada Kegiatan

Ekstrakurikuler Futsal. Surabaya: Jurnal Penelitian Fakultas Ilmu

Keolahragaan UNESA.

http://andiagung02.blogspot.com/2010/08/melakukan-gerakan-dasar-

parkour.html accesed 27/6/2015)13.00

https://andidas.wordpress.com/tag/arti-fokus/ accesed 27/6/2015 13.21

https://bielly.wordpress.com/2011/05/31/gerakan-dasar-parkour/ accesed

28/6/2015 10:22

http://blane-parkour.blogspot.com/2013/12/50-ways-to-be-and-to-last-in-

parkour_11.html accesed 28/6/2015 10:19

http://crepesrenld.blogspot.com/2012/05/proposal-skripsi.html accesed

28/6/2016 10:21

Page 62: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

http://cyberparkour9.blogspot.com/2012/12/parkour-vault.html 28/6/2015

10.31

http://dasar-dasarparkour.blogspot.com/ accesed 28/6/2015 13.35

http://dirmanbutur.blogspot.com/2012/01/latihan-kekuatan-dan-

kelentukan_29.html accesed 27/6/2015)13.00

https://nawansergeant.wordpress.com/2010/09/04/trick2-dasar-yang-bisa-

dipake-buat-pemula-dalam-parkour/ accesed 27/6/2015 13.35

http://parkour-generasi.blogspot.com/2013/07/teknik-teknik-

parkour.htmlaccesed 27/6/2015 13.30

http://parkour.wikia.com/wiki/Vaults accesed (6/21/2015) 3.45

http://www.parkourindonesia.web.id/category/artikel accesed (6/21/2015)

3.45

Meutia Rin Diani. 2010. Parkour: Estetika Seni Bergerak Dalam Keseharian.

Online.Available at www.arsitektur.net (accesed 10/3/15)

Noperto Pirman. 2013. Minat Siswa Putra Dalam Mengikuti Ekstrakurikuler

Sepak Bola SMP Negeri 5 Parindu Kabupaten Saggau.

Novita, R.2013. Survei Minat Siswa Siswi Dalam Pembelajaran Penjas di

SMP Negeri 3 Samalantan. Pontianak: Jurusan Ilmu Keolahragaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNTAN.

Nurmalasari, Y. 2015. Hubungan Antara Dukungan Sosial Dengan Harga Diri

Pada Remaja Penderita Penyakit Lupus. Tangerang: Fakultas Psikologi

Universitas Gunadarma.

Rifa’i, A. 2010. Psikologi Pendidikan. Semarang:UNNES PRESS.

Ruslan. 2011. Meningkatkan Kondisi Fisik Atlet Pusat Pendidikan Dan

Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) Di Provinsi Kalimantan Timur. Samarinda:

Jurnal Pendidikan Olahraga FKIP Universitas Mulawarman Samarinda.

Siagian, R.E.F. 2015. Pengaruh Minat Dan Kebiasaan Belajar Siswa

Terhadap Prestasi Belajar Matematika. Bogor: Universitas Indraprasta PGRI.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya.

Jakarta : CV. Sagung Seto.

Page 63: SURVEI MINAT SISWA KELAS X MAN …lib.unnes.ac.id/27271/1/6211411031.pdf · 4.2 Distribusi Frekuensi Variable ... (Puchan, 2005). Kegiatan inidiketahuimembutuhkan tingkatyang luar

Sugiyono. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Suharsimi Arikunto. 2013. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.

Sumaryanto. 2012. Pembentukan Karakter Melalui Olahraga. Yogjakarta: FIK

Universitas Negeri Yogjakarta.

Sutirna. 2013. Perkembangan & Pertumbuhan Peserta Didik. Yogyakarta:

CV. Andi Offset.

Sutrisno Hadi. 2000. Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Andi Yogyakarta

Muhibbin Syah. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. Raja Gravindo

Persada.

Yusuf, S. 2009. Psikologi Perkembangan Anak & Remaja. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset.