Surat Keberatan Terbuka LBH Masyarakat - PKNI - Yayasan STIGMA: Cabut Iklan Kampanye BNN tentang...
-
Upload
lbh-masyarakat -
Category
Government & Nonprofit
-
view
1.229 -
download
0
Transcript of Surat Keberatan Terbuka LBH Masyarakat - PKNI - Yayasan STIGMA: Cabut Iklan Kampanye BNN tentang...
Jakarta, 8 Desember 2014
Surat Keberatan Terbuka:
Cabut Iklan Kampanye BNN tentang Pemakai Narkotika yang Menyesatkan
Kepada Yth.
Bapak Anang Iskandar
Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia
Di tempat
Dengan hormat,
Melalui surat ini, Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat (LBH Masyarakat), Persaudaraan
Korban Napza Indonesia (PKNI), dan Yayasan STIGMA, hendak mengajukan keberatan
sehubungan dengan penerbitan 2 (dua) buah publikasi iklan kampanye oleh akun Twitter
resmi Badan Narkotika Nasional (BNN) yaitu @INFOBNN, dan akun Instagram resmi BNN
yaitu @lensa_BNN, (keduanya terlampir) pada tanggal 7 Desember 2014.
Dalam iklan kampanye pertama tersebut disebutkan bahwa cara mengenali penyalahguna
narkotika adalah dengan melihat ciri-ciri sebagai berikut:
a. Jalan sempoyongan, bicara pelo, apatis,
b. Ditemukan alat bantu penggunaan narkotika,
c. Mengantuk,
d. Kebersihan dan kesehatan tidak terawat,
e. Banyak bekas sayatan/suntikan,
f. Emosional/agresif, dan
g. Sering mengurung diri di kamar, di kamar mandi, menghindar bertemu keluarga.
Sementara dalam iklan kampanye kedua, disebutkan bahwa seseorang bisa menjadi pengguna
narkotika atau ketergantungan dengan tiga cara, di mana salah satunya adalah faktor
keturunan.
Terhadap kedua iklan kampanye tersebut, kami berpandangan sebagai berikut:
1. Bahwa informasi-informasi yang terkandung di dalam kedua publikasi tersebut adalah
informasi yang tidak berdasarkan bukti ilmiah (evidence-based), berisikan informasi
yang menyesatkan (misleading information), dan justru melanggengkan stigma
terhadap para pemakai narkotika di Indonesia.
2. Bahwa informasi yang disediakan oleh BNN melalui iklan kampanye pertama
tersebut adalah tidak tepat, bersifat umum, dan juga banyak dimiliki oleh orang-orang
yang tidak memakai narkotika atau mengalami ketergantungan narkotika. Cara untuk
mengenali seseorang mengalami ketergantungan narkotika atau tidak, haruslah
dilakukan melalui serangkaian tes yang telah teruji secara ilmiah. Ciri-ciri fisik
seseorang tidak dapat digunakan sebagai dasar kuat untuk mengidentifikasi apakah
orang tersebut mengalami ketergantungan atau tidak. Ciri-ciri pemakai narkotika yang
berjenis stimulan justru akan jauh berbeda dengan ciri-ciri yang telah disebutkan oleh
BNN di publikasi tersebut.
3. Bahwa mungkin saja ada beberapa penelitian yang menunjukkan pengaruh keturunan
terhadap ketergantungan narkotika. Namun tidak dapat diketahui sejauh mana hal
tersebut bisa dipercaya validitasnya bahwa ketergantungan narkotika bisa dialami
karena faktor DNA. Iklan kampanye BNN tersebut justru bisa memunculkan
misinterpretasi di kalangan masyarakat umum. Sebelum ada bukti ilmiah yang sangat
kuat dan konklusif yang menyatakan bahwa faktor keturunan dapat membuat
seseorang mengalami ketergantungan narkotika, adalah bijaksana bagi BNN untuk
segera meninjau kembali pesan tersebut yang dapat ditelan mentah-mentah oleh
masyarakat awam.
4. Bahwa keberadaan kedua publikasi ini sangatlah merugikan para pemakai narkotika,
dan kontraproduktif dengan tujuan BNN untuk merangkul para pemakai narkotika dan
memenuhi hak pemakai narkotika atas rehabilitasi medis, sebagaimana sering
diungkapkan oleh Kepala BNN dalam berbagai kesempatan baik di forum berskala
nasional, regional, maupun internasional.
Berangkat dari penjelasan di atas, kami mendesak BNN untuk segera menghapus atau
mencabut kedua publikasi tersebut yang telah termuat di dalam media-media sosial milik
BNN. Kami juga mendesak agar BNN memastikan bahwa setiap publikasi dan informasi
yang disampaikan ke publik ke depannya adalah publikasi dan informasi yang berbasiskan
pada bukti ilmiah dan disesuaikan dengan kondisi masyarakat Indonesia dengan
pemahamannya yang sangat terbatas mengenai persoalan narkotika dan adiksi agar tidak
terjadi kesalahpahaman.
Demikian surat keberatan ini kami ajukan. Kami percaya sepenuhnya bahwa Bapak Anang
Iskandar, serta segenap jajaran BNN adalah pihak-pihak yang mampu turut melakukan
pendidikan publik dengan cara-cara yang baik dengan berlandaskan pada informasi yang
teruji secara ilmiah dan tidak menyesatkan.
Hormat kami,
Ricky Gunawan
Edo Nasution
Herru Pribadi
Direktur
LBH Masyarakat
Koordinator Nasional
Persaudaraan Korban Napza Indonesia
Direktur
Yayasan STIGMA
-- Narahubung: Ricky Gunawan 0812 10 677 657
Edo Nasution 0812 8611 6483
Herru Pribadi 0813 10 165 801
LAMPIRAN 1: Screenshot Iklan Kampanye
BNN Pertama
LAMPIRAN 2: Screenshot Iklan Kampanye
BNN Kedua