iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

download iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

of 29

Transcript of iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    1/29

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 LATAR BELAKANG

    Iklan sebagai media informasi juga dapat menimbulkan permasalahan.

    Semata untuk mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya tidak jarang

     pelaku usaha (korporasi) memberikan informasi atau promosi secara

     berlebihan ( puffery) dan mengesankan keunggulan produknya terlalu hebat.

    Sehingga muatan dalam informasinya kerap kali tidak jelas, tidak sesuai

    dengan janji promosi dan berkesan menyesatkan.

    Hal tersebut terkait dengan pasal 9, 10, 12, 13, 20 Undang-Undang No. 8

    Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen yang dimana mengatur tentang

    Larangan Bagi Pelaku Usaha. Selain dalam Undang-Undang Perlindungan

    Konsumen hal ini juga terkait dengan Undang-Undang No. 32 Tahun 2002

    tentang Penyiaran Bab V Pasal 48 tentang Pedoman Prilaku Penyiaran.

    Selanjutnya bertentangan dengan Etika Pawiwara Indonesia angka 1.2.2

    tentang Bahasa iklan dan angka 4.13.1 - 4.13.3 tentang penggunaan data riset.

    Agar terhindar dari hal-hal tersebut di atas, hukum seharusnya memberikan

     perlidungan kepada konsumen. Bentuk iklan-iklan yang isinya mengelabui

    dan tidak bertanggung jawab, harus sedini mungkin dapat dicegah dan

    dikontrol. Meskipun Undang-Undang Perlindungan Konsumen telah

    memberikan batasan-batasan mengenai hal-hal yang dilarang untuk dimuat

    dalam sebuah iklan, namun pada kenyataannya, tidaklah mudah memberikan

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    2/29

    2

     justifikasi bahwa sebuah iklan tertentu telah memberikan informasi yang

    menyesatkan bagi masyarakat konsumen.

    1.2 RUMUSAN MASALAH

    1)  apa itu iklan yang menyesatkan beserta contohnya?

    2) 

    apa itu iklan yang mengelabui beserta contohnya?

    3)  apa saja hal yang terkait dengan iklan yang melanggar aturan dan beserta

    contohnya?

    4)  apa hak-hak konsumen terhadap iklan ?

    1.3 TUJUAN RUMUSAN MASALAH

    1)  mengetahui hal yang berkaitan dengan iklan yang menyesatkan

    2) 

    mengetahui hal yang berkaitan dengan iklan yang mengelabui

    3) 

    mengetahui hal yang terkait dengan iklan yang melanggar aturan

    4)  mengetahui hak-hak konsumen terhadap iklan

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    3/29

    3

    BAB II

    PEMBAHASAN

    2.1 PENGERTIAN dan FUNGSI IKLAN

    Iklan merupakan sebuah sarana untuk mempromosikan, memperkenalkan

    atau menawarkan suatu barang kepada para konsumen. Dengan iklan seorang

     pelaku usaha dapat lebih mudah dalam mensosialisasikan produk usahanya

    kepada konsumen, tanpa harus terjun langsung ke lapangan. Iklan juga sangat

     bermanfaat bagi para konsumen (masyarakat luas) guna untuk mendapatkan

    suatu barang atau jasa untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan

    sehari-hari. Namun dalam masalah periklanan juga harus diperhatikan

    ketentuan-ketentuan yang mengaturnya. Hal itu dimaksudkan agar iklan-iklan

    yang ada dapat bermanfaat bagi konsumen dan juga agar tidak mengelabui

    ataupun menyesatkan para konsumen.

    Fungsi Iklan :

    1.  Mengkomunikasikan berbagai atribut produk

    2.  Membujuk konsumen sehingga mau membeli produk tersebut.

    2.2 HAL YANG DILARANG DALAM PERIKLANAN

    Perihal periklanan telah diatur dalam Undang-Undang Perlindungan

    Konsumen tentang larangan-larangan bagi pelaku usaha yang berhubungan

    dengan kegiatan mempromosikan atau mengiklankan suatu barang/ jasa

    dengan cara yang tidak benar atau menyesatkan, mengenai:

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    4/29

    4

    1.  Harga dan tarif suatu barang atau jasa

    2. 

    Kegunaan barang atau jasa

    3.  Bahaya penggunaan barang atau jasa

    4.  dan yang lainnya

    Ketentuan diatas dimaksudkan agar dalam melakukan kegiatan

     periklanan selalu memperhatikan nilai-nilai positif, manfaat dari suatu barang

    tersebut dan cara menampilkannya juga tidak secara sembarangan, tetapi

    harus memperhatikan norma-norma kesopanan, agama dan lain sebagainya.

     Namun sejauh ini masih juga banyak ditemui beberapa iklan yang tidak

    memperdulikan ketentuan-ketentuan yang ada. Mereka dengan seenaknya

    menerbitkan iklan secara sembarangan dan kadang bisa mengelabui dan

    menyesatkan masyarakat (konsumen).

    2.3 PERATURAN TENTANG PERIKLANAN

    Di Indonesia terdapat suatu wadah yang mengawasi tentang periklanan

    salah satunya adalah PPPI (Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia), PPPI

    menghimbau agar konsumen bersikap kritis terhadap iklan, dengan cara

    meminta konsumen melaporkan iklan -iklan yang bermasalah atau melanggar

     peraturan dan etika kedalam web yang telah disediakan.

    Peraturan dan Undang-undang yang terkait tentang periklanan adalah :

    1. 

    UU No 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen

    2.  UU No 40 Tahun 1999 tentang Pers

    3.  UU No 24 Tahun 1997 tentang Penyiaran

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    5/29

    5

    4.  UU No 7 Tahun 1996 tentang Pangan

    5.  PP No 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan

    Selain undang-undang ada aturan tentang tata krama dan tata cara

     periklanan di Indonesia yaitu berupa kode etik profesi dan kode etik bisnis.

    Referensi dan acuan untuk mengkategorikan sebagai iklan yang

    menyesatkan atau mengelabui, menurut saidi (2003), ada dua pendekatan

    yaitu :

    1.  Moral dan Etika (menekankan kepada kaidah-kaidah norma sosial dan

    etika yang berlaku dimasyarakat mengenai apa yang boleh dan apa yang

    tidak boleh)

    2.  Hukum Positif (UU maupun peraturan yang dibuat oleh DPR).

    2.4 IKLAN YANG MENYESATKAN

    Iklan di identikan sebagai media promosi dan pengenalan bagi produk

    yang akan di produksi atau di jual ke masyarakat. Undang-Undang Nomor 8

    Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dalam Ketentuan Umum Pasal

    1 ayat (6) menyebutkan : “Promosi adalah kegiatan pengenalan atau

     penyebarluasan informasi suatu barang dan/atau jasa untuk menarik minat

     beli konsumen terhadap barang dan/atau jasa yang akan dan sedang

    diperdagangkan”.

    Di dalam menentukan bentuk-bentuk iklan, terlebih dahulu membedakan

    iklan menjadi 2 (dua) macam iklan, yaitu iklan media elektronik (televisi,

    radio, internet,dsb) dan non media elektronik (surat kabar, majalah,brosur,

    reklame, dsb).

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    6/29

    6

    Iklan melalui media televisi merupakan media favorit dan kerap kali

    menjadi pilihan utama pelaku usaha. Iklan televisi mengambil peranan

     penting dalam periklanan, diantaranya:

    a.  Iklan televisi berperan penting dalam membangun dan mengembangkan

    citra positif bagi suatu perusahaan dan produk yang di hasilkan,

     b. 

    Membentuk opini publik yang positif terhadap perusahaan tersebut,

    c.  Mengembangkan kepercayaan masyarakat terhadap produk konsumsi dan

     perusahaan yang memproduksinya,

    d.  Menjalin komunikasi secara efektif dan efisien dengan masyarakat luas,

    sehingga dapat membentuk pemahaman yang sama antara terhadap suatu

     produk barang dan jasa yang di tawarkan kepada masyarakat luas.

    Dalam kegiatan bisnis periklanan ada beberapa pihak dalam bisnis

     periklanan, yaitu sebagai berikut:

    1) 

    Perusahaan periklanan (advertising ),

    2)  Media periklanan ( Media massa),

    3)  Pemasang iklan ( Pengiklan),

    4)  Konsumen yaitu pemakai dan penikmat produk yang di iklankan,

    5)  Pemerintah selaku pengawas berjalannya aturan main (rule of the game)

    yang baik dan jelas dalam bisnis periklanan.

    Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “menyesatkan”

     berasal dari kata “sesat” artinya “salah jalan; tidak melalui jalan yang benar”.

     Namun apabila kata “sesat” ditambah awalan “me-“ dan akhiran “kan” maka

    ia akan berubah menjadi kata “menyesatkan” yang mengandung arti

    “membawa ke jalan yang salah; menyebabkan sesat (salah jalan)”.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    7/29

    7

    Sedangkan kata “iklan” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

    mengandung arti :

    1) 

    Berita pesanan untuk mendorong, membujuk kepada khalayak ramai

    tentang benda dan jasa yang ditawarkan;

    2)  Pemberitahuan kepada khalayak ramai mengenai barang atau jasa

    yang dijual, dipasang di dalam media massa seperti surat kabar atau

    majalah.

    Kewajiban pelaku usaha seperti pada ketentuan Pasal 7 huruf b UU No.8

    Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen adalah : “Memberikan

    informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai kondisi dan jaminan barang

    dan/atau jasa serta member penjelasan penggunaan, perbaikan dan

     pemeliharaan”.

    Kemudian menurut Tata Krama dan Tata Cara Periklanan Indonesia,

    memuat asas-asas umum periklanan harus memuat :

    1)  Iklan harus jujur, bertanggung jawab, dan tidak bertentangan dengan

    hukum yang berlaku.

    2)  Iklan tidak boleh menyinggung perasaan dan merendahkan martabat

    negara, agama, adat budaya, hukum, dan golongan.

    3) 

    Iklan harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat.

    Kriteria iklan yang menyesatkan di televisi apabila merujuk pada

     perspektif hukum positif di Indonesia antara lain yaitu:

    a. 

    Iklan yang mengelabui konsumen (misleading) mengenai kualitas,

    kuantitas, bahan, kegunaan, harga, tarif, jaminan dan garansi barang

    dan/atau jasa dimana pelaku usaha tidak bisa bertanggungjawab dan

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    8/29

    8

    memenuhi janji-janji sebagaimana dinyatakan dalam iklan yang di

    tayangkan di televisi.

     b. 

    Mendeskripsikan/memberikan informasi secara keliru, salah, maupun

    tidak tepat (deceptive) mengenai barang dan/atau jasa.

    c.  Memberikan gambaran secara tidak lengkap (ommision) mengenai

    informasi barang dan/atau jasa.

    d.  Hal lain yang dilarang dan melanggar ketentuan hukum oleh pelaku

    usaha adalah memberikan informasi yang berlebihan ( puffery)

    mengenai kualitas, sifat, kegunaan, kemampuan barang dan/atau jasa

    dan membuat perbandingan barang dan/atau jasa yang menyesatkan

    konsumen.

    Pada dasarnya standar kriteria periklanan di Indonesia sedikit banyaknya

    telah disesuaikan dengan standar kriteria yang berlaku di negara-negara maju,

    misalnya di Amerika Serikat, yaitu dengan telah mempergunakan unsur-unsur

    fakta material sebagaimana tertuang dalam Pasal 10 Undang-Undang

    Perlindungan Konsumen serta konsumen rasional sebagaimana terdapat

    dalam Pasal 17 Ayat (1) huruf a dan b UUPK.

    Tetapi keberadaan fakta material dan konsumen rasional tersebut belum

    cukup jelas diatur dalam ketentuan perlindungan konsumen di Indonesia

    sehingga pada prakteknya belum secara tegas dijadikan sebagai dasar

     penentuan iklan menyesatkan. Iklan-iklan yang kerap menyesatkan di televisi,

    selain pelanggaran dari sisi gambar, gerakan dan bahasa, hal ini juga

    dikarenakan belum adanya kontrol yang serius terhadap iklan yang

    menyesatkan di televisi.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    9/29

    9

    Selain menyesatkan dan tidak mengedukasi yang menyaksikan tayangan

    iklan tersebut, Jelas sekali dibutuhkan kontrol yang serius dari pemerintah

    dengan lembaga-lembaga yang berwenang untuk dapat mencegah dan

    mengontrol iklan-iklan yang isinya mengelabui dan tidak bertanggung jawab.

    Contoh iklan yang menyesatkan salah satu nya adalah Minuman

    Isotonik . Minuman isotonik sendiri adalah minuman yang ditambahkan gula

    dan elektrolit. Iklan yang muncul menganjurkan untuk mengonsumsi produk

    tersebut agar terhindar dari kekurangan elektrolit saat berpuasa.

    Minuman isotonik sendiri sebenarnya kita konsumsi kalau memang kita

    membutuhkan, misalnya saat kita berkeringat atau saat berolahraga, dan tentu

    tidak pada saat kita habis bangun tidur seperti saat sahur. Larutan isotonik

    sendiri mengandung gula dan elektrolit, terutama garam atau natrium.

    Oleh karena itu, kita harus memperhitungkan bahwa dengan

    mengonsumsi produk isotonik ini akan terjadi penambahan konsumsi gula

    dan garam. Bagi orang obesitas atau penderita kencing manis, penambahan

    gula harus diperhitungkan karena jika tidak akan menyebab orang yang

    obesitas akan semakin gemuk dan orang dengan penyakit kencing manis gula

    darahnya menjadi tidak terkontrol. Begitu pula bagi seseorang yang

    menderita hipertensi  tambahan garam dari larutan isotonik ini juga harus

    diperhitungkan.

    Sebaiknya selama Puasa ini kita lebih baik mengonsumsi air putih saja

    dan menghindari produk-produk isotonik ini jika kita tidak membutuhkan.

    Bagi masyarakat yang memang sudah mempunyai permasalahan kesehatan,

    http://health.kompas.com/tag/hipertensi?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprdhttp://health.kompas.com/tag/hipertensi?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprdhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=29691__zoneid=453__cb=%7Brandom%7D__oadest=http://ramadhan.kompas.comhttp://ads6.kompasads.com/new/www/delivery/ck.php?oaparams=2__bannerid=29691__zoneid=453__cb=%7Brandom%7D__oadest=http://ramadhan.kompas.comhttp://health.kompas.com/tag/hipertensi?utm_source=RD&utm_medium=inart&utm_campaign=khiprd

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    10/29

    10

    sebaiknya konsultasi dulu dengan dokter sebelum mengonsumsi produk-

     produk tersebut.

    2.5 IKLAN YANG MENGELABUI

    Jenis Informasi yang mengelabui :

    1.  Objective Claim   yaitu suatu informasi yang diberikan kepada konsumen

    tentang karakteristik suatu produk dan kebenarannya dapat dibuktikan

    dengan pengujian.

    2.  Subjective Claim   yaitu informasi sukar dibuktikan kebenarannya karena

    kriteria yang digunakan bersifat sangat subjective.

    3.  Klaim dua arti   yaitu klaim atau pernyataan yang mengandung dua arti

    sebagian benar dan sebagian salah

    4.  Klaim Tidak Rasional yaitu pernyataan yang tidak mempunyai dasar,

    tidak didukung oleh logika

    Dampak buruk pelanggaran Iklan :

    a.  Merugikan pembuat iklan

     b.  Menimbulkan reaksi dari konsumen, pemerintah, perusahaan produk

     pesaing.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    11/29

    11

    Berikut ini beberapa contoh iklan yang menipu, untuk aneka produk, di mana

    materi iklan berbeda jauh dari kenyataan yang sebenarnya.

    Gambar di atas adalah iklan mengenai produk kolam plastik, yang kebetulan

     juga banyak beredar di Indonesia. Asyik ya melihat desainnya?

    Kenyataannya? Silakan lihat produk yang sebenarnya pada gambar di bawah

    ini. Jauh dari apa yang diiklankan.

    Subway: Sweet Chicken Teriyaki Sandwich 

    https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/fastfood-9/https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/iklan2/https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/iklan1/

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    12/29

    12

    ayam dengan saus teriyaki, tomat, dan selada yang begitu segar! Namun itu

    hanya ada dalam iklan.

    Aslinya? Berantakan dan lembek !!! 

    McDonalds: Fruit and Maple Oatmeal 

    Menu baru dari McDonalds ini bernama Fruit and Maple Oatmeal. Sepertinya

    terlihat menggoda dan sangat cocok dijadikan sarapan.

    Tapi, tunggu dulu berkomentar sebelum Anda melihat aslinya. Sebab,

     porsinya sedikit, dan tampilan terlalu encer, dengan buah-buahan yang sangat

    sedikit pula.

    https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/fastfood-12/https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/fastfood-11/https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/fastfood-10/

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    13/29

    13

    2.6 IKLAN YANG MELANGGAR ATURAN

    Sering terlihat berbagai macam iklan rokok pada media televisi, pelaku

    usaha periklanan semakin gencar dalam membuat iklan dengan tujuan untuk

    menarik konsumen agar membeli produk yang diandalkan. Namun dari

     banyaknya iklan-iklan tersebut masih terdapat iklan-iklan yang menyesatkan

    dan mengelabui konsumen, seperti halnya kasus pelanggaran iklan rokok

    yang digugat secara legal standing   oleh Tim Advokasi Gerakan Nasional

    Penanggulangan Masalah Merokok terhadap PT. Djarum Kudus Tbk dan PT.

    HM. Sampoerna Tbk.

    Apabila konsumen tidak jeli dan kritis terhadap iklan, hal ini akan

     berakibat lemahnya posisi konsumen. Menyadari pada masalah tersebut maka

     pemerintah telah mengeluarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang

    Perlindungan Konsumen. Di mana dengan adanya piranti hukum yang

    melindungi konsumen itu tidak dimaksudkan untuk mematikan usaha para

     pelaku usaha melainkan perlindungan konsumen justru dapat mendorong

    iklim berusaha yang sehat dan juga bertujuan melindungi konsumen secara

    integratif dan komprehensif agar dapat diterapkan secara efektif di

    masyarakat.

    Melalui Undang-Undang Perlindungan Konsumen, diharapkan dapat

    memberikan perlindungan kepada konsumen apabila mengalami kerugian,

    misalnya melalui proses beracara legal standing yang merupakan langkah

    tegas untuk menghadapi tindakan yang menyimpang dan melanggar aturan.

    Untuk membuat konsumen tertarik, iklan harus dibuat menarik bahkan

    kadang dramatis. Tapi iklan tidak diterima oleh target tertentu (langsung).

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    14/29

    14

    Iklan dikomunikasikan kepada khalayak luas (melalui media massa

    komunikasi iklan akan diterima oleh semua orang: semua usia, golongan,

    suku, dsb). Sehingga iklan harus memiliki etika, baik moral maupun bisnis.

    Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan

    kewajiban moral (KBBI).

    Ciri-ciri iklan yang baik :

    1.  Etis: berkaitan dengan kepantasan.

    2.  Estetis: berkaitan dengan kelayakan (target market, target audiennya,

    kapan harus ditayangkan?

    3.  Artistik: bernilai seni sehingga mengundang daya tarik khalayak.

    Contoh Penerapan Etika

    a.  Iklan rokok: Tidak menampakkan secara eksplisit orang merokok.

     b. 

    Iklan pembalut wanita: Tidak memperlihatkan secara realistis dengan

    memperlihatkan daerah kepribadian wanita tersebut

    c.  Iklan sabun mandi: Tidak dengan memperlihatkan orang mandi secara

    utuh.

    Etika Secara Umum

    1.  Jujur : tidak memuat konten yang tidak sesuai dengan kondisi produk

    yang diiklankan

    2. 

    Tidak memicu konflik SARA

    3. 

    Tidak mengandung pornografi

    4. 

    Tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku.

    5.  Tidak melanggar etika bisnis, ex: saling menjatuhkan produk tertentu dan

    sebagainya.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    15/29

    15

    6.  Tidak plagiat

    Etika Pariwara Indonesia (Epi). Disepakati Organisasi Periklanan dan Media

    Massa, 2005. Berikut ini kutipan beberapa etika periklanan yang terdapat

    dalam kitab EPI.

    1.  Tata Krama Ragam Iklan

    Ex: Iklan minuman keras maupun gerainya hanya boleh disiarkan di media

    nonmassa; Iklan rokok tidak boleh dimuat pada media periklanan yang

    sasaran utama khalayaknya berusia di bawah 17 tahun; dll.

    2.  Tata Krama Pemeran Iklan

    Ex: Iklan tidak boleh memperlihatkan anak-anak dalam adegan-adegan

    yang berbahaya ; Iklan tidak boleh melecehkan, mengeksploitasi,

    mengobyekkan, atau mengornamenkan perempuansehingga memberi

    kesan yang merendahkan kodrat, harkat, dan martabat mereka; dll.

    3. 

    Tata Krama Wahana Iklan

    Ex: Iklan untuk berlangganan apa pun melalui SMS harus juga

    mencantumkan cara untuk berhenti berlangganan secara jelas, mudah dan

    cepat; Iklan-iklan rokok dan produk khusus dewasa hanya boleh disiarkan

    mulai pukul 21.30 hingga pukul 05.00 waktu setempat, dll.

    Contoh iklan yang melanggar aturan, yaitu:

      Iklan Mie sedap cup yang diperankan raditya dika. Karena dlm iklan

    ini mie sedap “Pengen gw pacarin”. Seolah-olah mie sedap itu

    manusia yang mengerti isi hati manusia sehingga mau dipacarin.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    16/29

    16

      Iklan cat avian melanggar kode etik penyiaran

    Iklan ini diberhentikan tayang oleh KPI karena melanggar Pedoman

    Perilaku Penyiaran Komisi. Penyiaran Indonesia dan Standar Program

    Siaran. Seperti iklan Cat Kayu dan Besi Avian yang ditayangkan pada

    tahun 2013. Alur ceritanya dimulai ketika seorang tukang mengecat

     bangku di taman dengan warna biru, lalu tukang cat akan

    menempelkan kertas bertuliskan „AWAS CAT BASAH‟ pada bangku

    tersebut, namun kertas itu terbang sehingga tukang cat harus mengejar

    kertas tersebut. Ketika sedang mengejar kertas, ada seorang wanita

    yang duduk di bangku tersebut, tukang cat kemudian menunjukkan

    kertas tersebut pada wanita itu, dengan wajah takut karena baju

     perempuan itu putih dan takut terkena cat. Wanita itu jengkel pada

    tukang cat, lalu ia mengecek roknya apakah terkena cat atau tidak. Di

     bagian ini, wanita menyibakkan roknya agak tinggi sehingga pahanya

    terlihat dan hampir terlihat pakaian bagian dalam. Karena ini lah KPI,

    menegur beberapa stasiun TV yang menayangkan iklan tersebut tanpa

    sensor. KPI meminta untuk melakukan editing pada iklan ini sebelum

    ditayangkan.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    17/29

    17

    Iklan tersebut telah melanggar:

      Pedoman Perilaku Penyiaran Komisi Penyiaran Indonesia tahun 2012

    BAB V

    PENGHORMATAN TERHADAP NILAI DAN

     NORMA KESOPANAN DAN KESUSILAAN

    Pasal 9

    Lembaga penyiaran wajib menghormati nilai dan norma kesopanan dan kesusilaan

    yang berlaku dalam masyarakat.

    BAB XII

    PROGRAM SIARAN BERMUATAN SEKSUAL

    Pasal 16

    Lembaga penyiaran wajib tunduk pada ketentuan pelarangan dan/atau pembatasan

     program siaran bermuatan seksual.

    BAB XXIII

    SIARAN IKLAN

    Pasal 43

    Lembaga penyiaran wajib tunduk pada peraturan perundang-undangan yang

    mengatur tentang periklanan dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    18/29

    18

      Standar Program Siaran

    BAB V

    PENGHORMATAN TERHADAP NORMA KESOPANAN DAN

    KESUSILAAN

    Pasal 9

    (2) Program siaran wajib berhati-hati agar tidak merugikan dan menimbulkan

    dampak negatif terhadap keberagaman norma kesopanan dan kesusilaan yang

    dianut oleh masyarakat.

    BAB XII

    PELARANGAN DAN PEMBATASAN SEKSUALITAS

    Bagian Pertama

    Pelarangan Adegan Seksual

    Pasal 18

    Program siaran yang memuat adegan seksual dilarang:

    h. mengeksploitasi dan/atau menampilkan bagian-bagian tubuh tertentu, seperti:

     paha, bokong, payudara, secara close up dan/atau medium shot;

    BAB XXIII

    SIARAN IKLAN

    Pasal 58

    (1) Program siaran iklan tunduk pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

    dan berpedoman pada Etika Pariwara Indonesia.

    (4) Program siaran iklan dilarang menayangkan:

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    19/29

    19

    Saat ini banyak sekali iklan di Indonesia yang melanggar etika periklanan,

    iklan media cetak maupun elektronik. Nah ini salah satu contoh iklan yang

    melanggar etika periklanan :

    1.  Iklan Provider XL 

    Kesalahan dari iklan ini :

      Memakai kata TERmurah  

    Iklan tidak boleh menggunakan kata-kata yang berawalan “Ter, Paling,

    nomer satu, top” ini melanggar tata karna isi iklan dalam bentuk bahasa.  

      Memakai kata GRATIS  

    Selain itu pada iklan xl ini mereka memakai kata “GRATIS”. Kata

    gratis atau kata lain yang bermakna sama juga tidak boleh dicantumkan

    dalam iklan, bila ternyata konsumen harus membayar biaya lain. Ini juga

    termasuk tata karma isi iklan

    http://rinhyukwook.files.wordpress.com/2013/04/xl-monyet-version-kompas-250-x-380-mmk1.jpg

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    20/29

    20

    2.  Iklan Shampo Clear 

    ini ditemukan di jalan menuju keluar tol semanggi. Iklan ini melanggar,

    Alasannya adalah karena memakai kata NO. 1, dalam Tata krama isi iklan,

    kata NO.1 melanggar aturan “bahasa” . 

    3.  Iklan televisi NANO-NANO NOUGAT versi “Suster ngesot &

    satpam” 

    http://rinhyukwook.files.wordpress.com/2013/04/ik.jpghttp://rinhyukwook.files.wordpress.com/2013/04/img00474-20120704-0834.jpg

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    21/29

    21

    Iklan ini melanggar tata karma isi iklan “rasa takut dan tahayul ” karena

    ada sesosok makhluk gaib (suster ngesot) yang ngesot di sebuah ruangan

    gelap, serta music yang menyeramkan sebagai backsound. ini

    menimbulkan rasa takut orang yang sedang menonton TV.

    2.7 HAK-HAK KONSUMEN

    Salah satu kemajuan besar dari kehadiran Undang-Undang No. 8 Tahun

    1999 Tentang Perlindungan Konsumen (UUPK) dalam sistem perlindungan

    konsumen adalah rumusan mengenai hak-hak Konsumen.

    Pasal 4 UUPK merumuskan 9 (sembilan) hak konsumen, yaitu:

    1)  Hak atas kenyamanan, keamanan, dan keselamatan dalam mengkonsumsi

     barang dan/atau jasa;

    2) 

    Hak untuk memilih barang dan/atau jasa serta mendapatkan barang

    dan/atau jasa tersebut sesuai dengan nilai tukar dan kondisi serta jaminan

    yang dijanjikan;

    3)  Hak atas informasi yang benar, jelas, dan jujur mengenai kondisi dan

     jaminan barang dan/atau jasa;

    http://rinhyukwook.files.wordpress.com/2013/04/ik2.jpg

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    22/29

    22

    4)  Hak untuk didengar pendapat dan keluhannya atas barang dan/atau jasa

    yang digunakan;

    5) 

    Hak untuk mendapatkan advokasi, perlindungan, dan upaya penyelesaian

    sengketa perlindungan konsumen secara patut;

    6)  Hak untuk mendapat pembinaan dan pendidikan konsumen;

    7) 

    Hak untuk diperlakukan atau dilayani secara benar dan jujur serta tidak

    diskriminatif;

    8)  Hak untuk mendapatkan kompensasi, ganti rugi dan/atau penggantian,

    apabila barang dan/atau jasa yang diterima tidak sesuai dengan perjanjian

    atau tidak sebagaimana mestinya;

    9)  Hak-hak yang diatur dalam ketentuan peraturan perundang-undangan

    lainnya.

    Hak-hak konsumen yang dirumuskan dalam Pasal 4 UUPK merupakan

    satu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Artinya, dalam setiap

    transaksi Pasal 4 UUPK atau pengguaan suatu produk barang dan jasa

    tertentua, pihak pelaku usaha harus menjamin semua hak tersebut terpenuhi.

    Dari perspektif kepentingan konsumen, tahap-tahap dalam transaksi antara

     pelaku usaha dan konsumen, maka hak yang paling penting adalah hak atas

    informasi. Hak atas informasi ini penting, karena informasi yang diperoleh

    menjadi dasar bagi konsumen untuk mengambil keputusan untuk melanjutkan

    transaksi atau keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan suatu

     produk barang dan jasa.

    Dengan kata lain, hak atas informasi ini penting, karena hak ini menjadi

    dasar bagi pelaksanaan hak-hak yang lainnya, misalnya hak untuk memilih

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    23/29

    23

     produk yang kemudian dilanjutkan dengan hak atas fair agreement. Tanpa

     perlindungan atas hak informasi, konsumen akan menghadapi kesulitan dalam

    menentukan hak-hak lainnya. Secara teoritis, informasi produk sebenarnya

    tidak saja untuk kepentingan konsumen, tetapi juga untuk kepentingan

     produsen sendiri, karena informasi tentang produk juga berfungsi sebagai

    tanda atau pembeda antara produk yang satu dengan produk yang lainnya.

    Artinya, produk yang dijual akan dicari konsumen karena pengetahuannya

    tentang produk tersebut melalui berbagai sarana informasi . Pada akhirnya,

    dari perspektif pelaku usaha, informasi yang disampaikan bersifat promotif,

    atau menjadi bagian dari strategi promosi produk.

    Dalam praktek hubungan antara produsen dan konsumen, iklan

    merupakan salah satu instrumen promosi dan sumber informasi yang paling

    digunakan oleh pelaku usaha. Suka atau tidak, iklan mempunyai pengaruh

    yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat baik secara positif maupun

    negatif. Pengaruh positif iklan adalah memberikan informasi kepada

    konsumen sehingga memudahkan konsumen memilih produk apa yang

    digunakan.

    Melalui informasi yang didapat dari iklan, konsumen dimudahkan untuk

    mengetahui keunggulan suatu produk dibandingkan dengan produk yang lain

    sehingga konsumen dapat mempertimbangkan dengan seksama sebelum

    memutuskan untuk memilih. Pengaruh negatifnya adalah iklan dapat

    mempengaruhi konsumen untuk membeli produk yang sebenarnya tidak

    mereka butuhkan. Masyarakat yang sebenarnya tidak membutuhkan barang

    dan/atau jasa tertentu terkadang dengan adanya iklan terpengaruh untuk

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    24/29

    24

    membeli dan/atau memanfaatkan jasa tersebut karena di dalam iklan

    digambarkan seolah-olah masyarakat membutuhkannya.

    Sebagai sarana komunikasi dan pemasaran, iklan memegang peranan

     penting, sehingga iklan haruslah jujur, bertanggungjawab, tidak bertentangan

    dengan hukum yang berlaku, dan tidak boleh menyinggung perasaan dan

    martabat negara, agama, susila, adat, budaya, suku, golongan, serta iklan

    harus dijiwai oleh asas persaingan yang sehat. Iklan yang pada hakikatnya

    merupakan salah satu strategi pemesaran yang bermaksud untuk mendekatkan

    konsumen dengan pelaku usaha pada kenyataan sering menjadi “batu

    sandungan” si pelaku usaha.

    Hal ini disebabkan banyaknya iklan yang justru mengecewakan

    konsumen karena memberikan informasi yang berlebihan, menyesatkan, dan

    menipu. Kekecewaan konsumen akan iklan yang berlebihan, menyesatkan,

    dan menipu ini tercermin dengan banyaknya keluhan yang disampaikan

    melalui surat kabar. Kita tentu sering membaca di surat kabar misalnya di

    kolom Redaksi Yang Terhormat di koran Kompas, dimana konsumen

    mengeluh tentang suatu produk kerena ternyata produk tersebut tidak sesuai

    dengan iklannya.

    Periklanan dalam pengertian-pengertian pokok Tata Krama dan Tata

    Cara Periklanan Indonesia ialah seluruh proses yang meliputi penyiapan,

     perencanaan, pelaksanaan dan penyampaian iklan. Dengan demikian

     periklanan lebih kepada manajemen iklan sebagai keseluruhan proses yang

    merupakan salah satu bentuk komunikasi untuk memenuhi fungsi pemasaran,

    dan bukan semata-mata aspek teknis.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    25/29

    25

    Periklanan harus mampu membujuk khalayak agar berperilaku

    sedemikian rupa sesuai dengan strategi pemasaran perusahaan untuk

    mencetak penjualan dan pemilihan dan keputusan membeli. Pengaruh iklan

    sebagai proses komunikasi memiliki unsur mempengaruhi khalayak

     penerimanya, pengaruh yang ditimbulkan itu merupakan efek yang terjadi

     pada diri khlayak akibat penyampain pesan komunikasi (pengusaha). Dengan

    demikian setiap produsen pasti mengharapkan iklannya memiliki efek

    tertentu pada khalayak.

    Efek itu menjadi tujuan komunikasi dari suatu iklan, namun bukan berarti

    efek yang diharapkan adalah produk yang diiklankannya tersebut akan

    langsung dibeli oleh khalayak, karena walaupun tugas utamanya membantu

    menciptakan penjualan, iklan tidak dirancang untuk menciptkan penjualan

    seketika. Dengan kata lain, efek iklan bersifat jangka panjang. Pengaruh iklan

    terhadap khalayak, terutama konsumen sangat terasa, kebanyakan dari

    konsumen/khalayak menentukan pembelian suatu barang/produk atau

    menggunakan jasa ide tertentu akibat dari adanya pengaruh informasi dan

     persuasi iklan baik melalui televisi maupun media cetak seperti majalah,

    koran dan sebagainya.

    Terkait dengan iklan yang menipu, profesionalisme dalam beriklan

    sangat penting. Ketidakcermatan dapat mengubah fungsinya. Kalau hal ini

    sengaja, maka ia menjadi kebohongan, dan dapat dikategorikan sebagai

     penipuan (Fraudulent Misrepresentation). Setidaknya ada dua kategori untuk

    misrepresentation. Misalnya   menyebutkan adanya sesuatu yang sebenarnya

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    26/29

    26

    tidak ada atau sebaliknya, adanya zat tertentu dalam produk, tetapi tidak

    disebutkan. Kedua, adalah pernyataan yang menyesatkan (mislead).

    Istilah lain yang juga digunakan adalah deceptive (memperdayakan).

    Kecuali dua kategori itu ditemukan istilah-istilah, yakni berupa puffery,

    mock-ups, deceptive. Puffery adalah iklan yang menyatakan suatu produksi

    secara berlebihan dengan menggunakan opini subjektif.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    27/29

    27

    BAB IIII

    PENUTUP

    3.1 KESIMPULAN

    Dalam penulisan ini dapat disimpulkan bahwa Dalam periklanan kita

    tidak dapat lepas dari etika. Dimana di dalam iklan itu sendiri mencakup

     pokok-pokok bahasan yang menyangkut reaksi kritis masyarakat Indonesia

    tentang iklan yang dapat dipandang sebagai kasus etika periklanan. Sebuah

     perusahaan harus memperhatikan etika dan estetika dalam sebuah iklan dan

    terus memperhatikan hak-hak konsumen.

    Berdasarkan uraian mengenai maslah periklanan dan etika bisnis, dapat

    dikemukakan beberapa kesimpulan yakni:

    1. 

    Hubungan antara etika dan periklanan sangat erat kaitannya dengan pola

    kebiasaan masyarakat yang terpengaruh dari macam periklanan yang

    disajikan.

    2.  Periklanan merupakan pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang

    atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa (surat kabar atau

    majalah) atau ditempat umum.

    3. 

    Periklanan dan Etika Bisnis merupakan penerapan prinsip-prinsip etika

    yang umum pada suatu wilayah perilaku manusia yang khusus, yaitu

    kegiatan ekonomi dan bisnis, terutama yang diterapkan pada media

     periklanan.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    28/29

    28

    4.  Di Indonesia khususnya terdapat permasalahan-permasalahan dalam dunia

     periklanan terutama menyangkut iklan yang tidak mendidik, iklan yang

    cenderung menyidir produk lain.

    3.2 SARAN

    Dalam penulisan ini penulis memberikan saran yaitu dalam bisnis

     periklanan perlulah adanyakontrol tepat yang dapat mengimbangi kerawanan

    tersebut sehingga tidak merugikan konsumen. Sebuah perusahaan harus

    memperhatikan kepentingan dan hak  – hak konsumen, dan tidak hanya

    memikirkan keuntungan semata.

    Berdasarkan uraian mengenai periklanan dan etika bisnis dapat penulis

    kemukakan beberapa saran antara lain sebagai berikut:

    1. 

    Sebaiknya pemerintah menerapkan peraturan atau perundangan yang

    secara tegas mengatur segala yang berkaitan dengan etika dan periklanan

    2.  Produsen seharusnya tidak hanya memikirkan untuk mendapat keuntungan

    yang maksimal tanpa melihat dari kepentingan produsen untuk

    mendapatkan sesuatu yang lebih dari sekedar produk yang diiklankan.

    3.  Pemerintah serta masyarakat berperan aktif dalam menyaring serta sebagai

    ontrol sosial bagi pengiklanan produk-produk yang menyimpang bahkan

     bila telah keluar dari jalur etika yang semestinya.

  • 8/16/2019 iklan yang menyesatkan dan mengelabui (Perilaku Konsumen)

    29/29

    DAFTAR PUSTAKA

    http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produk-

    melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654

    https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/

    https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-

    dan-aslinya/

    http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/periklanan-dan-etika-pengontrolan.html

    http://www.iklansuaramerdeka.com/hak-konsumen-perlu-diperjuangkan/

    http://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-

    mengelabuhi.html

    http://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabui-

    anda

    http://habibwakit.blogspot.co.id/2013/12/iklan-yang-menyesatkan.html

    http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaran-

    iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tv

    http://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-

    etika_9.html

    http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produk-melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produk-melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/periklanan-dan-etika-pengontrolan.htmlhttp://www.iklansuaramerdeka.com/hak-konsumen-perlu-diperjuangkan/http://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-mengelabuhi.htmlhttp://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-mengelabuhi.htmlhttp://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabui-andahttp://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabui-andahttp://habibwakit.blogspot.co.id/2013/12/iklan-yang-menyesatkan.htmlhttp://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaran-iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tvhttp://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaran-iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tvhttp://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-etika_9.htmlhttp://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-etika_9.htmlhttp://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-etika_9.htmlhttp://stirapanut.blogspot.co.id/2014/01/etika-bisnis-iklan-yang-melanggar-etika_9.htmlhttp://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaran-iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tvhttp://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/38-dalam-negeri/31487-pelanggaran-iklan-cat-kayu-dan-besi-avian-kpi-pusat-tegur-lima-stasiun-tvhttp://habibwakit.blogspot.co.id/2013/12/iklan-yang-menyesatkan.htmlhttp://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabui-andahttp://wartakesehatan.com/50026/awas-iklan-makanan-sehat-dapat-mengelabui-andahttp://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-mengelabuhi.htmlhttp://nurulrohmawatissi.blogspot.co.id/2012/12/iklan-yang-menyesatkan-dan-mengelabuhi.htmlhttp://www.iklansuaramerdeka.com/hak-konsumen-perlu-diperjuangkan/http://aniatih.blogspot.co.id/2014/05/periklanan-dan-etika-pengontrolan.htmlhttps://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/https://simomot.com/2014/02/04/fast-food-yang-berbeda-tampilan-antara-iklan-dan-aslinya/https://simomot.com/2014/02/11/iklan-iklan-yang-menipu/http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produk-melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654http://www.kompasiana.com/isharyanto/hak-konsumen-terhadap-promosi-produk-melalui-iklan_552c5f9d6ea83449718b4654