Subbab 3 - Perbedaan Individual
-
Upload
triana-yusman -
Category
Documents
-
view
215 -
download
4
description
Transcript of Subbab 3 - Perbedaan Individual
Subbab 3 - Perbedaan Individual
Setiap manusia berbeda dengan manusia lainnya, baik secara fisik, genetik, mental, atau
cara pikir. Tidak ada manusia yang sama persis dengan manusia lainnya. Secara fisik,
perbedaan tersebut terjadi karena pengaruh gen yang bersifat unik, yaitu berbeda untuk
setiap manusia, dan juga karena lingkungan. Walaupun dua orang berada di lingkungan
yang sama persis, dampak dari lingkungan terhadap fisik kedua orang itu akan berbeda.
Begitu juga dengan mental dan cara pikir. Tidak ada manusia yang mengalami pengalaman
yang sama persis, sehingga perasaan dan cara pikir manusia tentu akan berbeda. Perbedaan-
perbedaan ini seharusnya menjadi sumber sinergi. Namun tidak jarang perbedaan justru
membawa manusia terhadap konflik.
Manusia adalah makhluk sosial, dimana setiap manusia pasti membutuhkan manusia yang
lain dan akan berinteraksi antar satu sama lain. Karena adanya perbedaan, untuk mencapai
interaksi yang baik, akan lebih baik apabila kedua individu saling memahami diri sendiri
dan satu sama lain. Untuk memahami diri sendiri adalah memahami ciri-ciri kepribadian
diri yang memengaruhi sikap, kecenderungan, dan perilaku diri. Memahami diri sendiri
juga dapat meningkatkan kualitas kemanusiaan diri. Dalam memahami kepribadian,
terbentuk teori kepribadian Myers-Briggs.
Teori kepribadian Myers-Briggs yang disebut Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah
teori buatan sepasang psikolog, ibu dan anak, yaitu Katherine Briggs dan Isabella Myers
Briggs yang merupakakan teori hasil kembangan teori kepribadian Carl Jung. MBTI
mengidentifikasi dan mengategorisasi kecenderungan perilaku individu dalam empat
dimensi, yaitu:
1. (E) Ekstraversion / (I) Introversion
2. (S) Sensing / (N) Intuition
3. (T) Thinking / (F) Feeling
4. (J) Judging / (P) Perceiving
Konsep keempat dimensi ini adalah seseorang akan dikategorikan di antara kedua kategori
pada keempat dimensi tersebut. Kategori didasari dari kecenderungan yang dimiliki
individu tersebut. Dari pengategorian tersebut, jumlah kecenderungan kepribadian
berdasarkan MBTI ini adalah 16 jenis kepribadian. Jenis-jenis kepribadian ini hanya
merupakan kecenderungan kategori kepribadian, yang berarti dalam suatu kategori, setiap
individu di dalamnya tetap unik, namun memiliki beberapa kesamaan.
Untuk mengetahui jenis kepribadian kita, kita dapat mengikuti tes MBTI yang akan
diinterpretasikan oleh profesional atau, jika kita sudah memahami keempat dimensi
tersebut, kita dapat menginstrospeksi diri dan mengategorikan diri dalam keempat dimensi
tersebut.
3.1. Empat Dimensi Tipe Kepribadian
(E) Ekstraversion .......................................|...........................................(I) Introversion
(S) Sensing.................................................|............................................ (N) Intuition
(T) Thinking...............................................|.................................................(F) Feeling
(J) Judging.................................................|.............................................(P) Perceiving
Untuk menentukan tipe kepribadian seseorang, seseorang diidentifikasi kecenderungan
kepribadiannya pada setiap dimensi dari keempat dimensi di atas. Tidak ada individu yang
terkategorikan ke dalam kedua tipe pada satu dimensi. Melalui penjelasan dari setiap
dimensi, kita dapat menentukan kecenderungan tipe diri kita. Tidak semua ciri harus
terpenuhi, cukup pilih tipe yang paling cocok ciri-cirinya dengan kita. Berikut adalah
penjelasan mengenai keempat dimensi tersebut:
3.1.1. (E) Ekstraversion / (I) Introversion
Dimensi ini membicarakan mengenai kecenderungan individu dalam berinteraksi dengan
dunia luar dan sumber energi bagi individu tersebut.
Individu yang terkategori dalam ekstravert diidentifikasi sebagai individu yang lebih
tertarik dengan objek di luar dirinya terutama dengan individu lain. Mereka cenderung
lebih semangat jika berada di kelompok atau keramaian. Mereka dapat bekerja sendiri,
namun hal itu akan menguras energinya. Untuk mengembalikan energinya, mereka
cenderung memilih untuk berkumpul dengan orang lain. Hasil kerja mereka lebih optimal
jika dalam kelompok. Ciri-ciri individu ekstravert yang dapat kita lihat adalah mereka
cenderung senang menjadi pusat perhatian, langsung bertindak, berpikir dengan bersuara,
lebih banyak bicara dibanding mendengar, mudah ditebak, terbuka, memberi respon dengan
cepat, menyukai pembicaraan yang meluas, dan berkomunikasi dengan antusias.
Untuk individu yang intravert, individu ini lebih tertarik melakukan kegiatan-kegiatannya
sendiri dalam ketenangan. Kemampuan kerjanya sama baik dengan individu dalam kategori
lain, namun akan lebih optimal jika bekerja sendiri dibanding dengan bekerja kelompok.
Terbalik dari ekstrovert, untuk mengembalikan energi atau semangatnya, mereka memilih
untuk menyendiri dan melakukan aktivitasnya sendirian. Ciri-ciri individy intravert yang
dapat kita lihat adalah mereka cenderung menghindari menjadi pusat perhatian, banyak
berpikir sebelum bertindak, berpikir tanpa suara, lebih banyak mendengarkan daripada
berbicara, sulit ditebak, tertutup, banyak berpikir sehingga respon tidak langsung, menyukai
pembicaraan yang mendalam, dan antusiasme disimpan sendiri.
3.1.2. (S) Sensing / (N) Intuition
Dimensi ini membicarakan mengenai jenis informasi yang paling mudah dicerna oleh suatu
individu dan cara pendekatan informasi yang digunakan individu. Seseorang yang
cenderung masuk ke tipe sensing adalah seseorang yang mudah mengolah atau mendapat
informasi dan fakta-fakta dengan pancaindera mereka namun sulit mencari makna di balik
fakta-fakta tersebut. Sedangkan seseorang yang masuk ke tipe sensing adalah seseorang
yang mudah langsung menerima fakta-fakta namun terkadang kurang jeli jika menerima
dengan pancainderanya. Ciri-ciri orang berkepribadian sensing yang dapat terlihat adalah
memercayai hal yang konkret, teratur/terorientasi, menghargai realisme dan akal sehat,
senang mengasah kemampuan yang sudah ada, dan tidak langsung menerima semua ide-ide
baru. Sedangkan ciri-ciri orang berkepribadian intuition adalah memercayai inspirasi,
figuratif, menghargai imajinasi dan inovasi, dan menyukai ide-ide baru.
3.1.3. (T) Thinking / (F) Feeling
Dimensi ini berkaitan dengan pengambilan keputusan. Seorang "thinker" cenderung
mengambil keputusan dengan berpikir kritis berdasarkan aturan-aturan, risiko, dan banyak
hal lainnya yang penuh perhitungan. Sedangkan "feelers" cenderung mengambil keputusan
berdasarkan perasaan diri sendiri, perasaan orang lain, dan dampaknya terhadap orang lain.
Ciri-ciri orang berkepribadian thinker adalah melakukan analisis objektif terhadap sesuatu,
menghargai aturan atau sistem yang ada, cenderung kritis, dan terkadang tampak tidak
berperasaan karena cenderung menganggap kebenaran lebih penting daripada cara
penyampaiannya. Sedangkan ciri-ciri orang berkepribadian feeler adalah terkadang
subjektif dalam menganalisis sesuatu, menghargai empati dan harmoni, suka
menyenangkan hati orang lain, terkadang terlihat emosional dan lemah karena cenderung
berpikir bahwa cara penyampaian kebenaran itu penting.
3.1.4. (J) Judging / (P) Perceiving
Dimensi ini berkaitan dengan gaya hidup. Seseorang yang masuk ke kategori judger
cenderung lebih menyukai hidup yang teratur dan terkendali. Sedangkan seseorang yang
masuk ke kategori perceiver cenderung lebih menyukai hidup yang spontan dan
menyesuaikan diri dengan keadaan dibanding mengendalikan keadaan tersebut. Ciri-ciri
judger adalah senang apabila sudah membuat keputusan, memiliki etika kerja untuk bekerja
lalu bermain, menetapkan sasaran dan berusaha mencapai, dan menganggap waktu sebagai
sumber daya yang serius. Sedangkan ciri-ciri perceiver adalah senang meninggalkan pilihan
terbuka, bermain dulu lalu bekerja, mengganti-ganti sasaran, berorientasi pada proyek dan
cenderung melihat waktu sebagai sumber daya yang dapat diperbaharui.
3.2. Temperamen
Temperamen, menurut David Keirsey, merupakan sebuah pola dari perilaku karakteristik
yang merefleksikan kecenderungan-kecenderungan alamiah dari individu, dalam hal ini,
temperamen dapat dilihat dari gabungan keempat dimensi yang telah dijelaskan.
Temperamen memengaruhi cara individu melihat sesuatu, keyakinannya, tindakannya
maupun perasaannya. Temperamen merupakan bawaan, bukan sesuatu yang dipelajari. Dari
keempat dimensi di atas, terbentuk 16 kombinasi dimensi, yaitu ESTJ, ISTJ, ESFJ, ISFJ,
ESTP, ISTP, ESFP, ISFP, ENFJ, INFJ, ENFP, INFP, ENTJ, INTJ, ENTP, dan INTP.
Dari keenam 16 tipe kombinasi dimensi di atas, David Keirsey (Tieger dan Barron-Tieger,
2001) berhasil mengelompokkan tipe-tipe dari Myers-Briggs ke dalam empat temperamen
yang berbeda berdasarkan dua dimensi dasar manusia yang didasari oleh komunikasi
(concrete or abstract) dan aksi (cooperators or utilitarian), yaitu:
Guardians/Tradisionalists (SJ): ESTJ ISTJ ESFJ ISFJ
Artisans/Experiencers (SP): ESTP ISTP ESFP ISFP
Idealists (NF): ENFJ INFJ ENFP INFP
Rationals/Conceptualizers (NT): ENTJ INTJ ENTP INTP
Komunikasi yang concrete adalah tipe sensor, dan komunikasi yang abstract adalah tipe
intuitif. Sedangkan yang termasuk cooperator adalah judger dan feeler, dan yang termasuk
utilitarian adalah perceiver dan thinker.
3.2.1 Guardians/Tradisionalists (Concrete Cooperators) = Sensing Judger
Pribadi sensing judger banyak membicarakan tentang tanggung jawabnya dan
pekerjaannya, tentang hal-hal yang mereka rawat dan lindungi, dan merupakan pribadi
yang taat akan aturan, menaati hukum, dan menghargai hak orang lain. Mereka pekerja
keras, penolong, dan dapat diandalkan. Mereka juga setia, pemimpin yang baik, dan
bertanggung jawab.
3.2.2 Artisans/Experiencers (Concrete Utilitarian) = Sensing Perceiver
Tipe ini merupakan tipe individu yang responsif dan spontan. Moto mereka adalah "Makan,
minum, dan bergembiralah!". Fokus mereka adalah masa kini. Mereka cenderung menyukai
kehidupan yang spontan dibanding dengan yang teratur atau terstruktur. Mereka cenderung
pragmatis, mudah menyesuaikan diri, dan easy-going.
3.2.3 Idealists (Abstract Cooperator) = Intuitive Feeler
Orang-orang yang masuk dalam tipe idealis adalah orang kooperatif dalam mengejar tujuan
mereka. Moto mereka adalah "Jujurlah pada diri sendiri". Mereka mencari kebenaran yang
mendalam, dan sering mengekspresikan diri dalam metafora. Mereka berfokus pada masa
depan, mereka antusias pada kemungkinan yang ada, dan mereka terus berupaya untuk
memperbarui diri. Mereka juga cenderung tidak dapat ditebak, dan emosional.
3.2.4 Rationals/Conceptualizers (Abstract Utilitarian) = Intuitive Thinker
Tipe ini merupakan tipe yang intelektual dan kompeten. Moto tipe ini adalah "Unggullah
dalam segala sesuatu". Dari antara keempat temperamen, tipe ini adalah tipe yang paling
mandiri. Mereka penuh dengan rasa ingin tahu, memahami kompleksitas, dan melihat
berbagai kemungkinan.