Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)
-
Upload
farisfarizigrosirpowerbank -
Category
Documents
-
view
223 -
download
0
description
Transcript of Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)
![Page 1: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/1.jpg)
STUDY KASUS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“Kecelakaan kerja pada konstruksi gedung”
Oleh :
DEDIK INDERTINTUALF DIPO YUNANTO
D-IV MANAJEMEN REKAYASA KONSTRUKSI
TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI MALANG
2015
![Page 2: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Dengan keselamatan dan
kesehatan kerja maka para pihak diharapkan dapat melakukan pekerjaan dengan aman dan
nyaman. Pekerjaan dikatakan aman jika apapun yang dilakukan oleh pekerja tersebut, resiko
yang mungkin muncul dapat dihindari. Pekerjaan dikatakan nyaman jika para pekerja yang
bersangkutan dapat melakukan pekerjaan dengan merasa nyaman dan betah, sehingga tidak
mudah capek.
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu aspek perlindungan tenaga
kerja yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003. Dengan menerapkan
teknologi pengendalian keselamatan dan kesehatan kerja, diharapkan tenaga kerja akan
mencapai ketahanan fisik, daya kerja, dan tingkat kesehatan yang tinggi. Disamping itu
keselamatan dan kesehatan kerja dapat diharapkan untuk menciptakan kenyamanan kerja dan
keselamatan kerja yang tinggi. Jadi, unsur yang ada dalam kesehatan dan keselamatan kerja
tidak terpaku pada faktor fisik, tetapi juga mental, emosional dan psikologi.
Meskipun ketentuan mengenai kesehatan dan keselamatan kerja telah diatur
sedemikian rupa, tetapi dalam praktiknya tidak seperti yang diharapkan. Begitu banyak faktor
di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja seperti faktor manusia,
lingkungan dan psikologis. Masih banyak perusahaan yang tidak memenuhi standar
keselamatan dan kesehatan kerja. Begitu banyak berita kecelakaan kerja yang dapat kita
saksikan. Dalam makalah ini kemudian akan dibahas mengenai permasalahan kesehatan dan
keselamatan kerja serta bagaimana mewujudkannya dalam keadaan yang nyata.
![Page 3: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/3.jpg)
1.2 Tinjauan Pustaka
1.2.1 Definisi Kecelakaan Kerja dan K3
Definisi / Arti Kecelakaan Kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak
diharapkan akibat dari kerja. Kecelakaan menurut M. Sulaksmono (1997) adalah suatu
kejadian tidak diduga dan tidak dikehendaki yang mengacaukan proses suatu aktivitas yang
telah diatur. Kecelakaan akibat kerja adalah berhubungan dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja disini dapat berarti bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan
pekerjaan atau pada waktu pekerjaan berlangsung.
Menurut Mangkunegara (2002, p. 163). Sedangkan pengertian keselamatan dan
kesehatan kerja adalah segala daya upaya atau pemikiran yang ditujukan untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya
dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya, untuk meningkatkan kesejahteraan
tenaga kerja menuju masyarakat adil dan makmur.
1.2.2 Definisi SMK3
Secara normatif sebagaimana terdapat pada PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggungjaeab, pelaksanaan,
prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan,
pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam
rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.
1.2.3 Manajemen Resiko Kecelakaan Kerja
Risiko adalah variasi dalam hal-hal yang mungkin terjadi secara alami atau
kemungkinan terjadinya peristiwa diluar yang diharapkan yang merupakan ancaman terhadap
properti dan keuntungan finansial akibat bahaya yang terjadi. Manajemen risiko merupakan
Pendekatan yang dilakukan terhadap risiko yaitu dengan memahami, mengidentifikasi dan
mengevaluasi risiko suatu proyek. Tujuan dari studi ini adalah untuk mengetahui tentang
manajemen risiko pada proyek konstruksi. Metode yang digunakan adalah studi literatur
tentang manajemen risiko pada proyek konstruksi dengan mengacu kepada teori-teori yang
relevan. Hasil studi menunjukkan bahwa manajemen risiko sangat penting dilakukan bagi
![Page 4: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/4.jpg)
setiap proyek konstruksi untuk menghindari kerugian atas biaya, mutu dan jadwal
penyelesaian proyek.
Melakukan tindakan penanganan yang dilakukan terhadap risiko yang mungkin terjadi
(responrisiko) dengan cara : menahan risiko (risk retention), mengurangi risiko (risk
reduction),mengalihkan risiko (risk transfer), menghindari risiko (risk avoidance). Dengan
demikian melalui manajemen resiko akan diketahui metode yang tepat untuk
menghindari/mengurangi besarnya kerugian yang diderita akibat resiko kecelakaan.
![Page 5: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/5.jpg)
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kasus Kecelakaan Kerja
2.1.1 Kronologi Kejadian
Pekerja proyek pembangunan apartemen di Jalan Achmad Yani, Jakarta Timur,
Muhammad Rasyid, tewas setelah jatuh dari lantai 28. Pekerja malang ini terjatuh saat
mengirim semen dari lantai 1 ke lantai 28 dengan menggunakan alat berat.
Di lantai 28 itu, Rasyid melempar semen ke dalam gedung. Baru melempar 5 sak semen,
namun Rasyid mendadak kehilangan keseimbangan hingga akhirnya terjatuh hingga ke lantai
2.
"Dia tidak pakai pengaman. Sebelum jatuh ke lantai 2, dia sempat kena besi penyangga, baru
jatuh ke lantai 2," kata petugas keamanan apartemen, Abdullah di lokasi kejadian, Selasa
(9/7/2013).
Rasyid yang hanya mengenakan kaos dan celana pendek tewas seketika. Kaki kirinya
patah, pinggang kiri, sikut kanan, dan tangan kiri patah. Kepalanya juga terluka parah.
Mengetahui kejadian itu, para pekerja langsung mengevakuasi Rasyid.
"Kita sempat kesulitan karena posisinya di atas," lanjut Abdullah. Jasad Rasyid langsung
dibawa ke RSCM untuk diotopsi.
Kapolsek Cempaka Putih Kompol Fitria Mega mengatakan, polisi akan mendalami kasus
kecelakaan kerja ini. Jika terbukti ada kesalahan prosedur, pimpinan proyek bisa dipidana.
"Masih kami selidiki. Jika terbukti ada pembiaran, pimpinan proyek akan kami kenai sanksi,"
ungkapnya.
Terkait adanya dugaan kelalaian dalam proses kerja, pihak apartemen menolak untuk
mengungkapkan hal itu. Pihak manajemen hanya membenarkan adanya kecelakaan kerja
tersebut. "Detailnya kami tidak tahu," kata petugas yang tidak mau disebut namanya.
(Eks/Sss)
![Page 6: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/6.jpg)
Saat dikonfirmasi, pihak proyek justru mengatakan tak peduli dengan kecelakaan itu.
Peristiwa berawal saat awak media mencoba menanyakan sistem keselamatan yang
digunakan oleh para pekerja. Seorang staf menghampiri, namun bukan memberi penjelasan
malah mengusir.
"Keluar lho dari kantor saya. Kalian wartawan tidak tahu diri. Saya tidak peduli dengan
kecelakaan kemarin," ujar salah satu staf pria sambil mengacungkan jari kepada awak media,
Jakarta, Rabu (10/7/2013).
Pria bertubuh tegap dan berkulit putih itu menghampiri dan mengajak para wartawan
berduel. Beruntung aksi itu dihentikan oleh petugas keamanan setempat.
Tidak adanya alat keselamatan selama bekerja diakui oleh salah seorang pekerja yang enggan
disebutkan namanya. Padahal, kata pria yang mengenakan baju putih lusuh itu, nyawa
pekerja juga jadi taruhan.
"Nggak pernah dikasih perlengkapan kaya helm atau yang lain selama kerja. Padahal,
urusannya nyawa. Apalagi kerja di tempat tinggi kaya gini," kata pria itu.
Sementara, polisi sudah melakukan pemeriksaan 9 orang dengan status saksi. Namun, belum
ada satu pun yang dijadikan tersangka.
"Masih kita dalami. Di sekitar lokasi jatuhnya pekerja juga sudah dipasang garis polisi,"
ungkap Kanit Reskrim Polsek Cempaka Putih, AKP Supriyadi. (Sul/Frd)
2.1.2 Analisa Kasus
Dari data diatas kecelekaan kerja yang terjadi akibat kelalaian dari manusia yang tidak
menggunakan APD (alat pelindung diri). Pimpinan proyek juga tidak mengingatkan kepada
para pekerja untuk selalu menggunakan APD dan juga tidak mengikuti prosedur yang
berlaku. Dari pengakuan seorang pekerja, dimana para pekerja tidak pernah diberi helm atau
alat pelindung diri yang lain. Padahal pekerjaan ini memiliki resiko yang besar karena para
pekerja bekerja di tempat tinggi.
Kecelakaan ini bisa dihindari jikalau sistem manajemen K3 dilakukan dengan baik
dan benar. Penyebab dasar dari kecelekaan kerja ini adalah pekerja tidak di beri alat
pelindung diri oleh staf proyek/pimpinan proyek. Seharusnya saat para pekerja memasuki
proyek, pekerja harus menggunakan alat pelindung diri seperti, sepatu safety, helm, kacamata
proyek, dll. Supaya para pekerja terhindar dari bahaya kecelakaan kerja.
![Page 7: Study Kasus Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Dedik Indertintualf)](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081804/5695d0791a28ab9b02929a43/html5/thumbnails/7.jpg)
BAB III
KESIMPULAN
Dari pemaparan makalah ini, maka dapat diambil kesimpulan bahwa keselamatan dan
kesehatan kerja adalah suatu hal yang mutlak menekan resiko kecelakaan kerja pada
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
Dari kejadian tersebut dapat diketahui tentang kurangnya kesiapan pekerjaan dalam hal
K3. Seharusnya dalam proyek pembangunan gedung yang berisiko tinggi dalam hal
kecelakaan kerja, dibentuk tim yang menangani tentang K3. Tim tersebut membuat
peraturan-peraturan, larangan, himbauan dalam hal K3 selama berada di lingkup proyek.
Sehingga dapat tercapai peningkatan mutu kehidupan dan produktivitas nasional.