Studi Perencanaan Teknis Irigasi Tambak di Dusun Kepetingan ...
-
Upload
phungtuyen -
Category
Documents
-
view
260 -
download
8
Transcript of Studi Perencanaan Teknis Irigasi Tambak di Dusun Kepetingan ...
STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DUSUN
KEPETINGAN KABUPATEN SIDOARJO
Oksa Ega Hermawan1, Rini Wahyu Sayekti2, Prima Hadi Wicaksono2 1Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya [email protected]
ABSTRAK Tambak merupakan salah satu potensi unggulan di sektor perikanan dan kelautan Kabupaten
Sidoarjo, namun pada Dusun Kepetingan produksi kolam tambak masih kurang maksimal. Hal ini di
sebabkan karena beberapa hal antara lain bentuk kolam tambak yang masih tidak beraturan dan system
jaringan irigasi tambak yang masih merupakan sistem irigasi tradisional. Maka dari itu dalam studi ini
direncanakanlah sistem tambak dari tambak tradisional menjadi sistem tambak semi teknis.
Studi ini difokuskan pada upaya perhitungan pola operasi pintu dengan melihat kebutuhan air tiap
bulannya yang disesuaikan dengan ketinggian pasang surut. Untuk mengetahui kebutuhan air irigasi dan
perencanaan irigasi tambak hal hal yang dilakukan antara lain melakukan uji data hujan, perhitungan
evapotranspirasi, kebutuhan air tambak, merencanakan tinggi tanggul dan mengatur pola operasi pintu.
Dalam studi ini diperoleh Kebutuhan air irigasi maksimum tambak di Dusun Kepetingan
Kabupaten Sidoarjo sebesar 0,278 m3/dt/ha. Elevasi dasar Kolam tambak direncanakan +1,5 m, elevasi
dasar caren +1.3 m dan elevasi tanggul berada pada +4,83 m. Awal tanam pertama dimulai pada bulan
Agustus untuk penebaran bibit udang dan bandeng. Panen pada bulan Januari dan awal tanam ke dua
dimulai pada bulan Februari dan panen pada bulan Juli.
Kata Kunci: Tambak, Irigasi
ABSTRACT Pond is one of the excellent potential in fisheries and marine sectors in Sidoarjo regency, but in
Kepetingan Village pond production is still less than the maximum. This is caused by several things, like
pond shape thast still irregular and pond irrigation network system which is still a traditional irrigation
system. Therefore in this study is planned pond system of traditional into semi-technical system of ponds.
This study focused on the calculation of the operating pattern of the door with a look at the water
needs of each month, adjusted by the height of the tides. To determine the need for irrigation water and
pond planning the method used is by testing the rain data, the calculation of evapotranspiration, water
requirement pond, embankment setting and the pattern for door operation. In this study obtained maximum irrigation water needs of ponds in kepetingan village Sidoarjo
regency is 0.278 m3 / dt / ha. Pond bottom elevation planned +1.5 m, the base elevation +1.3 m and
embankment elevation is at +4.83 m. The first planting began early in August for shrimp and fish seed
stocking. Harvest in January and season twoof planting began in February and harvested in July.
Keywords: Ponds, irrigation
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bandeng dan udang merupakan
produk perikanan yang memiliki nilai
ekonomis tinggi berorientasi
eksport. Tingginya harga bandung dan
udang cukup menarik perhatian para
pengusaha untuk terjun dalam usaha
budidaya tambak. Para pengusaha di
bidang lain yang sebelumnya tidak
pernah terjun dalam usaha budidaya
tambak secara beramai-ramai membuka
lahan baru tanpa memperhitungkan
aturan-aturan yang berkenaan dengan
kelestarian lingkungan sehingga
menimbulkan masalah. Masalah yang
menonjol adalah terjadinya degradasi
lingkungan pesisir akibat dari
pengelolaan yang tidak benar,
Penurunan mutu lingkungan pesisir
akibatnya membawa dampak yang
sangat serius terhadap produktivitas
lahan bahkan sudah sampai pada
ancaman terhadap kelangsungan hidup
kegiatan budidaya
tambak. Permasalahan yang dihadapi
oleh para petambak saat ini sangat
kompleks, antara lain penurunan
produksi yang disebabkan oleh berbagai
penyakit, adanya berbagai pungutan liar
di jalan sampai pada harga pasar yang
tidak stabil.
1.2 Identifikasi Masalah
Potensi tambak merupakan salah
satu potensi unggulan di sektor
perikanan dan kelautan Kabupaten
Sidoarjo. Wilayah tambak terluas
terdapat di Kecamatan Jabon, Sedati dan
Sidoarjo. Dilihat perkembangan sejak
tahun 1998, luas baku tambak di
Kabupaten Sidoarjo tidak mengalami
perubahan hingga tahun 2000. Pada
periode berikutnya, yakni tahun 2001
mengalami penyusutan sebesar 9,30 ha.
Penyusutan tersebut terjadi sebagai
akibat dari perluasan Bandara Juanda.
Meski demikian kondisi tersebut relatif
stabil hingga tahun 2011.
Salah satu daerah yang
berpotensi untuk dikembangkannya
usaha tambak adalah Dusun Kepetingan.
Dengan Luas daerah sekitar 51,75 Ha
serta kondisi tambak yang masih
tergolong tambak sederhana sehingga
hasil panen tambak kurang optimal dan
juga masih terdapat beberapa masalah
lain yang mengakibatkan hasil tambak
kurang maksimal antara lain :
1. Bentuk kolam tambak yang masih
tidak beraturan.
2. Umumnya jaringan irigasi tambak
yang diterapkan adalah jaringan
irigasi tambak sederhana.
1.3 Batasan Masalah
Agar permasalahan lebih terarah
maka dalam penyusunan skripsi ini
dibatasi oleh hal-hal berikut ini :
1. Daerah studi adalah Dusun
Kepetingan Kabupaten Sidoarjo.
2. Dalam studi ini komoditi yang di
tinjau adalah bandeng dan udang.
3. Tidak membahas kerusakan
ekosistim perairan umum.
4. Merencanakan sistem jaringan
irigasi tambak dan dimensi saluran
tambak
5. Tidak membahas transportasi
sedimen dalam saluran.
6. Tidak membahas Rencana
Anggaran Biaya (RAB).
1.4 Rumusan Masalah
Permasalahan yang dapat
dirumuskan sebagai berikut :
1. Berapakah kebutuhan air irigasi
untuk tambak di Dusun Kepetingan?
2. Bagaimanakah perencanaan irigasi
tambak semi teknis di daerah Dusun
Kepetingan?
3. Bagaimanakah proses budidaya pada
tambak di Dusun Kepetingan yang
hasilnya dapat maksimal?
1.5 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari studi
ini, antara lain:
1. Mengetahui perencanaan jaringan
irigasi tambak di Dusun Kepetingan,
Kabupaten Sidoarjo.
2. Mengetahui kebutuhan air irigasi
tambak di Dusun Kepetingan,
Kabupaten Sidoarjo.
3. Mengetahui bagaimana proses
budidaya bandeng dan udang pada
tambak di Dusun Kepetingan
Kabupaten Sidoarjo.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pemilihan Lokasi Kolam Tambak
Secara teknis lokasi tambak yang
baik dan benar sangat berpengaruh
terhadap konstruksi tambak yang akan
dibangun serta biaya operasional
pemeliharaan tambak (Kurniawan,
2012). Faktor teknis yang harus
diperhatikan antara lain adalah
1. Elevasi
2. Jenis Tanah
3. Kesuburan Tanah
4. Kualitas Air
2.2 Jenis-Jenis Irigasi Tambak
Ada beberapa jenis irigasi
tambak yang diterapkan di Indonesia
antara lain Irigasi Tambak Tradisional,
Irigasi Tambak Semi Teknis, dan Irigasi
Tambak Teknis. Masing-masing jenis
tambak ini memiliki ciri-ciri tersendiri
yaitu:
2.2.1. Irigasi Tambak Tradsional
Jaringan irigasi sederhana tambak
dibangun di lahan pasang surut,
umumnya berupa rawa-rawa hutan
bakau, atau rawa-rawa pasang surut
bersemak dan rerumputan. Petakan
tambak pada umumnya mempunyai
saluran keliling (caren) yang lebarnya 5
m - 10 m di sepanjang keliling petakan
sebelah dalam. Di bagian tengah juga
dibuat caren dari sudut ke sudut
(diagonal). Kedalaman caren 30 cm - 50
cm lebih dalam dari bagian sekitarnya
yang disebut pelataran. Bagian pelataran
hanya dapat berisi sedalam 30 cm - 40
cm saja. Di tengah petakan dibuat
petakan yang lebih kecil dan dangkal
untuk mengipuk (menyemaikan) nener
(benih ikan bandeng) yang baru datang
selama 1 bulan.
2.2.2. Irigasi Tambak Semi Teknis
Perbedaan satu-satunya antara
jaringan irigasi tradisional dan irigasi
semiteknis adalah pada jaringan irigasi
semiteknis telah mempunyai saluran
pencampur air asin dan air tawar.
2.2.3. Irigasi tambak Teknis
Jaringan irigasi teknis ini
diterapkan untuk usaha budidaya tambak
madya dan budidaya tambak maju.
Adapun ciri-ciri jaringan irigasi teknis,
yaitu :
1. Saluran pembuang dan saluran
pembawa terpisah
2. Saluran pengambil air asin dan
saluran pengambil air tawar terpisah
3. Pencampuran antara air asin dan air
tawar dilakukan di bak pencampur
4. Petak tersier menerima air payau
dalam jumlah yang sudah terukur
Pada jaringan irigasi teknis
tambak hampir semua bangunan
pelengkap dibuat sesuai dengan
kebutuhan. Disamping petakan
pembesaran diperlukan petak
pendederan (tahap pelepasan atau
penyebaran benih) dengan luas antara
500 m2 - 1000 m2. Bangunan pelengkap
lainnya adalah gudang pendingin (cold
storage), kolam tando dan bak
pencampur.
2.3 Siklus Hidup bandeng dan Udang
2.3.1. Siklus Hidup Bandeng
Ikan bandeng memiliki nama latin
Chanos chanos, merupakan ikan
campuran antara air asin dan air tawar
atau payau. Ikan ini dapat hidup sampai
ke pinggiran dan tengah laut kemudian
secara kontinyu akan kembali ke
perairan dangkal atau tepi pantai untuk
bertelur. Telur
Bandeng
dewasa
Bandeng
Muda
Nener
3 hari
4 minggu
6 minggu
Gambar 2.1. Siklus Hidup Ikan Bandeng
2.3.2. Siklus Hidup Udang
Udang dapat ditemukan di hampir
semua "genangan" air yang berukuran
besar baik air tawar, air payau, maupun
air asin pada kedalaman bervariasi, dari
dekat permukaan hingga beberapa ribu
meter di bawah permukaan.
Udang menjadi dewasa dan
bertelur hanya di habitat air laut. Betina
mampu menelurkan 50.000 hingga 1 juta
telur, yang akan menetas setelah 24 jam
menjadi larva (nauplius). Nauplius
kemudian bermetamorfosis memasuki
fase ke-2 yaituzoea (jamak zoeae). Zoea
memakan ganggang liar. Setelah
beberapa hari bermetamorfosis lagi
menjadi mysis (jamak myses). Mysis
memakan ganggang dan zooplankton.
Setelah tiga sampai empat hari kemudian
mereka bermetamorfosis terakhir kali
memasuki tahap pascalarva: udang muda
yang sudah memiliki ciri-ciri hewan
dewasa. Seluruh proses memakan waktu
sekitar 12 hari dari pertama kali menetas.
Pada tahap ini, udang budidaya siap
untuk diperdagangkan, dan disebut
sebagai benur.
1 hari
2 hari
5 hari4 minggu
4 hari
5 minggu
10 minggu
Gambar 2.2. Siklus Hidup Udang
Vannamei
2.4 Analisa Hidrologi
Analisa hidrologi digunakan untuk
mendapatkan besarnya debit banjir
rancangan dan debit andalan.
2.5 Prasarana Jaringan Irigasi
tambak
2.5.1. Saluran
Saluran pada jaringan irigasi
tambak dibedakan berdasarkan
klasifikasi sebagai berikut:
a. Saluran primer adalah saluran
utama dari jaringan irigasi
tambak yang berfungsi untuk
pemberi atau pembuang.
b. Saluran sekunder adalah cabang
utama dari saluran primer yang
berfungsiuntuk pemberi atau
pembuang.
2.5.2. Pintu Air
2.5.2.1. Pintu Sorong
Pintu sorong dipakai untuk
mengatur tinggi air pada saluran irigasi.
Pengaturan tinggi ini ditentukan
berdasarkan debit masuk serta debit
keluar yang diinginkan agar kelebihan
dan kekurangan air dapat diatur. Pintu
sorong dipakai dengan tinggi maksimum
sampai 3 m dan lebar tidak lebih dari 3
m. Pintu tipe ini hanya digunakan untuk
bukaan kecil, karena untuk bukaan yang
lebih besaralat-alat angkatnya akan
terlalu berat untuk menanggulangi gaya
gesekan pada sponeng.
2.5.2.2. Pintu Skot Balok
Dilihat dari segi konstruksi, pintu
skot balok merupakan peralatan yang
sederhana. Balok-balok profil segiempat
berikuran 20 cm x 1 meter ditempatkan
tegak lurus terhadap potongan segiempat
saluran. Kelebihan pintu skot balok
diantaranya konstruksinya yang
sederhana dan kuat serta biaya
operasinya kecil.
2.5.2.3. Polder
Polder adalah suatu daerah
terututup yang tinggi muka airnya diatur
secara buatan (Sawarendro, 2010:91).
Dengan sistem polder, memungkinkan
pengaturan air secara sempurna dengan
adanya tanggul-tanggul dan pintu-pintu
air untuk mengendalikan lahan dari
pengaruh air yang berasal dari luar.
2.6 Pola Tata Tanam Tambak
Polikultur adalah budidaya yang
dilakukan secara tumpang sari dalam
satu petak tambak antara udang bersama
ikan atau jenis budidaya lain yang dapat
hidup berdampingan antara yang satu
dengan yang lain. Dalam budidaya
campuran bandeng dan udang, dapat
dilakukan dua kali pemeliharaan dalam
satu tahun. Pemeliharaan pertama
dimulai pada awal Mei hingga
petengahan September dan
pemeliharaan kedua dimulai pada
pertengahan Oktober hinga akhir
Februari. Lama pemeliharaannya
masing-masing 4-5 bulan.
Pada musim pemeliharaan
pertama, pekerjaan persiapannya
memerlukan waktu cukup panjang, yaitu
mulai awal Maret hingga akhir April.
Sedangkan pemeliharaan kedua,
pekerjaan persiapannya mulai
pertengahan September hingga
pertengahan Oktober. Berikut adalah
gambar contoh pola tata tanam pada
tambak.
2.7 Kebutuhan Air Tambak
Kebutuhan air irigasi tambak per
ha dihitung dengan menggunakan
persamaan:
IR = Vp + E + P - Reff 𝐴
𝑝
Dengan :
IR = kebutuhan air irigasi di
tambak (lt/dt/ha).
Vp = volume air yang diperlukan
untuk pemeliharaan dalam
tambak (lt/dt/ha).
E = evaporasi (lt/dt/ha).
P = perkolasi (lt/dt/ha).
Reff= curah hujan efektif
(lt/dt/ha).
2.8 HEC-RAS
HEC-RAS merupakan program
aplikasi untuk memodelkan aliran di
sungai, River Analysis System (RAS),
yang dibuat oleh Hydrologic
Engineering Center (HEC) yang
merupakan satu divisi di dalam Institute
for Water Resources (IWR), di bawah US
Army Corps of Engineers (USACE).
HEC-RAS merupakan model satu
dimensi aliran permanen maupun tak
permanen (steady and unsteady one-
dimensional flow model).
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Kondisi Lokasi Studi
Pada Dusun Kepetingan yang
terletak di Kecamatan Buduran tepatnya
di Desa Sawohan Kabupaten Sidoarjo
Propinsi Jawa Timur, memiliki batas
wilayah sebagai berikut:
Sebelah utara berbatasan dengan
Desa Sawohan
Sebelah selatan berbatasan dengan
Desa Sekardangan dan Desa Pesisir
Bromo
Sebelah timur berbatasan
dengan Selat Madura
Sebelah barat berbatasan dengan
Desa Sekardangan dan Desa
Pucang Anom
3.2 Data Yang Digunakan
Berikut adalah data-data
yangdiperlukan dalam perhitungan dan
analisa studi:
1. Data Curah Hujan
Data curah hujan yang
digunakan pada studi ini
diperoleh dari stasiun sidoarjo di
Desa Pulungan Kecamatan
Sedati Kabupeten Sidoarjo tahun
2001 sd 2013.
2. Data Klimatologi
Data klimatologi yang
digunakan pada studi ini
diperoleh dari Stasiun
meteorologi Juanda di Desa
Sedati Kecamatan Sedati
Kabupaten Sidoarjo tahun 2013.
3. Data Pasang Surut
Data pasang surut
diambil di sungai kepetingan.
4. Data Eksisting Saluran Tambak
3.3 Tahapan Penyelesaian
Dalam penyelesaian studi ini
sehingga dapat mencapai maksud dan
tujuan yang di harapkan, maka tahapan
perhitungan dan analisa yang dilakukan
dalam studi ini adalah sebagai berikut:
1. Uji Data Hujan
a. Uji Homogenitas dilakukan
dengan menggunakan metode
RAPS (Rescaled Adjusted
Partial Sums).
b. Uji abnormalitas
Uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah data
maksimum dan minimum dari
rangkaian data yang ada layak
atau tidak. Uji yang digunakan
adalah uji Inlier-Outlier.
c. Uji Kesesuaian Distribusi
2. Perhitungan evapotranspirasi
Perhitungan evapotranspirasi
menggunakan metode Penman
Modifikasi
3. Perhitungan kebutuhan Air
Tambak
4. Perencanaan tinggi tanggul dan
elevasi dasar tambak
5. Analisa dengan Hec-Ras
Dengan menggunakan program
hec-ras dapat dimodelkan
bagaimana bentuk slauran dan
kolam tambak yang telah
direncanakan.
Data
Tambak
Mulai
Data Curah
Hujan
Data
Pasang
Surut
Data
Klimatologi
Perhitungan
Evapotranspirasi
Kebutuhan Air Irigasi Tambak
Perencanaan Pola Operasi Pintu
Kesimpulan
Selesai
Data
topografi
Memenuhi
Desain Tanggul
Tidak
Ya
Uji Homogenitas
Uji Abnormalitas
Analisa Frekuensi
Elv. Tanggul & Saluran Terhadap
Elv. Muka Air
Uji Kesesuaian
Distribusi
Diterima
Tidak
Perhitungan Curah
Hujan Rancangan
Analisa dengan Hec-ras
Gambar 3.1. Diagram Alir
Pengerjaan Skripsi
4. PEMBAHASAN
4.1 Kebutuhan Air Tambak
Perhitungan kebutuhan air irigasi
tambak untuk Bulan September
sebagai berikut:
1. Evaporasi (E) = 8,977mm/hari
= 1,039 lt/dt/ha
2. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Dinas Pertanian
dan Perkebunan Sidoarjo, 1998,
wilayah timur Sidoarjo (sekitar
pantai) mempunyai jenis tanah
aluvial hidromorf, yang dicirikan
oleh air tanah dangkal. Tanah ini
merupakan hasil endapan muara
sungai, sehingga bertekstur
lempung berlumpur (silty loam)
(Hardaningrum F, dkk, 2005).
Besarnya perkolasi (P) untuk
jenis tanah silty loam adalah 2
mm/hari.
P = 2 mm/hari = 64,8
2= 0,231
lt/dt/ha
3. Curah Hujan Efektif (Reff)
Reff = 0 mm/bln = 0 mm.hari = 0
lt/dt/ha dikarenakan pada bulan
September tidak terjadi hujan.
4. Waktu pengisian Air
Berdasarkan perhitungan
menggunakan skot balok untuk
memenuhi kebutuhan air pada
bulan September pada per Ha
dengan ketinggian 10 cm dalam
kurun waktu jam.
5. Volume air yang diperlukan
untuk pemeliharaan udang dan
bandeng per Ha dengan
kedalaman 10 cm (berdasarkan
pola tata tanam udang dan
bandeng gambar 4.1) dan dengan
waktu pengisian selama 1 jam
sebesar:
Vp = volume m3/1 jam
Vp = 1000 m3/1 jam
Vp = 277,7 lt/dt/ha
6. Kebutuhan air irigasi di tambak
sebesar :
IR = Vp + E + P - Reff
= 277,7 + 1,039 + 0,231
– 0
= 278,97 lt/dt/ha
= 0,278 m3/dt/ha
Tabel 4.1. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi Tambak
4.2 Pintu Skot Balok
Dengan menggunakan skot balok saat
tinngi air pada kolam tambak sudah
terpenuhi maka saluran akan langsung di
tutup sehingga pemberian air dapat
dibatasi. Berikut adalah perhitungan
debit menggunakan pintu skot balok.
𝑄 = 𝐶𝑑 . 𝐶𝑣 . 2
3 . √
2
3 𝑔 . 𝑏 . ℎ11,5
Dimana:
Cd = koefisien debit
Cv = koefisien kecepatan
datang
g = percepatan gravitasi,
m/s2 (9,8)
b = lebar normal, m
h1 = kedalaman air diatas
skot balok, m
Direncanakan:
Dasar tambak berada pada
elevasi +1,5.
Awal tanam pada Bulan
Agustus.
Karena pada Bulan Agustus
adalah penyiapan lahan
maka kolam tambak masih
belum memerlukan air.
Perhitungan pintu skot balok
dimulai pada bulan
september dikarenakan pada
bulan september kolam
tambak memerlukan air
setinggi 10cm.
No Uraian Satuan Agust Sep Okt Nop Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Evaporasi (E) mm/hari 7.709 8.977 9.474 6.572 6.180 6.396 6.034 6.398 4.689 4.233 3.666 4.657
lt/dt/ha 0.892 1.039 1.097 0.761 0.715 0.740 0.698 0.740 0.543 0.490 0.424 0.539
2 Perkolasi (P) mm/hari 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000
lt/dt/ha 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231 0.231
3 Curah Hujan Effektif (Reff) mm/bln 0.000 0.000 0.000 130.000 57.000 401.000 482.000 467.000 69.000 22.000 21.000 0.000
mm/hari 0.000 0.000 0.000 4.333 1.839 12.935 17.214 15.065 2.300 0.710 0.700 0.000
lt/dt/ha 0.000 0.000 0.000 0.502 0.213 1.497 1.992 1.744 0.266 0.082 0.081 0.000
4 Keb. Air untuk pemeliharaan m3/ha 0.000 1000.000 3000.000 4000.000 5000.000 6000.000 6000.000 3000.000 4000.000 5000.000 6000.000 6000.000
Bandeng dan Udang(V) lt/dt/ha 0.000 277.778 833.333 1111.111 347.222 277.778 277.778 138.889 1111.111 1388.889 1666.667 1666.667
5 Keb. Air Irigasi di Tambak (IR) lt/dt/ha 1.124 279.048 834.661 1111.602 347.956 277.252 276.715 138.117 1111.619 1389.528 1667.241 1667.437
m3/dt/ha 0.001 0.279 0.835 1.112 0.348 0.277 0.277 0.138 1.112 1.390 1.667 1.667
Sumber : Hasil Perhitungan Q
Tinggi skot balok yang
dipasang 0,2 m.
Jumlah skot balok yang
dipasang sebanyak 2 buah.
Nilai Koefisien debit (Cv)
diatas Skot Balok potongan
segi empat = 1 (Kriteria
perencanaan – Bangunan)
Lebar pintu skotbalok
dirancanakan 1m.
Gambar 4.1. Layout Lokasi Studi di Dusun Kapetingan
Gambar 4.2. Pola Tata Tanam Tambak
Tabel 4.2. Tinggi Kebutuhan dan waktu pengisian Air Kolam Tambak perpetak
perbulan
Keterangan:
H : Tinggi kebutuhan Air (cm)
T : Waktu yang diperlukan (jam)
4.3 Kualitas Air
Uji kualitas air di Sungai
Kepetingan dilakukan di dua tempat
yaitu Sungai Kepetingan Hulu ( Dusun
Kepetingan) dan Sungai Kepetingan
Hilir (Dusun Karang Gayam).
Kadar garam untuk pemeliharaan
ikan bandeng berkisar antara 0-35 permil
yang terbaik adalah 5-25 permil (Dinas
Perikanan Daerah Propinsi Daerah
Tingkat I Jawa Timur, Surabaya).
Tebel 4.3. Hasil Uji Kualitas Air di Sungai Kepetingan
No Paramater Satuan Hasil Batas Syarat Spesifikasi Metode Memenuhi Tidak
1 Alkalinitas mg/l 140 >50 Test Kit 0 -
2 NH3 mg/l 0.061 0.05-0.10 IKM/5.4.11/ BPBAP (Spektrofotometrik)
0 -
3 NO2 mg/l 0.249 0.01-0.05 Spektrofotometrik - 0
4 H2S mg/l 0.031 0.011 Spektrofotometrik - 0
5 PO4 mg/l 0.55 0.05-0.50 Spektrofotometrik - 0
6 TOM mg/l 15.168 <55 Titrimetrik - 0
5. KESIMPULAN
Pada studi tentang perencanaan
tambak teknis irigasi tambak di Dusun
Kepetingan Kabupaten Sidoarjo ini
didapat Hasil Sebagai berikut:
H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T
Petak 1 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Petak 2 0 0 10 6 30 2 40 3 50 5 60 5 60 7 30 6 40 3 50 9 60 6 60 5
Petak 3 0 0 10 4 30 1 40 1 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Petak 3a 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 8 60 6 60 5
Petak 4 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 7 60 6 60 5
Petak 5 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 2 40 2 50 7 60 6 60 5
Petak 6 0 0 10 5 30 1 40 1 50 3 60 4 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 6a 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 7 60 6 60 4
Petak 7 0 0 10 4 30 2 40 1 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 8 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 7 30 4 40 2 50 8 60 6 60 5
Petak 9 0 0 10 5 30 2 40 1 50 3 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 9a 0 0 10 4 30 1 40 1 50 4 60 4 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Juni JuliAgustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Meisekunder 1
H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T H T
Petak 1 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Petak 2 0 0 10 6 30 2 40 3 50 5 60 5 60 7 30 6 40 3 50 9 60 6 60 5
Petak 3 0 0 10 4 30 1 40 1 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Petak 3a 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 8 60 6 60 5
Petak 4 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 7 60 6 60 5
Petak 5 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 2 40 2 50 7 60 6 60 5
Petak 6 0 0 10 5 30 1 40 1 50 3 60 4 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 6a 0 0 10 4 30 2 40 2 50 4 60 5 60 6 30 3 40 2 50 7 60 6 60 4
Petak 7 0 0 10 4 30 2 40 1 50 4 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 8 0 0 10 5 30 2 40 2 50 4 60 5 60 7 30 4 40 2 50 8 60 6 60 5
Petak 9 0 0 10 5 30 2 40 1 50 3 60 5 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 5
Petak 9a 0 0 10 4 30 1 40 1 50 4 60 4 60 5 30 2 40 2 50 7 60 5 60 4
Juni JuliAgustus September Oktober November Desember Januari Februari Maret April Meisekunder 1
1. Kebutuhan air irigasi maksimum
tambak di Dusun Kepetingan
Kabupaten Sidoarjo sebesar
0,278 m3/dt/ha.
2. a. Sistim perencanaan yang
digunakan adalah sistem irigasi
semi teknis dimana saluran
irigasi dan saluran pembuang
menjadi satu dikarenakan
keterbatasaan lahan tambak serta
posisis lahan tambak yang sangat
dekat sekali dengan
pantai. Elevasi dasar Kolam
tambak direncanakan +1,5 m,
elevasi dasar caren +1.3 m dan
elevasi tamggul berada pada
+4,83 m.
b. Pintu air yang digunakan
adalah pintu air skot balok untuk
di setiap petakan tambak, pintu
ini digunakan untuk mengatur
tinggi muka air yang akan masuk
dan keluar tambak.
c. Pola operasi pintu
dimaksudkan untuk mengatur
kebutuhan air pada kolam
tambak berdasarkan pada tinggi
air perbulannya yang dibutuhkan
untuk perkembangbiakan
komoditi dalam kolam tambak
pada pola tata tanam tambak.
3. Awal tanam pertama dimulai
pada bulan Agustus untuk
penebaran bibit udang dan
bandeng. Panen pada bulan
Januari dan awal tanam ke dua
dimulai pada bulan Februari dan
panen pada bulan Juli.
6. SARAN
Adapun saran-saran yang dapat
diberikan terkait studi akhir ini adalah
sebagai berikut :
1. Pengetahuan tentang pola tata
tanam tambak perlu di
sosialisasikan pada para petani
tambak, diantaranya tentang
pemberian pestisida, pupuk dan
pakan tambahan pada tambak.
2. Perlu adanya pemeliharaan
berkala pada saluran, pintu dan
kolam tambak agar kondisinya
tetap baik.
3. Untuk parameter yang tidak
mamanuhi sayarat batas seperti ,
NH3, NO2, dan H2S dapat di
tangani dengan beberapa cara
antara lain pembuatan Jalon,
pemberian bakteri probiotik,
penerapan polikultur (bandeng,
udang dan rumput laut),
pengeringan tambak serta
pemberian jara antara tebar
hingga panen.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1986. Standar Perencanaan
Irigasi ( Kriteria Perencanaan
03 Bagian Saluran) ..Bandung :
CV Galang Persada.
Anonim. 2010, HEC-RAS River
Analysis System, Hydraulic
Reference Manual, Version 4.1,
January 2010, U. S. Army
Cormps of Engineers, Davis,
CA.
Anonim. 2011. Pedoman Operasi dan
Pemeliharaan Jaringan Irigasi
Tambak. Jakarta: Menteri
Pekerjaan Umum.
Anonim. 2012. Sistem Drainase
Pekotaan. Jakarta: Kementrian
Pekerjaan Umum.
Anonim. 2013. Sidoarjo Dalam Angka.
Sidoarjo: BPS.
Chow, Ven Te., Maidment, D., &
Mays, L. 1988. Applied
Hidrology. Singapore: McGraw-
Hill Book Co.
Chow, Ven Te. 1989. Hidrolika Saluran
Terbuka. Jakarta: Erlangga
Fitria, P & Retnaningsih, Y. 2006.
Penanggulangan Genangan di
Hulu Bendung Kalialang Sungai
Gangsa Tegal, Brebes. Skripsi.
Semarang: Universitas
Diponegoro.
Hardaningrum, F., Taufik ,M., & Muljo
B. 2005. Analisis Genangan Air
Hujan di Kawasan Delta
Dengan Menggunakan
Penginderaan Jauh Dan SIG.
Jurnal dalam Perteman Ilmiah
Tahunan MAPIN XIV.
Gedung Rektorat lt. 3
Kampus Institut Teknologi
Sepuluh Nopember Surabaya, 14
– 15 September 2005.
Hadisusanto, Nugroho. 2010. Aplikasi
Hidrologi. Malang: Jogja
Mediautama
Harto, Sri. 1993. Analisa Hidrologi.
Jakarta: PT Gramedia.
Karunia,Y. 2013. Studi Perencanaan
Tata Air Daerah Irigasi Rawa
Desa Mengkatip Kecamatan
Dusun Hilir Kabupaten Barito
Selatan Provinsi Kalimantan
Tengah. Skripsi tidak
dipublikasikan. Malang:
Universitas Brawijaya.
Montarcih, L. 2010. Hidrologi Praktis.
Bandung: CV Lubuk Agung.
Mudjiman, A. 1983. Budidaya Bandeng
di Tambak. Jakarta: PT Penebar
Swadaya.
Sawarendro. 2010. Sistem Polder &
Tanggul. Yogyakarta: ILWI
Setiawan, H & Sidabutar, J. 2007.
Perencanaan Jaringan Irigasi
Tambak Memanfaatkan Pasang
Surut Air Laut di Kali Tenggang
Kecamatan Genuk Kota
Semarang. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
Soemarto, CD. 1987. Hidrologi Teknik.
Surabaya: Usaha Nasional.
Soeseno, Slamet.1987. Budidaya Ikan
dan Udang Dalam Tambak.
Jakarta: PT Gramedia.
Sawarendro. 2010. Sistem Polder &
Tanggul. Yogyakarta: ILWI
Triatmodjo, B. 1999. Teknik Pantai.
Yogyakarta: Beta Offset.
Triono. 1987. Studi Perencanaan
Jaringan Irigasi Tambak Udang
di Kecamatan Pamanukan,
Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Skripsi tidak dipublikasikan.
Malang: Universitas Brawijaya.
Wibowo, P., Ch. E. Nirarita, S. Susanti,
D. Padmawinata, Kusmarini,
M.Syarif, Y. Hendriani,
Kusniangsih, L. br. Sinulingga.
1996. Ekosistem Lahan Basah
Indonesia: Buku Panduan untuk
Guru dan Praktisi Pendidikan.
Wetlands International –
Indonesia Programme. Bogor.
STUDI PERENCANAAN TEKNIS IRIGASI TAMBAK DI DUSUN
KEPETINGAN KABUPATEN SIDOARJO
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh :
OKSA EGA HERMAWAN
NIM. 105060404111001-64
KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN PENGAIRAN
MALANG
2015